Johannessimatupang’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

MEP (S1 pagi dan Program Ekstension)


Halaman ini dimaksudkan untuk peserta Metode Penelitian Pemasaran dengan dosen: 1) Dr. Johannes, S.E., M.Si dan 2) Dr. Ade Octavia, S.E., M.M.  Ketentuan  yang harus diketahui oleh peserta. Selain untuk kebutuhan S1 pagi, halaman ini juga diperuntukkan untuk Program Ekstension

1) Pertemuan pertama (8) kali  akan dilaksanakan oleh Ibu Ade, kemudian selesai midsemester akan di laksanakan bersama dg Pak. Jo.  Ketentuan ini berlaku  untuk  semua peserta MEP  baik pagi maupun sore (Ekstensi).

2) Peserta diwajibkan mengunduh dan mengunggah bahan kuliah dan   tugas yang sesuai dengan perkuliahan  pada halaman ini saja.

3)Pada perkuliahan dg pak Jo, peserta akan latihan bersama melakukan  riset  bersama dimana topik dan judul akan ditentukan selama kuliah.

Selanjutnya seluruh  materi kuliah dapat diunduh peserta  dari halaman ini, silahkan diunduh GBPP perkuliahan MEP Pemasran  berikut.

Penugasan  Metode Penelitian Pemasaran terdiri dari dua: 1) Menyiapkan Small Project Bersama dan 2)  Tugas individu peserta, menyusun proposal  tentatif untuk dijadikan   proposal skripsi.  Dalam kaitannya dg poin (2) bagi yang  menyiapkan proposal dan mendapat persetujuan dari dosen pengampu akan diberi nilai lebih.

Adapun Materi kulliah yang akan disampaikan dalam pertemuan-pertemuan terakhir adalah: 1)  Sampling, 2) Menyusun Kuesioner, 3)  Mengolah data, 4)  Menulis Laporan Penelitian.  Harus diketahui seluruh peserta sudah harus mengunduh materi kuliah sebelum perkuliahan dimulai. SUKSES MENYERTAI ANDA.

SAP MEP Pemasaran (September 2009)

malhotra11 (Sampling)

malhotra10 (Kuesioner)

malhotra14 (Penyiapan data)

Catatan Kemajuan Perkuliahan.

1) Untuk kepentingan penelitian dalam  Small Project, kedua kelas pagi dan ekstensi harus sudah menyiapkan list penguna IM3 dan XL.

2) Sebagai bahan pembanding  tentang kuesioner dan laporan penelitian yang masih bersifat draft, semua peserta diwajibkan membaca dan berkontribusi terhadap perbaikan  bacaan berikut. Setiap  komentar dan kontribusi postif terhadap tiga  tulisan ini akan dinilai untuk peserta MEP di pagi dan sore. SUKSES SELALU.

1) Kuesioner Contoh Kuesioner (Perilaku Konsumen Terhadap Pola Hidup Hemat Enerji) Januari 2009

2) Draft laporan dan daftar isi

Laporan (Perilaku Konsumen Rumah Tangga dalam Pola Hidup Hemat Enerji) Desember 2009

Laporan d-isi (Perilaku Konsumen Terhadap Pola Hidup Hemat Enerji) Desember 2009

3) Draft Kuesioner   akan turun ke lapangan

Kuesioner (Analisis Manfaat dan Biaya XL dan IM3) Januari 2010

4) Sampling Frame

Daftar (Sampling Frame) Risent Telefon Seluler 2010

Catatan. Dari hasil penelusuran diketahui bahwa  komposisi pengguna tidak proporsioanl antara Ekstensi dan Pagi.

5) Kuesioner Final Penelitian, silahkan diunduh untuk S1 pagi dan Sore.

Kuesioner (Analisis Manfaat Simcard XL dan IM3) Januari 2010 final

September 27, 2009 - Posted by | Bahan Ajar, Manajemen Pemasaran Lanjutan, metode penelitian, penelitian pemasaran

161 Komentar »

  1. Nama : Doly Satya Nasution

    NIM : ERC1B007059

    Fakultas / jurusan : Ekonomi / manajemen

    Tugas manajemen stratejik

    1. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
    adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
    CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang

    2. Tanggung Jawab Sosial PT. Indosat

    Kegiatan pemberdayaan masyarakat lebih dibutuhkan karena akan membuat kehidupan menjadi meningkat dan lebih baik.
    Lebaran telah usai. Jutaan masyarakat dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia telah meninggalkan kampung halamannya untuk kembali bekerja dan mencari nafkah di Ibu Kota. Ritual dan tradisi tahunan itu pun telah usai.
    Pulang kampung atau mudik memang telah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia sejak lama untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Momen ini dinilai sangat penting untuk merajut kembali jalinan silaturahmi dengan keluarga, sanak saudara, dan teman di kampung halaman. Untuk bisa mudik, banyak orang yang harus rela menempuh perjalanan jauh dengan risiko yang besar.
    Budaya itu pun lalu mendorong sejumlah perusahaan di Indonesia menangkap spirit mudik dengan membuat berbagai program yang bisa membantu para pemudik. Antara lain program mudik gratis. Ini menjadi kegiatan tahunan yang menjadi salah satu program tanggung jawab sosial (CSR) mereka.
    Beberapa perusahaan yang rutin menyelenggarakan mudik gratis antara lain PT Sido Muncul, Indofood, PT Holcim, PT Indocement Tunggal Prakarsa, BRI, BNI, BTN, Teh Sariwangi, PT Bintang Toejoe, PT Sinde Budi Sentosa, serta operator selular Axis dan Indosat dan lainnya.
    Program mudik tersebut, kata Sekjen Corporate Forum for Community Development (CFCD), Iskandar Sembiring, boleh-boleh saja dilakukan. Itu menjadi salah satu bentuk kepedulian kalangan dunia usaha terhadap masyarakat.
    Namun yang terpenting justru adalah pasca mereka kembali lagi ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya setelah Idul Fitri. ”Yang terpenting menurut saya adalah bagaimana setelah kembali ke Jakarta, masyarakat bisa lebih diberdayakan. Kalau mereka pedagang jamu misalnya, bagaimana mereka diberdayakan dalam proses pemasarannya sehingga usahanya lebih maju dan berkembang. Jadi tidak hanya sekadar mudik gratis,” ungkap Iskandar kepada Republika, pekan lalu.
    Menurut Iskandar, program mudik gratis adalah kegiatan charity yang termasuk bagian dari community development (comdev) yang merupakan salah satu dari tujuh komponen CSR. Selain charity, komponen comdev lainnya antara lain adalah community empowerment atau pemberdayaan masyarakat.
    Kegiatan pemberdayaan masyarakat lebih dibutuhkan oleh masyarakat karena akan membuat kehidupan mereka menjadi meningkat dan lebih baik. Ini beda dengan charity yang dampaknya ke masyarakat tidak bersifat jangka panjang.
    ”Secara eksternal, program mudik gratis memang berdampak positif kepada perusahaan dari sisi imej perusahaan. Dengan kegiatan itu maka imej mereka sebagai perusahaan yang peduli pada rakyat kecil akan terbentuk. Namun sekali lagi, itu perlu dibarengi dengan upaya pemberdayaan agar mereka tidak menjadi tergantung kepada perusahaan atau pihak lain,” imbuh Iskandar.
    Jadi, tuturnya, setelah Lebaran seleasi, kalangan dunia usaha perlu menciptakan program-program yang sifatnya lebih memberdayakan masyarakat menengah ke bawah. Misalnya pemberdayaan di bidang ekonomi. Program semacam itu, sangat dibutuhkan oleh masyarakat menengah ke bawah karena bisa merubah taraf kehidupan mereka.
    Pelopor
    Program mudik gratis mulai dilakukan pada 1989 silam. Produsen jamu PT Sido Muncul adalah yang memelopori kegiatan ini. Saat itu, perusahaan asal Semarang ini memfasilitasi para klien, penjual jamu gendong dan distributor produk mereka, untuk pulang kampung secara gratis ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    Kegiatan tersebut lalu diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Bahkan kalangan partai politik juga tercatat pernah mengadakan aksi serupa. Tujuan kegiatan ini adalah membantu masyarakat menengah ke bawah mendapatkan transportasi yang mudah dan murah untuk pulang ke kampung halamannya.
    PT Indosat Tbk (Indosat) misalnya, telah menyelenggarakan mudik gratis sejak beberapa tahun lalu. Tahun ini pun mereka kembali mengadakan program Mudah Mudik 2009 untuk pelanggan dan frontliner melalui pesawat, kereta api, mobil dan bus yang dilaksanakan 18-19 September 2009.
    Sebagai bentuk apresiasi kepada para frontliner (FMC: Frontliner Mentari-Matrix-IM3 Club) sebagai mitra outlet, Indosat menyediakan 10 Bus Jalur Selatan (Bandung/Rancaekek-Tasik/Ciamis-Purworejo-Yogya-Solo-Madiun-Mojokerto-Surabaya ) dan 17 Bus Jalur Utara (Cirebon/Indramayu-Tegal-Semarang-Lamongan-Surabaya).
    Tercatat 1.400 orang FMC ikut program ini. Bagi setiap pemudik utama (FMC) akan mendapatkan fasilitas berupa uang saku Rp 150 ribu, T-shirt dan merchendise. Tidak hanya itu, selama dalam perjalanan setiap bus akan didampingi oleh satu orang Liaison Officer (LO) yang bertugas menjamin keamanan dan kelancaran pemudik.
    Chief Sales Officer PT Indosat Tbk, Syakieb Sungkar, mengatakan, untuk mudik dengan kereta api Indosat menyediakan 384 tiket dengan tujuan akhir Surabaya. Sedangkan mudik dengan pesawat, Indosat menyiapkan 150 tiket dengan tujuan Padang, Medan, dan Semarang.
    Untuk menambah kenyamanan para pemudik, Indosat juga menyediakan 138 posko mudik di berbagai jalur utama mudik nasional di Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
    Sementara itu, PT Bank BNI menganggarkan dana sebesar Rp 4 miliar untuk program mudik gratis bagi para nasabahnya tahun ini. Bank plat merah ini menyediakan 112 bus mudik. Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo, mengungkapkan, program ini adalah bentuk apresiasi kepada nasabah. Tahun ini pihaknya memberangkatkan 6.000 nasabah menggunakan 112 bus dengan tujuan delapan kota di Jawa, yaitu Cirebon, Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya dan Malang serta Lampung (Sumatera). Selain lewat bus, BNI juga menyediakan 800 tempat duduk kereta api eksekutif. ”Program mudik gratis ini sudah dilakukan lima kali. Dan setiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah pesertanya,” ujarnya. anjar famiarto

    3. Hubungan antara tanggung jawab sosial dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
    Sebagai bentuk komitmen Indosat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, Indosat telah melaksanakan berbagai progam yang kami harapkan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.

    Corporate Social Responsibility yang kami lakukan tidak terbatas hanya pada pengembangan dan peningkatan kualitas masyarakat pada umumnya, namun juga menyangkut tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Kepedulian terhadap pelanggan, pengembangan Sumber Daya Manusia, mengembangkan Green Environment serta memberikan dukungan dalam pengembangan komunitas dan lingkungan sosial. Setiap fungsi yang ada, saling melengkapi demi tercapainya CSR yang mampu memenuhi tujuan Indosat dalam menerapkan ISO 26000 di perusahaan.

    Penerapan CSR Indosat mencakup 5 inisiatif, yang dilakukan secara berkesinambungan yaitu:

    Organizational Governance

    Penerapan tata kelola Perusahaan terbaik termasuk mematuhi regulasi dan ketentuan yang berlaku, berlandaskan 5 prinsip: transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, interpendensi dan kesetaraan.

    Consumer Issues
    Menyediakan dan mengembangkan produk dan jasa telekomunikasi yang memberikan manfaat luas bagi pemakainya, layanan yang transparan dan terpercaya.

    Labor Practices
    Mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan antara Perusahaan dan karyawan serta pengembangan sistem, organisasi dan fasilitas pendukung sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi Perusahaan.

    Environment
    Mengembangkan budaya Peduli lingkungan termasuk upaya-upaya nyata untuk mengurangi penggunaan emisi karbon dalam kegiatan perusahaan.

    Community Involvement
    Ikut mengembangkan kualitas hidup komunitas dalam hal kualitas pendidikan sekolah dan olahraga, kualitas kesehatan, serta ikut serta dalam mendukung kegiatan sosial komunitas termasuk bantuan saat bencana/musibah.

    CSR Goal Indosat
    Bertumbuh, mematuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku serta Peduli kepada masyarakat.

    Program CSR di tahun 2008 memiliki tema khusus “Indosat Cinta Indonesia”, yang kemudian pada tahun 2009, tema CSR Indosat berkembang menjadi “Satukan Cinta Negeri” sebagai bentuk refleksi komitmen dan tanggungjawab Indosat sebagai perusahaan di Indonesia yang Peduli atas kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, serta upayanya untuk senantiasa berkarya, memberikan manfaat, serta mengajak peran serta seluruh stakeholder untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik, yang merupakan terjemahan dari keinginan masyarakat pada umumnya untuk terlibat secara aktif dalam berbagai program sosial Indosat.

    Doly, menurut anda program indosat untuk CSR mudik bersama apakah sesuai dengan bisnis inti Indosat?

    Komentar oleh doly satya nasution | Oktober 27, 2009 | Balas

  2. Nama : M. Rifnal Arwan
    Nim : ERC1B007064
    Tugas : Manajemen Stratejik
    Jurusan Ekonomi Manajemen Prog. Ekstensi

    1. Pengertian Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
    Saat ini belum ada definisi CSR yang secara universal diterima oleh berbagai lembaga. Beberapa definisi CSR di bawah ini menunjukkan keragaman pengertian CSR menurut berbagai organisasi:
    • World Business Council for Sustainable Development: Komitmen berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.
    • International Finance Corporation: Komitmen dunia bisnis untuk memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang baik bagi bisnis maupun pembangunan.
    • Institute of Chartered Accountants, England and Wales: Jaminan bahwa organisasi-organisasi pengelola bisnis mampu memberi dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, seraya memaksimalkan nilai bagi para pemegang saham (shareholders) mereka.
    • Canadian Government: Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan social ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang.
    • European Commission: Sebuah konsep dengan mana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap social dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan.
    • CSR Asia: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, social dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders

    Menurut saya CSR adalah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

    2. Tanggung Jawab Sosial PT. Indofood

    PT Indofood bantu anak kurang gizi di Sumatra Barat
    Waikabubak, PK — PT Indofood Sukses Makmur menyerahkan bantuan alat timbang, makanan bergizi, kartu menuju sehat (KMS) dan baju kaos Indofood kepada 40 posyandu yang tersebar di wilayah Kecamatan Lamboya, Kota Waikabubak dan Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat. Penyerahan bantuan dipusatkan di Kampung Mude, Desa Kabukarudi, Kecamatan Lamboya.

    Bantuan diserahkan Wakil Kepala Divisi Personalia PT Indofood Sukses Makmur, Frans A Toisuta, kepada Bupati Sumba Barat, Drs. Julianus Pote Leba, M.Si, di Kampung Mude, Desa Kabukarudi, Kecamatan Lamboya, Kamis (22/9).

    Wakil Kepala Divisi Personalia PT Indofood, Frans Toisuta, dalam sambutannya mengatakan, bantuan yang diberikan dalam rangka membantu meringankan beban masyarakat dan Pemkab Sumba Barat karena makin banyak balita yang terancam busung lapar atau rawan gizi. Kondisi ini membuat PT Indofood terpanggil menjalankan misi kemanusiaan sebagai wujud nyata kepeduliannya terhadap kondisi kehidupan masyarakat Sumbar.

    Frans mengakui, sebelum menurunkan bantuan, pihaknya telah mengirim tim ke daerah ini pada bulan Agustus untuk survei daerah yang paling memerlukan bantuan agar bantuan tepat sasaran. Dalam survei tim menemukan daerah yang anaknya pa- ling banyak balita kekurangan gizi yakni Kecamatan Lamboya, diikuti Kota Waikabubak dan Kecamatan Loli.

    Berdasarkan hasil survei tim, kata Frans, pihaknya membangun kerjasama dengan Dinas Kesehatan Sumbar menyelenggarakan Program Peduli Sosial PT Indofood guna mendorong upaya revitalisasi 40 posyandu di tiga kecamatan tersebut.

    Sebagai wujud dukungan, ungkap Frans, pihaknya langsung turun ke daerah menyerahkan bantuan bagi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi. Bantuan berupa: perlengkapan posyandu dari timbangan bayi, timbangan gantung balita, kartu menuju sehat (KMS) 5.000 lembar, baju kaos kader posyandu 200 lembar. Selain itu, diserahkan produk makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan marie roti untuk keperluan selama tiga bulan ke depan bagi 1.250 balita di 40 posyandu.

    Menurut Frans, pemberian bantuan merupakan upaya Indofood membantu menghidupkan kembali posyandu di wilayah yang dirasa memerlukan kehadiran posyandu. Dengan pemberian bantuan makanan tambahan tiga bulan ke depan, Frans berharap ibu-ibu rajin mendatangi posyandu terdekat selain mendapatkan makanan pendamping juga memeriksakan kesehatan anak balita secara rutin.

    Dikatakan, dukungan Indofood dalam merevitalisasi 40 posyandu di Sumbar merupakan pilot project yang nantinya akan dikembangkan ke tempat lain di Indonesia yang juga banyak terdapat bayi yang kekurangan gizi. Sebagai wujud tanggungjawab sosial terhadap penyiapan generasi mendatang, bulan November PT Indofood Bogasari Flour Mills merencanakan menyelenggarakan simposium nasional penganekaragaman pangan dengan tema: Konstruksi Sosial Penanganan dan Pencegahan Busung Lapar. Tujuan simposium untuk membahas serta mensosialisasikan hasil kajian dan pemikiran tentang bagaimana bentuk konstruksi sosial yang dapat diwujudkan guna mengatasi busung lapar dan masalah gizi dengan alternatif penganekaragaman pangan.
    3. Apakah tanggungjawab social berhubungan dengan prinsip tatakelola perusahaan yang baik?
    Menurut saya Hubungan antara tanggung jawab sosial dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik sangatlah erat karena apabila CSR telah menuai manfaat yang baik bagi masyarakat sekitar maupun daerah lain itu berarti prinsip tata kelola perusahaan yang baek telah dilaksanakan pula.
    Sekian, apabila ada kekurangan mohon maaf sebelumnya

    Rifnal, CSR yg anda jelaskan sepertinya khusus untuk kasus Gempa, lantas seandainya tidak ada gempa seperti apa CSR Indofood? Pilih CSR yg sesuai dengan bisnis inti perusahaan.

    Komentar oleh M. Rifnal Arwan | Oktober 29, 2009 | Balas

  3. Nama : Ivan Sutopo
    Nim : ERC1B007051
    Tugas : Manajemen Stratejik
    Jurusan Ekonomi Manajemen Ekstensi

    1. Pengertian Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
    CSR adalah komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya.

    2. Tanggung Jawab Sosial PT. Indofood

    Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan atau yang belakangan sering disebut corporate social responsibily (CSR), PT Sido Muncul (SM) kembali menyelanggarakan program Mudik Lebaran gratis bagi pedagang jamu dan asongan. Tahun ini merupakan kali kelima belas bagi SM dalam menyelenggarakan program yang sama. “Kami turut bangga dapat membantu pemerintah untuk mengurangi beban arus mudik yang selama ini selalu menjadi masalah,” ungkap Irwan Hidayat, Presdir SM.
    Tahun ini, SM memberangkatkan 14.400 pemudik yang terdiri atas pedagang jamu seduh, jamu gendong, jamu dorong, dan pedagang asongan yang selama ini telah banyak membantu dalam memasarkan produk-produk SM. Peserta mudik tersebut akan diangkut menggunakan 240 unit bus dengan 7 kota tujuan, yaitu Cirebon, Tegal, Kuningan, Purwokerto, Banjarnegara, Wonogiri, dan Solo.

    Irwan mengatakan, meski tidak dapat diukur secara langsung, namun program ini memberikan dampak yang cukup baik begi pemasaran produk-produk SM. Dia mengatakan, melalui kegiatan ini, ikatan antara SM dengan salah satu stakeholder itu menjadi lebih erat, sehingga mereka pun akan memiliki rasa tanggung jawab dalam memasarkan produk-produk SM. “Kami sama sekali tidak memberikan paksaan kepada mereka. Namun, sejauh ini semangat mereka dalam memasarkan
    produk kami jauh lebih tinggi dibanding produk jamu lainnya,” ujarnya.

    Untuk kegiatan ini, SM menganggarkan lebih dari Rp 1 miliar. “Ini sudah menjadi kegiatan rutin, jadi sudah masuk dalam budget tahunan kami,” ujarnya. Kedepan, Irwan mengatakan bahwa SM akan berusaha untuk terus melanjutkan tradisi ini. Namun, menurutnya semua sangat bergantung kepada kondisi keuangan perusahaannya.
    3. Apakah tanggungjawab social berhubungan dengan prinsip tatakelola perusahaan yang baik?
    Menurt saya, tanggun jawab sosial dan tata kelola perusahaan yang baik memiliki hubungan yang erat / saling berhubungan satu sama lain. Karena salah satu poin dari prinsip tata kelola perusahaan yang baik menyebutkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki tanggung jawab dan trasparansi untuk semua pihak yang ada dalam perusahaan(termasuk karyawan), baik itu informasi keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan kepengelolaan perusahaan.

    Ivan, kasus yang anda buat sama dengan temanmu terdahulu. Coba ambil CSR Indofood yang berbeda lantas jelaskan bagiamana kaitannya dg bisnis Indofood. Sukses.

    Komentar oleh Ivan Sutopo | Oktober 29, 2009 | Balas

  4. Nama :Muhammad Hidayat
    Nim :ERC1B007037
    Fakultas :ekonomi manajemen program ekstensi

    Tugas manajemen stratejik

    1. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
    adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
    CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang

    2. Tanggung jawab social PT. Toyota.

    Sebagai bagian dari masyarakat, PT Toyota-Astra Motor dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia selain mengembangkan bisnis juga terus meningkatkan peran dan tanggung jawab sosialanya. Salah stunya dengan mendirikan Yayasan Toyota & Astra pada tahun 1974 sebagai upaya untuk terus mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bantuan pendidikan (terutama pembarian beasiswa), penelitian dan pengembangan iptek, hingga pelatihan otomotif bagi wiraswasta.
    Sebagai bagian dari masyarakat, kami berusaha untuk membina hubungan baik yang harmonis dan berkesinambungan dengan komunitas sekitar perusahaan melalui program community development. Berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti pembagian sembako, pembentukan kegiatan keamanan swadaya, perbaikan fasilitas MCK (mandi Cuci , Kakus), perbaikan parit dan jalan, pembagian truk sampah, pest control, hingga renovasi tempat ibadah menjadi perhatian penting bagi perusahaan kami.
    Secara berkala juga diadakan program Toyota Classics sejak tahun 1990 yang mendatangkan kelompok orkestra terkemuka dunia sebagai upaya untuk lebih mendekatkan hubungan sosial melalui apresiasi seni sekaligus sebagai konser amal yang memberikan donasi untuk kegiatansosial kemasyarakatan, seperti penyediaan alat peraga pendidikan, bagi anak-anak penyandang cacat, bantuan pendidikan untuk anak-anak korban bencana alamm serta kegiatan kemanusiaan

    3. Hubungan antara tanggung jawab sosial dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

    Melihat dari pengertian apa itu tanggung jawab sosial yang menyatakan bahwa “memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan dan pemegang saham”, saya dapat menyimpulkan bahwa tanpa ada nya prinsip tata kelola perusahaan yang baik, maka tanggung jawab sosial perusahaan akan menurun kinerjanya. Baik di luar lingkungan perusahaan ataupun di dalam lingkungan perusahaan.

    Selain itu juga, dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik perlu dibangun dan dikembangkan scara bertahap yang sama hal nya seperti tanggung jawab sosial yang berhubngan erat dengan pembangunan berkelanjutan.

    Adapun prinsip – prinsip tata kelola persahaan yang baik antara lain :
    • Akuntabilitas (accountability)
    • Pertanggungan-jawab ( responsibility)
    • Keterbukaan (transparancy)
    • Kewajaran (fairness)
    • Kemandirian (independency)

    Komentar oleh muhammad hidayat | Oktober 29, 2009 | Balas

  5. Nama :Yudi Nanda Putra
    Nim :ERC1B007036
    Fakultas :ekonomi manajemen program ekstensi

    Tugas manajemen stratejik

    1. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
    adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
    CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang

    2. Tanggung jawab social PT. asuransi jiwasraya

    Jakarta, Sesuai dengan program pemerintah yang mengharuskan setiap perusahaan untuk menyisihkan sebagian keuntungan perusahaan untuk Pengembangan Pengusaha Kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), Jiwasraya juga berupaya merealisasikan hal tersebut melalui beberapa kegiatan yang bersifat rutin dalam bentuk bantuan modal bagi pengembangan usaha kecil maupun beberapa kegiatan yang terkait dengan pengembangan bina lingkungan.

    Sepanjang tahun 2006 pengembangan bina lingkungan dilakukan dalam bentuk bantuan perusahaan untuk pembangunan rumah ibadah (mesjid) di wilayah Bandung Timur sebesar Rp. 23 juta. Adapun penyaluran bantuan tersebut disampaikan melalui kantor cabang Jiwasraya di Bandung Regional Office. Bantuan lain yang juga diberikan perusahaan bagi pengembangan lingkungan adalah sumbangan bencana gempa bumi di Yogyakarta pada bulan Mei 2006 sebesar Rp. 20 juta yang penyalurannya dilakukan melalui Kementerian BUMN serta Rp.150 juta yang penyalurannya secara langsung melalui koordininasi dengan kantor cabang di Yogyakarta. Adapun bentuk bantuan yang disampaikan secara langsung kepada masyarakat setempat tersebut beraneka ragam, mulai dari sembako, material bangunan sampai dengan modal usaha.

    Selain hal tersebut setiap tahun perusahaan juga mengadakan aksi donor darah dalam rangka memperingati HUT perusahaan yang jatuh pada tanggal 31 Desember. Aksi donor darah ini dilakukan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Jakarta, dan pada tahun 2006 tercatat lebih dari 120 orang karyawan & agen Jiwasraya yang berada di wilayah Jakarta mendonorkan darahnya demi kemanusiaan.

    3. Hubungan antara tanggung jawab sosial dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

    Melihat dari pengertian apa itu tanggung jawab sosial yang menyatakan bahwa “memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan dan pemegang saham”, saya dapat menyimpulkan bahwa tanpa ada nya prinsip tata kelola perusahaan yang baik, maka tanggung jawab sosial perusahaan akan menurun kinerjanya. Baik di luar lingkungan perusahaan ataupun di dalam lingkungan perusahaan.

    Selain itu juga, dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik perlu dibangun dan dikembangkan scara bertahap yang sama hal nya seperti tanggung jawab sosial yang berhubngan erat dengan pembangunan berkelanjutan.

    Adapun prinsip – prinsip tata kelola persahaan yang baik antara lain :
    • Akuntabilitas (accountability)
    • Pertanggungan-jawab ( responsibility)
    • Keterbukaan (transparancy)
    • Kewajaran (fairness)
    • Kemandirian (independency)

    Komentar oleh yudi nanda putra | Oktober 29, 2009 | Balas

  6. Nama :Muhammad hidayat
    Nim :ERC1B007037
    Fakultas :ekonomi manajemen program ekstensi

    Tugas manajemen stratejik

    1. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
    adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
    CSR berhubungan erat dengan “pembangunan berkelanjutan”, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang

    2. Tanggung jawab social PT. Toyota

    Sebagai bagian dari masyarakat, PT Toyota-Astra Motor dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia selain mengembangkan bisnis juga terus meningkatkan peran dan tanggung jawab sosialanya. Salah stunya dengan mendirikan Yayasan Toyota & Astra pada tahun 1974 sebagai upaya untuk terus mencerdaskan kehidupan bangsa melalui bantuan pendidikan (terutama pembarian beasiswa), penelitian dan pengembangan iptek, hingga pelatihan otomotif bagi wiraswasta.
    Sebagai bagian dari masyarakat, kami berusaha untuk membina hubungan baik yang harmonis dan berkesinambungan dengan komunitas sekitar perusahaan melalui program community development. Berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti pembagian sembako, pembentukan kegiatan keamanan swadaya, perbaikan fasilitas MCK (mandi Cuci , Kakus), perbaikan parit dan jalan, pembagian truk sampah, pest control, hingga renovasi tempat ibadah menjadi perhatian penting bagi perusahaan kami.
    Secara berkala juga diadakan program Toyota Classics sejak tahun 1990 yang mendatangkan kelompok orkestra terkemuka dunia sebagai upaya untuk lebih mendekatkan hubungan sosial melalui apresiasi seni sekaligus sebagai konser amal yang memberikan donasi untuk kegiatansosial kemasyarakatan, seperti penyediaan alat peraga pendidikan, bagi anak-anak penyandang cacat, bantuan pendidikan untuk anak-anak korban bencana alamm serta kegiatan kemanusiaan

    3. Hubungan antara tanggung jawab sosial dan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

    Melihat dari pengertian apa itu tanggung jawab sosial yang menyatakan bahwa “memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan dan pemegang saham”, saya dapat menyimpulkan bahwa tanpa ada nya prinsip tata kelola perusahaan yang baik, maka tanggung jawab sosial perusahaan akan menurun kinerjanya. Baik di luar lingkungan perusahaan ataupun di dalam lingkungan perusahaan.

    Selain itu juga, dalam menjalankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik perlu dibangun dan dikembangkan scara bertahap yang sama hal nya seperti tanggung jawab sosial yang berhubngan erat dengan pembangunan berkelanjutan.

    Adapun prinsip – prinsip tata kelola persahaan yang baik antara lain :
    • Akuntabilitas (accountability)
    • Pertanggungan-jawab ( responsibility)
    • Keterbukaan (transparancy)
    • Kewajaran (fairness)
    • Kemandirian (independency)

    Komentar oleh muhammad hidayat | Oktober 29, 2009 | Balas

  7. pak jo
    saya elfida
    mHsiswi MEP reguler
    mgenai tgas proposal individu saya memang tertarik dgn judul MLM dan berniat utk menjadikannya skripsi saya nantinya
    tp masih bingung pak kira2 dR MLM hal apa yg paling menarik utk dbahas,.
    mencari bahan d kampus jg sulit,.
    menurut bapak bgaimana??
    trimz ^_^

    Komentar oleh elfida | November 30, 2009 | Balas

    • Elfi, mulai dengan pertanyaan apa yang membuat anda tertarik kepada MLM, produknya yang mana? Dengan demikian saya dan yang lain dapat melanjuti pertanyaan anda. Sukses selalu.

      Komentar oleh johannessimatupang | November 30, 2009 | Balas

      • saya sebenarnya tertarik dgn sistem MLM yg unik yg meibatkan konsumen sbg distributor,.
        menurut pertimbangan bapak bagaimana perbandingan jika saya membahas strategi pemasaran perusahaan MLM atw variabel-variabel yg mempengaruhi pembeliaan konsumen terhadap produk MLM tsbt??
        makasih pa jo ^_^

        Komentar oleh elfida | Desember 1, 2009

  8. selamat siang Pak Jo’, seblmmya salam sukses luar biasa buat bapak,

    Pak saya mempunyai ide proposal skripsi yang membahas tentang ” E-bussiness atau semua transaksi yang dilakukan lewat interneet, baik jual beli, transfer dan lain sebagaimya. nah bagaimana Tanggapan Pak Jo’, ? trmakasih lo Pak jp seblmnya…

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | November 30, 2009 | Balas

  9. . dandy triadi
    . C1B007097
    . manajemen reguler

    Siang Pak Jo’ salam sehat selalu buat bapak yah..
    menindaklanjuti mengenai Proposal yang kita bahas dikelas pagi mengenai “Pengaruh biaya dan manfaat Penguna IM3& XL”

    saya ada artikel tetang XL yang mudah2han terkait dengan Pembahsaan kita.

    PT Excelcomindo Pratama (XL) tak hanya memanjakan pelanggannya dengan tarif termurah yaitu telepon 1 menit gratis 17 jam berkali-kali. Tetapi, XL juga senantiasa berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggannya, terutama mengenai kualitas layanan.

    ”Pakai XL, sinyal bagus nyambung terus. Melalui ini, kami ingin menunjukkan sejauh mana kondisi XL saat ini. PT Excelcomindo Pratama senantiasa mengutamakan kualitas layanan. Di 2008 saja, pencapaian pembangunan BTS (Base Transceiver Station) XL sudah sampai 120 persen. Ini melebihi dari rencana target yang dibuat XL,” ujar Agus Simorangkir, Vice President Regional West Sumatera dalam jumpa pers di Pondok Ikan Bakar-Batam, Kamis (27/11).

    Guna mendukung kualitas layanan, di 2008 XL telah menjangkau 90 persen populasi dari Sabang-Merauke yang didukung lebih dari 14.000 BTS. ”Selain itu, kami terus memantau jaringan agar sinyal tetap bagus. Ini supaya saat pelanggan XL melakukan panggilan nyambung terus,” tambah Azzemi, Manager Network Optimization West Sumatera didampingi Hengky, General Manager Network Sumatera Bagian Selatan yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut.

    Azzemi menuturkan ada beberapa kriteria yang menentukan sinyal bagus. Di antaranya kriteria statistik yang meru[akan hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan. Pada November 2008, XL bersama Direktorat Jenderal (Ditjen) Pos dan Telekomunikasi (Postel) melakukan pengukuran untuk mengetahui kekuatan sinyal dan kualitas sinyal Xl, serta pengukuran sinyal operator lain sebagai pembandingnya. Hasil pengukurannya, diklasifikasikan dengan ukuran CSSR (call set up succes rate) yaitu seberapa besar keberhasilan saat menelepon, call drop rate (CDR) yaitu seberapa tinggi kegagalan saat menelpon dan handover succes rate (HOSR) yaitu keberhasilan perpindahan dari BTS ke BTS lainnya.

    Pengukuran dilakukan XL di beberapa kota di antaranya Medan, Batam, Pekanbaru, Padang, Palembang, dan Bangka secara reguler. Di Batam, dari 1.000 panggilan sebesar 98,4 persen telepon sukses tersambungkan. Persentasi sebesar 98,4 persen yang diraih XL, lebih bagus dibandingkan dengan operator lain. Pengukuran di Batam meliputi daerah-daerah perumahan dan area padat bisnis. Dimulai dari daerah Sekupang, Tiban, Nagoya, Baloi, Sukajadi, Batam Centre, Sei Panas, Batuampar, Nongsa, dan daerah Batam lainnya. Di beberapa titik, memang sinyal XL ada yang kurang bagus karena terhalang bukit. Dari pendeteksian ini, XL langsung melakukan perbaikan. Sehingga, sinyal XL di semua wilayah Batam bagus.

    ”Kami melakukan pengukuran secara reguler dan kami melakukan perbaikan secara terus menerus. Ini komitmen XL melayani pelanggan adalah sesuatu yang penting. Sesuai dengan yang sedang kami kampanyekan ‘Sinyal Bagus XL Nyambung Terus’, Kami buat secara nyata, tidak sekadar kata-kata,” ujar Agus.

    Hengky menambahkan, selain melakukan pengukuran regional, XL juga menyiapkan fiber optik yang besar yang bisa menampung jutaan percakapan sekaligus. Bahkan, pembangunan jaringan fiber optik ini telah lakukan di bawah laut di Selat Sunda serta ada proteksi dengan sumatera back bond radio link. ”Dengan infrastruktur seperti ini, XL bisa lebih leluasa memberikan layanan terbaik pada pelanggan. Jika terjadi gempa— dengan infrastruktur yang dimiliki XL saat ini, ada jalan alternatif lain. Sehingga, pelanggan XL tetap bisa melakukan panggilan,” ujar Hengky. ***

    artikel lainnya akan saya usahankan untuk diposting ke Blog Pak Jo’. trimaksih…

    Dandy penjelasan anda sangat membantu ke Small Project kita, kalau ingin disimpulkan penjelasan anda berkaitan dengan penambahan sambungan melalui BTS. Informasi yang lain saya tunggu. Tiap minggu kita pinginnya ada perbaikan. Sukses Selalu.

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | November 30, 2009 | Balas

  10. trmaksh sebelumnya pak JO’ atas responnya, mengenai BTS sya ada sedikit referensi yang diharapkan bisa melengkapi pembahasan kita,

    berikut wacana yang saya amnbil http://www.inimedanbung.com/node/3277

    PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) terus memperkuat posisinya sebagai operator yang menghadirkan layanan berkualitas dengan kapasitas jaringan terbesar di Indonesia. XL melihat bahwa pertumbuhan pelanggan selular di Indonesia, hingga tahun 2009 masih akan meningkat dengan pesat.
    Potensi market diperkirakan akan tumbuh, seiring dengan semakin meluasnya cakupan selular yang dibangun oleh operator selular. “Komitmen XL adalah membangun jaringan selular di daerah pinggiran terus dilakukan. Dibandingkan dengan kuartal pertama 2008, maka di kuartal kedua 2009 penambahan jumlah Base Transceiver Station (BTS) XL berkembang hingga 40 persen,” kata Vice President XL Regional Sumatera, Agus P Simorangkir, kepada inimedanbung.com Senin (25/5).
    Di Sumatera, saat ini telah tercover lebih dari 97 persen wilayah Kabupaten/Kota dan lebih dari 80 persen Wilayah Kecamatan. Untuk beberapa wilayah di Sumatera yang belum tercover, yang membutuhkan coverage, XL telah menyebarkan 22 Mobile BTS. Melalui XL Mobile BaseTransceiver Station (Mobile BTS) ini, maka kebutuhan terhadap layanan XL, terutama di daerah pinggiran dapat dipenuhi. Di beberapa area seperti Tanjung Hantaran Kecamatan Bandar Huluan Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, XL Mobile Base Transceiver Station (MBTS) telah berdiri di tengah masyarakat. Adapun Mobille BTS XL (MBTS) yang sudah berdiri diantaranya 4 unit MBTS di Sumatera Utara, 2 unit MBTS di Bangka Belitung, 7 unit MBTS di Lampung, 1 unit MBTS di Riau, 5 unit MBTS di Sumatera Barat, dan 3 unit MBTS di Sumatera Selatan.
    Mobille BTS berfungsi untuk menambah kapasitas, kualitas jaringan karena potensial pada daerah yang memang padat trafiknya juga high potensial dan juga menambah coverage XL. Selain itu mulai awal Januari 2009, XL telah mengoperasikan jaringan fiber optic melalui kabel bawah laut yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera melalui Merak Banten ke Kalianda Lampung.
    Dengan demikian XL merupakan operator telekomunikasi pertama yang menyediakan kapasitas jaringan fiber optic terbesar di Pulau Sumatera yaitu sampai dengan 8 λ (delapan lambda) yaitu sama dengan + 74 juta sambungan percakapan telepon.
    “Kapasitas jaringan ini sangat dinamis, karena masih dapat di tambah kembali sampai beberapa kali lipat dari kondisi yang ada saat ini,” ujar Bp Agus Simorangkir. Jaringan baru ini adalah untuk melengkapi saluran transmisi yang ada sebelumnya yaitu melalui transmisi microwave dari Anyer Banten ke Lampung dan melalui Fiber Optic dari Jakarta ke Belitung. Sampai saat ini di Sumatera telah memiliki beberapa jaringan yaitu Microwave dan Fiber Optic.
    Dioperasikannya jalur fiber optic baru ini akan membuat percakapan pelanggan semakin nyaman karena akan semakin sedikit terjadi gangguan yang diakibatkan putusnya jaringan dari dan ke pulau Jawa maupun pulau-pulau lainnya di seluruh Indonesia. ***

    Dendy kita setuju bahwa salah satu manfaat XL adalah pembangunan BTS. Kalau BTS menjadi salah satu upaya XL, berarti manfaat yg diterima oleh pelanggan adalah koneksi atau jaringan yg luas. Silahkan yang lain menambahkan manfaat sampai kita bisa menyusun berbagai jenis manfaat XL dan IM3.

    Komentar oleh dandy triadi (C1B007097) | Desember 1, 2009 | Balas

  11. Nama : Arif Nugroho
    NIM : ERC1B007065
    Manajemen ekstension

    Pak Jo ,,
    Saya mahasiswa MEP kelas sore (ekstension), saya masih kurang mengerti dengan tugas bapak mengkomentari bahan MEP kelas pagi ,,,,

    Terima kasih

    Arif, tugas kelas sore sama dengan tugas kelas pagi. Ada dua tugas, tugas individu dan kelompok. Tugas individu membuat proposal, sementara tugas kelompok bersama dengan tugas pagi, membuat proposal penelitian dan melakukan penelitian. Silahkan disimak lagi.

    Komentar oleh arif nugroho | Desember 6, 2009 | Balas

    • terima kasih pak

      Komentar oleh arif nugroho | Desember 8, 2009 | Balas

  12. Nama : Resda Yuliana
    Nim : ERC1B007049

    Saya mahasiswi ekstensi MEP kelas sore

    Apakah bahan utk membuat proposal yg bapak tugas kan, kami2 bs mengambil dr bhn bpk tetapi dgn tdk menyalin. Tetapi hanya sebagai referensi saja ,,,

    Terima kasih

    Resda, pada dasarnya bahan kulihan, makalah yang ditulis dapat saja digunakan untuk referensi. Kalau ada pertanyaan misalnya tentang makalah yg mendukung atau hasil penelitian, saya akan kirimkan dan selanjutnya harapan saya dapat dibagikan ke teman yg lain. Sukses untuk anda.

    Komentar oleh Resda Yuliana | Desember 16, 2009 | Balas

  13. NAMA:YULIANIS
    NIM:ERCIB007025

    Saya mahasiswa ekstensi MEP kelas sore
    pak saya kurang mengerti mengenai tugas proposal yang bapak berikan. saya ingin bertanya tugas proposal tersebut mengenai apa/tentang apa saja materinya/judul proposal tersebut?
    terima kasih Pak Jo…

    Ada dua Tugas. I Tugas bersama (kelompok pagi dan ekstensi) bahannya menjadi bahan kuliah. Tugas kedua peserta harus menyiapkan proposal. Keduanya harus siap. Mulai sekarang anda harus menuliskan pada halaman yang sesuai rancangan proposal. Siapa yang duluan pasti akan saya komentari lebih banyak. Silahkan dicoba.

    Komentar oleh yulianis | Desember 17, 2009 | Balas

  14. Salam hangat pak Jo…..

    Saya kurang mengerti mekanisme pembuatan proposal yang nantinya akan menjadi acuan dalam pembuatan skripsi , jadi dalam wacana ini saya mohon bimbungan dari bapak…terima kasih…..

    Hendra, peserta ditugasi dua hal mengerjakan proposal bersama dan membuat proposal skripsi sendiri. Bagi yang sampai kepada pembuatan proposal skripsi diharapkan bahwa itulah yang menjadi skripsinya. Seperti yang saya sampaikan peserta yang bisa menyampaikan proposal akan menerima hasil yang lebih baik. sukses selalu.

    Komentar oleh hendra setiawan | Desember 18, 2009 | Balas

  15. Nama : Muhammad Syahid
    NIM : ERC1B007081
    Mahasiswa Ekstensi MEP kelas sore

    Pak, saya punya bahan tentang perbandingan tarif antara XL dan IM3. sumber : http://khalidmustafa.wordpress.com/2008/02/21/perbandingan-tarif-xl-01-detik-dan-tarif-im3-001-detik/

    Pemakaian 90 detik.Saya menggunakan skenario 90 detik untuk skenario pertama, karena ini adalah satuan waktu terkecil yang dicakup oleh keduanya. Disini terlihat bahwa biaya untuk 90 detik pertama adalah sama untuk IM3 dan XL, yaitu Rp. 25 per-detik atau sebesar Rp. 2.250,-

    Pemakaian 120 detik (2 menit).Untuk pemakaian 120 detik, maka untuk XL tetap pada tarif awal yaitu Rp 25/detik, sehingga pelanggan membayar sebesar Rp. 3.000,-
    Sedangkan untuk IM3, pelanggan membayar (90 x 25) + (30 x 0,01) = Rp. 2.250,3 atau rata-rata sebesar Rp. 18,75 per-detik.
    Disini terlihat XL lebih mahal dibandingkan dengan IM3.

    Pemakaian 180 detik (3 menit).Untuk XL, biaya yang harus dikeluarkan adalah (120 x 25) + (60 x 0,1) = Rp. 3.006,- atau dengan rata-rata biaya sebesar Rp. 16,7 per-detik
    Sedangkan bagi IM3, skenario ini adalah yang termurah, dimana biaya yang harus dikeluarkan pelanggan adalah (90 x 25) + (90 x 0,01) = Rp. 2.250,9 atau dengan rata-rata Rp. 12,5 per-detik
    Disini terlihat bahwa XL lebih mahal dibandingkan dengan IM3.
    Pemakaian 240 detik (4 menit).Ini adalah skenario termurah untuk XL, dimana biaya yang harus dikeluarkan pelanggan adalah (120 x 25) + (120 x 0,1) = Rp. 3.012,- atau dengan rata-rata biaya sebesar Rp. 12,55 per-detik
    Sedangkan untuk IM3 adalah (90 x 25) + (90 x 0,01) + (60 x 25) = Rp. 3.750,9 atau dengan rata-rata biaya sebesar Rp. 15,625 per-detik
    Disini terlihat bahwa XL lebih murah dibandingkan dengan IM3

    Pemakaian 270 detik (4 Menit 30 Detik).Biaya yang dikeluarkan oleh pengguna XL adalah (120 x 25) + (120 x 0,01) + (30 x 25) = Rp. 3.762,- atau dengan rata-rata Rp. 13,93 per-detik
    Skenario ini adalah skenario termahal untuk IM3, yaitu dengan perhitungan (90 x 25) + (90 x 0.01) + (90 x 25) = Rp. 4.500,9 atau dengan rata-rata Rp. 16,67 per-detik.
    Disini terlihat XL lebih murah dibandingkan dengan IM3.
    Pemakaian 360 detik (6 menit).Skenario ini adalah yang termahal untuk XL, dimana pelanggan membayar (120 x 25) + (120 x 0,01) + (120 x 25) = Rp. 6.012,- atau dengan rata-rata Rp. 16,7 per-detik.
    Untuk pelanggan IM3 membayar (90 x 25) + (90 x 0,01) + (90 x 25) + (90 x 0,01) = Rp. 4.501,8 atau dengan rata-rata Rp. 12,5 per-detik
    Disini terlihat bahwa XL lebih mahal dibandingkan dengan IM3
    Nah, apa kesimpulan dari perbandingan di atas ?

    Secara umum, perbedaan tarif yang digembar-gemborkan antara 0,1 dan 0,01 antara kedua operator tidak terlalu signifikan dalam menekan biaya percakapan. Karena semuanya masih berpedoman “berlaku hanya pada menit tertentu”

    Namun saya cukup salut dengan IM3, karena pada promosinya dengan cukup jelas mencantumkan “berlaku setelah 90 detik”, tidak seperti XL yang malah mengarahkan pembaca pada websitenya.

    Terima kasih infonya, minggu depan sudah akan diunggah proposal yang akan digunakan. Sukses selalu.

    Komentar oleh Muhammad Syahid | Desember 18, 2009 | Balas

  16. salam hangat pak jo !! saya dedek afriyadi mahasiswa bapak di kelas metodologi penelitian ini ..
    saya ingin memberikan sedikit referensi tentang penyesuaian strategi marketing yg dilakukan oleh XL dalam menghadapi pangsa pasar yg semakin hari smkin penuh dengan persaingan

    sumber http://www.wartaekonomi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=258:mam&catid=52:events&Itemid=62

    Excelcomindo Pratama mengalami pengaruh krisis keuangan global. Salahsatu hal itu terlihat dari perubahan strategi marketing.

    “Kami butuh suatu adjustment (penyesuaian, red) saja, “ kata Djunaedy Hermawanto, VP Marketing Consumer Solution PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) di dalam ‘Jumpa Pers XL Perkuat Posisi Tarif Termurah’ pada Jum’at (24/10) lalu.

    Sebelumnya, artis Luna Maya digunakan XL sebagai bintang iklan di TV pada setiap promo tarif voice (suara) dan SMS (layanan pesat singkat). Sekarang operator telekomunikasi hanya menggunakan seekor kera dalam hal tersebut.

    “Langkah ini sebagai penyegaran, “ ujarnya.

    Walaupun demikian Luna Maya, ujar Riza Rahmadsyah, GM Marketing Prepaid PT Excelcomindo Pratama Tbk, masih digunakan sebagai bintang iklan operator tersebut. XL tidak menyebutkan kapan dia akan ditampilkan kembali sebagai bintang iklan.

    “Luna Maya masih tetap kita pakai, “ paparnya.

    Sementara itu XL mengklaim sejumlah promo voice dan SMS telah disiapkan sejak Juni 2008. Dengan begitu setiap saat suatu promo tersebut dapat diluncurkan XL. “Roadmap (promo tarif voice dan SMS) yang disiapkan sampai Juni tahun depan, “ ujarnya.”Sampai sekarang lima tarif promo telah kami luncurkan.”

    Pada sisi ARPU diakui XL terus terjadi penurunan akibat promo tarif voice dan SMS. Namun, hal lain justru mengalami peningkatan. “Pelanggan naik yang menggunakan (voice dan SMS) yang mendorong pendapatan bertambah, “ jelasnya.

    Menyoal kemungkinan perubahan vendor dalam pembangunan BTS terkait dampak krisis keuangan global, ujar Fermi Rianto, GM Network Planning PT Excelcomindo Pratama, hal itu tidak dilakukan XL. Operator ini tetap menggunakan vendor lama tanpa menyebutkan nama-nama vendor tersebut. “Sampai akhir tahun masih tambah (pembangunan) 1.000 BTS, “ tukasnya.

    XL mengaku sekitar 14.000 BTS telah dimiliki operator tersebut sekarang. Dengan begitu hingga akhir 2008 ditargetkan 15.000 BTS oleh XL. “Kami membangun BTS di daerah-daerah kurang (jaringan XL), “ paparnya. Mochamad Ade Maulidin

    strategi yg di ambil oleh XL ini diharapkan mampu memberikan penyegaran di benak para konsumen khususnya para pemakai XL bahwa mereka memiliki kharakteristik dan keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan provider telepon seluler lainnya ..

    disini para konsumen dituntut untuk mencermati persaingan pasar yg sedang berkembang dan dengan segala penyesuaian di harapkan mampu memilih produk yg sesuai dengan apa yg dibutuhkan. iklan dan media promosi lainnya menjadi sumber referensi yg bs di jadikan dasar dlm pengambilan keputusan pembelian yg efektif dan efisien .

    terima kasih pak jo !!
    bravo liverpool

    Komentar oleh Dedek Afriadi | Desember 19, 2009 | Balas

  17. salam hangat pak jo !! saya dedek afriyadi ( ERC1BOO7060 ) mahasiswa bapak di kelas metodologi penelitian ini ..
    saya ingin memberikan sedikit referensi tentang penyesuaian strategi marketing yg dilakukan oleh XL dalam menghadapi pangsa pasar yg semakin hari smkin penuh dengan persaingan

    sumber http://www.wartaekonomi.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=258:mam&catid=52:events&Itemid=62

    Excelcomindo Pratama mengalami pengaruh krisis keuangan global. Salahsatu hal itu terlihat dari perubahan strategi marketing.

    “Kami butuh suatu adjustment (penyesuaian, red) saja, “ kata Djunaedy Hermawanto, VP Marketing Consumer Solution PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) di dalam ‘Jumpa Pers XL Perkuat Posisi Tarif Termurah’ pada Jum’at (24/10) lalu.

    Sebelumnya, artis Luna Maya digunakan XL sebagai bintang iklan di TV pada setiap promo tarif voice (suara) dan SMS (layanan pesat singkat). Sekarang operator telekomunikasi hanya menggunakan seekor kera dalam hal tersebut.

    “Langkah ini sebagai penyegaran, “ ujarnya.

    Walaupun demikian Luna Maya, ujar Riza Rahmadsyah, GM Marketing Prepaid PT Excelcomindo Pratama Tbk, masih digunakan sebagai bintang iklan operator tersebut. XL tidak menyebutkan kapan dia akan ditampilkan kembali sebagai bintang iklan.

    “Luna Maya masih tetap kita pakai, “ paparnya.

    Sementara itu XL mengklaim sejumlah promo voice dan SMS telah disiapkan sejak Juni 2008. Dengan begitu setiap saat suatu promo tersebut dapat diluncurkan XL. “Roadmap (promo tarif voice dan SMS) yang disiapkan sampai Juni tahun depan, “ ujarnya.”Sampai sekarang lima tarif promo telah kami luncurkan.”

    Pada sisi ARPU diakui XL terus terjadi penurunan akibat promo tarif voice dan SMS. Namun, hal lain justru mengalami peningkatan. “Pelanggan naik yang menggunakan (voice dan SMS) yang mendorong pendapatan bertambah, “ jelasnya.

    Menyoal kemungkinan perubahan vendor dalam pembangunan BTS terkait dampak krisis keuangan global, ujar Fermi Rianto, GM Network Planning PT Excelcomindo Pratama, hal itu tidak dilakukan XL. Operator ini tetap menggunakan vendor lama tanpa menyebutkan nama-nama vendor tersebut. “Sampai akhir tahun masih tambah (pembangunan) 1.000 BTS, “ tukasnya.

    XL mengaku sekitar 14.000 BTS telah dimiliki operator tersebut sekarang. Dengan begitu hingga akhir 2008 ditargetkan 15.000 BTS oleh XL. “Kami membangun BTS di daerah-daerah kurang (jaringan XL), “ paparnya. Mochamad Ade Maulidin

    strategi yg di ambil oleh XL ini diharapkan mampu memberikan penyegaran di benak para konsumen khususnya para pemakai XL bahwa mereka memiliki kharakteristik dan keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan provider telepon seluler lainnya ..

    disini para konsumen dituntut untuk mencermati persaingan pasar yg sedang berkembang dan dengan segala penyesuaian di harapkan mampu memilih produk yg sesuai dengan apa yg dibutuhkan. iklan dan media promosi lainnya menjadi sumber referensi yg bs di jadikan dasar dlm pengambilan keputusan pembelian yg efektif dan efisien .

    terima kasih pak jo !!
    bravo liverpool

    Komentar oleh Dedek Afriadi | Desember 19, 2009 | Balas

  18. Nama : Arif Nugroho
    NIM : ERC1B007065
    Manajemen ekstension

    Pagi Pak Jo …………
    Pak untuk tugas proposal yang individu, saya ingin membahas tentang sikap dalam perilaku konsumen ,,,,,,,,,
    Rencana judul dari proposal saya “PENGARUH SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN” dengan rumus fishben, mohon bantuannya ,,,,,,,,,,
    Apa yang harus saya cari terlebih dahulu untuk memulainya ,,,,,,,
    Terima kasih Pak jo

    Komentar oleh Arif Nugroho | Desember 19, 2009 | Balas

  19. NAMA:RIKA INDRIA
    NIM:ERC1B007007
    FAK/JUR:EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN JUPITER

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dalam bidang teknologi, bidang transportasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Transportasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia sejak di temukannya alat transportasi, gerakan hidup dan pola pikir konsumen semakin lama semakin berubah seiring perkembangan transportasi yang kini mulai beralih sehingga perusahaan penyedia jasa layanan transportasi dapat menganmbil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi.
    Pilihan-pilihan sepeda motor yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan salah satunya sepeda motor yang berbasis 4 tak. Tanatangan jupiter semakin besar ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru dengan harga di bawah standar, salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan yamaha menawarkan produk jupiter agar menarik minat konsumen terhadap profuk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli.
    Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler 2000 ) menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Iklanmempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang di tawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai tehnik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen ( Lutz :1995)
    Perusahhaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya . iklan yang di tayangkan media televisi membentuk peryataan sikap kosumen yang mempengaruhi minat beli konsumen . pemebentukan sikap terhadap iklan di pengaruhi persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ( efektif ) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut . Assael ( 2001:368 ) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu.
    Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan , minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989 ) mackenzie, lutz dan Betch ( 1986 ) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek di awali proses kognitif yang berkerja terhadap rangsangan. Kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan menurut Assael (2001;82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.

    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Pada Iklan JUPITER”.

    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Apakah pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen
    2. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli konsumen

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap minat beli konsumen
    2. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli
    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Akademis
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan reverensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini
    2. Bagi praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi Citra Produk YAMAHA , persepsi terhadap iklan, dan sikap terhadap iklan.

    E. Metode Penelitian
    Dalam penulisan proposal ini, peneliti menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif asdalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan denhan variabel lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cooper, Donal R and Schindler, Pamela S, 2003, business research methods, the. MC Grow-Hill Lumpanies, Singapore.
    Kotler Philip, 2000, manajemen pemasaran edisi millennium, terjemahan, edisi kelima, jilid I dan II, PT. Prihalindo, Jakarta

    Rika. Proposal ringkasmu sudh dibaca. Kalau hendak mengamati peran iklan, silahkan muat kerankga pemikiran dan tinjauan pustaka. Judulmu ok, silahkan memauat tinjauan pustaka dankerangka pemikiran. Saya tunggu tugas yg lain. sukses Rika.

    Komentar oleh RIKA INDRIA | Desember 20, 2009 | Balas

  20. NAMA : YUDI NANDA PUTRA
    NIM : ERC1B007036
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    ANALISI PENGARUH PROMOSI
    TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PRODUK NOKIA

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dengan semakin bertambah pesatnya kemajuan dalam bidang teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi suatu hal yang sangat penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia sejak ditemukannya alat komunikasi. Gerak hidup dan pola pikir konsumen semakin lama semakin berubah seiring perkembangan telepon yang kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengembil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsuman yang belum terpenuhi.
    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya telepon seluler yang berbasis teknologi 3G. Tantangan nokia semakin besar ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi. Teknologi terbaru dengan harga dibawah standar. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan nokia untuk menawarkan produk adalah melalui proses promosi. Merupakan dimensi komunikasi dalam strategi pemasaran. Adapun bauran promosi terdiri dari 5 perangkat utama yaitu:
    1. Iklan
    Merupakan setiap bentuk yang mendapat imbalan dari persentasi tidak langsung dan promosi ide-ide barang atau jasa dari sponsor tertentu.
    2. Promosi Penjualan
    Merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian maupun penjualan produk , suatu produk dan jasa.
    3. Hubungan Masyarakat
    Merupakan variasi program yang dirancang untuk memperbaiki, mempertahankan maupun melindungi suatu citra perusahaan terhadap produk.
    4. Penjualan Personal
    Merupakan presensi lisan dalam pembicaraan dengan salah satu atau lebih calon pembeli untuk tujuan melakukan penjualan.
    5. Pemasaran Langsung
    Menggunakan surat, telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.
    Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, promosi menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan sistem promosi dari produk yang akan dia beli, karna suatu produk yang didesain secara sempurna agar memenuhi keinginan konsumen, yang ditawarkan dengan harga menarik tidak bisa berhasil tanpa adanya promosi dari produk yang bersangkutan.
    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil judul ”Analisis pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan produk nokia.

    B. Perumusan Masalah

    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Apakah pengaruh dari promosi terhadap tingkat penjualan produk…..?
    2. Apakah pengaruh dari promosi terhadap minat beli konsumen….?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk menganalisis pengaruh dari promosi terhadap tingkay penjualan produk.
    2. Untuk menganalisis pengaruh dari promosi terhadap minat beli konsumen.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan reverensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

    E. Penelitian

    Dlam penulisan proposal ini, penelitian menggunakan metode deskriptif.

    Daftar Pustaka

    Kotler, Philip, 2000. Marketing Management.
    Prentice Hall, New Jersey.

    Yud, tugas yang dikirim sulit untuk dilakukan, Kasus yang anda tulis bisa NOKIA, tapi dengan kasus yang berbeda. Misalnya memeriksa kesesuaian antara fitur Nokia dengan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan. OK, buat tugas baru lagi, kerja keras baik untuk kesehatan.

    Komentar oleh YUDI NANDA PUTRA | Desember 20, 2009 | Balas

    • Judul mu ok, yudi, tapi mulailah menulis komponen proposal yang lain sehingga lebihbisa dikomentari. Satu hal lagi yg penting buat judul yang dapat dikerjakan. Untukjudul di tas ada kelemahankarena mengukur penjualan Nokia bukan hal yg gampang, karena datanya pasti sulit ditemukan. Silahkan diajukan judul yang bisa dikerjakan.

      Komentar oleh johannessimatupang | Desember 20, 2009 | Balas

  21. NAMA : NIKMAWATI
    NIM : ERC1B007026
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    Salam Pak Jo …………
    Pak untuk tugas proposal yang individu, saya ingin membahas tentang Analisis promosi ,,,,,,,
    Rencana judul dari proposal saya “ANALISIS PROMOSI KBIH MAHABATULLAH, mohon bantuannya ,,,,,,,,,,
    Apa yang harus saya cari terlebih dahulu untuk memulainya ,,,,,,,
    Terima kasih Pak jo ANALISIS PROMOSI
    KBIH MAHABATULLAH
    komentar oleh Nikmawati

    Komentar oleh nikmawati | Desember 21, 2009 | Balas

  22. NAMA : ARIF NUGROHO
    NIM : ERC1B007065
    JURUSAN : MANAJEMEN EKSTENSI

    Salam sejahtera buat kita semua Pak Jo,
    Saya ingin memberi sedikit informasi mengenai produk kartu seluler IM3, di mana kartu seluler tersebut telah memiliki nama di hati masyarakat Indonesia. IM3 memiliki karakteristik tersendiri, berikut ini sedikit informasi mengenai produk tersebut :
    http://www.indosat.com/IM3
    IM3 merupakan salah satu produk kartu seluler yang dikeluarkan oleh Indosat, yang memiliki sasaran pemasaran ditujukan pada kalangan muda. IM3 menawarkan layanan SMS murah, internetan cepat dan murah hanya Rp. 1 / kb, nelpon murah, dll.
    A. Tarif Telepon Sesama Indosat
    NASIONAL*
    1. 00.00 – 11.00 : Rp 15/detik sampai detik ke-20 Rp 0,1/detik untuk detik selanjutnya
    2. 11.00 – 17.00 : Rp 15/detik sampai detik ke-20 Rp 0,1/detik untuk detik selanjutnya
    3. 17.00 – 24.00 : Rp 15/detik sampai detik ke-130 Rp 0,1/detik untuk detik selanjutnya

    *. Kecuali : Purwakarta, Subang, Pamanukan, Plered, Garut, Banjar, Pangandaran, Tasikmalaya, NAD, Sumut, Sumbar, Riau Daratan, Jambi, Bangka-Belitung, Bali Nusra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

    B. Tarif Telepon Ke Operator Lain
    1. Nasional
    • 00.00 – 24.00 : Rp 25/detik untuk 2 menit pertama Rp 0,1/detik untuk 3 menit berikutnya (s.d menit ke 5) Skema berulang tiap 5 menit
    2. NAD, Sumut, Sumbar dan Riau Daratan
    • 00.00 – 24.00 : Tarif Flat Rp 12,5/detik

    Selain itu IM3 juga menawarkan paket sms murah, dengan ketentuan setelah mengirim 10 sms (berbayar) maka akan mendapatkan 100 sms gratis (dalam satu hari terdapat dua periode yaitu : 1. pukul 00.00 – 11.59 dan 2. pukul 12.00 – 23.59). Bagi yang gemar sms, IM3 menawarkan produk voucher yang khusus yaitu voucher sms, terdapat dua macam yaitu 200 sms dan 2000 sms.
    IM3 juga memanjakan para konsumennya yang hobi bermain di dunia maya (facebook, friendster, twitter, blog, YM, dll), dengan meluncurkan produk voucher internet. Voucher ini terpisah dari pulsa utama ataupun pulsa sms dan voucher sms. Saldo yang terdapat dalam voucher ini tidak dapat digunakan untuk telepon dan sms, melainkan hanya dapat digunakan untuk internetan saja.
    Dengan voucher internet browsing, surfing, downloading, up load email menjadi lebih mudah dan murah. Tarif yang hanya Rp. 10 / 30 detik untuk duration based, dan Rp. 1,1 / 1 kb untuk volume based (termasuk PPn) dengan kecepatan hingga 256 kbps. Saat ini yang tersedia baru voucher elektrik dengan nominal Rp. 5000 untuk masa aktif 5 hari.
    Dengan penawaran-penawaran tersebut, Indosat berharap dapat mempertahankan konsumen setianya agar tidak beralih ke kartu seluler lainnya. IM3 diluncurkan dengan untuk memenuhi keingina pelanggan (kalangan remaja khususnya), yang mendambakan kartu seluler yang sesuai dengan isi kantong mereka tetapi lengkap fasilitasnya.
    Uraian di atas merupakan sedikit informasi dari saya mengenai produk kartu seluler IM3, semoga dapat menjadi referensi bagi bapak dan kita semua.

    Terima kasih Pak Jo,
    Sukses selalu.

    Komentar oleh Arif Nugroho | Desember 21, 2009 | Balas

  23. Nama : Resda Yuliana
    NIM : Erc1b007049

    Salam pak jo,,
    Saya mahasiswi ekstensi kelas sore
    Apakah bhn analisis mengenai pdam,pln,pertamina dpt sbg acuan untuk membuat proposal yg bpk tgs kan ???

    Sebelumnya terima kasih pak jo,,,

    Resda, mulailah menulis bagian awal, sehingga kelihatan ada potensi pada judul yang diajukan. Pak. Jo.

    Komentar oleh resda yuliana | Desember 21, 2009 | Balas

  24. Nama : M.Ricky Alfredo
    NIM : Erc1b007053

    Salam pak jo,,
    Apakah membuat proposal ini judulny bisa sama dengan teman2 yg lain???

    Thx pak jo,,

    Sebisabu, jangan pernah menulis judul yg sama karena itu menunjukkan anda tidak punya kreasi. Lakukanlah kreasimu, pasti bisa, buat sesuatu yg menurutmu itu perlu.

    Komentar oleh M.Ricky Alfredo | Desember 22, 2009 | Balas

  25. Nama : M.Ricky Alfedo
    NIM : Erc1b0070

    Salam pak jo,,

    Saya ingin bertanya, apakah sumber bhn referensi bs mengenai apa saja spt kartu provaider selain im3 dan xL,kendaraan bermotor,dan lain sebagainy ???

    Thx pak jo,,

    Referensi yang penting berkaitan dengan kasus yg sedang ditulis atau yg sedang dibahas bersama.

    Komentar oleh M. Ricky Alfredo | Desember 22, 2009 | Balas

  26. nama : wita ria yustanti
    nim : ERC1B007002
    FAKULTAS EKONOMI EKSTENSI

    selmat sore pak ,
    sya ingin menanyakan mgenai prposal skrpsi tgs mep .
    apkah sya bs menganalis mgenai kepuasan kmsumen trhdp mutu yg dberikan oleh koran jmbi independent .
    apa lgkah prtama yg harus sya lakukan pak ?
    trma kasi pak 🙂

    Tentu bisa, tapi yg perlu disiapkan adalah kerangka pikir untuk mutu koran. Silahkan pelajari tentang mutu, baru tulis 3-4 halaman saja proposalnya.

    Komentar oleh wita ria yustanti | Desember 22, 2009 | Balas

  27. SALAM PAK JO

    nama : wita ria yustanti
    nim : ERC1B007002
    FAKUKTAS EKONOMI EKSTENSI SORE

    saya akan mmbahas ngenai tarif yg dberikan oleh kartu IM3.
    berikut pembahasan nya :

    – Program baru dari IM3 berupa tarif untuk percakapan (voice) Rp. 0,01 per detik. Sistem perhitungan per detik ini berlaku untuk tujuan ke semua operator Nasional termasuk ke PSTN dan berlaku bagi pelanggan IM3 Sulampapua

    Saat ini promo tarif per detik ini diimplementasikan di SULAMPAPUA, Jawa Barat, Bali dan Sumbangut.

    Promo ini berlangsung mulai 16 Februari – 30 April 2008.

    Jika pelanggan Bolmong sedang berada di Sulampapua (Sulawesi, Ambon & Papua) melakukan panggilan, maka promo ini berlaku.

    Namun jika pelanggan Bolmong sedang berada di luar Sulampapua, misal di Kalimantan atau Jawa, maka diberlakukan tarif normal.
    – Jika pelanggan Jabotabek (luar Sulampapua) berada di Sulampapua, tetap berlaku tarif normal.

    Bagaimana ketentuan pemberlakuan tarif per detik ini ?
    • Minimum pulsa yang dimiliki adalah pulsa telepon selama 30 detik (Rp. 450 untuk On Net dan Rp. 750 untuk Off Net/operator lain)

    • Tarif flat untuk lokal dan interlokal.
    (Contoh perhitungan balance minimum untuk 30 detik percakapan On Net, Rp. 15 x 30 = Rp. 450)
    (Contoh perhitungan balance minimum untuk 30 detik percakapan Off Net, Rp. 25 x 30 = Rp. 750)

    Bagaimana skema tarifnya ?
    • On Net (telpon dari IM3 ke IM3, Mentari, Matrix dan Starone)
     Tarif telepon IM3 On Net = Rp. 15/detik untuk 90 detik pertama (1,5 menit) dan
     Rp. 0,01/detik mulai detik ke 91 dan seterusnya.

    -Off Net (ke operator lain dan PSTN)

     Tarif telepon IM3 Off Net = Rp. 25/detik untuk 90 detik pertama (1,5 menit)
     Rp. 0,01/detik mulai detik ke 91 sampai 180 (1,5 menit) dan terus berulang untuk menit-menit selanjutnya.

    – Bagaimana pentarifan di luar area yang sedang berlaku tarif promo per detik ini ?
    Untuk daerah yang tidak berlaku promo ini dan bagi pelanggan Sulampapua yang sedang di luar daerah tersebut, berlaku tarif normal.
    Tarif Rp.0,001/det ini merupakan program tambahan (insertion program) dari IM3, jadi program promo sebelumnya masih tetap berlaku. Seperti:
    -CeeS-an, gratis SMS ke dua nomor Indosat seharian
    -Raja SMS, gratis 10 SMS setiap kirim 10 SMS
    -Super Voucher 200 SMS, voucher khusus untuk tarif SMS Rp.40/SMS
    -Bonus SMS Isi Ulang, bonus sampai dengan 150 SMS setiap isi pulsa
    •SMS 88, tarif SMS kesemua operator hanya Rp. 88/SMS

    trima kasih pak
    🙂

    Komentar oleh wita ria yustanti | Desember 22, 2009 | Balas

  28. nama : M.iqbal
    nim : ERC1B004135

    salam pakjo…
    saya mahasiswa ektensi kelas sore. saya akan berusaha menjawab perbedaan antara Xl dan IM3. berikut hasil nyaa

    PERBEDAAN KARTU GSM IM3 DAN XL
    KARTU GSM IM3
    awal-awal tahun 2009 ini, Indosat kembali meraih Top Brand Award 2009 untuk kategori Simcard GSM Prabayar produk selulernya yaitu IM3. Penghargaan diberikan oleh Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing. Top Brand Award 2009 yang diselenggarakan oleh Frontier Consulting Group dan majalah Marketing, adalah sebuah penghargaan prestisius yang diberikan kepada merek-merek yang berhasil meraih posisi puncak sebagai merek yang paling mendapat tempat di hati konsumen. Penghargaan ini sekaligus menjadi penghargaan kedua di tahun 2009 untuk produk seluler Indosat, dimana sebelumnya Indosat mendapat penghargaan dari Forsel Award untuk produk GSM pilihan pelanggan.
    Jika berbicara soal IM3 tentu kita semua telah mengenalnya dengan baik. Produk GSM prabayar ini sekarang sering muncul di televisi dengan iklan nya yang unik yaitu dengan singkatan-singkatan kata yang identik dengan aktivitas kita dalam ber-sms (ingat iklan Cumi (Cuma Mirip), iklan Korting (Korban Tuntutan Ing) dan yang terbaru iklan Kakap (Kakak-Kakak Pretty) serta Teri (Tante-Tante Ngeri). Produk ini memang cocok untuk orang-orang yang senang ber-sms ria, di samping juga layanan telepon yang terbilang murah. Saya sendiri pun juga menggunakan kartu GSM ini dan memang sih saya lebih senang ber-sms ria ketimbang menelevon.
    Apalagi paket sms saat ini yang murah sekali yaitu paket 2000 sms dimana kita mendapatkan sms sebanyak 2000 sms dengan masa berlaku yang cukup lama kurang lebih satu bulan. Jika kita bandingkan dengan paket sms yang 200 sms dengan masa berlaku hanya satu minggu maka paket 2000 sms ini mungkin dapat menjadi alternatif yang menguntungkan di samping kita tidak perlu merasa rugi jika paket sms kita belum habis tapi masa berlakunya hanya sebentar. Harga paket 2000 sms ini dari Indosat sebesar Rp 30.000 (untuk harga jualnya bisa Rp 31.000 atau Rp 32.000 tergantung penjual). Kalau dibandingkan lagi dengan paket 200 sms yang berharga Rp 10.000 maka jika menjadi 2000 sms kita harus mengeluarkan kocek Rp 100.000 (itung-itungan kasar sih).
    Kembali ke penghargaan Top Brand Award tadi, bahwa IM3 bisa mendapatkan penghargaan tersebut karena memang banyak konsumen pelanggan telepon seluler yang menggunakan kartu IM3 ini disamping harganya yang murah juga fitur-fitur yang terdapat di dalamnya.

    Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki IM3

    – SMS
    Dengan nelpon minimal Rp 2.000,- dalam sehari kita bisa SMS gratis seharian ke 2 nomor teman kita yang telah kita daftarkan sebelumnya.

    – I-ring
    Dimana kita bisa memilih lagu kesukaan kita untuk nada tunggu HP kita dengan terlebih dahulu kirim SMS ke 808 untuk mengaktifkan i-ring.

    – I-say
    Kita dapat mengirim pesan dalam bentuk suara khusus buat sesama pengguna Indosat, dengan menekan 939, diikuti oleh nomor hape temanmu, lalu tekan call/yess.

    – I-sms warna
    Kita juga dapat mengirimkan sms kita dengan menggunakan huruf yang berwarna-warni dan emoticon bergerak.

    – Transfer Pulsa
    Tranfer pulsa ini hanya bisa ke sesama IM3 saja.

    – International Roaming
    Jika kita menggunakan kartu IM3 di luar negeri, kita tidak perlu melakukan registrasi terlebih dahulu. Tinggal langsung pakai saja. Layanan ini baru bisa dinikmati di Singapura, Turki dan Arab Saudi. Untuk negara lainnya akan menyusul.

    – Poin plus plus
    Dengan mengumpulkan poin kita akan mendapatkan hadiah baik langsung maupun di undi. Saya sendiri pernah menukarkan poin yang saya miliki dengan nominal pulsa namun jika kita mengumpulkan poin lebih banyak kita dapat mengikuti undian yang berhadiah utama mobil. Semakin sering kira nelpon dan SMS maka kesempatan kita untuk memenangkan hadiah semakin besar.

    – Indosat 3G
    Ini merupakan layanan agar kita dapat mengakses sinyal 3G. Dengan sinyal 3G kita dapat melakukan video call dan akses internet via HP.

    – GPRS
    Selain dengan 3G kita dapat browsing internet dari manapun kita berada. Aksesnya bisa pake hape, komputer dan gadget.

    – Pay for me
    Untuk layanan ini mungkin dapat kita lakukan jika dalam kondisi darurat (alias pulsa kita lagi tipis). Layanan ini disebut Telpon Aku atau Isi Pulsa Aku.

    – MMS
    Berupa layanan untuk pengiriman pesan berupa gambar, suara dan teks semudah mengirim SMS.

    – Call Waiting/Call Hold
    Kita tetap dapat menerima telepon atau menelpon bahkan saat lagi ngobrol sama teman yang lain.

    – Call Forward/Call Divert
    Layanan untuk mengalihkan telpon yang masuk untuk dialihkan ke nomor telpon lain atau ke voice mailbox.

    – Call Baring
    Layanan untuk memblokir telepon masuk atau telepon keluar sesuai dengan keinginan kita.

    – CLIR
    Setting ini di digunakan jika kita ingin agar nomor HP kita tidak muncul di layar HP teman kita ketika kita meneleponnya.

    – Conference Call
    Dimana kita dapat melakukan obrolan bersama 5 teman kita (maksimal) sekaligus dalam waktu yang bersamaan dengan nomor berbeda.

    Kelebihan: Pilihan untuk generasi muda
    Kelebihan: jangkauan sinyalnya luas dan jarang terputus
    Kelebihan: sms murah, internet murah,
    Kelebihan: murah isi ulangnya
    Kelebihan: banyak alternatif pilihan
    Kekurangan: Belum ada
    Kekurangan: masih harus bersaing dengan operator lain dalam perebutan hati konsumen
    Kekurangan: nelfon masih lumayan mahal
    Dengan menggunakan paket internet seharga Rp 5.000,- saja,
    kita bisa akses internet selama 250 menit alias 4 jam 10 menit..
    Kekurangan: untuk telepon masih mahal

    KARTU GSM XL

    Perbandingan tarif 2 jam pertama

    TARIF SESAMA
    10 menit 20 Menit 30 menit 40 menit 60 menit 120 menit
    bebas 0,1 Rp 1,548 Rp 1,608 Rp 1,668 Rp 2,268 Rp 3,465 Rp 7,065
    Simpati PeDe 1/2 Rp 1,770 Rp 2,070 Rp 2,370 Rp 2,670 Rp 3,270 Rp 5,070
    Mentari Rp 4,500 Rp 9,500 Rp 14,500 Rp 19,500 Rp 29,500 Rp 59,500
    3 Hutch Rp 1,500 Rp 3,000 Rp 4,500 Rp 6,000 Rp 9,000 Rp 18,000

    Perbandingan tarif 10 menit pertama (XL vs Telkomsel)

    TARIF SESAMA
    menit 1 menit 2 menit 3 menit 4 menit 5 menit 10
    bebas 0,1 Rp 1500 Rp 1500 Rp 1503 Rp 1509 Rp 1521 Rp 1545
    Simpati PeDe 1/2 Rp 1500 Rp 1530 Rp 1560 Rp 1620 Rp 1650 Rp 1770

    Perbandingan tarif off net ke operator lain 2 jam pertama

    TARIF KE OPERATOR LAIN
    10 menit 60 Menit 120 menit
    bebas 0,1 Rp 9,024 Rp 45,180 Rp 90,360
    Simpati PeDe 1/2 Rp 36,000 Rp 216,000 Rp 432,000
    Mentari Rp 32,000 Rp 192,000 Rp 384,000
    3 Hutch Rp 20,000 Rp 120,000 Rp 240,000

    Tabel pertama, adalah tarif on net ke sesama oparator. Sedangan
    tabel kedua adalah tarif offnet ke operator lain.
    Dari data tabel tersebut bisa dilihat bahwa XL bebas, kartu yang dikeluarkan oleh PT Excelcomindo Pratama, Tbk., ini menunjukkan keunggulan tarif murah perdetik dan hemat apabila durasi percakapan ke sesama XL di bawah 60 menit (1 jam). Sedangkan tarif ke operator lain pada menit ke berapapun memang lebih murah dibanding
    operator lain. Sayang program hanya berlaku sampai April 2008).

    Iqbal, informasi sangat membantu dalam menyusun tinjauan pustaka saat membuat proposal. Silahkan dibantu msw yg menyusun sampling frame.

    Komentar oleh M.Iqbal | Desember 22, 2009 | Balas

  29. NAMA : WITA RIA YUSTANTI
    NIM : ERC1BOO7OO2
    JURUSAN MANAJEMEN EKSTENSI
    salam pak joe…

    PERBEDAAN KARTU GSM IM3 DENGAN KARTU GSM XL
    KARTU GSM XL
    PT Excelcomindo mengeluarkan kartu GSM XL pada tanggal 8 oktober 1996 dengan frekuensi 900 Mhz. Untuk mengembangkan usahanya dalam melayani masyarakat penguna kartu XL, PT Excelcomindo meminta izin, izin yang di dapat diantaranya ada Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler untuk teknologi DCS 1800, Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Izin Penyelenggaraan Jasa Internet (Internet Services Protocol/ISP) dan Izin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP). Pada tahun 2006, kartu XL memperoleh Izin Penyelenggaraan Seluler untuk teknologi 3G sekaligus meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006, dan kartu XL sudah mendapatkan sertifikat resmi.
    Kartu GSM XL telah mendirikan lebih dari 14.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani lebih dari 22 juta pelanggan kartu XL. Dan mulai 7 Januari 2009, semua kartu perdana XL Prabayar dan pengguna Paket Nelpon Murah SAMPE PUAS dapat menikmati tarif murah untuk nelpon lama. Kartu XL murahnya berlaku 24 jam, caranya Pilih Paket Nelpon Murah SAMPE PUAS cukup tekan: *500# diikuti OK/YES kemudian pilih 2 , dengan Paket Nelpon Murah SAMPE PUAS, GRATIS Nelponnya bisa bikin ngobrol lebih lama, untuk lebih jelasnya tentang Katu XL prabayar, klik disini.
    Kartu XL pascabayar gratis bicara dari jam 8 malam sampai 8 pagi, mulai 6 agustus 2008 caranya gunakan Auto Debit Kartu Kredit untuk pembayaran tagihan kartu XL Pasca Bayar dengan jumlah pemakaian tertentu, Anda dapat menikmati GRATIS BICARA mulai dari detik pertama, ke nomor kartu XL dimana saja se-Indonesia. Bahkan untuk pelanggan setia kartu XL Pasca Bayar, dapat menikmati GRATIS BICARA lebih lama lagi yaitu GRATIS BICARA 24 Jam di hari Sabtu dan Minggu, tarif kartu XL pascabayar klik disini. Kartu XL pascabayar juga ada program roaming internasional, Jika anda suka bepergian ke luar negeri atau menjelajahi suatu daerah terpencil Kartu XL masih bisa di gunakan, karena sinyalnya sangat kuat dan nyambung terus.
    Kualitas kartu GSM XL sudah tidak diragukan lagi karena sudah teruji di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi dan sudah mendapatkan serifikat resmi dari postel. Saya informasikan kepada pembaca, jika anda membeli perangkat telekomunikasi, sebaiknya yang sudah di sertifikasi atau yang sudah bersertifikat resmi dari postel, untuk menjaga agar anda tidak berurusan dengan pihak yang berwajib.

    Tafiff / Tarif Bebas XL Bebas Baru :
    Telepon (Per Detik) Lokal dan Interlokal :
    – Ke sesama XL : Rp 25
    – PSTN : Rp 25
    – Seluler : Rp 25
    Tarif Layanan XL Babas
    – SMS : Rp 350
    – SMS International : Rp 500
    – GPRS : Rp 10/KB
    – MMS ke sesama XL (sampai 31 Maret 2007) : Rp 550/100KB
    – MMS ke sesama XL (setelah 31 Maret 2007) : Rp 1.250/100KB
    – MMS ke operator domestik lain : Rp 1.250/100KB
    – MMS Internasional : Rp 3.300/100KB
    Tarif Harga Biaya Fitur Layanan XL Bebas Lainnya :
    – Layanan Info 818 (24 jam) : GRATIS
    – Customer Service 818 (24 jam) : GRATIS
    – Who Called : GRATIS
    – Voice Mail : Tarif Lokal PSTN

    KARTU GSM IM3

    . Kartu jenis ini terkenal dengan rajanya sms, namun pada saat ini kartu GSM IM3 tidak hanya murah smsnya, nelponnya pun sangat murah dan banyak bonus gratisannya. Jenis keluaran indosat ini juga sama dengan kartu GSM pada umumnya, bisa di isi ulang. Untuk sinyal jaringannya sudah tidak di ragukan lagi karena sudah teruji di Balai Besar Pengujian Perangkat telekomunikasi, dan sudah bersetifikat resmi, sehingga tidak mengganggu jaringan frekuensi alat lainnya. Untuk harga kartu perdananya pun cukup murah dan terjangkau, Tarifnya kartu IM3 murah bangetsss….

    Berikut tarif Telpon, SMS, MMS, Voice Mail, Data WAP CSD & GPRS dan I-Say:

    Tarif Menelepon :

    Sesama kartu IM3 Lokal
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat: Rp 500
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp 250

    Sesama kartu IM3 Interlokal/SLJJ
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat:Rp 500
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp 500

    Lokal (Area yang Sama) Beda Operator ke PSTN/FWA
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat:Rp 450
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp. 300

    Lokal (Area yang Sama) Beda Operator ke Telepon Selular Lain
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat:Rp 775
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp. 650

    Interlokal/SLJJ (Area yang berbeda) Beda Operator ke PSTN/FWA
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat:Rp 1.750
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp. 1.500

    Interlokal/SLJJ (Area yang berbeda) Beda Operator ke Telepon Selular Lain
    Peak Pukul 07.00 – 23.59 Tarif Hemat:Rp 2.050
    Off Peak Jam 00.00 – 06.59 Tarif Super Hemat:Rp. 1.750
    Dikenakan biaya tambahan sebesar 20% jika memanggil dari luar area.

    Tarif SMS :

    SMS ke sesama pengguna kartu IM3:Rp 150
    SMS nasional/domestik:Rp 350
    SMS global/internasional/luar negeri:Rp 500

    Tarif Fitur Lain di Indosat kartu M3 :

    I-Say (SMS Voice): Rp 550 per 30 detik
    Voice Mail (Mail Box): Rp 440 per menit
    WAP via CSD: Rp 550 per menit
    GPRS: Rp. 10 /Kbytes (PPN belum termasuk)
    Kirim MMS: Rp. 1.250 per 50 Kilo bytes
    Terima MMS dan SMS: Gratis
    Hitungan tarif di atas adalah per unit, untuk 1 unit sama dengan 30 detik.

    Komentar oleh wita ria yustanti | Desember 22, 2009 | Balas

  30. NAMA : NIKMAWATI
    NIM : ERCIB.007026
    JURUSAN : MANAJEMEN EKSTENSI
    MATA KULIAH : METODE PENELITIAN (MEP)

    SALAM PAK JOE…..
    SAYA MAHASISWA EKSTENSI SORE MENGAJUKAN PROPOSAL (TUGAS INDIVIDU) DENGAN JUDUL SEBAGAI BERIKUT :

    ANALISIS STRATEGI PROMOSI PADA KELOMPOK BIMBINGAN
    IBADAH HAJI AL-ARAFAH KOTA JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG
    Sejak lama sekali umat Islam Indonesia melakukan perjalanan ke Mekkah dan Madinah setiap tahunnya dalam rangka menunaikan ibadah haji. Sebelum Indonesia merdeka, baik itu zaman kesultanan ataupun pada masa penjajahan Belanda pengurusan perjalanan haji tidak diselenggarakan oleh Pemerintah. Setelah Indonesia merdeka, perjalanan haji diurus oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama. Pemerintah menetapkan ongkos haji mengurus formalitas keimigrasian, fasilitas kesehatan, bimbingan ibadah, mengorganisir jamaah dalam kelompok rombongan dan regu, mengurus transportasi, penginapan baik di kota pemberangkatan maupun di Makkah dan Madinah.

    Jumlah orang yang melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya meningkat dengan cepat yang menimbulkan berbagai kesulitan bagi pemerintah Arab Saudi dalam pelaksanaan perjalanan ibadah haji tersebut. Karena itu Pemerintah Arab Saudi memberlakukan kebijakan system kuota yang pembatasan jumlah jamaah haji bagi negara-negara di dunia yang menyelenggarakan perjalanan haji bagi warga negaranya baik itu Indonesia adalah 205.000 orang setiap tahunnya.

    Perjalanan haji itu adalah perjalanan yang sulit sedangkan jumlah yang melakukan perjalanan haji itu sangat besar dan berkembang terus. Hal ini menyebabkan pengurusannya menjadi semakin sulit dan rumit. Akibat lainnya adalah pelayanan terhadap jamaah haji kurang memuaskan.

    KBIH Al-Arafah harus menetapkan dan menjalankan strategi promosi yang tepat untuk menarik konsumen menggunakan jasanya, terutama dengan persaingan antar perusahaan sejenis yang makin ketat memperebutkan pasar sasarannya. Pasar sasaran KBIH Al-Arafah yaitu orang Islam di daerah Jambi dan sekitarnya, pria dan wanita yang balig, dan yang memiliki kemampuan dan keinginan menunaikan Ibadah Haji . Pasar sasaran tersebut akan menggunakan ongkos naik haji khusus.

    Dari latar belakang masalah ini kinerja KBIH Al-Arafah yang tergambar dari volume penjualan seperti dipaparkan didepan secara relatif masih rendah tetapi menunjukkan peningkatan yang baik. Oleh karena itu menjadi menarik untuk meneliti mengenai strategi promosi. KBIH Al-Arafah dengan judul “Analisis Strategi Promosi Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al-Arafah Kota Jambi”

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    KBIH Al-Arafah adalah biro perjalanan haji yang memasarkan produknya berupa jasa perjalanan haji khusus. Volume penjualan KBIH Al-Arafah tidak terlalu kecil. Data penjualannya selama 5 tahun terkahir sejak tahun 2002 sampai 2006 menunjukkan volume penjualan yang belum memuaskan, walaupun menunjukkan peningkatan, sedangkan volume penjualan tahun 2006 meningkat menjadi dua kali penjualan tahun 2002 tahun kedua perusahaan ini berdiri. Sebagai perusahaan biro perjalanan perusahaan ini harus bersaing dalam merebut konsumen, menghadapi 8 perusahaan saingannya di Jambi.

    Dalam menghadapi persaingan ini, perusahaan ini harus melakukan promosi yang efektif dan efisien yaitu dengan strategi promosi yang handal. Pertanyaan penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan strategi promosi pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al-Arafah Kota Jambi?”

    1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah

    a. Untuk memperoleh gambaran tentang strategi promosi yang dilaksanakan oleh perusahaan KBIH Al-Arafah.

    b.Untuk menganalisis strategi promosi yang telah dilaksanakan oleh KBIH Al-Arafah.

    2. Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat penelitian ini adalah :

    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang ilmu manajemen pemasaran.

    b.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk melaksanakan strategi promosi secara efektif dan efisien.

    3.Ruang Lingkup Penelitian
    Adapun ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang kajian manajemen pemasaran, dimana ruang lingkup fungsi manajemen pemasaran adalah fungsi manajerial. Aspek yang dibahas adalah bauran promosi, tahun yang dianalisis adalah tahun 2002-2006

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi-definisi
    a. Pemasaran
    Pemasaran menurut Kotler adalah suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

    b. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

    c. Analisis
    Analisis menurut Jauch dan Gueck adalah penelusuran peluang atau ancaman sampai kepangkalnya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karya dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebabnya bagaimana duduk perkaranya.

    d. Strategi
    Strategi menurut fandy adalah sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungan sepanjang waktu. Sedangkan menurut Dr. Faisal Afiff dalam bukunya Strategi Pemasaran adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap suatu lingkungan tertentu (baru dan khas) yang dapat dianggap penting,dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan tindakan yang wajar.

    e. Bauran Promosi
    Bauran promosi adalah kombinasi strategi variable-variabel periklanan, personal selling dan alat promosi lainnya semua direncana untuk mencapai tujuan program penjualan.

    f. Promosi
    Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.

    g. Produk
    Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari atau dibeli digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yangf bersangkutan.

    h. Jasa
    Jasa menurut kotler adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud fisik. Sedangkan menurut rambat jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau kontruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya : kenyamanan, hiburan, kesenangan, dan kesehatan) konsumen.

    2.2 Kerangka Teoritis
    a. Pemasaran Jasa
    Menurut rambat Jasa dan Barang mungkin bias dikatakan sama karena keduanya sama-sama dibutuhkan oleh konsumen, namun keduanya memiliki banyak perbedaan jika dilihat dari segi melakukan kegiatan transaksi, kebutuhan, dan fungsinya.

    b. Promosi
    Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa, kegiatan ini bukan saja berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian/pengguna jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis dan Sumber Data

    a.Data primer

    Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama. Pada penelitian ini wawancara pribadi dengan pimpinan perusahaan, data primer yang dibutuhkan antara lain data yang berhubungan dengan strategi promosi perusahaan.

    b.Data Sekunder

    Data sekunder adalah data primer yang diolah lebih lanjut. Data penelitian ini sumber internal yaitu laporan penjualan perusahaan, struktur organisasi, sejarah perusahaan dan sumber eksternalnya adalah bulletin, Depag dan literatur-literatur.

    3.2. Metode Pengumpulan Data

    a.Library Research (Penelitian Kepustakaan)
    Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder maka dilakukan penelitian kepustakaan dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan manajemen pemasaran,promosi dan strategi promosi dan lain-lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

    b.Field Research (Penelitian Lapangan)
    Penelitian dilapangan dilakukan untuk memperoleh data primer, penelitian lapangan dilakukan dengan jalan :

    -Observasi yaitu memperoleh data dengan cara mengadakan pengamatan langsung kepada objek penelitian, observasi ini diharapkan lebih melengkapi kemungkinan kurangnya data yang diperoleh.

    -Interview yaitu memperoleh data dengan cara mewawancarai pemimpin, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan tentang masalah yang dibahas.

    3.3. Metode Analisis
    Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode yang berfungsi untuk membuat gambaran secara sistematis dan factual mengenai fakta-fakta yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada didalam literature-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Metode ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum mengenai strategi promosi yang dijalankan KBIH Al-Arafah.

    DAFTAR PUSTAKA
    Assauri,S, Manajemen Pemasaran : Konsep Dasar dan Strategi, Rajawali Pers Jakarta, Bulletin Haji dan Umroh,Jakarta. Kotler, P, 1997, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan Implementasi,Prenhalindo,Jakarta.Faisal Afiff,Dr,1990 Strategi Pemasaran, Angkasa Bandung.

    Komentar oleh nikmawati | Desember 28, 2009 | Balas

  31. selamat siang pak jo..
    salam sukses selalu..

    saya RIKA INDRIA, mahasiswa dari program ekstensi, fakultas ekonomi.
    pak jo, saya ingin bapak mengomentari tugas MEP ( mengenai propasal yang telah saya kirimkan lewat blog bapak ) yang telah saya kirim pada tanggal 20 desember 2009 lalu.
    terimakasih, saya harap bapak segera mengomentari tugas MEP saya tersebut.

    Komentar oleh RIKA INDRIA | Desember 28, 2009 | Balas

  32. Salam pak jo,

    Apakah tgs proposal yang bapak tgs kan dapat lngsung di kirim lewat komen ini ???

    thx yach pak,,,

    Betul Niko, tugas dimuat pada halaman yang diperuntukkan untuk itu. Tujunnya agar mendorong peserta lain turut memuat tugasnya. Sukses selalu.

    Komentar oleh Nico Hariandika Rismawan | Desember 28, 2009 | Balas

  33. Nama : Rka Indria
    NIM : ERC1B007007
    Jurusan : Manajemen
    Program : Ekstensi

    Mengamati Persaingan Kartu GSM IM3 dan Kartu GSM XL

    Akhir-akhir ini jika kita saksikan iklan di televisi maka akan kita temui peperangan sengit di dunia telekomunikasi Indonesia. Perang antara kartu GSM melawan
    Perlu diketahui bahwa industri telekomunikasi Indonesia menganut asas pasar Oligopoli. Dimana ciri-ciri pasar ini (kalau saya salah mohon dikoreksi) terdiri dari beberapa perusahaan, dengan produk yang similar atau diferensiasi rendah, dan pasar ini ada yang berperan sebagai market leader maupun follower. Dan pasar ini memiliki entry barrier yang tinggi. Market leader industri ini adalah PT.Telkomsel kemudian diikuti (kemungkinan berubah-ubah posisi), PT. Indosat (IM3), PT. Excelcomindo (XL), PT. Bakrie dan seterusnya.
    Yang perlu kita cermati bersama adalah persaingan produk PT.Indosat yaitu IM3 dengan produk milk PT. Excelcomindo. Persaingan dimulai dengan manuver dari Xl untuk menghadirkan telpon murah 0,5 rupiah per detik ke semua operator. Gebrakan ini dibilang cukup menggegerkan pasar GSM Indonesia. Karena tarif normal telepon tidak dihitung per detik namun per menit dan jatuhnya sekitar 1000 rupiah lebih. Rupanya PT. Excelcomindo ingin menggoyang status quo dari industri telekomunikasi. PT.Telkomsel memang terlihat tidak banyak bermanuver akhir-akhir ini.
    Langkah dari XL ini (terakhir tarif yang berlaku 0,1 per detik) nampaknya direspon dengan manuver “banting harga” dari IM3 dengan tarif 0,01 rupiah per detik. IM3 dan XL memang sama-sama memperebutkan posisi di belakang sang Harimau yang sedang tidur.
    Dalam pandangan saya, IM3 jelas gerah dengan startegi yang dipasang oleh XL. Masalahnya adalah segmen pasar yang digarap oleh IM3 dan XL adalah pasar yang mudah bergejolak, mudah berpindah dari satu operator ke operator lain. Segmen anak muda memang sensitif dengan harga. Sangat jarang ditemui perilaku serupa dari pasar Telkomsel yang notabene segmennya pada kelas menengah atas, tidak sensitif harga namun menuntut pelayanan prima, fasilitas handal, meski harga pulsa lumayan mahal. Sering kita jumpai konsumen memiliki beberapa SIM CARD seperti XL dgn 3(three), IM3 dengan 3, XL dengan IM3. Tapi jarang ada yang memiliki dua SIM CARD dengan kombinasi Telkomsel dgn XL/three/IM3.
    XL nampaknya benar-benar serius dalam pemasarannya kali ini, tarif per detiknya menjadi 600 rupiah (dengan durasi tidak terbatas alias tarif flat). Sedangkan IM3(dengan iklan yang terlihat responsif, grusa-grusu, dan kebakaran jenggot) menyerang balik dengan tarif 0,0000000001 per detik.
    Pertarungan saling serang seperti ini seperti kali ini kerap terjadi di industri telekomunikasi tanah air. Namun dalam kasus tertentu untuk menggairahkan pasar telekomunikasi perlu adanya saling serang seperti ini. Kalau kita cermati lebih lanjut sebenarnya konsumen bisa mengkalkulasi antara dua tarif tersebut mana yang lebih murah.
    Dua brand ini benar-benar adu kepala dalam urusan tarif. Dalam iklan tersebut nampaknya XL(yang memulai serangan) ingin mengrangsek naek. Namun sayangnya reaksi dari IM3 nampak terlalu terburu-buru dan terkesan ngawur. Cara-cara yang langsung tembak macam IM3 ini berbahaya, bukannya mendepak pesaing namun malah mengingatkan dan memperkuat posisi pesaing. Konsumen mungkin malah ragu dengan kualitas IM3 karena dalam tempo sesingkat-singkatnya produk bisa di turunkan harganya demikian drastis.

    Namun langkah-langkah pemasaran seperti ini patut dilestarikan dan mungkin ditingkatkan dengan harapan konsumen lah yang diuntungkan.

    Komentar oleh Rika Indria | Desember 29, 2009 | Balas

  34. Nama : Rika Indria
    NIM : ERC1B007007
    Jurusan : Manajemen
    Program : Ekstensi
    Fakultas : Ekonomi

    Mengamati Persaingan Kartu GSM IM3 dan Kartu GSM XL

    Akhir-akhir ini jika kita saksikan iklan di televisi maka akan kita temui peperangan sengit di dunia telekomunikasi Indonesia. Perang antara kartu GSM melawan
    Perlu diketahui bahwa industri telekomunikasi Indonesia menganut asas pasar Oligopoli. Dimana ciri-ciri pasar ini (kalau saya salah mohon dikoreksi) terdiri dari beberapa perusahaan, dengan produk yang similar atau diferensiasi rendah, dan pasar ini ada yang berperan sebagai market leader maupun follower. Dan pasar ini memiliki entry barrier yang tinggi. Market leader industri ini adalah PT.Telkomsel kemudian diikuti (kemungkinan berubah-ubah posisi), PT. Indosat (IM3), PT. Excelcomindo (XL), PT. Bakrie dan seterusnya.
    Yang perlu kita cermati bersama adalah persaingan produk PT.Indosat yaitu IM3 dengan produk milk PT. Excelcomindo. Persaingan dimulai dengan manuver dari Xl untuk menghadirkan telpon murah 0,5 rupiah per detik ke semua operator. Gebrakan ini dibilang cukup menggegerkan pasar GSM Indonesia. Karena tarif normal telepon tidak dihitung per detik namun per menit dan jatuhnya sekitar 1000 rupiah lebih. Rupanya PT. Excelcomindo ingin menggoyang status quo dari industri telekomunikasi. PT.Telkomsel memang terlihat tidak banyak bermanuver akhir-akhir ini.
    Langkah dari XL ini (terakhir tarif yang berlaku 0,1 per detik) nampaknya direspon dengan manuver “banting harga” dari IM3 dengan tarif 0,01 rupiah per detik. IM3 dan XL memang sama-sama memperebutkan posisi di belakang sang Harimau yang sedang tidur.
    Dalam pandangan saya, IM3 jelas gerah dengan startegi yang dipasang oleh XL. Masalahnya adalah segmen pasar yang digarap oleh IM3 dan XL adalah pasar yang mudah bergejolak, mudah berpindah dari satu operator ke operator lain. Segmen anak muda memang sensitif dengan harga. Sangat jarang ditemui perilaku serupa dari pasar Telkomsel yang notabene segmennya pada kelas menengah atas, tidak sensitif harga namun menuntut pelayanan prima, fasilitas handal, meski harga pulsa lumayan mahal. Sering kita jumpai konsumen memiliki beberapa SIM CARD seperti XL dgn 3(three), IM3 dengan 3, XL dengan IM3. Tapi jarang ada yang memiliki dua SIM CARD dengan kombinasi Telkomsel dgn XL/three/IM3.
    XL nampaknya benar-benar serius dalam pemasarannya kali ini, tarif per detiknya menjadi 600 rupiah (dengan durasi tidak terbatas alias tarif flat). Sedangkan IM3(dengan iklan yang terlihat responsif, grusa-grusu, dan kebakaran jenggot) menyerang balik dengan tarif 0,0000000001 per detik.
    Pertarungan saling serang seperti ini seperti kali ini kerap terjadi di industri telekomunikasi tanah air. Namun dalam kasus tertentu untuk menggairahkan pasar telekomunikasi perlu adanya saling serang seperti ini. Kalau kita cermati lebih lanjut sebenarnya konsumen bisa mengkalkulasi antara dua tarif tersebut mana yang lebih murah.
    Dua brand ini benar-benar adu kepala dalam urusan tarif. Dalam iklan tersebut nampaknya XL(yang memulai serangan) ingin mengrangsek naek. Namun sayangnya reaksi dari IM3 nampak terlalu terburu-buru dan terkesan ngawur. Cara-cara yang langsung tembak macam IM3 ini berbahaya, bukannya mendepak pesaing namun malah mengingatkan dan memperkuat posisi pesaing. Konsumen mungkin malah ragu dengan kualitas IM3 karena dalam tempo sesingkat-singkatnya produk bisa di turunkan harganya demikian drastis.

    Namun langkah-langkah pemasaran seperti ini patut dilestarikan dan mungkin ditingkatkan dengan harapan konsumen lah yang diuntungkan.

    Tq. Rika, kontribusimu akan menjadi bagian dalam proposal kita. Sukses selalu.

    Komentar oleh Rika Indria | Desember 29, 2009 | Balas

  35. selamat malam pak jo salam sukses luar biasa, pak saya mengangkat permasalah Tentang kepuasaan nasabah bank akan fasilitas elektronik banking pak? bagaimana tanggapannya pak, trims?

    Idemu bagus, tapi hendaknya dibatasi pada berbagai bidang pelayanan saja, pilih pelayanan yang dominan di bank tersebut. Sukses.

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | Desember 29, 2009 | Balas

  36. ok pak trims. . .

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | Januari 3, 2010 | Balas

  37. malam pak Jo’ tgs ahir str saya sudah kirim ke halaman str pak,thks

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | Januari 3, 2010 | Balas

  38. Salam sukses pak jo,saya Raehan mahasiswa MEP pagi
    saya dan teman teman tim penyusun angket penelitian tentang “Analisis Manfaat dan Biaya XL dan Im3” :

    1.Raehan
    2.Evvy puspawati
    Tedy Mirwan

    telah mengirimkan kuisioner ke alamat email bapak

    mohon di lihat dan segera di beri tanggapan apabila ad terdapat kekurangan dalam penyusunan angket kami agar segera dapat melakukan perbaikan dan dapat melanjutkan “project” penelitian ini

    trims,

    Komentar oleh Raehan | Januari 3, 2010 | Balas

  39. salam pak jo..

    saya : Tomy dr
    nim : C1B007056
    MK : MEP (reguler)

    untuk proposal proyek pribadi saya di mata kuliah MEP.
    saya ingin mengangkat tema tentang kepuasan konsumen, lebih spesifiknya tentang kepuasan konsumen terhadap produk laptop axioo. ini karena saya sendiri sebagai pengguna dr laptop axioo merasa sangat tidak puas dengan kinerja dr laptop axioo itu sendiri, banyak masalah dari hardwarenya (dvd-rom, speaker, touchpad, dll), serta system yg berjalan lambat. jd saya ingin mengetahui bagaimanakah tanggapan mereka serta kepuasan konsumen lain terhadap laptop axioo ini, dan mungkin saya bs angkat untuk jd tugas MEP saya.

    bagaimana tanggapan bpk???

    Tomy, idemu bagus. Hal penting adalah bagaimana anda menentukan fitur atau bidang yang menjadi sumber kepuasan. Silahkan dibuat proposal ringkasnya. DItunggu.

    thx…

    Komentar oleh tomy | Januari 4, 2010 | Balas

    • iya pak, saya dah mulai kerja, lagi ngumpulin informasi.
      terima kasih pak..

      Komentar oleh tomy dr | Januari 5, 2010 | Balas

      • keren idenya. . .

        Komentar oleh dandy triadi (C1B007097) | Januari 14, 2010

  40. Selamat malam pak jo,
    Nama :Deby.Anggraini
    Nim : C1B006055
    Fak/jur : ekonomi/manajemen
    kelas reguler
    mata kuliah : METODE PENELITIAN (MEP)
    Saya mahasiswi reguler mengajukan proposal(tugas individu)
    Dengan judul :
    PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE NOKIA

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah
    Berkembangnya teknologi komunikasi ini ditandai dengan banjir ponsel, memang agak mengherankan sebab sesungguhnya secara umum kondisi perekonomian Indonesia belum pulih benar. Namun rupanya bisnis ponsel tergolong cepat siuman. Hal ini berawal dari rangkaian observasi yang menyeluruh dan mendalam mengenai perilaku, kebutuhan dan gaya hidup manusia. Ini disebabkan karena manusia menganggap bahwa waktu adalah sumber daya yang tak tergantikan. Maka,pekerjaan harus bisa dilakukan dimana saja, dikantor, diperjalanan atau sambil menunggu pesawat sekalipun.
    Telepon Selular (Ponsel) jelas membantu memanfaatkan waktu. Kita bisa menelepon kapan saja dan dimana saja, sehingga pada tahun 2003 diperkirakan permintaan ponsel akan meningkat 100 % dari tahun 2002. “Peluangnya masih besar” pendapat para pebisnis ponsel. Indikasinya selain daya beli konsumen yang membaik, juga produk baru masih terus bermunculan. Maklum, teknologi komunikasi terus berkembang semakin canggih dan rumit. Namun gagasan dibalik itu sebetulnya sangat simpel, orang ingin bebas kemana saja sesuai dengan keinginannya, tetapi pada saat yang sama hidupnya tetap terkontrol. Mereka ingin mengungkapkan individualitas, tidak hanya lewat kata-kata tetapi juga produk yang dipilih.
    Bermacam jenis dan merek ponsel ditawarkan sesuai kebutuhan, profesi, status, gaya hidup, dan hobi penggunanya. Bukan sekedar customized, melainkan sudah personalized. Bahkan ada pula papan rumpi dan handsfree yang dilengkapi radio. Seperti bahasa yang menunjukan bangsa, pilihan ponselpun menunjukan siapakah anda sebenarnya. Lewat ponsel orang bukan saja mengetahui siapakah anda dan bagaimana status ekonomi, sosial, pendidikan dan selera anda, melainkan juga jenis pekerjaan, tingkat kesibukan, bahkan hobi anda.
    “Ponsel masa kini dirancang mewakili citra pemiliknya,” ujar Mark Powell, Direktur Portofolio Global Motorola Personal Communication. Maka, tak heran jika baik bentuk, warna maupun bahan dasar ponsel kini menjadi sama pentingnya dibanding ukuran, berat, fitur, aksesoris dan kelengkapan lainnya.(majalah forsel 9 september 2009)
    Dapatlah diketahui secara langsung bahwa kegiatan pemasaran berkaitan dengan konsumen. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan.
    Pasar akan terdiri dari para konsumen yang beraneka ragam, baik menurut usia, jenis kelamin dan pendidikan. Pemahaman mengenai persepsi konsumen pada suatu produk akan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam menentukan dan mengembangkan produk yang akan dibuat. Sehubungan dengan hal tersebut maka perusahaan perlu mempelajari persepsi konsumen yang akan dituju agar dapat menghasilkan tanggapan yang efektif dari konsumen.
    Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang di nikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Dari nilai tersebut akan timbul kepuasan pelanggan, itu tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembeli akan merasa tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan pembeli maka konsumen akan merasakan kepuasan dalam pembelian produk tersebut dan bila prestasi melebihi dari harapan maka konsumen akan merasa sangat gembira.
    Persepsi seorang konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Semua perusahaan pemasaran berusaha mencari jalan mereka sendiri untuk mempertahankan agar pelanggan mereka tetap puas. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan mereka akan memberitahukan orang lain mengenai pengalaman baik mereka dengan produk itu
    Dalam hal ini penulis mempunyai pertimbangan bahwa ponsel Nokia saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dibanding ponsel dengan merek lain.
    1.4. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:
    1. Apakah konsumen ponsel di jambi mempunyai kecenderungan memilih nokia sebagai pilihan pembelian.
    2. “Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut produk ponsel Nokia.”
    a. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian ini adalah :
    1. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk ponsel nokia dijambi.
    2. Untuk mengetahui atribut produk ponsel yang paling dominan yang menjadi / alasan bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembeliaan ponsel.
    3. Untuk mengetahui atribut yang masih dinilai lemah/kurang bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ponsel
    4. Untuk mengetahui hubungan antara sikap konsumen atas atribut produk ponsel dengan jenis pekerjaan konsumen.
    5. Untuk mencari strategi pemasaran yang harus digunakan oleh produsen ponsel.
    b. Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
    1. Bagi Peneliti
    Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti khususnya mengenai perilaku konsumen yang dapat menambah pengetahuan bagi dunia praktisi yang berkaitan dengan manajemen pemasaran.
    2. Bagi Perusahaan
    Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi manajemen tentang faktor-faktor yang memperngaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dan pengembangan strategi pemasaran yang kuat dalam rangka pengelolaan perusahaan ponsel yang efektif dan efisien
    3. Bagi Pihak lain
    Penelitian dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelia.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Landasan teori
    .1. Pengertian Persepsi
    Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa seorang konsumen membeli suatu produk. Selain jenis produk, faktor demografi, faktor ekonomi, faktor psikologipun dapat mempengaruhi mengapa seseorang membeli. Yang termasuk dalam faktor psikologi adalah: sikap, keyakinan, minat, kepribadian, angan-angan dan lain lain. Dengan otaknya manusia menerima informasi dan proses berpikir (Cognitions) melibatkan sesuatu yang disebut persepsi. Persepsi menurut Mowen yang dikutip pada bukunya Rhenald Kasali (1998; 25) sebagai berikut:
    Persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu terekspos oleh informasi, menyediakan kapasitas prosesor yang lebih luas dan mengitepretasikan informasi tersebut.
    Sedangkan Menurut Kotler ,1997;34 definisi persepsi sebagai berikut:
    Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

    Perilaku manusia dimulai dengan kesadaran rasional mengenai lingkungannya. Pengetahuan terhadap lingkungannya itu diperoleh sesorang melalui panca inderanya. Manusia menyimpan informasi dalam bentuk semantic didalam memorinya, jaringan ini terdiri dari berbagai memori nodes (pusat-pusat informasi) yang menyimpan konsep semantic tertentu. Masing-masing memori nodes itu dihubungkan dengan garis-garis penghubung yang dapat mencerminkan adanya hubungan asosiatif. Ada lima jenis informasi yang dapat disimpan dalam memori nodes yaitu:
    a) Nama merek-merek tertentu
    b) Karakteristik merek tersebut (biasanya dinyatakan dalam bentuk atribut)
    c) Iklan-iklan mengenai merek tersebut
    d) Kategori produk
    e) Hasil evakuasi konsumen terhadap merek-merek tertentu dan iklan-iklannya
    Individu menerima informasi tersebut melalui aktifitas
    a) Mendengar
    b) Melihat
    c) Menyentuh
    d) Merasakan
    e) Mencium sesuatu, terlepas dari apakah sesuatu itu merupakan objek sebuah kejadian atau sebuah ide.

