Johannessimatupang’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Metode Penelitian S1: Pagi dan Sore


Halaman ini diperuntukkanuntuk peserta Kuliah Metode Penelitian Pemasaran (s1) pagi dan sore.

Ketentuan  mengikuti kuliah dan evaluasi.

1) Peserta diharuskan mengunduh bahan kuliah

2) Peserta secara perseorangan mempersiapkan  proposal tentatif  yg dimungkinkan menjadi  proposal Skripsi,   oleh karena itu  proposal tentatif menjadi syarat mutlak untuk memperoleh nilai akhir.

3) Semua proses perkuliahah, selain tatap muka di  kelas,   juga dilaksanakan pada halaman ini.

SUKSES BESERTA ANDA

Materi Kuliah.

Rumusah Masalah Metode Penelitian Pemasaran Rumusan Masalah 2010

Sampling Metode Penelitian Pemasaran Sampling Desember 2010

Menyusun Kuesioner Metode Penelitian Pemasaran Merancang Kuesioner 2011

Contoh KuesionerKuesioner (Perilaku Konsumen Terhadap Pola Hidup Hemat Enerji) Januari 2009

Soal Ujian Semester S1 Pagi Kumpulan Soal MEP Pemasaran (Januari 2011)

Soal Ujian Semester Ekstensi Ekstensi Soal MEP Pemasaran Januari 2011

 

TUGAS I.

S1. Ekstensi. Setiap  peserta  mengajukan judul, rumusan masalah, dari proposal tentatif yang akan  jadi bahasan selama  perkulihan. Diterima paling lambat 22 Desember 2010.

Desember 15, 2010 - Posted by | Uncategorized

177 Komentar »

  1. Salam Super pak joe,,,
    saya mahasiswa program ekstensi
    Ini merupakan tugas minggu lalu mengenai judul, rumusan masalah, dari proposal tentatif ?
    Nama : HARYANI NUR
    Nim : EC1B009019

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pemasaran perlu penanganan yang baik agar perusahaan mampu memasarkan barang maupun jasa kepada konsumen, sehingga akan tercapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Untuk mampu memasarkan barang hasil produksi dipasaran yang ada, pada umumnya pengusaha akan menghadapi beberapa masalah baik yang timbul dari luar perusahaan maupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Dalam melaksanakan kegiatan nya perusahaan selalu berorientasi pada keuntungan atau laba. Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan selalu dihadapkan dengan tantangan. Salah satu tantangan adalah dibidang pemasaran. Hal tersebut harus disikapi dengan cermat dan matang dalam mencari celah-celah pemasaran yang cocok bagi produk mereka, agar dapat berorienasi pada kebutuhan dan kepentingan konsumen yang akan menjadi sasaran penjualan perusahaan dalam menciptakan keunggulan pemasaran yang meliputi variabel pemasaran. Variabel-variabel pemasaran tersebut yaitu strategi produk, strategi harga, strategi promosi, strategi distribusi.
    Salah satu perusahaan yang melakukan kegiatan strategi bauran pemasaran adalah CV.Citra Kencana Azzahra. Dalam melakukan kegiatan penjualan produk di pasar perusahaan dihadapkan pada persaingan yang dilakukan usaha sejenis. Perusahaan dituntut agar mampu memasarkan produk yang diminati konsumen. Dari data perbandingan jumlah penjualan kursi CV.Citra Kencana Azzahra dengan usaha pesaing dari tahun 2005-2009 perkembangan nilai penjualan yang berfluktuasi cenderung mengalami penurunan. Penurunan nilai penjualan CV.Citra Kencana Azzahra perlu dianalisa, bagaimanakah pelaksanaan bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh CV.Citra Kencana Azzahra. Kenyataan diatas membuat penulis tertatarik untuk melakukan penelitian mengenai pelaksanaan bauran pemasaran yang dijalankan oleh CV.Citra Kencana Azzahra dan melaporkan hasilnya dalam bentuk skripsi dengan judul “ Analisis Pelaksanaan Bauran Pemasaran Kursi pada CV.Citra Kencana Azzahra”
    1.2 Rumusan Masalah
    Adanya penurunan perkembangan penjualan kursi yang terjadi pada CV.Citra Kencana Azzahra dapat mempengaruhi perolehan laba CV.Citra Kencana Azzahra karena biaya produksi setiap tahun semakin meningkat sehingga peningkatan produksi kursi hendaknya diikuti dengan perkembangan penjualan kursi. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka dapat mempengaruhi kelangsungan hidup CV.Citra Kencana Azzahra. Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan volume penjualan pada CV.Citra Kencana Azzahra yang relatif besar, maka dikemukakan rumusan masalah yaitu:
    Pelaksanaan bauran pemasaran produk, harga, promosi dan distribusi yang bagaimana yang dijalankan oleh CV.Citra Kencana Azzahra Jambi?

    Hariani, rumusan masalah seperti di atas lebih dekat ke rumusan masalah manajemen, bukan akademis. Rumuskan ulang rumusan masalah yang bersifat akademis silahkan diulang.

    Komentar oleh Haryani Nur | Desember 21, 2010 | Balas

    • selamat pagi pak Joe,,,terima kasih atas komentarnya
      Pak, ini merupakan hasil perbaikan dari rumusan masalah diatas :
      Adanya penurunan perkembangan penjualan kursi yang terjadi pada CV.Citra Kencana Azzahra dapat mempengaruhi perolehan laba CV.Citra Kencana Azzahra karena biaya produksi setiap tahun semakin meningkat sehingga peningkatan produksi kursi hendaknya diikuti dengan perkembangan penjualan kursi. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka dapat mempengaruhi kelangsungan hidup CV.Citra Kencana Azzahra. Hal ini haruslah disikapi dan perlu adanya perbaikan strategi bauran pemasaran yang dilaksanakan.
      Dari uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Bauran Pemasaran kursi pada CV.Citra Kencana Azzahra Jambi?

      Komentar oleh Haryani Nur | Desember 23, 2010 | Balas

  2. Nama : Sutriani
    Nim : EC1B009002
    Selamat sore Pak Joe
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester III
    Ini Tugas proposal tentatif :
    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar belakang
    Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia usaha, maka perusahaan dituntut untuk tidak hanya mampu menciptakan produk (barang/jasa) yang unggul, namun harus mampu memasarakan produknya pada sasaran yang tepat. Produk yang di paasarkan haruslah dapat memberikan kepuasan yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, sehingga konsumen akan memilih produk yang diharapkan dapat memberikan kepuasan konsumen.
    Salah satu usaha yang menyajikan makanan yaitu usaha rumah makan, usaha ini harus mampu bersaing untuk tetap eksis guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan berusaha menciptakan daya saing yang tinggi bagi para pesaingnya. Oleh karena itu, persaingan tidak hanya dilakukan dalam hal produk tetapi juga dari persepsi para konsumen. Untuk itu perusahaan harus mampu menarik minat dan loyalitas konsumen, diantaranya melalui kualitas pelayanan yang ditawarkan.
    Rumah makan cempaka sari merupakan salah satu industri jasa yang bergerak dibidang penyedia makanan. Rumah makan yang berdiri tanggal 10 Januari 2002 ini beralamat di jalan Jl Jendral Sudirman No 5 Thehok Jambi. Untuk diketahui, Rumah makan Cempaka Sari merupakan rumah makan cabang dari rumah makan Aroma cempaka yang sudah lama ada dikota jambi.
    Perkembangan jumlah konsumen Rumah Makan Cempaka Sari tergolong cukup pesat. Rumah Makan Cempaka Sari pada Tahun 2007 sebanyak 9.443 orang. Tahun 2008 jumlah konsumen meningkat menjadi 10.990 orang dengan selisih perkembangan 1.547 orang dibanding tahun 2007. Sedangkan tahun 2009 jumlah konsumen turun menjadi 10.728 dengan selisih 262 orang dibanding tahun 2008.
    Pelayanan merupakan bagian dari strategi pemasaran di rumah makan. Selain itu pelayanan atas jasa yang ditawarkan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pihak rumah makan, karena konsumen akan menilai mutu pelayanan jasa yang ditawakan. Setiap konsumen memiliki tingkat kepuasan berbeda, maka setiap konsumen mempunyai penilaian yang berbeda pula terhadap pelayanan yang mereka terima. Apabila konsumen telah membeli dan menikmati makanan/minuman namun keinginan untuk dilayani tidak terpenuhi, maka akan berakibat negatif terhadap pelanggan yang potensial setelah mendengarkan pendapat yang dilontarkan oleh konsumen terdahulu. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan jumlah konsumen. Manajemen harus berusaha memberikan pelayanan yang baik untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen, karena kepuasan konsumen merupakan tolak ukur dari kualitas pelayanan yang diberikan.
    Dari uraian tersebut, terlihat bahwa pentingnya persepsi konsumen dalam pengembangan strategi pemasaran rumah makan dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena pentingnya persepsi konsumen dalam fungsi pemasaran, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “ Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Di Rumah Makan Cempaka Sari Jambi”

    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
    1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan di rumah makan Cempaka Sari Jambi?
    2. Apakah persepsi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian jasa Rumah Makan Cempaka Sari Jambi?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah:
    1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Makan Cempaka Sari Jambi
    2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap pelayanan di Rumah Makan Cempaka Sari Jambi.

    Saudara Sutriani, rumah makan lebih mendekati bisnis di bidang pasar konsumen diamana produknya lebih dekat dg barang, bukan jasa. Karena salah satu syaratnya adalah bahwa konsumen dapat menyaksikan makanan yang akan dikonsumsi atau yang dibawa pulang. Jadi teori Jasa tidak tepat. Selanjutnya untuk rumusan masalah jangna gunakan kata kerja “mengetahui” tingkatannya terlalu rendah, pengantinya gunakan “menjelaskan”. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh Sutriani | Desember 21, 2010 | Balas

    • Siang Pak joe
      saya Ucapkan Trimaksih komentar dari bapak?
      ini perbaikan dari teori yang kurang tepat kemarin..
      saya mencoba menganalisis pada perilku Keluhan pada Pelanggan nya pak?

      1.1 Latar Belakang
      Rumah makan Cempaka Sari merupakan usaha perseorangan yang bergerak dalam bidang industri jasa makanan masakan padang, Jumlah pengunjung setiap bulannya mengalami fluktuasi,hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan pelayanan yaitu :
      1.Menyediakan produk makanan sesuai dengan selera konsumen (Cita Rasa)
      2.Menyediakan ruangan yang nyaman,menggunakan meja makan atau lesehan
      3.lokasi yang strategis
      4.Menyediakan masakan khas padang yang mempunyai rasa tersendiri
      5.Melayani pesanan antar alamat
      6.Porsi makanan yang disajikan proposional
      7.Harga yang disediakan terjangkau oleh masyarakat

      Walapun komponen pelayanan telah dijalankan semaksimal mungkin,perusahaan harus tetap memberikan dan mempertahakan pelayanan yang tebaik kepada pelanggannya.
      Seiring dengan jumlah pengunjung yang juga berfluktuasi ,dimungkinkan pula terjadinya keluhan pelanggan disebabkan pelayanan yang diberikan belum memenuhi harapan mereka
      Munculnya keluhan pelanggan dapat disebabkan oleh harapan, kepentingan, dan keinginan pelanggan yang belum terpenuhi,keluhan pelanggan dapat diutarakan melalui tindakan yang dilakukan antara lain dengan diam saja atau kemungkinan melakukan komplain.
      Dengan mengetahui keluhan yang dirasakan oleh pelanggan, maka pihak rumah makan Cempaka Sari dapat mengakhiri keluhan pelayanan yang diberikan,
      Bertolak dari keadaan ini, penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Perilaku Keluhan Pelanggan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi”

      1.2 Perumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
      1. Bagaiman Perilaku keluhan pelanggan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi?
      2. Bagaimana pengaruh menganalisis perilaku keluhan pelanggan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi?

      Sutriani temukan dulu referensi tentang munculnya variabel yg dikemukakan di atas. Silahkan diperbaiki.

      Komentar oleh Sutriani | Desember 30, 2010 | Balas

      • Selamat pagi pak joe
        trimaksih udah membaca tugas proposal tentatif saya,,
        ini referensi tentang munculnya variabel yg dikemukakan di atas?

        Dari data (sumber : Rumah Makan Cempaka Sari) diketahui bahwa ,dari tahun 2008 ke 2009 semua keluhan mengalami kenaikan dan penurunan. Untuk Keluhan Kenyamanan tempat makan naik sebesar 4.6 % (428-449),keluhan terhadap lokasi rumah makan naik sebesar 5,5 %(18-19), keluhan terhadap rasa turun sebesar 6,4 %(167-156), keluhan terhadap harga turun sebesar 21,3 %(193-159) keluhan terhadap kulaitas produk turun sebesar 13,7%(157-138),keluahan terhadap porsi makanan naik sebesar37,%(111-178), dan untuk keluhan pelayanan turun 5,2 %(18-19).
        Dari jumlah keseluruhan pengunjung tahun 2008 yaitu 10.990 pelanggan yang melayangkan keluhan nya 1.092 pelanggan. Tahun 2009 jumlah seluruh pelanggan yaitu 10.728 pelanggan yang menyampaikan keluhan secara langsung kerumah makan Cempaka Sari 1.118 pelanggan.
        Dari data terlihat bahwa jumlah keluhan mengalami peningkatan, peningkatan keluhan mengidentifikasi bahwa rumah makan Cempaka Sari masih mempunyai kelemahan dalam pelayanan kepada pelanggan. Informasi keluhan pelanggan sangat dibutuhkan agar dapat melakukan antisipasi secepatnya oleh pihak rumah makan terhadap keluhan pelanggan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan citra rumah makan cempaka sari.
        Dari keterangan diatas diketahui bahwa kinerja rumah makan Cempaka sari belum sempurna dalam usaha memuaskan para pelanggannya. Komponen pelayanan untuk pelanggan yang diberikan pihak rumah makan belum memberikan kepuasan kepada pelanggan, sehingga muncul keluhan – keluhan dari pelanggan. Akan tetapi keluhan yang masuk tersebut hanya keluhan dari sedikit pelanggan. Pelanggan yang lain tidak menyampaikan keluahannya secara langsung kepada pihak rumah makan atas ketidakpuasan yang mereka rasakan.
        Bertolak dari keadaan ini, penulis melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Perilaku Keluhan Pelanggan Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi”
        1.2 Perumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
        1. Bagaiman Perilaku keluhan pelanggan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi?
        2. Bagaimana pengaruh menganalisis perilaku keluhan pelanggan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Makan Cempaka Sari Jambi?

        Komentar oleh Sutriani | Januari 3, 2011

  3. BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah
    Kepuasan konsumen tidak bisa lepas dari manajemen produsen yang baik. Semakin baik manajemen yang dilakukan oleh produsen dalam menghasilkan produk untuk digunakan konsumen, maka akan semakin banyak konsumen yang akan menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena pada saat ini masyarakat pemakai sudah semakin pintar dalam memilih barang yang berkualitas. Karena berkembangnya teknologi yang semakin cepat, maka semakin banyak konsumen mendapatkan informasi untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan kualitas yang baik.
    Konsumen selalu menginginkan barang-barang yang berkualitas baik agar mendapatkan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsinya. Karena barang-barang yang ditawarkan dipasaran semakin banyak dan beraneka ragam dengan kualitas dan harga yang bersaing, maka konsumen akan semakin teliti dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Pola makan yang semakin beragam, dan kebutuhan asupan gizi yang semakin tinggi, membuat para konsumen harus semakin pintar dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi. Karena pada saat ini banyak sekali beredar makanan yang tidak sehat dan maraknya penipuan akan suatu barang.
    Kebiasaan buruk konsumen yang sulit untuk dirubah seperti dalam memilih barang, seperti konsumen cenderung lebih memilih barang dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang rendah dari pada barang dengan harga yang lebih mahal dengan kualitas yang terjamin baik. Pola pikir konsumen yang seperti itu harus dirubah oleh para produsen dengan cara membuat atau menghasilkan barang dengan kualitas yang selalu baik. Karena pada saat ini masih banyak produsen yang sengaja membuat dan menghasilkan barang dengan kualitas yang buruk agar harga bisa lebih murah dari pada barang lainnya.
    Paradigma awal yang harus dirubah adalah paradigma produsen yaitu, dengan modal yang sekecil-kecilnya tetapi mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Yang salah bukan paradigmanya, melainkan persepsi produsen yang keliru. Bukan berarti dengan modal yang sekecil-kecilnya kita harus mengenyampingkan masalah kualitas barang yang diproduksi. Tetapi seharusnya produsen tetap memperhatikan kualitas barang yang mereka produksi, agar komsumen yang mengkonsumsi barang terebut merasa puas.
    Apabila konsumen merasa puas dengan kualitas barang yang mereka konsumsi, maka otomatis mereka akan selalu menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena bukan hanya harga yang menjadi daya tarik konsumen, kualitas barang juga menjadi daya tarik konsumen dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Seperti halnya peternak ayam petelur di Kota Madya Kerinci, kecamatan Tanah Kampung yaitu pak Junaidi. Pak Junaidi yang selalu dibantu oleh istrinya dalam mengurus peternakan ayam petelur miliknya menggunakan manajemen yang baik dalam mengelola usaha ternak ayam petelur miliknya. Pak Junaidi selalu memperhatikan hal-hal yang akan mempengeruhi kualitas dari telur-telur yang dihasilkan. Beliau selalu memperhatikan kualitas ayam petelur yang akan menghasilkan telur-telur yang baik, makanan ayam petelur, kandang tempat produksi ayam petelur, keberihan kandang, pola makan ayam petelur dan juga kesehatan ayam-ayam petelur tersebut. Karena makanan ayam, kebersihan kandang dan juga kesehatan ayam akan mempengaruhi kualitas produksi telur.
    Ayam petelur diberi makan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan kandang dibersihkan satu kali dalam seminggu. Untuk ayam petelur yang digunakan adalah ayam ras yang berumur empat bulan dua minggu dan apabila ayam petelur tersebut telah berumur dua tahun maka ayam tersebut tidak lagi digunakan untuk memproduksi telur. Ayam yang tidak digunakan lagi sebagai ayam petelur bisa dijual karena masih dalam kondisi yang baik, hanya saja ayam tersebut tidak bagus lagi dalam memproduksi telur.
    Pak Junaidi memiliki empat ratus ayam petelur dan dalam satu hari, ayam-ayam tersebut bisa menghasilkan 300 telur. Telur-telur tesebut dikumpulkan selama satu minggu dan dipilih telur-telur yang berkualitas baik, baru kemudian telur-telur tersebut dijual kepada tengkulak yang akan menjual kembali telur-telur tersebut kepasaran.
    Tetapi salah satu hal yang menghambat dalam perkembangan usaha ini adalah beredarnya telur-telur dengan harga yang murah tetapi dengan kualitas yang rendah. Karena masih banyak konsumen yang tidak sadar dengan kualitas barang yang mereka beli. Mereka lebih tertarik dengan harga yang murah dari pada kualitas yang baik. Padahal kita bisa melihat dengan jelas perbedaan telur berkualitas rendah dengan telur berkualitas tinggi. Bentuk fisik telur yang berkualitas baik lebih besar dari telur yang berkualitas rendah.
    Seharusnya ada peraturan standar yang mengatur mengenai standar kualitas barang yang diproduksi. Agar barang yang berkualitas tinggi tidak kalah dengan barang yang ditawarkan dengan harga rendah. Sehingga barang-barang yang ditawarkan pada konsumen adalah barang yang memiliki kualitas yang baik.
    Karena Kerinci terletak didaerah dataran tinggi, maka mayoritas profesi penduduk setempat adalah bercocok tanam dan berternak. Maka persaingan semakin ketat dengan adanya banyak peternak lainnya.
    Menelaah permasalahan di atas “pengaruh kualitas barang terhadap hasil penjualan dan kepuasan konsumen”, seakan-akan pandangan penulis mengenai kualitas barang yang dipasarkan pada saat ini sangat tidak sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju dan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut, yang nantinya akan diwujudkan dalam sebuah tulisan yang berjudul : “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap Hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen (Studi terhadap Usaha Ternak Ayam Petelur di Kecamatan Tanah Kampung, Kota Kerinci)”

    B. Rumusan Masalah
    Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu :
    1. Apa saja kendala dalam menghasilkan telur yang berkualitas?
    2. Bagaimana menjaga kualitas telur dengan baik?
    3. Bagaimana cara pemasaran telur hasil produksi dengan persaingan pasar yang ketat ?
    4. Mengapa telur dengan harga yang murah dengan kualitas yang rendah lebih diminati konsumen?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
    1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
     Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi peternak ayam petelur untuk menghasilkan telur ayam yang berkualitas.
     Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga agar kualitas telur yang dihasilkan selalu baik.
     Untuk mengetahui kiat-kiat khusus atau cara pemasaran telur dengan keadaan persaingan pasar yang semakin meningkat.
     Mengetahui apa penyebab telur yang lebih murah dengan kualitas yang rendah banyak diminati konsumen.
    2. Kegunaan Penelitian
    Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :
    a) Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur manajemen usaha agar berkembang dengan baik
    b) Untuk memberitahukan pada masyarakat dan penulis inti sari “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen”.
    c) Untuk memberi pengetahuan pada konsumen agar dapat memilih barang yang berkualitas baik.
    d) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

    Komentar oleh Andi Syofyan | Desember 21, 2010 | Balas

  4. Nama : Andi Syofyan
    NIM : ERC1B 008104
    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah
    Kepuasan konsumen tidak bisa lepas dari manajemen produsen yang baik. Semakin baik manajemen yang dilakukan oleh produsen dalam menghasilkan produk untuk digunakan konsumen, maka akan semakin banyak konsumen yang akan menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena pada saat ini masyarakat pemakai sudah semakin pintar dalam memilih barang yang berkualitas. Karena berkembangnya teknologi yang semakin cepat, maka semakin banyak konsumen mendapatkan informasi untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan kualitas yang baik.
    Konsumen selalu menginginkan barang-barang yang berkualitas baik agar mendapatkan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsinya. Karena barang-barang yang ditawarkan dipasaran semakin banyak dan beraneka ragam dengan kualitas dan harga yang bersaing, maka konsumen akan semakin teliti dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Pola makan yang semakin beragam, dan kebutuhan asupan gizi yang semakin tinggi, membuat para konsumen harus semakin pintar dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi. Karena pada saat ini banyak sekali beredar makanan yang tidak sehat dan maraknya penipuan akan suatu barang.
    Kebiasaan buruk konsumen yang sulit untuk dirubah seperti dalam memilih barang, seperti konsumen cenderung lebih memilih barang dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang rendah dari pada barang dengan harga yang lebih mahal dengan kualitas yang terjamin baik. Pola pikir konsumen yang seperti itu harus dirubah oleh para produsen dengan cara membuat atau menghasilkan barang dengan kualitas yang selalu baik. Karena pada saat ini masih banyak produsen yang sengaja membuat dan menghasilkan barang dengan kualitas yang buruk agar harga bisa lebih murah dari pada barang lainnya.
    Paradigma awal yang harus dirubah adalah paradigma produsen yaitu, dengan modal yang sekecil-kecilnya tetapi mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Yang salah bukan paradigmanya, melainkan persepsi produsen yang keliru. Bukan berarti dengan modal yang sekecil-kecilnya kita harus mengenyampingkan masalah kualitas barang yang diproduksi. Tetapi seharusnya produsen tetap memperhatikan kualitas barang yang mereka produksi, agar komsumen yang mengkonsumsi barang terebut merasa puas.
    Apabila konsumen merasa puas dengan kualitas barang yang mereka konsumsi, maka otomatis mereka akan selalu menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena bukan hanya harga yang menjadi daya tarik konsumen, kualitas barang juga menjadi daya tarik konsumen dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Seperti halnya peternak ayam petelur di Kota Madya Kerinci, kecamatan Tanah Kampung yaitu pak Junaidi. Pak Junaidi yang selalu dibantu oleh istrinya dalam mengurus peternakan ayam petelur miliknya menggunakan manajemen yang baik dalam mengelola usaha ternak ayam petelur miliknya. Pak Junaidi selalu memperhatikan hal-hal yang akan mempengeruhi kualitas dari telur-telur yang dihasilkan. Beliau selalu memperhatikan kualitas ayam petelur yang akan menghasilkan telur-telur yang baik, makanan ayam petelur, kandang tempat produksi ayam petelur, keberihan kandang, pola makan ayam petelur dan juga kesehatan ayam-ayam petelur tersebut. Karena makanan ayam, kebersihan kandang dan juga kesehatan ayam akan mempengaruhi kualitas produksi telur.
    Ayam petelur diberi makan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan kandang dibersihkan satu kali dalam seminggu. Untuk ayam petelur yang digunakan adalah ayam ras yang berumur empat bulan dua minggu dan apabila ayam petelur tersebut telah berumur dua tahun maka ayam tersebut tidak lagi digunakan untuk memproduksi telur. Ayam yang tidak digunakan lagi sebagai ayam petelur bisa dijual karena masih dalam kondisi yang baik, hanya saja ayam tersebut tidak bagus lagi dalam memproduksi telur.
    Pak Junaidi memiliki empat ratus ayam petelur dan dalam satu hari, ayam-ayam tersebut bisa menghasilkan 300 telur. Telur-telur tesebut dikumpulkan selama satu minggu dan dipilih telur-telur yang berkualitas baik, baru kemudian telur-telur tersebut dijual kepada tengkulak yang akan menjual kembali telur-telur tersebut kepasaran.
    Tetapi salah satu hal yang menghambat dalam perkembangan usaha ini adalah beredarnya telur-telur dengan harga yang murah tetapi dengan kualitas yang rendah. Karena masih banyak konsumen yang tidak sadar dengan kualitas barang yang mereka beli. Mereka lebih tertarik dengan harga yang murah dari pada kualitas yang baik. Padahal kita bisa melihat dengan jelas perbedaan telur berkualitas rendah dengan telur berkualitas tinggi. Bentuk fisik telur yang berkualitas baik lebih besar dari telur yang berkualitas rendah.
    Seharusnya ada peraturan standar yang mengatur mengenai standar kualitas barang yang diproduksi. Agar barang yang berkualitas tinggi tidak kalah dengan barang yang ditawarkan dengan harga rendah. Sehingga barang-barang yang ditawarkan pada konsumen adalah barang yang memiliki kualitas yang baik.
    Karena Kerinci terletak didaerah dataran tinggi, maka mayoritas profesi penduduk setempat adalah bercocok tanam dan berternak. Maka persaingan semakin ketat dengan adanya banyak peternak lainnya.
    Menelaah permasalahan di atas “pengaruh kualitas barang terhadap hasil penjualan dan kepuasan konsumen”, seakan-akan pandangan penulis mengenai kualitas barang yang dipasarkan pada saat ini sangat tidak sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju dan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut, yang nantinya akan diwujudkan dalam sebuah tulisan yang berjudul : “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap Hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen (Studi terhadap Usaha Ternak Ayam Petelur di Kecamatan Tanah Kampung, Kota Kerinci)”

    B. Rumusan Masalah
    Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu :
    1. Apa saja kendala dalam menghasilkan telur yang berkualitas?
    2. Bagaimana menjaga kualitas telur dengan baik?
    3. Bagaimana cara pemasaran telur hasil produksi dengan persaingan pasar yang ketat ?
    4. Mengapa telur dengan harga yang murah dengan kualitas yang rendah lebih diminati konsumen?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
    1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
     Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi peternak ayam petelur untuk menghasilkan telur ayam yang berkualitas.
     Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga agar kualitas telur yang dihasilkan selalu baik.
     Untuk mengetahui kiat-kiat khusus atau cara pemasaran telur dengan keadaan persaingan pasar yang semakin meningkat.
     Mengetahui apa penyebab telur yang lebih murah dengan kualitas yang rendah banyak diminati konsumen.
    2. Kegunaan Penelitian
    Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :
    a) Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur manajemen usaha agar berkembang dengan baik
    b) Untuk memberitahukan pada masyarakat dan penulis inti sari “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen”.
    c) Untuk memberi pengetahuan pada konsumen agar dapat memilih barang yang berkualitas baik.

    Andi Syofyan, gunakan bahasa akademis dan bedakan rumusan masalah manajemen dan rumusan akademis. Diperbaiki, sekali lagi.

    Komentar oleh Andi Syofyan | Desember 21, 2010 | Balas

    • selamat malam pak jo,
      ini perbaikan tugas saya.
      Rumusan masalah :
      1. Apakah pengaruh kualitas barang terhadap hasil penjualan dan kepuasan konsumen ?
      2. Bagaimana strategi untuk meningkatkan surplus dengan kondisi persaingan pasar yangketat?

      Andi, kalau ingin tetap bertahan pada kasus telur berkualitas, maka rumusan masalahnya harus menggambarkan itu. Setelah rumusan masalah diganti ternyata tak ada kelihata ada perubahan. Artinya, ada sesuatu yang harus dipikir matang: 1) kasusnya apakah tetapi telur, 2) atau ambil masalah lain, bukan telur. Karena kalau masalah telur agak jauh dari bidang ilmu pemasaran, kecuali bidang yang akan diteliti adalah pemasaran telur. Silahkan dipikir ulang.

      Komentar oleh Andi Syofyan | Desember 28, 2010 | Balas

      • Rumusan masalah :
        1. Apakah kendala dalam memasarkan telur-telur yang berkualitas dengan persaingan pasar yang semakin ketat?
        2. Bagaimana cara memasarkan telur yang berkualitas dengan maraknya beredar telur-telur yang kurang memenuhi standar kualitas yang baik dengan harga yang murah?

        Andi, coba dikaji lebih jauh, fenomena apa yg teramati. Misalnya persepsi konsumen tentang telur, persaingan antar pengusaha telur dll. Itu perlu untuk memeriksa keranga teori yang berkenaan dg masalah yang dijadikan fokur yg dikenal dg “research problem”

        Komentar oleh andi syofyan | Desember 30, 2010

      • Selamat malam Pak Jo, ini perbaikan tugas saya.

        BAB I
        PENDAHULUAN

        A. Latar Belakang
        Dalam era globalisasi seperti saat ini, jenis usaha sudah sangat beragam dan persaingan juga telah semakin ketat antar pengusaha. Kita harus kreatif dan inovatif agar dapat menciptakan suatu produk atau jasa yang diminati oleh konsumen. Produk barang atau jasa yang kita tawarkan harus sesuai dengan perkembangan zaman dan juga kebutuhan konsumen pada saat ini.
        Selain selalu inovatif, kreatif dan menjaga kualitas barang yang kita hasilkan dalam menciptakan produk barang atau jasa, hal yang perlu kita perhatikan agar usaha yang kita buat dapat berkembang dan diminati oleh konsumen adalah memilih pasar yang tepat dan juga media pemasaran yang baik. Kita harus menetapkan siapa yang menjadi sasaran pasar kita. Selain itu kita juga harus menyiapkan strategi untuk dapat menembus pasar saat ini, karena persaingan sangat ketat.
        Shop online adalah salah satu cara pemasaran yang saat ini sedang marak digunakan oleh para pengusaha. Mereka memasarkan barang-barang yang mereka jual melalui media online. Salah satu shop online yang menggunakan media online untuk dapat memasarkan produk mereka adalah toko Monzninoen. Sasaran pasar mereka adalah para remaja. Karena pada saat ini para remaja sangat akrab dengan dunia maya atau internet dan salah satunya adalah facebook dan twitter.
        Mereka menjelaskan detail barang yang mereka tawarkan dengan memperlihatkan foto, ukuran, kualitas dan juga harga barang. Monzninoen shop gencar melakukan promosi barang yang mereka tawarkan dengan memberikan barang dengan kualitas baik dengan harga yang lebih murah. Mereka juga memberikan kemudahan dalam pemesanan, pengiriman dan juga pengiriman barang. Mereka bekerjasama dengan jasa pengiriman seperti Tiki dan JNE.
        Menurut penulis, masalah strategi pemasaran barang atau jasa melalui media online sangat menarik untuk diamati. Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis mengenai “ Analisa Strategi pemasaran barang dan jasa melalui media online “.

        B. Rumusan Masalah
        Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
        1. Bagaimana strategi pemasaran barang melalui media online?
        2. Apa kendala yang dihadapi dalam pemasaran melalui media online?

        C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
        1. Tujuan penelitian :
        a) Untuk mengetahui strategi pemasaran melalui media online
        b) Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam pemasaran melalui media online dan bagaimana cara mengatasinya.
        2. Manfaat penelitian :
        a) Untuk menambah wawasan mengenai pemasaran melalui media online.
        b) Sebagai masukan untuk para pengusaha yang menggunakan media online sebagai media pemasaran barang atau jasa.

        Komentar oleh Andi syofyan | Januari 6, 2011

  5. Nama : Andi Syofyan
    NIM : ERC1B 008104
    Mahasiswa program ekstensi semester V

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah
    Kepuasan konsumen tidak bisa lepas dari manajemen produsen yang baik. Semakin baik manajemen yang dilakukan oleh produsen dalam menghasilkan produk untuk digunakan konsumen, maka akan semakin banyak konsumen yang akan menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena pada saat ini masyarakat pemakai sudah semakin pintar dalam memilih barang yang berkualitas. Karena berkembangnya teknologi yang semakin cepat, maka semakin banyak konsumen mendapatkan informasi untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan kualitas yang baik.
    Konsumen selalu menginginkan barang-barang yang berkualitas baik agar mendapatkan kepuasan dalam menggunakan atau mengkonsumsinya. Karena barang-barang yang ditawarkan dipasaran semakin banyak dan beraneka ragam dengan kualitas dan harga yang bersaing, maka konsumen akan semakin teliti dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Pola makan yang semakin beragam, dan kebutuhan asupan gizi yang semakin tinggi, membuat para konsumen harus semakin pintar dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi. Karena pada saat ini banyak sekali beredar makanan yang tidak sehat dan maraknya penipuan akan suatu barang.
    Kebiasaan buruk konsumen yang sulit untuk dirubah seperti dalam memilih barang, seperti konsumen cenderung lebih memilih barang dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang rendah dari pada barang dengan harga yang lebih mahal dengan kualitas yang terjamin baik. Pola pikir konsumen yang seperti itu harus dirubah oleh para produsen dengan cara membuat atau menghasilkan barang dengan kualitas yang selalu baik. Karena pada saat ini masih banyak produsen yang sengaja membuat dan menghasilkan barang dengan kualitas yang buruk agar harga bisa lebih murah dari pada barang lainnya.
    Paradigma awal yang harus dirubah adalah paradigma produsen yaitu, dengan modal yang sekecil-kecilnya tetapi mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Yang salah bukan paradigmanya, melainkan persepsi produsen yang keliru. Bukan berarti dengan modal yang sekecil-kecilnya kita harus mengenyampingkan masalah kualitas barang yang diproduksi. Tetapi seharusnya produsen tetap memperhatikan kualitas barang yang mereka produksi, agar komsumen yang mengkonsumsi barang terebut merasa puas.
    Apabila konsumen merasa puas dengan kualitas barang yang mereka konsumsi, maka otomatis mereka akan selalu menggunakan atau mengkonsumsi barang tersebut. Karena bukan hanya harga yang menjadi daya tarik konsumen, kualitas barang juga menjadi daya tarik konsumen dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi.
    Seperti halnya peternak ayam petelur di Kota Madya Kerinci, kecamatan Tanah Kampung yaitu pak Junaidi. Pak Junaidi yang selalu dibantu oleh istrinya dalam mengurus peternakan ayam petelur miliknya menggunakan manajemen yang baik dalam mengelola usaha ternak ayam petelur miliknya. Pak Junaidi selalu memperhatikan hal-hal yang akan mempengeruhi kualitas dari telur-telur yang dihasilkan. Beliau selalu memperhatikan kualitas ayam petelur yang akan menghasilkan telur-telur yang baik, makanan ayam petelur, kandang tempat produksi ayam petelur, keberihan kandang, pola makan ayam petelur dan juga kesehatan ayam-ayam petelur tersebut. Karena makanan ayam, kebersihan kandang dan juga kesehatan ayam akan mempengaruhi kualitas produksi telur.
    Ayam petelur diberi makan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan kandang dibersihkan satu kali dalam seminggu. Untuk ayam petelur yang digunakan adalah ayam ras yang berumur empat bulan dua minggu dan apabila ayam petelur tersebut telah berumur dua tahun maka ayam tersebut tidak lagi digunakan untuk memproduksi telur. Ayam yang tidak digunakan lagi sebagai ayam petelur bisa dijual karena masih dalam kondisi yang baik, hanya saja ayam tersebut tidak bagus lagi dalam memproduksi telur.
    Pak Junaidi memiliki empat ratus ayam petelur dan dalam satu hari, ayam-ayam tersebut bisa menghasilkan 300 telur. Telur-telur tesebut dikumpulkan selama satu minggu dan dipilih telur-telur yang berkualitas baik, baru kemudian telur-telur tersebut dijual kepada tengkulak yang akan menjual kembali telur-telur tersebut kepasaran.
    Tetapi salah satu hal yang menghambat dalam perkembangan usaha ini adalah beredarnya telur-telur dengan harga yang murah tetapi dengan kualitas yang rendah. Karena masih banyak konsumen yang tidak sadar dengan kualitas barang yang mereka beli. Mereka lebih tertarik dengan harga yang murah dari pada kualitas yang baik. Padahal kita bisa melihat dengan jelas perbedaan telur berkualitas rendah dengan telur berkualitas tinggi. Bentuk fisik telur yang berkualitas baik lebih besar dari telur yang berkualitas rendah.
    Seharusnya ada peraturan standar yang mengatur mengenai standar kualitas barang yang diproduksi. Agar barang yang berkualitas tinggi tidak kalah dengan barang yang ditawarkan dengan harga rendah. Sehingga barang-barang yang ditawarkan pada konsumen adalah barang yang memiliki kualitas yang baik.
    Karena Kerinci terletak didaerah dataran tinggi, maka mayoritas profesi penduduk setempat adalah bercocok tanam dan berternak. Maka persaingan semakin ketat dengan adanya banyak peternak lainnya.
    Menelaah permasalahan di atas “pengaruh kualitas barang terhadap hasil penjualan dan kepuasan konsumen”, seakan-akan pandangan penulis mengenai kualitas barang yang dipasarkan pada saat ini sangat tidak sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju dan kebutuhan konsumen yang semakin meningkat. Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk meneliti hal tersebut, yang nantinya akan diwujudkan dalam sebuah tulisan yang berjudul : “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap Hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen (Studi terhadap Usaha Ternak Ayam Petelur di Kecamatan Tanah Kampung, Kota Kerinci)”

    B. Rumusan Masalah
    Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu :
    1. Apa saja kendala dalam menghasilkan telur yang berkualitas?
    2. Bagaimana menjaga kualitas telur dengan baik?
    3. Bagaimana cara pemasaran telur hasil produksi dengan persaingan pasar yang ketat ?
    4. Mengapa telur dengan harga yang murah dengan kualitas yang rendah lebih diminati konsumen?

    C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
    1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
     Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi peternak ayam petelur untuk menghasilkan telur ayam yang berkualitas.
     Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga agar kualitas telur yang dihasilkan selalu baik.
     Untuk mengetahui kiat-kiat khusus atau cara pemasaran telur dengan keadaan persaingan pasar yang semakin meningkat.
     Mengetahui apa penyebab telur yang lebih murah dengan kualitas yang rendah banyak diminati konsumen.
    2. Kegunaan Penelitian
    Adapun kegunaan penelitian ini yaitu :
    a) Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang bagaimana cara mengatur manajemen usaha agar berkembang dengan baik
    b) Untuk memberitahukan pada masyarakat dan penulis inti sari “Pengaruh Kualitas Barang Terhadap hasil Penjualan dan Kepuasan Konsumen”.
    c) Untuk memberi pengetahuan pada konsumen agar dapat memilih barang yang berkualitas baik.

    Komentar oleh Andi Syofyan | Desember 21, 2010 | Balas

  6. salam sukses pak joe,
    saya mahasiswa manajemen program ektensi,
    ini tugas minggu lalu tentang, proposal tentatif
    Nama : Septian reni sn
    Nim : ECIB009005

    BAB 1
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Penjualan Sepeda Motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan penjualan sepeda motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.
    1.4 Manfaat Penelitian
    a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Jambi dalam meningkatkan pelayanan penjualan untuk di masa yang akan datang.
    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan pelayanan penjualan.

    Septian, anda telah mengusulakan satu variabel pemasaran yaitu pelayanan purna jual, tuga berikutnya adalah menemukan variabel lain, misalnya dg kepuasan, loyalitas, dll yg menjadi variabel dependen. Sedangkan variabel pelayanan purna jual adalah variabel independen. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh SEPTIAN RENI SN | Desember 21, 2010 | Balas

    • Pagi pak joe
      terima kasaih sudah mengomentari tugas saya.
      ini perbaikan tugas saya pak, saya juga mengganti judul, dari tugas saya ini

      1.1. Latar Belakang Penelitian
      Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
      Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
      Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
      Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
      Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
      PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
      Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PURNA JUAL PADA PT. SABANG RAYA MOTOR CABANG JAMBI.

      1.2. Perumusan Masalah
      Dalam menghadapi persaingan PT. Sabang raya motor Cabang Jambi. Aktivitas penjualan kendaraan juga dituntut mengembangkan usahanya dalam bentuk aktivitas pelayanan purna jual demi memberikan kepuasan pada konsumen.
      Secara teori pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen setelah pembelian yang meliputi penyediaan suku cadang produk, penyediaan tenaga mekanik atau ahli, pemberian jaminan melayani konsumen dalam hal penawaran dan perbaikan produk.
      Adanya kenaikan dan penurunan penerimaan dari aktivitas pelayanan service kendaraan purna jual bidang di pengaruhi dari pelaksanaan kualitas pelayanan service kendaraan purna jual yang di berikan dan disediakan oleh PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi ditujukan kepada kepuasan konsumen guna mencapai target penjualan dan laba yang diharapkan.
      Bertitik tolak dari uraian diatas maka dirasa perlu dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan purna jual yang dilaksanakan pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : “ Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sutan Kasim Cabang Jambi “.

      1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
      1.3.1. Tujuan Penelitian
      a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi
      b. Untuk menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi

      1.3.2. Manfaat Penelitian
      a. Hasil penelitian itu dapat memberikan konstribusi yang dapat digunakan sebagai bahan dan informasi untuk merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan pelayanan service kendaraan purna jual PT. Sutan Kasim Cabang Jambi dimasa yang akan datang.
      b. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat memperoleh kesesuaian fakta dilapangan dengan teori yang ada. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi peneliti lainnya yang terkait dengan pelaksanaan puma jual dengan midel pendekatan lain.

      Komentar oleh SEPTIAN RENI SN | Januari 6, 2011 | Balas

      • Pagi pak joe
        terima kasaih sudah mengomentari tugas saya.
        ini perbaikan tugas saya pak, saya juga mengganti judul, dari tugas saya ini

        BAB I
        PENDAHULUAN

        1.1. Latar Belakang Penelitian
        Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
        Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
        Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
        Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
        Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
        PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerinci, Merlung, dsb.
        Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PURNA JUAL PADA PT. SABANG RAYA MOTOR CABANG JAMBI.

        1.2. Perumusan Masalah
        Dalam menghadapi persaingan PT. Sabang raya motor Cabang Jambi. Aktivitas penjualan kendaraan juga dituntut mengembangkan usahanya dalam bentuk aktivitas pelayanan purna jual demi memberikan kepuasan pada konsumen.
        Secara teori pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen setelah pembelian yang meliputi penyediaan suku cadang produk, penyediaan tenaga mekanik atau ahli, pemberian jaminan melayani konsumen dalam hal penawaran dan perbaikan produk.
        Adanya kenaikan dan penurunan penerimaan dari aktivitas pelayanan service kendaraan purna jual bidang di pengaruhi dari pelaksanaan kualitas pelayanan service kendaraan purna jual yang di berikan dan disediakan oleh PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi ditujukan kepada kepuasan konsumen guna mencapai target penjualan dan laba yang diharapkan.
        Bertitik tolak dari uraian diatas maka dirasa perlu dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan purna jual yang dilaksanakan pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : “ Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang raya motor Cabang Jambi.

        1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
        1.3.1. Tujuan Penelitian
        a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi
        b. Untuk menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi

        1.3.2. Manfaat Penelitian
        a. Hasil penelitian itu dapat memberikan konstribusi yang dapat digunakan sebagai bahan dan informasi untuk merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan pelayanan service kendaraan purna jual PT. Sabang raya motor cabang Jambi dimasa yang akan datang.
        b. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat memperoleh kesesuaian fakta dilapangan dengan teori yang ada. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi peneliti lainnya yang terkait dengan pelaksanaan puma jual dengan midel pendekatan lain.

        Komentar oleh SEPTIAN RENI SN | Januari 6, 2011

  7. Selamat pagi pak Johanes,
    Salam sejahtera dan sukses selalu
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester 3 (tiga)
    Nama : Nopliyanti
    NIM : EC1B009018
    Tugas : Metodelogi Penelitian

    Judul
    Analisis Distribusi BBM Bersubsidi Pada PT. Pertamina (persero) Upms II Depot Jambi

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1. Latar belakang
    Kesuksesan suatu usaha sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menjual barang yang diperdagangkan sesuai dengan taregt yang telah yang diterapkan dalam rencana sebelumnya, didalam kegiatan perusahaan penjualan hanya merupakan salah satu fungsi pemasaran, namun demikian sasaran akhir dari suatu pemasaran tidak lain barang laku terjual sehingga perusahaan memperoleh laba.
    Didalam kegiatan pemasaran selalu berkaitan dengan variabel – variabel marketing Mix atau bauran pemasaran yaitu produk, Harga, promosi, dan Distribusi dimana antara satu Variabel dengan Variabel lainnya perlu dikoordinasikan agar perusahaan dapat melakukan kegiatan pemasarannya. Oleh karena itu agar barang laku terjual danmenguntungkan, maka kegiatan pemasaran perlu menggunakan manajemen dengan baik.
    Bauran pemasaran yang ada dalam perusahaan ini harus dikelola dengan memanfaatkan secara optimal semua sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Upaya untuk mengelola bauran pemasaran dikenal dengan manajemen pemasaran.
    Distribusi mempunyai peranan yang penting didalam pemasaran suatu produk. Walaupun produk berkualitas, harga tepat promosi gencar, tidak akan laku jika barang tersebut tidak dapat diperoleh konsumen pada saat barang yang dibutuhkan dan ditempatkan yang nyaman buat mereka untuk membelinya, barang harus didistribusikan dengan baik.
    PT. Pertamina (Persero) Upms II Depot Jambi, Direktorat pemasaran dan niaga yang mengelola BBm, BBK & BBMP bagi konsumen dan luar. Negeri berkewajiban serta bertanggung jawab dalam menjamin jumlah dan mutu produk yang dipasarkan kepada konnsumen. Yang dimaksud BBM dalam hal ini adalah Bensin, Preimium, Korosen ( Minyak Tanah), Solar, Minyak Diesel, Minyak Bakar, baik yang diproduksi oleh kilang PT. Pertamina (Persero) maupun yang impor dari luar negeri dan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan produk BBK adalah Pertamax, pertamax plus, dan Pertamax dex, yang merupakan produk dari kilang PT. Pertamina (Persero) dan spesifikasi dirjen Migas dan produk BBMP adalah Avtur dan Avgas.
    Prinsip penetapan harga BBM selain memperhatikan harga keekonomian BBM, pemerintah perlu juga menjaga stabilitas Ekonomi sepenjang tahun anggaran, terutama pada saat menghadapi krisis Ekonomi dunia, harga BBM ditetapkan pada tingka yang dianggap sesuai dengan tujuan untuk menjaga/meningkatkan daya beli masyarakat dan mendukung kegiatan sektor Riil, namun tetap perlu dijaga stabilitasnya untuk menciptakan kepastian Ekonomi dan menjaga kepercayaan pelaku Ekonomi, harga BBM yang bersubsidi telah ditetapka oleh pemerintah 30% dari harga minyak dunia.
    2. Perumusan Masalah
    PT. Pertamina (persero) Upms II Depot Jambi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang distribusi BBM dan NON BBM. Dilihat dari sistem kinerja kerja pada PT. Pertamina (Persero) Upms II Depot Jambi yang menggunakan Online Sales Distribusi Sistem yang sama jaringannya seperti inetrnet yang sering terjadi gangguan jaringan yang diakibatkan oleh cuaca pada saat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsiumen yang datang mengorder minyak baik yang datang dari SPBU, APMS, dan Order Elpiji.
    Yang menjadi permasalahan pokok disini adalah :
    “ Bagaimana Distibusi dilakukan oleh PT.Pertamina (Persero) Upms II depot Jambi dalam menyalurkan BBM bersubsidi”?

    Nopliyanti, penelitian dg judul yang anda buat ini telah ada. Saya menyarnkan, misalnya bagaimana persepsi konsumen terhadap “pertamina pasti pas” atau slogan lainnya “dimulai dari nol” terhadap kepuasan pelanggan khususnya dalam berbagai ukuran kepuasan. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh nopliyanti | Desember 22, 2010 | Balas

    • Terima kasih pak sudah mengomentari tugas saya
      Ini tugas perbaikan judul
      Nama : Nopliyanti
      NIM : EC1B009018
      judul
      PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP IKLAN “PERTAMINA PASTI PAS” PADA SPBU SIMPANG III SIPIN JAMBI.

      BAB I
      PENDAHULUAN
      1. Latar Belakang
      Pada era Globalisasi sekarang ini persaingan antar perusahaan semakin ketat seiring dengan bertambahnya calon konsumen yang ada dan beragam kebutuhan serta keinginan dari para calon – calon konsumen tersebut. Masing – masing perusahaan berusaha keras melakukan segala cara agar produk yang mereka hasilkan baik itu berupa barang ataupun jasa dapat menarik perhatian dan minat calon – calon konsumen yang ada dipasar akan produk (barang ataupun jasa) yang dihailkan oleh perusahaan tersebut.
      Tujuan perusahaan dari setiap perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Keberhasilan untuk mencapai laba tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan pihak pengelola ( pihak manajemen) dari perusahaan dalam menjalankan fungsi – fungsi bisnis dengan baik, salah satu dari fungsi tersebut adalah fungsi pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ada istilah yang dikenal dengan sebutan bauran pemasaran (marketing mix), dimana bauran pemasaran ini adalah kombinasi dari 4 (emapat) variabel utama atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yang terdiru dari produk (product), harga (price), promosi (promotion), dan distribusi (distribution), keempat variabel ini saling terkait satu sama yang lain.
      Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan oelh perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan – kebaikan dari produk yang merekan hasilkan dan tawarkan, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut sehingga apabila minat konsumen tinggi terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan maka diharapkan penjualan akan meningkat dan juga tentunya itu berpengaruh kepada peningkatan laba perusahaan.
      Periklanan merupakan salah satu unsur dari bauran promosi adalah unsur yang sangat penting dalam memasarkan suatu produk baru kepada calon konsumen, tanpa bermaksud meniadakan tiga unsur yang lainnya seperti personal selling, publicity, dan sales promotion. Periklanan yang baik menurut Terence A. Shimp (2003) adalah periklanan yang dapat menyampaikan maksud dari perusahaan kepada konsumen melalui produk yang mereka tawarkan, sehingga kesadaran akan adanya produkbaru timbul dan tertarik untuk menggunakan pruduk baru tersebut dengan segala manfaat yang melekat pada produk tersebut.
      Periklanan yang baik dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk yang ditawarkan, tentunya iklan tersebut diserta dengan kualitas yang dapat membuat konsumen yakin bahwa produk yang ditawarkan dapat memberi nilai positif bagi mereka. Apabila iklan tersebut memberikan persepsi positif kepada konsumen secara tidak langsung harapan akan meningkatnya penjualan akan terwujud walaupun secara perlahan, dengan meningkatnya penjualan maka akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
      Persepsi yang positif dari konsumen adalah hal yang diharapkan oleh perusahaan dengan adanya sebuah iklan yang mereka buat. Ide – ide kreatif dapat dituangkan kedalam sebuah iklan sehingga dapat menambah daya tarik sebuah iklan ituy sendiri, sebuah iklan haruslah mudah dipahami oleh konsumen dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh konsumen pada saaat iklan tersebut telah ditayangkan dan itu dapat berdampak mendalam kedalam benak konsumen dan membuat konsumen melakukan tindakan positif yang menguntugkan bagi pengiklan.
      Pertamina pasti pas adalah sebuah perusahaan yang menyalurkan BBM dan BBK di kota Jambi yang menggunakan iklan pasi pas sebagai satu – satunya sarana mereka memperkenalkan produk mereka tawarkan kepada konsumen mereka. Sebagai salah satu perusahaan yang menyediakan layanan produk yang merupakan bahan bakar kendaraan. Dalam hal ini iklan Pertamina Pasti Pas bertujuan untuk meyakinkan konsumen, kalau setiap SPBU menjual produknya pas, sesuai dengan keinginan konsumen, Pertamina membuat slogan ini agar konsumen puas dengan apa yang diberiakn oleh SPBU.
      2. Perumusan Masalah
      Pertamina Pasti Pas pada SPBU Simpang III Sipin Jambi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyaluran BBM dan BBK. Dilihat dari sistem kinerja kerja pada SPBU simpang III sipin Jambiyang menggunakan PLN sebagai sambungan alat untuk memasukan BBM kekendaraan yang mengisi BBM.
      “ Bagaimana Persepsi konsumen Terhadap iklan “Pertamina Pasti pas” pada SPBU simpang III sipin jambi?
      3. Tujuan dan Manfaat
      Proposal ini mempunyai beberapa tujuan dan manfaat yaitu:
      3.1. Tujuan
      Berdasarkan masalah pokok yang telah dirumuskan diatas, maka dapatlah disusun tujuan.
      1. Mengetahui Persepsi Konsumen terhadap Iklan “Pertamina Pasti Pas” pada SPBU simpang III sipin jambi.
      2. Menganalisis Persepsi Konsumen terhadap Iklan “Pertamina Pasti Pas” pada SPBU simpang III sipin jambi.
      3.2. Manfaat
      Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
      1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam hal melakukan kegaitan pengiklanan.
      2. Sebagai masukan bagi perusahaan sejenis yang menghadapi masalah yang sama.

      4. Ruang lingkup
      Ruang Lingkup penelitian adalah :
      1. Bidang yang diteliti : Manajemen Pemasaran
      2. Perusahaan yang diteliti : PT. Pertamina SPBU Simpang III sipin Jambi
      3. Lokasi : Nusa Indah (Jambi)
      4. Aspek pemasaran yang diteliti adalah Persepsi konsumen terhadap Iklan “Pertamina Pasti Pas” pada SBPU Simpang III Sipin Jambi.

      5. Landasan Teoritis
      Manajemen Pemasaran
      Menurut Kotler (2003) Manajamen pemasaran adalah anlisis, perencanaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap program yang dirancangkan untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran pada hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud mencapai tujuan – tujuan organisasi.
      Pemasaran
      Menurut kotler (2000) pemasaran adalah suatu proses sosial dimana individu – individu dan kelompok – kelompok mendapatkan apa mereka inginkan dan butuhkan, melalui pertukaran produk dan nilai dengan individu – individu atau kelompok – kelompok lain.
      Marketing Mix
      Menurut swatha dan Irawan (2001) marketing mix adalah kombinasi dan variabel atau kegiatan yang merupakan kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
      Promosi
      Menurut Fandy tjiptono (2005) promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau program pemasaran yang ada hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi serta memberi informasi tentang keberadaan suatu produkpada pasar sasaran dengan tujuan mengubah sikap atau mendorong orang untuk membeli.
      Menurut Rambat Lupiyowadi (2001) promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan dalam memasarkan produk jasa.
      Menurut Swastha (2001) promosi adalah arus informasi atau persuasi satu – satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan penawaran.
      Bauran Pemasaran
      Menurut Kotler (2003) Baurna promosi adalah bentuk komunikasi pemasaran yang menggunakan personal selling, promosi penjualan, penjualan pribadi, dan publicity sebagai unsur dalam melakukan promosi demi merangsang peningkatan penjualan.
      Personal Selling
      Menurut Kotler (2006) personal selling adalah program yang didesain untuk mempromosikan dan melindungi image perusahaan atau produk individual.
      Menurut Drs. Irawan, MBA (2000) personal selling merupakan penyajian lisan dlam peracakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.
      Periklanan
      Mnurut Fandy Tjiptono (2005) periklanan adalah rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak, atau dengan memperoleh penyajian yang menarik media – media yang bisa dijadikan untuk mempromosikan produk.
      Persepsi
      Menurut Gibson (2000) persepsi adalah penilaian yang didasarkan pada kognisi, dan afeksitentang suatu masalah yang dihadapi individu atau kelompok.

      Komentar oleh Nopliyanti | Januari 15, 2011 | Balas

  8. Selamat pagi Pak Johanes
    Saya mahasiswa ekstensi manajemen paket semester III

    Nama : Meri Yani
    Nim : EC1B009006
    Jur : Manajemen Ekstensi
    Tugas : Metodelogi Penelitian

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Kita mengetahui bahwa di Kota Jambi terdapat berbagai macam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti Supermarket dan yang berskala kecil seperti Minimarket. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Supermarket Trona Jambi Prima Mall salah satunya merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi dan keluarga dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
    Persepsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi prilaku konsumen untuk mengambil keputusan dalam segala sesuatu hal termasuk dalam melakukan proses pembelian. Dalam hal tersebut banyak sekali factor-faktor yang di analisa oleh konsumen sebelum memilih mana yang menurut mereka yang terbaik. Biasanya hal yang dilihat dan dipilih oleh konsumen dalam mengevaluasi diantaranya adalah factor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadi factor yang harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern ( ritel ). Kita mengetahui bahwa Supermarket Trona Jambi Prima Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi masyarakat jambi dan luar daerah jambi, terutama mulai dari pukul 09.00. Biasanya kebutuhan yang sering dibeli konsumen yaitu kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan sembako.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memilih topic skripsi mengenai “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Supermarket Trona Jambi Prima Mall di Jambi”

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
    • Apakah factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    • Dari factor-faktor tersebut factor manakah yang paling dominan mempengaruhi persepsi konsumen untuk memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
    • Untuk mengetahui factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi apakah secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    • Untuk mengetahui factor-faktor apakah yang paling dominan memberian pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    1.4. Manfaat Penelitian
    • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebujakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    Meri, judulmu ok, tapi sampai dirmusan masalah dibuat terlalu ribet, kenapa tidak mulai dari pendekatan pemasaran ritel sehingga kelihatan mana yg menjadi variabel independen dan dependen. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh MERI YANI | Desember 22, 2010 | Balas

    • Siang Pak Joe,
      Saya mahasiswa ekstensi manajemen paket III
      Ini adalah tugas metodelogi penelitian mengenai proposal tentatif
      Minggu lalu saya membahas mengenai Trona Jambi Prima Mall, tapi karena pihak trona tidak mengizinkan jadi sekarang saya ganti membahas mengenai PT.Sabang Raya Jambi

      Nama : Meri Yani
      Nim : EC1B009006
      Jur : Manajemen

      BAB I
      PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang
      Jumlah penduduk yang bertambah di iringi dengan taraf hidup masyarakat di segala bidang, mendukung bertambah munculnya alat transportasi. Transportasi ini bertujuan untuk memudahkan orang-orang pergi ke tempat tujuan mereka, hal inilah yang membuat berbagai perusahaan menciptakan alat transportasi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mempermudah perjalanan mereka sampai ke tempat tujuan. Salah satunya adalah Perusahaan Industri Motor Otomotif. Sepeda motor ini sudah lama dikenal oleh masyarakat, selain dikenal lincah dan irit sepeda motor juga bisa mempermudah menghadapi kemacetan lalu lintas dibandingkan mobil. Hal ini yang mendorong perusahaan untuk menciptakan produk yang di sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
      Di antaranya adalah perusahaan sepeda motor YAMAHA. Untuk menarik minat konsumen dan menghadapi persaingan di antara perusahaan otomotif motor lainnya, perusahaan YAMAHA memproduksi produk yang mampu bersaing dan dapat diminati oleh masyarakat. Di antaranya yaitu sepeda motor VEGA. Sepeda motor ini sebagian besar telah di kenal dan diminati oleh masyarakat khususnya di Kota Jambi. Karena adanya keinginan masyarakat yang terkadang sering berubah-ubah, perusahaan YAMAHA memproduksi sepeda motor dengan berbagai tipe untuk mengurangi kejenuhan masyarakat dalam membeli sebuah produk dan sebagai evolusi dari produk mereka.
      Pada Tahun 2009 PT.Sabang Raya Motor mulai memperkenalkan produk terbarunya yaitu sepeda motor Yamaha Vega-ZRD. Perusahaan berharap sepeda motor Yamaha Vega-ZRD tersebut sukses dipasaran dan banyak diminati oleh masyarakat. Agar sukses dalam menjalankan usahanya, salah satu kegiatan yang PT. Sabang Raya lakukan adalah melaksanakan kegiatan promosi. Kegiatan promosi penting untuk dilakukan, karena dengan adanya promosi produk perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat.
      Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka maka mereka tidak akan membelinya. Oleh karena itu, promosi merupakan salah satu pendukung bagi perusahaan dalam penentu keberhasilan pada program pemasarannya.
      Promosi yang dilaksanakan PT. Sabang Raya Motor Yamaha Jambi adalah dengan mengadakan berbagai Event untuk memperkenalkan produk-produk terbarunya. Para agen pemasaran perusahaan ini berusaha menarik perhatian, minat dan mendorong masyarakat untuk membeli produk melalui kontak langsung dengan konsumen.
      Dalam melaksanakan kegiatan promosi tersebut PT. Sabang Raya selalu memperhatikan situasi dan kondisi dengan teliti dan cermat agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik. Seperti dalam melakukan event harus disesuaikan dengan tempat dan kondisi di sekitar, iklan di radio dan koran haruslah jelas dan mudah dimengerti, pemasangan spanduk di tempat yang strategis dan dengan tulisan-tulisan yang mudah dibaca dan mudah di ingat.
      Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat laporan mengenai kegiatan promosi yang dilaksanakan di PT. Sabang Raya Motor Yamaha Jambi, dengan judul Pelaksanaan Promosi Sepeda Motor Yamaha Vega-ZRD Pada PT. Sabang Raya Motor Jambi

      1.2 Perumusan Masalah
      Berdasarkan uraian di atas, maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
      • Bagaimana pelaksanaan promosi yang dilakukan oleh PT. Sabang Raya Yamaha Jambi terhadap sepeda motor Vega-ZRD ?

      1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
      1.3.1 Tujuan Penelitian
      • Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan promosi yang dilakukan PT. Sabang Raya Motor Yamaha Jambi terhadap sepeda motor Yamaha Vega-ZRD.
      1.3.2 Manfaat Penelitian
      • Sebagai literaturs tambahan untuk menambah wawasan bagi penelitian.
      • Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Yamaha dalam meningkatkan penjualan produk di masa yang akan datang.

      BAB II
      TINJAUAN PUSTAKA

      Dibagian ini dipaparkan teori-teori serta pustaka yang dipakai untuk penelitian. Teori-teori ini diambil dari buku literatur dan dari internet.
      2.1. Landasan Teori
      1. Manajemen
      Manajemen menurut T. Hani Handoko (2003, hal 8) adalah proses proses perencanaan, pengorganisasian, pengarah, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan.
      2. Manajemen Pemasaran
      Menurut Kotler dan Armstrong (2004,hal 16) adalah analisis, perencanaan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.
      3. Pemasaran
      Menurut Kotler dan Armstrong (2004,hal 7) adalah proses social dan manajerial di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.
      4. Produk
      Menurut Kotler dan Armstrong (2004,hal 337) adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.
      5. Jasa
      Menurut Kotler dan Armstrong (2004,hal 337) adalah berbagai kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud, dan menghasilkan perpindahan kepemilikan.
      6. Promosi
      Menurut Kotler dan Keller (2007,hal 281) adalah terdiri atas berbagai jenis koleksi alat-alat insentif, sebagian besar jangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu yang lebih cepat atau lebih banyak oleh konsumen atau pedagang.
      7. Bauran Promosi
      Menurut Swasta dan Irawan (1999,hal 349) adalah komunikasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan promosi lain yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.
      8. Bauran Pemasaran
      Menurut Santo (1967,hal 6) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.
      9. Promosi Penjualan
      Menurut Kotler dan Amstrong (1999, hal 122) adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian maupun penjualan suatu produk atau jasa.
      10. Iklan
      Menurut Kotler dan Keller (2007,hal 281) adalah segala bentuk penyajian non pribadi dan promosi gagasan atau jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
      11. Personal Selling (Penjualan Personal)
      Menurut Kotler (2002, hal 626) adalah interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Sedangkan menurut Tjiptono (1997, hal 229) adalah komunikasi langsung (tatap muka) antar penjual dan calon pelanggan untuk membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
      12. Hubungan Masyarakat (Publisitas)
      Menurut Kotler dan Armstrong (1999,hal 122) adalah membina hubungan yang baik dengan public terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan, dan mengenai atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
      13. Pemasaran Langsung
      Menurut Kotler dan Armstrong (1999,hal 112) adalah merupakan komunikasi langsung dengan masyarakat atau pelanggan yang di incar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.

      2.2. Kerangka Teoritis
      2.2.1. Promosi
      Promosi merupakan salah satu sarana pendukung bagi perusahaan untuk memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memberitahukan, menarik minat, mengingatkan dan mendorong konsumen untuk membeli.
      Menurut Tjiptono (1997, hal 221) tujuan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, membujuk pelanggan, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi dapat dijabarkan sebagai berikut :
      a. Menginformasikan dapat berupa :
      Menginformasikan pasar mengenai produk baru, menyampaikan perubahan harga kepada pasar, menjelaskan manfaat produk, menginformasikan jasa-jasa yang disediakan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli, membangun citra perusahaan.
      b. Membujuk dapat berupa :
      Membentuk pilihan merek, mengalihkan pilihan merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
      c. Mengingatkan dapat terdiri dari :
      Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan, mengingatkan pembeli akan manfaat produk perusahaan, membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, menjaga agar ingatan pertama pada produk perusahaan.

      Promosi itu sendiri terdiri dari beberapa variabel yang akan dikenal dengan sebutan promotional mix atau bauran promosi yang terdiri dari : Periklanan, Promosi penjualan, Personal Selling, dan Publisitas. Masing-masing bauran promosi tersebut dapat diterapkan dengan memanfaatkan alat-alat sebagai berikut :
      a. Untuk iklan alat-alatnya adalah media cetak dan siaran, film, brosur, iklan, symbol dan logo.
      b. Untuk promosi penjualan yaitu seperti kontes, permainan atau undian, pasar malam, pameran dagang, demonstrasi, kelonggaran tukar tambah, hadiah bagi langganan, dan diskon.
      c. Untuk personal selling yaitu presentasi penjualan, pertemuan penjualan, contoh atau sampel.
      d. Untuk publisitas adalah kotak pers, pidato, seminar, laporan tahunan, sponsor, sumbangan, hubungan masyarakat, dan direct marketing seperti : catalog, surat, radio, majalah, dan koran.

      BAB III
      METODE PENELITIAN

      3.1 Metode Penelitian
      3.1.1 Jenis dan Sumber Data
      Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
      a) Data Sekunder
      Data ini diperoleh melalui media perantara yang berupa bukti atau catatan yang disimpan dalam arsip pada perusahaan yang berkaitan dengan perkembangan penjualan.
      b) Data Primer
      Merupakan data yang di dapat secara langsung dengan melakukan pengamatan terhadap objek yaitu melakukan wawancara terhadap pihak perusahaan.

      3.1.2 Metode Pengumpulan Data
      a) Penelitian Lapangan
      Pengumpulan data yang diperoleh dengan mengajukan beberapa pertanyaan
      ( Interview) kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan tujuan penelitian di PT. Sabang Raya Motor.
      b) Penelitian Kepustakaan
      Data yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari buku yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

      Komentar oleh meri yani | Januari 13, 2011 | Balas

  9. 1.1 Latar Belakang Masalah
    Bank syariah disebut juga bank islam. Secara akademik islam dan syariah mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis,bank islam dan syariah mempunyai pengertian yang sama. Berdasarkan rumusan tersebut bank syariah adalah bank yang bertatacara operasinya didasarkan kepada tata cara bermumalaf secara islam,yaknimengacu kepada ketentuan Al-Qur,an dan hadists. Dalam kegiatan operasionalnya bank syariah harus mengikuti atau berpedoman kepada praktek usaha yang dilakukan di Zaman rasulullah allahu’Alaihiwasalam. Bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang atau bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihat (Pemikiran dan kesepakatan yang didasarkan pada berbagai sumber yang akurat dan sesuai dengan prinsip islam) para ulama dan cendikiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan AL-Qur’an dan hadis (sumitro dalam hakiem 2003). Bank syariah sendiri dibagi dua jenis, yaitu public bank dan rural bank. Public bank merupakan bank yang bersifat umum dan memiliki skala usahayang lebih luas dan asset tinggi. Sedangkan rural bank adalah jenis bank yang memiliki segmentasi dan target pasar tertentu. Salah satu jenis rural bank adalah bank perkreditrakyat syariah yang memiliki skala usaha pada masyarakat daerah tertentu. Tetapi secara sistem operasinal, kedua jenis bank syariah ini tidak berbeda. Sosialisasi bank syariah mutlak diperlukan saat ini. Setelah dikeluarkannya fatwa MUI yang nyatakan bunga bank adalah haram, maka banyak masyarakat bertanya apakah bank syariah itu salah satu bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media promosi. Promosi adalah memberi informasi dan ajakan secara persuasive kepada konsumen untuk menggunakan produk yang diproduksi oleh produsen dimana bentuk persuasive merupakan kunci dari produksi. Hal ini sangat berguna dalam mengembangkan bank syariah menghadapi peluang dan tantangan yang di hadapinya, sehingga dapat eksintensi dalam industri perbankan nasional. Dalam penelitian ini yang menjadi study kasus adalah di bank perkreditan rakyat syariah. Penelitian ini diambil tempat bank syariah mandiri. Alasan pemelihan bank syariah tersebut antara lain karena bank syariah mandiri tersebut merupakan salah satu market leader dalam industri bank perkreditan rakyat syariah. Bank mandiri ini sudah berdiri sejak tahun 1992.
    Citra yang dimiliki oleh bank syariah mandiri ini juga sangat baik dimata public. Banyak yang menjadikan bank syariah mandiri sebagai contoh positif dalam mengembangkan Bank syariah Mandiri di indonesia. Kemudian di daerah Leuwiliang juga terdapat bank pesaing yang cukup mempengaruhi pasar yang di milikinya. Terdapat tiga bank perkreditan rakyat konvensional,BSM,BRI, BNI.Keberadaan para pesaing tersebut juga mempengaruhi masyarakat Leuwiliang yang berpotensi untuk menjadi nasabah di bank syariah mandiri.Dengan alas an tersebut, maka bank syariah Mandiri menarik untuk dikaji mengenai efektifitas promosi yang di lakukan. Hasil yang dapat diharapkan melalui penelitian ini adalah dapat diketahui kinerja promosi yang dilakukan oleh suatu bank syariah. Selain itu juga dapat memberikan saran dan masukan bagi pihak manajemen Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan program promosinya secara efektif. Peneliti sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan kinerja Bank syariah di masa mendatang, sehingga bank syariah dapat maju dan bersaing secara sehat dan proaktif dalam persaingan di industri perbankan nasional yang sangat ketat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri dengan judul
    “Kegiatan Promosi Yang Dilakukan Bank Syariah Mandiri”
    1.1 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat di tarik beberapa Perumusan masalah yang dirumuskan sebagai berikut.
    1. Bagaimana kegiatan promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri?
    2. Bagaimana Respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri?