    2. Kerangka Teoritis
    Dewasa ini persaingan di psar semakin ketat sehingga karenanya merek merupakan factor penetu dalam persaingan itu. Konsumen akan memilih produk yang jelas mereknya di bandingkan dengan produk yang belum jelas mereknya.oleh karena itu asumsi konsumen bahwa produk yang telah memilliki ekuitas merek biasanya memiliki tingkat kualitas yang baik.

    3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
    Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena kita harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada bagan di bawah ini.
    Budaya Sosial
    Pribadi Psikologi
    Budaya Kelompok Acuan Umur dan Tahap Motivasi
    Daur Hidup Persepsi
    Pekerjaan Pengetahuan Pembeli
    Subbudaya Keluarga Situasi Ekonomi Keyakinan dan
    Gaya hidup Sikap
    Kepribadian dan
    Konsep diri
    Peran dan Status
    Kelas Sosial

    Gambar 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku

    Memahami perilaku konsumen dan “mengenal pelanggan” bukan masalah yang sederhana.para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keingninan mereka namun bertindak selanjutnya.para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam.mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada setiap menit. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu :
    1. produk dan jasa yang berkualitas.
    2. biaya pemilikan yang meliputi biaya perkembangan produk,biaya perolehan,biaya operasional,biaya dukungan
    3. hubungan dengan perusahaan pelanggan.
    4. siklus waktu yang meliputi waktu pemesanan,waktu pengembangan produk,waktu pengiriman tepat waktu.
    Bauran pemasaran pada umumnya adalah produk,harga,distribusi,promosi. Dalam pelayanan jasa,konsumen lah yang sebagian besar terlibat secara langsung dan interaksinya dengan penyedian jasa.

    A. Produk
    Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,diminta,digunakan,dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.dalam hal pengembangan produk perusahaan perlu juga memperhatikan manfaat apa yang akan diberikan produk tersebut.
    Atribut produk adalah unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.atribut produk meliputi merek,kemasan,jaminan,pelayanan dan sebagainya.

    B.Harga
    Harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan juga elemen bauran pemasaran yang paling flexibel : harga dapat diubah secara cepat.perusahaan juga perlu memperhatikan bahwa konsumen membeli produk dengan mempertukarkan sesuatu nilai untuk mendapatkan sesuatu nilai sehingga penetapan harga yang efektif yang berorientasi pada pembeli menuntut adanya pemahaman tentang beberapa nilai yang ditempatkan oleh para konsumen diatas manfaat yang mereka terima.

    C. Hipotesis
    Dilihat pada perumusan masalah,kerangka teoritis serta penelitian sebelumnya,hipotesis yang diinginkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : pengaruh atribut ponsel nokia terhandap ponsel merek lain.

    BAB III
    ANALISA DATA

    3.1 Analisa Data Kualitatif
    Metode analisa ini diperoleh tanpa mempergunakan perhitungan angka-angka, melainkan mempergunakan. Untuk hasil penelitian ini digunakan metode analisis prosentase. Cara yang dipakai dalam analisis prosentase adalah distribusi frekuensi relative, artinya data dibagi kedalam kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam prosentase. Dalam hal ini responden dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristiknya antara lain berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan atau aktifitas, serta pendapatan atau uang saku per bulan.

    4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
    Tingkat Usia Jumlah Presentasi
    Kurang dari 20 Tahun 11 18,3 %
    21 – 34 Tahun 45 75 %
    35 – 45 Tahun 3 5 %
    Lebih dari 46 Tahun 1 1,6 %
    Tabel 4.1 Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia

    Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pembeli ponsel Nokia yang memiliki prosentase terbesar adalah konsumen dengan usia 21 – 34 tahun sebanyak 75 % atau 45 orang, sedangkan terkecil adalah usia lebih dari 46 tahun hanya ada 1 orang atau 1, 6 %. Hal ini disebabkan karena JAambi adalah kota pelajar sehingga pada pengambilan sampling secara random didapat yang terbanyak adalah responden dengan tingkat usia 21- 34 tahun yaitu usia-usia pelajar.
    4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
    Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi
    SD 1 1,6 %
    SLTP 3 5 %
    SLTA 40 66 %
    Perguruan Tinggi 16 26,6 %
    Tabel 4.2 Karakteristik Konsumen berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Dari tabel ini bisa kita lihat bahwa penggunan ponsel Nokia mempunyai tingkat pendidikan berbeda-beda, menurut hasil penelitian, penguna terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan terakhir SLTA sebanyak 40 orang atau 66 %, sedangkan pengguna terkecil adalah dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar yaitu 1 orang atau 1,6 %. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena melihat latar belakang kota JAMBI yang mana 2/3 jumlah penduduknya adalah mahasiswa dimana tingkat pendidikan terkahirnya yaitu SLTA.
    4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan/Aktifitas
    Jenis Pekerjaan Jumlah Presentasi
    Pegawai Negeri 1 1,6 %
    Pegawai Swasta 9 15 %
    Pelajar/Mahasiswa 44 73,3 %
    Lain-lain 6 10 %
    Tabel 4. 3 Karakteristik konsumen berdasarkan Pekerjaan/aktifitas

    Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen Nokia terbesar adalah mempunyai aktifitas/pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 44 orang atau 73,3 %, sedangkan paling sedikit yaitu pegawai Negeri 1 orang atau 1,6 %. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena melihat latar belakang kota Purwokerto yang mana 2/3 jumlah penduduknya adalah mahasiswa yang secara kebetulan masuk sampling.
    1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per bulan
    Tingkat Pendapatan Jumlah Presentasi
    Kurang dari Rp.499.999 42 70 %
    Rp.500.000 – Rp100.000 7 11,6 %
    Rp.1000.000 – Rp.1.999.999 3 5 %
    Lebih dari Rp.2.000.000 8 13,3 %
    Tabel 4.4 Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan uang saku/ bulan

    Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen dengan presentasi terbesar yaitu mempunyai uang saku/pendapatan per bulan kurang dari Rp.499.999, sebanyak 42 orang atau 70 %, sedangkan paling sedikit yaitu dengan pendapatan Rp.1.000.000 – 1.999.999, yaitu 3 orang atau 5 %. Hal ini disebakan karena pengguna terbanyak adalah pelajar oleh karena itu tingkat pendapatan yang dimaksud adalah uang saku seorang mahasiswa yaitu berkisar kurang dari Rp.499.999
    3.2 Analisa Data Kuantitatif
    Dalam analisa data kuantitatif penulis melakukan analisa dengan mencari nilai Mean tanggapan konsumen terhadap ponsel Nokia terhadap atribut: harga, mutu, merek dan desain dengan rumus Mean Aritmatik:
    M = x
    N

    Dimana:
    M = Mean
    X = Jumlah seluruh nilai
    N = Jumlah responden

    Langkah-langkahnya sebagai berikut:
    Untuk hasil penelitian analisis terhadap data konsumen digunakan skala Likert dengan penelitian, menentukan penilaian konsumen yang bersifat positif, netral, dan negatif
    Kriteria penilaian sebagai berikut:
     Skor mean antara –1 sampai –2 berarti penilaian konsumen tidak penting atau negatif
     Skor mean antara –1 sampai 1 berarti penilaian netral
     Nilai mean antara +1 sampai +2 berarti penilaian konsumen penting atau positif
    Selain mencari mean penulis juga mencari tingkat kepentingan terhadap atribut harga, mutu, merek dan desain. Serta mencari tingkat persepsi produk dengan produk pesaing.

    Komentar oleh deby anggraini | Januari 5, 2010 | Balas

  41. Selamat malam pak jo,
    Saya mahasiswa bpk,
    Nama :Deby.Anggraini
    Nim : C1B006055
    Fak/jur : ekonomi/manajemen
    Mengontrak mata kuliah MEP dan saya mengirim proposal sebagaimana untuk semesteran.
    Dengan judul
    PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE NOKIA

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah
    Berkembangnya teknologi komunikasi ini ditandai dengan banjir ponsel, memang agak mengherankan sebab sesungguhnya secara umum kondisi perekonomian Indonesia belum pulih benar. Namun rupanya bisnis ponsel tergolong cepat siuman. Hal ini berawal dari rangkaian observasi yang menyeluruh dan mendalam mengenai perilaku, kebutuhan dan gaya hidup manusia. Ini disebabkan karena manusia menganggap bahwa waktu adalah sumber daya yang tak tergantikan. Maka,pekerjaan harus bisa dilakukan dimana saja, dikantor, diperjalanan atau sambil menunggu pesawat sekalipun.
    Telepon Selular (Ponsel) jelas membantu memanfaatkan waktu. Kita bisa menelepon kapan saja dan dimana saja, sehingga pada tahun 2003 diperkirakan permintaan ponsel akan meningkat 100 % dari tahun 2002. “Peluangnya masih besar” pendapat para pebisnis ponsel. Indikasinya selain daya beli konsumen yang membaik, juga produk baru masih terus bermunculan. Maklum, teknologi komunikasi terus berkembang semakin canggih dan rumit. Namun gagasan dibalik itu sebetulnya sangat simpel, orang ingin bebas kemana saja sesuai dengan keinginannya, tetapi pada saat yang sama hidupnya tetap terkontrol. Mereka ingin mengungkapkan individualitas, tidak hanya lewat kata-kata tetapi juga produk yang dipilih.
    Bermacam jenis dan merek ponsel ditawarkan sesuai kebutuhan, profesi, status, gaya hidup, dan hobi penggunanya. Bukan sekedar customized, melainkan sudah personalized. Bahkan ada pula papan rumpi dan handsfree yang dilengkapi radio. Seperti bahasa yang menunjukan bangsa, pilihan ponselpun menunjukan siapakah anda sebenarnya. Lewat ponsel orang bukan saja mengetahui siapakah anda dan bagaimana status ekonomi, sosial, pendidikan dan selera anda, melainkan juga jenis pekerjaan, tingkat kesibukan, bahkan hobi anda.
    “Ponsel masa kini dirancang mewakili citra pemiliknya,” ujar Mark Powell, Direktur Portofolio Global Motorola Personal Communication. Maka, tak heran jika baik bentuk, warna maupun bahan dasar ponsel kini menjadi sama pentingnya dibanding ukuran, berat, fitur, aksesoris dan kelengkapan lainnya.(majalah forsel 9 september 2009)
    Dapatlah diketahui secara langsung bahwa kegiatan pemasaran berkaitan dengan konsumen. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan.
    Pasar akan terdiri dari para konsumen yang beraneka ragam, baik menurut usia, jenis kelamin dan pendidikan. Pemahaman mengenai persepsi konsumen pada suatu produk akan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam menentukan dan mengembangkan produk yang akan dibuat. Sehubungan dengan hal tersebut maka perusahaan perlu mempelajari persepsi konsumen yang akan dituju agar dapat menghasilkan tanggapan yang efektif dari konsumen.
    Nilai bagi pelanggan merupakan perbedaan antara nilai yang di nikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya untuk memiliki produk tersebut. Dari nilai tersebut akan timbul kepuasan pelanggan, itu tergantung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relatif terhadap harapan pembeli. Bila prestasi produk jauh lebih rendah ketimbang harapan pelanggan, pembeli akan merasa tidak puas. Bila prestasi sesuai dengan harapan pembeli maka konsumen akan merasakan kepuasan dalam pembelian produk tersebut dan bila prestasi melebihi dari harapan maka konsumen akan merasa sangat gembira.
    Persepsi seorang konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Semua perusahaan pemasaran berusaha mencari jalan mereka sendiri untuk mempertahankan agar pelanggan mereka tetap puas. Pelanggan yang merasa puas akan membeli ulang, dan mereka akan memberitahukan orang lain mengenai pengalaman baik mereka dengan produk itu
    Dalam hal ini penulis mempunyai pertimbangan bahwa ponsel Nokia saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dibanding ponsel dengan merek lain.
    1.4. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis mengangkat permasalahan sebagai berikut:
    1. Apakah konsumen ponsel di jambi mempunyai kecenderungan memilih nokia sebagai pilihan pembelian.
    2. “Bagaimanakah sikap konsumen terhadap atribut produk ponsel Nokia.”
    a. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian ini adalah :
    1. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap atribut produk ponsel nokia dijambi.
    2. Untuk mengetahui atribut produk ponsel yang paling dominan yang menjadi / alasan bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembeliaan ponsel.
    3. Untuk mengetahui atribut yang masih dinilai lemah/kurang bagi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ponsel
    4. Untuk mengetahui hubungan antara sikap konsumen atas atribut produk ponsel dengan jenis pekerjaan konsumen.
    5. Untuk mencari strategi pemasaran yang harus digunakan oleh produsen ponsel.
    b. Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
    1. Bagi Peneliti
    Dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti khususnya mengenai perilaku konsumen yang dapat menambah pengetahuan bagi dunia praktisi yang berkaitan dengan manajemen pemasaran.
    2. Bagi Perusahaan
    Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi manajemen tentang faktor-faktor yang memperngaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dan pengembangan strategi pemasaran yang kuat dalam rangka pengelolaan perusahaan ponsel yang efektif dan efisien
    3. Bagi Pihak lain
    Penelitian dapat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelia.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Landasan teori
    .1. Pengertian Persepsi
    Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa seorang konsumen membeli suatu produk. Selain jenis produk, faktor demografi, faktor ekonomi, faktor psikologipun dapat mempengaruhi mengapa seseorang membeli. Yang termasuk dalam faktor psikologi adalah: sikap, keyakinan, minat, kepribadian, angan-angan dan lain lain. Dengan otaknya manusia menerima informasi dan proses berpikir (Cognitions) melibatkan sesuatu yang disebut persepsi. Persepsi menurut Mowen yang dikutip pada bukunya Rhenald Kasali (1998; 25) sebagai berikut:
    Persepsi adalah suatu proses dimana individu-individu terekspos oleh informasi, menyediakan kapasitas prosesor yang lebih luas dan mengitepretasikan informasi tersebut.
    Sedangkan Menurut Kotler ,1997;34 definisi persepsi sebagai berikut:
    Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

    Perilaku manusia dimulai dengan kesadaran rasional mengenai lingkungannya. Pengetahuan terhadap lingkungannya itu diperoleh sesorang melalui panca inderanya. Manusia menyimpan informasi dalam bentuk semantic didalam memorinya, jaringan ini terdiri dari berbagai memori nodes (pusat-pusat informasi) yang menyimpan konsep semantic tertentu. Masing-masing memori nodes itu dihubungkan dengan garis-garis penghubung yang dapat mencerminkan adanya hubungan asosiatif. Ada lima jenis informasi yang dapat disimpan dalam memori nodes yaitu:
    a) Nama merek-merek tertentu
    b) Karakteristik merek tersebut (biasanya dinyatakan dalam bentuk atribut)
    c) Iklan-iklan mengenai merek tersebut
    d) Kategori produk
    e) Hasil evakuasi konsumen terhadap merek-merek tertentu dan iklan-iklannya
    Individu menerima informasi tersebut melalui aktifitas
    a) Mendengar
    b) Melihat
    c) Menyentuh
    d) Merasakan
    e) Mencium sesuatu, terlepas dari apakah sesuatu itu merupakan objek sebuah kejadian atau sebuah ide.

    2. Kerangka Teoritis
    Dewasa ini persaingan di psar semakin ketat sehingga karenanya merek merupakan factor penetu dalam persaingan itu. Konsumen akan memilih produk yang jelas mereknya di bandingkan dengan produk yang belum jelas mereknya.oleh karena itu asumsi konsumen bahwa produk yang telah memilliki ekuitas merek biasanya memiliki tingkat kualitas yang baik.

    3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
    Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena kita harus meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada bagan di bawah ini.
    Budaya Sosial
    Pribadi Psikologi
    Budaya Kelompok Acuan Umur dan Tahap Motivasi
    Daur Hidup Persepsi
    Pekerjaan Pengetahuan Pembeli
    Subbudaya Keluarga Situasi Ekonomi Keyakinan dan
    Gaya hidup Sikap
    Kepribadian dan
    Konsep diri
    Peran dan Status
    Kelas Sosial

    Gambar 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku

    Memahami perilaku konsumen dan “mengenal pelanggan” bukan masalah yang sederhana.para pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keingninan mereka namun bertindak selanjutnya.para pelanggan tersebut mungkin tidak memahami motivasi mereka yang lebih mendalam.mereka mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada setiap menit. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan yaitu :
    1. produk dan jasa yang berkualitas.
    2. biaya pemilikan yang meliputi biaya perkembangan produk,biaya perolehan,biaya operasional,biaya dukungan
    3. hubungan dengan perusahaan pelanggan.
    4. siklus waktu yang meliputi waktu pemesanan,waktu pengembangan produk,waktu pengiriman tepat waktu.
    Bauran pemasaran pada umumnya adalah produk,harga,distribusi,promosi. Dalam pelayanan jasa,konsumen lah yang sebagian besar terlibat secara langsung dan interaksinya dengan penyedian jasa.

    A. Produk
    Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,diminta,digunakan,dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.dalam hal pengembangan produk perusahaan perlu juga memperhatikan manfaat apa yang akan diberikan produk tersebut.
    Atribut produk adalah unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.atribut produk meliputi merek,kemasan,jaminan,pelayanan dan sebagainya.

    B.Harga
    Harga masih tetap merupakan salah satu unsur terpenting yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan juga elemen bauran pemasaran yang paling flexibel : harga dapat diubah secara cepat.perusahaan juga perlu memperhatikan bahwa konsumen membeli produk dengan mempertukarkan sesuatu nilai untuk mendapatkan sesuatu nilai sehingga penetapan harga yang efektif yang berorientasi pada pembeli menuntut adanya pemahaman tentang beberapa nilai yang ditempatkan oleh para konsumen diatas manfaat yang mereka terima.

    C. Hipotesis
    Dilihat pada perumusan masalah,kerangka teoritis serta penelitian sebelumnya,hipotesis yang diinginkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : pengaruh atribut ponsel nokia terhandap ponsel merek lain.

    BAB III
    ANALISA DATA

    3.1 Analisa Data Kualitatif
    Metode analisa ini diperoleh tanpa mempergunakan perhitungan angka-angka, melainkan mempergunakan. Untuk hasil penelitian ini digunakan metode analisis prosentase. Cara yang dipakai dalam analisis prosentase adalah distribusi frekuensi relative, artinya data dibagi kedalam kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam prosentase. Dalam hal ini responden dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristiknya antara lain berdasarkan usia, tingkat pendidikan, pekerjaan atau aktifitas, serta pendapatan atau uang saku per bulan.

    4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
    Tingkat Usia Jumlah Presentasi
    Kurang dari 20 Tahun 11 18,3 %
    21 – 34 Tahun 45 75 %
    35 – 45 Tahun 3 5 %
    Lebih dari 46 Tahun 1 1,6 %
    Tabel 4.1 Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia

    Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pembeli ponsel Nokia yang memiliki prosentase terbesar adalah konsumen dengan usia 21 – 34 tahun sebanyak 75 % atau 45 orang, sedangkan terkecil adalah usia lebih dari 46 tahun hanya ada 1 orang atau 1, 6 %. Hal ini disebabkan karena JAambi adalah kota pelajar sehingga pada pengambilan sampling secara random didapat yang terbanyak adalah responden dengan tingkat usia 21- 34 tahun yaitu usia-usia pelajar.
    4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
    Tingkat Pendidikan Jumlah Presentasi
    SD 1 1,6 %
    SLTP 3 5 %
    SLTA 40 66 %
    Perguruan Tinggi 16 26,6 %
    Tabel 4.2 Karakteristik Konsumen berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Dari tabel ini bisa kita lihat bahwa penggunan ponsel Nokia mempunyai tingkat pendidikan berbeda-beda, menurut hasil penelitian, penguna terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan terakhir SLTA sebanyak 40 orang atau 66 %, sedangkan pengguna terkecil adalah dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar yaitu 1 orang atau 1,6 %. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena melihat latar belakang kota JAMBI yang mana 2/3 jumlah penduduknya adalah mahasiswa dimana tingkat pendidikan terkahirnya yaitu SLTA.
    4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan/Aktifitas
    Jenis Pekerjaan Jumlah Presentasi
    Pegawai Negeri 1 1,6 %
    Pegawai Swasta 9 15 %
    Pelajar/Mahasiswa 44 73,3 %
    Lain-lain 6 10 %
    Tabel 4. 3 Karakteristik konsumen berdasarkan Pekerjaan/aktifitas

    Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen Nokia terbesar adalah mempunyai aktifitas/pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 44 orang atau 73,3 %, sedangkan paling sedikit yaitu pegawai Negeri 1 orang atau 1,6 %. Hal ini mungkin dapat disebabkan karena melihat latar belakang kota Purwokerto yang mana 2/3 jumlah penduduknya adalah mahasiswa yang secara kebetulan masuk sampling.
    1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan per bulan
    Tingkat Pendapatan Jumlah Presentasi
    Kurang dari Rp.499.999 42 70 %
    Rp.500.000 – Rp100.000 7 11,6 %
    Rp.1000.000 – Rp.1.999.999 3 5 %
    Lebih dari Rp.2.000.000 8 13,3 %
    Tabel 4.4 Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan uang saku/ bulan

    Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa konsumen dengan presentasi terbesar yaitu mempunyai uang saku/pendapatan per bulan kurang dari Rp.499.999, sebanyak 42 orang atau 70 %, sedangkan paling sedikit yaitu dengan pendapatan Rp.1.000.000 – 1.999.999, yaitu 3 orang atau 5 %. Hal ini disebakan karena pengguna terbanyak adalah pelajar oleh karena itu tingkat pendapatan yang dimaksud adalah uang saku seorang mahasiswa yaitu berkisar kurang dari Rp.499.999
    3.2 Analisa Data Kuantitatif
    Dalam analisa data kuantitatif penulis melakukan analisa dengan mencari nilai Mean tanggapan konsumen terhadap ponsel Nokia terhadap atribut: harga, mutu, merek dan desain dengan rumus Mean Aritmatik:
    M = x
    N

    Dimana:
    M = Mean
    X = Jumlah seluruh nilai
    N = Jumlah responden

    Langkah-langkahnya sebagai berikut:
    Untuk hasil penelitian analisis terhadap data konsumen digunakan skala Likert dengan penelitian, menentukan penilaian konsumen yang bersifat positif, netral, dan negatif
    Kriteria penilaian sebagai berikut:
     Skor mean antara –1 sampai –2 berarti penilaian konsumen tidak penting atau negatif
     Skor mean antara –1 sampai 1 berarti penilaian netral
     Nilai mean antara +1 sampai +2 berarti penilaian konsumen penting atau positif
    Selain mencari mean penulis juga mencari tingkat kepentingan terhadap atribut harga, mutu, merek dan desain. Serta mencari tingkat persepsi produk dengan produk pesaing.

    Deby, banyak hal yg potensil untuk menulis skripsi salah satunya melalaui yang anda sampaikan. Bisa juga dg membandingkan atribut satu HP terhadap HP yg lain, atau bisa memeriksa pengaruh pengambilan keputusan. Ide yg anda sampaikan cukup baik, sukses. Tapi untuk dijadikan skripsi, periksa dulu, jangan ada skripsi yg sama di FE. Sukses.

    Komentar oleh Deby anggraini | Januari 5, 2010 | Balas

    • ya pak,terimakasih atas sarannya…

      Komentar oleh Deby anggraini | Januari 5, 2010 | Balas

  42. Nama :Rika Indria
    NIM : ERC1B007007
    Jurusan manajemen Fakultas Ekonomi
    Program Ekstensi Universitas Jambi

    Ass…..
    Pak ini lanjutan tugas yang terdahulu yang judulnya ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN JUPITER
    Kemarin sudah dikirim pendahuluannya, terus Bapak minta tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran…

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi-definisi
    Berikut ini akan dikemukakan bebrapa istilah dan definisi penting yang mendukung penulisan ini sehingga mempermudah dalam membaca dan memahami penulisan, yaitu :
    a. Pemasaran
    Pemasaran menurut Kotler (1997, hal 8) adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
    b. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran menurut Kotler (1997, hal 13) adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
    c. Promosi
    Promosi menurut Saladin (1996, hal 3) adalah komunikasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut.
    d. Iklan
    Iklan menurut MAsayarakat Periklanan Indonesia (Kasali, 1995, hal11) adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditunjukkan pada sebagian atau seluruh masyarakat, sedangkan periklanan maerupakan keseluruhan proses yang meliputi penyiapan , perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyampaian iklan.
    e. Media
    Menurut Fandi Tjiptono (1997, hal 241) media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran.
    f. Produk endorser
    Menurt Tjiptono (2004, hal 3003) produk endorser adalah individu atau kelompok yang terpilih untuk tampil atau menyampaikan pesan iklan suatu produk dalam suatu media
    g. Kredibilitas sumber
    Menurut Tjiptono (2004, hal 303) kredibilitas sumber adalah karakteristik positif komunikator yang mempengaruhi eksepsi penerima pesan.
    h. Model
    Menurut Tjiptono (1997, hal 271) model ialah seseorang yang memainkan atau mencerminkan suatu peranan dalam iklan.
    i. Persepsi
    Menurut Nugroho J. Setiadi (2003, hal 47) persepsi adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
    j. Analisis
    Menurut Poerwadarminta (1984, hal 39) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk menyampaikan suatu strategi yang tepat dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    2.2 Kerangka Teoritis
    Informasi yang mengalir dan dengan mudah dapat diakses melalui berbagai jenis media setiap hari, memungkinkan setiap orang mampu menerima pengetahuan tentang keberadaan beraneka ragam permasalahan dan jenis produk.
    Kemajuan teknologi ini membawa peluang bagi perusahaan untuk menyampaikan pesan-pesan persuasive yang ditujukan kepada pasar sehubungan dengan produknya, pesan- pesan ini bermuara pada tujuan pemasaran tentunya, melalui kesinambungan informasi yang diberikan dengan strategi tertentu akan membawa kepercayaan kepada diri konsumen terhadap produk yang diinformasikan.
    Informasi-informasi tersebut yang dalam pemasaran kita mengenalnya sebagai iklan tentunya harus disusun sedemikian rupa, sehingga dalam penyampaiannya akan betul-betul dapat membawa dampak yang besar [ada audience.
    Iklan yang diminati konsumen memungkinkan konsumen tersebut bersifat attensif, partisipatif, dan berperilaku positif baik pada saat iklan ditayangkan maupun setelah iklan ditayangkan. Perilaku positif konsumen pada saat iklan ditayangkan dapat tercermin dari adanya perhatian terhadap apa yang disampaikan dan sifat positif lain seperti tidak meninggalkan atau memindahkan chanel televise pada saat iklan ditayangkan. Perilaku positif setelah iklan ditayangkan adalah timbulnya keinginan untuk membuktikan propaganda iklan (advertising campaign) yang mereka dengar dan saksikan melalui pembelian yang nyata.
    Untuk menciptakan iklan yang diminati tersebut salah satunya dipengaruhi oleh kredibilitas produk endorser. Produk endorser yang kredibel berarti bahwa pembawa pesan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup baik tentang produk, manfaat produk termasuk kelebihan dan kekurangannya, serta kemampuan berperan dengan baik pada iklan produk tersebut.
    Kredibilitas endorser mengacu pada tiga hal pokok yang harus dimiliki penyampai pesan suatu produk, khususnya iklan televise (Tjiptono, 2004. hal 3006). Ketiga hal pokok tersebut adalah kemampuan suatu endorser untuk bersifat.
    1. Atraktif
    Atraktif artinya :
    a. Aktor atau aktris yang membawakan pesan harus memiliki daya tarik yang dapat menarik perhatian audience, seperti berpenampilan menarik, lucu, menyenangkan dan tidak monoton.
    b. Penyampai pesan harus memiliki image yang baik dimata konsumen / audience, rumor dan gossip yang membuat di benci public ( seperti terlibat dalam suatu kasus, pecandu narkoba, tawuran ).
    c. Penyampai pesan ataui produk endorser memiliki kemampuan menghibur audience.
    d. Penyampaian pesan harus memiliki elegancy atau terlihat mempesona dan memperlihatkan karakter yang kuat atau cirri khas sehingga berbeda dengan orang lain pada umumnya.
    2. Trustworthness
    Syarat kredibilitas produk endorser yang kedua adalah Trustworthness. Syarat ini mengacu pada sifat kejujuran atau peran berlaku jujur yang seolah-olah menyatakan hal dan berlaku seperti yang sebenarnya. Kemampuan ini mencakup hal sebagai berikut :
    a. Penyampai pesan memiliki kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan sehingga terlihat jujur dan seperti menyampaikan pesan yang sebenarnya, hal ini harus didukung oleh kemampuan memainkan suatu pesan dan kehandalan dalam menjalankan karakter seorang tokoh pemeranan.
    b. Penyampai pesan (produk endorser) harus dapat meyakinkan orang lain lewat gaya bicara (bertutur kata) sehingga pesan yang dibawakannya dapat menjadi infor,asi berharga bagi pendengarnya.
    3. Expertise
    Produk endorser harus memiliki kemampuan expertise. Kemampuan ini mengacu pada keahlian dan kemampuan individual yang dimiliki oleh seorang produk endorser seperti :
    a. Produk endorser memiliki keahlian yang memadai.
    b. Produk endorser memiliki pengalaman yang memadai berkaitan dengan produk yang diiklankan.
    c. Produk endorser memiliki pengetahuan yang memadai mengenai produk yang diiklankan.
    d. Memenuhi syarat dan cukup terlatih sebagai bintang iklan.
    Demi kepentinganbtersebut maka pembawa pesan harus disesuaikan dengan jenis produk yang diiklankan. Kesesuaian produk dengan pembawa pesan adalah merupakan salah satu syarat iklan yang mendapat perhatian dalam penayangan. Apa yang menjadi tujuan dan tema pusat (central thema) iklan hendaknya disesuaikan dengan citra pembawa pesan dimata khalayak. Ada beberapa tips yang berkaitan dengan hal itu :
    a. Jangan overused, maksudnya jangan menggunakan terlalu banyak bintang iklan untuk tampil di beberapa produk.
    b. Perhatikan kesuaian bintang iklan dengan produk, maksudnya : asosiasi bintang iklan yang dipakai dengan yang ada di benak konsumen. Kemudian, apakah asosiasi bintang iklan tersebut cocok dengan positioning produk.
    c. Integritas pembawa pesan/produk endorser, maksudnya apakah bintang yang dipakai harus jauh dari gosip.
    d. Pantau prestasi pembawa pesan, agar citra dan asosiasi produk dapat terkontrol dan terkendali.
    Jika statu produk merupakan dominan brand, maka tidak terlalu penting untuk menggunakan artis. Kadang-kadang suatu produk malahan mengangkat endorser. Dalam praktek di lapangan kita mengenal banyak media yang dapat digunakan sebagai alternatif penyampaian iklan, diantara media tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
    Dalam penelitian tentang kredibilitas produk endorser ini, iklan pada media televisi, khususnya iklan produk sepeda motor Yamaha Jupiter akan dipapar dan diteliti mengenai sejauh mana produk endorser dalam iklan ini dinilai oleh konsumennya sebagai produk endorser yang kredibel. Pemilihan objek iklan pada media televisi didasarkan pada kelebihan dan keefektifan media televisi sebagai media penyampai pesan.
    Iklan pada media televisi memberikan keunggulan suara dan gambar yang bergerak, pewarnaan, serta spesial effect yang menarik, semua ini dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap psikologi pemirsa. Melalui unsur visualisasi para pemirsa dapat menyaksikan atau melihat gambar, gerakan, dan penampilan produk endorser suatu iklan produk tertentu. Melalui penayangan Iklan seperti ini pemirsa dapat memberikan penilaian atas semua atribut tentang pembawa iklan dalam suatu tayangan iklan. Selain itu pemirsa juga dapat memberikan penilaian mengenai kecantikan, penampilan, dan kemampuan dalam berperan dan elegannya produk endorser.
    Secara umum iklan yang ditayangkan melalui televisi bersifat sangat intrusive artinyta bersifat memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas dimana pemirsa tidak perlu bersikap aktif, cukup duduk sambil melihat iklan yang ditayangkan melalui televisi memiliki kelebihan lain sebagai berikut :
    a. Dapat disesuaikan untuk pendengar di wilayah tertentu secara geografis (tergantung dari jangkauan siaran televisi tersbut).
    b. Dapat disesuaikan dengan waktu siaran, misalnya pada waktu pagi atau malam hari, atau pada waktu liburan, semua ini akan menyebabkan perbedaan target audience.
    c. Dapat disampaikan dengan format yang berbeda, tergantung pemirsa yang diharapkan, misalnya talkshow, pertunjukkan musik secara langsung, film, wawancara atau dialog dengan tokoh tertentu.
    d. Kita dapat mengetahui siapa yang akan menonton program-program tertentu, misalnya acara dangdut, sinetron, acara olahraga dan sebagainya sesuai dengan target audience yang kita harapkan.
    Keunggulan lain dari iklan televisi adalah dampak penyiaran melalui media televisi sangat efektif, yaitu iklan dapat membuat pemirsa bersifat menanggapi dengan reaksi yang cukup baik, misalnya melihat seseorang yang ia kenal muncul ditelevisi.
    Iklan yang ditayangkan pada media televisi harus dapat menarik perhatian para pemirsanya, mengingat penyiaran iklan melalaui media ini memiliki persaingan yang lebih ketat. Para audience yang menyaksikan iklan di media televisi dihadapkan pada beberapa jenis iklan yang mereka saksikan, sementara kemampuan mereka untuk mengakses informasi sangat terbatas.
    Untuk dapat menarik perhatian para audiencenya maka suatu iklan harus dapat memberikan stimulus yang berbeda, kuat dan dominan stimulus tersebut mengacu pada ukuran iklan, warna, intensitas, kontras, posisi, gerakan, keberanian, dan cara bicara yang menarik. Atribut-atribut tersebut merupakan faktor yang dapat dikendalikan, artinya dapat digunakan untuk mendapatkan dan meningkatkan perhatian. Seperti dikemukakan dimuka, bahwa produk endorser atau pembawa pesan yang kredibel adalah salah satu syarat suatu iklan diperhatikan dan berdampak mendalam pada sisi efektivitas iklan. Penelitian diarahkan pada telaah kredibilitas bintang iklan (produk endorser) sepeda motor Yamaha Jupiter yang dibawakan oleh Komeng.
    Komeng merupakan salah satu selebriti yang cukup terkenal khususnya di dunia pelawak, Komeng memiliki ciri khas sehingga para pemirsa khususnya penggemarnya selalu ingat dalam lawakan yang dibawakannya, Komeng juga memiliki citra sosial yang tinggi dimata para pemirsa karena tidak pernah melakukan hal-hal negatif atau jauh dari gosip yang belakangan sering dialami oleh para selebriti lainnya, bahkan beberapa tahun belakangan ini dalam setiap acara lawakan komeng hampir selalu muncul ditelevisi.
    Dalam iklan sepeda motor Jupiter yang dibawakan oleh Komeng menggambarkan seorang pengemudi kendaraan yang coba mengimbangi kecepatan mesin motor Jupiter yang sangat tangguh sehingga mengakibatkan pakaian yang dipakainya menjadi robek dan berantakan.
    Berdasarkan pernyataan diatas peneliti tertarik untuk meneliti apakah iklan sepeda motor merek Jupiter yang dibawakan oleh seorang pelawak yang bernama Komeng kredibel menurut pemirsa televisi karena biasanya yang membawakan iklan sepeda motor adalah seorang pembalap, mekanik handal, atau para pemiliki perusahaan.
    Praktisi pemasaran menyakini bahwa karakter produk endorser berdampak signifikan terhadap daya persuasif pesan yang ditampilkan dalam Iklan. Dalam iklan testimonial mungkin kehadiran selebriti endorsement tidak begitu dibutuhkan karena iklan itu di bawa oleh konsumen sendiri yang menyampaikan hasil pengalamnnya menggunakan suatu produk tren yang berkembang adalah pemakaian selebriti endorsement baik itu aktor atau aktris, atlet, penyiar televisi, pembawa acara, pelawak maupun selebriti lainnya.
    Kredibilitas atau pembawa pesan yang tepat untuk produk yang tepat tidak mudah dilakukan untuk kepentingan itu diperlukan suatu penelitan tentang source credibilty. Ohanian untuk pertama kali melakukan penelitian yang mengukur source endorser tersebut. Dalam penelitian mengangkat tiga atribut, yaitu : atraktif, trusworthness, dan expertise.
    Atribut atraktif memuat kemampuan daya tarik penyampaian pesan, tingkat citra sosial penyampaian pesan, sifat lucu dari seorang produk endorser, tingkat elegansi produk endorser, dan unsur menghibur yang ditampilkan oleh produk endorser.
    Atribut trusworthness memuat kemampuan produk endorser dalam berlaku seperti mengatakan dengan jujur, kelayakan sebagai suatu endorser, keandalan peran aktor dalam menyampaikan pesan sehingga bisa diandalkan, serta dapat dipercayanya produk endorser dalam bertutur pada suatu iklan.
    Atribut selanjutnya yaitu expertise, atribut ini memuat hal-hal mengenai keahlian dan kemampuan seperti aktor memiliki keahlian yang memadai, pengalaman yang memadai berkaitan dengan produk yang diiklankan, pengetahuan yang memadai tentang produk yang diiklankan, memenuhi syarat dan cukup terlatih sebagai bintang iklan.

    Komentar oleh Rika Indria | Januari 6, 2010 | Balas

  43. NAMA : Muhammad Hidayat
    NIM : ERC1B007037
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    ANALISIS PENGARUH PENETAPAN HARGA PRODUK
    TERHADAP PANGSA PASAR

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG MASALAH

    Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju dan pesat, semakin banyak pula bermunculan perusahaan – perusahaan yang tumbuh dan berkembang di masa sekarang ini.
    Perusahaan – perusahaan tersebut bersaing untuk menghasilkan produk yang terbaik sesuai dengan permintaan dan kebutuhan konsumen saat ini. Agar dapat menempatkan posisi perusahaan dihati konsumen salah satunya mengenai penetapan harga produk .
    Penetapan harga merupakan suatu masalah jika suatu perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau memperoleh produk baru dan ketika akan melakukan penawaran atau suatu perjanjian baru. Perusahaan harus memutuskan dimana akan menempatkan produknya berdasarkan mutu dan harga.
    Dalam penetapan harga ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu:
    a) Penetapan harga markup
    b) Penetapan harga berdasarkan sasaran pengembalian
    c) Penetapan harga berdasarkan nilai yang di yakini
    d) Penetapan harga nilai
    e) Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku
    f) Penetapan harga penawarang tertutup
    Setiap manusia dalam setiap kegiatan konsumsinya menginginkan memperoleh kepuasan yang sesuai dengan pengorbanannya yaitu dalam bentuk pembayaran uang atau harga dari barang dan jasa yang dikonsumsinya. Tetapi dalam perkembangannya, harga bukanlah satu – satunya penentu dalam pilihan pembeli.
    Faktor – faktor non harga telah menjadi semakin penting dalam perilaku konsumen dewasa ini. Akan tetapi harga masih tetap merupakan unsur paling penting yang menentukan pangsa pasar dan propitabilitas perusahaan.
    Dari latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini mencoba untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul “ANALISIS PENGARUH PENETAPAN HARGA PRODUK TERHADAP PANGSA PASAR”.

    B. PERUMUSAN MASALAH
    Dari latar belakang masalah, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Apakah pengaruh penetapan produk terhadap Pangsa Pasar?
    C. TUJUAN PENELITIAN
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh penetapan harga Pangsa Pasar.

    D. MANFAAT PENELITIAN
    1. Bagi Akademis
    Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi para peneliti – peneliti berikutnya, dan para peneliti berikutnya diharapkan mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
    2. Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para konsumen dan para konsumen dapat mengevaluasi citra produk berdasarkan penetapan harga produk.

    E. METODE PENELITIAN
    Dalam penulisan proposal ini, peniliti menggunakan metode deskriptip.

    Hidayat, secara teori topik anda dapat dilaksanakan. Akan tetapi untuk ukuran mahasiswa ini terlalu luas. Kalau saja anda mengambil analisis perbandingan harga, moneter dan bukan atas dua produk, itu akan lebihbaik. Silahkan dicoba lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kotler, Philip.2000. Marketing Management. Prentice Hall, New Jersey.

    Komentar oleh muhammad hidayat | Januari 7, 2010 | Balas

  44. Selamat sore Pak Jo, saya mewakili mahasiswa2 MEP ekstensi kelas sore. Kami sudah mengirim daftar pengguna m3 dan xl ke email Bapak. Terima kasih.

    Komentar oleh Muhammad Syahid | Januari 8, 2010 | Balas

    • Tq. Senin saya harap kuesioner sudah ada di blog bapa.

      Komentar oleh johannessimatupang | Januari 8, 2010 | Balas

  45. salam pak jo….

    saya :junaldi edlin.z
    nim :c1b007079
    mk :mep(reguler)pagi

    saya ingin mengusulkan proposal pribadi saya di matakuliah mep

    saya ingin mengangkat tema tentang analisis faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada iklan CDMA flexi,karna pada saat sekarang ini banyak iklan CDMA merek lain menyatakan lebih murah dari pada flexi terutama pada pemakaian pulsa,suara yang tidak kalah jernih,harga per unit yang tidak jauh beda.

    karna saya ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada iklan flexy tersebut.

    bagaimana tanggapan pak jo…?

    Ok, objeknya ok. Akan tetapi telaahnya perlu diobah, misalnya dg menganalisis kepentingan dan pengalaman pelanggan menggunakan fleksi, jadi jangan dikaitkan dengan pengambilan keputusan

    Komentar oleh junaldi edlin edlin | Januari 8, 2010 | Balas

    • berarti saya mesti merubah judul proposal saya
      analisis kepentingan dan pengalaman pelanggan menggunakan CDMA fleksi ya pak jo….?

      Komentar oleh junaldi edlin edlin | Januari 10, 2010 | Balas

  46. berarti saya mesti merubah judul saya.
    analisis kepentingan dan pengalaman pelanggan menggunakan CDMA fleksi ya pak…

    Komentar oleh junaldi edlin edlin | Januari 10, 2010 | Balas

  47. NAMA : JOKO HERYANTO
    NIM : ERC1B007042
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    saya akan mengangkat judul proposal saya tentang PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN ROKOK GG SURYA 16
    apakah ini bisa pak jo..?
    trus apa yang harus saya lakukan pertama jika judul ini di perbolehkan..?

    mohon pencerahan nya ya pak…?

    Joko, proposalnya kirimkan saja. Lihat contoh yang dibuat oleh teman-temanmu. Hal yang penting idenya harus orisinil, tidak mencotntek, apalagi mencontek yang sudah ada.

    Komentar oleh joko heryanto | Januari 12, 2010 | Balas

  48. NAMA : M.IQBAL
    NIM : ERC1B004135
    JURUSAN : MANAJEMEN
    MK : MEP
    KELAS : SORE

    salam pak joe, sesuai dengan tugas yang diberikan pada kami, maka saya mengajukan judul proposal yang diharapkan menjadi acuan untuk skripsi kedepan. yakni sbb :

    PERSEPSI PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN PADA RSUD KABUPATEN BUNGO
    (study kasus : pasien rawat inap)

    1 LATAR BELAKANG
    Pembangunan kesehatan pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui peningkatan kwalitas dan pemerataan pelayanan yang semakin terjangkau keseluruh lapisan masyarakat, serta hidup bersih dan sehat yang didukung dengan pembangunan perumahan dan pemukiman yang layak. Hal ini mengisyaratkan bahwa pembangunan nasional bersifat kompleksitas yang merupakan perpaduan dari berbagai bidang.
    Salah satu bidang yang menempati peranan penting dalam pembangunan nasional adalah pembangunan dibidang kesehatan. Pembangunan di Indonesia ini dilakukan melalui program kesehatan masyarakat, program penyuluhan kesehatan, program perbaikan gizi, program pencegahan dan pemberantasan penyakit, program kesehatan dan rujukan rumah sakit, serta program pengawasan obat dan makanan. Sedangkan program penunjang diarahkan pada program pendidikan dan pelatihan kesehatan serta peningkatan lingkungan pemukiman dan penyediaan air bersih.
    Pemerintah memiliki misi untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan reformasi dibidang kesehatan telah menerapkan visi pembangunan kesehatan yang dinyatakan dalam “Indonesia sehat 2010” oleh Departemen Kesehatan. Visi yang dicapai adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup ditandai oleh lingkungan dan berperilaku hidup sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
    Rumah sakit umum daerah kabupaten bungo ini sebagai salah satu unit pelaksana tekhnis Dinas Kesehatan kabupaten bungo yang dituntut menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan khususnya memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dengan perkembangan Rumah sakit umum daerah kabupaten bungo yang menjadikan RSUD bukan sebagai pusat pelayanan dasar masyarakat saja, akan tetapi sebagai pelayanan Instalasi Rawat Inap (IRNA).
    Rumah sakit umum daerah kabupaten bungo merupakan satu-satunya pusat pelayanan kesehatan yang ada di bungo yang memiliki fasilitas perawatan terlengkap yang tidak dimiliki oleh rumah sakit lain yang sama diwilayah kabupaten bungo
    Menurut Goets dan Davis (1994), kwalitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi harapan atau melebihi harapan. Suatu kualitas yang sangat baik apabila penyedia jasa memberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan. Kwalitas disebut baik apabila penyedia jasa memberikan pelayanan yang setara dengan yang diharapkan pelanggan. Sedangkan kwalitas yang dikatakan jelek yakni apabila penyedia jasa memberikan pelayanan yng lebih rendah dari yang diharapkan pelanggan.
    Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Hal ini tergantung kepada kebutuhan, nilai dan harapan masing-masing konsumen(Bison Simamora, 2002:101). Dalam konteks jasa kesehatan, persepsi merupakan respon pengguna jasa kesehatan (pasien) terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya. Baik buruknya persepsi pasien terhadap jasa kesehatan tergantung pada kepuasan dan ketidakpuasan pasien akan pelayanan yang telah diterimannya .

    2. PERUMUSAN MASALAH
    Rumah sakit merupakan unit kesehatan lokal yang peranannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat. Sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat, RSUD Bungo sudah berusaha dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai pusat pembangunan kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama diwilayah kerjannya.
    Dalam industri jasa, pelayanan merupakan satu variabel yang dilaksanakan oleh industri jasa tersebut dalam memasarkan jasanya, khususnya dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan pasien. Guna dapat memenuhi, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan, pihak manajemen perusahaan dapat memutuskan apakah tingkat kepuasan tersebut telah mencukupi, atau perlu ditingkatkan. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara mendapatkan informasi langsung dari pelanggan dengan format tertentu dapat dikuantifikasi. Hal ini sangat penting terutama dengan semakin bergesernya pendekatan system pemasaran dari system berorientasi laba ke arah sistem berorientasi pelanggan (kotler,1995)
    Dari berbagai alternatif model survey kepuasan pasien, yang mudah dan murah dilakukan adalah model survey kepuasan pasien kepada pelayanan yang diberikan RSUD Bungo khususnya untuk rumah sakit yang menyediakan fasilitas rawat inap bagi pasien yang membutuhkan pengobatan dengan waktu yang lama dan perhatian yang husus dengan demikian dengan melihat kunjungan rawat inap merupakan pilihan terbaik jika ingin melihat kepuasan pasien terhadap jasa pelayanan yang diberikan rumah sakit, karena dari pertama kali mereka mendaftar kepetugas kantor rawat inap hingga pasien sembuh dan diperbolehkan pulang, pasien menerima aspek-aspek penting didalam mengukur tingkat kepuasan pasien tersebut yang berujung pada persepsi pasien terhadap jasa pelayanan yang diberikan puskesmas selama mereka ditempat rawat inap.
    Untuk memberikan layanan yang memuaskan, suatu rumah sakit harus meningkatkan kwalitas pelayanannya kepada pasien. Tolak ukur terakhir dari kwalitas pelayanan terhadap pelanggan adalah bagaimana persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan khususnya pada instansi rawat inap.
    Bertitik tolak dari permasalahan yang ada diatas, maka yang jadi permasalahan yang diangkat dalam rencana penelitin ini adalah “Bagaimana persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan pada RSUD Bungo” (studi kasus: Pasien Rawat Inap Dirumah sakit umum daerah kabupaten bungo).

    3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
    Tujun Penelitian
    1. Untuk mengetahui persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan pada RSUD Bungo
    2. Untuk menganalisis persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan pada RSUD Bungo.
    Manfaat Penelitian
    1.Sebagai masukan bagi RSUD Bungo dalam menyusun dan mengambil kebijakan dibidang kesehatan masyarakat di kabupaten bungo.
    2.Secara teoritis sebagai masukan dan bahan bagi mahasiswa dan peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian tentang persepsi pasien terhadap pelayanan kesehatan.

    4. Metode Penelitian
    a. Data Primer
    yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dengan melalui survey kelapangan
    b. Data Sekunder
    yaitu data publikasi atau bentuk laporan dari pihak lain
    Metode Pengumpulan Data
    a. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
    b. Field Research (Penelitian Lapangan)
    Penelitian dilakukan langsung ke RSUD Bungo, antara lain dengan melakukan :
    1. Observasi
    2. Wawancara
    3.Kuisioner
    Metode Penarikan Sampel
    1. Populasi dan Penarikan Sampel
    populasi sample dalam penelitian ini adalah pasien yang telah menggunakan jasa RSUD Bungo khususnya bagi pasien rawat inap.
    2. Tekhnik Penarikan Sampel
    Tekhnik penarikan sample yang digunakan adalah purposive sampling
    Metode Analisis
    Metode analisis yang digunakan adalah metode deskrptif
    Alat Analisis
    Alat analisis yang digunakan adalah tabulasi data dan pengaruh nilai rata-rata (mean).

    5 TINJAUAN DAN DAFTAR PUSTAKA
    1. Manajemen
    Menurut Stephen P. Robbins, Mary Coulter (2004, 6) Manajemen merupakan suatu proses pengkoordinasian kegiatan-egiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif melalui orng lain
    2.Pemasaran
    Menurut Kotler (2004, 4) pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, meperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen kepada perusahan dengan tujuan terjadinya pertukaran.
    3.Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler (2002, 5) Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi.
    4.Jasa
    Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono, (2002) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
    5.Perilaku Konsumen (Costumen Behaviouer)
    Menurut Bashu Swastha (2000, 10) merupakan kegiatan-kegiatan individu secara langsung dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
    6.Pelanggan
    Menurut Purwadarmita dalam kamus besar bahasa Indonesia (1999) pelanggan adalah pengguna barang dan jasa yang biasanya menggunakan lebih dari satu kali
    7.Persepsi
    Menurut Kotler (2002, 198) persepsi adalah suatu proses yang digunakan seseorang untuk memilih, mengorgnisasi, dan menginterprestasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memilih arti.
    8.Pelayanan
    Menurut Elhaitammi dalam Fandy Tjiptono (2002) pelayanan merupakan suatu sikap attau cara karyawan dalam melayani pelanggan.
    9.Pelayanan Kesehtan
    Menurut Azwar (1988, 1) pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penykit serta memulihkan kesehatan perorangan
    10. Kualitas
    Menurut Goestsh dan Davis dalam Fandy Tjiptono (2002, 51) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi dan melebihi harapan.
    11.Kualitas Pelayanan
    Menurut Parasuraman dalam Rambat rupyadi (2001, 148) kualitas pelayanan adsalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima.
    12.Pasien
    Menurut Kamus keperawatan (1997, 341) pasien menyatakan seseorang yang memeriksakan diri diklinik rawat jalan secara teratur dengan interval tertentu atau dikunjungi dirumahnya sendiri oleh perawat atau yang dirawat sebagai pasien rawat inap dirumah sakit.
    13. Kesehatan
    Menurut Sugiarto (2002, 47) kesehatan dapat diartikan sebagai keadaan (status) sehat, utuh secara fisik, mental (rohani), social dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas penyakit, cacat dan kelemahan.
    Bilson simmamora, (2002) pandun rise perilaku konsumen, Fandy Tjiptono dkk (2004)manajemen jasa, Kotler Philip (2002) manajemen pemasaran, Umar Husein, (2005), metode penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis.

    Komentar oleh m. iqbal | Januari 12, 2010 | Balas

  49. NAMA : DANDY TRIADI
    NIM : C1B007097
    KELAS : REGULER/MANAJEMEN G

    selamat pagi Pak Jo’, salam sukses luar biasa, pak jo’ Proposal skripsi saya ahirnya finish juga dan saya harap proposal ini dapat dilanjutkan pada skripsi saya nanti. . .

    sebelumnya perhatian buat teman2 agar tidak mengutip proposal yang sudah saya buat ini, karna kita harus percaya dengan kemampuan kita masing – masing atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. . .

    …………………………………………………..

    Analilis Pengaruh Kecepatan, Keamanan, Ketepatan Layanan Internet Banking Terhadap Kepuasan Nasabah Bank

    PROPOSAL SKRIPSI
    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
    Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran
    pada Fakultas Ekonomi

    Oleh:

    DANDY TRIADI
    C1B007097

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
    2010

    ABSTRAK
    Analisis Pengaruh Layanan internet Banking Terhadap Kepuasan Nasabah Bank

    Perubahan dan perkembangan jaman telah membawa kita pada kemajuan teknologi yang pesat. Keinginan konsumen agar mereka dapat melakukan sesuatu dimana saja dan kapan saja mendorong terciptanya teknologi wireless (tanpa kabel) sehingga penggunaan media-media tanpa kabel dan bersifat mobile (dapat berpindah dan bergerak) menjadi hal yang umum dan lumrah. Begitu juga dalam dunia perbankan, tuntutan akan kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan pun medorong terciptanya suatu teknologi yang mempermudah konsumen. Dengan fasilitas perangkat mobile seperti Handphone atau PDA maka layanan elektronik banking seperti, ( ATM, SMS BANKING, MOBILE BANKING, INTERNET BANKING.) dapat mudah diintegrasikan kepada layanan perbankan yang berbasis nasabah. Layanan elektronik banking yang bersifat wireless dan mobile seperti ini membuka peluang bagi pihak bank untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen secara lebih fleksibel. Tujuan dari penelitian ini pada dasarnya untuk menganalisa kepuasan konsumen terhadap layanan elektronik banking. Penelitian ini akan menganalisa pengaruh antara kepuasan nasabah dengan kualitas layanan elektronik banking yang diberikan oleh bank sekaligus menganalisa apa penyebab dari kepuasan dan ketidakpuasan apa bila terjadi. Kualitas pelayanan dikelompokan oleh peneliti berdasarkan faktor kecepatan, keamanan, dan ketepatan, faktor-faktor ini menjadi variabel independen dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan analisa regresi dan analisa uji –t berpasangan. Analisa regresi menunjukkan hubungan tingkat pengaruh antara kepuasan nasbah sebagai variabel dependen terhadap 3 independen variabel. Sedangkan analisa uji –t berpasangan akan memperlihatkan analisa kesenjangan (gap) kepuasan nasabah dimana analisa ini akan menunjukkan apakah terdapat kesenjangan antara kualitas yang diterima oleh nasabah dengan harapan nasabah atas kualitas itu sendiri. Hasil analisa menunjukkan bahwa, semua independen variabel berpengaruh terhadap kepuasan nasabah walaupun terdapat kesenjangan antara kualitas yang diterima nasabah dengan harapan nasabah atas kualitas tersebut. Maka pihak bank perlu memperbaiki layanan elektronik banking.
    Kata Kunci: kepuasan nasabah, kualitas layanan elektronik banking
    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Era sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan informasi mengakibatkan terjadinya perubahan (change) yang luar biasa. Adanya kemudahan yang diperoleh dari komunikasi dan informasi muncul kompetisi yang sangat ketat yang berakibat pelanggan (customer) semakin banyak pilihan dan sangat sulit untuk dipuaskan karena telah terjadi pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan (expectation) untuk memenuhi kepuasan. Sehingga bagi perusahaan, kunci kearah profitabilitas bukan lagi volume penjualan melainkan kepuasan jangka panjang bagi pelanggan.

    Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian perusahaan tersebut dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pesatnya perkembangan bisnis Internet Banking di Indonesia seakan tidak mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebenarnya. Kalau berbicara tentang teknologi, apa yang ramai di luar negeri, Indonesia pun dengan cepat mengadopsi dan mengikutinya. Ada kesan, apa yang dapat dilakukan sebuah bank, dengan gampang, bank lain pun segera menuju ke arah sana, bagaimanapun kondisinya. Aplikasi teknologi tinggal disesuaikan dengan fondasi yang ada dan besarnya potensi market masing-masing bank.
    Di Indonesia saat ini dengan Internet Banking perlahan menggeser gaya perbankan yang konvensional yang melibatkan puluhan juta nasabah bank di negara ini. Bukan suatu yang mudah menggeser pola kebiasaan lama-cash and carry banking-atau old banking style ini ke new banking. Tapi nyatanya, perkembangan Internet Banking ini tidak perlu menunggu kesiapan nasabahnya. Siap tidak siap, industri perbankan terus maju. Padahal, kalau kita kembali ke teori ekonomi klasik, sebuah produsen (bank dalam hal ini) harus menciptakan produk yang sesuai dengan profil market. Kesiapan market menyerap produk atau fasilitas tersebut selalu menjadi critical point.

    1.2 Perumusan Masalah
    1.2.1 Bagaimana pengaruh kepuasan nasabah terhadap kepercayaan, kecepatan, ketepatan, dan keamanan Layanan Internet banking?
    1.2.2 Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah, faktor
    mana yang paling berpengaruh?
    1.3 Batasan Masalah
    Berdasarkan masalah yang ada maka penulis membatasi penulisan yang dikarenakan oleh adanya keterbatasan waktu, pikiran. dan sarana yang ada maka penulis hanya membatasi dan membahas mengenai faktor-faktor kepuasan kerja yang benar-benar berpengaruh terhadap kepusaan nasabah terhadap layanan elektronik banking, yaitu faktor kepuasan kecepatan, faktor ketepatan, dan factor keamanan.
    1.4 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah tersebut, maka penulis bertujuan untuk :
    1.4.1 Mengetahui pengaruh kepuasan nasabah terhadap layanan elektronik banking?
    1.4.2 Mengetahui faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi paling berpengaruh terhadap layanan Internet banking?
    1.5 Manfaat Penelitian
    1.5.1 Bagi perusahaan.
    Untuk membantu dalam memberikan informasi mengenai faktor faktor apa saja dalam layanan Internet banking yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah
    1.5.2 Bagi Universitas Jambi
    Dapat menambah buku referensi dan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dan memerlukan informasi mengenai layanan elektronik banking dalam hal ini internet banking yang berpengaruh terhadap kepuasaan nasabah, khususnya bagi jurusan manajemen.
    1.5.3 Bagi Penulis
    Agar dapat lebih memahami dan mencoba untuk menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk mempraktekkannya langsung ke lapangan kerja, khususnya bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran.

    1.6 Sistematika Penulisan.
    Sistematika penulisan ini sebagai berikut:
    BAB I : Pendahuluan
    Membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan untuk penulis menyusun topik penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
    BAB II : Landasan Teori
    Membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam membantu penulisan dan mencmukan jawaban atas rumusan masalah.
    BAB III : Metodologi Penelitian
    Membahas mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, sumber dan pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam menganalisa data.
    BAB IV : Analisis Data
    Membahas mengenai pengolahan data, presentasi hasil pengolahan, dan pembahasan.
    BAB V : Kesimpulan dan saran
    Menguraikan kesimpulan yang ditarik dari penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan penulis pada perusahaan

    BAB II
    LADASAN TEORI

    II KEPUASAN NASABAH/PELANGGAN
    2.1 Pengertian pelanggan atau nasabah
    Manusia memiliki akal budi kemampuan untuk kreatif dan\inovatif dalam menciptakan sesuatu, sehingga manusia secara alamiah harus memenuhi semua kebutuhan itu dengan cara membeli maupun menukar barang atau jasa yang diinginkan. Terciptalah manusia sebagai pembeli yang dalam dunia perbankan disebut nasabah untuk melakukan transaksi dalam rangka memenuhi semua kebutuhan. Arti nasabah menurut Dharmmesta dan Handoko (1997:12) yaitu individu-individu yang melakukan pembelian atau teransaksi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Seiring dengan pernyataan Pamitra (2001:11) bahwa nasabah adalah individu pembuatan keputusan yang menyebabkan seseorang harus terlibat atau tidak dalam transaksi perbankan. Menurut Supranto (2001:21) nasabah/pelanggan adalah setiap individu yang menerima suatu jenis barang atau jasa dari beberapa orang lain atau kelompok orang. Lupiyoadi (2001:134) mendefinisikan Pelanggan/nasabah adalah
    seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut.

    Individu atau kumpulan individu yang dipengaruhi oleh aspekaspek eksternal dan internal yang mengarah untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan disebut sebagai pelanggan (Umar, 2003:11)
    Berbeda menurut Jerome dkk (1993:215) pelanggan/nasabah adalah individu yang mengetahui semua fakta dan secara logis membandingkan sejumlah pilihan dalam kaitannya dengan biaya dan nilai yang diterima untuk memperoleh kepuasan terbesar dari waktu
    dan dana yang dikeluarkan.
    Menurut Gasperz dalam (Nasution, 2004:101) pelanggan/nasabah adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan dan manajemen perusahaan.
    Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa pelanggan adalah individu yang melakukan pembelian suatu produk perbankan untuk memenuhi kebutahannya dalam melakuan transaksi perbankan

    2.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan/ Nasabah
    Peluang usaha di Indonesia saat ini semakin menjamur,sehingga banyak perusahaan baik milik Negara maupun dari swasta berupaya meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan merangkul berbagai kalangan masyarakat. Dalam rangka menciptakan iklim pelanggan yang loyal pada suatu jasa yang dihasilkan sebuah perusahaan perbankan harus adanya usaha untuk melahirkan kepuasan pelanggan. Selanjutnya akan dijelaskan berbagai hal yang menyangkut kepuasan pelanggan.
    Menurut Engel (1994:409) Kepuasan adalah evaluasi paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan. Kotler (2002:42) menyatakan bahwa perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil dari suatu produk jasadan harapan-harapannya. Menurut Supranto (2001:44) istilah kepuasan pelanggan merupakan label yang digunakan oleh pelanggan untuk meringkas suatu himpunan aksi atau tindakan yang terlihat, terkait dengan produk atau jasa. Contohnya bila seorang pelanggan tersenyum saat melihat produk atau jasa yang sedang dipromosikan maka seseorang itu telah merasakan kepuasan pada produk atau jasa yang dilihat Dipertegas oleh Kotler (2004:10) yang menyatakan bahwa
    kepuasan pelanggan yaitu tingkatan dimana anggapan kinerja (perceived performance) jasa akan sesuai dengan harapan seorang pelanggan. Bila kinerja produk jasa jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, pembelinya tidak puas. Sebaliknya bila kinerja sesuai dengan harapan atau melebihi harapan, pembelinya merasa puas atau merasa puas atau merasa amat gembira. Seiring dengan pendapat diatas Purnomo (2003:195) mengartikan kepuasan pelanggan sebagai “Perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang diharapkan”, maksudnya bahwa kepuasan pelanggan tercipta jika pelanggan merasakan output atau hasil pekerjaan sesuai dengan harapan, atau bahkan melebihi harapan pelanggan. Oliver dalam (Barnes, 2003:64) menyatakan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan pelanggan.
    Kepusaan pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yang mengelilingi harapan yang tidak cocok dilipat gandakan oleh perasaan-perasaan yang terbentuk dalam pelanggan tentang pengalaman pengkonsumsian (Oliver dalam Peter dan Olson, 1996:157) Definisi kepuasan pelanggan juga dipaparkan oleh Tse dan Wilson (dalam Nasution, 2004:104) bahwa kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Artinya bahwa pelanggan akan merasa puas bila hasilnya sesuai dengan yang diharapkan dan sebaliknya pelanggan akan merasa tidak puas bila hasilnya tidak sesuai dengan harapan, sebagai contoh seorang pelanggan puas dengan kinerja sebuah bank maka pelanggan
    tersebut tidak akan terus menabung maka sebaliknya bila tidak puas maka akan menutup rekening di bank tersebut dan pindah ke bank yang lain. Sesuai dengan pendapat Kuswadi (2004:16) kepuasan pelanggan yaitu perbedaan antara harapan pelanggan dan persepsi
    pelanggan terhadap apa yang diberikan perusahaan. Menurut Amir (2005: 13) kepuasan pelanggan adalah sejauh mana manfaat sebuah produk dirasakan (perceived) sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan. Kemudian secara sederhana kepuasan pelanggan adalah sebuah produk atau jasa yang dapat memenuhi atau melampaui harapan pelanggan, bisanya pelanggan merasa puas (Gerson, 2002: 5), contohnya seorang pelanggan akan selalu membeli
    di toko A karena memenuhi semua kebutuhan atau harapannya. Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan
    akan sangat puas.

    2.2.1 Pengertian layanan elektronik banking
    Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk memenuhi kebutuhan Anda akan alternative media untuk melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM.
    Dengan Electronic Banking, Anda tidak perlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau ATM, karena saat ini banyak transaksi pebankan dapat dilakukan dimanapun, dan kapanpun dengan midah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet, handphone, dan telepon.
    Contohnya adalah transfer dana antar rekening maupun antar bank, pembayaran tagigan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening.

    Cara mendapatkan E-BANKING

    Anda yang telag memiliki rekening Tabungan atau Giro dapat mengajukan layanan E-Banking, yang meliputi internet banking, mobile banking, phone banking dan sms banking.

    2.2.2 Internet Banking
    Anda dapat melakukan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank.
    Jenis Transaksi :
    − Transfer dana
    − Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar
    − Pembayaran tagihan (misal: kartu kredit, telepon, handphone, listrik)
    − Pembelian (misal: pulsa isi ulang, tiket pesawat, saham)
    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
    keamanan transaksi Internet Banking
    − Jangan pernah memberitahukan User ID dan PIN (Personal Identification Number) Anda kepada orang lain, termasuk kepada petugas dan karyawan Bank
    − Jangan meminjamkan KeyToken pengaman transaksi Anda kepada orang lain
    − Jangan mencatat User ID Anda di tempat yang mudah diketahui orang lain
    − Gunakan User ID dan PIN Anda secara hatihati agar tidak terlihat dan diketahui oleh orang lain
    − Pastikan Anda mengakses alamat situs bank dengan benar. Pahami dengan baik situs bank Anda

    2.2.3 PHONE BANKING
    Adalah layanan yang diberikan untuk kemudahan dalam mendapatkan informasi perbankan dan untuk melakukan transaksi finansial non-cash melalui
    telepon.
    Jenis Transaksi
    − Transfer dana
    − Informasi saldo, mutasi rekening
    − Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi)
    − Pembelian (pulsa isi ulang)

    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi Phone Banking
    − Anda wajib mengamankan PIN Phone Banking
    − Anda bebas untuk membuat PIN sendiri. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera
    lakukan penggantian PIN.
    2.2.4 MOBILE BANKING
    Adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone GSM (Global for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service).

    Jenis Transaksi
    − Transfer dana
    − Informasi saldo, mutasi rekening, Informasi nilai tukar
    − Pembayaran (kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi)
    − Pembelian (pulsa isi ulang, saham)

    Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
    keamanan transaksi Mobile Banking
    − Anda wajib mengamankan PIN Mobile Banking
    − Anda bebas membuat PIN sendiri. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera melakukan penggantian PIN.
    − Bilamana SIM Card GSM Anda hilang/dicuri/ dipindahtangankan kepada pihak lain, segera beritahukan bank Anda terdekat atau segera telepon ke Call Center bank tersebut.
    2.2.5 SMS BANKING
    Adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone dengan menggunakan media SMS (short message service)

    Jenis Transaksi :
    − Transfer dana
    − Informasi saldo, mutasi rekening
    − Pembayaran (kartu kredit)
    − Pembelian (pulsa isi ulang)

    2.3 Hipotesis
    Hipotesis yang dipakai adalah :
    1. Hipotesis pertama : nasabah puas terhadap layanan Internet banking
    2. Hipotesis kedua : nasabah merasa tidak puas terhadap layanan Internet banking
    3. Hipotesis ketiga : diantara faktor layanan internet banking factor ketepatan, faktor kecepatan , dan faktor keamanan yang paling mempengaruhi kepuasan nasabah adalah Kecepatan.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian
    Studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subjek yang diteliti.

    3.2 Subjek dan Objek Penelitian
    3.2.1. Subjek Penelitian
    Subjek penelitian adalah orang yang akan bisa dimintai informasi atau orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah nasabah bank yang ada dikota Jambi
    .
    3.2.2 Objek Penelitian
    Objek penelitian yang diteliti disini adalah tingkat kepuasan nasabah.

    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
    Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Subjek yang diteliti disini adalah semua nasabah bank yang ada di Kota Jambi keseluruhan belum ditentukan.

    3.4 Data yang akan dicari
    3.4.1 Data tentang kepuasan nasabah .
    3.4.2 Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dan yang paling berpengaruh bagi nasabah, yaitu faktor kepuasan waktu dan biaya, sosial dan psikologi.

    3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
    Lokasi penelitian pada Bank – bank yang ada di Jambi waktu penelitian bulan November-Desember tahun 2010.

    3.6 Tehnik Pengumpulan Data
    3.6.1 Kuesioner.
    Yaitu metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
    memberikan daftar pertanyaan kepada responden atau nasabah yang
    menjadi sasaran kuesioner ini. Adapun penyusunan kuesioner ini
    bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai kepuasan nasabah
    3.6.2 Observasi.
    Yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan secara
    langsung terhadap subjek dan objek yang akan diteliti
    3.6.3 Dokumentasi.
    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang relevan dengan penelitian. Tehnik ini digunakan untuk mencari data mengenai kepuasan nasabah

    3.7 Tehnik Pengukuran Data
    Dalam pengukuran variabel kepuasan nasabah yang terdiri dari faktor kepuasan kecepatan, ketepatan, dan keamanan.Untuk mengukur variabel-variabel pada kepuasan nasabah maka digunakan skala sikap dari model Likert (Moh. As’ad “Psikologi Industri” 1987: 27) dengan 3 (Tiga) kategori. Karena ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah maka untuk alternatif jawabannya disesuaikan dengan jenis pertanyaannnya. Sebagai contoh :
    • Untuk faktor kepuasan kecepatan layanan internet banking misal pertanyaannya, “Bagaimana pendapat saudara tentang kecepatan dalam bertransaksi menggunakan internet banking maka alternatif jawaban yang penulis ajukan adalah
    a. Sangat cepat d. Kurang cepat
    b. cepat e. Tidak cepat
    c. Ragu-ragu
    • Untuk faktor kepuasan ketepatan misal pertanyaannya “sudah baik kah ketetapan dalam menggunakan layanan internet banking ?” maka alternatif
    jawaban yang penulis ajukan adalah
    a. sangat baik d. Kurang baik
    b. baik e. Tidak baik
    c. ragu – ragu
    • Untuk faktor kepuasan keamanan “Bagaimana keamanan yang anda rsakan dalam layanan internet banking?
    a. Sangat baik d. Kurang aman
    b. aman e. Tidak aman
    c. Cukup aman
    c. Cukup memuaskan
    Adapun cara untuk menentukan skor dari kuesioner yang dibagikan menggunakan cara sebagai berikut, tiap pertanyaan mempunyai 3 kemungkinan jawaban yang skornya berkisar antara 1-5.
    Setiap jawaban diberi skor sebagai berikut:
    Jawaban A dengan skor 5 pada alternatif jawaban sangat memuaskan. Jawaban B dengan skor 4 pada alternatif jawaban memuaskan.
    Jawaban C dengan skor 3 pada alternatif jawaban cukup memuaskan.
    Jawaban D dengan skor 2 pada alternatif jawaban kurang memuaskan. Jawaban E dengan skor 1 pada alternatif jawaban tidak memuaskan.

    Besarnya skor yang diperoleh responden disesuaikan dengan jawaban yang diberikan.

    3.8 Tehnik Analisis Data
    Dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu penganalisaan dalam bentuk angka, dalam penulisan ini penulis menggunakan rumus-rumus statistik sebagai berikut:
    3.8.1 Metode Regresi Berganda
    Metode ini digunakan untuk menentukan pengaruh kepuasan nasabah terhadap variabel tak bebas (Y), dengan menggunakan “Persamaan Garis Regresi 3 Prediktor” untuk memprediksi kriterium gunakan dulu rumus persamaan garis regresi empat prediktor dalam skor deviasi sebagai berikut :
    Y – Y’ = a1X1 – a1X1 + a2X2 – a2X2 +a3X3 – a3X3 Keterangan :
    Y’ : nilai kepuasan nasabah
    X1 : nilai variabel kecepatan
    X2 : nilai variabel ketepatan
    X3 : nilai variabel keamanan

    A1, a2, dan a3, adalah koefisien regresi taksiran untuk masing-masing variabel independen X1, X2, dan X3.
    3.8.2 Sedangkan untuk mengetahui koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1, X2, X3 maka digunakan “Analisis Regresi 3 Prediktor” dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi. -Analisis Regresi” 2000: 33):

    a1X1Y + a2X2Y + a3X3Y
    Ry(1,2,3,) =
    Y’

    Keterangan :
    Ry(1,2,3,3) : Koefisien korelasi antara Y dengan X
    a : Koefisien prediktor X
    X1Y : Jumlah produk antara X dengan Y demikian juga
    untuk X
    Y’ : Jumlah kuadrat kriterium Y
    3.8.3 Untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh antara faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dengan layanan internet banking , maka harus diuji. apakah harga R itu signifikan ataukah tidak melalui analisis regresi dengan rumus F regresi dengan menggunakan “Level of Signifikan” sebesar 5% (Sutrisno Hadi, “Analisis Regresi”, 2000: 26-27.),
    R (N-m-1)
    Freg =
    M(1-R)

    Keterangan :
    Freg : Harga F garis regresi
    N : Cacah kasus
    m : Cacah prediktor
    R : Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-
    prediktor.
    Dengan menggunakan taraf signifikan 5%, maka.uji signifikan hasil R ini dimaksudkan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Kaitannya dengan hipotesis adalah hipotesis nol sering disebut Ho ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengarihi kepuasan nasabah dengan layanan internet banking. Hipotesis alternatif yang sering disebut Ha menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dengan internet banking.. Derajat kebebasan atau db untuk menguji harga F itu adalah m lawan N – m – 1. Maka akan ditentukan Ftabel taraf signifikan 5%, dengan kesimpulan :
    – Ha diterima dan Ho ditolak, apabila Fhitung > Ftabel, berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
    – Ha ditolak dan Ho diterima, apabila Fhitung ttabel, berarti ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh.
    – Ha ditolak dan Ho diterima, apabila thitung < ttabel, berarti tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara variabel pengaruh dengan variabel terpengaruh.

    DAFTAR PUSTAKA

    D. M. Bates dan D. G. Watts, Non Linear Regression Analysis and Its
    Applications, John Wiley & Sons, New York, 1988.
    Arnawa Widagda, NCP Removable Media: E-Banking,
    Chip, hal. 70, Nopember-Desember 2001.

    As'ad, Moh, Drs. Psi,. (1987). Psikologi lndustri. (Edisi II). Yogyakarta,Lembaga Manajemen AMP, YKPN

    As'ad, Moh, Drs, Psi,. (2000). Psikologi Indrustri. (Edisi IV). Yogyakarta. Liberty.

    Bismoko, J. ,& Supratiknya, A. (Penyusun Akhir). (1996). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta. USD

    Budiyuwono, Nugroho. (1987). Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan. (Jilid I). Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

    Diah utari, BR. Reader Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Yogyakarta.

    Flippo, B, Edwind. (1989). Personal Management. Alih Bahasa. Moh. Mas'ud. (Edisi VI) Jilid I & II, Surabaya. Erlangga.

    Itulah pak Jo’ proposal yang saya buat sendiri, saya menyadari masih banyak yang harus saya pelajari, tapi proposal ini sudah saya kerjakan seoptimal mungkin, trima kasih sebelumnya mohon tanggapannya, selamat pagi. . .

    Dandy ok. Idemu semakin jelas, hal yg perlu diperhatikan adalah lingkup pelayanan online itu apa saja pengertiannya. Agar mudah pula dilanjutkan pilih saja satu bank, cari bank yg lebih terbuka melayani mahasiswa dalam kegiatan penelitian. Sukses untuk anda, saya tunggu yang lain.

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | Januari 12, 2010 | Balas

    • ok Mr Jo ‘thank you, success is always to pak jo’, and I will complete it by understanding the scope of services on line what sense and try to find the Bank more open to the students good afternoon.

      Komentar oleh dandy triadi (C1B007097) | Januari 14, 2010 | Balas

  50. Salam Pak Jo

    Nama :Irin Nurtania Nindy
    NIM :C1B007081
    MK :MEP reguler pagi

    Saya ingin mengusulkan judul proposal saya di mata kuliah MEP, saya ingin memakai judul “Menganalisa Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Membeli Helm Merk REX”.

    Karna saya ingin mengetahui faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada Helm Merk REX.

    Bagaimana tanggapan Pak Jo?

    Pada dasarnya judul seperti di atas itu ok, akan tetapi kalau untuk skripsi mungkin harus teliti memilih topik, misalnya kenapa harus helm. Karena untuk mengetahui lokasi penjual helm saja kita nanti kesulitan. Artinya sebelum memilih judul, bagus fikirkan yang benar-benar cocok untuk jadi skripsi. Silahkan dicoba lagi.

    Komentar oleh Irin Nurtania | Januari 13, 2010 | Balas

    • Ok lah Pak terima kasih, tapi bagaimana kalau dengan judul “Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang diberikan Oleh Petugas Kelurahan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP”
      atau apa yang sebaiknya diangkat menjadi judulnya Pak?

      Irin, tulis dulu sesuatu apa yang ada dalam pikiranmu, baru yg lain dapat memberikan masukan. Silahkan dicoba.

      Komentar oleh Irin Nurtania | Januari 16, 2010 | Balas

      • Nama : Irin Nurtania Nindy
        Nim : C1B007081
        Kelas : Manajemen “B”

        Pak Jo, ini saya kirimkan proposal saya yang berjudul “Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang di Berikan Oleh Petugas Kecamatan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP”

        BAB I
        PENDAHULUAN

        1.1 Latar Belakang
        Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
        Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah kartu identitas seseorang di Indonesia yang diperoleh setelah seseorang berusia 17 tahun. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan, namun khusus warga yang telah berusia 60 tahun ke atas akan mendapat KTP seumur hidup dan tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, termasuk Nama Lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, golongan darah, kewarganegaraan, foto, tanda tangan atau cap jempol. Kecamatan Jelutung Jambi dengan laju pertumbuhan penduduk yang padat tentu saja membutuhkan layanan pengurusan KTP yang cepat, transparan dan memuaskan. Tugas Kecamatn Jelutung Jambi juga melayani masyarakat umum di bidang pemerintahan seperti pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah, Segel, dan sebagainya.
        Prestasi Kecamatan Jelutung Jambi yang baru-baru ini meraih predikat kecamatan terbaik di Kota Jambi dan kecamatan terbaik pertama di tingkat Provinsi Jambi menjadi salah satu keunggulan kecamatan ini dalam tugasnya sebagai abdi masyarakat.
        Dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk sebenarnya dapat selesai hanya dalam waktu sehari saja, namun pada kenyataanya di Kecamatan Jelutung sering terjadi keterlambatan hingga beberapa hari bahkan sampai seminggu lebih.
        Tanggapan Masyarakat secara umum terhadap pelayanan pembuatan KTP adalah:
        1. Tidak adanya kesesuaian waktu selesainya pembuatan KTP sesuai dengan yang di janjikan.
        2. Perilaku pegawai kelurahan yang kurang profesional dalam melayani masyarakat.
        3. Banyak dana yang harus dikeluarkan yang tidak sesuai dengan ketentuan pembuatan KTP sebenarnya.
        1.2 Perumusan Masalah
        Permasalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
        1. Bagaimana Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP?

        1.3 Tujuan
        1. Untuk mengetahui dan menganalisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP.

        BAB II
        TINJAUAN PUSTAKA

        2.1 Landasan Teori
        2.1.1 Pengertian-pengertian
        1. Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
        2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.
        3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
        4. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
        5. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.
        6. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik.
        7. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik, yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
        8. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
        9. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.
        2.1.2 Sasaran
        1. Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
        2. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna.
        3. Tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.
        2.1.3 Unsur Kepuasan Masyarakat
        1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
        2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
        3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya).
        4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
        5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
        6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
        7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
        8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaanpelayanan dengan tidak membedakan golongan/statusmasyarakat yang dilayani.
        9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
        10. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
        11. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
        12. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

        BAB III
        METODE PENELITIAN

        3.1 Lokasi Penelitian
        Penelitian tentang analisis kepuasan masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan ini dilakukan pada Kecamatan Jelutung

        3.2 Teknik Pengumpulan Data
        Pengumpulan data merupakan langkah penting karena data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan informasi yang valid dan resfresentatif untuk memecahkan masalah penelitian. Adapun pengumpulan data untuk kebutuhan penelitian:
        Observasi
        Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan melakukan peninjauan secara langsung pada objek penelitian.

        Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik, dimana statistik yang digunakan adalah liniear multiple regression (regresi linear berganda). Penggunaan teknik regresi liniear berganda ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
        1.Untuk mengukur pengaruh ataupun hubungan kasual yang terjadi antara variabel dan variabel terikat.
        Y = stres
        X1 = prosedur pelayanan
        X3 = persyaratan pelayanan
        X4 = kejelasan petugas pelayanan
        X5 = kedisiplinan petugas pelayanan
        X6 = tanggung jawab petugas pelayanan
        X7 = kemampuan petugas pelayanan
        X8 = kecepatan pelayanan
        X9 = keadilan mendapatkan pelayanan
        X10 = kesopanan dan keramahan petugas
        X11 = kewajaran biaya pelayanan
        X12 = kepastian biaya pelayanan
        X13 = kenyamanan lingkungan
        X14 = keamanan pelayanan
        b1,b1bn = koefisien regresi
        e1 = factor gangguan
        a = konstanta

        Irin model yang adan buat terlalau rame, sampe 14 variabel untuk X, kenapa tidak disederhanakan saja?

        Mohon masukannya Pak Jo.
        Terima Kasih Pak.

        Komentar oleh irin nurtania | Januari 23, 2010

      • terima kasih pak atas saran nya, dan selanjutnya akan saya perbaiki.

        Komentar oleh irin nurtania | Januari 31, 2010

      • Nama : Irin Nurtania Nindy
        Nim : C1B007081
        Kelas : Manajemen “B”

        Pa’Jo, inilah proposal yang telah saya perbaiki.

        BAB I
        PENDAHULUAN

        1.1 Latar Belakang
        Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
        Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah kartu identitas seseorang di Indonesia yang diperoleh setelah seseorang berusia 17 tahun. KTP berlaku selama lima tahun dan tanggal berakhirnya disesuaikan dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan, namun khusus warga yang telah berusia 60 tahun ke atas akan mendapat KTP seumur hidup dan tidak perlu diperpanjang setiap lima tahun sekali. KTP berisi informasi mengenai sang pemilik kartu, termasuk Nama Lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, golongan darah, kewarganegaraan, foto, tanda tangan atau cap jempol. Kecamatan Jelutung Jambi dengan laju pertumbuhan penduduk yang padat tentu saja membutuhkan layanan pengurusan KTP yang cepat, transparan dan memuaskan. Tugas Kecamatn Jelutung Jambi juga melayani masyarakat umum di bidang pemerintahan seperti pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah, Segel, dan sebagainya.
        Prestasi Kecamatan Jelutung Jambi yang baru-baru ini meraih predikat kecamatan terbaik di Kota Jambi dan kecamatan terbaik pertama di tingkat Provinsi Jambi menjadi salah satu keunggulan kecamatan ini dalam tugasnya sebagai abdi masyarakat.
        Dalam pembuatan Kartu Tanda Penduduk sebenarnya dapat selesai hanya dalam waktu sehari saja, namun pada kenyataanya di Kecamatan Jelutung sering terjadi keterlambatan hingga beberapa hari bahkan sampai seminggu lebih.
        Tanggapan Masyarakat secara umum terhadap pelayanan pembuatan KTP adalah:
        1. Tidak adanya kesesuaian waktu selesainya pembuatan KTP sesuai dengan yang di janjikan.
        2. Perilaku pegawai kelurahan yang kurang profesional dalam melayani masyarakat.
        3. Banyak dana yang harus dikeluarkan yang tidak sesuai dengan ketentuan pembuatan KTP sebenarnya.
        1.2 Perumusan Masalah
        Permasalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
        1. Bagaimana Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP?

        1.3 Tujuan
        1. Untuk mengetahui dan menganalisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan Jelutung Jambi dalam Pembuatan KTP.

        BAB II
        TINJAUAN PUSTAKA

        2.1 Landasan Teori
        2.1.1 Pengertian-pengertian
        1. Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
        2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.
        3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
        4. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
        5. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.
        6. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik.
        7. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik, yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
        8. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan.
        2.1.2 Sasaran
        1. Tingkat pencapaian kinerja unit pelayanan instansi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
        2. Penataan sistem, mekanisme dan prosedur pelayanan, sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara lebih berkualitas, berdaya guna dan berhasil guna.
        3. Tumbuhnya kreativitas, prakarsa dan peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik.
        2.1.3 Unsur Kepuasan Masyarakat
        1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
        2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
        3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya).
        4. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
        5. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan.
        6. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/statusmasyarakat yang dilayani.
        7. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.
        8. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

        BAB III
        METODE PENELITIAN

        3.1 Lokasi Penelitian
        Penelitian tentang analisis kepuasan masyarakat Terhadap Pelayanan yang Diberikan Oleh Petugas Kecamatan ini dilakukan pada Kecamatan Jelutung

        3.2 Teknik Pengumpulan Data
        Pengumpulan data merupakan langkah penting karena data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan informasi yang valid dan resfresentatif untuk memecahkan masalah penelitian. Adapun pengumpulan data untuk kebutuhan penelitian:
        Observasi
        Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan melakukan peninjauan secara langsung pada objek penelitian.

        Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik, dimana statistik yang digunakan adalah liniear multiple regression (regresi linear berganda). Penggunaan teknik regresi liniear berganda ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
        1.Untuk mengukur pengaruh ataupun hubungan kasual yang terjadi antara variabel dan variabel terikat.

        Y = stres
        X1 = prosedur pelayanan
        X2 = persyaratan pelayanan
        X3 = kejelasan petugas pelayanan
        X4 = tanggung jawab petugas pelayanan
        X5 = kecepatan pelayanan
        X6 = keadilan mendapatkan pelayanan
        X7 = kesopanan dan keramahan petugas
        X8 = kepastian biaya pelayanan
        b1, b1bn = koefisien regresi
        e1 = factor gangguan
        a = konstanta

        Hanya sebatas ini lah saya dapat menyederhanakan varibel nya, karena variabel tersebut saya ambil berdasarkan unsur-unsur kepuasan masyarakat.
        Dan selanjutnya saya mohon untuk di terima, serta saya tunggu saran-saran dari bapak berikutnya.
        Terima kasih atas saran bapak.

        Komentar oleh irin nurtania | Januari 31, 2010

  51. ok Pak Jo’ terimakasih, sukses selalu buat bapak, dan saya akan melengkapinya dengan memahami lingkup layanan on line apa saja pengertiannya dan berusaha mencari Bank yang lebih terbuka tehadap Mahasiswa. selamat pagi have a nice day. . .

    Komentar oleh dandy triadi (c1b007097) | Januari 13, 2010 | Balas

  52. Pagi pak jo,, Berikut ini saya kirimkan proposal tugas saya yang berjudul
    “ANALISIS MANFAAT DAN BIAYA PEMAKAIAN FASILITAS BELANJA
    E-COMMERCE BAGI KONSUMEN”

    OLEH:
    RAEHAN
    C1B007091

    MANAJEMEN PEMASARAN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    JAMBI
    2010

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Pada awalnya bisnis konvensional memang diterima di masyarakat,,namun seiring perkembangan teknologi dan meningkatnya mobilitas masyarakat bisnis seperti ini dirasa kurang mengakomodasi kemudahan dengan kebutuhan yang ada.
    Globalisasi dan gelombang perubahan yang rnenghadirkan internet sebagai media pembantu yang dapat menghubungkan segala batasan fisik maupun waktu di seluruh dunia disambut baik oleh berbagai kalangan. Penggunaan internet sebagai alat bantu sehari-hari menjadi hal yang lazim dan juga ikut mempengaruhi gaya hidup masyarakat dan ikut membawa dampak perubahan dalam system pelaksanaan bisnis, diantaranya adalah perdagangan atau transaksi secara elektronik atau yang saat ini biasa disebut e-commerce. Saat ini waktu dan tempat menjadi satu hal yang sangat sensitive dan dapat menjadi sebuah pembatas jalannya sebuah bisnis , para pebisnis menilai banyak waktu maka akan lebih banyak biaya dikeluarkan. Bayangkan berapa biaya yang dikeluarkan bila harus melakukan pertemuan bisnis dengan jarak yang tidak dekat , misalkan saja seseorang yang mencari satu unit alat elektronik yang tidak ada di daerahnya contohnya antara jambi dengan Jogjakarta saat ini harga tiket pada kisaran Rp500.000-Rp600.00 namun bisnis ini dapat dilakukan dengan fasilitas e-commerce tanpa harus bertatap muka secara langsung dan hanya memerlukan biaya komunikasi/akses internet dan ongkos kirim barang yang dipesan.
    Dari sebuah komparasi atau perbandingan seperti itu saja maka kita akan mendapati manfaat yang sangat besar dari adanya fasilitas e-commerce.

    Pada prinsipnya “e-Commerce” menyediakan infrastruktur bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi proses bisnis internal menuju lingkungan eksternal tanpa harus menghadapi rintangan waktu dan ruang (time and space) yang selama ini menjadi isu utama. Peluang untuk membangun jaringan dengan berbagai institusi lain tersebut harus dimanfaatkan karena dewasa ini persaingan sesungguhnya terletak pada bagaimana suatu perusahaan dapat memanfaatkan “e-Commerce” untuk meningkatkan kinerja dalam bisnis inti yang digelutinya.Namun penggunaan fasilitas e-commerce ini tidak hanya dapat digunakan oleh satu perusahaan saja namun juga dapat dilakukan oleh bisnis indie atau produk tanpa label yang konsumenya perorangan.
    Dengan hadirnya e-commerce, trend berbelanja konsumen yang tadinya dilakukan secara konvensional,lama-kelamaan ikut bergeser mengikuti trend yang ada, yaitu berbelanja secara praktis melalui internet atau belanja secara online.Berbagai kemudahan seperti ini menjadikan e-commerce sebagai gaya bisnis modern masyarakat saat ini.
    Perkembangan dunia “e-Commerce” di Indonesia berkembang sedemikian pesat yang diindikasikan perkembangan teknologi (tele) komunikasi dan komputer. Perkembangan tersebut diikuti juga oleh perusahaan yang juga berlomba-lomba membangun bisnis secara online. Pelaku bisnis mendapatkan desakan perubahan pola perilaku konsumen yang semakin modern, sehingga menjadi sebuah keharusan untuk menggunakan metode elektronik ini dalam melakukan sistem pendukungan penjualan berbasis online.Sesuai dengan semakin tumbuh berkembangnya masyarakat Indonesia, maka perkembangan e-Commerce adalah sebuah paradigma baru yang menjadi penting ketika masyarakat mengalami perubahan perilaku yakni semakin membutuhkan kepraktisan ketika ingin memenuhi kebutuhannya. Internet yang menjadi mediator utama dalam penerapan e-Commerce sudah mulai meluas penggunaannya.
    Banyak perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan e-Commerce dalam menjalankan bisnisnya baik sekedar fasilitas pendukung maupun sebagai sarana utama contohnya perusahaan perbankan, elektronik, reservasi tour & traveling dan banyak lainnya.
    Produk elektronik seperti ini adalah merupakan kebutuhan konsumen yang diklasifikasikan sebagai shoping product, dimana berbeda dengan convinience product pelanggan produk elektronik lebih mengutamakan pemilihan produk yang sesuai dengan kualifikasi, gaya hidup, dan harga bukan pada pengalaman berbelanja seperti ketika mereka melakukan pembelian convinience product.

    Munculnya paradigma pemasaran baru yang berbasis pada Internet atau e-Commerce di Indonesia sepertinya masih belum optimal, karena masih terbatasnya kalangan yang menggunakan dunia maya dalam melakukan transaksi pembelian. Demikian juga pada keterbatasan vendor dalam menyediakan layanan dalam websitenya, meyebabkan munculnya suatu permasalahan tentang peranan yang diberikan e-Commerce dalam menunjang penjualan produk elektronik serta bagaimana konsep pengembangan e-Commerce untuk menunjang penjualan produk elektronik.
    Semakin meningkatnya komunitas bisnis yang mempergunakan internet dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari secara tidak langsung telah menciptakan sebuah dunia baru yang kerap diistilahkan sebagai “cyberspace” atau dunia maya. Berbeda dengan dunia nyata (real world) , cyberspace memiliki karakteristik yang unik dimana manusia dapat berinteraksi dengan siapa pun di dunia jika terhubung dengan internet.
    Maka atas beberapa factor pertimbangan dan komparasi atas mafaat penggunaan fasilitas e-commerce saya ingin melakukan penelitian tentang manfaat e-commerce secara lebih lanjut agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang ada untuk mencapai tujuan.

    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :

    – Macam-macam Fasilitas E-commerce dan bentuk penggunaannya

    – E-commerce merupakan salah satu fasilitas penunjang bisnis yang ada

    – Pentingnya pemahaman atas perilaku,budaya serta kepentingan dalam sebuah bisnis.

    Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1.Apakah faktor-faktor seperti biaya, waktu, tempat,jaminan keamanan dan skala bisnis mempengaruhi keputusan konsumen dalam penggunaan fasilitas E-commerce?

    2.Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen dalam memutuskan dalam penggunaan fasilitas e-commmerce?

    C. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah
    1.Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam penggunaan fasilitas e-commerce dilihat dari biaya, waktu, tempat,jaminan keamanan dan skala bisnis pelaku bisnis.

    2.Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam penggunaan e-commerce dalam sebuah transaksi bisnis.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan,pengetahuan dan pengenalan manfaat dan kemudahan e-commerce bagi masyarakat dan menentukan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2.Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
    3.Pengetahuan masyarakat

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    A. Landasan Teori

    1.Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    a.Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.

    b.Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.

    c.Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

    d.Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    4.Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Pengenalan Masalah(Identification)
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen dalam hal ini penggunaan fasilitas E-Commerce

    b.Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.

    c. Evaluasi Alternatif
    Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk dan fasilitas penjualan yang ditawarkan. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk dan fasilitas bisnis yang ada sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.

    d.Keputusan Pembelian(Purchase Decision)
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara menggunakan dengan tidak menggunakan, jika keputusan yang diambil adalah menggunakan fasilitas tersebut,maka konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut jenis, biaya, tempat ,proses jual beli,dan lain-lain.

    e.Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dan masukan orang lain(WOM) dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.

    KERANGKA FIKIRAN

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat terhadap penggunaan fasilitas E-Commerce di Universitas Jambi
    |
    Tanggapan Masyarakat
    |
    Tingkat Kepuasan Penggunaan Fasilitas E-Commerce

    Hipotesis Penelitian

    a.Hipotesis I
    Ho : Duduga factor-faktor seperti biaya, budaya, kualitas, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam penggunaan fasilitas E-Commerce.

    Ha : Duduga factor-faktor seperti biaya, budaya, kualitas, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam penggunaan fasilitas E-Commerce.

    b.Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas fasilitas,keamanan tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku masyarakat dalam penggunaan fasilitas E-Commerce

    Ha : Diduga factor kualitas fasilitas,keamanan mempunyai pengaruh dominan terhadap perilaku masyarakat dalam penggunaan fasilitas E-Commerce.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    A.Lokasi Penelitian
    Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi
    Mendalo Darat dan Lingkungan Dekat

    B.Populasi dan Sampel

    1.Populasi Penelitian
    Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh mahasiswa dan dosen fakultas Ekonomi Universitas jambi dan masyarakat yang membeli pernah menggunakan fasilitas E-Commerce.

    2.Sampel Penelitian
    Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan dan, waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi tersebut. Dimana manurut Arikunto ( 2002 : 112 ) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Guildford ( 1987 : 125 ) jumlah sampel yang diambil dinilai sudah bersifat presentatif dimana dari N=100 minimal di ambil sebanyak n=50 responden karena semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat.

    C.Jenis dan Sumber Data
    1.Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, sepertu literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    b.Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    2.Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    b.Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Dalam hal ini berupa kuisioner yang telah di sesuaikan dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

    D.Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    a.Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    b.Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    E.Variabel penelitian
    Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
    1.VAriabel terikat (Y) : kepuasan konsumen dalam hal ini mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Jambi dalam penggunaan fasilitas E-Commerce.
    2.Variabel bebas (X) : biaya,budaya, keamanan,kemudahan dan kenyamanan penggunaan fasilitas E-Commerce.
    Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-veriabel penelitian maka digunakan data interval dengan skala 0-10. Sedangkan untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut :
    0 ≤ 2 Skor 1
    2,1 ≤ 4 Skor 2
    4,1 ≤ 6 Skor 3
    6,1 ≤ 8 Skor 4
    8,1 ≤ 10 Skor 5

    F.Definisi Operasional Variabel
    1.Biaya (X1)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai variabel biaya penggunaan fasilitas E-Commerce apabila dibandingkan dengan bisnis yang dilakukan secara konvensional.

    X1.1 Biaya yang terjadi
    Tanggapan konsumen terhadap biaya yang terjadi dari penggunaan fasilitas E-Commerce. Diukur dalam rupiah.
    X1.2 Perbandingan dengan biaya fasilitas konvensional
    Tanggapan konsumen terhadap perbandingan biaya bisnis baik penjualan maupun pembelian apabila dilakukan dengan cara konvensional untuk jarak jauh seperti Direct purchase(pembelian tatap muka langsung)

    2.Budaya(X2)
    Menjelaskan tentang pengaruh budaya dalam penggunaan fasilitas E-Commerce dan manfaat lain yang dapat di akomodasi fasilitas E-Commerce seperti sebuah kebanggan dalam penggunaan.
    X2.1 Budaya
    Mengukur seberapa besar pengaruh budaya dan fenomena internet di masyarakat terhadap pemilihan penggunaan fasilitas E-Commerce.
    X2.2 Nilai Kebanggaan
    Melihat seberapa besar manfaat prestise yang didapat dalam penggunaan fasiliytas E-Commerce dan penilaian masyarakat terhadap pebisnis atau perusahaan yang menggunakan fasilitas E-Commerce.

    3. Keamanan
    Mengukur tingkat keaman apabila melakukan pelayanan jual beli tanpa tatap muka (Direct selling ,Direct Purchase)
    X3.1. Jaminan Keamanan
    Mengukur tanggung jawab dan konsekuensi dalam penggunaan fasilitas E-Commerce
    X3.2 Garansi
    Melihat ada tidaknya jaminan pengembalian apabila tujuan jual beli dalam penggunaan fasilitas E-Commerce tidak tercapai.
    X3.3 Akurasi
    Melihat ketepatan dalam pelayanan dan penyampaian manfaat dalam praktek bisnis yang menggunakan fasilitas E-Commerce

    4.Kemudahan dan Kenyamanan
    X4.1 Kemudahan
    Mengukur kemudahan yang diberikan apabila di bandingkan dengan cara konvensional

    X4.2 Kenyamanan
    Mengukur kenyamanan yang dirasakan masyarakat dalam melakukan bisnis tanpa tatap muka dengan menggunakan fasilitas E-Commerce
    X4.3 Pengorbanan
    Mengukur besarnya pengorbanan yang terjadi dari segi materi dan aspek sosial penggunaan fasilitas E-Commerce apabila dibandingkan dengan cara konvensional.

    G.Uji Validasi dan Rehabilitasi Instrumen Penelitian
    Uji validasi dan rehabilitasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dengan cara penyetaraan quisioner valid dan reliable.
    Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diingikan dan mempu mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud ( Suharsimi Arikunto, 145 : 2002 ).

    Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item, yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya. Yaitu dengan menghitung korelasi antara setiap item dengan skor total sebagai kriteria validilitasnya

    Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana, biasanya reliabilitas minimal 0,5.

    H.Teknik Analisis Data
    Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,dimana rumus statistic yang digunakan adalah Linier Multiple Regression (regresi linier berganda), dimana fungsinya adalah :
    Y = a + b1 . X1 + b2 .X2 + b3 . X3 + b4 . X4 + e

    Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana :
    Y : Prilaku konsumen
    A : Konstanta
    b1 s/d b7 : Koofesien Regresi
    X1 : Biaya
    X2 : Budaya
    X3 : Keamanan
    X4 : Kenyamanan dan kemudahan
    e : Faktor ganguan

    I.Uji Asumsi Klasik
    a.Uji Multikolinieritas
    Uji multikolinieritas dugunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara variabel independent, jika terjadi kolerasi maka terdapat problem multikolonieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya multi kolonieritas antar variabel, dapat dilihat dari Variabel Inflation (VIF) dari masing-masing variabel bebas terdapat variabel terikat. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh dapat dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas ( Gujarati, 1995).

    b.Uji Heteroskedastisitas
    Uji heteroskedastitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan yang kain tetap, maka disebut omoskedastisitas. Dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitas ( Santoso, Singgih, 2002 :208 ). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterosskedatisitas dalam penelitian ini menggunakan metode Sperman Rank Correlation. Apabila hasil pengujian menunjukkan lebih dari α = 5% maka tidak ada heteroskedasitas.

    c.Uji Autokorelasi
    Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakan dalam persamaan regrasi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel penggangu. Menurut Singgih Santoso ( 2002 : 219 ) untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin – Watson mendekati angka 2 berarti tidak ada autokorelasi.

    d.Uji Normalitas
    Uji normalitas dilakukan untuk mgnetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov-Smirnov, menurut Singgih Santoso ( 2001 : 142 ) pedoman pengambilam keputusan dalam uji normalitas yaitu, bila nilai Sig atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka distribusi adalah normalitas (simetris).

    Mohon masukannya pak jo,terima kasih banyak

    Silahkan pilih e-commerce atau iklan pasta gigi untuk kesehatan?

    Komentar oleh Raehan C1B007091 | Januari 14, 2010 | Balas

  53. NAMA : JOKO HERYANTO
    NIM : ERC1B007042
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN ROKOK GG SURYA 16

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang Masalah
    Perubahan dinamis kondisi ekonomi dan sosial telah mengubah secara drastis
    minat beli konsumen dengan semakin banyaknya pilihan produk, konsumen telah
    memiliki ekspektasi yang lebih besar dan lebih menantang daripada sebelumnya.
    Mereka tidak hanya mengharapkan produk yang berkualitas tinggi karena kualitas
    produk telah menjadi suatu kewajaran dan persyaratan umum. Jenis baru
    konsumen ini menginginkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga
    terjangkau oleh mereka. Perusahaan harus dapat merebut konsumen dari tangan
    pesaing dengan memberikan value yang lebih besar.
    Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk
    yang baik, menawarkannya dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah
    didapat oleh pelanggan sasaran. Salah satu strategi komunikasi yang paling efektif
    adalah promosi. Promosi merupakan elemen dalam marketing mix yang dipakai
    perusahaan untuk memasarkan kebutuhannya. Promosi dipandang sebagai, arus
    informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau
    organisasi kepada tindakan untuk menciptakan pertukaran dalam pemasaran
    (Swastha, 1994, hlm. 237). Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting
    dalam manajemen pemasaran, dan sering dikatakan sebagai “proses berlanjut” ini
    disebabkan karena promosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya
    dari perusahaan. Perusahaan-perusahaan selalu mencari cara-cara untuk
    mendapatkan efisiensi dengan mengganti satu alat promosi dengan yang lain,
    bila keadaan ekonomisnya sudah lebih mengguntungkan.
    Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang
    produk adalah media periklanan. Periklanan merupakan salah satu media yang
    digunakan perusahaan, bisa diklasifikasikan menurut tujuannya yaitu, untuk
    memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan ( Kotler, 1993, hlm. 362).
    Inti dari periklanan adalah untuk memasukan sesuatu dalam pikiran konsumen
    dan mendorong konsumen untuk bertindak atau adanya kegiatan periklanan sering
    mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga
    penjualan terjadi pada waktu mendatang. Dengan demikian, secara umum dapat
    dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang
    menguntungkan (Swastha, 1994, hlm. 252).
    Iklan bisa digunakan untuk membentuk citra jangka panjang sebuah produk
    dan juga untuk menggerakkan penjualan cepat. Iklan merupakan cara efisien
    untuk mencapai banyak pembeli yang secara geografis tersebar. Iklan haruslah
    dilaksanakan dalam skala cukup besar untuk membuat kesan yang efektif terhadap
    pasarnya. Masalah dana iklan tergantung pada media yang dipilihnya tentunya
    iklan melalui televisi membutuhkan anggaran yang besar, dibandingkan iklan
    surat kabar, radio, brosur, pamflet, baliho dan lain-lain, bisa dilaksanakan dengan
    anggaran kecil.
    Dari berbagai macam media yang ada, banyak pengiklan yang
    memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan
    informasi. Iklan yang ditayangkan dengan menggunakan jasa televisi sangat
    beragam, diantaranya adalah iklan rokok Gudang Garam Merah. Dengan
    iklan yang ditayangkan, apakah sudah mengena pada masyarakat agar dapat
    menerima pesan tersebut melalui iklan yang ditayangkan dalam memasarkan
    rokok gudang garam merah, iklan di televisi seperti Rajawali Citra Televisi
    Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Andalas Televisi (AN Teve),
    Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Indosiar Visual Mandiri
    (Indosiar).Trans TV, Televisi Republik Indonesia (TVRI), Global TV dan
    Jogja TV serta media penayangan televisi lainnya. Penayangan iklan di
    televisi diharapkan mengena pada sasaran konsumen, baik tentang pesan
    iklan, audio, bintang iklan, dialog, penampilan visual dan pengaturan. Ada
    beberapa versi iklan Gudang Garam di televisi, akhir-akhir ini versi yang
    sering ditayangkan di televisi adalah sebagai berikut : Seorang pemuda keren
    yang akan naik bis angkutan kota dengan beberapa calon penumpang
    bersama-sama menunggu bis. Setelah bis berhenti semua penumpang
    bergegas segera masuk untuk mencari tempat duduk. Kebetulan semua
    tempat duduk penuh termasuk pemuda keren sudah dapat tempat duduk.
    Namun dibelakangnya masih ada beberapa penumpang yang ikut bis tersebut
    ada ibu paruh baya dengan bawaan yang berat tidak ada yang berani
    memberikan tempat duduk, dengan berani dan semangat pemuda keren
    berdiri, menawarkan tempat duduknya.

    Iklan rokok Gudang Garam Merah ditelevisi selalu menampilkan
    seorang figur pemuda yang memiliki jiwa sosial, pemberani dan lelaki
    solitair. Ada beberapa versi iklan Gudang Garam Merah, yang selalu
    mencoba menampilkan kondisi realita kehidupan sosial dimasyarakat. Untuk
    iklan Gudang Garam Merah ini ingin memberi pesan kepada masyarakat
    bahwa kita harus menghormati orang yang lebih tua dan belajar untuk
    bersabar. Dari versi iklan rokok Gudang Garam Merah ini, penulis
    memandang perlu untuk melakukan penelitian terhadap iklan rokok Gudang
    Garam Merah yang ditayangkan ditelevisi. Berdasarkan alasan tersebut maka
    topik yang penulis ambil adalah “PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN ROKOK GG SURYA 16

    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    Periklanan merupakan salah satu dari empat alat utama yang digunakan
    oleh perusahaan untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada
    sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah komunikasi non-individu dengan
    sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga
    non-laba, serta individu-individu (Swastha dan Irawan, 1983, hlm. 245).
    Periklanan dapat dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu
    kelompok masyarakat baik secara lisan ataupun dengan penglihatan (berupa
    berita), tentang suatu produk, jasa, atau ide. Berita yang disampaikan tersebutdinamakan iklan atau advertensi.
    Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan
    penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
    mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga
    penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain periklanan yang
    riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif.
    Menurut (Swastha dan Irawan,
    1983, hlm. 252) tujuan lain dari periklanan adalah
    1. Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi lain.
    2. Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh tenaga
    penjualan ataupun salesman dalam jangka waktu tertentu.
    8
    3. Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misal dengan
    mencantumkan nama dan alamatnya.
    4. Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik pelanggan baru.
    5. Memperkenalkan produk baru.
    6. Menambah penjualan industri.
    7. Mencegah timbulnya barang-barang tiruan.
    8. Memperbaiki reputasi perusahaan dengan memberikan pelayanan
    umum melalui periklanan.
    Pemasaran bertujuan memberitahu serta memberi petunjuk kepada pembeli
    potensial dan untuk meningkatkan penjualan. Dalam periklanan diusahakan agar
    dapat menarik perhatian, minat, keinginan, keyakinan serta menimbulkan
    tindakan membeli dengan memanfaatkan media yang tersedia seperti televisi,
    radio, koran, majalah, dan lain sebagainya.

    MANFAAT PENELITIAN

    1 Bagi Penulis
    Merupakan kesempatan untuk menerapkan disiplin ilmu yang didapat dari
    bangku kuliah dan menambah wawasan tentang masalah yang terjadi secara nyata
    disuatu lingkungan tertentu, khususnya masalah yang berhubungan dengan
    periklanan.

    2 Bagi perusahaan
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang akan
    menjadi bahan dalam menentukan dan memperbaiki cara penyampaian iklan agar
    lebih baik.

    Komentar oleh JOKO HERYANTO | Januari 14, 2010 | Balas

  54. ok Mr Jo ‘thank you, success is always to pak jo’, and I will complete it by understanding the scope of services on line what sense and try to find the Bank more open to the students good afternoon.

    Komentar oleh dandy triadi (C1B007097) | Januari 14, 2010 | Balas

  55. Salam pak jo

    Saya ingin meminta pendapat bapak, tgs proposal ini jika saya beri judul ttg Etika Pemasaran dalam perilaku konsumen pada produk pepsodent, menurut bpk bagaimana ????

    thx pak

    Etika pemasaran belum ada skripsi, jadi pedoman belum ada, artinya pekerjaan anda jadi lebih sulit. Pilih yang sederhana, bila ingin iklan, maka pendekatanya teori tentang iklan, kasusnya yah pepsodent. Tapi ada yang lebih pas untuk diteliti, mislanya bagaimana iklan pasta gigi yang manfaatnya adalah kesehatan. Bagaimana dengan penggunya, apakah ada manfaat. Saya yakin ini lebih pas. Tapi ya buat proposal secepatnya, biar tidak terlambat.