    1.2 Tujuan penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
    1. Mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
    2. Mengetahui Respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri

    1.3 Manfaat Penelitian
    1. Bagi penulis
    A. Dapat memperdalam teori-teori yang telah diperoleh dari kuliah maupun literature-literature yang dibaca, serta menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian analisis efektivitas promosi di Bank Syariah Mandiri.
    B. Sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya
    2. Bagi perusahaan
    Dapat dijadikan sebagai masukan untuk kemajuan divisi marketing
    Dan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan praktis
    Tentang penting promosi untuk sebuah perusahaan.

    Citra, rumusan masalah seperti di atas terlalu luas. Kalau saja misalnya yang diteliti adalah hubungan atribut nilai pada BSy yg diteliti dihubungkan dg variabel pemasaran tertentu, misalnya dg kepuasan, loyalitas, dan word of mouth (WoM) itu akan lebih baik. Silahkan diperbaiki. Diulang pasti akan lebih baik.

    Komentar oleh Citra Amelia Futriana | Desember 22, 2010 | Balas

  10. Salam pak jo,
    Nama: Citra Amelia Futriana
    Nim: EC1BOO9010
    Program ekstensi paket

    1.1 Latar Belakang Masalah
    Bank syariah disebut juga bank islam. Secara akademik islam dan syariah mempunyai pengertian yang berbeda. Namun secara teknis,bank islam dan syariah mempunyai pengertian yang sama. Berdasarkan rumusan tersebut bank syariah adalah bank yang bertatacara operasinya didasarkan kepada tata cara bermumalaf secara islam,yaknimengacu kepada ketentuan Al-Qur,an dan hadists. Dalam kegiatan operasionalnya bank syariah harus mengikuti atau berpedoman kepada praktek usaha yang dilakukan di Zaman rasulullah allahu’Alaihiwasalam. Bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi tidak dilarang atau bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihat (Pemikiran dan kesepakatan yang didasarkan pada berbagai sumber yang akurat dan sesuai dengan prinsip islam) para ulama dan cendikiawan muslim yang tidak menyimpang dari ketentuan AL-Qur’an dan hadis (sumitro dalam hakiem 2003). Bank syariah sendiri dibagi dua jenis, yaitu public bank dan rural bank. Public bank merupakan bank yang bersifat umum dan memiliki skala usahayang lebih luas dan asset tinggi. Sedangkan rural bank adalah jenis bank yang memiliki segmentasi dan target pasar tertentu. Salah satu jenis rural bank adalah bank perkreditrakyat syariah yang memiliki skala usaha pada masyarakat daerah tertentu. Tetapi secara sistem operasinal, kedua jenis bank syariah ini tidak berbeda. Sosialisasi bank syariah mutlak diperlukan saat ini. Setelah dikeluarkannya fatwa MUI yang nyatakan bunga bank adalah haram, maka banyak masyarakat bertanya apakah bank syariah itu salah satu bentuk sosialisasi yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media promosi. Promosi adalah memberi informasi dan ajakan secara persuasive kepada konsumen untuk menggunakan produk yang diproduksi oleh produsen dimana bentuk persuasive merupakan kunci dari produksi. Hal ini sangat berguna dalam mengembangkan bank syariah menghadapi peluang dan tantangan yang di hadapinya, sehingga dapat eksintensi dalam industri perbankan nasional. Dalam penelitian ini yang menjadi study kasus adalah di bank perkreditan rakyat syariah. Penelitian ini diambil tempat bank syariah mandiri. Alasan pemelihan bank syariah tersebut antara lain karena bank syariah mandiri tersebut merupakan salah satu market leader dalam industri bank perkreditan rakyat syariah. Bank mandiri ini sudah berdiri sejak tahun 1992.
    Citra yang dimiliki oleh bank syariah mandiri ini juga sangat baik dimata public. Banyak yang menjadikan bank syariah mandiri sebagai contoh positif dalam mengembangkan Bank syariah Mandiri di indonesia. Kemudian di daerah Leuwiliang juga terdapat bank pesaing yang cukup mempengaruhi pasar yang di milikinya. Terdapat tiga bank perkreditan rakyat konvensional,BSM,BRI, BNI.Keberadaan para pesaing tersebut juga mempengaruhi masyarakat Leuwiliang yang berpotensi untuk menjadi nasabah di bank syariah mandiri.Dengan alas an tersebut, maka bank syariah Mandiri menarik untuk dikaji mengenai efektifitas promosi yang di lakukan. Hasil yang dapat diharapkan melalui penelitian ini adalah dapat diketahui kinerja promosi yang dilakukan oleh suatu bank syariah. Selain itu juga dapat memberikan saran dan masukan bagi pihak manajemen Bank Syariah Mandiri dalam meningkatkan program promosinya secara efektif. Peneliti sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan kinerja Bank syariah di masa mendatang, sehingga bank syariah dapat maju dan bersaing secara sehat dan proaktif dalam persaingan di industri perbankan nasional yang sangat ketat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Bank Syariah Mandiri dengan judul
    “Kegiatan Promosi Yang Dilakukan Bank Syariah Mandiri”
    1.1 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas,maka dapat di tarik beberapa Perumusan masalah yang dirumuskan sebagai berikut.
    1. Bagaimana kegiatan promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri?
    2. Bagaimana Respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri?

    1.2 Tujuan penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
    1. Mengetahui kegiatan promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
    2. Mengetahui Respon nasabah terhadap promosi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri

    1.3 Manfaat Penelitian
    1. Bagi penulis
    A. Dapat memperdalam teori-teori yang telah diperoleh dari kuliah maupun literature-literature yang dibaca, serta menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian analisis efektivitas promosi di Bank Syariah Mandiri.
    B. Sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya
    2. Bagi perusahaan
    Dapat dijadikan sebagai masukan untuk kemajuan divisi marketing
    Dan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan praktis
    Tentang penting promosi untuk sebuah perusahaan.

    Citra, judulmu terlalu luas, tidak menunjukkan adanya dua atau lebih variabel yang dijadikan acuan. Silahkan diganti judulnya, kasusnya ok aja.

    Komentar oleh Citra Amelia Futriana | Desember 22, 2010 | Balas

    • Salam pak jo,.
      Ini perbaikan tugas saya,
      BAB 1
      Judul: ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI ROTI ARDILA DIKABUPATEN BATANGHARI
      1.1 Latar Belakang Penelitian
      Pada akhir-akhir ini perhatian pemerintah terhadap usaha kecil seperti industri rumah
      tangga semakin meningkat. Perhatian pemerintah ini terlibat dari dibuatnya kebijaksanaan dan program-program yang mendukung pertumbuhan sub sektor usaha tersebut. Adapun kebijaksanaan pemerintah yang telah dibuat yaitu seperti : program pembinaan usaha baik dalam aspek teknis, manajerial, maupun aspek keorganisasian. Namun demikian, sampai saat ini masih banyak industri rumah tangga yang belum mampu tumbuhdan berkembang menjadi perusaan yang mapan terutama dalm krisis ekonomi saat ini.
      Ada banyak faktor yang menjadi penghambat bagi usaha industri rumah tangga. Salah satu diantaranya adalah masalah propesionalisme dari para pengusaha yang belum mampu mengelolah perusahaannya dalam berbagai fungsi operasional perusahaan secara efektif dan efisien.
      Dalam suatu organisasi yang berorientasi pada laba ( profit ) dikenal adanya fungsi operasional perusahaan tersebut terdiri dari fungsi pemasaran, keuangan, produksi, personalia, riset danpengembangan. Fungsi ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi sati sama lain dalam ,mencapai tujuan perusahaan. Apabila salah satu dari fungsi operasional tersebut tidak berjalan dengan baik maka akan berdampak negatif pada fungsi operasional lainnya,sehingga akan menghambat kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan.
      Salah satu fungsi operasional perusahaan yang memegang peranan penting adalah fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran dikatakan penting karena didalam fungsi pemasaran terdapat aktivitas pemindahan barang dari tangan produsen ketangan konsumen. Oleh karena itu program pemasaran harus disusun sedemikian rupa agar sumber daya yang ada dapat berfungsi secara optimal.
      Didalam fungsi pemasaran dikenal empat unsur bauran pemasaran atau Marketing Mix: yaitu, produk, harga, distribusi dan promosi. Kebijakan bauran pemasaran yang baik, sacara antisipasi terhadap perubahan pasar akan menjadikan perusahaan mampu bersaing untuk memasarkan produk kepada konsumen.
      Pasar dan peluang pasar yang ada tidak selalu terpusat pada suatu daerah, dan untuk itu produsen tidak memerlukan perantara dalam memasarkan produknya yang disebut juga dengan saluran distribusi. Kebijakan saluran distribusi yang baik akan membua kokohnya saluran distribusi suatu produk sehingga dapat mencapai sasaran program pemasaran.
      Saluran disrtibusi merupakan aspek yang sangat vital dalm suatu sistem pemasaran secara mikro,hal ini karena berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan suatu jaringan yang menyampaikan barang yang efektif terhadap produk yang dihasilkannya. Saluran distribusi juga merupakan salah satu indikator kemampuan perusahaa dalam melakukan penetrasi pasar yang akan dimasukinya.
      Secara ekonomi, ketepatan saluran distribusi suatu perusahaan akan mempengaruhi marketing cost secara keseluruhan, dan lebih lanjut kondisi ini akan sangay mempengaruhi harga jual produk dipasar. Dan sebagai konsekuensinya hal ini mempengaruhi daya sing perusahaan.
      Untuk itu harus dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan faktor – faktor saluran distribusi yang tekait antara lain : barang, pasar, perusahaan, dan perantara. Dengan memperhatikan faktor pasar, maka perusahaan dapat mengetahui potensi pasar dan pasar sasaran bagi produk yang akan dijualnya, sehingga perusahaan akan dapat mengkonsentrasikan produkkya pada pasar target. Pertimbangan faktor barang yang menyangkut kondisi fisik produk yang akan ditawarkan, seperti jumlah yang akan dipasarkan, dan berat barang, serta madah rusak atau tidaknya suatu barang.Dengan demikian perusahaan dapat menentukan saluran distribusi yang terbaik bagi produk yang bersangkutan.
      Saat ini, dikabupaten batang hari banyak terdapat usaha industri kecil rumah tangga, salah satunya adalah perusahaan roti. Perusahaan roti dibatang hari mempunyai tujuan yaitu agar produksi yang dihasilkan dapat terjual ketangan konsumen dengan cepat. Mengingat produk roti tersebut bersifat mudah rusak dan tidak tahan lama.
      Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan saluran disrtibusi yang diemplementasikan oleh perusahaan roti dikabupaten batanghari dan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ Analisis Saluran Distribusi Roti Ardila Dikabupaten Batanghari “.
      1.2 Rumusan Masalah
      Dari uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalah dalam penelitian ini adalah:
      1. Bagaiman kebijakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan Roti Ardila Kabupaten Batanghari.
      1.3 Tujuan Penelitian
      Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
      1. Untuk mengetahui kebijakan saluran distribusi yang digunakan oleh perusahaan Roti Ardila dalam Kabupaten Batanghari.
      2. Untuk menganalisa saluran disrtibusi Roti Ardila Kabupaten Batanghari.
      1.4 Manfaat Penelitian
      Sedangkan manfaat penelitian yang diperoleh melalui pencapaian tujuan diatas adalah:
      1. Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi perusahaan Roti di Kabupaten Batanghari.
      2. Bagi penulis adalah sebagai penambahan wawasan pengetahuan praktis dalam bidanh manajemen pemasaran dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Jambi.
      3. Sebagai salah satu bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang juga ingin menambah pengetahuan mengenai distribusi.

      Komentar oleh citra amelia futriana | Januari 12, 2011 | Balas

  11. Nama : Firdaus
    Nim : EC1B009022
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester III
    Tugas proposal tentatif :

    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Dalam dunia usaha, banyak dan bertambahnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang sejenis akan menimbulkan persaingan yang memaksa suatu perusahaan melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan pelanggannya. Jika tidak maka pelanggan-pelanggannya akan beralih ke perusahaan lain atau membeli produk dan jasa lain. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya akan bergantung pada keberhasilannya dalam merumuskan dan menjalankan strategi bersaingnya sebagai bagian dari strategi pemasaran.
    Pemasaran adalah suatu salah satu dari fungsi operasional perusahaan. Fungsi pemasaran mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara fungsi-fungsi bisnis yang kita ketahui yang terdiri dari fungsi keuangan, fungsi produksi, dan fungsi sumberdaya manusia.
    Fungsi pemasaran menduduki tempat yag penting karena di dalam fungsi ini terdapat suatu fungsi penting yaitu penjualan. Penjualan (selling) menghasilkan pendapatan (revenue) dan di dalam pendapatan itu tergantung laba rugi.
    Kelangsungan hidup perusahaan banyak ditentukan oleh sejauh mana perusahaan dapat melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan efektif dan menghasilkan laba. Produk atau jasa yang dihasilkan atau diedarkan tidak akan menghasilkan laba jika produk atau jasa tidak laku atau tidak terjual.
    Menurut Lovelock dan Wright (2005, hal 5), jasa adalah kegiatan ekonomi yang memberikan menfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan oleh penerima jasa tersebut.
    Pada umumnya diketahui, bahwa tujuan perusahaan tidaklah semata-mata mencari laba. Ada tujuan-tujuan lain yang dikejarnya yaitu membina kesejahteraan karyawan, membantu masyarakat dan menjaga keselamatannya menguasai pasar serta memuaskan pelanggan.
    Untuk dapat bertahan hidup di pasar yang penuh dengan persaingan, suatu perusahaan harus merumuskan strategi bersaing yang tepat dan efektif. Pada dasarnya, persaingan adalah pertarungan untuk memperoleh keunggulan di pasar. Persaingan ini terjadi antara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan produk yang sama; persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang menghasilkan barang substitusi atau antara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan faedah yang sama.
    Agar dapat bersaing dengan baik dan efektif, suatu perusahaan harus menerapkan strategi yang tepat yang sesuai dengan kondisi persaingan yang dihadapinya.
    Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. (1995) dalam Fandy Tciptono (1997, hal 3) mendefenisikan strategi berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu (1) dari perspektif apa yang ingin dilakukan organisasi itu. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan megimplementasikan misinya. Sedangkan berdasarkan perspektif yang kedua, strategi didefenisikan sebagai pola tanggapan atau respons organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
    Dalam persaingan, tiap perusahaan berusaha mengungguli pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui bagaimana posisinya dalam berhadapan drngan lawan-lawannya dipandang ancaman-ancaman. Kepentingan perusahaan adalah mempertahankan pasar produknya dengan menggunakan strategi yang tepat.
    Dalam bersaing suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang bersaing dan luas sehingga bias menempatkan dirinya di tempat yang lebih baik dalam benak konsumen dibandingkan lawannya.
    Di propinsi Jambi, usaha jasa transportasi semakin berkembang. Beberapa diantaranya yaitu PO. Family Raya, PO.Jatra, dan lain-lain sebagainya. Dengan semakin bertambahnya usaha sejenis, sepertinya juga telah mengindikasikan adanya tingkat persaingan yang semakin tinggi.
    PO. Family Raya adalah perusahaan yang menjual layanan jasa transportasi yang berkantor pusat di Jambi. Selain itu PO.Family Raya juga mempunyai pesaing jauh, yakni perusahaan-perusahaan travel seperti PO. Ratu Intan, PO. TOP dan lain-lain.
    Bertolak dari keadaan ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Barsaing Pada PO. Family Raya”
    1.2 Perumusan Masalah
    PO.Family Raya adalah perusahaan yang menjual jasa transportasi. PO. Family Raya beroperasi dalam keadaan persaingan yang cukup tinggi. Walaupun menghadapi banyak saingan baik saingan dekat maupun saingan jauhnya, PO. Family Raya tetap menunjukkan trend yang stabil dalam peningkatan jumlah penumpang. Saingan-saingan dekatnya adalah PO.JATRA, PO. Transport express dan lain-lain sebagainya. Sedangkan saingan jauhnya adalah travel-travel seperti PO. Ratu Intan, PO.TOP, dan lain-lain.
    PO.Family Raya berhasil meningkatkan jumlah penumpangnya dan menempatkan posisinya sebagai penantang pasar dalam usaha layanan jasa transportasi pada jurusan Jambi-Padang. Adanya peningkatan jumlah penumpang di tengah ketatnya persaingan dalam jasa transportasi ini tidak dapat dilepaskan dari strategi bersaing yang dilaksanakan oleh PO.Family Raya.
    Berdasarkan keterangan diatas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Strategi bersaing yang bagaimana yang dijalankan oleh PO.Family Raya dalam menghadapi persaingan”
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujaun Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk memperoleh gambaran tentang strategi bersaing yang dijalankan oleh PO. Family Raya selama ini.
    2. Untuk menganalisis strategi bersaing yang dijalankan oleh PO. Family Raya dalam menghadapi persaingan sesuai dengan posisinya dalam pasar.
    1.3.2 Manfaat penelitian
    Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi PO.Family Raya dalam menghadapi persaingan di masa sekarang maupun yang akan datang.
    2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan-perusahaan atau industry sejenis.
    3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengatahuan di bidang ilmu manajemen pemasaran.
    4. Hasil penelitian ini digunakan untuk mendalami ilmu yang dipelajari oleh peneliti.
    1.4 Ruang lingkup penelitian
    Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perlu adanya pembatasan dalam ruang lingkup penelitian ini. Dalam hal ini penelitian ini akan dibatasi pada bidang pemasaran dan aspek yang dibahas mengenai strategi bersaing.
    Penelitian ini dilakukan pada PO.Family Raya untuk mengetahui strategi bersaing yang digunakannya dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa transportasi dengan memfokuskan pada kumlah penumpang pada jurusan Jambi-Padang.

    Firdaus, baca lagi atribut-atribut dalam persaingan sehingga dapat terlihat variabel yang dijadikan dalam penelitian.

    Komentar oleh Firdaus | Desember 22, 2010 | Balas

    • Selamat malam pak Jo
      Terima kasih telah mengomentari proposal saya,
      Ini perbaikan tugas saya
      1.2 Perumusan Masalah
      PO.Family Raya adalah perusahaan yang menjual jasa transportasi. PO. Family Raya beroperasi dalam keadaan persaingan yang cukup tinggi. Walaupun menghadapi banyak saingan baik saingan dekat maupun saingan jauhnya, PO. Family Raya tetap menunjukkan trend yang stabil dalam peningkatan jumlah penumpang. Saingan-saingan dekatnya adalah PO.JATRA, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan saingan jauhnya adalah travel-travel seperti PO. Ratu Intan, PO.TOP, dan lain-lain.
      PO.Family Raya berhasil meningkatkan jumlah penumpangnya dan menempatkan posisinya sebagai penantang pasar dalam usaha layanan jasa transportasi pada jurusan Jambi-Padang. Adanya peningkatan jumlah penumpang di tengah ketatnya persaingan dalam jasa transportasi ini tidak dapat dilepaskan dari strategi bersaing yang dilaksanakan oleh PO.Family Raya. Dengan dengan terus berbenah diri, PO. Ini dalam mentapkan harga yang tidak jauh dengan pesaing lainnya. PO. Family Raya selalu melakukan inovasi dengan armada bus yang baru dan melengkapai dengan fasilitas yang tidak dimiliki perusahaan lainnya. Peruusahaan ini juga terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya kepada konsumen.
      Berdasarkan keterangan diatas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Strategi bersaing yang bagaimana yang dijalankan oleh PO.Family Raya dalam menghadapi persaingan”

      Komentar oleh Firdaus | Januari 11, 2011 | Balas

      • Daus, daftar penilaianmu sudah diperiksa. Nilai dg Ibu ade kamu tak ada. Di blog dan ujian semester dg saya kamu ikut. Silahkan dihubungi ibu Ade.

        Komentar oleh johannessimatupang | Mei 8, 2011

  12. “Selamat sore pak joe”
    Nama : Tri ardiansah
    Nim : EC1B009021
    Saya mahasiswa program ekstensi

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang
    Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya, Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman.
    Di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, penampilan ternyata tak cukup hanya dengan mengenakan baju, celana, atau rok. Bagi sebagian orang, penampilan juga harus didukung oleh produk bermerek. Soal harga tidak menjadi masalah bagi mereka yang benar-benar menyukai barang-barang bermerek. Sebab yang paling penting adalah bagaimana produk bermerek bias membuat bangga para pemakainya sekaligus mengangkat derajat sosialnya (Smart Shopping, 13 Mei 2005). Di jambi, barang-barang mode busana impian semakin gampang didapatkan. Ungkapan “ada gula ada semut” layak ditujukan untuk bisnis mode di jambi. Semakin banyak peminat produk busana bermerek, semakin banyak pula gerai-gerai yang menjual produk busana tumbuh di kota Jambi.
    Harga yang selangit pun seakan tak jadi masalah, yang penting gaya dan terlihat mengikuti perkembangan jaman sudah pasti banyak peminatnya. Bahkan, tak peduli pantas atau tidak, orang semakin terbuai dengan beragam merek kenamaan yang kini kian banyak ditemui di mal-mal Jambi. Namun, sepertinya mind set para sosialita sudah terpatri kuat produk pakaian bermerek lebih memiliki taste yang tinggi sehingga otomatis dapat mendongkrak penampilan dan prestise tersendiri bagi si empunya.
    Pada saat ini di Jambi sudah banyak terdapat branded fashion store seperti wrengler, Hamer, Planet surf dan lain-lain sebagainya dimana target pasar adalah konsumen menengah ke atas. Produk-produk yang dijual oleh branded fashion tersebut beragam mulai dari shirt, t shirt, polo shirt, jacket, topi, sweter dan sebagainya. Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri
    untuk merefleksikan status sosialnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
    Konsumen pada saat ini adalah konsumen yang cerdas dan pemilih. Konsumen tidak hanya asal bertindak saja dalam melakukan suatu pembelian produk. Oleh karena itu, produsen harus cermat dalam bertindak dan menentukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan di pasar yang semakin ketat. Kualitas produk, kualitas layanan maupun kekuatan dari sebuah merek yang dulu sangat diagungkan untuk dapat mencapai loyalitas konsumen saja tidak cukup pada saat ini. Para produsen harus dapat mencari suatu langkah yang menyebabkan konsumen mencintai suatu merek. Konsumen yang mencintai suatu merek akan memiliki suatu keterikatan psikologis dengan merek tersebut. Dengan adanya rasa cinta, maka konsumen akan menjadi setia terhadap merek tersebut dan tidak akan berpindah kepada produk-produk milik pesaing
    Berdasarkan hal-hal di atas, serta mengingat betapa pentingnya merek pada sebagian orang, penulis tertarik untuk menelitinya dengan judul “PENGARUH MEREK PAKAIAN WRENGLER TERHADAP RESPON PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA JAMBI”
    1.2 PERUMUSAN MASALAH
    Merek memang merupakan suatu hal yang sangat penting, sebab keberadaan merek dapat membuat konsumen mengidentifikasikan sutau produk dan membedakannya dengan suatu produk yang lain. Merek dapat digunakan oleh perusahaan untuk membangun suatu image yang melekat di benak konsumen dan dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap suatu merek.
    Adapun permasalah yang akan diajukan dalah :
    1.Bagaimana pengaruh merek pakaian wrangler terhadap respon pembelian konsumen di kota Jambi?

    Tri, belum terbaca masalah penelitian pada bagian pendahuluan. Kalau merek yg akan dijadikan fokus, maka atribut merek harus segera terlihat setidaknya di tinjauan pustaka atau pada kerangka penelitian.

    Komentar oleh Tri ardiansah | Desember 22, 2010 | Balas

    • Selamat mlm pak joe..!
      Terimaksih atas komentarnya…………!
      Ini tugas yang saya coba perbaiki pak
      BAB I
      PENDAHULUAN

      1.1 Latar belakang
      Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya, Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman.
      Di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, penampilan ternyata tak cukup hanya dengan mengenakan baju, celana, atau rok. Bagi sebagian orang, penampilan juga harus didukung oleh produk bermerek. Soal harga tidak menjadi masalah bagi mereka yang benar-benar menyukai barang-barang bermerek. Sebab yang paling penting adalah bagaimana produk bermerek bisa membuat bangga para pemakainya sekaligus mengangkat derajat sosialnya (Smart Shopping, 13 Mei 2005). Di jambi, barang-barang mode busana impian semakin gampang didapatkan. Ungkapan “ada gula ada semut” layak ditujukan untuk bisnis mode di jambi. Semakin banyak peminat produk busana bermerek, semakin banyak pula gerai-gerai yang menjual produk busana tumbuh di kota Jambi.
      Harga yang selangit pun seakan tak jadi masalah, yang penting gaya dan terlihat mengikuti perkembangan jaman sudah pasti banyak peminatnya. Bahkan, tak peduli pantas atau tidak, orang semakin terbuai dengan beragam merek kenamaan yang kini kian banyak ditemui di mal-mal Jambi. Namun, sepertinya mind set para sosialita sudah terpatri kuat produk pakaian bermerek lebih memiliki taste yang tinggi sehingga otomatis dapat mendongkrak penampilan dan prestice tersendiri bagi si empunya.
      Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
      Konsumen pada saat ini adalah konsumen yang cerdas dan pemilih. Konsumen tidak hanya asal bertindak saja dalam melakukan suatu pembelian produk. Oleh karena itu, produsen harus cermat dalam bertindak dan menentukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan di pasar yang semakin ketat. Kualitas produk, kualitas layanan maupun kekuatan dari sebuah merek yang dulu sangat diagungkan untuk dapat mencapai loyalitas konsumen saja tidak cukup pada saat ini. Para produsen harus dapat mencari suatu langkah yang menyebabkan konsumen mencintai suatu merek. Konsumen yang mencintai suatu merek akan memiliki suatu keterikatan psikologis dengan merek tersebut. Dengan adanya rasa cinta, maka konsumen akan menjadi setia terhadap merek tersebut dan tidak akan berpindah kepada produk-produk milik pesaing.
      Salah satu contoh produk pakaian bemerek yang dijual di kota Jambi adalah wrangler. Wrengler merupakan salah satu merek pakaian yang diproduksi oleh PT. Delami Garment Industries, produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen mulai dari Tops : shirt, t shirt, polo shirt, jacket, jas, rompi, sweater dll. Brand yang dimiliki oleh PT, Delami garment Industries ini mempunyai segment pasar menengah keatas karena harga yang ditawarkan untuk produk pakaian merek wrangler ini relative mahal.
      Berdasarkan hal-hal di atas, serta mengingat betapa pentingnya merek pada sebagian orang, penulis tertarik untuk menelitinya dengan judul “PENGARUH MEREK PAKAIAN WRENGLER TERHADAP RESPON PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA JAMBI”
      1.2 PERUMUSAN MASALAH
      Merek memang merupakan suatu hal yang sangat penting, sebab keberadaan merek dapat membuat konsumen mengidentifikasikan sutau produk dan membedakannya dengan suatu produk yang lain. Merek dapat digunakan oleh perusahaan untuk membangun suatu image yang melekat di benak konsumen dan dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap suatu merek.
      Adapun permasalah yang akan diajukan dalah :
      1.Bagaimana pengaruh merek pakaian wrangler terhadap respon pembelian konsumen di kota Jambi?
      1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
      1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
      1. Untuk mengetahui bagaimana respon konsumen terhadap merek pakaian wrangler
      1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
      1. Bagi showroom wrangler hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi seberapa besarkah respon konsumen terhadap merek pakaian wrangler.
      2. Bagi peneliti sendiri dapat menambah pengetahuan/wawasan dalam hal pengaruh merek terhadap pembelian.
      3. Hasil penulisan penelitian diharapkan menjadi acuan bagi orang yang ingin memebuat penelitian

      Judul dapat diperbaiki: Pengaruh Merek terhadap Keputusan Pembelian
      (Kasus merek pakaian Wrengler). Selanjutnya tujuan penelitian harus diperbaiki, mengutamakan sumbangan keilmuan daripada sumbangan praktis.

      Komentar oleh tri ardiansah | Januari 9, 2011 | Balas

      • Ok,,,,,……………..pak!
        Terimakasih atas komentarnya………….!

        BAB I
        PENDAHULUAN

        1.1 Latar belakang
        Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya, Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman.
        Di jaman yang serba modern seperti sekarang ini, penampilan ternyata tak cukup hanya dengan mengenakan baju, celana, atau rok. Bagi sebagian orang, penampilan juga harus didukung oleh produk bermerek. Soal harga tidak menjadi masalah bagi mereka yang benar-benar menyukai barang-barang bermerek. Sebab yang paling penting adalah bagaimana produk bermerek bisa membuat bangga para pemakainya sekaligus mengangkat derajat sosialnya (Smart Shopping, 13 Mei 2005). Di jambi, barang-barang mode busana impian semakin gampang didapatkan. Ungkapan “ada gula ada semut” layak ditujukan untuk bisnis mode di jambi. Semakin banyak peminat produk busana bermerek, semakin banyak pula gerai-gerai yang menjual produk busana tumbuh di kota Jambi.
        Harga yang selangit pun seakan tak jadi masalah, yang penting gaya dan terlihat mengikuti perkembangan jaman sudah pasti banyak peminatnya. Bahkan, tak peduli pantas atau tidak, orang semakin terbuai dengan beragam merek kenamaan yang kini kian banyak ditemui di mal-mal Jambi. Namun, sepertinya mind set para sosialita sudah terpatri kuat produk pakaian bermerek lebih memiliki taste yang tinggi sehingga otomatis dapat mendongkrak penampilan dan prestice tersendiri bagi si empunya.
        Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
        Konsumen pada saat ini adalah konsumen yang cerdas dan pemilih. Konsumen tidak hanya asal bertindak saja dalam melakukan suatu pembelian produk. Oleh karena itu, produsen harus cermat dalam bertindak dan menentukan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan di pasar yang semakin ketat. Kualitas produk, kualitas layanan maupun kekuatan dari sebuah merek yang dulu sangat diagungkan untuk dapat mencapai loyalitas konsumen saja tidak cukup pada saat ini. Para produsen harus dapat mencari suatu langkah yang menyebabkan konsumen mencintai suatu merek. Konsumen yang mencintai suatu merek akan memiliki suatu keterikatan psikologis dengan merek tersebut. Dengan adanya rasa cinta, maka konsumen akan menjadi setia terhadap merek tersebut dan tidak akan berpindah kepada produk-produk milik pesaing.
        Salah satu contoh produk pakaian bemerek yang dijual di kota Jambi adalah wrangler. Wrengler merupakan salah satu merek pakaian yang diproduksi oleh PT. Delami Garment Industries, produk-produk yang ditawarkan kepada konsumen mulai dari Tops : shirt, t shirt, polo shirt, jacket, jas, rompi, sweater dll. Brand yang dimiliki oleh PT, Delami garment Industries ini mempunyai segment pasar menengah keatas karena harga yang ditawarkan untuk produk pakaian merek wrangler ini relative mahal.
        Berdasarkan hal-hal di atas, serta mengingat betapa pentingnya merek pada sebagian orang, penulis tertarik untuk menelitinya dengan judul “PENGARUH MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ( KASUS MEREK PAKAIAN WRENGLER ) KONSUMEN DI KOTA JAMBI”
        1.2 PERUMUSAN MASALAH
        Merek memang merupakan suatu hal yang sangat penting, sebab keberadaan merek dapat membuat konsumen mengidentifikasikan sutau produk dan membedakannya dengan suatu produk yang lain. Merek dapat digunakan oleh perusahaan untuk membangun suatu image yang melekat di benak konsumen dan dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap suatu merek.
        Adapun permasalah yang akan diajukan dalah :
        1. Bagaimana pengaruh merek terhadap keputusan pembelian ( kasus merek pakaian wrangler ) konsumen di kota Jambi?
        1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
        1.3.1 TUJUAN PENELITIAN
        1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh merek terhadap keputusan pembelian ( kasus merek pakaian wrangler ) konsumen di kota Jambi.
        1.3.2 MANFAAT PENELITIAN
        Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
        1. Bagi showroom wrangler hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi seberapa besarkah respon konsumen terhadap merek pakaian wrangler.
        2. Bagi peneliti sendiri dapat menambah pengetahuan/wawasan dalam hal pengaruh merek terhadap pembelian.
        3. Hasil penulisan penelitian diharapkan menjadi acuan bagi orang yang ingin memebuat penelitian

        Jdulmu Tri sudah lebih baik, cuma dalam pendekatan teori gunakan nanti pendekatan merek sehingga variabelnya nanti akan kelihatan lebih jelas.

        Komentar oleh tri ardiansah | Januari 10, 2011

  13. Nama : Ramses Akira
    Nim : EC1B009020
    Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester III

    Tugas proposal tentatif :

    1. PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang Masalah
    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
    teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup
    pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu
    membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup
    manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat.
    Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan
    jaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi, disebut
    telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan
    penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari
    keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi
    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan
    oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah
    satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division
    Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap
    (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon
    tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM.
    Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi
    data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu
    bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi
    CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan
    untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama.
    Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya
    penyadapan.
    Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang
    bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu
    Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan
    konsumen.
    PT. Telekomunikasi Tbk, atau yang biasa dikenal dengan sebutan
    TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta
    penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and
    network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan TELKOM
    menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan
    untuk personal.
    Produk dari TELKOM yang berkaitan dengan CDMA adalah
    TELKOMFlexi (sering disebut Flexi). Flexi mulai diperkenalkan pada bulan
    Desember 2002 dan secara komersial mulai diluncurkan Mei 2003. Flexi
    beroperasi pada dua frekuensi yaitu 1,9 GHz untuk wilayah Jakarta dan
    sekitarnya serta 800 MHz di daerah-daerah. Tantangan Flexi semakin besar
    ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru
    (misalnya 3G) dengan harga di bawah standart.
    Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan TELKOM untuk
    menawarkan produk FLEXY agar menarik minat konsumen terhadap produk
    tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi
    sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari
    produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
    Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan
    keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan
    dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik
    periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image
    tersendiri bagi konsumen.Perusahaan berharap konsumen
    potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan
    komersialnya.
    Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap
    konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap
    terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap
    terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan.
    Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap
    terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap
    terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh
    persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali
    oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan
    mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba
    untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan
    dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
    MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”. (Studi pada
    Masyarakat di kota Jambi ).
    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    1. Apakah persepsi produk/pesan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    2. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap
    merek?
    3. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap
    iklan?
    4. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    5. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    6. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    7. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?
    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap
    terhadap merek.
    2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap
    sikap terhadap merek.
    3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap
    sikap terhadap iklan.
    4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap
    terhadap iklan.
    5. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap
    merek.
    6. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap merek terhadap minat beli.
    7. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli.

    Ramses, model rumusan masalah penelitian di atas harus diperbaiki. Tak perlu sampai 7 rumusan masalah, 2 saja cukup. Baca lagi catatan kuliah.

    Komentar oleh Ramses Akira | Desember 22, 2010 | Balas

    • Perbaikan Tugas proposal tentatif, Pada mata kuliah MEP.
      Nama : Ramses akira
      NIM : EC1B009020
      1. PENDAHULUAN
      A. Latar Belakang Masalah
      Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan
      teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup
      pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu
      membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup
      manusia menjadi berubah lebih mudah dan terasa dekat.
      Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan
      jaman. Konsumen yang dulunya hanya menggunakan alat komunikasi, disebut
      telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan
      penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari
      keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi
      Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan
      oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah
      satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division
      Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap
      (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon
      tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM.
      Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi
      data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu
      bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi
      CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan
      untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama.
      Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya
      penyadapan.
      Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang
      bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu
      Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan
      konsumen.
      PT. Telekomunikasi Tbk, atau yang biasa dikenal dengan sebutan
      TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta
      penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and
      network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan TELKOM
      menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan
      untuk personal.
      Produk dari TELKOM yang berkaitan dengan CDMA adalah
      TELKOMFlexi (sering disebut Flexi). Flexi mulai diperkenalkan pada bulan
      Desember 2002 dan secara komersial mulai diluncurkan Mei 2003. Flexi
      beroperasi pada dua frekuensi yaitu 1,9 GHz untuk wilayah Jakarta dan
      sekitarnya serta 800 MHz di daerah-daerah. Tantangan Flexi semakin besar
      ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru
      (misalnya 3G) dengan harga di bawah standart.
      Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan TELKOM untuk
      menawarkan produk FLEXY agar menarik minat konsumen terhadap produk
      tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi
      sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari
      produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
      Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan
      keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan
      dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik
      periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image
      tersendiri bagi konsumen.Perusahaan berharap konsumen
      potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan
      komersialnya.
      Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap
      konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap
      terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap
      terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan.
      Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap
      terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap
      terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek dipengaruhi secara langsung oleh
      persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali
      oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan
      mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
      Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba
      untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan
      dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
      MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”. (Studi pada
      Masyarakat di kota Jambi ).
      B. Perumusan Masalah
      Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
      sebagai berikut:
      1. Apakah persepsi konsumen tentang produk dan pesan iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
      2. Apakah sikap konsumen terhadap merek berpengaruh pada minat beli ?

      C. Tujuan Penelitian
      Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
      1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk dan pesan terhadap sikap
      terhadap merek.
      2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku Konsumen dalam minat beli terhadap merek FLEXY.

      Komentar oleh Ramses akira | Januari 13, 2011 | Balas

  14. Sore Pak Joe……..
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket 3
    Ini Tugas Saya mengenai proposal tentatif : Latar Belakang, rumusan masalah, tujuan & manfaat.
    Nama : MINARNI
    NIM : ECIB009007

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Perkembangan pada sektor perikanan sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pertumbuhan pada hasil perikanan. Pembangunan perikanan pada hakekatnya merupakan usaha terpadu yang memanfaatkan proses industrialisasi dalam arti seluas – luasnya. Perikanan adalah tempat terpadunya unsur teknologi dalam unsur ekonomi. Perikanan yang kuat dan maju hanya terwujud jika dilandaskan kemampuan teknologi dengan system ekonomi yang handal.Strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan menjadi salah satu komponen utama dari strategi operasi perusahaan. Strategi pemasaran ini antara lain tercermin di dalam keputusan – keputusan jangka panjang yang diambil oleh perusahaan tentang marketing mix, biaya pemasaran dan alokasinya. Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan sektor yang mampu memberikan dampak terhadap kegiatan produksi dan pendapatan masyarakat serta kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang besar dan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi apabila peluang dan prospek ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, maka bukan tidak mungkin sector Kelautan dan Perikanan dapat dijadikan sebagai andalan pertumbuhan ekonomi dimasa depan.
    Dalam upaya peningkatan kontribusi sector Kelautan dan Perikanan dalam mendukung pembangunan daerah melalui program Revitalisasi Perikanan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan benih ikan yang berkualitas tinggi baik kuantitas maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

    Dampak UPTD BBID Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi terhadap nilai penjualan akan menurun apabila tidak menggunakan strategi pemasaran dalam lingkup UPTD BBID mengenai produk, harga, promosi dan distribusi yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen, karena strategi pemasaran merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan volume penjualan maka dari sudut pandang penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Analisis Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi “.

    1.2. Rumusan Masalah
    Suatu sektor dikatakan sektor basis dapat pula dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor. Produk perikanan memiliki peluang yang besar untuk diekspor, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan pasar produk perikanan baik dalam negeri maupun pasar luar negeri, karena produk perikanan memiliki gizi yang tinggi dan rendah kolesterol.
    Adapun alasan pemilihan strategi pemasaran karena ingin mengetahui dan menganalisa Bagaimana Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dalam pengembangan pemasaran karena dampak yang mepengaruhi dalam volume penjualan Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi adalah strategi pemasaran mengenai produk, harga, promosi dan distribusi.
    Berdasarkan uraian diatas yang telah disebutkan maka dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu : “ Bagaimana Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi “

    1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1.Tujuan Penelitian
    a.Untuk mengetahui strategi pemasaran benih dan ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi
    b.Untuk menganalisa strategi pemasaran benih dan ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi

    1.3.2.Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat penelitian adalah :
    a.Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak lain yang terlibat langsung pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi untuk terus menyempurnakan dalam strategi pemasaran.
    b.Sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian lain yang akan membahas permasalahan yang sama dengan pendekatan berbeda.
    c.Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang strategi pemasaran benih ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.

    Minarni, tugas yg anda buat unik karena masih jarang orang membuatnya. Dengan fokus seperti ini maka yang pening adalah menonojolkan aspek pemasarannya. Silahkan ditulis ulang.

    Komentar oleh MINARNI | Desember 22, 2010 | Balas

    • selamat pagi pak……….
      terima kasih atas komentarnya, ini perbaikan proposal tentatif saya yang lebih menonjolkan aspek pemasarannya…

      BAB I
      PENDAHULUAN

      1.1.Latar Belakang
      Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan laut yang besar. Masyarakat nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pedagang hasil laut, serta masyarakat lainnya yang kehidupan ekonominya tergantung pada sumber daya kelautan.

      Perkembangan pada sektor perikanan sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pertumbuhan pada hasil perikanan. Pembangunan perikanan pada hakekatnya merupakan usaha terpadu yang memanfaatkan proses industrialisasi dalam arti seluas – luasnya. Perikanan adalah tempat terpadunya unsur teknologi dalam unsur ekonomi. Perikanan yang kuat dan maju hanya terwujud jika dilandaskan kemampuan teknologi dengan system ekonomi yang handal.

      Suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (eksistensi), melakukan pengembangan usaha (ekspansi), tujuan ini hanya dapat dicapai bila semua aktivitas penting dalam perusahaan berjalan dengan baik salah satu aktivitas pemasaran. Aktivitas pemasaran ikut menentukan maju atau mundur suatu perusahaan. Apabila variable pemasaran suatu usaha tidak ditata dengan benar, maka perusahaan akan gagal dalam mencapai tujuannya meskipun aktivitas penting lainnya dijalankan secara benar.

      Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dengan nama individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Philip Kotler, 2000). Kelancaran kegiatan pemasaran ditentukan oleh manajemen pemasaran yang diterapkan lebih lanjut, (Philip Kotler, 2000) menyatakan bahwa manajemen pemasaran meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi, gagasan barang atau jasa untuk menghasilkan pertukaran guna memenuhi sasaran – sasaran perorangan atau organisasi.

      Strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan menjadi salah satu komponen utama dari strategi operasi perusahaan. Strategi pemasaran ini antara lain tercermin di dalam keputusan – keputusan jangka panjang yang diambil oleh perusahaan tentang marketing mix, biaya pemasaran dan alokasinya. Hal ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Philip Kotler Tahun 2000, bahwa strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan unit bisnis diharapkan dapat mencapai sasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran dari perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasarannya.

      Sektor Kelautan dan Perikanan merupakan sektor yang mampu memberikan dampak terhadap kegiatan produksi dan pendapatan masyarakat serta kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang besar dan merupakan sumber pertumbuhan ekonomi apabila peluang dan prospek ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya, maka bukan tidak mungkin sector Kelautan dan Perikanan dapat dijadikan sebagai andalan pertumbuhan ekonomi dimasa depan.
      Dalam upaya peningkatan kontribusi sector Kelautan dan Perikanan dalam mendukung pembangunan daerah melalui program Revitalisasi Perikanan, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan benih ikan yang berkualitas tinggi baik kuantitas maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

      Untuk mencapai fungsi tersebut diatas, UPTD Balai Benih Ikan Daerah mengkoordinir beberapa Instalasi antara lain BaLai Benih Ikan Sentral Kerinci, Instalasi Telanaipura, Instalasi Thehok dam Instalasi Pijoan yang berfungsi sebagai pencetak benih yang berkualitas, pendeder benih, pembesaran, pemijahan dan koleksi ikan hias spesifik daerah Provinsi Jambi. Disamping itu UPTD Balai Benih Ikan daerah juga berperan melakukan pembinaan secara teknis pada BBI Lokal, UPR dan HSRT serta masyarakat yang ada di kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi dalam membangun dan mengembangkan perikanan air tawar khususnya.

      Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Benih Ikan Daerah ( UPTD BBID ) merupakan salah satu unit kerja struktural yang membantu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dalam melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan terutama dalam memenuhi kebutuhan benih ikan.

      Tabel 1.1 Perkembangan Penjualan Benih & Ikan Konsumsi pada UPTD BBID Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Tahun 2005 – 2009

      Tahun Target Penjualan (Rp)
      2005 169.400.000,-
      2006 159.000.000,-
      2007 108.900.000,-
      2008 139.790.000,-
      2009 135.000.000,-

      Tahun Realisasi Penjualan (Rp)
      2005 137.345.325,-
      2006 137.973.250,-
      2007 109.565.000,-
      2008 132.340.000,-
      2009 157.683.620,-

      Tahun Persentase (%)
      2005 81,08
      2006 86,78
      2007 100,61
      2008 94,07
      2009 116,80

      Sumber : UPTD BBID Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi

      Berdasarkan table 1.1 diatas dapat dilihat tingkat perkembangan penjualan berfluktuasi. Perkembangan penjualan benih dan ikan konsumsi pada UPTD BBID Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi untuk tahun 2005 dan 2006 tidak dapat mencapai target dikarenakan ada perbaikan turap kolam dan peremajaan induk – induk sehingga produksi dan pemasaran benih ikan menurun, sedangkan untuk tahun 2008 realisasi penjualan tidak dapat mencapai target dikarenakan produksi benih dan ikan konsumsi pada tahun 2008 tersebut digunakan untuk acara Gemar Makan Ikan, yaitu pemecahan rekor muri panggang ikan terpanjang di Indonesia dan demo ikan olahan sebanyak ± 8.940 Ton. Namun pada tahun 2007 dan 2009 dapat melebihi target dibandingkan pada tahun 2005, 2006 dan 2008.

      Dari keterangan diatas dapat dilihat selama lima tahun perkembangan realisasi penjualan benih dan ikan konsumsi pertahun terjadi ketidak pencapaian target untuk tahun 2005, 2006 dan 2008. bila dilihat dari realisasi penjualan tersebut, maka UPTD BBID harus lebih memperhatikan dan memacu tingkat penjualannya dalam pemasaran, salah satu fungsi yang dapat meningkatkan penjualan benih ikan konsumsi adalah dengan menjalankan strategi pemasaran dengan tidak mengesampingkan fungsi lainnya dalam bauran pemasaran.

      Dampak UPTD BBID Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi terhadap nilai penjualan akan menurun apabila tidak menggunakan strategi pemasaran dalam lingkup UPTD BBID mengenai produk, harga,, promosi dan distribusi yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen, karena strategi pemasaran merupakan bagian yang sangat penting dalam meningkatkan volume penjualan maka dari sudut pandang penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Analisis Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi “.

      1.2.Perumusan Masalah
      Suatu sektor dikatakan sektor basis dapat pula dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor. Produk perikanan memiliki peluang yang besar untuk diekspor, hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan pasar produk perikanan baik dalam negeri maupun pasar luar negeri, karena produk perikanan memiliki gizi yang tinggi dan rendah kolesterol.

      Adapun alasan pemilihan strategi pemasaran karena ingin mengetahui dan menganalisa Bagaimana Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi dalam pengembangan pemasaran karena dampak yang mepengaruhi dalam volume pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi adalah strategi pemasaran mengenai produk, harga, promosi dan distribusi.

      Berdasarkan uraian diatas yang telah disebutkan maka dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu : “ Bagaimana Strategi Pemasaran Benih dan Ikan Konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi “

      1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
      1.3.1.Tujuan Penelitian
      a.Untuk mengetahui strategi pemasaran benih dan ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi
      b.Untuk menganalisa strategi pemasaran benih dan ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi

      1.3.2.Manfaat Penelitian
      Adapun manfaat penelitian adalah :
      a.Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak lain yang terlibat langsung pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi untuk terus menyempurnakan dalam strategi pemasaran.
      b.Sebagai bahan masukan dan informasi bagi penelitian lain yang akan membahas permasalahan yang sama dengan pendekatan berbeda.
      c.Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang strategi pemasaran benih ikan konsumsi pada UPTD Balai Benih Ikan Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi

      *****************

      Komentar oleh Minarni | Januari 6, 2011 | Balas

  15. salam sukses pak johanes
    saya mahasiswa manajemen program ektensi, paket 111
    ini tagas minggu lalu mengenai, proposal tentatif
    Nama : septian reni sn
    Nim : EC1B009005

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah proposal dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Penjualan Sepeda Motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan penjualan sepeda motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Jambi dalam meningkatkan pelayanan penjualan untuk di masa yang akan datang.
    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan pelayanan penjualan.

    Septian rumusan masalah di atas cenderung kepada rumusan masalah teknis atau manajerial, dalammetode penelitian rumusan masalah harus saintis atau rumusan masalah pemasaran.

    Komentar oleh SEPTIAN RENI SN | Desember 22, 2010 | Balas

  16. Selamat sore Pak Johanes
    Saya mahasiswa manajemen ekstensi paket semester III

    nama : meri yani
    nim : EC1B009006
    tugas : metodelogi penelitian

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Kita mengetahui bahwa di Kota Jambi terdapat berbagai macam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti Supermarket dan yang berskala kecil seperti Minimarket. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Supermarket Trona Jambi Prima Mall salah satunya merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi dan keluarga dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
    Persepsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi prilaku konsumen untuk mengambil keputusan dalam segala sesuatu hal termasuk dalam melakukan proses pembelian. Dalam hal tersebut banyak sekali factor-faktor yang di analisa oleh konsumen sebelum memilih mana yang menurut mereka yang terbaik. Biasanya hal yang dilihat dan dipilih oleh konsumen dalam mengevaluasi diantaranya adalah factor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadi factor yang harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern ( ritel ). Kita mengetahui bahwa Supermarket Trona Jambi Prima Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi masyarakat jambi dan luar daerah jambi, terutama mulai dari pukul 09.00. Biasanya kebutuhan yang sering dibeli konsumen yaitu kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan sembako.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memilih topic skripsi mengenai “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Supermarket Trona Jambi Prima Mall di Jambi”

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
    • Apakah factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    • Dari factor-faktor tersebut factor manakah yang paling dominan mempengaruhi persepsi konsumen untuk memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
    • Untuk mengetahui factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi apakah secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    • Untuk mengetahui factor-faktor apakah yang paling dominan memberian pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    1.4. Manfaat Penelitian
    • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebujakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    MEri, judulnya luas, walau bisa dikerjakan. Kalau hendak dikerjakan lagi dua hal yg penting dikerjakan yaitu: 1) apakah tidak ada duplikasi dg penelitian terdahulu, 2) tambahkan pendekatan dengan teori pengecer.

    Komentar oleh meri yani | Desember 22, 2010 | Balas

  17. Syalom pak Joe,

    Nama : Boy Royen Vikri Nababan
    Nim : C1B008105

    Saya Mahasiswa Kelas Pagi UNJA Reguler Manajemen Pemasaran semester 5.
    Tugas mengenai proposal tentatif : Latar Belakang, Rumusan Masalah, Landasan Teoritis.

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Menurut Tri Rusmi Widayatun pengertian pemasaran adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
    Sedangkan Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.
    Pemanfaatan merek-merek terkenal pada saat sekarang sudah mulai marak, hal tersebut tidak lain karena menjanjikan keuntungan besar yang akan didapat apabila mempergunakan merek terkenal dari pada menggunakan mereknya sendiri. Apalagi pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat sekarang ini, banyak produsen yang mensiasati dengan cara mengkombinasikan barang-barang bermerek yang asli dengan yang bajakan, karena bajakan tersebut secara fisik benar-benar mirip dengan yang asli.
    Produk-produk bermerek (luxrury good) asli tapi palsu (aspal) seperti baju, celana, jaket dan berbagai asesoris lainnya sangat mudah didapat dan ditemukan di kota-kota besar, peredarannyapun meluas mulai dari kaki lima sampai pusat pertokoan bergengsi. Salah satu daya tarik dari produk bermerek palsu memang terletak pada harganya yang sangat murah, sebagai contoh untuk produk celana Levi’s seri 501 yang asli berharga Rp. 200.000,- sedangkan di kaki lima untuk jenis yang sama bisa dibeli hanya dengan harga Rp. 45.000,-
    Banyak alasan mengapa banyak industri memanfaatkan merek merek terkenal untuk produk-produknya, salah satunya adalah agar mudah dijual, selain itu merek tak perlu repot-repot mengurus nomor pendaftaran ke Dirjen HaKI atau mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membangun citra produknya (brand image). Mereka tidak perlu repot repot membuat divisi riset dan pengembangan untuk dapat menghasilkan produk yang selalu up to date, karena mereka tinggal menjiplak produk orang lain dan untuk pemasarannya biasanya “Bandar” yang siap untuk menerima produk jiplak tersebut.
    Secara ekonomi memang memanfaatkan merek terkenal mendatangkan keuntungan yang cukup besar dan fakta dilapangan membuktikan hal tersebut, selain itu juga didukung oleh daya beli konsumen yang pas-pasan tetapi ingin tampil trendi. Jika dilihat dari sisi hukum hal itu sebenarnya tidak dapat ditolelir lagi karena Negara Indonesia sudah meratifikasi Kovensi Internasional tentang TRIPs dan WTO yang telah diundangkan dalam UU Nomor 7 Tahun 1994 sesuai dengan kesepakatan internasional bahwa pada tanggal 1 Januari 2000 Indonesia sudah harus menerapakan semua perjanjian-perjanjian yang ada dalam kerangka TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property Right, Inculding Trade in Counterfeit Good), penerapan semua ketentuan-ketentuan yang ada dalam TRIPs tersebut adalah merupakan konsekuensi Negara Indonesia sebagai anggota dari WTO (Word Trade Organization).

    Tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam dunia perdagangan dewasa ini merek adalah merupakan salah satu wujud karya intelektual manusia yang mempunyai peranan yang sangat menentukan karena penggunaan atau pemakaian merek pada perusahaan, tetapi juga mngandung aspek hukum yang luas baik bagi pemilik atau pemegang hak atas merek maupun bagi masyarakat sebagai konsumen yang memakai atau memanfaatkan barang atau jasa dari merek tertentu.
    Merek mempunyai peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan penanaman modal. Merek dengan bran imagenya dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan tanda atau daya pembeda yang teramat penting dan merupakan jaminan kualitas dari suatu produk, sebab merek (branding) menjadi semacam “penjual awal” bagi suatu produk kepada konsumen. Dalam era persaingan sekarang ini memang tidak dapat lagi dibatas masuknya produk-produk dari luar negeri ke Indonesia karena fenomena tersebut sebetulnya sudah jauh diprediksi oleh Kanichi Ohmae yang menyatakan “bahwa pada masa mendatang dunia tidak lagi bisa dibatasi oleh apapun juga” dan prediksi tersebut saat ini sudah nampak kebenarannya. Merek sebagai aset perusahaan akan dapat menghasilkan keuntungan besar bila didayagunakan dengan memperhatikan aspek bisnis dan pengelolaan manajemen yang baik. Dengan semakin pentingnya peranan merek maka terhadap merek perlu diletakan perlindungan hukum yakni sebagai obyek yang terhadapnya terkait hak hak perseorangan ataupun badan hukum.
    Dengan berkembangnya dunia perdagangan yang pesat dan sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara, tentunya akan memberikan dampak dibidang perdagangan terutama karena adanya kemajuan di bidang teknologi, informasi, komunikasi dan transportasi yang mana sebagai bidang tersebut merupakan faktor yang memicu globalisasi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
    Dalam kenyataan merek terkenal biasanya didahului oleh reputasi dan good will yang melekat pada keterkenalan tersebut. Merek yang mempunyai “good will” yang tinggi akan mampu memberikan keuntungan yang luar biasa bagi perusahaan, meskipun sebetulnya merek adalah sesuatu yang tidak dapat diraba (intangible). Sebuah merek akan menjelma menjadi aset capital semata-mata hanya berdasarkan pada good will, oleh karena itu menurut Lendsford menyebutkan bahwa perusahaan yang telah memiliki reputasi merek yang tinggi (higher reputation) akan memilik aset kekayaan yang luar biasa hanya berdasarkan pada good will dari merek tersebut.
    Produk atau jasa yang bermerek saling lebih dahulu diiklankan dan dijual, walaupun produk atau jasa tersebut secara fisik belum tersedia di pasaran Negara tertentu. Media penyebaran dan periklanan modern menjadi semakin tidak di batasi oleh batas-batas nasional mengingat canggihnya komunikasi teknologi dan frekuensi orang bepergian atau mengadakan perjalanan melintas dunia. pemilik produk atau jasa yang bermerek banyak memanfatkan berbagai event-event yang banyak di tonton orang untuk memasarkan merek mereka sehingga orang yang melihat merasa tertarik untuk membeli produk atau meggunakan jasa dari suatu merek yang diiklankan tersebut.

    1.2 Perumusan Masalah

    Salah satu kriteria penting untuk mengetahui tentang keberhasilan perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya adalah dengan melihat kemampuan perusahaan tersebut untuk meningkatkan penjualannya. Semakin tinggi tingkat penjualan suatu perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut telah berhasil melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan baik.
    Pada produk Levi’s, dikota-kota besar seperti Jakarta dan Medan mengalami perkembangan volume penjualan yang terus meningkat dari tahun ketahun. Ini menunjukkan bahwa produk Levi’s sangat disukai dan digemari oleh konsumen. Hal ini mungkin disebabkan oleh produk Levi’s itu sendiri yang telah terbukti sesuai keinginan pasar. Walaupun agak mahal namun kualitasnya sangat baik.
    Namun kenyataannya tidak semua produsen dalam memasarkan produk Levi’s yang asli dan sesuai harapan konsumen. Dikota Jambi sendiri banyak tiruan produk levi’s yang beredar sangat bebas. Ini bisa mengurangi kepercayaan konsumen yang biasa membeli produk levi’s yang asli. Namun bagi konsumen yang tidak memasalahkan asli atau bajakan produk levi’s tetap membelinya. Karena konsumen seperti itu merasa bahwa dia harus memiliki produk levi’s yang terbaru.
    Dengan adanya pemikiran seperti itu, maka produsen harus membuat cara pendekatan kepada konsumen yang baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan produk levi’s itu sendiri. Produsen harus lebih jeli lagi dalam melihat pasar yang dituju karena ketatnya persaingan antar perusahaan sejenis ataupun perusahaan yang lain. Untuk itu produsen bisa memberikan diskon kepada pelanggan tetap yang sering membeli produk levi’s asli.
    Dari uraian latar belakang masalah diatas maka permasalahan pokok penelitian ini adalah : “ Apakah yang menjadi faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam keputusan membeli produk bajakan ( Levi’s) dikota Jambi?”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Tujuan dari penelitian ini adalah:
    a. Untuk mengetahui gambaran tentang mengapa konsumen lebih tertarik dalam membeli produk bajakan levi’s dikota Jambi.
    b. Untuk menganalisis seberapa besar keinginan dan kepuasan konsumen dalam membeli produk bajakan (levi’s) dikota Jambi
    c. Mengetahui keunggulan produk bajakan sehingga konsumen lebih tertarik untuk membeli produk bajakan (levi’s) dikota Jambi

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
    a. Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi perusahaan Levi’s dalam rangka menyempurnakan kegiatan memasarkan produk asli yaitu levi’s untuk di masa yang akan datang.
    b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian sejenis dan bahan perbandingan untuk masa yang akan datang.

    BAB II
    LANDASAN TEORITIS
    2.1 Definisi dan Konsep
    a. Manajemen
    Menurut stoner ( 1997, hal. 4), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    Menurut Swastha (1990, hal. 5) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan keingginan baik bagi pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
    b. Pemasaran
    Menurut Philip Kotler (1997, hal. 8), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai denagan pihak lain.
    Menurut William J. Stanton (1997, hal. 10), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan unutk merencanakan, menentukan harga yang mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.
    Menurut H. Nystrom
    Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
    Menurut Philip dan Duncan
    Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen.
    c. Analisis
    Analisis adalah sesuatu yang harus di teliti agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    d. Efektivitas
    Menurut T. Hani Handoko (1999, hal 7), efektivitas adalah kemampuan untuk
    mencapai tujuan dilihat dari akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.
    e. Menurut Philip Kotler (terjemahan Hendra dan Ronny, 1997, hal. 13), manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
    f. Produk
    produk adalah” Segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan tersebut benda, jasa, organisasi, tempat, orang, dan ide.”(Kotler 1997, hal. 37).
    g Marketing Mix
    Menurut Stanton (terjemahan Y. Lamarto, 1997). Marketing mix adalah kombinasi ndari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran prusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
    Menurut Philip Kotler (terjemahan Teguh Rusli, 1997), marketing mix adalah campuran dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang di pergunakan oleh suatu perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang diinginkan.

    h. Harga
    Menurut Philip Kotler (terjemahan Teguh dan Rusli, 1997), harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang dapat diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut orang atau perusahaan bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

    i. Promosi
    Menurut Saladin (1991), promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan unutk merubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi megenal sehingga menjadi pembeli yang tetap meningat produk tersebut
    j. Strategi
    Menurut Raujh & Glueck (1994,hal., 12), strategi adalah rencana yang disatukan menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui peraturan yang tepat oleh perusahaan.
    k. Pembajakan
    Pembajakan adalah “segala sesuatu atau kegiatan dimana didalamnya terdapat mengambil hak milik orang lain untuk dikonsumsi pribadi’.
    l. Bajak
    Bajak adalah” segala sesuatu dimana unutk memperolehnya bisa dengan mencuri atau mencontoh produk orang lain untuk ditiru agar dia dapat keuntungan secara pribadi”.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Pemasaran merupakan salah satu dari fungsi-fungsi pokok suatu usaha. Pemasaran merupakan cara yang ditempuh perusahaan dalam menentukan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan konsumen secara menguntungkan. Suatu perusahaan belum dapat dikatakan berorientasi pada pemasaran kalau sudah dikatakan mempunyai rencana pemasaran, apalagi kalau hanya punya bagian pemasaran saja. Yang terpenting adalah bahwa perusahaan memusatkan seluruh perhatian pada pasar dan apa yang di butuhkan oleh pelanggan yang ada sekarang serta calon pelanggan.
    Untuk mengetahui apakah pembeli puas atau tidak puas dapat dilihat dari umpan balik berupa tingkah laku setelah pembelian. Apabila konsumen puas, ia mungkin akan membeli lagi produk itu di lain waktu. Konsumen yang puas juga cenderung memberitahukan hal-hal yang baik mengenai produk itu kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat pemasar yang mengatakan bahwa”produk yang terbaik adalah konsumen yang merasa puas”.
    Para konsumen membentuk harapan-harapan mereka berdasarkan pesan-pesan yang mereka peroleh dari para penjual, teman atau sumber-sumber informasi lain, sehingga sebaiknya para penjual harus membuat atau memberikan keterangan-keterangan tentang produk mereka yang benar-benar asli bukannya tiruan sehingga mencerminkan prestasi produk yang sebenarnya agar pembeli terpuaskan.
    Bauran pemasaran (marketing mix) yang mencakup variabel-variabel produk, harga, promosi dan distribusi merupakan komponen dari kebijakn pemasaran yang sangat menentukan bagi kelangsungan afektivitas pemasaran perusahaan. Melalui penerapan bauran pemasarn yang tepat akan mampu memenuhi keinginan konsumen, sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan baik. Adapun variabel-variabel bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

    a. Produk
    Menurut Swastha dan Irawan (1990, hal. 165) bahwa defenisi dari produk terkandung makna dan tujuan produk tersebut sebagai berikut:
    1. Memiliki sifat yang kompleks.
    2. Wujudnya bersifat dapat diraba maupun tidak dapat diraba.
    3. Memiliki bungkus, warna, harga dan prestise.

    Yang semuanya ditujukan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan
    keinginannya.
    b. Harga
    Salah satu variabel yang penting dalam pemasaran adalah harga karena mempunyai pengaruh yang kuat terhadap posisi persaingan perusahaan, bagian pasar perusahaan, hasil penjualan dan tingkat keuntungan perusahaan. Penetapan harga yang dilakukan perusahaan mempunyai pengaruh langsung terhadap konsumen sedangkan pada bauran pemasaran,harga merupakan satu-satunya variabel yang menghasilkan pendapatan. Variabel lainnya menyebabkan pengeluaran atau biaya.

    c. Promosi
    Promosi menurut Swastha dan Irawan (1990), adalah arus informasi atau persuasi suatu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    Untuk meningkatkan dan mengejar laba yang sebesar-besarnya perusahaan perlu mengadakan aktivitas promosi. Berhasil atau tidaknya promosi yang dilakukan perusahaan dapat terlihat dari besar kecilnya jumlah konsumen yang membeli produk perusahaan.

    Keunggulan/kelebihan dari membeli/memakai produk levi’s yang asli adalah sebagai berikut:
    1.Produk lebih Awet tahan lama (usia)
    2. Dapat dikoleksi sebagai hobi
    3. Tampilan bentuk dan warna lebih bagus
    4. Tidak rusak saat dicuci di mesin cuci ataupun yang lain
    5. Dapat dipakai lagi kapanpun
    6. Senang dan banggamemakai produk asli
    7. Mendukung orang-orang yang terlibat dalan industri asli
    8. Terhindar dari tipuan
    9. Bisa dijual lagi dengan harga mahal di masa depan
    10. Secara tidak langsung ikut serta program anti pembajakan
    Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan pembajakan adalah untuk mengukur minat dari konsumen unutk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
    1. Keunggulan Produk Bajakan:
    -Murah
    Ya iyalah, kalau produk bajakan pasti harganya murah kalau harganya mahal semua orang pasti berpikir beli produk asli saja, tidak usah repot-repot. Biar aman.
    -Mudah didapatkan
    Produk bajakan itu mudah didapatkan. Misalnya, Anda ingin membeli celana levi’s. Tinggal cari saja di pasar / pedagang kaki lima pasti dapat kok. Tidak usah jauh-jauh ke toko ataupun distro.

    2. Kekurangan Produk Bajakan:
    -Kualitasnya Jelek
    Kualitasnya Jelek dikarenakan menggunakan bahan kain murahan, sehingga beberapa kali pakai saja sudah rusak. Sedangkan Produk asli awet dipakai berkali-kali.
    -Sering disisipi kain yang cepat luntur
    Produk levi’s bajakan juga sering disisipi campuran kimia. Karena itu dibuat agar bisa menggunakan produk itu secara bebas.

    -Razia
    Razia, kalau ada razia produk bajakan. Bisa mati deh kita, namun banyak aparat yang ikut main dalam barang bajakan. Sehingga kita tidak terlalu was-was dalam membeli produk levi’s.
    Makin besar sebuh perusahaan, maka semakin banyak juga pelaku-pelaku industri untuk membajak produk yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa produk bajakan hampir diminati semua kalangan dari golongan atas sampai bawah. Karena produk asli dan bajakan agak sulit untuk dibedakan. Sehingga terkadang perusahaan yang produknya ditiru ataupun dibajak menjadi menurun penjualan dari produknya.
    Untuk itu berhasilnya sebuah produk terjual itu sangat tergantung dari daya tarik atau kemampuan untuk menarik minat calon pembeli. Bentuknya harus menarik sehingga pembeli akan merasa membutuhkan dan kemudian membeli. Berhubungan dengan itu maka perhatian ditujukan pada masalah bagaimana perusahaan meyakinkan ke konsumen bahwa produk yang dijualnya asli dan bukan barang bajakan.
    Untuk mengukur efektivitas produk asli ataupun barang bajakan dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model yang dikembangkan oleh AC. Nielsen yang merupakan salah satu perusahaan peneliti pemasaran yang terkemuka di dunia( Damardi Durianto, Sugiarto, Anton Wachidin Widjaja dan Hendrawan Supratikno, 2003. Hal. 86). Yang mencakup empat dimensi kritis, yaitu:
    1. Dimensi Empati (Empathy)
    Dimensi empati menginformasikan apakah konsumen menyukai suatu produk tersebut dan menggambarkan bagaimana konsumen melihatnya.
    2. Dimensi Persuasi (Persuasion)
    Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu produk tersebut untuk konsumen secara pibadi. Dengan begitu konsumen tidak merasa rugi membeli produk tersebut.