    Komentar oleh Resda Yuliana | Januari 15, 2010 | Balas

  56. Nama : DOLY SATYA NASUTION
    NIM : ERC1B007059
    Jurusan : Manajemen ( Pemasaran )
    MK : MEP
    Kelas : Sore ( UNJA Ektensi )

    Selamat pagi pak jo, sesuai dengan tugas akhir yang bapak berikan pada kami. Maka saya akan mengajukan judul proposal skripsi yang nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan skripsi saya, untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Yakni sbb :

    Analisis Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Novel Laskar Pelangi

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Perilaku Pembelian seseorang dapat dipengaruhi dari semua faktor yaitu Kultur, Sosial, Pribadi dan Psikologis yang kompleks yang berguna untuk mengidentifikasikan konsumen tertentu dalam upaya pemasar untuk mempengaruhi konsumen.
    Faktor yang sangat mempengaruhi konsumen adalah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap. Psikologis konsumen dapat dipengaruhi melalui media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, internet dan lainnya.
    Novel Laskar Pelangi merupakan karya Andrea Hirata yang meledak di pasaran. Selain di Indonesia, Laskar Pelangi juga diterbitkan di Malaysia, Singapura, Spanyol dan beberapa negara Eropa lainnya.
    Penjualan Novel Laskar Pelangi mencapai jumlah yang sangat fantastik, novel yang diterbitkan oleh Klub Sastra Bentang ini mengalami penjualan yang sangat tinggi yaitu terjual sampai 200.000 eksemplar. Berdasarkan yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Sikap Konsumen dari Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Novel Laskar Pelangi”.

    1.2 Rumusan Masalah Penelitian
     Variabel Psikologis yang mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian dapat disebut dengan motivasi persepsi. Keputusan Pembelian Konsumen juga dipengaruhi oleh lingkungannya ketika seorang konsumen melakukan pembelian suatu produk yang didasari oleh pertimbangan.

     Pesan utama yang disampaikan oleh novel ini adalah agar manusia tidak cepat putus asa dan belajar dengan baik dan benar karena pendidikan itu mahal harganya. Novel Laskar Pelangi ini menjadi best seller pada beberapa Negara tetangga dan semua yang telah di uraikan pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimana Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian Novel Laskar Pelangi”.

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian.
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui faktor psikologis terhadap keputusan pembelian novel laskar pelangi.
    2. Untuk menganalisis faktor psikologis terhadap keputusan pembelian novel laskar pelangi.

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengarang novel agar dapat membuat novel yang baik khususnya dalamfaktor psikologis.
    2. Sebagai masukan bagi para novelis lainnya, terutama para penulis pemula.
    3. Sebagai sumbang pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
    4. Sebagai salah satu syarat memenuhi gelar sarjana.

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    1. Produk yang diteliti adalah Novel Laskar Pelangi.
    2. Penelitian ini hanya melihat atau mempelajari faktor psikologis terhadap keputusan pembelian novel laskar pelangi.

    BAB II
    KERANGKA TEORISTIS

    Keputusan konsumen dipengaruhi oleh tingkat keterlibatan dan pengolahan aktif yang dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan pemasaran, misalnya dari melihat iklan atau mengevaluasi satu produk atau jasa.
    Perilaku Konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk atau jasa, termasuk proses pengmbilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.
    Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
    1. Faktor Budaya
    • Kultur
    • Sub- kultur
    • Kelas sosial
    2. Faktor Sosial
    • Kelompok acuan
    • Keluarga
    • peran
    3. Faktor Pribadi
    • Umur dan Tahap Sirklus Hidup
    • Pekerjaan
    • Kondisi Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Kepribadian dan Konsep Diri

    4. Faktor Psikologis
    • Motivasi
    • Presepsi
    • Pembelajaran
    • Kepercayaan dan Sikap

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian
    Didalam pelaksanaan ini digunakan jenis penelitian Deskriptif yakni survey yang memusatkan perhatian pada fenomena yang terjadi pada saat ini.

    3.2 Jenis Data
    1. Data Primer
    – Perilaku Konsumen dalam keputusan pembelian.
    – Faktor psikologis terhadap keputusan pembelian.
    2. Data Sekunder
    – Biodata Pengarang novel
    – Pengalaman pribadi pengarang novel
    – Jalan cerita dari novel tersebut

    3.3 Metode Pengumpulan data
    1. Pengumpulan data primer
    a. Wawancara
    b. Observasi
    c. Kuisioner
    2. Pengumpulan data sekunder
    Mempelajari buku literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

    3.4 Metode Penarikan sampel
    Untuk memperoleh sampel yang baik dan reprensetatif dalam penelitian ini, maka digunakan teknik penarikan sampel dengan metode Kuota Sampling (Cara Kuota) yang mana responden yang akan dipilih adalah orang-orang yang diperkirakan dapat menjawab semua sisi kuisioner.

    3.5 Sumber Data
    • Data deskripsi responden, jawaban tertera pada kuisioner.
    • Perpustakaan

    3.6 Metode Analisis Data
    Metode yang digunakan untuk melakukan analisis adalah metode analisis Deskriptif Kuantitatif yaitu dengan menggambarkan status karakteristik suatu fenomena dengan menarik kesimpulan perhitungan secara benar dengan membandingkan teori, konsep dan prinsip yang relevan kemudian di analisis.

    3.7 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabulasi data dan mean (pengukuran Jumlah Rata-rata). Tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pertanyaan dalam kuisioner.
    Pengukuran nilai rata-rata dilakukan pada masing-masing atribut faktor psikologis berdasarkan hasil jawaban responden pada kuisioner.
    Nilai rata-rata tersebut diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

    Keterangan :
    ∑fi = Jumlah Responden/frekuensi
    xi = Bobot nilai pada skala likert
    x = Nilai Rata-rata

    Pertanyaan yang disebarkan berhubungan dengan variabel dan atribut yang diteliti dengan mengacu pada skala Likert, responden diharuskan memilih jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban diberi skor.
    Skor (bobot nilai) yang diberikan adalah sebagai berikut
    Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
    Tidak Setuju (TS) : 2
    Ragu-ragu (RR) : 3
    Setuju (S) : 4
    Sangat Setuju (SS) : 5

    Untuk mengetahui kecenderungan faktor psikologis konsumen terhadap keputusan pembelian novel laskar pelangi apakah positif, negatif, atau netral maka hasil nilai rata-rata yang diperoleh dipetakan kerentang skala yang mempertimbangkan informasi interval berikut :

    Interval = nilai tertinggi – nilai terendah = 5 -1 = 0,8

    Banyak kelas 5

    Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata faktor psikologis konsumen terhadap masing-masing atribut faktor psikologis dalam penelitian ini. Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata faktor psikologis konsumen terhadap masing-masing atribut faktor psikologis dalam penelitian ini.
    Rentang nilai tersebut adalah :
    1,00 – 1,80 :Sangat tidak baik
    1,81 – 2,60 :Tidak baik
    2,61 – 3,40 :Cukup
    3,41 – 4,20 :Baik
    4,21 – 5,00 :Sangat Baik

    DAFTAR PUSTAKA

    Gaspertz. 2002. Total Quality Manajemen. PT Gramedia Pustaka Umum, Jakarta
    Hasan, Iqbal. 2001. Statistik 1 ( Statistik Deskriptif ) Edisi II. Bumi Aksara, Jakarta
    Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium. Penerbit Prenhalindo, Jakarta

    Kotler, P & Amstrong, G.2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta
    Lupiyoadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Kedua. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
    Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Semarang
    Setiadi, J, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Prenada Media Group, Jakarta
    Sumarwan,. Ujang. 2002. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor

    Swastha. Basu dan Handoko, T, Hani. 2000. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktik. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga

    Tjiptono,Fandy. 2002. Strategi Pemasaran Edisi II. Penerbit Andy, Yogyakarta
    Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
    Purwadarmita. 1999. Kamus Berbahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

    Doly, ini sudah ditulis di FE, saya ikut menguji. Cari judul lain.

    Komentar oleh DOLY SATYA NASUTION | Januari 16, 2010 | Balas

  57. thx pak atas sarannya

    Menurut bpk klo judulnya, Analisis konsumen mengunakan produk pepsodent

    saya sdh dpt bhnny tetapi judulnya saya masih blm dpt menentukan

    Mohon tanggapan dari bpk terima kasih

    tulis dulu proposal, inisialnya, baru dapat dikomentari. Silahkan dicoba.

    Komentar oleh Resda Yuliana | Januari 17, 2010 | Balas

  58. NAMA : FERA ANGGRAINI
    NIM : C1B007092
    KELAS : G
    JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN S1 PAGI

    UNIVERSITAS JAMBI

    Salam Pak Jo…….!

    PROPOSAL PENELITIAN
    JUDUL :
    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA JAMBI

    BAB. I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Perkembangan bidang industri yang semakin pesat terutama di kota Jambi, akan membawa dampak yang cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri, maupun likungan sekitarnya, diantaranya adalah masalah polusi. Bila tidak diawasi dengan ketat mengenai limbah industri tersebut maka timbul polusi baik udara maupun air yang cukup besar.

    Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih, bebaspolusi, tetapi kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air ledeng yang keruh karenan masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungi tanpa diproses lebih dahulu.

    Melihat kondisi seperti ini banyak perusahaan berusaha memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dab menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua, Club, Total, Ades,Aquase dan Cheer. Dari kondisi seperti ini dengan semakin tingginya tingkatpendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Disamping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih peroduk. Untuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk

    Menurut Essael ada tiga faktor yang memepengaruhi dalam pengambilan keputusan konsumen yaitu (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen;(2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha membeli informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah prroduk, harga,distribusi dan promosi. Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif merk dan harga dibandingan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.

    Untuk malakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Karakteristik penjual akan mempengaruhi kaputusan membeli. Dalam hal ini konsumen kan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.

    Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian , maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mengembangkan berbagai variabel bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat berupaya untuk mengembangkan berbagai variabel bauran pemasaran. Pertama dari segi produk manajer terus menerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kedua dari segi harga, manejer berusaha menentukan harga yang bisa terjangkau oleh lapisan masyarakat, ketiga dari segi distribusi manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, keempat dari segi promosi, menejer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.

    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral agar dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut.

    1.2. Perumusan Masalah
    1.Apakah faktor-faktor Individual customer yang terdiri dari pendidikan, penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral.
    2.Diantara faktor-faktor tersebut diatas, faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    1.Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral.
    2.Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Universitas Jambi
    Dapat menambah buku referensi dan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan yang memerlukan informasi tentang perilaku konsumen
    2. Bagi Penulis
    Agar dapat lebih memahami dan mencoba untuk menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk mempraktekkannya langsung ke lapangan kerja, khususnya bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran.

    1.4. Ruang Lingkup Penelitian
    1.Produk yang diteliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
    2.Penelitian untuk meneliti dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral

    BAB II. KAJIAN TEORITIS

    2.1. Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen
    1.Konsumen Individu
    Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
    2.Pengaruh Lingkungan
    Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
    3.Marketing strategy
    Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.

    2.2. Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
    1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making) Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
    2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
    EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN :
    1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
    2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
    Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
    1. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
    Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
    2.Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.

    BAB.III. METODE PENELITIAN
    Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan maka diajukan beberapa hipotesis yaitu : (1) faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermaksan terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Jambi; (2) Faktor harga merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Jambi.

    Populasi penelitian adalah konsumen yang melakukan konsumsi air minum mineral dalam bentuk galon.

    Metode penarikan dinamakan metode incidental sampling yaitu responden yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai, jumlah responden yang akan diambil sebanyak 200 orang.

    Jenis sumber data : (a) Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan; (b) Data Sekunder adalah data yang diperolah dari kantor statistik Jambi.

    Cara mengumpulkan data ;(a) wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden maupun pihak-pihak yang terkait; dan (b) kuesioner, yaitu dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, disini responden diminta untuk memberikan pendapat atau jawaban pertanyaan-pertanyaan.

    Variabel tergantung (Y) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi :(1) Faktor pendidikan,(2) Penghasilan,(3) harga,(4) Kualitas, (5) Distribusi, (6) Promosi.

    Variabel tergantung yaitu perilaku konsumen (Y) adalah berapa kali seorang konsumen melakukan pembelian ulang terhadap air minum mineral dalam suatu periode waktu tertentu(dalam waktu 3bulan terakhir) dalam bentuk galon.

    Variabel bebas (X) yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, dirinci menjadi enam variabel yang meliputi :
    Faktor pendidikan (X1) adalah penelitian terhadap pendidikan dari responden, yang indikatornya adalah pendidikan formal terakhir yang mereka miliki, yang dinyatakan dengan skoring menurut skala likert.
    Faktor penghasilan(x2) adalah penghasilan bersih perbulan yang diterima oleh responden (ayah/ibu) atau pendapatan peribadi bagi yang masih sindiri (bujang/gadis)dalam rupiah, selanjutnya dikeleompokan dalam 5 kelompok penghasilan dan diukur menurut skala likert. Lima kelompok pengashilan sebagai berikut :
    1.Rp 500.000,- s/d. Rp 700.000,- mendapat nilai 1
    2.Rp 700.000,- s/d. Rp 900.000,- mendapat nilai 2
    3.Rp 900.000,- s/d. Rp 1.100.000,- mendapat nilai 3
    4.Rp 1.100.000,- s/d. Rp 1.300.000,- mendapat nilai 4
    5.lebih dari Rp 1.300.000,- mendapat nilai 5
    Faktor harga (X3) adalah tanggapan responden terhadap harga air minum mineral dengan indikator :
    1.pendapat terhdap harga air minum mineral
    2.harga menjadi pertimbangan yang menentukan
    Faktor kualitas (X4) adalah tanggapan responden terhadap kualitas air minum mineral yang diukur menurut skala likert
    Faktor distribusi (X5) adalah tanggapan responden dalam hal kemudahan memperoleh air minum dengan indikator :
    1.Mudah/tidak proses pembelian yang dilakukan dengan responden
    2.pelayanan yang diberikan oleh responden
    3.jauh/dekat tempat untuk memperoleh air minum mineral
    semuanya diukur menurut skala likert.
    Faktor promosi (X6) adalah tanggapan responden terhadap promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual air minum mineral, diukur menurut skala likert dengan indikator :
    1.Sikap responden terhadap promosi air minum mineral.
    2.Ingin membeli pada saat mengetahui adanya promosi air minum mineral.

    Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda, yaitu :

    Y = B0+B1X1+B2X2+B3X3+B4X4+B5X5+B6X6+e

    Ket:
    Y = perilaku konsumen
    B0 = intersep
    B1 s.d B6 = koefisien yang akan dihitung
    X1= pendidikan, X2 = penghasilan,X3 = harga, X4 = kualitas, X5 = distribusi, X6 = promosi
    e = variabel pengganggu

    Model analisis ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap perilaku konsumen air minum mineral baik secara bersama-sama maupun secara partial.

    Proses selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis dengan teknik analisis :
    1.Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi secara Simultan
    2.Pengujian hipotesis kedua yaitu Uji Regresi secara Partial

    itulah proposal penelitian yang saya kerjakan Pak Jo, saya menyadari masih banyak kekurangannya oleh karena itu saya mohon masukan dan tanggapan dari Bapak. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih.
    Hormat saya Fera Anggraini.
    SUKSES SELALU

    Fera proposal awal anda telah saya baca, mudah-mudahan yg lain segera. Sebagai masukan, perlu dibedakan konsumen yang dimaksud apakah individu atau Rumah Tangga. Usul saya adalah Rumah Tangga, karena ada trend bahwa RT juga lebih banyak mengkonsumsi Air Mineral daripada Individu. Bagi yang lain masih dapat menggali lebih banyak lagi informasi,misalnya dengan membandingkan produk lokal dan bukan (antara Aqua Misalnya dg Arthes). Silahakan dicoba. Fera, saya kira masih ada waktu untuk memperbaiki. Coba lagi dan dicoba.

    Komentar oleh FERA ANGGRAINI | Januari 17, 2010 | Balas

    • Ok terimakasih atas masukannya Pak Jo……!
      Memang benar trend konsumen rumah tanggalah yang menjadi peran utama dalam konsumsi air minum mineral ini, untuk itu peneliti merasa perlu untuk membedakan konsumen yang dimaksud yaitu dengan menambahkan populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga yang melakukan konsumsi air minum mineral.
      Selain itu peneliti juga membatasi penelitian dalam ruang lingkup penelitian peneliti sebagai berikut :
      1.Produk yang diteliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
      2.Penelitian dilakukan terhadap konsumen rumah tangga yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak serta anggota keluarga lainnya yang setiap hari melakukan kagiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.
      3.Penelitian untuk meneliti dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral

      Komentar oleh FERA ANGGRAINI | Februari 4, 2010 | Balas

  59. SILVIANI PUTRI RIZQI
    C1B007074
    KELAS B
    MANAJEMEN S1 PAGI

    SYALOM PAK JO

    MENGANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
    PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI HANDPHONE MEREK SONY ERICKSON

    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    Di abad 21 telekomunikasi telah memasuki era yang begitu dahsyat, ketika beberapa puluh tahun lalu telepon rumah masih merupakan barang mewah, namun kini handphone atau telepon selular merupakan barang primer.

    Kini peralatan komunikasi ini sudah menjadi perlengkapan sehari-hari. Banyak orang yang sudah mempunyai handphone karena harganya yang sudah kian terjangkau. Tekhnologi komunikasi telah memungkinkannya bisa di pergunakan di mana saja. Apalagi dengan di luncurkannya satelit-satelit selular yang selanjutnya memungkinkan benda kecil ini bisa di gunakan di tempat terpencil, atau bahkan dari tengah lautan.

    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk handphone nokia yang di tawarkan kepada konsumen seperti, samsung, sony ericson, Motorola, blackberry, dan merk handphone nokia dan sebagainya. Di mana masing-masing merk handphone tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul di bandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan.

    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena, konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda. Sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas di samping di pengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Untuk mengetahui factor penggerak prilaku konsumen dapat mengamati factor stimuli yang meliputi penduduk, harga, tempat dan promosi, baik yang bersifat permasalahan maupun yang bersifat menguntungkan. Tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ( Engel et al 1995 ).

    Tidak semua merk handphone yang mampu di minati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja. Salah satunya adalah merk handphone sony Erickson yang menjadi pilihan konsumen dari kalangan mana saja. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai prilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga di harapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat langsung pada peningkatan pasar.
    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan, maka dapat diidentifikasikan beberapa hal sebagai berikut :

    Banyaknya merk-merk handphone yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Handphone merupakan peralatan komunikasi yang sudah menjadi perlengkapan sehari-hari. Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan. Handphone sony Erickson diminati siapa saja dari yang tua ataupun yang muda, sehingga berdasarkan uraian di atas , maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Apakah factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prialku konsumen dalam membeli handphone merk sony erickson?

    2. Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian handphone merk sony erickson ?
    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

    a. Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian handphone merk sony erickson dilihat dari harga , selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.

    b. Untuk mengetahui factor yang paling dominant mempengaruhi
    D. Manfaat penelitian

    Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut

    a. Penelitian ini di harapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi dibidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.

    b. Di harapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    A. Landasan Teori

    1. Pengertian Pemasaran

    Dalam banyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu factor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi perusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bisa juga dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran. Sebagai bagian dari ilmu manajemen, manajemen pemasaran dapat juga didefinisikan sebagai seni dan ilmu memilih pasar dan membangun hubungan dengan mereka.

    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ), Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukah harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial

    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.
    2. Pengertian Perilaku Konsumen
    Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.
    Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 2000 : 10). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

    3. Perilaku Konsumen
    perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10) menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian.
    4. Persepsi Konsumen
    Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan).
    5. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran
    Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pemasaran yang pokok yaitu : pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang dapat tepat dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
    6. Keputusan Pembelian
    Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
    7. Periklanan
    1. Definisi Periklanan
    Periklanan pada dasarnya merupakan salah satu tahap dari pemasaran, yang tiap-tiap tahap itu bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jaringannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Periklanan menjadi tahap yang penting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Definisi periklanan menurut institute praktisi periklanan Inggris dalam Jefkins (1996: 5) adalah: Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan dengan biaya yang paling ekonomis. Kotler (1997: 236) mengartikan periklanan sebagai berikut: Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang,atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembiayaan. Dalam membuat program periklanan manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut lima M ( kotler 1997: 236) Sebagai berikut:

    a) Mission (misi)
    b) Money (uang)
    c) Message (pesan)
    d) Media (media)
    e) Measuremen (pengukuran)

    2. Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan menurut kotler (1997: 236) sebagai berikut:
    a) Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”. Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.
    b) Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif”
    Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merk tertentu.
    c) Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat”
    Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (Inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwamereka telah melakukan pilihan yang benar.
    3. Anggaran Periklanan
    Setelah memutuskan tujuan periklanan. Langkah selanjutnya adalah memutuskan anggaran periklanan untuk setiap produk.
    4. Pesan Periklanan
    Iklan diadakan untuk memberi informasi dan membujuk. Isi komunikasi iklan adalah inti apa yang dapat dilakukan oleh iklan tersebut. Aspek ini sering disebut ”kreatif”, pesan atau isi iklan disebut ”pekerjaan kreatif ”. Iklan meliputi latihan menulis dan mendesain dalam kata-kata dan gambar, serta memerlukan kemampuan verbal maupun kemampuan menggambar yang memadai. Perbedaan antara satu iklan dengan iklan yang lain seringkali terletak pada pesan itu sendiri itulah arti komunikasi.
    5. Pemilihan Media Iklan
    Pemilihan media iklan sangat penting agar pesan yang disampaikan dalam iklan dapat efektif mencapai dan diterima konsumen sasaran.

    8. Sikap
    1. Pengertian Sikap
    Sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Definisi sikap menurut Allport dalam setiadi (2003) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
    2. Sikap terhadap Iklan
    Sikap terhadap iklan adalah cara konsumen mengenai sebuah iklan : sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan sebagai berikut”Attitude toward the ad is the consumer`s predisposition to respond favorably or anfavorably to a particular ad”. yaitu sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Respon kognitif yang positif (support arguments dan source bolstering)umumnya akan menghasilkan sikap positif konsumen terhadap iklan: respon kognitif yang negative (counterarguments dan source derogation) umumnya menghasilkan sikap negatif. Karena aspek afektif yang dominan maka sikap terhadap iklan diukur dalam afektif penerima pesan yang menilai baik-tidak baik, suka-tidak suka, menarik-tidak menarik, kreatif-tidak kreatif, informati-tidak informatif. Mowen dan Minor (2002: 378) mengemukakan bahwa konsumen mengembangkan sikap terhadap iklan seperti terhadap merek, dan sikap terhadap iklan ini mempengaruhi sikap mereka terhadap merek. Sikap terhadap iklan mengacu pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan tertentu.
    3. Sikap terhadap Merek
    Sikap terhadap merek menurut Assael (2001: 282) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus. Sikap terhadap merek didasarkan pada skema tentang merek tersebut yang telah tertanam dibenak konsumen. seperti telah disebutkan diatas bahwa komponen sikap ada 3 yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif maka ketiga komponen sikap ini juga terdapat dalam sikap konsumen terhadap produk, yaitu Assael (2001: 283):
    a. Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).
    b. Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Kepercayaan terhadap suatu merek adalah multi dimensional karena mereka mewakili atribut merek yang dipersepsikan oleh konsumen.
    c. Kecenderungan untuk bertindak adalah komponen konatif (tindakan) dan pada umumnya komponen ini dengan melihat ”maksud untuk membeli” dari seorang konsumen adalah penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.

    B. KERANGKA PIKIRAN

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan handphone merk sony erickson
    |
    Tanggapan terhadap Pelanggan
    |
    Tingkat Kepuasan Pelanggan Handphone merk sony erickson

    Hipotesis Penelitian
    a. Hipotesis I
    Ho : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas,harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hanphone merk sony erickson. Ha : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas,harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hanphone merk sony erickson
    b.Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian handphone merk sony erickson
    Ha : Diduga factor kualitas mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hanphone merk sony erickson

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    A. Lokasi Penelitian

    B. Populasi dan Sampel
    C. Jenis dan Sumber Data
    1. Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    a. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, sepertu literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    2. Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    b. Data Sekunder, yaitu data yng diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

    D. Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    a. Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    b. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    E. Variabel penelitian
    Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
    1. Variabel terikat (Y) : Prilaku konsumen dalam pembelian hanphone merek sony erickson
    2. Variabel bebas (X) : Harga,selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.

    2.Selera (X2)
    Gambaran produk hanphone merek sony erickson yang diinginkan konsumen dalam memberikan kesenangan dan kepuasan. Indikatornya adalah :
    X2.1Jenis Model
    Penilaian konsumen terhadap berbagai tipe pilihan hanphone merek sony erickson yang ditawarkan oleh produsen.
    X2.2Warna
    Penilaian konsumen terhadap ragam pilihan warna yang ada pada hanphone merek sony erickson
    X2.3Penampilan Luar (Body)
    Penilaian konsumen terhadap penampilan luar hanphone merek sony erickson dibandingkan dengan produksi pesaingnya.

    Ketiga indicator di atas diukur berdasarkan tingkat kesenangan dan kepuasan konsumen.
    4.Harga Jual Kembali (X4)
    Mengetahui tanggapan konsumenterhadap harg jual kembali serta kamudahan dalam memasarkan produk yang sudah dipakai.
    X6.1Harga jual kembali
    Penilaian konsumen terhadap harga dari hanphone merek sony erickson Diukur dalam rupiah

    X6.2Pemasaran produk purna pakai
    Penilaian konsumen terhadap tingkat kemudahan pemasaran dan penerimaan dari konsumen lainnya terhadap purna pakai. Di ukur berdasarkan perlakuan.

    5.Prestise (X5)
    Nilai kebanggaan yang dirasakan seseorang akibat penggunaan suatu produk. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.

    G. Uji Validasi dan Rehabilitasi Instrumen Penelitian
    Uji validasi dan rehabilitasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dengan cara penyetaraan quisioner valid dan reliable.
    Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diingikan dan mempu mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud ( Suharsimi Arikunto, 145 : 2002 ).
    Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item, yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya. Yaitu dengan menghitung korelasi antara setiap item dengan skor total sebagai kriteria validilitasnya.

    Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana, biasanya reliabilitas minimal 0,5.
    H. Teknik Analisis Data
    Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,dimana rumus statistic yang digunakan adalah Linier Multiple Regression (regresi linier berganda), dimana fungsinya adalah :
    Y = a + b1 . X1 + b2 .X2 + b3 . X3 + b4 . X4 + b5 . X5 + b6 . X6 + e

    Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana :

    Y : Prilaku konsumen
    A : Konstanta
    b1 s/d b7 : Koofesien Regresi
    X1 : Harga
    X2 : Selera
    X3 : Kualitas
    X4 : Harga Jual Kembali
    X5 : Prestise
    X6 : Promosi
    e : Faktor ganguan

    c.Uji Autokorelasi
    Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakan dalam persamaan regrasi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel penggangu. Menurut Singgih Santoso ( 2002 : 219 ) untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin – Watson mendekati angka 2 berarti tidak ada autokorelasi.
    d.Uji Normalitas
    Uji normalitas dilakukan untuk mgnetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov-Smirnov, menurut Singgih Santoso ( 2001 : 142 ) pedoman pengambilam keputusan dalam uji normalitas yaitu, bila nilai Sig atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka distribusi adalah normalitas (simetris).

    DAFTAR PUSTAKA

    Stanton, William J.1996. Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7,jilid 1.Erlangga. Jakarta.
    Lamb,Hair,Mc Daniel.2001. Pemasaran (terjemahan).Edisi Bahasa Indonesia,Jilid Pertama.Salemba empat.Jakarta.
    Kotler, Philip.2002.Manajemen Pemasaran (terjemahan).Edisi Millenium, jilid 1.PT. Prenhallindo. Jakarta.
    Enggel,Blackwell,Miniard.1994. Prilaku Konsumen (terjemahan).Edisi Enam.Jilid Pertama.Binarupa Aksara.Jakarta.
    Fitriadi,Agus.2003. Analisis beberapa factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian pada UD Microcom di Banjarmasin,Sripksi.Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
    Arikunto,Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian.Edisi Revisi V.PT.Rineka Cipta.Jakarta.

    Judulmu ok. Tapi coba rumuskan lagi faktor yang mempengaruhi itu dari sisi produk. Perhatikan teori di pemasaran kan ada pendekatan produk, mulai dari produk inti, aktual sampai tambahan. Lantas, inilah yang anda terapkan pada produk Erikson. Selanjutnya penjelasan tetang fenomena Erikson sebagai produk perlu disajikna di bagian pendahuluan. Perbaiki lagi.

    Komentar oleh SILVIANI PUTRI RIZQI | Januari 18, 2010 | Balas

  60. PROPOSAL SKRIPSI
    “METODE PENELITIAN”

    “ANALISIS KEFEKTIFAN DAYA TARIK SELEBRITI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM FILM SANG PEMIMPI”

    ELFIDA HASIBUAN
    NIM. C1B007012

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS JAMBI

    2009

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Bidang pemasaran semakin memegang peranan yang penting dalam keberhasilan suatu produk. Sebagus apapun produk yang dihasilkan namun bila tidak memiliki strategi pemasaran yang tepat maka produk tersebut tidak akan tahan lama atau malah tidak dapat menarik minat konsumen saat dilepas ke pasar. Pemasaran modern tidak hanya mengenai menjual produk tapi juga meliputi keseluruhan proses penciptaan kebutuhan konsumen, mulai dari proses penciptaan produk, penetapan harga, pendistribusian, promosi, bahkan sampai saat keadaan yang tercipta setelah konsumsi semua mencakup dalam bidang pemasaran.
    Saat ini pemasaran mencakup segala bidang, tidak hanya terbatas pada barang berwujud tapi juga pada jasa dan bidang lainnya. Objek dari pemasaran pun bertambah luas, diantara objek-objek yang dapat dipasarkan antara lain : barang, jasa, acara khusus(event), pengalaman, orang, tempat, property, organisasi, informasi, bahkan gagasan sekalipun dapat dipasarkan.
    Kondisi ini pun terjadi pada bidang perfilman. Seringkali keberhasilan suatu film itu selain memiliki ide cerita yang menarik juga ditunjang oleh strategi pemasaran yang tepat sehingga memiliki keberhasilan yang luar biasa saat di lepas ke pasar. Strategi untuk memasarkan suatu film dapat bermacam-macam, mulai dari serangkaian promosi yang dilakukan secara besar-besaran, serangkaian tour, atau pengambilan tempat shooting yang indah. Tetapi yang paling berpengaruh adalah pemakaian selebriti yang sedang digemari untuk ikut bermain dalam film tersebut.
    Hal ini juga sepertinya yang terjadi pada salah satu film box office Indonesia yang merupakan film sekuel kedua dari “Laskar pelangi” yang baru saja beredar di pasaran bioskop yang berjudul “ Sang Pemimpi”. Film ini memiliki segala sesuatunya untuk laris di pasaran. Selain memiliki ide cerita yang menarik dan berkarakter, film ini juga sudah dikenal luas oleh masyarakat melalui novelnya yang terlebih dahulu laris manis. Namun ada satu hal menarik dari strategi pemasaran dari film ini, yaitu ikut bermainnya Nazril Ilham atau yang lebih dikenal dengan “Ariel” dalam film ini. Banyak yang menilai bahwa ini merupakan ide cemerlang dan dapat mendongkrak keberhasilan film ini sendiri.
    Dari uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk melihat apakah ada hubungan antara strategi pemasangan public figure terhadap keberhasilan film tersebut dan seberapa besar pengaruhnya terhadap keputusan konsumen untuk menonton film tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis mnelakukan penelitian yang berjudul : “ ANALISIS KEEFEKTIFAN DAYA TARIK SELEBRITI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN DALAM FILM SANG PEMIMPI ”.

    1.2. Rumusan Masalah
    Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut :
    1. Apakah ada keterkaitan antara daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?
    2. Bagaimana pengaruh daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?
    3. Seberapa efektif penempatan daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?

    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulis melakukan penelitian ini bertujuan untuk :
    1. Mengetahui keterkaitan antara daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?
    2. Untuk mengetahui bagaiman pengaruh daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?
    3. Untuk menganalisis keefektifan penempatan daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dalam film Sang Pemimpi?

    1.4. Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sumber referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, terutama dalam hal perilaku konsumen.
    2. Sebagai masukan bagi rumah produksi agar dapat mengambil tindakan yang bijaksana terutama dalam hal yang berkaitan dengan perilaku konsumen.
    3. Untuk melatih diri penulis dalam hal menulis dan menganalisis masalah-masalah yang terjadi dalam bidang pemasaran.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1. DEFINISI
    1. Manajemen
    Menurut G.R.Terry bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tingkatan-tingkatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia.
    2. Pemasaran
    Menurut Kotler dalam bukunya edisi Milenium jilid I (2002, hal 9) bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, dan pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.
    3. Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler (2002, hal 9), bahwa manajemen pemasaran adalah proses pelaksanaan, penganalisaan dan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta pengeluaran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
    4. Konsumen
    Konsumen dapat didefinisikan sebagai seseorang atau organisasi yang membeli barang atau jasa untuk digunakan secara pribadi ,maupun organisasi. Berdasarkan definisi di atas tampak jelas bahwa ada 2 (Dua) jenis konsumen, yaitu: Konsumen pribadinyang membeli produk untuk pemakaiannya sendiri, sehingga konsumen jenis ini sering disebut dengan konsumen akhir. Sedangkan jenis konsumen lainnya adalah konsumen organisasi meliputi perusahaan, badan pemeerintah, dan lembaga yang membeli produk untuk mencari laba demi keberlangsugan hidup organisasi mereka.
    5. Perilaku Konsumen
    Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan bahwa Perilaku Konsumen(Consumen Behaviour) dapat didefiisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.
    6. Kelompok Rujukan
    Menurut Kotler (2007:217), kelompok rujukan merupakan semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Terdiri dari kelompok rujukan langsung, yaitu: kelompok persahabatan, kelompok belanja, kelompok kerja, kelompok atau masyarakat maya, kelompok aksi-konsumen. Sedangkan kelompok rujukan tidak langsung terdiri dari: daya tarik selebriti, daya tarik tenaga ahli, daya tarik orang biasa, daya tarik eksekutif dan karyawan, dan daya tarik perdagangan atau karakter juru bicara.
    2.2. KERANGKA TEORITIS
    Daya tarik selebriti dan kelompok rujukan yang serupa lainnya dapat menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam menimbulkan minat ataupun tindakan yang berhubunga dengan perilaku konsumaen dan keputusan penggunaan suatu produk. Hal ini mungkin didasarkan pada kekaguman, aspirasi, empati, atau pada pengakuan diri. Bagi para pendukung setia dan bagi kebanyakan masyarakat umum, para selebriti mewakili usaha untuk mencapai hidup ideal yang dibayangkan kebanyakan orang.
    Para produsen mengeluarkan biaya besar untuk meminta seorang selebriti mempromosikan atau ikut ambil bagian dalam suatu produk. Dengan harapan mendapat reaksi positif dari konsumen.
    Terdapat beberapa tipe daya tarik selebriti menurut Leon Schiffman dan Leslie (2007), yaitu:
    • Pernyataan : didasarkan pada pemakaian pribadi, seorang selebriti membuktikan kualitas suatu produk
    • Dukungan : selebriti meminjamkan namanya dan tampil atas nam suatu produk dimana dia mungkin ahlinya atau bukan ahli dalam bidang yang digambarkan dalam produk tersebut
    • Aktor : selebriti menyajikan suatu produk sebagai dukungan dari dukungan karakter
    • Juru bicara : selebriti mewakili merk atau perusahaan selama jangka waktu lama
    Tidak semua perusahaan merasa bahwa memanfaatkan daya tarik selebriti merupakan cara terbaik untuk memasarkan produk mereka. Beberapa perusahaan menghindari pemakaian daya tarik selebriti karena mereka khawatir jika selebriti tersebut terlibat dalam suatu kasus , maka berita negative tersebut akan memberikan dampak buruk terhadap persepsi konsumen terhadap produk yang diwakilkan selebriti yang pada akhirya menurunkan penjualan produk terkait.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1. Metode Pengumpulan Data
    A. Jenis Data yang digunakan
    Data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menurut sumbernya, yaitu :
    1. Data Primer
    Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan peneliti. Data ini berupa opini subjek secara individu atau kelompok yang berkenaan dengan keputusan mereka memilih produk film Sang Pemimpi untuk ditonton.
    2. Data Sekunder
    Data sekunder dalam penelitian merupakan data yang diperoleh dari bioskop di kota Jambi yang terdiri dari :
    • Tingkat penjualan tiket
    • Lama tayang di bioskop
    B. Teknik Pengumpulan Data
    1. Penelitian Lapangan
    Metode ini digunakan untuk memperoleh data primer dan data sekunder yang dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung kepada konsumen film Sang Pemimpi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara :
    • Observasi
    Dengan mengamati secara seksama semua variable yang diperlukan dan sesuai dengan tujuan penelitian.
    • Interview (Wawancara)
    Melakukan Tanya jawab dengan pihak pengelola bioskop yang dilakukan secara sistematis dan mengacu pada tujuan penelitian
    • Kuesioner
    Dengan menggunakan sejumlah daftar pertanyaan yang diisi oleh peneliti sesuai dengan jawaban dari responden yang masing-masing pertanyaan akan dinilai dengan menggunakan skala Likert 5 angka. Pemilihan skala 5 angka ini didasarkan atas pertimbangan bahwa dengan dimensi mutu yang tercantum dalam daftar pertanyaan memungkinkan responden mengekspresikan pendapat mereka akan keputusan mereka memilih untuk menonton film Sang Pemimpi. Disamping itu berdasarkan pandangan statistic, skala dengan lima tingkatan (1 sampai 5) lebih tinggi keandalannya, Lilian dan Green (1997:91).
    2.Penelitian Kepustakaan
    Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan konsep, teori, dan rujukan yang berkaitan dengan masalah penelitian dan berguna untuk menjawab masalah penelitian.

    3.2. Metode Penarikan Sampel
    3.2.1. Populasi dan Sampel
    Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah menonton film Sang Pemimipi. Untuk menganalisas keefektifan penempatan daya tarik selebriti, maka besarnya sample yang dijadikan responden dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Hal ini mengacu pada pendapat Suparmoko (1983:11-12) “besarnya sample hendaknya tidak kurang dari 30 responden”.
    3.2.2. Teknik Penarikan Sampel
    Dalam penelitian ini digunakan teknik random sampling (metode acak sederhana) guna mendapatkan sample yang baik dan representative. Untuk memperoleh data yang akurat, maka tidak ada pembatasan usia dalam pemilihan sample yang menjadi responden.
    3.3. Metode Analisis
    Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu dengan melakukan analisis terhadap berbagai variable daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen dengan prosedur rancanagan melalui penentuan skala pengukuran keefektifan atas dasar kategori sebagai berikut :
    Kategori Keefektifan Skor
    Sangat Efektif
    Efektif
    Cukup Efektif
    Tidak Efektif
    Sangat Tidak Efektif 5
    4
    3
    2
    1

    Penelitian keefektifan diukur dengan skor rata-rata dari setiap indicator daya tarik selebriti terhadap perilaku konsumen.
    3.4. Alat Analisis
    Skor setiap rata-rata dari setiap indicator daya tarik selebriti dihitung dengan menggunakan rumus :
    _
    X = Σ ƒi . xi
    Σfi
    Ket : ∑fi = jumlah responden/frekuensi
    Xi = Bobot nilai pada skala Likert
    X = Nilai rata-rata

    Untuk mengetahui kecenderungan keefektifan daya tarik selebriti pada film Sang Pemimpi, apakah positif, netral, ataukah negative maka nilai dari rata-rata yang diperoleh dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval sebagai berikut :
    Interval = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 5 – 1 = 0,8
    Banyak Kelas 5
    Selanjutnya dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata keefektifan terhadap daya tarik selebriti dalm penelitian ini. Rentang nilai tersebat yaitu :
    Rentang Nilai Kategori Keefektifan
    1,00 – 1,08
    1,81 – 2,60
    2,61 – 3,40
    3,41 – 4,20
    4,21 – 5,00 Sangat Tidak Efektif
    Tidak Efektif
    Cukup Efektif
    Efektif
    Sangat Efektif
    3.5. Operasional Variabel
    Untuk keperluan pengukuran dan pengumpulan data dalam penelitian ini, perlu penjelasan mengenai penentuan batasan operasional variable yang dapat dilihat dalam table berikut :

    Variabel Konsep Variabel Indikator Skala
    Perilaku konsumen pra konsumsi Perilaku konsumen saat belum menonton film Sang pemimpi • Penonton merupakan fans berat “Ariel”
    • Alasan utama untuk menonton
    • Penonton hanya ingin melihat “Ariel” berakting dalam film
    • Keputusan untuk menonton film Sang Pemimpi jika “Ariel” tidak bermain dalam film tersebut Ordinal
    Perilaku konsumen pasca konsumsi Perilaku konsumen setelah menonton film Sang Pemimpi • Kemampuan acting “Ariel”
    • Peran serta daya tarik “Ariel” dalam kesuksesan film
    • Keinginan konsumen untuk menonton kembali Ordinal
    Konsep strategi Penilaian konsumen mengenai strategi penggunaan daya tarik selebriti dalam film Sang Pemimpi • Ikut bermainnya “Ariel” dalam film hanya sebagai strategi pemasaran
    • Keefektifan menggunakan daya tarik “Ariel” Ordinal

    Elfida, judulmu ok saja. Tapi yang perlu dipertimbangkan adalah aspek pemasaran. Peserta MEP adalahkonsentrsi pemasaran, sehingga salah satu syarat adalah bahwa peserta harus dapat mengembangkan ilmu pemasaran. Silahkan dikaji lagi.

    Komentar oleh elfida | Januari 18, 2010 | Balas

    • pak saya msh belum mengerti
      aspek pemasaran bagaimana maksud bapak
      mohon petunjuk pak
      thx

      Komentar oleh elfida | Januari 20, 2010 | Balas

  61. pak maaf agak berantakan,.
    skor 5 utk sangat efektif dan 1 utk sgt tdk efektif
    bgtu jg dengan rentang 4,21 – 5,00 sgt efektif dan 1,oo-1,o8 sgt tdk efektif

    Komentar oleh elfida | Januari 18, 2010 | Balas

  62. Nama : Resda Yuliana
    NIM : ERC1B007049
    Fakultas : Ekonomi Manajemen Ekstensi

    Analisis Mengenai Produk Dan Pemasaran Pada Pepsodent

    BAB 1
    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah

    Pada era globalisasi seperti sekarang ini menjanjikan suatu peluang dan
    tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Sehingga
    memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan di sisi lain, keadaan
    tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan
    domestik maupun dengan perusahaan asing. Semakin ketatnya persaingan
    tersebut maka akan semakin mengarahkan perekonomian Indonesia ke
    mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan
    dan merebut market share (pangsa pasar).
    Pasar global dan persaingan usaha yang semakin kompetitif tersebut membawa dampak yang besar dalam hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Sebagai contoh, tuntutan konsumen makin besar, mereka tidak lagi sekedar menginginkan produk atau jasa yang berkualitas dengan harga murah tetapi juga sangat mengharapkan kecepatan penyampaian, fleksibilitas, dan layanan pelanggan (customer service) yang unggul. Dalam membeli suatu produk, pelanggan selalu berupaya memaksimalkan nilai (value) yang dirasakan di saat dia menghadapi berbagai macam pilihan produk, merek, harga dan penjual. Konsumen akan memilih penawaran yang memberikan nilai (customer delivered value) tertinggi dengan cost yang rendah yang tentunya ada realitas kendala berupa biaya informasi, terbatasnya pengetahuan, mobilitas dan pendapatan.
    Pasta gigi adalah sejenis pasta yang digunakan untuk membersihkan gigi.
    Pasta yang baik haruslah bersifat :
    1.Ketika digunakan untuk sikat gigi, dapat menghilangkan partikel-partikel asing, substansi makanan, plak dan membersihkan gigi.
    2.Haruslah tidak bersifat toksik, memiliki rasa yang menyenangkan dan meninggalkan mulut dalam keadaan segar setelah penggunaanya.
    Sebuah pasta gigi pada umumnya tersusun atas :
    Agen Polishing (penggosok).
    Merupakan salah satu bahan terpenting pasta gigi yang berfungsi untuk menghilangkan partikel makanan yang menempel pada gigi dan juga membantu menghilangkan diskolorisasi pada gigi. Pada umumnya, hampir separuh dari total berat pasta gigi adalah agen ini. Agen yang sering digunakan adalah kapur presipitasi, trikalsium fosfat, aluminium fosfat, magnesium trisikal, dll.
    Agen Moistener (pelembab).
    Biasanya ditambahkan ke dalam pasta gigi untuk menghindarkan terjadinya pengeringan dan pengerasan pasta. Yang sering digunakan adalah : gliserin, sorbitol, propilen glikol, dll.
    Agen deterjen dan foaming (pembuat busa).
    Berfungsi untuk membantu aksi agen polishing dengan membasahi gigi dan partikel makanan yang tertinggal di gigi juga berfungsi untuk mengemulasikan mukus (lendir). Jumlah deterjen yang digunakan bervariasi antara 1.5 – 5 % dari total berat pasta gigi. Bahan deterjen yang paling sering digunakan adalah : sodium lauril sulfat dan magnesium lauril sulfat.
    Agen pengikat.
    Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan pasta. Yang lazim digunakan adalah :
    Pati (Starch).
    Gum tragacanth.
    Sodium alginat (Manucol SA).
    Modified Irish Moss (Sangat bagus dan menjadikan pasta sangat stabil).
    Sintetik seperti : Propilen glukol.
    Pemanis.
    Untuk memberikan rasa manism pada pasta. Yang sering digunakan adalah sakarin dengan konsentrasi antara 0.1 – 1.3 %. Gula juga dapat digunakan namun sayangnya cenderung mengkristal.
    Flavour (Pemberi rasa).
    Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint.
    Pengawet.
    Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Misalnya adalah sodium benzonat atau sodium hidroxibenzoat.
    Pepsodent adalah pasta gigi tertua dan terkenal di Indonesia. Lebih dari 30 tahun Pepsodent melayani dan berusaha meningkatkan kesehatan dan perawatan mulut bagi masyarakat di seluruh Indonesia. Pada bulan November 2007 Pepsodent kembali mengeluarkan varian baru dengan nama Pepsodent “Center Fresh”. Salah satu cara yang digunakan untuk mempromosikan produk baru tersebut yaitu menggunakan iklan melalui media televisi karena dapat dijangkau oleh khalayak sasaran luas dan cepat sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk baru tersebut. Keunggulan pasta gigi pepsodent pada awal launching melaksanakan positioning pada gigi lebih putih dan sehat yang selanjutnya disempurnakan sebagai perawatan gigi. Pepsodent kemudian dilengkapi dengan baking soda, setelah sebelumnya sukses dengan Pepsodent Zink zitrate dan Triclosant. Beberapa tahun sebelumya sukses dengan nilai tambahan tersebut, telah suses dengan Fluoride dan Kalsium. Bahkan di perluas dengan Fluoride washmouth. Produk pasta gigi Pepsodent jenis warna putih memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk lain yang sejenis diantaranya mengandung flourade sebagai bahan anti gigi berlubang, mengandung CaGp sebagai bahan aktif yang mampu memperkuat daya kerja fluride dalam mencegah gigi berlubang.
    Dalam mengembangkan pemasaran, Pepsodent menggunakan product life cycle strategi. Di samping mengembangkan produk content sebagai bagian produk life cycle starategi, juga terus melakukan inovasi dalam kemasan, rasa, warna, bentuk, ukuran dan merancang produknya sesuai dengan segmentasi pasarnya yakni dewasa dan anak-anak. Selain itu warnanya disesuaikan dengan warna-warna trendi, yakni putih dan hijau baik isi maupun kemasannya. Kualitas produk pepsodent, merupakan komitmen PT. Unilever untuk memproduksi produk berkualitas tinggi dan aman bagi para konsumennya. PT. Unilever mempunyai mempunyai sistem jaminan mutu (Quality Assurance) untuk memastikan dan menjamin produk-produknya memenuhi standar kualitas dan aman untuk digunakan sesuai dengan ketentuan standar bahan yang berwenang yaitu Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mempunyai standar aturan batas penggunaan formaldehyde yang aman untuk digunakan yaitu maksimal 0,10 %n untuk sediaan Higiene mulut (sesuai keputusan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan No. HK.00.05.4.1745. Tertanggal 5 Mei 2003.) Formaldehyde yang biasa digunakan dalam pasta gigi fungsinya adalah sebagai bahan untuk mencegah pertumbuhan kuman di pasta gigi, sehingga dapat menjaga kondisi produk tetap aman digunakan walaupun kemasan telah dibuka. Pasta gigi pepsodent Aksi Putih dan Aksi Proteksi hanya mengandung formaldehyde sebesar 0,04% dan jauh di bawah standar batas BPOM yang sebesar 0,10%, maka pasta gigi adalah mengutamakan keamanan konsumen, ketenangan hati dan pikiran konsumen dalam menggunakan produk pasta gigi pepsodent.
    Pepsodent salah satu diantara produk pasta gigi yang telah memiliki merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah persaingan yang ketat produsen pepsodent terus berupaya mengantisipasi persaingan dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, salah satunya adalah menciptakan produk yang berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pasta gigi produsen juga menambah varian produknya yaitu melalui peluncuran pepsodent herbal.

    B.Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1.Bagaimana penilaian konsumen terhadap kualitas pasta gigi pepsodent sehingga menciptakan loyalitas terhadap pelanggan ?
    2.Bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Unilever untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah dicapai dan upayanya mencari pangsa pasar baru ?

    C.Tujuan

    Tujuannya adalah :

    1.Untuk mengetahui bagaimana penilaian konsumen terhadap produk pasta gigi pepsodent.
    2.Untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk mempertahankan pangsa pasar lama dan mendapatkan pangsa pasar baru.

    D.Manfaat

    Manfaatnya yaitu :

    1.Konsumen mengetahui apa-apa saja yang terkandung di dalam produk pepsodent ini sehingga aman untuk di gunakan.
    2.Konsumen dapat merasakan kegunaan dari produk pepsodent.

    E.Tinjauan Pustaka

    Diuraikan teori yang berkaitan dengan pengenalan terhadap pengertian pasta gigi, komposisi atau kandungan yang ada pada produk, keunggulan produk, dan menghadapi pangsa pasar.

    F.Metode Penelitian

    Dalam Metode Penelitian ini mengenai tentang sifat pasta gigi yang baik, susunan yang terdapat pada pasta gigi, teknik analisis data, keamanan dalam penggunaan produk, dan teknik pemasaran.

    Mohon tanggapan dan saran dari bapak
    Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih

    Komentar oleh Resda Yuliana | Januari 19, 2010 | Balas

  63. Salam Pak Joe,,,,
    semoga sehat selalu……

    NAMA :NIKMAWATI
    NIM :ERCIB.007026
    JURUSAN :MANAJEMEN (PROGRAM EKSTENSI SORE)
    MATA KULIAH :METODE PENELITIAN

    saya NIKMAWATI, mahasiswa dari program ekstensi, fakultas ekonomi.
    pak jo, saya ingin bapak mengomentari tugas MEP ( mengenai proposal yang telah saya kirimkan lewat blog bapak ) yang telah saya kirim pada tanggal 28 desember 2009 lalu dengan judul : Analisis Strategi Promosi Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Al-Arafah Kota Jambi
    terimakasih, saya harap bapak segera mengomentari tugas MEP saya tersebut.

    Komentar oleh nikmawati | Januari 19, 2010 | Balas

  64. NAMA : YULIANIS
    NIM : ERC1B007025
    Jurusan : Ekonomi manajemen Ekstensi sore

    ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI PEMASARAN PADA PT.BUMI PUTERA 1912 CABANG JAMBI:.

    PENDAHULUAN

    .1LATAR BELAKANG PENELITIAN.
    Pemasaran merupakan salah satu fungsi atau aktivitas penting yang harus dilakukan perusahaan guna untuk mencapai tujuan tujuan seperti mempertahankan kehidupan,melaksanakan usaha dan mendapatkan laba yang optimal.
    Selain itu pemasaran juga berperan dalam menentukan apakah produk produk yang ditawarkan akan di beli atau tidak oleh konsumen.sebab perusahaan tidak akan mampu menjual produknya kepasar tanpa didukung oleh fungsi pemasaran yang baik meskipun pelaksanaan fungsi bisnis lainya telah berjalan secara efektif.
    Menurut Philip khotler ,pemasaran adalah sutu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainya.
    Strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan merupakan salah satu komponen dari pemasaran .strategi pemasaran ini antara lain tercermin dalam keputusan keputusan jangka panjang yang diambil oleh perusahaan tentang empat variabel penting marketing mix.
    Hal ini sesuai dengan defenisi yang dikemukakan oleh kotler.strategi pemasaran adalah logika pemasaran ,dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran sasaran pemasaranya.strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan,bauran dan alokasi pemasaran.
    Strategi pemasaran haruslah dirumuskan secara variabel variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran.
    Namun dalam kenyataanya bahwa kegiatan pemasaran polis yang dilakukan oleh pihak PT.Asuransi Bumi Putera 1912 mengalami peningkatan.dimana hasil yang dicapai selalu terjadi peningkatan volume penjualan,hal ini tentunya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dimana akan memajukan kondisi dan perkembangan bagi perusahaan .untuk mengetahui lebih jelasnya tngkat dan hasil penjualan PT.Asuaransi Bumi Putera selama 5 tahun dapat dilihat pada table:

    Tahun Jumlah agent
    (orang) Jumlah penjualan
    (polis) Perkembangan
    (%)
    2002
    2003
    2004
    2005
    2006 44
    48
    45
    54
    59 86
    92
    103
    143
    184 _
    6,97
    11,96
    29,13
    28,67
    Sumber:PT Asuransi BumiPuetera 1912 cabang jambi 2007

    Berdasarkan table di atas maka dapat diketahui bahwa hasil penjulan apolis yang dilakukan oleh PT.Asuransi BumiPutera 1912 cabang jambi dalam tiap tahunya meningkat hal ini terlihat dalam 5 tahun terakhir ini bahwa,pada tahun 2002 jumlah penjualan sebesar 86 polis,kemudian pada tahun 2003 mengalami peningkatan dengan hasil penjualan 92 polis atau meningkat sebesar 6,97%.kemudian pada 2004 mengalami peningkatan kembali dengan hasil penjualn 11,96%,kemudian tahun 2005 mengalami peningkatan kembali dengan hasil penjualan sebesar 184 polis atau meningkat sebesar 28,67%.
    Bila disesuaikan dari kondisi tersebut diatas dan kondisi persaingan diaman asuransi merupakan produk yang tidak dicari,maka penerapan strategi pemasaran akan tetap yang tujuanya agar perusahhan dapat berkembang dan memperoleh laba yanglebih baik serta menjadi perusahaan asuransi yang memiliki kredibilitas dan terpecaya..oleh karna itu penulis tertarik untuk melaukan penelitian dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI PEMASARAN PADA PT.BUMI PUTERA 1912 CABANG JAMBI:.

    IDENTIFIKASI MASALAH

    Melihat kenyataanya ini tentunya kita bias mengambil kesimpulan bahwa bisnis asuaransi mempunyai prospek yang cerah sekali.namun dalam perkembanganya belum menujukan hasil yang maksimal,diperlukan kerja keras yang lebih baik dan juga orang oarng yang mampu menjual produk asuransi ini kepada masyarakat baik dikota jambi sendiri maupun disekitarnya bahkan ketempat terpencil.
    Diketahi bahwa hasil penjualan polis dilakukan oleh PT Asuransi BumiPutera 1912 cabang jambi dalam tiap tahunya meningkat hal ini terlihat dalam 5 tahun terakhir ini bahwa,pada tahun 2002 jumlah penjualan sebesar 86 polis,kemudian pada tahun 2003 mengalami peningkatan dengan hasil penjualan 92 polis atau meningkat sebesar 6,97%.kemudian pada 2004 mengalami peningkatan kembali dengan hasil penjualn 11,96%,kemudian tahun 2005 mengalami peningkatan kembali dengan hasil penjualan sebesar 184 polis atau meningkat sebesar 28,67%.

    PERUMUSAN MASALAH
    Kita tahu bahwa masih banyak masyarakat Indonesia belum sepenuhnya memahami pentingnya membeli produk asuransi bahkan cenderung masyarakat kita elergi terhadap perusahaan asuransi.bertitik tolak dari masalah inilah maka penulis tertarik untuk mengakat permasalahan dari penelitian ini yaitu:
    “Bagaimana PelaksanaanStrategi pemasaran produk asuransi jiwa pada perusahaan PT.asuransi bumi putera 1912 cabang jambi?”
    Tujuan penelitian /pembahasan
    Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah antara lain:
    1. untuk mengetahui strategi bauran pemasaran yang dijalankan oleh PT asuransi bumi putera 1912 cabang jambi.
    2. untuk melakukan analisis terhadap strategi pemasaran yang dijalankan ole PT.asuransi bumi putera 1912 cabang jambi.

    MANFAAT PENELITIAN
    Dari hasil penelitian ini ,maka diharapkan akan memberikan manfaat antara lain:
    1. memberikan masukan pada PT.asuransi bumiputera 1012 cabang jambi khususnya dalam meningkatkan produksi penjualan polis serta menyempurnakan tenaga penjualan baik yang sudah ada maupun yang akan direkrut menjadi ahli dan propesional.
    2. sebagai informasi begi peneliti lainya,serta menambah wawasan ilmu dibidang pemasaran khususnya asuransi.

    METODE PENELITIAN
    Jenis data dan sumber data
    Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu:
    a.Data Primer
    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari PT asuransi bumiputera 1012 cabang jambi melalui: wawancara atau Tanya jawab,yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan Tanya jawab langsung denagan bagian personalia dan pemasaran.
    b.Data Sekunder
    data sekunder diperoleh dari berbagai literature yang ada relevansinya atau kaitanya denagan penelitian ini.

    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    Defenisi defenisi
    Ekonomi berasal dari bahasa yunani (oikos dan nomos) yang artinya aturan rumah tangga(Williamson,1991).ekonomi adalah upaya rumah tangga memenuhi berbagai kebutuhanya.
    Disamping mendefinisikan ekonomi Williamson(1991) mendefinisikan ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternative penggunaan,dalam rangka memproduksi berbagai komoditi,untuk kemudian menyalurkan baik saat ini maupun dimasa depan kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam suatu masyarakat.
    Ilmu ekonomi menurut samuelson adalah suatu ilmu mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan atau tanpa penggunaan uang,dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan dalam berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikanya untuk kebutuhan konsumsi sekarang dan masa yang akan datang,kepada berbagai individu dan golongan masyarakat.
    Sedangkan ilmu ekonomi menurut manullang adalah suatu ilmu yang mempelajari masyarakat dalam usahnya untuk mencapai kemakmuran .dalam arti kata kemakmuran adalah suatu keadaan dimana manusia dapat memenuhi kebutuhanya baik barang maupun jasa-jasa untuk mengolah sumber daya yang terbatas setiap individu atau organisasi harus mempunyai manajemen yang baik.sedangkan pengertian ilmu ekonomi menurut T.Gillarso (1993) ilmu ekonomi adalah ilmu yang secara sistematis mempelajari gejala-gejala dan tingkah laku manusia dalam masyarakat yang timbul dalam usahanya dalm memenuhi kebutuhan hidupnya dengan sumber daya yang terbatas.
    Manajemen menurut T.Hani Handoko adalah perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan ),pengorganisasian,penyusunan personalia (penarikan,seleksi,pengembangan,pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja) ,pengadaan dan pengawasan.
    Manajemen menurut Sofyan Assuari adalah kegiatan atau usaha untuk mencapai suatu tujuan dengan menkoordinir kegiatan orang lain.
    Manajemen menurut James A.F Stoner adalah suatu perencanaan ,pengorganisasian,kepemimpinan dan pengawasan upaya anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    Manajemen menurut Harold koontz adalah suatu kegiatan terpenting manusia yang mempunyai tugas pokokmerancang dan mempertahankan lingkungan dimana orang orang bekerja sama dalam kelompok dapat mencapai misi misi dan tujuan yang telah dipilih.
    Manajemen menurut Philip Kholter adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainya.
    Sedangkan menuru William J.Stanton mengemukakan pemasaran adalah system keseluruhan dari kegiatan kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk merencanakan,menentukan harga,mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan,baik kepada pembeli yang ada maupu kepada pembeli yang potensial.
    Menurut kolter manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanan konsepsi,penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan,barang dan jasa untuk menghsilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorangan dan organisasi.
    Menurut swasta dan irawan strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut.menurut Fandy Tjiptonostrategi adalah sesuatu gambaran arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk menalokasikan sumber daya dan usaha organisasi.
    Menurut kotler strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan mencapai sasaran sasaran pemasaranya.strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan,bauran pemasaran dan alokasi pemasaran.
    Menurut swasta penjualan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain untuk bersedia membeli barang dan jasa yang ditawarkan.
    Sedangakn menurut sutanto pengetian penjualan adalah sebagian dari promosi.sedangkan promosi adalah salah satu bagian dari keseluruhan system pemasaran..sedangkan arti penjualan menurut Munandar adalah pengalihan hak milik atas barang dengan imbalan uang sebagai gantinya.
    Strategi penjualan menurut fandi Tjiptono adalh memindahkan lokasi posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan melalui penjualan tatap muka).menurut Basu Swasta manajemen penjualan adalah perencanaan ,pelaksanaan dan pengendalian program program kontak tatap muka,termasuk pengalokasian ,penarikan ,pemilihan,pelatiahan dan pemotivasi yang dirancang untuk mencapai tujuan penjualan perusahaan.

    Komentar oleh YULIANIS | Januari 21, 2010 | Balas

  65. Nama : Sandra fidia
    Nim : C1B007101
    Fak/jur : ekonomi/manajemen kelas “G”
    Salam sukses pak jo…..
    Pak ini merupakan tugas proposal saya.
    “ Analisis faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat”.

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Pada saat ini dunia pemasaran telah berkembang dengan pesat. Masing-masing perusahaan sudah memiliki strategi pemasarannya dalam memamerkan atau memperkenalkan produk mereka kepada konsumen, selain itu strategi pemasaran dibutuhkan juga untuk meningkatkan pelayanan serta menentukan keberhasilan perusahaan. Di zaman yang semakin modern ini, penggunaan kendaraan sangatlah penting terutama kendaraan bermotor. Karena dapat membantu kita untuk memudahkan aktivitas. Masing-masing perusahaan mengeluarkan produ mereka tang menjadi andalan sehingga bias laris di pasaran. Motor yang paling trendy saat ini adalah jenis motor matic. Beberapa merek motor telah mengeluarkan jenis motor matic andalan masing-masing perusahaan.
    Selain banyak diminati konsumen, motor matic sangat mudah dikendarai, dan lincah. Untuk masing-masing keunggulan mesin dan bahan bakar itu tergantung dari memrk motor yang mengeluarkan jenis motor matic. Inilah yang mendorong perusahaan motor untuk dapat menjadi keunggulan dan yang terdepan di kelas motor matic. Pada saat ini merek motor matic Beat Honda menjadi keunggulan di Kota Jambi khususnya di Kecamatan Kota Baru. Motor matic Beat mampu menarik hati di mata konsumen Jambi yang penjualannya semakin meningkat. Motor matic Beat Honda memiliki keunggulan yang di tawarkan mulai dari, hemat dalam penggunaan bahan bakar, suku cadang murah, trendy, model yang bagus, memiliki body style yang enak dalam pemakaian, serta keunggulan-keunggulan lainnya. Adapun indicator yang digunakan untuk melakukan analisis factor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat dapat dilihat dari segi jaminan pemakaian produk, harga yang ditawarkan, serta kualitas dan pelayanan produk tersebut.
    Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk proposal skripsi dengan judul “ Analisis faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat”.
    1.2 Rumusan Masalah
    Motor matic Beat merupakan salah satu jenis kendaraan yang sekarang ini sedang laris di pasaran. Di Kota Jambi khususnya di Kecamatan Kota Baru tidak ketinggalan menggunakan motor matic ini. Banyak yang menilai memakai motor matic Beat selain keunggulan yang di tawarkan mulai dari, hemat dalam penggunaan bahan bakar, suku cadang murah, trendy, model yang bagus, memiliki body style yang enak dalam pemakaian, serta keunggulan-keunggulan lainnya. Dari keunggulan tersebut yang ditawarkan membuat konsumen tertarik dalam pembelian karena pada saat ini motor bukan hanya sebagai kebutuhan saja tetapi sudah termasuk kedalam gaya hidup. Untuk mengenali kebutuhan dan harapan pelanggan perlu pengenalan produk ini yang sesuai dengan perilaku konsumen dalam pembelian.
    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen dalam pembelian motor matic Beat ini. Maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat?”.
    1.3 Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat.
    b. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari motor matic Beat
    c. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap penggunaan motor matic Beat di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi
    1.4 Manfaat Penelitian
    a. Dapat menjadi masukan bagi konsumen dalam menentukan pembelian merek motor.
    b. Dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam menetapkan kebijakan yang tepat.
    c. Sebagai referensi untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan perbandingan dimasa mendatang.
    d. Menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pemasaran untuk penulis.
    1.5 Ruang Lingkup Penelitian
    Dalam penelitian ini, peneliti membatasi dalam bidang manajemen pemasaran. Agar penelitian ini terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan di bahas. Aspek penting yang akan dianalisis adalah:
    a. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian motor matic Beat.
    b. Objek yang di amati dalam penelitian ini adalah motor matic Beat dari Honda Sinar Sentosa.
    c. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Definisi-definisi
    Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2007,) adalah:
    “Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar saran untuk mendapatkan, menjaga, dan membutuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”.
    Definisi pemasaran menurut Kotler (2007,) adalah:
    “Suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai satu dengan yang lain”.
    Definisi harga menurut Swastha dan Irawan (1993,) adalah:
    “Jumlah uang yang dibutuhkan untuk merndapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”.
    Definisi produk menurut Kotler dan Amstrong (2003,):
    “Seagala yang bisa ditawarkan kepasar untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan”.
    2.2 Landasan Teoritis
    Manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007,) sebagai seni dan ilmu memilih pasaran untuk mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan menyerahkan dan mengkonsumsikan nilai pelanggan yang unggul. Untuk menarik konsumen lebih banyak lagi, perusahaan harus lebih berani mengambil resiko untuk menciptakan produk baru yang diminati konsumen. Jangan sampai konsumen berakih pembelian ke pesaing karena itu menutup kesempatan dalam citra pembelian konsumen terhadap produk perusahaan. Dalam manajemen pemasaran terdapat bauran pemasaran yang merupakan alat bagi pemasar yang terdiri dari berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses.
    Kotler (1997,) persepsi seseorang yang termotivasi siap melakukan suatu tindakan. Persepsi dapat dirumudkan dalam arti sebagai seorang individu memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Promosi yang dilakukan dengan giat akan mendorong persepsi konsumaen tersebut dalam pembelian karena promosi dapat meningkatkan mutu produk ke tangan konsumen.
    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Metode Pengumpulan Data

    1. pengumpulan data primer
    a. kuesioner, yaitu melakukan daftar pertanyaan kepada konsumen motor matic Beat di Kecamatan Kota Baru.
    b. wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pimpinan maupun karyawan Sinar Sentosa Kota Jambi untuk pengambilan data.
    c. observasi, yaitu dilakukan di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi dengan sasaran pengguna motor matic Beat.
    2. pengumpulan data sekunder
    a. data-data diperoleh dari Honda Sinar Sentosa berupa laporan penjualan motor matic Beat.
    b. literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah-masalah dalam penelitian seperti buku, majalah,dll.
    3.2 Jenis dan Sumber Data
    a. data primer, merupakan data yang didapat dari sumber pertama yaitu berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan dan karyawan Honda Sinar Sentosa
    b. data sekunder, merupakan data yang telah diolah lebih lanjut berasal dari Honda Sinar Sentosa yang berupa laporan dan gambaran umum perusahaan serta literatur-literaturnya.
    3.3 Metode Analisis Data
    Untuk menganalisis penelitian ini peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang digunakan untuk melihat perkembangan data-data. Analisis deskriptif adalah berusaha untuk menggambarkan apa adanya tanpa mempersoalkan hubungan antara variabel. Seperti yang diungkapkan oleh Sogiyono(2000,) adalah:
    “Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabelmandiri, baik satu atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya.
    3.4 Alat Analisis
    Alat analisis yang digunakan adalah statistik yaitu menggunakan nilai rata-rata (mean) dari atribut motor matic Beat, untuk menghitung hasil kuesioner. Skala yang digunakan skala likert dengan skala 1-5, yang masingt-masing skala diberi bobot nilai sebagai berikut:
    Skala 1 = sangat tidak setuju diberi bobot nilai 1
    Skala 2 = tidak setuju diberi bobot nilai 2
    Skala 3 = cukup setuju diberi bobot nilai 3
    Skala 4 = setuju diberi bobot nilai 4
    Skala 5 = sangat setuju diberi bobot nilai 5
    Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui kecenderungan penilaian konsunen terhadap atribut motor matic Beat karena dijadikan dasar pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk melakukan pembelian.

    Komentar oleh Sandra Fidia | Januari 22, 2010 | Balas

  66. Nama: Mawaddah
    NIM : C1B007119
    Fak/Jur:Ekonomi/Manajemen S1 pagi

    Sukses selalu buat Pak Jo…

    Pak Jo, ini adalah tugas proposal skripsi saya,Judulnya adalah ” Analisis Strategi Personal Selling PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi”

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam suasana tingkat persaingan yang tajam dan kompetitif, konsumen sudah bersikap selektif dan kritis terhadap barang-barang dan jasa yang ditawarkan. Dalam keadaan yang demikian masalah pemasaran menjadi makin kompleks.Tentunya perusahaan yang ingin maju dan berkembang harus berorientasi pasar,artinya perusahaan harus bersikap aktif memasarkan dan kreatif dalam menciptakan pembeli bagi hasil produknya.
    Dalam konsep pemasaran modern dinyatakan bahwa segala usaha diarahkan untuk memenuhi kepuasan konsumen.Untuk itu,perusahaan harus mengetahui siapa konsumennya,apa kebutuhannya dan bagaimana keinginan terhadap barang dan jasa.Kegiatan tersebut menghendaki manajemen yang baik dalam arti mampu mengantisipasi keadaan yang berubah-ubah diikuti langkah-langkah efisien,efektif dan rasional dalam mengambil kebijaksanaan,yang tujuannya untuk meningkatkan daya saing yang pada akhirnya perusahaan meraih keuntungan melalui kepuasan konsumen.
    Marketing adalah subjek yang sangat penting bagi pemasar profesional seperti manajer produksi,merk,pengemasan,eksekutif periklanan,pendistribusian,market riset dan lain sebagainya,begaimana merumuskan dan mensegmentasikan pasar,merancang dan menguji produkyang memenuhi dan memuaskan kebutuhan pasar tersebut,menetapkan harga produk yang tepat,menyeleksi perantara yang berkemampuan sehinggaproduk tersedia secara luas dan ditawarkan dengan baik,cara memproduksikan produk sehingga konsumen mengetahui, menginginkan dan berusaha mengkonsumsinya kemudian mengingatnya dalam rangka mempertahankan langganannya.
    Demikian juga dengan perusahaan asuransi yang bergerak dibidang jasa pengganti kerugian seperti halnya PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi,promosi yang dilakukan oleh perusahaan ini bertujuan untuk membujuk dan mempengaruhi konsumen agar mau menjadi klien atau menggunkan produk jasa mereka.Pada PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi diterapkan berbagi strategi dalam menarik calon klien untuk menjadi kliennya.Salah satu strategi yang dilakukan oleh perusahaan ini adalah strategi personal selling.oleh karena itu,penulis ingin menjadikan perusahaan ini menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini dengan judul ” Analisis Strategi Personal Selling PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi.”

    1.2 Rumusan Masalah

    Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang agen PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi mengalami kesulitan dalam memasarkan produk. Keadaan ini akan mempengaruhi kontuniuitas perusahaan padahal perusahaan mengharapkan kontinuitas dapat berjalan lancar dan memperoleh laba sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
    Fluktuasi jumlah penjualan dapat mempengaruhi perolehan perusahaan dengan meningkatnya penjualan otomatis akan diperoleh laba yang besar bagi perusahaan.Sebenarnya penjualan produk asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi dapat ditingkatkan lagi, dengan melakukan promosi yang gencar kepada masyarakat. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : ” Bagaimanakah Strategi Personal Selling Produk Asuransi Kendaraan bermotor Yang Diterapkan Oleh PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi ”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Adapuntujuan penelitian adalah sebagai berikut:
    1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan strategi personal selling asuransi kendaraan bermotor yang diterapkan oleh PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi.
    2.Untuk menganalisis strategi personal selling kendaraan bermotor yang diterapkan oleh PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1.Dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis dan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan dimasa yang akan datang.
    2.Untuk penulis dapat menambah wawasan yag lebih mendalam mengenai kegiatan pemasaran suatu produk khususnya berhubungan denga strategi personal selling.
    3.Untuk perusahaan, bisa menjadi bahan masukan untuk lebih menyempurkan kegiatan promosi khususnya agen personal selling di masa datang sehingga terus dapat meningkatkan volume penjualan sebagai tujuan akhir dari kegiatan pemasaran perusahaan.
    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Agar permasalahan ini terarah sesuai dengan judul yang penulis analisis,maka cakupan permasalahan terbatas pada hal-hal yang erat kaitannya dengan penelitian ini.

    1. Strategi personal selling yang dilakuakn oleh PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi
    2.Objek penelitian adalah PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi
    3.Lokasi penelitian ini adalah Kota Jambi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1.1 Definisi-definisi

    1. Pemasaran
    Menurut Kotler (1995,hal.13)
    Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan melalui penciptaan dan perukaran produk dan nilai dengan individu dan perorangan atau kelompok lainnya.
    2.Promosi
    Menurut Swasta dan Irawan ( 1997,hal 349 )
    Adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    3.Personal Selling
    Menurut Swastha dan Irawan ( 1998,hal 350 )
    Personal selling adalah presentase lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli yang ditujukan untuk menciptakan penjualan.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Dalam konsep pemasran, banyak para ahli diantaranya Kotler (1995,hal 13 )yang mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan melaui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai individu atau kelompoknya.
    Dari definisi diatas mengasumsikan bahwa pemasaran terdiri dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan yang beroperasi dalam suatu lungkungan dimana perusahaan melakukan aktivitas.
    Perusahaan yang mempunyai informasi yang baik berupa pesaing,animo masyarakat,kondisi perekonomian dan image konsumen terhadap produkyang dijual barulah ditentukan promosi yang dapat diterapkan.Hal ini memungkinkan hubungan pertukaran yang memuaskan dan memperbaiki pengambilan keputusan agar efektif dan efisien.
    Untuk memutuskan kebijakan mengenai promosi pada suatu perusahaan harus menitikberatkan pada pandangan preferensi pembeli mengenai suatu produk yang ada di pasar tertentu.Salah satu strategi yang dikeluarkan perusahaan adalah personal selling.

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Pengumpulan Data
    Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan maka penulis berusaha mengumpulkan data dengan cara berikut:
    1. Interview
    Dalam penelitian ini penulis mengadakan tanya jawab tentang masalah yang ada hubungannya dengan pihak yang terkait pada perusahaan tersebut.
    2. Library Research
    Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan proposal serta brosur-brosur yang didapat dari perusahaan.

    3.2 Jenis dan Sumber Data
    1. Jenis Data
    Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh se ara langsung di lapangan melalui wawancara dan memberi daftar pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan strategi personal selling yang ditapkan oleh pihak PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi dalam melakukan pemasarannya.Data sekunder adalah data yang diperoleh dan telah disusun oleh perusahaan yang bersangkutan.
    2. Sumber Data
    Sumber data un tuk penelitian ini berasal dari perusahaan PT. Asuransi Sinar Mas Perwakilan Jambi, khususnya pda bagian administrasi umum dan keterangan dari beberapa orang staff bagian pemasaran dalam perusahaan tersebut.

    3.3 Metode Analisa
    Untuk dapat melaksanakan penganalisaan terhadap masalah yang ada penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yaitu perbandingan dan penguraian strategi personal selling yang dilakukan dengan keenam komponen yang terdapat dalam strategi personal selling.

    Komentar oleh Mawaddah | Januari 22, 2010 | Balas

  67. Nama : Dona Shelvi Rianti
    NIM : C1B007085
    Fak/Jur : Ekonomi/Manajemen S1 pagi

    Sukses selalu buat Pak Jo…

    Pak Jo,ini tugas proposal skripsi saya,judulnya adalah
    ” Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Kartu Prabayar Merek As”..

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Dunia pemasaran saat ini telah menjadi ujung tombak keberhasilan suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil, menengah maupun perusahaan besar. Masing-masing perusahaan tidak saja memikirkan bagaimana dapat menentukan mutu dan keistimewaan suatu produk ataupun jasa, namun juga bagaimana bisa meningkatkan dan menetapkan pelayanan yang diperlukan kepada konsumen untuk menjaga eksistensi perusahaan tersebut.
    Seiring dengan perkembangan usaha saai ini, perusahaan yang menawarkan berbagai produknya kepada konsumen haruslah dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai pemuas kebutuhan. Kegiatan industri dan telah majunya teknologi merupakan indikator utama perkembangan perekonomian suatu negara. Khususnya dinegara yang berkembang seperti Indonesia.
    Dalam kegiatan pemasaran, strategi pemasaran yang tepat sangat menentukan bagi keberhasilan perusahaan. Tentunya strategi pemasaran tersebut harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam persepsi, keinginan dan kebutuhan konsumen (Kotler 2003, hal.146) perbedaan persepsi konsumen dalam suatu produk akan menimbulkan perbedaan dengan menginterpretasikan atau menilai informasi yang dipunyainya. Begitu pula persepsi konsumen terhadap suatu produk kartu prabayar merek As. Yang dapat ditinjau dari aspek harga, fitur maupun pelayanan yang nantinya akan mengakibatkan keinginan seseorang berbeda dengan yang lainnya. Persepsi ini akhirnya akan mempengaruhi pembelian kartu prabayar As.
    Dizaman yang semakin modern ini, komunikasi sangatlah penting. Keberadaan dan kepemilikan handphone sebagai salah satu alat komunikasi sangat dirasakan oleh semua kalangan. Tingginya tingkat kebutuhan manusia akan jasa telekomunikasi menuntut layanan yang cepat dengan memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal inilah yang mendorong perusahaan operator selular di Indonesia untuk dapat memberikan yang terbaik bagi pelanggan mereka melalui fasilitas yang ditawarkan.
    Salah satu jenis kartu prabayar tersebut adalah kartu prabayar merek As yang merupakan kartu prabayar GSM isi ulang kedua dari PT. Telkomsel setelah kartu prabayar merek simpati. Kartu yang diluncurkan tanggal 24 mei 2004, namun fenomena yang terjadi, hanya dalam rentang waktu 3 tahun, produk ini telah digunakan oleh 12,5 juta pelanggan. Pada tahun 2006 kartu As mencatat pertumbuhan yang fantastis mencapai 5,7 juta pelanggan baru.
    Maka daripada itu perlu dilakukan analisis persepsi konsumen sehingga hasilnya akan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk menentukan dan menetapkan strategi pemasaran yang tepat. Demikian pula halnya dengan kartu prabayar As dari perusahaan Telkomsel yang perlu di kaji dan di analisis untuk mengetahui apakah produk ini telah memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan serta sesuai atau tidak dengan selera pelanggan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang di tuangkan dalam bentuk proposal skripsi dengan judul ” Analisis Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Kartu Prabayar Merek As”

    1.1 Perumusan Masalah
    Kartu As merupakan kartu perdana (kartu GSM) isi ulang yang digunakan pengguna telepon selular untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Belakangan ini operasinya memperlihatkan perkembangan yang cukup baik. Volume penjualan kartu As mengalami kecenderungan yang fluktuatif yang mempunyai trend naik.
    Di kota jambi pun khususnya Kecamatan Jambi Selatan yang merupakan wilayah penelitian juga tidak ketinggalan menggunakan kartu prabayar merek ini. Banyak kalangan yang beranggapan dan memiliki kesetiaan yang tinggi terhadap kartu As. Tingginya tingkat kesetiaan menggunakan kartu As ini tidak terlepas dari perusahaan PT.TELKOMSEL yang menjalankan strategi pemasarannya terhadap kartu prabayar ini. Berbagai keunggulan produk di tawarkan disini mulai dari jaringan terluas dan terkuat, bebas roaming nasional, SMS hemat, MMS, GPRS, internet dan voucher mudah dan murah, tarif flat/detik, masa berlaku nomornya yang tidak tergantung pada pengisian pula, layanan Call Me, Call Centre, Veronica dan masih banyak lagi keunggulan kartu As. Sehingga memungkinkan konsumen untuk tetap menggunakan kartu As.
    Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Kartu Prabayar Merek As?” (Studi Kasus di Kecamatan Jambi Selatan)

    1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.2.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui Persepsi Pelanggan terhadap kartu As yang dikenal lewat atribut-atribut yang melekat pada kartu tersebut di Kecamatan Jambi Selatan.
    2. Untuk menganalisis Persepsi Pelanggan pengguna jasa kartu As di Kecamatan Jambi Selatan.
    1.2.2 Manfaat Penelitian
    1. Dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam menetapkan kebijakan yang tepat khususnya di bidang pemasaran secara umum manajemen perusahaan.
    2. Sebagai referensi untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan perbandingan di masa mendatang.
    3. Bagi penulis untuk menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pemaaran.

    1.3 Ruang Lingkup Penelitian
    Dalam penelitian ini, penelitian membatasi pada bidang manajemen pemasaran. Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan manfaat yang telah ditetapkan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian yang akan di bahas. Aspek yang akan di analisis adalah :
    1. Persepsi Pelanggan Terhadap Produk Kartu Prabayar Merek As
    2. Objek dalam penelitian ini adalah pelanggan kartu As dari Perusahaan Telkomsel
    3. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Jambi Selatan

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi-definisi
    1. Pemasaran
    Menurut Kotler(2005,hal..5) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain,
    2. Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler(2005,hal 11) Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
    3.Pelanggan
    Menurut Kotler(1996,hal 80) Pelanggan adalah orang yang memaksimalkan nilai dalam ikatan dengan biaya pencarian serta pengetahuan, mobilitas dan pendapatan yang terbatas.
    4. Kepuasan
    Menurut Kotler(2005,hal 70) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul secara perbandingan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan.
    5. Persepsi
    Menurut kamus Bahasa Indonesia, (1990,hal 184) Persepsi adalah tanggapan, pendapat, pandangan, reaksi, komentar, sambutan, respon dan penyimakan.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Pemasaran merupakan kekuatan utama dalam bisnis, yang bermula dan berakhir pada kebutuhan konsumen. Setiap Perusahaan yang menjual suatu produk umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu, keberhasilan agar perusahaan dapat bertahan, mendapatkan laba dan berkembang. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu usaha bagaimana bisa membuat konsep produk yang bermutu, kinerja dan pelengkap inovativ yang terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi memusatkan perhatian mereka yang usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus menerus menyempurnakannya. (Kotler, 1997, hal 16)
    Kotler (hal 164,1997) menyatakan persepsi seseorang yang termotivasi siap melakukan tindakan. Persepsi dapat dirumuskan dalam arti sebagai seseorang individu memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.Seseorang dapat muncul dengan persepsi yang berbeda terhadap objek rangsangan yang sama karena tiga proses tiga persepsi yaitu perhatian selektif, distorsi selektif atau perubahan makna secara selektif dan ingatan secara selektif.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan penelitian survey. Menurut Singarimbun dan Efendi (1995, hal 3) Survey adalah penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data dan informasi yang relevan dengan masalah penelitian.
    3.1 Jenis dan Sumber Data
    a. Data Primer
    Merupakan data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden yaitu konsumen produk kartu prabayar merek As.
    b. Data Sekunder
    Diperoleh dari buku dan literatur, laporan penjualan kartu As pada PT. Telkomsel Cabang Jambi.
    3.2 Metode Pengumpulan Data
    Metode yang digunaka dalam pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini adalah :
    1. Pengumpulan Data Primer
    Pengumpulan data primer dilakukan dengan tiga arah yaitu :
    a. Kuesioner, yaitu melakukan pendistribusian daftar pertanyaan maupun pernyataan pada konsumen kartu As disemua kalangan di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi.
    b. Wawancara, yaitu dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pimpinan maupun karyawan PT.Telkomsel Jambi untuk pengambilan data.
    c. Observasi, yaitu dilakukan di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi dengan sasaran pemakai dan pengguna kartu As.
    2. Pengumpilan Data Sekunder
    Data sekunder dikumpulkan dari :
    a. Data-data yang diperoleh dari PT.Telkomsel Cabang Jambi berupa laporan penjualan produk kartu selular dengan merek kartu As dll.
    b. Literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
    3.3 Metode Penarikan Sample
    a. Populasi
    Singarimbun dan Efendi (1995) berpendapat bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang akan diduga. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini pemakai dan pengguna kartu selular merk As di Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi sebanyak sekitar 8.500 pelanggan. (sumber : Jambi Independent 2008)
    b. Sample
    Menurut Bilson Simamora, 2002, hal 36) sample adlah sebagian dari populasi yang di anggap mewakili populasi.

    Komentar oleh Dona Shelvi Rianti | Januari 22, 2010 | Balas

  68. Sore pak jo,, Berikut ini saya kirimkan proposal tugas saya yang berjudul
    “ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TELLER PADA BANK BUMIPUTERA CABANG JAMBI”

    OLEH:
    M ILHAM KURNIAWAN
    C1B007024 (MEP PAGI)

    MANAJEMEN PEMASARAN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    JAMBI
    2010

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1. 1 Latar Belakang
    Dengan berkembangnya liberalisasi perdagangan dan investasi pada saat sekarang ini, maka perekonomian Indonesia juga akan sangat terbuka terhadap perusahaan – perusahaan dan pelaku bisnis internasional. Pasar yang semakin bertambah luas akan memacu untuk masuknya pesaing – pesaing baru yang mulai banyak jumlahnya dan semakin beragam kiat bisnisnya. Pasar pelaku bisnis di Indonesia mau tidak mau harus menghadapi persaingan domestik maupun persaingan global dari berbagai sektor usaha, baik sektor manufaktur, jasa, dan perdagangan saat sekarang ini. Sudah menjadi suatu kenyataan yang umum bahwa sektor jasa telah mengalami perkembangan yang cukup pesat disamping berbagai sektor usaha ekonomi lainnya.
    Salah satu jenis perusahaan yang bergerak di sektor jasa adalah bank. Menurut Undang – Undang No. 7 Tahun 1992 yang disempurnakan menjadi Undang – Undang No. 10 Tahun 1998, yaitu pengertian bank adalah sebagai berikut: “ Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dana dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak “.
    Perbankan dalam suatu negara mempunyai manfaat utama sebagai penunjang sektor ekonomi. Oleh karena itu, dengan semakin meluasnya jaringan operasi bank diharapkan menjadi pendukung pembangunan nasional di suatu negara tersebut dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat yang adil dan makmur.

    Dengan demikian, faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam menghadapi persaingan ini adalah dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan bank yang diberikan kepada semua nasabah yang dimiliki dan mampu meningkatkan pandangan masyarakat akan kualitas yang baik pada bank tersebut.
    Aktivitas operasi pada suatu bank meliputi seluruh transaksi yang terjadi di bank tersebut seperti, pembukaan rekening, penyetoran dan penarikan tabungan, transaksi giro, penarikan cek dan wesel, transfer dana dan lainnya. Setiap nasabah yang melakukan transaksi atau kegiatan yang berhubungan dengan uang tunai akan dilayani oleh teller. Fenomena umum yang terjadi sekarang ini yaitu apakah pelayanan dari seorang teller telah memenuhi standar baik dari segi wawasan, kecepatan, ketepatan maupun standar yang lainnya. Dalam upaya mendapatkan pelayanan dari teller, nasabah sering menilai kualitas sistem operasi suatu bank berdasarkan kualitas yang dimiliki teller dalam memberikan pelayanan kepada para nasabahnya. Bank Bumiputera merupakan salah satu bank umum swasta. Adapun produk – produk yang ada di Bank Bumiputera meliputi Tabungan Bumiputera, Bung Putera, Bung Didik, Bung Depo Fleksibel dan Layanan Cerdas Ceria. Terdapat sejumlah besar nasabah maupun non nasabah yang melakukan transaksi di Bank Bumiputera pada setiap hari kerja. Pada umumnya setiap nasabah selalu mengharapkan untuk segera mendapatkan pelayanan dari teller tanpa harus menunggu dengan waktu yang lama.
    Pihak manajemen bank perlu merancang suatu sistem operasi teller atau sistem antrian tertentu serta menentukan jumlah teller yang optimal. Hal tersebut disebabkan apabila jumlah teller yang terlalu sedikit mangakibatkan nasabah lama menunggu sebelum mendapatkan pelayanan sehingga akan mengurangi kepuasan pelanggan. Sedangkan jika jumlah teller yang terlalu banyak dapat mengurangi rendahnya tingkat kegunaan teller yang dimiliki serta tingginya biaya operasi bagi bank.
    Salah satu tugas manajemen operasi di bank adalah mengatur sistem penjadwalan khususnya yang berkaitan dengan penjadwalan teller yang ditugaskan dalam menghadapi tingkat kedatangan nasabah yang terus berfluktusai. penggunaan model antrian juga dapat membantu pihak manajemen dalam merancang sistem operasi teller bank tersebut yang mampu meningkatkan kualitas serta pandangan nasabah yang baik terhadap bank tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang disajikan dalam bentuk proposal skripsi yang berjudul “ ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TELLER PADA BANK BUMIPUTERA CABANG JAMBI“.

    1. 2 Perumusan Masalah
    Semua pencapaian hasil yang positif pada perbankan umumnya dan secara khusus pada Bank bumiputera Cabang Jambi harus terus ditingkatkan. Dengan membuat strategi dan langkah – langkah jangka pendek maupun jangka panjang yang tepat.
    Pada saat sekarang ini, nasabah suatu bank semakin bertambah. Begitu pula yang terjadi pada Bank Bumiputera yang selalu meningkat jumlah nasabahnya pada setiap periode.
    Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa dalam peningkatan dan perkembangan jumlah nasabah terutama Bank Bumiputera cabang Jambi, banyak faktor yang mempengaruhinya baik dari segi faktor internal maupun faktor eksternal.
    Berdasarkan uraian diatas tadi, mengenai faktor internal yang mempengaruhi nasabah yang ada pada Bank Bumiputera cabang Jambi, untuk dapat merasakan kepuasan dalam menggunakan jasa pada bank tersebut yaitu pelayanan. Kembali kepada pelayanan yang harus dilakukan, dalam hal ini harus selalu mengacu pada kebutuhan baik dari segi nasabah maupun dari segi bank itu sendiri, semua harus seimbang agar proses berjalannya harapan yang diinginkan akan bisa terlaksana.
    Berdasarkan hal tersebut di atas, maka yang menjadi masalah pokok disini adalah bagaimana kualitas pelayanan teller pada Bank Bumiputera cabang Jambi?
    1. 3 Tujuan
    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
    1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan teller pada Bank Bumiputera cabang Jambi
    2. Untuk menganalisis kualitas pelayanan teller pada Bank Bumiputera cabang Jambi.
    1. 4 Manfaat
    1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan dan saran bagi manajemen Bank Bumiputera cabang Jambi khususnya dimasa yang akan datang terhadap kualitas pelayanan teller.
    2. Sebagai perbandingan bagi bank yang sejenis lainnya apabila mengalami permasalahan yang sama.

    1. 5 Ruang Lingkup
    Agar penelitian ini terarah dan disesuaikan dengan tujuan dan manfaat yang telah ditetapkan maka perlu adanya pembatasan didalam ruang lingkup penelitian ini, maka peneliti dalam hal ini dibatasi pada hal berikut :
    1. Penelitian ini dilakukan di Kota Jambi khususnya di Bank Bumiputera cabang Jambi.
    2. Aspek yang diteliti adalah pertama hal – hal yang dimiliki dan ditawarkan oleh bank Bumiputera serta sistem pelayanan yang digunakan khusunya layanan pada teller Bank Bumiputera cabang Jambi.
    3. Objek penelitian ini adalah nasabah Bank Bumiputera cabang Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi – definisi
    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai istilah-istilah dan batasan-batasan yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
    1. Pemasaran
    Pemasaran menurut Hermawan Karta Jaya dan Muhammad Syakir Sula ( 2006 ; hal XXVI ) adalah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari satu inisiator kepada stakeholders-nya.
    Menurut Kotler (1997, hal 8 ), pemasaran adalah :
    ” Suatu proses sosial dan menejerial yang mana individu-individu atau kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan individu dan kelompok ”.
    2. Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler (1997, hal 13), manajemen pemasaran adalah :
    ” Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi ”.
    3. Kualitas
    Menurut Kotler ( 1997, Hal 64 ), Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.
    4. Jasa
    Stanton ( 1986 ; hal 220 ) “ Jasa adalah barang yang tidak kentara ( intiangble produk ) yang dibeli dan dijual melalui transaksi pertukaran yang saling memuaskan.
    5. Pelayanan
    Menurut Anonim ( 1989, hal 365 ), pelayanan adalah kemudahan pelanggan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa yang berkualitas.
    6. Total Quality Service
    Menurut stamatis dalam fandy ( 2001, hal 56 ), Total Quality Service adalah sistem manajemen strategik dan integrafif yang melibatkan semua manajer dan karyawan, serta menggunakan metode – metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan proses – proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan.
    7. Teller
    Menurut Anonim, ( 2000, hal 23 ), Teller adalah orang atau kasir yang tugasnya melayani nasabah dalam melakukan transaksi dan keperluan lainnya.

    2. 2 Kerangka Teoritis
    Setiap perusahaan akan berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kapasitas yang ada didalam perusahaan itu sendiri. Dalam perusahaan jasa, keseimbangan antara sejumlah kualitas pelayanan dengan konsumen yang akan dilayani harus diperhatikan agar tidak terjadi suatu ketidaknyamanan yang tidak diinginkan. Semuanya selalu menuju kepada keefektifitas suatu proses pekerjaan. Dalam hal ini terdapat sejumlah orang yang berusaha untuk mendapatkan pelayanan dari fasilitas dan kualitas pelayanan yang terbatas jumlahnya. Semua itu dapat menjadi motivasi nasabah untuk terus merasakan kepuasan yang seharusnya didapatkan.
    Untuk meningkatkan jumlah nasabah dalam dunia perbankan salah satu variabel yang menentukan adalah pelayanan. Tujuan dari pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang dalam hal ini yaitu nasabah. Harapan nasabah memiliki peranan besar sebagai standar perbandingan dalam pengukuran kualitas pelayanan yang dirasakan. Karena setiap perusahaan dihadapi dengan persaingan yang sangat ketat dari pesaingnya. Meningkatkan intensitas dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara lebih memuaskan dari para pesaing, melalui produk ( jasa ) yang berkualitas.
    Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelaggan, namun untuk memenuhi bagaimana mengevaluasi yang diterima oleh konsumen tidaklah mudah. Menurut Kurtz dan Clow dalam Munjiati ( 2000, hal 177 ), mengatakan bahwa kualitas jasa lebih sukar untuk dievaluasi dibandingkan dengan kualitas barang, kualitas jasa tidak dapat diciptakan melalui proses produksi dalam pabrik untuk kemudian diserahkan kepada konsumen sebagaimana kualitas barang. Sebagian besar kualitas jasa diberikan selama penyerahan jasa terjadi dalam proses interaksi diantara konsumen dan terdapat kontrak personl dengan penyelenggara jasa tersebut.
    Model kualitas jasa yang populer dan hingga kita jadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL ( Service Quality ) yang dikembangkanoleh Parasuraman, Zetihaml, dan Berry. Model tersebut dikaitkan dengan model kepuasan pelanggan, dalam pendekatannya ditegaskan bahwa bila kinerja pada suatu atribut ( attribute performance ) meningkat lebih besar daripada harapan ( expectations ) atas stribut yang bersangkutan, maka kepuasan pelanggan akan meningkat.
    Model SERVQUAL meliputi analisis lima gap yang berpengaruh terhadap kualitas jasa, yaitu sebagai berikut :
    1. Gap pertama adalah harapan konsumen dan persepsi manajemen.
    Kesenjangan ini muncul antara adanya perbedaan antara harapan atau keinginan pelanggan dengan persepsi manajemen tentang harapan pelaggan tersebut. Hal ini terjadi karena pihak manajemen perusahaan tidak dapat mengidentifikasi dengan tepat apa yang akan dikehendaki dan apa yang menjadi pertimbangan dalam melayani layanan.
    2. Gap kedua adalah antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa.
    Gap ini terjadi karena mungkin manajemen tidak mampu menciptakan sistem kearah pemenuhan harapan pelanggan. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya gap ini antara lain : karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap kualitas pelayanan.
    3. Gap ketiga antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa.
    Kesenjangan ( gap ) ini terjadi karena karyawan menyerahkan jasa tidak mau atau tidak mampu memberikan layanan pada tingkat yang diinginkan. Gap ini terutama disebabkan oleh faktor – faktor : ambiguitas peran, yakni sejauh mana karyawan dapat melakukan tugas sesuai dengan harapan manajer, tetapi memuaskan pelanggan.
    4. Gap keempat antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
    Gap ini terjadi karena adanya perbedaan antara janji organisasi tentang pelayanan yang akan diberikan melalaui komunikasi pemasaran ( iklan, personal selling, public relation ) dengan yang benar – benar dirasakan atau diterima oleh pelanggan. Akan tetapi karena faktor manusia memegang peranan penting disini.
    5. Gap kelima adalah antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan.
    Gap ini adalah komulasi adanya gap satu sampai dengan gap empat. Jika jasa yang diterima lebih baik dari jasa yang diharapkan atau jasa yang diharapkan sama dengan yang diterima, maka orgaisasi akan memproleh citra yang positif.
    Model SERVQUAL dibangun atas asumsi bahwa konsumen membandingkan kinerja atribut jasa dengan standar ideal atau sempurna untuk masing – masing atribut tersebut. Bila kinerja atribut melampaui standar, maka persepsi atas kualitas jasa keseluruhan akan meningkat. Ringkasnya model ini menganalisis gap antar kedua variabel pokok, yakni jasa yang diharapkan dan jasa yang dipersepsikan atau dirasakan.
    Pengukuran kualitas jasa dalam model SERVQUAL didasarkan pada skala multi–item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan serta gap diantara keduanya dalam dimensi – dimensi utama kualitas jasa. Menurut Fandy ( 2000, hal 55 ), mengidentifikasi lima pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa :
    1. Bukti langsung ( tangibles ), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
    2. Keandalan ( reliability ), yakni kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
    3. Daya tanggap ( responsiveness ), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
    4. Jaminan ( assurance ), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan alat yang dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu – raguan.
    5. Empati ( empaty ), yakni meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan pelanggan.

    Pelanggan menggunakan lima dimensi kualitas tersebut untuk menampilkan penilaian dan kualitas yang didasari perbandingan harapan dan jasa yang dirasakan : mengukur kualitas jasa apakah memuaskan atau tidak memuaskan ( Fitzsimmons dan Fitzsimmons, 2001 ). Ditemukan indikasi kemungkinan dimensi kualita jasa terdiri dari lima sampai sembilan dimensi, tergantung pada jenis industri jasa atau tipe jasa yang akan diukur ( Carman dalam Munjiati, 2000 ).

    Menurut Kotler ( 1997 ) dalam Lupiyoadi ( 2000, hal 158 ) bahwa pencapaian kepuasan pelanggan melalui kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan beberapa pendekatan. Pertama, memperkecil kesenjangan – kesenjangan yang terjadi antara pihak manajemen dan pelanggan. Misalnya, melakukan penelitian dengan metode costumer focus yang mengedarkan kuesioner dalam beberapa periode untuk mengetahui persepsi pelayanan menurut pelanggan. Begitu juga penelitian dengan metode pengamatan bagi pegawai perusahaan tentang pelaksanaan pelayanan. Kedua, perusahaan harus mampu membangun komitmen bersama untuk menciptkan visi didalam perbaikan proses pelayanan, yang termasuk didalamnya adalah memperbaiki cara berpikir, perilaku, kemampuan dan pengetahuan dari semua sumber daya manusia yang ada.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3. 1 Desain Penelitian
    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Yaitu suatu metode yang menggambarkan apa yang akan dilakukan perusahaan secara faktual, sistematis atau yang sesuai dengan apa yang terjadi pada perusahaan tersebut dengan data yang diperoleh. Dimana nilai dari hasil perhitungan ini akan menjelaskan rata – rata pengaruh kuantitas teller terhadap peningkatan kepuasan pelanggan nasabah Bank Bumiputera cabang Jambi yang akan dikaitkan dengan teori – teori tentang kepuasan pelanggan dan karakteristik responden secara benar dan berdasarkan metode ilmiah.

    3. 2 Jenis Data
    Jenis data yang digunakan untuk keperluan penelitian adalah :
    a. Data Primer
    Data yang diperoleh dari wawancara secara langsung dengan pihak nasabah Bank Bumiputera, data ini berupa opini subjek secara individu dengan cara menyebarkan keusioner. Data yang dikumpulkan meliputi :
    – Karakteristik nasabah yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan penghasilan perbulan.
    – Kualitas layanan teller yang berupa kemampuan teller yang melayani nasabah yang melakukan transaksi atau kegiatan yang berhubungan dengan uang tunai.
    b. Data Sekunder
    Data sekunder berupa data yang diperoleh dari perusahaan yang merupakan hasil olahan pihak lain. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, data mengenai masalah nasabah yang berupa olahan serta data – data hasil penelitian sebelumnya.

    3. 3 Metode Pengumpulan Data
    Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang dianggap sesuai dan tepat guna sesuai dengan kemampuan yang ada untuk mengetahui suatu keadaan atau persoalan dalam usaha membuat keputusan dalam rangka pemecahan masalah.
    Metode yang digunakan didalam pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini adalah :
    1. Data Primer
    Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
    a. Kuesioner
    Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pendistribusian daftar pertanyaan yang berhubungan langsung dengan kepuasan pelanggan akan kuantitas teller dalam melayani nasabah pada Bank Bumiputera cabang Jambi
    b. Interview
    Interview dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan manajer Bank Bumiputera dan para nasabah yang melakukan transaksi pada bank tersebut.
    2. Data Sekunder
    Data sekunder dikumpulkan dari :
    a. Sejarah singkat dan gambaran umum Bank Bumiputera cabang Jambi
    b. Struktur bank Bumiputera cabang Jambi
    c. Perkembangan jumlah nasabah Bank Bumiputera cabang Jambi

    3. 4 Populasi dan Sampel
    Penarikan sampel dilakukan secara acak, dimana masing – masing pengguna jasa memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Adapun yang menjadi responden adalah para nasabah bank Bumiputera cabang Jambi
    Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan dan mencandrakan populasi. Dalam penelitian ini populasinya adalah jumlah keseluruhan nasabah Bank Bumiputera Cabang Jambi . Maka dalam penentuan sampel penelitian ini digunakan rumus Slovin ( dalam Umar, 2004 : 108 ) sebagai berikut :
    n = N
    1 + Ne

    Dimana :
    n = Ukuran sampel
    N = Ukuran populasi
    e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

    3. 5 Metode Analisis Data
    Metode yang digunakan untuk melakukan analisis adalah metode Deskriptif yaitu dengan menggambarkan status atau karakteristik suatu fenomena dengan menarik kesimpulan perhitungan secara benar dengan membandingkannya dengan teori, konsep dan prinsip yang relevan.

    3. 6 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah servqual, yaitu suatu alat ukur yang bersifat komprehensif dan sangat efektif untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap kualitas jasa ( Raf, 1998 ) dengan menggunakan daftar pertanyaan ( kuesioner ) yang telah dirancang oleh beberapa pakar pemasaran dengan modifikasi untuk menyesuaikan dengan objek penelitian.
    Model SERVQUAL meliputi analisis lima gap yang berpengaruh terhadap kualitas jasa. Disini gap yang dipakai yaitu :
    Gap kelima, yaitu antara jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan. Gap ini adalah komulasi adanya gap satu sampai dengan gap empat. Jika jasa yang diterima lebih baik dari jasa yang diharapkan atau jasa yang diharapkan sama dengan yang diterima, maka orgaisasi akan memproleh citra yang positif. Akan tetapi, jika jasa yag diterima tidak lebih baik dari yang diharapkan maka kesenjagan ini akan menimbulkan permasalahan bagi organisasi. Kesejangan akan diketahui pelanggan dari orang lain, pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Disini pelanggan mempunyai persepsi sendiri dalam mengukur kinerja atau kualitas jasa yang diberikan.
    Adapun pengukuran kualitas jasa dalam model SERVQUAL didasarkan pada skala yang memiliki item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan serta gap diantara keduanya dalam dimensi – dimensi utama kualitas jasa. Menurut fandy ( 2000, hal 55 ), mengidentifikasikan 5 dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas jasa :
    1. Bukti langsung ( tangibles ).
    2. Keandalan ( reliability ).
    3. Daya tanggap ( responsiveness ).
    4. Jaminan ( assurance ).
    5. Empati ( empaty ).
    Pengukuran kualitas jasa dalam model servqual ini dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan setelah mengkonsumsi suatu jasa serta gap diantara keduanya dalam dimensi – dimensi utama kualitas jasa.Responden memberikan jawaban untuk setiap pertanyaannya, dengan mempergunakan skala likert 5 angka dimana :
    Skor 1 mewakili pertanyaan sangat tidak setuju
    Skor 2 mewakili pertanyaan tidak setuju
    Skor 3 mewakili pertanyaan netral
    Skor 4 mewakili pertanyaan setuju
    Skor 5 mewakili pertanyaan sangat setuju
    Skor servqual untuk setiap pasang pertanyaan bagi masing – masing pelanggan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut ( Zeithaml et, al dalam Tjiptono, 1998 )
    SKOR SERVQUAL = SKOR PERSEPSI – SKOR HARAPAN NASABAH

    Dari rumus tersebut, apabila Persepsi > Harapan maka kualitas jasa dikatakan sangat memuaskan. Jika Persepsi = Harapan maka kualitas jasa dikatakan memuaskan. Sedangkan jikaPersepsi < Harapan maka kualitas jasa dikatakan tidak memuaskan. Perbedaan antara harapan dan persepsi tersebut bias positif dikenal dengan quality surprise. Perbedaan negatif dikenal dengan unexceptable quality. Hal ini apabila persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa jauh lebih kecil terhadap harapan mereka, sedangkan apabila harapan dan persepsi pelanggan adalah sama disebut quality satisfactory.

    Komentar oleh m ilham kurniawan | Januari 22, 2010 | Balas

    • salam super pak jo…
      pak ,,,kenapa proposal skripsi saya tidak di beri komentar?
      apakah ada yang salah dengan proposal saya?
      terima kasih sebelum nya pak….

      Komentar oleh m ilham kurniawan | Januari 27, 2010 | Balas

  69. Nama : Adelia Syahrena
    NIM : ERC 1B007092
    Jurusan : Ekonomi Manajemen Ekstensi

    Selamat siang Pak Jo….

    Sebelumnya saya minta maaf atas keterlambatan tugas saya yang disebabkan karena keterbatasan pengetahuan saya untuk menyelesaikan tugas proposal yang bapak berikan, semoga proposal saya ini dapat saya jadikan acuan skripsi akhir saya nanti. Saya juga mengharapkan kritik dan saran dari bapak agar proposal ini dapat lebih sempurna…

    Terima kasih Pak Jo, sukses selalu….

    Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA PENERBANGAN PT. LION AIR JAMBI

    BAB I PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan perusahaan penerbangan dari tahun ke tahun semakin menarik perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ketatnya persaingan kualitas pelayanan, harga, dan promosi diantara sekian banyaknya perusahaan penerbangan. Peranan pesawat terbang sebagai sarana transportasi menjadi semakin penting bagi dunia yang secara langsung mendukung pariwisata dan bisnis internasional.

    Mengingat persaingan harga saat ini menjadi perhatian masyarakat dalam memilih sarana angkutan udara. Dilihat dari segi ekonomi, masyarakat saat ini cenderung memilih tarif penerbangan yang murah, tetapi mendapatkan service yang baik. Secara umum, industri penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat, ini dapat dilihat dari beberapa rute penerbangan, jadwal penerbangan maupun keberadaan pesawat. Termasuk mengenai harga tiket penerbangan untuk berbagai rute domestik secara rata-rata turun hingga 35% dari harga sebelum deregulasi, hal ini disebabkan karena adanya persaingan dan perang harga antara maskapai penerbangan dalam menggaet ketertarikan konsumen. Dalam kondisi persaingan yang ketat tersebut, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan penerbangan adalah kepuasan pelanggan/penumpang agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar. Pimpinan perlu tahu apa saja yang dianggap penting oleh para pengguna jasa dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kepuasan pelanggan/penumpang ditentukan oleh kualitas barang dan jasa yang dikehendaki pelanggan sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan. Pada saat ini kepuasan pelanggan dijadikan sebagai tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan, khususnya dalam industri penerbangan, mengingat banyaknya penerbangan baru dengan rute-rute yang potensial yang menjadikan segmen pasar semakin spesifik. Pada dasarnya pengertian kepuasan/ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Jadi, pengertian kepuasan pelanggan berarti bahwa kinerja suatu barang/jasa sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan. Seperti seorang penumpang mengharapkan pesawat berangkat tepat waktu (on time), akan tetapi kenyataannya sering terlambat, sehingga mengecewakan/menimbulkan rasa ketidakpuasan. Kehilangan bagasi yang sering terjadi akibat dari kesalahan petugas check in pada saat pelabelan atau salah pada saat loading ke pesawat. Kejadian ini akan membuat pengguna jasa atau penumpang sering kecewa dan akan mencari alternatif penerbangan lain. Dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan dimulai dari penentuan siapa yang menjadi pelanggan, kemudian dipantau dari segi tingkat kualitas pelayanan yang diinginkan dan pada akhirnya formulasi strategi. Disini dianalisis pula bagaimana posisi pesaing dan kemampuan kita. Artinya, apakah perusahaan sudah memperhatikan hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang dianggap penting oleh pelanggan sehingga dapat memuaskan. Kalau kinerja (pelaksanaan) dinilai bagus/baik berarti dapat memuaskan.

    Adapun untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan perusahaan penerbangan dapat ditinjau dari cara pelayanan di darat dan pelayanan didalam pesawat. Isu pelayanan penerbangan selama ini antara lain tampak dalam bentuk ketidaktepatan waktu pemberangkatan maupun kedatangan pesawat, penundaan jadwal penerbangan, tidak tercatatnya nama dalam daftar penumpang. Sebagai contoh, seorang penumpang yang komplain sehubungan dengan status tiketnya yang telah siap namun pada saat pemberangkatan namanya tidak terdaftar sama sekali dan mendapatkan pelayanan yang kurang simpatik oleh staf pada counter check in, sehingga penumpang tersebut terpaksa menginap semalam untuk menunda keberangkatannya pada keesokan harinya. Tentunya kejadian seperti ini sangat mengecewakan pelanggan. Berkaitan dengan masalah tersebut, maka penulis berencana mengadakan sebuah penelitian dan memformulasikannya dalam judul ” Analisis Faktor – Faktor Kepuasan Pelanggan terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Penerbangan PT. Lion Air Jambi.”

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan sejumlah pokok permasalahan dalam melakukan penelitian pada PT. Lion Air Jambi yakni sebagai berikut:

    1.Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi ?
    2.Dari faktor-faktor tersebut, faktor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen terhadap jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi ?

    1.3 Batasan Masalah
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis membatasi penulisan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan waktu, pengetahuan dan sarana yang ada, maka penulis hanya membahas mengenai faktor-faktor kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.