    3. Dimensi Dampak (Impact)
    Dimensi dampak menunjukan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dalam hal ini produk bajakan.
    4. Dimensi Komunikasi (Comunication)
    Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut bahwa produk asli lebih baik dari produk bajakan.

    Boy, objekmu ok. Silahkan dilanjuti. Tapi tentang EPIC anda harus menulisnya lebih banyak lagi. Carikan referensi yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain.

    Komentar oleh Boy Royen Vikri Nababan | Desember 22, 2010 | Balas

    • SYALOM PAK JO…..
      Terima kasih sebelumnya saya ucapkan kpd bapak, atas tanggapan bapak terhadap skripsi yang saya buat. Dari tanggapan bapak saya menambahkan Model EPIC dari peneliti lain. Apabila menurut bapak ada yang kurang mohon saran atau pun masukannya pak agar skripsi tentatif yang saya buat ini baik dan sesuai harapan bapak Johannes serta harapan saya selaku penulis. Terima kasih pak jo, salam sukses dan tuhan memberkati kita semua.

      1.
      ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI
      PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT RAMBANG
      DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL
      YUDI FAROLA BRAM
      ALUMNI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

      Efektifitas Iklan diukur dengan Metode Epic Model Efektivitas iklan dapat diukur dengan menggunakan Epic model, Darmadi Durianto (2003). Epic model yang dikembangkan oleh AC Nielsen, salah satu perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia, Epic Model dan mencakup empat dimensi kritis yaitu empati, persuasi, dampak dan komunikasi (Empathy, Persuasion, Impact and communications – EPIC) berikut akan dipaparkan dimensi – dimensi dalam Epic model.
      A. Dimensi Empati
      Dimensi empati memberikan informasi yang berharga tentang daya tarik suatu merek. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau fikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain, Kamus besar bahasa Indonesia, (1988:228). Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen, menurut J.Paul Peter dan Jerry C Olson (1999), afeksi dan kognisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Dalam bahasa yang lebih sederhana, afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran, variasi tanggapan afektif dapat berupa penilaian positif, negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, dan konsumen dapat merasakan empat jenis tanggapan afektif yaitu emosi, perasaan khusus, suasana hati dan evaluasi yang berbeda dalam tingkat intensitas dan daya improvisasinya.
      B. Dimensi Persuasi
      Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi (persuasion) adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan satu komunikasi promosi. Komunikasi promosi, seperti periklanan, yang dapat mempengaruhi konsumen dapat menggunakan dua proses kognitif, yaitu : “jalur sentral” dan “Jalur periferal” menuju persuasi. Proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk . (Peter dan Olson 1996). ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN PERCETAKAN DAN PENERBITAN PT RAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE EPIC MODEL Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005 5 Jalur sentral menuju persuasi (central route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen meningkat. Pada jalur sentral, konsumen “memfokuskan diri pada pesan produk” dalam iklan. Konsumen menerjemahkan pesan produk dalam iklan
      tersebut, lalu membentuk kepercayaan tentang cirri-ciri dan konsekuensi produk, serta mengintegrasikan makna tersebut untuk membentuk sikap dan keinginan. Jalur periferal menuju persuasi (peripheral route persuasion) cenderung muncul ketika tingkat keterlibatan konsumen lebih rendah. Dalam jalur periferal, konsumen tidak memfokuskan diri pada pesan produk dalam sebuah iklan tetapi pada perangsang “periferal”, seperti selebriti atau musik yang popular dan menarik.
      C. Dimensi Impact
      Dimensi Impact menunjukkan, apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang di sampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari hasil iklan adalah jumlah pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk dan atau proses pemilihan. Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk (levels of product knowledge) yang berbedabeda, yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian. Konsumen dapat memiliki empat tingkat pengetahuan produk, yaitu : kelas produk, bentuk produk, merek, dan model. Gambar 4.1 berikut memberikan gambaran dari setiap tingkat pengetahuan suatu produk PT Rambang (sebagai contoh). Gambar 4.1. : Tingkatan Pengetahuan Produk Lebih Abstrak —————— kurang Abstrak Kelas Produk Bentuk Produk Merek Model/Ciri Produk cetak Koran Kompas 52 halaman Diadaptasi dari : J. Paul Peter dan Jeery C. Olson. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi Keempat, 1996. Selain itu konsumen juga dapat memiliki tiga jenis pengetahuan produk, yaitu pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk, dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai suatu produk. Keterlibataan (involvement) mengacu pada persepsi konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau aktifitas. Konsumen yang melihat bahwa suatu produk memiliki konsekuensi yang relevan secara pribadi, maka konsumen dikatakan terlibat dengan produk tersebut dan memiliki hubungan dengan produk tersebut. Konsekuensi dengan suatu produk atau suatu merek memiliki aspek kognitif maupun pengaruh. Secara kognitif, yang termasuk dalam keterlibatan adalah pengaruh, seperti evaluasi prodduk. Jika keterlibatan suatu produk tinggi, maka orang akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat, seperti emosi dan perasaan yang kuat. Keterlibatan dapat berkisar dari tingkat yang rendah – sedikit atau tidak ada relevansinya – ketingkat yang moderat – ada relevansi yang dirasakan – hingga ke tingkat yang tinggi – relevansinya sangat dirasakan. Keterlibatan adalah status motivasi yang YUDI FAROLA BRAM 6 Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 3 No 6 Desember 2005 menggerakkan serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan.
      D. Dimensi Komunikasi
      Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang
      ditinggalkan pesan tersebut. Perspektif pemrosesan kognitif adalah inti untuk mengembangkan strategi pemasaran yang berhasil yang merupakan permasalahan komunikasi. Proses dimulai ketika sumber komunikasi promosi menentukan informasi apa yang harus dikomunikasikan, kemudian meng-enkoding pesan tersebut dalam bentuk simbol-simbol yang paling tepat (menggunakan kata, gambar, atau tindakan). Kemudian, pesan ditransmisikan ke sebuah penerima melalui berbagai media, seperti pertunjukan televisi, penawaran via pos, billboard, atau majalah. Penerima atau konsumen, jika digiring ke suatu
      promosi, harus men-dekoding atau menerjemahkan maknanya. Kemudian, konsumen dapat mengambil tindakan, seperti pergi ke toko atau melakukan pembelian. Dua tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan memahami informasi dalam komunikasi promosi dan mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap.
      Penelitian Terdahulu
      Menurut Yulita Sari (Tahun 2002) yang berjudul : Strategi Promosi dalam masarkan produk kosmetik di PT AVON Cabang Palembang dan Menyimpulkan bahwa kegiatan promosi yang bersifat periklanan belum dimanfaatkan dengan baik, terlihat belum adanya iklan-iklan dari kegiatan usaha tersebut dan kegiatan promosi penjualan yang dilakukan hanya sebagian kecil dengan cara memajangkan produk pada etalase kantor perusahaan serta pameran-pameran.

      2.
      Efektivitas Iklan Komparatif Kartu Seluler ESIA Versi Banding Harga ala Ringgo ( Studi pada Pengguna ESIA di kota Malang Menggunakan EPIC Model)
      NINIK NUR KHOLIDAH
      NIM 03220103
      UIN
      Variabel Penelitian
      1) Empathy merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok yang lain.
      2) Persuasion merupakan perubahan kepercayaan sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi.
      3) Impact adalah dampak yang diinginkan dari hasil iklan yaitu jumlah pengetahuan produk (product knowledge) dan keterlibatan konsumen terhadap iklan tersebut.
      4) Communication adalah proses menciptakan suatu kesamaan atau suatu kesatuan pemikiran antara pengirim dengan penerima.
      I. Definisi Operasional Variabel
      1) Empathy/ Empati
      Variabel-variabel yang digunakan dalam parameter ini ialah pendapat mengenai iklan televisi Produk Esia versi banding harga ala Ringgo, berdasarkan pada perasaan dan pemikiran dan kecocokan hubungan antara materi iklan dengan merek yang diiklankan.87 87
      2) Persuasion/ Persuasi
      Variabel-variabel yang digunakan dalam parameter ini ialah ketertarikan dengan produk Esia dan kepercayaan untuk mencoba dan beralih ke merek Esia.
      3) Impact/Dampak
      Variabel yang digunakan dalam parameter ini ialah tingkat pengetahuan produk (level of product knowledge) kepercayaan terhadap tarif yang lebih murah dan layanan yang ditawarkan kartu seluler Esia, tingkat kreatifitas iklan kartu seluler Esia dan apakah iklan tersebut lebih menonjol dibanding dengan iklan kartu seluler yang lain.
      4) Communication/Komunikasi Variabel-variabel yang digunakan dalam parameter ini
      ialah kemampuan iklan televisi Esia versi banding harga ala Ringgo dalam mengkomunikasikan pesan yang ingin disampaikan, pemahaman pemirsa terhadap pesan yang disampaikan dalam iklan televisi Esia versi banding harga ala Ringgo, dan penilaian pemirsa terhadap kemampuan endorser dalam menyampaikan pesan iklan 8888

      KONSEP VARIABEL INDIKATOR ITEM
      Empathy
      • (Empati)
      1. Respon responden terhadap tampilan iklan menurut perasaan dan pemikiran.
      2. Penilaian terhadap hubungan materi iklan dan merek
      1. Pemikiran terhadap cara perbandingan tarif dalam iklan.
      2. Perasaan terhadap cara perbandingan tarif dalam iklan.
      3. Kecocokan cara perbandingan tarif dalam iklan dengan merek Esia.
      Persuasion
      • (Persuasi)
      1. Ketertarikan dengan merek yang diiklankan
      2. Keinginan untuk beralih merek dan mencoba merek yang diiklankan
      1. Responden tertarik dengan Kartu Seluler Esia karena adanya perbandingan tarif dalam iklan.
      2. Responden percaya dan ingin beralih merek karena adanya perbandingan tarif dalam iklan. Impact
      • (Dampak)
      1. Tingkat kreatifitas iklan Esia versi Banding Harga Ala Ringgo
      2. Kemenonjolan iklan Esia dibandingkan dengan iklan merek lain dalam industri sejenis.
      3. Kepercayaan terhadap informasi iklan.
      1. Cara perbandingan tarif dalam iklan merupakan terobosan yang kreatif.
      2. Cara perbandingan tarif dalam iklan lebih menonjol daripada iklan Kartu Seluler lain.
      3. Kepercayaan bahwa tarif Esia lebih murah dibandingkan merek Kartu Seluler lain.
      4. Kepercayaan bahwa syarat perhitungan tarif Esia lebih mudah dibandingkan dengan merek Kartu Seluler lain.

      • Efektifitas
      Iklan televisi Esia versi Banding Harga Ala Ringgo Communication (Komunikasi)
      1. Pemahaman terhadap materi dan tampilan iklan.
      2. Penilaian terhadap kemampuan endoser yang menyampaikan pesan iklan.
      1. Memahami maksud kata yang diucapkan Agus Ringgo dalam iklan.
      2. Memahami maksud gambar yang dibandingkan dalam iklan.
      3. Agus Ringgo cocok untuk membawakan iklan Esia versi Banding Harga Ala Ringgo.
      Sumber: EPIC Model dalam Durianto (2003:86) dalam Adji (2006:27),

      Judul mu ok, walau agak panjang yg penting pendekatan EPICnya dapat jelas dan tegas dalam proposal.

      Komentar oleh BOY ROYEN VIKRI NABABAN | Januari 10, 2011 | Balas

      • Syalom pak jo…
        salam sukses buat kita semua.Terima kasih pak atas komentarnya terhadap skripsi yang saya buat. Semoga skripsi yang saya buat ini bisa menjadi bahan acuan untuk pembuatan skripsi saya kedepannya.
        Tuhan memberkati…

        Komentar oleh BOY ROYEN VIKRI NABABAN | Januari 14, 2011

  18. sore pak,,

    nama : eni oktaviani
    nim : ecib009015
    tugas: metedologi penelitian
    saya mahasiswa manajemen paket 3

    BAB 1
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses apabila mampu memasarkan produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan serta mampu menghadapi tantangan baik secara eksternal maupun internal salah satunya adalah tantangan dalam bidang pemasaran.
    Kegiatan pemasaran berkaitan dengan bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berhubungan, agar perusahaan dapat secara optimal memasarkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal bauran pemasaran tersebut harus dikelola perusahaan dengan baik yang lebih dikenal dengan manajemen pemasaran.

    Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya. Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik,
    PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT Pusri, yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. distribusi dan Pemasaran pupuk yang dilakukan oleh Pusri mengutamakan terpenuhinya kebutuhan pupuk dalam negeri guna mendukung program pembangunan pertanian yang ditujukan pada penguatan ketahanan pangan secara nasional. Pupuk merupakan salah satu factor produksi yang bernilai penting dalam budidaya pertanian. Berbagai kebijakan dalam pendistribusian pupuk telah dikeluarkan pemerintah selama ini. Kebijakan tarsebut mempengaruhi kinerja ekonomi pupuk yang meliputi produksi, ketersediaan, tingkat harga dan tingkat penggunaan oleh petani.Dengan memperhatikan perkembangan baik fisik, distribusi dan pemasaran pupuk dari periode ke periode atas masalah pupuk, manajemen PT Pusri dituntut untuk selalu waspada, untuk selalu memonitor serta menyiapkan metode-metode kerja yang strategis dalam bidang distribusi dan pemasarannya.

    1.2 rumusan masaalah
    Distribusi merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pemasaran barang yang dihasilkan oleh produsen yang akan diteruskan oleh bagian distribusi hingga bisa dinikmati oleh konsumen.
    dalam melakukan proses distribusi pupuk urea PT.PUSRI harus menerapkan pola yang sesuai dengan kondisi petani, agar semua petani dapat memperoleh pupuk sesuai dengan kebutuhan dan tapat pada waktunya, dengan demikian rumusan masalahnya: ” analisis pola distribusi pupuk urea PT.PUSRI PPD JAMBI serta kendala yang dihadapi ”

    Eni distribusi pupuk sudah standar, kalau ingin melihat hal yg lebih dalam, bagaimana distribusi pupuk di tingkat pengecer adakah penyimpangan misalnya karena tidak berjalannya pupuk bersubsidi yg dikarenakan prosedur, aturan, ketersediaan dll. Karena masalah pupuk banyak terjadi pada masalah di tingkat pengecer bukan di tingkat logistik.

    Komentar oleh eni oktaviani | Desember 22, 2010 | Balas

  19. selamat sore pak joe
    salam sejahtera
    saya mahasiswa manajemen ekstensi paket III
    ini tugas minggu lalu mengenai proposal tentatif

    nama : septian reni sn
    nim : EC1B009005

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Penjualan Sepeda Motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan penjualan sepeda motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Jambi dalam meningkatkan pelayanan penjualan untuk di masa yang akan datang.
    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan pelayanan penjualan.

    Komentar oleh septian reni sn | Desember 22, 2010 | Balas

  20. selamat sore Pak Johannes
    saya mahasiswa manajemen ekstensi paket semester III

    nama : meri yani
    nim : EC1B009006
    tugas : metodelogi penelitian

    ANALISIS PERSEPSI YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA PADA SUPERMARKET TRONA JAMBI PRIMA MALL

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Kita mengetahui bahwa di Kota Jambi terdapat berbagai macam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti Supermarket dan yang berskala kecil seperti Minimarket. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Supermarket Trona Jambi Prima Mall salah satunya merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi dan keluarga dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
    Persepsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi prilaku konsumen untuk mengambil keputusan dalam segala sesuatu hal termasuk dalam melakukan proses pembelian. Dalam hal tersebut banyak sekali factor-faktor yang di analisa oleh konsumen sebelum memilih mana yang menurut mereka yang terbaik. Biasanya hal yang dilihat dan dipilih oleh konsumen dalam mengevaluasi diantaranya adalah factor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadi factor yang harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern ( ritel ). Kita mengetahui bahwa Supermarket Trona Jambi Prima Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi masyarakat jambi dan luar daerah jambi, terutama mulai dari pukul 09.00. Biasanya kebutuhan yang sering dibeli konsumen yaitu kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan sembako.
    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memilih topic skripsi mengenai “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Supermarket Trona Jambi Prima Mall di Jambi”
    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
    • Apakah factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    • Dari factor-faktor tersebut factor manakah yang paling dominan mempengaruhi persepsi konsumen untuk memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?

    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
    • Untuk mengetahui factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi apakah secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    • Untuk mengetahui factor-faktor apakah yang paling dominan memberian pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.

    1.4. Manfaat Penelitian
    • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebujakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    Komentar oleh meri yani | Desember 22, 2010 | Balas

  21. selamat sore pak joe
    saya mahasiswa manajemen paket III
    ini tugas minggu lalu proposal tentatif

    nama : septian reni sn
    nim : EC1B009005

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Penjualan Sepeda Motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan penjualan sepeda motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Jambi dalam meningkatkan pelayanan penjualan untuk di masa yang akan datang.
    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan pelayanan penjualan.

    Komentar oleh meri yani | Desember 22, 2010 | Balas

  22. selamat sore pak joe
    saya mahasiswa manajemen paket III
    ini tugas minggu lalu proposal tentatif

    nama : septian reni sn
    nim : EC1B009005

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerici, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN PELAYANAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR PADA PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
    a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Penjualan Sepeda Motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pelayanan penjualan sepeda motor pada PT. Sabang Raya Motor Jambi.
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Sebagai bahan masukan bagi PT. Sabang Raya Motor Jambi dalam meningkatkan pelayanan penjualan untuk di masa yang akan datang.
    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berhubungan dengan pelayanan penjualan.

    Komentar oleh Septian Reni SN | Desember 22, 2010 | Balas

  23. selamat sore pak johannes
    saya mahasiswa manajemen ekstensi paket semester III

    nama : meri yani
    nim : EC1B009006
    tugas: metodelogi penelitian

    ANALISIS PERSEPSI YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA PADA SUPERMARKET TRONA JAMBI PRIMA MALL

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Kita mengetahui bahwa di Kota Jambi terdapat berbagai macam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti Supermarket dan yang berskala kecil seperti Minimarket. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Supermarket Trona Jambi Prima Mall salah satunya merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi dan keluarga dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
    Persepsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi prilaku konsumen untuk mengambil keputusan dalam segala sesuatu hal termasuk dalam melakukan proses pembelian. Dalam hal tersebut banyak sekali factor-faktor yang di analisa oleh konsumen sebelum memilih mana yang menurut mereka yang terbaik. Biasanya hal yang dilihat dan dipilih oleh konsumen dalam mengevaluasi diantaranya adalah factor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadi factor yang harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern ( ritel ). Kita mengetahui bahwa Supermarket Trona Jambi Prima Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi masyarakat jambi dan luar daerah jambi, terutama mulai dari pukul 09.00. Biasanya kebutuhan yang sering dibeli konsumen yaitu kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan sembako.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memilih topic skripsi mengenai “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Supermarket Trona Jambi Prima Mall di Jambi”
    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
    • Apakah factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    • Dari factor-faktor tersebut factor manakah yang paling dominan mempengaruhi persepsi konsumen untuk memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?

    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
    • Untuk mengetahui factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi apakah secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    • Untuk mengetahui factor-faktor apakah yang paling dominan memberian pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.

    1.4. Manfaat Penelitian
    • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebujakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    Komentar oleh meri yani | Desember 22, 2010 | Balas

  24. selamat sore pak johannes
    saya mahasiswa manajemen ekstensi paket semester III

    nama : meri yani
    nim : EC1B009006
    tugas: metodelogi penelitian

    ANALISIS PERSEPSI YANG MEMPENGARUHI MINAT KONSUMEN UNTUK BERBELANJA PADA SUPERMARKET TRONA JAMBI PRIMA MALL

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Kita mengetahui bahwa di Kota Jambi terdapat berbagai macam pusat perbelanjaan baik yang berskala besar seperti Supermarket dan yang berskala kecil seperti Minimarket. Hal ini akan menguntungkan bagi konsumen karena tersedia alternatif pilihan produk. Baik dari segi merek, kemasan, ukuran, warna maupun harga sehingga konsumen memperoleh kemudahan dalam berbelanja karena dapat memenuhi segala macam kebutuhan dan konsumen tidak perlu cemas dan takut dalam memenuhi semua kebutuhannya. Supermarket Trona Jambi Prima Mall salah satunya merupakan pusat perbelanjaan yang menjual berbagai macam produk yang bervariasi. Mulai dari kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan rumah tangga, kebutuhan pribadi dan keluarga dan lain sebagainya. Dengan semakin banyaknya pusat perbelanjaan berskala besar dan berskala kecil. Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Sedangkan untuk mempelajari mengenai alasan perilaku membeli konsumen bukan hal yang mudah dan jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
    Persepsi merupakan salah satu factor yang mempengaruhi prilaku konsumen untuk mengambil keputusan dalam segala sesuatu hal termasuk dalam melakukan proses pembelian. Dalam hal tersebut banyak sekali factor-faktor yang di analisa oleh konsumen sebelum memilih mana yang menurut mereka yang terbaik. Biasanya hal yang dilihat dan dipilih oleh konsumen dalam mengevaluasi diantaranya adalah factor lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi. Hal tersebut menjadi factor yang harus diperhatikan produsen karena akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk memilih toko mana yang akan di datangi konsumen dan keputusan yang dibuat oleh konsumen akan menentukan kesuksesan sebuah pasar modern ( ritel ). Kita mengetahui bahwa Supermarket Trona Jambi Prima Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai dikunjungi masyarakat jambi dan luar daerah jambi, terutama mulai dari pukul 09.00. Biasanya kebutuhan yang sering dibeli konsumen yaitu kebutuhan sehari-hari terutama kebutuhan sembako.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk memilih topic skripsi mengenai “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat Konsumen Untuk Berbelanja Pada Supermarket Trona Jambi Prima Mall di Jambi”
    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian di atas maka hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
    • Apakah factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?
    • Dari factor-faktor tersebut factor manakah yang paling dominan mempengaruhi persepsi konsumen untuk memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja ?

    1.3. Tujuan Penelitian
    Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :
    • Untuk mengetahui factor-faktor seperti lokasi, kualitas, kelengkapan produk harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi apakah secara simultan mempengaruhi persepsi konsumen memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.
    • Untuk mengetahui factor-faktor apakah yang paling dominan memberian pengaruh terhadap persepsi konsumen dalam memilih Supermarket Trona Jambi Prima Mall sebagai tempat berbelanja.

    1.4. Manfaat Penelitian
    • Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebujakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    PEndektan persepsi bisa digunakan untuk keputusan pembelian, tapi kerangka teoritisnya harus lebih kaya.

    Komentar oleh meri yani | Desember 22, 2010 | Balas

  25. nama : m. sugih
    NIM : C1B008115

    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
    Indonesia sebagai Negara agraris adalah Negara pengekspor dan pengimpor produksi pangan terbesar di dunia. Banyak pihak yang mulai khawatir bahwa kita masuk dalam jebakan pangan yang akan membutuhkan waktu yang lama untuk keluar dari masalah itu. Tantangan masa mendatang dalam menyediakan pangan terutama berkaitan dengan pertambahan penduduk dan tingkat pendidikan petani yang masih rendah serta kondisi sumber daya alam yang semakin memprihatinkan. Jika kita tidak mampu bangkit dan meningkatkan kwalitas, dan kuantitas dan kontiniuitas produksi yang memenuhi syarat-syarat global (Husodo dkk, 2004).
    Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun membutuhkan kebutuhan pangan yang semakin besar. Dalam rangka mencukupi kebutuhan pangan tersebut Indonesia mencanangkan beberapa program di bidang pertanian. Dari program ini di harapkan produksi pangan meningkat dari luas lahan yang ada. Penggunaan varietas tahan, perbaikan tekhnik budidaya yang meliputi pengairan, pemupukan (Wudianto, 1997).
    Penduduk bertabah lebih cepat daripada pertambahan barang produksi bahan makanan. Penduduk bertambah menurut deret ukur, sedangkan produk bahan makanan hanya bertambah menurut deret hitung. Walaupun demikian, ternyata kemejuen teknologi mempu melipat gandakan produksi bahan makanan dan produksi pertanian pada umumnya (Mubyarto, 1989)
    Dengan munculnya kemejuan-kemejuan besar yang berasal dari lembaga penelitian umum dan swasta dalam bidang produksi tanaman, terdapat alasan untuk meyakini bahwa target produksi tertinggi akan terus dipecahkan dan persediaan pangan akan terus dapat memenuhi kebutuhan populasi dunia. Oleh karena prospek untuk mengembangkan lahan tanaman secara nyata sangat terbatas, bagian terbesar peningkatan produksi pangan akan dilakukan melalui peningkatan hasil yang dimungkinkan oleh perbaikan dibidang nutrisi tanaman.
    Pupuk telah senantiasa berada dilini depan dalam usaha untuk meningkatkan produksi pangan dunia dan mungkin lebih daripada jenis input yang lain, secara luas bertanggung jawab bagi keberhasilan yang telah dicapai. Hanya tanah-tanah yang subur yang merupakan tanah produktif. Apabila hara tanaman rendah, produktivitas tanah dsan hasil tanaman rendah. Jadi dengan memasok hara tanaman yang esensial bagi produksi tanaman yang tinggi, pupuk telah menjadi vital untuk produksi tanaman.
    Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa pupuk meskipun merupakan satu-satunya faktor, dianggap sebagai penyumbang utama (FAO,1981b).pertambahan dalam produksi pangan jelas merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor yang masing-masing tidak akan efektif tanpa yang lainnya. Perkiraan untuk dunia menunjukkan sumbangan pupuk terhadap produksi total sebesar 20-25% (Engelstad, 1997).
    Sumatera utara sebagai salah satu provinsi yang cukup besar sektor pertaniannya perlu diperhatikan kebutuhan pupuknya. Berikut kebutuhan pupuk bersubsidi sektorn pertanian tahuin anggaran 2006 di sumatera utara berdasarkan kabupaten/kota.
    Identifikasi Masalah
    Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang perlu diteliti :
    1. Bagaimana bentuk saluran pemasaran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK) di daerah penelitian?
    2. Apa saja fungsi pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam penyaluran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK)?
    3. Berapa besar biaya pemasaran, price spread, Shere Margin setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran, serta hubungan atau dampaknya terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) di daerah penelitian?
    4. Bagaimana tingkat efesiensi pemasaran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK) di daerah penelitian?
    5. Apa yang menjadi kendala dalam pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di daerah penelitian?
    6. Apa upaya-upaya yang di lakukan untuk menghadapi kendala tersebut?
    Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK) di daerah penelitian.
    2. Untuk mengetahui fungsi pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK) di daerah penelitian.
    3. Untuk mengetahui besarnya biaya pemasaran, sebaran harga (priceSpread) dan Share Margin serta dampaknya terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET).
    4. Untuk mengetahui tingkat efesiensi pemasaran pupuk di daerah penelitian.
    5. Untuk mengetahui masalah yang di hadapi dalam penyediaan dan penyaluran pupuk bersubsidi di daerah penelitian.
    6. Untuk mengetahui upaya yang di lakukan dalam penyaluran pemasaran pupuk bersubsidi (Urea, ZA, SP-36, dan NPK.
    Kegunaan Penelitian
    1. Sebagai bahan informasi bagi produsen dan distributor pupuk dalam mengembangkan usahanya.
    2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah mengenai pemasaran pupuk sehingga membantu dalam perumusan kebijakan dan strategi membangun pertanian yang lebih baik.
    3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

    Tinjauan Pustaka
    Tiap bahan yang diberikan ketanah untuk memasok hara bagi pertumbuhan tanaman dapat dianggap sebagai pupuk. Istilah pupuk dapat digunakan untuk mencakup tanaman hijau penutup tanah, pupuk kandang, atau bahan yang sejenis. Akan tatapi akhir-akhir ini, istilah tersebut lebih menyatakan pupuk komersial, sebagai bahan yang mengandung satu unsur hara atau lebih, yang terutama diogunakan untuk kadar hara tanamannya, yang dirancang untuk di gunakan atau duiklaim mempunyai nilai dalam menunjang pertumbuhan tanaman (Engelstad, 1997)
    Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap oleh tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara kedalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun)
    Berdasarkan unsurb yang di kandungnya pupuk dibedakan atas 2 golongan yaitu pupuk makro dan pupuk mikro. Berdasarkan asalnya pupuk hanya di bagi dalam 2 kelompok yaitu:
    1. Pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-369 (pupuk P), KCI (pupuk K), serta
    2. Pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, humus, dan pupuk hijau
    Berdasrkan kandungan unsur hara pupuk dibagi 3 yaitu:
    1. Pupukl tunggal ialah pupuk yang hanya mengandung satu jenis unsur, misaknya urea
    2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur misalnya NPK, beberapa jenis pupuk daun, dan kompos.
    3. Pupuk lengkap ialah pupuk yang mengandung unsur secara lengkap (keseluruhan), baik unsur makro maupun mikro.
    Berdasarkan cara pemberiannya pupuk dibagi 2 kelompok yaitu:
    1. Pupuk akar ialah segala jenis pupuk yang diberikan lewat air. Misalnya TSP,ZA, KCI, kompos, pupuk kandang,dan Dekaform.
    2. Pupuk daun ialah segala macam pupuk yang diberikan lewat daun dengan cara penyemprotan. Sampai saat ini diperkirakan ada banyak jenis pupuk daun yang beredar di pasaran.
    (Limgga,2000)
    Beberapa contoh pupuk daun yang banyak beredar di pasaran sebagai berikut:
    • Bayfolan 11.8.6 dilengkapi dengan Fe, Mg, B, Cu, Zn, dan Mo.
    • Complesal 12.4.6 dilengkapi dsengan Fe, S, Mn, Mg, B, Cu, Zn.
    • Gandasil Daun 14.12.14 di lengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.
    • Gandasil Bunga 6.20.30 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu, Zn.
    • Grow More.
    • Hyponex 10.40.15.
    (Novizan, 2002)
    Ada beberapa keuntungan dari pupuk organik yang patut di catat sehingga tetap diminati orang sampai sekarang, yaitu:
    1. Pemberiannya dapat terukur dengan tepat karena pupuk anorgaanik umumnya takaran haranya pas.
    2. Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat. Misalnya, hingga saat panen, singkong menyedot hara nitrogen 200kg/Ha sehingga bisa diganti dengan tekanan pupuk N yang pas.
    3. Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah yang cukup. Artinya, kebutuhan akan pupuk ini bisa dipenuhi dengan mudah asalkan ada uang.
    4. Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibanding pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang. Akibatnya, hasil kalkulasi biaya angkut pupuk ini jauh lebih murah dibanding pupuk organik.
    Selain kelebihan tersebut, pupuk anorganikpun ada jeleknya. Selain hanya unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro. Itu sebabnya pemakaian pupuk anorganik yang diberikan lewat akar ini perlu diimbangi dengan pemakaian pupuk daun yang banyak mengandung hara mikro. Kalau tidak diimbangi, tanaman tidak akan tumbuh dengan sempurna. Selain itu, pemakaian pupuk anorganik secara terus menerus dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos. Dan lagi, kalau salah pakai atau pemberiannya terlalu banyak, tanaman bisa mati dibuatnya. Oleh karena itu, dianjurkan agar aturan pakainya selalui dipatuhi, jangan suka membuat aturan pakai sendiri.
    Cara memupuk sangat tergantung pada jenis tanaman yang ditanam. Dilihat dari cara menanam ragam tanaman selama ini dapat disimpulkan ada 3 cara pemberian pupuk (kecuali pupuk daun), yaitu:
    a. Diabur atau disebar
    Cara ini diterapkan untuk pupuk berupa butiran atau serbuk. Penaburannya dilakukan ke seluruh lahan yang akan dipupuk. Pemupukan dengan cara ditabur ini biasa dilakukan pada tanaman yang jarak tanamnya rapat atau tidak teratur dan pada tanaman yang sistem perakarannya dangkal seperti padi sawah.
    b. Diletakkan diantara larikan atau barisan
    Pada cara ini, pupuk ditempatkan diantara larikan tanaman yang kemudian ditutup dengan tanah. Cara ini sangat baik dan umumnya dilakukan pada tanaman yang ditanam secara teratur dengan jarak yang lebih leluasa seperti pada jagung dan kacang tanah. Keuntungan lain dari cara ini ialah perkembangan akar lebih baik cepat sehingga pertumbuhannya akan baik. Yang tak kalah pentingnya ialah kehilangan unsur hara, terutama yang mudah menguap seperti nitrogen, akan lebih mudah teratasi.
    c. Ditempatkan dalam lubang
    Cara ini umumnya diterapkan pada tanaman tahunan seperti cengkeh dan buah-buahan. Lubang untuk pupuk dibuat terlebih dahulu sedalam 30 cm. Letak lubang persis dibawah tajuk disekitar batang tanaman. Kedalam lubang tersebuut dimasukan pupuk, lalu ditutup dengan tanah. Pada tanaman muda, lubang cukup dibuat pada jarak 10 cm dari batang. Keuntungan dengan cara ini sama dengan cara larikan. (Lingga,2000)

    Sugih, rumusan masalah di atas terlalu banyak dan cenderung kepada rumusan masalah manajemen (teknis), pilihlah rumusan masalah yg bersifat pemasaran atau ilmiah.

    Komentar oleh M. sugih | Desember 22, 2010 | Balas

  26. selamat malam pak Joe,

    Nama : M.khaldra jayusman
    Nim : C1B008129

    Saya Mahasiswa Kelas Pagi UNJA Reguler Manajemen Pemasaran semester 5.
    Tugas mengenai proposal tentatif : Judul, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Landasan Teoritis.
    BAB 1
    LATAR BELAKANG
    Iklan adalah salah satu cara bagi suatu perusahaan dalam memperkenalkan produknya kepada pasar yang mereka tuju,dan tentu saja iklan dapat menaikan penjualan suatu produk yang di tawarkan.keuntungan pun akan di dapat jika produk yang diiklan kan mampu membuat para konsumen yang menjadi target pasar merasa familiar dengan produk produk tersebut, Menurut W. J. Stanton (1993: 206) iklan adalah “Bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli, Sedangkan menurut Rhenald Kasali (1992: 121) iklan adalah “Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
    Perkembangan era telekomunikasi mobile mengalami peningkatan yang sangat cepat,terlihat dari banyaknya provider provider telekomunikasi yang berkembang dengan menawarkan iklan iklan serta produk produk yang amat unik dan menarik .di Indonesia terdapat 5 perusahaan telekomunikasi tebesar yang menawarkan produk GSM dan 2 perusahaan telekomunikasi yang menawarkan produk CDMA.
    Persaingan iklan iklan yang dimiliki oleh ke 7 perusahaan telekominikasi terbesar di Indonesia ini sangatlah beragam dan sangat variatif guna memenangkan persaingan untuk mendapatkan perhatian para konsumen.para perusahaan memakai seluruh media yang dapat diakses oleh konsumen untuk menawarkan produk produk mereka,tentu saja dengan iklan iklan yang variatif dan inovatif agar para konsumen dapat mengingat dan mengetahui produk produk yang mereka tawarkan
    Media televisi memiliki salah satu peran yang sangat strategis dalam mengiklankan suatu produk,tayangan audio visual yang gampang dicerna dan gampang dimengerti oleh para konsumen.cukup hanya dengan melihat dan mendengarkan iklan yang di tampilkan para konsumen dapat mengingat dan merespon produk yang ditampilkan oleh media televisi.akses yang mudah serta bebas biaya dalam menyaksikan televisi,menjadikan televisi menjadi media favorit untuk para konsumen dalam memenuhi kebutuhan hiburanya setiap hari
    Dewasa ini di Indonesia terdapat 10 chanel televisi nasional dan hampir 20 chanel televisi local yang berkembang.para konsumen pun dapat memilih chanel televisi yang menjadi favorit mereka,dan para konsumen tentu saja tidak akan pernah bosan dalam menyaksikan televisi,karena banyaknya chanel chanel televisi yang ditawarkan.di kota jambi terdapat 7siaran televis nasional yaitu:TVRI,RCTI,SCTV,METRO TV,INDOSIAR,GLOBAL TV,DAN TRANS TV yang dapat di tangkap oleh antena UHF ,dan memiliki 3 stasiun tv local yaitu:TVRI JAMBI,JAMBI TV dan JEK TV .antena UHF yang dapat di beli dengan harga terjangkau ,menjadi favorit para masyarakat kota jambi untuk memenuhi kebutuhan hiburanya,karena masyarakat kota jambi yang rata rata terdiri kelas ekonomi menengah ke bawah,sehingga anthena UHF pun menjadi pilihan utama.
    Provider provider telekomunikasi pun memiliki strategi strategi tersendiri dalam mengiklankan produk poroduknya.waktu penayangan menjadi salah satu factor strategi yang amat penting di perhatikan oleh provider untuk memperkenalkan produknya.agar tidak tersaingi atau malah mendapatkan rugi karena terlalu sering mengiklankan produknya pada media televise . karena banyaknya chanel tv yang ada pada saat ini membuat para provider harus jeli dalam memilih waktu penayangan yang tepat agar dapat dengan mudah di saksikan dan dinikmati oleh para konsumen yang menjadi sasaran produk mereka.
    Dalam mengiklankan sebuah produk pada media televisi tidaklah murah,media televisi mematok harga yang cukup tinggi pada waktu waktu tertentu.ini lah yang membuat para provider provider harus jeli dalam melihat situasi dan waktu yang tepat dalam memperlihatkan produknya pada media televise,jika para provider tidak jeli atau tidak mampu dalam melihat situasi,bukan tidak mungkin para provider malah akan mendapat kerugian karena mengeluarkan banyak biaya untuk memasang iklan nya pada media televisi
    Table 1.1waktu penayangan iklan

    Perumusan masalah
    Media televisi menjadi media favorit setiap keluarga di Indonesia,hanya dengan membeli antenna UHF para masyarakat dengan mudah menikmati tayangan televisi yang menjadi hiburan rata rata setiap masyarakat pada saat ini.faktor tersebut menyebabkan perkembangan media televise sangat cepat,terbukti dengan menjamurnya setasiun televise di Indonesia.
    Industry telekomunikasi melirik peluang iklan produknya terhadap media televise,karena banyak sekali masyarakat yang gemar menonton televise. Hal ini menjadikan para perusahaan dari industry telekomunikasi lebih memilih media televise sebagai strategi perusahaan tersebut untuk memperkenelkan,menawarkan,dan menginformasikan keunggulan produknya
    Waktu penayangan yang tepat adalah kunci dari keberhasilan sebuah iklan produk.disinilah para pemasar di tuntut pintar dan jeli dalam menampilkan produknya pada media televise,iklan iklan yang unik dan menarik juuga menjadi factor kunci kenerhasilan sebuah produk yang didiklankan,dan dari uraian ini lah dapat di rumuskan masalah
    “bagaimana perusahaan telekomunikasi telkomsel menenpatkan iklan iklan nya pada waktu yang tepat,dan bagaimana pengaruhnya terhadap perhatian konsumen”
    TUJUAN DAN MANFAAT PENILITIAN
    Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
    1. untuk mmengetahui bagaimana waktu penayangan iklan telkomsel terhadap perhatian konsumen
    2. untuk meneliti dan menguji apakah iklan iklan yang ditawarkan mampu dengan baik diterima oleh para konsumen
    adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penilitian ini adalah:
    1. dari hasil penilitian ini di harapkan dapat menjadfi bahan informasi dan masukan kepada PT telkomsel dalam mengambil keputusan untuk beriklan pada media televise
    2. sebagai pengetahuan kepada peneliti
    RUANG LINGKUP PENILITIAN
    Subungan dengan permasalahan yang di teliti penulis membatasi sasaran pokok yaitu:
    • tempat penilitian :kota jambi
    • perusahaan yang di teliti :PT TELKOMSEL
    • bidang penillitiaan : pemasaran
    • aspek pemasaran :pengaruh waktuiklan terhadap perhatian konsumen

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Definisi definisi
    Manajemen pemasaran
    Sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran,serta mendapatkan,mempertahankan dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan,penyampaian dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.(kotler,2005,hal 10)

    Konsep pemasaran
    Menurut basu swasta,(hani handoko,2000.hal 6)konsep pemasaran adsalah sebuah falsafah bisnis yang menyatukan bahwa pemuasan kebutuhan
    Produk
    Apa saja yang dapat di tawarkan kepasar untuk diperhatikan dan di peroleh,di gyunakan atau dikonsurasi yang dapat memenuhi keingininan dan kebutuhan(kotlr ,2005.hal 33)
    Merek
    Menurut asosiasi pemasaran amerika:
    Merek dapat memudahkan pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen(durianto,2001,hal 12)
    Tawaran dari suatu sumber yang sudah terkenal(kottler,2005 hal 13)

    Periklanan
    Kata iklan berasal dari bahasa yunani,yang lebih kurangadalah menggiring orang pada gagasan addapun pengertian periklanan secara komperhensif menurut kotler(2003),periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide,barang atau jasa secara non personel oleh suatu sponsor tertentu yanmg memerlukan pembayaran.
    Periklanan adalah suatuy proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu,yakni si pemasang ilkan(pengiklan),yang membayar jasa sebuah media masaa atas penyiaran iklan nya (suhandang 2005:13)
    Bebagai kemungkinan tujuan periklanan
    Untuk menginformasikan:
    • memberitahukan pasar tentang suatu produk baru
    • menjelaskan pelayanan yang tersedia
    • mengusulkan kegunan baru suatu produk
    untuk membujuk:
    • membuat preferensi merk
    • membujuk pembeli untuk membeli sekarang
    • mengubah persepsi pembeli tentang atribut merk
    untuk mengingatkan:
    • mengingatkan pembeli bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan di kemudian hari
    • mengingatkan pembeli dimana dapat membelinya
    • membuat pembeli tetap ingat produk itu walau tidak sedang musimnya
    • mempertahankan kesadaran produk
    Sumber : Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

    Jayusman, topik dan judulmu ok, yang perlu pendekatan terhadap masalah dan dilanjuti pada metode.

    Komentar oleh melani kadar | Desember 22, 2010 | Balas

  27. Selamat malam pak jo
    Salam sejahtera dan sukses selalu
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester 3 (tiga)
    Nama : Firdaus
    NIM : EC1B009022
    Tugas : Metodelogi Penelitian
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Dalam dunia usaha, banyak dan bertambahnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa yang sejenis akan menimbulkan persaingan yang memaksa suatu perusahaan melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan pelanggannya. Jika tidak maka pelanggan-pelanggannya akan beralih ke perusahaan lain atau membeli produk dan jasa lain. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya akan bergantung pada keberhasilannya dalam merumuskan dan menjalankan strategi bersaingnya sebagai begian dari strategi pemasaran.
    Pemasaran adalah suatu salah satu dari fungsi operasional perusahaan. Fungsi pemasaran mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara fungsi-fungsi bisnis yang kita ketahui yang terdiri dari fungsi keuangan, fungsi produksi, dan fungsi sumberdaya manusia.
    Fungsi pemasaran menduduki tempat yag penting karena di dalam fungsi ini terdapat suatu fungsi penting yaitu penjualan. Penjualan (selling) menghasilkan pendapatan (revenue) dan di dalam pendapatan itu tergantung laba rugi.
    Kelangsungan hidup perusahaan banyak ditentukan oleh sejauh mana perusahaan dapat melaksanakan kegiatan pemasarannya dengan efektif dan menghasilkan laba. Produk atau jasa yang dihasilkan atau diedarkan tidak akan menghasilkan laba jika produk atau jasa tidak laku atau tidak terjual.
    Menurut Lovelock dan Wright (2005, hal 5), jasa adalah kegiatan ekonomi yang memberikan menfaat bagi pelanggan pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dari tindakan mewujudkan perubahan yang diinginkan oleh penerima jasa tersebut.
    Pada umumnya diketahui, bahwa tujuan perusahaan tidaklah semata-mata mencari laba. Ada tujuan-tujuan lain yang dikejarnya yaitu membina kesejahteraan karyawan, membantu masyarakat dan menjaga keselamatannya menguasai pasar serta memuaskan pelanggan.
    Untuk dapat bertahan hidup di pasar yang penuh dengan persaingan, suatu perusahaan harus merumuskan strategi bersaing yang tepat dan efektif. Pada dasarnya, persaingan adalah pertarungan untuk memperoleh keunggulan di pasar. Persaingan ini terjadi antara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan produk yang sama; persaingan antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang menghasilkan barang substitusi atau antara perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang memberikan faedah yang sama.
    Agar dapat bersaing dengan baik dan efektif, suatu perusahaan harus menerapkan strategi yang tepat yang sesuai dengan kondisi persaingan yang dihadapinya.
    Stoner, Freeman, dan Gilbert Jr. (1995) dalam Fandy Tciptono (1997, hal 3) mendefenisikan strategi berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu (1) dari perspektif apa yang ingin dilakukan organisasi itu. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan megimplementasikan misinya. Sedangkan berdasarkan perspektif yang kedua, strategi didefenisikan sebagai pola tanggapan atau respons organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.
    Dalam persaingan, tiap perusahaan berusaha mengungguli pesaing-pesaingnya. Oleh karena itu, perusahaan harus mengetahui bagaimana posisinya dalam berhadapan drngan lawan-lawannya dipandang ancaman-ancaman. Kepentingan perusahaan adalah mempertahankan pasar produknya dengan menggunakan strategi yang tepat.
    Dalam bersaing suatu perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang bersaing dan luas sehingga bias menempatkan dirinya di tempat yang lebih baik dalam benak konsumen dibandingkan lawannya.
    Di propinsi Jambi, usaha jasa transportasi semakin berkembang. Beberapa diantaranya yaitu PO. Family Raya, PO.Jatra, PO. dan lain-lain sebagainya. Dengan semakin bertambahnya usaha sejenis, sepertinya juga telah mengindikasikan adanya tingkat persaingan yang semakin tinggi.
    PO. Family Raya adalah perusahaan yang menjual layanan jasa transportasi yang berkantor pusat di Jambi. Selain itu PO.Family Raya juga mempunyai pesaing jauh, yakni perusahaan-perusahaan travel seperti PO. Ratu Intan, PO. TOP dan lain-lain.
    Bertolak dari keadaan ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Barsaing Pada PO. Family Raya”
    1.2 Perumusan Masalah
    PO.Family Raya adalah perusahaan yang menjual jasa transportasi. PO. Family Raya beroperasi dalam keadaan persaingan yang cukup tinggi. Walaupun menghadapi banyak saingan baik saingan dekat maupun saingan jauhnya, PO. Family Raya tetap menunjukkan trend yang stabil dalam peningkatan jumlah penumpang. Saingan-saingan dekatnya adalah PO.JATRA, dan lain-lain sebagainya. Sedangkan saingan jauhnya adalah travel-travel seperti PO. Ratu Intan, PO.TOP, dan lain-lain.
    PO.Family Raya berhasil meningkatkan jumlah penumpangnya dan menempatkan posisinya sebagai penantang pasar dalam usaha layanan jasa transportasi pada jurusan Jambi-Padang. Adanya peningkatan jumlah penumpang di tengah ketatnya persaingan dalam jasa transportasi ini tidak dapat dilepaskan dari strategi bersaing yang dilaksanakan oleh PO.Family Raya.
    Berdasarkan keterangan diatas, masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Strategi bersaing yang bagaimana yang dijalankan oleh PO.Family Raya dalam menghadapi persaingan”
    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujaun Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk memperoleh gambaran tentang strategi bersaing yang dijalankan oleh PO. Family Raya selama ini.
    2. Untuk menganalisis strategi bersaing yang dijalankan oleh PO. Family Raya dalam menghadapi persaingan sesuai dengan posisinya dalam pasar.
    1.3.2 Manfaat penelitian
    Sedangkan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi PO.Family Raya dalam menghadapi persaingan di masa sekarang maupun yang akan datang.
    2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi perusahaan-perusahaan atau industry sejenis.
    3. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengatahuan di bidang ilmu manajemen pemasaran.
    4. Hasil penelitian ini digunakan untuk mendalami ilmu yang dipelajari oleh peneliti.
    1.4 Ruang lingkup penelitian
    Agar penelitian ini terarah dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perlu adanya pembatasan dalam ruang lingkup penelitian ini. Dalam hal ini penelitian ini akan dibatasi pada bidang pemasaran dan aspek yang dibahas mengenai strategi bersaing.
    Penelitian ini dilakukan pada PO.Family Raya untuk mengetahui strategi bersaing yang digunakannya dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan jasa transportasi dengan memfokuskan pada kumlah penumpang pada jurusan Jambi-Padang.

    Firdaus, topik penelitian ok. Tapi pendekatan tentang persaingannya harus lebih baik, gunakan model persaingan yg dikemukakan oleh Porter datau Kotler sehingga dapat penelitian dapat dilakukan lebih baik.

    Komentar oleh Firdaus | Desember 22, 2010 | Balas

  28. Nama : Melani Kadar
    Nim : C1B008142

    Saya Mahasiswa Kelas Pagi UNJA Reguler Manajemen Pemasaran semester 5.
    Tugas mengenai proposal tentatif : Judul, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Landasan Teoritis.

    Judul :
    PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA PADA HOTEL AL-FATH JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN
    I.1. Latar Belakang
    Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian.
    Aktivitas pemasaran menjadi tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran.
    Demikian juga halnya dengan usaha perhotelan, dimana kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena perhotelan merupakan salah satu usaha jasa pelayanan yang tidak mudah pengelolaannya dalam menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamunya. Di samping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, membutuhkan tempat untuk meginap, makan dan minum serta hiburan. Oleh karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang mengutamakan kualitas pelayanan bagi para tamu khususnya pelanggan.
    Semakin tinggi tingkat persaingan dalam usaha jasa, akomodasi ini yang ditandai dengan makin banyaknya hotel-hotel yang menawarkan jasa sejenis serta tamu yang semakin kritis akan pasar, para tami ini sebelum menjatuhkan pilihan pada jasa yang ditawarkan, para tamu akan mempertimbangkan dengan matang untuk dapat memilih jasa yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu dikelola secara potensial dan agresif.
    Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Salah satu upaya agar jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen adalah dengan melaksanakan pemasaran secara tepat dan terpadu sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri.
    Kecepatan perkembangan perekonomian ini sangat dirasakan bahwa bauran pemasaran merupakan salah satu ujung tombak untuk meningkatkan penjualan. Pada penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya penjualan jasa kamar sangat tergantung pada bauran pemasaran yang dilaksanakan perusahaan dimana bauran pemasaran yang dilaksanakan dapat menimbulkan umpan balik bagi perusahaan.
    Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen perusahaan itu dalam memanfaatkan peluang yang terdapat di masyarakat dan mengelola bauran pemasarann yang ada. Dalam perusahaan jasa, bauran pemasaran menurut Nirwna (2004:48) berupa: “Produk, harga, promosi, distribusi/tempat, proses, orang/patisipan dan janji merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong seorang konsumen untuk mengkonsumsi jasa yang ditawarkan”. Kebutuhan pengetahuan terhadap faktor-faktor bauran pemasaran semakin diakui oleh para pengusaha karena dengan strategi bauran pemasaran yang jitu suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya.
    Hotel Al-Fath di Jambi dalam melakukan pemasarannya pada saat ini telah melengkapi ketersediaan akomodasi jasa kamar yang ditawarkan kepada pengguna jasanya, menetapkan harga yang bersaing, melakukan promosi melalui berbagai media, selain itu letak hotel di dekat pusat kota ini juga memudahkan bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan hotel, proses check in maupun check out yang cepat, karyawan hotel yang ramah serta berharap selalu dapat memenuhi apa yang dijanjikan hotel kepada konsumennya. Dengan data pelanggan selama 5 tahun belakangan sebagai berikut:
    Tabel 1: Data Pelanggan Hotel Al-Fath Jambi Selama Tahun 2005-2009
    No. Tahun Jumlah Pelanggan
    1. 2005 973 orang
    2. 2006 952 orang
    3. 2007 914 orang
    4. 2008 821 orang
    5. 2009 871 orang
    Sumber: Manajer Operasional Hotel Al Fath Jambi
    Strategi bauran pemasaran jasa yang dilakukan suatu perusahaan juga akan diharapkan akan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar hotel. Suatu bidang usaha perhotelan jika mampu menciptakan kepuasan pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya, hubungan antara perusahaan dan pelanggannya yang harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.
    Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa pada Hotel Al-Fath”.

    I.2. Rumusan Masalah
    Strategi bauran pemasaran jasa yang dilakukan suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pelanggan yang akan menimbulkan beberapa manfaat seperti loyalitas pelanggan. Selain itu juga bauran pemasaran juga akan menentukan usia dari perusahaan kita yaitu pertahanan perusahaan kita dalam memberikan pelayanan, dan berbagai manfaat lainnya.
    Berdasarkan pemaparan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
    1. Apakah variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari: produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel al-Fath Jambi?
    2. Di antara variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari dari produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan,, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses, manakah yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Al-Fath Jambi?
    I.3. Tujuan Penelitian
    Dalam meneliti pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan penggunaan jasa ini, maka peneliti menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik, dan proses secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Al-Fath Jambi.
    2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel bauran pemasaran jasa yang dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Al-Fath Jambi.

    I.4. Kegunaan Penelitian
    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:
    1. Kegunaan Praktis
    Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Hotel Al-Fath Jambi khususnya, sehingga tidak terjadi penurunan penggunaan jasa.
    2. Kegunaan Teoritis
    Penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang kajian manajemen pemasaran jasa serta melengkapi kajian teori yang berkaitan dengan bauran pemasaran jasa serta keputusan penggunaan jasa.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori
    1. Pengertian Pemasaran
    Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:9) mendefinisikan pemasaran adalah: “Suatu prosessosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:10) pemasaran adalah: “Fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan (costumer), menentukan pasar sasaran yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut”.
    Selanjutnya menurut Swastha (2002:10) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.
    Menurut Payne alih bahasa Tjiptono, (2000: 27) mengemukakan bahwa “pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.

    2. Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa
    Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati (2001:270)
    Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa.
    Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia jasa.
    Stanton dalam Swastha (2002:5) menyatakan definisi pemasaran adalah: Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
    Sedangkan Menurut Kotler dalam Swastha (2002:7) pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut: Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar.
    Menurut Kotler dalam Hendra (2001:602), definisi jasa adalah : Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
    Menurut pendapat Lupiyoadi (2001:5), jasa adalah : Semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.
    Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.

    3. Karakteristik Jasa
    Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Berikut adalah pendapat Griffin (dalam Lupiyoadi, 2001:6) mengenai berbagai karakteristik jasa:
    a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.
    b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan (inseparability) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama.
    c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana jasa asuransi dan kesehatan
    Selanjutnya menurut Kotler dalam Hendra (2001:603), karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
    a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
    b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
    c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan.
    d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan jasa itu lebih dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit (misal, perusahaan jasa transportasi mikrolet).
    Selain itu karakteristik jasa menurut Mursid (2002:116) adalah:
    a. Maya atau tidak teraba (intangibility). Karena jasa tidak teraba, maka pelanggan tidak dapat mengambil contohnya seperti mencicipi, merasakan, melihat, mendengar atau mencium sebelum pelanggan membelinya. Oleh karena itu dalam memasarkannya harus menonjolkan jasa itu sendiri. Misalnya perusahaan telepon menguraikan bagaimana pelanggan dapat menghemat biaya pengeluaran melalui pembicaraan telepon.
    b. Tak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak terpisahkan dengan pribadi penjual. Untuk jasa tertentu diciptakan dan dipergunakan habis pada saat yang bersamaan.
    c. Heterogenitas. Output dari jasa tidak ada standarisasinya. Setiap unit jasa agak berbeda dengan unit jasa lain yang sama. Misalnya order reparasi seorang montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan order lain. Oleh sebab itu perusahaan jasa harus memperhatikan kualitasnya.
    d. Cepat hilang (perishability) dan permintaan yang berfluktuasi. Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Pasaran jasa selalu berubah menurut waktu. Misalnya montir menganggur pada hari kemarin, tidak dapat diganti pada hari ini dan merupakan kerugian selamanya.

    4. Variabel-Variabel Dalam Bauran Pemasaran Jasa
    Menurut Hurriyati (2005:49): “untuk bauran pemasaran jasa mengacu pada konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu produk, harga, tempat/lokasi dan promosi yang diperluas dengan penambahan unsur non tradisional yaitu orang, fasilitas fisik dan proses sehingga menjadi tujuh unsur (7P)”.
    Adapun masing-masing unsur bauran pemasaran jasa di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:
    a. Produk (product) jasa
    1) Pengertian produk
    Menurut Kotler dalam Hendra (2000:428) Produk Jasa merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan.
    Kotler et.al dalam Hendra (2000:212) mengemukakan bahwa produk adalah: “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
    2) Penggolongan produk
    Produk tidak hanya diciptakan menurut definisi produk itu saja. Perusahaan di dalam menghasilkan produk juga harus memperhatikan penggolongan produk itu sendiri yang dapat digolongkan menjadi beberapa bagian menurut tujuan pemakaiannya. Penggolongan produk menurut Kotler et.al dalam Ancellawati (2000:215-218) dibagi menjadi:
    a) Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods)
    Barang konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen menjadi:
    (1) Barang konvenien (convenience goods)
    Adalah barang yang biasanya sering dibeli oleh pelanggan tanpa membutuhkan banyak pertimbangan dan hanya membutuhkan sedikit usaha.
    (2) Barang shopping (shopping goods)
    Adalah barang yang selama proses pemilihan dan pembelian, pelanggan biasanya melakukan pembandingan berdasarkan beberapa kriteria seperti kesesuaian, kualitas, harga dan gaya.
    (3) Barang spesial (Speciality Goods)
    Adalah barang yang memiliki karekteristik unik atau pengenalan merk sehingga untuk itu sekelompok pembeli terbiasa untuk melakukan upaya pembelian khusus.

    (4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods)
    Adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen atau kalau diketahui biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli.
    b) Klasifikasi Barang Industri (Industrial Goods)
    Barang industri dapat dikelompokkan berdasarkan bagaimana mereka memasuki proses dan kemahalan relatifnya.
    Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135): produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut”
    Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134) menyarankan bahwa penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:
    1) Produk inti atau generik.
    Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel untuk malam hari
    2) Produk yang diharapkan
    Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang perlu dipenuhi.
    3) Produk yang diperluas (augmented product).
    Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain.
    4) Produk potensial
    Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang atau mungkin merupakan utilitas bagi pembeli.

    b. Tarif Harga (price)
    1) Pengertian Harga
    Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Definisi harga menurut Tjiptono (2002:151) menyatakan: “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”.
    Dari pengertian harga di atas dapat diketahui bahwa harga merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi kedua hal tersebut tidak dapat diubah/ disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.
    2) Tujuan Penetapan Harga
    Perusahaan di dalam menetapkan harga sebaiknya mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Menurut Tjiptono (2002: 152-153) ada lima jenis tujuan penetapan harga, yaitu:
    a) Tujuan berorientasi pada laba
    Tujuan ini dipakai oleh perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba yaitu tingkat laba yang diharapkan sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasanya digunakan yakni target margin dan target ROI.
    b) Tujuan berorientasi pada volume
    Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan, nilai penjualan rupiah, atau target pangsa pasar (absolut maupun relatif).

    c) Tujuan berorientasi pada citra
    Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Harga tinggi dapat membentuk atau mempertahankan citra prestisius, sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value). Misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah tertentu.
    d) Tujuan stabilisasi harga
    Stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dengan harga pemimpin industri.
    e) Tujuan-tujuan lainnya
    Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
    3) Metode penetapan harga
    Dengan memperhatikan tiga hal yakni skedul permintaan pelangan, fungsi biaya, dan harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga. Ada tiga pertimbangan utama dalam penentuan harga yaitu biaya menentukan batas bawah untuk harga tersebut, harga pesaing dan harga barang subtitusi. Menurut Kotler et.al dalam Ancellawati (2000: 311-320) perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memilih sebuah metode penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari ketiga pertimbangan tersebut.

    Ada beberapa metode penetapan harga yang dapat dipakai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan tiga pertimbangan utama di atas, metode penetapan harga tersebut antara lain:
    a) Mark up pricing
    Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah dengan menambahkan sejumlah kenaikan (mark up) baku pada biaya produk. Penetapan harga mark up dipakai untuk sejumlah alasan. Pertama penjual lebih memiliki kepastian mengenai biaya daripada mengenai permintaan. Kedua bila semua perusahaan dalam suatu industri menggunakan metode penetapan harga ini harga mereka cenderung sama oleh karena itu, persaingan harga dapat diminimalkan. Ketiga banyak orang merasakan bahwa penetapan harga plus tersebut lebih adil baik bagi pembeli maupun penjual.
    b) Target-return Pricing
    Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan basis biaya adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan sasaran (target return-pricing). Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat keuntungan investasi (return on investment atau disingkat ROI).
    c) Receive value pricing
    Perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai yang dirasakan (preceived value) dari produk. Mereka melihat persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga. Mereka menggunakan variabel non harga untuk membangun nilai yang dirasakan dalam benak pembeli. Harga ditetapkan untuk mencerminkan nilai yang dirasakan tersebut.

    d) Value pricing
    Perusahaan mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai (value pricing) dimana mereka menetapkan harga rendah bagi penawaran berkualitas. Filosofi yang digunakan untuk penetapan harga ini adalah “Barang lebih baik harga lebih murah (more for less)”.
    e) Going rate pricing
    Dalam penetapan harga berdasarkan tarif yang berlaku (going-rate-pricing) suatu perusahaan mendasarkan harganya terutama pada pesaing dengan sedikit memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri. Perusahaan tersebut mungkin menetapkan harga yang sama, lebih besar atau lebih kecil daripada pesaing utamanya.
    Going rate pricing cukup populer. Bilamana biaya sulit diukur atau respon persaingan bersifat tidak pasti, perusahaan merasakan bahwa harga yang berlaku (going price) memberikan solusi yang baik. Harga tersebut dipandang mampu mencerminkan kebijaksanaan kolektif industri tentang harga yang akan memberikan keuntungan yang wajar dan tidak membahayakan keselarasan industrial.
    f) Sealed- Bid Pricing
    Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan umum diterapkan bilamana perusahaan mengajukan penawaran untuk memperebutkan suatu pekerjaan. Perusahaan mendasarkan harganya pada pengharapan tentang bagaimana pesaing akan menghargai tawarannya daripada hubungan yang kaku dengan biaya atau permintaan tersebut. Tetapi perusahaan tidak dapat menetapkan harganya di bawah tingkat tertentu (biaya perolehan) dengan tanpa mengganggu atau memperburuk posisinya. Sebaliknya, semakin tinggi ia menetapkan harganya di atas biayanya peluangnya untuk mendapatkan kontrak akan semakin kecil.

    4) Kebijakan Harga
    Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual maupun pembeli. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan pengertian tentang harga yang dikemukakan oleh para ahli:
    Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:114) mengatakan bahwa: “Harga yaitu jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu”.
    Menurut Alma (2000:79) bahwa: “Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”.
    Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah merupakan alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang terkandung dalam suatu barang atau jasa, sedangkan yang dipakai sebagai alat pengukur adalah uang.
    Dari pengertian di atas, timbullah pengertian tentang kebijakan harga, dimana dalam pelaksanaannya akan diikuti oleh kebijakan harga tertentu yang sebelumnya diputuskan oleh perusahaan. Kebijakan harga tersebut dimaksudkan dengan langkah guna mendukung dan mengarahkan harga agar tercipta suatu hubungan antara produsen dan konsumen.
    Untuk memperjelas tentang kebijakan harga harga, disini akan dikemukakan pendapat menurut Effendi (2001:197), yaitu: Syarat-syarat ketetapan harga terpisah dan berbeda dari penentuan tingkat harga, karena kebijakan harga yang ada dapat sama untuk harga yang berlainan dan perbedaan kebijakan merupakan suatu perhatian sebagai keputusan rutin mereka membantu sebagai jalan bagi pimpinan perusahaan dalam mengikuti penentuan keputusan harga.
    Metode atau taktik mana yang akan dipilih perusahaan dalam penentuan harga jasa sangat tergantung dari banyak hal, karena memang tidak ada satu pun metode yang tepat untuk semua kondisi. Hal-hal tersebut menurut Lupiyoadi (2006:207) diantaranya:
    1) Besarnya anggaran iklan/promosi yang diinginkan
    Jika anggaran promosi rendah mungkin karena harga barang / jasa rendah. Untuk meningkatkan promosi harga harus ditingkatkan.
    2) Jenis produk
    Harga produk sebaiknya kompetitif.
    3) Sasaran pangsa pasar
    Pangsa pasar dan harga biasanya berbanding terbalik. Jika ingin pangsa pasar tinggi maka harga harus rendah, begitu juga sebaliknya.
    4) Saluran pemasaran atau distribusi
    Semakin banyak tingkatan saluran pemasaran, maka harga yang ditetapkan semakin tinggi.
    5) Pandangan tentang laba
    Jika perusahaan ingin menutup biaya maka harga awal hendaknya tinggi, sementara untuk memelihara penjualan janga panjang maka harga hendaknya ditetapkan rendah.
    6) Keragaman atau keunikan produk
    Produk yang mempunyai banyak fungsi dapat dikenakan harga yang tinggi daripada produk dengan satu fungsi.
    7) Ada atau tidaknya jasa tambahan
    Dalam produk ada kalanya kita menemukan jasa tambahan. Contoh: instalasi dan pelatihan.
    8) Siklus hidup penggunaan produk
    Produk yang tahan lama akan dapat dikenakan harga yang lebih tinggi daripada produk sekali pakai.
    9) Ancaman pesaing baru
    Jika ancaman persaingan muncul, sebaiknya menetapkan harga rendah. Jika tidak ada ancaman gunakan penentuan harga skimming.
    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan harga yang ditetapkan oleh perusahaan, biasanya kebijakan harga tersebut berlaku untuk sementara waktu saja selama masa menguntungkan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mengikuti perkembangan harga dan situasi pasar. Unsur harga tersebut dalam waktu tertentu dirubah atau tidak. Apabila selama batas waktu tertentu keadaan menguntungkan, maka kebijakan harga harga tersebut ditinjau kembali apabila situasi dan kondisi perusahaan mengalami perubahan, sehingga tidak mungkin lagi untuk dipertahankan agar produsen maupun konsumen tidak saling dirugikan.
    5) Potongan Harga
    Menurut Saladin, (1996:231).Potongan harga adalah potongan yang diberikan oleh penjual dalam bentuk pengurangan harga jual yang harus dibayar oleh para pembeli.
    Selanjutnya menurut Kotler (2001:124), potongan harga adalah pengurangan dari apa yang tercantum dalam daftar harga, serta diberikan kepada pembeli yang bersedia melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh perusahaan. Sesuatu tersebut dapat berupa pembayaran barang dalam jangka waktu ditentukan, pembelian dalam jumlah tertentu, ataupun memperdagangkan barang atau jasa. Pemberian potongan harga tersebut dapat berwujud uang atau imbalan barang dan jasa

    6) Macam-Macam Potongan Harga
    Menurut Tjiptono (2002:168), ada bentuk lain dari potongan harga, yaitu allowance yang merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (price list) kepada pembeli karena adanya aktifitas-aktifitas tertentu yang dilakukan oleh pembeli.
    Ada tiga bentuk allowance, Tjiptono (2002:169)yaitu:
    a) Trade-in allowance, yaitu potongan yang diberikan dalam sistem tukar tambah.
    b) Promotional allowance, yaitu potongan yang diberikan pada setiap penjualdalam jaringan distribusi perusahaan yang melakukan aktifitas periklanan atau penjualan tertentu yang dapat mempromosikan produk produsen.
    c) Product allowance, yaitu potongan yang diberikan kepada pembeli yang bersedia membeli barang dalam kondisi yang tidak normal.
    7) Tujuan Pemberian Potongan Harga
    Sedangkan Kotler dalam Ancellawati (2000:151), terdapat beberapa keadaan atau peristiwa yang menjadi alasan suatu perusahaan untuk memberikan potongan harga, yaitu :
    a) Apakah perusahaan mempunyai suatu kelebihan kapasitas, maka memerlukan tambahan pendapatan dan hal tersebut dapat diperoleh dengan meningkatkan usaha-usaha penjualan, menyempurnakan produk atau yang lainnya.
    b) Suatu keadaan yang mendorong perusahaan memberikan potongan harga disebabkan merosotnya pangsa pasar sebagai akibat makin ketatnya tingkat persaingan.
    c) Perusahaan akan memprakarsai potongan harga dalam usahanya mengungguli pesaing melalui struktur biaya yang lebih rendah. Perusahaan dapat mulai dengan biaya lebih rendah dari pada yang dimiliki para pesaingnya, atau memprakarsai potongan harga dengan maksud meraih pasar yang lebih besar sehingga diharapkan akan mengarah pada turunnya biaya.
    c. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)
    1) Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan
    Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa”
    Menurut Carvens (1998:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.
    Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.
    2) Tingkat-tingkat saluran distribusi
    Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) adalah: “Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.
    Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) dua macam tingkat saluran yaitu:
    a) Saluran pemasaran langsung
    Yakni tidak mempunyai perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual langsung kepada konsumen.

    b) Saluran pemasaran tidak langsung
    Yakni terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen.
    2) Jenis Perantara Dalam Pemasaran
    Menurut Tjiptono (2002:185) Secara umum perantara terbagi atas: Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali, sedangkan yang dimaksud dengan agent middlemant (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang di negosiasikan, contohnya broker real estate dan sales agent travel/Hotel.
    Dua bentuk utama dari mercant midleman adalah:
    a) Wholesaler (disebut juga distributor atau jober)
    Yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan wholesaling. Wholesaling adalah segala kegiatan produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsunen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakai bisnis.
    b) Retailer (Dealer)
    Adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri.
    d. Promosi (Promotion)
    1) Pengertian promosi
    Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.
    Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barangnya. Alma (2000:135) mengatakan bahwa: “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.
    Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan mereknya.
    2) Variabel-variabel promosi
    Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut promotional mix menurut Carvens alih bahasa salim (1998:77) “adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion, public relation, publisitas, dan direct marketing”. Model dari variabel-variabel itu antara lain:
    a) Periklanan (Advertising)
    Adalah “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu”. (Carvens 1998:77).
    Iklan biasanya bertanggung jawab untuk menciptakan kesadaran akan suatu produk baru. Peranan periklanan pada pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan yang lain (differentiate service) yang mendukung positioning jasa. (Lupiyoadi 2001:108).
    b) Penjualan langsung (Personal Selling)
    “Penjualan adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli, dengan maksud, untuk mendapatkan penjualan”. (Carvens 1998:77).
    Sifat personal selling bisa dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat itu juga.
    Keunggulan dari personal selling ini (Chandra 2002:176) adalah:
    (1) Personal confrontation, artinya terjadi relasi langsung dan interaktif antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak dapat saling mengamati reaksi masing-masing.
    (2) Cultivation, artinya memungkinkan terjadinya hubungan yang akrab antara wiraniaga dengan pembeli.
    (3) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pembeli untuk mendengar, memperhatikan, atau menanggapi presentasi wiraniaga.
    c) Promosi penjualan (Sales promotion)
    Adalah “semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari produsen sampai pada akhirnya”. (Lupiyoadi 2001:109).
    Promosi penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi antara lain peragaan penjualan, kontes, pemberian sampel, display titik pembelian, pemberian insentif, dan kupon. Ada tiga manfaat pokok yang ditawarkan promosi penjualan (Chandra 2002:176):
    (1) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
    (2) Insentif, berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai tambah bagi pelanggan.
    (3) Invitasi, yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi pembelian.
    d) Public Relation
    “Merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan itu harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar” (Lupiyoadi 2001:110).

    e. Partisipan/Orang
    Menurut Ratih (2005:62) menyatakan: “adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi pembeli”. Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.
    Menurut Ratih (2005:63) elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu:
    a. Service People
    Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.
    b. Customer
    Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara para pelanggan.

    f. Pendukung Fisik
    Menurut Nirwana (2004:47) “fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa yang memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.
    Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh pelanggan.
    Menurut Zeithaml dalam Yamit(2001:231) bukti fisik yaitu: Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
    Menurut Tandjung (2004:109) para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu memperhatikan elemen layanan fisik sebagai berikut : “Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa.
    Lovelock dalam Hurriyati (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis yaitu:
    1) An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya
    2) As a massage-creating medium. Menggunakan simbol atau isarat untuk mengkomunikasikan secara instensif kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dan produk jasa.
    3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa yang ditawarkan.

    g. Proses (process)
    Proses menurut Zeitmal dalam Hurriyati (2005:64): “adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa”.
    Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa.
    Menurut Hurriyati (2005:65) Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk atau jasa disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.