    1.4 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

    1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.
    2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi kepuasan konsumen dalam menggunakan jasa PT. Lion Air Jambi.

    1.5 Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2. Dapat mengetahui seberapa jauh maskapai penerbangan PT. Lion Air Jambi memberikan pelayanannya kepada konsumen.
    3. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    1.6 Sistematika Penulisan
    Adapun sistematika pembahasan dari penelitian ini, sebagai berikut :

    Bab I Pendahuluan : Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan permasalahan-permasalahan secara ringkas yang meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

    Bab II Tinjauan Pustaka : Dalam bab ini penulis membahas materi yang bersifat teoritis, yang merupakan penjelasan-penjelasan dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, agar dapat menemukan jawaban atas rumusan masalah di atas.

    Bab III Metode Penelitian : Pada bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, identifikasi variabel, Definisi Operasional Variabel, sumber data, pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam menganalisa data.

    Bab IV Kesimpulan dan Saran : Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan kesimpulan tersebut dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
    Kepuasan pelanggan (Customer Satifaction) atau sering disebut juga dengan Total Customer Satisfaction menurut Barkelay dan Saylor (1994:82) merupakan fokus dari proses Costomer-Driven Project Management (CDPM), bahkan dinyatakan pula bahwa kepuasan pelanggan adalah kualitas. Begitu juga definisi singkat tentang kualitas yang dinyatakan oleh Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan pelanggan. Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:146) bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kualitas termasuk semua elemen yang diperlukan untuk memuaskan tujuan pelanggan, baik internal maupun ekternal, juga termasuk tiap-tiap item dalam produk kualitas, kualitas layanan, performance, availibility, durability,aesthetic, reability, maintainability, logistic, supprtability, costomer service, training, delivery, billing, shipping, repairing, marketing, warranty, dan life cycle cost.

    Melalui komunikasi, baik antar pelanggan maupun dengan supplier akan menjadikan harapan bagi pelanggan terhadap kualitas produk yang akan dibelinya. Pemahaman terhadap harapan-harapan pelanggan oleh supplier merupakan input untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas produk, baik barang maupun jasa. Pelanggan akan membandingkan dengan produk jasa lainnya. Bilamana harapan-harapannya terpenuhi, maka akan menjadikannya pelanggan loyal, puas terhadap produk barang atau jasa yang dibelinya. Sebaliknya, bilamana tidak puas, supplier akan ditinggalkan oleh pelanggan. Kunci keputusan pelanggan berkaitan dengan kepuasan terhadap penilaian produk barang dan jasa. Kerangka kepuasan pelanggan tersebut terletak pada kemampuan supplier dalam memahami kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan sehingga penyampaian produk, baik barang maupun jasa oleh supplier sesuai dengan harapan pelanggan. Selain faktor-faktor tersebut di atas, dimensi waktu juga mempengaruhi tanggapan persepsi pelanggan terhadap kualitas produk, baik barang maupun jasa.

    2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Kepuasan Pelanggan
    Kepuasan pelanggan sangat tergantung pada persepsi dan harapan pelanggan. Sebuah perusahaan perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan. Faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan pelanggan terhadap penggunaan jasa PT. Lion Air di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Kebutuhan dan keinginan, yaitu berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan oleh pelanggan saat pelanggan sedang mencoba melakukan transaksi dengan perusahaan. Jika pada saat itu kebutuhan dan keinginan terhadap penggunaan jasa penerbangan yang ditawarkan oleh perusahaan PT. Lion Air sangat besar, maka harapan-harapan pelanggan yang berkaitan dengan kualitas produk dan layanan perusahaan akan tinggi pula, begitu juga sebaliknya.
    2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dan layanan, baik dari perusahaan maupun pesaing-pesaingnya.
    3. Pengalaman teman-teman, cerita teman pelanggan tentang kualitas produk dan layanan perusahaan yang akan didapat oleh pelanggan.
    4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran atau persepsi yang timbul dari image periklanan dan pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan.

    2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
    Dalam kaitannya dengan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, Tjiptono (1996:159) mengatakan bahwa ketidakpuasan pelanggan disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang relatif dapat dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi. Sebaliknya, faktor eksternal yang di luar kendali perusahaan, seperti cuaca, gangguan pada infrastruktur umum, aktivitas kriminal, dan masalah pribadi pelanggan. Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam hal terjadi ketidakpuasan, ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan pelanggan, yaitu :

    (1) Tidak melakukan apa-apa, pelanggan yang tidak puas tidak melakukan komplain, tetapi mereka praktis tidak akan membeli atau menggunakan jasa perusahaan yang bersangkutan lagi.
    (2) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seorang pelanggan yang tidak puas akan melakukan komplain atau tidak, yaitu:
    (a) Derajat kepentingan konsumsi yang dilakukan,
    (b) Tingkat ketidakpuasan pelanggan,
    (c) Manfaat yang diperoleh,
    (d) Pengetahuan dan pengalaman,
    (e) Sikap pelanggan terhadap keluhan,
    (f) Tingkat kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi,
    (g) Peluang keberhasilan dalam melakukan komplain.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, kepuasan pelanggan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat pelayanan. Menurut Moenir (1998:197), agar layanan dapat memuaskan orang atau sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok, yaitu (1) tingkah laku yang sopan, (2) cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, (3) waktu penyampaian yang tepat, dan (4) keramahtamahan.

    Faktor pendukung yang tidak kalah pentingnya dengan kepuasan di antaranya faktor kesadaran para pejabat atau petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan, faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan, faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, faktor keterampilan petugas, dan faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka untuk kepentingan penelitian ini dapat ditetapkan faktor-faktor yang ada relevansinya dengan penelitian ini dan disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti, yaitu faktor keandalan (reliability), faktor ketanggapan (responsivenes), faktor keyakinan (assurance), faktor empati (emphaty), dan faktor berwujud (tangible).

    Menurut Payne dimensi pelayanan jasa dapat terdiri atas unsur:
    1. Tangible (bukti fisik)
    Dimana kemampuan perusahaan didalam menunjukan eksistensi dirinya, misalnya dalam hal ini gedung, fasilitas teknologi, penampilan karyawannya, dan sebagainya lebih menekankan pada bukti secara fisik atau dapat diraba keberadaannya.
    2. Reliability (keandalan)
    Merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini dapat berupa adanya perbaikan kinerja yang sesuai dengan harapan pelanggan.
    3. Responsiveness (daya tanggap)
    Daya tanggap yang dimiliki oleh karyawan dan pimpinan perusahaan. Dimana perusahaan harus menunjukkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan jika pelanggan sedang memerlukan jasa yang dimaksudkan.
    4. Assurance (jaminan dan kepastian)
    Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam menumbuhkan rasa kepercayaan dari pelanggannya pada perusahaan. Didalamnya terdapat unsur etika karyawan, kredibilitas karyawan, rasa aman dari pelanggan, dan unsur etika yang dimiliki oleh karyawan.
    5. Emphaty (perhatian)
    Merupakan pemberian perhatian yang bersifat individu kepada pelanggan dari perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pihak perusahaan dapat memahami lebih jauh tentang keinginan dan kebutuhan dari pelanggannya (Nirwana, 2004 : 29-30).

    2.4 Konsep Kualitas
    Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuian dengan persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Dalam persepektif TQM (Total Quality Management) kualitas dipandang secara lebih luas, yaitu tidak hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Hal ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan oleh Goeth dan Davis yang dikutip Tjiptono (2000:51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sebaliknya, menurut Lukman (1999:9) definisi kualitas bervariasi dari yang kontroversional hingga kepada yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung suatu produk, seperti :
    1. ferformansi (performance) ;
    2. keandalan (reliability) ;
    3. mudah dalam penggunaan (ease of use);
    4. estetika (esthetics), dan sebagainya.

    Oleh karena itu, kualitas pada prinsipnya adalah untuk menjaga janji pelanggan agar pihak yang dilayani merasa puas dan diungkapkan. Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan saksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan. Menurut Gaspersz yang dikutip Lukman (1999:146) pada dasarnya sistem kualitas modern dapat dicirikan oleh lima karakteristik, yaitu sebagai berikut.

    1. Sistem kualitas modern berorientasi pada pelanggan yang berarti produk-produk didesain sesuai dengan keinginan pelanggan melalui suatu riset pasar kemudian diproduksi dengan baik dan benar sehingga memenuhi spesifikasi desain yang pada akhirnya memberikan pelayanan kepada pelanggan.
    2. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya partisipasi aktif yang dipimpin oleh manajemen puncak dalam proses peningkatan kualitas secara terusmenerus.
    3. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya pemahaman dari setiap orang terhadap tanggung jawab spesifik untuk kualitas.
    4. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya aktivitas yang berorientasi pada tindakan pencegahan kerusakan, tidak berfokus pada upaya untuk mendeteksi kerusakan saja.
    5. Sistem kualitas modern dicirikan oleh adanya suatu filosofi yang menganggap bahwa kualitas merupakan jalan hidup.

    2.5 Konsep Pelayanan
    Menurut Lukman (1999:11) pelayanan adalah kegiatan-kegiatan yang tidak jelas, namun menyediakan kepuasan konsumen dan atau pemakai industri serta tidak terikat pada penjualan suatu produk atau pelayanan lainnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pelayanan adalah suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung dengan orang-orang atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan konsumen. Pemerintah sebagai lembaga birokrasi mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat sebagai pihak yang memberikan mandat kepada pemerintah mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan. Oleh karena itu, tuntutan terhadap pelayanan umum melahirkan suatu studi, yaitu servis bagaimana cara memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan meningkatkan kualitas pelayanan umum.

    2.6 Konsep Pengukuran Kepuasan
    Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (1996:148) terdapat empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut.

    1. Sistem keluhan dan saran, artinya setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempattempat strategis, menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran telepon.
    2. Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya sebagai berikut.
    a. Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan, seperti sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas.
    b. Derived dissatisfacatin, yaitu pertanyaan yang menyangkut besarnya harapan pelanggan terhadap atribut.
    c. Problem analysis, artinya pelanggan yang dijadikan responden untuk mengungkapkan dua hal pokok, yaitu (i) masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan (ii) saran-saran untuk melakukan perbaikan.
    d. Importance-performance analysis, artinya dalam teknik ini responden dimintai untuk me-ranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan pentingnya elemen.
    3. Ghost shopping, artinya metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (Ghost sopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian Ghost sopper menyampaikan temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.
    4. Lost customer analysis, artinya perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya hal tersebut.

    Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu suatu produk dapat diukur. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Di samping itu, pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu (i) untuk mengetahui dengan baik bagaimana jalannya proses bisnis; (ii) mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan pelanggan; (iii) menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan. Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan ialah dengan menggunakan kuesioner. Perusahaan harus mendesain kuesioner kepuasan pelanggan yang secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan tentang mutu barang atau jasa. Penggunaan kuesioner kepuasan pelanggan harus benar-benar dapat mengukur dengan tepat persepsi dan sikap pelanggan.

    2.7 Strategi Kepuasan konsumen
    Strategi kepuasan konsumen merupakan sekumpulan cara atau metode yang dirancang oleh suatu perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen/pelanggannya. Strategi ini dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas produk dan layanan, promosi yang menarik, penanganan keluhan dengan cepat dan tanggap dan lain sebagainya.

    Pada umumnya setiap perusahaan menerapkan startegi bisnis kombinasi antara strategi Ofensif dan Defensif. Strategi Ofensif ditujukkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Melalui strategi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan pangsa pasar, penjualan dan jumlah pelanggannya. Sedangkan strategi Defensif adalah usaha untuk mengurangi kemungkinan customer exit dan beralihnya pelanggan ke pesaing. Tujuan strategi defensif ini adalah untuk meminimalkan customer turnover atau memaksimalkan customer retention dengan melindungi produk dan pasarnya dari serangan para pesaing. Salah satu cara untuk mencapai tujuan ini adalah dengan meningkatkan kepuasan pelanggan saat ini.

    Strategi kepuasan konsumen mengharuskan perusahaan bekerja keras dan mengeluarkan biaya tinggi dalam usaha merebut konsumen, sehingga upaya mewujudkan kepuasan konsumen total bukanlah hal yang mudah bahkan kepuasan konsumen total tidak mungkin tercapai sekalipun hanya untuk sementara waktu seperti yang diungkapkan oleh Muddie dan Cottam. Namun perusahaan harus tetap berusaha untuk mewujudkan kepuasan konsumen diantaranya menurut Fandy Tjiptono dengan beberapa strategi yaitu relationship marketing, superior customer sevice, unconditional guarantees /extraordinary guarantees dan strategi penanganan keluhan yang efektif.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    4.1 Jenis Penelitian
    Jenis data menurut sifatnya (Sugiono,1999:13) dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

    a. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau numerik, yaitu data jumlah pelanggan, data perkembangan pelanggan, dan data jumlah karyawan pada jasa penerbangan PT. Lion Air
    b. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban responden sangat memuaskan.

    4.2 Lokasi Penelitian
    Penelitian ini dilaksanakan di Kota Jambi. Pemilihan Kota Jambi sebagai lokasi penelitian karena jasa penerbangan kota Jambi mempunyai pelanggan yang cukup banyak. Di samping itu, masih banyaknya terjadi keluhan para pelanggan yang merupakan ciri pelayanan yang belum maksimal.

    4.3 Subjek dan Objek Penelitian
    4.3.1. Subjek Penelitian
    Subjek dari penelitian ini antara lain adalah remaja, orang dewasa dan orang tua.

    4.3.2 Objek Penelitian
    Objek penelitian yang diteliti disini adalah faktor kepuasan konsumen terhadap pelayanan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.

    4.4 Identifikasi Varibel
    Variabel dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel independent (bebas) dan variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi varabel independen (bebas), yaitu keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible). Sebaliknya, variabel dependent (terikat) adalah kepuasan konsumen terhadap pelayanan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.

    4.5 Definisi Operasional Variabel
    Semua variabel utama yang digunakan diukur dengan Skala Likert dan dapat didefinisikan sebagai berikut.
    1. Kepuasan pelanggan
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan ketepatan waktu pemberangkatan, ketelitian dalam penempatan barang konsumen, dan kecepatan penanganan keluhan terhadap kesesuaian dari keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan.
    2. Keandalan (Reliability
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan kesiapan petugas setiap saat diperlukan, ketepatan waktu pelayanan, dan berkaitan dengan ada tidaknya pembedaan pelanggan satu dengan lainnya dalam melaksanakan jasa dengan tepat dan terpercaya.
    3. Ketanggapan (Responsivenes)
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan ketanggapan petugas atas keluhan dan masalah yang dihadapi pelanggan serta kecepatan dalam membantu memberikan jasa dengan cepat atau ketanggapan.
    4. Keyakinan (Assurance)
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan keramahan dan kesopanan, pemberian pelayanan secara tuntas dan menyeluruh, serta memberikan penjelasan dengan baik dalam menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
    5. Empati (Emphaty)
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan sikap dan perhatian petugas, berlaku adil pada setiap pelanggan, dan berpenampilan baik dalam memberi perhatian secara individu kepada pelanggan.
    6. Berwujud (Tangible)
    Diukur berdasarkan penilaian konsumen (responden) terhadap kemampuan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang berkaitan dengan tempat pelayanan yang nyaman dan memadai, peralatan dan perlengkapan yang baik, serta prosedur pelayanan yang sama bagi semua pihak dalam menampilkan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan media komunikasi.

    4.6 Sumber Data
    Jenis data menurut sumbernya (Mantra 2001:47) ada dua jenis, yaitu sebagai berikut :
    – Data primer adalah data yang bersumber pada hasil wawancara terstruktur terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini menyangkut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penggunaan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi yang dapat dilihat dari kualitas pelayanan, kecepatan dalam menamngani keluhan pelanggan dan ketepatan waktu pemberangkatan serta pelayanan baik didarat maupun di dalam pesawat.
    -Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa instansi yang berkedudukan sebagai penyebar informasi, yaitu data jumlah penduduk Kota Jambi, data jumlah pegawai, jumlah pelanggan, dan perkembangan pelanggan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.

    4.7 Jumlah dan Cara PengambilanSampel
    Meskipun populasi termasuk dalam populasi tak terhingga, dalam pelaksanaan penelitian tidak perlu untuk melibatkan semua populasi. Dengan pertimbangan akademik dan nonakademik, populasi dapat diwakili oleh sebagian anggotanya yang disebut dengan sampel. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka untuk menentukan ukuran sampel digunakan rumus Slovin (Consuelo dkk., 1993 : 161).

    ( )
    100 2 1 . 0 502 . 52 1
    502 . 52
    2 1
    =
    +
    =
    +
    =
    e N
    N
    n sampel …………………………..(1)

    Keterangan :
    n = Ukuran sampel
    N = Ukuran populasi
    e = Tingkat kesalahan yang ditoleransi, yaitu (10%).

    Jumlah responden yang ditentukan sebanyak 100 responden. Penentuan sampel menggunakan nonprobability sampling, yaitu dengan cara aksidental sampling, artinya penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui akan dijadikan responden.

    4.9 Teknik Analisis Data
    Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi adalah skor rata-rata dan standar deviasi dengan rumus (Kuncoro, 2003 :173 dan 177)

    Skor rata-rata
    n
    1 X
    ⎥⎦ ⎤
    ⎢⎣ ⎡
    ∑=
    =
    n
    i Xi
    …………………………………………… (2)

    Keterangan :
    X = Skor rata-rata
    X i = Skor tiap-tiap sampel
    n = Jumlah Sampel

    Standar Deviasi
    ) (
    1
    1
    2

    ∑=

    =
    n
    n
    i
    X i X
    S …………………………………….. (3)

    Keterangan :
    S = Standar deviasi
    n = jumlah sampel
    X = Nilai skor rata-rata.
    Xi = Skor tiap-tiap sampel

    Untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan akan digunakan (Kuncoro, 2003:182) :

    I ≥ X + SD = dikategorikan Tinggi
    X ≤ I < X + SD = dikategorikan Sedang
    X – SD ≤ I < X = dikategorikan Rendah
    I < X – SD = dikategorikan Sangat Rendah

    Keterangan :
    I = Nilai indikator
    X = Rata-rata
    SD = Standar Deviasi

    Berdasarkan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiono 1999:86). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert dengan rentangan skor nilai satu yang menunjukkan sangat tidak memuaskan atau sangat tidak setuju sampai dengan nilai 5 yang menunjukkan tanggapan responden sangat memuaskan atau sangat setuju.
    Untuk menganalisis pengaruh keandalan (reliability), ketanggapan (responsivenes), keyakinan (assurance), empati (emphaty), dan berwujud (tangible) secara bersama-sama dan secara parsial terhadap kepuasan pelanggan jasa PT. Lion Air digunakan Model regresi linier berganda (Gujarati, 1999:91):

    Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + E

    Keterangan :
    Y = Kepuasan pelanggan
    X1 = Keandalan (Reliability)
    X2 = Ketanggapan (Responsivenes)
    X3 = Keyakinan (Assurance)
    X4 = Empati (Emphaty)
    X5 = Berwujud (Tangible)
    E = Variabel pengganggu
    bo = Konstanta
    b1, b2, b3, b4, b5 = koefisien tiap-tiap variabel

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
    5.1 Simpulan
    Berdasarkan pembahasan penelitian dapat diambil atau dikemukakan beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut.
    1.Secara bersama-sama atau simultan seluruh variabel, yaitu faktor keandalan (reliability) (X1), faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor berwujud (tangible) (X5) berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan.
    2.Secara parsial faktor ketanggapan (responsiveness) (X2), faktor keyakinan (assurance) (X3), faktor empati (emphaty) (X4), dan faktor berwujud (tangible) (X5) berpengaruh nyata dan positif terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi. Sebaliknya, faktor keandalan (reliability) (X1) dalam model ini tidak berpengaruh nyata dan positif terhadap kepuasan pelanggan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi.

    5.2 Saran
    1. Jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi dalam operasinya perlu meningkatkan kualitas pelayanan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang optimal.
    2. Jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi perlu mencermati upaya pemenuhan pelayanan dari segi ketpatan waktu untuk dapat mewujudkan mutu pelayanan yang berkualitas.
    3. Dilihat dari penanganan keluhan yang saat ini dirasakan kurang maksimal, diharapkan jasa penerbangan PT. Lion Air Jambi perlu segera untuk meningkatkan pelayanan terutama yang menyangkut masalah kecepatan penanganan keluhan pelanggan.

    Adelia, proposalmu bisa dilanjuti menjadi skripsi dengan catatan harus ada fakta yg menopang alasan kenapa anda pilih Lion Air?

    Komentar oleh ADELIA SYAHRENA | Januari 24, 2010 | Balas

  70. Nama : Evvi Puspawaty
    NIM :C1B007099
    REGULER ( G )
    EKONOMI MANAJEMEN S1
    Selamat siang pak jo” berikut Tugas proposal sebagai ujian semesteran MEP :

    Dengan judul :
    ANALISIS PENGARUH PRODUK TERHADAP KEPUASAN PEMBELIAN MOTOR HONDA VARIO PADA CV. CITRA SENTOSA MANDI ANGIN
    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar belakang
    Suatu perusahaan merupakan organisasi yang di bentuk oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu. Setiap perusahan besar maupun kecil mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba, mempertahankan eksistensi, untuk memberikan pelayanan dan kepuasan bagi konsumen. Untuk mencapai tujuan tesebut,beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Bagi perusahan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi sudah tentu memikirkan kepada siapa barang tersebut akan dipasarkan, dan bagaimana pengaruh marketing mix ( bauran pemasaran ) terhadap volume penjualan.
    Ada dua jenis kendaraan bermotor yang beredaran dipasaran, yaitu kendaraan roda empat (mobil) dan kendaraan roda dua (motor). CV. Citra Sentosa Mandi Angin merupakan perusahaan dagang yang bergerak di bidang pengadaan kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda dua yang terletak di Mandi Angin. Kendaraan bermotor adalah salah satu sarana vital yang dapat mempermudah orang dalam beraktifitas secara efektif dan efisien perusahaan sebagai produsenyang menawarkan berbagai produknya kepada konsumen haruslah memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai pemuas kebutuhan
    Keberrhasialan sebuah perusahan dalam memsarkan produk sangat ditentukan oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Kebijaksanaan dalam memasarkan produk tersebut berkaitan dengan variabel marketing mix yang merupakan kunci sukses dari pemasaran. Peranan pemasaran bagi suatu perusahaan sangat penting, perusahaan harus memperhatikan sejauh mana dapat membuat metode-metoode baru yang lebih evektif dan evisien dalam meningkatkan kulitas dan kuantitas dari pada produk yang ditawarkan untuk dapat meningkakan omset penjualan sehingga memperoleh keuntungan yang telah direncanakan oleh perushaan.
    Dalam strategi pemasaran terdapat marketing mix ( bauran pemasaran) yang menerapapkan komposisi terbaik dari keempat komponen dan variabel pemasaran untuk dapat mencapai sasaran yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan sasaran. Salah satunya yaitu produk, didalam kondisi persalinan suatu perusahaan jangan hanya mengendalikan produk yang ada tanpa usaha perkembangan produk tersebut, tetapi perusahan untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan peruubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih baik.produk yang dihasilkan diharapkan dapat menrik para calon pembeli,maka perusahaan harus selalu berusaha untuk dapat menciptakan produk yang benar-benar menrik minat konsumen.
    Produk adalah salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan motor Honda Vario pada CV.Citra Sentosa Mandi Angin. Jika dilihat dari spesifikasi produk yang ditawarkan oleh Honda, Honda Vario mampu menampilkan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh desain pada brosur penjualan mereka diantaranya: Displcement, Sistem Kontrol Emisi, Tipe Pelumas dan perbandingan Rasio Gigi serta tambahan lampu senaja yang tidak ada pada jenis motor metik merek lain. Motor metic saat ini telah menjadi pasar yang sangat potensial, terbukti Honda Vario telah membantu meningkatkan penjualan Honda.
    1.2 perumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pproduk terhadap peningkatan volume penjualan Honda Vario.
    1.3 tujuan penelitian
    1. Untuk mengetahui pengaruh produk atas penjualan Honda Vario pada CV.Citra Sentosa Mandiangin
    2. Untuk mengetahui perkembangan volume penjuala Honda Vario pada CV.Citra Sentosa mandi angin.
    1.4 manfaat penelitian
    1. Sebagai masukan dan acuan informasi kepada perusahaan dalam menggunakan bauran pemasaran khsusnya produk.
    2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang melakukan study.
    1.5 ruang lingkup penelitian
    Agar penelitian ini sesuai dan terarah berdasarkan permasalahan maka perlu dialakukan dalam ruang lingkup penelitia sebagai berikut:
    1. bidang yang diteliti : ilmu manajemen pemasaran, tentang bauran pemasaran khususnya produk.
    2. objek yang diteliti : CV.Citra Sentosa Mandiangin.
    3. priode penelitian : januari 2004- desemberr 2008

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Landasan teori
    Untuk memahami pokok permasalahan, diperlukan suatu definisi yang lebih jelas dan cepat dari beberapa istilah yang digunakan pad perubahan ini.
    Definisi-definisi:
    1. pemasaran
    menurut Eva dan Lesly (2007,hal.29) pemasaran adalah orientasi yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dengan memfokuskan pada kebutuha dan kepuasan pelanggan.
    2. bauran pemasaran
    menurut Basu dan Irawan (2002, hal. 74) bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
    3. produk
    Menurut Fride Ferrel (1995, hal. 312) produk adalah sebagai segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidak disukai yang diterima seseorang dalam senuah pertukaran.
    4. penjualan
    menurut Basu (2001, hal. 340) dalam nugraha penjualan adalah ilmu atau seni mempengaruhi atau pribadi yang dilakukan oleh penjualan untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
    5. konsumen
    menurut Fandy Tjiptono (1997, hal. 270) dalam nainggolan konsumen adalah pemakai produk atau penerima pesan iklan.
    2.2 Kerangka teoritis
    Setiap perusahaan yang menghasilkan produk, tentu tidak akan berhenti pada kegiatan menghasilkan saja, tetapi juga akan berupaya bagaimana agar produk yang mereka hasilkan bisa ketangan konsumen maka diperlukan suatu tindakan atau usaha yang dapat menjamin proses penyampaian produk tersebut. Tindakan atau usaha ini disebut dengan pemasaran. Pemasaran bertujuan untuk mengadakan pertukaran barang atau jasa yang dilakukan pembeli dan penjual dalam memenuhi kebutuhannya, penjual mendapat laba sedangkan pembeli memenuhi kebutuhannya.
    Menurut konsep pemasaran, sebuah perusahaan harus mencoba menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen melalui sekelompok kegiatan yang terkoordinasi yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk mencapai sasaran-sasarannya. Kepuasan pelanggan adalah sasaran utama dalam konsep pemasaran. Dengan demikian, pelaksanaan konsep pemasaran harus menguntungkan bagi perusahaan maupun bagi para konsumen. Bagi perusahaan, keberhasilannya dalam menarik konsumen atas produk yang dihasilkan yang kemudian diselaraskan sesuai selera konsumen serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diharapkan akan memberikan tingkat kepuasan kepada konsumen. Di dalam menbeli suatu produk, konsumen selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai yang dirasakan dari suatu produk.
    1. konsep produk berpendapat bahwa para pelanggan akan menyukai produk-produk yang tersedia secara luas dan harganya murah. Manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produk mengarah segenap upaya untuk efisiensi yang tinggi dan lipatan distribusi yang luas.
    2. Konsep produksi pendapatan bahwa para konsumen akan menyukai produk- produk yang berkualitas, penampilan dan ciri- ciri yang terbaik. Manajemen dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian akan memusatkan energi mereka untuk membuat produk yang terbaik dan terus-menerus meningkatkan produk tersebut.
    Produk dan Bauran Pemasaran
    Berikut merupakan uraian kolter ( 2002, hal 448 ) tentang produk :
    Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk – produk yang diperlukan meliputi barang fisik, jasa, pemngalaman, peristiwa,organisasi dan gagasan. Unsur- unsur yang berkaitan dengan produk yaitu keragaman produk, kualitas,design, ciri, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan. Sedangkan unsur – unsur yang mempengaruhi volume penjualan yaitu keragaman produk, kualitas, keandalan, design, citra, nama merk, dan garansi.
    Untuk mengetahui lebih jelas, maka scara spesifik variabel – variabel yang menyebabkan penjualan dapat kita lihat dari kualitas produknya. Dalam proses pengembangan suatu produk, seorang pengusaha harus menetapkan mutu tertentu bagi produknya, karena hal ini akan banyak mempengaruhi penampilannya. Karena pada umumnya konsemen lebih menyukai produk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif. Maksud dari bermutu atau berkualitas yaitu kemampuan yang bias dinilai suatu merek dalam menjalankan fungsinya.
    Bauran produk adalah kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Bauran produk suatu perusahaan memiliki dimensi ( lebar , panjang, kedalam, dan konsistensi tertentu ). Keempat dimensi bauaran produk itu memungkinkan perusahaan untuk memperluas bisnisnya dengan empat cara yaitu perusahaan dapat menambah lini produk baru, sehingga memperlebar bauran produknya, perusahaan dapat memperpanjang tiap lini produk, dan menambah bauran produknya.
    2.3 Hipotesis penelitian
    Dari data – data dan keterangan diatas maka diduga bahwa produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

    BAB. III METODE PENELITIAN
    Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
    Data primer adalah data penelitian yang dipeoleh secara langsung dari sumber asli dan secara khusus digunakan untuk menjawab masalah yang ada. Strategi hasil jual Honda Vario oleh CV. Citra Sentosa mandi Angin merupakan data yng diperoleh langsung dari objek penelitian.
    Data sekender adalah dta penelitian yang bersumber dengan cara mengutif data yangg telah terjadi, baik data yang berasal dari internal perusahaan, seperti data penjualan perusahaan, struktur organisasi, sejarah dan struktur organisasi perusahaan,serta data lainnya yang relevan berkaitan dengan penelitian. Misalnya harga jual brosur penjualan Honda Vario, dan data tersebut diperoleh dengan cara wawancara.
    3.2 Metode Pengumpulan Data
    Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Citra Sentosa Mandi Angin. Untuk memperoleh data dalam penelitian baik data primer dan sekunder digunakan juga metode sebagai berikut :
    a. Penelitian Keputusan ( library research)
    Metode ini dilakukan dengan mengkaji sumber-sumber berupa buku literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapat teori, konsep dan definisi yang berhubungan dengan pengaruh bauran pemasaran terutama produk terhadap volume penjualan. Data yang berkaitan dengan perkembangan harga jual diperoleh langsung dari pihak perusahaan dalam bentuk dokumen.
    b. Penelitian lapangan ( field research )
    Tekhnik pengumpulan data dengan melakukan penelitian lapangan ke perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan berhubungan dengan maslah objek yang diteliti.
    c. Kuesioner ( questionnaire )
    Kuesioner atau angket merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan informasi dan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab serta dengan cra tertulis oleh responden. Penulisan akan memuat pertanyaan didalam angket yang mengarah kepada permasalahan dan tujuan penelitian. Diharapkan para responden mengetahui dirinya sendiri, mampu serta dapat menafsirkan pertanyaan yang dibuat oleh penulis.
    d. Wawancara ( interviews )
    Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi dan dilakukan dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalm proses penelitian.
    Sumber Data
    Sumber data untuk penelitian ini berasal dari perusahaan CV. Citra Sentosa Mandi Angin, khususnya pada bagian administrasi umum, pembukuan, bagian bengkel dan service, keterengan dari beberapa orang staf atau karyawan bagian komputerisasi dalam perusahaan tersebut. Selain itu penulisan juga menggunakan literatur yang mendukung untuk dijadikan sebagai pedoman penulisan skripsi ini dari perpustakaan fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Universitas Jambi.
    Populasi dan Sampel
    3.4.1 Populasi dan sampel
    Menurut Pabundu Tika ( 2006, 33 ) populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak terbatas. Objek penelitian ini adalah konsumen Honda Vario dari CV. Citra Sentosa Mandi Angin yang melakukan klaim pembelian terhitung semenjak januari 2006 hingga 2008 sebanyak 132 yang langsung dianggap sebagai populasi.
    Sampel adalah bagian dari objek dan objek yang mewakili populasi ( Moh. Pandu Tika, 2006, hal 33 ). Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode Isaac dan Michael yang ditemukan pabudu Tika ( 2006, 33 ), yaitu dengan cara menggunakan tingkat kesalahan sebagai dasar untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil. Tingkat kesalahan didapat dari tabel Statistik nilai – nilai Chi Kuadrat.
    Rumus untuk menghitung besarnya jumlah sampel yang akan diambil adalah:

    Dimana: 2 = 2.706 (nilai Chi Kuadrat dengan dk = 1, tingkat kesalahan 10%)
    P=Q = 0.5
    S = Jumlah sampel
    D = 0.05
    N = 132 (jumlah populasi)

    3.4.2 Teknik Penarikan Sampel
    Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode probability sampling yaitu dengan menggunakan simple radom smapling. Yang dimaksud dengan simple random sampling menurut Pabundu Tika (40:2006) adalah cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.
    Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi dari konsumen yang membeli Honda Vario di Mandi Angin (data dari CV. Citra Sentosa), merupakan syarat utama dari sampel karena sampel diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan metode Isaac dan Michael. Syarat selanjutnya ialah sampel merupakan seseorang yang memiliki peran utama dalam pembelian tersebut pengambilan keputusan, pembeli atau pemakai.

    3.5 Metode Analisis
    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan analisis. Berdasarkan teori yang ada dalam literatur yang berkaitan dengan penelitian dan konsep yang relevan dengan permasalahan untuk dapat diambil suatu kesimpulan. Data yang telah diperoleh lalu diolah secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Program for Social Solution).
    Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk melihat atau mengukur besarnya pengaruh produk terhadap volume penjualan. Kemudian dilakukan pengujian dalam bentuk uji hypotesis statistik. Pengolahan data ini dilakukan dengan software program SPSS (Statistical Program for Social Solution).
    Rumusnya adalah sebagai berikut:

    Keterangan:
    Y = Volume Penjualan
    a = Konstanta
    b1, b2 = Koefisien Regreasi
    X = Produk

    Untuk mengetahui nilai a, b1, b2 dapat dicarai dengan menggunakan persamaan berikut ini:

    Untuk mengetahui pengaruh variabel yang mempengaruhi volume penjualan tersebut diujikan kepada responden dengan memberikan pertanyaan kuesioner yang dianggap memiliki tiap variabel dengan menggunakan indikator. Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup yang dibuat dalam bentuk multiple choice yang memiliki nilai dengan skala nominal. Pembuatan tabel disesuaikan dengan kuesioner dan data yang terkumpul.

    3.6 Pengujian Hipotesis
    Ho : b1 = 0 Ho : b2 = 0
    Ha : b1 = 0 Ha : b2 = 0
    Jika : t hitung > t tabel maka Ho ditolak
    T hitung < t tabel maka Ho diterima
    Level of Significant yang digunakan adalah = 5% atau 0.05

    DAFTAR PUSTAKA

    Eva dan Lesley. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PPM.
    Kotler. Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi 11 jilid 2. Jakarta: Indeks.
    Perealt, McMarthy. 1995. Intisari Pemasaran. Edisi 6 jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
    Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.
    Ferrel, Pride. 1995. Pemasaran. Edisi 7 jilid 1, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
    Internet Pada situs. http://www.Honda.co.id
    Fandi Tjiptono et al. 2004. Marketing Scales. Yogyakarta: ANDI
    Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ke-delapan Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
    Moh. Pabundu Tika. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
    Mowen, J.C., dan Michael Minor. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

    KUESIONER PENELITAN
    PENGARUH FAKTOR PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN ATAS PEMBELIAN KONSUMEN HONDA VARIO

    Bapak/Ibu/Saudara yang terhormat,

    Berikut ini merupakan daftar pernyataan yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi konsumen membeli produk Honda Vario. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Opini pribadi anda yang paling penting dalam survei ini. Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk turut membantu mengisi daftar pertanyaan ini dengan cara mengisi data diri, lalu melingkari angka yang paling sesuai dengan penilaian anda terhadap pertanyaan-pertanyaan/pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dengan pedoman:
    1 = Sangat Tidak Setuju
    2 = Tidak Setuju
    3 = Netral
    4 = Setuju
    5 = Sangat Setuju

    Nama (boleh tidak diisi) :
    Usia & Jenis Kelamin : ………. Tahun. Pria/Wanita
    Pekerjaan :
    Penghasilan/bulan (v) : – dibawah Rp. 1.000.000,- . Rp. 1.000.000,-
    – Rp. 5.000.000,- . lebih dari Rp. 5.000.000,-

    No Pertanyaan STS TS N S SS
    1 Variasi produk Honda Vario dapat meningkatkan volume penjualan 1 2 3 4 5
    2 Honda Vario memiliki model yang dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi saya 1 2 3 4 5
    3 Banyaknya pilihan CC adalah salah satu keunggulan dari produk Honda Vario 1 2 3 4 5
    4 Saya yakin bahwa Honda Vario memiliki standar kualitas yang baik, yang dapat diandalkan produknya, terpercaya dan tahan lama 1 2 3 4 5
    5 Kekuatan mesin merupakan salah satu pertimbangan dalam pembelian Honda Vario 1 2 3 4 5
    6 Saya mengharapkan produk Honda Vario memiliki mutu kesesuaian dengan standar atau spesifikasi yang tinggi 1 2 3 4 5
    7 Honda Vario menurut saya merupakan produk yang konsisten 1 2 3 4 5
    8 Honda Vario memiliki spesifikasi tampilan (model, bentuk, ciri, ukuran) yang menarik dan ideal bagi saya 1 2 3 4 5
    9 Honda Vario merupakan produk yang mudah diperbaiki ketika produk itu mengalami kerusakan atau kegagalan 1 2 3 4 5
    10 Kemudahan dalam penggunaan Honda Vario merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi saya. 1 2 3 4 5
    Volume Penjualan (Y)
    Mohan tanggapannya dari pk jo’ selamat siang dan terima kasih.

    Evvi, logika yang dibangun pada proposalmu bagus. Fenomenanya kurang,misalnya kalau yang dilihat adalah unsur produk, kenapa hal ini tidak dibahan pada tinjauan pustaka? Jelaskanlah komponen produk sepedamotor baru terlihat fenomena yg anda temukan.

    Komentar oleh Evvi puspawaty | Januari 24, 2010 | Balas

  71. Terima kasih Pak Jo atas sarannya, semoga nanti dalam penyusunan skripsi lancar dan lebih sempurna, tentunya tak lepas dari bimbingan Pak Jo…

    sukses selalu Pak Jo….

    Komentar oleh ADELIA SYAHRENA | Januari 24, 2010 | Balas

  72. NAMA : WITA RIA YUSTANTI
    NIM : ERC1B007002
    MK : METODE PENELITIAN ( MEP )
    KELAS : SORE

    Salam sukses selalu pak jo.
    sesuai dengan tugas yang diberikan pada kami, mengenai proposal, maka saya ingin mengajukan proposal saya yang berjudul ANALISIS MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR SURAT KABAR HARIAN PAGI JAMBI INDEPENDENT DI PROVINSI JAMBI. ( study kasus Jambi Independent)diharapkan bisa menjadi acuan untuk penulisan skripsi kelak. dengan berdasarkan penulisan proposal ini, diharapkan bapak bisa segera memberi masukan ,terima kasih. sukses mr jo…

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang Masalah

    Situasi yang berkembang dan terjadi dewasa ini di Indonesia dan di dunia menempatkan informasi pada posisi yang sangat penting. Informasi yang cepat dan akurat mutlak diperlukan sebab jika seseorang ketinggalan informasi maka berarti la ketinggalan beberapa pengetahuan dari orang lain. Hal menjadi fakta bahwa informasi telah menjadi kebutuhan manusia sehari-hari.

    Ada beberapa cara yang bisa dijadikan sabagai sarana dalam penyampaian dan penyebaran informasi kepada masyarakat, seperti melalui media cetak dan media elektronik. Salah satu media yang paling lama menjadi sumber informasi masyarakat adalah media cetak yaitu melalui surat kabar. Sampai saat ini surat kabar masih menjadi sumber berita yang masih diakui oleh masyarakat, yang menerima dan menyampaikan berita secara objektif. Disamping itu surat kabar juga mempunyai keunggulan lain yaitu berita yang berbentuk tulisan tentang bermacam aspek sehingga dengan mudah dapat dibaca dan apabila kurang paham dapat diulang kembali, selain itu surat kabar juga dapat disimpan sebagai dokumen.

    Meningkatnya persaingan mengakibatkan perubahan terhadap perilaku konsumen, karena semakin banyaknya pilihan dan tuntutan baik mengenai kualitas produk, harga maupun pelayanan. Baigaining power pelanggan yang meningkat sedemikian rupa menjadikan perusahaan harus berupaya melayaninya
    kalau tidak mau tersingkir dari kancah persaingan yang semakin dahsyat. Keadaan yang demikian mengakibatkan setiap perusahaan harus dapat merumuskan serta mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat bertahan ditengah kompetisi dengan meningkatkan penjualan dan pangsa pasar yang tinggi.

    PT. Jambi Independent merupakan salah salu perusahaan penerbitan lokal terbesar di propinsi Jambi dan terbit dalam bentuk Harian, Saat ini PT. Jambi Independent berkantor pusat di jalan Jendral Sudirman No 100, The Hock Kota jambi Sebagai salah satu perusahaan daerah, Harian Pagi Jambi Independent dalam menyampaikan berita atau informasi banyak meyajikan berita-berita yang terjadi disekitar propinsi jambi, namun tetap tidak melupakan berita-berita yang bersifat nasional maupun internasional, baik tentang politik, ekonomi, sosial, budaya dan olah raga.
    Di propinsi Jambi ada beberapa perusahaan penerbitan ( surat kabar ) diantaranya Jambi Independent, Jambi Ekspres, Pos Metro Jambi, yang terbit dalam bentuk harian dan Media Jambi serta Mediator Jambi yang terbit dalam bentuk Mingguan dimana wilayah pemasaran dan masing-masing perusahaan penerbitan itu adalah mencakup wilayah propinsi Jambi, terutama daerah-daerah perkotaan karena tingkat pendidikan dan penghasilan penduduknya yang lebih tinggi dibandingkan penduduk daerah pedesaaan.

    Salah satu usaha Jambi Independent untuk mempertahankan pangsa pasar perusahaan adalah dengan cara menganalisis kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan terhadap lingkungan internal dan ekstemal perusahaan.
    Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya, terutama penduduk yang berpengeluaran konsumsi menengah keatas akan dapat membuat prospek penjualan dan pemasaran perusahaan yang Wilayah pemasarannya mencakup Wilayah Propinsi Jambi semakin besar, terutama perusahaan penerbitan seperti Jambi Independent yang konsumennya adalah penduduk yang berpenghasilan menengah keatas.

    Analisis posisi perusahaan maksudnya menganalisis posisi persaingan perusahaan dipasar. Dengan analisis ini diketahui bagaimana penerapan strategi dalam posisi perusahaan yang dijalankan oleh PT. Jambi Independent dan implikasinya terhadap sasaran perusahaan terutama dalam pencapaian pangsa pasar. Dengan menganalisis posisi persaingan ini maka perusahaan bisa mengidentifikasi pesaingnya dan bisa menentukan strategi yang tepat untuk mempetahankan market share yang telah diperoleh perusahaan selama ini.

    Tertarik dengan kenyataan diatas maka penulis ingin membahas lebih lanjut permasalahan tersebut dan menuliskannya dalam bentuk proposal yang berjudul “ANALISIS MEMPERTAHANKAN PANGSA PASAR SURAT KABAR HARIAN PAGI JAMBI INDEPENDENT DI PROPINSI JAMBI ( Study Kasus PT. Jambi Independent).

    1.2Perumusan Masalah

    PT. Jambi Independent merupakan perusahaan penerbitan lokal yang pertama berdiri di Propinsi Jambi, dimana perusahaan ini terbit dalam bentuk harian dan merupakan market leader dari perusahan penerbitan lokal yang ada di Propinsi Jambi.

    Seiring dengan bermunculan perusahaan-perusahaan penerbitan baru, seperti Jambi Ekspres , Pos Metro Jambi, Media Jambi dan Mediator Jambi perlahan-lahan pangsa pasar Jambi Independent mulai terancam oleh pesaing-pesaingnya itu, terutama oleh Jambi Ekspres.

    Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar PT. Jambi Independent harus mampu mempertahankan pangsa pasar di masa yang akan datang.

    Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah Usaha Yang Dilakukan oleh PT. Jambi Independent Untuk Mempertahankan pangsa pasarnya”

    1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
    Untuk memperoleh gambaran bagaimana penerapan strategi posisi perusahaan yang dilakukan oleh PT. Jambi Independent ?
    Untuk mengetahui bagaimana peluang PT. Jambi Independent dalam mempertahankan pangsa pasarnya dengan melakukan peramalan penjualan.

    1.3.2. Manfaat Penelitian
    Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Untuk memberikan masukan kepada PT. Jambi Independent sehubungan dengan usaha mempertahankan market share perusahaan dan bagaimana posisi perusahaan dimasa yang akan datang
    Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya dalam membahas penelitian yang berkaitan pada masa yang akan datang.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1Definisi-definisi
    Pemasaran

    Pengertian pemasaran menurut Lamb dan Hair ( 2001, hal 6 ), pemasaran adalah proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

    Manajemen Pemasaran

    Menurut Kotler ( Hal 9, 2002 ) manajemen pemasaran adalah proses pelaksanaan dan perencanaan, pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan barang-barang, jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.

    Marketing Mix

    Menurut Sunarto ( 2003, hal 13 ), marketing mix atau bauran pemasaran adalah adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran.

    Pasar
    Menurut Assauri ( 2002, hal 93 ), mendefenisikan pasar sebagai arena pertukaran potensial baik dalam bentuk fisik sebahai tempat berkumpul atau bertemunya para penjual dan pembeli, maupun tidak berbentuk fisik yang memungkinkan terlaksananya pertukaran karena dipenuhi persyaratan pertukaran, yaitu minat dan citra serta daya beli.

    Segmentasi Pasar
    Menurut Basu dan Irawan ( 2002, hal 89 ), segmentasi pasar merupakan kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk kedalam
    satuan-satuan pasar ( segemen pasar) yang bersifat homogen.

    Posisi Pasar
    Menurut Assauri ( 2002, hal 94 ), posisi pasar merupakan penentuan suatu posisi suatu perusahaan dipasar dengan cara mengetahui besarnya pangsa pasar yang telah dikuasai perusahaan.

    Pangsa Pasar (Market Share)
    Pangsa pasar atau market share adalah besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam persentase (Assauri, 2002, hal 95 )

    Analisis
    Analisis merupakan penelusuran peluang atau ancaman sampai kepangkalnya ( Jauch dan Glueck, 1994 )

    2.2Kerangka Teori
    2.2.1. Konsep Pemasaran
    Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai satu tujuan yang ingin dicapai yaitu profit. Untuk itu perusahaan berusaha mengoptimalkan kegiatan pemasarannya sebagai kunci utama untuk mencapai tujuan tersebut.
    Untuk menciptakan suatu pemasaran yang baik, organisasi harus menetapkan konsep pamasaran.
    konsep pemasaran menurut McCarthy dan Perreault (1993, hal 25 ): Konsep pemasaran adalah suatu konsep pemasaran dimana organisasi mengarahkan semua upayanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berlaba.

    2.2.2. Konsep Posisi Perusahaan
    Penetapan posisi pasar yang baik akan dapat membangun dan mengkomunikasikan manfaat kunci istimewa dari produk dalam pasar ( Kotler, 1995, hal 315 ).

    Strategi pemasaran dalam penentuan posisi pasar itu dapat diklasifikasikan dalam bentuk:
    1. Strategi pemimpin pasar ( market leader)
    Strategi ini bersifat antisipasi ( ingin menjangkau kedepan ) dengan menguasai atau mengendalikan persaingan, yang menjadi tujuan utamanya adalah tetap menjadi nomor satu.
    2. Strategi penantang pasar ( market challenger )
    Strategi ini bersifat konfrontasi langsung dalam meningkatkan posisi pasarnya.
    3. Strategi pengikut pasar ( market follower )
    Strategi ini merupakan kebalikan dari penantang pasar, disini perusahaan muncul dengan menarik sebagian konsumen baru agar mau membeli kepadanya dengan tujuan dapat bertahan atau hidup-terus-menerus dengan pertumbuhan relatif sedang.
    4. Strategi penggarap celah pasar ( market nicher )
    Strategi membagi pasar menurut segmen tertentu yang sifatnya khusus. Adapaun tujuan utamanya adalah spesialisasi dalam menggunakan karakteristik, pada posisi ini pasar yang dimasukinya relatif kecil, aman serta relatif menguntungkan.

    2.2.3 Konsep Segmentasi Pasar
    Menurut Kotler ( 1995, hal 352 ) segmentasi pasar adalah usaha memisahkan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran

    2.2.4. Konsep Bauran Pemasaran
    Untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan sangat, diperlukan suatu upaya penyusunan dan penerapan kebijaksanaan pemasaran yang dikenal Dengan bauran pemasaran ( marketing mix ), yaitu terdiri dan” produk, harga. promosi dan distribusi.

    PRODUK
    Produk bukan hanya merupakan suatu wujud fisik yang dibeli dan dipakai oleh konsumen, melainkan terdapat berbagi unsur pokok yaitu kualitas, sifat-sifat, ayarat-syarat dan style, merek dagang, jaminan, tingkat service, pembungkusan dan jenis-jenis produk.

    HARGA
    Pengertian harga menurut Swasta (2002, hal 241), adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya

    PROMOSI
    Menurut Sitojo ( 1998, hal 52 ), promosi adalah kegiatan memperkenalkan, meyakinkan manfaat produk pada pembeli dengan harapan tergerak hatinya dan secara sukarela membeli produk tersebut.

    Kebijaksanaan promosi yang baik dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bauran promosi, yang terdiri atas :
    1. Iklan ( advertising )

    2. Penjualan perorangan ( personal selling )

    3. Promosi penjualan ( sales promotion ) .

    4.Publik Relation

    DISTRIBUSI

    Saluran distribusi merupakan suatu unit organisasi yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Kotler membagi saluran distribusi atas empat
    tingkatan yaitu:
    1.Saluran tingkat nol, suatu sistem saluran distribusi dimana para produsen langsung menjuai produknya pada konsumen
    2.saluran distribusi bertingkat satu, yaitu saluran terdapat satu badan perantara penjualan yaitu pengecer
    3.sistem bertingkat dua, yaitu saluran dimana terdapat dua perantara penjualan, yaitu pedagang besar ( Grosir ) dan pedagang eceran.
    4.saluran beringkat tiga, yaitu suatu bentuk saluran dimana terdapat tiga perantara penjualan, yang terdiri dan pedagang besar, agen dan pengecer.

    BAB III
    METODE PENELIT1AN

    3.1Metode Pengumpulan Data
    Dalam penulisan proposal ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu:
    1.Library Research, yaitu mempelajari teori-teori dari buku-buku yang sesuai dengan bidang yang akan dibahas dan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
    2.Field Research, yaitu melalui penelitian lansung kelapangan atau keperusahaan yang bersangkutan, serta berbagai pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

    3.2Metode Analisa
    Meode analisis yang digunakan dalam pembahasan pada penelitian ini adalah analisis desikriptif, yaitu dengan melihat dan menjelaskan fakta-fakta yang ada didalam perusahaan tentang bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Analisis SWOT) yang ada dan bagaimana kebijaksanaan strategi posisi perusahaan atau strategi bersaing yang diterapkan oleh PT. Jambi Independent.

    Komentar oleh wita ria yustanti | Januari 25, 2010 | Balas

  73. Nama : Evvi Puspawaty
    NIM :C1B007099
    Manajemen reguler ( G )
    Selamat sore pa Jo’ ini proposal perbaikan saya sebagai tugas semester MEP.
    Tugas proposal sebagai ujian semesteran
    Dengan judul
    ANALISIS PENGARUH PRODUK TERHADAP KEPUASAN PEMBELIAN MOTOR HONDA VARIO PADA CV. CITRA SENTOSA MANDI ANGIN
    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar belakang
    Suatu perusahaan merupakan organisasi yang di bentuk oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu. Setiap perusahan besar maupun kecil mempunyai tujuan yaitu memperoleh laba, mempertahankan eksistensi, untuk memberikan pelayanan dan kepuasan bagi konsumen. Untuk mencapai tujuan tesebut,beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Bagi perusahan yang bergerak di bidang produksi dan distribusi sudah tentu memikirkan kepada siapa barang tersebut akan dipasarkan, dan bagaimana pengaruh marketing mix ( bauran pemasaran ) terhadap volume penjualan.
    Ada dua jenis kendaraan bermotor yang beredaran dipasaran, yaitu kendaraan roda empat (mobil) dan kendaraan roda dua (motor). CV. Citra Sentosa Mandi Angin merupakan perusahaan dagang yang bergerak di bidang pengadaan kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda dua yang terletak di Mandi Angin. Kendaraan bermotor adalah salah satu sarana vital yang dapat mempermudah orang dalam beraktifitas secara efektif dan efisien perusahaan sebagai produsenyang menawarkan berbagai produknya kepada konsumen haruslah memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai pemuas kebutuhan
    Keberrhasialan sebuah perusahan dalam memsarkan produk sangat ditentukan oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan. Kebijaksanaan dalam memasarkan produk tersebut berkaitan dengan variabel marketing mix yang merupakan kunci sukses dari pemasaran. Peranan pemasaran bagi suatu perusahaan sangat penting, perusahaan harus memperhatikan sejauh mana dapat membuat metode-metoode baru yang lebih evektif dan evisien dalam meningkatkan kulitas dan kuantitas dari pada produk yang ditawarkan untuk dapat meningkakan omset penjualan sehingga memperoleh keuntungan yang telah direncanakan oleh perushaan.
    Dalam strategi pemasaran terdapat marketing mix ( bauran pemasaran) yang menerapapkan komposisi terbaik dari keempat komponen dan variabel pemasaran untuk dapat mencapai sasaran yang dituju dan sekaligus mencapai tujuan sasaran. Salah satunya yaitu produk, didalam kondisi persalinan suatu perusahaan jangan hanya mengendalikan produk yang ada tanpa usaha perkembangan produk tersebut, tetapi perusahan untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan peruubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih baik.produk yang dihasilkan diharapkan dapat menrik para calon pembeli,maka perusahaan harus selalu berusaha untuk dapat menciptakan produk yang benar-benar menrik minat konsumen.
    Produk adalah salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan motor Honda Vario pada CV.Citra Sentosa Mandi Angin. Jika dilihat dari spesifikasi produk yang ditawarkan oleh Honda, Honda Vario mampu menampilkan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh desain pada brosur penjualan mereka diantaranya: Displcement, Sistem Kontrol Emisi, Tipe Pelumas dan perbandingan Rasio Gigi serta tambahan lampu senaja yang tidak ada pada jenis motor metik merek lain. Motor metic saat ini telah menjadi pasar yang sangat potensial, terbukti Honda Vario telah membantu meningkatkan penjualan Honda.
    1.2 perumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pproduk terhadap peningkatan volume penjualan Honda Vario.
    1.3 tujuan penelitian
    1. Untuk mengetahui pengaruh produk atas penjualan Honda Vario pada CV.Citra Sentosa Mandiangin
    2. Untuk mengetahui perkembangan volume penjuala Honda Vario pada CV.Citra Sentosa mandi angin.
    1.4 manfaat penelitian
    1. Sebagai masukan dan acuan informasi kepada perusahaan dalam menggunakan bauran pemasaran khsusnya produk.
    2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang melakukan study.
    1.5 ruang lingkup penelitian
    Agar penelitian ini sesuai dan terarah berdasarkan permasalahan maka perlu dialakukan dalam ruang lingkup penelitia sebagai berikut:
    1. bidang yang diteliti : ilmu manajemen pemasaran, tentang bauran pemasaran khususnya produk.
    2. objek yang diteliti : CV.Citra Sentosa Mandiangin.
    3. priode penelitian : januari 2004- desemberr 2008
    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Landasan teori
    Untuk memahami pokok permasalahan, diperlukan suatu definisi yang lebih jelas dan cepat dari beberapa istilah yang digunakan pad perubahan ini.
    Definisi-definisi:
    1. pemasaran
    menurut Eva dan Lesly (2007,hal.29) pemasaran adalah orientasi yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dengan memfokuskan pada kebutuha dan kepuasan pelanggan.
    2. bauran pemasaran
    menurut Basu dan Irawan (2002, hal. 74) bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
    3. produk
    Menurut Fride Ferrel (1995, hal. 312) produk adalah sebagai segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidak disukai yang diterima seseorang dalam senuah pertukaran.
    4. penjualan
    menurut Basu (2001, hal. 340) dalam nugraha penjualan adalah ilmu atau seni mempengaruhi atau pribadi yang dilakukan oleh penjualan untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
    5. konsumen
    menurut Fandy Tjiptono (1997, hal. 270) dalam nainggolan konsumen adalah pemakai produk atau penerima pesan iklan.
    2.2 Kerangka teoritis
    Setiap perusahaan yang menghasilkan produk, tentu tidak akan berhenti pada kegiatan menghasilkan saja, tetapi juga akan berupaya bagaimana agar produk yang mereka hasilkan bisa ketangan konsumen maka diperlukan suatu tindakan atau usaha yang dapat menjamin proses penyampaian produk tersebut. Tindakan atau usaha ini disebut dengan pemasaran. Pemasaran bertujuan untuk mengadakan pertukaran barang atau jasa yang dilakukan pembeli dan penjual dalam memenuhi kebutuhannya, penjual mendapat laba sedangkan pembeli memenuhi kebutuhannya.
    Menurut konsep pemasaran, sebuah perusahaan harus mencoba menyediakan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen melalui sekelompok kegiatan yang terkoordinasi yang memungkinkan perusahaan tersebut untuk mencapai sasaran-sasarannya. Kepuasan pelanggan adalah sasaran utama dalam konsep pemasaran. Dengan demikian, pelaksanaan konsep pemasaran harus menguntungkan bagi perusahaan maupun bagi para konsumen. Bagi perusahaan, keberhasilannya dalam menarik konsumen atas produk yang dihasilkan yang kemudian diselaraskan sesuai selera konsumen serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, diharapkan akan memberikan tingkat kepuasan kepada konsumen. Di dalam menbeli suatu produk, konsumen selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai yang dirasakan dari suatu produk.
    1. konsep produk berpendapat bahwa para pelanggan akan menyukai produk-produk yang tersedia secara luas dan harganya murah. Manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produk mengarah segenap upaya untuk efisiensi yang tinggi dan lipatan distribusi yang luas.
    2. Konsep produksi pendapatan bahwa para konsumen akan menyukai produk- produk yang berkualitas, penampilan dan ciri- ciri yang terbaik. Manajemen dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian akan memusatkan energi mereka untuk membuat produk yang terbaik dan terus-menerus meningkatkan produk tersebut.
    Produk dan Bauran Pemasaran
    Berikut merupakan uraian kolter ( 2002, hal 448 ) tentang produk :
    Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk – produk yang diperlukan meliputi barang fisik, jasa, pemngalaman, peristiwa,organisasi dan gagasan. Unsur- unsur yang berkaitan dengan produk yaitu keragaman produk, kualitas,design, ciri, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan. Sedangkan unsur – unsur yang mempengaruhi volume penjualan yaitu keragaman produk, kualitas, keandalan, design, citra, nama merk, dan garansi.
    Untuk mengetahui lebih jelas, maka scara spesifik variabel – variabel yang menyebabkan penjualan dapat kita lihat dari kualitas produknya. Dalam proses pengembangan suatu produk, seorang pengusaha harus menetapkan mutu tertentu bagi produknya, karena hal ini akan banyak mempengaruhi penampilannya. Karena pada umumnya konsemen lebih menyukai produk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi, atau inovatif. Maksud dari bermutu atau berkualitas yaitu kemampuan yang bias dinilai suatu merek dalam menjalankan fungsinya.
    Kualitas produk yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan untuk memmasang harga jual tinggi, padahal biasanya meningkatkan kualitas suatu produk tidak membebani biaya dengan tambahan sebesar itu. Kualitas haruslah ditetapkan dengan memperhatikan pasar tertentu yang menjadi sasaran perusahaan. Bekerja dalam rencana yang telah ditetapkan oleh level di atas mereka, para manajer produk muncul dengan suatu rencana pemasar untuk produk-produk individual, lini, merek, saluran atau kelempok pelanggan.
    a. Tingkat /level produk
    Dalam merencanakan tawaran pasarnya, pemasar perlu mengetahui 5 tingkat produk, yaitu calon produk, produk yang ditingkatkan, produk yang diharapkan, produk pasar dan manfaat inti.
    Tingkat yang paling mendasar adalah manfaat inti ( core bebfit ) yaitu layanan atau manfaat mendasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti tersebut dengan produk dasar ( basis product ). Pada tingkat ketiga, pemasar menyiapkan produk yang diharapkan pembeli ketika membeli produk inti.
    Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan ( augmented product ) yang melampaui harapan palanggan. Dan yang terakhir ppda tingkat kelima, terdapat calon produk ( potential product ), yang meliputi segala kemungkinan peningkatan dan perubahan yang mungkin akan di alami produk pada masa mendatang.
    b. Hararki produk
    Hirarki produk dimulai dari kebutuhan-kebutuhan dasar hingga barang – barang khusus yang memuaskan kebutuhan tersebut. Dan istilah yang sering digunakan berkaitan dengan hirarki produk ini yaitu sistem produk ( product system ) adalah sekelompok barang yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan cara yang saling melengkapi. Bauran pemasaran ( Marketing Mix ) adalah kumpulan seluruh produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli dengan harga murah. Dalam penawaran lini produk, perusahaan – perusahan biasanya menciptakan platform dan modal yang dapat ditambah untuk memenuhi kebutuhan tuntutan pelanggan.
    Terdapat tujuh hirarki dintaranya :
    • Rumpun Kebutuhan ; kebutuhan inti yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk.
    • Rumpun Produk ; semua kelas produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektivitas yang memadai.
    • Kelas produk ; sekelompok produk dalam rumpun produk yang di akui mempunyaipersamaan fungsional.
    • Lini produk ; sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena produk-produk itu melaksanakan fungsi yang seruap, dijual pada kelompok pelanggan yang sama, atau berada pada rentang harga tertentu.
    • Jenis produk ; sekelompok produk dalam lini yang sama – sama memiliki sejumlah kemungkinan bentuk produk.
    • Merek ; nama, yang diasosiasikan dengan satu atau kebeberapa produk dalam lini produk.
    • Lini produk ; satu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran , harga, penampilan atau atribut lain.
    c. Penyesuaian produk ( product adaptation )
    Penyesuaian produk mencakup perubahan produk untuk memenuhi kondisi- kondisi atau preferensi pelanggan.
    d. Penemuan produk ( product invention )
    Penemuan produk mencakup penciptaan sesuatu yang baru. Penemuan ini mempunyai dua bentuk, yaitu penemuan mundur ( backward invention ) yaitu memperkenalkan kembali bentuk – bentuk produk sebelumnya yang disesuaikan dengan baik dengan kebutuhan – kebutuhan pelanggan. Sedangkan penemuan maju yaitu memperkenalkan produk-produk baru yang belum pernah ada sebelumnya.
    e. Pengembangan produk
    Perusahaan – perusahaan yang gagal mengembangkan produk baru menjebak diri dalam risiko besar. Kebanyakan perusahaan telah berhasil memusatkan perhatiannya pada inivasi bertahap ( incremental innovation ).
    Beberpa factor cenderung menghambat pengembangan produk baru ( Kolter 2005, hal. 5 ) :
    1. kekurangan gagasan – gagasan dalam bidang – bidang tertentu. Kemungkinan hanya tersisa sedikit cara untuk meningkatkan beberapa produk dasar.
    2. Pasar yang terpecah – pecah : Perusahaan harus mengarah produk-produk barunya kesegmen pasar yang lebih kecil dan hal ini dapat berarti penjualan dan laba yang lebih rendah untuk masing-masing produk.
    3. Batasan-batasan sosial dan pemerintah : produk-produk yang harus memenuhi keselamatan dan masalah-masalah lingkungan.
    4. Biaya pengembangan : Suatu perusahaan biasanya menghasilkan banyak gagasan untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan.
    5. Kekurangan modal : Beberapa perusahaan yang memiliki gagasan – gagasan yang baik tidak dapat menggalang dan yang diperlukan untuk melakukan riset dan meluncurkannya.
    6. Waktu pengembangan yang dituntut lebih besar : Perusahaan – perusahaan harus belajar bagaimana mempersingkat waktu pembangunan dengan menggunakan tehnik-tehnik yang baru, mitra-mitra strategis, pengujian konsep dini, dan perencanaan pemasaran yang lebih maju.
    7. Sikap hidup produk yang lebih singkat : Ketika suatu produk baru berhasil, pesaing – pesaing akan cepat meniru.
    Bauran produk adalah kumpulan dari semua produk dan unit produk yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Bauran produk suatu perusahaan memiliki dimensi ( lebar , panjang, kedalam, dan konsistensi tertentu ). Keempat dimensi bauaran produk itu memungkinkan perusahaan untuk memperluas bisnisnya dengan empat cara yaitu perusahaan dapat menambah lini produk baru, sehingga memperlebar bauran produknya, perusahaan dapat memperpanjang tiap lini produk, dan menambah bauran produknya.
    2.3 Hipotesis penelitian
    Dari data – data dan keterangan diatas maka diduga bahwa produk mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

    BAB. III METODE PENELITIAN
    Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
    Data primer adalah data penelitian yang dipeoleh secara langsung dari sumber asli dan secara khusus digunakan untuk menjawab masalah yang ada. Strategi hasil jual Honda Vario oleh CV. Citra Sentosa mandi Angin merupakan data yng diperoleh langsung dari objek penelitian.
    Data sekender adalah dta penelitian yang bersumber dengan cara mengutif data yangg telah terjadi, baik data yang berasal dari internal perusahaan, seperti data penjualan perusahaan, struktur organisasi, sejarah dan struktur organisasi perusahaan,serta data lainnya yang relevan berkaitan dengan penelitian. Misalnya harga jual brosur penjualan Honda Vario, dan data tersebut diperoleh dengan cara wawancara.
    3.2 Metode Pengumpulan Data
    Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari CV. Citra Sentosa Mandi Angin. Untuk memperoleh data dalam penelitian baik data primer dan sekunder digunakan juga metode sebagai berikut :
    a. Penelitian Keputusan ( library research)
    Metode ini dilakukan dengan mengkaji sumber-sumber berupa buku literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapat teori, konsep dan definisi yang berhubungan dengan pengaruh bauran pemasaran terutama produk terhadap volume penjualan. Data yang berkaitan dengan perkembangan harga jual diperoleh langsung dari pihak perusahaan dalam bentuk dokumen.
    b. Penelitian lapangan ( field research )
    Tekhnik pengumpulan data dengan melakukan penelitian lapangan ke perusahaan untuk memperoleh data yang diperlukan berhubungan dengan maslah objek yang diteliti.
    c. Kuesioner ( questionnaire )
    Kuesioner atau angket merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan informasi dan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab serta dengan cra tertulis oleh responden. Penulisan akan memuat pertanyaan didalam angket yang mengarah kepada permasalahan dan tujuan penelitian. Diharapkan para responden mengetahui dirinya sendiri, mampu serta dapat menafsirkan pertanyaan yang dibuat oleh penulis.
    d. Wawancara ( interviews )
    Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi dan dilakukan dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalm proses penelitian.
    3.3 Sumber Data
    Sumber data untuk penelitian ini berasal dari perusahaan CV. Citra Sentosa Mandi Angin, khususnya pada bagian administrasi umum, pembukuan, bagian bengkel dan service, keterengan dari beberapa orang staf atau karyawan bagian komputerisasi dalam perusahaan tersebut. Selain itu penulisan juga menggunakan literatur yang mendukung untuk dijadikan sebagai pedoman penulisan skripsi ini dari perpustakaan fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Universitas Jambi.
    3.4 Populasi dan Sampel
    3.4.1 Populasi dan sampel
    Menurut Pabundu Tika ( 2006, 33 ) populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan tidak terbatas. Objek penelitian ini adalah konsumen Honda Vario dari CV. Citra Sentosa Mandi Angin yang melakukan klaim pembelian terhitung semenjak januari 2006 hingga 2008 sebanyak 132 yang langsung dianggap sebagai populasi.
    Sampel adalah bagian dari objek dan objek yang mewakili populasi ( Moh. Pandu Tika, 2006, hal 33 ). Jumlah sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode Isaac dan Michael yang ditemukan pabudu Tika ( 2006, 33 ), yaitu dengan cara menggunakan tingkat kesalahan sebagai dasar untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil. Tingkat kesalahan didapat dari tabel Statistik nilai – nilai Chi Kuadrat.
    Rumus untuk menghitung besarnya jumlah sampel yang akan diambil adalah:

    Dimana: 2 = 2.706 (nilai Chi Kuadrat dengan dk = 1, tingkat kesalahan 10%)
    P=Q = 0.5
    S = Jumlah sampel
    D = 0.05
    N = 132 (jumlah populasi)

    3.4.2 Teknik Penarikan Sampel
    Cara penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode probability sampling yaitu dengan menggunakan simple radom smapling. Yang dimaksud dengan simple random sampling menurut Pabundu Tika (40:2006) adalah cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi.
    Dalam penelitian ini penulis mengambil populasi dari konsumen yang membeli Honda Vario di Mandi Angin (data dari CV. Citra Sentosa), merupakan syarat utama dari sampel karena sampel diambil dari populasi tersebut dengan menggunakan metode Isaac dan Michael. Syarat selanjutnya ialah sampel merupakan seseorang yang memiliki peran utama dalam pembelian tersebut pengambilan keputusan, pembeli atau pemakai.

    3.5 Metode Analisis
    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan analisis. Berdasarkan teori yang ada dalam literatur yang berkaitan dengan penelitian dan konsep yang relevan dengan permasalahan untuk dapat diambil suatu kesimpulan. Data yang telah diperoleh lalu diolah secara statistik dengan menggunakan program komputer SPSS (Statistical Program for Social Solution).
    Alat analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda, yang bertujuan untuk melihat atau mengukur besarnya pengaruh produk terhadap volume penjualan. Kemudian dilakukan pengujian dalam bentuk uji hypotesis statistik. Pengolahan data ini dilakukan dengan software program SPSS (Statistical Program for Social Solution).
    Rumusnya adalah sebagai berikut:

    Keterangan:
    Y = Volume Penjualan
    a = Konstanta
    b1, b2 = Koefisien Regreasi
    X = Produk

    Untuk mengetahui nilai a, b1, b2 dapat dicarai dengan menggunakan persamaan berikut ini:

    Untuk mengetahui pengaruh variabel yang mempengaruhi volume penjualan tersebut diujikan kepada responden dengan memberikan pertanyaan kuesioner yang dianggap memiliki tiap variabel dengan menggunakan indikator. Pertanyaan kuesioner merupakan pertanyaan tertutup yang dibuat dalam bentuk multiple choice yang memiliki nilai dengan skala nominal. Pembuatan tabel disesuaikan dengan kuesioner dan data yang terkumpul.

    3.6 Pengujian Hipotesis
    Ho : b1 = 0 Ho : b2 = 0
    Ha : b1 = 0 Ha : b2 = 0
    Jika : t hitung > t tabel maka Ho ditolak
    T hitung < t tabel maka Ho diterima
    Level of Significant yang digunakan adalah = 5% atau 0.05

    DAFTAR PUSTAKA

    Eva dan Lesley. 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PPM.
    Kotler. Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi 11 jilid 2. Jakarta: Indeks.
    Perealt, McMarthy. 1995. Intisari Pemasaran. Edisi 6 jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
    Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, jilid 1. Jakarta: Prenhalindo.
    Ferrel, Pride. 1995. Pemasaran. Edisi 7 jilid 1, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
    Internet Pada situs. http://www.Honda.co.id
    Fandi Tjiptono et al. 2004. Marketing Scales. Yogyakarta: ANDI
    Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2006. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Ke-delapan Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga.
    Moh. Pabundu Tika. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.
    Mowen, J.C., dan Michael Minor. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kelima Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

    KUESIONER PENELITAN
    PENGARUH FAKTOR PRODUK TERHADAP VOLUME PENJUALAN ATAS PEMBELIAN KONSUMEN HONDA VARIO

    Bapak/Ibu/Saudara yang terhormat,

    Berikut ini merupakan daftar pernyataan yang berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi konsumen membeli produk Honda Vario. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Opini pribadi anda yang paling penting dalam survei ini. Untuk itu kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk turut membantu mengisi daftar pertanyaan ini dengan cara mengisi data diri, lalu melingkari angka yang paling sesuai dengan penilaian anda terhadap pertanyaan-pertanyaan/pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, dengan pedoman:
    1 = Sangat Tidak Setuju
    2 = Tidak Setuju
    3 = Netral
    4 = Setuju
    5 = Sangat Setuju

    Nama (boleh tidak diisi) :
    Usia & Jenis Kelamin : ………. Tahun. Pria/Wanita
    Pekerjaan :
    Penghasilan/bulan (v) : – dibawah Rp. 1.000.000,- . Rp. 1.000.000,-
    – Rp. 5.000.000,- . lebih dari Rp. 5.000.000,-

    No Pertanyaan STS TS N S SS
    1 Variasi produk Honda Vario dapat meningkatkan volume penjualan 1 2 3 4 5
    2 Honda Vario memiliki model yang dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi saya 1 2 3 4 5
    3 Banyaknya pilihan CC adalah salah satu keunggulan dari produk Honda Vario 1 2 3 4 5
    4 Saya yakin bahwa Honda Vario memiliki standar kualitas yang baik, yang dapat diandalkan produknya, terpercaya dan tahan lama 1 2 3 4 5
    5 Kekuatan mesin merupakan salah satu pertimbangan dalam pembelian Honda Vario 1 2 3 4 5
    6 Saya mengharapkan produk Honda Vario memiliki mutu kesesuaian dengan standar atau spesifikasi yang tinggi 1 2 3 4 5
    7 Honda Vario menurut saya merupakan produk yang konsisten 1 2 3 4 5
    8 Honda Vario memiliki spesifikasi tampilan (model, bentuk, ciri, ukuran) yang menarik dan ideal bagi saya 1 2 3 4 5
    9 Honda Vario merupakan produk yang mudah diperbaiki ketika produk itu mengalami kerusakan atau kegagalan 1 2 3 4 5
    10 Kemudahan dalam penggunaan Honda Vario merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi saya. 1 2 3 4 5
    Volume Penjualan (Y)

    Berikut perbaikan proposal saya pk jo’ ,saya sudah menambahkan bahan dibagian Tinjauan Pustaka, mohon tanggapan & komentarnya dari bapak, selamat sore dan terimakasih.

    Komentar oleh Evvi Puspawaty | Januari 26, 2010 | Balas

  74. Nama : Rosdaniyah
    NIM : ERC 1B007093
    Jurusan : Ekonomi Manajemen

    Selamat sore Pak Jo…

    Berikut saya kirimkan tugas proposal saya yang bapak berikan, mohon kritik dan sarannya ya Pak…
    Terima kasih Pak Jo…

    ANALISIS PENGARUH BIAYA PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ARTHESS

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu memenangkan persaingan di bisnis global. Pesaing yang dihadapi sebuah industri tidak lagi datang dari kawasan atau wilayah geografis setempat, tetapi raksasa global dari mancanegara hadir untuk saling berebut pasar. Setiap industri mengalami globalisasi yang dipicu oleh 4 faktor utama yaitu Cutomers, Cost, Country, dan Competition.
    Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan – perusahaan yang beragam bentuk usahanya, yang menandakan bahwa dunia usaha semakin maju. Dalam mengembangkan usahanya suatu perusahaan harus juga memperhatikan unsur – unsur penting dalam manajemen pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Pemasaran umumnya dilihat sebagai tugas menciptakan, mempromosikan, serta menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen. Pemasaran merupakan inti dari seluruh aktivitas bisnis, karena pemasaran merupakan penghubung antara perusahaan dan konsumen.

    Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang sangat penting, yang dilaksanakan oleh perusahaan, dalam memasarkan produk atau jasanya. Tanpa promosi keberadaan produk kurang mendapat perhatian dari konsumen atau bahkan konsumen tidak tahu sama sekali mengenai produk tersebut. Pada umumnya perusahaan akan selalu berusaha untuk tetap berkembang serta mampu bersaing untuk mencapai tujuan perusahaan. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan strategi promosi yang efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan tentu saja memerlukan anggaran yang cukup memadai agar tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan penjualan dapat tercapai. Sasaran promosi dapat tercapai apabila perusahaan menganggarkan biaya promosi yang memadai, dan dengan adanya biaya promosi yang memadai diharapkan dapat membantu perusahaan dalam memasarkan produknya. Berdasarkan gambaran umum permasalahan di atas, penulis tertarik untuk membahas masalah biaya promosi yang dikaitan dengan penjualan dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan PT. Arthess”.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis dalam hal ini merumuskan masalah sebagai berikut:
    1. Bagaimanakah Biaya Promosi pada PT. Arthess?
    2. Bagaimanakah Volume Penjualan PT. Arthess?
    3. Bagaimanakah Pengaruh Biaya Promosi terhadap Volume Penjualan PT. Arthess?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah masalah yang dipaparkan di atas, tujuan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui pengaruh Biaya Promosi dalam meningkatkan penjualan pada PT. Arthess.
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan kegiatan promosi terhadap produk yang dipasarkannya serta Biaya Promosi yang telah dianggarkan oleh PT. Arthess.
    2. Untuk mengetahui Volume Penjualan pada PT. Arthess.
    3. Untuk mengetahui Pengaruh Biaya Promosi terhadap Volume Penjualan pada PT.Arthess.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, diharapkan akan bermanfaat bagi penulis dan perusahaan selaku obyek penelitian. Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
    1. Manfaat Teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan ilmiah dan pengalaman, terutama dalam mengaplikasikan teori yang diterima di perguruan tinggi dengan praktek yang ada di Perusahaan.
    2. Manfaat Praktis, sebagai masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh Biaya Promosi dalam meningkatkan penjualan pada PT. Arthess.

    1.5 Kerangka Pemikiran
    Berdasarkan atas identifikasi masalah yang menfokuskan pada pengaruh Biaya Promosi dalam meningkatkan Volume Penjualan, maka dalam penelitian ini penulis menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

    Kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan merupakan gabungan dari unsur bauran promosi yang terdiri dari advertising, sales promotion, Personal selling, dan publisitas. Sedangan volume penjualan terdiri atas konsumen. yang mempengaruhi penjualan melalui daya beli dan selera pasar. Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah selanjutnya setelah peneliti mengemukakan kerangka pemikiran. Pengertian hipotesis menurut sugiyono (2006 : 51) “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian “.
    Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini hipotesisnya adalah “terdapat hubungan yang signifikan antara Biaya Promosi dan meningkatnya volume penjualan”.

    1.6 Sistematika Penulisan
    Untuk mempermudah jalannya penganalisaan dan membantu penulis dalam merumuskan kesimpulan maka perlu adanya sistematika pembahasan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN
    Bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan permasalahan-permasalahan secara ringkas yang meliputi : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran,sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    Dalam bab ini penulis membahas materi yang bersifat teoritis, yang merupakan penjelasan-penjelasan dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yaitu Manajemen Pemasaran serta Biaya Promosi dan Volume Penjualan.

    BAB III METODE PENELITIAN
    Pada bab ini membahas tentang objek penelitian dan metodologi penelitian yang terdiri dari desain penelitian, variabel penelitian, operasional variabel, jenis dan teknik pengumpulan data, serta Tekhnik analisa data dengan menggunakan analisa statistik

    BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
    Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan kesimpulan tersebut dikemukakan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Pengertian biaya
    Biaya merupakan sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen, edisi bahasa Indonesia (2001 : 143) adalah : “Biaya adalah nilai kas atau ekuivalen yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan akan membawa keuntungan pada saat sekarang dan akan datang bagi organisasi”

    Besarnya biaya diukur dalam satuan moneter, di Indonesia adalah rupiah yang jumlahnya dipengaruhi oleh transaksi dalam rangka pemeliharaan barang dan jasa tersebut.
    Mulyadi (1993 : 28) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Di dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang akan terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”
    Dari definisi di atas terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
    1. Biaya merupakan pengorbanan ekonomi
    2. Diukur dalam satuan uang
    3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
    4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu
    Konsep biaya terus berkembang, sesuai dengan kebutuhan para pemakai yang berlatar belakang dari berbagai disiplin ilmu. Oleh sebab itu banyak teori mengenai biaya yang dikembangkan para ahli sesuai dengan kondisi yang ada. Eldon S Hendriksen yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga (1994 : 369) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Cost (didefinisikan sebagai faktor-faktor produk dan jasa yang dikorbankan) harus dikaitkan dengan pendapatan yang direalisasi didalam periode tertentu berdasarkan suatu korelasi positif yang dapat dilihat dari biaya tersebut dengan pendapatan yang diakui”

    Dari uraian di atas dapat dibedakan antara pengertian biaya dengan pengertian beban. Beban dapat diartikan sebagai biaya yang habis dipakai untuk menghasilkan pendapatan, seperti yang dinyatakan Niswonger dan Fress, alih bahasa Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibowo (1992 : 57) : “Biaya yang telah dipakai dalam proses untuk menghasilkan pendapatan adalah biaya yang telah dipakai (expired cost ) atau beban“.

    Dari definisi-definisi di atas yang dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa :
    § Biaya merupakan pengorbanan atau penggunaan pengukuran sumber ekonomi.
    § Biaya diukur dalam satuan moneter.
    § Biaya yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi untuk tujuan tertentu.
    § Pengorbanan tersebut untuk mencapai tujuan tertentu dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.

    2.2. Penggolongan Biaya
    Manajemen tidak selalu mempunyai waktu mendefinisikan informasi yang bersifat terperinci. Umumnya semakin tinggi level manajemen, maka informasi yang diperlukan lebih bersifat umum dan sesuai dengan bidang atau departemen yang dipimpinnya, demikian juga dengan informasi biaya yang dikeluarkannya. Agar informasi biaya benar-benar dapat digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuannya, maka pencatatan dan penggolongan biaya harus memperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi tersebut. Hal ini sesuai dengan konsep yang dikenal dalam akuntansi biaya, yaitu “Different Cost For Different Purposses” . dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada suatu konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai macam tujuan. Untuk dapat memberikan informasi yang efektif tersebut, Mulyadi mengemukakan penggolongan biaya sebagai berikut :

    1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
    Penggolongan ini merupakan penggolongan biaya yang paling sederhana, yaitu berupa penjelasan singkat objek suatu pengeluaran. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. Penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian pada pihak luar.
    2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
    Dalam perusahaan manufactur ada tiga fungsi pokok yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi uimum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
    a. Biaya Produksi
    Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap di jual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan equipmen, biaya bahan baku, biaya penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja pada bagian lain yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Menurut objek pengeluarannya biaya produksi ini dibagi menjadi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung disebut juga dengan biaya utama (prime cost) sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi, yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
    b. Biaya Pemasaran
    Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah : biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran.
    c. Biaya Administrasi dan Umum
    Merupakan biaya-biaya untuk mengkordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya : biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.
    3. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
    Biaya dapat dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai atau objek pembiayaan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu :
    – Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang harus dibiayai. Biaya langsung dalam hubungannya dengan biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
    – Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungan dengan produksi disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik
    4. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :
    – Biaya Variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berhubungan sebanding dengan perubahan volume kegiatan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
    – Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel. Contoh : biaya pengawas dengan insentif sesuai dengan kapasitas produksinya.
    – Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya sewa gudang pabrik, biaya gaji direktur produksi.
    – Biaya semifixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
    Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, baik biaya tetap maupun biaya variabel harus dipecah lagi sebagai berikut :
    • Biaya tetap
    Ø Commited fixed cost : biaya yang berperilaku tetap karena kebijakan manajemen, biaya ini dalam jangka pendek dapat dikendalikan oleh manajemen. Sebagai contoh adalah biaya iklan yang telah ditetapkan perbulan.
    Ø Discretionary fixed cost : biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok. Contohnya adalah biaya depresiasi sewa, asuransi, gaji karyawan inti.
    • Biaya Variabel
    Ø Engineered variabel cost : biaya yang mempunyai hubungan fisik tertentu antara keluaran dan masukannya yang erat dan nyata. Jika masukan (biaya) berubah maka keluaran akan berubah sebanding dengan perubahan masukan tersebut. Sebaliknya bila keluaran berubah maka biaya akan berubah sebanding dengan keluaran tersebut.
    Ø Discretionary variabel cost : biaya yang masukan dan keluarannya mempunyai hubungan erat namun jika masukan berubah belum tentu keluaran berubah dengan adanya perubahan masukan tersebut. Contohnya adalah biaya iklan yang ditetapkan manajemen puncak sebesar 2 % dari hasil penjualan akan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan, akan tetapi jika biaya iklan dinaikkan belum tentu menaikkan volume penjualan.
    5. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
    Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, dibagi menjadi dua yaitu :
    a. Pengeluaran modal (capital expenditure) Yaitu biaya-biaya yang dinikmati lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal tidak seharusnya dibebankan di dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi tetapi dibagikan kepada periode uang menikmati manfaat pengeluaran tersebut.
    b. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Yaitu biaya yang hanya bermanfaat di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. Pada saat terjadinya pengeluaran tersebut dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan penghasilan yang diperoleh di dalam periode akuntansi dimana biaya tersebut terjadi. Menurut Drs. Dwi Prastowo Darminto, MM dan Aji Suryo, SE, MM dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan Hotel menjelaskan bahwa biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut : harga pokok penjualan, biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya atau beban tetap. Masing-masing biaya tersebut akan diuraikan lebih lanjut berikut ini :
     Harga Pokok Penjualan
    Harga pokok penjualan adalah harga pokok dari barang yang dijual. Untuk departemen kamar, tidak ada harga pokok penjualan karena yang dijual adalah ruangan dan bukan barang yang berwujud yang dikonsumsi oleh pelanggan atau yang digunakan oleh pelanggan
     Biaya Langsung
    Biaya langsung adalah biaya-biaya yang terkendalikan dan menjadi tanggung jawab manajer suatu departemen. Seorang manajer departemen kamar bertanggung jawab terhadap terjadinya semua biaya langsung di departemen kamar. Biaya-biaya langsung ini akan mengalami kenaikkan atau penurunan dengan tingkat tertentu apabila penjualan meningkat atau menurun. Jenis-jenis biaya langsung untuk departemen kamar hotel adalah sebagai berikut :
    a) Biaya gaji dan upah
    b) Biaya kesejahteraan karyawan
    c) Biaya komisi agen/biro perjalanan
    d) Biaya cleaning service
    e) Biaya laundry
    f) Biaya lena dan pakaian dinas karyawan
    g) Biaya perlengkapan operasi
     Biaya Tak Langsung
    Biaya tak langsung adalah biaya-biaya yang normalnya tidak terkendalikan dan tidak menjadi tanggung jawab manajer suatu departemen. Jenis-jenis biaya tak langsung antara lain adalah sebagai berikut :
    a) Biaya administrasi dan umum
    b) Biaya pemasaran dan promosi
    c) Biaya reparasi dan pemeliharaan
    d) Biaya listrik, air dan telepon
    e) Biaya transportasi
     Biaya atau Beban Tetap
    Biaya atau beban tetap antara lain meliputi biaya-biaya sewa, pajak bumi dan bangunan, asuransi, bunga bank dan depresiasi serta amortisasi.

    2.3. Pengertian Promosi
    Promosi merupakan salah satu unsur yang penting dari pemasaran, selain struktur harga dan distribusi. Dengan promosi perusahaan dapat memberikan informasi, menghimbau serta mempengaruhi masyarakat agar tertarik untuk membeli produk atau jasa yang dipasarkan. Promosi juga merupakan unsur pokok dalam persaingan non-harga dan pemasaran modern.
    Definisi promosi menurut William J Stanton dalam bukunya “Fundamental of Marketing” (1990 : 467) adalah : “Promotion is an excecise in information, persuation and cmmunication, these three are related becouse to inform is to persuade and conversely a person who is persuaded is also being informed. An persuation and information become effective through some form of communication”.

    Definisi ini menyatakan bahwa promosi adalah usaha penyampaian dalam bidang informasi, himbauan, bujukan, dan mengkomunikasikan atas produk yang dipasarkan perusahaan. Memberikan informasi adalah usaha untuk mempengaruhi, dan jika seseorang terpengaruh itu berarti bahwa orang tersebut telah menerima informasi yang diinginkan oleh penjual. Himbauan serta informasi menjadi lebih efektif dalam bentuk komunikasi.

    Sedangkan pengertian promosi menurut Djaslim Saladin (1996 : 68) adalah :
    “Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut”.
    Dari dua definisi tersebut dapat diketahui bahwa promosi pada dasarnya adalah menginformasikan atau memberitahukan kepada orang atau konsumen tentang produk atau jasa yang ditawarkan dengan tujuan agar orang atau konsumen tersebut mau mencoba bahkan sampai membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA, pada umumnya yang dimaksud dengan promosi yaitu : “Semua kegiatan dunia usaha yang ditujukan untuk meningkatkan penjualan. Termasuk diantaranya adalah advertising, personal selling, display, demonstration, publicity, labeling,premi, hadiah dan lain-lain”. Kata “promotion” sendiri memberikan interprestasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah untuk memberi tahu, membujuk, atau mengingatkan lebih khusus lagi.

    Sejalan dengan uraian tersebut di atas, alat promosi yang sering digunakan adalah :
    o Advertising / Iklan
    Advertising merupakan suatu cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui mass media seperti : surat kabar, majalah ,tv, radio dan bioskop.
    Tugas utamanya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk ( travel agent/tour operator ) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara
    o Sales Support / Sales Promotion / promosi penjualan
    Sales support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion-material yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditunnjuk sebagai perantara. Promotion material dibuat secara lengkap dan mendetil semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restaurant, hiburan, atraksi dan souvenir shop. Jadi sales support tidak lain ialah kegiatan yang mengadakan kontak-kontak pribadi secara langsung atau tidak langsung dengan costumer atau trade intermediateris dengan tujuan :
    1. Memberi tahu mereka produk atau service yang tersedia atau yang disediakan, kualitas produk, harga produk/service, time schudeles dari macam-macam transport yang menghubungkan tourist destination.
    2. Membantu mereka dalam penjualan produk yang tersedia agar sampai ke pemakaian akhir ( ultimate costumers ).
    3. Memberikan motifasi pada mereka untuk melakukan kegiatan penjualan dari produk/service yang dipromosikan.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Metode Penelitian
    Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu menggambarkan kejadian yang tertuju pada pemecahan masalah pada saat sekarang, dengan jalan pengumpulan data, penyusunan data kemudian menganalisis dan menyimpulkannya.

    3.2 Jenis Penelitian
    Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang menurut Mohammat Nazir dalam bukunya “Metode Penelitian” adalah sebagai berikut : “Studi kasus adalah penelitian suatu subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas”.

    3.3 Populasi dan Sampel
    Populasi menurut Sugiyono merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
    Adapun populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah biaya promosi PT.Arthess. Sampel penelitian penulis mengambil pengertian menurut Sugiyono dalam bukunya “Statistik Untuk Penelitian” merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Mengingat jumlah populasi yang mungkin cukup besar jumlahnya, maka peneliti perlu melakukan penarikan sampel dengan mengambil sebagian dari jumlah populasi.

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dimana pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorang atau pertimbangan peneliti. Sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data Biaya Promosi dan Volume Penjualan .

    3.4 Teknik Pengumpulan Data
    Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Studi kepustakaan
    Yaitu teknik pengumpulan data melalui teknik penelitian kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, literature-literatur, dan catatan tertulis lainnya.
    2. Studi lapangan
    Yaitu mengadakan pengamatan langsung di perusahaan dan kepada konsumen dan dapat mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti pada perusahaan dengan cara-cara yang dipakai teknik pengumpulan data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian dengan cara :
    A. Wawancara terstruktur
    Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan dan konsumen PT.Arthess.
    B. Observasi non Partisipan
    Yaitu peneliti melakukan observasi dengan mempelajari serta menganalisa dokumen dan catatan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan promosi.

    3.5 Operasionalisasi Variabel
    Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yang akan diteliti :
    1. Variabel bebas (X) : Biaya promosi Produk
    2. Variabel terikat (Y) : Volume penjualan Produk
    Biaya Promosi
    (Variabel X) Biaya promosi termasuk ke dalam order getting cost, yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan. Selain itu, biaya promosi juga dapat dilihat dari fungsi advertensinya, dimana fungsi advertensinya itu terdiri dari kegiatan perancangan dan pelaksanaan kegiatan order getting, yaitu melalui kegiatan advertensi dan promosi. Mulyadi (1994:530)
    1. Biaya iklan (X1)
    2. Biaya Promosi Penjualan (X2)
    3. Biaya Publisitas (X3)
    Volume Penjualan
    (Variabel Y) Sales volume are offten specified in term of the number of unt or dollar sales that are sold in a given selling period. Johnson (1994:178) Data Volume Penjualan Rupiah Rasio

    3.6 Teknik Analisa Data
    1. Untuk mengetahui pelaksanaan biaya promosi di PT.Arthess, maka penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Metode ini mencoba menggambarkan sifat, keadaan, gejala, atau fenomena yang terjadi pada objek penelitian saat dilakukan penelitian. Yaitu menggambarkan kejadian yang tertuju pada pemecahan masalah pada saat sekarang, dengan jalan pengumpulan data, penyusunan data kemudian menganalisis dan menyimpulkannya.
    2. Untuk mengetahui keadaan volume penjualan pada PT.Arthess maka penulis menggunakan analisis Trend Indeks. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan perubahan dari volume penjualan selama 5 tahun.
    3. Untuk mengetahui pengaruh biaya promosi yang meliputi biaya periklanan (X1), biaya publisitas (X2), dan biaya promosi penjualan (X3) terhadap volume penjualan (Y), maka penulis akan menganalisis dengan menggunakan metode analisis statistik sebagai berikut:
    A. Metode Analisis Korelasi
    Untuk mengetahui keeratan hubungan dari ketiga variabel X1, X2, dan X3 secara bersama-sama (simultan) terhadap Y digunakan koefisien korelasi multipel yang mempunyai rumus sebagai berikut :
    , dimana
    dan
    Keterangan :
    = determinan matriks korelasi R
    = determinan matriks korelasi RYY
    Korelasi-korelasi dalam matriks di atas diperoleh dengan menggunakan rumus korelasi Pearson.
    Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan variabel X1, X2, dan X3 secara parsial terhadap Y digunakan koefisien korelasi parsial. Korelasi parsial antara Y dengan X1 apabila X2 dan X3 dianggap tetap didefinisikan:
    Dari koefisien korelasi, dapat dihitung besarnya nilai koefisien determinasi, yaitu nilai yang menjelaskan besarnya pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya dalam bentuk prosentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien determinasi (KD) adalah :
    KD = r2 x 100 % (Al Rasyid, 1994 b : 47)
    Dimana r2 merupakan kuadrat koefisien korelasi multipel ataupun korelasi parsial yang telah dihitung sebelumnya.
    B. Metode Analisis Regresi
    Untuk mengetahui bentuk hubungan atau besarnya pengaruh dari ketiga variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y digunakan analisis regresi multipel dengan model regresinya adalah sebagai berikut :
    Y = ?0 + ?1X1 + ?2X2 + ?3X3 + ?
    Keterangan :
    ?0 = koefisien intersept
    ?1, ?2, ?3 = koefisien regresi
    ? = kekeliruan
    3.7 Lokasi Penelitian
    Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Arthess berlokasi di Jl.Raden patah. Jambi.

    BAB IV PENUTUP
    4.1 KESIMPULAN
    Berdasarkan pembahasan Penelitian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut;
    1.Untuk mencapai tujuan tertentu dalam aktivitas perusahaan.
    2. Untuk mengetahui keeratan hubungan ketiga variabel X1, X2, dan X3 secara bersama-sama (simultan) terhadap Y digunakan koefisien korelasi multipel yang mempunyai rumus sebagai berikut :
    , dimana
    dan
    Keterangan :
    = determinan matriks korelasi R
    = determinan matriks korelasi RYY

    4.2 SARAN
    1.PT.Arthess harus lebih memperhatikan tingkat promosi dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
    2.PT.Arthess harus lebih memperhatikan harga promosi,volume penjualan terhadap perusahaan dan pelanggan untuk dapat mencapai hasil yang lebih optimal.
    3.PT.Arthess perlu meningkatkan teknology yang lebih canggih agar dapat menghasilkan air mineral yang lebih sehat untuk di konsumsi masyarakat.

    Komentar oleh Rosdaniyah | Januari 26, 2010 | Balas

  75. Selamat Sore pak Jo, sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan posting proposal saya. Mohon kritik dan saran dari Bapak. Judul proposal “Analisis Strategi Pemasaran terhadap Peningkatan Penjualan pada Global Komputer Jambi”.

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin tajam, sangat dibutuhkan keahlian dalam manajemen pemasaran. Hal ini sangat penting di dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnis yang dijalani dan mendapatkan laba untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu suatu perusahaan harus meningkatkan kinerjanya dan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi dalam memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik perhatian konsumen agar membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan.
    Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat bergantung kepada kemampuan perusahaan dalam menjual produk dan jasa yang ditawarkannya. Dalam upaya memasarkan dan memperkenalkan produknya, kebanyakan perusahaan dihadapkan dengan berbagai macam keadaan lingkungan persaingan. Dan untuk menghadapi persaingan dan situasi pasar, maka perusahaan diharapkan untuk aktif dan mengetahui perkembangan yang terjadi di pasar. Oleh karena itu perusahaan harus mempunyai strategi dan kebijaksanaan pemasaran yang efektif agar dapat unggul dalam persaingan penjualan dan dapat mengerahkan sumber daya yang dimiliki secara berhasil dan berdaya guna.
    Strategi pemasaran merupakan salah satu komponen yang paling penting guna meningkatkan penjualan, hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran adalah produk, harga, distribusi dan promosi. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya tergantung bagaimana perusahaan tersebut mampu memadukan secara tepat komponen tersebut, karena keuntungan penjualan suatu produk perusahaan tergantung kepada aktivitas yang dijalankan perusahan. Aktivitas itu antara lain adalah kualitas barang, harga jual, dan promosi penjualan (Nitisemito, 1981, hal. 205).
    Global Komputer yang beralamat di Jln. Gatot Subroto No. 106 Jambi, adalah sebuah perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang penjualan computer, laptop, service dan semua peralatan computer dan laptop..
    Global computer dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya banyak menghadapi pesaing yang bergerak di bidang yang sama, dalam menghadapi persaingan tersebut maka Global Komputer melakukan berbagai usaha agar dapat meningkatkan volume penjualannya. Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan menawarkan berbagai macam produk komputer dan laptop, dari berbagai macam merk. Semua kegiatan ini langsung berhubungan dengan konsumen, yang dimana konsumen langsung melihat dan memesan langsung komputer atau laptop yang diinginkan. Konsumenpun mampu memilih paket komputer sesuai dengan selera yang diinginkan konsumen tersebut.
    Global Komputer dalam melaksanakan pemasarannya mampu meningkatakan volume penjualannya. Global Komputer mampu menunjukkan angka penjualan yang lumayan meningkat. Adapun gambaran nilai volume penjualan selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

    Tabel 1
    Perkembangan volume penjualan pada Global Komputer pada tahun 2004-2008.
    Tahun Total Penjualan (RP) Total Penjualan (unit) Pertumbuhan (%)
    2004 18.000.000 4 –
    2005 22.000.000 6 1,22
    2006 33.000.000 11 1,50
    2007 57.000.000 16 1,72
    2008 100.000.000 24 1,75
    Sumber: Global Komputer
    Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa volume penjualan perusahaan meningkat setiap bulannya. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran, bila dilihat dari sisi pemasaran, peningkatan volume penjualan tersebut cukup memberikan kontribusi yang besar untuk lebih meningkatkan penjualan agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
    Dengan melihat fakta yang ada pada Global Komputer, bahwa selama enam tahun terakhir terlihat bahwa volume penjualan mengalami peningkatan, maka perusahaan perlu mempertahankan kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakannya sehingga mampu untuk meningkatkan volume penjualan, disamping itu perusahaan juga perlu menganlisa kembali kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi pemasarannya. Volume penjualan tersebut mampu ditingkatkan lagi apabila perusahaan mampu untuk memperbaik kelemahan-kelemahan yang ada dan dapat memanfaatkan semua peluang-peluang yang ada dan mengerahkan sumber daya pemasaran yang dimiliki secara terpadu.
    Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan strategi pemasaran pada Global Komputer yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisi Strategi Pemasaran terhadap Peningkatan Penjualan pada Global Komputer”.

    2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan data penjualan yang diperoleh dari Global Komputer dari tahun 2004-2008 menunjukkan adannya peningkatan. Hal ini terlihat pada volume penjualan yang semakin meningkat. Meskipun penjualan yang dilakukan oleh Global Komputer ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan penjualan ini masih dapat ditingkatkan lebih baik lagi, apabila perusahaan mampu dan mau melaksanakan kegiatan pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
    Keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan di bidang penjualan pada umumnya ditentukan oleh pimpinan atau pemilik perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran. Jika perusahaan salah salam menerapkan strateginya maka dapat menyebabkan penjuaalan produk tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
    Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Strategi pemasaran pada Global Komputer di Jambi”.

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    a. Tujuan penelitian adalah:
    1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh Global Komputer.
    2. Menganalis pengaruh strategi pemasaran yang dilaksanakan Global Komputer terhadap tingkat penjualan.
    b. Manfaat Penelitian ini adalah:
    1. Sebagai bahan masukan bagi Global Komputer dalam melaksanakan strategi pemasaran di masa yang akan datang.
    2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang sejenis dalam rangka melaksanakan strategi pemasaran pada perusahaannya.

    4. Ruang Lingkup Penelitian
    Dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi ruang lingkup yang akan dibahas yaitu pada bidang manajemen pemasaran dan aspek yang diteliti adalah strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Landasan Teoritis
    Pada pengertian ini dikemukakan beberapa konsep dalam defenisi yang merupakan landasan teoritis dalam penelitian ini.
    Manajemen
    Menurut Stoner (1988, hal. 10) Manajemen adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
    Pemasaran
    Menurut Kotler (Jaka Wasana, 1991 hal. 4) Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui kegiatan pencipataan dan pertukaran produk-produk yang bernilai.
    Unsur-unsur penting yang terkandung dalam defenisi ini adalah:
    1. Kebutuhan, yaitu suatu keadaan akan sebagian dari kepuasan dasar yang dirasakan atatu disadari.
    2. Keinginan, yaitu hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebih mendalam.
    3. Permintaan, yaitu keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut.
    Agar kondisi pemasaran mencapi sasaran sesuai dengan yang direncanakan oleh suatu organisasi, para pemasar memerlukan manajemen berupa:
    Manajemen pemasaran
    Menurut Kotler (1989, hal. 20) manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.
    Strategi
    Menurut Afif (1982, hal. 9) strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu, baru dank has yang dapat dianggap penting dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar.
    Strategi pemasaran
    Menurut Kotler (1989, hal. 98) strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.
    Agar perusahaan mampu untuk terus meningkatkan volume penjualannya yang diinginkan, maka perusahaan harus mampu mengkombinasikan empat variabel kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

    2. Kerangka Teoritis
    Agar kegiatan pemasaran yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus melakukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran terdiri dari ipengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan (Kotler, 1989 hal 98). Adapun strategi-strategi yang akan dijelaskan meliputi strategi produk, strategi harga, dan strategi promosi.

    METODE PENELITIAN

    1. Metode Pengumpulan Data
    a. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa:
    Data primer: data primer ini merupakan volume penjualan Global Komputer, harga produk Global Komputer selama periode 2004-2008, yang digunakan untuk menganalisa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
    b. Metode Pengumpulan Data
    Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
    a. Observasi, dengan melakukan survey secara langsung ke objek yang diteliti.
    b. Wawancara, yang dilakukan dengan pemilik perusahaan dan para karyawannya untuk memperoleh informasi mengenal hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
    c. Kuisioner, memberikan daftar pertanyaan yang berkenaan dengan pengalaman dan persepsi konsumen terhadap Global Komputer.

    2. Metode Penarikan Sampel
    Penarikan sample dilakukan dengan cara acak sederhana (random sampling) dimana konsumen memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi responden, jumlah pelanggan Global Komputer rata-rata setiap bulannya 100 orang. Dalam penentuan jumlah responden peneliti hanya mengambil 20% dari julah rata-rata pelanggan tetap maupun pelanggan baru. Besarnya sample yang dijadikan responden dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto (1993), jika jumlah subjek besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.

    3. Metode Analisa
    Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yitu pendekatan dengan penyajian data primer, yang menggambarkan keadaan dari peristiwa yang diamati untuk memperoleh kejelasan mengenai objek dan membandingkannya dengan teori-teori, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kofler, 1989 Strategi Pemasaran Dunia Industri, Bina Grafika, Jakarta
    Nitisemito, 1981 Strategi Pemasaran dalam Promosi Penjualan, PT Raja Grafindo Persada Jakarta
    Kotler, 1991 Stratgei Pemasaran dalam Manajerial, Mandar Maju, Bandung
    Jaka Wasana, 1991 Marketing dan Prilaku Konsumen, CV Sinar Baru, Bandung
    Stoner, 1988 Manajemen dalam Perencanaan Organisasi, Rhineka Cipta, Jakarta
    Stanton, 1995, Pemasaran dalam Promosi Produk, PT Raja Grafindo, Indonesia
    Basu Swastha, 1995 Pemasaran, Promosi Barang dan Jasa, PT Raja Grafiindo, Indonesia
    Swastha, 1984 Sifat Komplek dalam Suatu Produk, PT Raja Grafindo, Indonesia
    Soehardi, 1982 Promosi dalam Komunikasi, CV Yasaguna, Jakarta
    Sudiarto, 1992 Komunikasi dan Promosi, CV Aneka Karya, Bandung
    Kofler, 1983 Penetapan Harga Industri, PT Karya Mandiri, Bandung
    Ari Kunto, 1993 Metode Pengumpulan Data, CV Media Komputindo, Jakarta

    Komentar oleh Muhammad Syahid | Januari 26, 2010 | Balas

    • Nama : Muhammad Syahid
      NIM : ERC1B007081
      MK : Metode Penelitian (MEP)
      Kelas: sore

      Selamat Sore pak Jo, sebelumnya mohon maaf atas keterlambatan posting proposal saya. Mohon kritik dan saran dari Bapak. Judul proposal “Analisis Strategi Pemasaran terhadap Peningkatan Penjualan pada Global Komputer Jambi”.

      PENDAHULUAN

      1. Latar Belakang
      Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin tajam, sangat dibutuhkan keahlian dalam manajemen pemasaran. Hal ini sangat penting di dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup bisnis yang dijalani dan mendapatkan laba untuk pengembangan usaha. Oleh karena itu suatu perusahaan harus meningkatkan kinerjanya dan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi dalam memanfaatkan peluang tersebut untuk menarik perhatian konsumen agar membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan perusahaan.
      Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat bergantung kepada kemampuan perusahaan dalam menjual produk dan jasa yang ditawarkannya. Dalam upaya memasarkan dan memperkenalkan produknya, kebanyakan perusahaan dihadapkan dengan berbagai macam keadaan lingkungan persaingan. Dan untuk menghadapi persaingan dan situasi pasar, maka perusahaan diharapkan untuk aktif dan mengetahui perkembangan yang terjadi di pasar. Oleh karena itu perusahaan harus mempunyai strategi dan kebijaksanaan pemasaran yang efektif agar dapat unggul dalam persaingan penjualan dan dapat mengerahkan sumber daya yang dimiliki secara berhasil dan berdaya guna.
      Strategi pemasaran merupakan salah satu komponen yang paling penting guna meningkatkan penjualan, hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran adalah produk, harga, distribusi dan promosi. Keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya tergantung bagaimana perusahaan tersebut mampu memadukan secara tepat komponen tersebut, karena keuntungan penjualan suatu produk perusahaan tergantung kepada aktivitas yang dijalankan perusahan. Aktivitas itu antara lain adalah kualitas barang, harga jual, dan promosi penjualan (Nitisemito, 1981, hal. 205).
      Global Komputer yang beralamat di Jln. Gatot Subroto No. 106 Jambi, adalah sebuah perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang penjualan computer, laptop, service dan semua peralatan computer dan laptop..
      Global computer dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya banyak menghadapi pesaing yang bergerak di bidang yang sama, dalam menghadapi persaingan tersebut maka Global Komputer melakukan berbagai usaha agar dapat meningkatkan volume penjualannya. Adapun usaha yang dilakukan adalah dengan menawarkan berbagai macam produk komputer dan laptop, dari berbagai macam merk. Semua kegiatan ini langsung berhubungan dengan konsumen, yang dimana konsumen langsung melihat dan memesan langsung komputer atau laptop yang diinginkan. Konsumenpun mampu memilih paket komputer sesuai dengan selera yang diinginkan konsumen tersebut.
      Global Komputer dalam melaksanakan pemasarannya mampu meningkatakan volume penjualannya. Global Komputer mampu menunjukkan angka penjualan yang lumayan meningkat. Adapun gambaran nilai volume penjualan selama 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

      Tabel 1
      Perkembangan volume penjualan pada Global Komputer pada tahun 2004-2008.
      Tahun Total Penjualan (RP) Total Penjualan (unit) Pertumbuhan (%)
      2004 18.000.000 4 –
      2005 22.000.000 6 1,22
      2006 33.000.000 11 1,50
      2007 57.000.000 16 1,72
      2008 100.000.000 24 1,75
      Sumber: Global Komputer
      Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa volume penjualan perusahaan meningkat setiap bulannya. Keberhasilan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai kebijaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan strategi pemasaran, bila dilihat dari sisi pemasaran, peningkatan volume penjualan tersebut cukup memberikan kontribusi yang besar untuk lebih meningkatkan penjualan agar dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.
      Dengan melihat fakta yang ada pada Global Komputer, bahwa selama enam tahun terakhir terlihat bahwa volume penjualan mengalami peningkatan, maka perusahaan perlu mempertahankan kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakannya sehingga mampu untuk meningkatkan volume penjualan, disamping itu perusahaan juga perlu menganlisa kembali kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan strategi pemasarannya. Volume penjualan tersebut mampu ditingkatkan lagi apabila perusahaan mampu untuk memperbaik kelemahan-kelemahan yang ada dan dapat memanfaatkan semua peluang-peluang yang ada dan mengerahkan sumber daya pemasaran yang dimiliki secara terpadu.
      Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan strategi pemasaran pada Global Komputer yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisi Strategi Pemasaran terhadap Peningkatan Penjualan pada Global Komputer”.

      2. Perumusan Masalah
      Berdasarkan data penjualan yang diperoleh dari Global Komputer dari tahun 2004-2008 menunjukkan adannya peningkatan. Hal ini terlihat pada volume penjualan yang semakin meningkat. Meskipun penjualan yang dilakukan oleh Global Komputer ini semakin meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan penjualan ini masih dapat ditingkatkan lebih baik lagi, apabila perusahaan mampu dan mau melaksanakan kegiatan pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
      Keberhasilan suatu perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan di bidang penjualan pada umumnya ditentukan oleh pimpinan atau pemilik perusahaan dalam menetapkan strategi pemasaran. Jika perusahaan salah salam menerapkan strateginya maka dapat menyebabkan penjuaalan produk tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
      Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Strategi pemasaran pada Global Komputer di Jambi”.

      3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
      a. Tujuan penelitian adalah:
      1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan strategi pemasaran yang dilaksanakan oleh Global Komputer.
      2. Menganalis pengaruh strategi pemasaran yang dilaksanakan Global Komputer terhadap tingkat penjualan.
      b. Manfaat Penelitian ini adalah:
      1. Sebagai bahan masukan bagi Global Komputer dalam melaksanakan strategi pemasaran di masa yang akan datang.
      2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan yang sejenis dalam rangka melaksanakan strategi pemasaran pada perusahaannya.

      4. Ruang Lingkup Penelitian
      Dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi ruang lingkup yang akan dibahas yaitu pada bidang manajemen pemasaran dan aspek yang diteliti adalah strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.

      TINJAUAN PUSTAKA

      1. Landasan Teoritis
      Pada pengertian ini dikemukakan beberapa konsep dalam defenisi yang merupakan landasan teoritis dalam penelitian ini.
      Manajemen
      Menurut Stoner (1988, hal. 10) Manajemen adalah suatu proses perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
      Pemasaran
      Menurut Kotler (Jaka Wasana, 1991 hal. 4) Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui kegiatan pencipataan dan pertukaran produk-produk yang bernilai.
      Unsur-unsur penting yang terkandung dalam defenisi ini adalah:
      1. Kebutuhan, yaitu suatu keadaan akan sebagian dari kepuasan dasar yang dirasakan atatu disadari.
      2. Keinginan, yaitu hasrat untuk memperoleh pemuas-pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebih mendalam.
      3. Permintaan, yaitu keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membeli produk tersebut.
      Agar kondisi pemasaran mencapi sasaran sesuai dengan yang direncanakan oleh suatu organisasi, para pemasar memerlukan manajemen berupa:
      Manajemen pemasaran
      Menurut Kotler (1989, hal. 20) manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran dan mencapai tujuan-tujuan organisasi.
      Strategi
      Menurut Afif (1982, hal. 9) strategi adalah suatu tindakan penyesuaian untuk mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentu, baru dank has yang dapat dianggap penting dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar berdasarkan pertimbangan yang wajar.
      Strategi pemasaran
      Menurut Kotler (1989, hal. 98) strategi pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan.
      Agar perusahaan mampu untuk terus meningkatkan volume penjualannya yang diinginkan, maka perusahaan harus mampu mengkombinasikan empat variabel kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

      2. Kerangka Teoritis
      Agar kegiatan pemasaran yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka perusahaan harus melakukan suatu strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran terdiri dari ipengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran dalam hubungannya dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan (Kotler, 1989 hal 98). Adapun strategi-strategi yang akan dijelaskan meliputi strategi produk, strategi harga, dan strategi promosi.

      METODE PENELITIAN

      1. Metode Pengumpulan Data
      a. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berupa:
      Data primer: data primer ini merupakan volume penjualan Global Komputer, harga produk Global Komputer selama periode 2004-2008, yang digunakan untuk menganalisa strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.
      b. Metode Pengumpulan Data
      Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:
      a. Observasi, dengan melakukan survey secara langsung ke objek yang diteliti.
      b. Wawancara, yang dilakukan dengan pemilik perusahaan dan para karyawannya untuk memperoleh informasi mengenal hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
      c. Kuisioner, memberikan daftar pertanyaan yang berkenaan dengan pengalaman dan persepsi konsumen terhadap Global Komputer.

      2. Metode Penarikan Sampel
      Penarikan sample dilakukan dengan cara acak sederhana (random sampling) dimana konsumen memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi responden, jumlah pelanggan Global Komputer rata-rata setiap bulannya 100 orang. Dalam penentuan jumlah responden peneliti hanya mengambil 20% dari julah rata-rata pelanggan tetap maupun pelanggan baru. Besarnya sample yang dijadikan responden dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto (1993), jika jumlah subjek besar, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.

      3. Metode Analisa
      Pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, yitu pendekatan dengan penyajian data primer, yang menggambarkan keadaan dari peristiwa yang diamati untuk memperoleh kejelasan mengenai objek dan membandingkannya dengan teori-teori, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

      DAFTAR PUSTAKA

      Kofler, 1989 Strategi Pemasaran Dunia Industri, Bina Grafika, Jakarta
      Nitisemito, 1981 Strategi Pemasaran dalam Promosi Penjualan, PT Raja Grafindo Persada Jakarta
      Kotler, 1991 Stratgei Pemasaran dalam Manajerial, Mandar Maju, Bandung
      Jaka Wasana, 1991 Marketing dan Prilaku Konsumen, CV Sinar Baru, Bandung
      Stoner, 1988 Manajemen dalam Perencanaan Organisasi, Rhineka Cipta, Jakarta
      Stanton, 1995, Pemasaran dalam Promosi Produk, PT Raja Grafindo, Indonesia
      Basu Swastha, 1995 Pemasaran, Promosi Barang dan Jasa, PT Raja Grafiindo, Indonesia
      Swastha, 1984 Sifat Komplek dalam Suatu Produk, PT Raja Grafindo, Indonesia
      Soehardi, 1982 Promosi dalam Komunikasi, CV Yasaguna, Jakarta
      Sudiarto, 1992 Komunikasi dan Promosi, CV Aneka Karya, Bandung
      Kofler, 1983 Penetapan Harga Industri, PT Karya Mandiri, Bandung
      Ari Kunto, 1993 Metode Pengumpulan Data, CV Media Komputindo, Jakarta

      Komentar oleh Muhammad Syahid | Januari 26, 2010 | Balas

  76. Nama : Dedek Afriadi
    NIM : ERC1BOO7060
    MEP (Metode Penelitian)
    Kelas Sore

    Mohon maaf atas keterlambatan proposal saya Pak, sekiranya agar bisa diberikan saran dan kritik dari Bapak untuk proses penyempurnaan proposal saya agar bisa dijadikan skripsi kedepan nanti. Terima kasih.

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    Pada saat sekarang ini, dunia telah diwarnai dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang disertai pula dengan aneka perubahan yang sangat besar di dunia informasi. Dengan banyaknya berbagai kemajuan tersebut, maka akan banyak pula berbagai alternatif pilihan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan berbagai macam informasi dan pengetahuan. Misalnya saja dengan menggunakan media massa, baik yang berupa media cetak seperti koran, tabloid, majalah, buletin dan sebagainya atau dapat juga dengan menggunakan media elektronik seperti televisi, internet dan radio.
    Radio siaran sebagai media massa elektronik juga sebagai media informasi dinilai sangat efektif dalam penyajian informasi. Efektivitas media radio dalam menyebarluaskan informasi terletak kepada unsur kecepatan dan unsur ketersediaan waktu. Dalam arti lain, media radio menguasai ruang dan waktu, dimana informasi yang disampaikan dapat langsung disebarluaskan. Radio dianggap memiliki kekuasaan yang begitu hebat, ini disebabkan radio siaran bersifat langsung. Radio siaran menembus jarak rintang dan radio suara mengundang daya tarik pendengarnya.

    Tabel: Nama Stasiun Radio Siaran Swasta di Kota Jambi
    No. Nama Radio Frekuensi Alamat
    1. Radio Gita Swara Puspita Sari (GSP) FM 101,1 MHz Jl. Ir. Sutami 36
    2. Radio Dian Irama (DIRA) FM 104, 75 MHz Jl. M. Prof. M. Yamin SH No. 17
    3. Radio Metro FM FM 101,9 MHz Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 74
    4. Radio Elria Buana (EB) FM 102,3 MHz Jl. Yos Sudarso 36
    5. Radio Manggis AM 558 KHz Jl. Dr. Radjiman
    6. Radio El John FM 96,8 MHz Jl. Kol. Pol. M. Taher No. 88 Talang Banjar
    Sumber: Hasil pengamatan

    Dari jumlah radio siaran swasta di Kota Jambi, maka tak dapat dielakkan lagi persaingan antar radio yang biasanya memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Mulai dari satu radio yang hanya memfokuskan diri untuk menangani kaum ibu rumah tangga (dangdut) dan ada juga radio yang memfokuskan pada program-program yang mengutamakan anak-anak muda sebagai pasar sasarannya. Salah satu tadio yang akan dijadikan penelitian adalah PT Gita Swara Puspita Sari. Stasiun radio ini merupakan salah satu radio yang mengutamakan kaum muda sebagai pasar sasarannya. Pada dasarnya semua radio harus dapat selalu memberikan program yang menarik, karena berbagai macam program yang disajikan pada tiap radio sudah tentu akan mempengaruhi para pendengar dan akan dapat menimbulkan keloyalitasan terhadap radio itu.
    Selera pendengar harus menjadi salah satu acuan dalam merencanakan program siaran, namun pengelola siaran pun harus bijaksana, karena mengingat sifat pendengar yang heterogen. Pengelola penyiaran harus mampu mengombinasikan antara selera pendengar dengan nilai-nilai (norma, etika dan estestika) yang berlaku.. Dala hal ini pengelola penyiaran program radio harus bekerja di atas kesadaran bahwa siaran radio tersebut memiliki dampak sangat luas terhadap masyarakat, bahkan mampu menciptakan kebaikan dan atau sebaliknya di masyarakat.

    2. Perumusan Masalah
    Media radio merupakan sarana proses komunikasi media massa (massamdia communication). Melibatkan penyelenggara penyiaran dan khalayak pendengar. Sasaran pendengarnya bias bersifat lokal, regional, nasional dan bahkan internasional. Program siaran yang disajikan harus berorientasi pada selera pendengar, karena pendengar adalah sasaran dari komoditi siaran. Pendengarlah yang memilih akan mendengarkan atau tidak. Pendengar memiliki hak sepenuhnya untuk mendengarka.
    PT Radio Gita Swara Puspita Sari sebagai organisasi penyiaran di kota Jambi berusaha terus untuk dapat membuat program-program yang menarik bagi pendengar. Keberlangsungan hidup PT Radio Gita Swara Puspita Sari ini sangat tergantung pada kualitas program-progaram acara yang disiarkan. Semakin banyak acara yang dapat menarik pendengar, maka semakin tinggi pula tingkat loyalitas pendengar pada radio tersebut.
    Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan pokok adalah “Bagaimana Pengaruh Sikap terhadap Loyalitas Pendengar Radio GSP”.

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitan
    Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
    a. Untuk mendeskriipkan sikap dan tingkat loyalitas pendengar radio.
    b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh sikap terhadap loyalitas pendengar radio.
    Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
    a. Dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan Radio GSP dalam mengambil keputusan mengenai pengaruh sikap terhadap loyalitas pendengar.
    b. Sebagai pengetahuan bagi peneliti yang melakukan studi pengaruh sikap terhadap loyalitas pendengar.

    4. Ruang Lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu adanya pembatasan dalam ruang lingkup penelitian ini. Adapun bidang yang dibahas adalah bidang pemasaran, khususnya mengenai Pengaruh Sikap terhadap Loyalitas Pendengar Radio GSP yang mencakup atribut penyiaran seperti program acara, kejelasan suara frekuensi radio, keramahan, wawasan dan pelayanan penyiar. Sedangkan objek penelitannya adalah pendengar yang mendengarkan siaran radio GSP.

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Landasan Teoritis
    Untuk mendapatkan kesatuan arti terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian, maka dijelaskan beberapa pengertian dan istilah di bawah ini:
    Manajemen
    Menurut Stoner (dalam T. Hani Handoko 1999, hal 8) adalah proses penencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
    Pemasaran
    Menurut Kotler (2000) adalah suatu proses social dan menajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran danpertukaran produk yang bernilai.
    Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler (1997, hal 2) adalah analisis perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program yang ditujukan untuk melakukan pertukaran yang dimaksud mencapai tujuan organisasi.
    Analisis
    Menurut Badudu JS dan Zain SM (1996 hal 46) adalah penelitian terhadap suatu peristiwa untuk diketahui sebab musababnya, duduk perkaranya atau prosesnya. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
    Jasa
    Menurut Kotler (1995, hal 549) adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh semua pihak lain, pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun, produksi jasa mungkin atau tidak berkaitan dengan produk fisik.
    Penyiaran
    Menurut Wahyudi (1994, hal 4) adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio dan televisi serta pengolahan opereasional perangkat lunak yang meliputi segi idil, kelembagaan, dan sumber daya manusia untuk memungkinkan siaran radio dan televisi.
    Siaran
    Menurut Wahyudi (1994, hal. 4) adalah menyebarluaskan informasi melalui pemancar dan informasi tersebut berupa acara/program yang telah dibuat dan disusun jadwalnya oleh pihak manajer stasiun radio ataupun televisi.
    Sikap
    Menurut Kotler (1994, hal 182) adalah evaluasi kognitif, perasaan emosional dan cenderung tindakan seseorang yang menguntungkan terhadap suatu benda atau sebuah gagasan.
    Kepuasan
    Menurut Kotler (1996, hal 36) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan dan harapannya. Sedangkan menurut Engle (1996, hal 120) adalah evaluasi paska konsumsi bahwa suatu alternative yang dipilih memenuhi/melebihi harapan.
    Telekomunikasi
    Menurut Syaidam (1992, hal 5) adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan setiap jenis tanda-tanda isyarat, tulisan atau gambar serta suara atau berita melalui kawat, visual, radio atau sistem elektronik lainnya.
    Program
    Menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah suatu proses perencanaan yang dikemas secara indah dengan hasil berupa rangkaian untuk dapat menarik minat atau simpati dalam mencapai suatu tujuan.
    Pendengar
    Menurut Dennis List (2003, hal 35) adalah orang atau kelompok orang yang sering menyimak dan mengikuti suatu mata acara pada salah satu stasiun radio yang memungkinkan untuk dapat berpartisipasi pada mata acara tersebut.
    Radio
    Menurut Dannis List (2003, hal 20) adalah media audio yang secara teknis menyebarkan suara dengan bantuan pemancar hingga dapat didengardan dinikmati oleh pendengar.

    2. Kerangka Teoritis
    Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang tepat ditawarkan olehsatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Ada 4 karakteristik tersebut meliputi (Tjiptono, 1996, hal 15):
    1. Intangibilty
    2. Inseparability
    3. Variability
    4. Perishability

    3 Faktor yang menentukan kualitas siaran radio:
    1. Kejelasan suara frekuensi
    2. Program acara
    3. Keramahan dan pengetahuan penyiar radio

    4 Klasifikasi fungsi sikap, Daniel Katz (Sutisna, 2001, hal 104)
    1. Fungsi Utilitarian
    2. Fungsi Ekspresi Nilai
    3. Fungsi Mempertahankan Ego
    4. Fungsi Pengetahuan

    Beberapa faktor yang mempengaruhi sikap (Sutisna, 2001 hal 103)
    1. Pengaruh Keluarga
    2. Pengaruh kelompok Teman Sebaya (Peer Group Influence)
    3. Pengalaman
    4. Kepribadian

    METODE PENELITIAN

    1. Jenis dan Sumber Data
    Dalam penelitian ini,sumber danjenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.
    a. Data Primer
    Yaitu daya yang diperoleh langsung dari pendengar radio GSP Jambi yang mendengarkan siaran Radio GSP.
    b. Data Sekunder
    Yaitu data yang didapat dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari majalah-majalah dan literatus-literatur yang dapat membantu dalam proses penelitian. Data-data ini dipergunakan sebagai dasar dalam pembahasan dan penelitian.

    2. Metode Pengumpulan Data
    Adapun metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah:
    1. Wawancara atau interview
    2. Kuesioner

    3. Metode Penarikan Sampel
    a. Populasi
    Dalam penelitian ini prosesnya adalah jumlah keseluruhan penduduk kota Jambi yaitu 446.872 jiwa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Husein Umar.2005.Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
    Kotler,P.2005. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta:PT Indeks Kelompok Gramedia
    Sutisna.2003. Perilaku Konsumen danKomunikasi Pemasaran.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
    Mery Susanti.2003. Pengaruh Kualitas Jasa Penyiaran PT Radio Dian Irama Jambi terhadap Sikap Para Pendengar.Jambi:Skripsi FE

    Komentar oleh Dedek Afriadi | Januari 26, 2010 | Balas

  77. Nama : DOLY SATYA NASUTION
    NIM : ERC1B007059
    Jurusan : Manajemen ( Pemasaran )
    MK : MEP
    Kelas : Sore ( UNJA Ektensi )

    Malam pak jo, maaf atas kekeliruan saya dalam mengrim proposal kemarin. Saya mengambil proposal itu di karenakan hobby saya menonton film, untuk itu saya minta maaf.
    Saya telah menganti judul proposal saya sbb :

    “Analisis Ketertarikan Konsumen Terhadap Warnet Funkky – net di Kota Jambi “

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Di Kota Jambi perkembangan sektor jasa internet berlangsung begitu pesat, Kebutuhan akan jasa internet begitu pesat inilah mendorong saya agar membuka usaha sendiri untuk mengembangkan usaha jasa internet di kota Jambi. Masing-masing perusahaan menawarkan fasilitas keunggulannya dengan modelnya pun berbeda-beda pula.
    Warnet Funkky-net yang dikelola sendiri dengan modal sendiri berdasarkan keinginan membuka usaha sendiri untuk membuka lapangan usaha baru. Pertama kali Warnet funkky-net didirikan di samping SMA adyaksha tepatnya di simpang empat lampu merah sipin.
    Selama lebih kurang 1 tahun berjalan, Warnet Funkky-net menunjukkan perkembangan yang cukup baik dan jumlah pengunjung meningkat. Sehingga bisnis Warnet kedepan cukup menjanjikan, mengingat jasa internet ini konsumennya tidak terbatas, konsumennya mulai dari anak-anak sampai orangtua/dewasa yang memerlukan informasi up to date dan komunikasi yang cepat. Atas dasar itulah pihak pengelola Warnet Funkky- net menambah 20 unit komputer lagi guna memenuhi kebutuhan konsumen. Selain itu, warnet funkky-net juga telah membuka beberapa cabang.

    1.2 Identifikasi Masalah

    1. Apakah pelayanan yang diberikan oleh pengelola Warnet funky-net kurang memuaskan ?
    2. Apakah kebutuhan dan keinginan konsumen tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan ?

    1.3 Perumusan Masalah

    Perumusan masalahnya adalah :
    “Bagaimana persepsi konsumen terhadap Warnet Funkky-net Jambi”.

    1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian

    1.4.1 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah :
    1. Untuk menggambarkan bagaimana persepsi konsumen terhadap Pelayanan Warnet funkky-net di Jambi
    2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap Pelayanan Warnet funkky-net Jambi.

    1.4.2. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
    1. Sebagai masukan bagi pengelola Warnet funkky-net dalam memberikan pelayanan untuk masa yang akan datang.
    2. Menambah wawasan bagi penulis tentang kegiatan pemasaran jasa internet dan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti yang lain.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Purwadarmita (1996) Pelayanan adalah kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang dan jasa. Pelayanan yang diberikan pada gilirannya akan memperkuat hubungan antara perusahaan dengan konsumen.
    Kebanyakan perusahaan melaksanakan kegiatan pelayanan terhadap konsumen dengan mutu yang sangat bervariasi.
    Bagi perusahaan kehilangan konsumen adalah sesuatu yang menakutkan. Lebih tepatnya lagi, kehilangan konsumen merupakan bencana besar. Tanpa konsumen, apalah artinya sebuah perusahaan. Konsumen, bagaimanapun ibarat seorang raja yang harus dilayani dengan baik, oleh karena itu prinsip konsumen adalah raja tidak bisa di anggap sekedar selogan saja.
    Persepsi merupakan suatu perasaan yang timbul dan dirasakan oleh konsumen sebelum atau sesudah mengkonsumsi barang atau jasa. Persepsi juga merupakan suatu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Baik buruknya persepsi konsumen terhadap suatu jasa sangat tergantung pada kepuasan konsumen atas pelayanan yang telah di terima oleh konsumen.
    Kepuasan konsumen harus selalu diutamakan dimana kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang berdasarkan hasil perbandingan antara hasil yang dirasakan oleh pembeli dengan harapan yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri.
    Agar perusahaan dapat mengetahui apakah pelayanan yang diberikan mampu memuaskan keinginan konsumen atau tidak, maka perusahaan haruslah mengetahui persepsi konsumen, persepsi konsumen merupakan acuan bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui pengalaman dari konsumen atas pelayanan yang mereka terima, apakah pelayanan yang diberikan itu baik atau buruk.
    Suatu pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mampu memenuhi harapan konsumen, dan ini dapat terlihat melalui persepsi mereka. Oleh karena itu persepsi konsumen bersifat subjektif dan tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh penyedia jasa, maka perlu di cari informasinya semaksimal mungkin.

    BAB III
    Metodologi Penelitian
    Jenis Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
    a. Data Primer
    Merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perusahaan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
    b. Data Sekunder
    Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik pihak pengumpul data primer atau pihak lain.

    Sumber Data

    Sumber data yang diperoleh dari perusahaan adalah :
    – Data dari pihak warnet funkky-net berupa data jumlah konsumen, sejarah perusahaan dan struktur organisasi.

    Metode Pengumpulan data

    Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode sebagai berikut :
    1. Library Research (Penelitian Pustaka)
    Penelitian yan dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur seperti melalui buku-buku, laporan artikel, dan jurnal ilmiah yang ada kaitannya dengan masalah yan diteliti guna mendapatkan data sekunder.

    2. Metode Survei
    Metode survei ini merupakan metode pengumpulan data atau informasi konsumen dengan melakukan partisipasi aktif. Ada tiga teknik metode survei, yaitu wawancara pribadi (personal interview), survei melalui telepon (telephone surveys), dan survei melalui surat.
    a. Wawancara pribadi
    Wawancara pribadi merupakan teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan interaksi secara langsung berhadap-hadapan antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen. Wawancara pribadi harus disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tujuannya.

    b. Survei melalui telepon
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui telepon dimaksudkan untuk mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang dibelinya. Dapat juga untuk mengetahui pendapat konsumen tertentu terhadap produk, merek yang ditampilkan atau disiarkan di radio, televisi, atau media massa lainnya.
    c. Survei melalui surat
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui surat dimaksudkan untuk menyebarluaskan kuisioner kepada konsumen melalui media pos. Konsumen diharapkan dapat mengisi kuisioner dan mengirimkannya kembali kepada perusahaan. Kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah
    dijawab oleh respondensi konsumen dengan menggunakan perangko berlangganan. Tujuan survei melalui surat antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian konsumen terhadap suatu produk. Merek, dan pelayanan yang perlu mendapat perhatian perusahaan.

    DAFTAR PUSTAKA
    Purwadarmita. 1999. Kamus Berbahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

    Komentar oleh Doly Satya Nasution | Januari 26, 2010 | Balas

  78. malam pak joe saya ingin menanyakan apakah proposalsaya ini benar,sesuaiyang di inginkan bapak
    terimakasih

    Proposal penelitian
    Judul :
    Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi konsumen memilih produk fitur- fitur nokia sebagai kebutuhan dalam berkomunikasi

    Bab.I.Pendahuluan
    1.1 Latar belakang
    perkembangan teknologi informasi semakin pesat di dunia,di saat kondisi seperti ini banyak perusahaan yang memproduksi handpone untuk bersaing dan memanfaatkan peluang untuk memproduksi handpone dengan fitur-fitur yang canggih dan dari kondisi seperti ini dengan semakin tingginya kreatifitas masyarakat terhadap teknologi, di samping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih produk.umtuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi.

    Untuk melakukan pembelian,konsumen tidak terlepas dari karekteristik produk baik mengenai penampilan suatu produk,dan harga dari produk tersebut,penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap prilaku pembelian konsumen,di karenakan harga yang dapat di jangkau konsumen akan cendrung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.dalam hal ini konsumen akan menilai mengenai penjual kembali ,baik mengenai pelayanan ,dan mudahnya memperoleh informasi dari produk tersebut.

    Dan apabila perusahaan memiliki informasi sejauh mana perilaku konsumen tersebut berpengaruh terhadap pembelian,maka perusahaan dapat memilih bauran yang tepat untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan produk handpone,yang di hadapin perusahaan nokia dan agar dapat mempertahankan eksistensinya. Perusahaan haruslah memenuhi factor-faktor yang mempengaruhi pembelian

    1.2. Perumusan Masalah
    Untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar produk handpone yang memiliki fitur-fitur yang cangih dan agar dapat mempertahankannya di masa yang akan datang.

    1.3. Tujuan dan manfaat penelitian
    Untuk mengetahui strategi dari nokia dalam perkembang fitur-fitur yang ada di handpone nokia.

    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk handpone nokia

    1.3.2 Manfaat penelitian
    Untuk memberikan masukan kepada nokia agar terus memberikan fitur-fitur yang lebih canggih dan inovatif lagi agar dapat terus menguasai pangsa pasar produk handpone

    1.4 Ruang lingkup penelitian
    1. Produk yang di teliti adalah fitur-fitur dari nokia
    2. SPESIFIKASI
    Network system GSM 900 / GSM 1800 / GSM 1900
    Size 109 x 53 x 19 mm, 93 cc
    Weight 118 g
    Display – TFT, 65K colors
    – 176 x 208 pixels
    Battery type Standard battery, Li-Ion
    Stand-by Up to 250 h
    Talk time Up to 3 h
    Ringtones
    Option – Polyphonic ringtones
    – USB port
    – Xpress-on Style Packs
    – Pop-Port
    – Build-in handsfree
    Number in phone Yes
    Call records Yes
    Memory – 8 MB internal memory
    – RS (Reduced Size) MMC card slot, 64 MB card included
    – 10 min video clips
    – Movie editor
    GPRS

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen dalam memilih produk

    1. factor individu yaitu : kebutuhan konsumen,merek dari produk,gaya hidup konsumen.
    2. pengaruh lingkungan yaitu: budaya yang ada di daerah konsumen selain itu juga pengaruh teman,keluarga dan gengsi,tren masa kini
    Maka dari itu perusahaan harus lah mengambil kesempatan dalam hal seperti ini agar terus bisa menguasai pangsa pasar

    1.1 pengambilan keputusan konsumen
    menjadi faktor yang sangat penting juga bagi konsumen. Karena itulah, Nokia kini melengkapi ponsel pintarnya dengan layanan seperti Facebook dan messaging yang di dalamnya ada push mail dan Internet chatting. Nokia bekerja sama dengan operator untuk berlangganan paket data, juga punya fitur OVI, yaitu layanan terintegrasi yang menyediakan e-mail, chatting, music, game dan media. Untuk messaging sendiri, Nokia memiliki tiga kategori: corporate e-mail, Nokia messaging dan OVImail. “Kami ingin memberikan kemudahan untuk mengakses e-mail di mana pun termasuk untuk kalangan bawah, termasuk handset Nokia yang murah bisa masuk OVImail,” katanya.

    PROSES YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN

    1. kebutuhan
    dalam kasus seperti ini konsumen memilih sesuai akan kebutuhan,selain itu juga konsumen terus mencari informasi produk yang sesuai akan kebutuhannya dan mempertimbangkan beberapa merek produk pengambilan keputusan yang komplek sangat penting

    2. Kepuasan
    pentingnya kepuasan pada saat pemilihan produk sangat lah penting di karenakan akan memberikan kepuasan pada saat penggunaan produk tersebut, konsumen sehingga pencarian informasi produk sangat penting agar konsumen memiliki rasa percaya bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang bagus pada saat membeli produk yang sama.

    3. Pengalaman
    Konsumen biasany mengambil keputusan membeli produk tersebut berdasarkan pengalaman individu atau pun pengalaman lingkungan

    Selain fitur, Nokia berusaha pula memberikan keleluasaan memilih bagi konsumen. Ini dibuktikan dengan banyaknya ponsel pintar yang diluncurkan Nokia, yaitu E series dan N series. “Saat ini Nokia memiliki lebih dari 20 tipe. Di Indonesia yang sangat besar seri E71,” kata Riadi.

    Baginya, keunggulan Nokia yang tidak dimiliki pesaingnya adalah layanan pascajualnya paling ekstensif di Indonesia, dengan 97 Nokia Care Center dan 15 counter drop. Jadi, ketika ada masalah dengan handset Nokia, konsumen bisa datang ke Nokia Center. Selain itu, ada layanan OVI yang bisa mem-backup data yang ada di ponsel sehingga jika terjadi kehilangan data, konsumen tidak perlu pusing harus mencari data nomor kontak di phonebook-nya

    BAB .III. METODE PENELITIAN
    2.1 Landasan teori
    . Di dalam membeli suatu produk, konsumen selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai yang dirasakan dari suatu produk.
    faktor-faktor apa saja pelanggan akan menyukai produk-produk tiga unsur produk Nokia untuk penetrasi pasar yang mampu berpenetrasi di pasar yaitu :

    1. Operasionalsasi yang prima (operational exellence); yaitu faktor yang dianggap penting karena menjadikan suatu pertimbangan bagi konsumen untuk mengambil keputusan dalam memilih produk dan berbelanja.
    2.Kepemimpinan produk (product leadership) yaitu perusahaan diharuskan memiliki kemampuan untuk menciptakan produk-produk baru yang kreatif dan inovatif.Hal ini sangat penting karena pemimpin pasar sudah seharusnya menjadi trend setter bagi perusahaan lain.

    3. Keintiman dengan pelanggan (customer intimacy) Yaitu perusahaan harus mampu mengetahui apayang diiinginkan oleh konsumen, dapat terwujud mellui peranan R & D yang diharuskan selalu memantau keinginan dan kebutuhan-kebutuhan konsumen
    Teknologi yang ditawarkan Nokia dapat memenuhi pasar dari kelas atas hingga kelas bawah, hal ini tidak terlepas dari kejelian Nokia yang dapat membaca kebutuhan pasar, strategi yang dijalankan sungguh jitu, inovasi yang tiada henti, produk yang handal, fitur yang mudah dioperasikan , desain yang manarik dan bandel tidak mudah rusak serta harga bersaing disemua level /tipe, servis purna jual disemua pelosok daerah mudah didapat, yang membuat konsumen setia memilih Nokia.
    2. Konsep produksi pendapatan bahwa para konsumen akan menyukai produk- produk yang berkualitas, penampilan dan ciri- ciri yang terbaik. Manajemen dalam organisasi yang berorientasi pada produk demikian akan memusatkan energi mereka untuk membuat produk yang terbaik dan terus-menerus meningkatkan produk tersebut.
    Produk dan Bauran Pemasaran.
    Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk – produk yang diperlukan meliputi barang, peristiwa,organisasi dan gagasan. Unsur- unsur yang berkaitan dengan produk yaitu keragaman produk, kualitas,design, ciri, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan. Sedangkan unsur – unsur yang mempengaruhi volume penjualan yaitu keragaman produk, kualitas, keandalan, design, citra, nama merk, dan garansi.
    Untuk mengetahui lebih jelas, maka secara spesifik yang menyebabkan penjualan dapat kita lihat dari kualitas produknya. Dalam proses pengembangan suatu produk, seorang pengusaha harus menetapkan mutu bagi produknya, karena hal ini akan banyak mempengaruhi penampilannya. Karena pada umumnya konsemen lebih menyukai produk yang menawarkan fitur-fitur paling inovatif. Dan berkualitas sesuai dengan fungsinya.

    Komentar oleh yoga eka adipura | Januari 26, 2010 | Balas

  79. “MENGANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
    PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM MEREK BMC”

    OLEH:
    MASDEDI
    ERC1B007083

    FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI
    PROGRAM EKSTENSI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang
    Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat. Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan.Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.

    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.

    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Maz, INK, Caberg, dan merk helm BMC. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.

    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).

    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk BMC yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi UNJA Jambi.

    Helm merk BMC ini memiliki kualitas yang berstandar internasional. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg.

    Helm BMC nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehinggan diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat lengsung pada peningkatan pasar.

    B.Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
    Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.
    Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helm BMC diminati oleh para mahasiswa.

    Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1.Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk BMC?
    2.Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk BMC?

    C.Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    1.Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk BMC dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    2.Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk BMC.

    D.Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2.Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan Teori

    1.Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    a.Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.

    b.Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.

    c.Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

    d.Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    4.Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

    b.Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.

    c. Evaluasi Alternatif
    Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.

    d.Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.

    e.Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.
    Penelitian sebelumnya.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    A.Lokasi Penelitian
    Penelitian ini mengambil lokasi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi tepatnya di kampus UNJA Telanai.

    B.Populasi dan Sampel
    1.Populasi Penelitian
    Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas Ekonomi UNJA yang membeli serta menggunakan helm merek BMC.
    2.Sampel Penelitian
    Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan dan, waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi tersebut. Dimana manurut Arikunto ( 2002 : 112 ) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Guildford ( 1987 : 125 ) jumlah sampel yang diambil adalah lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat.

    C.Jenis dan Sumber Data
    1.Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, sepertu literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    b.Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    2.Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    b.Data Sekunder, yaitu data yng diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

    D.Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    a.Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    b.Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    E.Variabel penelitian
    Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
    1.VAriabel terikat (Y) : Prilaku konsumen dalam pembelian helm merk BMC di Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
    2.Variabel bebas (X) : Harga,selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-veriabel penelitian maka digunakan data interval dengan skala 0-10. Sedangkan untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut :
    0 ≤ 2 Skor 1
    2,1 ≤ 4 Skor 2
    4,1 ≤ 6 Skor 3
    6,1 ≤ 8 Skor 4
    8,1 ≤ 10 Skor 5

    F.Definisi Operasional Variabel
    1.Harga (X1)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai variabel harga harga helm merk BMC yang ditetapkan dibandingkan dengan harga produk pesaingnya yang sejenis.
    X1.1Perbandingan dengan harga pesaing
    Tanggapan konsumen terhadap perbandingan harga helm merk BMC dengan helm merk lain yang sejenis seperti Maz, Caberg, INK, dan lain-lain. Diukur dalam rupiah.
    X1.2Harga yang ditetapkan
    Tanggpan konsumen terhadap harga yang ditetapkan dari produk yang dbeli konsumen. Diukur dalam rupiah.
    2.Selera (X2)
    Gambaran produk helm BMC yang diinginkan konsumen dalam memberikan kesenangan dan kepuasan. Indikatornya adalah :

    X2.1Jenis Model
    Penilaian konsumen terhadap berbagai tipe pilihan helm merk BMC yang ditawarkan oleh produsen.
    X2.2Warna
    Penilaian konsumen terhadap ragam pilihan warna yang ada pada helm merk BMC.
    X2.3Penampilan Luar (Body)
    Penilaian konsumen terhadap penampilan luar helm merk BMC dibandingkan dengan produksi pesaingnya.
    Ketiga indicator di atas diukur berdasarkan tingkat kesenangan dan kepuasan konsumen.
    3.Kualitas (X3)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai kualitas helm merk BMC.
    X3.1Kenyamanan
    Penilaian konsumen pada saat menggunakan helm.
    X3.2Daya Tahan
    Penilaian konsumen terhadap usia operasional helm merk BMC yang diharapkan dalam berbagai kondisi cuaca.
    4.Harga Jual Kembali (X4)
    Mengetahui tanggapan konsumenterhadap harg jual kembali serta kamudahan dalam memasarkan produk yang sudah dipakai.
    X6.1Harga jual kembali
    Penilaian konsumen terhadap harga dari helm merk BMC. Diukur dalam rupiah

    X6.2Pemasaran produk purna pakai
    Penilaian konsumen terhadap tingkat kemudahan pemasaran dan penerimaan dari konsumen lainnya terhadap jal merk BMC purna pakai. Di ukur berdasarkan perlakuan.
    5.Prestise (X5)
    Nilai kebanggaan yang dirasakan seseorang akibat penggunaan suatu produk. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.
    6.Promosi (X6)
    Suatu bentuk komunikasi pemasaran seperti akivitas untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk konsumennya untuk membeli helm merk BMC.
    X6.1Tanggapan konsumen terhadap iklan helm merk BMC yang disampaikan oleh pemasar. DApat diukur dri frekuensi, luas jangkauan, serta ukuran.
    X6.2Hadiah
    Respon konsumen terhadap sikap simpatik pamasar pada saat membeli helm BMC. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.

    G.Teknik Analisis Data
    Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,dimana rumus statistic yang digunakan adalah Linier Multiple Regression (regresi linier berganda), dimana fungsinya adalah :
    Y = a + b1 . X1 + b2 .X2 + b3 . X3 + b4 . X4 + b5 . X5 + b6 . X6 + e

    Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana :
    Y : Prilaku konsumen
    A : Konstanta
    b1 s/d b7 : Koofesien Regresi
    X1 : Harga
    X2 : Selera
    X3 : Kualitas
    X4 : Harga Jual Kembali
    X5 : Prestise
    X6 : Promosi
    e : Faktor ganguan

    DAFTAR PUSTAKA

    Stanton, William J.1996. Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7,jilid 1.Erlangga. Jakarta.
    Lamb,Hair,Mc Daniel.2001. Pemasaran (terjemahan).Edisi Bahasa Indonesia,Jilid Pertama.Salemba empat.Jakarta.
    Kotler, Philip.2002.Manajemen Pemasaran (terjemahan).Edisi Millenium, jilid 1.PT. Prenhallindo. Jakarta.
    Enggel,Blackwell,Miniard.1994. Prilaku Konsumen (terjemahan).Edisi Enam.Jilid Pertama.Binarupa Aksara.Jakarta.

    Komentar oleh MASDEDI | Januari 26, 2010 | Balas

  80. PROPOSAL PENELITIAN

    Pengaruh promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restoran Steak & Ribs Konyot Corp.

    BAB I
    Pendahuluan

    1.1 . Latar Belakang
    Perkembangan dalam dunia usaha jasa kuliner saat ini mngalami perkembangan yang pesat. Karena perkembngan itu, maka banyak berdiri usaha restoran dan café salah satunya yaitu Restoran Steak & Ribs Konyot Corp. Para pesaing dalam usaha jasa restoran pun semakin hari semakin meningkat. Berbagai upaya pun dilakukan agar usahanya berkembang dan mendapat keuntungan yang maksimal. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi pemasaran yang efektif dan efesien untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap berbagai jenis kuliner yang mereka tawarkan agar modal yang dikeluarkan dapat mencapai titik impas dan mempeoleh omset penjualan yang maksimum sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan jasa restoran-restoran tersebut. Restoran Steak & Ribs Konyot Corp berencana meningkatakan jumlah pelanggannya. Semenjak awal berdirinya di tahun 1990 bagian yang penting dari instrument pemasaran produk adalah pesan (massage) yang dikomunikasikan kepada pelanggan melalui berbagai unsure yang terdapat dalam program promosi. Hal ini menuntut pihak penyedia jasa restoran untuk mencermati strategi-strategi pemasaran yang paling tepat.

    Samapai saat ini manajemen restoran belum mendapat gambaran yang pasti tentang pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta strategi dan kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian mengenai pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta membantu memberikan gambaran kepada manejer mengenai kebijakan apa yang akan diambil untuk restoran tersebut.

    1.2. Rumusan Masalah

    Dalam proposal penelitian ini, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan pelanggan ?
    b. Strategi dan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggan Restoran steak & Ribs Konyot Corp ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan serta pengaruh strategi promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restoran Steak & Ribs Corp.

    1.4. Manfaat penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang baru khususnya bagi penulis.
    2. Sebagai bahan pertimbangan manajer restoran dalam mengambil keputusan untuk menentukan strategi dan kebijakan promosi yang akan diambil.

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Defenisi-defenisi

    a. Pemasaran
    Pemasaran menurut Stanton adalah suatu system keseleruhan dari kgiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial (Stanton, 1997).

    b. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berkaitan dengan analisa, perencanaan dan kontrol yang mencakup ide-ide, dalam pencapaian tujuan organisasi.

    c. Analisis
    Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty (2002 ; 52) analisis merupakan penguraian suatu pokok atas bagiannya dalam penelaan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

    d. Bauran Promosi / Marketing Mix
    Menurut Kotler (2000) bauran pemasaran / marketing mix adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran.

    e. Produk
    Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kenginan dan kebutuhan.

    f. Jasa
    Jasa merupakan setiap tindakan unjuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan.

    2.2. Kerangka Teoritis

    2.2.1. Pengertian Pemasaran atau promosi

    Program pemasaran atau promosi merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan kepada konsumen, baik konsumen yang ada maupun konsumen potensial (Stanton 1996 ). Pngelolaan produk lebih menekankan bahwa pelanggan memerlukan jenis-jenis dan fasilitas pelayanan tertentu seperti variable kualitas makanan, jenis menu dan sajian makanan.

    2.2.2. Faktor utama pelanggan dalam meilih restoran

    Menurut Juanda (2005) factor yang menjadi pertimbangan utama pelanggan dalam meilih restoran dan café adalah produk, pelayanan dan promosi.

    BAB III

    Metodologi Penelitian

    3.1. Jenis dan sumber data

    a. Data primer
    Data primer adalah data yang didapat langsung dari narasumber dan tidak melalui perantara. Data primer dapat merupakan opini subjek (orang) secara individual atupun kelompok, hasil observasi suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.

    b. Data sekunder
    Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan dan laporan histories yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan.

    3.2. Metode Pengumpulan Data

    3.2.1. Objek dan subjek penelitian

    Objek penelitian dari penelitian ini adalah Restoran steak & Ribs Kenyot Corp yang merupakan usaha jasa di bidang kuliner. Subjek dalam penelitian ini adalah para pelanggan dari Restoran Steak & ribs Kentot Corp.

    3.2.2. Data atau variable yang digunakan

    Data yang digunakan berupa data kualitatif yang berasal jawaban dari quetioner yang diisi pelanggan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Variabel yang diuji meliputi variable dependen ( Y ) yaitu kepuasan konsumen dan variable independen ( X ) factor produk, pelanggan dan promosi.

    3.2.3. Metode pengumpulan data

    Untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan kegiatan promosi Restoran Steak & Ribs Konyot Corp. Data juga diambil dari wawancara langsung kepada pelanggan melalui kegiatan observasi.

    3.2.4. Hipotesis

    Hipotesis pada penelitian ini adalah :
    Ho : Kegiatan promosi berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran
    Ha : Kegiatan promosi tidak berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran

    3.2.5. Analisi yang digunakan

    Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    Metode skala likert
    Menurut simamora (2004;147) skala likert adalah tehnik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala likert menggunakan 4 angka yaitu :
    1. Sangat puas dengan skor 4
    2. Puas dengan skor 3
    3. Tidak puas dengan skor 2
    4. Sangat tidak puas dengan skor 1

    Komentar oleh hendra setiawan | Januari 27, 2010 | Balas

  81. Nama : Hendra Setiawan
    Nim : ERC1b007063
    PROPOSAL PENELITIAN

    Pengaruh promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restoran Steak & Ribs Konyot Corp.

    BAB I
    Pendahuluan

    1.1 . Latar Belakang
    Perkembangan dalam dunia usaha jasa kuliner saat ini mngalami perkembangan yang pesat. Karena perkembngan itu, maka banyak berdiri usaha restoran dan café salah satunya yaitu Restoran Steak & Ribs Konyot Corp. Para pesaing dalam usaha jasa restoran pun semakin hari semakin meningkat. Berbagai upaya pun dilakukan agar usahanya berkembang dan mendapat keuntungan yang maksimal. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi pemasaran yang efektif dan efesien untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap berbagai jenis kuliner yang mereka tawarkan agar modal yang dikeluarkan dapat mencapai titik impas dan mempeoleh omset penjualan yang maksimum sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan jasa restoran-restoran tersebut. Restoran Steak & Ribs Konyot Corp berencana meningkatakan jumlah pelanggannya. Semenjak awal berdirinya di tahun 1990 bagian yang penting dari instrument pemasaran produk adalah pesan (massage) yang dikomunikasikan kepada pelanggan melalui berbagai unsure yang terdapat dalam program promosi. Hal ini menuntut pihak penyedia jasa restoran untuk mencermati strategi-strategi pemasaran yang paling tepat.

    Samapai saat ini manajemen restoran belum mendapat gambaran yang pasti tentang pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta strategi dan kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba melakukan penelitian mengenai pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta membantu memberikan gambaran kepada manejer mengenai kebijakan apa yang akan diambil untuk restoran tersebut.

    1.2. Rumusan Masalah

    Dalam proposal penelitian ini, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan pelanggan ?
    b. Strategi dan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggan Restoran steak & Ribs Konyot Corp ?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan serta pengaruh strategi promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restoran Steak & Ribs Corp.

    1.4. Manfaat penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang baru khususnya bagi penulis.
    2. Sebagai bahan pertimbangan manajer restoran dalam mengambil keputusan untuk menentukan strategi dan kebijakan promosi yang akan diambil.

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    2.1 Defenisi-defenisi

    a. Pemasaran
    Pemasaran menurut Stanton adalah suatu system keseleruhan dari kgiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial (Stanton, 1997).

    b. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran adalah suatu proses yang berkaitan dengan analisa, perencanaan dan kontrol yang mencakup ide-ide, dalam pencapaian tujuan organisasi.

    c. Analisis
    Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Rifka Juliaty (2002 ; 52) analisis merupakan penguraian suatu pokok atas bagiannya dalam penelaan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

    d. Bauran Promosi / Marketing Mix
    Menurut Kotler (2000) bauran pemasaran / marketing mix adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran.

    e. Produk
    Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada pasar untuk memenuhi kenginan dan kebutuhan.

    f. Jasa
    Jasa merupakan setiap tindakan unjuk kerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan.

    2.2. Kerangka Teoritis

    2.2.1. Pengertian Pemasaran atau promosi

    Program pemasaran atau promosi merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan kepada konsumen, baik konsumen yang ada maupun konsumen potensial (Stanton 1996 ). Pngelolaan produk lebih menekankan bahwa pelanggan memerlukan jenis-jenis dan fasilitas pelayanan tertentu seperti variable kualitas makanan, jenis menu dan sajian makanan.

    2.2.2. Faktor utama pelanggan dalam meilih restoran

    Menurut Juanda (2005) factor yang menjadi pertimbangan utama pelanggan dalam meilih restoran dan café adalah produk, pelayanan dan promosi.

    BAB III

    Metodologi Penelitian

    3.1. Jenis dan sumber data

    a. Data primer
    Data primer adalah data yang didapat langsung dari narasumber dan tidak melalui perantara. Data primer dapat merupakan opini subjek (orang) secara individual atupun kelompok, hasil observasi suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan dan hasil pengujian.

    b. Data sekunder
    Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan dan laporan histories yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan ataupun yang tidak dipublikasikan.

    3.2. Metode Pengumpulan Data

    3.2.1. Objek dan subjek penelitian

    Objek penelitian dari penelitian ini adalah Restoran steak & Ribs Kenyot Corp yang merupakan usaha jasa di bidang kuliner. Subjek dalam penelitian ini adalah para pelanggan dari Restoran Steak & ribs Kentot Corp.

    3.2.2. Data atau variable yang digunakan

    Data yang digunakan berupa data kualitatif yang berasal jawaban dari quetioner yang diisi pelanggan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Variabel yang diuji meliputi variable dependen ( Y ) yaitu kepuasan konsumen dan variable independen ( X ) factor produk, pelanggan dan promosi.

    3.2.3. Metode pengumpulan data

    Untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan kegiatan promosi Restoran Steak & Ribs Konyot Corp. Data juga diambil dari wawancara langsung kepada pelanggan melalui kegiatan observasi.

    3.2.4. Hipotesis

    Hipotesis pada penelitian ini adalah :
    Ho : Kegiatan promosi berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran
    Ha : Kegiatan promosi tidak berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran

    3.2.5. Analisi yang digunakan

    Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    Metode skala likert
    Menurut simamora (2004;147) skala likert adalah tehnik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala likert menggunakan 4 angka yaitu :
    1. Sangat puas dengan skor 4
    2. Puas dengan skor 3
    3. Tidak puas dengan skor 2
    4. Sangat tidak puas dengan skor 1

    Komentar oleh hendra setiawan | Januari 27, 2010 | Balas

  82. NAMA : NIRWAL ACHMAD
    NIM : ERC1B007030
    FAK : EKONOMI MANAJEMENT (EKSTENSI)

    ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ALBUM BAND INDIE

    1.1 Latar Belakang

    Pada saat ini dapat kita lihat dikehidupan sehari-hari, khususnya fenomena di kota besar yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan bagi karyawan maupun kegiatan sekolah bagi mereka yang mempunyai status sebagai pelajar. Setiap hari mereka bergelut dengan rutinitas yang seringkali membuat mereka bosan terhadap kehidupan yang mereka alami.
    Ketika hal tersebut mulai memuncak, setiap orang pasti membutuhkan suatu sarana untuk melepaskan ketegangan akibat rutinitas yang mereka lakukan. Hal tersebut dapat berupa dengan rekreasi, jalan-jalan, menonton bioskop maupun mendengarkan musik. Jika seseorang dalam melepaskan lelahnya untuk mendengarkan musik, tentunya mereka akan memilih jenis musik yang mereka sukai.
    Pada saat ini banyak bermunculan penyanyi maupun grup band yang bertujuan sebagai sarana pengekspresian potensi seni yang ada dalam diri mereka maupun yang terbentuk atas dasar potensi pasar yang cukup terbuka terhadap jenis musik tertentu yang pada saat itu sedang menjadi tren.
    Sejarah perkembangan grup musik di Indonesia dimulai pada tahun 1969 sampai dengan awal 1980. Dekade ini diwarnai dengan munculnya grup band antara lain The Gank Of Harry Roesly, The Rollies dan Giant Step, God Bless, AKA, Panbers, dan Koes Plus. Sedangkan pada tahun 1980 sampai tahun 1990, dunia musik di Indonesia diwarnai dengan band-band baru seperti Slank, RC Formation, dan Los Angeles (sebelum berganti nama menajdi Boomerang pada awal 1990-an).
    Pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2000, muncul band-band baru dengan membawa berbagai jenis musik, The Groove dengan musik Jazz, Kahitna dan Java Jive dengan nuansa pop, serta Gigi dengan aliran rock. Sedangkan pada tahun 2000 sampai dengan saat ini , banyak bermunculan band-band baru dengan beragam jenis warna musik yang mereka bawakan, seperti Peterpan, Sheila On Seven, Radja, dan Samsons.
    Hasil dari karya seni yang mereka buat tidaklah optimal jika dinikmati oleh mereka sendiri, oleh karena diperlukan sarana untuk meningkatkan nilai jual hasil karya mereka dengan merekam lagu yang mereka ciptakan melalui perusahaan rekaman. Hal ini perlu dilakukan agar hasil karya merekan dapat juga dinikmati oleh orang lain.
    Sejarah Industri rekaman di Indonesia dimulai pada awal tahun 1960-an, tatkala studio Irama mulai merekam lagu-lagu jenis hiburan (untuk menyebut lagu pop pada saat itu) melalui cakram (piringan hitam) untuk Nien Lesmana, Rahmad Kartolo dan Koes Bersaudara. Lalu terjadi perkembangan yang berarti memasuki awal dekade 1970-an, tatkala almarhum Dick Tamimi mendirikan perusahaan rekaman Dimita, yang akhirnya merekam album Koes Plus, band wanita Dara Puspita, dan Panbers. Pada saat inilah Indonesia mulai mempunyai band-band rekaman yang kemudian mampu menyemarakkan industri rekaman pop maupun panggung (www.amild.com )
    Seiring dengan berkembangnya teknologi diindustri musik, untuk merekam lagu tidak lagi menggunakan piringan hitam melainkan sudah melalui media kaset maupun Compact Disc. Pada saat ini telah banyak perusahaan rekaman yang ada di Indonesia seperti Sony Music, Aquarius Musikindo, BMG Music Indonesia, dan Virgo Ramayana Record. Perusahaan rekaman inilah yang nantinya akan mamproduksi dan memasarkan hasil karya para musisi tersebut.
    Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu-individu dan kelompok-kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,2002:9).
    Perusahaan rekaman dikategorikan menjadi dua bagian. Yang pertama adalah perusahaan rekaman yang berskala besar atau biasa disebut major label. Perusahaan ini pada umumnya mengakomodasi band-band besar yang sudah mempunyai penggemar yang banyak. Selain itu jangkauan pemasaran maupun produksi major label luas dan besar. Sheila on 7, Padi, Radja adalah beberapa grup band yang bernaung di bawah major label
    Sedangkan yang kedua adalah indie label, kebalikan dari major label. Indie Label mengakomodasi band-band lokal atau daerah. Kadangkala band-band itu sendiri yang melakukan kegiatan pemasarannya. Tidak seperti major label yang kadangkala terlalu ikut campur dengan konsep musik yang akan dihasilkan oleh band-band mereka sesuai dengan selera pasar, pada band yang bernaung di indie label atau biasa disebut band indie. Mereka dengan bebas mengeksplorasi keinginan bermusik mereka tanpa ada campur tangan dari pihak lain.
    Salah satu band kondang yang dibesarkan lewat jalur indie label adalah Nirvana, bentukan almarhum Kurt Cobain pada 1986. Sedangkan untuk di Indonesia, salah satu pelopor untuk aliran dan sistem produksi indie label itu, adalah Pas Band. Band asal Bandung yang sempat memperjuangkan idealisnya di awal karir itu, memberanikan diri merilis album pertama yang bertajuk 4 Through The Sap (1994) dengan modal sendiri. Bagaimana dengan band Indie di kota jambi, pada saat ini terdapat ratusan band indie,di indonesia

    1.2 Perumusan Masalah
    Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
    1. Bagaimanakah keputusan pembelian konsumen terhadap album band Indie di kota Jambi berdasarkan bauran pemasaran ?
    2. Variabel bauran pemasaran manakah yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian album band indie di Kota jambi?

    1.3. Pembatasan Masalah
    Penelitian ini dibatasi hanya mengenai permasalahan pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Saluran Distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian album band indie di Idonesia yang dibatasi pada siswa SMP, SMA, dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Kota Jambi

    1.4. Tujuan Penelitian
    Sehubungan dengan permasalahan yang telah di sebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
    1. Mengetahui bauran pemasaran yang terdiri atas Produk, Harga, Saluran Distribusi, dan Promosi secara simultan maupun parsial mempengaruhi siswa SMP, siswa SMA, dan mahasiswa dalam keputusan pembelian album band indie di kota jambi.
    2. Mengetahui bauran pemasaran diantara Produk, Harga, Saluran Distribusi, dan promosi yang paling mempengaruhi siswa SMP, siswa SMA, dan mahasiswa dalam keputusan pembelian album indie di kota Jambi

    1.5 tinjauan pustaka

    Jenis penelitian adalah penjelasan (explanatory reseach), populasi penelitian meliputi siswa SMP, siswa SMA, dan mahasiswa di Jambi Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling. Alat pengukuran menggunakan skala Likert, dan diolah dengan menggunakan regresi berganda
    Berdasarkan hasil yang diperoleh, hipotesis pertama dapat diterima. Untuk Siswa SMP dengan nilai Fhitung sebesar 18,436 yang lebih besar dari Ftabel (18,436 > 2,69), untuk siswa SMA dengan nilai Fhitung sebesar 7,585 yang lebih besar dari Ftabel (7,585 > 2,69), dan mahasiswa dengan nilai Fhitung sebesar 5,037 yang lebih besar dari Ftabel (5,037 > 2,69).
    Sedangkan hipotesis kedua, untuk siswa SMP hipotesis diterima sebab variabel produk adalah variabel yang paling dominan dengan nilai koefesien beta sebesar 0.537. Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.691, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 69,1%, sedangkan sisanya (31,9%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti.
    Hipotesis kedua untuk siswa SMA ditolak sebab variabel promosi ternyata paling dominan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,435, lebih besar dari koefisien beta variabel produk (0,435>0,411). Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.459, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 45,9%, sedangkan sisanya (54,1%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti.
    Sedangkan untuk mahasiswa, hipotesis kedua juga ditolak sebab sebab variabel saluran distribusi ternyata paling dominan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,377, lebih besar dari koefisien beta variabel produk (0,377>0,009). Dengan nilai adjusted (R2) sebesar 0.343, kemampuan persamaan regresi yang diperoleh dalam memprediksi nilai variabel dependen adalah sebesar 34,3%, sedangkan sisanya (65,7%) dijelaskan oleh faktor lain diluar empat variabel yang telah diteliti.
    Dalam memasarkan produknya, band indie harus terlebih dahulu mengetahui karakteristik konsumen yang akan dijadikan target market.

    Kata kunci: produk, harga, saluran distribusi, promosi, keputusan pembelian.

    1.6. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Bagi Mahasiswa
    Dapat memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan untuk meningkatkan kompetensi, dan kecerdasan intelektual.
    Berkesempatan untuk belajar menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh di program pendidikan dalam berbagai kasus riil yang terjadi di dalam industri rekaman.
    2. Bagi Band Indie Label
    Sebagai salah satu acuan dalam meningkatkan kualitas bermusik band indie di indonesia
    Sebagai salah satu dasar untuk mengetahui keinginan konsumen dalam keputusan pembelian album band indie
    3. Bagi Fakultas / Perguruan Tinggi
    Meningkatkan relevansi kurikulum berbagai program pendidikan di Fakultas Ekonomi dengan dunia kerja.

    Komentar oleh nirwal achmad | Januari 27, 2010 | Balas

  83. Selamat pagi pak jo, untuk tugas proposal yang bapak perintahkan suda saya kirim melalui email bapak ,,
    Mohon diperiksa apakah sudah ada atau belum, serta mohon tanggapan untuk proposal yang telah saya buat ,,

    Terima kasih Pak Jo,
    Sukses selalu

    Komentar oleh Arif Nugroho | Januari 28, 2010 | Balas

  84. Nama : Arif Nugroho
    Nim : ERC1B007065
    Manajemen Ekstension

    Selamat pagi pak jo, untuk tugas proposal yang bapak perintahkan suda saya kirim melalui email bapak ,,
    Mohon diperiksa apakah sudah ada atau belum, serta mohon tanggapan untuk proposal yang telah saya buat ,,

    Terima kasih Pak Jo,
    Sukses selalu

    Komentar oleh Arif Nugroho | Januari 28, 2010 | Balas

  85. NAMA : IVAN ADRIANSYAH
    NIM : ERC1B007044
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN GRAND HOTEL JAMBI
    Bab I
    Pendahuluan
    A.Latar Belakang Masalah
    Dewasa ini, dunia bisnis mengalami persaingan yang semakin ketat yang diimbangi dengan perkembangan alat-alat teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja usahanya untuk mencapai tujuannya yaitu mendapatkan labayang semaksimal mungkin dengan pengorbanan seminimal mungkin. Mencapai tujuan dari setiap perusahaan yang bersaing tersebut tidaklah mudah, semuanya pasti mempunyai strategi-strategi khusus untuk memenangkan persaingan bisnis. Persaingan memang sangat diperlukan di segala bidang, karena dengan adanya persainganakan semakin termotivasi dalam diri setiap individu untuk memacu dirinya untuk meningkatkan kualitas diri sehingga dirinya mampu untuk berlomba-lomba atau bersaing dengan siapa saja.
    Saat ini untuk membuktikan suatu perusahaan dapat unggul dari perusahaan lainnya yaitu dengan diminatinya produk-produk yang diluncurkan oleh para konsumen. Menarik perhatian para konsumen tentunya bukan hal yang mudah bagi setiap perusahaan karena terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Mankiw (1998:77) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen adalah (1) harga; (2) pendapatan; (3) harga barang lain (barang substitusi dan komplementer); (4) usia; (5) ekspektasi. Pada saat inilah peran seorang pemasar harus maksimal untuk memasarkan produknya melalui iklan. Selain itu pemasarjuga harus memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan agar konsumen tertarik. Seorang konsumen pastinya menginginkan kualitas pelayanan yang maksimal dari perusahaan sehingga menambah kepuasan bagi dirinya dalam menikmati produk yang telah dibelinya.
    Tjiptono (2004:51) mengemukakan bahwa konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitasyang telah ditetapkan. Pada kenyataannya aspek ini bukanlah satu-satunya aspek kualitas. Dalam perspektif TQM ( Total Quality Management),kualitas dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia. Goestsh & Davis (dalam Tjiptono, 2004:51) mendefinisikan bahwa “kualitas merupakan suatu kondisi dinamisyang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
    Tjiptono (2004:146) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep kepuasan konsumen masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan prosesyang sederhana maupun kompleks dan rumit. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan. Pelanggan tidak hanya lebih banyak kecewa padajasa daripada barang, tetapi mereka juga jarang mengeluh. Salah satu alasannya adalah karena mereka juga ikut terlibat dalam proses penciptaan jasa.
    Kotler (2000:42) mengemukakan bahwa “kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”. Oliver (dalam Tjiptono & Chandra, 2005:196) mengemukakan kepuasan konsumen adalah penilaian bahwa bentuk/model produk ataujasa, atau produk/jasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan.
    Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasaryang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan.
    Hotel merupakan sarana akomodasi yang ada di seluruh tanah air. Setiap hotel mempunyai karakteristik yang pada umumnya sama akan tetapi yang membedakan adalah segmen pasarnya, dimana suatu hotel hanya untuk orang-orang yang mempunyai pendapatan menengah ke atas dan ada pula hotel untuk kelas menengah ke bawah. Pada umumnya setiap tempat-tempat wisata selalu disediakan hotel untuk menyediakan para pengunjung tempat wisata tersebut untuk menginapyang pastinya dari pihak hotel selalu memberikan layanan yang bagus agar para pengunjung merasa puas dengan layanan tersebut. Sekarang ini, pengusaha-pengusaha yang berbisnis dalam bidang jasa hotel mereka harus mampu bersaing ketat antara satu dengan yang lain. Siapa yang pandai meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa datang dalam bisnis jasa dan telah siap mengeluarkan strategi-strategi untuk menyikapi kemungkinan tersebut maka dia akan mampu bersaing dalam bisnis jasa tersebut. Akan tetapi pengusaha yang kurang lihai dalam menyikapi kemungkinan-kemungkinan tersebut maka dia harus siap-siap kalah dalam persaingan tersebut.
    Penelitian ini mencoba mengangkat Grand Hotel Jambi karena hotel ini merupakan salah satu pelopor bisnis dalam bidang jasa yang mengedepankan kepuasan pelanggan, selain itu lokasi Grand Hotel Jambi cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih mengenal Hotel Pelangi tersebut.Dengan mengutamakan kepuasan konsumen mereka yakin dapat menarik konsumen dalam jumlah besar, mereka sangat memperhatikan lima dimensi kualitasjasa yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik dengan sungguh-sungguh yang digunakan sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan sayapnya dalam bisnis jasa. Apabila konsumen telah puas akan kinerja dari hotel tersebut maka tidak menutup kemungkinan konsumen tersebut akan selalu menggunakan Hotel Pelangi dalam setiap acara yang diadakannya berarti konsumen tersebut menjadi pelanggan loyal pada hotel tersebut. Pelanggan loyal sangat berarti bagi setiap pengusaha dan sebisa mungkin mereka memperhatikan pelanggan loyal dengan meningkatkan kualitas pelayanan, akan tetapi tidak berarti konsumen baru tidak diperhatikan. Konsumen baru tetap diperhatikan hanya prioritasnya setelah pelanggan loyal karena pertimbangannya kehilangan satu pelanggan loyal maka perusahaan akan mengalami banyak kerugian, jika perusahaan kehilangan pelanggan baru mereka akan mengalami kerugian hanya sedikit. Pertimbangan-pertimbangan tersebut sangat diperhatikan oleh perusahaan termasuk Hotel Pelangi agar perusahaan mendapatkan laba yang maksimal.
    Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik ingin mengetahui sejauh mana kualitas layanan yang sudah diterapkan oleh Hotel Pelangi dan memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu penulis mengambil judul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGANHOTEL PELANGI MALANG”.
    B.Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka secara umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
    1.Bagaimana kondisi kualitas layanan yang mencakup keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik di Grand Hotel Jambi?
    2.Bagaimana pengaruh keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    3.Bagaimana pengaruh daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    4.Bagaimana pengaruh jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    5.Bagaimana pengaruh empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    6.Bagaimana pengaruh bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    7.Bagaimana pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    8.Kualitas layanan manakah yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    C. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
    1.Kondisi kualitas layanan yang mencakup keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik di Grand Hotel Jambi.
    2.Pengaruh keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    3.Pengaruh daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    4.Pengaruh jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    5.Pengaruh empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    6.Pengaruh bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    7.Pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    8.Kualitas layanan yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    D. Hipotesis Penelitian
    Arikunto (2002:64) mendefinisikan “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi(UJ, 2000:12) disebutkan bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sugiyono (2004:51) mendefinisikan “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
    Jadi menurut pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban yang dirumuskan dan diterima untuk sementara dimana kebenarannya harus diuji terlebih dahulu melalui suatu penelitian. Dari permasalahan yang telah ditetapkan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. a. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    b. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    c. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    d. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    e. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan d Grand Hotel Jambii.
    f. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    2. a. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    b. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    c. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    d. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    e. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    f. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    E.Kegunaan Penelitian
    1.Bagi Grand Hotel Jambi sebagai tambahan informasi mengenai seberapa besar kualitas layanan yang telah diberikan kepada konsumen. Selain itu dengan meningkatkan kualitas layanan diharapkan kedepannya Grand Hotel Jambi dapat meningkatkan kinerjanya.
    2.Bagi Universitas Jambi sebagai salah satu sumber untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen khususnya yang berhubungan dengan kualitas layanan.
    3.Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut khususnya dalam hal kualitas layanan.
    4.Bagi peneliti sendiri sebagai tambahan wawasan yang lebih luas mengenai kualitas layanan sehingga wawasan tersebut nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan dari pemikirannya dapat ikut menyumbangkan pemikirannya kepada hotel yang bersangkutan yaitu Grand Hotel Jambi.
    F.Asumsi Penelitian
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi(UJ, 2000:13) disebutkan bahwa “asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian”.
    Menurut Winarno Surakhmad (dalam Arikunto, 2002:58) “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Arikunto (2002:58) mengemukakan bahwa ”beberapa hal penyebab peneliti perlu merumuskan anggapan dasar adalah: (1) agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian; (3) guna menentukan dan merumuskan hipotesis”.
    Adapun anggapan dasar atau asumsi dalam penelitian ini adalah:
    1.Responden adalah pengunjung yang minimal 2 kali telah menginap di Hotel Pelangi Malang.
    2.Banyak faktor yang melatarbelakangi kepuasan pelanggan yang menginap di Grand Hotel Jambi, tetapi faktor lain selain yang diteliti dianggap tetap.
    G.Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
    1.Ruang Lingkup Penelitian
    Tujuan ruang lingkup penelitian adalah untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai permasalahan inti yang ada dalam suatu penelitian. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UM, 2000:13) disebutkan bahwa “bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian”. Dalam ruang lingkup dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikator-indikatornya. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yang meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini terbagi menjadi lima variabel bebas (X) yaitu keandalan (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bukti fisik (X5). Sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah kepuasan pelanggan.
    Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung yang minimal 2 kali telah menginap di Grand Hotel Jambi,dimana penelitian ini terbatas pada kualitas layanan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang digunakan oleh hotel tersebut. Sedangkan hotel tempat dimana peneliti melakukan penelitian ini terletak di Jalan Kapten Patimura.
    Adapun jabaran variabelnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
    Tabel 1.1 Jabaran Variabel Penelitian
    Variabel
    Sub Variabel
    Indikator
    Variabel Bebas (X)
    Kualitas Layanan
    Keandalan
    (X1)
    1.Realisasi janji
    2.Ketepatan layanan
    3.Kelancaran layanan
    4.Keandalan layanan
    5.Menyimpan catatan/dokumen tanpa kesalahan
    Daya tanggap
    (X2)
    1.Ketanggapan para karyawan
    2.Prosedur layanan
    3.Waktu pelayanan
    4.Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan
    Jaminan
    (X3)
    1.Kemampuan karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
    2.Keamanan lingkungan hotel
    3.Sikap karyawan yang sopan kepada para pelanggan
    4.Pengetahuan karyawan yang luas
    Empati
    (X4)
    1.Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan
    2.Keadilan layanan
    3.Mengutamakan kepentingan pelanggan
    4.Karyawan memahami kebutuhan pelanggan
    5.Waktu beroperasi (jam kantor) selama 24 jam
    Bukti fisik
    (X5)
    1.Lingkungan hotel
    2.Restoran dan karaoke
    3.Hall
    4.Kamar hotel
    5.Fasilitas komunikasi
    6.Fasilitas kamar
    7.Penampilan karyawan
    Variabel Terikat (Y)
    Kepuasan Pelanggan
    Tingkat kepuasan pelanggan hotel
    1.Kepuasan pelanggan terhadap keandalan
    2.Kepuasan pelanggan terhadap daya tanggap
    3.Kepuasan pelanggan terhadap jaminan
    4.Kepuasan pelanggan terhadap empati
    5.Kepuasan pelanggan terhadap bukti fisik
    2.Keterbatasan Penelitian
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UJ, 2000:13) disebutkan bahwa “keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian”.
    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a.Pembahasan dalam penelitian ini ditinjau dari segi pemasaran khususnya pada masalah kualitas jasa.
    b.Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Grand Hotel Jambi.
    c.Pengambilan data tentang keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik terbatas pada data yang dapat diukur yaitu data dalam variabel penelitian yang dipersepsikan pelanggan.
    H.Definisi Operasional
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UJ, 2000:14) disebutkan bahwa “definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati”. Dari pengertian di atas maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
    1.Pengaruh adalah hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana variabel bebas (X) akan mempengaruhi variabel terikat (Y) atau sebaliknya, variabel terikat (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas (X).
    2.Kualitas layanan adalah perbandingan antara persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima dengan pelayanan yang mereka harapkan.
    3.Keandalan (Reliability) adalah kemampuan Grand Hotel Jambi untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati yang meliputi realisasi janji, ketepatan layanan, kelancaran layanan, keandalan layanan, dan menyimpan catatan/dokumen tanpa kesalahan.
    4.Daya tanggap (Responssiveness) adalah kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan kemudian memberikan jasa secara cepat yang meliputi ketanggapan para karyawan, prosedur layanan, waktu pelayanan, dan kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan.
    5.Jaminan (Assurance) adalah perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap Grand Hotel Jambi dan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya yang meliputi kemampuan karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan, keamanan lingkungan hotel, sikap karyawan yang sopan kepada para pelanggan, dan pengetahuan karyawan yang luas.
    6.Empati (Empathy) adalah Perusahaan Grand Hotel Jambi memberikan perhatian kepada para pelanggannya yang mencakup memberikan perhatian individual kepada para pelanggan, keadilan layanan, mengutamakan kepentingan pelanggan, karyawan memahami kebutuhan pelanggan, dan waktu beroperasi (jam kantor) selama 24 jam.
    7.Bukti fisik (Tangibles) adalah berkenaan dengan daya tarik fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan Grand Hotel Jambi yang mencakup lingkungan hotel, restoran dan karaoke, hall, kamar hotel, fasilitas komunikasi, fasilitas kamar, dan penampilan karyawan.
    8.Kepuasan pelanggan adalah penilaian bahwa bentuk/model produk atau jasa, atau produk/jasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan konsumsi yang menyenangkan yang mencakup kepuasan akan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik.
    KESIMPULAN DAN SARAN
    3.1 Kesimpulan
    Perkembangan dunia bisnis perhotelan,menuntut perhotelan di jambi untuk mampu membaca peluang atau kesempatan yang ada serta mampu membaca kondisi pasar dan dapat mempelajari perilaku konsumen agar dapat tetap eksis berdiri untuk memenangkan persaingan,Perhotelan di jambi harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya dengan memberikan jasa pelayanan yang bermutu tinggi atau jasa pelayanan yang lebih baik dari pesaing.
    Kualitas jasa pelayanan merupakan pendekatan utama untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan kemampuan perhotelan di jambi untuk meningkatkan kunjungan para pendatang untuk menginap.Perhotelan di jambi harus memahami bagaimana konsumen memandang mutu dan tingkat mutu yang mereka harapkan.perhotelan jambi harus bekerja lebih baik untuk memenuhi harapan mutu dari konsumen ketimbang pesaing.
    Peningkatan kualitas layanan jasa penginapan ni tentunya berorientasi pada kepuasan konsumen sebagai pengguna sekaligus penikmat layanan jasa tersebut. Setiap perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas agar bisa berhasil dalam menetapkan kualitas. Bila visi dan tujuan organisasi ditetapkan dengan cermat dan didasarkan pada tujuan pelanggan, maka organisasi yang bersangkutan dapat mencapai pertumbuhan dan profitabilitas yang besar.

    Komentar oleh ivan adriansyah | Januari 29, 2010 | Balas

  86. NAMA : MASHURI
    NIM : ERC1B007061
    FAK : EKONOMI MANAJEMEN EKSTENSI

    MENGANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
    PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM MEREK MAZ

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga Banjarmasin yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya.

    Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat. Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan.Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.

    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung ataucekung.

    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm MAZ yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.
    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).

    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk MAZ yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi UNJA UKSTENSI Jambi.

    Helm merk MAZ ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg.

    Helm MAZ nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus MAZ kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehinggan diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat lengsung pada peningkatan pasar.

    B.Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
    Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.
    Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helm MAZ diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi UNJA.

    Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1.Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk MAZ?
    2.Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk MAZ?

    C.Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    1.Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk MAZ dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    2.Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk MAZ.

    D.Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2.Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan Teori

    1.Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.Perilaku konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    a.Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.

    b.Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.

    c.Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

    d.Faktor psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    4.Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai

    b.Pencarian Informasi
    Alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.

    c. Evaluasi Alternatif
    Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.

    d.Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.

    e.Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.

    KERANGKA FIKIRAN

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan helm merk MAZ jambi.Tanggapan terhadap Pelanggan
    |
    Tingkat Kepuasan Pelanggan Helm Merk MAZ Jambi.

    Penelitian sebelumnya.
    Penelitian sebelumnya yang berkaitan adalah Agus Fitriadi (2003) yang meneliti tentang Analisis. Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel bebas seperti harga, kahandalan system, vga card, tampilan layar,kelengkapan multi media, pelayanan purna jual berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian computer pada UD Mikrocom.Persamaan penelitian ini dengan penelitain penulis adalah sama-sama menganalisis tentang prilaku konsumen, sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitiannya.

    Hipotesis Penelitian

    a.Hipotesis I
    Ho : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas,harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hel merk MAZ.
    Ha : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas,harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hel merk MAZ.

    b.Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk MAZ pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Ektensi JAMBI.
    Ha : Diduga factor kualitas mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk MAZ pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Ekstensi JAMBI.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    A.Lokasi Penelitian
    Penelitian ini mengambil lokasi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Ekstensi. Jl.Re Martadinata.

    B.Populasi dan Sampel
    1.Populasi Penelitian
    Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh Mahasiswa fakultas Ekonomi UNJA EKSTENSI yang membeli serta menggunakan helm merek MAZ.
    2.Sampel Penelitian
    Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan dan, waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi tersebut. Dimana manurut Arikunto ( 2002 : 112 ) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Guildford ( 1987 : 125 ) jumlah sampel yang diambil adalah lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat.

    C.Jenis dan Sumber Data
    1.Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, sepertu literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    b.Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    2.Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    a.Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    b.Data Sekunder, yaitu data yng diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

    D.Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    a.Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    b.Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    E.Variabel penelitian
    Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
    1.VAriabel terikat (Y) : Prilaku konsumen dalam pembelian helm merk MAZ di Fakultas Ekonomi UNJA EKSTENSI Jambi.
    2.Variabel bebas (X) : Harga,selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-veriabel penelitian maka digunakan data interval dengan skala 0-10. Sedangkan untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut :
    0 ≤ 2 Skor 1
    2,1 ≤ 4 Skor 2
    4,1 ≤ 6 Skor 3
    6,1 ≤ 8 Skor 4
    8,1 ≤ 10 Skor 5

    F.Definisi Operasional Variabel
    1.Harga (X1)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai variabel harga harga helm merk MAZ yang ditetapkan dibandingkan dengan harga produk pesaingnya yang sejenis.
    X1.1Perbandingan dengan harga pesaing
    Tanggapan konsumen terhadap perbandingan harga helm merkMAZ dengan helm merk lain yang sejenis seperti Arai, Shoe, Nolan, dan lain-lain. Diukur dalam rupiah.
    X1.2Harga yang ditetapkan
    Tanggpan konsumen terhadap harga yang ditetapkan dari produk yang dbeli konsumen. Diukur dalam rupiah.
    2.Selera (X2)
    Gambaran produk helm MAZ yang diinginkan konsumen dalam memberikan kesenangan dan kepuasan. Indikatornya adalah :

    X2.1Jenis Model
    Penilaian konsumen terhadap berbagai tipe pilihan helm merk MAZ yang ditawarkan oleh produsen.
    X2.2Warna
    Penilaian konsumen terhadap ragam pilihan warna yang ada pada helm merk GV.
    X2.3Penampilan Luar (Body)
    Penilaian konsumen terhadap penampilan luar helm merk MAZ dibandingkan dengan produksi pesaingnya.
    Ketiga indicator di atas diukur berdasarkan tingkat kesenangan dan kepuasan konsumen.
    3.Kualitas (X3)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai kualitas helm merkMAZ.
    X3.1Kenyamanan
    Penilaian konsumen pada saat menggunakan helm.
    X3.2Daya Tahan
    Penilaian konsumen terhadap usia operasional helm merk MAZ yang diharapkan dalam berbagai kondisi cuaca.
    4.Harga Jual Kembali (X4)
    Mengetahui tanggapan konsumenterhadap harg jual kembali serta kamudahan dalam memasarkan produk yang sudah dipakai.
    X6.1Harga jual kembali
    Penilaian konsumen terhadap harga dari helm merk MAZ. Diukur dalam rupiah

    X6.2Pemasaran produk purna pakai
    Penilaian konsumen terhadap tingkat kemudahan pemasaran dan penerimaan dari konsumen lainnya terhadap jal merk MAZ purna pakai. Di ukur berdasarkan perlakuan.
    5.Prestise (X5)
    Nilai kebanggaan yang dirasakan seseorang akibat penggunaan suatu produk. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.
    6.Promosi (X6)
    Suatu bentuk komunikasi pemasaran seperti akivitas untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk konsumennya untuk membeli helm merk MAZ.
    X6.1Tanggapan konsumen terhadap iklan helm merk MAZ yang disampaikan oleh pemasar. DApat diukur dari frekuensi, luas jangkauan, serta ukuran.
    X6.2Hadiah
    Respon konsumen terhadap sikap simpatik pamasar pada saat membeli helmMAZ. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.

    G.Uji Validasi dan Rehabilitasi Instrumen Penelitian
    Uji validasi dan rehabilitasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dengan cara penyetaraan quisioner valid dan reliable.
    Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diingikan dan mempu mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud ( Suharsimi Arikunto, 145 : 2002 ).

    Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item, yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya. Yaitu dengan menghitung korelasi antara setiap item dengan skor total sebagai kriteria validilitasnya.

    Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana, biasanya reliabilitas minimal 0,5.

    H.Teknik Analisis Data
    Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,dimana rumus statistic yang digunakan adalah Linier Multiple Regression (regresi linier berganda), dimana fungsinya adalah :
    Y = a + b1 . X1 + b2 .X2 + b3 . X3 + b4 . X4 + b5 . X5 + b6 . X6 + e

    Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana :
    Y : Prilaku konsumen
    A : Konstanta
    b1 s/d b7 : Koofesien Regresi
    X1 : Harga
    X2 : Selera
    X3 : Kualitas
    X4 : Harga Jual Kembali
    X5 : Prestise
    X6 : Promosi
    e : Faktor ganguan

    I.Uji Asumsi Klasik
    a.Uji Multikolinieritas
    Uji multikolinieritas dugunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara variabel independent, jika terjadi kolerasi maka terdapat problem multikolonieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya multi kolonieritas antar variabel, dapat dilihat dari Variabel Inflation (VIF) dari masing-masing variabel bebas terdapat variabel terikat. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh dapat dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas ( Gujarati, 1995).

    b.Uji Heteroskedastisitas
    Uji heteroskedastitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan yang kain tetap, maka disebut omoskedastisitas. Dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitas ( Santoso, Singgih, 2002 :208 ). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterosskedatisitas dalam penelitian ini menggunakan metode Sperman Rank Correlation. Apabila hasil pengujian menunjukkan lebih dari α = 5% maka tidak ada heteroskedasitas.

    c.Uji Autokorelasi
    Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakan dalam persamaan regrasi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel penggangu. Menurut Singgih Santoso ( 2002 : 219 ) untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin – Watson mendekati angka 2 berarti tidak ada autokorelasi.

    d.Uji Normalitas
    Uji normalitas dilakukan untuk mgnetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov-Smirnov, menurut Singgih Santoso ( 2001 : 142 ) pedoman pengambilam keputusan dalam uji normalitas yaitu, bila nilai Sig atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka distribusi adalah normalitas (simetris).

    DAFTAR PUSTAKA

    Stanton, William J.1996. Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7,jilid 1.Erlangga. Jakarta.
    Lamb,Hair,Mc Daniel.2001. Pemasaran (terjemahan).Edisi Bahasa Indonesia,Jilid Pertama.Salemba empat.Jakarta.
    Kotler, Philip.2002.Manajemen Pemasaran (terjemahan).Edisi Millenium, jilid 1.PT. Prenhallindo. Jakarta.
    Enggel,Blackwell,Miniard.1994. Prilaku Konsumen (terjemahan).Edisi Enam.Jilid Pertama.Binarupa Aksara.Jakarta.
    Fitriadi,Agus.2003. Analisis beberapa factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian pada UD Microcom di Banjarmasin,Sripksi.Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
    Arikunto,Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian.Edisi Revisi V.PT.Rineka Cipta.Jakarta. ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”

    KESIMPULAN DAN SARAN
    3.1 Kesimpulan
    Perkembangan dunia bisnis transportasi, menuntut helm MAZ untuk mampu membaca peluang atau kesempatan yang ada serta mampu membaca kondisi pasar dan dapat mempelajari perilaku konsumen agar helm MAZ dapat tetap eksis berdiri untuk memenangkan persaingan, helm MAZ harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya dengan memberikan barang yang bermutu tinggi yang lebih baik dari pesaing.

    Komentar oleh mashuri | Januari 29, 2010 | Balas

  87. NAMA : IVAN ADRIANSYAH
    NIM : ERC1B007044
    FAK/JUR : EKONOMI PROGRAM EKSTENSI/MANAJEMEN

    PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN GRAND HOTEL JAMBI

    Bab I
    Pendahuluan
    A.Latar Belakang Masalah
    Dewasa ini, dunia bisnis mengalami persaingan yang semakin ketat yang diimbangi dengan perkembangan alat-alat teknologi yang semakin canggih sehingga mempermudah setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja usahanya untuk mencapai tujuannya yaitu mendapatkan labayang semaksimal mungkin dengan pengorbanan seminimal mungkin. Mencapai tujuan dari setiap perusahaan yang bersaing tersebut tidaklah mudah, semuanya pasti mempunyai strategi-strategi khusus untuk memenangkan persaingan bisnis. Persaingan memang sangat diperlukan di segala bidang, karena dengan adanya persainganakan semakin termotivasi dalam diri setiap individu untuk memacu dirinya untuk meningkatkan kualitas diri sehingga dirinya mampu untuk berlomba-lomba atau bersaing dengan siapa saja.
    Saat ini untuk membuktikan suatu perusahaan dapat unggul dari perusahaan lainnya yaitu dengan diminatinya produk-produk yang diluncurkan oleh para konsumen. Menarik perhatian para konsumen tentunya bukan hal yang mudah bagi setiap perusahaan karena terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Mankiw (1998:77) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen adalah (1) harga; (2) pendapatan; (3) harga barang lain (barang substitusi dan komplementer); (4) usia; (5) ekspektasi. Pada saat inilah peran seorang pemasar harus maksimal untuk memasarkan produknya melalui iklan. Selain itu pemasarjuga harus memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan agar konsumen tertarik. Seorang konsumen pastinya menginginkan kualitas pelayanan yang maksimal dari perusahaan sehingga menambah kepuasan bagi dirinya dalam menikmati produk yang telah dibelinya.
    Tjiptono (2004:51) mengemukakan bahwa konsep kualitas itu sendiri dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah suatu ukuran seberapa jauh suatu produk mampu memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitasyang telah ditetapkan. Pada kenyataannya aspek ini bukanlah satu-satunya aspek kualitas. Dalam perspektif TQM ( Total Quality Management),kualitas dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan, dan manusia. Goestsh & Davis (dalam Tjiptono, 2004:51) mendefinisikan bahwa “kualitas merupakan suatu kondisi dinamisyang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
    Tjiptono (2004:146) mengemukakan bahwa sebenarnya konsep kepuasan konsumen masih bersifat abstrak. Pencapaian kepuasan dapat merupakan prosesyang sederhana maupun kompleks dan rumit. Untuk dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara lebih baik, maka perlu dipahami pula sebab-sebab kepuasan. Pelanggan tidak hanya lebih banyak kecewa padajasa daripada barang, tetapi mereka juga jarang mengeluh. Salah satu alasannya adalah karena mereka juga ikut terlibat dalam proses penciptaan jasa.
    Kotler (2000:42) mengemukakan bahwa “kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya”. Oliver (dalam Tjiptono & Chandra, 2005:196) mengemukakan kepuasan konsumen adalah penilaian bahwa bentuk/model produk ataujasa, atau produk/jasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan dengan konsumsi yang menyenangkan.
    Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasaryang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan.
    Hotel merupakan sarana akomodasi yang ada di seluruh tanah air. Setiap hotel mempunyai karakteristik yang pada umumnya sama akan tetapi yang membedakan adalah segmen pasarnya, dimana suatu hotel hanya untuk orang-orang yang mempunyai pendapatan menengah ke atas dan ada pula hotel untuk kelas menengah ke bawah. Pada umumnya setiap tempat-tempat wisata selalu disediakan hotel untuk menyediakan para pengunjung tempat wisata tersebut untuk menginapyang pastinya dari pihak hotel selalu memberikan layanan yang bagus agar para pengunjung merasa puas dengan layanan tersebut. Sekarang ini, pengusaha-pengusaha yang berbisnis dalam bidang jasa hotel mereka harus mampu bersaing ketat antara satu dengan yang lain. Siapa yang pandai meramalkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa datang dalam bisnis jasa dan telah siap mengeluarkan strategi-strategi untuk menyikapi kemungkinan tersebut maka dia akan mampu bersaing dalam bisnis jasa tersebut. Akan tetapi pengusaha yang kurang lihai dalam menyikapi kemungkinan-kemungkinan tersebut maka dia harus siap-siap kalah dalam persaingan tersebut.
    Penelitian ini mencoba mengangkat Grand Hotel Jambi karena hotel ini merupakan salah satu pelopor bisnis dalam bidang jasa yang mengedepankan kepuasan pelanggan, selain itu lokasi Grand Hotel Jambi cukup dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga peneliti lebih mengenal Hotel Pelangi tersebut.Dengan mengutamakan kepuasan konsumen mereka yakin dapat menarik konsumen dalam jumlah besar, mereka sangat memperhatikan lima dimensi kualitasjasa yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik dengan sungguh-sungguh yang digunakan sebagai salah satu strategi untuk mengembangkan sayapnya dalam bisnis jasa. Apabila konsumen telah puas akan kinerja dari hotel tersebut maka tidak menutup kemungkinan konsumen tersebut akan selalu menggunakan Hotel Pelangi dalam setiap acara yang diadakannya berarti konsumen tersebut menjadi pelanggan loyal pada hotel tersebut. Pelanggan loyal sangat berarti bagi setiap pengusaha dan sebisa mungkin mereka memperhatikan pelanggan loyal dengan meningkatkan kualitas pelayanan, akan tetapi tidak berarti konsumen baru tidak diperhatikan. Konsumen baru tetap diperhatikan hanya prioritasnya setelah pelanggan loyal karena pertimbangannya kehilangan satu pelanggan loyal maka perusahaan akan mengalami banyak kerugian, jika perusahaan kehilangan pelanggan baru mereka akan mengalami kerugian hanya sedikit. Pertimbangan-pertimbangan tersebut sangat diperhatikan oleh perusahaan termasuk Hotel Pelangi agar perusahaan mendapatkan laba yang maksimal.
    Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka peneliti tertarik ingin mengetahui sejauh mana kualitas layanan yang sudah diterapkan oleh Hotel Pelangi dan memberikan pengaruh terhadap kepuasan konsumen. Oleh karena itu penulis mengambil judul “PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGANHOTEL PELANGI MALANG”.
    B.Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya, maka secara umum penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
    1.Bagaimana kondisi kualitas layanan yang mencakup keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik di Grand Hotel Jambi?
    2.Bagaimana pengaruh keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    3.Bagaimana pengaruh daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    4.Bagaimana pengaruh jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    5.Bagaimana pengaruh empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    6.Bagaimana pengaruh bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    7.Bagaimana pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    8.Kualitas layanan manakah yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi?
    C. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
    1.Kondisi kualitas layanan yang mencakup keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik di Grand Hotel Jambi.
    2.Pengaruh keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    3.Pengaruh daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    4.Pengaruh jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    5.Pengaruh empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    6.Pengaruh bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    7.Pengaruh keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    8.Kualitas layanan yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    D. Hipotesis Penelitian
    Arikunto (2002:64) mendefinisikan “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi(UJ, 2000:12) disebutkan bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya”. Sugiyono (2004:51) mendefinisikan “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
    Jadi menurut pendapat yang telah dikemukakan di atas maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban yang dirumuskan dan diterima untuk sementara dimana kebenarannya harus diuji terlebih dahulu melalui suatu penelitian. Dari permasalahan yang telah ditetapkan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. a. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi .
    b. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    c. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    d. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    e. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan d Grand Hotel Jambii.
    f. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    2. a. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan keandalan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    b. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan daya tanggap terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    c. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan jaminan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    d. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan empati terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    e. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan bukti fisik terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    f. Ha : Ada pengaruh positif yang signifikan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bukti fisik secara simultan terhadap kepuasan pelanggan di Grand Hotel Jambi.
    E.Kegunaan Penelitian
    1.Bagi Grand Hotel Jambi sebagai tambahan informasi mengenai seberapa besar kualitas layanan yang telah diberikan kepada konsumen. Selain itu dengan meningkatkan kualitas layanan diharapkan kedepannya Grand Hotel Jambi dapat meningkatkan kinerjanya.
    2.Bagi Universitas Jambi sebagai salah satu sumber untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen khususnya yang berhubungan dengan kualitas layanan.
    3.Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut khususnya dalam hal kualitas layanan.
    4.Bagi peneliti sendiri sebagai tambahan wawasan yang lebih luas mengenai kualitas layanan sehingga wawasan tersebut nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan dari pemikirannya dapat ikut menyumbangkan pemikirannya kepada hotel yang bersangkutan yaitu Grand Hotel Jambi.
    F.Asumsi Penelitian
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi(UJ, 2000:13) disebutkan bahwa “asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian”.
    Menurut Winarno Surakhmad (dalam Arikunto, 2002:58) “anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Arikunto (2002:58) mengemukakan bahwa ”beberapa hal penyebab peneliti perlu merumuskan anggapan dasar adalah: (1) agar ada dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang sedang diteliti; (2) untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian; (3) guna menentukan dan merumuskan hipotesis”.
    Adapun anggapan dasar atau asumsi dalam penelitian ini adalah:
    1.Responden adalah pengunjung yang minimal 2 kali telah menginap di Hotel Pelangi Malang.
    2.Banyak faktor yang melatarbelakangi kepuasan pelanggan yang menginap di Grand Hotel Jambi, tetapi faktor lain selain yang diteliti dianggap tetap.
    G.Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
    1.Ruang Lingkup Penelitian
    Tujuan ruang lingkup penelitian adalah untuk memberikan arahan dan gambaran mengenai permasalahan inti yang ada dalam suatu penelitian. Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UM, 2000:13) disebutkan bahwa “bagian ruang lingkup adalah variabel-variabel yang diteliti, populasi atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian”. Dalam ruang lingkup dapat juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi sub variabel beserta indikator-indikatornya. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yang meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini terbagi menjadi lima variabel bebas (X) yaitu keandalan (X1), daya tanggap (X2), jaminan (X3), empati (X4) dan bukti fisik (X5). Sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah kepuasan pelanggan.
    Populasi dalam penelitian ini adalah semua pengunjung yang minimal 2 kali telah menginap di Grand Hotel Jambi,dimana penelitian ini terbatas pada kualitas layanan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik yang digunakan oleh hotel tersebut. Sedangkan hotel tempat dimana peneliti melakukan penelitian ini terletak di Jalan Kapten Patimura.
    Adapun jabaran variabelnya dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
    Tabel 1.1 Jabaran Variabel Penelitian
    Variabel
    Sub Variabel
    Indikator
    Variabel Bebas (X)
    Kualitas Layanan
    Keandalan
    (X1)
    1.Realisasi janji
    2.Ketepatan layanan
    3.Kelancaran layanan
    4.Keandalan layanan
    5.Menyimpan catatan/dokumen tanpa kesalahan
    Daya tanggap
    (X2)
    1.Ketanggapan para karyawan
    2.Prosedur layanan
    3.Waktu pelayanan
    4.Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan
    Jaminan
    (X3)
    1.Kemampuan karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
    2.Keamanan lingkungan hotel
    3.Sikap karyawan yang sopan kepada para pelanggan
    4.Pengetahuan karyawan yang luas
    Empati
    (X4)
    1.Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan
    2.Keadilan layanan
    3.Mengutamakan kepentingan pelanggan
    4.Karyawan memahami kebutuhan pelanggan
    5.Waktu beroperasi (jam kantor) selama 24 jam
    Bukti fisik
    (X5)
    1.Lingkungan hotel
    2.Restoran dan karaoke
    3.Hall
    4.Kamar hotel
    5.Fasilitas komunikasi
    6.Fasilitas kamar
    7.Penampilan karyawan
    Variabel Terikat (Y)
    Kepuasan Pelanggan
    Tingkat kepuasan pelanggan hotel
    1.Kepuasan pelanggan terhadap keandalan
    2.Kepuasan pelanggan terhadap daya tanggap
    3.Kepuasan pelanggan terhadap jaminan
    4.Kepuasan pelanggan terhadap empati
    5.Kepuasan pelanggan terhadap bukti fisik
    2.Keterbatasan Penelitian
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UJ, 2000:13) disebutkan bahwa “keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian”.
    Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a.Pembahasan dalam penelitian ini ditinjau dari segi pemasaran khususnya pada masalah kualitas jasa.
    b.Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk Grand Hotel Jambi.
    c.Pengambilan data tentang keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik terbatas pada data yang dapat diukur yaitu data dalam variabel penelitian yang dipersepsikan pelanggan.
    H.Definisi Operasional
    Dalam Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Jambi (UJ, 2000:14) disebutkan bahwa “definisi istilah dapat berbentuk definisi operasional variabel yang akan diteliti. Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati”. Dari pengertian di atas maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
    1.Pengaruh adalah hubungan sebab akibat antara dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana variabel bebas (X) akan mempengaruhi variabel terikat (Y) atau sebaliknya, variabel terikat (Y) dipengaruhi oleh variabel bebas (X).
    2.Kualitas layanan adalah perbandingan antara persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima dengan pelayanan yang mereka harapkan.
    3.Keandalan (Reliability) adalah kemampuan Grand Hotel Jambi untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati yang meliputi realisasi janji, ketepatan layanan, kelancaran layanan, keandalan layanan, dan menyimpan catatan/dokumen tanpa kesalahan.
    4.Daya tanggap (Responssiveness) adalah kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan kemudian memberikan jasa secara cepat yang meliputi ketanggapan para karyawan, prosedur layanan, waktu pelayanan, dan kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan.
    5.Jaminan (Assurance) adalah perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap Grand Hotel Jambi dan bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya yang meliputi kemampuan karyawan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan, keamanan lingkungan hotel, sikap karyawan yang sopan kepada para pelanggan, dan pengetahuan karyawan yang luas.
    6.Empati (Empathy) adalah Perusahaan Grand Hotel Jambi memberikan perhatian kepada para pelanggannya yang mencakup memberikan perhatian individual kepada para pelanggan, keadilan layanan, mengutamakan kepentingan pelanggan, karyawan memahami kebutuhan pelanggan, dan waktu beroperasi (jam kantor) selama 24 jam.
    7.Bukti fisik (Tangibles) adalah berkenaan dengan daya tarik fisik, perlengkapan, dan material yang digunakan Grand Hotel Jambi yang mencakup lingkungan hotel, restoran dan karaoke, hall, kamar hotel, fasilitas komunikasi, fasilitas kamar, dan penampilan karyawan.
    8.Kepuasan pelanggan adalah penilaian bahwa bentuk/model produk atau jasa, atau produk/jasa itu sendiri memberikan tingkat pemenuhan berkaitan konsumsi yang menyenangkan yang mencakup kepuasan akan keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik.
    KESIMPULAN DAN SARAN
    3.1 Kesimpulan
    Perkembangan dunia bisnis perhotelan,menuntut perhotelan di jambi untuk mampu membaca peluang atau kesempatan yang ada serta mampu membaca kondisi pasar dan dapat mempelajari perilaku konsumen agar dapat tetap eksis berdiri untuk memenangkan persaingan,Perhotelan di jambi harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumen, misalnya dengan memberikan jasa pelayanan yang bermutu tinggi atau jasa pelayanan yang lebih baik dari pesaing.
    Kualitas jasa pelayanan merupakan pendekatan utama untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan kemampuan perhotelan di jambi untuk meningkatkan kunjungan para pendatang untuk menginap.Perhotelan di jambi harus memahami bagaimana konsumen memandang mutu dan tingkat mutu yang mereka harapkan.perhotelan jambi harus bekerja lebih baik untuk memenuhi harapan mutu dari konsumen ketimbang pesaing.
    Peningkatan kualitas layanan jasa penginapan ni tentunya berorientasi pada kepuasan konsumen sebagai pengguna sekaligus penikmat layanan jasa tersebut. Setiap perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas agar bisa berhasil dalam menetapkan kualitas. Bila visi dan tujuan organisasi ditetapkan dengan cermat dan didasarkan pada tujuan pelanggan, maka organisasi yang bersangkutan dapat mencapai pertumbuhan dan profitabilitas yang besar.

    Ivan, judulmu luas sekali. Kalau mau dilanjut boleh aja, tapi fenomena yang dimunculkan belum terlihat. Silahakan diulang.

    Komentar oleh ivan adriansyah | Januari 29, 2010 | Balas

  88. NAMA : RONI APRINALDI
    NIM :ERC1B007069
    FAK : EKONOMI MANJEMENT (EKSTENSI)

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAAP
    1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian
    Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.
    Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
    Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
    Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unmer Malang).
    2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:
    1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan merek sedaap?
    2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap?
    C. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap
    2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan merek sedaap.
    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga pihak perusahaan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
    2. Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
    3. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

    3. Teori Yang Melandasi Permasalahan
    Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
    1. Pengertian Pemasaran
    Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah:
    Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
    Sedangkan Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”.
    Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.
    2. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran.
    Menurut Tjiptono (2002:16) adalah:
    Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.
    Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah:
    Sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasional.
    3. Pengertian Produk
    Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.
    Kotler et.al (2000:212) mengemukakan bahwa produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
    Selanjutnya produk itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lamb, Charles et. al (2001:414): “Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu baik yang menguntungkan maupun tidak yang diperoleh seseorang melalui pertukaran”.

    4. Hipotesis
    Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
    Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
    1. Diduga bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap
    2. Diduga bahwa pengaruh psikologis berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN
    A. Kesimpulan
    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan:
    1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variabel faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) terhadap keputusan pembelian produk mie instan merek Sedaap.
    2. variabel psikologis mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk mie instan merk Sedaap.
    B. Saran
    Dari hasil penelitian, analisis dan kesimpulan di atas, berikut beberapa saran yang dapat disampaikan:
    1. Mengingat keberadaan mie Sedaap dikalangan mahasiswa FE Unmer Malang mudah didapat, harga terjangkau, iklan, dan kandungan gizi hendaknya kondisi tetap terjaga agar konsumen tidak berpindah ke merek lain. Dengan demikian saluran distribusi perlu di jaga.
    2. Karena pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi dan pengetahuan menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian pada produk mie instant merek Sedaap, maka perusahaan (produsen mie instan merek Sedaap) lebih hati-hati karena dari konsumen yang diteliti yaitu mahasiswa terlihat keputusan beli mereka tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, daya beli sedang dan kebanyakan belum berpenghasilan sehingga faktor perimbangan harga dan kualitas menjadi pertimbangan tersendiri
    3. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang diberikan oleh faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya penelitian lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah perilaku pembelian konsumen merupakan akibat dari banyak faktor antara lain marketing mix (produk, harga, promosi dan distribusi), situasional (lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak sementara, dan keadaan sebelumnya).

    Roni, cari kasus lain saja, jangan supermi. Teorinya bisa sama, tapi komoditasnya jangan supermi. Silahakan diulang ya.

    Komentar oleh roni aprinaldi | Januari 29, 2010 | Balas

  89. Nama : M. Ricky Alfredo
    NIM : ERC1B007053
    Fakultas: Ekonomi Manajemen Ekstensi

    Analisis Administrasi Penyaluran dan Aplikasi SAP

    BAB I
    PENDAHULUAN
    A.Latar Belakang Masalah
    Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa bagian atau unit-unit bisnis yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang di masa datang diperlukan suatu proses untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan menciptakan pengelolaan sistem administrasi secara efektif dan efisien.
    Pengadministrasian sangat memiliki peran yang penting dalam proses lancar tidaknya suatu manajemen di dalam perusahaan yang didukung dengan SDM yang bermutu dan handal serta IPTEK tepat guna. Sistem administrasi yang lancar dan tepat waktu pada perusahaan sangat penting guna memperoleh kepuasaan bagi pelanggan yang secara langsung atau tidak langsung mendapat pelayanan dari perusahaan.
    PT. PERTAMINA (PERSERO), merupakan perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Dengan menjadi perusahaan yang go public otomatis sistem administrasi yang dimiliki perusahaan harus sudah dapat mengikuti sistem komputerisasi dengan baik bukan pengadministrasian secara manual, karena berkaitan dengan mempermudah dan mempercepat seluruh kegiatan yang juga sangat berpengaruh terhadap pelayanannya terhadap pelanggan.
    Depot Jambi merupakan salah satu Depot dalam wilayah kerja Upms II Palembang sebagai supply point untuk memenuhi kebutuhan BBM di Provinsi Jambi, sistem administrasi sangat berperan dalam mempermudah pengoperasian kegiatannya, dimana sistem administrasinya berbasiskan SAP (Systems Applications and Products in data processing) yaitu suatu software administrasi yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan secara lebih efisien dan efektif. Penggunaan SAP memerlukan SDM yang handal terutama dalam bidang teknologi komputer dikarenakan data yang telah di input ke dalam SAP yang merupakan data dari seluruh kegiatan perusahaan, dan dalam pembelajaran SAP membutuhkan waktu beberapa hari untuk dapat di mengerti dan dapat di gunakan dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.
    Selain itu juga administrasi sebagai kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh Pertamina itu sendiri.

    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
    1.Bagaimana sistem administrasi dalam penyaluran BBM ?
    2.Apakah aplikasi SAP di Depot Jambi telah maksimal ?

    C. Tujuan Penelitian
    1.Bagi Perusahaan
    Untuk mengetahui sistem kinerja administrasi dalam penyaluran BBM dan Aplikasi SAP Depot Jambi di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Sehingga dapat mengadakan evaluasi hasil-hasil yang telah dicapai dan juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang.
    2.Bagi Pihak Lain
    Dapat sebagai bahan referensi atau tambahan sebagai informasi tentang sistem administrasi penyaluran BBM dan Aplikasi SAP di Depot Jambi.
    3.Bagi Penulis
    Untuk dapat melatih kepekaan dan daya nalar serta daya kritis agar selalu tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi, serta melatih dan menerapkan ilmu-ilmu yang di dapat selama melalui tulisan ini mengenai administrasi penyaluran BBM dan Aplikasi SAP di Depot Jambi.

    D. Manfaat Penelitian
    Manfaat hasil penulisan ini secara umum memberikan informasi dalam menguji kebenaran. Bila hal ini terbukti maka hasil penulisan ini dapat diterima dan secara khusus diharapakan dapat bermanfaat bagi:
    1.Para pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja.
    2.Sebagai informasi kepada pengambil kebijakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan TKI dan TKO.
    3.Perusahaan sebagai informasi atau data tentang evaluasi kerja.
    4.Semua pihak terkait yang membutuhkan hasil penulisan ini sesuai kebutuhan masing-masing.

    E. Tinjauan Pustaka
    Diuraikan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu tentang pengertian Pt. Pertamina (Persero), peranan sistem administrasi, pengertian SAP (System Application and Products in data processing), dan perlunya administrasi.

    G. Metodologi Penelitian
    Dalam metodologi penelitian ini mengenai tentang sistem administrasi pada Pertamina, cara kerja dan penggunaan SAP (System Application and Products in data processing).

    Ricky, setidaknya harus kelihata ada masalah dalam pengadministrasian SAP,misalnya ada pihak yg merasa itu sangat lambar sehingga mengganggu produktivitas mereka. Selanjutnya populasi dalam rancanganpenelitian ini siapa? Lengkapi dulu kalau hendak menjadikannya menjadi Skripsi. Dikerjakan lagi.

    Komentar oleh M.Ricky Alfredo | Januari 29, 2010 | Balas

  90. MOhon di beri komentar proposal saya ini, terima kasih pak jo

    Komentar oleh M.Ricky Alfredo | Januari 29, 2010 | Balas

  91. Salam pak jo…..

    Mohon di beri saran dan tanggapan dari hasil proposal yang saya buat

    terima kasih

    Komentar oleh Resda Yuliana | Januari 29, 2010 | Balas

  92. KEBIJAKAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN

    1. Pendahuluan

    I.I Latar Belakang Penelitian

    Perkembangan pembangunan ekonomi di berbagai sektor telah memacu pertumbuhan ekonomi. Di samping itu juga, mengakibatkan peningkatan pendapatan perkapita yang diiringi dengan tingkat penggunaan dan konsumsi yang meningkat pula. Salah satu sektor yang terkena dampak dari pembangunan ekonomi adalah sektor perdagangan.

    Sektor perdagangan harus mendapatkan perhatian yang cukup intensif, karena sektor perdagangan sedikit banyak telah menyumbang untuk devisa Negara melalui ekspor dan impor barang dari dan ke luar negeri. Pemerintah membuat suatu undang-undang untuk melindungi para pedagang dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.

    Usaha dagang yang cukup menjadi perhatian ialah perdagangan kendaraan bermotor yang terus berkembang. Dengan perkembangan sektor usaha dagang kendaraan bermotor telah menolong perkembangan berbagai produk antara lain sepeda motor atau kendaraan roda dua yang banyak digunakan sebagai alat transportasi masyarakat pada umumnya.

    Sepeda motor sebagai salah satu alat transportasi darat telah meningkat permintaannya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, ini berarti adanya peluang usaha bagi bisnis kendaraan roda dua dan memerlukan pengelolaan yang baik. Meningkatnya permintaan akan sepeda motor tidak dapat dipungkiri lagi, karena setiap individu (masyarakat) sangat memerlukan sepeda motor sebagai penunjang aktivitasnya atau bahkan sebagai sarana mencari nafkah bagi keluarga.

    Agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dalam memperebutkan pasar. Dimana perebutan pasar memerlukan strategi pemasaran dalam berbagai bentuk.

    Menurut Kotler (1997 : 35)

    “Starategi pemasaran adalah suatu perangkat azas yang konsekuen, berkesinambungan serta tepat dan layak yang oleh suatu perusahaan tertentu diharapkan akan memungkinkan untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam hal pelanggan dan penghasil laba dalam suatu lingkungan persaingan”.

    Perusahaan PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN merupakan salah satu dari perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan sepeda motor Honda di Provinsi Jambi. Perusahaan ini memasarkan berbagai macam sepeda motor Honda yang terdiri dari berbagai type.

    Adapun konsumen atau pemakai yang dijadikan sasaran oleh PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN, yaitu :

    o Masyarakat yang menginginkan alat transportasi yang simple, irit dan bergaya.

    o Instansi-instansi baik pemerintah maupun swasta, yang menjadikan sepeda motor sebagai salah satu kendaraan dinas.

    Daerah pemasaran sepeda motor PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN adalah meliputi daerah-daerah yang berada pada Kotamadya Jambi pada khususnya dan Provinsi Jambi pada umumnya.

    Perkembangan penjualan sepeda motor oleh PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel I

    Perkembangan Penjualan Sepeda Motor Honda

    Pada PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN

    Tahun 2009

    Caturwulan

    Total Penjualan (Unit)

    Peningkatan Penjualan

    Unit

    (%)

    Caturwulan I

    Caturwulan II

    Caturwulan III

    223

    312

    293

    89

    -19

    40%

    -6,5%

    Sumber : PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN

    Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil penjualan PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN mengalami peningkatan pada caturwulan II, dimana pada caturwulan II terjadi kenaikan sebesar 89 unit dari total penjualan caturwulan I pada caturwulan III mengalami penurunan sebesar 19 unit dari caturwulan II. Jika keadaan ini terus berlanjut maka suatu saat pertumbuhan penjualan akan terhenti dan ada kemungkinan akan mengalami penurunan.

    Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk membahas fenomena yang dihadapi oleh PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN tersebut secara lebih lanjut dalam sebuah proposal dengan judul : “KEBIJAKAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN”.

    1.1 Perumusan Masalah

    Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang penulis laksanakan terhadap PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN maka masalah pokok penelitian adalah “ BAGAIMANA KEBIJAKAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN KOTA JAMBI “

    1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian itu adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui kebijakan yang diambil dalam meningkatkan penjualan sepeda motor Honda pada PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN Kota Jambi.
    2. Untuk menganalisa terhadap kebijakan yang diambil dalam meningkatkan penjualan sepeda motor Honda pada PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN Kota Jambi.

    1.3.2 Manfaat Penelitian

    1. Secara teoritis, penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan bagi PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN Kota Jambi dalam upaya peningkatan volume penjualan dimasa akan datang.

    2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam mengkaji topik yang sama.

    2. Landasan Teori

    2.1 Tinjauan Pustaka

    Pemasaran merupakan salah satu kegiatan paling penting yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang, kemampuan untuk bersaing serta mendapatkan laba. Tidak ada suatu perusahaan yang mampu bertahan bilamana perusahaan tersebut tidak mampu memasarkan atau menjual barang – barang atau jasa–jasa yang dihasilkannya. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya dapat dilihat dari perkembangan volume penjualan atau produk atau yang dijualnya.

    Adapun pengertian pemasaran menurut Basu Swasha dan Irawan(1985: 5) adalah :

    “Pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

    Kotler (1994 ; 6) mengemukakan bahwa pemasaran adalah :

    “Suatu Proses social dan managerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan menukarkan produk satu dan sama lain”.

    Sedangkan radiosunu mendefenisikan pemasaran yang berakar pada logika, sifat dan perilaku manusia, yaitu :

    “Suatu kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran”.

    Dari beberapa definisi diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli umumnya mereka semua berpendapat bahwa kegiatan atau aktivitas pemasaran bukan hanya sekedar kegiatan menjual barang atau jasa tetapi lebih luas dari pada itu.tujuannya memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Untuk mencapai itu diperlukan suatu kebijakan pemasaran yang tepat. Kebijakan pemasaran yang berhasil umumnya ditentukan dalam kombinasi unsur – unsur pemasaran yaitu : Produk, Harga, Distribusi dan Promosi – promosi. Kegiatan ini perlu dikombinasi dan dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.

    2.1 Kebijakan Pemasaran

    Pada saat ini berlangsungnya kegiatan pemasaran mempunyai peranan penting dalam dunia usaha, konsep pemasaran mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan konsumen secara lebih efektif dan efisien dibanding para pesaing, untuk itu perlu dirancang suatu kebijakan yang tepat.

    Menurut Sofyan Assauri (1990)

    “Kebijakan pemasaran adalah pedoman yang mengarahkan kegiatan pemasaran yang mungkin dilakukan dengan menetapkan garis-garis besar pedoman atau panduan ini dalam bidang pemasaran”.