    5. Konsep Penjualan
    Menurut Sigit (1999:55): “Penjualan adalah sasaran inti di antara kegiatan-kegiatan lainnya, sebab disini dilakukan perundingan persetujuan tentang serah terima barang serta pembayaran”.
    Menurut Kotler (2000:16) “Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promisi yang agresif.
    Konsep ini mengasumsikan bahwa konsumen malas atau enggan melakukan pembelian dan untuk itu harus didorong. Juga diasumsikan bahwa perusahaan memiliki cara penjualan dan peralatan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.
    Kegiatan penjualan atau selling adalah merupakan kegiatan terakhir dari kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi bagian terpenting dalam pemasaran bukanlah menjual. Menjual hanyalah puncak dari gunung es pemasaran. Seseorang dapat mengasumsikan bahwa penjualan selalu tetap dibutuhkan, namun tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual berjalan lancar. Dalam hal ini adalah mengetahui dan memahami para pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau jasa tersebut tersedia.

    6. Keputusan pembelian
    Menurut Engel et. Al (1999:31) Budiono Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.
    Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan.
    Menurut Engel et. Al dalam Budiono (1999:31) orang mungkin memainkan beberapa peran dalam keputusan membeli:
    a. Pemrakarsa orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.
    b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli.
    c. Pengambil keputusan : orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli.
    d. Pembeli : orang yang benar-benar melakukan pembelian
    e. Pengguna : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.
    Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.

    7. Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian
    Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek menurut Kotler dalam Hendra (2001:160), yaitu:
    a. tingkah laku membeli yang komplek
    b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
    c. tingkah laku membeli yang mencari variasi
    d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.
    Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:
    a. Tingkah laku membeli yang kompleks
    Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.
    Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.
    b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan
    Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.
    c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan
    Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.
    Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.
    Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.
    d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi
    Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merek dianggap berarti.
    Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merek yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merek yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

    8. Proses Keputusan Membeli
    Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
    a. Pengenalan kebutuhan
    b. Pencarian informasi
    c. Evaluasi alternatif
    d. Keputusan membeli
    e. Tingkah laku pasca pembelian
    Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
    a. Pengenalan kebutuhan
    Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan
    keadaan yang diinginkan.
    b. Pencarian informasi
    Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.
    Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) kosumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber. Sumber ini termasuk:
    1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
    2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
    3) Sumber publik: media massa, organisasi penilai konsumen
    4) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, menggunakan produk.
    Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk informasi yang evaluatif.
    c. Evaluasi alternatif
    Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.
    Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.
    Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
    d. Keputusan membeli
    Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.
    e. Tingkah laku pasca pembelian
    Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
    Konsumen mendasarkan harapan mereka pada informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumber-sumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

    9. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
    Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.
    Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.
    Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono (2002:68) sebagai berikut:
    Bauran pemasaran dan keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan.
    Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

    Melani topikmu ok, pendekatan perlu diperkaya, hati-hati jangan duplikasi dari penelitian yg telah ada baik di pagi maupun di sore.

    Komentar oleh melani kadar | Desember 22, 2010 | Balas

    • salam sejahtera buat kita semua Pak…
      Atas komentar yang telah Anda buat, saya ucapkan terima kasih.
      Dan saya mempunyai gagasan topik baru yang ingin saya ajukan menjadi Proposal Skripsi Saya:

      Nama : Melani Kadar
      Nim : C1B008142

      Saya Mahasiswa Kelas Pagi UNJA Reguler Manajemen Pemasaran semester 5.
      Tugas mengenai proposal tentatif : Judul, Latar Belakang, Rumusan Masalah, Landasan Teoritis.

      Judul :PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA REVO DI JAMBI

      BAB I
      PENDAHULUAN
      1.1. Latar Belakang
      Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
      Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Menurut Lamb, Hair (2001:188) perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadian dan konsep diri serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap.
      Sedangkan menurut Berkowitz (1997:117) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh psikologis (psychological influences), pengaruh sosio-budaya (sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen.
      Menurut Berkowitz (1997:117), faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan konsumen dapat dijabarkan menjadi 5 variabel, yaitu motivasi (motivation), kepribadian (personality), persepsi (perception), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style). Kelima variabel tersebut turut mempengaruhi citra merk di benak konsumen. Menurut Kotler (2001:361) citra (brand image) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, faktor lingkungan maupun faktor psikologi konsumen.
      Perusahaan yang berorientasi pada konsumen, akan selalu beradaptasi dan bereaksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah, dengan cara menerapkan perencanaan strategi pemasaran. Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan mengenai produk motor perlu direncanakan dengan strategis untuk dapat memenangkan persaingan bisnis. Dengan mengetahui berbagai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran.
      Kepribadian juga turut mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:148) kepribadian adalah karakteristik kejiwaan dalam diri manusia yang menentukan dan mencerminkan bagaimana respon seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian merupakan kumpulan faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian mempunyai sifat unik karena kepribadian merupakan hakekat individual yang membedakan antara seseorang dengan yang lainnya dan tidak ada seseorangpun yang mempunyai kepribadian yang sama. Sejauh mana karakteristik Honda Revo yang unik dapat mengakomodasi kepribadian konsumen, maka peluang Honda Revo mendapat tempat di hati konsumen akan semakin besar.
      Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa arti sudut pandang kualitas diukur dengan persepsi pembelian (Kotler dan Amstrong, 2001:279). Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pandangan dan pengalaman mereka terhadap suatu produk.
      Pengaruh sikap terhadap perilaku pembelian secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dalam pembelian. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen dalam pembelian akan dipengaruhi oleh tingginya hubungan antara kepercayaan terhadap merek. Ketika konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pembeliannya. Berarti jika konsumen yakin bahwa merek Honda sebagai merek yang berkualitas, maka tipe apapun keluaran Honda maka dia yakin pasti juga berkualitas.
      Pengetahuan produsen motor Honda Revo dalam menilai sejauh mana faktor psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan pembelian akan berguna dalam penentuan inovasi dan modifikasi yang diperlukan baik dalam penyusunan strategi pemasaran, maupun pengembangan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor psikologis terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Revo di Jambi. Untuk itu penulis menuangkan dalam bentuk proposal skripsi dengan judul : ”PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA REVO DI JAMBI”.

      1.2. Rumusan Masalah
      Dengan mengetahui berbagai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran. Perusahaan yang berorientasi pada konsumen, akan selalu beradaptasi dan bereaksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah, dengan cara menerapkan perencanaan strategi pemasaran. Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan mengenai produk motor perlu direncanakan dengan strategis untuk dapat memenangkan persaingan bisnis.
      Pengetahuan produsen motor Honda Revo dalam menilai sejauh mana faktor psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan pembelian akan berguna dalam penentuan inovasi dan modifikasi yang diperlukan baik dalam penyusunan strategi pemasaran, maupun pengembangan produk sesuai dengan keinginan konsumen.
      Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
      1. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Revo di Jambi?
      2. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Revo di Jambi?

      1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
      1.3.1. Tujuan Penelitian
      a. Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Revo di Jambi
      b. Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Revo di Jambi.
      1.3.2. Manfaat Penelitian
      Dalam menyusun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta dorongan atau motivasi bagi:
      a. Bagi Kepentingan Ilmiah
      Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi / pertimbangan bagi penelitian yang akan datang guna mengetahui pentingnya analisa perilaku konsumen.
      b. Bagi Kepentingan Terapan
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan guna menetapkan kebijaksanaan dalam bidang marketing untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas produk / pelayanan.

      1.4. Ruang Lingkup
      Mengingat luasnya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor di Jambi, yang terdiri dari faktor eksternalmaupun faktor internal dari konsumen, maka penulis hanya membatasi ruang lingkup permasalahan ini yaitu:
      1. Materi kajian pada penelitian ini dibatasi hanya pada variabel faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup.
      2. Responden yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Jambi yang pernah membeli dan memiliki sepeda motor Honda Revo.

      BAB II
      TINJAUAN PUSTAKA
      2.1 Definisi-definisi
      a. Pemasaran
      Pengertian pemasaran menurut Kotler (2007), adalah:
      ”Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu dengan yang lain”.
      Menurut William J. Sutanto terjemahan Y. Lamtoro (2003),
      “Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa yang baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial”.
      b. Manajemen Pemasaran
      Definisi manajemen pemasaran menurut Kotler (2007), adalah sebagai berikut:
      ”Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu memilih pasar saran untuk mendapatkan, menjaga, dan membutuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”.

      c. Strategi Pemasaran
      Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam mencapai tujuan organisasi.
      d. Perilaku Konsumen
      Definisi perilaku konsumen menurut The American Marketing Association, adalah:
      “Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka…..”.

      2.2. Landasan Teoritis
      Manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran untuk mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan menyerahkan dan mengkonsumsikan nilai pelanggan yang unggul.
      Pemasaran produk menurut Kotler dan Keller (2007) adalah mengkomunikasikan barang kepada pelanggan atas apa yang telah kita hasilkan.
      Dalam manajemen pemasaran, strategi pemasaran yang baik akan menciptakan suatu kekuatan untuk menarik pelanggan. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi pemasaran yang sama dapat meberikan hasil yang sama disepanjang waktu, pasar, dan industri. Maka dari itu, perilaku konsumen harus dipelajari dan akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu pemasar dalam merancang bauran pemasaran, menetapkan segmentasi memformulasikan analisis lingkungan bisnis, dan mengembangkan riset pemasaran.
      Dalam riset pemasaran, seorang pemasar harus meriset perilaku konsumen yang akan dijadikan acuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terdiri dari:
      1. Budaya
      Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen di dalam pembelian. Dalam faktor ini, peran budaya, sub budaya, kelas sosial konsumen sangatlah penting.
      2. Sosial
      Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.

      3. Psikologis
      Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seseorang yang terdiri dari:
      a. Motivasi
      Definisi motivasi menurut Merie J Moskowits, adalah ”Inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku”. Sedangkan menurut Edwin B Flippo adalah ” Suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekrja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai”.
      Unsur upaya merupakan unsru intensitas. Bila seseorang termotivasi,mak ia akan mencoba kuat-kuat. Upaya yang diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang diharapkan dan konsisten dengan tujuan tersebut adalah macam upaya yang harus dilakukan. Akhirnya perlakuan motivasi sebagai proses pemenuhan kebutuhan.
      Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
      b. Kepribadian
      Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secar unik. Kepribadian dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi.
      Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Karakteristik kepribadian juga dijadikan dasar untuk memposisikan produk di pasar. Menurut Teori Psychoanalitis, perilaku manusia dikuasai oleh personalitasnya atau kepribadiannya.
      c. Persepsi
      Menurut Webster (1993), ”Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan”. Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.
      Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen.. beberapa karakteristik stimuli pemasaran akan membuat pesan lebih dirasakan konsumen seperti yang diharapkan pemasar. Karakteristik-karakteristik itu dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu elemen inderawi (sensory element) sepeti bau, rasa, suara, penglihatan, dan pendengaran. Kelompok kedua yaitu elemen struktural (structural element) seperti ukuran, bentuk, dan posisi.

      d. Sikap
      Menurut Thurstone (1993), ”Sikap adalah jumlah pengaruh yang dimiliki seseorang atas atau menentang suatu objek”. Sedangkan menurut Gordon Allport, ”Sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap perilaku”.
      Triandis dan ahli lainnya mengkombinasikan tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan tindakan) ke dalam model tiga unsur dari sikap (Tripartite Model of Attitude). Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang terkait yaitu kognisi (pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi positif atau negatif terhadap suatu objek) dan conation (perilaku aktual terhadap suatu objek).
      e. Gaya Hidup
      Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya.
      Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Gaya hidup setiap kelompok akan mempunyai ciri-ciri tersendiri. Gaya hidup ditunjukkan oleh perilaku tertentu sekelompok orang atau masyarakat yang menganut nilai-nilai dan tata hidup yang hampir sama. Gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri.

      Semoga dapat dipertimbangkan kembali Proposal Skripsi yang kembali Saya ajukan…
      Terima kasih Pak…
      GBU…

      Komentar oleh Melani Kadar | Januari 12, 2011 | Balas

    • Salam sejahtera untuk kita semua Pak..
      Terima kasih sebelumnya saya ucapkan.
      Atas diskusi di kelas pada hari ini, pikiran saya terbuka untuk melanjutkan Proposal Skripsi pertama saya yang telah Bapak komentari dengan judul : PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN JASA PADA HOTEL AL-FATH JAMBI.

      Dari komentar yang Bapak usulkan kepada Proposal saya, Hotel Al Fath yang saya jadikan sebagai objek penelitian mempunyai perbedaan dari Proposal skripsi mahasiswa lain, dimana pada Proposal skripsi saya mengenai Hotel Al Fath Jambi merupakan suatu hotel yang masih tetap eksis sampai sekarang dengan ciri khas tersendiri yang bangunannya tidak mewah tetapi memiliki sisi tradisonal yang masih bisa bertahan di dalam persaingan perhotelan di Jambi terhadap hotel lain yang modern.
      Dari komentar yang Bapak usulkan mengenai penambahan pendekatan di bawah ini saya ajukan:

      Pendekatan dari sisi ruangan (place & product), Hotel Al Fath merupakan hotel yang mempunyai kesan tradisonal dari sisi bangunannya dengan arsitektur yang memperlihatkan bahan material alami menggunakan batuan alam yang tidak di desain secara modern namun terlihat dinamis di tengah suasana kota yang padat.
      Suasana ruangan yang dingin dan beku Hotel Al Fath bisa diubah menjadi lebih hangat dan dinamis. Dua pendekatan bisa dipilih, yakni menggunakan pilihan material yang tepat dan pencahayaan yang sesuai. Sesuai dengan nama yang diambil yaitu Al Fath, di hotel ini pun memberikan kesan agamis yang cukup dapat memberikan sentuhan-sentuhan islamiah.

      Musim penghujan seperti sekarang ini kadang membuat suasana hotel terasa beku dan dingin. Hawa udara di luar yang mencubit kulit. Air hujan menambah suasana dingin kian sempurna. Ini bisa membuat psikologi penghuni hotel terganggu. Namun, Hotel Al Fath bias mengantisipasi dengan menciptakan dari sisi desain bisa menolong membangkitkan lagi semangat untuk menjadi lebih dinamis. Dari sisi pilihan material, elemen kayu dipercaya oleh para desainer bisa menghangatkan ruangan yang tadinya dingin dan statis. Kayu, dengan coraknya yang khas, dengan baunya yang juga spesifik, dapat dipilih untuk menjadi material penghias ruangan. Pada ruangan Hotel Al Fath, lantai diberi sentuhan kayu sehingga kesan hangat langsung didapat. Pilihan furnitur berbahan besi dikombinasikan dengan bahan alam juga membuat suasana hangat langsung didapat. Lalu, untuk memperkuat kesan hangat, pencahayaan jenis lampu Hotel Al Fath yang warm akan membiaskan kesan hangat dibandingkan jika lampu menggunakan jenis cool atau daylight yang berwarna putih terang sehingga kesan Hotel Al Fath pun lebih hidup.

      Pendekatan pasar yang dilakukan oleh Hotel Al Fath yaitu menggunakan system promosi melalui media berita yaitu surat kabar, selain itu juga pasar sasaran yang dituju Hotel al Fath yaitu semua kalangan. Selain sebagai tempat penginapan, hotel Al Fath juga merupakan suatu Hotel yang menyediakan tempat untuk pertemuan-pertemuan penting bagi perkumpulan atau perusahaan.

      Pendekatan harga yang dilakukan oleh Hotel Al Fath pun merupakan suatu strategi untuk menarik perhatian pelanggan yaitu mempunyai tarif harga kamar ekonomi berkisar antara Rp 115.000 – Rp 150.000 per malam. Sedangkan untuk tarif harga kamar eksekutif berkisar antara Rp 175.000 – Rp 195.000 per malam. Dan untuk tarif harga sewa ruang pertemuan kisaran harga Rp 1.500.000 dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memadai.

      Demikianlah penambahan bahan Proposal Skripsi saya yang dapat saya ajukan kembali kepada Bapak,,Mohon Saran dan kritik terhadap perbaikan Proposal Skripsi saya.
      Semoga proposal ini sesuai dengan harapan Bapak, dan sesuai dengan harapan saya selaku penulis dan dapat dijadikan sebagai bahan ajuan Proposal skripsi saya mendatang.
      Terima kasih dan Salam Sukses untuk kita semua!!!

      Komentar oleh Melani Kadar | Januari 13, 2011 | Balas

  29. BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah.
    Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan prodak untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
    Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Menurut Lamb, Hair (2001:188) perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadiaan dan konsep diri serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap.
    Sedangkan menurut Berkowitz (1997:117) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh psikologis (psychological influences), pengaruh sosio-budaya (sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen.
    Menurut Berkowitz (1997:117), faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan konsumen dapat dijabarkan menjadi 5 variabel, yaitu motivasi (motivation), kepribadian (personality), persepsi (perception), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style). Kelima variabel tersebut turut mempengaruhi citra merk di benak konsumen. Menurut Kotler (2001:361) citra (brand image) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, faktor lingkungan maupun faktor psikologi konsumen.
    Perusahaan yang berorientasi pada konsumen, akan selalu beradaptasi dan bereaksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah, dengan cara menerapkan perencanaan strategi pemasaran. Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan mengenai produk motor perlu direncanakan dengan strategis untuk dapat memenangkan persaingan bisnis. Dengan mengetahui berbagai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran.
    Kepribadian juga turut mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:148) kepribadian adalah karakteristik kejiwaan dalam diri manusia yang menentukan dan mencerminkan bagaimana respon seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian merupakan kumpulan faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian mempunyai sifat unik karena kepribadian merupakan hakekat individual yang membedakan antara seseorang dengan yang lainnya dan tidak ada seseorangpun yang mempunyai kepribadian yang sama. Sejauhmana karakteristik Honda Matic yang unik dapat mengakomodasi kepribadian konsumen, maka peluang Honda Matic mendapat tempat di hati konsumen akan semakin besar.
    Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa arti sudut pandang kualitas diukur dengan persepsi pembelian (Kotler dan Amstrong, 2001:279). Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pandangan dan pengalaman mereka terhadap suatu produk.
    Pengaruh sikap terhadap perilaku pembelian secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dalam pembelian. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen dalam pembelian akan dipengaruhi oleh tingginya hubungan antara kepercayaan terhadap merek. Ketika konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pembeliannya. Berarti jika konsumen yakin bahwa merek Honda sebagai merek yang berkualitas, maka tipe apapun keluaran Honda maka dia yakin pasti juga berkualitas.
    Pengetahuan produsen motor Matik Honda dalam menilai sejauhmana faktor psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan pembelian akan berguna dalam penentuan inovasi dan modifikasi yang diperlukan baik dalam penyusunan strategi pemasaran, maupun pengembangan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor psikologis terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda matic di jambi

    JAMBI, TRIBUN – Honda mulai menguasai pasar motor matik di Jambi. Setidaknya untuk periode satu bulan terakhir market share-nya sudah mencapai 51,8 persen.
    Manager Marketing Communication Main Dealer Honda Sinar Sentosa Jambi, Andrew Attan, mengklaim pasar motor matik Honda mengalami kenaikan yang pesat. “Pada Februari lalu, market share motor matik kita hanya 37,7 persen. Tapi sekarang sudah 51,8 persen,” bebernya kepada Tribun, Kamis (21/10).
    Angka itu menurutnya setara dengan penjualan sekitar 6.294 unit motor matik. Seperti diketahui, sejumlah motor matik Honda adalah Vario, Beat, dan Scoopy yang teranyar.
    Hanya saja, pengakuan Andrew, dari market share itu porsi Honda Scoopy belum menjadi primadona. Namun menurutnya, secara umum terjadi peningkatan akan permintaan motor matik bergaya retro modern itu.
    Dia bilang, sejak launching Scoopy pada Juni lalu, penjualannya selalu meningkat. Penjualan Scoopy dari Juni hingga Oktober tercatat naik sekitar 300 persen. Berdasarkan data tersebut, kata dia, peminat Scoopy di Jambi cukup besar.
    Dikatakannya, meski saat ini belum ada subsidi untuk uang muka pembelian Scoopy, itu tidak menghalangi masyarakat membeli. Saat ini DP Scoopy sebesar Rp 1,5 juta. “Walaupun demikian, tetap saja antusias masyarakat untuk memilikinya cukup tinggi,” imbuhnya.
    Menurutnya, peminatnya Scoopy cuku banyak, tapi penyuplainya masih rendah. Jadi, lanjutnya, apabila ada barang yang masuk maka langsung habis terjual.
    Honda matik Scoopy menyasar segmen anak muda. Dengan konsep motor retro modern, motor ini mengedepankan gaya. Tentunya,tanpa melupakan teknologi yang disematkan. Tiga varian Scoopy, pink, violet, dan putih. Harga motor matik ini Rp 13,57 Juta. (dry)

    1. 2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
    1. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi?
    2. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik merek Honda di Jambi?

    1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Tujuan Penelitian
     Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi?
     Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi.

    1. 4 Manfaat Penelitian
    Dalam menyusun penelitian ini diharapkan dapat memmberikan manfaat serta dorongan atau motivasi bagi:
    a. Bagi Kepentingan Ilmiah, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi / pertimbangan bagi penelitian yang akan datang guna mengetahui pentingnya analisa perilaku konsumen.
    b. Bagi Kepentingan Terapan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan guna menetapkan kebijaksanaan dalam bidang marketing untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas produk / pelayanan.

    1.5 Ruang Lingkup
    Materi kajian pada penelitian ini dibatasi hanya pada variabel faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup.
    Responden yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Jambi yang pernah membeli dan memiliki sepeda motor Matic Honda

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 LANDASAN TEORITIS
    Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu:
    Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
    Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, serta mendorong proses pertukaran secara sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa seluruh kegiatan dalam perusahaan harus ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sehingga dapat diperoleh laba maksimum dalam jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta dalam bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada tiga faktor yang men

    1.Motivasi
    Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184) adalah : “The driving force within individual that impuls then to action ‘‘ Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka. Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
    Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
    1. Kebutuhan fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
    2. Kebutuhan akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan lain sebagainya
    3. Kebutuhan sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan, kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
    4. Kebutuhan akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.
    5. Kebutuhan pernyataan din, misalnya; pengembangan dan perwujud diri, penyelesaian pekerjaan dan kreatifitas.

    2. Persepsi
    Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini”.

    Faktor utama dalam persepsi yaitu:
    1. Stimulus faktor Yaitu faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna dan ketajaman.
    2. Individual faktor. Yaitu faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda dengan persepsi orang lain.

    3. Sikap
    Sikap menurut Kotler dan Armstrong (1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang konsisten menyukai atau suatu objek atau gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga diharapkan dapat mengetahui cara berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
    Sikap menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”. Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).

    4. Gaya Hidup
    Gaya hidup menurut Kotler dan Armstrong (1997:163) adalah : “Pola kehidupanseseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat dan opininya”. Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial yang sama bisa saja memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup melukiskan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungannya, serta keseluruhan pola perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

    5 Kepribadian
    Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170) adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama, bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya

    Rumusan masalahmu ok, akan tetapi fenomena yg ada kaitannya dg pendekatan perilaku konsumen atas masalah yg anda teliti belum terlihat. Artinya silahkan baca lagi tentang pendekatan perilaku konsumen atas kasus yg anda buat.

    Komentar oleh ARIF WAHYUDI | Desember 22, 2010 | Balas

  30. NAMA :ARIF WAHYUDI
    NIM : C1B008063

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah.
    Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan prodak untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
    Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Menurut Lamb, Hair (2001:188) perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadiaan dan konsep diri serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap.
    Sedangkan menurut Berkowitz (1997:117) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh psikologis (psychological influences), pengaruh sosio-budaya (sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen.
    Menurut Berkowitz (1997:117), faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan konsumen dapat dijabarkan menjadi 5 variabel, yaitu motivasi (motivation), kepribadian (personality), persepsi (perception), sikap (attitude), dan gaya hidup (life style). Kelima variabel tersebut turut mempengaruhi citra merk di benak konsumen. Menurut Kotler (2001:361) citra (brand image) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, faktor lingkungan maupun faktor psikologi konsumen.
    Perusahaan yang berorientasi pada konsumen, akan selalu beradaptasi dan bereaksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah, dengan cara menerapkan perencanaan strategi pemasaran. Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan mengenai produk motor perlu direncanakan dengan strategis untuk dapat memenangkan persaingan bisnis. Dengan mengetahui berbagai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran.
    Kepribadian juga turut mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Menurut Schiffman dan Kanuk (2000:148) kepribadian adalah karakteristik kejiwaan dalam diri manusia yang menentukan dan mencerminkan bagaimana respon seseorang terhadap lingkungan. Kepribadian merupakan kumpulan faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku. Kepribadian mempunyai sifat unik karena kepribadian merupakan hakekat individual yang membedakan antara seseorang dengan yang lainnya dan tidak ada seseorangpun yang mempunyai kepribadian yang sama. Sejauhmana karakteristik Honda Matic yang unik dapat mengakomodasi kepribadian konsumen, maka peluang Honda Matic mendapat tempat di hati konsumen akan semakin besar.
    Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa arti sudut pandang kualitas diukur dengan persepsi pembelian (Kotler dan Amstrong, 2001:279). Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh pandangan dan pengalaman mereka terhadap suatu produk.
    Pengaruh sikap terhadap perilaku pembelian secara umum bergantung pada keterlibatan konsumen dalam pembelian. Keterlibatan yang tinggi dari konsumen dalam pembelian akan dipengaruhi oleh tingginya hubungan antara kepercayaan terhadap merek. Ketika konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pembeliannya. Berarti jika konsumen yakin bahwa merek Honda sebagai merek yang berkualitas, maka tipe apapun keluaran Honda maka dia yakin pasti juga berkualitas.
    Pengetahuan produsen motor Matik Honda dalam menilai sejauhmana faktor psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan pembelian akan berguna dalam penentuan inovasi dan modifikasi yang diperlukan baik dalam penyusunan strategi pemasaran, maupun pengembangan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor psikologis terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda matic di jambi

    JAMBI, TRIBUN – Honda mulai menguasai pasar motor matik di Jambi. Setidaknya untuk periode satu bulan terakhir market share-nya sudah mencapai 51,8 persen.
    Manager Marketing Communication Main Dealer Honda Sinar Sentosa Jambi, Andrew Attan, mengklaim pasar motor matik Honda mengalami kenaikan yang pesat. “Pada Februari lalu, market share motor matik kita hanya 37,7 persen. Tapi sekarang sudah 51,8 persen,” bebernya kepada Tribun, Kamis (21/10).
    Angka itu menurutnya setara dengan penjualan sekitar 6.294 unit motor matik. Seperti diketahui, sejumlah motor matik Honda adalah Vario, Beat, dan Scoopy yang teranyar.
    Hanya saja, pengakuan Andrew, dari market share itu porsi Honda Scoopy belum menjadi primadona. Namun menurutnya, secara umum terjadi peningkatan akan permintaan motor matik bergaya retro modern itu.
    Dia bilang, sejak launching Scoopy pada Juni lalu, penjualannya selalu meningkat. Penjualan Scoopy dari Juni hingga Oktober tercatat naik sekitar 300 persen. Berdasarkan data tersebut, kata dia, peminat Scoopy di Jambi cukup besar.
    Dikatakannya, meski saat ini belum ada subsidi untuk uang muka pembelian Scoopy, itu tidak menghalangi masyarakat membeli. Saat ini DP Scoopy sebesar Rp 1,5 juta. “Walaupun demikian, tetap saja antusias masyarakat untuk memilikinya cukup tinggi,” imbuhnya.
    Menurutnya, peminatnya Scoopy cuku banyak, tapi penyuplainya masih rendah. Jadi, lanjutnya, apabila ada barang yang masuk maka langsung habis terjual.
    Honda matik Scoopy menyasar segmen anak muda. Dengan konsep motor retro modern, motor ini mengedepankan gaya. Tentunya,tanpa melupakan teknologi yang disematkan. Tiga varian Scoopy, pink, violet, dan putih. Harga motor matik ini Rp 13,57 Juta. (dry)

    1. 2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
    1. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi?
    2. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik merek Honda di Jambi?

    1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Tujuan Penelitian
     Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi?
     Untuk mengetahui apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Matik Merek Honda di jambi.

    1. 4 Manfaat Penelitian
    Dalam menyusun penelitian ini diharapkan dapat memmberikan manfaat serta dorongan atau motivasi bagi:
    a. Bagi Kepentingan Ilmiah, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi / pertimbangan bagi penelitian yang akan datang guna mengetahui pentingnya analisa perilaku konsumen.
    b. Bagi Kepentingan Terapan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan guna menetapkan kebijaksanaan dalam bidang marketing untuk dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas produk / pelayanan.

    1.5 Ruang Lingkup
    Materi kajian pada penelitian ini dibatasi hanya pada variabel faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, kepribadian, persepsi, sikap, dan gaya hidup.
    Responden yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Jambi yang pernah membeli dan memiliki sepeda motor Matic Honda

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 LANDASAN TEORITIS
    Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu:
    Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu.
    Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut:Pengertian pemasaran dari pendapat beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran yang paling luas, ada beberapa pendapat mengenai definisi pemasaran diantaranya dikemukakan oleh (William J. Stanton,1994) yaitu: Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Basu Swasta, 2000). Dari definisi tersebut di atas terlihat bahwa pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai antara lain dengan mengidentifikasikan kebutuhan debitur yang perlu dipuaskan melalui pelayanan yang bermutu. Selanjutnya Stanton beranggapan bahwa keberhasilan pelayanan dalam pemasaran menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk itu kegiatan pemasaran harus dikoordinasikan dan dikelola dengan cara yang baik. Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler didefinisikan sebagai berikut: Manajemen pemasaran adalah analisis perencanaan, penerapan dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi (James F, Angel , 1990). Dari definisi di atas, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar, serta mendorong proses pertukaran secara sempurna dan menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perusahaan, maka faktor pelayanan menjadi faktor penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan demikian, maka konsep pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut: Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Herry Assael, 1990). Berdasarkan definisi tersebut, dapat diambil makna bahwa seluruh kegiatan dalam perusahaan harus ditujukan kepada pemuas kebutuhan debitur, sehingga dapat diperoleh laba maksimum dalam jangka panjang, demi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Basu Swasta dalam bukunya “Asas-asas marketing” disebutkan bahwa ada tiga faktor yang men

    1.Motivasi
    Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184) adalah : “The driving force within individual that impuls then to action ‘‘ Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka. Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
    Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
    1. Kebutuhan fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
    2. Kebutuhan akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan lain sebagainya
    3. Kebutuhan sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan, kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
    4. Kebutuhan akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.
    5. Kebutuhan pernyataan din, misalnya; pengembangan dan perwujud diri, penyelesaian pekerjaan dan kreatifitas.

    2. Persepsi
    Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini”.

    Faktor utama dalam persepsi yaitu:
    1. Stimulus faktor Yaitu faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna dan ketajaman.
    2. Individual faktor. Yaitu faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda dengan persepsi orang lain.

    3. Sikap
    Sikap menurut Kotler dan Armstrong (1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang konsisten menyukai atau suatu objek atau gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga diharapkan dapat mengetahui cara berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
    Sikap menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”. Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).

    4. Gaya Hidup
    Gaya hidup menurut Kotler dan Armstrong (1997:163) adalah : “Pola kehidupanseseorang sebagaimana tercermin dalam aktivitas, minat dan opininya”. Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial yang sama bisa saja memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup melukiskan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungannya, serta keseluruhan pola perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

    5 Kepribadian
    Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170) adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama, bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya

    Komentar oleh ARIF WAHYUDI | Desember 22, 2010 | Balas

    • selamat malam pak jo,saya arif wahyudi maaf sebelumnya saya mau nanya proposal saya kenapa belum di komentari ya, selamat malam dan terima kasih

      Komentar oleh ARIF WAHYUDI | Januari 19, 2011 | Balas

  31. Nama : Dedi Jupriadi
    NIM : C1B008057

    Judul :
    “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KECENDRUNGAN MENGGUNAKAN JASA BANK KONVENSIONAL DIBANDINGKAN BANK SYARI’AH”

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Perkembangan perbankan di Indonesia sudah sangat mengalami banyak kemajuan. Hal ini ditandai dengan ada nya dua poros sistem perbankan di Indonesia. Yaitu sistem perbankan syariah dan siste perbankan konvensional. Yang kedua sistem itu diatur dalam Undang-undang No. 10 tahun 1998, “dimana Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Peran bank syariah dalam memacu pertumbuhan perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur perekonomian yang semakin berimbang. Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan dengan adanya “dual banking system”, dimana bank konvensional diperkenankan untuk membuka unit usaha syariah.

    Namun, pemahaman dan sosialisasi terhadap masyarakat tentang produk dan sistem perbankan syariah di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini di dukung oleh data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, bahwa hingga Oktober 2006, perbankan syariah hanya memiliki 1,5% dari total pangsa pasar perbankan secara nasiional (the Point, 2006).

    Perbankan Syari’ah dikenal sebagai Islamic bangking, kata Islamic pada awalnya dikembangkan sebagai satu respon dari kelompok ekonomi dan praktiksi. Perbankan Muslim yang berusaha mengakomodir berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip Syari’ah Islam khususnya yang berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudian (maisyir), ketidakpastian (qharar) dan pelanggaran prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan penyaluran dana investasi pada kegiatan usaha yang etis dan halal secara Syari’ah. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al – Hud : 86 sebagai berikut :

    Artinya :
    “Sisa keuntungan dari Allah SWT adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang . beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu”(Depag, 2000 : 184)

    Maksud sisa dari keuntungan dari Allah SWT ialah keuntungan yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan timbangan.

    Dalam hadits Nabi juga di sebutkan yang berbunyi.
    Artinya : Dari Jabir bin Abdullah r.a. mengatakan : Rasulullah SAW melarang menjual tanpa timbangan, berupa kurma (atau makanan lain) yang tidak jelas (tidak diketahui) timbangan kurma itu. (Husein Bahreisj, 1987 : 186)

    Dalam surat Al-Baqorah ayat 275 yang berbunyi :

    Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Depag, 2000 : 36)

    Ayat ini menjelaskan bahwa keuntungan dari perdagangan yang diperoleh, dari modal yang ditanamnya, atau keuntungan yang sesuai dengan jumlah modal yang ditanamkan dalam usaha persekutuan adalah halal dan diperkenankan, tetapi keuntungan yang diperoleh dari beban (bunga) yang diberikan kepada kreditor atas usahanya, sehingga menjadi lebih dari yang dipinjamnya, adalah haram, dan Allah SWT tidak menganggapnya seperti keuntungan yang diperoleh dari perdagangan diatas. (M.M. Syarif, MA, 1963 : 96)

    Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, tetapi pengembangan produk syariah berjalan lambat dan belum berkembang sebagaimana halnya bank konvensional. Upaya pengembangan bank syariah tidak cukup hanya berlandaskan kepada aspek-aspek legal dan peraturan perundang-undangan saja, tetapi juga harus berorientasi kepada pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa (konsumen) lembaga perbankan.

    Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut.
    Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri. Sumatera Barat sebagai salah satu propinsi di Indonesia, yang didominasi oleh suku Minangkabau, memiliki keunikan tersendiri terhadap perilaku mengkonsumsi suatu produk.
    Struktur dan persepsi masyarakat Sumatera Barat yang sudah terbangun dengan mayoritas masyarakatnya yang religius sangat memungkinkan terdapatnya berbagai persepsi yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih bank. Namun demikian, faktor keagamaan atau persepsi yang hanya didasari oleh alasan keagamaan saja belum tentu mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap keputusan dalam menggunakan suatu jenis jasa perbankan.

    Selain itu aspek-aspek non-ekonomis diduga juga dapat mempengaruhi interaksi masyarakat terhadap dunia perbankan. Dengan memahami preferensi masyarakat terhadap bank-bank tersebut, maka bank (syariah atau konvensional) memiliki judgement yang kuat untuk mendisain strategi dan kebijakan agar lebih bersifat market driven. Jika kita bandingkan antara bank konvensional dan bank syariah, maka share atau pangsa pasar DPK tahun 2004 yang telah digarap oleh bank syariah di Sumatera Barat relatif kecil (3,36%) dibanding bank konvensional. Jika diperhatikan lebih lanjut, hingga Mei 2006 persentase share DPK tersebut cenderung mengalami penurunan.

    Dan hal ini lah yang membuat penulis sangat ingin melakukan penelitian terhadap masyarakat indonesia yang notabenenya mayoritas muslim. Mengapa mereka tidak beralih ke bank syari’ah ketika sistem itu sudah ada dan disahkan. Bahkan hingga sekarang perkembangan perbankan syari’ah tidak menemui pertumbuhan yang signifikan. Dan itu semua akan dituangkan dalam skripsi dengan judul “ANALISIS FAKOR-FAKTOR PSIKOLOGIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KECENDRUNGAN MENGGUNAKAN JASA BANK KONVENSIONAL DIBANDINGKAN BANK SYAI’AH”.

    1.2 Rumusan Masalah
    Pada dasarnya operasi Bank Syariah (Bank Islam) tidak jauh berbeda dengan bank konvensional (bank komersil/umum) yaitu sebagai lembaga perantara. Bank Syariah berperan sebagai lembaga perantara antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana. Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.

    Bank berbasis bunga melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan. Demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah hubungan antara kreditur dengan debitur.

    Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan hubungan kemitraan penyandang dana dengan pengelola dana. Oleh karena itu, tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga perantara dan kemampuannya menghasilkan laba.

    Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka kepada, paling tidak, pelaksanaan dua ajaran Al Qur’an yaitu:

    •Prinsip At Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di antara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an :
    “….dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (QS 5:2).

    •Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang (dana) dan membiarkannya menganggur yang tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al Qur’an:
    “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” (QS 4:29).

    Perbedaan pokok antara perbankan islam dengan perbankan konvensial adalah adanya larangan riba (bunga) bagi perbankan islam. Bagi islam riba dilarang, sedang jual beli (al bai’) dihalalkan.

    Berdasasarkan hasil survei terhadap responden nasabah bank syariah di Sumatera Barat, mayoritas responden (81,5%) menyatakan bahwa konsep bunga bertentangan dengan ajaran agama. Hasil ini dapat dianggap merupakan alasan paling mendasar bagi reponden tersebut di dalam memilih bank syariah. Hanya 12,9% dari jumlah responden yang menyatakan dengan tegas bahwa konsep bunga tidak bertentangan dengan ajaran agama, namun persepsi ini tidak mempengaruhi mereka untuk tetap berhubungan dengan berbagai produk bank syariah, sementara sisanya (5,6%) menyatakan pendapat bahwa mereka tidak tahu.

    Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah pokok bagi penulis, yaitu : “faktor-faktor apakah yang mempengaruhi psikologis masyarakat sehingga lebih memilih bank konvensional dibanding bang syari’ah?”

    Topik dan judul ok, yang perlu dipertimbangkan jangan menjadi duplikasi. Pednekatan perlu diperkaya.

    Komentar oleh dedi Jupriadi | Desember 22, 2010 | Balas

    • mf pak,,
      jadi proposal saya tinggal dilanjtkan ya pak,,

      tidak perlu dirubah-rubah lagi,,

      Komentar oleh Dedi Jupriadi | Januari 13, 2011 | Balas

      • Dedi, judul dan topikmu bagus, perkaya lagi bahan bacaannya sehingga ada fenomena yg jelas. Cara ini dapat ditempuh melalui baca referensi yg lebih banyak.

        Komentar oleh johannessimatupang | Januari 27, 2011

  32. Salam Dahsyat Pak Joe,,,
    Saya Mahasiswa Program Ekstensi Universitas Jambi
    Ini merupakan tugas minggu lalu mengenai judul, rumusan masalah, dari proposal tentatif…

    Nama : ADRIEN PRESTO
    Nim : EC1B009016

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Dalam usaha mencapai keberhasilan usahanya, suatu perusahaan sangat bergantung pada kemampuan mengkombinasikan sumber daya yang ada serta memanfaatkannya semaksimal mungkin. Salah satu sumber daya yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah karyawan, karena karyawan adalah sumber daya yang sangat berperan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang terampil, ahli, loyal dan berdedikasi adalah karyawan yang berprestasi. Prestasi kerja karyawan sangat mempengaruhi kemajuan perusahaan.
    Pesatnya persaingan produk rokok yang diciptakan oleh produsen rokok membuat konsumen memiliki pilihan yang luas. Dalam memasarkan produknya, P.T. Bentoel Prima Jambi selaku salah satu produsen rokok di Indonesia memanfatkan tenaga penjual (salesman) yang berhadapan langsung dengan konsumen dan diharapkan dapat melakukan komunikasi untuk membantu konsumen dalam mengembangkan pemikiran dan keinginannya.sehingga dapat pula membantu mengarahkan konsumen dalam mengambil keputusan. Kemampuan salesman tersebut dalam memasarkan produknya disebabkan beberapa Factor, salah satunya adalah kompensasi yang diterirnanya dari perusahaan tempatnya bekerja.
    Faktor kompensasi juga dipandang turut mempengaruhi produktivitas atau prestasi tenaga kerja. Robbins (2002), seorang ahli perilaku organisasi menjelaskan bahwa pemberian kompensasi atau reward, seharusnya dikaitkan dengan prestasi kerja (performance). Hal yang lebih penting ialah tenaga kerja harus memiliki persepsi yang jelas tentang hal itu. Sekalipun pemberian kopensasi telah didasarkan pada kriteria kinerja, apabila tenaga kerja mempersepsi rendah, hasilnya, menjadi prestasi kerjanya rendah, menurunnya kepuasan kerja (job satisfaction) dan meningkalnya turnover dan absenteeism.
    Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna dituangkan dalam skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan P.T. Bentoel Prima Jambi ( Studi Kasus Pada P.T. Bentoel Prima Jambi)”.

    1.2 Perumusan Masalah
    Masalah :
    – Sulitnya menemukan strategi yang efektif dalam mencetak tenaga penjual yang berprestasi tinggi pada P.T. Bentoel Prima Jambi

    Research Problem :
    – Bagaimana menemukan strategi yang efektif dalam mencetak tenaga penjual yang berprestasi tinggi pada P.T. Bentoel Prima Jambi

    Research Question :
    – Apakah Kepuasan karyawan atas kompensasi berpengaruh lerhadap prestasi kerja sehingga pengelolaan yang baik atas faktor tersebut dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan P.T. Bentoel Prima Jambi

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    1.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara kepuasan karyawan atas kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan P.T. Bentoel Prima Jambi
    2.Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh antara kepuasan karyawan atas kompensasi terhadap prestasi kerja karyawan P.T. Bentoel Prima Jambi

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    1.Hasil penelitian diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan prestasi kerja tenaga penjual (salesman) P.T. Bentoel Prima Jambi karena tenaga penjual merupakan ujung tombak perusahaan.dan ditambah lagi dengan makin ketatnya tingkat persaingan dalam industri rokok di Indonesia.
    2. Hasil penelitian diharapkan akan menjadi bahan informasi atau masukan bagi perusahaan sejenis dalam menghadapi hal yang sama.

    Andrean topikmu cenderung kepada bidang MSDM.

    Komentar oleh Adrien Presto (EC1B009016) | Desember 22, 2010 | Balas

    • Selamat Malam Pak Joe…
      Salam Sukses Selalu…

      Berikut Perbaikan Proposal Tentatif saya..
      Dan mengangkat judul yang baru…

      Nama : ADRIEN PRESTO
      Nim : EC1B009016

      BAB I
      PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang Penelitian.
      Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kemudian diikuti oleh perkembangan bidang-bidang lainnya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat luas. Akibat dari kondisi tersebut adalah terjadinya peningkatan yang cukup tajam akan kebutuhan sarana dan prasarana bagi masyarakat berpenghasilan.
      Dengan semakin meningkatnya kebutuhan, banyak perusahaan-perusahaan yang bermunculan menawarkan produk atau jasa sejenis sehingga menyebabkan terjadinya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan dalam merebut pangsa pasar.
      Perusahaan yang berorientasi kepada pasar harus memikirkan bagaimana mempengaruhi konsumen, khususnya pembeli potensial agar bersedia membeli produk yang dihasilkan. Untuk dapat bertahan dalam keadaan yang peka terhadap perubahan yang penuh persaingan saat ini, sebuah perusahaan pertama-tama harus menentukan apa yang dapat dijual dan strategi apa yang dapat meningkatkan pelanggan.
      Sebagian besar industri-industri masih cemas tentang bagai mana memasarkan produk mereka dan bagaimana dapat bertahan dalam pasar yang penuh persaingan. Dengan ketentuan yang dihadapi perusahaan-perusahaan tersebut, maka umpan balik dari pelanggan atau konsumen yang mengenai efektivitas promosi penjualan cukup penting, untuk membantu kelangsungan hidup perusahaan.
      Pada umumnya perusahaan menerapkan atau melaksanakan bauran pemasaran (Marketing Mix) secara terpadu agar dapat meningkatkan volume penjualan di samping kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Salah satu bauran pemasaran yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan promosi yang memegang peranan penting dalam usahanya meningkatkan tingkat penjualan melalui satu proses bauran promosi (Promotion Mix) .
      Promosi adalah salah satu kegiatan marketing yang salah satu fungsinya untuk meningkatkan hasil penjualan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu promosi sangat penting bagi perusahaan, dalam usaha untuk memasarkan dan memperkenalkan hasil produk perusahaan. Jika dikaji lebih mendalam bahwa kegiatan promosi yang biasanya banyak dilakukan adalah dengan lima cara, yaitu:
      1.Periklanan(Advertising)
      2.Penjualan perorangan (Personal Selling)
      3.Publisitas(Publicity)
      4.Promosi Penjualan ( Sales Promotion)
      5.Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
      Dalam hal ini masing-masing alat promosi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya, dan untuk dapat mengatasi hal-hal tersebut maka dari kelima cara tersebut dilakukan kombinasi. Kenyataannya bahwa kelima cara tersebut merupakan komplementer antara yang satu dengan yang lainnya.
      Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, sebaiknya perusahaan dapat mengkombinasikan dari kelima cara promosi tersebut sehingga selain dari segi anggaran biayanya dapat ditekan, jadi setiap efektivitas dari alat promosi yang dipergunakan perusahaan dapat menjangkau sasaran, sehingga konsumen dapat tertarik dan produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Namun demikian apabila perusahaan kurang tepat dalam memilih cara promosi, maka hal ini akan menyebabkan informasi yang disampaikan kepada konsumen di daerah pemasaran yang diinginkan tercapai.
      Hal semacam ini akan berpengaruh terhadap peningkatan penjualan, selain dari itu dengan banyaknya perusahaan pesaing yang menghasilkan produk sejenis, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya, karena perusahaan pesaing telah terlebih dahulu dan secara intensif melaksanakan kegiatan promosi. Dengan demikian konsumen akan lebih mengenal produk yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing tersebut.
      Manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan promosi yang tersebut baru akan dapat dilaksanakan apabila tersedia biaya promosi yang memadai. Biaya promosi merupakan alat utama perencanaan keuangan suatu organisasi perusahaan yang dapat memberikan arah serta target-target yang hendak dicapai dalam kegiatan perusahaan.
      Penjualan merupakan salah satu kiat utama dalam bauran komunikasi pemasaran untuk mengarahkan komunikasi pada pembeli dan masyarakat umum. Pertumbuhan promosi sekarang ini disebabkan karena perusahaan menganggap bahwa promosi merupakan salah satu kiat yang efektif. Sehubungan dengan semakin gencarnya media-media periklanan yang membutuhkan biaya yang lebih besar dan faktor-faktor lain yang membuat promosi sangat dibutuhkan, misalnya adanya tekanan keras dari perusahaan untuk meningkatkan penjualan mereka sekarang, jumlah merek yang semakin bertambah, pesaing sering menggunakan promosi, banyaknya produk sejenis, konsumen semakin berwawasan, maka oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat melaksanakan atau menggunakan aktivitas promosi dengan tepat agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan peningkatan volume penjualan yang diharapkan oleh perusahaan dalam menambah dan mengkoordinasikan kegiatan promosi lainnya.
      PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi merupakan satu dari banyak perusahaan yang bergerak di bidang penjualan minuman susu fermentasi, yang dibuat dengan cara memfermentasi susu bubuk skim yang mengandung bakteri asam laktat hidup Lactobacillus casei Shirota strain.
      PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan minuman lainnya. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan harga dengan baik dan sesuai yang ditunjang oleh elemen-elemen bauran pemasaran yang lain, agar dapat menghadapi persaingan dan dapat meningkatkan tingkat penjualan secara optimal. Data mengenai intensitas promosi
      Bertitik tolak dari hal tersebut, maka perlu kiranya diadakan suatu study yang bertitik tolak dari masalah di atas. Dengan melihat interaksi antara biaya yang di perlukan untuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan tingkat penjualan. Dengan diketahui interaksi tersebut, maka diharapkan akan dapat diketahui seberapa besar pengaruh promosi terhadap tingkat penjualan sehingga dengan demikian dapat dijadikan suatu dasar guna merumuskan kegiatan promosi selanjutnya.

      Berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Yakult Indonesia Persada dengan judul “PENGARUH PROMOSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN MINUMAN YAKULT PADA PT.YAKULT INDONESIA PERSADA CABANG JAMBI”

      1.2 Perumusan Masalah
      Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan
      yang dibahas sebagai berikut:
      1.Promosi apa yang digunakan PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi
      2.Seberapa besar peningkatan tingkat penjualan yang diperoleh PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi
      3.Seberapa besar promosi dapat mempengaruhi tingkat penjualan PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi.

      1.3 Tujuan Penelitian
      Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
      1.Untuk mengetahui promosi yang digunakan PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi.
      2.Untuk mengetahui besarnya peningkatan tingkat penjualan yang diperoleh PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi
      3.Untuk mengetahui promosi dalam mempengaruhi tingkat penjualan PT. Yakult Indonesia Persada Cabang Jambi

      1.4 Manfaat Penelitian
      1.Bagi penyusun hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan yang dapat memberikan wawasan berpikir terutama berkaitan dengan promosi melalui pengamatan teori di perusahaan.
      2.Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pimpinan perusahaan terutama dalam bidang yang menyangkut promosi dan tingkat penjualan.
      3.Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
      4.Bagi Universitas Jambi (UNJA) , hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan bacaan yang berguna bagi mahasiswa.

      Komentar oleh ADRIEN PRESTO | Januari 24, 2011 | Balas

  33. NAMA : M . ELGA NURDIAN
    NIM : C1B008061

    JUDUL :
    ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN
    OBAT APOTEK IWAN DI KELURAHAN SUNGAI BENGKAL KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kemajuan ilmu dan teknologi mendorong masyarakat untuk memperhatikan derajat kesehatan demi menaikkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu tersedianya pelayanan kesehatan bagi masyarakat menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam pembangunan di bidang kesehatan.

    Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang tinggi (Kotler,1997).
    Pelanggan adalah orang yang menyampaikan keinginannya kepadaperusahaan. Tugas perusahaan adalah menanganinya supaya mendatangkan keuntungan. Dewasa ini, semakin banyak perusahaan yang mengakui pentingnya memuaskan dan mempertahankan pelanggan yang ada. Para pelanggan yang puas biasanya akan terkait dengan bertahannnya pelanggan (Kotler, 2005).

    Apotek merupakan suatu tempat tertentu dimana dilakukan usaha-usaha dalam bidang Farmasi, pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada masyarakat. Kepuasan pasien dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke apotek yang sama. Kepuasan merupakan pengalaman yang akan mengendap didalam ingatan pasien sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian ulang produk yang sama Rini, dkk., ( 2006).

    Pengobatan sendiri secara aman dan efektif diperlukan informasi tentang obat yang obyektif, lengkap, dan tidak menyesatkan dan tidak terlalu komersial. Informasi yang lebih baik pada pasien akan menggugah minat menaikkan kehendak pasien untuk berpartisipasi aktif dalam pengobatan Anief, (1991).Tindakan pengobatan sendiri dibutuhkan penggunaan obat yang tepat atau rasional. Obat yang dipilih harus tepat dan benar cara penggunaannya seperti aturan pemakaian, cara pemberian, pengaturan dosis yang sesuai dengan pemakaiannya, dan tetap waspada terhadap kemungkinan efek samping yang tidak diinginkan Nurulita dan Siswanto, ( 2003).

    Penelitian dari Harianto,dkk.,(2005), penelitian tentang kepuasan konsumen terhadap pelayanan obat pada apotek, menunjukkan bahwa dimensi responsiveness masuk dalam kategori cukup puas, reliability dan assurance masuk dalam kategori cukup puas, pada dimensi emphaty masuk dalam kategori puas dan pada dimensi tangible masuk dalam kategori cukup puas. Penelitian dari Abdul Karim, dkk(2006)., penelitian tentang analisis kepuasan konsumen terhadap kualitas pelayanan obat di instalasi farmasi rumah sakit Dr. Sardjito Yogyakarta, menunjukkan bahwa pelayanan obat di instalasi farmasi rumah sakit masuk kategori cukup puas. Berdasarkan pengalaman, ada beberapa petugas apotek yang tidak memberikan informasi obat kepada beberapa konsumen yang membeli obat di apotek.

    Berkenan dengan maksud penelitian yang saya lakukan , adapun obat yang terjual pada awal berdirinya apotek iwan ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.

    Tabel 1.1 jumlah obat terjual pada periode 2 tahun.

    Tahun Jumlah 0bat Terjual

    2008 2009
    Januari 80 unit 210 unit
    Pebruari 95 unit 267 unit
    Maret 100 unit 300 unit
    April 130 unit 285 unit
    Mey 153 unit 320 unit
    Juni 187 unit 321 unit
    Juli 201 unit 337 unit
    Agustus 202 unit 339 unit
    September 205 unit 340 unit
    Oktober 205 unit 343 unit
    November 207 unit 345 unit
    Desember 210 unit 349 unit

    Sumber data : dari pemilik Apotek

    Dari tabel di atas terlihat dari bulan ke bulan jumlah obat yang terjual mengalami kenaikan, hal ini disebabkan oleh pentingnya pelayanan yang baik terhadap konsumen. Berdasarkan uraian diatas sangatlah perlu dilakukan penelitian tentang sejauh mana kepuasan konsumen terhadap pelayanan di apotek. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak apotek untuk meningkatkan mutu pelayanannya guna menunjang pelayanan kesehatan di apotek dan dapat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik untuk kepentingan dan kesejahteraan penderita.

    B. Perumusan Masalah
    Berdasarkan permasalahan diatas dapat diambil suatu perumusan masalah
    sebagai berikut :

    1. Bagaimana persepsi pelayanan obat di apotek ?

    2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen dengan pelayanan obat yang diberikan di
    apotek?

    C. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk :

    1. Mengetahui bagaimana pelayanan obat kepada konsumen di apotek

    2. Mengetahui bagaimana kepuasan konsumen dalam menerima pelayanan obat
    di apotek.

    Komentar oleh m . elga nurdian | Desember 22, 2010 | Balas

  34. Salam Hangat Pak Joe Terhormat 🙂

    Nama : FARHAN FADHORY
    NIM : C1B008101

    Saya Mahasiswa UNJA S1 Kelas Reguler (Kelas Pagi) Studi Manajemen Pemasaran Semester 5.

    Bahasan Tugas : Mengajukan Judul Proposal, Rumusan Masalah dan Landasan Teoritis dari Proposal Tentatif.

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    A. Latar Belakang Masalah
    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak sxemakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM. Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama. Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya penyadapan. Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan konsumen. PT. Telekomunikasi Tbk, atau yang biasa dikenal dengan sebutan TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan TELKOM menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan untuk personal. Produk dari TELKOM yang berkaitan dengan CDMA adalah TELKOMFlexi (sering disebut Flexi). Flexi mulai diperkenalkan pada bulan Desember 2002 dan secara komersial mulai diluncurkan Mei 2003. Flexi beroperasi pada dua frekuensi yaitu 1,9 GHz untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya serta 800 MHz di daerah-daerah. Tantangan Flexi semakin besar ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru (misalnya 3G) dengan harga di bawah standart. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan TELKOM untuk menawarkan produk FLEXY agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000); menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz : 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya. Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.
    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”. (Studi pada Masyarakat Kota Jambi).

    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    1. Apakah persepsi produk/pesan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    2. Apakahpersepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    3. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    4. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    5. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    6. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    7. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap terhadap merek.
    2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap merek.
    3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap iklan.
    4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap terhadap iklan.
    5. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap merek.
    6. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap merek terhadap minat beli.
    7. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli.

    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk FLEXY melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.
    2. Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

    Komentar oleh Farhan Fadhory | Desember 22, 2010 | Balas

    • maaf pak sebelumnya, ini proposal tentatif saya belum dikomentari. terimakasih sebelumnya pak.

      Farhan, bapak salah sebut mungkin, tak apa. Komentar bapak ini. Rumusan masalah di atas tidak umum, sampai 7. Buat lebih ringkas, cukup dua saja. Selajutnya, untuk teori, farhan lebih-hati-hati, karena persaingan antara pengguna HP lebih banyak ditentukan oleh pengecer.

      Komentar oleh Farhan Fadhory | Januari 14, 2011 | Balas

  35. NAMA : PANGKI YANTO
    NIM :C1B008066

    JUDUL:”pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pasien berobat di rumah sakit citra medika PT.LPPI(lontar papyrus paper industry)kec.tebing tinggi JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 latar belakang

    dalam perkembanganya ,kualitas jasa masih menjadi hal yang sangat di perbincangkan oleh para konsumen ataupun pengguna jasa.di mana sering di temukanya pelayanan jasa yang kurang memuaskan ataupun kerap kali mengecewakan.tentunya hal ini tidak dapat di biarkan begitu saja demi kelangsungan dan kemajuan sebuah perusahaan maka hal ini harus dapat di atasi.

    Salah satu contoh ketidak kepuasan konsumen yang sering kita jumpai adalah di rumah sakit.begitu banyak di jumpai keluhan-keluhan dari pasien,terutama tentang kualitas dari pelayananya.sungguh sesuatu hal yang tidak seharusnya terjadi, karena tidak kepuasan konsumen/pasien tersebut akan sangat mempengaruhi kemajuan dari rumah sakit tersebut.

    Kualitas pelayanan jasa menjadi masalah yang sangat penting bagi sebuah rumah sakit,karena dengan memberikan pelayanan yang baik dan berkesan maka secara tidak langsung rumah sakit tersebut telah melangkah menuju masa depan untnk sebuah-Aperkembangan dan kemajuan.seorang pemakai jasa yang merasakan kepuasan ataupun kenyamanan sudah pasati akan menceritakan hal terssebut kepada orang lain dan tanpa di sadari akan begitu banyak oraang yang mendengar sebuah keberhasilan dari rumah sakit dalam memberikan pelaayanan.perlu di ketahui bahwa sekarang ini sangat banyak perusahaan yang perhatianya beralih dari pemasaran transaksi ke pemasaran keterhubungan(kotler 2000)

    Rumah sakit citra medika merupakan satu-satunya rumah sakit yang di miliki oleh kecamatan tebing tinggi(WKS).sebagai rumah sakit yang baru tentu saja belum memiliki banyak pelanggan dan hal yang paling utama untuk menarik minat konsumen/pasien adalah dengan memberikan kesan yang baik melalui pelayananya.

    Pada awal rumah sakit ini di dirikan oleh PT.LPPI(lontar papyrus paper inddustri) bertujuan untuk melayani pasien dari lingkungan perusahaan saja,yaitu para karyawan.namun pada perkembanganyamenjelang 2 tahun rumah sakit ini di dirikan kini telah menerima pasien dari kalangan masyarakat di kluar lingkungan perusahaan.
    Akibat dari pengaruh yang di timbulkan kualitas jasa yang di berikan oleh rumah sakit citra medikamaka rumah sakit citra medika mengalami perubahan pengunjung ataupun pasien yang berobat pada tiap tahunya,hal ini dapat di lihat pada table 1.1

    Table 1.1 perubahan pengunjung/pasien yang berobat di RS.citra medika 2009-2010.

    TAHUN JUMLAH PASIEN

    RAWAT JALAN
    RAWAT INAP

    2009
    409
    127

    2010
    673
    145

    Sumber: rumah sakit citra medika PT.LPPI(lontar papyrus paper industry)

    Jumlah pasien yang berobat terus bertambah dan meningkat setiap tahun nya,pada tahun pertama 2008 jumlah pasien yang berobat hanya 409 pasien untuk rawat jalan dan 127 untnk pasien rawat inap untuk sebuah rumah sakit yang baru pencapaian ini tentu sudah cukup baik,pada tahun berikutnya 2009 jumlah pasien yang berobat mengalami peningkatan yaitu,dari 409-673 bertambah 264 pasien yang berarti meningkat 60,77% untuk pasien rawat jalan sedangkan untuk pasien rawat inap menigkat dari 127-145 meningkat 18 pasien.

    Perubahan-perubahan harusnya dapat memberikan motivasi bagi seluruh komponen rumah sakit untuk terus memberikan pelayanan yang baik kepada pasien,mengingat kualitas jasa pelayanan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan-tujuan rumah sakit.

    Tidak banyak yang dapat di ceritakan oleh penulis di sini ,namun dari uraian singkat di atas sudah cukup membuat penulis tertarik dan ingin menuangkanya dalam bentuk tulisan dengan judul”pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pasien berobat di rumah sakit citra medikaPT.LPPI(lontar papyrus paper industry)kec.tebing tinggi JAMBI

    1.2 Perumusan Masalah

    Perubahan tingkat pasien yang berkunjung ke rumah sakit citra medika merupakan salah satu bentuk nyata tentang pengaruh yang di timbulkan akibat dari kualitas jasa,di mana kualitas jasa merupakan hal yang saangat penting untnk masa depan dari sebuah rumah sakit.

    Dengan memberikan kualitas jasa yang baik maka apa yang menjadi tujuan rumah sakit mungkin tidak akan terasa begitu sulit untuk di capai,begitu juga sebaliknya kualitas jasa yang buruk maka akan membawa dampak negative bagi kemajuan rumah sakit.

    Dengan dasar pertimbangan di atas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalaah,apakah terdapat pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pasien berobat di rumah sakit citra medikaPT.LPPI(lontar papyrus paper industry) kec.tebing tinggi JAMBI.

    1.3 tujuan dan manfaat penelitian

    1.3.1.tujuan penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

    1.Untuk mengetahui pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pasien berobat di rumah sakit citra medika.
    2.untuk menganalisis pengaruh kualitas jasa terhadap keputusan pasien berobat di rumah sakit citra medika.
    1.3.2 manfaat penelitian
    .manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah
    1.sebagai pembanding dengan rumah sakit lain.

    2.sebagai bahan masukan bagi rumah sakit citra medika dalam meningkatkan kualitas jasa di masa yang akan datang.

    Elga topik dan judul ok, tapi pendekatan khususnya yg menyangkut obat sebagai produk kesehatan perlu diperkaya.

    Komentar oleh pangki yanto | Desember 22, 2010 | Balas

  36. SALAM Pak jo,,

    Nama : Sepka wiradiguna
    Nim : C1B008059

    Saya Mahasiswa Unja Mendalo Jurusan Manajemen semester 5,,

    Ini Hasil proposal tentatif yang saya buat ;

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Promosi dan saluran distibusi kerap kali di gunakan oleh perusahaan dalam usaha memasarkan produk mereka kepada konsumen .Kejadian ini dapat dilihat dari konteks aktivitas kegiatan pemasaran sehari-hari dilingkungan masyarakat. Ganasnya persaingan dalam mengkampayekan produk membuat para produsen untuk lebih tegas mengambil langkah yang tepat dalam menigkatkan intensitas penjualan produk mereka. Gambaran tersebut dapat kita lihat dalam kegiatan promosi dan distibusi yang di lakukan oleh perusahaan raksasa yang bergerak di bidang otomotif .

    Dalam Promosi penjualan ,Unsur utama kampanye pemasaran tersebut adalah kumpulan alat-alat insensif yang sebagian besar berjangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang.Namun itu terdapat dalam periklanan. Kalau iklan menawarkan alasan untuk membeli ,promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli.Dalam artian , promosi tipe insensif untuk menarik orang-orang baru untuk mencoba ,untuk memberi imbalan kepada pelanggan setia ,dan untuk menaikan tingkat pembelian ulang orang yang sesekali menggunakan.Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel , kupon ,tawaran uang kembali , potongan harga ,cinderamata, hadiah berlangganan ,pengujian gratis , garansi, dll ) ,promosi perdagangan (potongan harga ,dana iklan ,dan barang gratis) serta promosi bisnis dan tenaga penjualan (pemeran dan konvensi perdagangan ,konteks untuk perwakilan penjualan , dan iklan khusus).Promosi sering menarik orang-orang yang beralih merk ,yang terutama mencari harga murah,nilai yang baik atau hadiah. Akan tetapi promosi tidak mugkin megubah konsumen menjadi pemakai setia,karena ketatnya persaingan promosi antar perusahaan membuat konsumen untuk cendrung berpikir memilih manfaat yang lebih baik dari promosi yang di tawarkan.

    Promosi penjualan memungkinkan produsen menyesuaikan diri dengan variasi penawaran dan permintaan jangka pendek dan memungkinkan produsen untuk menguji seberapa tinggi harga yang dapat mereka kenakan. Dengan membujuk konsumen mencoba produk baru alih-alih tidak menyimpang dari produk sekarang.Promosi penjualan membantu produsen menyesuaikan program-program segmen konsumen yang berbeda-beda . Konsumen sendiri menikmati suatu kepuasan karena mereka menjadi pembeli yang cerdas ketika mereka memanfaatkan harga khusus.

    Dewasa ini banyak manajer pemasaran lebih dulu memperkirakan apa yang perlu mereka belanjakan dalam promosi perdagangan ,kemudian apa yang perlu mereka belanjakan dalam promosi konsumen. Berapa pun yang tersisa ,mereka akan menganggarkannya untuk iklan dan promosi. Namun , ada bahayanya apabila mereka membiarkan iklan di nomer duakan , karena iklan biasanya iklan berperan untuk membangun kesetiaan merk.Dan promosi penjualan yang tanpa henti-hentinya juga akan berpengaruh pada menurunnya nilai tawaran produk didalam benak pembeli,karena pembeli dapat dengan mudah mengetahui harga dalam daftar sebagian besar adalah fiksi belaka.