    Kebijakan pemasaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan mengingat kebijakan yang teratur berakibat pada peningkatan laba perusahaan, dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta mampu bersaing dengan perusahaan lain sejenis, dengan laba yang diperoleh, perusahaan juga dapat tumbuh dan berkembang lebih maju, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, memberikan tingkat kepuasan yang lebih baik pada konsumen serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keselurahan.

    Setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel marketing mix. Aktivitas dari variabel marketing mix tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinir agar supaya perusahaan dapat melakukan kebijakan dengan baik.

    Adapun kebijakan pemasaran yang harus diperhatikan adalah : Kebijakan Produk, Harga, Promosi,dan Distribusi.

    I. Kebijakan Produk

    Menurut Radiosunu, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli dikonsumsikan yang meliputi barang secara fisik, jasa, toko-toko, organisasi, dan pikiran (idea).

    Barang atau produk yang dihasilkan tersebut sedapat mungkin memberikan tingkat kepuasan yang tinggi dan kebanggan bagi konsumen yang menggunakannya. Untuk mencapai itu semua, perusahaan atau pimpinan haruslah menerapkan kebijakan yang tepat terhadap produknya. Didalam kebijakan produk, faktor-faktor yang terkandung suatu produk harus diperhatikan. Faktor-faktor tersebut adalah :

    1) Mutu dan kualitas

    2) Penampilan

    3) Pilihan yang ada

    4) Gaya

    5) Merek

    6) Pengemasan

    7) Ukuran (size)

    8) Jenis Produk

    9) Jaminan Produk

    10) Pelayanan (service)

    Disamping itu dalam meningkatkan volume penjualan dan laba perusahaan perlu mengadakan perkembangan produk. Pengembangan produk yang lebih baik bentuk pasar yang dikuasai sekarang, Kotler mengatakan melalui usaha-usaha sebagai berikut :

    a. Mengembangkan penampilan atau isi produk melalui usaha merubah, memperbesar, memperkecil, mengganti, menyusun kembali penampilan.

    b. Membuat produk dengan kualitas yang berbeda-beda.

    c. Mengembangkan model tambahan dan ukuran lain termasuk didalamnya mengembangkan kualitas.

    II. Kebijakan Harga

    Adapun yang dimaksudkan dengan harga adalah sejumlah uang yang dikeluarkan dan (ditambah beberapa produk kalau mungkin) untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

    Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual.Bahkan penjual juga menginginkan jumlah keuntungan dari harga tersebut.

    Pengertian harga dapat juga ditinjau dari beberapa segi yaitu:

    a. Ilmu ekonomi secara umum

    “Adalah merupakan faktor yang penting bagi produsen dalam mengambil Keputusan, karna harga menentukan keuntungan produsen yang bersangkutan dan Harga yang terjadi dipasar merupakan potongan antara penawaran dan permintaan”.

    Dari pengertian diatas dan asumsi-asumsi tertentu hukum permintaan dan penawaran maka:

    ¯ Dari segi permintaan : semakin rendah harga semakin banyak jumlah yang diminta atau sebaliknya.

    ¯ Dari segi penawaran : semakin tinggi harga semakin banyak jumlah yang Ditawarkan atau sebaliknya.

    b. Dari segi ilmu pemasaran

    ”Adalah nilai suatu barang atau jasa yang di ukur dengan sejumlah uang,dimana berdasarkan nilai itu seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki pada pihak lain”.

    Dari pengertian di atas jelas kelihatan bahwa harga yang dibayarkan untuk barang dan jasa,mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi. Dan bagi konsumen harga merupakan petunjuk standar mereka,sedangkan bagi produsen atau pengusaha dan penjual,harga merupakan standar untuk memperoleh laba.

    Perumusan harga jual didasarkan pada bermacam-macam bentuk yang berbeda yaitu:

    1. Penetapan harga yang berdasarkan orientasi biaya.

    Penetapan ini didasarkan atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk,sehingga produk tersebut sampai ketangan konsumen.

    Penetapan harga jual dengan cara ini adalah.

    – Mark-up pricing yang didasarkan pada biaya pembelian persatuan.

    – Cost-plus pricing yang Didasarkan pada biaya produksi total.

    2. penetapan harga berdasarkan pada orientasi produsen terhadap permintaan,biasanya disebut dengan price discrimination (diskrimanasi harga). Harga harus ditetapkan tinggi bila permintaan kuat dan rendah bila permintaan lemah.

    Diskriminasi harga dapat dilakukan atas :

    – Perbedaan atas langganan

    – Perbedaan atas tempat

    – Perbedaan atas waktu

    3. Penetapan harga yang didasarkan atas orientasi pada harga saingan (Competitive orientation pricing).

    Harga dalam hal ini ditetapkan sebagai berikut :

    – Setingkat dengan harga saingan

    – Dibawah harga saingan

    – Diatas harga sainga

    2.2 Kerangka Teori

    Kegiatan perindustrian merupakan salah satu bagian dari marketing mix yang peranannya sangat penting dalam upaya menyalurkan barang-barang / jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Salah satu faktor yang paling menentukan adalah saluran distribusi yang digunakan.

    Nitisemito mengatakan :

    Saluran distribusi merupakan lembaga-lembaga Distributor / penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalur dan menyampaikan barang-barang dan jasa-jasa produsen ke konsumen”.

    Saluran distribusi merupakan suatu unit organisasi dalam dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, wholesaler dan retailer, melalui nama barang-barang / jasa – jasa dipasarkan.

    Lain halnya menurut Webster yang dikutipkan oleh Syofyan Assauri, dimana saluran distribusi dapat dikatakan sebagai suatu system karena dalam saluran distribusi terkandung elemen-elemen hubungan untuk kerja sama, saling mempengaruhi, saling ketergantungan dan bersifat dinamis demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adapun pendapat Webster tersebut adalah :

    “Sistem adalah kumpulan dari unsur-unsur yang secara teratur saling pengaruh mempengaruhi atau saling tergantung satu sama lainnya dan secara keseluruhan merupakan satu Kesatuan”.

    Dengan demikian saluran distribusi merupakan saran yang menghubungkan antara produsen dan konsumen yang menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi.

    Saluran distribusi berdasarkan panjangnya dan sifat-sifat dari barang – barang industri dapat dibagi atas empat macam yaitu :

    a. Saluran 0 tingkat, (saluran pemasaran langsung), terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung kepada konsumen.

    b. Saluran satu tingkat, terdapat satu perantara penjualan

    c. Saluran dua tingkat, terdapat dua perantara penjualan

    d. Saluran tiga tingkat, terdapat tiga perantara penjualan

    Sebelum memilih saluran distribusi ini maka perlu diketahui beberapa faktor yang menentukan pemilihan saluran distribusi tersebut, yaitu :

    1. Pertimbangan – pertimbangan pasar

    a. Konsumen atau pasar industri

    b. Jumlah pembeli potensial

    c. Konsentrasi pasar secara geografis

    d. Jumlah pesanan

    e. Kebiasan dalam pembelian

    2. Pertimbangan – pertimbangan produk

    a. Nilai unit

    b. Besar dan berat barang

    c. Mudah rusaknya barang

    d. Sifat teknis

    e. Barang standar dan pesanan

    f. Luasnya product line

    3. Pertimbangan – pertimbangan perantara

    g. Jasa – jasa disediakan oleh perantara

    h. Tersedianya perantara yang dikehendaki

    i. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen

    j. Volume penjualan dan ongkos

    4. Pertimbangan – pertimbangan perusahaan

    k. Sumber dana keuangan

    l. Pengalaman dan kemampuan distribusi

    m. Pengawasan terhadap saluran distribusi

    n. Pelayanan jasa yang disediakan oleh penjual

    Setelah mengetahui dan memahami faktor – faktor diatas, maka perusahaan dapat menentukan / mengidentifikasi berbagai alternatif terhadap jumlah perantara yang akan dipekerjakan disetiap tingkat saluran distribusi.

    Menurut Kotler ada tiga alternatif pilihan dalam menentukan jumlah perantara yaitu :

    a. Distribusi intensif, umumnya diterapkan pada pemasaran barang-barang kebutuhan sehari-hari dan berupa bahan mentah (convenience goods).

    b. Distribusi exklusif, perusahaan memberi wewenang untuk menyalurkan produknya ditempat-tempat tertentu kepada beberapa penyalur saja / berdasarkan geografis (shopping goods).

    c. Distribusi selektif, pada umumnya dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar / pengecer dalam wilayah pemasaran tertentu (special goods).

    1. Kebijakan Promosi

    Promosi yang tepat merupakan sarana yang ampuh dalam menjawab tantangan situasi persaingan pasar yang semakin ketat. Adapun yang dimaksud dengan promosi adalah :

    “Kegiatan memperkenalkan produk, menyakinkan manfaat produk kepada pembeli dengan harapan akan tertarik hatinya dan secara sukarela membeli produk tersebut”.

    Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan bahwa promosi itu merupakan usaha komunikasi dan penyampaian informasi kepada konsumen atau calon pembeli mengenai produk yang dipasarkan.

    Kegiatan promosi produk dapat dilakukan secara langsung atau melalui media komunikasi massa . Kegiatan mana yang akan dipilih oleh masing-masing penguasaha untuk tiap jenis hasil produksinya akan ditentukan oleh berbagai macam faktor, diantaranya adalah :

    a. Jumlah dana promosi produk yang tersedia

    b. Masa tahapan daur hidup produk

    c. Pembeli sasaran yang ingin dituju

    d. Sifat atau ciri-ciri khusus produk yang bersangkutan.

    Pada umumnya kegiatan promosi ini dapat dibagi atas 4 yaitu :

    1.1 Advertising

    Advertising atau periklanan adalah merupakan persentase dan promosi non pribadi tentang ide, barang dan jasa yang ditawarkan oleh sponsor tertentu. Atau dengan kata lain periklanan dapat dipandang sebagai kelompok masyarakat baik secara lisan atau dengan penglihatan tentang suatu produk.

    1.2 Daur Kehidupan Produk

    Merupakan suatu alat analisa yang biasa digunakan untuk menentukan pertumbuhan penjualan dan potensi laba atas produk perusahaan dan industri.

    Disamping itu daur kehidupan produk biasa juga dipakai untuk mengetahui kebutuhan pembelanjaan, kebijakan depiden, resiko serta dapat memberikan kerangka kerja untuk menganalisa strategi pada setiap tahap kehidupan produk.

    Dengan daur kehidupan produk perusahaan akan selalu memonitor apa-apa yang terjadi yang berkenaan dengan suatu produk sehingga perusahaan akan dapat menerapkan strategi apa yang akan digunakan.

    Radiosunu membagi perkembangan produk tersebut dalam empat tahap

    a. Tahap perkenalan

    b. Tahap pertumbuhan

    c. Tahap kedewasaan

    d. Tahap penurunan

    Adapun ciri-ciri dari masing-masing tahap tersebut dapat kita lihat sebagai berikut :

    a. Tahap Perkenalan

    Pada tahap ini biaya yang dikeluarkan untuk promosi cukup tinggi terutama disebabkan karena promosi yang dilakukan dengan gencar.

    Promosi ini dilakukan karena produk belum dikenal oleh pembeli atau konsumen. Tingkat penjualan masih rendah dan laba belum dapat diharapkan pada tahap ini.

    b. Tahap Pertumbuhan

    Pada tahap ini pertumbuhan ini penjualan dan kurva laba meningkat dengan pesat yang disebabkan karena meningkatnya permintaan dari konsumen, disamping itu produk sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Kegiatan promosi yang dilakukan tidak segencar seperti tahap pertumbuhan lagi.

    c. Tahap Kedewasaan

    Tahap ini pertumbuhan penjualan mulai menurun dan promosipun memasuki kedewasaan tetapi biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya serta menghadapi tantangan yang berat dalam manajemen pemasaran..

    Ada tiga taraf dalam tahap kedewasaan ini :

    – Kedewasaan pertumbuhan

    Dalam tahap ini pertumbuhan penjualan mulai menurun yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah walaupun beberapa pembeli termasuk pengekor masuk kepasar.

    – Kedewasaan mantap

    Dalam taraf ini volume penjualan mulai mendatar yang disebabkan oleh jauhnya pasar.

    – Kedewasaan mengusang

    Pada taraf ini penjualan mulai turun atau merosot dan konsumen mulai beralih kepada produk lain atau produk substibusi.

    d. Tahap Penurunan

    Volume penjualan pada taraf ini telah menurun begitu laba yang diperoleh. Perusahaan akan keluar dari persaingan dan meninggalkan pasar. Bagi perusahaan yang masih bisa bertahan akan berusaha mengurangi jumlah penawaran produknya. Anggaran dikurangi sejalan dengan penurunan kegiatan perusahaan.

    Untuk lebih jelasnya dapat dilihat karakteristik dari masing – masing tahap seperti pada tabel berikut :

    Tabel 3

    Karakteristik Daur Kehidupan Produk

    Keterangan

    Tahap-Tahap Daur Kehidupan Produk

    Perkenalan

    Pertumbuhan

    Kedewasaan

    Kemunduran

    Jumlah perusahaan

    Sedikit

    Persaingan meningkat

    Jumlah perusahaan menurun

    Tinggal beberapa perusahaan

    Harga/unit

    Tinggi

    Harga menurun karena peningkatan produksi

    Harga terus menurun sampai tingkat yang rendah

    Harga stabil pada tingkat yang rendah.

    Laba

    Rugi karena pengembangan dan biaya pemasaran

    Laba meningkat karena penjualan meningkat

    Laba berkurang

    Laba semakin berkurang dan mulai merugi

    1.3 Analisa SWOT

    SWOT merupakan singkatan dari Strenght, Weakness. Opportunity dan Threat. Jadi, analisa SWOT adalah suatu analisa tentang lingkungan perusahaan. Kegiatan pemasaran suatu perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana perusahaan itu berada, baik intern maupun ekstern.

    Faktor intern adalah hubungan dengan faktor – faktor yang ada dalam perusahaan sendiri. Lingkungan Intern ini merupakan lingkungan yang dapat diamati serta dikendalikan oleh pemimpin perusahaan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Untuk lingkungan intern perusahaan ini dapat dievaluasi kekuatan serta kelemahan-kelemahannya.

    Jadi, dengan menggunakan analisa SWOT akan diperoleh gambaran masa depan suatu produk. Dalam hal ini pimpinan perusahaan harus menganalisa situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Hal ini berguna untuk mempermudah mendapatkan pedoman yang lebih baik dalam menetapkan kebijaksanaan

    3.1 METODE PENELITIAN

    Penelitian ini bersifat kualitatif, dimana penelitian ini hanya mendeskripsikan, menguraikan data yang ditemukan pada PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN tentang metode yang diambil dalam meningkatkan penjualan sepeda motor Honda oleh pihak perusahaan.

    3.1 Jenis dan Sumber Data

    a. Jenis Data

    Data yang digunakan dalam penelitian meliputi :

    1.Data Primer yaitu data yang berkaitan dengan metode yang diambil oleh PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN dalam meningkatkan penjualan

    2. Data Sekunder yaitu data yang sudah diolah / sudah jadi dari PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN

    b. Sumber data

    Data diperoleh dari perusahaaan PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN dan data sekunder dari hasil penjualan sepeda motor pada perusahaan lain sebagai pembanding.

    3.2 Metode pengumpulan data

    Penelitian kepustakaan (Library Research)

    Yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca teori yang sumbenya diperoleh dari literature yang sesuai dengan masalah pokok penelitian.

    Penelitian lapangan (Field Research)

    Yaitu penelitian yang dilakukan langsung kelapangan untuk mendapatkan data primer, dalam hal ini dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang dalam masalah ini.

    3.3 Metode Analisis data menurut hadi sutrisno (1989)

    Metode data yang penulis lakukan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif, Yaitu menganalisa dan membandingkan antara pelaksanaan pada perusahaan tersebut terhadap teori-teori serta pemikiran yang mantap dan logis.

    Ini tugas siapa, mulanya saya ambil dari email saya. Saran saya kalau mengirim tugas jangan lupa nama dan NIM itu indetitas mutlak. Saran saya untuk kasus ini judul yg tepat adalah Analisis Promosi Penjualan. Silahakan dicoba lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alex S. Nitisemito, 1981 Marketing Ghalia Indonesia .

    Basu Swasha dan Irawan, 1985 Manajemen Pemasaran Modern, FE-UGM.

    Basu Swasha, dan W. Ibnu Sukogjo, 1984 Pengantar Bisnis Modern, Edisi Ketiga, Liberty, Yogyakarta.

    Basu Swasha, Irawan, 1985 Manejemen Pemasaran Modern.

    Masri Singa Rimbun, Syofyan Effendi, 1984 Metode Penelitian, LP3ES Manulang. M, 1980 Pengantar Ekonomi Perusahaan, Liberty , Yogyakarta .

    Philip Kolter, 1984 Dasar – Dasar Pemasaran, Edisi kedua, Jilid I, CV. Intermedia.

    Philip Kolter, 1993 Manajemen Pemasaran, Analisa Perencanaan dan Pengendalian, Edisi ke enam, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

    Philip Kolter, 1986 Manajemen Pemasaran, Erlangga Jakarta.

    Radiosunu, 1995. Manajemen Pemasaran Suatu Pendeketan Analisa, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta .

    Syofyan Assauri, 1993. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, FEUI.

    Walliam J. Stanton, 1986. Prinsip Pemasaran, Edisi ke tujuh, Jilid II, Erlangga, Jakarta .

    Komentar oleh johannessimatupang | Januari 29, 2010 | Balas

  93. Nama : Tri Rahayu Aguswindi
    NIM : C1B007100
    JUR : Manajemen / G

    ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI KENDARAAN BERMOTOR MEREK YAMAHA KOTA JAMBI.

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Iklan adalah salah satu komponen marketing mix yang umum dilakukan oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap launching produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat biaya ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.
    Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang muncul di televisi. Setiap jam, setiap acara selalu dipenuhi tayangan iklan. Iklan di televisi sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius. Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negatif tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.
    Untuk menghasilkan iklan yang efektif sekaligus bisa “membius” publik, tentunya dibutuhkan strategi perancangan yang matang. Bukan cuma tampilan fisik atau visual yang “wah”, tapi juga mampu mengomunikasikan pesan atau message yang tersembunyi. Artinya, mampu memadukan pesan yang eksplisit dengan pesan yang implisit. Di sinilah, dibutuhkan strategi cerdas dan bijak agar pesan yang dikedepankan bisa ditangkap dalam durasi waktu tertentu, untuk strata sosial dan usia yang bervariasi. Jika dilihat dari sisi umur responden, anak muda gampang terpengaruh iklan. Dan kecenderungannya, semakin tua umurnya, semakin kecil pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kemudian, jika dilihat dari SES, semakin tinggi level SES, semakin kuat pula pengaruh iklan terhadap keputusannya dalam membeli merek/produk. Kecenderungan ini lebih disebabkan oleh faktor daya beli.

    1.2. Rumusan Masalah
    Berdasarkan pada latar belakang serta fenomena yang ada, maka penulis tertarik untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media iklan yang selama ini dilakukan oleh PD Panca Motor terhadap perilaku konsumen, dengan judul ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI KENDARAAN BERMOTOR MEREK YAMAHA KOTA JAMBI.

    1.3. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
    1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh media iklan terhadap keputusan membeli motor Yamaha.
    2. Untuk mengetahui iklan yang paling tepat dan efektif yang digunakan PD Panca Motor, Jambi.

    1.4. Manfaat Penelitian
    Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
    1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam pemilihan media iklan.
    2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian serupa dimasa mendatang, serta menambah pengetahuan bagi yang berkepentingan dalam disiplin ilmu pemasaran.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2. Landasan Teori
    2.1. Periklanan

    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.
    Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya lebih kurang adalah “menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian periklanan secara komprehensif menurut Kotler (2003), Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
    Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah mediamassa atas penyiaran iklannya. (Suhandang, 2005:13)

    2.2. Fungsi Iklan dalam Pemasaran
    Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali.1995:9). Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto.2001:3-4). Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).
    Ralph S. Alexander dalam Jefkins (1997:110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu; 1) penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya, 2) iklan ditujukan kepada kalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar, 3) iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya, 4) iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan. Fungsi iklan dalam pemasaran adalah memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.
    Agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu:
    Attention : mengandung daya tarik
    Interest : mengandung perhatian dan minat
    Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki
    Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk
    Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk
    Action : mengarah tindakan untuk membeli
    Berdasarkan konsep AIDCDA, promosi periklanan harus diperlukan pengetahuan yang cukup tentang pola perilaku, kebutuhan, dan SEGMEN PASAR. Konsep tersebut diharapkan konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan dengan gaya bahasa persuasinya berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi, yang tidak memperdulikan status sosialnya. Cak Nun berpendapat;” iklan adalah anak jadah kebudayaan”, yaitu bagaimana cara mengolah kelemahan produk menjadi kelebihan itulah fungsinya sebagai ujung tombak pemasaran (Blank Magazine.2002: 20).
    Tujuan iklan menurut Rhenald Kasali (1995:159) biasanya dibangun atas empat komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.
    Beberapa tendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu:
    1. Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi produk yang disampaikan kepada konsumen.
    2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.
    3. Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang diinformasikan.
    4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.
    2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
    Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
    Faktor Budaya
    Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
    Faktor Sosial
    Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
    Faktor Pribadi
    Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
    Faktor Psikologis
    Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat factor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.

    2.4. Hipotesis
    Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro,2003:48).
    Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa : Media iklan yang digunakan PD Panca Motor secara parsial memberikan pengaruh positif terhadap keputusan konsumen membeli motor Yamaha.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3.1. Populasi dan Sampel
    1.Populasi Penelitian
    Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas Ekonomi UNLAM yang
    membeli serta menggunakan helm merek GV.
    2.Sampel Penelitian
    Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan dan, waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi tersebut. Dimana manurut Arikunto ( 2002 : 112 ) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Guildford ( 1987 : 125 ) jumlah sampel yang diambil adalah lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat.
    3.2. Jenis dan Sumber Data
    1. Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    a. Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    2. Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    b. Data Sekunder, yaitu data yng diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.
    3.3. Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    a. Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    b. Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    Tri, kasus yg anda buat telah banyak ditulis seniormu. Kalau ini harus dibuat harus diyakini ada masalah yg belum terungkap pada penelti terdahulu.

    Komentar oleh Tri Rahayu Aguswindi | Januari 29, 2010 | Balas

    • jadi selanjutnya saya harus bagaimana pak?? Apakah proposal saya dapat dilanjutkan atau bahkan diganti dengan Judul lain?

      Terima kasih…

      Komentar oleh Tri Rahayu Aguswindi | Februari 3, 2010 | Balas

      • cari yang lain lebih ok deh… percaya dengan diri sendiri ok teman…

        Komentar oleh dandy | Februari 7, 2010

  94. Nama : Resda Yuiana
    Nim : Erc1b007049
    Fakultas: Ekonomi Manajemen Ekstensi sore

    Salam sukses untuk bpk…..

    Saya ingin menanyakan mengernai proposal yang saya buat, apakah sdh benar atau masih harus ada perbaikan lagi ?

    terima kasih sebelumnya

    Komentar oleh Resda Yuliana | Januari 30, 2010 | Balas

    • #

      Nama : RAHAYU
      NIM : ERCIB 007 038
      Jurusan : Manajemen ( Pemasaran )
      MK : MEP
      Kelas : Sore ( UNJA Ektensi )

      Selamat siang Pak Jo….sebelumnya Mohon maaf atas keterlambatan proposal saya Pak. Saya berharap semoga proposal ini dapat saya jadikan acuan skripsi akhir saya nanti. Saya juga mengharapkan kritik dan saran dari bapak agar proposal ini dapat lebih sempurna…
      Terima kasih Pak Jo, sukses selalu…..

      Judul: ANALISIS PEMASARAN KWH METER DI PT.PLN (Persero) WS2JB CABANG JAMBI
      PENDAHULUAN
      1.1 LATAR BELAKANG
      Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Direktur Utamanya adalah Dahlan Iskan, yang dilantik pada 23 Desember 2009 menggantikan Fahmi Mochtar (yang menjabat sejak 2008).
      Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.
      Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW.
      Peristiwa
      Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU – PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
      Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
      Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
      Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN).
      Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
      Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.
      Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
      Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005).
      Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan kWh/kapita):
      Jakarta dan Tangerang: 1873.9
      Sumatra Utara: 390.78
      NAD: 206.06
      Bali: 619.26
      Sumatra Barat: 375.83
      Jawa Tengah: 343.84
      Kalimantan Selatan: 306.14
      DIY: 398.77
      Jawa Timur: 500.73
      Sulawesi Selatan: 281.58
      Sulawesi Utara: 290.78
      Jawa Barat: 621.4
      Banten: 1293.76
      Maluku: 176.08
      Kalimantan Timur: 461.7
      Kalimantan Barat: 214.45
      Bengkulu: 176.44
      Bangka Belitung: 278.02
      Sulawesi Tengah: 146.14
      Sumatra Selatan: 256.45
      Kalimantan Tengah: 195.87
      Maluku Utara: 127.54
      Lampung: 208.31
      Gorontalo: 134.78
      Sulawesi Tenggara: 120.22
      Jambi: 213.91
      Sulawesi Barat: 79.78
      Riau: 274.21
      NTB: 119.27
      Papua: 180.11
      NTT: 64.32
      Rata-rata nasional: 352.5

      Jadi kebutuhan manusia akan energi akan mengalami kenaikan
      sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk, dan peningkatan
      perekonomian. Semakin meningkatnya ekonomi pada suatu
      daerah maka konsumsi tenaga listrik juga akan semakin
      meningkat, seiring dengan pesatnya peningkatan pembangunan
      di bidang teknologi, industri dan informasi.
      Namun pelaksanaan penyediaan energi listrik yang dilakukan oleh PT.PLN (Persero),selaku lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola masalah kelistrikan di Indonesia, sampai saat ini
      masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan
      energi listrik secara keseluruhan. Kondisi geografis negara
      Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dan kepulauan, tersebar
      dan tidak meratanya pusat-pusat beban listrik, rendahnya tingkat
      permintaan listrik di beberapa wilayah, tingginya biaya marginal
      pembangunan sistem suplai energi listrik, serta terbatasnya
      kemampuan finansial, merupakan faktor-faktor penghambat
      penyediaan energi listrik dalam skala nasional.
      kebutuhan energi listrik nasional trus meningkat mencapai 18 persen rata-rata per tahun, atau sekitar dua kali lebih tinggi dari skenario yang dibuat pada tahun1990. Hal ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekonomi
      nasional kaitannya dengan pertumbuhan industri dan jasa
      konstruksi. Jika keadaan ini terus bertahan, berarti diperlukan
      pula pengadaan sistem pembangkit energi listrik tambahan guna
      mengantisipasi peningkatan kebutuhan tersebut.
      Mengingat pentingnya energi listrik bagi kehidupan orang
      banyak dan bagi pembangunan nasional, maka suatu sistem
      tenaga listrik harus bisa melayani pelanggan secara baik, dalam
      arti sistem tenaga listrik tersebut aman dan handal. Aman disini
      mempunyai pengertian bahwa sistem tenaga listrik ini tidak
      membahayakan manusia dan lingkungannya dan handal
      mempunyai arti bahwa sistem tenaga listrik ini dapat melayani
      pelanggan secara memuaskan misalnya dalam segi kontinyuitas
      dan kualitasnya.
      Harga pembangkitannya masih relatif mahal dan pada khususnya
      dan meningkatkan kelistrikan nasional pada umumnya.
      Dengan di bangunnya PLTP Sungai Penuh diharapkan akan
      mengatasi defisit energi di Propinsi Jambi yang terjadi selama
      ini, sehingga akan mengurangi bahkan menghilangkan intensitas
      pemadaman listrik yang dikarenakan beban puncak, gangguan
      pembangkit atau gangguan interkoneksi pasokan dari Sumatra
      Barat dan Sumatra Selatan. Dengan meningkatkan pasokan
      listrik di Propinsi Jambi akan menaikkan aktifitas perokonomian
      rakyat.
      Provinsi Jambi hingga saat ini masih kekurangan listrik, “Lampu sering padam secara bergiliran dan banyak desa yang belum dialiri listrik PLN”. Kebutuhan listrik di Jambi sekitar 100 MW. Proyek PLTA akan dikerjakan oleh inverstor dalam negeri yakni PT BUKAKA dengan dana sekitar 2 trilyun rupiah yang berasal dari swasta. “Desain dan pembebasan lahan sudah selesai tinggal pengerjaan fisiknya”
      dalam pengerjaan fisik akan banyak melibatkan pengusaha
      lokal, sehingga kebutuhan listrik dapat terpenuhi juga mendapat lapangan
      pekerjaan dari proyek ini. Nantinya pihak BUKAKA akan menjual produk listrik ini kepada PT PLN untuk disalurkan melalui Jaringan Sistem Inter Koneksi Sumatera.Dengan demikian akan surplus jika proyek 3-4 tahun mendatang dapat terselesaikan. Pulau Sumatera hingga saat ini masih kekurangan supply listrik sekitar 170.000 MW berarti dengan rampungnya proyek ini diharapkan dapat membantu kekurangan tersebut. Selama ini PLN selalu rugi, untuk Jambi sendiri sekitar 100 milyar pertahun, karena untuk menutupi kekurangan listrik pihak PLN menggunakan solar yang harganya mahal dalam hal membangkitkan tenaga listrik diesel sedangkan harga jual jauh dibawah harga produksi, sehingga subsidi yang diberikan pemerintah cukup besar.
      Sistim jaringan distribusi interkoneksi jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membangun pembangkit listrik tenaga diesel, dengan peresmian sistim ini diharapkan secara bertahap di daerah pedesaan yang belum memperoleh aliran listrik dapat memperolehnya dan daerah yang hanya baru menyala 12 jam bisa menjadi 24 jam.

      1.2 RUMUSAN MASALAH
      Berdasrkan uraian diatas maka penulis merumuskan beberapa perumusan masalah dalam melakukan penelitian pada PLN RAYON TELANAI PURA JAMBI, adalah sebagai berikut
      1. Bagaimana cara PLN dalam memasarkan KWH Meter agar sampai pada masyrakat atau konsumen?
      2. Bagaimana cara pelayanan PLN dalam menciptakan kepuasan pelanggannya?
      3. Apakah penyaluran atau pemasaran listrik di kota jambi telah merata hingga ke pedesaan?

      1.3 Batasan masalah
      Bedasarkan rumusan masalah diatas maka penulis membatasi penulisan yang di sebabkan oleh adanya keterbatasan pengetahuan,waktu dan sarana yang ada maka penulis hanya membahas bagaimana cara PLN memasarkan KWH meter dan bagaimana PLN Menciptakan kepuasan pelanggan menyangkut pelayanan nya terhadap masyarakat/konsumen serta apakah pemasaran listrik di kota jambi telah merata hingga pedesaan.

      1.4 Tujuan penelitian
      1.4.1 Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
      1. untuk mengetahui bagaimana KWH meter sampai ketangan konsumen agar dapat dipasangkan ke rumah-rumah yang belum memiliki lirtrik
      2. Untuk mengetahui adakah kepuasan yang di peroleh oleh pelanggan mengenai pelayanan yang di berikan oleh PLN
      3. untuk mengetahui apakah penyebaran aliran listrik telah merata di kota jambi

      1.4.2 Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
      penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan masyarajat tentang bagaimana KWH meter bisa sampai ke masyarakat atau konsumen.
      Agar dapat mengetahui sejauh mana kepuasan komsumem trhadap PLN rayon kota telanai pura kota jambi dalam pelayanannya terhadap masyarakat serta mengetahui sejauh mana penyebaran jaringan listrik di kota jambi

      1.5 sistematiaka penelitian
      Bab 1 pendahuluan: bab ini merupakan bab pendahuluan yang menguraikan permasalahan-permasalahan secara ringas yang meliputi, Latar Belakang,Rumusan masalah,Tujuan penelitian,Manfaat penelitian, dan Sistematikan penulisan

      Bab II Tinjauan pustaka : Dalam bab ini penulis membahas materi yang bersifat teoritis yang merupakan penjelasan dari buku-buku yang berhubungan dengan masalah-masalah yang di teliti agar dapat menentukan jawaban atas rumusan masalah diatas.

      Bab III Metode penelitian : Pada bab ini membahas tentang jenis penelitian,lokasi penelitian,subyek dan objek penelitian,identifikasi variable,definisi operasional,variable,sumber data,pengumpulan data,serta teknik yang digunakan dan menganalisa data.

      Bab IV Kesimpulan dan Saran : ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan kesimpulan tersebut di kemukakan beberapa saran yang di tujukan kepada berbagai pihak.

      Komentar oleh rahayu | Januari 31, 2010 | Balas

      Resda, satu hal yg belum terlihat adalah masalah yang mendasari penelitian anda. Coba rumuskan apa masalah yg teramati sementara dari topik yang anda tulis di atas.

      Komentar oleh rahayu | Januari 31, 2010 | Balas

      • Nama : Resda Yuliana
        NIm : Erc1b007049
        Fakultas : Ekonomi Manajemen Ekstensi

        Maaf pak, yang judul mengenai PLN bukan bahan saya tetapi bahan dari RAHAYU, bahan proposal saya judulnya analisis mengenai produk dan pemasaran pada pepsodent.

        Komentar oleh Resda Yuliana | Februari 1, 2010

      • Resda, topikmu menarik. Tapi yang lebih penting aspek pemasaran. Misalnya, kepuasan pelanggan dalam hal pencatatan tarif ataupun kepuasan pelanggan misalnya terhadap pelayanan dalam pengaduan. SIlahakan dipilih topik yang lebih pas untuk bidang pemasaran. Silahkan dicoba.

        Komentar oleh johannessimatupang | Februari 1, 2010

  95. Nama : M. Ricky Alfredo
    NIM : ERC1B007053
    Fakultas : Ekonomi Manajemen Ekstensi

    Analisis Administrasi Penyaluran dan Aplikasi SAP

    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang Masalah
    Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari beberapa bagian atau unit-unit bisnis yang saling berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi perusahaan yang ingin tetap bertahan dan berkembang di masa datang diperlukan suatu proses untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satunya dengan menciptakan pengelolaan sistem administrasi secara efektif dan efisien.
    Pengadministrasian sangat memiliki peran yang penting dalam proses lancar tidaknya suatu manajemen di dalam perusahaan yang didukung dengan SDM yang bermutu dan handal serta IPTEK tepat guna. Sistem administrasi yang lancar dan tepat waktu pada perusahaan sangat penting guna memperoleh kepuasaan bagi pelanggan yang secara langsung atau tidak langsung mendapat pelayanan dari perusahaan.
    PT. PERTAMINA (PERSERO), merupakan perusahaan minyak terbesar di Indonesia. Dengan menjadi perusahaan yang go public otomatis sistem administrasi yang dimiliki perusahaan harus sudah dapat mengikuti sistem komputerisasi dengan baik bukan pengadministrasian secara manual, karena berkaitan dengan mempermudah dan mempercepat seluruh kegiatan yang juga sangat berpengaruh terhadap pelayanannya terhadap pelanggan.
    Depot Jambi merupakan salah satu Depot dalam wilayah kerja Upms II Palembang sebagai supply point untuk memenuhi kebutuhan BBM di Provinsi Jambi, sistem administrasi sangat berperan dalam mempermudah pengoperasian kegiatannya, dimana sistem administrasinya berbasiskan SAP (Systems Applications and Products in data processing) yaitu suatu software administrasi yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan secara lebih efisien dan efektif. Penggunaan SAP memerlukan SDM yang handal terutama dalam bidang teknologi komputer dikarenakan data yang telah di input ke dalam SAP yang merupakan data dari seluruh kegiatan perusahaan, dan dalam pembelajaran SAP membutuhkan waktu beberapa hari untuk dapat di mengerti dan dapat di gunakan dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut.
    SAP dapat dikatakan juga sebagai suatu software online yang dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasional secara lebih efisien dan efektif. Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat dilihat secara terperinci kedua variabel tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat, untuk itulah dalam pengadministrasiannya harus dikerjakan oleh SDM yang disiplin, bisa bekerja sama dan menguasai program SAP agar evaluasi yang diinginkan sesuai dengan tujuan perusahaan. Tetapi pada pelaporan 23x masih secara manual yang hasil pekerjaannya masih dikirim menggunakan kurir. Dimana penggunaan SAP belum efisien dan efektif.
    Selain itu juga administrasi sebagai kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai tujuan yang diharapkan oleh Pertamina itu sendiri. Dan kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan atau akan sangat puas jika harapan pelanggan terlampaui. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif.
    Untuk memenuhi kepuasan pelanggan maka harus ada disiplin kerja yang merupakan salah satu fungsi manajemen SDM yang penting dan juga kunci terwujudnya tujuan. Karena tanpa adanya disiplin akan sulit terwujud tujuan yang maksimal.
    Populasi didalam ini ialah seluruh bagian yang terlibat dalam kegiatan administrasi penyaluran BBM yang terjadi di Provinsi Jambi. Dikarenakan populasi yang terluas, maka dapat di tarik sebuah sampel ( contoh ) yang diambil dari pembahasan ini, yang di jadikan sektor adalah kegiatan yang terjadi pada administrasi penyaluran BBM di Depot Jambi.
    Dalam pengkajiannya dapat diidentifikasikan bahwa tidak seluruh pekerja dapat menggunakan SAP dikarenakan program ini masih baru dan untuk USER SAP juga terbatas sehingga menghambat pekerjaan. Permasalahan yang sering terjadi juga pada jaringan dikarenakan sistem tersebut online, masih ada pelaporan yang dilakukan secara manual padal di SAP sudah dilakukan. TKI ( Tata Kerja Individu ) yang merupakan kegiatan pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pekerja dan juga harus ada TKO ( Tata Kerja Organisasi) yaitu kegiatan pekerjaan yang dilakukan dalam satu bagian.

    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
    1. Bagaimana sistem administrasi dalam penyaluran BBM ?
    2. Apakah aplikasi SAP di Depot Jambi telah maksimal ?

    C. Tujuan Penelitian
    1. Bagi Perusahaan
    Untuk mengetahui sistem kinerja administrasi dalam penyaluran BBM dan Aplikasi SAP Depot Jambi di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Sehingga dapat mengadakan evaluasi hasil-hasil yang telah dicapai dan juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang.
    2. Bagi Pihak Lain
    Dapat sebagai bahan referensi atau tambahan sebagai informasi tentang sistem administrasi penyaluran BBM dan Aplikasi SAP di Depot Jambi.
    3. Bagi Penulis
    Untuk dapat melatih kepekaan dan daya nalar serta daya kritis agar selalu tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi, serta melatih dan menerapkan ilmu-ilmu yang di dapat selama melalui tulisan ini mengenai administrasi penyaluran BBM dan Aplikasi SAP di Depot Jambi.

    D. Manfaat Penelitian
    Manfaat hasil penulisan ini secara umum memberikan informasi dalam menguji kebenaran. Bila hal ini terbukti maka hasil penulisan ini dapat diterima dan secara khusus diharapakan dapat bermanfaat bagi:
    1. Para pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja.
    2. Sebagai informasi kepada pengambil kebijakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan TKI dan TKO.
    3. Perusahaan sebagai informasi atau data tentang evaluasi kerja.
    4. Semua pihak terkait yang membutuhkan hasil penulisan ini sesuai kebutuhan masing-masing.

    E. Tinjauan Pustaka
    Diuraikan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu tentang pengertian PT. Pertamina (Persero), peranan sistem administrasi, pengertian SAP (System Application and Products in data processing), pengertian disiplin kerja dan perlunya administrasi.

    G. Metodologi Penelitian
    Dalam metodologi penelitian ini mengenai tentang sistem administrasi pada Pertamina, cara kerja dan penggunaan SAP (System Application and Products in data processing), dan pengkajian terhadap SAP bagi pekerja.

    Ricky, bidang yg anda teliti baru. Coba tunjukkan ada masalah apa dg SAP pertamina?

    Komentar oleh M.Ricky Alfredo | Januari 31, 2010 | Balas

    • SAP Pertamina masih dalam tahap penyempurnaan di mana setiap T-code di sesuaikan dengan semua kegiatan operasional untuk di setiap lokasi pendistribusian BBM,
      dengan adanya penyempurnaan tsb, SAP telah di Upgrade menjadi My-SAP. Permasalahan yang baru di temukan ialah di dalam jaringannya karena sistem tersebut Online dan permasalahan pada User penggunanya pak, untuk permasalahan di dalam sistem masih dalam penelitian,
      terima kasih.

      Komentar oleh M. Ricky Alfredo | Februari 6, 2010 | Balas

  96. Nama : Nico Hariandika Rismawan
    NIM : ERC1B007080
    Fakultas : Ekonomi Manajemen Ekstensi

    Penertiban Calo di Bandara Sultan Thaha Jambi Terhadap Perilaku Konsumen

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah
    Persaingan usaha yang semakin kompetitif membawa dampak yang besar dalam hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya. Tuntutan konsumen makin besar, mereka tidak lagi sekedar menginginkan jasa yang berkualitas dengan harga murah tetapi juga sangat mengharapkan kecepatan penyampaian, fleksibilitas dan layanan pelanggan yang unggul.
    Sehubungan dengan hal tersebut sangat terasa dampaknya pada perusahaan jasa khususnya Biro Perjalanan / Agen Travel Angkutan Udara dmana persaingan bisnisnya yang semakin tidak sehat. Hal ini sangat dirasakan semakin banyaknya para Calo pedagang tiket pesawat yang berkeliaran diwilayah Bandara Sultan Thaha Jambi.
    Keberadaan para calo yang berkeliaran di Bandara Sultan Thaha Jambi mereka masih menjadi kontroversi bagi pihak manajemen Angkasa Pura yang secara langsung dirasakan mengganggu ketertiban, keamanan dan kenyamanan penumpang di Bandara Sultan Taha Jambi. Pihak Manajemen Angkasa Pura II terus berusaha menertibkan para calo-calo yang berkeliaran tersebut. Akan tetapi keberadaan masih banyak digunakan oleh para calon penumpang yang menurut mereka dapat membantu dan mempermudah mereka dalam memperoleh tiket dengan tanpa harus mengantri dan lain sebagainya.
    Jasa para calo masih banyak dipilih oleh para calon penumpang, karena selain mereka mudah memperoleh tiket. Jasa calo juga dapat bermanfaat terutama bagi para calon penumpang yang tidak punya banyak waktu untuk mengurus tiket sendiri ataupun penumpang yang menginginkan jadwal berangkat segera dalam waktu yang sangat mendesak.
    Bagi calon penumpang yang akan berangkat dalam keadaan mendesak tersebut, jasa para calo sangat mereka butuhkan kapan dan dmana saja. Apalagi para calo tersebut dianggap calon penumpang dapat memberikan jasa dengan pelayanan yang sangat maksimal. Walaupun sebetulnya harga yang mereka berikan kepada penumpang merupakan harga yang telah mereka up grade dari harga standar baik di Agen / Biro Perjalanan secara resmi.
    Belum lagi calon penumpang merasa nyaman dimana pelayanan yang diberikan para calo yang cukup esktra seperti dari penyediaan tiket, tiket yang di chek’in kan, serta pengurusan bagasi sampai calon penumpang tersebut siap untuk berangkat. Dibalik semua itu kemudahan para calo pun diperlancar dengan keterlibatan orang dalam atau pihak Bandara Sultan Thaha sendiri yang mana setiap transaksinya mereka harus dibayar juga oleh para calo tersebut.
    Oleh sebab itulah mata rantai percaloan dan segala jaringan yang melibatkan berbagai pihak membuat Manajemen Angkasa Pura II tidak mampu menanganinya hingga saat ini. Selain itu bisnis percaloan ini juga dirasakan dampaknya oleh perusahaan Agen / Biro Perjalanan. Kesimpulannya peraturan yang ada hingga saat ini masih belum terlaksana dengan baik dan masih lemah dalam penanganannya.

    B. Perumusan Masalah
    Berdasarkan pada latar belakang permasalahan maka terlihat bahwa sangat diperlukan adanya keterlibatan langsung dari pihak Manajemen Angkasa Pura II dalam penanganan guna penertiban bisnis percaloan yang kiat marak dan juga memperketat peraturan diwilayah kerja Bandara Sultan Thaha Jambi terutama tentang masalah penumpang dan lain sebagainya.
    Adapun beberapa masalah yang dihadapi Manajemen Angkasa Pura II berkaitan dengan bisnis percaloan ini adalah sebagai berikut :
    1. Apakah bisnis percaloan di wilayah kerja Bandara Sultan Thaha ini sudah berjalan sebagaimana mestinya atau sesuai dengan aturan yang berlaku yang ditetapkan oleh Manajemen Angkasa Pura II ?
    2. Sejauh mana bisnis percaloan ini berdampak pada pihak yang terkait terutama calon penumpang, perusahaan Agen / Biro perjalanan maupun manajemen Angkasa Pura II sendiri.
    3. Apakah evaluasi serta tindak lanjut yang akan diambil oleh Manajemen Angkasa Pura II untuk meminimalis bisnis percaloan terhadap perilaku konsumen dalam hal ini calon penumpang.
    Dari permasalahan diatas, ada beberapa hipotesa yang dapat diambil diantaranya :
    1. Ho : Bisnis percaloan diBandara Sultan Thaha Jambi belum berjalan
    atau sesuai dengan aturan yang berlaku.
    Ha : Bisnis percaloan diBandara Sultan Thaha Jambi sudah berjalan
    atau sesuai dengan aturan yang berlaku.
    2. Ho : Bisnis percaloan sangat berdampak pada pihak-pihak yang
    terkait.
    Ha : Bisnis percaloan tidak berdampak sama sekali pada pihak-pihak
    yang terkait.
    3. Ho : Manajemen Angkasa Pura II tidak melakukan evaluasi atau tindak
    lanjut apa-apa terhadap bisnis percaloan tersebut.
    Ha : Manajemen Angkasa Pura II akan melakukan evaluasi atau tindak
    lanjut terhadap bisnis percaloan tersebut.
    Dari masalah-masalah serta variable-variabel yang akan digunakan dalam penulisan nantinya. Maka dapat diperoleh gambaran yang cukup jelas bahwa masalah pokok yang ada dan dihadapi oleh Manajemen Angkasa Pura II adalah : “ Masih minimnya kesadaran masyarakat atau calon penumpang untuk tidak menggunakan jasa calo serta tidak berjalanya peraturan yang ada “.

    C. Tujuan Penelitian
    Dalam penulisan ini akan dilakukan suatu penelitian secara langsung atau dengan kata lain melakukan survey dan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Selain itu juga akan dilakukan dengan pengisian angket / quisioner. Hal ini dilakukan tidak lain adalah bertujuan untuk :
    1. Mengetahui sejauh mana bisnis percaloan berdampak pada tingkat kepuasan calon penumpang sekaligus perilaku konsumen terhadap bisnis tersebut.
    2. Mengetahui sejauh mana bisnis percaloan terhadap ketertiban dan penerapan peraturan yang ada diwilayah Bandara Sultan Thaha Jambi.
    3. Mengetahui evaluasi atau tindak lanjut apa yang akan diambil oleh Manajemen Angkasa Pura II terhadap bisnis percaloan yang secara langsung telah menyalahi ketentuan harga yg telah ditetapkan sesuai otoritas pihak Airlines.

    D. Manfaat Penelitian
    Dengan terdapatnya masalah seperti yang telah dikemukakan diatas, serta tujuan yang telah ditetapkan dalam penelitian nantinya. Dalam hal ini diperlukan studi yang dapat memberikan input agar bisnis percaloan diwilayah Bandara Sultan Thaha nantinya dapat berjalan secara lebih realistis dan sesuai dengan aturan yang berlaku pada Manajemen Angkasa Pura II.
    Adapun manfaat yang diharapkan tidak lain adalah untuk meminimalis bisnis percaloan yang saat ini masih mendominasi dan sekaligus menanamkan kesadaran kepada masyarakat secara umum atau calon penumpang secara khusus untuk tidak lagi menggunakan jasa calo. Sehingga secara pelan-pelan bisnis percaloan dapat dihilangkan.
    Selain itu diharapkan juga bermanfaat bagi pihak Manajemen Angkasa Pura II untuk lebih tegas terhadap para calo yang berkeliaran diwilayah Bandara Sultan Thaha dengan peraturan yang berlaku. Serta menindak tegas pihak-pihak Intern dari Angkasa Pura II yang ikut mendukung serta bekerjasama dengan bisnis percaloan tersebut.

    E. Metode Penelitian
    Dalam usaha pengumpulan data guna terlaksananya penulisan ini agar dapat diolah dan dianalisa sehingga sampai kepada kesimpulan, akan ditempuh beberapa tahapan metodologi dalam menunjang penulisan ini agar sesuai dengan sasaran yang diinginkan :
    1. Pengumpulan Data
    Dalam pengumpulan data akan digunakan beberapa metode yang lazim dipakai dalam penelitian dan penulisan ilmiah, yaitu :
    a) Penelitian Lapangan ( Field Research )
    Yaitu pengumpulan data yang dilakukan di lapangan atau tempat yang ada hubungannya dengan penulisan ini. Dengan demikian data yang diperoleh benar-benar bersumber dari kenyataan yang ada. Adapun cara yang ditempuh untuk mendapatkan data dengan melakukan :
     Wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait baik itu Konsumen dalam hal ini Calon Penumpang, Calo maupun pihak Angkasa Pura atau petugas yang ada di Bandara Sultan Thaha Jambi.
     Pengamatan yaitu penelitian dengan mengamati langsung objek berupa kegiatan langsung dari para calo yang dijadikan penelitian.

    b) Penelitian Kepustakaan ( Library Research )
    Yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan, buku-buku, literatur-literatur, majalah-majalah, brosur-brosur serta sumber-sumber lain yang ada relevansinya dengan masalah yang dihadapi.
    Adapun data yang diperoleh nantinya, dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua ) yaitu :
    1. Data Primer
    Yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait yang terlibat langsung dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini.
    2. Data Sekunder
    Yaitu data-data yang diperoleh dari pengumpulan secara tidak langsung, antara lain dari buku-buku dan publikasi yang diterbitkan oleh pihak Manajamen Angkasa Pura II maupun instansi lain yang ada hubungannya dengan tema penulisan ini.

    2. Tahap Penganalisaan
    Untuk menganalisa data-data yang diperoleh, dapat dipakai beberapa metode atau teknik berpikir , diantaranya :
    1. Cara berpikir deduktif, yaitu cara berpikir yang dimulai dengan pengetahuan yang bersifat umum dan untuk menilai suatu kejadian khusus.
    2. Cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang memulai dari fakta-fakta khusus, peristiwa kongkrit, yang kemudian digeneralisasikan menjadi suatu yang bersifat umum.
    3. Cara berpikir modern, yaitu mengkombinasikan kedua cara tersebut diatas. Cara ini disebut “ Reflective Thinking “.

    F. Tinjauan Pustaka
    Diuraikan yang berhubungan dengan keberadaan calo yang berada di Bandara Sultan Thaha, manfaat lain calo bagi penumpang, dan pelayanan yang diberikan oleh calo tiket pesawat.

    Nico, judul seperti di atas cenderung kepada judul investigasi. KIta tak punyabekal untuk melakukan penertiban. Kalau misalnya diubah menjadi bidang yang dekat dg disiplin pemasaran misalnya “faktor yang dipertimbangkan konsumen” membeli tiket pesawat saya kira itu lebih pas untuk bidang pemasaran. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh Nico Hariandika Rismawan | Januari 31, 2010 | Balas

    • Kalo isi proposal saya ap ad yg prlu sy perbaiki pak?
      Jadi saya harus mengganti judulnya saja ya pak?
      Mhon saran dari bapak,,,
      Terima kasih pak jo,,,

      Komentar oleh Nico Hariandika Rismawan | Februari 2, 2010 | Balas

  97. Nama : Arif Nugroho
    NIM : ERC1B007065
    Manajemen Ekstension

    Salam sukses Pak Jo ,,

    Pak saya yang mengirim proposal melalui email bapak, dengan judul ” KEBIJAKAN PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PD. SINAR SENTOSA WAHIDIN ” …
    Apakah masih ada waktu untuk mengirim kembali perbaikan untuk proposal saya tersebut, sesuai dengan judul yang bapak sarankan ,,

    Terima kasih

    Komentar oleh Arif Nugroho | Februari 2, 2010 | Balas

  98. NAMA : RONI APRINALDI
    NIM :ERC1B007069
    FAK : EKONOMI MANJEMENT (EKSTENSI)

    salam pak jo…
    ini hasil perbaikan dari proposal yang kemarin saya kirim ke blog bapak..
    dengan judul :

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN AIR MINERAL DI JAMBI

    1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian

    PENDAHULUAN
    Perkembangan bidang industri yang semakin pesat terutama di kota Jambi, akan
    membawa dampak yang cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri,
    maupun lingkungan sekitarnya, di antaranya adalah masalah polusi. Bila tidak
    diawasi dengan ketat mengenai limbah industri tersebut, maka timbul polusi baik
    udara maupun air yang cukup besar.
    Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah
    telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih,
    bebas polusi, tetapi kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air leideng yang
    keruh karena masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungai tanpa
    diproses lebih dulu.
    Melihat kondisi ini, banyak perusahaan yang berusaha memanfaatkan peluang
    untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dan
    menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk
    seperti Aqua, arthess, vir, Ades, Aquase dan Cheer.
    Dari kondisi tersebut di atas, dan semakin tingginya tingkat pendidikan dan
    kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka membawa pengaruh terhadap
    perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Di samping itu konsumen
    memiliki kebebasan dalam memilih produk. Untuk itu produsen memerlukan
    strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasi
    tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan
    pembelian suatu produk.
    Menurut Essael (1987: 11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan
    keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi
    pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi
    pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh
    pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel
    ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi.
    Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik
    untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi
    pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli.
    Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan
    membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan
    membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan.
    Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang
    pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif
    merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.
    Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk
    baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan
    harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab
    harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen
    melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
    Karakteristik penjual akan mempengaruhi keputusan membeli. Dalam hal ini
    konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya
    memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.
    Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku
    tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran
    pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mrngembangkan
    berbagai variabel bauran pemasaran.
    Pertama: dari segi produk manajer terusmenerus
    mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan
    konsumen.
    Kedua: dari segi harga, manajer berusaha menentukan harga yang bisa
    terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
    Ketiga: dari segi distribusi, manajer
    memberikan pelayanan sebaik mungkin, sehingga mudah diperoleh konsumen.
    Keempat: dari segi promosi, manajer bisa menyampaikan informasi melalui iklan
    maupun promosi penjualan.
    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang
    mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk
    tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi
    perusahaan air minum mineral di Kotamadya Jambi agar dapat
    mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh
    mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian
    air minum mineral tersebut.
    Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
    (1) Apakah faktor-faktor individual consumer yang terdiri dari pendidikan,
    penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas,
    distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna
    terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di
    Kotamadya jambi; (2) Di antara faktor-faktor tersebut di atas, faktor mana yang
    mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral di Kotamadya
    jambi
    2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:
    1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli air mineral?
    2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan untuk membeli air mineral?
    C. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli air mineral
    2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan membeli air mineral.?
    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga pihak perusahaan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
    2. Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
    3. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
    3. Teori Yang Melandasi Permasalahan
    Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
    1. Pengertian Pemasaran
    Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah:
    Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
    Sedangkan Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”.
    Dari definisi di atas menunjukkan bahwa pemasaran merupakan serangkaian prinsip untuk memilih pasar sasaran (target market), mengevaluasi kebutuhan konsumen, mengembangkan barang dan jasa, pemuas keinginan, memberikan nilai kepada konsumen dan laba bagi perusahaan.
    2. Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran.
    Menurut Tjiptono (2002:16) adalah:
    Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.
    Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah:
    Sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasional.
    3. Pengertian Produk
    Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.
    Kotler et.al (2000:212) mengemukakan bahwa produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
    Selanjutnya produk itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lamb, Charles et. al (2001:414): “Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu baik yang menguntungkan maupun tidak yang diperoleh seseorang melalui pertukaran”.
    4. Hipotesis
    Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.
    Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
    1. Diduga bahwa faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian Air mineral
    2. Diduga bahwa pengaruh psikologis berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian air mineral.
    5. KESIMPULAN DAN SARAN
    A. Kesimpulan
    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berikut disampaikan kesimpulan:
    1. Kualitas air merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Berdasarkan hal ini,
    pengusaha harus selalu meningkatkan kualitas air minum mineralnya.
    2. Promosi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Bertitik tolak hasil
    ini, pengusaha harus melakukan promosi dengan menggunakan media yang luas
    seperti Surat kabar, Televisi, maupun media-media cetak lainnya, sehingga air
    minum mineral bukan hanya dikenal oleh masyarakat di Surabaya, tetapi juga
    dikenal oleh masyarakat dari daerah-daerah yang lain.
    3. Distribusi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Dalam hal ini,
    pengusaha sebaiknya menambah saluran-saluran distribusi dan meningkatkan
    pelayanan yang lebih memuaskan konsumen, karena sekarang kontribusi
    distribusi sangat kecil yaitu 2,16% terhadap perilaku konsumen dalam pembelian
    air minum mineral.
    4. Sehubungan penelitian ini hanya memperhatikan enam faktor yang
    mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, maka
    sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk melibatkan lebih banyak
    faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian air minum
    mineral, sehingga dapat diketahui efektivitas faktor-faktor tersebut terhadap
    perilaku konsumen.

    Komentar oleh RONI APRINALDI | Februari 2, 2010 | Balas

  99. Nama: Laras Irentha Ramadhani
    NIM: C1B007075
    Jur/Paralel: Manajemen/B

    ANALISIS PEMASARAN JENIS-JENIS PRODUK DAN JASA COUNTER HP DI KOTA JAMBI

    BAB I
    Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi sekarang ini embuat semakin banyak konsumen yang menggunakan handphone (HP) agar memudahkan untuk berkomunikasi. Semakin banyak pengguna handphone semakin banyak pula counter HP. Conter HP biasanya tidak hanya melayani pembelian pulsa, tapi juga ada pengisian lagu seperti MP3 dan ringtone, pengisian aplikasi HP dan juga mencetak foto.
    Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960). Dengan semakin canggihnya teknologi, memudahkan kita untuk berkomunikasi. Hanya dengan menelepon dan mengirim Short Message Service (SMS) kita bisa selalu berkomunikasi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dalam proposal penelitian ini, penulis mencoba untuk “Menganalisis Pemasaran Jenis-jenis Produk dan Jasa Counter HP di Kota Jambi”

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemasaran produk dan jasa counter HP di kota Jambi.

    1.4 Manfaat Penelitian

    BAB II
    Tijauan Pustaka
    2.1 Definisi-definisi
    a. Pemasaran

    Pemasaran (Inggris:Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
    Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

    b. Produk

    produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.
    Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti “sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”.[2] Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata “produk” merujuk pada apapun yang diproduksi (“anything produced”).[3] Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi (“thing or things produced”). Produk dalam pengertian ekonomi diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.[4]

    c. Jasa

    Menurut Philip Kotler, jasa adalah tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.
    Seringkali dikatakan bahwa jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang atau produk –produk manufaktur. Empat karakteristik yang paling sering dijumpai dalam jasa dan pembeda dari barang pada umumnya adalah (Payne, 2001:9):
    1.Tidak berwujud
    Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang.
    2.Heteregonitas
    Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut.
    3.Tidak dapat dipisahkan
    Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut.
    4.Tidak tahan lama
    Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya, jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia membeli jasa.

    d. Komunikasi

    Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

    e. Telekomunikasi

    Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi, dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam kaitannya dengan ‘telekomunikasi’ bentuk komunikasi jarak jauh dapat dibedakan atas tiga macam:
    • Komunikasi Satu Arah (Simplex). Dalam komunikasi satu arah (Simplex) pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh :Pager, televisi, dan radio.
    • Komunikasi Dua Arah (Duplex). Dalam komunikasi dua arah (Duplex) pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama. Contoh : Telepon dan VOIP.
    • Komunikasi Semi Dua Arah (Half Duplex). Dalam komunikasi semi dua arah (Half Duplex)pengirim dan penerima informsi berkomunikasi secara bergantian namun tetap berkesinambungan. Contoh :Handy Talkie, FAX, dan Chat Room

    BAB III
    Metodologi Penelitian
    3.1 Jenis dan Sumber Data
    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang didapat langsung dari narasumber dan tidak melalui perantara. Data primer didapati dari counter-counter HP di Jambi dan konsumen yang menjadi pelanggan di counter HP.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).Data sekunder didapati dari pusat-pusat pembelian pulsa (grapari).

    3.2 Metode Pengumpulan Data
    3.2.1 Objek dan Subjek Pengumpulan Data

    Objek penelitian ini adalah counter-counter HP yang ada di Jambi. Subjek penelitian ini adalah konsumen-konsumen yang menggunakan HP dan pulsa.

    3.2.2 Data atau Variabel yang digunakan

    Data yang digunakan berupa data kualitatif yang berasal jawaban dari quetioner yang diisi pelanggan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Variabel yang diuji meliputi variable dependen ( Y ) yaitu kepuasan konsumen dan variable independen ( X ) factor produk, jasa dan komunikasi.

    3.2.3 Metode Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pelayanan counter-counter HP di kota Jambi.

    3.2.4 Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.
    Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa : pemasaran yang baik sangat mempengaruhi perilaku konsumen yang menggunakan HP dan pulsa.

    Komentar oleh Laras Irentha Ramadhani | Februari 3, 2010 | Balas

  100. nama: dedek afriyadi
    nim :ERC1B007060
    kelas : sore

    salam sejahtera pak jo ..
    saya ingin menanyakan tentang kelanjutan tugas
    bersama yg kita buat .. lgkh apa yg harus kami lakukan selanjutnya
    karan kebetulan saya dan arif nugroho kmrn bpk tunjuk sbgai koordinator lpngan , mohon diberi arahan ..
    terima ksh ..

    Komentar oleh dedek afriadi | Februari 3, 2010 | Balas

  101. NAMA : TEDDY MIRWAN
    NIM : C1B007066
    JURUSAN : MANAJEMEN B 07/08

    MENGUKUR EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MINUMAN RINGAN COCA COLA

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Memasarkan suatu produk / jasa tidak hanya memperhatikan kualitas, harga kompetitif, dan ketersediaan produk bagi pelanggan sasaran, tetapi juga memerlukan komunikasi interaktif yang berkesinambungan dengan para pelanggan potensial, sehingga tercipta hubungan yang erat antara konsumen dan produsen. Salah satu bentuk komunikasi interaktif yang dapat dilaksanakan adalah promosi. Promosi jika dilaksanakan dengan baik akan membuat konsumen mengetahui produk yang dipasarkan oleh perusahaan dengan harapan mereka tertarik untuk membelinya. Jika terjadi kesalahan dalam melakukan promosi maka akan berdampak pada citra perusahaan yang akan mengakibatkan pada beralihnya konsumen pada produk lain.

    Promosi merupakan variabel yang tergabung dalam konsep bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (place), atau yang lebih dikenal dengan konsep 4P. Kegiatan – kegiatan dalam promosi termasuk ke dalam bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), publisitas (publicity), penjualan personal (personal selling), dan pemasaran langsung (direct marketing). (Isnaini, 2005:115).

    Pada era globalisasi seperti saat ini, banyak sekali jenis media komunikasi yang dapat digunakan untuk melakukan promosi. Dengan menggunakan berbagai macam kemajuan teknologi media komunikasi, seperti media cetak, radio, televisi, internet, telepon genggam, dan TV satelit semakin memfasilitasi berkembangnya sejumlah media baru untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Dari satu sisi, ketersediaan beraneka macam media memberikan semakin banyak pilihan bagi setiap perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan stakeholders’ utamanya. Di sisi lain, perusahaan menghadapi tantangan besar dalam mengintegrasikan berbagai macam komunikasinya agar dapat menciptakan kejelasan dan konsistensi pesan, serta sinergi antar media yang digunakan.

    Menurut Ciptono (2004:231), penggunaan media televisi untuk mengiklankan suatu produk banyak digunakan oleh perusahaan karena menggabungkan gambar, suara, dan gerak, memiliki atensi tinggi, tingkat reach tinggi (reach adalah presentase orang dalam pasar sasaran yang terekspos dengan sebuah kampanye iklan selama periode waktu tertentu), coverage luas, prestise. Selain itu dapat dilihat dari total belanja iklan nasional yang sebagian besar perusahaan mengiklankan produknya pada televisi, menurut data Nielsen Media Research (NMR), secara keseluruhan, belanja iklan pada paruh pertama 2006 lalu mencapai Rp 13,636 triliun, yang sebagian besar belanja iklan tersebut masuk ke media televisi sebesar 68%, sementara koran sebesar 28%, dan majalah 4%. (Majalah MIX Edisi 08/III/25 Agustus – 20 September 2006:7).

    Iklan memiliki peranan penting dalam perusahaan karena seperti yang dikutip dari majalah Kapital bahwa iklan akan mendorong awareness (kesadaran) terhadap merek sehingga ujung-ujungnya menjadi top of mind dari konsumen. Yang kedua iklan akan mereinforcement of perceptions, yakni memperkuat persepsi yang sudah dicoba tempatkan ke benak konsumen sebelumnya. Yang ketiga iklan dapat merubah persepsi konsumen dan yang terakhir iklan mampu merubah perilaku konsumen.(Majalah Kapital Vol III/14 Juni 2002:12). Berdasarkan penjelasan tersebut maka iklan yang merupakan salah satu dari bauran promosi memiliki peranan penting dalam memasarkan suatu produk yang ditawarkan oleh produsen.

    Perusahaan Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan terkemuka di dunia, yang memproduksi dan mendistribusikan produk – produk berlisensi dari The Coca Cola Company di Amerika Serikat. CCBI merupakan pemimpin pasar untuk kategori minuman ringan dengan menguasai 20% pasar yang ada di Indonesia dan 90% untuk minuman ringan berkarbonasi. Selain memproduksi minuman ringan dengan merek Coca Cola, CCBI memproduksi minuman ringan dengan merek lain yaitu Sprite, Fanta, dan varian yang terbaru adalah Frestea yang digunakan untuk menyaingi Fruit Tea dari Group Sosro. (www.cocacolabottling.co.id). Walaupun sebagai perusahaan multi nasional dan pemimpin pasar di kategori minuman ringan, Coca Cola masih tetap melakukan kegiatan promosi baik secara above the line maupun below the line, untuk tetap menjaga komunikasinya dengan konsumen mereka. Strategi pemasaran Coca Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan maupun iklan di televisi. Menurut Simon Jonatan selama semester pertama 2006, Coca Cola telah mengeluarkan dana untuk iklan sebesar Rp 35 miliar, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Pepsi. (Majalah MIX Edisi 08/II/25 Agustus – 20 September 2006:25).

    Kegiatan promosi yang dilakukan oleh CCBI tergolong unik dan kreatif, begitu juga iklan televisi yang pernah ditayangkan pada tahun 2004 yang lalu, yaitu iklan Coca Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan yang efektif selama bulan Februari hingga Maret 2004 versi survey TV Ad Monitor MRI, selain itu iklan Coca Cola versi Mudik yang dibintangi oleh Jamie Aditya, mantan Video Jockey (VJ) MTV, memperoleh kategori iklan yang efektif pada tahun 2005 versi TV Ad Monitor. (www.cocacolabottling.co.id).

    Pada iklan yang diluncurkan pada bulan Maret 2006, Coca Cola mencoba untuk menampilkan sesuatu yang beda dan tetap menggunakan tagline yang sama dengan iklan – iklan sebelumnya yaitu “Segarnya Mantap”. Pada iklan yang baru ini yaitu versi “Coca Cola Untuk Semua” tidak menggunakan bintang yang terkenal tetapi menggunakan kemasan-kemasan Coca Cola mulai dari ukuran yang paling kecil (kaleng 250 ml) sampai ukuran untuk keluarga yaitu 1500 ml. Pesan yang disampaikan oleh iklan ini adalah bahwa Coca Cola merupakan minuman untuk siapa saja. Iklan ini pernah masuk ke dalam Adreview majalah MIX edisi September – Oktober 2006, Adreview ini adalah menilai kreativitas, komunikasi, serta eksekusi sebuah produk yang diiklankan. Para juri yang menilai adalah praktisi periklanan. Untuk iklan ini dinilai oleh Jeanny Handoko (Senior Creative Director Denstu), Budiman Hakim (Creative Advisor MACS909), dan Andoko Darta (Managing Director EURO RSCG Adwork! Dan EURO RSCG 4D Indonesia), di mana penilaian rata – rata dari ketiga juri tersebut adalah dari sisi kreativitas mendapatkan bintang 3 yaitu masuk dalam kategori standar/sedang, sedangkan dari sisi komunikasi mendapatkan bintang 4 yaitu baik, sedangkan dari sisi eksekusi mendapatkan bintang 3 yaitu standar/ sedang. (Majalah MIX Edisi 09/III/25 September – 25 Oktober 2006 : 14).

    Dari gambaran di atas, perlu dilihat bagaimana kinerja suatu iklan dalam mencapai tujuannya dalam arti sejauh manakah efektivitas iklan yang sudah ditayangkan tersebut. Pada banyak kasus, periklanan merupakan hal yang paling sulit diukur pengaruhnya terhadap penjualan. Terkadang dampak suatu periklanan terhadap penjualan terjadi dalam jangka pendek, namun tidak lama kemudian konsumen lupa, atau terjadi dalam jangka panjang, namun konsumen tidak mudah lupa. Iklan sebagai salah satu variabel dalam bauran promosi, bisa dikatakan efektif meski tidak atau belum meningkatkan penjualan, karena selain penjualan iklan dapat dikatakan efektif jika mencakup kriteria persuasi dan pengingatan. Selain itu pemilihan perusahaan Coca Cola sebagai objek penelitian dalam pengukuran efektivitas iklan karena Coca Cola dalam melakukan promosinya selalu unik dan kreatif hal ini dapat dilihat dari iklan – iklan yang telah dibuat oleh perusahaan ini yang pada tahun 2004 – 2005 mendapatkan penghargaan iklan yang efektif. Maka pada iklan Coca Cola akan dilihat keefektivitasannya berdasarkan metode pengukuran yang dikembangkan oleh perusahaan peneliti pemasaran terkemuka yaitu AC Nielsen dengan menggunakan EPIC Model yaitu Empathy, Persuasion, Impact, dan Communication, yang mana hanya dibatasi dari kriteria persuasi dan pengingatan.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian untuik mengukur efektivitas iklan televisi dari PT Coca Cola Indonesia versi dengan menggunakan alat analisis EPIC Model, model ini dikembangkan oleh AC Nielsen dan memiliki 4 dimensi kritis yaitu empathy (empati), persuasion (persuasi), impact (dampak), dan communication (komunikasi). Judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah

    “MENGUKUR EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI MINUMAN RINGAN COCA COLA”

    Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. (www.wikipedia.org/wiki/pengukuran).

    Efektivitas Iklan adalah iklan yang berdampak pada penjualan, pengingatan dan komunikasi. (Durianto, 2003:15). Pada penelitian ini pengukuran efektifvitas iklan menggunakan EPIC Model yaitu model yang dikembangkan oleh AC Nielsen (Empathy, Perusuassion, Impact, Communication).

    Produk Coca Cola merupakan merek minuman ringan terpopuler dan paling laris dalam sejarah hingga saat ini. Diciptakan pertama kalinya di Atlanta, Georgia, Amerika Serikaat oleh Dr. John S. Pemberton, Coca-Cola pertama diperkenalkan sebagai minuman fountain dengan mencampurkan sirup rasa Cola dan air berkarbonasi. (www.cocacolabottling.co.id).

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah dikemukakan sebelumnya, pokok masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah efektivitas iklan televisi minuman ringan Coca Cola terhadap penjualan Coca-Cola”

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efektivitas iklan Coca-Cola di TV terhadap penjualan Coca-Cola.

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah sebagai bahan tambahan informasi untuk meningkatkan penjualan perusahaan

    2. Manfaat penelitian ini bagi penulis adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan mata kuliah metodologi penelitian dan melatih penulis untuk dapat menulis makalah

    BAB II
    Tinjauan Pustaka

    2.1 Definisi-definisi

    A. Pemasaran
    Pemasaran adalah salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).

    B. Produk
    Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.[1] Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian sering pula disebut sebagai komoditas

    C. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

    BAB III
    Metodologi Penelitian

    3.1 Jenis dan Sumber Data

    A. Data Primer
    Data Primer adalah data yang didapat dari sumber langsung. Data ini didapat dari orag-orang yang pernah menonton iklan Coca-Cola dan pernah mengkonsumsi Coca-Cola.

    B. Data Sekunder
    Data Sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsuing atau melalui perantara.

    3.2 Metode Pengumpulan Data

    3.2.1 Objek pengumpulan data
    Objek dari pengumpulan data adalah konsumen Coca-Cola yang pernah menonton iklan Coca-Cola

    3.2.2 Data atau variabel yang digunakan
    Data yang digunakan adalah datakualitatif yang didapat dari pemberian kuisoner pada konsumen. Variael yang diuji adalah variabel dependen yaitu penilaian konsumen terhadap iklan dan variabel independen adalah produksi Coca-Cola itu sendiri.

    3.2.3 Metode Pengumpulan Data
    Untuk mengumpulkan datadidapat dari kuisoner yang diberikan kepada knsumen Coca-Cola yang menyaksikan klan Coca-Cola di televisi.

    3.2.4 Hipotesis
    Hipotesis adalah jawaban sementaa terhadap suatu masalah yang maih harus dibuktikan kebenarannya.
    Hipotesis dari penelitian adalah Kualitas persuasi iklan di televisi sangat mempengaruhi konsuen untuk mengkonsumsi Coca-Cola.

    Tedy, kasusmu di atas ok, akan tetapi perlu dilengkapi dg perbaikan bahwa cara penulisan referensi majalah tidak seperti di atas. Perbaiki lagi.

    Komentar oleh TEDDY MIRWAN | Februari 4, 2010 | Balas

  102. Salam Pak Jo…..!

    sebelumnya saya ucapkan banyak terimaskih atas masukan Bapak terhadap Proposal Penelitian yang telah saya buat dan telah saya posting tgl 17 January 2010 kemarin.

    Berikut ini saya sampaikan beberapa item yang memang perlu saya perbaiki dalam proposal penelitian saya

    Memang benar trend konsumen rumah tanggalah yang menjadi peran utama dalam konsumsi air minum mineral ini, untuk itu peneliti merasa perlu untuk membedakan konsumen yang dimaksud yaitu dengan menambahkan populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga yang melakukan konsumsi air minum mineral.
    Selain itu peneliti juga membatasi penelitian dalam ruang lingkup penelitian peneliti sebagai berikut :
    1.Produk yang diteliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
    2.Penelitian dilakukan terhadap konsumen rumah tangga yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak serta anggota keluarga lainnya yang setiap hari melakukan kagiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.
    3.Penelitian untuk meneliti dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral

    Komentar oleh FERA ANGGRAINI | Februari 4, 2010 | Balas

  103. Salam Pak Jo…..!

    sebelumnya saya ucapkan banyak terimaskih atas masukan Bapak terhadap Proposal Peneliatian yang telah saya buat dan telah saya posting tgl 17 January 2010 kemarin.

    Berikut ini saya sampaikan beberapa item yang memang perlu saya perbaiki dalam proposal penelitian saya

    Memang benar trend konsumen rumah tanggalah yang menjadi peran utama dalam konsumsi air minum mineral ini, untuk itu peneliti merasa perlu untuk membedakan konsumen yang dimaksud yaitu dengan menambahkan populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga yang melakukan konsumsi air minum mineral.
    Selain itu peneliti juga membatasi penelitian dalam ruang lingkup penelitian peneliti sebagai berikut :
    1.Produk yang diteliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
    2.Penelitian dilakukan terhadap konsumen rumah tangga yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak serta anggota keluarga lainnya yang setiap hari melakukan kagiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.
    3.Penelitian untuk meneliti dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral

    Komentar oleh FERA ANGGRAINI | Februari 4, 2010 | Balas

  104. Nama : Tomy Dwi Rizqi
    Nim : C1B007056
    Jur/Paralel : Manajemen/B

    Salam Pak Jo, ini tugas proposal MEP saya . .

    Analisi Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Laptop Axioo

    Bab I
    Pendahuluan

    1.1 Latar belakang
    Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, kemajuan teknologi pada saat ini bisa diibaratkan seperti sebuah jet yang terus melaju dan melaju dengan sangat cepat. Teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat karena setiap teknologi yang diterapkan akan selalu mengalami inovasi, hal ini yang menyebabkan terjadinya sebuah evolusi teknologi sehingga teknologi yang sekarang dan yang akan datang akan semakin maju dan canggih. Boom teknologi informasi telah menciptakan cara-cara baru yang mengasyikkan untuk mempelajari dan menelusuri para pelanggan, menciptakan produk dan jasa yang cocok untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, mendistribusikan produk dan jasa yang cocok untuk para pelanggan dengan lebih efektif dan lebih efisien, serta berkomunikasi dengan para pelanggan baik dalam kelompok besar maupun individu.
    Dengan semakin canggihnya sebuah teknologi secara otomatis akan membawa dampak positif bagi penggunanya. Salah satu contoh produk IT yang saat ini banyak di nikmati oleh masyarakat adalah produk laptop (Notebook). Ini ditunjukan dengan meningkatnya angka penjualan notebook dari tahun ke tahun. Laptop adalah bentuk lain dari sebuah computer, dimana laptop lebih kompatibel dan trendi untuk digunakan. Dengan laptop user dapat mengakses, menyimpan atau memproses suatu data dimanapun dia berada. Tentunya ini akan mempermudah dan mempercepat suatu pekerjaan.
    Ada sejumlah faktor yang menyebabkan notebook begitu cepat dikenal dan diterima masyarakat. Saat ini, muncul fenomena di kalangan profesional yang suka bekerja secara nirkabel dengan bantuan notebook. Apalagi didukung fitur notebook yang saat ini telah lengkap tersedia. Dari sisi harga, notebook semakin terjangkau. Bahkan selisih harga antara desktop dengan notebook diintegrasikan pada notebook yang bisa menunjang mobilitas penggunanya. Dengan tambahan internal (perangkat dalam), seperti kamera dan internal microphone, notebook tak hanya berguna untuk mengetik, tetapi juga media yang dapat digunakan untuk menonton film melalui DVD, browsing dan chatting di internet, merekam dan mendengarkan MP3. Dan berbagai fitur yang tersedia turut menambah nilai plus dari notebook sendiri.
    Peta persaingan di industri laptop pada saat ini tidak hanya dikuasai oleh merek-merek asing yang membanjiri pasar tanah air, produk-produk lokal pun sudah mulai unjuk gigi dalam mengisi persaingan di undustri laptop tersebut. Sebagai contohnya, produk laptop “Axioo”. Yang saat ini terus memperluas segmen pasarnya demi menggetnjot kinerja penjualan produknya. Chief Operating Officer PT Tera Data Indonesia (distributor laptop Axioo) Singgih Halim mengemukakan, sejak hadir pada 2004 lalu, pertumbuhan penjualan Axioo terus melejit. Rata-rata setiap tahunnya penjualan laptop axioo tumbuh hingga 50%.
    Axioo merupakan brand lokal Indonesia yang belum lama berdiri, namun pada saat ini sudah menjadi pilihan banyak konsumen di Indonesia. Axioo memiliki tiga serial produk yang dimilikinya, antara lain, seri Axioo Zetta, Axioo Neon, dan Axioo Pico. Sebagai produk IT dalam negeri, tentu saja terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki oleh laptop axioo tersebut. Antara lain seperti, sebagai sebuah produk dalam negeri yang handal, jaminan pelayanan purna jual yang memuaskan, serta harga dari laptop axioo ini pun bisa dibilang sangat terjangkau bila dibandingkan dengan kompetitornya. Axioo terus berbenah dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan untuk dapat terus menjaring konsumen agar menggunakan laptop Axioo tersebut. Saat ini, Axioo mempunyai 14 service center di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain itu, dengan menggandeng mitra, Axioo mempunyai 18 service point di seluruh Indonesia.
    Namun, keputusan apakah seseorang ingin membeli ataupun menggunakan Axioo mutlak menjadi keputusan masing-masing individu. Serta, apakah sampai pada saat ini para pengguna dan konsumen dari laptop Axioo tersebut puas terhadap kinerja dari produk tersebut. Guna mencari informasi lebih terang tentang pemaparan dari latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul dari penelitian ini yaitu “Analisi Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Laptop Axioo”.

    1.2 Rumusan Masalah
    Sebuah perusahaan harus mengetahui bagaimanakan kinerja dari produk mereka di mata masyarakat, dengan kata lain, apakah masyarakat dan konsumen mereka puas terhadap produk serta jasa yang mereka berikan. Maka penilaian konsumen akan sangat bervariasi serta tidak terukur. Pengukuran terhadap atribut-atribut produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan sangat berperan penting untuk mengetahui kepuasan konsumen terhadap produk yang mereka hasilkan. Oleh sebab itu, pokok permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimanakah kepuasan konsumen terhadap produk laptop axioo, dan apakah produk yang dihasilkan telah mampu mencapai harapan (ekspektasi) dari konsumen??

    1.3 Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
    1. Mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap produk laptop Axioo
    2. Mengetahui seberapa besar tingkat harapan (ekspektasi) konsumen terhadap laptop Axioo

    1.4 Manfaat Penelitian
    Manfaat penelitian yang ingin dicapai adalah
    1.Hasil dari penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan bagi pembaca mengenai kepuasan konsumen terhadap laptop Axioo
    2.Dapat menjadi masukan bagi khalayak ramai terhadap atribut yang paling berperan terhadap kepuasan konsumen pada Axioo

    1.5 Ruang Lingkip Penelitian
    Agar penelitian ini dapat menjadi lebih terarah sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis perlu untuk menetapkan batasan-batasan permasalahan dalam penelitian ini.
    Adapaun ruang lingkup yang berkenaan dengan atribut-atribut yang berperan dalam memberikan kepuasan terhadap konsumen yang menggunakan produk Axioo seperti : Bentuk, Fitur, Mutu, Kesesuaian (Spesifikasi), kemudahan dan rancangan, yang mana penelitian ini akan banyak membahas tentang Kepuasan Konsumen terhadap Axioo.

    Bab II
    Tinjauan Pustaka

    Ladasan Teori
    2.1 Teori Pemasaran
    Pemasaran menurut Phillip Khotler (1997, p.8) adalah sebagai berikut: “pemasaran adalah suatu proses social dan managerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.” Definisi pemasaran ini di dasarkan pada konsep inti sebagai berikut:

    a) Kebutuhan manusia (human need)
    b) Keinginan (wants)
    c) Permintaan (demands)
    d) Produk (Product)

    2.2 Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour)
    Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.Perusahaan harus dapat memahami konsumen dengan baik agar dapat memasarkan produknya dengan baik. Dengan pemahaman tersebut, perusahaan dapat memperkirakan reaksi konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan sehingga perusahaan dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat (Sumarwan,2003).

    2.3 Peran Pengambilan Keputusan Oleh Pelanggan
    Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain:

    1. Pengenalan Masalah
    2. Pencarian informasi
    3. Evaluasi Alternatif
    4. Keputusan Pembeli

    2.4 Konsep Kepuasan Pelanggan
    Kotler menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya, sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai suatu tanggapan emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam usaha memenuhi harapan konsumen. Soelasih (2004; h 86) mengemukakan bahwa :

    1. Nilai harapan = nilai persepsi konsumen puas
    2. Nilai harapan nilai persepsi maka konsumen tidak puas

    Nilai harapan dibentuk melalui pengalaman masa lalu, komentar atau saran dari pengguna dan informasi dari pesaing. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan di dalam melayani memuaskan konsumen. Ada tiga harapan mengenai suatu produk atau jasa yang diidentifikasi oleh beberapa peneliti yaitu :

    1. Kinerja yang wajar
    2. Kinerja yang ideal
    3. Kinerja yang diharapkan

    Kinerja yang diharapkan adalah yang paling sering digunakan dalam penelitian karena logis dalam proses evaluasi alternatif yang dibahas. Ketidakpuasan konsumen terhadap suatu jasa pelayanan karena tidak sesuai dengan yang diharapkan dapat berdampak negatif terhadap keberhasilan jasa pelayanan tersebut (Eangel,1995).Konsumen yang terpuaskan akan menjadi pelanggan, mereka akan (Kotler,1996) :

    1. Melakukan pembelian ulang
    2. Mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain
    3. Murang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing
    4. Membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama.

    2.5 Laptop / Komputer Jinjing
    Menurut jurnal pada website Wikipedia Indonesia Komputer jinjing (populer dalam bahasa Inggris: laptop, notebook, atau powerbook) adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan.
    Sebagai komputer pribadi, laptop memiliki fungsi yang sama dengan komputer destop) pada umumnya. Komponen yang terdapat di dalamnya sama persis dengan komponen pada destop, hanya saja ukurannya diperkecil, dijadikan lebih ringan, lebih tidak panas, dan lebih hemat daya. Komputer jinjing kebanyakan menggunakan layar LCD (Liquid Crystal Display) berukuran 10 inci hingga 17 inci tergantung dari ukuran laptop itu sendiri. Selain itu, papan ketik yang terdapat pada laptop juga kadang-kadang dilengkapi dengan papan sentuh yang berfungsi sebagai “pengganti” tetikus. Papan ketik dan tetikus tambahan dapat dipasang melalui soket USB maupun PS/2 jika tersedia.
    Berbeda dengan komputer desktop, komputer jinjing memiliki komponen pendukung yang didesain secara khusus untuk mengakomodasi sifat komputer jinjing yang portabel. Sifat utama yang dimiliki oleh komponen penyusun laptop adalah ukuran yang kecil, hemat konsumsi energi, dan efisien. Komputer jinjing biasanya berharga lebih mahal, tergantung dari merek dan spesifikasi komponen penyusunnya, walaupun demikian harga komputer jinjing pun semakin mendekati desktop seiring dengan semakin tingginya tingkat permintaan konsumen.

    Bab III
    Metodologi Penelitian

    3.1 Lokasi Penelitian
    Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Universitas Jambi. Pemilihan Kampus Universitas Jambi sebagai lokasi penelitian karena akan memperudah penulis dalam melakukan pengumpulan data. Pemilik laptop dari kalangan mahasiswa berjumlah cukup besar, jadi sangat memungkinkan bagi penulis untuk menemukan responden yang menggunakan produk laptop Axioo di sebuah Kampus.

    3.2 Metode Pengumpulan Data
    Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui survei dengan alat instrumen berupa kuesioner. Data diambil dari responden yang memiliki produk laptop Axioo. Kuiseioner berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan guna memberikan respon dan tanggapan para konsumen dalam memilih produk laptop Axioo.

    3.3 Metode Penarikan Sampel
    Tekhnik penarikan sampel dalam penelitian ini diakukan dengan cara purposive sampling. dimana menurut arikunto (1993) jika jumlah populasi besar (lebih dari 100 orang) maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% dari populasi. Sampel ditarik dari populasi berjumlah 100 orang, dimana setiap orang pernah membeli dan menggunakan produk laptop Axioo. Jadi dengan jumlah populasi yang 100 orang peneliti menggambil sampel sebesar 25%, maka jumlah responden adalah sebesar 25 orang.

    3.4 Dimensi Penelitian
    Atribut yang diamati dalam peneltian ini meliputi aspek tampilan fisik (bentuk), rancangan, fitur, kesesuaian terhadap standar dan spesifikasi, kemudahan perbaikan, dan layanan purna jual. Atribut tersebut diukur melalui dimensi kualitas yang mencakup:

    a. Tangibles (bukti langsung), meliputi kesesuaian barang, tampilan, variasi produk, dan informasi mengenai barang.
    b. Reliability (keandalan), yakni kemampuan dan kinerja produk laptop Axioo. Kesesuaian terhadap standar dan sppesifikasi.
    c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kecepatan dan kemudahan dalam perbaikan.
    d. Assurance (jaminan), mencakup layanan purna jual produk laptop Axioo.

    3.5 Metode Analisis
    Untuk mengukur sejauh mana kepuasan konsumen terhadap produk laptop Axioo, maka penulis akan menganalisa dengan menggunakan metode Analisis Deskriptif yaitu dengan menggambarkan status atau karakteristik suatu fenomena dengan menarik kesimpulan secara benar dengan membandingkan dengan teori, konsep dan prinsip yang relevan. Analisis deskriptif akan menggunakan tabel dan grafik. Analisis kepuasan bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk laptop Axioo dan metode kuadran untuk mengetahui atribut-atribut bagi pengguna produk laptop Axioo yang dapat dijadikan prioritas perbaikan kinerja dari produk laptop Axioo. Analisis inferensia dengan menggunakan uji-t untuk data berpasangan.

    Mohon komentarnya Pak, terima kasih . .

    Tomy, judulmu ok, akan tetapi susun dulu atribut produk axionya bila hendak dijadikan skripsi. Sukses selalu.

    Komentar oleh toMy_dr | Februari 4, 2010 | Balas

    • ooh gt ya pak, terima kasih..
      jd untuk proposal ini saya jg perlu memperbaikinya gak pak??
      thx..

      Komentar oleh toMy_dr | Februari 5, 2010 | Balas

  105. Nama :junaldi edlinlin zikri
    Nim :c1b007079
    Jurusab/paralel:manajemen B
    Salam pak jo ini proposal saya.
    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DAN LAYANAN MENGGUNAKAN CDMA FLEKSI DAHSYAT DI KOTA JAMBI
    BAB I PENDAHULUAN
    A.latar belakang penelitian
    Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya sarana telekomunikasi maka aktivitas komunikasi antar sesama manusia dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh jarak. Mereka dapat berhubungan dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Persaingan antar operator telekomunikasi ponsel yang berbasis GSM dalam memperebutkan pelanggan makin ketat, saling merebut pasar dengan memberikan kualitas layanan dan produk serta fitur-fitur untuk menambah value dari masing-masing produknya. Persaingan semakin ketat dengan hadirnya TELKOMFlexi yang berbasis CDMA dalam bisnis telekomunikasi. Keberadaan operator CDMA menjadi ancaman baru bagi operator seluler berbasis GSM karena mereka bisa memberikan tarif yang lebih murah dan teknologi yang lebih canggih. Setiap perusahaan selalu berusaha agar semua produknya laku terjual dan menguntungkan. Tentu saja hal tersebut tidak akan memberikan kepuasan bagi konsumen apabila tidak didukung oleh infrastruktur dan service yang baik maka kepuasan pelanggan tidak akan tercapai, dan konsumen cenderung akan melakukan churn. Oleh karena itu, kepuasan konsumen harus diperhatikan, salah satunya adalah dengan cara memperhatikan setiap service point yang diberikan oleh masing-masing operator, khususnya TelkomFlexi. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah adanya persaingan dalam hal tarif antar operator. Mereka berlomba-lomba mendapatkan pelanggan yang banyak dengan cara memberikan tarif yang sangat murah, tetapi mereka kurang memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan yang seharusnya mereka lakukan. Kualiatas pelayanan yang dimaksud adalah service point yang diberikan apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Service point adalah tempat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk memudahkan pelanggan dalam mengatasi keluhan. Jadi hal lain yang perlu diperhatikan oleh operator khususnya TelkomFlexi adalah bagaimana cara memberikan kualitas service point yang sesuai atau melebihi customer expectation. Atas dasar hal tersebut, kami melakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan service point yang diberikan TelkomFlexi apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak. Pemilihan kota jambi khususnya di daerah kota jambi lebih didasarkan pada kemudahan akses yang dapat kami lakukan. Oleh karena itu kami mengambil judul “Kualitas Layanan Service Point TelkomFlexi di jambi

    B.Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, permasalahan yang dapat dirumuskan memuaskan konsumen maka akan mengakibatkan turunnya jasa titipan. adalah sebagai berikut: – Bagaimana kualitas layanan service point yang diberikan TelkomFlexi?
    C.Tujuan Penelitian
    1.untuk mengetahui kualitas pelayanan /servis yang di berikan telkom flexi.
    2.mengetahui promosi telkom flexi dahsyat promosi tariff hemat nelfon 49/menit dan gratis pulsa 100% yang di berikan telkom flexi.
    3.mengetahui pengaruh promo flexi dahsyat promo tariff hemat sms dan pilsa gratis 100% terhadap keputusan pembelian flexi.
    4. mengetahui tingkat sinyal flexi.
    D. manfaat penelitian:
    1.untuk mengetahui kepuasan pelanggan pengguna telkom flexi.
    2.mengetahui pelanggan mengukur layak atau tidaknya terhadap promosi tarif pulsa hemat pada flexi.
    E.Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian ini memerlukan batasan-batasan dan asumsi-asumsi yang bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari penelitian itu sendiri, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan lebih terarah. Untuk itu batasan-batasan yang ada sebagai berikut :
    1..Objek penelitian adalah konsumen yang telah berlangganan/membeli/menggunakan kartu prabayar (Prepaid) Flexi Trendy di Kota jambi.
    2. Promosi Penjualan yang akan diteliti hanya Diskon Jangka Pendek dan Promosi Berhadiah
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    a.. Judul Penelitian
    Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Pasca Pembelian Kartu Flexi Trendy.
    b. Tempat Penelitian
    c. Pendekatan dan Analisis
    Variabel yang diteliti yaitu Bauran Pemasaran (X) terhadap Perilaku Paska Pembelian (Y). Pendekatan dan analisis yang dilakukannya adalah pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Path Analysis.
    d. Kesimpulan
    Kesimpulan mengenai bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pasca pembelian kartu Flexi Trendy secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku pasca pembelian
    e. Perbedaan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Ini:
    Penelitian yang dilakukan penulis hanya ingin melihat pengaruh Promosi yaitu Promosi Flexi Dahsyat, Promosi tariff nelfon49/detik dan Gratis Pulsa 100% terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.
    2.2 Pemasaran
    Pemasaran melebihi fungsi bisnis apapun, berkaitan dengan pelanggan. Pemasaran menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Inti pemikiran pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.
    Menurut Kotler (2004:5)”pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan penukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain”.
    American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai “Suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-barang, ide-ide, dan jasa-jasa, untuk melakukan pertukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya”. Hal-hal pokok dalam definisi tersebut adalah :
    1. Ada perencanaan dan eksekusi di lapangan.
    2. Ada tahapan – tahapan yang dirumuskan
    3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi.
    4. Barang yang dipertukarkan, baik produk maupun jasa.
    5. Pertukaran
    6. Memuaskan konsumen dan institusinya.
    Pemasaran Jasa
    1 Pengertian dan Karakteristik Jasa
    Menurut Kotler dalam ”Marketing Management”, 1994”, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2000 : 6), ”jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.”
    Menurut Kotler, terdapat empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang (2000 : 429-433). Keempat karakteristik tersebut sebagai berikut:
    a) Intangibility
    Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Menurut Berry dalam ”Enis dan Cox, 1998”, sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (2000 : 15-16), Konsep Intangibility ini sendiri memiliki dua pengertian, yaitu :
    1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasa
    2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.
    b) Inseparability
    Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa
    c) Variability
    Jasa bersifat sangat variable karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
    d) Perishability
    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama.
    Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fitzsimmons dan Fitzsimmons, 1994; Zeithaml dan Bitner, 1996), sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996, 2000 : 70), lima dimensi pokok kualitas jasa, yaitu terdiri dari:
    a) Tangibles
    Penampilan fasilitas fisik yang ditawarkan kepada konsumen.
    b) Reliability
    Konsistensi penampilan pelayanan dan kehandalan pelayanan.
    c) Responsiveness
    Kesigapan dan kecepatan penyedia jasa dalam menyelesaikan masalah yang ada.
    d) Assurance
    Kemampuan dan ketrampilan petugas, keramahan petugas, tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan faktor keamanan.
    e) Empathy
    Kesediaan petugas untuk menanggapi keluhan konsumen, pemberian informasi yang dibutuhkan dan perhatian kepada konsumen
    Riset-riset terdahulu terhadap jasa membedakannya dari barang, khususnya dalam empat perbedaan umum, yaitu ketidakberwujudan (intangibility), heterogenitas (atau variabilitas), output yang tidak tahan lama (perishability of output), kesinambungan produksi dan konsumsi. Menurut Lovelock & Wright (2005 : 15) karakteristik jasa adalah sebagai berikut
    Karakteristik Jasa
    1. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa
    2. Produk jasa tidak bersifat berwujud
    3. Pelanggan lebih terlibat dalm proses produksi
    4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk
    5. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional
    6. Banyak jasa sulit dievaluasi pelanggan
    7. Umumnya tidak mempunyai persediaan
    8. Faktor waktu relatif lebih penting
    9. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik
    1. Promotion (Promosi)
    Promosi berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk yang dihasilkannya dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinnya
    2. Process (Proses)
    Alat bauran komunikasi yang menjelaskan mengenai proses yang harus dilalui pelanggan untuk mendapatkan service. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan flow dan activities standarized dan number steps yang dilalui oleh para pelanggan untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
    3. Physical Evidence (Bukti Fisik)
    Merupakan lingkungan fisisk perusahaan jasa, dimana pelayanan diciptakan penyedia jasa dan konsumen berinteraksi dan berkomunikasi didukung oleh unsur-unsur tangible Dalam bisnis jasa,seorang pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi intangible dengan menyediakan bukti fisik untuk menguatkan positioning, citra, dan mengembangkan produk
    III Metode Penelitian
    a. Penelitian deskriptifyaitu pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian dan juga berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survey, wawancara atau observasi
    b. penelitian Verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dimana data penelitian ini akan diuji apakah promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat “tarif melfon49/menit dan “Gratis Pulsa 100%” berpengaruh terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.
    2. Data dan Teknik Pengumpulan Data
    Dalam pembagian data, berupa data kualitatif ada dua kelompok data, yaitu data primer dan data sekunder.
    a. Data Primer
    Sumber Data Primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian yang dilakukan langsung di luar perusahaan dengan cara menyebarkan kuesioner pada pelanggan TELKOM Flexi Trendy di Kota JAMBI
    b. Data Sekunder
    Sumber Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari buku – buku teori, beberapa referensi (skripsi dan tesis), majalah, internet.
    3. Variabel Penelitian
    variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang memiliki variasi antara suatu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut.
    Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah :
    1. Variabel independen / bebas ( Variabel X )
    Adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen ( variabel tidak bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Promosi yang terdiri dari promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat tarif nelfn49/detik dan Gratis Pulsa 100%” (Promosi Penjualan
    2. Variabel dependen / tidak bebas ( Variabel Y )
    Adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah Keputusan Penggunaan Flexi Trendy
    Untuk menjabarkan variabel diatas secara lebih operasional maka akan ditampilkan dalam tabel – tabel berikut :
    Tabel 3.1
    Operasionalisasi Variabel
    Variabel X
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada pelanggan dan perantara untuk merangsang pembelian produk.
    Promosi Berhadiah (Flexi Trendy Dahsyat)
    (X1) Memperkenalkan elemen peluang seperti, lotere atau undian. Cara ini dapat digunakan secara efektif untuk menambah keterlibatan dan kegembiraan dalam pengalaman jasa dan umumnya dirancang untuk mendorong peningkatan penggunaan jasa.Setiap kali isi ulang pulsa Rp. 25000 dapat gratis pulsa senilai Top up 10 ribu selama 3 bulan yang berlaku ke sesama Flexi & Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo “Flexi Trendy Dahsya” ordinalgratis 20 sms dan 1 ring back tone untuk 1 bulan. Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Untuk Pembelian Stater Pack Seharga 15.000 akan mendapatkan bonus dahsyat lebih dari 55.000 Kemudahan pengisian dan kebenaran program ordinal
    Promosi Berhadiah (Gratis Pulsa 100%)
    (X2) Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis pulsa 100% senilai nominal isi ulang pulsa yang berlaku ke sesama Flexi & Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo tarif nelfon 49” ordinal
    Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis sms 1‰ yang berlaku ke semua operator Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    ordinal
    Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Diskon Jangka Pendek
    (All About 49)
    (X3)Potongan harga yang diberikan dalam waktu yang terbatas. Tarif Telepon Lokal ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo pengguna flexi
    Tarif Telepon SLJJ ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    ordinal
    Tarif SMS ke sesama Flexi Rp49,-/sms Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Variabel Y
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Keputusan penggunaan Flexi Trendy
    “Variabel Y” Melakukan pembelian atau penggunaan, proses didalam keputusan pembelian dan penggunaan ( pasca pembelian) yang dilakukan oleh konsumen. Faktor – Faktor penyebab penggunaan Flexi Trendy Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” menarik. Ordinal
    Promo Tarif Hemat tariff nelfon49/detik jelas dan tidak terkesan menjebak. Ordinal
    Tarif Hemat tarif nelfon49/meni murah. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100% jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100% menarik. Ordinal
    Adanya Promo “Flexi Trendy Dahsyat ”Promo Tarif Hemat “All About 49” & “Gratis Pulsa 100%” Ordinal
    Desain Kuesioner
    a. Skala Pengukuran
    Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan interval data tersebut (Husein Umar, 2002:96). Dalam hal ini, skala pengukurannya :
    Untuk kuesioner tanggapan pelanggan terhadap promo “ Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat \tarif nelfon 49/menit& “Gratis Pulsa 100%” dan keputusan penggunaan, skala yang dipakai adalah :
    4 = SS (Sangat Setuju)
    3 = S (Setuju)
    2 = TS (Tidak Setuju)
    1 = STS (Sangat Tidak Setuju)
    b. Skala Untuk Instrumen
    Menurut Sekaran (2006: 30 – 31), skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu terkait variabel minat yang kita pelajari. Terdapat dua kategori utama skala sikap yaitu skala peringkat dan skala rangking. Skala peringkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert yaitu skala interval yang secara spesifik menggunakan empat pilihan yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Setuju dan Sangat Setuju.
    c. Model Desain Kuesioner
    Model desain kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuesioner tertutup, dimana setiap pertanyaan telah tersedia jawabannya sehingga responden dapat langsung memberi tanda checklist (?) pada pilihan jawaban yang dianggap paling tepat.
    Bentuk pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
    1. Bagian A, pernyataan mengenai profil dan pengalaman responden selama menggunakan FlexiTrendy .
    2. Bagian B, pernyataan inti mengenai Pengetahuan dan Promo Flexy Trendy
    3. Bagian C, pernyataan inti mengenai Keputusan Penggunaan
    3.4 Teknik Sampling dan Pengambilan Sampling
    a. Populasi
    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
    b. Teknik Sampling
    Desain sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain non-probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel.
    c. Jumlah Sampel
    Jumlah Sampel ditentukan menggunakan rumus atau metode slovin karena, Jumlah pengguna Flexi Trendy
    Dimana :
    n = Ukuran sampel
    N = Ukuran populasi
    e = % Kelonggaran ketidaktelitian
    Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 100 responden. Jumlah responden ini akan diambil di lokasi yang tersebar di Kota Jambi. Pelanggan Flexi Trendy di jambi
    UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
    Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat dapat digunakan atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan disebarkan, sebelum kuesioner tersebut disebarkan kepada responden sesungguhnya. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Dengan kata lain untuk menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu alat ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Sedangkan pengujian Reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Sehingga hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran yang berulang terhadap gejala yang sama pula. Serta untuk mengetahui bahwa suatu hal mempunyai kaitan dengan yang lain. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach.
    Menurut Umar (2002: 110) jika sampel yang digunakan besar yaitu N > 10, maka jumlah responden yang diambil dalam uji coba kuesioner disarankan minimal 30 orang.
    Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjuk oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien dikatakan reliabel bila Cronbach’s Alpha melebihi 0,7. Menurut Kaplan yang dikutip oleh Sri Febiarti (2007:56) nilai koefisien reliabilitas yang dapat diterima adalah tidak kurang dari 0,7.

    Mohon komentar pak jo…

    Komentar oleh junaldi edlin zikri | Februari 5, 2010 | Balas

  106. NAMA : FERA ANGGRAINI
    NIM : C1B007092
    KELAS : G
    JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN S1 PAGI
    UNIVERSITAS JAMBI
    Salam Pak Jo…….!

    Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas masukan bapak terhadap proposal penelitian yang telah saya buat dan telat saya posting tanggal 17 january 2010 kemarin.
    Berikut ini saya sampaikan beberapa item yang memang perlu saya perbaiki dalam proposal penelitian saya.

    Memang benar trend konsumen rumah tangga lah yang menjadi peran utama dalam konsumsi air minum mineral ini, untuk itu peneliti merasa perlu membedakan konsumen yang di maksud yaitu dengan menambahkan populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga yang melakukan konsumsi air minum mineral.
    Selain itu peneliti juga membatasi penelitian dalam ruang lingkup penelitian-peneliti:
    1.Produk yang di teliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
    2.Penelitian dilakukan terhadap konsumen rumah tangga yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak serta anggota kelurga lainnya yang setiap hari melakukan kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.
    3.Penalitian untuk meneliti dan melihat factor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral.
    Berikut ini saya sampaikan rincian perbaikan proposal saya yang lebih jelas pak.

    PROPOSAL PENELITIAN
    JUDUL :
    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM MINERAL DI KOTAMADYA JAMBI
    BAB. I. PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Perkembangan bidang industri yang semakin pesat terutama di kota Jambi, akan membawa dampak yang cukup komplek bagi lingkungan perusahaan sendiri, maupun likungan sekitarnya, diantaranya adalah masalah polusi. Bila tidak diawasi dengan ketat mengenai limbah industri tersebut maka timbul polusi baik udara maupun air yang cukup besar.
    Mengenai masalah air, melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), pemerintah telah berusaha menyediakan dan memenuhi kebutuhan air minum yang bersih, bebaspolusi, tetapi kenyataannya sampai saat ini banyak dijumpai air ledeng yang keruh karenan masih banyak perusahaan membuang limbahnya ke sungi tanpa diproses lebih dahulu.
    Melihat kondisi seperti ini banyak perusahaan berusaha memanfaatkan peluang untuk memproduksi air minum yang benar-benar bersih, bebas polusi dab menyehatkan dalam bentuk gelas, botol dan galon, dengan menggunakan merk seperti Aqua, Club, Total, Ades,Aquase dan Cheer. Dari kondisi seperti ini dengan semakin tingginya tingkatpendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan maka membawa pengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi air mineral. Disamping itu konsumen memiliki kebebasan dalam memilih peroduk. Untuk itu produsen memerlukan strategi dengan tujuan mencapai keunggulan bersaing dan memerlukan informasu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk
    Menurut Essael ada tiga faktor yang memepengaruhi dalam pengambilan keputusan konsumen yaitu (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen;(2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha membeli informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah prroduk, harga,distribusi dan promosi. Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan membeli seseorang. Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif merk dan harga dibandingan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah.
    Untuk malakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Karakteristik penjual akan mempengaruhi kaputusan membeli. Dalam hal ini konsumen kan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual.
    Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian , maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat ini berupaya untuk mengembangkan berbagai variabel bauran pemasaran yang tepat. Perusahaan saat berupaya untuk mengembangkan berbagai variabel bauran pemasaran. Pertama dari segi produk manajer terus menerus mencari dan mengembangkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kedua dari segi harga, manejer berusaha menentukan harga yang bisa terjangkau oleh lapisan masyarakat, ketiga dari segi distribusi manajer memberikan pelayanan sebaik mungkin, keempat dari segi promosi, menejer bisa menyampaikan informasi melalui iklan maupun promosi penjualan.
    Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral agar dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut.
    1.2. Perumusan Masalah
    1.Apakah faktor-faktor Individual customer yang terdiri dari pendidikan, penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral.
    2.Diantara faktor-faktor tersebut diatas, faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan dalam pembelian air minum mineral.
    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    1.Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral.
    2.Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Universitas Jambi
    Dapat menambah buku referensi dan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan yang memerlukan informasi tentang perilaku konsumen
    2. Bagi Penulis
    Agar dapat lebih memahami dan mencoba untuk menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk mempraktekkannya langsung ke lapangan kerja, khususnya bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran.
    1.4. Ruang Lingkup Penelitian
    1.Produk yang diteliti adalah air minum mineral dalam bentuk galon
    2.Penelitian untuk meneliti dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli air minum mineral.
    3.Penelitian dilakukan terhadap konsumen rumah tangga yang merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak serta anggota kelurga lainnya yang setiap hari melakukan kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.

    BAB II. KAJIAN TEORITIS
    2.1. Tiga Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen
    1.Konsumen Individu
    Pilihan merek dipengaruhi oleh ; (1). Kebutuhan konsumen, (2). Persepsi atas karakteristik merek, dan (3). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
    2.Pengaruh Lingkungan
    Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh (1). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), (2). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen), (3). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (4). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
    3.Marketing strategy
    Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah (1). Barang, (2). Harga, (3). Periklanan dan (4). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
    2.2. Tipologi pengambilan keputusan konsumen :
    1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making) Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap.
    2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsumen.
    EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN :
    1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
    2. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
    Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
    1. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal.
    Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi.
    2.Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.
    BAB.III. METODE PENELITIAN
    Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan maka diajukan beberapa hipotesis yaitu : (1) faktor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermaksan terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Jambi; (2) Faktor harga merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian air minum mineral di Kotamadya Jambi.
    Populasi penelitian adalah konsumen rumah tangga yang melakukan konsumsi air minum mineral dalam bentuk galon.
    Metode penarikan dinamakan metode incidental sampling yaitu responden yang kebetulan dijumpai atau dapat dijumpai, jumlah responden yang akan diambil sebanyak 200 orang.
    Jenis sumber data : (a) Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan; (b) Data Sekunder adalah data yang diperolah dari kantor statistik Jambi.
    Cara mengumpulkan data ;(a) wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden maupun pihak-pihak yang terkait; dan (b) kuesioner, yaitu dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden, disini responden diminta untuk memberikan pendapat atau jawaban pertanyaan-pertanyaan.
    Variabel tergantung (Y) adalah variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi 1) Faktor pendidikan,(2) Penghasilan,(3) harga,(4) Kualitas, (5) Distribusi, (6) Promosi.
    Variabel tergantung yaitu perilaku konsumen (Y) adalah berapa kali seorang konsumen melakukan pembelian ulang terhadap air minum mineral dalam suatu periode waktu tertentu(dalam waktu 3bulan terakhir) dalam bentuk galon.
    Variabel bebas (X) yaitu faktor-faktor yang memperngaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, dirinci menjadi enam variabel yang meliputi :
    Faktor pendidikan (X1) adalah penelitian terhadap pendidikan dari responden, yang indikatornya adalah pendidikan formal terakhir yang mereka miliki, yang dinyatakan dengan skoring menurut skala likert.
    Faktor penghasilan(x2) adalah penghasilan bersih perbulan yang diterima oleh responden (ayah/ibu) atau pendapatan peribadi bagi yang masih sindiri (bujang/gadis)dalam rupiah, selanjutnya dikeleompokan dalam 5 kelompok penghasilan dan diukur menurut skala likert. Lima kelompok pengashilan sebagai berikut :
    1.Rp 500.000,- s/d. Rp 700.000,- mendapat nilai 1
    2.Rp 700.000,- s/d. Rp 900.000,- mendapat nilai 2
    3.Rp 900.000,- s/d. Rp 1.100.000,- mendapat nilai 3
    4.Rp 1.100.000,- s/d. Rp 1.300.000,- mendapat nilai 4
    5.lebih dari Rp 1.300.000,- mendapat nilai 5
    Faktor harga (X3) adalah tanggapan responden terhadap harga air minum mineral dengan indikator :
    1.pendapat terhdap harga air minum mineral
    2.harga menjadi pertimbangan yang menentukan
    Faktor kualitas (X4) adalah tanggapan responden terhadap kualitas air minum mineral yang diukur menurut skala likert
    Faktor distribusi (X5) adalah tanggapan responden dalam hal kemudahan memperoleh air minum dengan indikator :
    1.Mudah/tidak proses pembelian yang dilakukan dengan responden
    2.pelayanan yang diberikan oleh responden
    3.jauh/dekat tempat untuk memperoleh air minum mineral
    semuanya diukur menurut skala likert.
    Faktor promosi (X6) adalah tanggapan responden terhadap promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual air minum mineral, diukur menurut skala likert dengan indikator :
    1.Sikap responden terhadap promosi air minum mineral.
    2.Ingin membeli pada saat mengetahui adanya promosi air minum mineral.
    Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier berganda, yaitu :
    Y = B0+B1X1+B2X2+B3X3+B4X4+B5X5+B6X6+e
    Ket:
    Y = perilaku konsumen
    B0 = intersep
    B1 s.d B6 = koefisien yang akan dihitung
    X1= pendidikan, X2 = penghasilan,X3 = harga, X4 = kualitas, X5 = distribusi, X6 = promosi
    e = variabel pengganggu
    Model analisis ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap perilaku konsumen air minum mineral baik secara bersama-sama maupun secara partial.
    Proses selanjutnya adalah melakukan pembuktian hipotesis dengan teknik analisis :
    1.Pengujian hipotesis pertama yaitu regresi secara Simultan
    2.Pengujian hipotesis kedua yaitu Uji Regresi secara Partial
    itulah proposal penelitian yang saya kerjakan Pak Jo, saya menyadari masih banyak kekurangannya oleh karena itu saya mohon masukan dan tanggapan dari Bapak. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih.
    Hormat saya Fera Anggraini.
    SUKSES SELALU

    Komentar oleh fera anggraini | Februari 5, 2010 | Balas

  107. Analisis Persepsi Nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal pembangunan di suatu Negara salah satunya adalah dunia perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
    Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, ndengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
    Bank dituntut untuk maju kedepan sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai penyandang dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Bank Dituntut untuk muncul sebagai pemikir dan perencana pengembangan usaha baik dalam skala nasional maupun internasional. Tenaga – tenaga analisis bank harus jeli melihat perubahan yang terjadi dengan mengantisipasi berbagai peluang yang mungkin terjadi, sehingga bank harus dapat melakukan pelayanan secara menyeluruh (overall).
    Persaingan perbankan yang semakin ketat menuntut masing-masing Bank proaktif dalam merebut posisi dimata masyarakat guna mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu Bank tidak saja harus memperhatikan kualitas performance dari produknya tetapi harus memperhatikan kepuasan costumernya melalui jasa layanan (service) yang diberikan, kualitas bukanlah untuk memenuhi sejumlah criteria yang ditetapkan pimpinan, namun sejumlah criteria yang ditetapkan costumer dan apa saja yang mereka inginkan.
    Mengingat dalam dunia perbankan jasa pelayanan merupakan kunci terhadap loyalitas konsumen dan begitu pentingnya aspek pelayanan oleh karyawan Bank terhadap Nasabah.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian
    Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat Bank-bank melakukan berbagai strategi untuk menarik calon nasabah agar menempatkan dananya pada bank tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan yang baik untuk para nasabah.
    Pelayanan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan yang positif bagi nasabah/pelanggan. Sebaliknya, pelayanan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif bagi pelanggan. Pelayanan merupakan sebuah kata kunci yang senantiasa diupayaka oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mencari dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Persepsi merupakan suatu perasaan yang timbul dan dirasakan oleh nasabah/pelanggan sebelum atau sesudah mengkonsumsi suatu barang atau jasa, persepsi juga merupakan suatu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Baik buruknya persepsi pelanggan terhadap suatu jasa sangat tergantung pada kepuasan pelanggan atas pelayanan yang telah diterima oleh nasabah/pelanggan.
    Kepuasan pelanggan harus selalu diutamakan. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang bersadarkan hasil perbandingan antara hasil yang dirasakan oleh pembeli dengan harapan yang dirasakan oleh pelanggan itu sendiri.
    Suatu pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mempu memenuhi harapan pelanggan, dan ini dapat terlihat melalui persepsi mereka. Oleh karena persepsi pelanggan bersifat subjektif dan tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh penyedia jasa, maka perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.
    Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan dan data yang didapat, maka penulis merumuskan suatu masalah yang akan dibahas yaitu “Bagaimana Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi ?”.
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk menjelaskan bagaimana persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Untuk menganalisis persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1. Diharapkan dapat memberikan penambahan wawasan pengetahuan praktis dalam pengembangan ilmu bidang manajemen pemasaran.
    2. Sebagai salah satu syarat memenuhi gelar sarjana.
    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis menetapkan batasan-batasan permasalahan. Adapun penelitian yang dilakukan berkenaan dengan bidang pemasaran. Adapun masalah yang akan dibahas yaitu:
    1. Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2004 – 2008.
    3. Lokasi penelitian ini berada di kota Jambi tepatnya di Bank Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    a. Pemasaran
    Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya
    Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler,Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan baranga dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi.
    b. Bank
    Menurut Siamat, Bank adalah “sebuah organisasi yang melaksanakan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”.
    c. jasa
    Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
    f. Pelayanan
    Menurut Kotler sebagai Pelayanan kualitas yang dibuat selama proses pelayanan dengan menghadapi pelanggan dengan pelayanan pribadi, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan dibandingkan dengan pelayanan yang diharapkan.
    g. Perilaku Konsumen
    Menurut Basu Swastha,Perilaku Konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa-jasa, yang termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
    h. Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler dalam Fandy, Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang telah ia dapatkan dibandingkan dengan harapannya.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Perbankan sebagai Lembaga Keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membuthkan dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Perbankan juga memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Berjalannya fungsi tersebut sangat tergantung pada kinerja perbankan dalam menjalankan kegiatannya sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu upaya peningkatan pelayanan perbankan perlu mendapat perhatian yang optimal.
    Pelayanan berhubungan erat dengan keputusan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan keputusan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaiman mengevaluasi pelayanan yang diterima oleh konsumen/nasabah tidaklah mudah.
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan diputuskannya.
    Rambat Lupiyoadi,mengemukakan bahwa ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa dimana konsumen menggunakan kelima dimensi tersebut untuk memberikan penilaian terhadap jasa.
    Adapun kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Tanggibles (Bukti langsung)
    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
    2. Reliability (Keandalan)
    Yaitu komponen perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
    3. Responsiveness (Daya tanggap)
    Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

    4. Assurance (Jaminan dan kepastian)
    Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
    5. Emphaty (Empati )
    Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
    Agar perusahaan mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sesuai atau tidak dengan harapan pelanggan maka setiap perusahaan sebaiknya mengetahui perilaku konsumen dalam pemilihan keputusan pembelian suatu produk atau jasa dimana dalam hal ini dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yakni motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan konsumen.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Data
    Data yang digunakan penulis ini merupakan data primer dan skunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, Data yang diperlukan :
    1. Data Primer
     Harapan nasabah terhadap jasa pelayanan Bank Jambi.
     Persepsi nasabah Bank Jambi yaitu pengalaman nasabah setelah menggunakan jasa pelayanan Bank Jambi.
    2. Data sekunder
     Sejarah singkat Bank Jambi
     Struktur Organisasi Bank Jambi
     Keadaan tempat Bank Jambi
     Perkembangan jumlah nasabah di Bank Jambi
    3.2 Metode Pengumpulan data
    Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
    3.2.1. Pengumpulan Data Primer
    a. Kuisioner
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui kuisioner dimaksudkan untuk menyebarkan kuisioner kepada nasabah. Nasabah diharapkan dapat mengisi kuisioner, kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah dijawab oleh respondensi nasabah. Tujuan kuisioner antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian nasabah terhadap suatu pelayanan yang perlu mendapat perhatian oleh perusahaan.
    3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
    Pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku literatur untuk mengolah teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

    3.3 Metode Penarikan Sampel
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat dan dapat dipercaya tentang persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    Adapun yang menjadi responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah Quota, dimana setiap responden mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel yang bisa digunakan sebagai wakil dari populasi seluruh nasabah Bank Jambi. Responden diminta untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat mengenai 17 item pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi.
    Dalam hubungan ini agar data yang diperoleh cukup akurat maka sampel yang akan dijadikan responden, usia/umurnya dibatasi untuk 17 tahun keatas.

    3.4 Sumber Data
    Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
     Bank Jambi Pusat di kota Jambi
     Pengguna jasa Bank Jambi yang mengisi daftar penyataan
     Perpustakaan
    3.5 Metode Analisis Data
    Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode Analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Analisis deskriptif berusaha memberikan gambaran yang cermat dan lengkap tentang objek yang diteliti, tujuannya adalah untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual mengenai faktor-faktor yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada didalam literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menganalisis masalah pelayanan di Bank Jambi. Analisis kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. S. Margono.
    3.6 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabulasi data dan pengukuran nilai rata-rata hitung (mean). Tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pernyataan dalam kuisioner. Adapun nilai rata-rata hitung ( mean ) akan diukur dengan metode biasa yaitu dengan rumus sebagai berikut :
    X =  fixi
     fi
    Keterangan : fi = frekuensi pada interval kelas
    xi = bobot nilai
    X = nilai rata-rata hitung
    Pertanyaan yang disebarkan berhubungan dengan variabel dan atribut yang diteliti dengan mengacu pada skala likert. Menurut Kinnear dalam Husein umar, skala likert ini berhubungan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu , misalnya setuju – tidak setuju, senang – tidak senang dan baik – tidak baik. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban diberi skor (bobot nilai ) sebagai berikut :
    Sangat tidak baik diberi bobot nilai = 1
    Tidak baik diberi bobot nilai = 2
    Cukup Baik (netral) diberi bobot nilai = 3
    Baik diberi bobot nilai = 4
    Sangat baik diberi bobot nilai = 5
    Persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi dikatakan sangat positif apabila responden menyatakan sangat baik atau baik,sangat negatif dan negatif apabila responden menyatakan sangat tidak baik dan tidak baik, sedangkan apabila konsumen memberikan pernyataan cukup baik terhadap atribut yang dinilainya maka pengalaman pelanggan terhadap atribut yang dinilainya tersebut cukup menyenangkan (netral).
    Untuk mengetahui kecenderungan persepsi konsumen terhadap pelayanan apakah positif, netral atau negatif maka hasil dari nilai rata-rata hitung yang diperoleh dipetakan kerentang skala yang mempertimbangkan informasi interval yaitu sebagai berikut :

    Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
    Banyak kelas

    5-1
    = = 0,8
    5

    Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut persepsi konsumen dalam penelitian ini, rentang nilai tersebut yaitu sebagai berikut :
    Rentang nilai : 1,00 – 1.80 termasuk kategori negatif ( sangat tidak baik )
    1,81 – 2,60 termasuk kategori negatif (tidak baik )
    2,61 – 3,40 termasuk kategori netral (cukup baik )
    3,41 – 4,20 termasuk kategori positif ( baik )
    4,21 – 5,00 termasuk kategori positif (sangat baik )
    Kualitas jasa yang baik adalah apabila terpenuhinya atau terlampauinya apa yang diharapkan konsumen dari jasa yang diberikan.

    Komentar oleh M Edy Branson | Februari 5, 2010 | Balas

  108. NAMA : m.edy branson
    NIM : C1B007069
    KELAS : b
    JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN S1 PAGI
    UNIVERSITAS JAMBI

    Salam Pak Jo…….!

    Analisis Persepsi Nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal pembangunan di suatu Negara salah satunya adalah dunia perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
    Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, ndengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
    Bank dituntut untuk maju kedepan sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai penyandang dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Bank Dituntut untuk muncul sebagai pemikir dan perencana pengembangan usaha baik dalam skala nasional maupun internasional. Tenaga – tenaga analisis bank harus jeli melihat perubahan yang terjadi dengan mengantisipasi berbagai peluang yang mungkin terjadi, sehingga bank harus dapat melakukan pelayanan secara menyeluruh (overall).
    Persaingan perbankan yang semakin ketat menuntut masing-masing Bank proaktif dalam merebut posisi dimata masyarakat guna mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu Bank tidak saja harus memperhatikan kualitas performance dari produknya tetapi harus memperhatikan kepuasan costumernya melalui jasa layanan (service) yang diberikan, kualitas bukanlah untuk memenuhi sejumlah criteria yang ditetapkan pimpinan, namun sejumlah criteria yang ditetapkan costumer dan apa saja yang mereka inginkan.
    Mengingat dalam dunia perbankan jasa pelayanan merupakan kunci terhadap loyalitas konsumen dan begitu pentingnya aspek pelayanan oleh karyawan Bank terhadap Nasabah.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian
    Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat Bank-bank melakukan berbagai strategi untuk menarik calon nasabah agar menempatkan dananya pada bank tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan yang baik untuk para nasabah.
    Pelayanan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan yang positif bagi nasabah/pelanggan. Sebaliknya, pelayanan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif bagi pelanggan. Pelayanan merupakan sebuah kata kunci yang senantiasa diupayaka oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mencari dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Persepsi merupakan suatu perasaan yang timbul dan dirasakan oleh nasabah/pelanggan sebelum atau sesudah mengkonsumsi suatu barang atau jasa, persepsi juga merupakan suatu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Baik buruknya persepsi pelanggan terhadap suatu jasa sangat tergantung pada kepuasan pelanggan atas pelayanan yang telah diterima oleh nasabah/pelanggan.
    Kepuasan pelanggan harus selalu diutamakan. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang bersadarkan hasil perbandingan antara hasil yang dirasakan oleh pembeli dengan harapan yang dirasakan oleh pelanggan itu sendiri.
    Suatu pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mempu memenuhi harapan pelanggan, dan ini dapat terlihat melalui persepsi mereka. Oleh karena persepsi pelanggan bersifat subjektif dan tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh penyedia jasa, maka perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.
    Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan dan data yang didapat, maka penulis merumuskan suatu masalah yang akan dibahas yaitu “Bagaimana Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi ?”.
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk menjelaskan bagaimana persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Untuk menganalisis persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1. Diharapkan dapat memberikan penambahan wawasan pengetahuan praktis dalam pengembangan ilmu bidang manajemen pemasaran.
    2. Sebagai salah satu syarat memenuhi gelar sarjana.
    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis menetapkan batasan-batasan permasalahan. Adapun penelitian yang dilakukan berkenaan dengan bidang pemasaran. Adapun masalah yang akan dibahas yaitu:
    1. Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2004 – 2008.
    3. Lokasi penelitian ini berada di kota Jambi tepatnya di Bank Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    a. Pemasaran
    Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya
    Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler,Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan baranga dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi.
    b. Bank
    Menurut Siamat, Bank adalah “sebuah organisasi yang melaksanakan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”.
    c. jasa
    Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
    f. Pelayanan
    Menurut Kotler sebagai Pelayanan kualitas yang dibuat selama proses pelayanan dengan menghadapi pelanggan dengan pelayanan pribadi, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan dibandingkan dengan pelayanan yang diharapkan.
    g. Perilaku Konsumen
    Menurut Basu Swastha,Perilaku Konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa-jasa, yang termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
    h. Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler dalam Fandy, Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang telah ia dapatkan dibandingkan dengan harapannya.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Perbankan sebagai Lembaga Keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membuthkan dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Perbankan juga memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Berjalannya fungsi tersebut sangat tergantung pada kinerja perbankan dalam menjalankan kegiatannya sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu upaya peningkatan pelayanan perbankan perlu mendapat perhatian yang optimal.
    Pelayanan berhubungan erat dengan keputusan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan keputusan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaiman mengevaluasi pelayanan yang diterima oleh konsumen/nasabah tidaklah mudah.
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan diputuskannya.
    Rambat Lupiyoadi,mengemukakan bahwa ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa dimana konsumen menggunakan kelima dimensi tersebut untuk memberikan penilaian terhadap jasa.
    Adapun kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Tanggibles (Bukti langsung)
    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
    2. Reliability (Keandalan)
    Yaitu komponen perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
    3. Responsiveness (Daya tanggap)
    Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

    4. Assurance (Jaminan dan kepastian)
    Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
    5. Emphaty (Empati )
    Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
    Agar perusahaan mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sesuai atau tidak dengan harapan pelanggan maka setiap perusahaan sebaiknya mengetahui perilaku konsumen dalam pemilihan keputusan pembelian suatu produk atau jasa dimana dalam hal ini dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yakni motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan konsumen.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Data
    Data yang digunakan penulis ini merupakan data primer dan skunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, Data yang diperlukan :
    1. Data Primer
     Harapan nasabah terhadap jasa pelayanan Bank Jambi.
     Persepsi nasabah Bank Jambi yaitu pengalaman nasabah setelah menggunakan jasa pelayanan Bank Jambi.
    2. Data sekunder
     Sejarah singkat Bank Jambi
     Struktur Organisasi Bank Jambi
     Keadaan tempat Bank Jambi
     Perkembangan jumlah nasabah di Bank Jambi
    3.2 Metode Pengumpulan data
    Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
    3.2.1. Pengumpulan Data Primer
    a. Kuisioner
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui kuisioner dimaksudkan untuk menyebarkan kuisioner kepada nasabah. Nasabah diharapkan dapat mengisi kuisioner, kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah dijawab oleh respondensi nasabah. Tujuan kuisioner antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian nasabah terhadap suatu pelayanan yang perlu mendapat perhatian oleh perusahaan.
    3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
    Pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku literatur untuk mengolah teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

    3.3 Metode Penarikan Sampel
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat dan dapat dipercaya tentang persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    Adapun yang menjadi responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah Quota, dimana setiap responden mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel yang bisa digunakan sebagai wakil dari populasi seluruh nasabah Bank Jambi. Responden diminta untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat mengenai 17 item pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi.
    Dalam hubungan ini agar data yang diperoleh cukup akurat maka sampel yang akan dijadikan responden, usia/umurnya dibatasi untuk 17 tahun keatas.

    3.4 Sumber Data
    Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
     Bank Jambi Pusat di kota Jambi
     Pengguna jasa Bank Jambi yang mengisi daftar penyataan
     Perpustakaan
    3.5 Metode Analisis Data
    Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode Analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Analisis deskriptif berusaha memberikan gambaran yang cermat dan lengkap tentang objek yang diteliti, tujuannya adalah untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual mengenai faktor-faktor yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada didalam literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menganalisis masalah pelayanan di Bank Jambi. Analisis kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. S. Margono.
    3.6 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabulasi data dan pengukuran nilai rata-rata hitung (mean). Tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pernyataan dalam kuisioner. Adapun nilai rata-rata hitung ( mean ) akan diukur dengan metode biasa yaitu dengan rumus sebagai berikut :
    X =  fixi
     fi
    Keterangan : fi = frekuensi pada interval kelas
    xi = bobot nilai
    X = nilai rata-rata hitung
    Pertanyaan yang disebarkan berhubungan dengan variabel dan atribut yang diteliti dengan mengacu pada skala likert. Menurut Kinnear dalam Husein umar, skala likert ini berhubungan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu , misalnya setuju – tidak setuju, senang – tidak senang dan baik – tidak baik. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban diberi skor (bobot nilai ) sebagai berikut :
    Sangat tidak baik diberi bobot nilai = 1
    Tidak baik diberi bobot nilai = 2
    Cukup Baik (netral) diberi bobot nilai = 3
    Baik diberi bobot nilai = 4
    Sangat baik diberi bobot nilai = 5
    Persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi dikatakan sangat positif apabila responden menyatakan sangat baik atau baik,sangat negatif dan negatif apabila responden menyatakan sangat tidak baik dan tidak baik, sedangkan apabila konsumen memberikan pernyataan cukup baik terhadap atribut yang dinilainya maka pengalaman pelanggan terhadap atribut yang dinilainya tersebut cukup menyenangkan (netral).
    Untuk mengetahui kecenderungan persepsi konsumen terhadap pelayanan apakah positif, netral atau negatif maka hasil dari nilai rata-rata hitung yang diperoleh dipetakan kerentang skala yang mempertimbangkan informasi interval yaitu sebagai berikut :

    Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
    Banyak kelas

    5-1
    = = 0,8
    5

    Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut persepsi konsumen dalam penelitian ini, rentang nilai tersebut yaitu sebagai berikut :
    Rentang nilai : 1,00 – 1.80 termasuk kategori negatif ( sangat tidak baik )
    1,81 – 2,60 termasuk kategori negatif (tidak baik )
    2,61 – 3,40 termasuk kategori netral (cukup baik )
    3,41 – 4,20 termasuk kategori positif ( baik )
    4,21 – 5,00 termasuk kategori positif (sangat baik )
    Kualitas jasa yang baik adalah apabila terpenuhinya atau terlampauinya apa yang diharapkan konsumen dari jasa yang diberikan.

    Edy, ini sudah ada yg buat, kebetulan pembimbingnya bapak. SIlahkan diganti.

    Komentar oleh M Edy Branson | Februari 5, 2010 | Balas

    • pak jo, kalau ANALISIS KUALITAS
      TELEPON SELULER MEREK NOKIA TERHADAP KEPUASAN
      PELANGGAN di fak ekonomi boleh g pak ?

      Komentar oleh m. edy branson | Februari 6, 2010 | Balas

    • pak jo,kalau ANALISIS KUALITAS
      TELEPON SELULER MEREK NOKIA TERHADAP KEPUASAN
      PELANGGAN di fak ekonomi boleh g pak ?

      Kalau pertanyaannya boleh tentu jawabannya boleh saja, akan tetapi secara akademis apakah penelitian yg diajukan layak untuk diteliti?

      Komentar oleh m. edy branson | Februari 6, 2010 | Balas

      • ooowh… gitu yach pak …

        pak jo saya ingin mengejukan proposal baru tentang analisis faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk mie instan merek sedaap
        apa ini boleh pak?

        Komentar oleh m. edy branson | Februari 7, 2010

      • ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MIE INSTAN MEREK SEDAAP
        BAB I
        PENDAHULUAN
        A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian
        Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.
        Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
        Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnya yang tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merk mie instan yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
        Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap (Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UnJa).
        B. Perumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:
        1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan merek sedaap?
        2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap?
        C. Tujuan Penelitian
        Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
        1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli produk mie instan merek sedaap
        2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk mie instan merek sedaap.
        D. Manfaat Penelitian
        1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga pihak perusahaan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
        2. Bagi penulis menambah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
        BAB II
        LANDASAN TEORI
        A. Teori Yang Melandasi Permasalahan
        Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
        1. Pengertian Pemasaran
        Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002:7) memberikan definisi pemasaran adalah:
        Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain.
        2. Manajemen Pemasaran
        Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran.
        Menurut Tjiptono (2002:16) adalah:
        Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penentuan harga, promosi dan distribusi barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.
        3. Pengertian Produk
        Kotler et.al (2000:212) mengemukakan bahwa produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
        Selanjutnya produk itu dijelaskan lebih lanjut oleh Lamb, Charles et. al (2001:414): “Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu baik yang menguntungkan maupun tidak yang diperoleh seseorang melalui pertukaran”.
        Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai untuk dipasarkan untuk dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
        4. Pengertian perilaku konsumen
        Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa.
        Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
        Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan:
        Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.
        Dari pengertian di atas maka perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.
        5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
        Menurut Kotler (2001:144):
        Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
        2) Persepsi
        Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.
        Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi.
        3) Pengetahuan
        Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman. Pentingnya praktik dari teori pengetahuan bagi pemasar adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan memberikan peranan positif.
        4) Keyakinan Menurut Kotler (2000:157) :
        Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.
        6. Peran konsumen dalam membeli
        Menurut Engel et. Al (2000:31) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.
        Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.
        8. Proses Keputusan Membeli
        Menurut (Kotler, 2000:204) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
        a. Pengenalan masalah
        Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.
        b. Pencarian informasi
        Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
        c. Evaluasi alternatif
        Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
        Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
        Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
        d. Keputusan membeli
        Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
        e. Tingkah laku pasca pembelian
        Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
        Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.
        BAB III
        METODE PENELITIAN
        A. Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel
        1. Identifikasi variabel
        a. Variabel bebas atau independent dalam penelitian ini adalah:
        (x1) Kebudayaan
        (x2) Sosial
        (x3) Pribadi
        (x4) Psikologi
        b. Variabel terikat (dependent) ini adalah: Keputusan menggunakan produk (y).
        2. Definisi konseptual variabel
        a. Variabel bebas perilaku konsumen
        Menurut Kotler (2001: 144-157)
        1) Kebudayaan (X1)
        Mendefinisikan : “Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya”.
        2) Sosial (X2)
        Mendefinisikan : “Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa”.
        3) Pribadi (X3)
        Mendefinisikan: “Karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan”.
        4) Psikologi (X4)
        Mendefinisikan: “Sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang”.
        b. Variabel bebas keputusan pembelian
        Menurut Engel et.all, (2000:31): “Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian”.
        B. Definisi Operasional Variabel
        1. Kebudayaan (X1)
        Merupakan suatu ciri khas dari sekumpulan orang yang diterapkan secara turun-temurun sebagai penuntun dari kehidupan mereka sehari-sehari.
        Indikator dari variabel tersebut terdiri dari:
        a. Pergeseran budaya
        b. Wilayah geografis
        c. Kelas sosial
        2. Sosial (X2)
        Merupakan tingkat status sosial masyarakat atau keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan milik kebanyakan, pekerjaan serta variabel-variabel yang lainnya:
        Indikatornya adalah:
        a. Mengikuti lingkungan
        b. Pengalaman dari anggota keluarga
        c. Mengikuti teman
        3. Pribadi (X3)
        Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain.
        Adapun indikator dari variabel tersebut adalah:
        a. Uang saku
        b. Situasi ekonomi
        b. Gaya hidup
        4. Psikologis (X4)
        Merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai keinginan-keinginan yang berasal dari diri pribadinya untuk menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya.
        Indikatornya terdiri dari:
        a. Motivasi
        b. Persepsi
        c. Pengetahuan
        5. Keputusan pembelian produk (Y)
        Merupakan suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya mengkonsumsi mie instan diikuti oleh kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut.
        Dari variabel ini dapat ditentukan indikatornya antara lain:
        a. Menjatuhkan pilihan atau alternatif pada produk yang terbaik
        b. Pengambilan keputusan dilakukan secara sadar, rasional, obyektif dan terencana.
        c. Pembelian kembali.
        a. C. Ruang Lingkup Penelitian
        Fokus penelitian ini lebih dititikberatkan pada bidang pemasaran yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa dalam melakukan keputusan untuk melakukan pemberian produk mie instan merk Sedaap.
        D. Lokasi Penelitian
        Lokasi penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
        E. Populasi dan Sampel
        Populasi adalah keseluruhan subyek/obyek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
        F. Jenis Sumber Data
        1. Sumber data
        Sumber data yang digunakan adalah data primer. Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai pendapat atau fenomena dari obyek.
        2. Skala Pengukuran
        Penulis memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan responden melalui angket (Kuesioner) yang telah disebarkan dengan metode skor, pemberian skor ini digunakan sistem skala lima, yaitu:
        a. Jawaban a (Sangat setuju) diberi skor 5
        b. Jawaban b (Setuju) diberi skor 4
        c. Jawaban c (Cukup Setuju) diberi skor 3
        d. Jawaban d (Tidak Setuju) diberi skor 2
        e. Jawaban e (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1
        G. Teknik Pengumpulan Data
        Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik maka dipilih dengan menggunakan metode:
        1. Wawancara
        Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu para mahasiswa yang terpilih sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan.
        2. Kuesioner
        Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui kuisioner dimaksudkan untuk menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa.- mahasiswa diharapkan dapat mengisi kuisioner, kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah dijawab oleh respondensi mahasiswa. Tujuan kuisioner antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian nmahasiswa terhadap pengembilan suatu produk.

        Edy, manfaat peneltian pertama harus berkontribusi kepada keilmuan, kemudian baru ke masalah praktis. Oleh karena itu manfaat dan tujuan di atas harus dirobah.

        Komentar oleh m. edy branson | Februari 15, 2010

  109. NAMA : junaldi edlin zikri
    NIM : C1B007079
    KELAS : b
    JURUSAN : EKONOMI MANAJEMEN S1 PAGI
    UNIVERSITAS JAMBI

    Salam Pak Jo…….!

    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DAN LAYANAN MENGGUNAKAN CDMA FLEKSI DAHSYAT DI KOTA JAMBI
    BAB I PENDAHULUAN
    A.latar belakang penelitian
    Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya sarana telekomunikasi maka aktivitas komunikasi antar sesama manusia dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh jarak. Mereka dapat berhubungan dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Persaingan antar operator telekomunikasi ponsel yang berbasis GSM dalam memperebutkan pelanggan makin ketat, saling merebut pasar dengan memberikan kualitas layanan dan produk serta fitur-fitur untuk menambah value dari masing-masing produknya. Persaingan semakin ketat dengan hadirnya TELKOMFlexi yang berbasis CDMA dalam bisnis telekomunikasi. Keberadaan operator CDMA menjadi ancaman baru bagi operator seluler berbasis GSM karena mereka bisa memberikan tarif yang lebih murah dan teknologi yang lebih canggih. Setiap perusahaan selalu berusaha agar semua produknya laku terjual dan menguntungkan. Tentu saja hal tersebut tidak akan memberikan kepuasan bagi konsumen apabila tidak didukung oleh infrastruktur dan service yang baik maka kepuasan pelanggan tidak akan tercapai, dan konsumen cenderung akan melakukan churn. Oleh karena itu, kepuasan konsumen harus diperhatikan, salah satunya adalah dengan cara memperhatikan setiap service point yang diberikan oleh masing-masing operator, khususnya TelkomFlexi. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah adanya persaingan dalam hal tarif antar operator. Mereka berlomba-lomba mendapatkan pelanggan yang banyak dengan cara memberikan tarif yang sangat murah, tetapi mereka kurang memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan yang seharusnya mereka lakukan. Kualiatas pelayanan yang dimaksud adalah service point yang diberikan apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Service point adalah tempat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk memudahkan pelanggan dalam mengatasi keluhan. Jadi hal lain yang perlu diperhatikan oleh operator khususnya TelkomFlexi adalah bagaimana cara memberikan kualitas service point yang sesuai atau melebihi customer expectation. Atas dasar hal tersebut, kami melakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan service point yang diberikan TelkomFlexi apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak. Pemilihan kota jambi khususnya di daerah kota jambi lebih didasarkan pada kemudahan akses yang dapat kami lakukan. Oleh karena itu kami mengambil judul “Kualitas Layanan Service Point TelkomFlexi di jambi
    B.Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, permasalahan yang dapat dirumuskan memuaskan konsumen maka akan mengakibatkan turunnya jasa titipan. adalah sebagai berikut: – Bagaimana kualitas layanan service point yang diberikan TelkomFlexi?
    C.Tujuan Penelitian
    1.untuk mengetahui kualitas pelayanan /servis yang di berikan telkom flexi.
    2.mengetahui promosi telkom flexi dahsyat promosi tariff hemat nelfon 49/menit dan gratis pulsa 100% yang di berikan telkom flexi.
    3.mengetahui pengaruh promo flexi dahsyat promo tariff hemat sms dan pilsa gratis 100% terhadap keputusan pembelian flexi.
    4. mengetahui tingkat sinyal flexi.
    d. manfaat penelitian
    1.untuk mengetahui kepuasan pelanggan pengguna telkom flexi.
    2.mengukur layak atau tidaknya terhadap promosi tarif pulsa hemat pada flexi.
    D.Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian ini memerlukan batasan-batasan dan asumsi-asumsi yang bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari penelitian itu sendiri, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan lebih terarah. Untuk itu batasan-batasan yang ada sebagai berikut :
    1..Objek penelitian adalah konsumen yang telah berlangganan/membeli/menggunakan kartu prabayar (Prepaid) Flexi Trendy di Kota jambi.
    2. Promosi Penjualan yang akan diteliti hanya Diskon Jangka Pendek dan Promosi Berhadiah
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    a.. Judul Penelitian
    Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran TerhadapbPerilaku Pasca Pembelian Kartu Flexi Trendy.
    b. Tempat Penelitian
    Divisi Regional III
    c. Pendekatan dan Analisis
    Variabel yang diteliti yaitu Bauran Pemasaran (X) terhadap Perilaku Paska Pembelian (Y). Pendekatan dan analisis yang dilakukannya adalah pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Path Analysis.
    d. Kesimpulan
    Kesimpulan mengenai bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pasca pembelian kartu Flexi Trendy signifikan berpengaruh terhadap perilaku pasca pembelian
    e. Perbedaan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Ini:
    Penelitian yang dilakukan penulis hanya ingin melihat pengaruh Promosi yaitu Promosi Flexi Dahsyat, Promosi tariff nelfon49/detik dan Gratis Pulsa 100% terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.
    2.2 Pemasaran
    Pemasaran melebihi fungsi bisnis apapun, berkaitan dengan pelanggan. Pemasaran menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Inti pemikiran pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.
    Hal-hal pokok dalam definisi tersebut adalah :
    1. Ada perencanaan dan eksekusi di lapangan.
    2. Ada tahapan – tahapan yang dirumuskan
    3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi.
    4. Barang yang dipertukarkan, baik produk maupun jasa.
    5. Pertukaran
    6. Memuaskan konsumen dan institusinya.
    Pemasaran Jasa
    1 Pengertian dan Karakteristik Jasa
    Menurut Kotler dalam ”Marketing Management”, 1994”, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2000 : 6), ”jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.”
    Menurut Kotler, terdapat empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang (2000 : 429-433). Keempat karakteristik tersebut meliputi:
    a) Intangibility
    Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Menurut Berry dalam ”Enis dan Cox, 1998”, sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (2000 : 15-16), Konsep Intangibility ini sendiri memiliki dua pengertian, yaitu :
    1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasa
    2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.
    b) Inseparability
    Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa
    c) Variability
    Jasa bersifat sangat variable karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
    d) Perishability
    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama.
    Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fitzsimmons dan Fitzsimmons, 1994; Zeithaml dan Bitner, 1996), sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996, 2000 : 70), lima dimensi pokok kualitas jasa, yaitu terdiri dari:
    a) Tangibles
    Penampilan fasilitas fisik yang ditawarkan kepada konsumen.
    b) Reliability
    Konsistensi penampilan pelayanan dan kehandalan pelayanan.
    c) Responsiveness
    Kesigapan dan kecepatan penyedia jasa dalam menyelesaikan masalah yang ada.
    d) Assurance
    Kemampuan dan ketrampilan petugas, keramahan petugas, tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan faktor keamanan.
    e) Empathy
    Kesediaan petugas untuk menanggapi keluhan konsumen, pemberian informasi yang dibutuhkan dan perhatian kepada konsumen
    Menurut Lovelock & Wright (2005 : 5) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa, pengertian jasa adalah “tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerja mereka pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi”. Lovelock & Wright juga mendefinisikan jasa sebagai “kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri-atau atas nama-penerima jasa tersebut”.
    Riset-riset terdahulu terhadap jasa membedakannya dari barang, khususnya dalam empat perbedaan umum, yaitu ketidakberwujudan (intangibility), heterogenitas (atau variabilitas), output yang tidak tahan lama (perishability of output), kesinambungan produksi dan konsumsi. Menurut Lovelock & Wright (2005 : 15) karakteristik jasa adalah sebagai berikut
    Karakteristik Jasa
    1. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa
    2. Produk jasa tidak bersifat berwujud
    3. Pelanggan lebih terlibat dalm proses produksi
    4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk
    5. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional
    6. Banyak jasa sulit dievaluasi pelanggan
    7. Umumnya tidak mempunyai persediaan
    8. Faktor waktu relatif lebih penting
    9. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik
    Sumber: Lovelock & Wright (2005 : 15)
    1. Promotion (Promosi)
    Promosi berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk yang dihasilkannya dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinnya
    2. Process (Proses)
    Alat bauran komunikasi yang menjelaskan mengenai proses yang harus dilalui pelanggan untuk mendapatkan service. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan flow dan activities standarized dan number steps yang dilalui oleh para pelanggan untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
    3. Physical Evidence (Bukti Fisik)
    Merupakan lingkungan fisisk perusahaan jasa, dimana pelayanan diciptakan penyedia jasa dan konsumen berinteraksi dan berkomunikasi didukung oleh unsur-unsur tangible( Zeithaml, 2004:25). Dalam bisnis jasa,seorang pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi intangible dengan menyediakan bukti fisik untuk menguatkan positioning, citra, dan mengembangkan produk surround(payne, 2001:164).
    III Metode Penelitian
    1.Metode Yang Digunakan
    Metode Penelitian bersifat Deskriptif Penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian dan juga berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survey, wawancara atau observasi.
    2.Metode versitifikasi
    Verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dimana data penelitian ini akan diuji apakah promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat “All About 49” dan “Gratis Pulsa 100%” berpengaruh terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.

    2. Data dan Teknik Pengumpulan Data
    Dalam pembagian data, berupa data kualitatif ada dua kelompok data, yaitu data primer dan data sekunder.
    a. Data Primer
    Sumber Data Primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian yang dilakukan langsung di luar perusahaan dengan cara menyebarkan kuesioner pada pelanggan TELKOM Flexi Trendy di Kota JAMBI
    b. Data Sekunder
    Sumber Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari buku – buku teori, beberapa referensi (skripsi dan tesis), majalah, internet.
    3. Variabel Penelitian
    Sugiarto,et.al ( 2001:13 ) memaparkan, variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang memiliki variasi antara suatu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut.
    Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah :
    1. Variabel independen / bebas ( Variabel X )
    Adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen ( variabel tidak bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Promosi yang terdiri dari promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat tarif nelfn49/detik dan Gratis Pulsa 100%” (Promosi Penjualan
    2. Variabel dependen / tidak bebas ( Variabel Y )
    Adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah Keputusan Penggunaan Flexi Trendy
    Untuk menjabarkan variabel diatas secara lebih operasional maka akan ditampilkan dalam tabel – tabel berikut :
    Tabel 3.1
    Operasionalisasi Variabel
    Variabel X
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada pelanggan dan perantara untuk merangsang pembelian produk.
    Promosi Berhadiah (Flexi Trendy Dahsyat)
    (X1) Memperkenalkan elemen peluang seperti, lotere atau undian. Cara ini dapat digunakan secara efektif untuk menambah keterlibatan dan kegembiraan dalam pengalaman jasa dan umumnya dirancang untuk mendorong peningkatan penggunaan jasa.Setiap kali isi ulang pulsa Rp. 25000 dapat gratis pulsa senilai Top up 10 ribu selama 3 bulan yang berlaku ke sesama Flexi & PSTN Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo “Flexi Trendy Dahsya” ordinal
    (X2)Mendapatkan gratis 20 sms dan 1 ring back tone untuk 1 bulan. Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Untuk Pembelian Stater Pack Seharga 15.000 akan mendapatkan bonus dahsyat lebih dari 55.000 Kemudahan pengisian dan kebenaran program ordinal
    Promosi Berhadiah (Gratis Pulsa 100%)
    (X3) Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis pulsa 100% senilai nominal isi ulang pulsa yang berlaku ke sesama Flexi & PSTN Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo tarif nelfon 49” ordinal
    Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis sms 1‰ yang berlaku ke semua operator Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat

    Potongan harga yang diberikan dalam waktu yang terbatas. Tarif Telepon Lokal ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo pengguna flexi
    Tarif Telepon SLJJ ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    Tarif SMS ke sesama Flexi Rp49,-/sms Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Variabel Y
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Keputusan penggunaan Flexi Trendy
    “Variabel Y” Melakukan pembelian atau penggunaan, proses didalam keputusan pembelian dan penggunaan ( pasca pembelian) yang dilakukan oleh konsumen. Faktor – Faktor penyebab penggunaan Flexi Trendy Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” menarik. Ordinal
    Promo Tarif Hemat tariff nelfon49/detik jelas dan tidak terkesan menjebak. Ordinal
    Tarif Hemat tarif nelfon49/meni murah. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100%” jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100%” menarik. Ordinal
    Adanya Promo “Flexi Trendy Dahsyat ”Promo Tarif Hemat “All About 49” & “Gratis Pulsa 100%” Ordinal
    Desain Kuesioner
    a. Skala Pengukuran
    Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan interval data tersebut (Husein Umar, 2002:96). Dalam hal ini, skala pengukurannya :
    Untuk kuesioner tanggapan pelanggan terhadap promo “ Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat \tarif nelfon 49/menit& “Gratis Pulsa 100%” dan keputusan penggunaan, skala yang dipakai adalah :
    4 = SS (Sangat Setuju)
    3 = S (Setuju)
    2 = TS (Tidak Setuju)
    1 = STS (Sangat Tidak Setuju)
    b. Skala Untuk Instrumen
    Menurut Sekaran (2006: 30 – 31), skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu terkait variabel minat yang kita pelajari. Terdapat dua kategori utama skala sikap yaitu skala peringkat dan skala rangking.
    c. Model Desain Kuesioner
    Model desain kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuesioner tertutup, dimana setiap pertanyaan telah tersedia jawabannya sehingga responden dapat langsung memberi tanda checklist (?) pada pilihan jawaban yang dianggap paling tepat.
    Bentuk pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
    1. Bagian A, pernyataan mengenai profil dan pengalaman responden selama menggunakan FlexiTrendy .
    2. Bagian B, pernyataan inti mengenai Pengetahuan dan Promo Flexy Trendy
    3. Bagian C, pernyataan inti mengenai Keputusan Penggunaan
    3.4 Teknik Sampling dan Pengambilan Sampling
    a. Populasi
    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:72).
    Dalam penulisan ini, Populasi Sasaran yaitu populasi yang akan diteliti. Peneliti akan menyimpulkan hasil penelitiannya yang hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditetapkannya. Populasi sasaran dari sampel adalah pengguna kartu prabayar Flexi Trendy di kota JAMBI.
    b. Teknik Sampling
    Desain sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain non-probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Untuk pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah Convenience Sampling, dimana sampel diambil bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.agar pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan mengungkapkan bahwa ditinjau dari segi biaya dan waktu yang diperlukan, teknik sampling kemudahan merupakan metode yang termurah dan hemat waktu.
    c. Jumlah Sampel
    Jumlah Sampel ditentukan menggunakan rumus atau metode slovin karena, Jumlah pengguna Flexi Trendy diketahui sebanyak 71.130 jiwa untuk area jambi
    Ukuran sampel (jumlah responden) ditentukan dengan menggunakan Metode Slovin, dengan rumus sebagai berikut :
    Dimana :
    n = Ukuran sampel
    N = Ukuran populasi
    e = % Kelonggaran ketidaktelitian
    Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 100 responden. Jumlah responden ini akan diambil di lokasi yang tersebar di Kota Jambi. Pelanggan Flexi Trendy di jambi
    3.5 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
    Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat dapat digunakan atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan disebarkan, sebelum kuesioner tersebut disebarkan kepada responden sesungguhnya. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Dengan kata lain untuk menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu alat ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Sedangkan pengujian Reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Sehingga hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran yang berulang terhadap gejala yang sama pula. Serta untuk mengetahui bahwa suatu hal mempunyai kaitan dengan yang lain. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach.
    Menurut Umar (2002: 110) jika sampel yang digunakan besar yaitu N > 10, maka jumlah responden yang diambil dalam uji coba kuesioner disarankan minimal 30 orang.
    Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjuk oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

    mohon komen pak jo bila ad kekurangan….

    Komentar oleh junaldi edlin zikri | Februari 5, 2010 | Balas

    • salam pak jo….
      bagaimana tanggapan pak tentang proposal saya ini apa bisa proposal ini saya angkat jadi skripsi saya nanti..
      mohon komentar bapak…?

      Komentar oleh junaldi edlin zikri | Februari 7, 2010 | Balas

  110. nama :junaldi edlin zikri
    nim :c1b007079
    jurusan :manajemen b s1 pagi
    salam pak jo
    ini prposal pribadi saya.
    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DAN LAYANAN MENGGUNAKAN CDMA FLEKSI DAHSYAT DI KOTA JAMBI
    BAB I PENDAHULUAN
    A.latar belakang penelitian
    Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya sarana telekomunikasi maka aktivitas komunikasi antar sesama manusia dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh jarak. Mereka dapat berhubungan dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Persaingan antar operator telekomunikasi ponsel yang berbasis GSM dalam memperebutkan pelanggan makin ketat, saling merebut pasar dengan memberikan kualitas layanan dan produk serta fitur-fitur untuk menambah value dari masing-masing produknya. Persaingan semakin ketat dengan hadirnya TELKOMFlexi yang berbasis CDMA dalam bisnis telekomunikasi. Keberadaan operator CDMA menjadi ancaman baru bagi operator seluler berbasis GSM karena mereka bisa memberikan tarif yang lebih murah dan teknologi yang lebih canggih. Setiap perusahaan selalu berusaha agar semua produknya laku terjual dan menguntungkan. Tentu saja hal tersebut tidak akan memberikan kepuasan bagi konsumen apabila tidak didukung oleh infrastruktur dan service yang baik maka kepuasan pelanggan tidak akan tercapai, dan konsumen cenderung akan melakukan churn. Oleh karena itu, kepuasan konsumen harus diperhatikan, salah satunya adalah dengan cara memperhatikan setiap service point yang diberikan oleh masing-masing operator, khususnya TelkomFlexi. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah adanya persaingan dalam hal tarif antar operator. Mereka berlomba-lomba mendapatkan pelanggan yang banyak dengan cara memberikan tarif yang sangat murah, tetapi mereka kurang memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan yang seharusnya mereka lakukan. Kualiatas pelayanan yang dimaksud adalah service point yang diberikan apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Service point adalah tempat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk memudahkan pelanggan dalam mengatasi keluhan. Jadi hal lain yang perlu diperhatikan oleh operator khususnya TelkomFlexi adalah bagaimana cara memberikan kualitas service point yang sesuai atau melebihi customer expectation. Atas dasar hal tersebut, kami melakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan service point yang diberikan TelkomFlexi apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak. Pemilihan kota jambi khususnya di daerah kota jambi lebih didasarkan pada kemudahan akses yang dapat kami lakukan. Oleh karena itu kami mengambil judul “Kualitas Layanan Service Point TelkomFlexi di jambi
    B.Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, permasalahan yang dapat dirumuskan memuaskan konsumen maka akan mengakibatkan turunnya jasa titipan. adalah sebagai berikut: – Bagaimana kualitas layanan service point yang diberikan TelkomFlexi?
    C.Tujuan Penelitian
    1.untuk mengetahui kualitas pelayanan /servis yang di berikan telkom flexi.
    2.mengetahui promosi telkom flexi dahsyat promosi tariff hemat nelfon 49/menit dan gratis pulsa 100% yang di berikan telkom flexi.
    3.mengetahui pengaruh promo flexi dahsyat promo tariff hemat sms dan pilsa gratis 100% terhadap keputusan pembelian flexi.
    4. mengetahui tingkat sinyal flexi.
    d. manfaat penelitian
    1.untuk mengetahui kepuasan pelanggan pengguna telkom flexi.
    2.mengukur layak atau tidaknya terhadap promosi tarif pulsa hemat pada flexi.
    D.Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian ini memerlukan batasan-batasan dan asumsi-asumsi yang bertujuan untuk menjaga konsistensi tujuan dari penelitian itu sendiri, sehingga masalah yang dihadapi tidak meluas dan pembahasan lebih terarah. Untuk itu batasan-batasan yang ada sebagai berikut :
    1..Objek penelitian adalah konsumen yang telah berlangganan/membeli/menggunakan kartu prabayar (Prepaid) Flexi Trendy di Kota jambi.
    2. Promosi Penjualan yang akan diteliti hanya Diskon Jangka Pendek dan Promosi Berhadiah
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    a.. Judul Penelitian
    Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran TerhadapbPerilaku Pasca Pembelian Kartu Flexi Trendy.
    b. Tempat Penelitian
    Divisi Regional III
    c. Pendekatan dan Analisis
    Variabel yang diteliti yaitu Bauran Pemasaran (X) terhadap Perilaku Paska Pembelian (Y). Pendekatan dan analisis yang dilakukannya adalah pengambilan keputusan dengan menggunakan metode Path Analysis.
    d. Kesimpulan
    Kesimpulan mengenai bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku pasca pembelian kartu Flexi Trendy signifikan berpengaruh terhadap perilaku pasca pembelian
    e. Perbedaan Penelitian Sebelumnya Dengan Penelitian Ini:
    Penelitian yang dilakukan penulis hanya ingin melihat pengaruh Promosi yaitu Promosi Flexi Dahsyat, Promosi tariff nelfon49/detik dan Gratis Pulsa 100% terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.
    2.2 Pemasaran
    Pemasaran melebihi fungsi bisnis apapun, berkaitan dengan pelanggan. Pemasaran menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Inti pemikiran pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan.
    Hal-hal pokok dalam definisi tersebut adalah :
    1. Ada perencanaan dan eksekusi di lapangan.
    2. Ada tahapan – tahapan yang dirumuskan
    3. Melibatkan produk, harga, promosi dan distribusi.
    4. Barang yang dipertukarkan, baik produk maupun jasa.
    5. Pertukaran
    6. Memuaskan konsumen dan institusinya.
    Pemasaran Jasa
    1 Pengertian dan Karakteristik Jasa
    Menurut Kotler dalam ”Marketing Management”, 1994”, sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2000 : 6), ”jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.”
    Menurut Kotler, terdapat empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang (2000 : 429-433). Keempat karakteristik tersebut meliputi:
    a) Intangibility
    Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli. Menurut Berry dalam ”Enis dan Cox, 1998”, sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (2000 : 15-16), Konsep Intangibility ini sendiri memiliki dua pengertian, yaitu :
    1. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasa
    2. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.
    b) Inseparability
    Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa
    c) Variability
    Jasa bersifat sangat variable karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
    d) Perishability
    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama.
    Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fitzsimmons dan Fitzsimmons, 1994; Zeithaml dan Bitner, 1996), sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996, 2000 : 70), lima dimensi pokok kualitas jasa, yaitu terdiri dari:
    a) Tangibles
    Penampilan fasilitas fisik yang ditawarkan kepada konsumen.
    b) Reliability
    Konsistensi penampilan pelayanan dan kehandalan pelayanan.
    c) Responsiveness
    Kesigapan dan kecepatan penyedia jasa dalam menyelesaikan masalah yang ada.
    d) Assurance
    Kemampuan dan ketrampilan petugas, keramahan petugas, tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan faktor keamanan.
    e) Empathy
    Kesediaan petugas untuk menanggapi keluhan konsumen, pemberian informasi yang dibutuhkan dan perhatian kepada konsumen
    Menurut Lovelock & Wright (2005 : 5) dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa, pengertian jasa adalah “tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerja mereka pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi”. Lovelock & Wright juga mendefinisikan jasa sebagai “kegiatan ekonomi yang menciptakan dan memberikan manfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri-atau atas nama-penerima jasa tersebut”.
    Riset-riset terdahulu terhadap jasa membedakannya dari barang, khususnya dalam empat perbedaan umum, yaitu ketidakberwujudan (intangibility), heterogenitas (atau variabilitas), output yang tidak tahan lama (perishability of output), kesinambungan produksi dan konsumsi. Menurut Lovelock & Wright (2005 : 15) karakteristik jasa adalah sebagai berikut
    Karakteristik Jasa
    1. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa
    2. Produk jasa tidak bersifat berwujud
    3. Pelanggan lebih terlibat dalm proses produksi
    4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk
    5. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional
    6. Banyak jasa sulit dievaluasi pelanggan
    7. Umumnya tidak mempunyai persediaan
    8. Faktor waktu relatif lebih penting
    9. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik
    Sumber: Lovelock & Wright (2005 : 15)
    1. Promotion (Promosi)
    Promosi berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk yang dihasilkannya dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinnya
    2. Process (Proses)
    Alat bauran komunikasi yang menjelaskan mengenai proses yang harus dilalui pelanggan untuk mendapatkan service. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan flow dan activities standarized dan number steps yang dilalui oleh para pelanggan untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
    3. Physical Evidence (Bukti Fisik)
    Merupakan lingkungan fisisk perusahaan jasa, dimana pelayanan diciptakan penyedia jasa dan konsumen berinteraksi dan berkomunikasi didukung oleh unsur-unsur tangible( Zeithaml, 2004:25). Dalam bisnis jasa,seorang pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi intangible dengan menyediakan bukti fisik untuk menguatkan positioning, citra, dan mengembangkan produk surround(payne, 2001:164).
    III Metode Penelitian
    1.Metode Yang Digunakan
    Metode Penelitian bersifat Deskriptif Penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian dan juga berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survey, wawancara atau observasi.
    2.Metode versitifikasi
    Verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dimana data penelitian ini akan diuji apakah promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat “All About 49” dan “Gratis Pulsa 100%” berpengaruh terhadap keputusan penggunaan Flexi Trendy.

    2. Data dan Teknik Pengumpulan Data
    Dalam pembagian data, berupa data kualitatif ada dua kelompok data, yaitu data primer dan data sekunder.
    a. Data Primer
    Sumber Data Primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian yang dilakukan langsung di luar perusahaan dengan cara menyebarkan kuesioner pada pelanggan TELKOM Flexi Trendy di Kota JAMBI
    b. Data Sekunder
    Sumber Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari buku – buku teori, beberapa referensi (skripsi dan tesis), majalah, internet.
    3. Variabel Penelitian
    Sugiarto,et.al ( 2001:13 ) memaparkan, variabel dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang memiliki variasi antara suatu objek dengan objek yang lain dalam kelompok tersebut.
    Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah :
    1. Variabel independen / bebas ( Variabel X )
    Adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya (terpengaruhnya) variabel dependen ( variabel tidak bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Promosi yang terdiri dari promo “Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat tarif nelfn49/detik dan Gratis Pulsa 100%” (Promosi Penjualan
    2. Variabel dependen / tidak bebas ( Variabel Y )
    Adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel tidak bebas dalam penelitian ini adalah Keputusan Penggunaan Flexi Trendy
    Untuk menjabarkan variabel diatas secara lebih operasional maka akan ditampilkan dalam tabel – tabel berikut :
    Tabel 3.1
    Operasionalisasi Variabel
    Variabel X
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada pelanggan dan perantara untuk merangsang pembelian produk.
    Promosi Berhadiah (Flexi Trendy Dahsyat)
    (X1) Memperkenalkan elemen peluang seperti, lotere atau undian. Cara ini dapat digunakan secara efektif untuk menambah keterlibatan dan kegembiraan dalam pengalaman jasa dan umumnya dirancang untuk mendorong peningkatan penggunaan jasa.Setiap kali isi ulang pulsa Rp. 25000 dapat gratis pulsa senilai Top up 10 ribu selama 3 bulan yang berlaku ke sesama Flexi & PSTN Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo “Flexi Trendy Dahsya” ordinal
    (X2)Mendapatkan gratis 20 sms dan 1 ring back tone untuk 1 bulan. Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Untuk Pembelian Stater Pack Seharga 15.000 akan mendapatkan bonus dahsyat lebih dari 55.000 Kemudahan pengisian dan kebenaran program ordinal
    Promosi Berhadiah (Gratis Pulsa 100%)
    (X3) Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis pulsa 100% senilai nominal isi ulang pulsa yang berlaku ke sesama Flexi & PSTN Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo tarif nelfon 49” ordinal
    Setiap kali isi ulang pulsa berapa pun nominalnya dapat gratis sms 1‰ yang berlaku ke semua operator Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat

    Potongan harga yang diberikan dalam waktu yang terbatas. Tarif Telepon Lokal ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Pengetahuan dan Pemahaman terhadap Promo pengguna flexi
    Tarif Telepon SLJJ ke sesama pengguna Flexi Rp49,-/ menit Kemenarikan Promo “Flexi Trendy Dahsyat” ordinal
    Tarif SMS ke sesama Flexi Rp49,-/sms Minat penggunaan Flexi Trendy ordinal
    Variabel Y
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Keputusan penggunaan Flexi Trendy
    “Variabel Y” Melakukan pembelian atau penggunaan, proses didalam keputusan pembelian dan penggunaan ( pasca pembelian) yang dilakukan oleh konsumen. Faktor – Faktor penyebab penggunaan Flexi Trendy Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo Promo “Flexi Trendy Dahsyat” menarik. Ordinal
    Promo Tarif Hemat tariff nelfon49/detik jelas dan tidak terkesan menjebak. Ordinal
    Tarif Hemat tarif nelfon49/meni murah. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100%” jelas dan tidak terkesan menipu. Ordinal
    Promo “Gratis Pulsa 100%” menarik. Ordinal
    Adanya Promo “Flexi Trendy Dahsyat ”Promo Tarif Hemat “All About 49” & “Gratis Pulsa 100%” Ordinal
    Desain Kuesioner
    a. Skala Pengukuran
    Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal, yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan interval data tersebut (Husein Umar, 2002:96). Dalam hal ini, skala pengukurannya :
    Untuk kuesioner tanggapan pelanggan terhadap promo “ Flexi DAHSYAT”, promo tarif hemat \tarif nelfon 49/menit& “Gratis Pulsa 100%” dan keputusan penggunaan, skala yang dipakai adalah :
    4 = SS (Sangat Setuju)
    3 = S (Setuju)
    2 = TS (Tidak Setuju)
    1 = STS (Sangat Tidak Setuju)
    b. Skala Untuk Instrumen
    Menurut Sekaran (2006: 30 – 31), skala adalah suatu instrumen atau mekanisme untuk membedakan individu terkait variabel minat yang kita pelajari. Terdapat dua kategori utama skala sikap yaitu skala peringkat dan skala rangking.
    c. Model Desain Kuesioner
    Model desain kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuesioner tertutup, dimana setiap pertanyaan telah tersedia jawabannya sehingga responden dapat langsung memberi tanda checklist (?) pada pilihan jawaban yang dianggap paling tepat.
    Bentuk pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
    1. Bagian A, pernyataan mengenai profil dan pengalaman responden selama menggunakan FlexiTrendy .
    2. Bagian B, pernyataan inti mengenai Pengetahuan dan Promo Flexy Trendy
    3. Bagian C, pernyataan inti mengenai Keputusan Penggunaan
    3.4 Teknik Sampling dan Pengambilan Sampling
    a. Populasi
    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005:72).
    Dalam penulisan ini, Populasi Sasaran yaitu populasi yang akan diteliti. Peneliti akan menyimpulkan hasil penelitiannya yang hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditetapkannya. Populasi sasaran dari sampel adalah pengguna kartu prabayar Flexi Trendy di kota JAMBI.
    b. Teknik Sampling
    Desain sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain non-probabilitas, yaitu suatu teknik pengambilan sampel dimana tidak semua populasi memiliki kesempatan sama untuk menjadi calon responden atau sampel. Untuk pengambilan sampel teknik yang digunakan adalah Convenience Sampling, dimana sampel diambil bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.agar pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan mengungkapkan bahwa ditinjau dari segi biaya dan waktu yang diperlukan, teknik sampling kemudahan merupakan metode yang termurah dan hemat waktu.
    c. Jumlah Sampel
    Jumlah Sampel ditentukan menggunakan rumus atau metode slovin karena, Jumlah pengguna Flexi Trendy diketahui sebanyak 9.450 jiwa untuk area jambi
    Ukuran sampel (jumlah responden) ditentukan dengan menggunakan Metode Slovin, dengan rumus sebagai berikut :
    Dimana :
    n = Ukuran sampel
    N = Ukuran populasi
    e = % Kelonggaran ketidaktelitian
    Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 100 responden. Jumlah responden ini akan diambil di lokasi yang tersebar di Kota Jambi. Pelanggan Flexi Trendy di jambi
    3.5 UJI VALIDITAS DAN REABILITAS
    Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat dapat digunakan atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan disebarkan, sebelum kuesioner tersebut disebarkan kepada responden sesungguhnya. Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin di ukur. Dengan kata lain untuk menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu alat ukur. Jika peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data, maka kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Sedangkan pengujian Reliabilitas alat ukur dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Sehingga hasil pengukurannya tetap konsisten bila dilakukan pengukuran yang berulang terhadap gejala yang sama pula. Serta untuk mengetahui bahwa suatu hal mempunyai kaitan dengan yang lain. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach.
    Menurut Umar (2002: 110) jika sampel yang digunakan besar yaitu N > 10, maka jumlah responden yang diambil dalam uji coba kuesioner disarankan minimal 30 orang.
    Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjuk oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

    mohon komen pak jo bila ad kekurangan..
    pak saya mau nanya td saya sudah ngirim k blog bpk smpe 2kali tapi waktu saya buka blog bpk proposal saya kok gak ad pak…
    mohon penjelasan pak…..?

    Komentar oleh junaldi edlin edlin | Februari 5, 2010 | Balas

    • salam pak jo….
      bagaimana tanggapan pak tentang proposal saya ini apa bisa proposal ini saya angkat jadi skripsi saya nanti..
      mohon komentar bapak…?

      Jnaldi, kasus Fleksimu dapat dijadikan skripsi asal saja ada perbaikan. Misalnya dirobah kasusnya menjadi Efektifitas Iklan Fleksi Dalam Pengambilan Keputsuan. Silahkan dicoba.

      Komentar oleh junaldi edlin zikri | Februari 7, 2010 | Balas

      • terimakasih pak jo…
        saya akn ruabh kasus untuk skripsi saya efektifitas iklan fleksi dalam pengambilan keputusan….
        mudh2an nantinya saya dpt pembimbing bapk…?
        tau saya dapt konsultasi lg dengan bapk untuk skripsi saya nanti…?

        Komentar oleh junaldi edlin edlin | Februari 8, 2010

  111. Rahman Dwiyatma
    C1B007078
    Manajemen B
    Metodhologi Penelitian

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
    2010

    ANALISIS PEMANFAATAN SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK SEBAGAI MEDIA PROMOSI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
    ABSTRAK
    Perubahan dan perkembangan jaman telah membawa kita pada kemajuan teknologi yang pesat. Keinginan konsumen agar mereka dapat melakukan sesuatu dimana saja dan kapan saja mendorong terciptanya teknologi INTERNET sehingga penggunaan media-media bersifat mobile dan online menjadi hal yang umum dan lumrah. Begitu juga dalam dunia perdagangan, tuntutan akan kemudahan dalam melakukan transaksi pun medorong terciptanya suatu teknologi yang mempermudah konsumen. Dengan fasilitas perangkat mobile seperti Laptop atau PDA maka layanan elektronik seperti transaksi online dapat dengan mudah dilakukan. Layanan jual beli online yang bersifat wireless dan mobile seperti ini membuka peluang bagi pihak produsenuntuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen secara lebih fleksibel. Tujuan dari penelitian ini pada dasarnya untuk menganalisa manfaat yang dapat diraih oleh konsumen dan produsen terhadap layanan transaksi dan promosi melalui media elektronik. Hasil analisa menunjukkan bahwa, semua variabel berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli walaupun terdapat kesenjangan antara kualitas yang diterima konsumen dengan harapan konsumen. Maka pihak produsen perlu mempertahankan layanan transaksi online dan terus mengembangkan guna meningkatkan omzet penjualan.

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang Masalah
    Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memicu lahirnya trend baru di kalangan pengguna internet. Pengguna “anak kandung teknologi informasi dan komunikasi” itu kini sangat antusias menggunakan fasilitas yang memungkinkan pengguna internet untuk berkomunikasi dan berbagi informasi melalui situs jejaring sosial yang bernama FACEBOOK. Situs garapan Mark Zuckerberg telah mencapai 350 juta user/pengguna di seluruh dunia. Hal ini lah yang kemudian dimanfaatkan oleh produsen sebagai celah untuk menggaet konsumen melalui internet. Selain murah/tanpa biaya, memasarkan produk melalui Facebook juga tergolong mudah, cepat, dan intens.

    Salah seorang pengguna Facebook yang memasarkan produknya melalui facebook mengaku bahwa omzet penjualannya meningkat 30% setelah mempromosikan produk tersebut di Facebook. Meskipun tergolong ilegal, akan tetapi promosi melalui situs jejaring sosial kini kian menjamur. Beberapa produk yang di tawarkan diantaranya Pakaian, parfum, assesoris, Tas, dll.
    Penjualan via facebook seolah meneruskan tradisi transaksi online yang sebelumnya juga sudah menjadi trend.
    1.2. Rumusan Masalah
    • Bagaimana pengaruh Facebook dalam meningkatkan pengetahuan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk yang di promosikan?
    • Hal-hal apa sajakah yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan transaksi perdagangan via Facebook?
    • Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi, faktor manakah yang paling signifikan dalam menggaet konsumen?
    1.3. Batasan Masalah
    Penulis membatasi penulisan yang dikarenakan oleh adanya keterbatasan waktu, pikiran dan sarana yang ada maka penulis hanya membatasi dan membahas mengenai faktor-faktor yang benar-benar berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian melalui internet, yaitu faktor kepuasan, kecepatan, faktor ketepatan, dan factor kenyamanan.
    1.4 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah tersebut, maka penulis bertujuan untuk :
    1.4.1. Mengetahui pengaruh situs jejaring sosial dalam mempromosikan suatu produk terhadap keputusan pembelian konsumen?
    1.4.2. Mengetahui faktor-faktor mana yang paling berpengaruh terhadap keputusan konsumen?
    1.5. Manfaat Penelitian
    1.5.1. Bagi perusahaan.
    Untuk membantu dalam memberikan informasi mengenai faktor faktor apa saja yang mempengaruhi minat konsumen saat promosi dan transaksi dilakukan melalui situs jejaring sosial FACEBOOK.
    1.5.2. Bagi Universitas Jambi
    Dapat menambah buku referensi dan masukan bagi pihak-pihak yang bersangkutan dan memerlukan informasi mengenai layanan transaksi elektronik dalam hal ini promosi dan jual beli via Facebook yang berpengaruh terhadap keputusan, khususnya bagi jurusan manajemen.
    1.5.3. Bagi Penulis
    Agar dapat lebih memahami dan mencoba untuk menerapkan ilmu yang pernah penulis terima untuk mempraktekkannya langsung ke lapangan kerja, khususnya bagi mata kuliah Manajemen Pemasaran.
    1.6. Sistematika Penulisan.
    Sistematika penulisan ini sebagai berikut:
    BAB I : Pendahuluan
    Membahas tentang latar belakang yang menjadi alasan untuk penulis menyusun topik penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
    BAB II : Landasan Teori
    Membahas mengenai teori-teori yang digunakan dalam membantu penulisan dan mencmukan jawaban atas rumusan masalah.
    BAB III : Metodologi Penelitian
    Membahas mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, sumber dan pengumpulan data, serta teknik yang digunakan dalam menganalisa data.
    BAB IV : Analisis Data
    Membahas mengenai pengolahan data, presentasi hasil pengolahan, dan pembahasan.
    BAB V : Kesimpulan dan saran
    Menguraikan kesimpulan yang ditarik dari penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan penulis pada perusahaan

    BAB II
    LADASAN TEORI
    2.1 Pengertian pelanggan atau nasabah
    Manusia memiliki akal budi kemampuan untuk kreatif dan\inovatif dalam menciptakan sesuatu, sehingga manusia secara alamiah harus memenuhi semua kebutuhan itu dengan cara membeli maupun menukar barang atau jasa yang diinginkan. Terciptalah manusia sebagai pembeli yang dalam dunia perdagangan disebut konsumen untuk melakukan transaksi dalam rangka memenuhi semua kebutuhan. Arti konsumen menurut Dharmmesta dan Handoko (1997:12) yaitu individu-individu yang melakukan pembelian atau teransaksi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan. Menurut Supranto (2001:21) konsumen/pelanggan adalah setiap individu yang menerima suatu jenis barang atau jasa dari beberapa orang lain atau kelompok orang. Lupiyoadi (2001:134) mendefinisikan Pelanggan adalah
    seorang individu yang secara continue dan berulang kali datang ke tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan produk atau jasa tersebut.
    Individu atau kumpulan individu yang dipengaruhi oleh aspek-aspek eksternal dan internal yang mengarah untuk memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan disebut sebagai pelanggan (Umar, 2003:11)
    Berbeda menurut Jerome dkk (1993:215) pelanggan adalah individu yang mengetahui semua fakta dan secara logis membandingkan sejumlah pilihan dalam kaitannya dengan biaya dan nilai yang diterima untuk memperoleh kepuasan terbesar dari waktu
    dan dana yang dikeluarkan.
    Menurut Gasperz dalam (Nasution, 2004:101) pelanggan/konsumen tetap adalah semua orang yang menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada performansi perusahaan dan manajemen perusahaan.
    Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpukan bahwa pelanggan adalah individu yang melakukan pembelian suatu produk untuk memenuhi kebutahannya.
    2.2. Pengertian Keputusan Pembelian
    Keputusan pembelian adalah saat dimana seorang calon konsumen harus mengambil suatu tindakan akhir terhadap kebutuhannya pada suatu produk. Keputusan pembelian biasanya di pengaruhi oleh tingkat ke-urgensi-an suatu produk dalam kehidupan, keinginan, dan promosi yang dilakukan oleh produsen. Dalam penelitian ini saya lebih mengarah kepada promosi yang dilakukan oleh konsumen khususnya melalui situs jejaring sosial facebook dalam mem[engaruhi keputusan pembelian konsumen serta manfaat-manfaat yang bisa di peroleh kedua belah pihak dengan adanya fasilitas tersebut.
    2.3. Pengertian Promosi dan Transaksi online
    Promosi dan transaksi online adalah semua aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas internet dan situs-situs yang memungkinkan produsen dan konsumen untuk melakukan dealing terhadap sebuah produk yang dipasarkan. Dengan adanya fasilitas internet pembeli dan penjual tidak perlu bertemu secara langsung, melainkan dapat melakukan negosiasi dan transaksi secara online. Selain mempermudah juga dapat meringankan ongkos promosi dan hemat waktu.
    2.4. Hipotesis
    Hipotesis yang dipakai adalah :
    1. Hipotesis pertama : pengaruh positif promosi via Facebook terhadap keputusan pembelian
    2. Hipotesis kedua : pelanggan puas terhadap layanan transaksi online
    3. Hipotesis ketiga : diantara faktor layanan promosi dan transaksi online factor ketepatan, faktor kecepatan , dan faktor kenyamanan yang paling mempengaruhi kepuasan nasabah adalah Kenyamanan.
    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Penelitian
    Studi kasus, yaitu jenis penelitian tentang subjek tertentu dimana subjek tersebut terbatas. Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh hanya terbatas pada subjek yang diteliti.
    3.2 Subjek dan Objek Penelitian
    3.2.1. Subjek Penelitian
    Subjek penelitian adalah orang yang akan bisa dimintai informasi atau orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah nasabah bank yang ada dikota Jambi
    .
    3.2.2 Objek Penelitian
    Objek penelitian yang diteliti disini adalah tingkat kepuasan nasabah.
    3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
    Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti. Subjek yang diteliti disini adalah semua nasabah bank yang ada di Kota Jambi keseluruhan belum ditentukan.
    3.4 Data yang akan dicari
    3.4.1 Data tentang kepuasan nasabah .
    3.4.2 Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah dan yang paling berpengaruh bagi nasabah, yaitu faktor kepuasan waktu dan biaya, sosial dan psikologi.
    3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
    Lokasi penelitian pada Bank – bank yang ada di Jambi waktu penelitian bulan November-Desember tahun 2010.
    3.6 Tehnik Pengumpulan Data
    3.6.1 Kuesioner.
    Yaitu metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
    memberikan daftar pertanyaan kepada responden atau nasabah yang
    menjadi sasaran kuesioner ini. Adapun penyusunan kuesioner ini
    bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan mengenai kepuasan nasabah
    3.6.2 Observasi.
    Yaitu metode pengumpulan data dengan pengamatan secara
    langsung terhadap subjek dan objek yang akan diteliti
    3.6.3 Dokumentasi.
    Yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyalin data yang relevan dengan penelitian. Tehnik ini digunakan untuk mencari data mengenai kepuasan nasabah
    3.7 Tehnik Pengukuran Data
    Dalam pengukuran variabel kepuasan nasabah yang terdiri dari faktor kepuasan kecepatan, ketepatan, dan keamanan.Untuk mengukur variabel-variabel pada kepuasan nasabah maka digunakan skala sikap dari model Likert (Moh. As’ad “Psikologi Industri” 1987: 27) dengan 3 (Tiga) kategori. Karena ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah maka untuk alternatif jawabannya disesuaikan dengan jenis pertanyaannnya. Sebagai contoh :
    • Untuk faktor kepuasan kecepatan layanan transaksi online (melalui facebook) misal pertanyaannya, “Bagaimana pendapat saudara tentang kecepatan dalam bertransaksi menggunakan transaksi online (melalui facebook) maka alternatif jawaban yang penulis ajukan adalah
    a. Sangat cepat d. Kurang cepat
    b. cepat e. Tidak cepat
    c. Ragu-ragu
    • Untuk faktor kepuasan ketepatan misal pertanyaannya “sudah baik kah ketetapan dalam menggunakan layanan transaksi online (melalui facebook) ?” maka alternatif
    jawaban yang penulis ajukan adalah
    a. sangat baik d. Kurang baik
    b. baik e. Tidak baik
    c. ragu – ragu
    • Untuk faktor kepuasan kenyamanan “Bagaimana kenyamanan yang anda rasakan dalam layanan transaksi online (melalui facebook)?
    a. Sangat baik d. Kurang aman
    b. aman e. Tidak aman
    c. Cukup aman
    c. Cukup memuaskan
    Adapun cara untuk menentukan skor dari kuesioner yang dibagikan menggunakan cara sebagai berikut, tiap pertanyaan mempunyai 3 kemungkinan jawaban yang skornya berkisar antara 1-5.
    Setiap jawaban diberi skor sebagai berikut:
    Jawaban A dengan skor 5 pada alternatif jawaban sangat memuaskan. Jawaban B dengan skor 4 pada alternatif jawaban memuaskan.
    Jawaban C dengan skor 3 pada alternatif jawaban cukup memuaskan.
    Jawaban D dengan skor 2 pada alternatif jawaban kurang memuaskan. Jawaban E dengan skor 1 pada alternatif jawaban tidak memuaskan.
    Besarnya skor yang diperoleh responden disesuaikan dengan jawaban yang diberikan.
    3.8 Tehnik Analisis Data
    Dengan menggunakan metode kuantitatif, yaitu penganalisaan dalam bentuk angka.

    DAFTAR PUSTAKA
    As’ad, Moh, Drs. Psi,. (1987). Psikologi lndustri. (Edisi II). Yogyakarta,Lembaga Manajemen AMP, YKPN
    As’ad, Moh, Drs, Psi,. (2000). Psikologi Indrustri. (Edisi IV). Yogyakarta. Liberty.
    Bismoko, J. ,& Supratiknya, A. (Penyusun Akhir). (1996). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta. USD
    Budiyuwono, Nugroho. (1987). Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan. (Jilid I). Yogyakarta. UPP AMP YKPN.
    Diah utari, BR. Reader Mata Kuliah Metodologi Penelitian. Yogyakarta.

    Komentar oleh Rahman Dwiyatma | Februari 5, 2010 | Balas

  112. nama :m.edy branson
    nim :c1b007069
    jurusan :manajemen B S1 pagi
    salam pak jo
    ini prposal pribadi saya.
    Analisis Persepsi Nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal pembangunan di suatu Negara salah satunya adalah dunia perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
    Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, ndengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
    Bank dituntut untuk maju kedepan sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai penyandang dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Bank Dituntut untuk muncul sebagai pemikir dan perencana pengembangan usaha baik dalam skala nasional maupun internasional. Tenaga – tenaga analisis bank harus jeli melihat perubahan yang terjadi dengan mengantisipasi berbagai peluang yang mungkin terjadi, sehingga bank harus dapat melakukan pelayanan secara menyeluruh (overall).
    Persaingan perbankan yang semakin ketat menuntut masing-masing Bank proaktif dalam merebut posisi dimata masyarakat guna mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu Bank tidak saja harus memperhatikan kualitas performance dari produknya tetapi harus memperhatikan kepuasan costumernya melalui jasa layanan (service) yang diberikan, kualitas bukanlah untuk memenuhi sejumlah criteria yang ditetapkan pimpinan, namun sejumlah criteria yang ditetapkan costumer dan apa saja yang mereka inginkan.
    Mengingat dalam dunia perbankan jasa pelayanan merupakan kunci terhadap loyalitas konsumen dan begitu pentingnya aspek pelayanan oleh karyawan Bank terhadap Nasabah.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian
    Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat Bank-bank melakukan berbagai strategi untuk menarik calon nasabah agar menempatkan dananya pada bank tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan yang baik untuk para nasabah.
    Pelayanan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan yang positif bagi nasabah/pelanggan. Sebaliknya, pelayanan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif bagi pelanggan. Pelayanan merupakan sebuah kata kunci yang senantiasa diupayaka oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mencari dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Persepsi merupakan suatu perasaan yang timbul dan dirasakan oleh nasabah/pelanggan sebelum atau sesudah mengkonsumsi suatu barang atau jasa, persepsi juga merupakan suatu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Baik buruknya persepsi pelanggan terhadap suatu jasa sangat tergantung pada kepuasan pelanggan atas pelayanan yang telah diterima oleh nasabah/pelanggan.
    Kepuasan pelanggan harus selalu diutamakan. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang bersadarkan hasil perbandingan antara hasil yang dirasakan oleh pembeli dengan harapan yang dirasakan oleh pelanggan itu sendiri.
    Suatu pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mempu memenuhi harapan pelanggan, dan ini dapat terlihat melalui persepsi mereka. Oleh karena persepsi pelanggan bersifat subjektif dan tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh penyedia jasa, maka perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.
    Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan dan data yang didapat, maka penulis merumuskan suatu masalah yang akan dibahas yaitu “Bagaimana Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi ?”.
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk menjelaskan bagaimana persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Untuk menganalisis persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1. Diharapkan dapat memberikan penambahan wawasan pengetahuan praktis dalam pengembangan ilmu bidang manajemen pemasaran.
    2. Sebagai salah satu syarat memenuhi gelar sarjana.
    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis menetapkan batasan-batasan permasalahan. Adapun penelitian yang dilakukan berkenaan dengan bidang pemasaran. Adapun masalah yang akan dibahas yaitu:
    1. Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2004 – 2008.
    3. Lokasi penelitian ini berada di kota Jambi tepatnya di Bank Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    a. Pemasaran
    Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya
    Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler,Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan baranga dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi.
    b. Bank
    Menurut Siamat, Bank adalah “sebuah organisasi yang melaksanakan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”.
    c. jasa
    Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
    f. Pelayanan
    Menurut Kotler sebagai Pelayanan kualitas yang dibuat selama proses pelayanan dengan menghadapi pelanggan dengan pelayanan pribadi, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan dibandingkan dengan pelayanan yang diharapkan.
    g. Perilaku Konsumen
    Menurut Basu Swastha,Perilaku Konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa-jasa, yang termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
    h. Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler dalam Fandy, Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang telah ia dapatkan dibandingkan dengan harapannya.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Perbankan sebagai Lembaga Keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membuthkan dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Perbankan juga memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Berjalannya fungsi tersebut sangat tergantung pada kinerja perbankan dalam menjalankan kegiatannya sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu upaya peningkatan pelayanan perbankan perlu mendapat perhatian yang optimal.
    Pelayanan berhubungan erat dengan keputusan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan keputusan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaiman mengevaluasi pelayanan yang diterima oleh konsumen/nasabah tidaklah mudah.
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan diputuskannya.
    Rambat Lupiyoadi,mengemukakan bahwa ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa dimana konsumen menggunakan kelima dimensi tersebut untuk memberikan penilaian terhadap jasa.
    Adapun kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Tanggibles (Bukti langsung)
    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
    2. Reliability (Keandalan)
    Yaitu komponen perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
    3. Responsiveness (Daya tanggap)
    Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

    4. Assurance (Jaminan dan kepastian)
    Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
    5. Emphaty (Empati )
    Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
    Agar perusahaan mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sesuai atau tidak dengan harapan pelanggan maka setiap perusahaan sebaiknya mengetahui perilaku konsumen dalam pemilihan keputusan pembelian suatu produk atau jasa dimana dalam hal ini dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yakni motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan konsumen.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Data
    Data yang digunakan penulis ini merupakan data primer dan skunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, Data yang diperlukan :
    1. Data Primer
     Harapan nasabah terhadap jasa pelayanan Bank Jambi.
     Persepsi nasabah Bank Jambi yaitu pengalaman nasabah setelah menggunakan jasa pelayanan Bank Jambi.
    2. Data sekunder
     Sejarah singkat Bank Jambi
     Struktur Organisasi Bank Jambi
     Keadaan tempat Bank Jambi
     Perkembangan jumlah nasabah di Bank Jambi
    3.2 Metode Pengumpulan data
    Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
    3.2.1. Pengumpulan Data Primer
    a. Kuisioner
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui kuisioner dimaksudkan untuk menyebarkan kuisioner kepada nasabah. Nasabah diharapkan dapat mengisi kuisioner, kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah dijawab oleh respondensi nasabah. Tujuan kuisioner antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian nasabah terhadap suatu pelayanan yang perlu mendapat perhatian oleh perusahaan.
    3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
    Pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku literatur untuk mengolah teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

    3.3 Metode Penarikan Sampel
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat dan dapat dipercaya tentang persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    Adapun yang menjadi responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah Quota, dimana setiap responden mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel yang bisa digunakan sebagai wakil dari populasi seluruh nasabah Bank Jambi. Responden diminta untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat mengenai 17 item pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi.
    Dalam hubungan ini agar data yang diperoleh cukup akurat maka sampel yang akan dijadikan responden, usia/umurnya dibatasi untuk 17 tahun keatas.

    3.4 Sumber Data
    Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
     Bank Jambi Pusat di kota Jambi
     Pengguna jasa Bank Jambi yang mengisi daftar penyataan
     Perpustakaan
    3.5 Metode Analisis Data
    Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode Analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Analisis deskriptif berusaha memberikan gambaran yang cermat dan lengkap tentang objek yang diteliti, tujuannya adalah untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual mengenai faktor-faktor yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada didalam literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menganalisis masalah pelayanan di Bank Jambi. Analisis kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. S. Margono.
    3.6 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabulasi data dan pengukuran nilai rata-rata hitung (mean). Tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pernyataan dalam kuisioner. Adapun nilai rata-rata hitung ( mean ) akan diukur dengan metode biasa yaitu dengan rumus sebagai berikut :
    X =  fixi
     fi
    Keterangan : fi = frekuensi pada interval kelas
    xi = bobot nilai
    X = nilai rata-rata hitung
    Pertanyaan yang disebarkan berhubungan dengan variabel dan atribut yang diteliti dengan mengacu pada skala likert. Menurut Kinnear dalam Husein umar, skala likert ini berhubungan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu , misalnya setuju – tidak setuju, senang – tidak senang dan baik – tidak baik. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban diberi skor (bobot nilai ) sebagai berikut :
    Sangat tidak baik diberi bobot nilai = 1
    Tidak baik diberi bobot nilai = 2
    Cukup Baik (netral) diberi bobot nilai = 3
    Baik diberi bobot nilai = 4
    Sangat baik diberi bobot nilai = 5
    Persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi dikatakan sangat positif apabila responden menyatakan sangat baik atau baik,sangat negatif dan negatif apabila responden menyatakan sangat tidak baik dan tidak baik, sedangkan apabila konsumen memberikan pernyataan cukup baik terhadap atribut yang dinilainya maka pengalaman pelanggan terhadap atribut yang dinilainya tersebut cukup menyenangkan (netral).
    Untuk mengetahui kecenderungan persepsi konsumen terhadap pelayanan apakah positif, netral atau negatif maka hasil dari nilai rata-rata hitung yang diperoleh dipetakan kerentang skala yang mempertimbangkan informasi interval yaitu sebagai berikut :

    Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
    Banyak kelas

    5-1
    = = 0,8
    5

    Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut persepsi konsumen dalam penelitian ini, rentang nilai tersebut yaitu sebagai berikut :
    Rentang nilai : 1,00 – 1.80 termasuk kategori negatif ( sangat tidak baik )
    1,81 – 2,60 termasuk kategori negatif (tidak baik )
    2,61 – 3,40 termasuk kategori netral (cukup baik )
    3,41 – 4,20 termasuk kategori positif ( baik )
    4,21 – 5,00 termasuk kategori positif (sangat baik )
    Kualitas jasa yang baik adalah apabila terpenuhinya atau terlampauinya apa yang diharapkan konsumen dari jasa yang diberikan.

    Komentar oleh m.edy branson | Februari 5, 2010 | Balas

  113. Nama : Nur Ikhsan Pulungan
    NIM : C1B007053
    Jur/Paralel : Manajemen/B

    salam pak joe….
    ini proposal yang saya ajukan. saya mohon maaf karen keterlambatan saya…

    Judul Proposal :
    “Persepsi Konsumen Terhadap Iklan Kartu Seluler KARTU AS Yang Ditayangkan di Media Televisi Terhadap Minat Membeli Konsumen”

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah
    Salah satu cara atau alternatif untuk menyampaikan cara memberitahu calon konsumen (sasaran) atau promosi terhadap produk yang ditawarkan adalah melalui media periklanan.
    Menurut Renald Kasali (1995) sebagai salah satu alat untuk mengarahkan komunikasi persuasif kepada khalayak sasaran, iklan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :
    1. Memungkinkan penjual berkomunikasi terhadap khalayak ramai sekaligus.
    2. Memungkinkan penjual mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, siaran, dan suara yang menarik perhatian.
    3. Memungkinkan penjual menyebarkan informasi tentang produk dan perusahaan seluas-luasnya.
    4. Iklan membantu produsen menimbulkan kepercayaan bagi konsumen.
    Untuk menyampaikan pesan yang diinginkan oleh perusahaan kartu seluler yang ditujukan untuk konsumen dan pasar sasaran, maka periklanan memerlukan elemen media. Dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat, maka perusahaan seluler sebagai penyedia layanan komunikasi memakai media periklanan untuk mempromosikan produk yang ditawarkannya karena pemilihan media periklanan adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada pasar sasaran termasuk perusahaan atau provider penyedia layanan kartu SIM seluler.
    Pada saat ini, para pimpinan kartu seluler atau provider seluler yang ingin menawarkan produknya melalui kegiatan periklanan, dapat digunakan di beberapa media periklanan baik media elektronik seperti TV, Radio, Internet, lalu media cetak seperti surat kabar dan majalah, dan juga melalui media iklan lainnya seperti reklame, spanduk, ataupun poster. Media televisi merupakan media yang sering digunakan oleh prusahaan provider seluler untuk mempromosikan produknya tersebut. Hal tersebut dikarenakan Televisi mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan media iklan lainnya, diantaranya kemampuan Televisi yang dapat menggabungkan audio dan visual sekaligus sehingga dapat memberikan daya tarik yang tinggi kepada para calon konsumen.
    Dari sekian banyak jenis kartu seluler yang ditawarkan oleh berbagai provider, penulis memfokuskan penelitian pada produk Kartu AS yang diterbitkan oleh PT. Telkomsel. Alasan penulis meneliti tentang produk kartu SIM seluler Kartu AS ini karena penulis melihat banyaknya konsumen yang rata-rata mahasiswa memakai kartu ini. Malihat fenomena ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk laporan dengan judul “Persepsi Konsumen Terhadap Iklan Kartu Seluler KARTU AS Yang Ditayangkan di Media Televisi Terhadap Minat Membeli Konsumen”.

    1.2. Rumusan Masalah
    Saat ini, sangat banyak provider yang sedang gencar mempromosikan produknya, termasuk PT. Telkomsel yang salah satunya mempromosikan Kartu AS melalui media periklanan di Televisi.
    Iklan merupakan sarana yang sangat tepat bagi PT. Telkomsel yang memproduksi Kartu AS untuk mempromosikan produknya tersebut, karena iklan mempunyai efek yang kuat terhadap penjualan. Menurut Bilson Simamora (2002), iklan merupakan suatu pendekatan yang secara langsung dapat mempengaruhi konsumen tanpa mengubah kepercayaan terhadap produk.
    Hal ini dilakukan oleh pemasar yaitu PT. Telkomsel dalam rangka membujuk konsumen untuk membeli kartu seluler Kartu AS. Agar konsumen tertarik untuk melihat iklan Kartu AS, PT. Telkomsel menggunakan model serta artis dalam iklannya seperti H. Rhoma Irama dan anaknya Ridho Rhoma. Selain menggunakan model dan artis terkenal, penyampaian pesan iklannya pun harus dapat dimengerti oleh pemirsa televisi atau calon konsumen tentang keunggulan produknya.
    Akan tetapi, usaha yang dilakukan oleh PT. Telkomsel dengan berbagai promosi akan menjadi sia-sia apabila PT. Telkomsel tidak mengetahui sikap konsumen. Karena konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu apa yang ditawarkan oleh PT. Telkomsel lewat iklan tersebut cocok atau tidak dengan kebutuhan konsumen, apakah iklan Kartu AS tersebut menarik perhatian si konsumen atau tidak.
    Dalam Penelitian ini maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu : “Bagaimana Persepsi Konsumen Terhadap Iklan Kartu Seluler KARTU AS Yang Ditayangkan di Media Televisi Terhadap Minat Membeli Konsumen”.

    1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap iklan Kartu AS yang ditayangkan di media televisi terhadap minat membeli konsumen.

    1.3.2. Manfaat Penelitian
    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
    1. Sebagai informasi bagi semua pihak yang membutuhkan terutama konsumen pengguna Kartu AS dan juga terhadap perusahaan Kartu AS yang telah mengiklankan produknya di media Televisi.
    2. Menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan riset atau penelitian yang sama dan sebagai bahan perbandingan di masa mendatang.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Landasan Teoritis
    Dasar-dasar (definisi) yang digunakan sebagai landasan teori dalam membahas masalah iklan adalah sebagai berikut :
    1. Manajemen
    Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam Manajemen dikenal singkatan POAC yaitu : Planning (Perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan), dan Controlling (Pengawasan).
    2. Pemasaran
    Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernlai dengan pihak lain.
    3. Manajemen Pemasaran
    Manajemen Pemasaran adalah suatu perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan ,barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.
    4. Promosi
    Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    5. Iklan
    Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat media.
    6. Periklanan
    Periklanan adalah seluruh bentuk pengeluaran yang berbentuk penyajian nonpersonal, dan promosi ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh satu perusahaan. Peralatan yang digunakan biasanya meliputi bahan cetak, penyiaran (Broadcasting), kegiatan-kegiatan diluar (out door) dan bentuk-bentuk lain.

    2.2. Kerangka Teoritis
    2.2.1. Sikap
    Sikap merupakan konsep paling penting dalam studi perilaku konsumen. Sikpa juga merupakan jiwa dan keadaan pikiran yang dipersiapkan untuk mmberikan tanggapan terhadap suatu objek yang di organisir melalui penglaman serta memperngaruhi secara langsung atau secara dinamis pada perilaku.
    Menurut Kotler sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Ada 4 faktor psikologis yang mempengaruhi seseorang seseorang dalam menentukan pilihan untuk membeli barang atau jasa yaitu :
    1. Motivasi
    2. Persepsi
    3. Proses Belajar
    4. Kepercayaan dan sikap

    Bilson Simamora menyatakan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi secara berarti oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga atau teman, pemasaran langsung dan media massa. Sikap memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu :
    1. Objek
    2. Arah
    3. Ekstremitas
    4. Resistensi
    5. Persistensi
    6. Tingkat Keyakinan

    2.2.2. Iklan
    Iklan merupakan cara yang efisien untuk menjangkau berbagai pembeli. Konsumen mungkin percaya bahwa mereka diiklankan dengan gencar pasti menawarkan “nilai baik”. Konsumen berfikir tidak mungkin periklanan mau menghabiskan banyak biaya jika produk yang diiklankan tidak baik, karena biaya iklan tersebut sangatlah mahal daripada harga jual produk obat itu sendiri.
    Iklan merupakan salah satu komponen Bauran Pemasaran yang dikenal dengan istilah 4P yaitu : Product, Price, Place, dan Promotion. Promosi adalah bagian penting dalam bauran pemasaran karena promosi dapat berfungsi untuk memperkenalkan produk kepada konsumen baik dari media cetak (surat kabar dan majalah) maupun media elektronik (TV dan Radio).
    Periklanan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan mengenai barang-barang, jasa maupun ide-ide yang ditujukan kepada khalayak ramai yang merupakan calon pembeli dari produk tersebut. Disamping itu periklanan juga dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian. Jadi periklanan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan
    Fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    Advertising berguna untuk memberikan keterangan-keterangan tentang produk yang ditawarkan, agar konsumen mengetahui lebih mendalam tentang kegunaan, kualitas, waktu, tempat dimana produk harus dibeli.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    Dalam hal ini advertising berfungsi sebagai alat untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sehingga mereka tertarik terhadap produk yang ditawarkan, dengan jalan bahwa produk tersebut adalah lebih baik daripada produk pesaing.
    c. Menciptakan kesan.
    Kadang-kadang dalam melaksanakan pembelian suatu barang, seorang pembeli tidak dilandasi pertimbangan yang rasional atau memperhatikan nilai-nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong oleh hal-hal yang tidak rasional. Dalam keadaan ini maka advertising akan sangat bermanfaat untuk menciptakan kesan terhadap produk yang ditawarkan.
    d. Memuaskan keinginan.
    Karena kekurangtahuan konsumen terhadap produk suatu perusahaan, maka pembelian yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya rasa kurang puas, karena produk yang dibeli kurang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam keadaan yang demikian maka advertising sangatlah membantu, karena biasanya advertising memberikan keterangan-keterangan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga konsumen bisa lebih mengetahui produk yang akan dibelinya. Dengan pengetahuan tersebut, maka mereka dapat mempertimbangkan produk apa yang akan dibeli, sehingga mereka akan puas terhadap produk yang dibelinya.
    e. Sebagai alat komunikasi.
    Dalam hal ini periklanan berfungsi sebagai alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Sehingga keinginan mereka dapat melakukan pertukaran yang saling memuaskan.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan media periklanan. menurut Basu Swastha DH (2002:253) faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    b. Sirkukasi media.
    c. Keperluan berita.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    e. Biaya advertising.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    g. Karaktristik media.
    h. Kebaikan dan keburukan media.

    Syarat-syarat untuk melaksanakan periklanan menurut M. Manullang (2001:194) syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
    a. Mencolok
    Suatu advertising dikatakan mencolok bilamana advertising dikatakan mencolok bilamana advertising tersebut dapat dilihat dengan segera karena tempatnya yang spesifik.
    b. Menarik
    Menarik di sini karena pemakaian kombinasi warna yang harmonis, mungkin pula penyusunan bentuk sedemikian rupa atau karena penggunaan gambar-gambar lucu.
    c. Memikat hati
    Advertising dapat dikatakan memikat hati bilamana advertising tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada orang yang melihat, mendengar atau membacanya. Jadi agar pelaksanaan advertising dapat berhasil, maka hal-hal yang telah disebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan.

    Keunggulan dari media televisi untuk menjadi media iklan adalah info yang disampaikan kepada konsumen bisa dilihat, didengar, dan gambar yang bergerak sehingga konsumen tertarik untuk menonton iklannya. Selain itu juga, iklan melalui media televisi mempunyai daya jangkauan yang luas. Akan tetapi, kelemahan dari media televisi adalah biaya yang dikeluarkan lebih besar dari media iklan lainnya karena biaya iklan melalui televisi harus mengeluarkan biaya yang tidak murah dan biasanya durasi iklannya kurang lebih 30 detik saja.

    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Variabel
    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

    3.2. Jenis Data
    Adapun jenis data atau alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah :
    3.2.1. Data Primer
    Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui :
    1. Kuisioner atau angket
    Kuisioner atau angket merupakanseperangkat daftar pernyataan atau pertanyaan tertulis yang disusun secara relevan untuk diberikan kepada responden guna mengetahui sikap atau persepsi konsumen terhadap iklan Kartu AS melalui Media Televisi.

    2. Wawancara.
    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

    3.2.2. Data Sekunder
    Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatu-literatur ataupun sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah penelitian.

    3.3. Metode Penarikan Sampel
    3.3.1. Populasi
    Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian yang menjadi perhatian pengamatan dan penyedia data. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah jumlah Mahasiswa Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Angkatan 2007 semua Jurusan baik Akuntansi, Manajemen, dan Ilmu Ekonomi. Sampel diambil secara proporsional sebanyak 100 orang responden dari jumlah mahasiswa Reguler Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Angkatan 2007.

    3.3.2. Tehnik Penarikan Sampel
    Untuk mendapatkan data atau penarikan sampel, dilakukan dengan cara Judgement Sampling. Artinya sampel diambil berdasarkan karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai dasar untuk menjadi responden, dalam hal ini responden harus atau pernah melihat iklan Kartu AS yang disiarkan di media televisi.

    itu proposal yang saya ajukan untuk memenuhi nilai Mata Kuliah MEP…
    mohon komentar bapak untuk perbaikan…
    terima kasih pak…..

    Komentar oleh Nur Ikhsan Pulungan | Februari 5, 2010 | Balas

  114. nama :m. edy branson
    nim :c1b007069
    jurusan :manajemen B s1 pagi

    salam pak jo
    ini prposal pribadi saya.
    Analisis Persepsi Nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Salah satu sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam hal pembangunan di suatu Negara salah satunya adalah dunia perbankan. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
    Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran, ndengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit serta jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
    Bank dituntut untuk maju kedepan sebagai pemberi informasi yang cepat dan akurat sekaligus sebagai penyandang dana keuangan bagi berbagai transaksi bisnis baik berskala lokal, nasional maupun internasional. Bank Dituntut untuk muncul sebagai pemikir dan perencana pengembangan usaha baik dalam skala nasional maupun internasional. Tenaga – tenaga analisis bank harus jeli melihat perubahan yang terjadi dengan mengantisipasi berbagai peluang yang mungkin terjadi, sehingga bank harus dapat melakukan pelayanan secara menyeluruh (overall).
    Persaingan perbankan yang semakin ketat menuntut masing-masing Bank proaktif dalam merebut posisi dimata masyarakat guna mencapai tujuan yang maksimal. Oleh karena itu Bank tidak saja harus memperhatikan kualitas performance dari produknya tetapi harus memperhatikan kepuasan costumernya melalui jasa layanan (service) yang diberikan, kualitas bukanlah untuk memenuhi sejumlah criteria yang ditetapkan pimpinan, namun sejumlah criteria yang ditetapkan costumer dan apa saja yang mereka inginkan.
    Mengingat dalam dunia perbankan jasa pelayanan merupakan kunci terhadap loyalitas konsumen dan begitu pentingnya aspek pelayanan oleh karyawan Bank terhadap Nasabah.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian
    Dalam usahanya menghimpun dana dari masyarakat Bank-bank melakukan berbagai strategi untuk menarik calon nasabah agar menempatkan dananya pada bank tersebut, salah satu strategi yang dilakukan adalah meningkatkan pelayanan yang baik untuk para nasabah.
    Pelayanan sangat penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Pelayanan yang baik akan memberikan kesan yang positif bagi nasabah/pelanggan. Sebaliknya, pelayanan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif bagi pelanggan. Pelayanan merupakan sebuah kata kunci yang senantiasa diupayaka oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mencari dan mempertahankan pelanggan yang ada dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Persepsi merupakan suatu perasaan yang timbul dan dirasakan oleh nasabah/pelanggan sebelum atau sesudah mengkonsumsi suatu barang atau jasa, persepsi juga merupakan suatu pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Baik buruknya persepsi pelanggan terhadap suatu jasa sangat tergantung pada kepuasan pelanggan atas pelayanan yang telah diterima oleh nasabah/pelanggan.
    Kepuasan pelanggan harus selalu diutamakan. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang bersadarkan hasil perbandingan antara hasil yang dirasakan oleh pembeli dengan harapan yang dirasakan oleh pelanggan itu sendiri.
    Suatu pelayanan akan memiliki kualitas yang baik apabila pelayanan tersebut mempu memenuhi harapan pelanggan, dan ini dapat terlihat melalui persepsi mereka. Oleh karena persepsi pelanggan bersifat subjektif dan tidak dapat secara langsung dikendalikan oleh penyedia jasa, maka perlu dicari informasinya semaksimal mungkin.
    Berdasarkan keterangan yang telah diuraikan dan data yang didapat, maka penulis merumuskan suatu masalah yang akan dibahas yaitu “Bagaimana Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi ?”.
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk menjelaskan bagaimana persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Untuk menganalisis persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1. Diharapkan dapat memberikan penambahan wawasan pengetahuan praktis dalam pengembangan ilmu bidang manajemen pemasaran.
    2. Sebagai salah satu syarat memenuhi gelar sarjana.
    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti serta konsisten dengan tujuan yang hendak dicapai, maka penulis menetapkan batasan-batasan permasalahan. Adapun penelitian yang dilakukan berkenaan dengan bidang pemasaran. Adapun masalah yang akan dibahas yaitu:
    1. Persepsi Nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode tahun 2004 – 2008.
    3. Lokasi penelitian ini berada di kota Jambi tepatnya di Bank Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan teori
    a. Pemasaran
    Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lainnya
    Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler,Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan, dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan baranga dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi.
    b. Bank
    Menurut Siamat, Bank adalah “sebuah organisasi yang melaksanakan kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”.
    c. jasa
    Menurut Kotler dalam Fandy Tjiptono. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.
    f. Pelayanan
    Menurut Kotler sebagai Pelayanan kualitas yang dibuat selama proses pelayanan dengan menghadapi pelanggan dengan pelayanan pribadi, sedangkan kualitas pelayanan yang dirasakan dibandingkan dengan pelayanan yang diharapkan.
    g. Perilaku Konsumen
    Menurut Basu Swastha,Perilaku Konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang atau jasa-jasa, yang termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
    h. Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler dalam Fandy, Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang telah ia dapatkan dibandingkan dengan harapannya.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Perbankan sebagai Lembaga Keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu Negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang mempertemukan pihak yang membuthkan dana dan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Perbankan juga memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan. Berjalannya fungsi tersebut sangat tergantung pada kinerja perbankan dalam menjalankan kegiatannya sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu upaya peningkatan pelayanan perbankan perlu mendapat perhatian yang optimal.
    Pelayanan berhubungan erat dengan keputusan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan keputusan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Pelayanan yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaiman mengevaluasi pelayanan yang diterima oleh konsumen/nasabah tidaklah mudah.
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan diputuskannya.
    Rambat Lupiyoadi,mengemukakan bahwa ada 5 dimensi pokok yang menentukan kualitas jasa dimana konsumen menggunakan kelima dimensi tersebut untuk memberikan penilaian terhadap jasa.
    Adapun kelima dimensi tersebut adalah sebagai berikut :
    1. Tanggibles (Bukti langsung)
    Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
    2. Reliability (Keandalan)
    Yaitu komponen perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
    3. Responsiveness (Daya tanggap)
    Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

    4. Assurance (Jaminan dan kepastian)
    Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya konsumen kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
    5. Emphaty (Empati )
    Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
    Agar perusahaan mengetahui apakah pelayanan yang diberikan sesuai atau tidak dengan harapan pelanggan maka setiap perusahaan sebaiknya mengetahui perilaku konsumen dalam pemilihan keputusan pembelian suatu produk atau jasa dimana dalam hal ini dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yakni motivasi, persepsi, pembelajaran dan keyakinan konsumen.

    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Data
    Data yang digunakan penulis ini merupakan data primer dan skunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif, Data yang diperlukan :
    1. Data Primer
     Harapan nasabah terhadap jasa pelayanan Bank Jambi.
     Persepsi nasabah Bank Jambi yaitu pengalaman nasabah setelah menggunakan jasa pelayanan Bank Jambi.
    2. Data sekunder
     Sejarah singkat Bank Jambi
     Struktur Organisasi Bank Jambi
     Keadaan tempat Bank Jambi
     Perkembangan jumlah nasabah di Bank Jambi
    3.2 Metode Pengumpulan data
    Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
    3.2.1. Pengumpulan Data Primer
    a. Kuisioner
    Teknik pengumpulan informasi konsumen melalui kuisioner dimaksudkan untuk menyebarkan kuisioner kepada nasabah. Nasabah diharapkan dapat mengisi kuisioner, kuisioner tersebut harus dibuat sesederhana mungkin, yang mudah dijawab oleh respondensi nasabah. Tujuan kuisioner antara lain adalah untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan dan penilaian nasabah terhadap suatu pelayanan yang perlu mendapat perhatian oleh perusahaan.
    3.2.2 Pengumpulan Data Sekunder
    Pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku literatur untuk mengolah teori-teori yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

    3.3 Metode Penarikan Sampel
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat dan dapat dipercaya tentang persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh Bank Jambi.
    Adapun yang menjadi responden sebanyak 50 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel adalah Quota, dimana setiap responden mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel yang bisa digunakan sebagai wakil dari populasi seluruh nasabah Bank Jambi. Responden diminta untuk mempertimbangkan dan memberikan pendapat mengenai 17 item pertanyaan yang berhubungan dengan persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi.
    Dalam hubungan ini agar data yang diperoleh cukup akurat maka sampel yang akan dijadikan responden, usia/umurnya dibatasi untuk 17 tahun keatas.

    3.4 Sumber Data
    Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari :
     Bank Jambi Pusat di kota Jambi
     Pengguna jasa Bank Jambi yang mengisi daftar penyataan
     Perpustakaan
    3.5 Metode Analisis Data
    Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode Analisis deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Analisis deskriptif berusaha memberikan gambaran yang cermat dan lengkap tentang objek yang diteliti, tujuannya adalah untuk menggambarkan secara sistematis dan faktual mengenai faktor-faktor yang ada dilapangan berdasarkan teori-teori yang ada didalam literatur yang berkaitan dengan penelitian ini, serta menganalisis masalah pelayanan di Bank Jambi. Analisis kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. S. Margono.
    3.6 Alat Analisis Data
    Adapun alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabulasi data dan pengukuran nilai rata-rata hitung (mean). Tabulasi data disusun berdasarkan banyaknya pernyataan dalam kuisioner. Adapun nilai rata-rata hitung ( mean ) akan diukur dengan metode biasa yaitu dengan rumus sebagai berikut :
    X =  fixi
     fi
    Keterangan : fi = frekuensi pada interval kelas
    xi = bobot nilai
    X = nilai rata-rata hitung
    Pertanyaan yang disebarkan berhubungan dengan variabel dan atribut yang diteliti dengan mengacu pada skala likert. Menurut Kinnear dalam Husein umar, skala likert ini berhubungan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu , misalnya setuju – tidak setuju, senang – tidak senang dan baik – tidak baik. Responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia kemudian masing-masing jawaban diberi skor (bobot nilai ) sebagai berikut :
    Sangat tidak baik diberi bobot nilai = 1
    Tidak baik diberi bobot nilai = 2
    Cukup Baik (netral) diberi bobot nilai = 3
    Baik diberi bobot nilai = 4
    Sangat baik diberi bobot nilai = 5
    Persepsi nasabah terhadap pelayanan Bank Jambi dikatakan sangat positif apabila responden menyatakan sangat baik atau baik,sangat negatif dan negatif apabila responden menyatakan sangat tidak baik dan tidak baik, sedangkan apabila konsumen memberikan pernyataan cukup baik terhadap atribut yang dinilainya maka pengalaman pelanggan terhadap atribut yang dinilainya tersebut cukup menyenangkan (netral).
    Untuk mengetahui kecenderungan persepsi konsumen terhadap pelayanan apakah positif, netral atau negatif maka hasil dari nilai rata-rata hitung yang diperoleh dipetakan kerentang skala yang mempertimbangkan informasi interval yaitu sebagai berikut :

    Interval = Nilai tertinggi – Nilai terendah
    Banyak kelas

    5-1
    = = 0,8
    5

    Kemudian dibuat rentang nilai sehingga dapat diketahui letak rata-rata persepsi konsumen terhadap masing-masing atribut persepsi konsumen dalam penelitian ini, rentang nilai tersebut yaitu sebagai berikut :
    Rentang nilai : 1,00 – 1.80 termasuk kategori negatif ( sangat tidak baik )
    1,81 – 2,60 termasuk kategori negatif (tidak baik )
    2,61 – 3,40 termasuk kategori netral (cukup baik )
    3,41 – 4,20 termasuk kategori positif ( baik )
    4,21 – 5,00 termasuk kategori positif (sangat baik )
    Kualitas jasa yang baik adalah apabila terpenuhinya atau terlampauinya apa yang diharapkan konsumen dari jasa yang diberikan.

    Komentar oleh m. edy branson | Februari 5, 2010 | Balas

  115. Nama : HARDI
    NIM : C1B007077
    FAK : EKONOMI MANAGEMEN B S1 PAGI

    salam pak jo,
    ini proposal tugas saya, bila ada kekurangan dalam pengerjaanya saya mohon bimbingannya.

    ANALISIS SIKAP DAN PRILAKU KONSUMEN
    MINIMARKET CAHAYA PRIMA JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Jambi merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan terdiri dari bemacam suku dan etnis budaya yang terus berkembang,. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan sektor perekonomian yang berlangsung diberbagai bidang, baik dalam bidang perdagangan, perkebunan, transportasi dan lain-lain, termasuk dalam dunia usaha
    Dengan semakin pesatnya perkembangan sektor perekonomian, menuntut terjadinya persaingan para pelaku bisnis dalam dunia usaha untuk mencari solusi dan formula tepat dalam mengembangkan dan menjalankan usahanya, agar dapat memenuhi target dan memperoleh hasil yang maksimal.
    Perkembangan sektor perekonomian inipun juga sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, sehingga manusiapun dituntut untuk berfikir cepat dan tepat. Salah satu dampak dari perkembangan teknologi tersebut adalah semakin banyak berkembang pasar swalayan ataupun mini market, pusat pembelanjaan yang semakin banyak menawarkan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara mudah dan efisien. Dengan banyaknya pusat perbelanjaan yang didirikan maka persaingan antar pusat perbelanjaan semakin tinggi, yang menyebabkan anggota masyarakat atau konsumen ingin dilayani lebih baik lagi, sesuai apa yang diinginkan bagi pemenuhan kebutuhan lainnya. Hal ini membuat beban pemasaran semakin berat, karena tugas dari pemasaran merupakan fungsi paling penting dari perusahaan. (Sofyan Assauri, 1992; 6)
    Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, suatu perusahaan perlu memahami sikap konsumen agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Pemahaman tentang sikap konsumen itu mempunyai arti penting karena sesungguhnya semua kegiatan perusahaan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Perusahaan retail tentunya sadar bahwa dalam era globalisasi pemasaran merupakan kunci dan faktor penting untuk mencapai sukses. Pemasaran memusatkan perhatian pada konsumen karena dengan tercapainya kebutuhan dan kepuasan konsumen akan memberikan keuntungan yang layak dalam jangka panjang.
    Harapan konsumen atau pembeli biasanya dibentuk oleh pengalaman pembelian terdahulu, komentar teman serta janji atau informasi pemasaran dan saingannya. Untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan dan kenyamanan tersebut, banyak usaha bisnis kecil-kecilan (usaha pertokoan) berubah menjadi usaha bisnis yang lebih besar (swalayan atau mini market). Mini market merupakan toko yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan konsumen baik untuk jenis makanan dan non-makanan yang dijual secara rutin sehingga konsumen lebih mudah untuk memenuhi kebutuhannya.
    Pada dasarnya sukses tidaknya suatu bisnis bergantung pada apakah kita cukup memberikan perhatian terhadap apa yang dibutuhkan dan diinginkan orang yang menjadi sasaran bisnis kita. Untuk itu seorang manajer harus selalu inovasi terus menerus dan menerapkan strategi yang menetap agar bsinis tersebut dapat berkembang dengan baik. Selain itu untuk meningkatkan kualitas dan memperluas permintaan pasar, manajer diharapkan mampu melaksanakan strategi marketing mix-nya. Sedangkan strategi marketing mix menurut Basu Swastha dan Irawan (1990) didefinisikan sebagai berikut:
    “Strategi marketing mix adalah kombinasi dari empat kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan system distribusi. (Swastha dan Irawan, 1990; 78)”
    Melihat pentingnya peranan sikap dan prilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya agar dapat terpuaskan, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul: “ANALISA SIKAP DAN PRILAKU KONSUMEN MINIMARKET CAHAYA PRIMA JAMBI”

    1.2. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian dengan judul di atas adalah, Mengetahui sikap konsumen terhadap kenyamanan berbelanja di Minimarket Cahaya Prima Jambi.