    Saluran distribusi memiliki peranan yang tak kalah pentingnya dari promosi penjualan dalam meningkatkan intensitas penjualan. Produk yang akan disampaikan ke pelanggan bagaimanapun dihadapkan kepada pertimbangan ; apakah perusahaan akan menyampaikan sendiri atau menggunakan perantara. Pernyataan ini berkaitan dengan pertimbangan saluran pemasaran, ataupun perantara yang digunakan oleh perusahaan . Keputusan saluran distribusi merupakan salah satu keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Keputusan perusahaan mengenai saluran distribusi akan langsung mempengaruhi setiap keputusan pemasaran lain. Keputusan mengenai tenaga penjualan perusahaan dan iklan tergantung pada insentif ,pelatihan, dan motivasi yang di butuhkan agen.Apakah perusahaan mengembangkan produk tergantung pada seberapa cocok produk dengan kemampuan anggota saluran distribusi.

    Akan tetapi ,sikap perusahaan yang sering terlalu meremehkan saluran distribusi ,kadang-kadang merugikan .Misalnya ,pangsa pasar suku cadang dan servis dari pabrik mobil hilang di rebut oleh perusahaan lain seperti NAPA ,Midas ,Goodyear ,dan lain-lain karena menolak melakukan perubahan yang dibutuhkan dalam jaringan waralaba agen. Sebaliknya , banyak perusahaan menggunakan sistem distribusi imajinatif untuk memperoleh keunggulan bersaing.

    Setiap perusahaan tentunya berbeda-beda dalam memilih saluran distribusi karena harus memperhatikan berbagai macam faktor antara lain, menyangkut pertimbangan pasar, pertimbangan barang ,pertimbangan perantara.

    Berdasarkan atas pentingnya promosi dan saluran distribusi dalam pencapaian target penjualan maksimal maka penulis mengambil judul “ PENGARUH PROMOSI DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF ( TOYOTA ) “

    1.2 Perumusan masalah

    Perusahaan TOYOTA merupakan salah satu industri otomotif terbesar di dunia yang usahanya dari waktu ke waktu berkembang sangat pesat, hal ini dapat di buktikan dengan jumlah produksi perusahaan tersebut mencapai 8 – 8,5 juta unit mobil di seluruh dunia setiap tahunnya.Perusahaan TOYOTA di dalam persaingan dengan perusahaan lain terdapat bebagai macam hambatan dalam upaya peningkatan penjualan maka untuk mencapai target penjualan optimal perlu sebaiknya melakukan strategi – strategi seperti melakukan promosi dengan genjar serta menempatkan agen-agen penjualan di berbagai tempat sebagai upaya meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
    Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh promosi dan saluran distribusi terhadap tingkat penjualan mobil TOYOTA.

    1.3 Batasan masalah

    Penelitian ini di batasi oleh masalah distributor dan pemasaran unit produksi dari perusahaan tersebut dalam mencapai tingkat penjualan.

    1.4 Tujuan Penelitian

    a) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi dan saluran distribusi terhadap tingkat penjualan
    b) Untuk mengetahui apa saja hambatan dari promosi dan saluran distribusi tersebut dalam mencapai target penjualan.

    1.5 Manfaat penelitian

    a) Bagi penulis :
    Sebagai sarana untuk mempraktekan teori-teori yang telah di peroleh selama di bangku kuliah sehingga penulis dapat menambah pengetahuan secara praktis tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan

    b) Bagi Perusahaan (TOYOTA) :
    Hasil penelitian ini dapat membantu perusahan dalam menentukan kebijaksanaan dan sebagai referensi secara umum kegiatan promosi dan saluran distribusi agar kedepan perusahaan dapat lebih baik.

    c) Bagi pihak lain :
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran serta menumbuhkan ide-ide baru agar peneliti-peneliti lain mampu melakukan penelitian yang serupa ataupun dikembangkan kembali.

    1.6 Hipotesa

    Hipotesa adalah kesimpulan yang bersifat sementara yang ada dalam perumusan masalah.Berdasarkan penelitian sementara dari penulis , maka dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa Promosi dan saluran distribusi memilki pengaruh yang besar terhadap volume penjualan perusahaan.

    1.7 Metode Penelitian

    1. Objek penelitian

    2. Jenis data
    A. Data Primer
    Data yang di peroleh dari penelitian secara langsung terhadap objek

    B. Data Sekunder
    Data yang diperoleh dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

    3. Metode pengumpulan data
    a) Observasi
    Observasi adalah pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
    b) Wawancara atau Interview
    Mengadakan wawancara secara langsung dengan berbagai pihak terkait, yang dapat memberikan data-data yang diperlukan.
    c) Dokumentasi
    Dokumentasi adalah pengumpulan data melalaui cacatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.

    1.8 Lokasi dan waktu penelitian

    Lokasi penelitian yaitu di salah satu anak perusahaan TOYATA cabang Jambi, dan waktu penelitian akan di sesuaikan dengan kondisi.

    Sepka, topikmu luas, kalau disederhanakan kepada kepuasan dan pelayanan pemeliharaan Toyouta mungkin lebih baik.

    Komentar oleh sepka wiradiguna | Desember 22, 2010 | Balas

  37. Nama: ROI BINTANG FRANSISCUS SINAGA
    NIM: C1B008067

    Judul: ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP PRILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN MEMBELI LAPTOP MEREK THOSIBA

    RUMUSAN MASALAH

    Perangkat komputer sebagai media massa nampaknya mulai popular baik itu di kalangan masyarakat pedesaan dan perkoatan, hal ini ditunjukkan dengan telah banyak orang memakai computer baik laptop atau computer. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mencari laptop yang memiliki kualitas yang baik, apalagi banyak persepsi atau pedapat yang mempengaruhi prilaku konsumen sehingga membeli produk tersebut.
    Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
    1.Bagaimana Tosiba memahami konsumen dan menanggapinya?
    2.Apa yang dilakukan oleh tosiba untuk menciptakan nilai tersendiri?
    3.apa yang dilakukan Tosiba dalam Menghadapi pesaingnya

    Roy yg kamu buat ini terlalu simple, setidaknya ada pendahuluan untuk masuk ke rumusan masalah.

    Komentar oleh roi bintang fransiscus sinaga | Desember 22, 2010 | Balas

    • maaf pak, tugas sudah saya perbaiki, tetapi saya ganti dengan judul baru, karena proposal saya yang tentang thosiba file-filenya hilang krna virus
      tetapi belum bpak beri komentar,

      Roi, proposal tentatifmu belum diterima.

      Komentar oleh Roi Bintang Fransiscus | Januari 19, 2011 | Balas

    • maaf pak, tugas sudah saya perbaiki, tetapi saya ganti dengan judul baru, karena proposal saya yang tentang thosiba file-filenya hilang krna virus
      tetapi belum bpak beri komentar, jadi saya minta komentarnya pak.
      trimakasih sebelumnya

      Komentar oleh Roi Bintang Fransiscus | Januari 19, 2011 | Balas

  38. BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Teknologi Informasi (TI) kini berkembang amat pesat. Peran Internet tidak bisa dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia. Di Indonesia yang merupakan negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet. Sekarang komunitas Internet Indonesia meyakini bahwa internet dapat menjadi obat mujarab untuk menjembatani kesenjangan informasi di Indonesia. (Donny B.U, 2003).
    Semakin berkembangnya dunia komunikasi dan komputer, teknologi internet menjadi relatif murah dan terjangkau bagi konsumen. Tetapi penggunaan internet oleh sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mahal. Dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta jiwa, baru sekitar lima juta yang mengakses Internet (Mohamed Hatta, Februari 2002).Selain itu mahalnya biaya pulsa telpon menjadikan masyarakat masih enggan untuk memasang internet sendiri dirumah. Sehingga tidak mengherankan bahwa sebagian besar pengguna internet lebih memanfaatkan jasa internet melalui fasilitas komputer di tempat umum (Dian, 2001).
    Salah satu tempat yang digunakan mayoritas masyarakat sebagai sarana mengakses internet adalah warung internet(warnet). Hal itu terjadi karena bisa mengontrol biaya yang akan dikeluarkan. Warnet merupakan sebuah tempat di mana seseorang bisa mengakses internet. Tempat tersebut biasanya dilokasikan sebagai tempat umum mirip dengan sebuah restoran, sementara biaya sewanya biasanya dipatok perjam (Indosiar.com, 2005). Menurut catatan Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) pada bulan mei 2009, tidak kurang dari 2500 warnet tersebar di Indonesia, dan (60% – 70%) akses internet di Indonesia dilakukan di warnet.
    Tidak beda halnya dengan kot-kota lain, bisnis warnet tumbuh pesat pula di kota Jambi. Tingkat persaingan antar warnet di Jambi cukup tinggi terutama berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki dan harga yang ditawarkan. Internet menghadirkan perubahan dramatis pada perilaku konsumen dan paradigma pemasaran konvensional. Konsumen semakin cerdas, canggih dan cerewet. Tuntutan konsumen semakin kompleks (Diana, 2001).Agar warnet ini berhasil dalam mencapai tujuannya terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumen, maka diperlukan adanya analisis perilaku konsumen sebagai salah satu cara dalam keberhasilan pemasarannya.
    Dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk berupa barang atau jasa konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan untuk memahami perilaku konsumen, pengelola warnet perlu memahami faktor-faktor tersebut. Ada faktor bauran pemasaran, individu konsumen dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor ini dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara parsial maupun secara simultan. Warnet dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli pesaingnya.
    Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Jasa Warnet di Kota Jambi”.

    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
    1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
    2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
    1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
    2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
    1. Bagi pengelola warnet di kota Jambi. Penelitian ini dapat memberi informasi yang berguna dalam bidang pemasaran dan lebih fokus pada perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet. Bagi masyarakat, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jambi dengan memperhatikan faktor-faktor yang disediakan warnet tersebut.
    2. Bagi peneliti, hasil kajian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor perilaku konsumen dan dapat memperkaya temuan-temuan yang sudah ada. Sedangkan bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam mengangkat masalah yang sama beserta pemecahannya.

    Abner topik mu ok, tapi di judul anda kurang menguasai permasalahan keputusan orang menggunakan Warnet. Coba sleski variabel yg lebih sesuai dg kondisi.

    Komentar oleh Abner Sitindaon | Desember 23, 2010 | Balas

    • malam Pak Jo
      ma’af pak agak telat memperbaikinya

      BAB I
      PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang
      Teknologi Informasi (TI) kini berkembang amat pesat. Peran Internet tidak bisa dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi ini, kebutuhan untuk memperoleh informasi yang cepat, mudah dan murah sangat penting sehingga internet bisa dikatakan menjadi kebutuhan mendasar manusia. Di Indonesia yang merupakan negara berkembang, kebutuhan informasi akan sangat tinggi, dan salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah Internet. Sekarang komunitas Internet Indonesia meyakini bahwa internet dapat menjadi obat mujarab untuk menjembatani kesenjangan informasi di Indonesia. (Donny B.U, 2003).
      Semakin berkembangnya dunia komunikasi dan komputer, teknologi internet menjadi relatif murah dan terjangkau bagi konsumen. Tetapi penggunaan internet oleh sebagian besar masyarakat Indonesia masih dianggap sebagai kegiatan yang mahal. Dari seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 220 juta jiwa, baru sekitar lima juta yang mengakses Internet (Mohamed Hatta, Februari 2002).Selain itu mahalnya biaya pulsa telpon menjadikan masyarakat masih enggan untuk memasang internet sendiri dirumah. Sehingga tidak mengherankan bahwa sebagian besar pengguna internet lebih memanfaatkan jasa internet melalui fasilitas komputer di tempat umum (Dian, 2001).
      Salah satu tempat yang digunakan mayoritas masyarakat sebagai sarana mengakses internet adalah warung internet(warnet). Hal itu terjadi karena bisa mengontrol biaya yang akan dikeluarkan. Warnet merupakan sebuah tempat di mana seseorang bisa mengakses internet. Tempat tersebut biasanya dilokasikan sebagai tempat umum mirip dengan sebuah restoran, sementara biaya sewanya biasanya dipatok perjam (Indosiar.com, 2005). Menurut catatan Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) pada bulan mei 2009, tidak kurang dari 2500 warnet tersebar di Indonesia, dan (60% – 70%) akses internet di Indonesia dilakukan di warnet.
      Tidak beda halnya dengan kot-kota lain, bisnis warnet tumbuh pesat pula di kota Jambi. Tingkat persaingan antar warnet di Jambi cukup tinggi terutama berkaitan dengan fasilitas yang dimiliki dan harga yang ditawarkan. Internet menghadirkan perubahan dramatis pada perilaku konsumen dan paradigma pemasaran konvensional. Konsumen semakin cerdas, canggih dan cerewet. Tuntutan konsumen semakin kompleks (Diana, 2001).Agar warnet ini berhasil dalam mencapai tujuannya terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumen, maka diperlukan adanya analisis perilaku konsumen sebagai salah satu cara dalam keberhasilan pemasarannya.
      Dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk berupa barang atau jasa konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan untuk memahami perilaku konsumen, pengelola warnet perlu memahami faktor-faktor tersebut. Ada faktor bauran pemasaran, individu konsumen dan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor ini dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara parsial maupun secara simultan. Warnet dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli pesaingnya.
      Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Dalam pengambilan Keputusan Untuk Pemakaian Warnet di Kota Jambi”.

      1.2 Perumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
      1. Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet, baik secara simultan maupun secara parsial?
      2. Dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor pengaruh lingkungan, variabel manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian jasa warnet ?

      1.3 Tujuan Penelitian
      Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
      1. Untuk mengetahui pengaruh faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet baik secara simultan maupun secara parsial.
      2. Untuk mengetahui pengaruh paling dominan dari faktor bauran pemasaran, faktor individu konsumen, dan faktor lingkungan terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

      1.4 Manfaat Penelitian
      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
      1. Bagi pengelola warnet di kota Jambi. Penelitian ini dapat memberi informasi yang berguna dalam bidang pemasaran dan lebih fokus pada perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet. Bagi masyarakat, sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pemakaian jasa warnet di kota Jambi dengan memperhatikan faktor-faktor yang disediakan warnet tersebut.
      2. Bagi peneliti, hasil kajian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan pada bidang pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor perilaku konsumen dan dapat memperkaya temuan-temuan yang sudah ada. Sedangkan bagi peneliti berikutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam mengangkat masalah yang sama beserta pemecahannya.

      Komentar oleh Abner Sitindaon | Januari 19, 2011 | Balas

  39. nama : wellci
    nim : c1b008120
    kelas : G (reguler pagi)

    JUDUL :PENGARUH GAYA HIDUP TERHADAP PEMILIHAN FASHION WANITA DI MIAMI BEACH KOTA JAMBI

    DISUSUN OLEH :

    WELLCI

    NIM : CIB008120

    MANAJEMEN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2010

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian

    Dunia Fashion yang selalu berpengaruh pada perkembangan zaman akibat dari gaya hidup ataupun kemajuan-kemajuan globalisasi saat ini. Di sini mengamati gaya hidup remaja di dalam pemilihan pakaian pada usia 17-24 thn. Dan mengamati pemilihan fashion(pakaian) di sebuah boutique baju yang cukup ternama yang sangat up to date mengenai dunia fashion yang selalu berkembang pesat yaitu di “MIAMI BEACH” yang betempat di WTC Batanghari Jambi di lantai dasar. Di sini banyak di dapati pergeseran dari gaya hidup remaja dari tahun ke tahun nya yang selalu berubah-rubah. Seperti contoh pada tahun 2009 remaja sangat menyukai baju-baju yang cenderung ketat atau sedikit terbuka, sedangkan pada tahun 2010 sekarang remaja-remaja terpengaruh oleh mode dari keong racun ataupun baju yang mempunyai nama artis baik dari mancanegara taupun dari dalam negeri sendiri dan juga long dress yang di sukai oleh kalangan dewasa 19-24 thn.

    Seiring dengan berkembangnya teknologi dan globalisasi saat ini maka gaya hidup setiap orang pun dapat berubah-rubah dari berbagai aspek diantaranya juga gaya hidup setiap orang yang kecenderungan mulai di deteksi bahwa orang sekarang lebih menyenangi sesuatu yang instant dan serba cepat. Seperti dalam hal makanan, orang lebih cenderung memilih makanan yang siap saji untuk lebih efektif. Begitu juga halnya dengan pemilihan dalam dunia fashion yaitu pakaian khususnya.Dengan gaya hidup yang mereka jalani sehari-hari yang di tunjang oleh kemajuan-kemajuan di zaman sekarang ini terutama seorang wanita (perempuan) dengan di dorong oleh dunia fashion yang masuk dari barat yang sangat berpengaruh pada pemilihan-pemilihan kostum atau pakaian yang dapat menyesuaikan dirinya karena pengaruh lingkungannya.

    Sedangkan pengertian dari gaya hidup ( lifestyle) itu sendiri menurut “ Johnn plummer dalam angel et al.(2001:386)” yaitu lifestyle/gaya hidup mencerminkan aktivitas manusia dalam mengisi waktu, minat terhadap hal yang dianggap penting, opini terhadap diri sendiri atau orang lain dan mencerminkan karakter dasar yang
    pernah di lalui dalam kehidupan. Menurut “ Bernard T.Widjaja(2008) mengadaptasi kotler(2000) gaya hidup adalah perilaku individu yang di wujudkan dalam bentuk aktivitas, minat dan pandangan individu untuk mengaktualisasikan kepribadianya karena pengaruh interaksi dengan lingkungannya.

    Jadi, dengan di tunjangnya pengaruh dari luar ataupun dari kemajuan – kemajuan teknologi tentang dunia fashion yang sangat berkembang pesat maka secara tidak langsung mengubah cara berpakaian atau gaya hidup yang berbeda dari masyarakat jambi khusunya. Seperti halnya dulu seorang wanita cenderung berpakaian yang longgar ataupun tertutup tetapi sekarang seiring dengan lifestyle yang sedang di gandrongi anak-anak kaula muda khususnya lebih menyukai pakaian-pakaian yang ringkas dan cenderung tidak agak terbuka. Ini membuktikan adanya pergesaran antara gaya hidup(lifestyle) dulu dengan saat sekarang ini.

    Konsumen termotifasi dalam berbelanja karena unsur dan dorongan kebutuhan yang muncul karena life style. Terdapat empat kategori yang menjadi motif dalam proses pembelian oleh konsumen karena life style,yaitu :

    1) Utilitarian purchases (pembelian produk bermanfaat) Konsumen membelanjakan produk ini, dalam kondisi tidak sangat membutuhkan, tetapi memberikan keyakina bahwa produka atau jasa yang dibelinya akan meningkatkan kehidupan yang lebih baik atau lebih mudah.
    2) Indulgences (kesukaan atau memanjakan diri)
    Individu mencoba utnuk hidup menikmati sedikit kemewahan tanpa banyak menambah pengorbanan dari pengeluarannya.
    3) Life style luxuries (gaya hidup mewah)
    Life style luxuries menawarkan manfaat dan kegunaan bagi konsumen berupa meningkatnya prestige, image, dan superior quality dari sebuah merek.
    4) Asprational luxuries (hasrat kemewahan)
    Seiring dengan kesukaan hasrat kemawhana akan memuaskan konsumen dari aspek kebutuhan emosianalnya. Melalui pembelian, konsumen dapat mengekspresikan dirinya, sitem nilai, minat dan hasratnya.

    Adapun motifasi individu terkait dengan life style yang sedang saya amati yaitu bermodel VALS yaitu follow the latest tren and fashion, dress more fashionably,

    trying new tings, doing something and different, better life (SRI,2007) Disamping bahwa life style tidak dapat diukur secara langsung, pada kenyataanya, pemanfaatn kelompok life style saat ini masih terus berkembang dan mencari formulasi yang stabil yang mencerminkan psikografis hakiki manusia. Secara situasional pengaruh perubahan eksternal yang selalu berubah menyebabkan perubahan formulasi psikografis masyarakat sesuai denhan zamannya. Sebagai contoh, yang secara konsisten terus menerus melakukan koreksi dan pengembangan konsep adalah model VALS. VALS pertama berubah menjadi VALS 2 yang berorientasi pada attributes, preferences, dan behaviors (heath, 1996 : 3-4). Dan dengan perkembangan terbaru ini maka VALS, VALS 2, dan iVLAS dinyatakan tidak digunakan lagi (SRI,2007) dan sebaiknya pendekatan VALS menggunakan pendekatan personal traits sebagai pusat gaya hidup yang mempengaruhi perilaku pemebelian (customer behavior).

    Adapun dari data table dapat di ketahui bahwa penjualan baju di MIAMI BEACH mengalami peningkatan pada setiap tahunnya yaitu dari tahun 2005-2009 yang berfluktuasi sebagai berikut :
    Tahun 2005-2006 terjadi peningatan sebanyak 14%

    Tahun 2006-2007 terjadi peningkatan sebanyak 6%
    Tahun 2007-2008 terjadi peningkatan sebanyak 2%
    Tahun 2008-2009 terjadi peningkatan sebanyak 6%
    Adapun persentase yang di tunjukan dari data di atas agar dapat membantu untuk mengetahui seberapa besar penjualan yang di lakukan dari tahun ke tahun.

    1.2 Perumusan Masalah

    Dari table di atas terlihat bahwa jumlah pembelian pakaian busana wanita di MIAMI BEACH boutique mengalami peningkatan pada setiap tahun nya dari tahun 2005-2009 sehingga penjualan 5 tahun terakhir mencapai 80,83 %. Ini menandakan Bahwa semakin meningkatnya minat para remaja dan dewasa khususnya pada usia 14-24 tahun dalam memilih pakaian busana wanita yang sedang menjadi ternd di pasar mode saat ini.

    Pemilihan busana yang beragam inilah yang di pengaruhi oleh gaya hidup Pada kalangan remaja dan dewasa ini. Secara umum prilaku konsumen di pengaruhi Oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dan internal saling mempengaruh. Dan berinteraksi. Pada manusia, pengaruh faktor psikologi kepribadian dan sikap, akan bereaksi terhadap masukan eksternal dan akan berpengaruh terhadap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi sebelum membeli dan pengevaluasian terhadap berbagai alternatif. Pengalaman yang di dapat melalui pengevaluasian alternatif pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh unsure dari faktor-faktor psikoligi ( Schiffman and Kanuk, 2000:7).

    Menurut Hawkins et al.(2007:480-1), consumer decision process juga di mulai Dari adanya interaksi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi self-

    concept dan lifestyle (gaya hidup) individu yang mendorong needs dan desires untuk proses pengambilan keputusan.

    Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian mengenai : “seberapa besarkah pengaruh gaya hidup (lifestyle) terhadap pengambilan keputusan dalam membeli pakaian wanita pada MIAMI BEACH di kota jambi”.

    1.3 Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian

    1.3.1. Tujuan penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah :
    1. Untuk menggambarkan prilaku konsumen di dalam keputusan pembelian baju
    2. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian baju
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    Adapun manfaat penelitian ini adalah :
    1. Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi
    Bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk mengkaji topic yang sama.
    2. Secara praktisi hasil penelitian ini di harapkan menjadi sumbangan pemikiran
    Bagi agen pemegang merek, khususnya MIAMI BEACH dalam mem perluas
    Pasar.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi dan konsep
    a. Manajemen
    Menurut stoner (1997, hal 4), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
    Menurut swastha (1990,hal 5) pemasaran adalah suatu system keseluruhan dan kegiatan-kegiatan bisnis yang di tunjukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusi barang dan jasa yang dapat memuaskan keinginan baik bagi pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
    b. Pemasaran
    Menurut Philip Kotler (1997,hal 8), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
    Menurut William J.Stanton (1997, hal 10), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang di tujukan untuk merencanakan, menentukan harga yang mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.
    c. Analisis
    Analisis adalah sesuatu yang harus di teliti agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
    d. Efektifitas
    Menurut T. Hani Handoko (1999, hal 7) efektifitas adalah kemempan untuk mencapai tujuan di lihat dari akibat dan kualitas dari hasil yang di usahakan.
    e. Manajemen Pemasaran
    Menurut Philip Kotler (terjemahan Hendra dan Ronny,1997,hal 13), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu-individu dan organisasi.
    f. Produk
    Produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai di suatu pasar sasaran dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan tersebut benda, jasa, organisasi, tempat , orang, ide. (Kotler 1997, hal37)
    g. Life style (gaya hidup)
    Menurut john plummer dalam Engel et al. (2001: 386) life style adalah mencerminkan aktivitas manusia dalam mengisi waktu, minat, terhadap hal yang di anggap penting, opini terhadap diri sendiri atau orang lain dan mencerminkan karakter dasar yang pernah di lalui dalam kehidupan.
    h. Motivasi
    Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut.
    i. persepsi
    persepsi di definisikan sebagai proses dimana sesorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
    j. Prilaku konsumen
    Menurut shiffman dan kanuk (200) prilaku konsumen adalah perilaku yang di perhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, engevaluasi dan mengabaikan produk,jasa, atau ide yang di harapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang di tawarkan.

    Kerangka teoritis
    Perubahan pola kehidupan masyarakat modern cenderung menimbulkan banyak permasalahan dan tekanan. Pola hidup cosmopolitan cenderung di penuhi dengan stress yang tinggi, hidup serba praktis, ketidak harmonisan pola hidup, kurangnya kebebasan bersosialisasi karena tuntutan status sosial dan konsumtif dalam pembelanjaan. Pelampiasan dari himpitan keadaan-keadaan tersebut menimbulkan peluang-peluang bisnis baru yang luar biasa dan juga sangat mempengaruhi orang-orang di dalam memilih dan menggunakan produk salah satunya dalam memilih dan menggunakan pakaian khusunya. Terutama lagi pada pakaian atau baju-baju wanita yang cenderung selalu mengikuti trend masa kini yang di pengaruhi oleh gaya hidup di zaman sekarang.
    Motivasi dan teori kebutuhan akan menjadi fakto-fakto yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian konsumen yang tercemin dalam customer behaviornya. Secara umum, prilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal saling mempengaruhi berinteraksi. Pada manusia, pengaruh dari faktor psikolog yang melekat pada individu seperti motivasi, perspsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap, akan bereaksi terhadapa masukan eksternal akan berpengaruh terhadap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi sebelum membeli dan pengevaluasian terhadap berbagai alternatif. Pengamalan yang di dapat melalui pengevaluasian alternaif pada akhirnya akan mempengaruhi seluruh unsure dari faktor-faktor psikologi. (Schifman and kanuk, 2007:7).
    Menurut cressy (2003, 109-11), perkembangan jasa industri lifestyle (gaya hidup) juga di pengaruhi oleh pola product life-cycle. Pada masa growth atau decline, produk yang dapat di jual dapat di amati dari cirri-ciri sebagai berikut:
    a) GROWTH
     Fashionable
     Peningkatan demand yang baik
     Kualitas prima dalam persepsi konsumen
     Meningkatkan kualitas hidup penggunanya
     Benefit yang tinggi bagi konsumen
     Environment friendly
     Memenuhi kebutuhan konsumen
     Therapeutic
    b) DECLINE
     Pasar produk sudah jenuh
     Fashion sudah tertinggal
     Terbukti jasa yang di tawarkan tidak efektif
     Tidak di terima sesuai harapan konsumen
     Cost menjadi penghambat
     Not environment friendly

    Selain hal di atas, di tekankan pula oleh kotler et al. (2003 : 34-5), marketing mix juga harus dapat mendukung marketing strategy ( segmenting-targeting-positioning) dan marketing tactic principle lainnya (differentiation selling). Di samping itu terdapat dua tipe marketing mix yang hars di hindari, yaitu me-too marketing mix, yang hanya mengimitasi marketing mix pesaing antar perusahaan dalam industri yang sama dan destructive marketing mix, yang merupakan marketing mix yang tidak memberikan nilai tambah kepada konsumen dan tidak mampu membangun company brand.
    Menurut Hawkins eat al (2007 : 480-1), consumer decision process juga di mulai dari adanya interaksi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi self-concept dan life style individu yang mendorong needs dan desires untuk proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan proses situasional yamg di mulai dari problem recognition yang di lanjutkan dengan pencarian informasi untuk memcahkan masalah dengan pemilihan alternatif-alternatif solusi dengan menentukan pilihan pembelian. Proses keputusan pembelian di tutup dengan proses evaluasi yang merupakan post-purchase behavior. Feet-back yang dari post-purchase akan menjadi input yang merupakan penelusuran kembali kesesuaian dengan eksternal dan internal influence (experiens anf aquitions).

    DAFTAR PUSTAKA
    Kotter, P, 1991, winning marketing strategis for the 1990’s, bahan seminar, yayasan pengabdian masyarakat, Jakarta.

    Bernard T. widjaja, 2000, knowledge management : tinjauan dari perspektif bisnis, journal bisnis dan manjemen – ISSN 1410-2218, sekolah tinggi manajemen labora, Vol. 1 no.1 ed. Des.

    Hani Handoko,T, 1999, manajemen, edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

    Kotler. P. 1997, manajemen pemasaran, lembaga penerbit fakultas ekonomi, universitas Indonesia, Jakarta.

    Engel, J.F,R.D. Blackwell and P.W.Miniart 2001, Consumer Behavior,8th ed, Dryden Press.

    Kotler 2003, marketing management : analysis,planning, implementation, and control. 11th.ed. prentice-hall,inc, New jersey

    Kotler 2003, marketing insight from A to Z:80 Concept Every manager needs to know, jhon wiley & sons, inc, new jersey.

    Schiffman, L.G and L.L. Kanuk,1997, Consumer Behavior, Prentice Hall International, Inc, New jersey.

    Wellci judul ok, pendekatan terhadap gaya hidup perlu diperkaya.

    Komentar oleh WELLCI | Desember 23, 2010 | Balas

    • terima kasih pak jo atas sarannya.. berikut ini saya menambahkan pendekatan pada gaya hidup :
      pengertian gaya hidup menurut women(2001;386) gaya hidup adalah menunjukan pola prilaku hidup seseorang,pola dalam berbelanja dan mengalokasikan waktu.
      menurut AMERICAN MARKETING Association(2007):
      1.this is the manner in which the individual copes and deals with his/her psychological and physical environment on a day to day basis. more specifically,it is used by some theorits as a phrase describing the values, attitudes,opinions,and behavior patterns of the consumer.
      2. the manner in which people conduct their lives,including their activities,interest, and opinions.

      Pengertian Gaya Hidup – Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

      Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.

      Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

      Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.
      jadi, secara tidak langsung disini gaya hidup sangat berpengaruh besar pada konsumen di dalam memutuskan untuk menggunakan,membeli,dan menggunakan sebuah produk atau jasa di dalam kebutuhan hidup sehari-hari.

      berikut tambahan saya mengenai pendekatan dari gaya hidup pak… mohon kiranya jika ada kesalahan bisa di koreksi kembali pak..
      terima kasih..
      🙂

      Komentar oleh wellci | Januari 14, 2011 | Balas

  40. nama : eni oktaviani
    nim : ECIB009015
    tugas: metodologi penelitian
    mahasiswa manajemen ektensi paket 3

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Sebuah perusahaan dapat dikatakan sukses apabila mampu memasarkan produk yang dihasilkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan serta mampu menghadapi tantangan baik secara eksternal maupun internal salah satunya adalah tantangan dalam bidang pemasaran.
    Kegiatan pemasaran berkaitan dengan bauran pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi yang saling berhubungan, agar perusahaan dapat secara optimal memasarkan barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan yang maksimal bauran pemasaran tersebut harus dikelola perusahaan dengan baik yang lebih dikenal dengan manajemen pemasaran.
    Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya. Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik,
    PT Pupuk Sriwidjaja (Persero), yang lebih dikenal sebagai PT Pusri, merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran pupuk. Secara legal, PT Pusri resmi didirikan berdasarkan Akte Notaris Eliza Pondaag nomor 177 tanggal 24 Desember 1959 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 46 tanggal 7 Juni 1960. PT Pusri, yang memiliki Kantor Pusat dan Pusat Produksi berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan, merupakan produsen pupuk urea pertama di Indonesia. distribusi dan Pemasaran pupuk yang dilakukan oleh Pusri mengutamakan terpenuhinya kebutuhan pupuk dalam negeri guna mendukung program pembangunan pertanian yang ditujukan pada penguatan ketahanan pangan secara nasional. Pupuk merupakan salah satu factor produksi yang bernilai penting dalam budidaya pertanian. Berbagai kebijakan dalam pendistribusian pupuk telah dikeluarkan pemerintah selama ini. Kebijakan tarsebut mempengaruhi kinerja ekonomi pupuk yang meliputi produksi, ketersediaan, tingkat harga dan tingkat penggunaan oleh petani.Dengan memperhatikan perkembangan baik fisik, distribusi dan pemasaran pupuk dari periode ke periode atas masalah pupuk, manajemen PT Pusri dituntut untuk selalu waspada, untuk selalu memonitor serta menyiapkan metode-metode kerja yang strategis dalam bidang distribusi dan pemasarannya.
    1.2 rumusan masaalah
    Distribusi merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pemasaran barang yang dihasilkan oleh produsen yang akan diteruskan oleh bagian distribusi hingga bisa dinikmati oleh konsumen.
    dalam melakukan proses distribusi pupuk urea PT.PUSRI harus menerapkan pola yang sesuai dengan kondisi petani, agar semua petani dapat memperoleh pupuk sesuai dengan kebutuhan dan tapat pada waktunya, dengan demikian rumusan masalahnya: ” analisis pola distribusi pupuk urea PT.PUSRI PPD JAMBI serta kendala yang dihadapi “

    Komentar oleh eni oktaviani | Desember 23, 2010 | Balas

  41. Nama :AGUSTAFARIDI
    Nim :C1B008113
    : G ” Reguler pagi ”

    Salam sejahtera pak joe

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Penelitian
    Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena perhotelan merupakan salah satu usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya dan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamunya selama 24 jam. Disamping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan. Oleh karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang mengedepankan kualitas pelayanan bagi para pelanggannya.
    Semakin tinggi tingkat persaingan, tingkat kompleksitas pasar dan tamu yang semakin kritis akan pasar mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu dikelola secara profesional. Karena keberhasilan perusahaan di bidang jasa khususnya hotel, bergantung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan selanjutnya untuk memuaskan konsumen. Pada awalnya setiap tamu memiliki kebutuhan, keinginan, dan tujuan yang berbeda. Kenyataan ini mendorong timbulnya konsep pangsa pasar. Artinya kita berusaha mendapatkan sekelompok orang di pasar sasaran untuk memasarkan produk dan/atau jasa pelayanan hotel sesuai dengan harapan tamu sehingga konsumen akan merasa puas, dan akan terus menerus mengkonsumsi jasa pelayanan dari hotel tersebut.
    Kepuasan pelanggan adalah tingkat kesesuaian antara produk dan/atau jasa pelayanan yang diinginkan dengan kenyataan yang diterima. Tingkat kesesuaian tersebut adalah hasil penilaian yang dilakukan oleh tamu berdasarkan pada pengetahuan dan pengalamannya. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas jasa yang dikehendaki sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama dan dijadikan tolok ukur keunggulan daya saing perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan konsumen, maka perlu diketahui arti kualitas pelayanan.
    Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek terdiri dari lima unsur, yaitu: Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible. Buruknya kualitas jasa yang diberikan penyedia jasa kepada pelanggan telah disadari mengakibatkan banyaknya kerugian yang dialami oleh perusahaan. Mereka yang kecewa tidak hanya meninggalkan perusahaan, tetapi juga akan menceritakan keburukan jasa yang diterima kepada orang lain. Selain itu perusahaan akan lebih banyak mengeluarkan biaya untuk mendapatkan satu orang pelanggan baru. Kurangnya kualitas jasa dibidang ekonomi merupakan harga tertinggi yang tumbuh sangat cepat, dari pada harga produk nyata.
    Bila dalam usaha perhotelan mampu menciptakan kepuasan pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.
    Hal ini disebabkan konsumen yang datang ke Hotel Novotel mempunyai motivasi atau pendorong yang berbeda dalam memanfaatkan produk jasa yang ditawarkan apakah menyewa kamar, memanfaatkan fasilitas yang ada seperti fasilitas rapat, hiburan dan lainnya, keistimewaan-keistimewaan yang ditawarkan oleh pihak Hotel nantinya akan menjadi suatu indikator bagi kepuasan konsumen sehingga pihak perusahaan perlu meningkatkan kualitas jasanya.
    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul penelitian adalah “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Novotel Jambi ”.
    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
    1. Apakah Variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari: (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Novotel Jambi ?
    2. Di antara variabel tersebut yang meliputi (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Novotel Jambi ?

    C. Tujuan Penelitian
    Agar peneliti mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
    1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari: (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) terhadap kepuasan konsumen pada Novotel Jambi?
    2. Untuk mengetahui variabel kualitas pelayanan manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Novotel jambi?

    D. Kegunaan Penelitian
    1. Bagi Penulis
    Untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan, mengenai masalah-masalah yang ada dalam pemasaran khususnya tentang variabel pelayanan yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
    2. Bagi Perusahaan
    Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat kebijaksanaan untuk memecahkan masalah kualitas pelayanan yang sedang dihadapi perusahaan.
    3. Bagi Peneliti Lain
    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau acuan bagi peneliti berikutnya dan menindaklanjuti dengan penelitian yang baru.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Yang Melandasi Permasalahan
    Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang faktor-faktor kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

    1. Pengertian Jasa
    Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa.
    Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia jasa.
    Stanton dalam Swastha menyatakan definisi pemasaran adalah :
    Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Swastha (2007:5)

    Sedangkan Menurut Kotler dalam buku Swastha pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut:
    Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar. Swastha (2007:7)

    Menurut para ahli pemasaran, definisi jasa adalah :
    Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Kotler (2006:602)

    Menurut pendapat lain, jasa adalah :

    Semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Lupiyoadi (2006:5)
    Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau menfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati (2006:270)
    Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.
    2. Karakteristik Jasa
    Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Berikut adalah pendapat para ahli mengenai berbagai karakteristik jasa:
    a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.
    b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan (inseparability) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama.
    c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana jasa asuransi dan kesehatan. Griffin (dalam Lupiyoadi, 2006:6).

    Sedangkan menurut Kotler, karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
    a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
    b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
    c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan.
    d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan jasa itu lebih dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit (misal, perusahaan jasa transportasi mikrolet).
    Kotler (2006:603)

    3. Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan Kepuasan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
    Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Menurut American Society For Quality Control dalam Lupiyodi, kualitas adalah: “Keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten”. Lupiyoadi (2006:144)
    Dalam meningkatkan pemasaran sangat diperlukan suatu kualitas yang mendukung, dimana definisi dari kualitas itu menurut Goets (dalam Tjiptono, 2007:51) “merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
    Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi.
    Menurut Tjiptono (2007:59) yang dimaksud dengan pelayanan adalah: “Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh”.
    service quality dapat didefinisikan sebagai alat pengukur seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima.
    Menurut Zeithaml yang ditulis ulang oleh Fandy Tjiptono (2007:28) harapan pelanggan sebagai berikut :
    Harapan pelanggan diyakini memiliki peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk/jasa dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada korelasi yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan.

    Jika kualitas jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya apabila jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten .
    4. Faktor-Faktor Yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa
    Ada lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa yaitu:
    a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
    b. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan
    c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
    d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.
    e. Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
    Zeithaml (dalam Yamit, 2006:231)

    Para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu memperhatikan elemen – elemen layanan sebagai berikut :
    a. Reliability (keterandalan)
    Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/jasa yang handal. Produk/jasa jangan sampai mengalami kerusakan/kegagalan. Dengan kata lain, produk/jasa tersebut selalu oke.
    b. Responsiveness (cepat tanggap)
    Restoran cepat saji Mc.Donald’s menggunakan jam pengukuran sebagai komitmen untuk melayani pelanggan dengan layanan cepat. Bila satu menit telah berlalu dan pelanggan belum menerima menu pesanan, maka pihak restoran akan memberikan bonus menu lain.

    c. Assurance (jaminan)
    Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing…Faktor security, yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada pelanggan merupakan hal yang penting pula…
    d. Empathy (berpihak kepada pelanggan)
    Untuk mewujudkan sikap empathy, setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah di hubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon usahakan maksimum tiga kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama.
    e. Tangible (Hal-hal yang terlihat)
    Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa. Tandjung (2004:109)

    Elemen-elemen kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas, harus diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan karena perbedaan persepsi tentang wujud pelayanan yang diberikan mengalami perbedaan dengan harapan pelanggan.
    5. Pengertian Kepuasan Konsumen
    Menurut Mowen, menyatakan bahwa:
    a. Kepuasan konsumen (consumers satisfaction) didefinisikan sebagai kesatuan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang/jasa setelah merasa mereka memperoleh dan menggunakannya.
    b. Perilaku keluhan konsumen (consumers complaint behavior) adalah istilah yang mencakup semua tindakan konsumen yang berbeda bila mereka merasa tidak puas dengan suatu pembelian.
    Mowen (2006:89)

    Menurut Kotler, kepuasan adalah “Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya”. Kotler (2006:52)
    Dalam era globalisasi saat ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya perubahan yang luar biasa. Karena terjadi berbagai kemudahan komunikasi untuk memperoleh informasi dan muncul kompetisi yang sangat ketat sehingga mengakibatkan pelanggan memiliki banyak pilihan dan sangat sulit untuk dipuaskan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada tingkah laku pemasar yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan (expectation) untuk memenuhi kepuasan. Perubahan ini mendorong munculnya pemikiran baru, pasar baru serta kompetisi baru yang sangat ketat. Kebutuhan dan keinginan pelanggan semakin meningkat dan beraneka ragam, sehingga produsen sangat sulit memuaskan kebutuhan pelanggannya.
    Memperhatikan perubahan kebutuhan pelanggan dan untuk memenangkan persaingan dari para kompetitor, diperlukan suatu petunjuk arah serta pendorong motivasi untuk menciptakan langkah kreatif, inovatif agar dapat membentuk masa depan yang gemilang yaitu kepuasan pelanggan.
    Jika perusahaan jasa telah memberikan kepuasan pelanggan, maka akan menciptakan pembelian ulang. Memberikan kepuasan kepada pelanggan hanya dapat diperoleh jika perusahaan memperhatikan apa yang dinginkan oleh pelanggannya, sehingga kualitas jasa pelayanan yang dihasilkan ditentukan oleh pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kepuasan merupakan penilaian subyektif dari hasil yang diperolehnya. Harapan pelanggan merupakan referensi standar kinerja pelayanan dan sering kali diformulasikan berdasarkan keyakinan tentang apa yang akan terjadi.
    Jika harapan pelanggan sesuai dengan yang dialami dan dirasakannya, bahkan apa yang dialami dan dirasakan melebih harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan merasa puas. Bila yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan harapannya, sudah dapat dipastikan pelanggan tidak merasa puas. Dengan kata lain, “kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapan”. Yamit (2006 : 78)
    Tidak mengetahui apa yang diharapkan oleh pelanggan merupakan salah satu akar kegagalan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Yamit, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab tidak diketahuinya harapan pelanggan, yaitu :
    Tidak mengadakan interaksi langsung dengan pelanggan dan kurang atau tidak ada upaya untuk menanyakan harapan pelanggan…sedangkan tindakan yang dilakukan pertama dan mendasar adalah informasi yang akurat mengenai harapan pelanggan. Yamit (2006 : 79)

    Oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu demi kelangsungan perusahaan. Persoalan kualitas jasa dan kepuasan pelanggan jasa, adalah relatif lebih sulit dibandingkan pengukuran pada produk fisik atau barang.
    Para ahli pemasaran mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagaimana telah di kutip oleh Tjiptono (2007:24) adalah:
    a. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
    b. Mendefinisikan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa
    c. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan
    d. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan di bandingkan dengan harapannya. Kotler (Dalam Tjiptono, 2007:24)

    Menurut Tjiptono metode-metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

    a. Sistem keluhan dan saran
    Setiap organisasi yang berorentasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu memberikan kesempatan yang lias kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, komentar, pendapat, dan keluhan mereka.
    b. Ghost Shopping
    Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah mempekerjakan beberapa orang (Ghost Shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.
    c. Lost Customer Analysis
    Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya.
    d. Survei Kepuasan Pelanggan
    Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian survey, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.

    6. Definisi Hotel
    Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956, adHotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Sulastiyono (2008:5).

    Tanpa adanya perjanjian khusus yang dimaksud adalah perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan-perundingan sebelumnya. Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publisihing Inc. (1995), menyebutkan bahwa “Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum”. Sulastiyono (2008:6)
    Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah:
    a. Suatu jenis akomodasi;
    b. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada;
    c. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
    d. Disediakan bagi umum.
    e. dikelola secara komersial. Yang dimaksud dikelola secara komersial adalah, dikelola dengan memperhitngkan untung atau ruginya serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.
    Sulastiyono (2008:7)

    7. Klasifikasi Hotel
    Untuk dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan menginap di hotel tentang standar dan fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing jenis dan tipe hotel, maka hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
    a. Berdasarkan tujuan pemakaian hotel selama menginap
    1) Business hotel, yaitu hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan
    2) Recreational hotel, yaitu hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berekreasi.
    b. Berdasarkan lokasinya
    1) City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis.
    2) Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasinya adalah:
    a) Mountain hotel (hotel di pegunungan)
    b) Beach hotel (hotel di pinggir pantai)
    c) Lake hotel (hotel di daerah danau)
    d) Hill hotel (hotel di puncak bukit)
    e) Forest hotel (hotel di daerah hutan lindung)
    f) Suburb hotel, adalah hotel yang lokasinya dipinggiran kota yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya.
    g) Urban hotel, adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang awalnya hanya berupa desa.
    h) Airport hotel, adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar bandara udara.

    8. Pengaruh Antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan dibelinya. Konsumen tidak hanya melihat harga dari label, tetapi lebih pada manfaat yang didapat dari barang yang dibelinya. Mereka lebih suka membeli dengan harga yang sedikit lebih tinggi asalkan mendapatkan layanan yang memuaskan.
    Fenomena ini merupakan tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya.
    Kualitas pelayanan merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran produk. Pelayanan yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik pelanggan yang baru yang biasanya lebih besar.
    Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono (2007:68) sebagai berikut:
    Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kepuasan.

    Agus, yang pasti topik anda harus dipertimbangkanulang karena Novotel sudah gantinama menjadi Novitatel, (mungkin salah penulisannya). Silahkan gunakan kerangka yang sama untuk objek yang berbeda, bisa ke sekolah misalnya dengan pendekatan yang sama.

    Komentar oleh AGUSTAFARIDI | Desember 23, 2010 | Balas

    • Slam hormat dan salam sejahtera buat bapak. . .
      saya ingin memperbaiki judul proposal saya pak. . .

      saya mengambil judul baru sebagai berikut :
      “Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Penjualan Produk SepatuPada Toko Bata Di Jambi”

      Berikut proposalnya pak

      BAB I
      PENDAHULUAN

      A. Latar Belakang Masalah
      Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat terjual seperti yang diharapkan. Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat.
      Strategi pemasaran meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Dengan adanya promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah potongan harga yang diberikan oleh perusahaan diharapkan penjualan akan dapat ditingkatkan. Agar perusahaan dapat menggunakan promosi dan harga secara efektif, maka sebelum mengadakan kegiatan tersebut hendaknya diadakan suatu perencanaan yang baik dengan memperhatikan segala faktor yang berkaitan dengan promosi dan kebijakan harga sehingga apa yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan maksud dari periklanan yang dapat menarik konsumen yang nantinya membuat minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan
      pelaksanaan kegiatan pemasaran secara intensif menjadi faktor penting yang harus diketahui perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan menjangkau konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan adanya penelitian tentang bauran pemasaran diharapkan bisa membantu untuk mewujudkan suatu tujuan perusahaan.
      Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil judul dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Penjualan Produk SepatuPada Toko Bata Di Jambi”

      B. Perumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
      1. Apakah dengan adanya potongan harga akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian produk sepatu Bata di Jambi?
      2. Apakah Produk Sepatu Bata di Jambi akan menjadi pilihan utama konsumen dengan adanya potongan harga ?

      C. Tujuan Penelitian
      1. Untuk mengetahui pengaruh dari promosi dan potongan harga terhadap penjualan produk sepatu Bata di jambi.
      2. Untuk mengetahui variabel yang dominan pengaruhnya produk sepatu Bata di jambi.
      D. Kegunaan Penelitian
      1. Manfaat bagi penulis
      a. Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi.
      b. Sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan.
      2. Bagi Perusahaan
      Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi perusahaan terutama sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang perusahaan khususnya dalam hal pemasaran.
      3. Bagi pihak lain
      Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai acuan khususnya bagi yang berminat pada permasalahan bauran pemasaran.

      Itulah hasil perbaikan saya pak, apabila ada kesalahan saya mohon bimbingan bapak. . .

      Sebelumya saya ucapkan terima kasih. . .

      Komentar oleh AGUSTAFARIDI | Januari 20, 2011 | Balas

  42. salam sejahtera pak jo
    saya mahisiswi unja mendalo jurusan manajemen semester 5

    Nama : dwi tria novira
    nim : c1b008097

    judul proposal say, peranan strategi dalam penjualan helm.

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga JAMBI yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya.

    Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat. Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan.Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.

    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.

    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm GV yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.

    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).

    Helm merk GV ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg.
    Helm GV nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus GV kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehinggan diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat lengsung pada peningkatan pasar.

    B.Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
    Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.
    Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.

    Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1.Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk GV?
    2.Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk GV?

    C.Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    1.Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    2.Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.

    D.Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2.Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Landasan Teori

    1.Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definissi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    3.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    a.Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi.Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.

    b.Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.

    c.Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.

    d.Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    4.Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.

    b.Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.

    c. Evaluasi Alternatif
    Jika samua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.

    d.Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.

    e.Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut.Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli,kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan.

    Dwi, carikan topik yang lebih dekat ke bidang ilmu pemasaran. Penjualan Helm memang topik pemasaran, akan tetapi itu lebih dekat kepada permasalahan disiplin, dimana polisi sebagai bagian penting dalam menegakkan penggunan Helm.

    Komentar oleh Dwi tria novira | Desember 23, 2010 | Balas

  43. maaf pak kesalahan sedikit di atas
    maksud saya salam sukses buat pak jo
    salam sukses jo,,

    Nama : Leonard maliaki
    Nim : C1B008007

    Saya Mahasiswa Unja Mendalo Jurusan Manajemen semester 5,,

    Ini Hasil proposal tentatif yang saya buat ;

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang
    Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran
    yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai. Pada dasarnya semakin banyak pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan
    tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar menghadapi setiap produk yang diluncurkan.
    Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan
    produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara efektif, maka produk–
    produknya akan laris dipasaran (David W Cravens,1996). Sehingga sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus selalu dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen akan memutuskan membeli produk tersebut. Dan pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperolehlaba akan tercapai ( Stanton, 1996 )Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan produk lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk itu. Perilakukonsumen tersebut merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu perilaku konsumen dalam melakukan pembelian Demikian juga terjadi pada perusahaan otomotif di Indonesia, khususnya
    sepeda motor. Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen sepeda motor dari Cina semakin memperketat persaingan industri sepeda motor di Indonesia. Namun
    hingga saat ini sepeda motor Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia karena berbagai macam keunggulan yang dimilikinya. Keputusan konsumen dalam menentukan atau memilih merek sepeda motor tertentu bukanlah
    hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk misalnya, kualitas produk, harga, dan iklan (Engel,1994).
    Yamaha sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari persaingan ini. Yamaha senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di Indonesia banyak terdapat distributor produk Yamaha, salah satunya yaitu Yamaha sabang raya motor group. Sabang raya motor group merupakan salah satu distributor sepeda motor Yamaha terbesar selain Yamaha Mataram Sakti Motor. Di samping menjual berbagai macam item sepeda motor diantaranya Yamaha Vega, Yamaha
    Jupiter, Yamaha Nouvo, Yamaha Mio, Yamaha Jupiter MX, Yamaha F1ZR,Yamaha Scorpio, dan Yamaha F-Xion sabang raya juga membuka bengkel dan menjual spare part sepeda motor Yamaha. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau
    masalah pada sepeda motornya.

    1.2Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
    Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk dapat tetap bertahan di pasar atau tidak. Hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menciptakan produk yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk. Sebelum memutuskan membeli suatu produk konsumen biasanya melakukan banyak pertimbangan, karena konsumen ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan
    kebutuhannya.
    Sehingga pertanyaan penelitiannya sebagai berikut :
    a. Apakah variabel kualitas produk dapat mempercepat keputusan pembelian konsumen terhadap produk Yamaha?
    b. Apakah variabel harga dapat mempercepat keputusan pembelian konsumen terhadap produk Yamaha?
    c. Apakah variabel iklan dapat mempercepat keputusan pembelian konsumen terhadap produk Yamaha?

    1.3.1 Tujuan penelitian

    Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan
    menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang keputusan pembelian konsumen pada produk Yamaha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Yamaha.
    b. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motorYamaha.
    c. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Yamaha

    1.3.2. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat, yaitu:
    1. Manfaat Teoritis
    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

    2. Manfaat Praktis
    a. Bagi Perguruan Tinggi
    Memberikan informasi mengenai pengaruh kualitas produk, harga dan iklan terhadap keputusan pembelian.
    b. Bagi Perusahaan
    Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui perwujudan variabel-variabel yang mempengaruhinya.

    Sepertinya anda akan menggabung Kualitas, harga dan iklan akan digabung menjadi satu. Maliaki, setidaknya harus ada kerangka teori yang mendasarinya, karena masing-masing itu berbeda secara teori. Saran saya ambil salah satu saja dari tiga poin tersebut. Selanjutnya, pertimbangkan juga Skripsi yang telah ada jangan terjebak ke dalam pengulangan. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh Leonard maliaki | Desember 23, 2010 | Balas

    • selamat siang pak joo saya LEONARD MALIAKI S
      INGIN perbaikan judul proposal sayaa YANG bapak Saran kan saya ambil salah satu saja dari tiga poin tersebut dari Kualitas, harga dan iklan
      saya mengambil Pengaruh Iklan
      Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada sabang raya motor group jambi
      PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA SABANG RAYA MOTOR GROUP JAMBI

      BAB I
      PENDAHULUAN
      1.1 Latar Belakang
      Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.
      Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
      Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.
      Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan
      produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara efektif, maka produk–
      produknya akan laris dipasaran (David W Cravens,1996). Sehingga sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus selalu dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen akan memutuskan membeli produk tersebut. Dan pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperolehlaba akan tercapai ( Stanton, 1996 )Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan produk lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk itu. Perilakukonsumen tersebut merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu perilaku konsumen dalam melakukan pembelian Demikian juga terjadi pada perusahaan otomotif di Indonesia, khususnya
      sepeda motor. Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen sepeda motor dari Cina semakin memperketat persaingan industri sepeda motor di Indonesia. Namun
      hingga saat ini sepeda motor Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia karena berbagai macam keunggulan yang dimilikinya. Keputusan konsumen dalam menentukan atau memilih merek sepeda motor tertentu bukanlah
      hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk adalah iklan (Engel,1994).
      Yamaha sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari persaingan ini. Yamaha senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di Indonesia banyak terdapat distributor produk Yamaha, salah satunya yaitu Yamaha sabang raya motor group. Sabang raya motor group merupakan salah satu distributor sepeda motor Yamaha terbesar selain Yamaha Mataram Sakti Motor. Di samping menjual berbagai macam item sepeda motor diantaranya Yamaha Vega, Yamaha
      Jupiter, Yamaha Nouvo, Yamaha Mio, Yamaha Jupiter MX, Yamaha F1ZR,Yamaha Scorpio, dan Yamaha F-Xion sabang raya juga membuka bengkel dan menjual spare part sepeda motor Yamaha. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau
      masalah pada sepeda motornya.
      Dalam strategi pemasaran produknya sabang raya motor menggunakan bauran pemasaran yang terdiri atas empat variabel yaitu strategi produk (product), strategi harga (price), strategi promosi (promotion), strategi distribusi (placement). Masing-masing variabel akan saling berkaitan dan perusahaan harus
      dapat memilih kombinasi atau memilih variabel yang terbaik dari keempat variabel tersebut. Dalam pelaksanaan pengembangan penjualan dapat disesuaikan dengan selera konsumen, dengan harapan agar konsumen merasa puas atas produk yang telah diberikan atau diperjual belikan. Dalam persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing.
      Sabang raya senentiasa berusaha untuk menjual produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing, misalnya
      Yamaha Mio. Yamaha Mio adalah sepeda motor yang berjenis skuter matic.Dalam peluncuran perdananya sudah langsung menarik konsumen dan menjadi market leader untuk produk sepeda motor matic. Di samping itu, kita telah mengetahui bahwa Yamaha menjadi perusahaan sepeda motor terbaik dalam pergelaran seri MotoGP tahun 2008 dan 2009. Hal ini telah membuktikan bahwa
      sepeda motor Yamaha mempunyai kualitas mesin terbaik dibandingkan dengan yang lain.
      Perlu diketahui bahwa Untuk lebih memperkenalkan produknya, Yamaha gencar melakukan kegiatan promosi untuk menarik minat beli konsumen, diantara membuat iklan melalui media cetak ataupun elektronik, menyebarkan selebaran kepada masyarakat, mengadakan pertunjukan musik, mengadakan service gratis bagi pengguna sepeda motor Yamaha, dan lain – lain. Iklan didasari pada informasi
      tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk, yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan ketertarikan pada yang melihat atau mendengarnya, dengan demikian iklan akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap suatu produk ( Shimp, 2003 ). Untuk lebih menarik
      konsumen, Yamaha menggunakan bintang iklan dari kalangan selebritis atau orang yang telah dikenal oleh khalayak ramai. Antara lain, Valentino Rossi ( Juara MotoGP 2009 ), Jorge Lorenzo (Runner-Up MotoGP 2009 ), Komeng, Dedy Mizwar ( Artis Indonesia ), dan lain-lain. Munculnya pesaing baru yang lokasinya berdekatan dengan sabang raya motor juga akan menghambat tingkat penjualan sepeda motor. Merek motor Honda
      Pun telah membuka dealer yang letaknya berdekatan dengan sabang raya motor. Hal ini menyebabkan konsumen dapat membandingkan produk sebelum
      memilih dan membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Sehingga berdampak langsung pada tingkat penjualan sepeda motor di Yamaha Sabang raya motor.
      Berikut adalah laporan penjualan sepeda motor Yamaha untuk semua tipe di sabang raya motor group pada tahun 2009 dari bulan Januari – Juni
      dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

      Tabel 1.1
      Penjualan Sepeda Motor Yamaha Untuk Semua Tipe
      Pada SABANG RAYA MOTOR GROUP JAMBI
      Bulan Januari – Juni
      Tahun 2009
      Bulan Penjualan unit Persentase %
      Januari

      Februari

      Maret

      April

      Mei

      Juni
      26

      21

      18

      14

      11

      9 –

      19

      24

      22

      21

      18

      Penurunan Rata-rata Perbulan
      19%
      Sumber: sabang raya motor group
      Tabel 1.1 menunjukkan penurunan penjualan sepeda motor Yamaha rata – rata sebesar 19% setiap bulannya dari bulan Januari – Juni tahun 2009 pada sabang raya motor. Penurunan tersebut terjadi karena banyak factor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.
      Jika keputusan pembelian cepat dan tepat, maka dalam pembelian ulang, konsumen tidak akan berpikir panjang dalam melakukan pembelian.
      Sehingga konsumen akan terus membeli produk tersebut dan tidak akan
      melakukan perpindahan produk, bahkan konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, dan secara tidak langsung perusahaan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut,hasilnya menyatakan iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari latar belakang masalah di atas, maka dilakukan suatu penelitiandengan judul:
      Pengaruh Iklan
      Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada sabang raya motor group

      1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
      Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk dapat tetap bertahan di pasar atau tidak. Hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menciptakan produk yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk. Sebelum memutuskan membeli suatu produk konsumen biasanya melakukan banyak pertimbangan, karena konsumen ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan
      kebutuhannya.
      Dan dapat diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
      1. Apakah iklan dapat mempercepat keputusan pembelian konsumen terhadap produk Yamaha?

      1.3 Tujuan dan Manfaat

      1.3.1 Tujuan penelitian

      Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan
      menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang keputusan pembelian konsumen pada produk Yamaha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
      1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Yamaha
      1.3.2. Manfaat Penelitian

      Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat, yaitu:
      1. Manfaat Teoritis
      Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

      2. Manfaat Praktis
      a. Bagi Perguruan Tinggi
      Memberikan informasi mengenai pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian.
      b. Bagi Perusahaan
      Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen .

      BAB II
      TINJAUAN PUSTAKA

      2.1 Landasan Teori
      2.1.1 Perilaku Konsumen
      Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
      mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk
      proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
      1994). Sedangkan menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko ( 1997 ) perilaku
      konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
      mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa, termasuk di dalamnya
      pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
      Dengan adanya konsumen yang sangat beragam dalam usia, pendapatan
      dan selera, maka sebagai pengusaha harus memahami perilaku konsumen yang
      beragam agar dapat mengembangkan produk dan jasa yang sesuai dengan
      kebutuhan konsumen. (Kotler ; 1994 ;106). Banyak faktor yang mempengaruhi
      konsumen dalam mengambil keputusan akhir yaitu membeli suatu produk, karena
      pada umumnya manusia sangat rasional dan memanfaatkan secara sistematis
      informasi yang tersedia untuk mereka ( Engel, 1995 ).
      Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
      mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada
      keinginan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa untuk memenuhi
      kebutuhannya.
      Proses pengambilan keputusan untuk membeli bagi semua orang pada
      dasarnya adalah sama, hanya seluruh proses tidak selalu dilaksanakan seluruhnya
      oleh semua konsumen.

      2.1.2 Keputusan Pembelian
      Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli
      suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli
      produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui
      dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari
      pemikiran itu dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai
      Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
      atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen
      dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
      mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh
      masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen
      melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2)
      pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5)
      perilaku pascapembelian (Kotler, 2002). Namun dalam pembelian yang lebih
      rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

      2.1.3 Kualitas Produk
      Menurut Kottler dan Amstrong ( 2001 ) kualitas adalah karakteristik dari
      produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang telah
      ditentukan dan bersifat laten. Kualitas
      dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri
      yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan
      suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk
      oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan
      fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain – lain.
      Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu
      standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang
      dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan
      kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak
      memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya
      konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika
      pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga
      yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan
      pembelian terhadap produk.
      Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian
      konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen
      cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak
      sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya
      pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa
      produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan
      konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun
      konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi
      setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan
      kebutuhannya.
      Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,
      hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan
      segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan
      pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan
      bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan
      pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

      2.1.4 Iklan
      Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakan
      perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi yang
      dianggap sangat menguntungkan. (Shimp, 2003:42). Periklanan
      adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada
      calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan
      biaya semurah murahnya. Menurut Kotler ( 2002 ), periklanan adalah segala
      bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh
      suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
      mempromosikan ide-ide, barang, atau jasa yang dilakukan oleh umum. Komponen
      nonpersonal dari iklan meliputi media massa (seperti televisi, radio, majalah,
      suarat kabar) yang dapat menyampaikan suatu pesan kepada suatu kelompok
      besar, seringkali pada saat yang bersamaan.
      Pendapat dari Fandy Tjiptono ( 1997 ), iklan adalah bentuk komunikasi
      tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk,
      yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang
      akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
      Menurut David A. Aaker seperti menyatakan bahwa iklan memegang peranan penting dalam pemasaran karena
      iklan akan menyampaikan beberapa pesan diantaranya adalah brand awareness
      (dikenal oleh masyarakat, perceived quality (dipersepsikan konsumen untuk
      mengetahui produk tersebut bagian dari produk berkualitas), dan brand loyality
      (memiliki pelanggan setia). Setiap perusahaan tidak hanya membuat produk yang
      bagus, namun juga berinvestasi meningkatkan ekuitas merek melalui periklanan,
      sehingga dengan adanya iklan konsumen akan menjadi tahu tentang keunggukan
      suatu produk.
      Periklanan merupakan salah satu kiat utama yang digunakan perusahaan
      untuk mengarahkan komunikasi pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan
      juga merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarkan peran, membangun
      preferensi kesan merek, maupun motivasi Konsumen akan merasa dekat dengan perusahaan apabila mendapatkan informasi
      seputar perusahaan dan info merek produk yang bersangkutan. Iklan menunjukkan
      seberapa besar niat perusahaan untuk melayani kepentingan konsumen. Dan juga bahwa keuntungan penggunaan iklan untuk
      berkomunikasi dengan para konsumen diantaranya adalah biaya yang rendah
      perpemasangan, keragaman media, pengendalian pemasangan, isi pesan yang
      konsisten, dan kesempatan untuk mendesain iklan yang efektif dan kreatif.
      Untuk memperkenalkan produknya biasanya perusahaan menggunakan
      media iklan, diantaranya televisi.Televisi adalah media yang banyak disukai oleh
      kalangan pengiklan nasional karena sangat mudah dilihat dan kemampuan
      mendemonstrasikan suatu. Terlebih lagi, televisi menngunakan warna, suara,
      gerakan, dan musik. Sehingga iklan tampak begitu hidup dan nyata. Iklan visual
      dapat menancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga para konsumen begitu
      melihat produk akan segera teringat akan suatu merek tersebut
      Iklan yang dibintangi selebriti juga dapat meningkatkan nilai merek suatu
      produk . Pada produk Yamaha misalnya,
      merek produk Yamaha tersebut terangkat ke tingkat posisi yang lebih baik sejak
      beberapa selebriti papan atas mengiklankan produk tersebut. Artinya iklan
      tersebut menarik konsumen untuk membeli produk Yamaha. Contohnya Yamaha
      menggunakan Valentino Rossi, Komeng, Dedy Mizwar dan masih banyak lagi
      dalam iklannya untuk mendorong produk Yamaha ke kelas yang lebih tinggi.
      Menurut fungsi iklan yang disampaikan oleh Shimp yang berkaitan
      dengan kebutuhan konsumen dikatakan bahwa iklan dapat memberi nilai tambah
      pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen atas produk tersebut dan
      dengan adanya iklan yang dibintangi oleh selebriti akan dapat menambah
      kepercayaan produk di mata konsumen. Konsumen menerima informasi akan
      produk dari iklan, mulai dari perkenalan produk, informasi tata cara pemakaian,
      serta pelayanan purna jual sebisa mungkin dikomunikasikan oleh perusahaan
      melalui iklan. Strategi ini merupakan nilai tambah bagi konsumen, karena
      konsumen yang awalnya tidak tahu menjadi mengerti dan paham tentang produk
      tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa iklan memberi informasi kepada
      konsumen sebelum membeli suatu produk.

      terimakasih pak dan salam sukses
      GBU..

      Komentar oleh Leonard maliaki S | Januari 13, 2011 | Balas

    • selamat siang pak joo saya LEONARD MALIAKI S
      INGIN perbaikan judul proposal sayaa YANG bapak Saran kan saya ambil salah satu saja dari tiga poin tersebut dari Kualitas, harga dan iklan
      saya mengambil judul
      PENGARUH IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAAN SEPEDA MOTOR YAMAHA PADA SABANG RAYA MOTOR GROUP JAMBI

      BAB I
      PENDAHULUAN
      1.1 Latar Belakang
      Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.
      Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
      Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.
      Dalam proses penyampaian produk kepada pelanggan dan untuk mencapai tujuan perusahaan yang berupa penjualan produk yang optimal, maka kegiatan pemasaran dijadikan tolak ukur oleh setiap perusahaan. Sebelum meluncurkan
      produknya perusahaan harus mampu melihat atau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Jika seorang pemasar mampu mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan baik, mengembangkan produk berkualitas, menetapkan harga, serta mempromosikan produk secara efektif, maka produk–
      produknya akan laris dipasaran (David W Cravens,1996). Sehingga sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus selalu dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian konsumen akan memutuskan membeli produk tersebut. Dan pada akhirnya tujuan perusahaan yaitu memperolehlaba akan tercapai ( Stanton, 1996 )Perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun yang akan datang. Konsumen sebagai individu dalam mendapatkan atau membeli barang telah melalui proses-proses atau tahapan-tahapan terlebih dahulu seperti mendapat informasi baik melalui iklan atau referensi dari orang lain kemudian membandingkan produk satu dengan produk lain sampai akhirnya pada keputusan membeli produk itu. Perilakukonsumen tersebut merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan, yaitu perilaku konsumen dalam melakukan pembelian Demikian juga terjadi pada perusahaan otomotif di Indonesia, khususnya
      sepeda motor. Dengan banyaknya perusahaan otomotif yang ada di Indonesia, maka konsumen akan lebih selektif dalam menentukan merek sepeda motor yang digunakan sebagai alat transportasi. Munculnya produsen sepeda motor dari Cina semakin memperketat persaingan industri sepeda motor di Indonesia. Namun
      hingga saat ini sepeda motor Jepang tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia karena berbagai macam keunggulan yang dimilikinya. Keputusan konsumen dalam menentukan atau memilih merek sepeda motor tertentu bukanlah
      hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk adalah iklan (Engel,1994).
      Yamaha sebagai perusahaan otomotif yang sedang berkembang saat ini telah menyadari persaingan ini. Yamaha senantiasa memberikan keyakinan dan harapan kepada para pelanggannya untuk terus memberikan kepuasan kepada mereka. Di Indonesia banyak terdapat distributor produk Yamaha, salah satunya yaitu Yamaha sabang raya motor group. Sabang raya motor group merupakan salah satu distributor sepeda motor Yamaha terbesar selain Yamaha Mataram Sakti Motor. Di samping menjual berbagai macam item sepeda motor diantaranya Yamaha Vega, Yamaha
      Jupiter, Yamaha Nouvo, Yamaha Mio, Yamaha Jupiter MX, Yamaha F1ZR,Yamaha Scorpio, dan Yamaha F-Xion sabang raya juga membuka bengkel dan menjual spare part sepeda motor Yamaha. Strategi ini dilakukan untuk memberi pelayanan dan kemudahan bagi pelanggan jika terjadi kerusakan atau
      masalah pada sepeda motornya.
      Dalam strategi pemasaran produknya sabang raya motor menggunakan bauran pemasaran yang terdiri atas empat variabel yaitu strategi produk (product), strategi harga (price), strategi promosi (promotion), strategi distribusi (placement). Masing-masing variabel akan saling berkaitan dan perusahaan harus
      dapat memilih kombinasi atau memilih variabel yang terbaik dari keempat variabel tersebut. Dalam pelaksanaan pengembangan penjualan dapat disesuaikan dengan selera konsumen, dengan harapan agar konsumen merasa puas atas produk yang telah diberikan atau diperjual belikan. Dalam persaingan seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menawarkan produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih, sehingga tampak berbeda dengan produk pesaing.
      Sabang raya senentiasa berusaha untuk menjual produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing, misalnya
      Yamaha Mio. Yamaha Mio adalah sepeda motor yang berjenis skuter matic.Dalam peluncuran perdananya sudah langsung menarik konsumen dan menjadi market leader untuk produk sepeda motor matic. Di samping itu, kita telah mengetahui bahwa Yamaha menjadi perusahaan sepeda motor terbaik dalam pergelaran seri MotoGP tahun 2008 dan 2009. Hal ini telah membuktikan bahwa
      sepeda motor Yamaha mempunyai kualitas mesin terbaik dibandingkan dengan yang lain.
      Perlu diketahui bahwa Untuk lebih memperkenalkan produknya, Yamaha gencar melakukan kegiatan promosi untuk menarik minat beli konsumen, diantara membuat iklan melalui media cetak ataupun elektronik, menyebarkan selebaran kepada masyarakat, mengadakan pertunjukan musik, mengadakan service gratis bagi pengguna sepeda motor Yamaha, dan lain – lain. Iklan didasari pada informasi
      tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk, yang kemudian disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan ketertarikan pada yang melihat atau mendengarnya, dengan demikian iklan akan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen terhadap suatu produk ( Shimp, 2003 ). Untuk lebih menarik
      konsumen, Yamaha menggunakan bintang iklan dari kalangan selebritis atau orang yang telah dikenal oleh khalayak ramai. Antara lain, Valentino Rossi ( Juara MotoGP 2009 ), Jorge Lorenzo (Runner-Up MotoGP 2009 ), Komeng, Dedy Mizwar ( Artis Indonesia ), dan lain-lain. Munculnya pesaing baru yang lokasinya berdekatan dengan sabang raya motor juga akan menghambat tingkat penjualan sepeda motor. Merek motor Honda
      Pun telah membuka dealer yang letaknya berdekatan dengan sabang raya motor. Hal ini menyebabkan konsumen dapat membandingkan produk sebelum
      memilih dan membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Sehingga berdampak langsung pada tingkat penjualan sepeda motor di Yamaha Sabang raya motor.
      Berikut adalah laporan penjualan sepeda motor Yamaha untuk semua tipe di sabang raya motor group pada tahun 2009 dari bulan Januari – Juni
      dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.