    1.3. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Perusahaan
    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam perencanaan, aktivitas dan kebijakan pemasaran, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik di masa yang akan datang
    2. Bagi Penulis
    Penelitian ini sebagai sarana belajar dan masukan bagi penulis
    3. Bagi Pembaca
    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan serta pembanding bagi penelitian selanjutnya.

    1.4. Ruang Lingkup penelitian
    Penelitian ini diarahkan dan dibatasi tentang bagaimana sikap dan prilaku konsumen terhadap Minimarket Cahaya Prima Jambi.

    1.5. Kerangka Pemikiran
    Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap terhadap semua hal yang dilakukannnya. Sikap menempatkan semua itu kedalam sebuah kerangka pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu obyek. Sikap tersebutlah yang menyebabkan orang berperilaku secara konsisten terhadap obyek yang serupa secara alamiah. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik mengangkat penelitian tentang sikap dan prilaku konsumen.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Teori Pemasaran
    Menurut Sigit (2002:6); pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen akhir. Sedangkan Swasta, Handoko (2000:6) menyatakan bahwa terdapat falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen (Consumer Oriented), hal ini berbeda dengan pandangan yang terdahulu bahwa pemasaran berorietasi kepada produk, penjualan dan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam perilakunya maka produsen harusbenar-benar tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya.
    Menurut Solomon et al. (2002:6); Consumer behavior is the study of the proceses involved when individuals or groups select, purchase use or dispose of products, services, ideas, or experiences to satisfy needs and desires.
    Jadi pada dasarnya pengusaha mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan

    2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen
    Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
    Menurut Swasta dan Handoko (2000:58);
    1. Faktor Internal
    Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain
    1. Motivasi
    2. Persepsi
    Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000:69); motivasi adalah The Driving force with in individual that impels then to action. Motivasi merupakan kekuatan penggerak dalam diri seseorang yang memaksanya untuk bertindak.
    Sedangkan Handoko (2001:225) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan.
    Dalam bidang pemasaran Sigit (2002:17) menjelaskan bahwa motivasi pembelian adalah pertimbanganpertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian.
    Dalam motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada kenyataankenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan merupakan atribut produk yang fungsional serta obyektif keadaannya misalnya kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapatnditangkap oleh pancaindera misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik.
    Pada saat seseorang akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional. Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan pembelian maka akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan.
    Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk.
    Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:146) Perception is process by which an individuals selects, organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent picture of the world.
    Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu proses yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan dan menginterprestasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
    Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996:156) mengemukakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada.
    Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui hal–hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita. Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu obyek yang akan diminati dan untuk dimiliki.
    2. Faktor lingkungan Ekstern
    a) Kebudayaan
    Kebudayaan menurut ilmu anthropologi, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
    Kebudayaan adalah kompleks, yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
    Dengan kata lain, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai aggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative, yaitu mencakup segala-gala cara atau pola pikir, merasakan dan bertindak.
    Jadi, perilaku manusia sangat ditentukan oleh kebudayaan yang melingkupinya, dan pengaruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan zaman dari masyarakat tersebut. Dan perilaku manusia cendrung untuk menyerap adat kebiasaan kebudayaanya.
    b) Kelas Sosial
    Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas itu uang, tanah, kekuasan atau dasar lainya. Ukuran untuk criteria yang biasanya dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti: kekeyaan, kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan.
    Masyarakat kita pada pokoknya dapat dikelompokkan kedalam tiga golongan, yaitu: golongan atas, golongan menengah dan golongan rendah.
    c) Kelompok Sosial
    Kelompok-kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat individu-individu berinteraksi satu sama lain, karena adanya hubungan diantara mereka.
    Kesatuan individu-individu disebut kelompok sosial, bila:setiap anggota kelompok sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan, adanya interaksi diantara kelompok, dan terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama.
    d) Keluarga
    Dalam pasar konsumen, keluargalah yang banyak melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut macam barang tertentu yang dibeli. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
    Oleh karena itu, manajer perusahaan perlu mengetahui sebenarya siapa anggota keluarga yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, penentu, pembeli atau siapa yang mempengaruhi suatu keputusan dalam membeli.

    B. Sikap
    Sikap sebagai suatu evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.
    Menurut Robbins (2006:169) sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan obyek,orang atau suatu peristiwa.
    Sedangkan menurut Simamora (2002:14) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu
    1. Cognitive component: kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek.Yang dimaksud obyek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan.
    2. Affective component : emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu obyek, apakah obyek tersebut diinginkan atau disukai.
    3. Behavioral component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu obyek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu tindakan.
    Menurut Loudan dan Delabitta (2004:217); komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau niatan untuk membeli.
    Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya.

    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Tahap Penulisan
    Tahapan penulisan penelitian tugas akhir ini ditunjukan menurut flowchart pada gambar 3.1 di bawah ini :

    Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

    3.2 Identifikasi Masalah
    Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha sekarang ini, telah menuntut terjadinya persaingan diantara pelaku bisnis, salah satunya pelaku bisnis minimarket di kota Jambi.
    Melihat semakin ketatnya persaingan yang ada kini, maka pelaku bisnis mini market diharuskan berfikir cepat dan tepat dalam menjaga kesetiaan konsumen yang telah ada maupun merangkul konsumen baru untuk mendapatkan laba maksimal.
    Berdasarkan kondisi yang ada sekarang

    3.3 Telaah Pustaka
    Merupakan studi penulisan yang bersumber dari informasi-informasi yang ada melalui membaca literatur yang berupa, buku pedoman dan dari berbagai sumber lainnya seperti internet, majalah-majalah bisnis dan pemasaran, untuk menambah pemahaman dan mencari sumber yang tepat dalam penulisan.

    3.4 Pengumpulan Data
    Data-data penelitian ini berupa :
    1. Data Literatur
    Yaitu data yang bersumber dari kepustakaan atau sumber lainnya yang berkaitan dengan Analisis Sikap dan Prilaku Konsumen yang berguna sebagai pedoman dalam mencari data di lapangan.
    2. Data Lapangan (Data Primer)
    Yaitu pengumpulan data berdasarkan pengamatan kondisi lapangan
    • Mengamati Populasi
    Populasi yang diteliti adalah masyarakat jambi pada umumnya dan mayang villa kenali pada khususnya yang pernah atau sedang berbelanja di Minimarket Cahaya Prima Jambi.
    • Mengambil sampel data .
    Data diambil dari 50 pengunjung Mini Market Cahaya Prima jambi yang diambil secara acak dalam satu hari selama satu minggu dengan cara mengisi kuisioner.
    Adapun metode-metode yang dipakai :
    a. Metode Kuisioner
    Metode kuisioner yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan meminta keterangan pada pihak yang mempunyai keterangan (responden) dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun oleh penulis.
    b. Metode Wawancara
    Metode wawancara yaitu menggunakan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang dianggap perlu dan berhubungan erat dengan obyek penelitian.
    c. Metode Observasi
    Metode observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung pada perusahaan

    3.5 Pengolahan dan Analisa Data
    Mengolah dan menganalisa data yang ada pada kuisioner, guna mengetahui keinginan, sikap dan prilaku konsumen Mini Market Cahaya Prima Jambi, lalu mengevaluasi data-data yang ada

    3.6 Kesimpulan Dan Saran
    Ini merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan terhadap Sikap dan Prilaku Konsumen Mini Market Cahaya Prima Jambi. Untuk saran yang diharapkan dapat digunakan selanjutnya.

    Hardi, buat judul yg lebih spesifik.

    Komentar oleh hardi | Februari 5, 2010 | Balas

  116. NAMA : ANDRE AGUSTIAN
    NIM : ERC1B007089
    FAK : EKONOMI MANAJEMENT

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
    PEMAKAIAN JASA WARNET DI KOTA JAMBI

    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Teknologi Informasi (TI) kini berkembang amat
    pesat. Peran Internet tidak bisa dipungkiri dalam hal
    penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi
    ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang
    cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga
    internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar
    manusia (Indosiar.com, 2005).Di Indonesia yang
    merupakan negara berkembang, kebutuhan informasi
    akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk
    memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling
    sesuai adalah Internet. Sekarang komunitas Internet
    Indonesia meyakini bahwa internet dapat menjadi
    obat mujarab untuk menjembatani kesenjangan
    informasi di Indonesia. (Donny B.U, 2003).
    Semakin berkembangnya dunia komunikasi dan
    komputer, teknologi internet menjadi relatif murah
    dan terjangkau bagi konsumen. Tetapi penggunaan
    internet oleh sebagian besar masyarakat Indonesia
    masih dianggap sebagai kegiatan yang mahal. Dari
    seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta
    jiwa, baru sekitar lima juta yang mengakses Internet
    (Mohamed Hatta, Februari 2002).Selain itu mahalnya
    biaya pulsa telpon menjadikan masyarakat masih
    enggan untuk memasang internet sendiri dirumah.
    Sehingga tidak mengherankan bahwa sebagian besar
    pengguna internet lebih memanfaatkan jasa internet
    melalui fasilitas komputer di tempat umum (Dian,
    2001).
    Salah satu tempat yang digunakan mayoritas
    masyarakat sebagai sarana mengakses internet adalah
    warung internet(warnet). Hal itu terjadi karena bisa
    mengontrol biaya yang akan dikeluarkan. Warnet
    merupakan sebuah tempat di mana seseorang bisa
    mengakses internet. Tempat tersebut biasanya
    dilokasikan sebagai tempat umum mirip dengan
    sebuah restoran, sementara biaya sewanya biasanya
    dipatok perjam (Indosiar.com, 2005). Menurut catatan
    Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) pada
    bulan mei 2001, tidak kurang dari 2500 warnet
    tersebar di Indonesia, dan (60% – 70%) akses internet
    di Indonesia dilakukan di warnet.
    Tidak beda halnya dengan kot-kota lain, bisnis
    warnet tumbuh pesat pula di kota Jember. Tingkat
    persaingan antar warnet di Jember cukup tinggi
    terutama berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki dan
    harga yang ditawarkan. Internet menghadirkan perubahan dramatis pada perilaku konsumen dan
    paradigma pemasaran konvensional. Konsumen
    semakin cerdas, canggih dan cerewet. Tuntutan
    konsumen semakin kompleks (Diana, 2001).Agar
    warnet ini berhasil dalam mencapai tujuannya
    terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumen,
    maka diperlukan adanya analisis perilaku konsumen
    sebagai salah satu cara dalam keberhasilan pemasarannya.
    Dalam proses pengambilan keputusan untuk
    membeli suatu produk berupa barang atau jasa
    konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan
    untuk memahami perilaku konsumen, pengelola
    warnet perlu memahami faktor-faktor tersebut. Ada
    faktor bauran pemasaran, individu konsumen dan
    pengaruh lingkungan. Faktor-faktor ini dalam interaksinya
    dapat mempengaruhi perilaku konsumen
    baik secara parsial maupun secara simultan. Warnet
    dapat menyusun strategi dan program yang tepat
    dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan
    mengungguli pesaingnya.
    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk
    melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor
    Yang Mempengaruhi Pemakaian Jasa Warnet di Kota JAMBI.

    Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan
    masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu
    konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi
    konsumen dalam pengambilan keputusan
    pemakaian jasa warnet, baik secara simultan
    maupun secara parsial?
    2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu
    konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan,
    variabel manakah yang dominan mempengaruhi
    konsumen dalam membuat keputusan pemakaian
    jasa warnet ?

    TINJAUAN PUSTAKA
    Pengertian Jasa (Service)
    Menurut Kotler (2000), pengertian jasa adalah
    setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
    oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
    tidak berwujud dan tidak dapat mengakibatkan
    kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan
    atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik.
    Karakteristik dan Sifat Jasa
    Kotler (2000) menyatakan bahwa jasa memiliki
    empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi
    rancangan program pemasaran jasa, yaitu tidak nyata
    (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), variabel
    (variable), dan tidak dapat disimpan (perishable).
    Bauran Pemasaran Jasa
    Menurut Payne (2000) bauran pemasaran yang
    diperluas (4P + 3P) adalah tepat untuk jasa, yaitu
    meliputi unsur-unsur tradisional bauran pemasaran 4P
    (Product, Price, Promotion, dan Place) ditambah 3P
    (People, Process, dan Provision of Customer
    Service).
    Perilaku Konsumen
    Menurut James F. Angel, Roger D Blackwell,
    dan Paul W Miniard (1995), merupakan suatu konsep
    tindakan yang mempelajari bagai mana individu,
    kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan
    produk (barang atau jasa) yang dapat
    memberikan kepuasan, kebutuhan dan keinginannya.

    Tujuan Penelitian
    Berpijak pada rumusan masalah di atas, maka
    tujuan penelitian ini adalah:
    1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran
    pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor
    lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam
    pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet
    baik secara simultan maupun secara parsial.
    2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari
    faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen,
    dan faktor lingkungan terhadap pengambilan
    keputusan pemakaian jasa warnet.
    Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
    manfaat sebagai berikut:
    1. Bagi pengelola warnet di kota Jember. Penelitian
    ini dapat memberi informasi yang berguna dalam
    bidang pemasaran dan lebih fokus pada perilaku
    konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian
    jasa warnet. Bagi masyarakat, sebagai
    pertimbangan dalam mengambil keputusan pemakaian
    jasa warnet di kota Jember dengan
    memperhatikan faktor-faktor yang disediakan
    warnet tersebut.
    2. Bagi peneliti, hasil kajian ini dapat menambah
    ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang
    pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor
    perilaku konsumen dan dapat memperkaya
    temuan-temuan yang sudah ada. Sedangkan bagi
    peneliti berikutnya, sebagi bahan pertimbangan
    dalam mengangkat masalah yang sama beserta
    pemecahannya.

    Andre yg lebih menarik dari jasa warnet adalah metode mereka dalammenetapkan potongan harga, yg lebih dikenal sebagai promosi penjualan. silahkan hal ini dipertimbangkan.

    Komentar oleh andre agustian | Februari 6, 2010 | Balas

  117. salam pak jo’
    maaf pak saya terlambat mengirim tugas Proposal MEP saya,,
    saya harap bapak masih berkenan menerimanya..

    nama :LALA MERIEM PRAMESWARI
    NIM :C1B007051
    Manajemen B
    METODOLOGI PENELITIAN

    ANALISIS PENJUALAN PRODUK MLM (ORIFLAME) PADA KONSULTAN ORIFLAME

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1 . 1 . LATAR BELAKANG
    Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis, memiliki dua iklim panas dan hujan. Dengan adanya perubahan iklim yang sangat cepat saat ini yang dikarenakan adanya pemanasan global, membuat kebutuhan manusia semakin tinggi. Oleh karena itu maka banyak para ahli yang menciptakan produk yang bergerak dibidang kosmetika khususnya kepada keperawatan tubuh yang memperhatikan kuallitas produk dan disesuaikan dengan kondisi alam saat ini. Salah satu nya yang mengembangkan produk yang ramah lingkungan tersebut yaitu produk MLM ”Oriflame” yang berasal dari Swedia.
    Oriflame pertama kali didrikan di Swedia oleh dua orang bersaudara Robert dan Jonas af Jochnick dan rekan mereka, bengt Hellesten, pada tahun 1967. Semuanya berawal dari sebuah ruang kantor sederhana di pusat kota Stockholm. Robert dan Jonas af Jochnick bermimpi ingin memberi banyak orang kesempatan untuk memperoleh manfaat dari perawatan kulit yang baik dan kosmetika berkualitas tinggi yang terinspirasi oleh keindahan alam Swedia.
    Terobosan luar biasa yang dilakukan oleh kedua bersaudara af Jochnick adalah memindahkan mata rantai bisnis Oriflame ke rumah konsumen. Dengan begitu cepat Oriflame pun memiliki konsultan penjualan di seluruh negeri dan masing-masing dan setiap satu dari mereka memiliki hati dan ambisi dari seseorang pengusaha. Mereka ingin menjadi bagian dari bisnis baru yang revolusioner dan mendapatkan uang dari perawatan kulit alami. Produk itu didistribusikan kerumah mereka dan sejak hari pertama mereka memiliki jaringan pelanggan potensial di teman-teman, kolega, dan tetangga dan saat itu juga bisnis Oriflame mereka mulai berkembang
    Oriflame merupakan perusahaan kosmetika yang menawarkan produk kosmetik dan perawatan kulit alami berkualitas tinggi melalui jaringan penjual mandiri (independent sales force), yang berbeda dengan sitem retail pada umumnya. Sistem penjualannya langsung memungkinkan pelanggan untuk memperoleh nasehat dan inspirasi dari orang yang mereka kenal dan mereka percayai. Pembelian secara langsung dapat diandalkan dan sangat menyenangkan. Menjadi Consultant Oriflame berarti memiliki penghasilan tak terbatas dan peluang karir yang luar biasa, pengembangan pribadi dan rasa saling memiliki dalam komunitas persahabatan global.
    Pada saat ini oriflame adalah perusahaan kosmetik dengan perkembangan tercepat didunia, karena memiliki kantor penjualan di 61 negara dan merupakan pemimpin pasar di lebih dari 30 negara. Jaringan penjualannya yang terdiri dari 2,3 juta konsultan mandiri yang memasarkan rangkaian lengkap perawatan kulit, wewangian dan kosmetik berkualitas tinggi. Di Indonesia sendiri, Oriflame didirikan sejak tahun 1986 dan telah berjaya di Indonesia selama 23 tahun. Oriflame memiliki 13 cabang dan ribuan konsultan yang tersebar luas diseluruh Indonesia. Untuk saat ini Oriflame Indonesia merupakan perusahaan kosmetika dengan sistem penjualan mandiri no.1 di Indonesia. Meskipun dapat berkembang dengan cepat, Oriflame tidak pernah melupakan konsep bisnis awalnya – Natural Swedish Cosmetics yang dijual dari teman untuk teman.
    Seorang kosultan sejak pertama kali bergabung ke dalam MLM Oriflame diberikan berbagai bonus dari penjualan dan perluasan jaringan (networking) dengan mencapai tingkat point dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Selain bonus-bonus diatas, diberikan juga reward apabila terjadinya peningkatan sesuai dengan level tertentu.
    Atas dasar uraian latar belakang ini, penulis sangat tertarik melakukan penelitian. Dengan demikian diajukan proposal ini dengan judul : ”ANALISIS PENJUALAN PRODUK MLM (ORIFLAME) PADA KONSULTAN ORIFLAME”

    1 . 2 . PERUMUSAN MASALAH
    Setelah 3 bulan pertama menjadi konsultan Oriflame, Konsultan yang belum mencapai penjualan, jaringan , serta point-point secara optimal karena keterbatasan modal, kurangnya sosialisasi didalam memperkenalkan produk Oriflame kepada calon konsultan baru, dapat menghambat konsultan mencapai reward yang ingin dicapai.
    Atas dasar ini timbul pertanyaan, dan penulis mencoba mencari jawaban atas masalah-masalah yang terjadi yaitu :
    – Bagaimana upaya seorang Konsultan Oriflame dapat meningkatkan penjualan serta memperluas jaringannya (konsultan baru) agar tercapainya penjualan semaksimal mungkin ?

    1 . 3 . TUJUAN
    1. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil-hasil penjualan yang telah dicapai oleh ”Konsultan Oriflame”
    2. Untuk mengadakan analisis tehadap hasil penjualan yang dilakukan Kosultan Oriflame.
    3. Untuk melihat faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi hasil penjualan dalam mencapai tingkat optimalisasi grade yg diinginkan serta usaha-usaha yang dilakukan oleh seorang Kosultan Oriflame.

    1 . 4 . MANFAAT
    1. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi seorang Konsultan Oriflame, dalam upaya-upaya peningkatan penjualan sesuai dengan tingkat optimalisasi penjualan yang diinginkan.
    2. Diharapkan dapat dijadikan studi banding bagi mahasiswa UNJA khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan pada umumnya, sehingga merupakan sumbangsih peneliti dimasa yang akan datang.

    BAB . II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2 . 1 . LANDASAN TEORITIS
    Didalam Landasan Teoritis disampaikan pengertian-pengertian, defenisi-defenisi yang ada relevansinya dengan penelitian ini seperti pengertian berikutnya :
    2 . 1 . 1. PENGERTIAN MULTI LEVEL MARKETING
    Multi-Level Marketing atau sering disebut sebagai M.LM, merupakan salah satu cara pemasaran untuk menjual barang secara langsung ( direct selling). Direct selling atau penjualan langsung itu sendiri, pengertiannya adalah penjualan barang atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka diluar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh Mitra Usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar. Dalam menjalankan Direct Selling tersebut, biasanya sebuah perusahaan menggunakan 2 (dua) cara, yaitu:
    1 . Single Level Marketing ( Pemasaran Satu Tingkat), yang maksudnya adalah :
    Metode pemasaran barang atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk satu tingkat, dimana Mitra Usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri.
    2 . Multi Level Marketing (Pemasaran Multi Tingkat), yang maksudnya adlah :
    Metode pemasaran barang atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya.
    Dengan bisnis direct selling, modal yang dikeluarkan tidak akan sebesar memiliki toko sendiri, karena biasanya kita tidak akan diminta untuk menjadi tempat penimbunan barang, melainkan berjualan melalui katalog, yang bisa kita bawa kemana saja. Secara umumnya Multi Level Marketing adalah suatu metode bisnis alternatif yang berhubungan dengan pemasaran dan distribusi yang dilakukan melauli banyak level (tingkatan), yang biasa dikenal dengan istilah Upline (tingkat atas) dan downline (tingkat bawah), orang akan disebut Upline jika mempunyai Downline. Inti dari bisnis MLM ini digerakkan dengan jaringan ini, baik yang bersifat vertikal atas bawah maupun horizontal kiri kanan ataupun gabungan antara keduannya.

    Sistem kerja MLM secara global dilakukan dengan cara menjaring calon nasabah yang sekaligus berfungsi sebagai konsumen dan member (anggota) dari perusahaan yang melakukan praktek MLM. Adapun terperinci dilakukan dengan cara sebagai berikut :
    – Mula-mula pihak perusahaan berusaha menjaring konsumen untuk menjadi member, dengan cara mengharuskan calon konsumen membeli paket produk perusahaan dengan harga tertentu. Dengan membeli paket produk perusahaan tersebut, pihak pembeli diberi satu formulir keanggotaan.
    – Para member baru juga bertugas mencari calon member-member yang banyak, maka ia akan mendapatkan bonus dari perusahaan. Semakin banyak member yang dapat dijaring, maka semakin abnyak pula bonus yang didapatkan karena perusahaan merasa diuntungkan oleh banyaknya member yang sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan.
    Dengan adanya para member baru yang sekaligus menjadi konsumen paket produk perusahaan, maka member yang berada pada level pertama, kedua dan seterusnya akan selalu mendapatkan bonus secara estafet dari perusahaan, karena perusahaan merasa diuntungkan dengan adanya member-member baru tersebut.
    Didalam MLM ada sedikit perbedaan pada sistem setiap perusahaannya, namun semuanya berinti pada mencari anggota lainnya (memperluas jaringan), semakin banyak anggotanya semakin banyak bonus yang diperolehnya.

    2 . 1 . 2 . ANALISA PENELITIAN
    a . Analisa adalah kegiatan berfikir dalam mempelajari bagian, komponen atau elemen dari suatu keseluruhan mengenai masing-masing bagian, komponen-komponen elemen itu sendiri, hubungan mereka satu sama lain dan fungsi-fungsi mereka dalam keseluruhan yang terpadu.
    b . Analisa perbandingan adalah mebandingkan dua laporan atau lebih pada periode tertentu baik laporan dari suatu agen maupun dengan agen lainnya.
    c . Analisa penjualan adalah suatu pengukuran kemungkinan-kemungkinan penjual. Riset analisa penjualan menganalisa catatan-catatan yang ada mengenai penjualan.
    d . Analisa pasar adalah proses untuk menentukan potensi penjualan yang dimaksudkan dengan pasar adalah suatu perkiraan kapasitas dari suatu pasar untuk menyerap barang produksi. Perkiraan dalam bentuk fisik (phisical unit) atau dalam bentuk mata uang dan persentase.
    e . Analisa trend adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya penurunan dan kenaikan penjualan, baik penyebab extern maupun intern

    2 . 1 . 3 . PENJUALAN
    a . Penjualan adalah hasil penyerahan barang-barang yang menjadi objek usaha pokok perusahaan. Bagi perusahaan jasa merupakan penjualan barang produksi bagi perusahaan industri dan pelayanan (service), sedangkan barang dagangan bagi perusahaan perdagangan.
    b . Penjualan yaitu :
    – Pengalihan hak milik atas barang dengan imbalan uang sebagai pengganti.
    – Persetujuan untuk membayar barang pada pihak lain dengan menerima pembayaran.
    – Tawaran, potongan harga oleh pengecer untuk berbagai macam barang selama masa tertentu.
    – Jumlah total barang atau type barangyang terjual oleh perusahaan dalam waktu tertentu.
    – Rasa puas atas pelayanan/jasa suatu perusahaan yang berupa perubahan tempat, waktu dan kegunaan (uitlity).
    c . Patronage motive adalah pemilihan penjual yang disarankan oleh motif langganan yang sering menjadi latar belakang pembelian konsumen lebih mengutamakan untuk membeli pada penjual tertentu, faktor-faktor yang menentukan adalah :
    – Lokasi penjulan yang strategis, pelayanan yang baik, tempat persediaan yang mudah diapai dan tidak ramai.
    – Sarana dan prasarana penjualan yang lengkap, .
    – SDM / kemampuan tenaga kerja (tiap jaringannya) .
    – Harga (Price promotion).
    – Pengiklanan dan sales promotion.
    – Penggolongan barang.

    2 . 4 . PEMASARAN
    a . Pemasaran adalah suatu proses sosial yang memberikan kepada individu dan kelompok-kelompok apa yang mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertukarkan produk-produk dan nilai-nilai dengan individu dan kelompok-kelompok lain.
    b . Pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif.
    c . Saluran pemasaran selalu dipergunakan karena perusahaan tidak akan mampu menjual sendiri produk yang dihasilkan. Perusahaan membutuhkan partner yang lokasinya berbeda dan kapasitas yang juga berbeda, oleh karena itu saluran pemasaran selalu muncul dalam kegiatan pemasaran.

    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN
    3 . 1 . METODE PENGUMPULAN DATA
    a . Penelitian Lapangan (Field Research)
    Penelitian dilakukan dengan cara langsung turun ke objek penelitian untuk mendapatkan data primer seperti dengan observasi dan interview.
    b . Penelitian Kepustaka (Library Research)
    Penelitian dilakukan dengan cara membaca buku-buku teory, literatur-literatur,dan buku-buku panduan Oriflame serta laporan-laporan terdahulu yang ada kaitan langsung (relevan) dengan penelitian ini.

    3 . 2 . JENIS DAN SUMBER DATA
    3 . 1 . 1 . JENIS DATA
    a . Data Sekunder
    Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari literatu-literatur ataupun sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah penelitian.
    b . Data Primer
    Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui :
    1. Kuisioner atau angket
    Kuisioner atau angket merupakan seperangkat daftar pernyataan atau pertanyaan tertulis yang disusun secara relevan untuk diberikan kepada responden guna mengetahui sikap atau persepsi konsumen terhadap iklan Produk Oriflame. .
    2. Wawancara.
    Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

    3 . 1 . 2 . SUMBER DATA
    a . Data Kuantitatif yaitu data menggunakan angka-angka seperti analisis ratio, analisis perbandingan, analisa rata-rata, baik angka absolut maupun persentase
    b . Data Kualitatif, yaitu data dari terjadinya fluktuasi penjualan (trend)

    Lala, tugasmu terlambat. Ide proposal ok, akan tetapi lebih fokus kepada kompetensi atau kecakapan tenaga penjual, bukan analisis penjualan. Silahakan dilanjutkan jadi Skripsi.

    Komentar oleh lala meriem prameswari | Februari 6, 2010 | Balas

  118. Salam pak jo
    Nama RICKY ANDRIANTO
    Nim : C1B006082
    Fak/jur : ekonomi/manajemen
    kelas reguler
    mata kuliah : METODE PENELITIAN (MEP)
    Saya mahasiswa reguler mengajukan proposal(tugas individu)
    Dengan judul :
    PROPOSAL SKRIPSI

    ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN ESIA”

    BAB I
    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Latar Belakang Masalah
    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi. Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM. Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama. Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya penyadapan. Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan konsumen.Merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan Limited mobility, maksudnya adalah layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang dibatasi dalam satu kode area. Dengan Esia, kamu bisa melakukan semua panggilan, mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional.Untuk mendapatkan layanan Esia kamu tinggal beli kartu perdana esia ataupun . Kartu perdana esia dijual dipasaran dengan harga Rp. 50.000,- dengan isi talktime senilai Rp. 20.000,-atau sebanding dengan 7.5 jam durasi bicara ke sesama esia . Dan pada tahun 2009 Esia juga menyediakan kartu perdana yang dimana nomor kartu tersebut bisa kita pilih sendiri .
    Kartu Perdana
    esiaEsia menyediakan 2 (dua) pilihan layanan yaitu esia prabayar dimana kamu sendiri yang menentukan penggunaannya sesuai kebutuhan, dengan pilihan voucher mulai dari Rp. 10 ribu, Rp. 25 ribu, Rp 50 ribu dan Rp. 100 ribu dan esia pascabayar dimana kamu akan lebih leluasa melakukan panggilan ke operator manapun, dimanapun, tanpa direpotkan oleh urusan pengisian talktime karena pemakaian kamu baru akan ditagihkan di bulan berikutnya.Berkomunikasi dengan esia merupakan hal yang menyenangkan, karena esia merupakan layanan yang sangat menguntungkan. Dengan tarif hematnya, yang cuma Rp. 50/menit atau Rp. 1000/jam kamu bisa berkomunikasi tanpa rasa cemas akan pengeluaran telpon kamu.
    Ketentuan Masa Aktif & Masa Berlaku Voucher
    Voucher Masa Aktif
    Rp. 10.000,- 15 hari
    Rp. 20.000,- 30 hari
    Rp. 25.000,- 30 hari
    Rp. 50.000,- 45 hari
    Rp. 100.000,- 60 hari
    Masa tenggang esia prabayar 30 hari.Pengisian elektronik bisa dilakukan di outlet-outlet maupun fasilitas ATM dari berbagai bank yang bekerja sama dengan Esia.Sebagai pengguna prabayar kamu bisa melakukan ke semua panggilan baik lokal, interlokal maupun internasional dan dapat menikmati semua fitur yang tersedia kecuali akses internet.Yang perlu kamu ingat sebagai pengguna kartu Esia prabayar adalah setelah mengaktifkan kartu Esia kamu diwajibkan untuk melakukan registrasi prabayar, dengan berbagai pilihan cara yang kami sediakan.Cara Melakukan Registrasi PrabayarHubungi 4444 melalui nomor Esia kamu (gratis) dan ikuti petunjuk yang diberikan.
    * Atau kirim SMS ke 4444 (gratis) dengan format:Daftar*Nama*Alamat
    Contoh: Daftar*Budi*Jln. Buahbatu 5 Jakarta
    Tunggu SMS balasannya.
    Setelah mendapatkan jawaban kemudian ketik:
    ID(KTP/SIM/Passport/KTM)*No ID*Tempat & Tanggal Lahir
    Contoh: KTP*10.1230.010275.1221.Jakarta 17-02-1983
    dan kirimkan kembali ke 4444.
    Esia Pascabayar
    Merupakan layanan yang memberikan keleluasan untuk kamu melakukan panggilan tanpa harus pusing memikirkan isi ulang kartu, karena pemakaian kamu baru ditagihkan pada bulan berikutnya atau 30 hari setelah pemakaian. Untuk kamu yang memiliki mobiltas dan pemakaian tinggi menjadi pelanggan pascabayar adalah pilihan tepat.Apabila saat ini kamu masih menggunakan Esia prabayar dan ingin mengalihkan ke pascabayar, kamu cuma perlu melakukan registrasi atau pendaftaran dengan mengisi formulir yang dilengkapi dokumen sebagai persyaratan menjadi pelanggan Esia.
    Persyaratan untuk berlangganan esia Pascabayar
    Pribadi :
    Fotocopy KTP/SIM/Pasport/KIMS
    Fotocopy Surat Keterangan Domisili
    Perusahaan :
    Fotocopy KTP/SIM/Pasport/KIMS
    Fotocopy SIUP/NPWP
    Sebagai pengguna pascabayar setiap bulannya kamu akan ditagihkan atas abonemen Rp. 30.000, biaya administrasi Rp. 7.500 dan biaya pemakaian selama 30 hari
    Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    A. Apakah persepsi produk/pesan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    B. Apakahpersepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    C. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    D. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    E. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    F. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    G. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?
    Tujuan Penelitian
    a. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    b. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap terhadap merek.
    c. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap merek.
    d. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap iklan.
    e. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap terhadap iklan.
    f. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap merek.
    Manfaat Penelitian
    Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk ESIA melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.
    Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Pengertian Perilaku Konsumen
    Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.
    Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Dharmmesta dan Handoko, 2000 : 10). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli.
    Perilaku Konsumen
    perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10) menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabel-variabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian.
    Persepsi Konsumen
    Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan).
    Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran
    Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pemasaran yang pokok yaitu pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang dapat tepat dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.
    Keputusan Pembelian
    Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
    Periklanan
    Definisi Periklanan
    Periklanan pada dasarnya merupakan salah satu tahap dari pemasaran, yang tiap-tiap tahap itu bagaikan mata rantai yang saling berhubungan dan jaringannya akan terputus jika salah satu mata rantai itu lemah. Periklanan menjadi tahap yang penting yang sama pentingnya dengan tahap-tahap lain dalam proses pemasaran. Definisi periklanan menurut institute praktisi periklanan Inggris dalam Jefkins (1996: 5) adalah: Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan kepada (calon) konsumen yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan dengan biaya yang paling ekonomis. Kotler (1997: 236) mengartikan periklanan sebagai berikut: Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang,atau jasa oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembiayaan. Dalam membuat program periklanan manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian membuat lima keputusan utama dalam pembuatan program periklanan yang disebut lima M ( kotler 1997: 236) Sebagai berikut:
    • Mission (misi)
    • Money (uang)
    • Message (pesan)
    • Media (media)
    • Measuremen (pengukuran)
    Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan menurut kotler (1997: 236) sebagai berikut:
    Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”. Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.
    • Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif”
    • Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merk tertentu.
    • c) Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat”
    Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (Inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwamereka telah melakukan pilihan yang benar.
    Anggaran Periklanan
    Setelah memutuskan tujuan periklanan. Langkah selanjutnya adalah memutuskan anggaran periklanan untuk setiap produk.
    Pesan Periklanan
    Iklan diadakan untuk memberi informasi dan membujuk. Isi komunikasi iklan adalah inti apa yang dapat dilakukan oleh iklan tersebut. Aspek ini sering disebut ”kreatif”, pesan atau isi iklan disebut ”pekerjaan kreatif ”. Iklan meliputi latihan menulis dan mendesain dalam kata-kata dan gambar, serta memerlukan kemampuan verbal maupun kemampuan menggambar yang memadai. Perbedaan antara satu iklan dengan iklan yang lain seringkali terletak pada pesan itu sendiri itulah arti komunikasi.
    Pemilihan Media Iklan
    Pemilihan media iklan sangat penting agar pesan yang disampaikan dalam iklan dapat efektif mencapai dan diterima konsumen sasaran.
    Persepsi
    Pengertian Persepsi
    Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang (Sodik, 2003). Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan interpretasinya. Dan juga persepsi ini juga ada hubungannya antara rangsangan dengan medan yang mengelilingi dan kondisi dalam diri seseorang. Informasi yang diperoleh dan diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak.
    Persepsi Produk/pesan
    Persepsi produk/pesan tertuju pada produk yang dibuat dalam komunikasi. Perhatian berfokus pada dua tipe respon yaitu argumen yang mendukung (support argument) dan argumen yang menentang (counter argument) (Belch dan Belch, 1995). Counter argument merupakan persepsi konsumen yang berkebalikan dengan pesan dalam iklan. Konsumen akan mengekspresikan ketidakyakinan dan ketidaksetujuan terhadap klaim dalam iklan mengenai produk, Sehingga indikasi bahwa pemrosesan informasi iklan berjalan efektif bila seorang konsumen memberikan argumen yang mendukung ( support argument ). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga, tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan). Persepsi mengenai pesan/produk yang telah terbentuk setelah konsumen sasaran menyaksikan penayangan iklan akan membentuk sikap mereka terhadap merek yangakan mempengaruhi minat beli secara tidak langsung.
    Persepsi Sumber/Model Iklan
    Persepsi sumber/model iklan tertuju pada sumber atau model yang mengkomunikasikan iklan. Respon paling kritis dari konsumen adalah penghinaan sumber/model atau persepsi negatif terhadap model. Hal ini akan mendorong penurunan penerimaan pesan. Umumnya ini terjadi ketika konsumen berpendapat bahwa model berkata tidak jujur atau membohongi sehingga konsumen kurang menerima apa yang model katakan.
    Persepsi Terhadap Iklan
    Persepsi terhadap iklan tertuju pada iklan itu sendiri. Pada saat melihat iklan, banyak konsumen yang tidak memperhatikan klaim produk dan atau pesan secara langsung, tetapi reaksi afektif menimbulkan perasaan terhadap iklan. Persepsi ini meliputi reaksi terhadap faktor iklan seperti kreatifitas efek gambar, warna dan intonasi suara ( Belch dan Belch, 1995 ). Persepsi terhadap iklan dapat berupa tanggapan baik atau tidak baik. Hal ini penting karena efeknya pada sikap terhadap iklan dan juga merek secara langsung.
    Sikap
    Pengertian Sikap
    Sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga merupakan salah satu konsep yang paling penting yang digunakan pemasar untuk memahami konsumen. Definisi sikap menurut Allport dalam setiadi (2003) adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku.
    Sikap terhadap Iklan
    Sikap terhadap iklan adalah cara konsumen mengenai sebuah iklan : sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan sebagai berikut”Attitude toward the ad is the consumer`s predisposition to respond favorably or anfavorably to a particular ad”. yaitu sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik iklan tertentu. Respon kognitif yang positif (support arguments dan source bolstering)umumnya akan menghasilkan sikap positif konsumen terhadap iklan: respon kognitif yang negative (counterarguments dan source derogation) umumnya menghasilkan sikap negatif. Karena aspek afektif yang dominan maka sikap terhadap iklan diukur dalam afektif penerima pesan yang menilai baik-tidak baik, suka-tidak suka, menarik-tidak menarik, kreatif-tidak kreatif, informati-tidak informatif. Mowen dan Minor (2002: 378) mengemukakan bahwa konsumen mengembangkan sikap terhadap iklan seperti terhadap merek, dan sikap terhadap iklan ini mempengaruhi sikap mereka terhadap merek. Sikap terhadap iklan mengacu pada kesukaan atau ketidaksukaan konsumen secara umum atas rangsangan iklan tertentu.
    Sikap terhadap Merek
    Sikap terhadap merek menurut Assael (2001: 282) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Evaluasi konsumen terhadap merek tertentu ini di mulai dari sangat jelek sampai sangat bagus. Sikap terhadap merek didasarkan pada skema tentang merek tersebut yang telah tertanam dibenak konsumen. seperti telah disebutkan diatas bahwa komponen sikap ada 3 yaitu: Kognitif, Afektif dan Konatif maka ketiga komponen sikap ini juga terdapat dalam sikap konsumen terhadap produk, yaitu Assael (2001: 283):
    Brand believe adalah komponen kognitif (pemikiran).
    Brand evaluation adalah komponen afektif yang mewakili semua evaluasi terhadap merek oleh konsumen. Kepercayaan terhadap suatu merek adalah multi dimensional karena mereka mewakili atribut merek yang dipersepsikan oleh konsumen.
    Kecenderungan untuk bertindak adalah komponen konatif (tindakan) dan pada umumnya komponen ini dengan melihat ”maksud untuk membeli” dari seorang konsumen adalah penting dalam mengembangkan strategi pemasaran.
    Penelitian Terdahulu
    Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan Mochammad Yuliostiano & Retno Tanding Suryandari (2003), menyatakan bahwa semua variabel predictor yaitu persepsi terhadap produk, persepsi terhadap model persepsi terhadap iklan, serta sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan dalam pembentukan minat beli konsumen pada iklan. Terdapat sebuah penemuan bahwa keterlibatan pembuatan iklan (adexecution involvement) tinggi dan keterlibatan pesan iklan (ad message) rendah, aspek peripheral dari iklan bekerja lebih dominan (Mackenzie dan Lutz, 1989). Dalam kondisi ini, sikap terhadap iklan menjadi dominan mempengaruhi sikap terhadap iklan dan pengaruh hal-hal yang berhubungan dengan pesan menjadi minimal (Muehlin, Laczmick, dan Stoltman, 1991).
    Kerangka Pikir
    Hipotesis
    Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
    • H1 : Persepsi produk/pesan berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap merek.
    • H2 : Persepsi terhadap sumber /model berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap merek.
    • H3 : Persepsi terhadap sumber /model berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap iklan.
    • H4 : Persepsi terhadap iklan berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap iklan.
    • H5 : Sikap terhadap iklan berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap merek.
    • H6 : Sikap terhadap merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
    • H7 : Sikap terhadap iklan berpengaruh signifikan terhadap minat beli.
    BAB III
    METODOLOGI PENELITIAN
    Lokasi Penelitian
    Target populasi dari penelitian ini adalah masyarakat di kalangan kecamatan jambi Selatan yang pernah melihat iklan televisi dari produk FLEXY. Karena baik merek produk maupun iklan, produk yang diteliti dalam penelitian ini sudah sering dilihat dan diketahui. Dengan asumsi jumlah dalam penlitian ini bahwa jumlah populasi terbatas.
    Jenis Dan Sumber data Penelitian
    Jenis Data Yang Digunakan Adalah :
    data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden yang disebar melalui responden.
    SumberData Yang Didapat Adalah :
    Menurut Supomo (2002: 107) yang dimaksud sumber data adalah subjek dari data dapat diperoleh.
    Menurut Supomo (1999: 147), data primer adalah sumber data penelitan yang langsung dikumpulkan dari tangan pertama atau sumber asli dan diolah oleh perorangan (tidak melalui media perantara). Data ini diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dan menyebar kuesioner.
    Sampel
    Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap mewakili populasi (Djarwanto Ps, 1996: 108). Ferdinand (2002: 48) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yaitu :
    1. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation.
    2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.
    3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten.
    4. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi.
    Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 100 sampel dengan pertimbangan bahwa jumlah tersebut sudah melebihi jumlah sampel minimal dalam penelitian (n=30).
    Teknik Pengumpulan Data
    Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian (Jogiyanto, 2004). Yaitu semua masyarakat yang pernah melihat iklan ESIA di media televisi dan pernah menggunakannya.
    Definisi Oprasioanal
    Persepsi Produk/Pesan
    Persepsi produk/pesan tertuju pada produk yang dibuat dalam komunikasi. Perhatian berfokus pada dua tipe respon yaitu argumen yang mendukung (support argument)dan argumen yang menentang (counter argument) (Belch dan Belch, 1995). Counter argument merupakan persepsi konsumen yang berkebalikan dengan pesan dalam iklan. Konsumen akan mengekspresikan ketidakyakinan dan ketidaksetujuan terhadap klaim dalam iklan mengenai produk. Konsumen lain ada yang mendukung argumen atau berpersepsi bahwa konsumen setuju atau sependapat dengan klaim dalam iklan. Argumen yang menolak berhubungan secara negatif dengan penerimaan pesan, semakin menolak pesan yang disampaikan maka penerimaan pesan juga akan semakin minimal. Sehingga indikasi bahwa pemrosesan informasi iklan berjalan efektif bila seorang konsumen memberikan argumen yang mendukung (support argument).
    b. Persepsi Terhadap Sumber/Model
    Persepsi sumber/model iklan tertuju pada sumber atau model yangmengkomunikasikan iklan. Respon paling kritis dari konsumen adalah penghinaan sumber/model atau persepsi negatif terhadap model. Hal ini akan mendorong penurunan penerimaan pesan. Umumnya ini terjadi ketika konsumen berpendapat bahwa model berkata tidak jujur atau membohongi sehingga konsumen kurang menerima apa yang model katakan. Persepsi terhadap sumber/model tidak selalu negatif. Konsumen yang bereaksi baik terhadap sumber/ model iklan menghasilkan persepsi yang baik atau mendukung model iklan. Pembuat iklan dapat menyewa seorang pembicara atau model yang disukai oleh konsumen sasaran untuk membawa efek atas pesan yang disampaikan.
    c. Persepsi Terhadap Iklan
    Persepsi ini meliputi reaksi terhadap faktor iklan seperti kreatifitas efek gambar, warna dan intonasi suara ( Belch dan Belch, 1995 ). Persepsi terhadap iklan dapat berupa tanggapan baik atau tidak baik. Hal ini penting karena efeknya pada sikap terhadap iklan dan juga merek secara langsung. Selain dengan ukuran suka tidak suka, reaksi afektif konsumen terhadap iklan, khususnya iklan komersial di televisi dapat diukur dengan pernyataan terhadap gaya, ide, produksi, audio pembuatan suatu iklan(Mehta, 1994). Reaksi ini akan ditransformasikan pada sikap terhadap merek dan minat beli konsumen.
    d. Sikap Terhadap Merek
    Sikap terhadap merek menurut Assael (2001) adalah kecenderungan yang dipelajari oleh konsumen untuk mengevaluasi merek dengan cara mendukung (positif) atau tidak mendukung (negatif) secara konsisten. Variable ini diukur dengan menggunakan dimensi sikap terhadap merek yaitu tentang pernyataan mental penerima pesan yang menilai positif atau negative, bagus-tidak bagus, suka-tidak suka, berkualitas-tidak berkualitas suatu produk (Assael, 2001 ).
    e. Sikap Terhadap Iklan
    Sikap terhadap iklan adalah cara konsumen mengenai sebuah iklan: sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut.. Assael (2001) mendefinisikan sikap terhadap iklan sebagai berikut ”Attitude toward the ad is the consumer`s predisposition to respond favorably or anfavorably to a particular ad”. artinya sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu.
    f. Minat Beli
    Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001). Mehta (1994: 66) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.
    Teknik Analisis Data
    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Structural Eqation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis fktor untuk mengstimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan (Hair et al, 1998). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program AMOS versi 4 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model struktural yang diusulkan.
    3.7 Uji Analisis
    Dalam analisis ini SEM, tidak ada uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai model (Hair et al., 1998), tetapi berbagai fit index yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi :
    a. Chi Square
    Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji apakah sebuah model yang sesuai dengan data. Chi Square sangat bersifat sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar. Oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. nilaiChi-squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005: 29).
    b. Goodness Of Fit Indeks (GFI)
    Indeks yang mnggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik.
    c. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)
    RMSEA merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi ssquare menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 dan 0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model (Gozali dan Fuad, 2005: 24).
    d. Adjusted Goodness Fit Of Index (AGFI) Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit Of Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom (Ghozali dan Fuad, 2005: 31). Analog dengan R2 pada regresi berganda. Nilai yang direkomendasikan adalah AFGI ≥ 0,90, semakin besar nilai AFGI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model.
    e. Tucker Lewis Index (TLI)
    TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan baseline model. TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model (Ghozali dan Fuad, 2005: 34). Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel.
    f. Normed Fit Index (NFI) Indeks ini juga merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model (Ghozali dan Fuad, 2005: 25). Nilai yang direkomendasikan adalah NFI ≥ 0,90.
    g. Comparative Fit Index (CFI)
    CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,90 (Ghozali dan Fuad, 2005: 34)
    h. Normed Chi Square (CMIN/DF)
    CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chisquare dibagi dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonius yang mengukur hubungan goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima adalah CMIN/DF
    DAFTAR PUSTAKA
    Assauri, Sofjan, SE MBA, 2002, Manajemen pemasaran, dasar, konsep, dan strategi. Jakarta.
    Kotler Philip, 2000, manajemen pemasaran edisi millennium, terjemahan, edisi kelima, jilid I dan II, PT. Prihalindo, Jakarta.
    Lamb, Hair Mc, Daniel, 2001 Manajemen pemasaran, erlangga, Jakarta

    Ricky, konsep yang ada di judulmu harus diperbaiki. kalau konsepnya iklan, maka yang dapat diamati adalah persepsi terhadap iklan itu, bukan pengaruhnya terhadap pembellian. Jadi hipotetisnya adalah kalau iklan efektif maka akan berdampak terhadap penjualan. Silahkan konsep di atas diperbaiki. Pak. Jo.

    Komentar oleh ricky andrianto | Februari 7, 2010 | Balas

  119. SYALOM PAK JO….
    Nama: BOY ROYEN VIKRI N
    NIM : C1B008105
    FAK/JUR : EKONOMI/ MANAJEMEN
    KELAS PAGI REGULER
    Saya mehasiswa reguler mengajukan tugas individu PROPOSAL SKRIPSI dengan judul
    ““ Apakah yang menjadi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan membeli produk bajakan ( Levi’s) dikota Jambi?”
    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Menurut Tri Rusmi Widayatun pengertian pemasaran adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
    Sedangkan Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
    Pemanfaatan merek-merek terkenal pada saat sekarang sudah mulai marak, hal tersebut tidak lain karena menjanjikan keuntungan besar yang akan didapat apabila mempergunakan merek terkenal dari pada menggunakan mereknya sendiri. Apalagi pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat sekarang ini, banyak produsen yang mensiasati dengan cara mengkombinasikan barang-barang bermerek yang asli dengan yang bajakan, karena bajakan tersebut secara fisik benar-benar mirip dengan yang asli.
    Produk-produk bermerek (luxrury good) asli tapi palsu (aspal) seperti baju, celana, jaket dan berbagai asesoris lainnya sangat mudah didapat dan ditemukan di kota-kota besar, peredarannyapun meluas mulai dari kaki lima sampai pusat pertokoan bergengsi. Salah satu daya tarik dari produk bermerek palsu memang terletak pada harganya yang sangat murah, sebagai contoh untuk produk celana Levi’s seri 501 yang asli berharga Rp. 200.000,- sedangkan di kaki lima untuk jenis yang sama bisa dibeli hanya dengan harga Rp. 45.000,-
    Banyak alasan mengapa banyak industri memanfaatkan merek merek terkenal untuk produk-produknya, salah satunya adalah agar mudah dijual, selain itu merek tak perlu repot-repot mengurus nomor pendaftaran ke Dirjen HaKI atau mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membangun citra produknya (brand image). Mereka tidak perlu repot repot membuat divisi riset dan pengembangan untuk dapat menghasilkan produk yang selalu up to date, karena mereka tinggal menjiplak produk orang lain dan untuk pemasarannya biasanya “Bandar” yang siap untuk menerima produk jiplak tersebut.
    Secara ekonomi memang memanfaatkan merek terkenal mendatangkan keuntungan yang cukup besar dan fakta dilapangan membuktikan hal tersebut, selain itu juga didukung oleh daya beli konsumen yang pas-pasan tetapi ingin tampil trendi. Jika dilihat dari sisi hukum hal itu sebenarnya tidak dapat ditolelir lagi karena Negara Indonesia sudah meratifikasi Kovensi Internasional tentang TRIPs dan WTO yang telah diundangkan dalam UU Nomor 7 Tahun 1994 sesuai dengan kesepakatan internasional bahwa pada tanggal 1 Januari 2000 Indonesia sudah harus menerapakan semua perjanjian-perjanjian yang ada dalam kerangka TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right, Inculding Trade in Counterfeit Good), penerapan semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam TRIPs tersebut adalah merupakan konsekuensi Negara Indonesia sebagai anggota dari WTO (Word Trade Organization).

    Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam dunia perdagangan dewasa ini merek adalah merupakan salah satu wujud karya intelektual manusia yang mempunyai peranan yang sangat menentukan karena penggunaan atau pemakaian merek pada perusahaan, tetapi juga mngandung aspek hukum yang luas baik bagi pemilik atau pemegang hak atas merek maupun bagi masyarakat sebagai konsumen yang memakai atau memanfaatkan barang atau jasa dari merek tertentu.
    Merek mempunyai peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan penanaman modal. Merek dengan bran imagenya dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan tanda atau daya pembeda yang teramat penting dan merupakan jaminan kualitas dari suatu produk, sebab merek (branding) menjadi semacam “penjual awal” bagi suatu produk kepada konsumen. Dalam era persaingan sekarang ini memang tidak dapat lagi dibatas masuknya produk-produk dari luar negeri ke Indonesia karena fenomena tersebut sebetulnya sudah jauh diprediksi oleh Kanichi Ohmae yang menyatakan “bahwa pada masa mendatang dunia tidak lagi bisa dibatasi oleh apapun juga” dan prediksi tersebut saat ini sudah nampak kebenarannya. Merek sebagai aset perusahaan akan dapat menghasilkan keuntungan besar bila didayagunakan dengan memperhatikan aspek bisnis dan pengelolaan manajemen yang baik. Dengan semakin pentingnya peranan merek maka terhadap merek perlu diletakan perlindungan hukum yakni sebagai obyek yang terhadapnya terkait hak hak perseorangan ataupun badan hukum.
    Dengan berkembangnya dunia perdagangan yang pesat dan sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara, tentunya akan memberikan dampak dibidang perdagangan terutama karena adanya kemajuan di bidang teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi yang mana sebagai bidang tersebut merupakan faktor yang memicu globalisasi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
    Dalam kenyataan merek terkenal biasanya didahului oleh reputasi dan good will yang melekat pada keterkenalan tersebut. Merek yang mempunyai “good will” yang tinggi akan mampu memberikan keuntungan yang luar biasa bagi perusahaan, meskipun sebetulnya merek adalah sesuatu yang tidak dapat diraba (intangible). Sebuah merek akan menjelma menjadi aset capital semata-mata hanya berdasarkan pada good will, oleh karena itu menurut Lendsford menyebutkan bahwa perusahaan yang telah memiliki reputasi merek yang tinggi (higher reputation) akan memilik aset kekayaan yang luar biasa hanya berdasarkan pada good will dari merek tersebut.
    Produk atau jasa yang bermerek saling lebih dahulu diiklankan dan dijual, walaupun produk atau jasa tersebut secara fisik belum tersedia di pasaran Negara tertentu. Media penyebaran dan periklanan modern menjadi semakin tidak di batasi oleh batas-batas nasional mengingat canggihnya komunikasi teknologi dan frekuensi orang bepergian atau mengadakan perjalanan melintas dunia. pemilik produk atau jasa yang bermerek banyak memanfatkan berbagai event-event yang banyak di tonton orang untuk memasarkan merek mereka sehingga orang yang melihat merasa tertarik untuk membeli produk atau meggunakan jasa dari suatu merek yang diiklankan tersebut.

    1.2 Perumusan Masalah

    Salah satu kriteria penting untuk mengetahui tentang keberhasilan perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya adalah dengan melihat kemampuan perusahaan tersebut untuk meningkatkan penjualannya. Semakin tinggi tingkat penjualan suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan baik.
    Pada produk Levi’s, dikota-kota besar seperti Jakarta dan Medan mengalami perkembangan volume penjualan yang terus meningkat dari tahun ketahun. Ini menunjukkan bahwa produk Levi’s sangat disukai dan digemari oleh konsumen. Hal ini mungkin disebabkan oleh produk Levi’s itu sendiri yang telah terbukti sesuai keinginan pasar. Walaupun agak mahal namun kualitasnya sangat baik.
    Namun kenyataannya tidak semua produsen dalam memasarkan produk Levi’s yang asli dan sesuai harapan konsumen. Dikota Jambi sendiri banyak tiruan produk levi’s yang beredar sangat bebas. Ini bisa mengurangi kepercayaan konsumen yang biasa membeli produk levi’s yang asli. Namun bagi konsumen yang tidak memasalahkan asli atau bajakan produk levi’s tetap membelinya. Karena konsumen seperti itu merasa bahwa dia harus memiliki produk levi’s yang terbaru.
    Dengan adanya pemikiran seperti itu, maka produsen harus membuat cara pendekatan kepada konsumen yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan produk levi’s itu sendiri. Produsen harus lebih jeli lagi dalam melihat pasar yang dituju karena ketatnya persaingan antar perusahaan sejenis ataupun perusahaan yang lain. Untuk itu produsen bisa memberikan diskon kepada pelanggan tetap yang sering membeli produk levi’s asli.
    Dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan pokok penelitian ini adalah : “ Apakah yang menjadi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan membeli produk bajakan ( Levi’s) dikota Jambi?”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Tujuan dari penelitian ini adalah:
    a. Untuk mengetahui gambaran tentang mengapa konsumen lebih tertarik dalam membeli produk bajakan levi’s dikota Jambi.
    b. Untuk menganalisis seberapa besar keinginan dan kepuasan konsumen dalam membeli produk bajakan (levi’s) dikota Jambi
    c. Mengetahui keunggulan produk bajakan sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk bajakan (levi’s) dikota Jambi

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
    a. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi perusahaan Levi’s dalam rangka menyempurnakan kegiatan memasarkan produk asli yaitu levi’s untuk di masa yang akan datang.
    b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian sejenis dan bahan perbandingan untuk masa yang akan datang.

    BAB II
    LANDASAN TEORITIS
    2.1 Definisi dan Konsep
    a. Manajemen
    Menurut stoner ( 1997, hal. 4), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    Menurut Swastha (1990, hal. 5) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan keingginan baik bagi pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
    b. Pemasaran
    Menurut Philip Kotler (1997, hal. 8), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai denagan pihak lain.
    Menurut William J. Stanton (1997, hal. 10), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan unutk merencanakan, menentukan harga yang mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.
    Menurut H. Nystrom
    Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
    Menurut Philip dan Duncan
    Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
    c. Analisis
    Analisis adalah sesuatu yang harus di teliti agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    d. Efektivitas
    Menurut T. Hani Handoko (1999, hal 7), efektivitas adalah kemampuan untuk
    mencapai tujuan dilihat dari akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.
    e. Menurut Philip Kotler (terjemahan Hendra dan Ronny, 1997, hal. 13), manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
    f. Produk
    produk adalah” Segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan tersebut benda, jasa, organisasi, tempat, orang, dan ide.”(Kotler 1997, hal. 37).
    g Marketing Mix
    Menurut Stanton (terjemahan Y. Lamarto, 1997). Marketing mix adalah kombinasi ndari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran prusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
    Menurut Philip Kotler (terjemahan Teguh Rusli, 1997), marketing mix adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang di pergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan.

    h. Harga
    Menurut Philip Kotler (terjemahan Teguh dan Rusli, 1997), harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dapat diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut orang atau perusahaan bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

    i. Promosi
    Menurut Saladin (1991), promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan unutk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi megenal sehingga menjadi pembeli yang tetap meningat produk tersebut
    j. Strategi
    Menurut Raujh & Glueck (1994,hal., 12), strategi adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui peraturan yang tepat oleh perusahaan.
    k. Pembajakan
    Pembajakan adalah “segala sesuatu atau kegiatan dimana didalamnya terdapat mengambil hak milik orang lain untuk dikonsumsi pribadi’.
    l. Bajak
    Bajak adalah” segala sesuatu dimana unutk memperolehnya bisa dengan mencuri atau mencontoh produk orang lain untuk ditiru agar dia dapat keuntungan secara pribadi”.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Pemasaran merupakan salah satu dari fungsi-fungsi pokok suatu usaha. Pemasaran merupakan cara yang ditempuh perusahaan dalam menentukan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen secara menguntungkan. Suatu perusahaan belum dapat dikatakan berorientasi pada pemasaran kalau sudah dikatakan mempunyai rencana pemasaran, apalagi kalau hanya punya bagian pemasaran saja. Yang terpenting adalah bahwa perusahaan memusatkan seluruh perhatian pada pasar dan apa yang di butuhkan oleh pelanggan yang ada sekarang serta calon pelanggan.
    Untuk mengetahui apakah pembeli puas atau tidak puas dapat dilihat dari umpan balik berupa tingkah laku setelah pembelian. Apabila konsumen puas, ia mungkin akan membeli lagi produk itu di lain waktu. Konsumen yang puas juga cenderung memberitahukan hal-hal yang baik mengenai produk itu kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat pemasar yang mengatakan bahwa”produk yang terbaik adalah konsumen yang merasa puas”.
    Para konsumen membentuk harapan-harapan mereka berdasarkan pesan-pesan yang mereka peroleh dari para penjual, teman atau sumber-sumber informasi lain, sehingga sebaiknya para penjual harus membuat atau memberikan keterangan-keterangan tentang produk mereka yang benar-benar asli bukannya tiruan sehingga mencerminkan prestasi produk yang sebenarnya agar pembeli terpuaskan.
    Bauran pemasaran (marketing mix) yang mencakup variabel-variabel produk, harga, promosi dan distribusi merupakan komponen dari kebijakn pemasaran yang sangat menentukan bagi kelangsungan afektivitas pemasaran perusahaan. Melalui penerapan bauran pemasarn yang tepat akan mampu memenuhi keinginan konsumen, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan baik. Adapun variabel-variabel bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

    a. Produk
    Menurut Swastha dan Irawan (1990, hal. 165) bahwa defenisi dari produk terkandung makna dan tujuan produk tersebut sebagai berikut:
    1. Memiliki sifat yang kompleks.
    2. Wujudnya bersifat dapat diraba maupun tidak dapat diraba.
    3. Memiliki bungkus, warna, harga dan prestise.

    Yang semuanya ditujukan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan
    keinginannya.
    b. Harga
    Salah satu variabel yang penting dalam pemasaran adalah harga karena mempunyai pengaruh yang kuat terhadap posisi persaingan perusahaan, bagian pasar perusahaan, hasil penjualan dan tingkat keuntungan perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap konsumen sedangkan pada bauran pemasaran,harga merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapatan. Variabel lainnya menyebabkan pengeluaran atau biaya.

    c. Promosi
    Promosi menurut Swastha dan Irawan (1990), adalah arus informasi atau persuasi suatu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    Untuk meningkatkan dan mengejar laba yang sebesar-besarnya perusahaan perlu mengadakan aktivitas promosi. Berhasil atau tidaknya promosi yang dilakukan perusahaan dapat terlihat dari besar kecilnya jumlah konsumen yang membeli produk perusahaan.

    Keunggulan/kelebihan dari membeli/memakai produk levi’s yang asli adalah sebagai berikut:
    1.Produk lebih Awet tahan lama (usia)
    2. Dapat dikoleksi sebagai hobi
    3. Tampilan bentuk dan warna lebih bagus
    4. Tidak rusak saat dicuci di mesin cuci ataupun yang lain
    5. Dapat dipakai lagi kapanpun
    6. Senang dan banggamemakai produk asli
    7. Mendukung orang-orang yang terlibat dalan industri asli
    8. Terhindar dari tipuan
    9. Bisa dijual lagi dengan harga mahal di masa depan
    10. Secara tidak langsung ikut serta program anti pembajakan
    Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan pembajakan adalah untuk mengukur minat dari konsumen unutk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
    1. Keunggulan Produk Bajakan:
    -Murah
    Ya iyalah, kalau produk bajakan pasti harganya murah kalau harganya mahal semua orang pasti berpikir beli produk asli saja, tidak usah repot-repot. Biar aman.
    -Mudah didapatkan
    Produk bajakan itu mudah didapatkan. Misalnya, Anda ingin membeli celana levi’s. Tinggal cari saja di pasar / pedagang kaki lima pasti dapat kok. Tidak usah jauh-jauh ke toko ataupun distro.

    2. Kekurangan Produk Bajakan:
    -Kualitasnya Jelek
    Kualitasnya Jelek dikarenakan menggunakan bahan kain murahan, sehingga beberapa kali pakai saja sudah rusak. Sedangkan Produk asli awet dipakai berkali-kali.
    -Sering disisipi kain yang cepat luntur
    Produk levi’s bajakan juga sering disisipi campuran kimia. Karena itu dibuat agar bisa menggunakan produk itu secara bebas.

    -Razia
    Razia, kalau ada razia produk bajakan. Bisa mati deh kita, namun banyak aparat yang ikut main dalam barang bajakan. Sehingga kita tidak terlalu was-was dalam membeli produk levi’s.
    Makin besar sebuh perusahaan, maka semakin banyak juga pelaku-pelaku industri untuk membajak produk yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa produk bajakan hampir diminati semua kalangan dari golongan atas sampai bawah. Karena produk asli dan bajakan agak sulit untuk dibedakan. Sehingga terkadang perusahaan yang produknya ditiru ataupun dibajak menjadi menurun penjualan dari produknya.
    Untuk itu berhasilnya sebuah produk terjual itu sangat tergantung dari daya tarik atau kemampuan untuk menarik minat calon pembeli. Bentuknya harus menarik sehingga pembeli akan merasa membutuhkan dan kemudian membeli. Berhubungan dengan itu maka perhatian ditujukan pada masalah bagaimana perusahaan meyakinkan ke konsumen bahwa produk yang dijualnya asli dan bukan barang bajakan.
    Untuk mengukur efektivitas produk asli ataupun barang bajakan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model yang dikembangkan oleh AC. Nielsen yang merupakan salah satu perusahaan peneliti pemasaran yang terkemuka di dunia( Damardi Durianto, Sugiarto, Anton Wachidin Widjaja dan Hendrawan Supratikno, 2003. Hal. 86). Yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu:
    1. Dimensi Empati (Empathy)
    Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu produk tersebut dan menggambarkan bagaimana konsumen melihatnya.
    2. Dimensi Persuasi (Persuasion)
    Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu produk tersebut untuk konsumen secara pibadi. Dengan begitu konsumen tidak merasa rugi membeli produk tersebut.

    3. Dimensi Dampak (Impact)
    Dimensi dampak menunjukan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dalam hal ini produk bajakan.
    4. Dimensi Komunikasi (Comunication)
    Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut bahwa produk asli lebih baik dari produk bajakan.

    Boy, kenapa harus meneliti merek bajakan, kenapa tidak meneliti merek LEVIS aja biar samplenya tk susah dicari.

    Komentar oleh BOY ROYEN VIKRI N | Desember 22, 2010 | Balas

    • syalom pak joh. Terima kasih pak sebelumnya saran yang telah BAPAK berikan. akan saya usahakan untuk mengerjakannya pak. Salam Sukses bwt kita semua pak,…

      Komentar oleh BOY ROYEN VIKRI N | Juni 7, 2011 | Balas

  120. Salam Pak Jo…

    Saya :
    Nama : Agung Surya
    NIM : ERC1B008020
    FAK/JUR : Ekonomi Manajemen
    Program Ekstensi (siang)
    Saya mengajukan tugas PROPOSAL SKRIPSI dgn judul :
    ” Analisis Tenaga Kerja CV.PANGAN SARI JAMBI ”

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Pada dasarnya keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan dalam mengkombinasikan sumber daya yang ada serta memanfaatkan semaksimal mungkin potensi sumber daya alam tersebut. Diantara sumber daya yang perlu diperhatikan adalah pegawai, karena pegawai sebagai salah satu sumber daya yang sangat penting disamping sumber daya yang lainnya seperti tanah, modal, tekhnologi dan lainnya.
    Pegawai dalam perusahaan merupakan sumber daya yang paling dominant, karena tanpa adanya pegawai-pegawai yang ahli dan terampil maka sumber daya yang lain tidak akan memberi hasil sebagaimana yang diharapkan oleh perusahaan, sebab perusahaan tidak dapat menjalankan kegiatannya secara efektif dan efesien bila jumlah tenaga kerja yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan.
    Seleksi tenaga kerja merupakan penentu dalam mendapatkan jumlah dan jenis tenaga kerja yang kualitatif sesuai dengan keinginan perusahaan. Seleksi tenaga kerja merupakan kunci pertama dalam menentukan tenaga kerja yang diterima. Seperti yang diketahui karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi perencanaan dan pelaku aktif dari setiap aktifitas organisasi. Mereka memiliki pikiran, perasana, status dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang heterogen yang dibawa kedalam perusahaan.
    Karyawan yang cakap, mampu dan terampil, belum menjamin produktivitas tenaga kerja yang baik, kalau moral dan kedisiplinannya rendah. mereka baru bermanfaat dan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi.
    Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, agar efektif dan efesien sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya, dengan demikian gairah kerja dan kedisiplinannya akan lebih baik serta efektif dan dapat menunjang terwujudnya tujuan perusahaan.
    Langkah awal dari perencanaan perusahaan berhubungan dengan penentuan spesifikasi jabatan atau kebutuhan kualitatif akan perusahaan penetapan jumlah orang yang dibutuhkan dan pencarian sumber-sumber personalia untuk mengisinya, setelah itu bagaimana memperoleh sumber-sumber personalia untuk melaksanakan pelbagai tugas organisasi.
    CV. PANGAN SARI Talang Duku adalah salah satu perusahaan yang bergerak pada penyedia makanan dan digunakan produknya bagi perusahaan lain sebagai penjamin penyedia makanan bagi karyawannya. CV. PANGAN SARI ini terletak daerah Talang Duku. Dalam mencapai tujuannya perusahaan ini tidak terlepas dari penggunaan tenaga kerja baik karyawan kantor, karyawan bagian dapur maupun yang lainnya.
    Perkembangan jumlah tenaga kerja CV. PANGAN SARI Talang Duku mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Data terakhir yang diperoleh sebagaimana tercantum pada tabel berikut :

    TABEL I. TINGKAT PERSENTASE PERUBAHAN TENAGA KERJA DAN PRODUKSI PADA CV. PANGAN SARI TALANG DUKU

    NO TAHUN Jumlah
    Tenaga Kerja Prod / Paket
    1 Pkt / 50 psi Persentasi Perubahan
    Tenaga Kerja Produksi
    01 1996 25 3000 – –
    02 1997 27 3450 9 15
    03 1998 35 4200 29.6 21.7
    04 1999 40 4700 14.2 11.9
    05 2000 47 4900 17.5 4.25
    06 2001 50 4750 6.38 (3.06)
    07 2002 65 4750 30 0
    Sumber CV. PANGAN SARI
    Peningkatan rata-rata per tahunnya sebesar 15.3%, disisi lain peningkatan produksi pertahunnya rata-rata selama tahun 1996 sampai dengan 2000 sebesar 13.21%, sedangkan pada tahun 2001 terjadi penurunan produksi sebesar 3.06% dari tahun sebelumnya. Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa setiap tahunnya tenaga kerja yang dibutuhkan terus meningkat.
    Seleksi merupakan langkah yang menjadi titik tolak berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya, jika karyawan yang diterima kompeten maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif mudah, sebaliknya, apabila karyawan yang diperoleh memang memenuhi syarat sulit bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Namun seleksi harus didasarkan pada prinsip apa baru siapa, artinya kita harus terlebih dahulu menetapkan pekerjaan-pekerjaannya yang berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Siapa artinya kita baru mencari orang-orang yang tepat untuk menduduki jabatan tersebut berdasarkan spesifikasi pekerjaan (job specification).

    Dari data yang ada terjadi ketimpangan pada perusahaan tersebut, yakni tingkat persentase karyawan terus meningkat namun produksinya menurun. Dengan begitu penulis merasa tertarik ingin meneliti apakah tenaga kerja yang ada dalam maksimal dalam bekerja atau terjadi kesalahan dalam Job Disription yang telah dilaksanakan oleh CV. PANGAN SARI Talang Duku tersbeut, maka dari itu penulis memilih judul skripsi “Analisis Proses Seleksi Tenaga Kerja Pada CV. Pangan Sari Talang Duku”.

    1.2. Rumusan Masalah
    Masalah utama yang dihadapi oleh setiap perusahaan selama perusahaan berjalan yakni ; masalah ketenaga kerjaan, hal ini perlu ada personalia yang mampu dan cakap. Dengan kata lain peranan personalia sangat penting untuk mencapai tujuan yagn digariskan.
    Perekrutan karyawan haruslah bijaksana artinya kebijaksanaan perekrutan haruslah untuk menarik pendaftar yang berkualitas dan membuat efisien, dapat diandalkan, dan keputusan-keputusan seleksi harus efektif. Kebijaksanaan perekrutan dimulai dengan mempertimbangkan cara terbaik untuk menarik pendaftar yang berkualitas. Perekrutan tenaga kerja harus benar-benar memenuhi standar kriteria yang disyaratkan/diinginkan perusahaan, sebab maju mundurnya perusahaan sangatlah ditentukan oleh karyawan/sumber daya manusia sebagai sumber penggerak utama, walaupun demikian sudah barang tentu faktor produksi lain tidak akan berkurang karenanya baik dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
    Pada perusahaan CV. PANGAN SARI Talang Duku peningkatan rata-rata produksi pertahunnya yakni dari tahun 1996 sampai dengan 2000 sebesar 13.21% dan baru pada tahun 2001 terjadip enurunan produksi sebesar 3.06% dari tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan tenaga kerjanya terjadi peningkatan tiap tahunnya. Tahun 1997 meningkat 8% tahun 1998 meningkat lagi sebesar 29.6%, dan meningkat sebesar 17.5% dan pada tahun 2001 meningkat sebesar 6.38%, ini menunjukkan tenaga kerja yang dibutuhkan pertahunnya akan terus meningkat walaupun tingkat produksinya menurun seperti yang terjadi pada tahun 2001 dan 2002. dengan demikian penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana seleksi tenaga kerja pada CV. PANGAN SARI Talang Duku yang ada di tanjung jabung barat tersebut tepatnya di Talang Duku.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
    1. Untuk memperoleh gambaran tentang proses seleksi tenaga kerja pada CV. PANGAN SARI Talang Duku
    2. Untuk melakukan analisis terhadap proses seleksi tenaga kerja pada CV. PANGAN SARI Talang Duku.
    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
    1. Dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam penyempurnaan proses seleksi tenaga kerja pada CV. PANGAN SARI Talang Duku.
    2. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
    3. Sebagai bahan referensi bagi penulis-penulis lainnya.

    1.4. Ruang Lingkup Penelitian
    Penelitian dilakukan dengan menggunakan fungsi-fungsi tenaga kerja yang meliputi :
    1. Proses penarikan tenaga kerja
    a. Analisis jabatan
    b. Sumber-sumber tenaga kerja
    2. Proses seleksi tenaga kerja

    BAB II

    Defenisi-Defenisi
    a.Manajemen
    Menurut Siswoto (1983 ; 45) adalah proses peminjaman dan melancarkan pekerjaan orang-orang uang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh tujuan yang diinginkan.
    b.Tenaga Kerja
    Menurut Musonif (1983 : 89) bahwa tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja pada suatu organisasi baik pada instansi pemerintah maupun swasta dengan memperoleh suatu balas jasa tertentu, dan dikatakan juga bahwa tenaga kerja dapat didefenisikan sebagai buruh (labaour), pegawai, karyawan, pekerja dan lainnya yang pada hakikatnya mempunyai maksud yang sama.
    c.Manajemen Personalia
    Heijrachman (1986 : 5) berpendapat bahwa manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dengan masyarakat.

    d.Pengertian Seleksi
    Defenisi Seleksi banyak dikemukakan oleh para ahli antara lain :
    1.Menurut Melayu Hasibuan
    Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan, seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan.
    2.Dale Yader (1981 – p 291)
    Menurutnya seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi dua bagian, yaitu yang akan diterima dan yang ditolak.
    3.R.S Dwivedi (1979 – p 236)
    Menurut seluruh konsep dari seleksi dan penempatan karyawan yang efektif dapat diharapkan mengurangi tingkat perputaran atau keluar masuknya karyawan.
    4.Milton M. Mandel
    Menurutnya seleksi adalah pemilihan karyawan secara cermat dan menempatkan karyawan baik secara fisik, mental, dan temperamen sesuai dengan pekerjaan yang mereka harapkan, membuat karyawan baru dapat berkembang sesuai keinginan mereka sehingga akan memperkecil jumlah karyawan yang tidak pada tempatnya.

    5.James A. F. Stoner (1978 – p497)
    Menurutnya proses seleksi meliputi penilaian dan penempatan diantara calon-calon pengisi jabatan. Aplikasi dari penilaian, wawancara, dan pengecekan referensi adalah yang bias digunakan dalam penempatan keputusan seleksi.
    Kesimpulannya, seleksi untuk setiap penerimaan karyawan baru harus dilakukan secara cermat, jujur dan objektif supaya diperoleh karyawan yang qualified dan penempatannya yang tepat sehingga pembinaan, pengembangan, pengendalian, dan pengaturan karyawan relatif mudah dalam mencapai sasaran yang diinginkan.
    e.Analisis Jabatan
    Analisis jabatan menurut Martoyo (1987 : 16) adalah suatu proses untuk membuat uraian pekerjaan sedemikian rupa, sehingga dari uraian tersebut diharapkan akan diperoleh keterangan yang diperlukan untuk menilai jabatan tertentu guna suatu keperluan, dan ini meliputi :
    a.Deskripsi jabatan
    b.Spesifikasi jabatan
    c.Seleksi
    d.Orientasi
    f.Penarikan Tenaga Kerja
    Penarikan tenaga kerja adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan. Menurut Edwin B. Flippo : arecruitment is the process of serching for prospective employes and stiulating the to apply for job in the organization (penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja didalam organisasi). Jadi penarika nadalah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan kerja yang ada pada suatu perusahaan.
    g.Kerja
    Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
    h.Buruh/Kuli
    Buruh/kuli adalah seseorang pekerja harian atau honorer yang bekerja dibawah perintah orang lain dan menerima balas jasa yang besarnya tertentu.

    Kerangka Teoritis
    Agar perusahaan mendapatkan tenaga kerja yang dapat diandalkan, proses pertama yang perlu dilakukan adalah menyelenggarakan penyeleksian tenaga kerja secara baik, karena kebijaksanaan suatu perusahaan tentang penyeleksian tenaga kerja mempunyai suatu tujuan pokok yakni agar perusahaan memilih tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan. Namun begitu juga dikethaui lebih dahulu sifat dan kondisi jabatan yang diperlukan dan tenaga kerja yang dimaksud, dengan kata lain perlu adanya analisis jabatan.

    <blockquote
    Agung harus dibaca ulang, proposal anda di atas cenderung ke bidang SDM bukan pemasaran.

    Komentar oleh Agung Surya | Januari 10, 2011 | Balas

    • Iya pak Jo. .saya akan memperbaiki tugas saya. .
      makasih pak Jo. .

      Komentar oleh Agung Surya | Januari 16, 2011 | Balas

  121. salam sejahtera pak jo…..
    maaf pak bru bis ngirim k Blog bapk,so d rmh lg kmaren ad acara….
    saya Junaldi Edlin Zikri
    Nim :C1B007079
    jurusan konsentrasi pemasaran
    anak pembimbing bapak saya ingin melampirkan perbaikan Proposal skripsi yang berjudul Analisis loyalitas konsumen terhadap pembelian pemakaian Fleksi Irit di Kota Jambi.
    BAB I PENDAHULUAN
    A.latar belakang penelitian
    Di era globalisasi seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa industri telekomunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya sarana telekomunikasi maka aktivitas komunikasi antar sesama manusia dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh jarak. Mereka dapat berhubungan dimanapun mereka berada dan kapanpun mereka inginkan. Persaingan antar operator telekomunikasi ponsel yang berbasis GSM dalam memperebutkan pelanggan makin ketat, saling merebut pasar dengan memberikan kualitas layanan dan produk serta fitur-fitur untuk menambah value dari masing-masing produknya. Persaingan semakin ketat dengan hadirnya TELKOMFlexi yang berbasis CDMA dalam bisnis telekomunikasi. Keberadaan operator CDMA menjadi ancaman baru bagi operator seluler berbasis GSM karena mereka bisa memberikan tarif yang lebih murah dan teknologi yang lebih canggih. Setiap perusahaan selalu berusaha agar semua produknya laku terjual dan menguntungkan. Tentu saja hal tersebut tidak akan memberikan kepuasan bagi konsumen apabila tidak didukung oleh infrastruktur dan service yang baik maka kepuasan pelanggan tidak akan tercapai, dan konsumen cenderung akan melakukan churn. Oleh karena itu, kepuasan konsumen harus diperhatikan, salah satunya adalah dengan cara memperhatikan setiap service point yang diberikan oleh masing-masing operator, khususnya TelkomFlexi. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah adanya persaingan dalam hal tarif antar operator. Mereka berlomba-lomba mendapatkan pelanggan yang banyak dengan cara memberikan tarif yang sangat murah, tetapi mereka kurang memperhatikan peningkatan kualitas pelayanan yang seharusnya mereka lakukan.

    Kualiatas pelayanan yang dimaksud adalah service point yang diberikan apakah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Service point adalah tempat pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk memudahkan pelanggan dalam mengatasi keluhan. Jadi hal lain yang perlu diperhatikan oleh operator khususnya TelkomFlexi adalah bagaimana cara memberikan kualitas service point yang sesuai atau melebihi customer expectation. Atas.dasar hal tersebut, kami melakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan service point yang diberikan TelkomFlexi apakah sesuai dengan harapan konsumen atau tidak. Pemilihan kota jambi khususnya di daerah kota jambi lebih didasarkan pada kemudahan akses yang dapat kami lakukan. Oleh karena itu kami mengambil judul “Kualitas Layanan Service Point TelkomFlexi di jambi
    Sejarah PT. TELKOM Indonesia tbk. sebagai sebuah perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia yang menyediakan layanan baru dengan teknologi terkini yaitu CDMA (Code Division Multiple Access). CDMA adalah teknologi akses voice dan data, dimana setiap user menggunakan code tersendiri yang unik dalam mengakses kanal frekuensi yang sama dalam sebuah sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter dicoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1.25 MHz (spread spectrum), kemudian pada sisi receiver dilakukan decoding sehingga didapatkan sinyal informasi yang dibutuhkan. PT TELKOM Indonesia tbk. melalui Divisi Fixed Wireless akan memanfaatkan CDMA sebagai telepon fixed wireless digital yang digunakan sebagai telepon rumah (fixed phone) dan telepon bergerak (mobility). Layanan fixed wireless berbasis CDMA diberi brand ” TELKOMFlexi ” sebagai telepon bergerak terbatas dalam satu area code, hal ini dimungkinkan karena ” TELKOMFlexi ” memiliki fitur limited mobility.
    Dewasa ini banyak perusahaan menggunakan konsep pemasarandengan tujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen atau berorientasi kepada konsumen. Kegiatan pemasaran harus dimulai dengan mengenalkan dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen kemudian merancang strategi pemasarannya. Hal ini sesuai dengan konsep pemasaran menurut kotler(2002,22) yang mengatakan bahwa konci untuk mencapai sukses tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan secara lebih efektif dibandingkan para pesaing. Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja dan mempertahannkan kelangsungan hidup perusahaan, hal ini sudah menjadi alasan utama bagi setiap perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka. Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa sekaligus,tetapi melalui beberapa tahap, mulai dan mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partner.
    Loyalitas atau menunjukkan kesetiaan menjadikan tantangan yang berat,tetapi pemasaran yang terampil dapat mempengaruhi memotivasi maupun prilaku bila produk atau jasa yang di tawarkan di desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Keberhasilan penjualan terjadi karena permintaan memang sudah ada atau lebih laten atau menunggu aktivasi oleh pemasaran yang tepat.
    Oleh karena itu penting bagi perusahaan fleksi untuk tetap mempertahankan keunggulan kompetitifnya dan dapat selalu membaca setiap kebutuhan dan keinginan sehingga dapat memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumennya.
    Untuk menjaga agar konsumen tetap loyal tehadap fleksi,fleksi meluarkan promosi – Flexi mengeluarkan kartu perdana baru dengan merek dagang Flexi Irit mulai Minggu (10/10/2010). Kartu perdana yang dibanderol Rp 1.999 (di luar PPN) tersebut berisikan pulsa sebesar Rp 2 ribu rupiah dengan memiliki keunggulan pada tarif irit untuk berkomunikasi suara penguna telkomsel dan telfon rumah, “Untuk pembicaraan ke pengguna Telkomsel dan telepon rumah dikenakan tarif Rp 49 per menit sejak menit pertama. Syaratnya pengguna cukup mengisi ulang Rp 5 ribu per minggu,” ungkap Executive General Manager Telkom Flexi. dengan meluncurkan kartu perdana anti tarif jebakan “FLEXI IRIT”
    Satu tarif nelpon irit Rp 49/menit, tidak hanya nelpon ke sesama Flexi, tetapi tarif irit ini bisa juga dipake nelpon lokal ke GSM Telkomsel, Telepon Rumah dan tanpa syarat apapun dari menit pertama. bisa sms ke semua operator juga semakin IRIT, dengan satu tarif Rp 49/SMS ke semua operator.
    Salah satunya cara yang dapat ditempuh oleh Fleksi Untuk mengetahui dan mempelajari loyalitas konsumen guna mencapai keberhasilan dan kemajuan perusahaan adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen dalam keputusan pembelian pemakaian kartu Fleksi. Berdasarkan pernyataan dan kondisi diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dibidang pemasaran khususnya mengenai loyalitas konsumen terhadap pembelian pemakaian Fleksi dan menuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:”Analisis loyalitas konsumen terhadap pembelian Pemakaian Fleksi Irit di Kota Jambi’’.

    B.Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian, permasalahan yang dapat dirumuskan memuaskan konsumen maka akan mengakibatkan turunnya jasa titipan. adalah sebagai berikut: – Bagaimana Loyalitas konsumen Terhadap kualitas layanan service point yang diberikan TelkomFlexi

    C.Tujuan Penelitian
    1.untuk mengetahui Loyalitas konsumen kualitas pelayanan /servis,Promosi yang di berikan telkom flexi.
    2.Untuk menganalisa loyalitas konsumen fleksi dahsyat Irit di kota jambi
    d. manfaat penelitian
    1.untuk mengetahui kepuasan pelanggan pengguna telkom flexi.
    2.mengukur layak atau tidaknya terhadap promosi tarif pulsa hemat pada flexi di kota jambi,sehingga memberika wawasan dan pengetahuan yang lebih dalam bagi penulis.
    3.Bagi akademis pene;litian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai analisis loyalitas konsumen terhadap Fleksi di KoTA Jambi.
    4. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian sejenis dan sebagai bahan pertandingan di masa mendatang.
    1.4 ruang lingkup penelitian.
    Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan latar belakang permasalahan yang di rumuskan.maka penelitian membatasi penelitian ini hanya pada loyalitas. Untuk dapat mengetahui loyalitas konsumen tersebut,maka penelitian ini melakukan survei terhadap responden yaitu konsumen yang melakukan pembelian Fleksi di beberapa konter-konter selular di kota jambi. Dengan aspek yang analisis adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pengguna Fleksi
    BABII
    TINJAUAN PUSTAKA
    Definisi-definisi
    2.1 landasan teori
    1Manajemen
    Menurut stoner (1988, hal.10) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan
    2. Pemasaran
    Pemasaran melebihi fungsi bisnis apapun, berkaitan dengan pelanggan. Pemasaran menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan. Inti pemikiran pemasaran adalah pemenuhan kepuasan pelanggan demi suatu keuntungan. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan
    Menurut kotler(2004:5)”pemasaran adalah suatu proses dan manajerial yang membuat inuvidu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan penukaran timbale balik produk dan nilai pada orang lain”.American Marketing Asosiation mendefinisikan pemasaran sebagai “suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi hingga distribusi barang-barang, ide-ide, jasa-jasa, untuk melakukan penukaran yang memuaskan individu dan lembaga-lembaganya” hal-hal pokok dalam definisi tersebut adalah
    1. ada perencanaan dan eksekusi di lapangan
    2. ada tahapan-tahapan yang di rumuskan
    3. melibatkan produk,harga,promosi dan distribusi.
    4. barang yang ditukarkan,baik produk Maupin jasa.
    5. pertukaran
    6. memuaskan konsumen dan institusinya
    3. Pemasaran Jasa dan karakteristik jasa
    Menurut kotler dalam “Marketing Manajemen ”,1994” sebagaimana oleh Tjipto (2000:6),” Jasa adalah setiap tindakan atu perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik ) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.produksi jasa bisa berhubungan produk fisik maupun tidak.
    Menurut kotler;terdapat keempat karakteristik pokok pada jasa yang membedakan dengan barang(2000:429-433).keempat karakteristik tersebut meliputi:
    a. Intangibility
    Jasa bersifat ini artinya tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, dcium, atau didengar sebelum di beli, sesuatu yang tidak dapat disentuh dan dirasa dan tidak dapat didefinisikan, diformulasikan
    b. Inseparability
    Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa
    c. Variability
    Jasa bersifat sangat variable karena merupakan nonstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
    d. Perishability
    Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama.
    Menurut Parasuraman dan kawan-kawan (dalam Fitzsimmons dan Fitzsimmons, 1994; Zeithaml dan Bitner, 1996), sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (1996, 2000 : 70), lima dimensi pokok kualitas jasa, yaitu terdiri dari:
    a. tangible
    Konsistensi penampilan pelayanan dan kehandalan pelayanan.
    b. Reliability
    Konsistensi penampilan pelayanan dan kehandalan pelayanan.
    c. Responsiviness
    Kesigapan dan kecepatan penyedia jasa dalam menyelesaikan masalah yang ada.
    d. Assurance
    Kemampuan dan ketrampilan petugas, keramahan petugas, tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dan faktor keamanan.
    e. Empathy
    kesediaan petugas untuk menanggapi keluhan konsumen, pemberian informasi yang dibutuhkan dan perhatian kepada konsumen
    .4.bauran pemasaran (marketing mix)
    Menurut kotler (2002: 18)”bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran”. Secara tradisional McChathy mengklarifikasikan alat-alat itu ditambah menjadi tiga komponen yaitu people, physical eviden,dan proses.
    a. Produk(product)
    kualitas rancangan,bentuk, merek dan kemasan produk. Bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Penawaran berwujud kepada pasar yang mencakup.

    b. Price(harga)
    Alat bauran pemasaran yang penting adalah harga, yaitu jumlah tertentu pelanggan harus bayar untuk mendapatkan barang atau jasa tertentu. Harga yang ditawarkan kepada pelanggan haruslah sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan
    c. Place (tempat)
    Pada dasar permasalahan tempat sangat erat hubungannya dengan masalah penyaluran produk/jasa dari pihak yang menawarkan pada pihak yang meminta.keputusan mengenai lokasi dan saluran meliputi pertimbangan mengenai cara penyampaian jasa kepada pelangan dan dimana jasa yang harus ditempatkan merupakan arti yang penting karena kemudahan pelanggan memperoleh jasa merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan.
    d. Promotion
    Promosi berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk yang dihasilkannya dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinnya (Kotler, 2004:79) Unsur promosi dalam bauran pemasaran memegang peranan penting dalam membantu mengkomunikasikan posisioning jasa kepada para pelanggan. dalam mengkomunikasikan/ mempromosikan produk yang dihasilkan kepada pasar tujuan, suatu perusahaan dapat mengkombinasikan instrumen –instrumen yang terdapat dalam bauran promosi.
    e. People(petugas jasa/orang)
    Adalah semua sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan yang terlibat dalam pemberian pelayanan dan mempengaruhi persepsi pelanggan( zeithaml,2004:467)baik atau tidaknya persepsi konsumen terhadap suatu jasa yang ditawarkan sangat tergantung pada pelayanan SDM/service Personel yang diberikan.
    f. Prosess(proses)
    Alat bauran komunikasi yang menjelaskan mengenai proses yang harus dilalui pelanggan untuk mendapatkan service. Dalam hal ini, perusahaan harus menentukan flow dan activities standarized dan number steps yang dilalui oleh para pelanggan untuk mendapatkan pelayanan tersebut.
    g. Physical evidence(bukti fisik)
    Merupakan lingkungan fisisk perusahaan jasa, dimana pelayanan diciptakan penyedia jasa dan konsumen berinteraksi dan berkomunikasi didukung oleh unsur-unsur tangible( Zeithaml, 2004:25). Dalam bisnis jasa,seorang pemasar harus berusaha mengimbangi dimensi intangible dengan menyediakan bukti fisik untuk menguatkan positioning, citra, dan mengembangkan produk surround(payne, 2001:164).
    5. Analisis
    Menurut Komarudin(1991:20)
    Analisis adalah kegiatan berfikir untuk mengelompokkan suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen yang dapat mengenali tanda-tanda komponen,hubungan satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan terpadu.

    6.Merek
    Menurut Kotler (2002:460) merek adalah “nama,istilah,tanda,simbol,rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut diatas, yang dimaksud untuk mengindentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakan dari produk pesaing.”

    7.Ekuitas merek
    Menurut ummul khair (2005)dalam Durianto,DKK (2005;111) adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang di berikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan.

    8.Produk
    Menurut kotler(2002:18) Produk(product)kualitas rancangan,bentuk, merek dan kemasan produk. Bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Penawaran berwujud kepada pasar yang mencakup.

    9.Brand Equity
    Menurut durianto (2001:4) Brand Equity adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek,nama,simbol yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang di berikan suatu produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pelanggan.
    10. Brand loyality \
    Menurut Aaker dalam durianto ( 2001:4) brand Loyality Mencerminkan tingkat keterkaitan konsumen dengan suatu merek.

    11.Konsumen
    Menurut Basu Swasta (1997;12) konsumen adalah induvidu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi pribadinya,atau konsumsi rumah tangganya.

    12.Kepuasan konsumen
    Menurut Gaspersz(1997;34)
    Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan,keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dipenuhi.
    Sedangkan kotler(2005;70)mendevinisikan kepuasan pelanggan sebagai berikut:
    Merupakan tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul membandingkan antarakinerja produk atau jasa yang diterima dengan kinerja atau jasa yang diharapkan.

    13.loyalitas
    Menurut Oliver (1996;392) Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk/jasa yang terpilah kembali atau melakukan pembelian ulangproduk/jasa terpiliah secara konsisten dimasa yang akan datang,meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan prilaku konsumen tetap setia terhadap produk.
    Menurut Oliver (1996;4) Loyalitas lebih mengacu pada wujud prilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa suatu perusahaan yang terpilih.

    2.2. kerangka teoritis
    Setiap perusahaan yang menghasilkan produk,barang atau jasa tidak akan berhenti kegiatan menghasilkan saja, tetapi juga brupaya bagaimana agar produk atau jasa tersebut bisa ketangan konsumen,maka diperlukan suatu tindakan atau usaha yang dapat menjamin proses penyampaian produk/jasa tersebut. Tindakan atau usaha ini disebut dengan pemasaran. Pemasaran bertujuan untuk pertukaran barang atau jasa yang dilakukan pembeli dan penjual dalam memenuhi kebutuhannya, penjual mendapatkan laba sedangkan pembeli mendapatkan kebutuhan.
    Oliver (1996;392) Loyalitas adalah komitmen pelanggan secara mendalam untuk berlangganan kembali melakukan pembelian secara berulang- ulang Produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk meyebabkan perilaku. Dalam konteks loyalitas, seseorang konsumen akan loyal apabila mereka telah mengalami titik kepuasan, umumnya harapan merupakan perkiraan dan keyakinan konsumen tentang apa yang diterimanya,harapan mereka di bentuk oleh pengalaman pembelian dahulu,komentar teman dan kelannya serta janji suatu perusahaan tersebut. Harapan-harapan konsumen dari waktu ke waktu berkembang dengan seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumen.
    Perusahaan dapat mengetahui loyalitas seseorang konsumennya melalui umpan balik yang di berikan oleh konsumen kepada perusahaan tersebut sehingga dapat menjadi masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi serta peningkatan loyalitas konsumen.
    Di dalm era globalisasi berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproeksi sama sekali tersebut, tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan-pelanggan yang loyal (gilbert;2000:178). Untuk itulah,perusahaan di tuntut untuk mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif,inovatif,serta efisien,sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan yang ada gilirannya nanti diharapkan “loyal ’ (javalg:1997:165). Memiliki konsumen yang loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan. Perusahaan di dalam kegiatan oprasionalnya yang akan terjadi dalam hal ini adalah sebagai aset perusahaan yang paling berharg. Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan,manfaat, dan jasa suatu peusahaan memperlakukan merek hanya sebagai nama, perusahaan tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangan satu kumpulan makna yang mendalam untuk merek adaalah mengembangan satu kumpulan makna yang mendalam untuk merek tersebut. Pemasar harus menentukan pada level mana akan menanamkan identitas merek..
    Mempromosikan merek hanya berdasarkan satu atau beberapa manfaat juga berisiko karena perusahaan pesaing muncul dengan berbagai macam keunggulan, lebih banyak manfaat suatu merek akan lebiah baik lagi bagi perusahaan tersebut.
    Merek dapat memiliki enam pengertian yaitu:
    1. Atribut,merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
    2. Manfaat atribut yang disandang merek mencerminkan manfaat yang ditawarkan kepada konsumen.
    3. Nilai,merek menyatakan nilai produsen.
    4. Budaya,merek menyatakan budaya tertentu.
    5. Kepribadian,merek mencerminkan kepribadian tertentu.
    6. Pamakai, merek menunjukkan jenis konsumen yang menggunakan produk tersebut atau dapat dikatakan menunjukkan kelas sosial.
    Merek yang kuat adalah merek yang memiliki ekuitas merek yang tinggi.menurut Acker dalam kotler (2002) ekuitas merek swmakin tinggi dengan semakin tingginya kesetian merek, kesadaran nama, mutu yang diyakini,hubungan merek yang kuat, dan aktivitas lainnya seperti hak paten,hak dagang,dan hubungan distribusi.
    Hanya sedikit pelanggan yang setia terhadap merek, menurut Aeker dalam buku kotler membedakan lima level sikap pelanggan mereka,dari yang terendah hingga tertinggi.
    1. Pelanggan akan menganti merek,terutama untuk alasan harga. Tidak ada kesetian merek.
    2. Pelanggan puas. Tidak ada alasan untuk berganti merek.
    3. Pelanggan puas dan merasa rugi bila menganti merek.
    4. Pelanggan menghargai merek itu dan menganggapnya sebagai teman.
    5. Pelanggan terikat pada merek.

    Tingkatan pelanggan menuju loyalitas menurut Syafrudin Chan (2003;34)
    1. Emas (gold) merupakan kelompok pelanggan yang memberikan keuntungan terbesar kepada perusahaan,pada berikut ini pelanggan yang selalu membeli dalam jumlah yang besar dari frekuensi pembeliannya tinggi.yang sensitif terhadap harga dan mereka loyal mengeluarkan uang untuk di masa yang akan datang.
    2. Perak ( Silver) adalah kelompok yang masih memberikan keuntungan yang besar walaupun posisinya masih di bawah gold. Mereka mulai memperhatikan tawaran potongan harga hal ini di karenakan merekan cenderung sensitive terhadap harga,mereka pun seloyal gold.
    3. Perunggu (Bronze) adalah kelompok ini paling besar jumlahnya mereka adalah kelompok Spending levelnya relatif rendah. Driver terkuatnya untuk bertransaksi semata-mata didorong oleh potongan harga yang besar sehingga mereka juga di kenal sebagai kelompok pemburu diskon.
    4. Besi ( Iron) adalah kelompok pelanggan yang bukannya menghasilkan keuntungan justru membebani perusahaan,tipe pelanggan seperti ini memiliki kecendrungan untuk meminta perhatian lebih besar dan cebderung bermasalah, membuat perusahan berfikir lebih baik menyingkirkan mereka dari daftar pelanggan.

    BAB III
    METEDOLOGI PENELITIAN
    3.1. Sifat da pendekatan penelitian
    Dalam penelitian ini metode pendekatan yang digunakan adalah causal research yaitu suatu metode yang berfungsi untuk membuat gambaran secara sistematis dan factual mengenai data-data yang dikumpulkan dari lapangan berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini, dimaksudkan untuk memperoleh gambaran umum mengenai variable-variabel yang mempengaruhi Loyalitas konsumen dalam menggunakan CDMA Flexi.
    3.2 Metode Penelitian
    3.3.1 Metode yang digunakan.
    Metode penilitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif yaitu:
    a) Pendekatan deskriptif yaitu pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan statusk terakhir dari subjek penilitian dan juga brupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi,yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada riset yang dilakukan.(kuncoro,2003:8)
    b) Pendekatan vertikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpilan data dilapangan.
    3.2.2 data dan teknik pengumpulan data.
    Teknik pengumpulan data berupa data kualitatif ada dua kelompok yaitu:
    a. data primer
    sumber data primer adalah data yang langsung memberikan data pada pengumpulan data. Dalam penilitian ini penulis menggunakan data premier berupa kuisioner. Kuisioner merupakan teknik data yang dilakukan dengan memberi seperangkat alat tulis kepada reponden untuk menjawab.

    b. data sekunder.
    Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penilitian ini,data yang diperoleh dari buku-buku, beberapa referensi( skripsi dan tesis), majalah, internet.
    Untuk menjabarkan variabel diatas secara lebih operasional maka akan ditampilkan dalam tabel – tabel berikut :
    Tabel 3.1
    Operasionalisasi Variabel
    Variabel X
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala
    Insentif jangka pendek yang ditawarkan kepada pelanggan dan perantara untuk merangsang pembelian produk.
    Promosi Berhadiah (Flexi Trendy Dahsyat)
    dirancang untuk mendorong peningkatan penggunaan jasa.
    (X1) Memperkenalkan pengeluaran Produk kartu perdana Rp 2000, Kartu perdana yang dibanderol Rp 1.999 (di luar PPN) tersebut berisikan pulsa sebesar Rp 2 ribu rupiah dengan memiliki keunggulan pada tarif irit untuk berkomunikasi suara ke pengguna Telkomsel dan telepon rumah. Cara ini dapat digunakan secara efektif untuk menambah keterlibatan dan kegembiraan dalam pengalaman jasa dan umumnya.
    (X2) “Untuk pembicaraan ke pengguna Telkomsel dan telepon rumah dikenakan tarif Rp 49 per menit sejak menit pertama. Syaratnya pengguna cukup mengisi ulang Rp 5 ribu per minggu,” ungkap Executive General Manager Telkom Flexi.
    (X3) Sedangkan untuk pelanggan lama Flexi, Triana mengatakan, tetap bisa menikmati bonus Rp 500 ribu setelah mengisi ulang Rp 5 ribu rupiah setiap minggunya. Caranya dengan mengetik 5 ribu dan kirim ke 123. Bonus yang akan diterima pelanggan adalah gratis Rp 350 ribu ke sesama Flexi, Rp 50 ribu ke Telkomsel, Rp 50 ribu ke telepon rumah, dan Rp 50 ribu untuk SMS.
    VariabelY
    Variabel Konsep Variabel Indikator Item Skala.
    a. Skala Pengukuran
    Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala ordinal,yaitu skala yang mengurutkan data dari tingkat paling rendah ke tingkat yang paling tingi atau sebaliknya dengan tidak memperhatikan internal data tersebut( husein Umar,2002:96).
    Telkom Flexi telah meluncurkan kartu perdana Rp 2000 yang di bandrol Rp1999 tersebut anti tarif jebakan “FLEXI IRIT” Satu tarif nelpon irit Rp 49/menit, tidak hanya nelpon ke sesama Flexi, tetapi tarif irit ini bisa juga dipake nelpon lokal ke GSM Telkomsel, Telepon Rumah dan tanpa syarat apapun dari menit pertama. bisa sms ke semua operator juga semakin IRIT, dengan satu tarif Rp 49/SMS ke semua operator.

    4 = SS (Sangat Setuju)
    3 = S (Setuju)
    2 = TS (T idak Setuju)
    1= STS (Sangat Tidak Setuju)
    b. Skala untuk Instrumen
    Dalam penelitian ini, skala untuk instrument yang digunakan adalah skala Likert. Menurut kinnear (1988) dan Husein Umar( 2002: 98), skala likert hubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu. Alternative pernyataan misalnya adalah setuju sampai tidak setuju,senang sampai tidak senang,puas smpe tidak puas atau baik sampe tidak baik.
    c. Model desain Kuisioner
    Model desin yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kuissioner tertutup, dimana setiap pertanyaan telah tersedia jwabannya sehingga responden dapat langsung memberikan tanda checklist(?) pada pilihan jawaban yang p[aling tepat,bentuk pertanyaan yang dibuat dalam kuisioner dibagi 3bagian yaitu:\
    1. Bagian A, pertanyaan mengenai profil dan pengalaman responden selama menggunakan flexi Irit
    2. Bagian B, pertanyaan ini tentang pengetahuan dan promo Flexi Irit
    3. Bagian C, pertanyaan ini mengenai loyalitas penggunaan.

    d.teknik sampling dan pengambilan sampling.
    • Populasi
    Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dpelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2005:72)
    • Teknik Sampling
    Desain sample yang digunakan dalam penilitian ini adalah desain non-probabilitas yaitu suatu teknik pengambilan sample dimana tidak semua populasi memiliki kesempatansama untuk menjadi calon responden atau sample. Untuk mengambil sample teknik yang digunakan adalah convesience sampling, dimana sample diambil bila orang yang kebetulan cocok sebagai sumber data.
    Menurut sekaran(2006:136) pengambilan sample yang mudah (Convenience Sampling) merupakan pengumpulan informasi dari anggota populasi dngan yang senang hati memberikannya. Sugiarto,eat.al,(2001:39) mengungkapkan bahwa di tinjau dari segi biaya dan waktu yang diperlukan, teknik sampling merupakan metode yang termurah dan hemat waktu.
    • Jumlah Sampel
    Jumlah sample ditentukan menggunakan rumus atau metode slovin karena,jumlah pengguna Flexi Trendy diketahui sebanyak xxx jiwa untuk di area jambi.
    Ukuran sample ( jumlah reponden ) ditentukan dengan menggunakan metode Slovin dengan rumus sebagai berikut:
    Dimana :
    n = Ukuran sample
    N = Ukuran populasi
    e = % kelonggaran ketidaktelitian
    jadi sample yang dibutuh kan adalah 100 r.esponden. jumlah responden ini akan diambil dilokasi yang terbesar di kota jambi. Pelanggan Flexi Irit di Jambi

    3.2.3 KARAKTERISTIK Responden
    Untuk mengetahui data karakteristik responden, maka telah dilakukan pengumpulan data pribadi pengguna yamaha mio antara lain meliputi jenis kelamin,umur, pendidikan, dan pekerjaan. Berdasarkan kuisioner yang di sebarkan sebanyak 100 buah, yang pengeluarannya dilakukan Khususnya dilingkungan Kota Jambi.
    3.2.4 Analisis hasil penilitian Loyalitas konsumen terhadap Fleksi.
    Dalam kerangka teoritis ini di kemukakan bahwa faktor-faktor yang dianalisis dalam loyalitas konsumen Fleksi Irit dari faktor harga,promosi,grapari atau tempat yang berdasarkan survei metode wawancara kepada responden tiap variabel yang diteliti tiap tabel tersebut memperlihatkan pada variabel yang di peroleh dari penjumlahan disetiap indicator/ item dari kuisioner untuk tiap variabel yang diteliti. Konsumen di katakan loyal atau pasif apabila nilai rata-rata pada pertanyaan tersebut yang rentang nilai¬¬ > 4, responeden dikatakan netral apabila nilai rata-rata pada pertanyaan tersebut berada pada rentang nilai 3,00-3,99 dan responden dikatakan negatif apabila nilai rata-rata pada pertanyaan tersebut berada pada rentang nilai 10, maka jumlah reponden diperlukan dalam uji coba kuisioner disarankan 30 orang.
    Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur derajat ketepatan, ketelitian, keakuratan yang tunjuk oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien dikatakan reliable bila Cronbach’S Alpa melebihi 0,7.
    Tingkat Keeratan Hubungan
    INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN
    1,00 – ,199 sangat rendah
    2,00 – 2,99 rendah
    3,00 – 3,99 sedang
    4,00 – 4,99 kuat
    5,00 sangat kuat

    Kesimpulan

    Menurut saya Judul skripsi ini di buat untuk mengetahui seberapa besar antusias konsumen terhadap ekuitas merek,brand terhadap produk ini.melakukan persaingan harga nominal pulsa dan harga kartu perdana yang tidak kalah murah dengan kartu GSM, bagi yang memakai HP FLEKSI yang kartunya GSM Fleksi,dan juga mengukur seberapa loyalitas kah konsumen promosi harga yang di berikan peruhaan Fleksi,Apalagi dengan keluarannya turunnya harga Perdana Rp 2000 termasuk PPN Rp 1999,dengan penetapan harga ini menarik perhatian konsumen harga psikologis Rp 1999,dan bersaing dengan Perdana yang lainnya.Fleksi memiliki tarif nelfon 49/menit dari menit pertama,dan memiliki tarif yang irit 49/menit untuk nelfon yang sesama telkom.dan memiliki tarif semua operator sms Rp 49.

    Bagaimana tanggapan pak JO Tentang Perbaikan pergantian judul yang mulanya pengambilan keputusan konsumen yang pak jo meyarankan mengganti judul menjdi Loyalitas konsumen terhadap pembelian pemakaian Fleksi Irit di Kota Jambi.apakah judul saya dapat meng ACC kan di lanjutkan k menjadi judul skripsi..

    Komentar oleh junaldi edlin zikri | Februari 6, 2011 | Balas

  122. salam sejahtera pak jo..
    NAMA : GIDEON DWI PRASETYO
    NIM : C1B009114
    KELAS : Manajemen G (PAGI)
    Metodhologi Penelitian (MEP)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
    2010

    Mengajukan judul proposal skripsi :
    “Analisis pengaruh kualitas pelayanan Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak (ANNISA) terhadap ibu-ibu yang ingin melahirkan”

    Maaf sebelumnya pak…… terima kasih

    Gideon judulnya dirobah sedikit: Analisis Kualitas Pelayanan Rumah Sakit Bersalin (Annisa) terhadap keputusan ibu memilih Rumah Sakit.

    Komentar oleh GIDEON DWI PRASETYO (C1B009114) | Januari 4, 2012 | Balas

  123. salam sukses bpk johanes
    NAMA : INDRA PRAMONO
    NIM :EC1BO1OOO2
    KELAS : MANAJEMEN (SORE)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI

    mengajukan judul proposal tentatif:
    ”kendala peralihan BBM bersubsidi ke gas pada kendaraan di wilayah provinsi jambi”

    sebelumnya saya mnta maaf pak…terima kasih

    Komentar oleh indra riky ski | Januari 6, 2012 | Balas

  124. salam sejahtera pak jo…
    NAMA: DONNI SARAGIH
    NIM: EC1B010020
    KELAS : MANAJEMEN (SORE)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI
    FAKULTAS EKONOMI
    UNVERSITAS JAMBI

    mengajukan judul proposal skripsi :
    ”upaya meningkatkan mutu dan kualitas pada pelayanan PT. BANK MANDIRI, Tbk di Jambi”

    sebelumny saya mnta maaf…terima kasih
    mengajukan

    Judulmu masih perlu diperbaiki, setidaknya ada dua variabel. Lihat judul yg sudah saya setujui.

    Komentar oleh adit | Januari 6, 2012 | Balas

  125. salam sukses bpk jhoanes….
    NAMA : INDRA PRAMONO
    NIM : EC1B010002
    MK : METODOLOGI PENELITIAN
    KELAS : MANAJEMEN (SORE)

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN EKSTENSI
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI

    mengajukan judul proposal skripsi :
    ”kendala peralihan BBM bersubsidi ke GAS pada kendaraan diwilayah provinsi jambi”

    sebelumnya mohon maaf dan terimaksih pak…..

    Kalau hendak mengamati BBM bersubsidi, coba lihat dari sisi pelanggannya. Misalnya, seberapa siap masyarakat tidak menggunakan yang bersubsidi. Ambi lokasi satu kecamatan saja.

    Komentar oleh indra riky ski | Januari 6, 2012 | Balas

  126. […] program ekstensi. Tugas manajemen stratejik. 1. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau … Download MEP (S1 pagi dan Program Ekstension) « Johannessimatupang … | […]

    Ping balik oleh HUBUNAN ANTARA PENERIMA PEER GROUP DAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA PROGRAM AKSELERASI TINGKAT SLTP, 08 | Contoh Skripsi | Januari 3, 2015 | Balas


Tinggalkan Balasan ke Arif Nugroho Batalkan balasan