      Tabel 1.1
      Penjualan Sepeda Motor Yamaha Untuk Semua Tipe
      Pada SABANG RAYA MOTOR GROUP JAMBI
      Bulan Januari – Juni
      Tahun 2009
      Bulan Penjualan unit Persentase %
      Januari

      Februari

      Maret

      April

      Mei

      Juni
      26

      21

      18

      14

      11

      9 –

      19

      24

      22

      21

      18

      Penurunan Rata-rata Perbulan
      19%
      Sumber: sabang raya motor group
      Tabel 1.1 menunjukkan penurunan penjualan sepeda motor Yamaha rata – rata sebesar 19% setiap bulannya dari bulan Januari – Juni tahun 2009 pada sabang raya motor. Penurunan tersebut terjadi karena banyak factor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.
      Jika keputusan pembelian cepat dan tepat, maka dalam pembelian ulang, konsumen tidak akan berpikir panjang dalam melakukan pembelian.
      Sehingga konsumen akan terus membeli produk tersebut dan tidak akan
      melakukan perpindahan produk, bahkan konsumen akan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain, dan secara tidak langsung perusahaan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut,hasilnya menyatakan iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari latar belakang masalah di atas, maka dilakukan suatu penelitiandengan judul:
      Pengaruh Iklan
      Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada sabang raya motor group

      1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
      Banyak faktor yang menyebabkan suatu produk dapat tetap bertahan di pasar atau tidak. Hal ini tidak lepas dari strategi perusahaan dalam menciptakan produk yang baik di mata konsumen. Konsumen tidak sekedar menginginkan produk tetapi juga nilai dan manfaat yang diberikan oleh suatu produk. Sebelum memutuskan membeli suatu produk konsumen biasanya melakukan banyak pertimbangan, karena konsumen ingin mendapatkan produk yang sesuai dengan
      kebutuhannya.
      Dan dapat diketahui bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
      1. Apakah iklan dapat mempercepat keputusan pembelian konsumen terhadap produk Yamaha?

      1.3 Tujuan dan Manfaat

      1.3.1 Tujuan penelitian

      Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan
      menguji kebenaran suatu pengetahuan. Dengan demikian, penelitian ini merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi tentang keputusan pembelian konsumen pada produk Yamaha. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
      1. Untuk menganalisis pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor Yamaha
      1.3.2. Manfaat Penelitian

      Hasil dari penelitian ini diharapkan akan mempunyai manfaat, yaitu:
      1. Manfaat Teoritis
      Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

      2. Manfaat Praktis
      a. Bagi Perguruan Tinggi
      Memberikan informasi mengenai pengaruh iklan terhadap keputusan pembelian.
      b. Bagi Perusahaan
      Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen .

      BAB II
      TINJAUAN PUSTAKA

      2.1 Landasan Teori
      2.1.1 Perilaku Konsumen
      Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
      mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa termasuk
      proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
      1994). Sedangkan menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko ( 1997 ) perilaku
      konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
      mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa, termasuk di dalamnya
      pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
      Dengan adanya konsumen yang sangat beragam dalam usia, pendapatan
      dan selera, maka sebagai pengusaha harus memahami perilaku konsumen yang
      beragam agar dapat mengembangkan produk dan jasa yang sesuai dengan
      kebutuhan konsumen. (Kotler ; 1994 ;106). Banyak faktor yang mempengaruhi
      konsumen dalam mengambil keputusan akhir yaitu membeli suatu produk, karena
      pada umumnya manusia sangat rasional dan memanfaatkan secara sistematis
      informasi yang tersedia untuk mereka ( Engel, 1995 ).
      Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
      mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada
      keinginan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa untuk memenuhi
      kebutuhannya.
      Proses pengambilan keputusan untuk membeli bagi semua orang pada
      dasarnya adalah sama, hanya seluruh proses tidak selalu dilaksanakan seluruhnya
      oleh semua konsumen.

      2.1.2 Keputusan Pembelian
      Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli
      suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli
      produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui
      dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari
      pemikiran itu dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai
      Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli
      atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen
      dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu
      mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh
      masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen
      melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2)
      pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5)
      perilaku pascapembelian (Kotler, 2002). Namun dalam pembelian yang lebih
      rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

      2.1.3 Kualitas Produk
      Menurut Kottler dan Amstrong ( 2001 ) kualitas adalah karakteristik dari
      produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan yang telah
      ditentukan dan bersifat laten. Kualitas
      dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri
      yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan
      suatu produk yang biasa dikenal kualitas sebenarnya. Kualitas produk dibentuk
      oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan
      fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain – lain.
      Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu
      standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang
      dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan
      kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasar yang tidak
      memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya
      konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Jika
      pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga
      yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan
      pembelian terhadap produk.
      Kualitas mempunyai arti sangat penting dalam keputusan pembelian
      konsumen. Apabila kualitas produk yang dihasilkan baik maka konsumen
      cenderung melakukan pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidak
      sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya
      pada produk sejenis lainnya. Sering kali dibenak konsumen sudah terpatri bahwa
      produk perusahaan tertentu jauh lebih berkualitas daripada produk pesaing dan
      konsumen akan membeli produk yang mereka yakini lebih berkualitas. Meskipun
      konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi
      setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan
      kebutuhannya.
      Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk,
      hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan
      segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan
      pembelian terhadap produk tersebut. Berdasarkan bahasan di atas dapat dikatakan
      bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan
      pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

      2.1.4 Iklan
      Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakan
      perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi yang
      dianggap sangat menguntungkan. (Shimp, 2003:42). Periklanan
      adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada
      calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan
      biaya semurah murahnya. Menurut Kotler ( 2002 ), periklanan adalah segala
      bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non personal oleh
      suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.
      mempromosikan ide-ide, barang, atau jasa yang dilakukan oleh umum. Komponen
      nonpersonal dari iklan meliputi media massa (seperti televisi, radio, majalah,
      suarat kabar) yang dapat menyampaikan suatu pesan kepada suatu kelompok
      besar, seringkali pada saat yang bersamaan.
      Pendapat dari Fandy Tjiptono ( 1997 ), iklan adalah bentuk komunikasi
      tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk,
      yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang
      akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.
      Menurut David A. Aaker seperti menyatakan bahwa iklan memegang peranan penting dalam pemasaran karena
      iklan akan menyampaikan beberapa pesan diantaranya adalah brand awareness
      (dikenal oleh masyarakat, perceived quality (dipersepsikan konsumen untuk
      mengetahui produk tersebut bagian dari produk berkualitas), dan brand loyality
      (memiliki pelanggan setia). Setiap perusahaan tidak hanya membuat produk yang
      bagus, namun juga berinvestasi meningkatkan ekuitas merek melalui periklanan,
      sehingga dengan adanya iklan konsumen akan menjadi tahu tentang keunggukan
      suatu produk.
      Periklanan merupakan salah satu kiat utama yang digunakan perusahaan
      untuk mengarahkan komunikasi pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan
      juga merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarkan peran, membangun
      preferensi kesan merek, maupun motivasi Konsumen akan merasa dekat dengan perusahaan apabila mendapatkan informasi
      seputar perusahaan dan info merek produk yang bersangkutan. Iklan menunjukkan
      seberapa besar niat perusahaan untuk melayani kepentingan konsumen. Dan juga bahwa keuntungan penggunaan iklan untuk
      berkomunikasi dengan para konsumen diantaranya adalah biaya yang rendah
      perpemasangan, keragaman media, pengendalian pemasangan, isi pesan yang
      konsisten, dan kesempatan untuk mendesain iklan yang efektif dan kreatif.
      Untuk memperkenalkan produknya biasanya perusahaan menggunakan
      media iklan, diantaranya televisi.Televisi adalah media yang banyak disukai oleh
      kalangan pengiklan nasional karena sangat mudah dilihat dan kemampuan
      mendemonstrasikan suatu. Terlebih lagi, televisi menngunakan warna, suara,
      gerakan, dan musik. Sehingga iklan tampak begitu hidup dan nyata. Iklan visual
      dapat menancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga para konsumen begitu
      melihat produk akan segera teringat akan suatu merek tersebut
      Iklan yang dibintangi selebriti juga dapat meningkatkan nilai merek suatu
      produk . Pada produk Yamaha misalnya,
      merek produk Yamaha tersebut terangkat ke tingkat posisi yang lebih baik sejak
      beberapa selebriti papan atas mengiklankan produk tersebut. Artinya iklan
      tersebut menarik konsumen untuk membeli produk Yamaha. Contohnya Yamaha
      menggunakan Valentino Rossi, Komeng, Dedy Mizwar dan masih banyak lagi
      dalam iklannya untuk mendorong produk Yamaha ke kelas yang lebih tinggi.
      Menurut fungsi iklan yang disampaikan oleh Shimp yang berkaitan
      dengan kebutuhan konsumen dikatakan bahwa iklan dapat memberi nilai tambah
      pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen atas produk tersebut dan
      dengan adanya iklan yang dibintangi oleh selebriti akan dapat menambah
      kepercayaan produk di mata konsumen. Konsumen menerima informasi akan
      produk dari iklan, mulai dari perkenalan produk, informasi tata cara pemakaian,
      serta pelayanan purna jual sebisa mungkin dikomunikasikan oleh perusahaan
      melalui iklan. Strategi ini merupakan nilai tambah bagi konsumen, karena
      konsumen yang awalnya tidak tahu menjadi mengerti dan paham tentang produk
      tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa iklan memberi informasi kepada
      konsumen sebelum membeli suatu produk.

      terimakasih pak dan salam sukses
      GBU..

      Komentar oleh Leonard maliaki s | Januari 14, 2011 | Balas

      • Leonard, kalau ganti judul berarti anda harus pertimbangkan teori yg berkenaan dg iklan.

        Komentar oleh johannessimatupang | Januari 27, 2011

  44. selamat pagi mr…
    ini tugas saya tentang latar belakang,rumusan masalah,tujuan,dan manfaat penelitian,
    nama:emairidial ulza]
    nim:C1B008005
    kelas A” martketing management semestr 5

    judul:ANALISIS SIKAP PEMIRSA TV LOKAL TERHADAP PROGRAM SIARAN JEKTV DIKOTA JAMBI

    BAB 1
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang
    Pemasaran adalah proses sosial dimana individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu atau kelompok lainya (Irawan,2001:10).
    Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa konsep paling penting mendasari pemasaran adalah menyangkut keinginan manusia dan merupakan kebutuhan manusia yang di bentuk oleh kultur serta kepribadian individu. Di era globalisasi sekarang ini kegiatan bisnis khususnya pemasaran dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak sekali perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan berusaha menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar.
    Penguasaan pasar merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang di lakukan oleh pengusaha untuk mempertahankan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba semaksimal mungkin. Syarat yang harus di penuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan dengan membuat citra yang baik di matapelanggan itu sendiri yang nantinya akan menimbulkan loyalitas yang berkelanjutan. Hal tersebut bisa di capai oleh suatu perusahaan melalui 2 upaya menghasilkan dan menyampaikan barang serta jasa yang diinginkan konsumen, dimana kegiatan tersebut sangat tergantung pada perusahaan atau pedagang dengan bermacam atribut melalui harga,, produk, pelayanan umum, lokasi dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli (Engel, 1995:251).

    Di era globalisasi sekarang ini kegiatan bisnis khususnya pemasaran dari waktu ke waktu semakin meningkat. Banyak sekali perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan dengan cara memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan berusaha menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka menguasai pasar. Penguasaan pasar merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang di lakukan oleh pengusaha untuk mempertahankan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba semaksimal mungkin. Syarat yang harus di penuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan dengan membuat citra yang baik di mata pelanggan itu sendiri yang nantinya akan menimbulkan loyalitas yang berkelanjutan. Hal tersebut bisa di capai oleh suatu perusahaan melalui upaya menghasilkan dan menyampaikan barang serta jasa yang diinginkan konsumen, dimana kegiatan tersebut sangat tergantung pada perusahaan atau pedagang dengan bermacam atribut melalui harga,, produk, pelayanan umum, lokasi dan perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli (Engel, 1995:251).

    Jasa merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat diraba maupun dilihat bentuknya,melainkan dapat dirasakan setelah konsumen menggunakan jasa tersebut.kualitas jasa yang tinggi dan kosisten dapat menumbuhkan kepuasan bagi pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat.

    Salah satu bagian jasa yang menyajikan informasi untuk masyarakat adalah TELEVISI,karena memiliki ciri khas dalam menyajikan kecepatan,ketepatan,dan kualitas dalam mencari,mengumpulkan,menyeleksi,mengolah dan menyajikan informasi bagi masyarakat.Televisi mampu menjadi kekuatan komunikasi bisnis manakala keinginan pemilik pesan dapat di sesuaikan dengan konsep,kreatifitas dalam kemasan program siaran.

    Di Provinsi jambi sendiri perkembangan dunia pertelevisian cukup menjanjikan,Disamping Televisi Nasional seperti RCTI,SCTV,METRO TV,TRANSTV,INDOSIAR,yang bisa dinikmati oleh masyarakat Jambi setiap waktu.Dikota Jambi dan sekitarnya masyarakat jambi dapat juga menikmati siaran Televisi Lokal Jambi,yaitu:JEKTV(49 UHF) dan JAMBI TV(48 UHF)

    Untuk stasiun Televisi swasta JEKTV,merupakan Televisi yang berada dibawah naungan JAWA POS,yang baru diluncurkan pada tahun 2009.Jektv mengusung tema “UNTUK KITO” yang selalu menyatakan stasiun televisi tersebut hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jambi yang membutuhkan informasi seputar wilayah Provinsi jambi.walaupup masih tergolong muda,tapi Jektv sudah bisa menyajikan informasi-informasi terbaru didalam program-program Jektv yang dikemas didalam berita,diantara lain:jek siang,jek petang,borgol,dan jek malam.serta diprogram Hiburan diantara lain:Komunitas,chaki,Jos,dan berbagi ceria.Serta Program KULTUM.

    Jektv yang berlokasikan di Jalan Patimura km 8,belakang Jambi Ekspres no 21 kota baru jambi,dengan Frekuensi 49 UHF.Acara dimulai pada pukul 09:00 WIB sampai dengan pukul 00:00 WIB. Yang menjangkau semua lapisan masyarakat.Adapun persentase mengenai program disajikan oleh pihak Jektv dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini.

    Tabel 1,1 Persentase Program Mata Acara Jektv tahun 2010.
    No Mata Acara Persentase
    1 Agama 5%
    2 Informasi 5%
    3 Hiburan 10%
    4 Iklan 30%
    5 Berita 50%
    – JUMLAH 100%
    Sumber:manajemen JekTV Tahun 2010

    Dari tabel 1,1 dapa dilihat bahwa persentase mata acara agama hanya mewakili 5%,sama halnya dengan mata acara informasi,30% bagian adalah iklan sebagai pendukung dari berlangsungnya suatu acara.Dan mata acara yang lebih ditonjolkan serta diunggulkan adalah program Berita yang mendominasi sebanyak 50%.Dari persentase tabel 1.2 dapat disimpulkan bahwa Jektv lebih menitik beratkan pada mata acara berita untuk para masyarakat Jambi yang menyaksikan Jektv.

    Dari sekian banyak program-program yang disajikan oleh Jektv ,tidak dapat dilepas dari peran serta masyarakat Provinsi Jambi yang menyaksikan Mata acara di Jektv baik ikut berpartisipasi via telepon di nomor(0741-667669).Jektv pertama dan satu-satunya untuk TV lokal yang menggunakan layanan telepon didalam program berita mendengarkan komentar masyarakat jambi terhadap berita yang disajikan.

    Bervariasinya program-program yang dikemas diharapkan dapat diterima dan dinikmati oleh masyarakat Jambi yang berada diarea jangkauan Frekuensi siaran Televisi Jektv yang berada di seluruh Provinsi Jambi seperti halnya yang tercantum dalam tabel 1.2 dibawah ini.

    Tabel 1.2 Jangkauan Wilayah Frekuensi JekTV
    TELEVISI LOKAL JAMBI
    JeKTV
    49 UHF
    UNTUK KITO Kota Madya Jambi
    Kabupaten Muaro Jambi
    Kabupaten Batang hari
    Kabupaten Tanjung Jabung Barat
    Kabupaten Tanjung Jabung Timur
    Sumber:Manajemen JekTV Tahun 2010

    Dari sekian daerah yang dijangkau melalui Frekuensi 49 UHF dapat diketahui begitu banyak masyarakat yang dapat mengakses program acara di JekTV Khusus nya di Kota Madya jambi.tapi apakah masyarakat ini tertarik menyaksikan program-program yang ada di JekTV.
    Sebagai perusahaan jasa dalam hal penyampaian informasi,maka pihak manajemenpun menetapkan program-program siaran dengan sebaik-baiknya.Manajemen JekTV serta Produser telah mengatur program dan jam siaran berdasarkan sasaran dan tujuannya.Namun program yang dirancang dan ditetapkan tersebuut perlu dinilai untuk mengetahui apakah telah disukai yang dituju.

    Untuk mengetahui apakah program-program yang disajikan oleh JekTV sejak awal berdiri sampai dengan sekarang tetap diminati dan disukai oleh pendengar,maka perlu diadakan penelitian akan sikap pemirsa jekTV terhadap program siaran JekTV.oleh karena itu penulis tertarik untuk membahasnya dan menulisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul”ANALISIS SIKAP PEMIRSA TV LOKAL TERHADAP PROGRAM SIARAN JEKTV DIKOTA JAMBI

    1.2 Rumusan Masalah
    Perusahaan Televisi lokal Jambi (JekTV)merupakan perusahaan yang berada dibawah naungan JAWA POS GROUP yang berada dilokasi jalan patimura km 08 kota baru jambi,JekTV bergerak dibidang penyiaran informasi dengan segmen berita mencapai 50%,Iklan 30%,informasi 5%,hiburan 10%,agama 5%,JekTV mempunyai jangkauan Frekuensi yng bisa di saksikan masyarakat provinsi jambi di 5 kabupaten.Sebagai Perusahaan Jasa yang menyajikan informasi-informasi untuk masyarakat,JekTV mencoba menunjukkan Kualitas jasa melalui bukti fisik dan penyajian acara.Bukti fisik yang ada pada JekTV dapat Dilihat dari Lokasi yang strategis,alat-alat control yang lengkap,para presenter,reporter,yang handal.Sedangn]kan pada penyajian acara dapat dilihat Bagaimana pihak manajemen memiliki acara yang sesuai dengan sasaran yang dituju,
    Untuk mengetahui Kebutuhan dan keinginan Konsumen perlu dilakukan survey pemirsa JekTV terhadap program-program yang menggambarkan sikap konsumen dalam mengkonsumsi jasa siaran dan mempengaruhi prilaku konsumen.
    Berdasarkan uraian diatas,maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah”Bagaimana sikap pemirsa JekTV Terhadap Program-program yang ada di TV lokal JekTV Jambi”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1.Memperoleh gambaran mengenai program siaran TV lokal jekTV Jambi 49 UHF.
    2.Menganalisis bagaimana sikap pemirsa TV lokal terhadap program siaran JEkTV

    1.3.2. Manfaat Penelitian.
    1.Menjadikan masukan bagi PT.JAMBI EKSPRES TV(JekTV) dalam menetapkan kebijaksanaan
    Yang lebih tepat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas program siaran .

    2.Sebagai bahan literature dan sumbangan pemikiran serta sebagai referensi bagi penelitian lain
    Yang melakukan penelitian serupa

    3.sebagai penambah wawasan pengetahuan dalam bidang pemasaran.
    4.Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai sikap pendengar JEkTV
    Yang selanjutnya dipergunakan untuk menyusun strategi pemasaran.

    Saudara Ulza, topik yang anda buat menarik. Namun rumusan masalah kiranya lebih spesifik, mislanya bagaimana persepsi pemirsa terhadap topik-topik berita yang ditayangkan oleh JackTV. Dengan demikian maka penulisan berikutnya akan lebih baik.

    Komentar oleh emaridial ulza | Desember 23, 2010 | Balas

    • salam super pak jo,,,
      terima kasih atas sarannya pak jo,,
      nanti akan saya perbaiki rumusan masalahnya,dan perbaikannya saya ingin bertemu langsung dengan bpk,karena ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan tentang rumusan massalah, dll.sehingga saya nantinya beenar-benar jeelass akan tentang judul yang saya ajukan…
      mohon maaf sebelumnya pak,,terima kasih….
      (oh ya pak…hanya sedikit memberikan infrmasi,link dari wordpress bpk saya masukkan di blog saya..supaya mudah teman-teman yang lain mencari web bpk,seblumnya maaf kalau membertahukan di komentar ini..)

      Komentar oleh emaridial ulza | Januari 10, 2011 | Balas

      • pak jo terima kasih atas diskusi nya dikelas..walaupun tidak bisa bertanya terlalu banyak.
        dan inilah rumusan masalah yang bapak anjurkan kepada saya:

        Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan,dengan penyiaran berita segmen berita mencapai 50%,Iklan 30%,informasi 5%,hiburan 10%,agama 5%,JekTV mempunyai jangkauan Frekuensi yang bisa di saksikan masyarakat provinsi jambi di 5 kabupaten,
        maka dari itu dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
        1.bagaimana persepsi pemirsa jektv terhadap topic-topik berita yang lebih dominan ditayangkan?
        2.bagaimana persepsi pemirsa jek tv terhadap iklan yang ditayangkan di program berita?
        3.bagaimana dampak terhadap pemirsa jektv terhadap topic-topic berita yang ditayangkan?

        sudilah kiranya bapak memberikan komentar terhadap rumusan masalah yang baru ini,,
        terima kasih pak jo..salam super,salam dahsyat,salam bangga saya terhadap bapak..

        Emaridial, saya menyarnakan agar yg diteliti adalah berita lokal baik yg bersifat berita maupun hiburan. Ini jauh lebih beralasan, karena orang local bagaimanapun lebih suka dg berita local yg liput dari pengamatan TV Nasional.Silahkan dicoba lagi.

        Komentar oleh emaridial ulza | Januari 19, 2011

      • terima kasih komentarnya pak jo….

        untuk program berita jektv topic beritanya merupkan berita lokal semua pak..hanya saja ada perbedaa disetiap tayangan(dikhususkan)pada program terntu.misalnya BORGOL>merupkan kumpulan berta kriminal,kejadian,yang terjadi dijambi didalam satu hari,..dan didalam porgram berita di jektv tidak ada berita nasional yang ditayangkan kecuali ada bayaran tertentu pak,..

        bagaimana menurut bapak??

        saran.,komentar,sangat saya harapkan dari bapak,,,
        salam super pak jo,salam bangga saya terhadap bapak,.

        Komentar oleh emaridial ulza | Januari 21, 2011

  45. NAMA : DIDIK NURYANTO NIM : C1B007023 METODOLOGI PENELITIAN
    Ini ada kesamaan dg Green Marketing yang di atas, mana ini yang terdahulu, harap diperbaiki. Keduanya segera memeriksa, tidak boleh dg judul yg sama tapi diterapkan pada kasus yg berbeda. Perbaiki. PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PENERAPAN GREEN MARKETING PADA REAL ESTATE PT. NIAGA GUNA KENCANA DI KOTA JAMBI PROPOSAL SKRIPSI OLEH DIDIK NURYANTO C1B007023 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JAMBI 2010 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan berkah, rahmat, karunia,serta hidayahnyalah penulis dapat menyusun proposal skipsi yang berjudul “ Persepsi Konsumen Terhadap Penerapan Green Marketing Pada Real Estate Niaga Guna Kencana di kota Jambi”. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulis dapat menyusunnya kembali lebih baik dari yang sebelumnya. Jambi, Novenber 2010 Penulis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak digencarkannya hari bumi atau disebut dengan “Earth day” yang inisiatifnya diluncurkan sejak 1970 dan diperingati setiap tanggal 12 April, dengan maksud agar penduduk diplanet ini merasa lebih baik dan nyaman untuk berkehidupan dimuka bumi ini. Termasuk Negara maju dan adi kuasa seperti Amerika Serikat (USA), dimulai pada tahun 1990 menjadi gerakan bersama “Earth Decade” ( peringatan dasawasa hari bumi) yang ditandai menjadi suatu gebrakan kekuatan dunia baru yang perduli lingkungan dalam skala besar untuk mendidik masyarakat, pengusaha, kegiatan operasional industri dan perusahaan-perusahaan di USA termasuk seluruh komunitas yang mendukung gerakan masyarakat baru terhadap kepedulian lingkungan dan sebagai upaya mengantisipasi ancaman terjadinya polusi udara atau pencemaran terhadap lingkungan hidup, sekaligus untuk mengurangi dampak pemanasan global (global warming). Gerakan kepedulian tersebut oleh Kotler dan Amstrong (1994:676) disebut dengan istilah kampanye the new environ mentalism and green marketing. Selanjutnya, pada januari 1991 di New York menyelanggarakan suatu pertemuan puncak pemasaran hijau atau “ Green Marketing” yang diikuti peserta gabungan dari kalangan eksekutif perusahaan-perusahaan komersial dan non komersial, media massa, agency periklanan, serta LSM (Non Government Organization) lain sebagainya yang bertujuan membicarakan dan merumuskan sistem pemasaran lingkungan ( Marketing of Enviromentalism) masa mendatang yang lebih diamplikasikan ke aktivitas pemasaran hijau (Green Marketing) mengenai keedulian terhadap dampak lingkungan kehidupan sekitarnya. Klaim-klaim mengenai produk-produk ramah lingkungan yang dipasarkan tersebut tidak lagi terbatas pada komposisi atau karakteristik apa yang dihasilkan tetapi juga memperhatikan bagaimana proses mekanis dan teknis produksinya. Melalui proses dan tekais produksi barang yang dihasilkan tersebut kini diwajibkan lebih peduli terhadap lingkungan, efesien, menggunakan energi lebih sedikit dan hingga bahan pendukungnya dipakai akan meminimalisasikan limbahnya dan bagaimana industri dapat di dorong upaya penggunaan proses teknologi yang ramah lingkungan. Secara strategis bahwa penerapan pemasaran hijau atau “ Green Marketing” tersebut mampu menarik simpati masyarakat secara luas, dan keringanan izin operasional yang mukin dapat dipertimbangkan oleh pihak pemerintah, karena pemerinta sekarang berupanya meminimalisir dampak global worming. Oleh sebab itu pemerintah kini lebih gencar mengampanyekan konsep dan pelaksanaan kebijakan dan peraturan CSR (tanggung jawab sosial perusahaaan). Green marketing merupakan dinamika pesan dan termasuk perubahan drientasi perilaku konsumen yang lebih peduli lingkungan ( Green Consumer) yang mendorong pihak pemasaran (Marketer) dengan cara-cara terbaru memasarkan produk melalui pendekatan tanggung jawab dan ramah lingkungan. Progran green marketing atau go green, yang kini sedang trendi dan menjadi tren setter menjadi suatu gerakan baru atau kegiatan pihak produsen dan perusahaan-perusahaan yang berkomitmen untuk mengembangkan pemasaran peduli lingkungan (Green Marketing) terhadap tanggung jawab lingkungan produk yang pendekatannya ramah lingkungan (GoGreen), yang secara prinsip pihak perusahaan turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran, atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya (Coporate Eniveronmental) yang mengedepankan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, dan bahan-bahan yang aman terhadap kesehatan manusia yaitu melalui pendekatan bermanfaat bersama, high value and high virtue ( bernilai tinggi dan memiliki kebijakan yang tinggi). Perusahaan-perusahaan melakukan itu bukan untuk suatu kompetisi melainkan demi lingkungan (Rosady Ruslan : 2010). Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus memenuhi tiga aspek yang disebut sebagai kebutuhan primer, 3 aspek pokok tersebut adalah:  Sandang  Pangan dan  Papan Aspek yang ketiga ini adalah papan yang artinya adalah tempat tinggal, tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Rumah pada zaman dahulu sangatlah bersifat sederhana yang hanya terbuat dari kayu alam yang bersifat non parmenent, seiring perkembangan zaman, rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal saja namun banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan didalam rumah ataupun gedung. Perusahaan-perusahaan real estate dan developer sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan pemasaran rumah dikawasan-kawasan yang berkembang pesat, tidak hanya dikota-kota metropolis seperti Jakarta yang banyak didominasi oleh real istate Agung Gedayu Group tapi dikota yang sedang berkembang seperti kota Jambi sudah mulai dijamah oleh perusahaan-perusahaan real estate dan bahkan hampir dari 70% wilayah yang ada dikota Jambi berasal dari pemukiman real estate, yang cukup menjanjikan profitnya ini. Beberapa tahun belakangan ini belahan bumi kita sering dilanda bencana tak luput dari Negara Indonesia dan provinsi kita Jambi yamg disebabkan oleh ulah tangan manusia yang menyebabkan global warming, wilayah Jambi yang sebelumnya banyak memiliki “green zona” atau daerah hijau karena hutannya, sekarang telah disulap menjadi pemukiman, perusahaan, penambangan dan lain-lain sehingga menyumbang pemanasan global bagi dunia. Salah satu perusahaan real estate dikota Jambi yaitu adalah PT.NIAGA GUNA KENCANA (PT.NGK) yang mendominasi perusahaan-perusahaan di kota Jambi. Dalam pemasarannya NGK menerapkan sistem green marketing dengan slogannya “Go Green”. Demi upanya mengurangi global warming tanpa mengesampingkan kualitas produknya. Walaupun dalam prakteknya perusahaan real estate ini telah mengubah fungsi lahan demi memperoleh laba, namun perusahaan tersebut tetap memperhatikan konsep produknya dan lingkungan sekitar. Dengan keadaan bumi yang semakin lama semakin memprihatinkan ini kita harus menekan dan mencegah terjadinya global warming,tapi di satu sisi setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi walaupun dengan tanpa sengaja merusak lingkungan sekitar demi kelangsungan hidupnya dibumi ini. Kebutuhan akan perumahan yang semakin tahun semakin meningkat searah dengan peningkatan jumlah penduduk membuat PT. NIAGA GUNA KENCANA, menerapkan sistem pemasaran secara green marketing. Beranjak dari latar belakang diatas maka supanya perusahaan mengetahui apakah konsep pemasaran yaitu green marketing maupun menarik dan memuaskan konsumen sebagai acuan dasar perusahaan harus mengetahui persepsi konsumen, karena persepsi merupakan pondasi utama bagi perkembangan atau kemunduran suatu perusahaan. Dengan penjelasan seperti diatas maka penulis melakukan sebuah survey dan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ Persepsi Konsumen Terhadap Penerapan Green Marketing Pada Real Estate Niaga Guna Kencana di Kota Jambi”. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah untuk memperoleh profit serta mempertahankan konsumennya supaya tidak pindah keperusahaan lain, oleh karena itu perusahaan harus berinovasi terhadap produknya dan melakukan cara-cara pemasaran yang bersahabat dengan lingkungan sekitar, serta perusahaan harus mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai produk yang mereka berikan kepada pelanggan. Penilaian pelanggan akan sangat bervariasi dan tidak terukur, oleh karena itu konsumen sangat berperan penting pengaksa produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan perusahaan selalu bersifat statis dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung baik sosial maupun alam, karena apabila perusahaan tidak memperhatikan faktor tersebut akan berdampak pada kegagalan perusahaan. PT.NIAGA GUNA KENCANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan developer yang cukup terkemuka dikota jambi dan sekitarnya karena konsep-konsep rumahnya yang modern, minimalis, berkelas serta harga yang cukup bersaing, dengan tipe-tipe yang tersedia cukup bervariasi dan terbesar di beberapa kawasan, serta teridentivikasi dengan nama-nama club sepak bola yang diakhiri dengan kata Residence. Fasilitas-fasilitas perumahan tersebut diantaranya jalan aspal, taman yang luas, wilayah hijau yang menyejukkan, kolam renang, keamanan dan yang paling penting berdiri diatas wilayah hijau yang membuat konsumen tertarik karena kebanyakan perumahan yang ada yang bersifat gersang serta banyak menimbulkan efek global warming, jika banyak dibandingkan dengan kepetitornya. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsumen diera kini lebih mementingkan konsep yang benar-benar bersifat natural dan menyehatkan, apabila dikota-kota besar yang penuh akan polusi sehingga kesehatan dan lingkungan yang bebas polusi, pencemaran dan lain-lain, menjadi harga yang sangat mahal demi ikut melestarikan bumi ini, manun tetap dapat mengkonsumsi produk tersebut. Bertolak dari uraian diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaiman persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di kota Jambi”? 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian 13.1. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di Kota Jambi. 2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi. 13.2. Manfaat 1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi. 2. Masukkan atau panduan bagi khalayak ramai terhadap faktor yang paling berperan dalam persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi. 3. Memberi sumbangan pada khasanah ilmu ekonomi, terutama sebagai bahan bacaan dalam bentuk sumbangan historis. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Supaya penelitian lebih terarah sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan demi tujuan yang hendak dicapai, maka penulis merasa sangat perlu untuk menetapkan batas-batas permasalahan dalam penelitian ini. Adapun ruang lingkup ini berkenaan dengan cara-cara perusahaan memasarkan barang yang mampu membuat nilai lebih yang berperan dalam persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di Kota Jambi, yang terdiri dari sistem pemasaran yang bersifat lingkungan (Marketing of environmentalism), tipe atau cluster tertentu yang ada di NGK. Dampak dari global warming, pendekatan pemasaran yang ramah lingkungan (go green), dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta green input-green process-green-output yang mana peneliti ingin membahas tentang persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di kota Jambi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi-defenisi a. Manajemen Menurut Stoner (Handoko. 1985 : 8) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. b. Pemasaran Kotler (2000;9) Mengemukakan bahwa pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. c. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (1997, hal 13) Manajemen Pemasaran merupakan Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. d. Green Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Rosady Ruslan (2008), green marketing adalah strategi pemasaran dan pengembangan merek yang peduli terhadap lingkungan hidup sekitar, dengan jangka yang panjang dan proses yang terus menerus. e. Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (2002), Perilaku Konsumen adalah Interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. f. Persepsi Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. g. Keputusan pembelian Menurut Kotler (1992: 219) Keputusan Pembelian merupakan salah satu tahap dari proses keputusan pembeli, secara aktual konsumen membeli produk. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Manfaat green marketing bagi konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Manfaat green marketing bagi konsumen adalah mengurangi dampak global warming serta konsumen tetap dapat mengkonsumsi barang atau jasa namun lingkungan sekitar tetap terjaga. Selain itu juga konsumen secara tidak sengaja turut menyelamatkan dunia, namun kebutuhannya tetap terpenuhi. Manfaat green marketing bagi produsen yaitu turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya. Memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta turut menjaga kesehatan manusia melalui produk-produknya yang high value and high virtue (bernilai tinggi dan memiliki kebajikan tinggi). 2.2.2 Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek studinya diarahkan pada permasaalahan Manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagi pendekatan. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan oleh konsumen. Menurut American Marketing Association mendefenisikan Perilaku Konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis afeksi & kognisi, dan perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka ………. (American Marketing Association) Studi tentang perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :  Merancang bauran Pemasaran  Menetapkan Segmentasi  Merumuskan posisioning dan pembedaan produk  Memformulasikan analisi lingkungan bisnisnya  Mengembangkan riset Pemasaran Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Dengan mengetahui perilaku Konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang perilaku Konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting, yaitu :  Orientasi/arah/cara pendatang konsumen ( A Consumer orientation)  Berbagi fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behavior )  Konsep/ teori yang memberi acuan pada proses berpikiran manusia dalam berkeputusan ( Theories to guide thinking process ) Ada dua group besar yang tertarik pada studi/analisi perilaku konsumen : 1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara mengembangkan pengetahuan ayng unik tentang aspek perilaku menusia. 2. Grup berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :  Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara dan universitas. Dengan drmikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan konsumen.  Organisasi pemerintahan dengan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Komisi Perdagangan Negara (federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-pbatan (Food and drug Administaration). Tujuan utama dari organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi pemasaran dengan konsumen.  Konsumen, individu Konsumen dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam barang dan jasa. 2.2.3 Persepsi Konsumen Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, Dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau menyebabkan keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengerian persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan di interprestasikan. Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan Menurut Webster (993) Persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Stimulasi / stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Proses Persepsi terdiri atas ; 1. Seleksi Perseptual Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang di miliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi dahulu stimulus harus dapat perhatian dari konsumen oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah.  Perhatian  Persepsi selektif Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepala konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menentang atau sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimulasi dengan cirri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tangagapan konsumen.. 2. Organisasi persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dak bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah pernyataan yang berarti bahwa berbagai stimulasi dipaparkan sebagai suatu yang diikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian terintrogasi terhadap stimulus. Prinsip-prinsip penting dalam intregasi yaitu : a) Penutupan (closure) Prinsip clouser paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen. Prinsip ini cocok untuk mengetes apakah konsumen masih ingat merek produk atau sudah lupa dengan merek produknya. b) Pengelompokkan Proses menyebutan angka nomor telepon secara terpisah-pisah disebut sebagai pengelompokkan konsumen (grouping) agar mudah diingat. Pengelompokkan informasi memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki. 3. Interprestasi Perseptual Proses akhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulasi yang diterima konsumen. Setiap stimulasi yang menarik dari konsumen baik didasari atau tidak disadari, akan di interprestasikan oleh konsumen dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama sehubungan dengan stimulasi yang diterimanya. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, didalam tahapan yang dilalui oleh pembeli untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya akan digunakan model sebagai berikut : Pencarian Pencarian Evaluasi Keputusan perilaku masalah informasi alternativf pembelian purna pembelian Model ini mengganggap bahwa konsumen melalui kelima tahap semuanya untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen melompati atau membalik sebagian dari tahap-taap ini. Tahapan dalam proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut : • Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaanyya yang actual dan keadaannya yang diinginkan. Salah satu dari kebutuhan normal manusia seperti, lapar, seks, haus, timbul ke suatu tingkat yang cukup tinggi dan menjadi suatu dorongan. • Pencarian informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut, jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhannya yang telah ditentukan dengan baik berada didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membelinya, jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka. Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber, Sumber informasi konsumen, antara lain:  Sumber pribadi (Keluarga, teman, tetangga, kenalan)  Sumber Komersial (tanaga penjual, pedagang, konsumen, kemasan, dan pameran)  Sumber public ( media massa, organisasi penilaian konsumen )  Sumber eksperimen ( penanganan, pengujian, pengguna produksi ) • Evaluasi elternatif Setelah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir. Pemasar perlu mengetahui tentang evaluasi elternative, bagaimana konsumen memproses informasi untuk samapai pada pilihan merek. Ada berbagai proses evaluasi keputusan. Pertama kita mengkonsumsikan bahwa setiap konsumen berupa untuk memnuhi kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu ayng dapat diperoleh dengan membeli sebuah produk atau jasa. Kedua, konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot pentingnya suatu cirri dan cirri yang menonjol dari produk. Ciri yang mencolok adalah ciri yang timbul dari perkiraan konsumen pada saat ia diminta untuk memikirkan mengenai ciri suatu produk. Ketiga, Konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan kepercayaan merek mengenai dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri. Himpunan kepercayaan konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri, fungsi utilitas menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternativ dari setiap ciri. Kelima, konsumen tiap pada sikap (pertimbangan, preferensi) kearah alternativ merek melalui prosedur evaluasi tertentu. Dari riset telah ditemukan bahwa konsumen menerapkan satu atau lebih dari beberapa prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen bersangkutan dan keputusan pembelian • Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen, biasanya akan membeli merek yang paling disukai. • Perilaku purna pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam perilaku purna pembelian. Yang menentukan puas atau tidak puas pembeli terhadap pembelian adalah hubungan antara harapan konsumen dengan persepsinya tentang performa atau kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk sesuai dengan harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas, jika kurang dari harapan, konsumen tidak puas. • Tindakan purna pembelian Memuaskan pelanggan itu sangat penting karena penjualan perusahaan berasal dua kelompok utama yakni pelanggan baru dan pelanggan ulang. Kenyatannya menunjukkan bahwa biaya untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Jadi mempertahankan pelanggan yang ada lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Kunci pokok untuk mempertahankan pelanggan yang ada ialah kepuasan pelanggan. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi suksesnya pemasaran. Dengan memahami bagaimana pembeli mengetahui adanya masalah, mencari informasi, mengevaluasi alternativ, mengambil keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian, pemasar dapat memperoleh banyak petunjuk bagaimana memnuhi kebutuhan pembeli. Dengan memahami berbagai pemeran serta dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama atas perilaku pembelian, pemasar dapat menyusun suatu program pemasaran yang efektif untuk mendukung penawaran yang menarik bagi pasar sasaran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi-defenisi a. Manajemen Menurut Stoner (Handoko. 1985 : 8) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. b. Pemasaran Kotler (2000;9) Mengemukakan bahwa pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. c. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (1997, hal 13) Manajemen Pemasaran merupakan Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. d. Green Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Rosady Ruslan (2008), green marketing adalah strategi pemasaran dan pengembangan merek yang peduli terhadap lingkungan hidup sekitar, dengan jangka yang panjang dan proses yang terus menerus. e. Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (2002), Perilaku Konsumen adalah Interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. f. Persepsi Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. g. Keputusan pembelian Menurut Kotler (1992: 219) Keputusan Pembelian merupakan salah satu tahap dari proses keputusan pembeli, secara aktual konsumen membeli produk. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Manfaat green marketing bagi konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Manfaat green marketing bagi konsumen adalah mengurangi dampak global warming serta konsumen tetap dapat mengkonsumsi barang atau jasa namun lingkungan sekitar tetap terjaga. Selain itu juga konsumen secara tidak sengaja turut menyelamatkan dunia, namun kebutuhannya tetap terpenuhi. Manfaat green marketing bagi produsen yaitu turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya. Memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta turut menjaga kesehatan manusia melalui produk-produknya yang high value and high virtue (bernilai tinggi dan memiliki kebajikan tinggi). 2.2.2 Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek studinya diarahkan pada permasaalahan Manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagi pendekatan. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan oleh konsumen. Menurut American Marketing Association mendefenisikan Perilaku Konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis afeksi & kognisi, dan perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka ………. (American Marketing Association) Studi tentang perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :  Merancang bauran Pemasaran  Menetapkan Segmentasi  Merumuskan posisioning dan pembedaan produk  Memformulasikan analisi lingkungan bisnisnya  Mengembangkan riset Pemasaran Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Dengan mengetahui perilaku Konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang perilaku Konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting, yaitu :  Orientasi/arah/cara pendatang konsumen ( A Consumer orientation)  Berbagi fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behavior )  Konsep/ teori yang memberi acuan pada proses berpikiran manusia dalam berkeputusan ( Theories to guide thinking process ) Ada dua group besar yang tertarik pada studi/analisi perilaku konsumen : 1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara mengembangkan pengetahuan ayng unik tentang aspek perilaku menusia. 2. Grup berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :  Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara dan universitas. Dengan drmikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan konsumen.  Organisasi pemerintahan dengan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Komisi Perdagangan Negara (federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-pbatan (Food and drug Administaration). Tujuan utama dari organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi pemasaran dengan konsumen.  Konsumen, individu Konsumen dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam barang dan jasa. 2.2.3 Persepsi Konsumen Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, Dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau menyebabkan keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengerian persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan di interprestasikan. Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan Menurut Webster (993) Persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Stimulasi / stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Proses Persepsi terdiri atas ; 1. Seleksi Perseptual Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang di miliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi dahulu stimulus harus dapat perhatian dari konsumen oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah.  Perhatian  Persepsi selektif Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepala konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menentang atau sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimulasi dengan cirri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tangagapan konsumen.. 2. Organisasi persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dak bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah pernyataan yang berarti bahwa berbagai stimulasi dipaparkan sebagai suatu yang diikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian terintrogasi terhadap stimulus. Prinsip-prinsip penting dalam intregasi yaitu : a) Penutupan (closure) Prinsip clouser paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen. Prinsip ini cocok untuk mengetes apakah konsumen masih ingat merek produk atau sudah lupa dengan merek produknya. b) Pengelompokkan Proses menyebutan angka nomor telepon secara terpisah-pisah disebut sebagai pengelompokkan konsumen (grouping) agar mudah diingat. Pengelompokkan informasi memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki. 3. Interprestasi Perseptual Proses akhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulasi yang diterima konsumen. Setiap stimulasi yang menarik dari konsumen baik didasari atau tidak disadari, akan di interprestasikan oleh konsumen dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama sehubungan dengan stimulasi yang diterimanya. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, didalam tahapan yang dilalui oleh pembeli untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya akan digunakan model sebagai berikut : Pencarian Pencarian Evaluasi Keputusan perilaku masalah informasi alternativf pembelian purna pembelian Model ini mengganggap bahwa konsumen melalui kelima tahap semuanya untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen melompati atau membalik sebagian dari tahap-taap ini. Tahapan dalam proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut : • Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaanyya yang actual dan keadaannya yang diinginkan. Salah satu dari kebutuhan normal manusia seperti, lapar, seks, haus, timbul ke suatu tingkat yang cukup tinggi dan menjadi suatu dorongan. • Pencarian informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut, jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhannya yang telah ditentukan dengan baik berada didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membelinya, jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka. Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber, Sumber informasi konsumen, antara lain:  Sumber pribadi (Keluarga, teman, tetangga, kenalan)  Sumber Komersial (tanaga penjual, pedagang, konsumen, kemasan, dan pameran)  Sumber public ( media massa, organisasi penilaian konsumen )  Sumber eksperimen ( penanganan, pengujian, pengguna produksi ) • Evaluasi elternatif Setelah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir. Pemasar perlu mengetahui tentang evaluasi elternative, bagaimana konsumen memproses informasi untuk samapai pada pilihan merek. Ada berbagai proses evaluasi keputusan. Pertama kita mengkonsumsikan bahwa setiap konsumen berupa untuk memnuhi kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu ayng dapat diperoleh dengan membeli sebuah produk atau jasa. Kedua, konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot pentingnya suatu cirri dan cirri yang menonjol dari produk. Ciri yang mencolok adalah ciri yang timbul dari perkiraan konsumen pada saat ia diminta untuk memikirkan mengenai ciri suatu produk. Ketiga, Konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan kepercayaan merek mengenai dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri. Himpunan kepercayaan konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri, fungsi utilitas menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternativ dari setiap ciri. Kelima, konsumen tiap pada sikap (pertimbangan, preferensi) kearah alternativ merek melalui prosedur evaluasi tertentu. Dari riset telah ditemukan bahwa konsumen menerapkan satu atau lebih dari beberapa prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen bersangkutan dan keputusan pembelian • Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen, biasanya akan membeli merek yang paling disukai. • Perilaku purna pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam perilaku purna pembelian. Yang menentukan puas atau tidak puas pembeli terhadap pembelian adalah hubungan antara harapan konsumen dengan persepsinya tentang performa atau kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk sesuai dengan harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas, jika kurang dari harapan, konsumen tidak puas. • Tindakan purna pembelian Memuaskan pelanggan itu sangat penting karena penjualan perusahaan berasal dua kelompok utama yakni pelanggan baru dan pelanggan ulang. Kenyatannya menunjukkan bahwa biaya untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Jadi mempertahankan pelanggan yang ada lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Kunci pokok untuk mempertahankan pelanggan yang ada ialah kepuasan pelanggan. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi suksesnya pemasaran. Dengan memahami bagaimana pembeli mengetahui adanya masalah, mencari informasi, mengevaluasi alternativ, mengambil keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian, pemasar dapat memperoleh banyak petunjuk bagaimana memnuhi kebutuhan pembeli. Dengan memahami berbagai pemeran serta dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama atas perilaku pembelian, pemasar dapat menyusun suatu program pemasaran yang efektif untuk mendukung penawaran yang menarik bagi pasar sasaran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi-defenisi a. Manajemen Menurut Stoner (Handoko. 1985 : 8) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. b. Pemasaran Kotler (2000;9) Mengemukakan bahwa pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. c. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (1997, hal 13) Manajemen Pemasaran merupakan Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. d. Green Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Rosady Ruslan (2008), green marketing adalah strategi pemasaran dan pengembangan merek yang peduli terhadap lingkungan hidup sekitar, dengan jangka yang panjang dan proses yang terus menerus. e. Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (2002), Perilaku Konsumen adalah Interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. f. Persepsi Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. g. Keputusan pembelian Menurut Kotler (1992: 219) Keputusan Pembelian merupakan salah satu tahap dari proses keputusan pembeli, secara aktual konsumen membeli produk. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Manfaat green marketing bagi konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Manfaat green marketing bagi konsumen adalah mengurangi dampak global warming serta konsumen tetap dapat mengkonsumsi barang atau jasa namun lingkungan sekitar tetap terjaga. Selain itu juga konsumen secara tidak sengaja turut menyelamatkan dunia, namun kebutuhannya tetap terpenuhi. Manfaat green marketing bagi produsen yaitu turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya. Memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta turut menjaga kesehatan manusia melalui produk-produknya yang high value and high virtue (bernilai tinggi dan memiliki kebajikan tinggi). 2.2.2 Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek studinya diarahkan pada permasaalahan Manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagi pendekatan. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan oleh konsumen. Menurut American Marketing Association mendefenisikan Perilaku Konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis afeksi & kognisi, dan perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka ………. (American Marketing Association) Studi tentang perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :  Merancang bauran Pemasaran  Menetapkan Segmentasi  Merumuskan posisioning dan pembedaan produk  Memformulasikan analisi lingkungan bisnisnya  Mengembangkan riset Pemasaran Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Dengan mengetahui perilaku Konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang perilaku Konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting, yaitu :  Orientasi/arah/cara pendatang konsumen ( A Consumer orientation)  Berbagi fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behavior )  Konsep/ teori yang memberi acuan pada proses berpikiran manusia dalam berkeputusan ( Theories to guide thinking process ) Ada dua group besar yang tertarik pada studi/analisi perilaku konsumen : 1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara mengembangkan pengetahuan ayng unik tentang aspek perilaku menusia. 2. Grup berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :  Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara dan universitas. Dengan drmikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan konsumen.  Organisasi pemerintahan dengan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Komisi Perdagangan Negara (federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-pbatan (Food and drug Administaration). Tujuan utama dari organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi pemasaran dengan konsumen.  Konsumen, individu Konsumen dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam barang dan jasa. 2.2.3 Persepsi Konsumen Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, Dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau menyebabkan keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengerian persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan di interprestasikan. Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan Menurut Webster (993) Persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Stimulasi / stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Proses Persepsi terdiri atas ; 1. Seleksi Perseptual Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang di miliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi dahulu stimulus harus dapat perhatian dari konsumen oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah.  Perhatian  Persepsi selektif Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepala konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menentang atau sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimulasi dengan cirri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tangagapan konsumen.. 2. Organisasi persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dak bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah pernyataan yang berarti bahwa berbagai stimulasi dipaparkan sebagai suatu yang diikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian terintrogasi terhadap stimulus. Prinsip-prinsip penting dalam intregasi yaitu : a) Penutupan (closure) Prinsip clouser paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen. Prinsip ini cocok untuk mengetes apakah konsumen masih ingat merek produk atau sudah lupa dengan merek produknya. b) Pengelompokkan Proses menyebutan angka nomor telepon secara terpisah-pisah disebut sebagai pengelompokkan konsumen (grouping) agar mudah diingat. Pengelompokkan informasi memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki. 3. Interprestasi Perseptual Proses akhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulasi yang diterima konsumen. Setiap stimulasi yang menarik dari konsumen baik didasari atau tidak disadari, akan di interprestasikan oleh konsumen dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama sehubungan dengan stimulasi yang diterimanya. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, didalam tahapan yang dilalui oleh pembeli untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya akan digunakan model sebagai berikut : Pencarian Pencarian Evaluasi Keputusan perilaku masalah informasi alternativf pembelian purna pembelian Model ini mengganggap bahwa konsumen melalui kelima tahap semuanya untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen melompati atau membalik sebagian dari tahap-taap ini. Tahapan dalam proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut : • Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaanyya yang actual dan keadaannya yang diinginkan. Salah satu dari kebutuhan normal manusia seperti, lapar, seks, haus, timbul ke suatu tingkat yang cukup tinggi dan menjadi suatu dorongan. • Pencarian informasi Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut, jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhannya yang telah ditentukan dengan baik berada didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membelinya, jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka. Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber, Sumber informasi konsumen, antara lain:  Sumber pribadi (Keluarga, teman, tetangga, kenalan)  Sumber Komersial (tanaga penjual, pedagang, konsumen, kemasan, dan pameran)  Sumber public ( media massa, organisasi penilaian konsumen )  Sumber eksperimen ( penanganan, pengujian, pengguna produksi ) • Evaluasi elternatif Setelah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir. Pemasar perlu mengetahui tentang evaluasi elternative, bagaimana konsumen memproses informasi untuk samapai pada pilihan merek. Ada berbagai proses evaluasi keputusan. Pertama kita mengkonsumsikan bahwa setiap konsumen berupa untuk memnuhi kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu ayng dapat diperoleh dengan membeli sebuah produk atau jasa. Kedua, konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot pentingnya suatu cirri dan cirri yang menonjol dari produk. Ciri yang mencolok adalah ciri yang timbul dari perkiraan konsumen pada saat ia diminta untuk memikirkan mengenai ciri suatu produk. Ketiga, Konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan kepercayaan merek mengenai dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri. Himpunan kepercayaan konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri, fungsi utilitas menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternativ dari setiap ciri. Kelima, konsumen tiap pada sikap (pertimbangan, preferensi) kearah alternativ merek melalui prosedur evaluasi tertentu. Dari riset telah ditemukan bahwa konsumen menerapkan satu atau lebih dari beberapa prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen bersangkutan dan keputusan pembelian • Keputusan pembelian Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen, biasanya akan membeli merek yang paling disukai. • Perilaku purna pembelian Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam perilaku purna pembelian. Yang menentukan puas atau tidak puas pembeli terhadap pembelian adalah hubungan antara harapan konsumen dengan persepsinya tentang performa atau kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk sesuai dengan harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas, jika kurang dari harapan, konsumen tidak puas. • Tindakan purna pembelian Memuaskan pelanggan itu sangat penting karena penjualan perusahaan berasal dua kelompok utama yakni pelanggan baru dan pelanggan ulang. Kenyatannya menunjukkan bahwa biaya untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Jadi mempertahankan pelanggan yang ada lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Kunci pokok untuk mempertahankan pelanggan yang ada ialah kepuasan pelanggan. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi suksesnya pemasaran. Dengan memahami bagaimana pembeli mengetahui adanya masalah, mencari informasi, mengevaluasi alternativ, mengambil keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian, pemasar dapat memperoleh banyak petunjuk bagaimana memnuhi kebutuhan pembeli. Dengan memahami berbagai pemeran serta dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama atas perilaku pembelian, pemasar dapat menyusun suatu program pemasaran yang efektif untuk mendukung penawaran yang menarik bagi pasar sasaran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi-defenisi a. Manajemen Menurut Stoner (Handoko. 1985 : 8) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. b. Pemasaran Kotler (2000;9) Mengemukakan bahwa pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. c. Manajemen Pemasaran Menurut Kotler (1997, hal 13) Manajemen Pemasaran merupakan Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. d. Green Marketing Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Rosady Ruslan (2008), green marketing adalah strategi pemasaran dan pengembangan merek yang peduli terhadap lingkungan hidup sekitar, dengan jangka yang panjang dan proses yang terus menerus. e. Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (2002), Perilaku Konsumen adalah Interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. f. Persepsi Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. g. Keputusan pembelian Menurut Kotler (1992: 219) Keputusan Pembelian merupakan salah satu tahap dari proses keputusan pembeli, secara aktual konsumen membeli produk. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Manfaat green marketing bagi konsumen Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya. Manfaat green marketing bagi konsumen adalah mengurangi dampak global warming serta konsumen tetap dapat mengkonsumsi barang atau jasa namun lingkungan sekitar tetap terjaga. Selain itu juga konsumen secara tidak sengaja turut menyelamatkan dunia, namun kebutuhannya tetap terpenuhi. Manfaat green marketing bagi produsen yaitu turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya. Memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta turut menjaga kesehatan manusia melalui produk-produknya yang high value and high virtue (bernilai tinggi dan memiliki kebajikan tinggi). 2.2.2 Perilaku Konsumen Istilah perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek studinya diarahkan pada permasaalahan Manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagi pendekatan. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan oleh konsumen. Menurut American Marketing Association mendefenisikan Perilaku Konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis afeksi & kognisi, dan perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka ………. (American Marketing Association) Studi tentang perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :  Merancang bauran Pemasaran  Menetapkan Segmentasi  Merumuskan posisioning dan pembedaan produk  Memformulasikan analisi lingkungan bisnisnya  Mengembangkan riset Pemasaran Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Dengan mengetahui perilaku Konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya. Studi tentang perilaku Konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting, yaitu :  Orientasi/arah/cara pendatang konsumen ( A Consumer orientation)  Berbagi fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behavior )  Konsep/ teori yang memberi acuan pada proses berpikiran manusia dalam berkeputusan ( Theories to guide thinking process ) Ada dua group besar yang tertarik pada studi/analisi perilaku konsumen : 1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara mengembangkan pengetahuan ayng unik tentang aspek perilaku menusia. 2. Grup berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :  Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara dan universitas. Dengan drmikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan konsumen.  Organisasi pemerintahan dengan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Komisi Perdagangan Negara (federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-pbatan (Food and drug Administaration). Tujuan utama dari organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi pemasaran dengan konsumen.  Konsumen, individu Konsumen dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam barang dan jasa. 2.2.3 Persepsi Konsumen Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, Dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau menyebabkan keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengerian persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan di interprestasikan. Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan Menurut Webster (993) Persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Stimulasi / stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Proses Persepsi terdiri atas ; 1. Seleksi Perseptual Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang di miliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi dahulu stimulus harus dapat perhatian dari konsumen oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah.  Perhatian  Persepsi selektif Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepala konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menentang atau sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimulasi dengan cirri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tangagapan konsumen.. 2. Organisasi persepsi Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informas

    Komentar oleh DIDIK NURYANTO | Desember 24, 2010 | Balas

  46. NAMA : ELKA MAULANA BUBAT
    NIM : C1B008006
    JURUSAN : MANAJEMEN A
    METODOLOGI PENELITIAN

    PAGI PAK JO
    SAYA NGIRIM TUGAS PROPOSAL SAYA MOHON BANTUAN NYA,MAKASI

    STRATEGI PEMASARAN TERHADAP FASHION BAJU DI KOTA JAMBI

    DOSEN :
    Dr.Ade Octavia.SE,MM

    OLEH :
    ELKA MAULANA BUBAT
    NIM. C1B008006

    FAKULTAS EKONOMI
    MANAJEMEN PEMASARAN
    UNIVERSITAS JAMBI
    2008

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang,dewasa ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Arah pembangunan Nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan pancasila.
    Secara garis besar sasaran itu adalah menyebarkan ekonomi nasional dan meratakan pembangunan diseluruh wilayah tanah air,dengan melakukan pembangunan di berbagai bidang atau sektor,satu diantaranya ialah sektor industri. Oleh karena itu pembangunan di sektor industri akan makin ditingkatkan dan pertumbuhannya lebih dipercepat dalam rangka terciptanya struktur ekonomi yang seimbang.
    Adapun pengertian industrian ini mencakup industri yang berskala besar dan industri berskala kecil yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Oleh karena itu masalah pembangunan sektor industri tidak saja menyangkut pengembangan industri besar tetapi termasuk pula industri kecil dan industri kecil ini merupakan kelompok industri yang paling banyak disbanding dengan industri golongan menengah dan besar.
    Perkembangan industri di propinsi jambi selama kurun waktu 2009-2010 mengalamin peningkatan yang baik dari unit usahanya,tenaga kerja,investasi maupun tingkat produksinya.
    Oleh karena itu khusus untuk industri kecil pemerintah mempunyai program dalam pengembangannya. Agar industri dapat tumbuh dan berkembang perlu ditingkatkan kegiatan-kegiatan peningkatan produksi,perbaikan mutu,perluasan pemasaran hasil produksi dan meningkatkan kerja sama antara sesama pengusaha melalui koperasi.
    Salah satu dari kelompok industri kecil itu adalah industri fashion baju,dimana industri ini menunjukkan secara terus menerus.
    1.2. Perumusan Masalah
    Untuk mengetahui hal tersebut,maka diperlukan penelitian untuk mengetahui strategi apa yang telah dilakukan oleh perusahaan guna mendukung keberhasilan kegiatn pemasaran.
    Berdasarkan hal tersebut di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan ini adalah :
    “Bagaimana Strategi Pemasaran terhadap fashion Baju Pada Toko Shinta Dikota Jambi”.
    1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Tujuan dari penelitian adalah :
    1. Untuk melihat gambaran strategi pemasaran terhadap fashion baju yang dilaksanakan oleh toko shinta jambi.
    2. Untuk menganalisis pelaksanaan strategi pemasaran hususnya pada strategi di toko shinta jambi.
    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
    1. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi toko shinta jambi dalam strategi pemasaran fashion.
    2. Hasil penelitian ini dijadikan bahan referensi dan acuan bagi perusahaan-perusahaan sejenis lainnya masalah strategi pemasaran untuk masa yang akan datang.
    1.4.Ruang Lingkup Penelitian
    Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup dengan membahas bidang strategi pemasaran.

    BAB 11
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1. Definisi-definisi
    a. Manajemen
    Menurut T. Hani Handoko (1994, hal. 8) manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi yang di tetapkan.
    b. Pasar
    Istilah pasar mengandung pengertian yang beraneka-ragam (Stanton,1991,p. 49) dalam bukunya fandy T (1995, hal 54). Ada yang mendefinisikannya sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, barang atau jasa yang ditawarkan untuk dijual,dan terjadinya perpindahan kepemilikan. Selain itu ada pula definisi yang menyatakan bahwa pasar adalah permintaan yang dibuat oleh sekelompok pembeli potensial terhadap suatu barang atau jasa.
    c. Pemasaran
    Menurut Fndy Tjiptono (1993, hal 13) pemasaran adalah proses social dan managerial dimana masing-masing individu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,penawaran dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihak lain.
    d. Strategi
    Berdasarkan perspektif yang pertama,strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengemplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa manajer memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi.

    e. Strategi Pemasaran
    Menurut Philip Kotler (1992, hal. 93) adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu, diharapkan untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya, strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasukan dari perusahaan, bauran pemasaran, dana alokasi pemasaran.
    d. Manajemen Pemasaran
    Menurut H.Surachman Sumawijaya, dkk (1983, hal 6) manajemen pemasaran adalah suatu analisis, perencanaan dan pelaksanaan serta control program-program yang telah dirancang dalam hubungannya dengan pertukaran-pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama.
    e. Marketing Mix
    Menurut Basu Swasta dan Irawan (1990, hal 162) marketing mix adalah kombinasi empat variable atau kegiatan yang merupakan inti dari sistim pemasaran perusahaan yakni produk, harga, kegiatan promosi dan sistim distribusi.
    f. Produk
    Menurut Basu Swasta dan Irawan (1990, hal. 165) produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat di raba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan.
    g. Harga
    Menurut Basu Swasta dan Irawan (1990, hal. 241) harag adalah jumblah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelyanannya.
    H. Promosi
    Menurut Basu Swasta dan Irawan (1984, hal. 237) promosi adalah arus informasi atau kombinasi satu arah yang dibuat untuk mempengaruhi seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran.
    k. Saluran Distribusi
    Menurut The American Marketing dalam Basu Swasta dan Irawan (1990, hal. 285) saluran distribusi adalah suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer, melalui mana sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan.
    a. Kerangka Teoritis
    2.1.1 Konsep Kepuasan Pelanggan
    Dewasa ini perhatian kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini. Pihak yang paling banyak berhubungan langsung dengan kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah pemasar, konsumen, konsumeris, dan peneliti perilaku konsumen.
    2.1.2 Konsep Pemasaran
    Penetapan kebutuhan manusia merupakan titik awal dari perencanaan pemasaran. Tujuan sangat penting dan harus ditetapkan sebelum mengambil suatu kebijaksanaan. Tanpa adanya kebijaksanaan,perusahaan tidak dapat beroperasi dengan baik karena tidak memiliki pedoman yang jelas dalam mengambil keputusan manajemen. Dalam masyarakat terdapat berapa macam kelompok yang ingin memenuhi kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka akan terjadilah hubungan timbale balik antara penjual dan konsumen. Hubungan antara kedua pihak tersebut dinamakan dengan pemasaran.
    2.1.3 Konsep Strategi Pemasaran
    Setiap fungsi manajemen memberikan kontribusi tertentu pada saat penyusunan strategi pada level yang berbeda. Dalam peranan strateginya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara peruashaan dengan lingkungannya dalam rangka mencarai pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa yang datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atau dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi untuk melayani pasar sasaran.
    2.1.4 Konsep Bauran Pemasaran
    Keberhasilan dari suatu perusahaan dalam memasarkan produknya sangat tergantung pada pasar itu sendiri,oleh sebab itu perusahaan tidak dapat mengabaikan pasar yang akan ditujunya. Tanap dukungan pasar yang secara alami, pereusahaan yang menghaslikan barang atau jasa akan mengalami hambatan bahkan kefatalan bagi perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa akan mengalami hambatan bahkan kefatalan bagi perusahaan itu sendiri. Untuk mendapat dukungan dari pasar maka perusahaan harus melibatkan manajemen pemasaran, dengan melibatkan manajemen pemasaran akan tercipta suatu pola kegiatan yang terencana dan sistematis kearah tercapainya tujuan dan sasaran yang diharapkan tanpa mengabaikan kondisi pasar dan perusahaan.
    Pada dasarnya dalam suatu strategi pemasaran terdapat strategi bauran pemasaran yang mencakup strategi produk, strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.yaitu:
    1. produk
    yaitu bagaimana karakteristik dan cirri-ciri suatu produk ditetapkan, ada beberapa istilah yang berhubungan dengan kebijaksanaan produk seperti: perencanaan produk, pengembangan produk dan perdagangan.
    Perencanaan dan pengembangan produk ini meliputi masalah-masalah dan keputusan-keputusan sebagai berikut:
    • barang apa yang akan dibuat? Apakah perusahaan akan menambah atau mengurangi jenis barang yang dijual?
    • Bagaimana kemasan, merk dan label yang akan dipakai pada masing-masing barang?
    • Bagaimana barang itu akan dibuat dalam hal ukurannya, warnanya, bahan yang dipakai serta corak dan disainnya?
    Setiap produk berkaitan secara hirarkis produk-produk tertentu lainnya. Hirarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan item tertentu yang memuaskan kebutuhan tersebut.
    Hirarki produk terdiri atas tujuh tingkatan (kotler, 1994, p. 434), yaitu :
    a) Need family,yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family.
    b) Product family, yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai.
    c) Kelas produk (product class), yaitu sekumpulan produk didalam product family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu.
    d) Lini produk (product line), yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Hubungan yang erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut, yaitu :
    – Fingsinya sama,
    – Dijual kepada kelompok konsumen yang sama,
    – Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama,
    – Harganya berada dalam skala yang sama,
    e) Tipe produk (product type),yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk.
    f) Merek (brand), yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengindentifikasikan sumber atau karakter item tersebut.
    g) Item, yaitu suatu unit khusus dalam suatu merk atau lini produk yang dapat dibedakan berdasarkan ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya.

    2. Harga
    Yaitu bagaimana kebijaksanaan harga diputuskan, harag sebagai salah satu faktor yang penting dalam penjualan yang sangat peka sekali dalam kehadirannya . Penetapan harga jual produksi ini sangat vital sekali dalam memasarkan produk.
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penjualan hasil produksi mempunyai keterkaitan erat dengan harga jual. Dengan kata lain tingkat harga akan mempengaruhi tingkat penjualan produk yang bersangkutan.
    3. Promosi
    Yakni bagaimana cara koordinasi promosi dipergunakan. Pemilhin dari pada pelaksanaan kegiatan promosi tergantung jenis produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Untuk barang konsumsi biasanya dengan cara periklanan sedangkan untuk barang industri dilaksanakan dengan cara personal selling (door ti door) dan publisitas, namun demikian tidak tertutup kemungkinan dilakukan dengan cara lainnya seperti:
    – Periklanan
    Tujuan periklanan secara umum adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan, adapun media-media yang sering digunakan dalam periklanan antara lain radio, telivisi, film, surat kabar, majalah, surat pos, papan nama dan sebagainya
    – Personal selling
    Merupakan komunikasi yang secara individual dalam suatu pembicaraan langsung yang bertujuan untuk menciptakan penjualan. Dalam operasi ini personal selling lebih fleksibel disbanding dengan bauran promosi lainnya, ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjual tersebut secara langsung mengetahui keinginan, motif, prilaku konsumen dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen dan mereka langsung dapat mengadakan penyesuaian seperlunya.

    – Personal penjualan
    Merupakan kegiatan promosi selain periklanan, personal selling dan publisitas. Menurut Philip kotler (1998, hal. 297) promosi penjualan ini mempunyai tujuan yaitu bagi konsumen adalah untuk mendorong konsumen anatara lain agar lebih banyak menggunakan produk, untuk membeli produk dalam unit lebih besar.
    Menurut basu swasta (1984, hal. 240) ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan promosi :
    a. Dana yang digunakan untuk promosi
    perusahaan memiliki dana lebih besar, kegiatan promosi akan lebih efektif bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai dana terbatas. Dari beberapa variable promotional mix yang ada, pada umumnya personal selling merupakan kegiatan yang memerlukan dana paling besar dibandingkan dengan yang lainnya.
    b. Sifat dasar
    Dalam hal ini pasar yang akan dimasuki dalam rangka promosi dilakukan dengan cara dengan cara personal selling dan konsentrasi pasar sebaiknya perusahaan tidak saja mengkonsentrasikan kepada satu kelompok pembeli saja.
    c. Jenis produk
    Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi (barang konvenien, shopping atau special) atau barang industri (instalasi, operating, supping dan lain-lain).
    4. Distribusi
    Yakni bagaimana cara pendistribusian produk yang dilaksanakan. Dalam suatu perusahaan seorang pemimpin harus memperhatikan beberapa aspek yang penting,salah satunya adalah distribusi, karena kegiatan distribusi yang kurang baik akan mempengaruhi kelancaran arus barang yang dipasarkan.

    Elka, judul ini terlalu luas. Fashion dapat dibagi dulu ke dalam berbagai tipe, sementara konsumen dapat dikelompokkan. Salah satu dari interaksi kedua hal ini baru diambil jadi topik. Ditunggu perbaikannya.

    Komentar oleh ELKA MAULANA BUBAT | Desember 24, 2010 | Balas

  47. NAMA : DIDIK NURYATO
    NIM : C1B007023
    TUGAS MEP PEMASARAN
    SALAM HANGAT DAN SEJAHTERA BUAT PAK JO, TIDAK LUPA SAYA UCAPKAN SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU 2011.

    Didik, Green Marketing konsep yang lama, tapi implementasinya baru. Apa yang anda usulkan bagus. Carilah bahan bacaan yang berkaitan dg green marketing.

    Didik, topik dan judulmu ok, tapi pendekatan green marketingmu perlu diperbaiki.

    PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PENERAPAN GREEN MARKETING PADA REAL ESTATE PT. NIAGA
    GUNA KENCANA DI KOTA JAMBI

    PROPOSAL SKRIPSI

    OLEH
    DIDIK NURYANTO
    C1B007023

    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2010

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan berkah, rahmat, karunia,serta hidayahnyalah penulis dapat menyusun proposal skipsi yang berjudul “ Persepsi Konsumen Terhadap Penerapan Green Marketing Pada Real Estate Niaga Guna Kencana di kota Jambi”.
    Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar penulis dapat menyusunnya kembali lebih baik dari yang sebelumnya.

    Jambi, Novenber 2010

    Penulis

    BAB I
    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang
    Sejak digencarkannya hari bumi atau disebut dengan “Earth day” yang inisiatifnya diluncurkan sejak 1970 dan diperingati setiap tanggal 12 April, dengan maksud agar penduduk diplanet ini merasa lebih baik dan nyaman untuk berkehidupan dimuka bumi ini.
    Termasuk Negara maju dan adi kuasa seperti Amerika Serikat (USA), dimulai pada tahun 1990 menjadi gerakan bersama “Earth Decade” ( peringatan dasawasa hari bumi) yang ditandai menjadi suatu gebrakan kekuatan dunia baru yang perduli lingkungan dalam skala besar untuk mendidik masyarakat, pengusaha, kegiatan operasional industri dan perusahaan-perusahaan di USA termasuk seluruh komunitas yang mendukung gerakan masyarakat baru terhadap kepedulian lingkungan dan sebagai upaya mengantisipasi ancaman terjadinya polusi udara atau pencemaran terhadap lingkungan hidup, sekaligus untuk mengurangi dampak pemanasan global (global warming). Gerakan kepedulian tersebut oleh Kotler dan Amstrong (1994:676) disebut dengan istilah kampanye the new environ mentalism and green marketing.
    Selanjutnya, pada januari 1991 di New York menyelanggarakan suatu pertemuan puncak pemasaran hijau atau “ Green Marketing” yang diikuti peserta gabungan dari kalangan eksekutif perusahaan-perusahaan komersial dan non komersial, media massa, agency periklanan, serta LSM (Non Government Organization) lain sebagainya yang bertujuan membicarakan dan merumuskan sistem pemasaran lingkungan ( Marketing of Enviromentalism) masa mendatang yang lebih diamplikasikan ke aktivitas pemasaran hijau (Green Marketing) mengenai keedulian terhadap dampak lingkungan kehidupan sekitarnya.
    Klaim-klaim mengenai produk-produk ramah lingkungan yang dipasarkan tersebut tidak lagi terbatas pada komposisi atau karakteristik apa yang dihasilkan tetapi juga memperhatikan bagaimana proses mekanis dan teknis produksinya. Melalui proses dan tekais produksi barang yang dihasilkan tersebut kini diwajibkan lebih peduli terhadap lingkungan, efesien, menggunakan energi lebih sedikit dan hingga bahan pendukungnya dipakai akan meminimalisasikan limbahnya dan bagaimana industri dapat di dorong upaya penggunaan proses teknologi yang ramah lingkungan.
    Secara strategis bahwa penerapan pemasaran hijau atau “ Green Marketing” tersebut mampu menarik simpati masyarakat secara luas, dan keringanan izin operasional yang mukin dapat dipertimbangkan oleh pihak pemerintah, karena pemerinta sekarang berupanya meminimalisir dampak global worming. Oleh sebab itu pemerintah kini lebih gencar mengampanyekan konsep dan pelaksanaan kebijakan dan peraturan CSR (tanggung jawab sosial perusahaaan).
    Green marketing merupakan dinamika pesan dan termasuk perubahan drientasi perilaku konsumen yang lebih peduli lingkungan ( Green Consumer) yang mendorong pihak pemasaran (Marketer) dengan cara-cara terbaru memasarkan produk melalui pendekatan tanggung jawab dan ramah lingkungan.
    Progran green marketing atau go green, yang kini sedang trendi dan menjadi tren setter menjadi suatu gerakan baru atau kegiatan pihak produsen dan perusahaan-perusahaan yang berkomitmen untuk mengembangkan pemasaran peduli lingkungan (Green Marketing) terhadap tanggung jawab lingkungan produk yang pendekatannya ramah lingkungan (GoGreen), yang secara prinsip pihak perusahaan turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran, atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya (Coporate Eniveronmental) yang mengedepankan dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, dan bahan-bahan yang aman terhadap kesehatan manusia yaitu melalui pendekatan bermanfaat bersama, high value and high virtue ( bernilai tinggi dan memiliki kebijakan yang tinggi). Perusahaan-perusahaan melakukan itu bukan untuk suatu kompetisi melainkan demi lingkungan (Rosady Ruslan : 2010).
    Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus memenuhi tiga aspek yang disebut sebagai kebutuhan primer, 3 aspek pokok tersebut adalah:
     Sandang
     Pangan dan
     Papan
    Aspek yang ketiga ini adalah papan yang artinya adalah tempat tinggal, tempat tinggal atau rumah merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap kebutuhan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Rumah pada zaman dahulu sangatlah bersifat sederhana yang hanya terbuat dari kayu alam yang bersifat non parmenent, seiring perkembangan zaman, rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal saja namun banyak aktivitas-aktivitas yang dilakukan didalam rumah ataupun gedung.
    Perusahaan-perusahaan real estate dan developer sekarang sedang gencar-gencarnya melakukan pemasaran rumah dikawasan-kawasan yang berkembang pesat, tidak hanya dikota-kota metropolis seperti Jakarta yang banyak didominasi oleh real istate Agung Gedayu Group tapi dikota yang sedang berkembang seperti kota Jambi sudah mulai dijamah oleh perusahaan-perusahaan real estate dan bahkan hampir dari 70% wilayah yang ada dikota Jambi berasal dari pemukiman real estate, yang cukup menjanjikan profitnya ini.
    Beberapa tahun belakangan ini belahan bumi kita sering dilanda bencana tak luput dari Negara Indonesia dan provinsi kita Jambi yamg disebabkan oleh ulah tangan manusia yang menyebabkan global warming, wilayah Jambi yang sebelumnya banyak memiliki “green zona” atau daerah hijau karena hutannya, sekarang telah disulap menjadi pemukiman, perusahaan, penambangan dan lain-lain sehingga menyumbang pemanasan global bagi dunia.
    Salah satu perusahaan real estate dikota Jambi yaitu adalah PT.NIAGA GUNA KENCANA (PT.NGK) yang mendominasi perusahaan-perusahaan di kota Jambi. Dalam pemasarannya NGK menerapkan sistem green marketing dengan slogannya “Go Green”. Demi upanya mengurangi global warming tanpa mengesampingkan kualitas produknya.
    Walaupun dalam prakteknya perusahaan real estate ini telah mengubah fungsi lahan demi memperoleh laba, namun perusahaan tersebut tetap memperhatikan konsep produknya dan lingkungan sekitar. Dengan keadaan bumi yang semakin lama semakin memprihatinkan ini kita harus menekan dan mencegah terjadinya global warming,tapi di satu sisi setiap manusia mempunyai kebutuhan pokok yang harus dipenuhi walaupun dengan tanpa sengaja merusak lingkungan sekitar demi kelangsungan hidupnya dibumi ini.
    Kebutuhan akan perumahan yang semakin tahun semakin meningkat searah dengan peningkatan jumlah penduduk membuat PT. NIAGA GUNA KENCANA, menerapkan sistem pemasaran secara green marketing. Beranjak dari latar belakang diatas maka supanya perusahaan mengetahui apakah konsep pemasaran yaitu green marketing maupun menarik dan memuaskan konsumen sebagai acuan dasar perusahaan harus mengetahui persepsi konsumen, karena persepsi merupakan pondasi utama bagi perkembangan atau kemunduran suatu perusahaan.
    Dengan penjelasan seperti diatas maka penulis melakukan sebuah survey dan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “ Persepsi Konsumen Terhadap Penerapan Green Marketing Pada Real Estate Niaga Guna Kencana di Kota Jambi”.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian
    Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah untuk memperoleh profit serta mempertahankan konsumennya supaya tidak pindah keperusahaan lain, oleh karena itu perusahaan harus berinovasi terhadap produknya dan melakukan cara-cara pemasaran yang bersahabat dengan lingkungan sekitar, serta perusahaan harus mengetahui bagaimana persepsi konsumen mengenai produk yang mereka berikan kepada pelanggan. Penilaian pelanggan akan sangat bervariasi dan tidak terukur, oleh karena itu konsumen sangat berperan penting pengaksa produk yang dihasilkan perusahaan. Dalam upaya meningkatkan penjualan perusahaan selalu bersifat statis dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung baik sosial maupun alam, karena apabila perusahaan tidak memperhatikan faktor tersebut akan berdampak pada kegagalan perusahaan.
    PT.NIAGA GUNA KENCANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan developer yang cukup terkemuka dikota jambi dan sekitarnya karena konsep-konsep rumahnya yang modern, minimalis, berkelas serta harga yang cukup bersaing, dengan tipe-tipe yang tersedia cukup bervariasi dan terbesar di beberapa kawasan, serta teridentivikasi dengan nama-nama club sepak bola yang diakhiri dengan kata Residence. Fasilitas-fasilitas perumahan tersebut diantaranya jalan aspal, taman yang luas, wilayah hijau yang menyejukkan, kolam renang, keamanan dan yang paling penting berdiri diatas wilayah hijau yang membuat konsumen tertarik karena kebanyakan perumahan yang ada yang bersifat gersang serta banyak menimbulkan efek global warming, jika banyak dibandingkan dengan kepetitornya.
    Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsumen diera kini lebih mementingkan konsep yang benar-benar bersifat natural dan menyehatkan, apabila dikota-kota besar yang penuh akan polusi sehingga kesehatan dan lingkungan yang bebas polusi, pencemaran dan lain-lain, menjadi harga yang sangat mahal demi ikut melestarikan bumi ini, manun tetap dapat mengkonsumsi produk tersebut. Bertolak dari uraian diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaiman persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di kota Jambi”?

    1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
    13.1. Tujuan
    1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di Kota Jambi.
    2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi.
    13.2. Manfaat
    1. Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi.
    2. Masukkan atau panduan bagi khalayak ramai terhadap faktor yang paling berperan dalam persepsi konsumen terhadap penerapan Green Marketing pada real estate NGK di kota Jambi.
    3. Memberi sumbangan pada khasanah ilmu ekonomi, terutama sebagai bahan bacaan dalam bentuk sumbangan historis.

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian
    Supaya penelitian lebih terarah sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan demi tujuan yang hendak dicapai, maka penulis merasa sangat perlu untuk menetapkan batas-batas permasalahan dalam penelitian ini.
    Adapun ruang lingkup ini berkenaan dengan cara-cara perusahaan memasarkan barang yang mampu membuat nilai lebih yang berperan dalam persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di Kota Jambi, yang terdiri dari sistem pemasaran yang bersifat lingkungan (Marketing of environmentalism), tipe atau cluster tertentu yang ada di NGK. Dampak dari global warming, pendekatan pemasaran yang ramah lingkungan (go green), dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta green input-green process-green-output yang mana peneliti ingin membahas tentang persepsi konsumen terhadap penerapan green marketing pada real estate NGK di kota Jambi.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Defenisi-defenisi
    a. Manajemen
    Menurut Stoner (Handoko. 1985 : 8) mendefenisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    b. Pemasaran
    Kotler (2000;9) Mengemukakan bahwa pemasaran adalah : Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

    c. Manajemen Pemasaran
    Menurut Kotler (1997, hal 13) Manajemen Pemasaran merupakan Proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

    d. Green Marketing
    Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya.
    Rosady Ruslan (2008), green marketing adalah strategi pemasaran dan pengembangan merek yang peduli terhadap lingkungan hidup sekitar, dengan jangka yang panjang dan proses yang terus menerus.

    e. Perilaku Konsumen
    Menurut American Marketing Association (2002), Perilaku Konsumen adalah Interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.

    f. Persepsi
    Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

    g. Keputusan pembelian
    Menurut Kotler (1992: 219) Keputusan Pembelian merupakan salah satu tahap dari proses keputusan pembeli, secara aktual konsumen membeli produk.

    2.2 Landasan Teori
    2.2.1 Manfaat green marketing bagi konsumen
    Menurut Kotler dan Amstrong (1994 : 676), Green marketing adalah strategi pemasaran produk oleh produsen bagi kebutuhan konsumen yang peduli lingkungan kehidupan sekitarnya.
    Manfaat green marketing bagi konsumen adalah mengurangi dampak global warming serta konsumen tetap dapat mengkonsumsi barang atau jasa namun lingkungan sekitar tetap terjaga. Selain itu juga konsumen secara tidak sengaja turut menyelamatkan dunia, namun kebutuhannya tetap terpenuhi.
    Manfaat green marketing bagi produsen yaitu turut serta berpartisipasi secara aktif melakukan tindakan pencegahan kerusakan, pencemaran atau terjadinya polusi terhadap lingkungan hidup melalui sistem tanggung jawab lingkungan perusahaan atau produknya. Memperkenalkan teknologi yang ramah lingkungan serta turut menjaga kesehatan manusia melalui produk-produknya yang high value and high virtue (bernilai tinggi dan memiliki kebajikan tinggi).

    2.2.2 Perilaku Konsumen

    Istilah perilaku konsumen erat hubungannya dengan objek studinya diarahkan pada permasaalahan Manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus-menerus dikembangkan dengan berbagi pendekatan. Perilaku Konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
    Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan oleh konsumen.

    Menurut American Marketing Association mendefenisikan Perilaku Konsumen sebagai berikut :
    Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis afeksi & kognisi, dan perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka ………. (American Marketing Association)
    Studi tentang perilaku Konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk :
     Merancang bauran Pemasaran
     Menetapkan Segmentasi
     Merumuskan posisioning dan pembedaan produk
     Memformulasikan analisi lingkungan bisnisnya
     Mengembangkan riset Pemasaran

    Selain itu, analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Dengan mengetahui perilaku Konsumen dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan kemampuan seorang pemasar dalam menjalankan tugasnya.

    Studi tentang perilaku Konsumen ini akan menghasilkan 3 (tiga) informasi penting, yaitu :
     Orientasi/arah/cara pendatang konsumen ( A Consumer orientation)
     Berbagi fakta tentang perilaku berbelanja ( facts about buying behavior )
     Konsep/ teori yang memberi acuan pada proses berpikiran manusia dalam berkeputusan ( Theories to guide thinking process )
    Ada dua group besar yang tertarik pada studi/analisi perilaku konsumen :
    1. Grup riset dasar, terutama terdiri dari periset akademik yang tertarik mempelajari perilaku konsumen sebagai suatu cara mengembangkan pengetahuan ayng unik tentang aspek perilaku menusia.
    2. Grup berorientasi-aksi, dipecah menjadi tiga :
     Organisasi pemasaran, yang mencakup bukan hanya apa yang biasanya dipikirkan sebagai organisasi bisnis, tapi juga organisasi lain seperti rumah sakit, museum, kantor pengacara dan universitas. Dengan drmikian, organisasi pemasaran memasukkan semua grup yang melakukan penawaran pada pasar dan yang ingin melakukan pertukaran dengan konsumen.
     Organisasi pemerintahan dengan politik, yang termasuk di dalamnya adalah Komisi Perdagangan Negara (federal Trade Commission) dan Badan Pengawas Makanan dan Obat-pbatan (Food and drug Administaration). Tujuan utama dari organisasi ini adalah memantau dan mengatur pertukaran antara organisasi pemasaran dengan konsumen.
     Konsumen, individu Konsumen dan pembeli berbentuk organisasi yang menukarkan sumber daya untuk berbagai macam barang dan jasa.

    2.2.3 Persepsi Konsumen
    Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, Dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau menyebabkan keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefenisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimulasi dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. Pengerian persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan di interprestasikan.
    Menurut William J. Stanton, persepsi dapat didefenisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimulasi (rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui lima indera. Sedangkan Menurut Webster (993) Persepsi adalah proses bagaimana stimulasi-stimulasi itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Stimulasi / stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu.

    Proses Persepsi terdiri atas ;
    1. Seleksi Perseptual
    Seleksi perceptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang di miliki. Psychological set yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen sebelum seleksi persepsi terjadi dahulu stimulus harus dapat perhatian dari konsumen oleh karena itu, dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah.

     Perhatian
     Persepsi selektif
    Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention.
    Selain konsumen melakukan perhatian secara sengaja, konsumen juga melakukan perhatian secara tidak sengaja (involuntary attention). Involuntary attention terjadi ketika kepala konsumen dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menentang atau sesuatu yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimulasi dengan cirri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tangagapan konsumen..

    2. Organisasi persepsi
    Organisasi persepsi berarti bahwa konsumen mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dak bertindak atas pemahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah pernyataan yang berarti bahwa berbagai stimulasi dipaparkan sebagai suatu yang diikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian terintrogasi terhadap stimulus.

    Prinsip-prinsip penting dalam intregasi yaitu :
    a) Penutupan (closure)
    Prinsip clouser paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh para konsumen. Prinsip ini cocok untuk mengetes apakah konsumen masih ingat merek produk atau sudah lupa dengan merek produknya.
    b) Pengelompokkan
    Proses menyebutan angka nomor telepon secara terpisah-pisah disebut sebagai pengelompokkan konsumen (grouping) agar mudah diingat. Pengelompokkan informasi memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut-atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki.

    3. Interprestasi Perseptual
    Proses akhir dari persepsi adalah memberikan interprestasi atas stimulasi yang diterima konsumen. Setiap stimulasi yang menarik dari konsumen baik didasari atau tidak disadari, akan di interprestasikan oleh konsumen dalam proses interprestasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama sehubungan dengan stimulasi yang diterimanya.

    Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, didalam tahapan yang dilalui oleh pembeli untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya akan digunakan model sebagai berikut :

    Pencarian Pencarian Evaluasi Keputusan perilaku

    masalah informasi alternativf pembelian purna

    pembelian

    Model ini mengganggap bahwa konsumen melalui kelima tahap semuanya untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen melompati atau membalik sebagian dari tahap-taap ini. Tahapan dalam proses keputusan pembelian tersebut adalah sebagai berikut :

    • Pengenalan masalah
    Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah. Pembeli merasakan adanya atau kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaanyya yang actual dan keadaannya yang diinginkan. Salah satu dari kebutuhan normal manusia seperti, lapar, seks, haus, timbul ke suatu tingkat yang cukup tinggi dan menjadi suatu dorongan.
    • Pencarian informasi
    Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin atau mungkin juga tidak mencari informasi lebih lanjut, jika dorongan konsumen itu kuat dan objek pemuas kebutuhannya yang telah ditentukan dengan baik berada didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan membelinya, jika tidak, maka kebutuhan konsumen ini hanya menjadi ingatan belaka.

    Konsumen dapat memperoleh informasi dari banyak sumber, Sumber informasi konsumen, antara lain:
     Sumber pribadi (Keluarga, teman, tetangga, kenalan)
     Sumber Komersial (tanaga penjual, pedagang, konsumen, kemasan, dan pameran)
     Sumber public ( media massa, organisasi penilaian konsumen )
     Sumber eksperimen ( penanganan, pengujian, pengguna produksi )

    • Evaluasi elternatif
    Setelah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan informasi untuk tiba pada suatu pilihan merek akhir. Pemasar perlu mengetahui tentang evaluasi elternative, bagaimana konsumen memproses informasi untuk samapai pada pilihan merek. Ada berbagai proses evaluasi keputusan. Pertama kita mengkonsumsikan bahwa setiap konsumen berupa untuk memnuhi kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu ayng dapat diperoleh dengan membeli sebuah produk atau jasa. Kedua, konsumen mungkin berbeda dalam memberikan bobot pentingnya suatu cirri dan cirri yang menonjol dari produk. Ciri yang mencolok adalah ciri yang timbul dari perkiraan konsumen pada saat ia diminta untuk memikirkan mengenai ciri suatu produk. Ketiga, Konsumen mungkin mengembangkan satu himpunan kepercayaan merek mengenai dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri. Himpunan kepercayaan konsumen dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiap ciri, fungsi utilitas menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternativ dari setiap ciri. Kelima, konsumen tiap pada sikap (pertimbangan, preferensi) kearah alternativ merek melalui prosedur evaluasi tertentu. Dari riset telah ditemukan bahwa konsumen menerapkan satu atau lebih dari beberapa prosedur evaluasi, tergantung pada
    konsumen bersangkutan dan keputusan pembelian
    • Keputusan pembelian
    Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun peringkat merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Konsumen, biasanya akan membeli merek yang paling disukai.
    • Perilaku purna pembelian
    Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam perilaku purna pembelian. Yang menentukan puas atau tidak puas pembeli terhadap pembelian adalah hubungan antara harapan konsumen dengan persepsinya tentang performa atau kinerja yang dirasakan dari produk. Jika produk sesuai dengan harapan, konsumen puas, jika melebihi harapan, konsumen sangat puas, jika kurang dari harapan, konsumen tidak puas.
    • Tindakan purna pembelian
    Memuaskan pelanggan itu sangat penting karena penjualan perusahaan berasal dua kelompok utama yakni pelanggan baru dan pelanggan ulang. Kenyatannya menunjukkan bahwa biaya untuk menarik pelanggan baru lebih tinggi dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Jadi mempertahankan pelanggan yang ada lebih penting dari pada menarik pelanggan baru. Kunci pokok untuk mempertahankan pelanggan yang ada ialah kepuasan pelanggan. Memahami kebutuhan konsumen dan proses pembelian adalah dasar bagi suksesnya pemasaran. Dengan memahami bagaimana pembeli mengetahui adanya masalah, mencari informasi, mengevaluasi alternativ, mengambil keputusan pembelian, dan perilaku purna pembelian, pemasar dapat memperoleh banyak petunjuk bagaimana memnuhi kebutuhan pembeli. Dengan memahami berbagai pemeran serta dalam proses pembelian dan pengaruh-pengaruh utama atas perilaku pembelian, pemasar dapat menyusun suatu program pemasaran yang efektif untuk mendukung penawaran yang menarik bagi pasar sasaran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kotlerphilip(2005), Manajemen pemasaran,edisi millennium 1,penerbit prentice hall. Jakarta

    Kotler Philip(2002),Manajemen pemasaran,edisi millennium 2,penerbit prenthalndo. Jakarta

    Amstrong,dan Kotler(1994),The new environmentalism and green marketing,anonym. New york

    Ruslan,Rosady(2008),Green marketing concept,anonym. Jakarta

    Engel,James At All(1994),perilaku konsumen,edisi keenam , Bina rupa aksara. Jakarta pusat

    Swastha,B dan Handoko,T.H(1992),Analisa perilaku konsumen ,Liberty. Yogyakarta

    Winardi,SE.Prof.Dr(1995), Marketing dan persepsi konsumen, penerbit mandar maju. Bandung

    http://www.google.com

    http//: NGK Realestate and Developer

    Komentar oleh DIDIK NURYANTO | Desember 24, 2010 | Balas

  48. NAMA : ASWADI RAHMAD
    NIM : C1B008119
    TUGAS MEP PEMASARAN
    KELAS : G
    salam sejahtera pak jo….saya mau mengucapkan selamat Natal dan Tahun baru terlebih dahulu pak jo,
    maaf pak jo saya terlambat dalam mengirim tugas, karena disebabkan data saya hilang,jadi saya terpaksa membuat ulang tugas ini . sungguh bukan merupakan alasan klise pak jo.
    ini judul saya pak jo

    “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Batik Jambi (Studi Pada Masyarakat Kecematan Telanaipura)”
    kelanjutannya ada di LINK page khusus untuk tugas anda pak jo,
    http://blog.beswandjarum.com/aswadirahmad/mep-pak-jo/

    Komentar oleh aswadi rahmad | Desember 24, 2010 | Balas

  49. Nama :riko saputra
    Nim : C1B008009

    JUDUL :”Analasis Pemasaran Minyak Nilam di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi”

    B A B I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang Masalah
    Minyak nilam adalah minyak atsiri yang diperoleh dari tanaman nilam dengan cara penyulingan. Minyak atsiri terkandung pada semua bagian tanaman, seperti akar, batang, cabang, dan daun. Namun yang lebih banyak digunakan saat ini berasal dari daun nilam karena menghasilkan mutu dan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan minyak yang dihasilkan dari bagian tanaman yang lain.Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dapat mengikat bau wangi dan sekaligus dapat membentuk bau yang harmonis dalam suatu campuran. Sifat-sifat minyak nilam antara lain sulit tercuci, sukar menguap jika dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Komponen utama dalam minyak nilam adalah patchouli alkohol sebanyak 30-40%, dan merupakan senyawa yang menentukan bau minyak nilam.Tanaman nilam dipercaya berasal dari negara Phillipina dan India. Di abad 19 nilam digunakan sebagai bahan baku wewangian di dunia timur.
    Di pasaran minyak atsiri dunia, mutu minyak nilam Indonesia di kenal paling baik dan menguasai pangsa pasar 80 – 90%. Minyak nilam (patchouli oil) merupakan salah satu minyak atsiri yang banyak diperlukan untuk bahan industri parfum dan kosmetik, yang dihasilkan dari destilasi daun tanaman nilam (Pogostemon patchouli). Bahkan minyak nilam dapat pula di buat menjadi minyak rambut dan saus tembakau. Parfum yang dicampuri minyak yang komponen utamanya patchouli alcohol (C15H26) ini, aroma harumnya akan bertahan lebih lama.
    Indonesia adalah salah satu penghasil minyak atsiri (essential oil) terbesar di dunia. Minyak atsiri yang berada di pasaran dunia berkisar 70 jenis dengan 40 species tanamannya tumbuh di Indonesia, salah satunya ‘Nilam’.
    Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting bagi Indonesia, karena minyak yang dihasilkan merupakan komoditas ekspor yang cukup mendatangkan devisa negara. Sebagai komoditas ekspor minyak nilam mempunyai prospek yang baik, karena dibutuhkan secara kontinue dalam industri kosmetik, parfum, sabun dan lain-lain.
    Dalam pekembangan ini, suatu daerah yang berada di provinsi jambi tepatnya di kabupaten merangin yang menjadi sentra penghasil minyak nilam terbesar di jambi. Kabupaten Merangin yang terletak antara 1020-1040 Bujur Timur dan antara 20-30 lintang selatan , luas Kabupaten Merangin 7.679 km2 yang terdiri dari daratan rendah seluas 4,607 km2 (60%) dan daratan tinggi seluas 3.072 km2 (40%) serta letak ketinggian berkisar 10 m – 2.935 m di atas permukaan laut .Di daratan tinggi dengan curah hujan yang mempunyai tanah yang subur dan memiliki curah hujan 1600 mm 3600 mm per tahun sangat cocok untuk budi daya tanaman nilam kerena memiki stuktur tanah yang begitu subur.
    Selama ini, masyarakat setempat membudidayakan nilam dan menghasilkan minyak nilam tanpa di proses lebih lanjut Sehingga profibilitas yang di hasilkan masyarakat tidak optimal. .
    Prospek komoditi ini pada masa yang akan datang juga masih cukup besar, seiring dengan semakin tingginya permintaan terhadap parfum/kosmetik, trend mode dan belum berkembangnya barang subtitusi essential oil yang bersifat pengikat (fiksasi) dalam industri parfum/kosmetik. Dapat dikatakan bahwa hingga saat ini belum ada produk apapun baik alami maupun sintetis yang dapat menggantikan minyak nilam dalam posisinya sebagai fiksasi.
    1.2. Rumusan Masalah
    Berpijak dari latar belakang diatas, maka untuk lebih mengarahkan permasalahan penelitian ini, agar mempermudah mendeteksi permasalahan dalam pembahasan maka peneliti merumuskan permasalahan pokok penelitian. Antara lain sebagai berikut :
    a. Bagaimana pemasaran minyak nilam di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi?
    b. Bagiamana cara petani memasarkan Minyak Nilam di kabupaten Merangin Provinsi Jambi

    1.3. Tujuan Penelitian
    a. Ingin mengetahui bagaimana proses pemasan Minyak Nilam di Kabupaten merangin Provinsi Jambi
    b. Ingin mengatahui bagiamana cara petani memasarkan Minyak Nilam di kabupaten Merangin Provinsi Jambi
    c. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keilmuan bagi penulis dalam bidang pemasaran minyak nilam
    1.4. Mamfaat penelitian
    a. Mengatahui cara bagaimana pemasaran Minyak Nilam di Kabupaten Merangin Provinsi jambi
    b. Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan keilmuan bagi penulis dalam bidang Pemasaran Minyak Nilam
    c. Sebagai pedoman bagi Pemasaran, khususnya Pemasaran Minyak Nilam dalam upaya mencapai tujuan Pemasaran

    Komentar oleh riko saputra | Desember 24, 2010 | Balas

    • selamat malam pak
      pak kok belum di komentar

      Komentar oleh riko saputra | Januari 19, 2011 | Balas

  50. Nama : Ahmad Baikuni
    Nim : C1B008017
    Tugas: MEP Pemasaran
    Kelas: Manajemen A

    Sebelumnya saya mngucapkan selamat natal dan tahun baru pak Jo

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah
    Dalam usaha meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, diperlukan peran dari seluruh unsur-unsur yang terlibat dalam proses pengembangan baik sektor pemerintah maupun swasta.
    Pembangunan Industri di Provinsi Jambi dewasa ini sangat perkembangannya, Industri kecil ini merupakan sarana penunjang perekonomian negara yang potensial, baik dalam rangka kemampuannya memproduksi barang-barang konsumsi maupun dalam pemasaran produk.
    Peranan Industri kecil (industri rumah tangga dan menengah adalah cukup penting dalam sektor industri, baik ditinjau dari segi penyerapan tenaga kerja maupun peranannya dalam mempercepat laju pertumbuhan sektor industri dan perkembangannya.
    Salah satu industri rumah tangga yang sekarang mulai berkembang adalah industri rumah tangga alamiah yang memproduksi kerupuk ikan, kerupuk kulit sudah dikenal masyarakat dan mengurangi tingginya pengangguran.
    Setiap perusahaan akan selalu memiliki kebijakan dalam penetapan harga, apakah itu perusahaan besar, kecil dan menengah hanya saja bagi perusahaan besar dan menengah penetapan harga dipersiapkan dengan baik, namun demikian semua perusahaan akan mengadakan penetapan harga. Karena harga adalah merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan meski demikian masih banyak perusahaan yang tidak mempengaruhi harga jual dengan baik. Padahal suatu produk akan memiliki nilai nyata bagi perusahaan apabila harganya sudah ditetapkan.
    Keberhasilan suatu produk dipasar banyak tergantung pada penetapan harga karena harga menggambarkan nilai dari suatu barang. Apabila harga dapat di tetapkan dengan baik, maka keberhasilan suatu produk dapat dipertahankan. Oleh karena itu perusahaan harus teliti dalam mengukur dan menentukan nilai suatu produk / barang sehingga dapat diterima konsumen.
    Walaupun produk sudah diproduksi dengan baik dan lancar, promosi pun sudah dilakukan dan saluran distribusinya sudah dirancang dengan baik, tapi jika pnetapan harga tidak sesuai dengan pasar sasaran, maka produk tidak akan diterima oleh masyarakat konsumen.
    Sebagai industri yang ingin terus dapat bertahan dan berkembangan dan juga sukses dipasaran maka perusahaan memerlukan kebijakan dalam menetapkan harga jual yang, tepat, dengan asumsi ketiga komponen bauran pemasaran yang sudah dijalankan oleh perusahaan. Penetapan harga sangatlah penting bagi suatu perusahaan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam penjualan. Harga yang telah ditetapkan mempunyai pengaruh cukup besar terhadap hasil penjualan dan pencapaian tujuan akhir dari perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi sebagaimana yang diharapkan.
    Perkembangan volume penjualan selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan namun pertumbuhan penjualannya terus mengalami penurunan. Pada tabel 1.1 dapat dilihat perkembangan perusahaan selama 5 tahun terakhir.
    Tabel 1.1. Perkembangan Penjualan dan Harga Produk “Kerupuk Ikan Alamiah” Jambi dari tahun 2006-2010.

    Tahun Harga
    Perbungkus Perbungkus Volume Penjualan (Bks) Pertumbuhan Penjualan (%)
    2006 2007 2008 2009 2010 20.000 20.000 21.000 21.000 22.000 3.880 6.320 8.000 8.855 9.819 0 50 38 30
    25
    GR 208 368 28,6
    Sumber : Industri kerupuk ikan “Alamiah “Jambi tahun 2006-2010
    Dari tabel di atas dapat dilihat bawah setiap tahunnya penjualan mengalami peningkatan namun tingkat pertumbuhannya tiap tahun terus menurun. Pada tahun 2007 pertumbuhan sesar 50% pada tahun 2008 pertumbuhan menurun menjadi 38%, pada tahun 2009 pertumbuhan kembali mengalami penurunan menjadi 30%, dan pada tahun 2010 pertumbuhan hanya sebesar 25% atau sebanyak 9.819 bungkus.
    Dari data di atas dapat terlihat penjualan mengalami penurunan namun pertumbuhan penjualan setiap tahunnya terus menurun dari 50% tahun 2007 menjadi 25% tahun 2010.
    Membahas permasalahan tersebut yang penulis tuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Penetapan Harga Pada Industri Kerupuk Ikan Alamiah Jambi”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan Alamiah Jambi adalah sebagai berikut “Bagaimanakah penetapan harga jual pada Industri kerupuk ikan Alamiah Jambi”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
    1. Untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan volume penjualan dan tingkat keuntungan pada industri kerupuk.
    2. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana pelaksanaan penetapan harga pada industri Alamiah Jambi.
    3. Untuk menganalisa penetapan harga jual yang dilakukan oleh industri kerupuk kulit Alamiah Jambi.
    Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
    1. Hasil penutupan diharapkan dapat menjadi sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam merumuskan penetapan harga yang baik dimasa mendatang.
    2. Sebagai bahan perbandingan bagi perusahaan sejenis yang memiliki permasalahan yang sama.
    3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang meneliti masalah yang sama.
    4. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis tentang penetapan harga.
    BAB II
    LANDASAN TEORITIS

    2.1 Definisi-definisi
    1. Analisis
    Analisis menurut Winardi ( 1989 : 87 ) Analisis adalah suatu kegiatan yang bertujuan menterjemahkan dan memberikan solusi terhadap fenomena-Fenomena yang terjadi.
    2. Ekonomi
    Ekonomi menurut Sadono Sukirno ( 1994 : 4 ) Ekonomi adalah tatanan kehidupan manusia didalam memenuhi kebutuhannya dihadapkan pada kebutuhan yang tidak terbatas, sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan tersebut adanya terbatas disamping itu pendapatan terbatas.
    3. Ilmu Ekonomi
    Ilmu ekonomi menurut Sadono Sukirno ( 1994 : 4 ) Ilmu ekonomi adalah studi mengenai individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa menggunakan uang dengan menggunakan sumber – sumber yang terbatas tetap dapat digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan beberapa jenis barang /jasa dan mendistribusikannya untuk kebutuhan berbagai individu dan golongan masyarakat.

    4. Marketing Mix
    Marketing mix menurut Swastha (1994 : 42) merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu harga dan distribusi.
    Markteing mix menurut Gitosudarmo (1994 : 110) merupakan gabungan antara empat masalah yang mengandung kata-kata yang didahului oleh huruf P maka disebut juga sebagai empat P dalam pemasaran “yaitu product, price, prmotion, dan policement”, yang merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumen.
    5. Pasar
    Pasar menurut Gitosudarmo (1994 .: 3) merupakan suatu yang sangat vital bagi seorang pengusaha untuk pemasaran yang akan memasarkan suatu produk.
    Pasar menurut Kotler (1997) adalah sekumpulan orang-orang yang akan memuaskan kebutuhan dimana ia mencapai uang untuk membayarkan guna memperoleh barang-barang atau jasa sesuai dengan keinginannya.
    6. Produk
    Produk menurut Gitosudarmo (1994 : 177) segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi.
    Produk menurut Swastha (1990 : 194) merupakan suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengeceran, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
    7. Saluran Distribusi
    Saluran distribusi menurut Philp Kotler (1997 hal 140) saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsomsi.
    Saluran distribusi menurut Indno Gitosudarmo (1994 : 253) adalah merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim, serta menyampaikan barang yang dipasarkan.
    8. Promosi
    Promosi menurut Swastha (1994 hal 222) adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    9. Harga
    Harga menurut Swastha 0990 : 211) merupakan jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk layanannya.
    Harga menurut Kotler (1991) merupakan suatu hal penting bagi perusahaan, baik perusahaan bergerak dihidang jasa maupun yang menghasilkan atau menjual hasil barang produksi.
    10. Penetapan Harga
    Penetapan harga Swastha (1990 : 211) menitik beratkan pada pembelian untuk harga yang telah ditentukan dengan jumlah yang cukup untuk mencukupi ongkos-ongkos dan menghasilkan laba.

    2.2 Kerangka Teoritis
    Penetapan harga dalam sebuah Perusahaan merupakan faktor yang patut mendapat perhatian yang serius dari pihak perusahaan, dimana harga seouah produk seringkah menjadi bahan pertimbangan dan faktor yang sudah cukup menentukan bagi konsumen dalam melakukan transaksi pembelian.
    Dalam menetapkan harga jual terhadap produk yang ditarwarkan oleh perusahaan, hendaknya tidaklah terlalu dan tidak terlalu tinggi. Penetapan harga terlalu tinggi akan mempengaruhi tingkat permintaan produk yang ditawarkan, namun menimbulkan kemungkinan hasil penjualan dan tingkat laba yang lebih tinggi. Penetapan harga yang terlalu rendah akan mempengaruhi penjualan dan tingkat laba yang akan diperoleh perusahaan akan rendah namun dapat merangsang peningkatan permintaan akan produk. Oleh karena itu perusahaan perlu mengambil kebijakan dalam menetapkan harga yang tepat agar menguntungkan bagi perusahaan dan terjangkau oleh konsumen.
    Dalam pembahasan dimulai tentang penetapan harga, dapat dilihat bahwa hal ini penting bagi perencanaan pemasaran untuk mengestimasi volume penjualan pada masing-masing alternatif harga, hal ini bukanlah suatu tugas yang mudah, tugas tersebut semakin sulit dengan tidak pastinya keadaan.
    Peningkatan volume penjualan ini akan dapat dicapai apabila perusahaan dapat menentukan kebijaksanaan yang bagaimana yang akan
    dijalankan oleh perusahaan. Oleh karena itu penetapan kebijaksanaan harga suatu produk pada suatu perusahaan sangat penting sekali bagi perkembangan perusahaan dimasa mendatang.
    Pelaksanaan kebijakan harga pada dasarnya menuntut setiap pengusaha untuk senantiasa mengonsentrasikan perhatiannya pada keadaan, keinginan serta selera pasar dimana keadaan pasar pada umumnya selalu dipengaruhi oleh tingkah laku konsumen dengan selera yang beraneka ragam.
    Sebuah konsep penentuan harga yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan teori keputusan, dimana teknik tersebut mengharuskan manejer pemasaran untuk meningkatkan tingkat harga yang layak, dengan penilaian yang telah diperhitungkan sebelumnya.
    Jadi untuk mencapai sasaran target penjualan yang perlu diperhatikan adalah menentukan dengan tepat akan harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen, sehingga dapat menimbulkan respon yang baik terhadap penjualan perusahaan.
    Pengambilan keputusan didalam suatu perusahaan harus searah dengan tujuan perusahaan karena dari tujuan perusahaan akan terlihat hasil atau keadaan tertentu yang diharapkan dalam jangka panjang.
    Tujuan-tujuan yang hendak dicapai dapat diwujudkan bentuk sasaran atau target yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu sehingga pimpinan perusahaan dapat menetapkan arah dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai tersebut.
    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai suatu perusahaan dalam penetapan harga (Swastha, 1990 : 242) antara lain adalah :
    1. Meningkatkan laba.
    2. Mempertahankan dan memperbaiki market share.
    3. Stabilitas harga.
    4. mencapai target pengambilan investasi.
    5. Mencapai laba maksimun
    Menurut Kotler (1990) tujuan penetapan hanya ada 6 (enam) macam, yaitu :
    1. Untuk mendapat laba maksimal
    Harga yang ditetapkan ditujukan untuk menghasilkan laba jangka pendek yang maksimal. Dengan asumsi bahwa : pihak perusahaan, fungsi permintaan, dan dibiayai untuk produk tersebut.
    2. Untuk merebut saham pasar
    Harga ditetapkan ditujukan perusahaan dalam membangun kapasitas pabrik yang berlebihan untuk mencapai volume produksi yang besar dan harga yang ditetapkan dibawah harga saingan.

    3. Untuk Sasaran laba
    Menetapkan harga untuk mencapai rate of retur yang memuaskan.
    4. Menambah laba
    Perusahaan hendak menarik manfaat pembeli yang bersedia membayar harga yang tinggi dari harga saingan lainnya karena produk dari perusahaan itu mempunyai nilai yang tinggi bagi perusahaan.
    5. Untuk memperoleh pendapatan maksimal
    Penetapan harga untuk mendapatkan pendapatan maksimal, perusahaan ingin menghasilkan dengan cepat dana tunai yang dibutuhkan oleh karena itu perusahaan berusaha menemukan kombinasi harga dan kuantitas yang dihasilkan.
    6. Untuk promosi.
    Menetapkan harga yang murah untuk produk terkenal dengan maksud menarik calon pembeli.
    Menurut Irawan (1996) sebelum menentukan strategi harga ada beberapa prosedur yang harus dilalui antara lain :
    1. Memilih Sasaran Penetapan Harga
    Perusahaan pertama-tama harus memutuskan apa yang akan dicapao dengan produknya. Kalau perusahaan telah memilih pasar sasaran dan menentukan posisi dengan cermat, maka strategi bauran pemasaran termasuk harga akan berjalan dengan baik.
    2. Menentukan Permintaan
    Penjualan membuat estimasi permintaan barang secara total.
    Pengestimasian tersebut dapat dilakukan cara sebagai berikut:
    a. Menentukan harga yang diharapkan, yaitu harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen.
    b. Mengestimasi volume penjualan pada berbagi tingkat harga barang, barang yang mempunyai permintaan elastis biasanya akan diberi harga rendah daripada barang yang mempunyai permintaan Inelastis.
    c. Mengestimasi volume penjualan pada tingkat berbagai harga adalah penting dalam hubungannya dengan penentuan titik impas.
    3. Mengestimasi Biaya
    Permintaan yang besar memungkinkan perusahaan menetapkan harga tertinggi untuk produknya. Sebaliknya, permintaan yang kecil memaksa perusahaan menentukan harga terendah. Perusahaan menentukan harga yang dapat menutup semua biaya produksi, biaya distibusi, dan biaya penjualan produk, termasuk hasil atau keuntungan yang layak atas upaya dan resikonya.
    4. Menganalisis Harga dan Tawaran Pesaing.
    Perusahaan perlu mengetahui harga dan kuantitas produk yang ditawarkan pesaing, serta membuat perbandingan harga dan membandingkan tawaran pesaing, hal ini berguna sebagai titik tolak dalam menetapkan harga produk.
    5. Memilih metode penetapan harga
    Berdasarkan taksiran permintaan dan fungsi biaya dari pesaing, perusahaan dapat menetapkan harga-harga tersebut tinggi untuk menghasilkan laba dan harga terendah untuk memperoleh atau menarik permintaan.
    6. Memilih harga akhir dan dampak pada pihak lain
    Harga yang telah ditetapkan melalui pertimbangan matang harus dimonitor apakah konsisten dengan kebijakan ataukah tidak, hendaknya perusahaan dapat menetapkan harga yang sesuai dengan keinginan konsumen sekaligus dapat memenuhi tujuan dari perusahaan itu sendiri.
    Harga merupakan variabel Marketing Mix yang terpenting dalam penilaian terhadap produk yang akan dijual. Harga jual yang ditetapkan perusahaan terhadap produk tersebut pada hakekatnya merupakan tawaran pada pembelian atau pasar.
    Bila pasar bersedia menerima harga yang ditetapkan, maka produk tersebut akan cepat terjual dan jika pasar tersebut menolak berarti perusahaan harus meninjau kembali harga yang berlaku.
    Oleh karena itu perusahaan harus memasang strategi yang tepat dalam melakukan penetapan harga. Menurut Stanton (1990) langkah-langkah atau strategi dalam menetapkan harga adalah sebagai berikut:
    1. Permintaan terhadap pasar.
    2. Bagian pasar yang diinginkan.
    3. Reaksi persaingan.
    4. Pendayagunaan strategi.
    5. Bagian-bagian produksi atau membeli produk.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penetapan harga yaitu :Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan harga antara lain :
    1. Faktor Intern (dalam perusahaan)
    Harga suatu produk ditentukan oleh biaya atau harga pokok suatu barang yang merupakan dasar penentuan harga jual yang dapa memerikan hasil dalam menciptakan pendapatan atau keuntungan yang bersih.
    2. Faktor Ekstern (luar perusahaan) terdiri dari:
    a. Consumer Behavior (tingkah laku konsumen)
    Merupakan tingkah laku konsumen untuk membeli suatu barang dan jasa yang terdiri dari:
    – Income
    Pendapatan yang diterima oleh seorang konsumen dapat mempengaruhi tingkat pembelian konsumen terhadap barang dan jasa. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi pengeluarannya.
    – Price (harga)
    Harga dari barang sejenis dapat mempengaruhi konsumen, jika harga barang tinggi maka jumlah barang yang dibeli relatif kecil.
    – Taste (selera)
    Selera konsumen dapat mempengaruhi pembeliannya. Konsumen yang berselara tinggi tingkat pembeliannya lebih tinggi dari pada konsumennya yang berselera kecil.

    b. Perusahaan Pesain
    Munculnya perusahaan baru dengan harga pengganti (subtitusi) dapat menurunkan omset penjualan perusahaan yang telah berdiri, karena konsumen banyak pilihan terhadap barang yang akan dikonsumsi.
    c. Peraturan Pemerintah
    Peraturan pemerintah harus diperhatikan untuk mengetahui apakah harga produk yang dihasilkan dilarang pemerintah untuk dinaikkan. Karena untuk barang public utility harganya tidak boleh tinggi, dalam hal ini pemerintah turut menentukan harga tinggi.
    Berikut faktor yang mempengaruhi harga (Swastha, 1990 : 242) antara lain adalah :
    1. Kondisi perekonomian.
    2. Penawaran dan Permintaan.
    3. Elastis permintaan.
    4. Persaingan.
    5. Biaya.
    6. Tujuan Manejer.
    7. Pengawasan pemerintah.
    Metode penetapan harga yang dipakai haruslah sesuai dengan keadaan perusahaan untuk perusahaan yang masih berskala kecil, metode penetapan harga yang biasa dipakai adalah metode yang sederhana karena perusahaan belum menyelenggarakan manajemen yang baik, khususnya dalam hal pembukuan penjualan.
    Adapun metode yang biasa dipakai oleh perusahaan yang berskala kecil adalah :
    1. Penetapan Harga Biaya (Cost Plus Pricing Method)
    Dalam metode ini harga jual per unit ditentukan dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk menutup laba yang dikehendaki pada per unit tersebut (Swastha, 1990)
    ” Biaya total + Margin = Harga Jual”
    2. Penetapan Harga Mark-Up (Mark-Up Princing Method)
    Pada dasarnya, penetapan harga mark-up ini hampir sama dengan penetapan harga biaya plus, hanya saja para pedagang atau perusahaan perdagangan lebih layak menggunakan penetapan harga mark-up. Pedagang yang membeli barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, jadi mark-up ini merupakan kelebihan harga jual atas harga belinya.
    “Harga Beli + Mark-up = Harga Jual”
    3. Penetapan Harga Break – Even (Break – even pricing)
    Sebuah metode penetapan harga yang didasarkan pada permintaan pasar dan masih mempertimbangkan biaya adalah penetapan harga break-even. Perusahaan dapat dikatakan dalam keaaan break-even bilamana penghasilan yang diterima sama dengan ongkosnya dengan anggapan bahwa harga jual sudah tertentu. Menurut metode ini perusahaan akan mendapat laba bilamana penjualan yang dicapai berada diatas titik break-even (titik impas) jika penjualan berada dibawah titik break-even, maka perusahaan akan menderita rugi.
    Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
    Untuk menentukan titik break-even dapat menggunakan formula berikut ini :

    Dimana :
    ♦ BTT = biaya tetap total
    ♦ H = harga jual per unit
    ♦ BVR = biaya variabel rata-rata
    ♦ H-BVR = disebut kontribusi per unit pada overhead
    Berikut metode penetapan harga menurut Kotler (1V97) sebagai berikut:
    1. Penetapan harga didasarkan pada biaya dibedakan atas :
    a. Mark-Up Pricing Methode
    Digunakan oleh pedagang yang membeli dagangan dan harga jual ditentukan setelah menambah harga beli dengan mark-up atau kelebihan harga jual atas harga beli.

    b. b. Cost Plus Pricing Methode
    Penjualan / produksi menetapkan harga jual atas suatu unit produk yang besarnya sama dengan jumlah untuk menutupi laba yang diinginkan dari unit tersebut.
    c. Break Even Point
    Menetapkan harga jual suatu produk pada harga tertentuk untuk pengambilan dana yang tertanam pada produk tersebut.
    Metode ini dikenal juga dengan metode pulang pokok. Seperti gambar berikut ini:
    p TR

    2. Penetapan harga atas dasar permintaan pasar
    Beberapa ahli berpendapatan bahwa seharusnya permintaan menjadi satu-satunya faktor dalam penetapan harga jual.
    3. Penetapan harga berdasarkan saingan
    Perusahaan menetapkan harga jual berdasarkan harga jual saingan, dapat menetapakkan harga jual sedikit dibawah harga saingan.

    4. Penetapan harga berdasarkan atas pengambilan
    Pendekatan penetapan harga berdasarkan biaya lain adalah penetapan harga berdasarkan sasaran pengambilan, perusahaan menetapkan harga yang menghasilkan tingkat pengambilan atas investasi yang diinginkan.
    5. Penetapan harga berdasarkan nilai yang disiapkan
    Mereka melihat persepsi nilai, bukan biaya penjulan sebagai penetapan harga.
    6. Penetapan harga nilai
    Yaitu menetapkan harga yang cukup rendah untuk penawaran bermutu tinggi.
    Dalam menetapkan harga suatu produk perusahaan harus mengambil suatu kebijaksanaan harga yang tepat yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan.
    Menurut Stanton (1991) ada beberapa kebijaksanaan harga yang bisa dipilih sesuai yang dihadapi masing-masing perusahaan yaitu antara lain :Discount and Allowance (Pemotongan dan penghargaan) Pemotongan dan penghargaan merupakan pengurangan harga yang ada baik dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk lain.
    1. Geographic Price Police (Kebijaksanaan harga geografis) Kebijaksanaan harga geografis berhubungan dengan keputusan perusahaan dalam menetapkan harga produknya bagi pelanggan yang berbeda diberbagai daerah dalam suatu wilayah suatu negara.

    2. One Price Versus Variabel Price (Kebijaksanaan harga tunggal melawan Kebijaksaan Variabel)
    3. Kebijaksanaan suatu harga dengan menentukan harga yang sama dalam jumlah yang sama dengan syarat penjualan yang sama pula. Sedangkan kebijaksaan harga variabel yaitu penetapan harga yang berbeda kepada pembeli produknya dalam jumlah yang sama.
    4. Pricing The Multiple Product
    Kebijaksanaan harga berdasarkan perbedaan masing-masing unit produk dengan jumlah atau berat kemasan masing-masing unit yang berlainan.
    5. Pricing The Entrie Product
    Kebijaksanaan berdasarkan jumlah produk line yang ditawarkan oleh perusahaan semakin banyak produk lainnya maka semakin kompleks masalah penetapan harga.
    6. Price Lining
    Kebijaksanaan harga yang didasarkan pada golongan masing-masing barang yaitu dari segi model, ukuran serta kualitas barang yang dijual.
    Sehingga konsumen dapa; menyesuaikan rencana pembelian dengan kemampuannya.
    7. Resale Price Maintenance
    Kebijaksanaan harga yang didasarkan pada golongan masing-masing barang yaitu dari segi model, ukuran serta kualitas barang yang dijual. Sehingga konsumen dapat menyesuaikan rencana pembeliaan dengan kemampuannya.
    8. Leader Pricing
    Penurunan harga produk yang dilakukan penjual terutama pengecer untuk sementara waktu, untuk menarik dan bersedia kembali ke pengecer.
    9. Guarante Agianst Price
    Kebijaksanaan yang diberikan kepada pembeli yang bermaksud menjual kembali dengan satu jaminan dari produsen bahwa harga barang yang dijual akan berubah sejak dari pasar sampai diterima oleh pembeli.
    10. Psychology Pricing (Kebijaksaan harga pskologi)
    Kebijaksaan harga yang ditetapkan dengan angka yang ganjil atau janggal.
    11. Price Competition Versus Price Competition
    Kebijaksanaan harga melalui kebijaksanaan produk. Misalnya yang sudah ditetapkan diturunkan kembali sehingga untuk menutupi harga tersebut dinaikkan volume penjualan atau perusahaan pesaing menetapkan harga baru sehingga perusahaan lain harus siap-siap pula melakukan penyesuaian belum terjadi dan apakah perusahaan tersebut menaikkan atau menurunkan harga. Keputusan melakukan kebijaksanaan bukan harga dilakukan melalui tingkat yang stabil, ditambah dengan tindakan lain yang bisa melakukan dalam persaingan, misalnya memberi garansi, kupon hadiah, mengantar sampai ketempat dan lainnya.

    Berkenaan dengan kebijaksanaan harga, Irawan (1996) mengemukakan dalam menentukan harga suatu produk ada baiknya suatu perusahaan menyesuaikan terlebih dahulu harga yang akan diberlakukan tersebut dengan situasi dan kondisi yang ada.
    Hal seperti ini disebut dengan strategi penyesuaian harga, yang terdiri atas :
    1. Penetapan harga geografis, terdiri dari:
    a. Penetapan harga fob, adalah barang-barang yang ditempatkan free on
    board yang mana hak atas barang dan tanggung jawab beralih pada
    pelanggan yang membayar ongkos angkut dari pabrik sampai ketempat tujuan.
    b. Penetapan harga seragam, cara ini merupakan kebalikan penetapan harga dari fob dimana seluruh ongkos angkut dibebankan kepada pelanggan tanpa memandang dimanapun lokasinya.
    c. Penetapan harga menurut daerah.
    d. Perusahaan menetapkan harga dua atau lebih dalam satu daerah semua pelanggan dalam satu daerah akan membayar harga yang sama, tetapi untuk daerah yang lebih jauh akan membayar dengan harga yang tinggi,
    e. Penetapan harga dengan beban ongkos angkut.
    f. Semua ongkos angkut ditanggung oleh perusahaan tanpa memandang letak geografis.

    2. Penetapan harga dengan potongan dan keinginan, terdiri atas :
    a. Pemotongan tunai
    Yaitu suatu pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli yang membayar dengan cepat.
    b. Pemotongan jumlah
    c. Pemotongan fungsional
    Pemotongan yang diberikan apabila pembeli melaksanakan fungsi tertentu seperti penjualan dan penyimpanan.
    d. Pemotongan musiman
    Potongan yang diberikan pada saat musim sepi.
    e. Keringan harga yang diberikan atas penukaran sebuah barang lama
    sewaktu membeli barang baru.
    3. Penetapan harga promosi.
    Pada kondisi tertentu perusahaan menetapkan harga dibawah daftar harga dan kadang-kadang dibawah harga produksi.
    4. Penetapan harga diskriminasi, penetapannya terdiri atas beberapa cara,
    yaitu sebagai berikut:
    a. Menurut waktu
    Penetapan harga berubah-berubah menurut musim, hari, dan jam.
    b. Menurut Produk
    Beberapa jenis produk diberi harga yang berbeda dan tidak profesional.

    c. Menurut Tempat
    Pada beberapa lokasi ditetapkan harga berbeda walaupun biaya sama.
    d. Menurut Langganan
    Untuk produk yang sama beberapa langganan membayar harga yang berbeda.
    e. Kombinasi
    Kombinasi antara langganan dan waktu.
    5. Penetapan Produk Baru.
    Penetapan produk baru, dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu produk inovatif dan produk tiruan.
    Produk inovatif dapat dilakukan dengan penetapan harga skimming dan penetapan harga penetrasi pasar.
    a. Harga Skimming Pasar
    Produk baru yang ditetapkan dengan paten ditetapkan harga permulaan yang tinggi untuk menyaring pasar.
    b. Harga Penetrasi Pasar
    Harga produk baru ditetapkan lebih rendah untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar.
    6. Penetapan Harga Produk Pasar.
    Ini berarti perusahaan pendatang baru atas produk yang sebelumnya telah ada, untuk itu perusahaan harus menetapkan strategi, dan perlu mempertimbangkan volume dan tingkat keberadaan pasar.
    7. Penetapan Harga Bauran Produk
    Dapat dilakukan dengan beberapa cara. yaitu :
    a. Penetapan harga produk operasional
    Perusahaan menawarkan untuk menjual produk pilihan (optional) atau produk tambahan untuk bersama-sama dengan produk utama.
    b. Penetapan harga produk kaptip
    Perusahaan dalam industri tertentu memproduksi yang harus digunakan bersama-sama dengan produk utama.
    c. Penetapan harga produk sampingan
    Menetapkan harga dengan pertimbangan atas akibat dari produksi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Basuswastha, 1994, Pengantar Bisnis Modern, Liberty, Yogyakarta
    2. Indrio Giro SUdarso, 1994. Manajemen Pemasaran, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta
    3. J. Suparto, MA. 1990, Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan, Edisi 2. PT. Rineka Cipta, Jakarta
    4. Sadono Sukirno, 2001, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, Edisi 2. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
    5. William J. Stanton, 1984, Prinsip Pemasaran, Edisi ke-7, Jilid ke-1. Penerbit Erlangga
    6. Winardi, 1993, Azas Marketing, CV. Mandur Maju, Bandung

    Komentar oleh Ahmad Baikuni | Desember 24, 2010 | Balas

  51. NAMA : M.RIANSYAH
    NIM : C1B008011
    KELAS : MANAJEMEN A 08

    assalamua’laikum pak joe . salam sukes buat bapak. semoga selalu dalam lindungan Allah SWT, amiin.
    sebelumnya saya mohon maaf sebesarbesarnya karena terlambat mengirim tugas ini.
    Berikut selkilas usulan Proposal saya

    KAJIAN MANAJEMEN PEMASARAN
    IKAN PINDANG IWAN “GORENG GORENG-GORENG “ DI KOTA JAMBI

    LATAR BELAKANG

    Usaha pengolahan ikan tradisional masih banyak dilakukan di Indonesia, karena usaha ini mempunyai prospek untuk dikembangkan yang didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolah ikan tradisional. Ikan pindang yang menjadi menu andalan di rumah makan lesehan “iwan goreng-goreng” kecamatan Telanay Pura kota Jambi ini merupakan salah satu produk olahan yang cukup populer dan tentunya menggoda selera konsumen . Kendala yang dihadapi adalah mutu, biaya produksi, jangkauan pasar, dan peran stakeholder. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produk ikan pindang dari segi teknis, pemasaran, serta persepsi konsumen.

    I. PENDAHULUAN

    Ikan mempunyai peranan penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia. Ikan, selain merupakan sumber protein, juga diakui sebagai “functional food” yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tidak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin, serta makro dan mikro mineral. Akan tetapi tidak semua wilayah Indonesia dapat tercukupi kebutuhannya akan protein karena ketersediaan ikan per kapita belum terdistribusi secara merata. Pengolahan dapat membuat ikan menjadi awet dan memungkinkan untuk didistribusikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi. Namun, selama 20 tahun terakhir, produksi ikan yang diolah baru sekitar 23−47%, dan dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan jenis pengolahan tradisional. Ditinjau dari hasil olahan ikan, sebesar 75% ikan masih diolah secara tradisional. Pengolahan dilakukan dengan skala usaha rumah tangga kecil yang secara kualitas maupun kuantitasnya masih sangat minim, sehingga mempunyai nilai jual yang rendah (Martasuganda, S, dkk, 2003). Karakteristik dari pengolahan tradisional adalah kemampuan pengetahuan pengolah rendah dengan keterampilan yang diperoleh secara turun-menurun, tingkat sanitasi dan hygiene rendah, sesuai dengan keadaan di sekitarnya yang umumnya tidak memiliki sarana air bersih, permodalannya sangat lemah, peralatan yang digunakan sangat sederhana dan pemasaran produk hanya terbatas pada pasaran lokal (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2001). Pengolahan modern memerlukan persyaratan yang sulit dipenuhi oleh perikanan skala kecil, yaitu pasokan bahan baku yang bermutu tinggi dalam jenis dan ukuran yang seragam, dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan kapasitas industri. Kondisi di atas menggambarkan bahwa pengolahan ikan tradisional masih mempunyai prospek untuk dikembangkan. Prospek ini didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolah tradisional. Menurut terminologi FAO (Heruwati, E,S. 2002), ikan olahan tradisional, atau ” traditional curred ” adalah produk yang diolah secara sederhana dan umumnya dilakukan pada skala industri rumah tangga. Jenis olahan yang termasuk produk olahan tradisional ini adalah ikan kering atau ikan asin kering, ikan pindang, ikan asap, serta produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi, dan sejenisnya.
    Ikan pindang merupakan salah satu hasil olahan yang cukup populer di Indonesia, dalam urutan hasil olahan tradisional menduduki tempat kedua setelah ikan asin. Dilihat dari sudut program peningkatan konsumsi protein masyarakat, ikan pindang mempunyai prospek yang lebih baik daripada ikan asin. Hal ini mengingat bahwa ikan pindang mempunyai cita-rasa yang lebih lezat dan tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan ikan pindang dan ikan asin ialah ikan pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di samping itu juga praktis semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan pindang. (Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2005) Dilihat dari produksinya, Pulau Jawa dan Bali merupakan sentra produksi sekaligus sentra konsumen ikan pindang. Produksi ikan pindang di luar Jawa relatif rendah, padahal produksi ikan asinnya cukup tinggi. Apabila sebagian produksi ikan asin dialihkan ke ikan pindang, maka diperlukan usaha terpadu dari berbagai pihak untuk mempromosikan komoditas ini.
    Salah satu rumah makan yang mengelola produk ikan pindang adalah rumah makan “iwan goreng-goreng”, di Kecamatan Telanay Pura, Kota Jambi. Kendala yang di temukan dalam produksi pengelolaan ikan pindang ini adalah berfluktuasinya harga produk olahan pindang dari musim ke musim, ini akan mempengaruhi nilai jual ikan pindang ke tangan konsumen, terutama untuk pengolah skala sedang dan besar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi proses produksi, pasar dan ditribusi pemasaran, pola penerimaan dan pengeluaran, prospek pemasaran, persepsi konsumen terhadap ikan pindang serta strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang di rumah makan “iwan goreng-goreng”, Kecamatan Telanay Pura, Kota Jambi.

    II. MATERI DAN METODE

    Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik diskriptif. Pelaksanaan enelitian dilakukan dengan melakukan survey di lapangan untuk memperoleh data primer terhadap responden. Selain itu juga diambil data sekunder untuk melengkapi analisis penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan observasi terhadap pengolah ikan pindang oleh pengunjung/konsumen. Untuk mengetahui persepsi konsumen dari sisi mutu/kualitas produk ikan pindang yang diminati pasar maka diambil sebanyak 15 orang responden (konsumen) yang berada di rumah makan iwan goreng-goreng. Untuk menghitung keuntungan pengolah ikan pindang maka digunakan pendekatan Cost and Return dengan rumus: TC TR – = m . Dimana μ : keuntungan, TR (Total Revenue) : penerimaan total, dan TC : (Total Cost) adalah tota biaya pengeluaran.

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Diskripsi Umum Penelitian
    Iwan goreng-goreng merupakan salah satu rumah makan yang mengelola produk ikan pindang yang terletak di kecamatan telanay Pura, Kota Jambi. Kegiatan usaha kuliner di Kota Jambi secara keseluruhan dipusatkan di Kecamatan Telanay Pura ini, yaitu di sekitar Broni, Telanay, Gubernuran dan BLK.

    ilustrasi 1. Lokasi iwan goreng-goreng

    Di bidang makanan, wilayah Telanay memiliki potensi yang sangat besar sebagai sentra bidang kuliner yang penting di Kota Jambi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peningkatan berbagai jenis usaha kuliner perbulan 5-6 usaha baru dibidang makanan tumbuh disini (Data observasi langsung , November 2010). Masyarakat sekitar telanay merupakan masyarakat yang terkenal maju update informasi dan kreatif, hal ini memang wajar karena telanay sebagai sentral/pusat kota Jambi, berbagai jenis bisnis usaha terutama makanan sangat cepat berkembang disini mengingat wilayah telanay ini terdapat universitas besar, serta SD,SMP,dan SMA bukan hanya itu pusat perkantoran terdapat di wilayah ini. Jadi target pemasaran untuk pelaku bisnis adalah dari kalangan Mahasiswa, siswa sekolah dan pegawai kantor. Biasanya pelanggan mulai ramai saat jam-jam istirahat makan siang. Di Iwan goreng-goreng pengolahan rumah makan terutama ikan pindang termasuk ke dalam kegiatan usaha home industri. Terdapat 3 jenis skala usaha, yaitu industri ikan pindang skala kecil, sedang dan besar, dengan rincian :
    1. Skala Kecil : mampu menghasilkan keuntungan bersih 10.000.000 /bulan

    3.2 Proses Pemindangan
    Bahan:
    1 kg ikan patin, siangi, cuci bersih, potong2x, lumuri dgn 1 sdm air jeruknipis ± 15
    menit, tiriskan.
    3 btg serai, memarkan
    3 lbr daun salam
    5 cm jahe, memarkan
    3 buah tomat merah, belah 4
    5 buah tomat hijau, belah 4
    2 buah cabai merah, iris halus ± 2 cm
    15 buah cabai rawit utuh
    25 gr daun kemangi
    3 sdm air asam
    2 sdm kecap manis
    2 sdm gula merah
    Garam secukupnya
    Gula secukupnya
    Bahan Yang Dihaluskan:
    5 buah cabai merah
    6 siung bawang putih
    6 buah bawang merah
    Cara Membuat:
    Rebus bumbu halus, daun salam, serai, jahe, lengkuas dalam panci berisi 1250 cc air,
    dengan api sedang Masukkan ikan dan bahan lainnya, beri garam sesuai selera
    hingga terasa asam manis, dan pedas. masak hingga matang.

    Tabel 1. Jenis Ikan yang Digunakan sebagai Bahan Baku Ikan Pindang
    NAMA IKAN Harga rata-rata ikan segar (Rp)
    Pada saat musim (Kg) Pada saat tidak musim (Kg)
    Ikan patin 12.000 16.000
    Ikan gabus 35.000 40.000
    Keterangan : harga bisa berubah sewaktu-waktu

    Ikan patin adalah ikan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan pindang . Selain Harganya murah, ikan patin rasanya juga enak dan manis. Bahan pembantu berupa garam (NaCl). Jenis garam yang digunakan adalah garam rosok. Jumlah garam yang dibutuhkan disesuaikan dengan selera rasa asin.

    3.3 Segmen Pemasaran
    Pasar pada dasarnya dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, dimana terdapat kekuatan–kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Kotler 1993). Menurut Winardi (1992), segmen pasar memandang sebuah pasar adalah heterogen, artinya menunjukkan adanya diversitas / perbedaan-perbedaan besar. Segmentasi pasar berhubungan erat dengan market opportunity (peluang pasar).
    Di “iwan goreng-goreng”, segmen pasar yang dituju mencakup semua golongan mulai dari mahasiswa, murid sekolahan, para pegawai baik yang bekerja di pemerintahan Maupun di swasta, ibu rumah tangga, hampir semua ter cover. Cara promosi yang dilakukan dari pertama buka yaitu dengan cara dari mulut ke mulut.

    3.4 Prospek Pemasaran
    Produksi ikan pindang memang masih di bawah ikan olahan lainnya seperti gulai ataupun di goreng, tetapi jenis olahan ini cukup cerah prospeknya. Cita rasanya lebih enak dari ikan gulai. Ikan pindang juga termasuk produk mudah diolah menjadi. Dengan demikian ikan pindang dapat dimakan dengan jumlah besar. Cara pengolahan ikan pindang cukup sederhana dan tidak menuntut keahlian khusus. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pun tidak mahal, sehingga investasi yang harus ditanamkan tidak terlalu tinggi. Dengan kemudahan berproduksi, ikan pindang berpeluang besar untuk dikembangkan.

    (maaf pak joe ilustrasi gambarnya tidak bisa di copy)

    Komentar oleh M.RIANSYAH | Desember 26, 2010 | Balas

  52. NAMA : MAILI PUJI ASTUTI
    NIM : C1B008077
    TUGAS MEP PEMASARAN
    ALAM SEJAHTERA BUAT PAK JO, SAYA UCAPKAN SELAMAT HARI NATAL DAN TAHUN BARU…

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah
    Kemajuan tekhnologi dan informasi yang semakin berkembang membuat perusahaan-perusahaan berusaha meningkatkan kualitas produknya menjadi lebih baik. Semua ini dilakukan agar perusahaan lebih kompetitif dari perusahaan lainnya. Pada saat ini perusahaan harus lebih fleksibel di zaman yang selalu berubah, ini akan menjadi suatu dorongan bagi perusahaan untuk selalu meningkatkan produk yang dihasilkannya baik dari segi kualitas maupun ragam produknya. Upaya yang harus dilakukan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat dan terarah, seperti meningkatkan atribut produk, kebijakan harga, mendesain dan memilih saluran distribusi yang tepat untuk menghadapi persaingan yang ketat pada saat ini.
    Sepeda motor adalah salah satu alternatif bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain secara mudah, irit, cepat, luwes, efisien, dan lain sebagagainya. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, motor menjadi harapan satu- satunya untuk dapat memiliki alat transportasi darat pribadi sesuai dengan kemampuan ekonominya. Mobil yang memiliki harga jual dan biaya operasional mahal / tinggi serasa tidak mungkin terjangkau oleh banyak rakyat ekonomi menengah ke bawah.
    Usaha yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus memenangkan persaingan, perusahaan harus mempersiapakan srategi pemasaran yang tepat untuk produknya. Produk yang ditawarkan ke pasar harus mendapatkan perhatiaan untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi agar memenuhi keinginan dan kebutuhan. Konsumen akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan mencari manfaat tertentu dari suatu produk, konsumen akan mempertimbamgkan produk mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan manfaat yang di perlukan.
    Dalam memilih produk, konsumen tentu saja akan di pengaruhi oleh desain dari produk. Desain produk merupakan segala sesuatu yang melekat dan menyertai produk tersebut, seperti merek, bentuk, model, warna, kualitas dan sebagainya. Deasin merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong konsumen untuk membeli produk, semakin baik deasin atau modelnya produk maka konsumen akan semakin tertarik untuk membeli suatu produk tersebut.
    Yamaha adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sektor produksi otomotif yang salah satunya memproduksi kendaraan roda dua. Yamaha juga tidak terlepas akan persaingan yang semakin tajam khususnya dalam industri otomotif karena banyak nya perusahaan – paerusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. Oleh karena itu dalam melaksanakan aktifitas penjualannya perusahaan harus dapat merancang srategi pemasaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam meningkatkan pembelian konsumen terhadap produk tersebut.
    Desain produk yang di tawarkan oleh perusahaan-perusahaan pesaing Yamaha tidak kalah hebatnya, seperti halnya Honda sudah mempunyai merek yang bagus di benak konsumen dan terkenal dengan iritnya, Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya, Kawasaki yang mempunyai keunggulan dari desain motornya, Yamaha juga yang dirancang dengan desain yang trendi berbahan bakar irit, serta kelebihan pada kecepatan, akselerasi dan banyak pilihannya bagi konsumen pria dan wanita. Di samping itu kelebihan

    2. Rumusan Masalah
    1. Apakah pengaruh desain produk, mempengaruhi prilaku konsumen
    dalam membeli sepeda motor merek Yamaha?
    2. Apakah prilaku konsumen dalam memutuskan membeli sepeda motor
    merek Yamaha dipengaruhi oleh desain produk?
    3. Seberapa besar pengaruh desain produk terhadap prilaku konsumen
    dalam membeli sepada motor merek yamaha?
    3. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengkaji Apakah pengaruh desain produk, mempengaruhi
    prilaku konsumen dalam membeli sepeda motor merek Yamaha?
    2. Untuk mengkaji Apakah prilaku konsumen dalam memutuskan
    membeli sepeda motor merek Yamaha dipengaruhi oleh desain produk?
    3. Untuk mengetahui Seberapa besar pengaruh desain produk terhadap
    prilaku konsumen dalam membeli sepada motor merek Yamaha?

    4. Manfaat Penelitian
    1. Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan literature untuk menambah wacana baru bagi dunia akademis.
    2. Sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat dalam mempengaruhi dan mengetahui pengamilan keputusan oleh konsumen yang dilihat dari perilaku konsumen.
    3. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menentukan produk yang benar – benar sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan selera konsumen..
    4. Untuk memperkaya khasanah penelitian yang ada serta dapat digunakan
    sebagai perbandingan penelitian berikutnya.
    5. Sebagai bahan tugas seminar dan selanjutnya acuan sebagi sekripsi
    manajemen (pemasaran).

    BAB II
    LANDASAN TEORI
    1. Pemasaran (Marketing)
    Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengan kegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer berurusan dengan konsumen, baik konsumen intern perusahaan maupun konsumen ekstern perusahaan. Para manajer dituntut untuk dapat memahami konsumen, dengan demikian para manajer dapat menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan konsumen. Tidak hanya sampai di situ saja, para manajer harus mampu menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumennya sehubungan dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, para manajer harus mampu menggerakkan perusahaannya untuk mengantarkan produk atau jasa sampai dinikmati oleh konsumen. Tujuan akhir dari semua kegiatan itu agar tercipta kepuasan konsumen, yaitu seluruh komponen yang terlibat dengan kegiatan bisnis perusahaan, sehingga kegiatan tersebut dapat menguntungkan perusahaan dans takeholdernya.
    2. Pengertian Pemasaran
    Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana setiap individu atau kelompok bisa mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatan menghasilkan dan melakukan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.
    Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan keputusan sebuah konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide- ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan tujuan individu atau tujuan organisasi.
    Dari kedua definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial (perencanaan dan pelaksanaan) dalam konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide- ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan setiap komponen yang terkait dalam kegiatan bisnis perusahaan (baik individu maupun kelompok), agar tujuan akhir yang menguntungkan perusahaan tercapai.
    3.Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

    a. Product / Produk
    Menurut Kotler dan Armstrong (2001:597), yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Yang dimaksud dengan produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

    b. Price / Harga
    Menurut Kotler dan Armstrong (2001:559), yang dimaksud dengan harga adalah jumlah uang yang harus dibebankan atas suatu produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan hal penentu yang utama dalam pilihan pembeli.

    c. Place / Saluran Distribusi
    Menurut Kotler dan Armstrong (2001:6), yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah seperangkat atau sekelompok organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleg konsumen atau pengguna industrial.

    d. Promotion / Promosi
    Menurut Kotler dan Armstrong (2001:105), pemasaran modern tidak hanya memerlukan pengembangan produk yang baik, pebetapan harga yang menarik, dan membuatnya tersedia bagi konsumen sasaran, tetapi juga harus bisa mengadakan komunikasi dengan konsumen-konsumennya. Mengadakan komunikasi dengan konsumen tentang, produk yang dibuat, harga yang ditetapkan, dan saluran distribusi yang disediakan oleh perusahaan inilah yang disebut dengan promosi.
    •Konsumen Individu
    Pilihan merek dipengaruhi oleh :
    1) Kebutuhan konsumen
    2) Persepsi atas karakteristik merek
    3) Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh
    demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

    •Pengaruh Lingkungan
    Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh:
    1) Budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan).
    2) Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen).
    3) Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi).
    4) Faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli seperti
    keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

    4. Marketing Strategy
    Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
    memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah :
    1. Barang
    2. Harga
    3. Periklanan
    4. Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan
    Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
    Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola
    pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
    Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.

    Maili, pada rumusan masalah yg diajukan cuma disain produk, sementara pada pendekatan berbagai variabel disampaikan. Artinya, anda belum pas banget dg variabel yg akan dijadikan pengamatan dalam studi yg akan diajukan. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh maili puji astuti | Desember 26, 2010 | Balas

  53. Nama : M.Riansyah
    Nim : C1B008011

    Salam sejahtera pak jo,sebelumnya saya ucapkan selamat Natal&Tahun Baru ya pak 🙂

    saya mahasiswi bapak di kelas pagi

    KAJIAN MANAJEMEN PEMASARAN
    IKAN PINDANG “IWAN GORENG GORENG-GORENG “ DI KOTA JAMBI

    LATAR BELAKANG

    Usaha pengolahan ikan tradisional masih banyak dilakukan di Indonesia, karena usaha ini mempunyai prospek untuk dikembangkan yang didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolah ikan tradisional. Ikan pindang yang menjadi menu andalan di rumah makan lesehan “iwan goreng-goreng” kecamatan Telanay Pura kota Jambi ini merupakan salah satu produk olahan yang cukup populer dan tentunya menggoda selera konsumen . Kendala yang dihadapi adalah mutu, biaya produksi, jangkauan pasar, dan peran stakeholder. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produk ikan pindang dari segi teknis, pemasaran, serta persepsi konsumen.

    I. PENDAHULUAN

    Ikan mempunyai peranan penting sebagai penyumbang protein bagi masyarakat Indonesia. Ikan, selain merupakan sumber protein, juga diakui sebagai “functional food” yang mempunyai arti penting bagi kesehatan karena mengandung asam lemak tidak jenuh berantai panjang (terutama yang tergolong asam lemak omega-3), vitamin, serta makro dan mikro mineral. Akan tetapi tidak semua wilayah Indonesia dapat tercukupi kebutuhannya akan protein karena ketersediaan ikan per kapita belum terdistribusi secara merata. Pengolahan dapat membuat ikan menjadi awet dan memungkinkan untuk didistribusikan dari pusat produksi ke pusat konsumsi. Namun, selama 20 tahun terakhir, produksi ikan yang diolah baru sekitar 23−47%, dan dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan jenis pengolahan tradisional. Ditinjau dari hasil olahan ikan, sebesar 75% ikan masih diolah secara tradisional. Pengolahan dilakukan dengan skala usaha rumah tangga kecil yang secara kualitas maupun kuantitasnya masih sangat minim, sehingga mempunyai nilai jual yang rendah (Martasuganda, S, dkk, 2003). Karakteristik dari pengolahan tradisional adalah kemampuan pengetahuan pengolah rendah dengan keterampilan yang diperoleh secara turun-menurun, tingkat sanitasi dan hygiene rendah, sesuai dengan keadaan di sekitarnya yang umumnya tidak memiliki sarana air bersih, permodalannya sangat lemah, peralatan yang digunakan sangat sederhana dan pemasaran produk hanya terbatas pada pasaran lokal (Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 2001). Pengolahan modern memerlukan persyaratan yang sulit dipenuhi oleh perikanan skala kecil, yaitu pasokan bahan baku yang bermutu tinggi dalam jenis dan ukuran yang seragam, dalam jumlah yang cukup banyak sesuai dengan kapasitas industri. Kondisi di atas menggambarkan bahwa pengolahan ikan tradisional masih mempunyai prospek untuk dikembangkan. Prospek ini didukung oleh masih tersedianya sumber daya ikan di pusat produksi, tingginya permintaan di pusat konsumsi, sederhananya teknologi, serta banyaknya industri rumah tangga pengolah tradisional. Menurut terminologi FAO (Heruwati, E,S. 2002), ikan olahan tradisional, atau ” traditional curred ” adalah produk yang diolah secara sederhana dan umumnya dilakukan pada skala industri rumah tangga. Jenis olahan yang termasuk produk olahan tradisional ini adalah ikan kering atau ikan asin kering, ikan pindang, ikan asap, serta produk fermentasi yaitu kecap, peda, terasi, dan sejenisnya.
    Ikan pindang merupakan salah satu hasil olahan yang cukup populer di Indonesia, dalam urutan hasil olahan tradisional menduduki tempat kedua setelah ikan asin. Dilihat dari sudut program peningkatan konsumsi protein masyarakat, ikan pindang mempunyai prospek yang lebih baik daripada ikan asin. Hal ini mengingat bahwa ikan pindang mempunyai cita-rasa yang lebih lezat dan tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan ikan pindang dan ikan asin ialah ikan pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di samping itu juga praktis semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan pindang. (Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2005) Dilihat dari produksinya, Pulau Jawa dan Bali merupakan sentra produksi sekaligus sentra konsumen ikan pindang. Produksi ikan pindang di luar Jawa relatif rendah, padahal produksi ikan asinnya cukup tinggi. Apabila sebagian produksi ikan asin dialihkan ke ikan pindang, maka diperlukan usaha terpadu dari berbagai pihak untuk mempromosikan komoditas ini.
    Salah satu rumah makan yang mengelola produk ikan pindang adalah rumah makan “iwan goreng-goreng”, di Kecamatan Telanay Pura, Kota Jambi. Kendala yang di temukan dalam produksi pengelolaan ikan pindang ini adalah berfluktuasinya harga produk olahan pindang dari musim ke musim, ini akan mempengaruhi nilai jual ikan pindang ke tangan konsumen, terutama untuk pengolah skala sedang dan besar. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi proses produksi, pasar dan ditribusi pemasaran, pola penerimaan dan pengeluaran, prospek pemasaran, persepsi konsumen terhadap ikan pindang serta strategi pengembangan usaha pengolahan ikan pindang di rumah makan “iwan goreng-goreng”, Kecamatan Telanay Pura, Kota Jambi.

    II. MATERI DAN METODE

    Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik diskriptif. Pelaksanaan enelitian dilakukan dengan melakukan survey di lapangan untuk memperoleh data primer terhadap responden. Selain itu juga diambil data sekunder untuk melengkapi analisis penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan observasi terhadap pengolah ikan pindang oleh pengunjung/konsumen. Untuk mengetahui persepsi konsumen dari sisi mutu/kualitas produk ikan pindang yang diminati pasar maka diambil sebanyak 15 orang responden (konsumen) yang berada di rumah makan iwan goreng-goreng. Untuk menghitung keuntungan pengolah ikan pindang maka digunakan pendekatan Cost and Return dengan rumus: TC TR – = m . Dimana μ : keuntungan, TR (Total Revenue) : penerimaan total, dan TC : (Total Cost) adalah tota biaya pengeluaran.

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Diskripsi Umum Penelitian
    Iwan goreng-goreng merupakan salah satu rumah makan yang mengelola produk ikan pindang yang terletak di kecamatan telanay Pura, Kota Jambi. Kegiatan usaha kuliner di Kota Jambi secara keseluruhan dipusatkan di Kecamatan Telanay Pura ini, yaitu di sekitar Broni, Telanay, Gubernuran dan BLK.

    ilustrasi 1. Lokasi iwan goreng-goreng
    Di bidang makanan, wilayah Telanay memiliki potensi yang sangat besar sebagai sentra bidang kuliner yang penting di Kota Jambi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peningkatan berbagai jenis usaha kuliner perbulan 5-6 usaha baru dibidang makanan tumbuh disini (Data observasi langsung , November 2010). Masyarakat sekitar telanay merupakan masyarakat yang terkenal maju update informasi dan kreatif, hal ini memang wajar karena telanay sebagai sentral/pusat kota Jambi, berbagai jenis bisnis usaha terutama makanan sangat cepat berkembang disini mengingat wilayah telanay ini terdapat universitas besar, serta SD,SMP,dan SMA bukan hanya itu pusat perkantoran terdapat di wilayah ini. Jadi target pemasaran untuk pelaku bisnis adalah dari kalangan Mahasiswa, siswa sekolah dan pegawai kantor. Biasanya pelanggan mulai ramai saat jam-jam istirahat makan siang. Di Iwan goreng-goreng pengolahan rumah makan terutama ikan pindang termasuk ke dalam kegiatan usaha home industri. Terdapat 3 jenis skala usaha, yaitu industri ikan pindang skala kecil, sedang dan besar, dengan rincian :
    1. Skala Kecil : mampu menghasilkan keuntungan bersih 10.000.000 /bulan

    3.2 Proses Pemindangan
    Bahan:
    1 kg ikan patin, siangi, cuci bersih, potong2x, lumuri dgn 1 sdm air jeruknipis ± 15
    menit, tiriskan.
    3 btg serai, memarkan
    3 lbr daun salam
    5 cm jahe, memarkan
    3 buah tomat merah, belah 4
    5 buah tomat hijau, belah 4
    2 buah cabai merah, iris halus ± 2 cm
    15 buah cabai rawit utuh
    25 gr daun kemangi
    3 sdm air asam
    2 sdm kecap manis
    2 sdm gula merah
    Garam secukupnya
    Gula secukupnya
    Bahan Yang Dihaluskan:
    5 buah cabai merah
    6 siung bawang putih
    6 buah bawang merah
    Cara Membuat:
    Rebus bumbu halus, daun salam, serai, jahe, lengkuas dalam panci berisi 1250 cc air,
    dengan api sedang Masukkan ikan dan bahan lainnya, beri garam sesuai selera
    hingga terasa asam manis, dan pedas. masak hingga matang.

    Tabel 1. Jenis Ikan yang Digunakan sebagai Bahan Baku Ikan Pindang
    NAMA IKAN Harga rata-rata ikan segar (Rp)
    Pada saat musim (Kg) Pada saat tidak musim (Kg)
    Ikan patin 12.000 16.000
    Ikan gabus 35.000 40.000
    Keterangan : harga bisa berubah sewaktu-waktu

    Ikan patin adalah ikan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikan pindang . Selain Harganya murah, ikan patin rasanya juga enak dan manis. Bahan pembantu berupa garam (NaCl). Jenis garam yang digunakan adalah garam rosok. Jumlah garam yang dibutuhkan disesuaikan dengan selera rasa asin.

    3.3 Segmen Pemasaran
    Pasar pada dasarnya dapat diartikan sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, dimana terdapat kekuatan–kekuatan permintaan dan penawaran untuk membentuk suatu harga. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana seseorang atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai (Kotler 1993). Menurut Winardi (1992), segmen pasar memandang sebuah pasar adalah heterogen, artinya menunjukkan adanya diversitas / perbedaan-perbedaan besar. Segmentasi pasar berhubungan erat dengan market opportunity (peluang pasar).
    Di “iwan goreng-goreng”, segmen pasar yang dituju mencakup semua golongan mulai dari mahasiswa, murid sekolahan, para pegawai baik yang bekerja di pemerintahan Maupun di swasta, ibu rumah tangga, hampir semua ter cover. Cara promosi yang dilakukan dari pertama buka yaitu dengan cara dari mulut ke mulut.

    3.4 Prospek Pemasaran
    Produksi ikan pindang memang masih di bawah ikan olahan lainnya seperti gulai ataupun di goreng, tetapi jenis olahan ini cukup cerah prospeknya. Cita rasanya lebih enak dari ikan gulai. Ikan pindang juga termasuk produk mudah diolah menjadi. Dengan demikian ikan pindang dapat dimakan dengan jumlah besar. Cara pengolahan ikan pindang cukup sederhana dan tidak menuntut keahlian khusus. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan pun tidak mahal, sehingga investasi yang harus ditanamkan tidak terlalu tinggi. Dengan kemudahan berproduksi, ikan pindang berpeluang besar untuk dikembangkan.

    Komentar oleh M.RIANSYAH | Desember 26, 2010 | Balas

  54. Salam Dahsyat pak joe,,,
    saya mahasiswa pagi pak
    Ini merupakan tugas minggu lalu pak
    Nama : Jauhari
    Nim : C1B008045

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    A. Latar Belakang Masalah
    Dengan kemajuan pesat pada bidang informasi dan teknologi tanpa disadari membentuk sebuah life style masyarakat yang menuntut sebuah fasilitas yang mendukung tingkat kelas gaya hidup mereka. Dalam 10 tahun belakangan ini tren meminum kopi yang dilakukan secara reguler maupun di tempat-tempat khusus (Specialty Coffee House) telah meningkat secara tajam.
    Pola meminum kopi di tempat-tempat yang sekarang terjadi mirip seperti apa yang terjadi di Amerika pada tahun 70-an hingga tahun 80-an. Pada saat itu, meminum kopi di coffeehouse harus membayar hingga 10 kali lipat dari pada kebiasaan mereka yang hanya meminum kopi-kopi instan. Hal ini pada awalnya pasti dianggap oleh banyak orang tidak rasional tetapi seiring dengan meningkatnya kemampuan orang-orang pada saat itu, maka mereka pun akhirnya menyadari bahwa bukan hanya kopi yang mereka dapatkan dengan membayar sebegitu mahal tetapi sebuah kenikmatan karena disajikan disuatu tempat yang dapat menenangkan pikiran dan hati mereka.
    Perkembangan awal kebangkitan specialty coffeehouse di Indonesia sendiri saat ini baru memasuki tahap awal layaknya era 70 dan 80-an di Amerika dengan tingkat akselerasi dan penyesuaian yang lebih tinggi. Oleh karena itu, peluang bisnis ini masih sangat besar dan terbuka lebar. Terlebih lagi, penempatan-penempatan outlet diluar daerah yang masyarakatnya menuju masyarakat peralihan (dari mayarakat yang pasif menuju kemasyarakat mobile) hal ini tentunya menjadi sebuah oase tersendiri.
    Tingkat persaingan juga ternyata ikut tumbuh pesat seiring dengan potensi pasar yang tersedia di Indonesia. Begitu banyak orang mencoba peruntungan di industri ini dengan hanya bermodalkan kapital yang besar tanpa diiringi dengan kecintaan akan kopi yang itu sendiri menjadi roh wajib yang harus dimiliki. Jika dikelola dengan benar dan konsisten, usaha specialty coffeehouse ini dapat memberikan keuntungan yang cukup besar. Walaupun saat ini terdapat begitu banyak usaha coffeehouse (baik yang lokal maupun waralaba asing) namun sayangnya tidak sedikit yang gagal dan menutup usaha mereka karena mengalami berbagai masalah,
    Keunggulan bersaing (competitive advantage) suatu perusahaan dapat menunjukan keunggulan dibandingkan perusahaan lain walaupun mereka bergerak di lingkungan industri yang sama.
    Sehingga Kedai Kopi Espresso Bar (KeiKo) Jambi yang merupakan outlen dan merek dagang yang dimiliki dan dioperasikan oleh Teammates Coffee Indonesia (TMCI). Melakukan beberapa strategi competitif untuk menghadapi persaingan dalam usaha dagang ini.
    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tedrdorong untuk mengkaji lebih dalam dan menuangkannya dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah dengan judul “STRATEGI COMPETITIVE ADVANTAGE PADA KEDAI KOPI ESPRESSO BAR (KeiKo) JAMBI”

    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    1. Bagaimana analisis internal dan eksternal kedai kopi (Keiko) jambi?
    2. Apayang menjadi strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing kedai kopi (Keiko) jambi?
    3. Apayang menjadi keunggulan bersaing kedai kopi (Keiko) jambi?

    C. Tujuan Penelitian
    1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis internal dan eksternal Kedai Kopi (Keiko) Jambi sehingga diketahui keunggulan bersaingnya.
    2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan keunggulan bersaing Kedai Kopi (KeiKo) Jambi.
    3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenggulan bersaing Kedai Kopi (KeiKo) Jambi melalui analisis internal dan eksternal. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui keunggulan bersaing Kedai Kopi (KeiKo) Jambi dalam value chain. Analisis eksternal dilakukan dengan 4 dari 5 kekuatan Porter.

    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. Serta untuk pengembangan penelitian kualitatif atas konsep teori Porter atas analisis keunggulan bersaing melalui analisis internal value chain dan ekstenal dengan 4 dari 5 kekuatan bersaing Porter.
    2. Bagi pemilik Kedai Kopi (KeiKo) Jambi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kostribusi strategi-strategi yang signifikan dalam manajemen perusahaan dan pengelolaan kedai. Diharapkan dapat meningkatkan jumlah pelanggan dan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian strategi keunggulan bersaing kompetitif
    Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi permasalahan di dalam dan di luar perusahaan. Permasalahan di dalam menyangkut aspek retrukturisasi organisasi perusahaan, akuisisi, dan merger serta aliansi strategik. Dalam aspek yang lebih operasional menyangkut manajemen finansial, produksi, pemasaran, manajemen administrasi dan manajemen sumberdaya manusia. Sementara itu masalah eksternal ditandai oleh aktifitas ekonomi pasar sedemikian dinamisnya seperti tuntutan pelanggan terhadap mutu dan keamanan produk, fluktuasi harga input dan output, ekspansi pasar perusahaan lain, teknologi dan pesaing. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif, perusahaan harus menghadapi tantangan bahkan tekanan-tekanan internal dan eksternal itu. Salah satu pendekatannya adalah bagaimana mengefektifkan potensi sumberdaya yang ada.
    Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari investasi yang dilakukan. Sekurang-kurangnya ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif yaitu adanya nilai pandang pelanggan dan keunikan produk.
    a. Sudut Pandang Nilai Pelanggan.
    Keunggulan kompetitif akan terjadi apabila terdapat pandangan pelanggan bahwa mereka memperoleh nilai tertentu dari transaksi ekonomi dengan perusahaan tersebut. Untuk itu syaratnya adalah semua karyawan perusahaan harus fokus pada kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal demikian baru terwujud ketika pelanggan dilibatkan dalam merancang proses memproduksi barang dan atau jasa serta didorong membantu perusahaan merancang sistem Manajemen SDM yang akan mempercepat pengiriman barang dan jasa yang diinginkan pelanggan.
    b. Sudut Keunikan.
    Keunikan dicirikan oleh barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan tidak dapat mudah ditiru oleh pesaing. Misalnya Anda membuka rumah makan dengan menyajikan sop dan sate kambing serta sayur asem. Tidak berlangsung lama ada pesaing membuka rumah makan di sebelah rumah makan Anda. Jenis sajiannya semua sama termasuk rasa dan harga dengan yang Anda sajikan. Dapat terjadi Anda akan kehilangan keuntungan karena sebagian pelanggan pindah ke rumah makan baru itu kecuali kalau Anda mampu menciptakan sesuatu yang unik yang sulit ditiru pesaing Anda. Apa saja keunikan itu?
    Ciri-ciri Keunikan
    (1) Kemampuan finansial dan ekonomis.
    Ciri keunikan ini ditunjukan oleh adanya kemudahan perusahaan untuk memperoleh sumber finansial dengan relatif cepat dengan bunga yang relatif lebih rendah dari pada bunga pasar. Selain itu dapat berupa kemampuan perusahaan menekan harga produk yang lebih murah ketimbangan harga produk yang sama dari perusahaan lain.
    (2) Kemampuan menciptakan produk strategik.
    Bentuk jenis keunikan ini berupa kelebihan ciri-ciri produk Anda dibanding produk yang sama dari perusahaan lain. Antara lain dapat dilihat dari aspek rasa, ukuran, penampilan dan keamanan produk serta suasana lingkungan bisnis Anda. Kembali ke contoh terdahulu, misalnya Anda menyajikan sate dengan ukuran daging yang lebih besar, bumbu yang lebih bervariasi, minuman tradisional, kematangan yang merata, ada musik khas, ada tempat bermain untuk anak-anak, oleh-oleh buat anak-anak tanpa harus mengurangi keuntungan bisnis Anda dsb.
    (3) Kemampuan teknologi dan proses.
    Perusahaan harus memiliki ciri berbeda dalam membuat dan menyajikan produk ke para pelanggan dibanding perusahaan lain.Hal ini dicirikan oleh alat yang digunakan apakah alat tua ataukah yang modern dan sudah sangat dikenal kehandalannya di kalangan luas pelanggan. Biasanya pelanggan sudah mempunyai pilihan favorit tentang alat-alat dan proses tertentu yang digemarinya. Contoh lain adalah penggunaan alat-alat canggih seperti sistem komputer dan fasilitas pabrik pengolahan produksi modern .
    (4) Kemampuan keorganisasian.
    Keunikan disini dicirikan oleh kelebihan perusahaan dalam pengelolaan sistem keorganisasian yang sepadan dengan kebutuhan pelanggan. Perusahaan termasuk karyawannya perlu memiliki daya tanggap, sensitif dan adapatasi yang tinggi dalam mengikuti perubahan-perubahan karakter pelanggan, teknologi, keadaan pasokan, peraturan, dan kondisi ekonomi. Dengan demikian para pelanggan akan senang hati untuk selalu loyal kepada perusahaan.
    B. Analisis SWOT
    Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi S trengths , W eaknesses, O pportunities, dan T hreats terlibat dalam suatu proyek atau dalam bisnis usaha. Hal ini melibatkan penentuan tujuan usaha bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang baik dan menguntungkan untuk mencapai tujuan itu. Teknik ini dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500.
    Sebuah analisis SWOT harus terlebih dahulu memulai dengan mendefinisikan negara yang diinginkan atau tujuan akhir. Sebuah analisis SWOT dapat dimasukkan ke dalam model perencanaan strategis. Contoh dari teknik perencanaan strategis yang menggabungkan objektif digerakkan analisis SWOT Analisis Kreatif Strategis (SCAN). Perencanaan strategis, termasuk analisis SWOT dan SCAN, telah menjadi subyek banyak penelitian.
    •S trengths: atribut dari orang atau perusahaan yang sangat membantu untuk mencapai tujuan.
    •W eaknesses: atribut dari orang atau perusahaan yang berbahaya untuk mencapai tujuan.
    •O pportunities: kondisi eksternal yang membantu untuk mencapai tujuan.
    •T hreats: kondisi eksternal yang dapat merusak tujuan.
    Identifikasi SWOTs sangat penting karena langkah-langkah berikutnya dalam proses perencanaan untuk pencapaian tujuan yang dipilih mungkin diturunkan dari SWOTs.
    Pertama, para pembuat keputusan harus menentukan apakah tujuan dapat dicapai, mengingat SWOTs. Jika tujuannya adalah TIDAK dapat dicapai tujuan yang berbeda harus dipilih dan proses berulang.
    Para analisis SWOT sering digunakan dalam dunia akademis untuk menyoroti dan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hal ini terutama bermanfaat dalam mengidentifikasi daerah-daerah untuk pembangunan.
    1. Pencocokan dan mengkonversi
    Cara lain untuk memanfaatkan SWOT adalah pencocokan dan mengkonversi. Cocok digunakan untuk mencari keunggulan kompetitif dengan cara mencocokkan kekuatan untuk kesempatan. Konversi adalah menerapkan strategi konversi untuk mengubah ancaman atau kelemahan menjadi kekuatan atau peluang. Contoh strategi konversi adalah mencari pasar baru. Jika ancaman atau kelemahan tidak dapat dikonversi sebuah perusahaan harus berusaha untuk memperkecil atau menghindari mereka.
    2. Bukti Penggunaan SWOT
    Analisis SWOT strategi mungkin membatasi dipertimbangkan dalam evaluasi. Scott Armstrong mencatat bahwa “orang-orang yang menggunakan SWOT mungkin menyimpulkan bahwa mereka telah melakukan pekerjaan yang memadai dan mengabaikan perencanaan yang masuk akal seperti hal-hal seperti mendefinisikan tujuan perusahaan atau menghitung ROI untuk strategi-strategi alternatif.” Sebagai alternatif untuk SWOT, Armstrong menggambarkan pendekatan 5-langkah alternatif yang mengarah pada kinerja perusahaan yang lebih baik.
    Kritik-kritik ini ditujukan untuk versi lama dari analisis SWOT yang mendahului analisis SWOT yang dijelaskan di atas di bawah judul “Strategis dan Kreatif Penggunaan Analisis SWOT.” Versi lama ini tidak mengharuskan SWOTs diturunkan dari tujuan yang telah disepakati. Contoh analisis SWOT negara yang tidak objektif disediakan di bawah ini di bawah “Sumber Daya Manusia” dan “Marketing.”
    3. Internal dan faktor eksternal
    Tujuan dari setiap analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi kunci faktor internal dan eksternal yang penting untuk mencapai tujuan. Ini berasal dari perusahaan dalam rantai nilai unik. Kelompok analisis SWOT informasi kunci ke dalam dua kategori utama:
    •Faktor internal – Kekuatan dan kelemahan internal organisasi.
    •Faktor eksternal – Peluang dan ancaman yang disajikan oleh lingkungan eksternal organisasi. Gunakan PEST atau alu analisis untuk membantu mengidentifikasi faktor-faktor
    Faktor-faktor internal dapat dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan tergantung pada dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang dapat mewakili kekuatan yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin kelemahan untuk tujuan lain. Faktor-faktor yang dapat mencakup semua 4P itu; serta kepegawaian, keuangan, kemampuan manufaktur, dan sebagainya. Faktor-faktor eksternal dapat mencakup masalah-masalah makro ekonomi, perubahan teknologi, undang-undang, dan perubahan sosial-budaya, serta perubahan-perubahan dalam pasar atau posisi kompetitif. Hasilnya sering disajikan dalam bentuk matriks.
    Analisis SWOT adalah salah satu metode kategorisasi dan memiliki kelemahan. Sebagai contoh, mungkin cenderung untuk membujuk perusahaan untuk mengkompilasi daftar daripada berpikir tentang apa yang sebenarnya penting dalam mencapai tujuan. Ini juga menyajikan daftar yang dihasilkan tidak kritis dan tanpa prioritas yang jelas sehingga, misalnya, peluang lemah mungkin muncul untuk menyeimbangkan ancaman kuat.
    Adalah bijaksana untuk tidak terlalu cepat menghilangkan setiap calon SWOT entri. Pentingnya SWOTs individu akan dinyatakan oleh nilai strategi yang dihasilkannya. Sebuah item yang SWOT menghasilkan strategi berharga adalah penting. Sebuah SWOT barang yang tidak menghasilkan strategi yang tidak penting.
    4. Penggunaan Analisis SWOT
    Kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi yang mencari laba. Analisis SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan ketika keadaan-akhir yang diinginkan (tujuan) telah ditetapkan. Contohnya antara lain: organisasi nirlaba, unit pemerintah, dan individu. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam perencanaan pra-krisis dan pencegahan krisis manajemen. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam menciptakan sebuah rekomendasi selama studi kelayakan.
    5. Analisis SWOT-pemandangan
    SWOT-lanskap yang menangkap situasi manajerial yang berbeda dengan memvisualisasikan dan meramalkan kinerja dinamis dari obyek yang sebanding menurut penemuan oleh Brendan Kitts, Leif Edvinsson dan Tord Beding. Perubahan dalam kinerja relatif terus-menerus diidentifikasi. Proyek (atau unit pengukuran yang lain) yang dapat menjadi potensi resiko atau peluang benda tersebut disoroti. SWOT-lanskap yang mendasari juga menunjukkan kekuatan / kelemahan faktor-faktor yang pernah atau mungkin akan memiliki pengaruh yang tertinggi dalam konteks nilai digunakan (untuk ex. Fluktuasi nilai modal).
    6. Perusahaan perencanaan
    Sebagai bagian dari pengembangan strategi dan rencana untuk memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuannya, maka organisasi itu akan menggunakan sistematis / ketat proses yang dikenal sebagai perencanaan perusahaan. SWOT bersama PEST / alu dapat digunakan sebagai dasar untuk analisis bisnis dan faktor lingkungan.
    •Menetapkan tujuan – organisasi mendefinisikan apa yang akan dilakukan
    •Lingkungan scanning
    o Penilaian internal dari organisasi SWOT, ini harus mencakup penilaian terhadap situasi sekarang serta portofolio produk / jasa dan analisis tentang produk / jasa siklus hidup
    •Analisis strategi yang ada, ini harus menentukan relevansi dari hasil internal / eksternal penilaian. Ini mungkin termasuk analisis kesenjangan yang akan melihat faktor-faktor lingkungan
    •Isu Strategis didefinisikan – faktor kunci dalam pengembangan rencana perusahaan yang perlu ditangani oleh organisasi
    •Mengembangkan baru / direvisi strategi – direvisi analisis isu-isu strategis dapat berarti tujuan perlu berubah
    •Menetapkan faktor penentu keberhasilan – pencapaian tujuan dan strategi pelaksanaan
    •Persiapan operasional, sumber daya, rencana proyek implementasi strategi
    •Hasil pemantauan – pemetaan terhadap rencana, mengambil tindakan korektif yang dapat berarti mengubah tujuan / strategi.
    7. Pemasaran
    Dalam banyak analisis pesaing, pemasar membangun profil rinci dari setiap pesaing di pasar, dengan fokus terutama pada kompetitif relatif mereka kekuatan dan kelemahan menggunakan analisis SWOT. Manajer pemasaran akan meneliti masing-masing struktur biaya pesaing, sumber keuntungan, sumber daya dan kompetensi, posisi kompetitif dan diferensiasi produk, tingkat integrasi vertikal, sejarah tanggapan terhadap perkembangan industri, dan faktor lainnya.
    Pemasaran manajemen sering menemukan perlu untuk berinvestasi dalam penelitian untuk mengumpulkan data akurat yang diperlukan untuk melakukan analisis pemasaran. Oleh karena itu, manajemen sering melakukan riset pasar (secara bergantian riset pemasaran) untuk memperoleh informasi iniPemasar menggunakan berbagai teknik untuk melakukan riset pasar, tetapi beberapa yang lebih umum meliputi:
    •Riset pemasaran kualitatif, seperti kelompok fokus
    •Riset pemasaran kuantitatif, seperti survei statistik
    •Eksperimental teknik seperti pasar uji
    •Pengamatan teknik seperti etnografi (on-site) observasi
    •Manajer pemasaran dapat juga merancang dan mengawasi berbagai lingkungan intelijen kompetitif pemindaian dan proses untuk membantu mengidentifikasi tren dan menginformasikan analisis pemasaran perusahaan.

    Komentar oleh Jauhari | Desember 27, 2010 | Balas

  55. salam sukses pak joe,
    saya mahasiswa manajemen program ektensi,
    ini tugas minggu lalu..
    Nama: Mahbub
    Nim : ECIB008069

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya.
    Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat. Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan.Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.
    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.
    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm GV yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.
    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social, kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).
    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk GV yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi UNJA.
    Helm merk GV ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg. Helm GV nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus GV kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehinggan diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat lengsung pada peningkatan pasar.
    1.2Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen. Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting. Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan. Helm GV diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi UNJA. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1. Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk GV?
    2. Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk GV?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
    1. Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    2. Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    Mahbub, seluruh faktor yg digabung dalam rumusan masalah di atas harus didasarkan kepada satu konstruksi, dasar teori sehingga terjelaskan mana variabel dependen dan independen. Selanjutnya manfaat penelitian harus menggambarkan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat yang ditulis di atas tidak menunjukkan hal itu silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh mahbub | Desember 29, 2010 | Balas

  56. maaf terlmbt pak jo
    saya mahsiswa manajemen pagi
    Nama: Dales Martensa
    NIM: C1B008124

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Penelitian
    Kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena perhotelan merupakan salah satu usaha jasa pelayanan yang cukup rumit pengelolaannya dan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamunya selama 24 jam. Disamping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan. Oleh karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang mengedepankan kualitas pelayanan bagi para pelanggannya.
    Semakin tinggi tingkat persaingan, tingkat kompleksitas pasar dan tamu yang semakin kritis akan pasar mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu dikelola secara profesional. Karena keberhasilan perusahaan di bidang jasa khususnya hotel, bergantung pada kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dan selanjutnya untuk memuaskan konsumen. Pada awalnya setiap tamu memiliki kebutuhan, keinginan, dan tujuan yang berbeda. Kenyataan ini mendorong timbulnya konsep pangsa pasar. Artinya kita berusaha mendapatkan sekelompok orang di pasar sasaran untuk memasarkan produk dan/atau jasa pelayanan hotel sesuai dengan harapan tamu sehingga konsumen akan merasa puas, dan akan terus menerus mengkonsumsi jasa pelayanan dari hotel tersebut.
    Kepuasan pelanggan adalah tingkat kesesuaian antara produk dan/atau jasa pelayanan yang diinginkan dengan kenyataan yang diterima. Tingkat kesesuaian tersebut adalah hasil penilaian yang dilakukan oleh tamu berdasarkan pada pengetahuan dan pengalamannya. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas jasa yang dikehendaki sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama dan dijadikan tolok ukur keunggulan daya saing perusahaan. Untuk memperoleh gambaran tentang kepuasan konsumen, maka perlu diketahui arti kualitas pelayanan.
    Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang komplek terdiri dari lima unsur, yaitu: Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible. Buruknya kualitas jasa yang diberikan penyedia jasa kepada pelanggan telah disadari mengakibatkan banyaknya kerugian yang dialami oleh perusahaan. Mereka yang kecewa tidak hanya meninggalkan perusahaan, tetapi juga akan menceritakan keburukan jasa yang diterima kepada orang lain. Selain itu perusahaan akan lebih banyak mengeluarkan biaya untuk mendapatkan satu orang pelanggan baru. Kurangnya kualitas jasa dibidang ekonomi merupakan harga tertinggi yang tumbuh sangat cepat, dari pada harga produk nyata.
    Bila dalam usaha perhotelan mampu menciptakan kepuasan pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.
    Hal ini disebabkan konsumen yang datang ke Hotel Kalpataru mempunyai motivasi atau pendorong yang berbeda dalam memanfaatkan produk jasa yang ditawarkan apakah menyewa kamar, memanfaatkan fasilitas yang ada seperti fasilitas rapat, hiburan dan lainnya, keistimewaan-keistimewaan yang ditawarkan oleh pihak Hotel nantinya akan menjadi suatu indikator bagi kepuasan konsumen sehingga pihak perusahaan perlu meningkatkan kualitas jasanya.
    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka judul penelitian adalah “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Hotel Novotel Jambi ”.
    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
    1. Apakah Variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari: (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang ?
    2. Di antara variabel tersebut yang meliputi (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang ?

    C. Tujuan Penelitian
    Agar peneliti mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
    1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari: (Reliabilitas, Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible) terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang?
    2. Untuk mengetahui variabel kualitas pelayanan manakah yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang?

    D. Kegunaan Penelitian
    1. Bagi Penulis
    Untuk mengetahui penerapan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan realita yang terjadi di lapangan, mengenai masalah-masalah yang ada dalam pemasaran khususnya tentang variabel pelayanan yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
    2. Bagi Perusahaan
    Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam membuat kebijaksanaan untuk memecahkan masalah kualitas pelayanan yang sedang dihadapi perusahaan.
    3. Bagi Peneliti Lain
    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau acuan bagi peneliti berikutnya dan menindaklanjuti dengan penelitian yang baru.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori Yang Melandasi Permasalahan
    Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah. Dalam landasan teori ini dikemukakan teori yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang faktor-faktor kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.

    1. Pengertian Jasa
    Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era berikutnya terjadi konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel, penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa.
    Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran mengenai kualitas jasa yang diberikan oleh penyedia jasa.
    Stanton dalam Swastha menyatakan definisi pemasaran adalah :
    Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Swastha (2007:5)

    Sedangkan Menurut Kotler dalam buku Swastha pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut:
    Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Hal ini sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar. Swastha (2007:7)

    Menurut para ahli pemasaran, definisi jasa adalah :
    Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Kotler (2006:602)

    Menurut pendapat lain, jasa adalah :

    Semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen. Lupiyoadi (2006:5)
    Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau menfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati (2006:270)
    Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.
    2. Karakteristik Jasa
    Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang (produk fisik). Berikut adalah pendapat para ahli mengenai berbagai karakteristik jasa:
    a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.
    b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat dipisahkan (inseparability) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersama-sama.
    c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana jasa asuransi dan kesehatan. Griffin (dalam Lupiyoadi, 2006:6).

    Sedangkan menurut Kotler, karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
    a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
    b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
    c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan.
    d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan jasa itu lebih dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit (misal, perusahaan jasa transportasi mikrolet).
    Kotler (2006:603)

    3. Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan Kepuasan pelanggan dan profitabilitas. Tingkat kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu para pemasar saat ini memandang tugas peningkatan kualitas produk dan jasa sebagai prioritas utama dalam memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
    Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak, sehingga kekuatan tawar menawar konsumen semakin besar. Hak-hak konsumen pun mulai mendapatkan perhatian besar terutama aspek keamanan dalam pemakaian barang/jasa tertentu.
    Menurut American Society For Quality Control dalam Lupiyodi, kualitas adalah: “Keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten”. Lupiyoadi (2006:144)
    Dalam meningkatkan pemasaran sangat diperlukan suatu kualitas yang mendukung, dimana definisi dari kualitas itu menurut Goets (dalam Tjiptono, 2007:51) “merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
    Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi.
    Menurut Tjiptono (2007:59) yang dimaksud dengan pelayanan adalah: “Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh”.
    service quality dapat didefinisikan sebagai alat pengukur seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima.
    Menurut Zeithaml yang ditulis ulang oleh Fandy Tjiptono (2007:28) harapan pelanggan sebagai berikut :
    Harapan pelanggan diyakini memiliki peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk/jasa dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada korelasi yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai standar atau acuan.

    Jika kualitas jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya apabila jasa yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik tidaknya kualitas tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten .
    4. Faktor-Faktor Yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa
    Ada lima dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa yaitu:
    a. Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
    b. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan
    c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
    d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.
    e. Empathy, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
    Zeithaml (dalam Yamit, 2006:231)

    Para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu memperhatikan elemen – elemen layanan sebagai berikut :
    a. Reliability (keterandalan)
    Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/jasa yang handal. Produk/jasa jangan sampai mengalami kerusakan/kegagalan. Dengan kata lain, produk/jasa tersebut selalu oke.
    b. Responsiveness (cepat tanggap)
    Restoran cepat saji Mc.Donald’s menggunakan jam pengukuran sebagai komitmen untuk melayani pelanggan dengan layanan cepat. Bila satu menit telah berlalu dan pelanggan belum menerima menu pesanan, maka pihak restoran akan memberikan bonus menu lain.

    c. Assurance (jaminan)
    Pada saat persaingan semakin kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing…Faktor security, yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada pelanggan merupakan hal yang penting pula…
    d. Empathy (berpihak kepada pelanggan)
    Untuk mewujudkan sikap empathy, setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah di hubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. Dering telepon usahakan maksimum tiga kali, lalu segera dijawab. Ingat, waktu yang dimiliki pelanggan sangat terbatas sehingga tidak mungkin menunggu terlalu lama.
    e. Tangible (Hal-hal yang terlihat)
    Prasarana yang berkaitan dengan layanan pelanggan juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu produk/jasa. Tandjung (2004:109)

    Elemen-elemen kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas, harus diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan karena perbedaan persepsi tentang wujud pelayanan yang diberikan mengalami perbedaan dengan harapan pelanggan.
    5. Pengertian Kepuasan Konsumen
    Menurut Mowen, menyatakan bahwa:
    a. Kepuasan konsumen (consumers satisfaction) didefinisikan sebagai kesatuan sikap yang ditunjukkan konsumen atas barang/jasa setelah merasa mereka memperoleh dan menggunakannya.
    b. Perilaku keluhan konsumen (consumers complaint behavior) adalah istilah yang mencakup semua tindakan konsumen yang berbeda bila mereka merasa tidak puas dengan suatu pembelian.
    Mowen (2006:89)

    Menurut Kotler, kepuasan adalah “Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya”. Kotler (2006:52)
    Dalam era globalisasi saat ini yang ditandai oleh revolusi teknologi komunikasi dan teknologi informasi mengakibatkan terjadinya perubahan yang luar biasa. Karena terjadi berbagai kemudahan komunikasi untuk memperoleh informasi dan muncul kompetisi yang sangat ketat sehingga mengakibatkan pelanggan memiliki banyak pilihan dan sangat sulit untuk dipuaskan. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran pada tingkah laku pemasar yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan (expectation) untuk memenuhi kepuasan. Perubahan ini mendorong munculnya pemikiran baru, pasar baru serta kompetisi baru yang sangat ketat. Kebutuhan dan keinginan pelanggan semakin meningkat dan beraneka ragam, sehingga produsen sangat sulit memuaskan kebutuhan pelanggannya.
    Memperhatikan perubahan kebutuhan pelanggan dan untuk memenangkan persaingan dari para kompetitor, diperlukan suatu petunjuk arah serta pendorong motivasi untuk menciptakan langkah kreatif, inovatif agar dapat membentuk masa depan yang gemilang yaitu kepuasan pelanggan.
    Jika perusahaan jasa telah memberikan kepuasan pelanggan, maka akan menciptakan pembelian ulang. Memberikan kepuasan kepada pelanggan hanya dapat diperoleh jika perusahaan memperhatikan apa yang dinginkan oleh pelanggannya, sehingga kualitas jasa pelayanan yang dihasilkan ditentukan oleh pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kepuasan merupakan penilaian subyektif dari hasil yang diperolehnya. Harapan pelanggan merupakan referensi standar kinerja pelayanan dan sering kali diformulasikan berdasarkan keyakinan tentang apa yang akan terjadi.
    Jika harapan pelanggan sesuai dengan yang dialami dan dirasakannya, bahkan apa yang dialami dan dirasakan melebih harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan merasa puas. Bila yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan harapannya, sudah dapat dipastikan pelanggan tidak merasa puas. Dengan kata lain, “kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasakan dengan harapan”. Yamit (2006 : 78)
    Tidak mengetahui apa yang diharapkan oleh pelanggan merupakan salah satu akar kegagalan perusahaan dalam memenuhi kepuasan pelanggan. Menurut Yamit, terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab tidak diketahuinya harapan pelanggan, yaitu :
    Tidak mengadakan interaksi langsung dengan pelanggan dan kurang atau tidak ada upaya untuk menanyakan harapan pelanggan…sedangkan tindakan yang dilakukan pertama dan mendasar adalah informasi yang akurat mengenai harapan pelanggan. Yamit (2006 : 79)

    Oleh karena itu mengukur tingkat kepuasan para pelanggan sangatlah perlu demi kelangsungan perusahaan. Persoalan kualitas jasa dan kepuasan pelanggan jasa, adalah relatif lebih sulit dibandingkan pengukuran pada produk fisik atau barang.
    Para ahli pemasaran mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagaimana telah di kutip oleh Tjiptono (2007:24) adalah:
    a. Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.
    b. Mendefinisikan sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa
    c. Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli di mana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan
    d. Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan di bandingkan dengan harapannya. Kotler (Dalam Tjiptono, 2007:24)

    Menurut Tjiptono metode-metode yang dapat digunakan untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

    a. Sistem keluhan dan saran
    Setiap organisasi yang berorentasi pada pelanggan (customer-oriented) perlu memberikan kesempatan yang lias kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran, komentar, pendapat, dan keluhan mereka.
    b. Ghost Shopping
    Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan adalah mempekerjakan beberapa orang (Ghost Shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.
    c. Lost Customer Analysis
    Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya.
    d. Survei Kepuasan Pelanggan
    Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang dilakukan dengan penelitian survey, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.

    6. Definisi Hotel
    Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act, 1956, adHotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus. Sulastiyono (2008:5).

    Tanpa adanya perjanjian khusus yang dimaksud adalah perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan-perundingan sebelumnya. Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publisihing Inc. (1995), menyebutkan bahwa “Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum”. Sulastiyono (2008:6)
    Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, hotel seharusnya adalah:
    a. Suatu jenis akomodasi;
    b. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada;
    c. Menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta jasa penunjang lainnya.
    d. Disediakan bagi umum.
    e. dikelola secara komersial. Yang dimaksud dikelola secara komersial adalah, dikelola dengan memperhitngkan untung atau ruginya serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.
    Sulastiyono (2008:7)

    7. Klasifikasi Hotel
    Untuk dapat memberikan informasi kepada para tamu yang akan menginap di hotel tentang standar dan fasilitas yang dimiliki oleh masing-masing jenis dan tipe hotel, maka hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
    a. Berdasarkan tujuan pemakaian hotel selama menginap
    1) Business hotel, yaitu hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan
    2) Recreational hotel, yaitu hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berekreasi.
    b. Berdasarkan lokasinya
    1) City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagian besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan bisnis.
    2) Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasinya adalah:
    a) Mountain hotel (hotel di pegunungan)
    b) Beach hotel (hotel di pinggir pantai)
    c) Lake hotel (hotel di daerah danau)
    d) Hill hotel (hotel di puncak bukit)
    e) Forest hotel (hotel di daerah hutan lindung)
    f) Suburb hotel, adalah hotel yang lokasinya dipinggiran kota yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya.
    g) Urban hotel, adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan baru yang awalnya hanya berupa desa.
    h) Airport hotel, adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar bandara udara.

    8. Pengaruh Antara Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Konsumen
    Tuntutan konsumen terhadap kualitas layanan semakin tinggi. Era globalisasi memaksa perusahaan untuk selalu memperbaiki kualitas jasanya agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena konsumen semakin pintar dan kritis untuk memutuskan apa yang akan dibelinya. Konsumen tidak hanya melihat harga dari label, tetapi lebih pada manfaat yang didapat dari barang yang dibelinya. Mereka lebih suka membeli dengan harga yang sedikit lebih tinggi asalkan mendapatkan layanan yang memuaskan.
    Fenomena ini merupakan tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya.
    Kualitas pelayanan merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran produk. Pelayanan yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik pelanggan yang baru yang biasanya lebih besar.
    Pengaruh antara kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono (2007:68) sebagai berikut:
    Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan kepuasan.

    9. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

    Hasil penelitian Risnal Daniliata (2004) dari Universitas merdeka Malang yang berjudul Pengaruh Quality Service Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Perum DAMRI Malang, didapatkan hasil uji F menunjukan bahwa model regresi yang dibentuk oleh peneliti diteriam secara statistic terbukti dari F hitung yang dihasilkan lebih besar dari Ftabel (3,180 > 2,62) yang membuktikan bahwa variabel bebas yaitu X1 bukti langsung (tangible), X2 keandalan (Reliability),X3 daya tanggap (responsibility),X4 jaminan (assurance), dan X5 empati (empaty) berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat kepuasan konsumen.
    B. Hipotesis
    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, oleh sebab itu perumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat atau pertanyaan (Sugiono, 2004:51). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut:
    1. Diduga variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari (reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible) secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang.
    2. Diduga variabel tangible adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Kalpataru Malang.

    Komentar oleh dales martensa | Desember 29, 2010 | Balas

  57. Saya mahasiswa ekonomi manajemen pagi
    maaf terlmbt pak jo
    Nama: M. Rivan
    NIM : C1B008136

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Penelitian

    Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian.

    Aktivitas pemasaran menjadi tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran.

    Demikian juga halnya dengan usaha perhotelan, dimana kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena perhotelan merupakan salah satu usaha jasa pelayanan yang tidak mudah pengelolaannya dalam menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamunya. Disamping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan. Oleh karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang mengutamakan kualitas pelayanan bagi para tamu khususnya pelanggan.

    Semakin tinggi tingkat persaingan dalam usaha jasa akomodasi ini yang ditandai dengan makin banyaknya hotel-hotel yang menawarkan jasa sejenis serta tamu yang semakin kritis akan pasar, para tamu ini sebelum menjatuhkan pilihan pada jasa yang ditawarkan para tamu akan mempertimbangan dengan matang, untuk dapat memilih jasa yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu dikelola secara profesional dan agresif.

    Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Salah satu upaya agar jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen adalah dengan melaksanakan pemasaran secara tepat dan terpadu sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri.

    Kecepatan perkembangan perekonomian ini sangat dirasakan bahwa bauran pemasaran merupakan salah satu ujung tombak untuk meningkatkan penjualan. Pada penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya penjualan jasa kamar sangat tergantung pada bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan dimana bauran pemasaran yang dilaksanakan dapat menimbulkan umpan balik bagi perusahaan.

    Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen perusahaan itu dalam memanfaatkan peluang yang terdapat di masyarakat dan mengelola bauran pemasaran yang ada. Dalam perusahaan jasa bauran pemasaran menurut Nirwana (2004:48) berupa: “Produk, harga, promosi, distribusi/tempat, proses, orang/partisipan dan janji merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong seorang konsumen untuk mengkonsumsi jasa yang ditawarkan”. Kebutuhan pengetahuan terhadap faktor-faktor bauran pemasaran semakin diakui oleh para pengusaha karena dengan strategi bauran pemasaran yang jitu suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya.

    Hotel Grand Jambi dalam melakukan pemasarannya pada saat ini telah melengkapi ketersediaan akomodasi jasa kamar yang ditawarkan kepada pengguna jasanya, menetapkan harga yang bersaing, melakukan promosi melalui berbagai media, selain itu letak hotel di dekat pusat kota ini juga memudahkan bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan hotel, proses check in maupun check out yang cepat, karyawan hotel yang ramah serta berharap selalu dapat memenuhi apa yang dijanjikan hotel kepada konsumennya. Strategi bauran pemasaran jasa yang dilakukan suatu perusahaan juga akan diharapkan akan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar hotel. Suatu bidang usaha perhotelan jika mampu menciptakan kepuasan pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang: “Pengaruh bauran pemasaran jasa (7P) terhadap Keputusan Konsumen Untuk Menggunakan Jasa di Hotel Grand Jambi”.
    B. Rumusan Masalah Penelitian

    Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apakah variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari: produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi?

    2. Diantara variabel bauran pemasaran jasa, yang terdiri dari produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses, manakah yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi?
    C. Tujuan Penelitian

    Agar peneliti mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses secara bersama-sama terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi.
    2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel bauran pemasaran jasa yang dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Kegunaan Praktis

    Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menentukan bauran pemasaran jasa yang dilakukan oleh Hotel Grand Jambi khususnya, sehingga tidak terjadi penurunan penggunaan jasa.

    2. Kegunaan Teoritis

    Penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang kajian manajemen pemasaran jasa serta melengkapi kajian teori yang berkaitan dengan bauran pemasaran jasa serta keputusan penggunaan jasa.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Pengertian Pemasaran

    Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:9) mendefinisikan pemasaran adalah: “Suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

    Menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:10) pemasaran adalah: “Fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pelanggan (costumer), menentukan pasar sasaran yang paling dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan, dan merancang produk, jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut”.

    Selanjutnya menurut Swastha (2002:10) pengertian pemasaran adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.
    Menurut Payne alih bahasa Tjiptono, (2000: 27) mengemukakan bahwa “pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut”.

    2. Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa

    Adapun definisi pemasaran jasa, yaitu “Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada kepemilikan akan sesuatu”. Rismiati (2001:270)
    Sedangkan Menurut Kotler dalam Swastha (2002:7) pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai berikut:
    Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi.

    Menurut Kotler dalam Hendra (2001:602), definisi jasa adalah :
    Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

    Menurut pendapat Lupiyoadi (2001:5), jasa adalah :

    Semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

    3. Karakteristik Jasa

    menurut Kotler dalam Hendra (2001:603), karakteristik jasa adalah sebagai berikut:

    a. Tidak berwujud. Jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud, tidak dapat didengar, tidak dapat diraba, tidak dapat dirasa, tidak dapat dicium sebelum jasa itu dibeli.
    b. Tidak dapat dipisahkan. Umumnya jasa yang dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Jika jasa itu dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa.
    c. Variabilitas, jasa sangat bervariasi karena tergantung pada siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan.
    d. Tidak tahan lama. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah bila permintaan tetap karena mudah mengatur staf atau karyawan untuk melakukan jasa itu lebih dahulu. Namun jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit (misal, perusahaan jasa transportasi mikrolet).

    Selain itu karakteristik jasa menurut Mursid (2002:116) adalah:

    a. Maya atau tidak teraba (intangibility). Karena jasa tidak teraba, maka pelanggan tidak dapat mengambil contohnya seperti mencicipi, merasakan, melihat, mendengar atau mencium sebelum pelanggan membelinya. Oleh karena itu dalam memasarkannya harus menonjolkan jasa itu sendiri. Misalnya perusahaan telepon menguraikan bagaimana pelanggan dapat menghemat biaya pengeluaran melalui pembicaraan telepon.
    b. Tak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak terpisahkan dengan pribadi penjual. Untuk jasa tertentu diciptakan dan dipergunakan habis pada saat yang bersamaan.
    c. Heterogenitas. Output dari jasa tidak ada standarisasinya. Setiap unit jasa agak berbeda dengan unit jasa lain yang sama. Misalnya order reparasi seorang montir mobil tidak sama kualitasnya antara satu order dengan order lain. Oleh sebab itu perusahaan jasa harus memperhatikan kualitasnya.
    d. Cepat hilang (perishability) dan permintaan yang berfluktuasi. Jasa cepat hilang dan tidak dapat disimpan. Pasaran jasa selalu berubah menurut waktu. Misalnya montir menganggur pada hari kemarin, tidak dapat diganti pada hari ini dan merupakan kerugian selamanya.

    4. Variabel-Variabel Dalam Bauran Pemasaran Jasa
    Menurut Hurriyati (2005:49): “untuk bauran pemasaran jasa mengacu pada konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu produk, harga, tempat/lokasi dan promosi yang diperluas dengan penambahan unsur non tradisional yaitu orang, fasilitas fisik dan proses sehingga menjadi tujuh unsur (7P)”.
    Adapun masing-masing unsur bauran pemasaran jasa di atas dapat di jelaskan sebagai berikut:

    a. Produk (product) jasa

    1) Pengertian produk

    Menurut Kotler dalam Hendra (2000:428) Produk Jasa merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan.

    2) Penggolongan produk

    Menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :135):

    Produk jasa merupakan rangkaian pemuasan nilai yang kompleks. Orang membeli jasa membeli jasa untuk memecahkan masalah dan mereka melekatkan nilai pada jasa-jasa dalam kaitannya dengan kemampuan jasa yang dipersepsikan untuk memecahkan masalah tersebut”

    Untuk penawaran suatu produk menurut Payne dalam Tjiptono (2000 :134) disarankan bahwa penawaran produk dapat dilihat dari beberapa level yaitu:
    1) Produk inti atau generik.
    Ini terdiri dari produk jasa dasar, misalnya tempat tidur di kamar hotel untuk malam hari
    2) Produk yang diharapkan
    Ini terdiri dari produk generik bersama dengan pembelian minimal yang perlu dipenuhi.
    3) Produk yang diperluas (augmented product).
    Ini merupakan bidang yang memungkinkan suatu produk dibedakan dari yang lain.
    4) Produk potensial
    Ini terdiri dari seluruh sifat dan manfaat tambahan potensial yang memang atau mungkin merupakan utilitas bagi pembeli.

    b. Tarif Harga (price)

    1) Pengertian Harga

    Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan. Definisi harga menurut Tjiptono (2002:151) menyatakan: “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”.

    2) Tujuan Penetapan Harga

    Perusahaan di dalam menetapkan harga sebaiknya mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya.

    3) Metode penetapan harga

    Dengan memperhatikan tiga hal yakni skedul permintaan pelangan, fungsi biaya, dan harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga. Ada tiga pertimbangan utama dalam penentuan harga yaitu biaya menentukan batas bawah untuk harga tersebut, harga pesaing dan harga barang subtitusi. Menurut Kotler et.al dalam Ancellawati (2000: 311-320) perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memilih sebuah metode penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari ketiga pertimbangan tersebut.

    4) Kebijakan Harga

    Harga memegang peranan penting dalam pemasaran baik itu bagi penjual maupun pembeli. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikemukakan pengertian tentang harga yang dikemukakan oleh para ahli:

    Menurut Kotler dalam Ancellawati (2000:114) mengatakan bahwa: “Harga yaitu jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu”.

    Menurut Alma (2000:79) bahwa: “Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”.

    Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah merupakan alat tukar untuk mengukur suatu nilai uang yang terkandung dalam suatu barang atau jasa, sedangkan yang dipakai sebagai alat pengukur adalah uang.

    Dari pengertian di atas, timbullah pengertian tentang kebijakan harga, dimana dalam pelaksanaannya akan diikuti oleh kebijakan harga tertentu yang sebelumnya diputuskan oleh perusahaan. Kebijakan harga tersebut dimaksudkan dengan langkah guna mendukung dan mengarahkan harga agar tercipta suatu hubungan antara produsen dan konsumen.

    Untuk memperjelas tentang kebijakan harga harga, disini akan dikemukakan pendapat menurut Effendi (2001:197), yaitu:

    Syarat-syarat ketetapan harga terpisah dan berbeda dari penentuan tingkat harga, karena kebijakan harga yang ada dapat sama untuk harga yang berlainan dan perbedaan kebijakan merupakan suatu perhatian sebagai keputusan rutin mereka membantu sebagai jalan bagi pimpinan perusahaan dalam mengikuti penentuan keputusan harga.

    5) Potongan Harga

    Menurut Saladin, (1996:231).Potongan harga adalah potongan yang diberikan oleh penjual dalam bentuk pengurangan harga jual yang harus dibayar oleh para pembeli.
    Selanjutnya menurut Kotler (2001:124),

    Potongan harga adalah pengurangan dari apa yang tercantum dalam daftar harga, serta diberikan kepada pembeli yang bersedia melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh perusahaan. Sesuatu tersebut dapat berupa pembayaran barang dalam jangka waktu ditentukan, pembelian dalam jumlah tertentu, ataupun memperdagangkan barang atau jasa. Pemberian potongan harga tersebut dapat berwujud uang atau imbalan barang dan jasa

    6) Macam-Macam Potongan Harga

    Menurut Tjiptono (2002:168), ada bentuk lain dari potongan harga, yaitu allowance yang merupakan pengurangan dari harga menurut daftar (price list) kepada pembeli karena adanya aktifitas-aktifitas tertentu yang dilakukan oleh pembeli.

    7) Tujuan Pemberian Potongan Harga

    Sedangkan Kotler dalam Ancellawati (2000:151), terdapat beberapa keadaan atau peristiwa yang menjadi alasan suatu perusahaan untuk memberikan potongan harga, yaitu :

    a) Apakah perusahaan mempunyai suatu kelebihan kapasitas, maka memerlukan tambahan pendapatan dan hal tersebut dapat diperoleh dengan meningkatkan usaha-usaha penjualan, menyempurnakan produk atau yang lainnya.
    b) Suatu keadaan yang mendorong perusahaan memberikan potongan harga disebabkan merosotnya pangsa pasar sebagai akibat makin ketatnya tingkat persaingan.
    c) Perusahaan akan memprakarsai potongan harga dalam usahanya mengungguli pesaing melalui struktur biaya yang lebih rendah. Perusahaan dapat mulai dengan biaya lebih rendah dari pada yang dimiliki para pesaingnya, atau memprakarsai potongan harga dengan maksud meraih pasar yang lebih besar sehingga diharapkan akan mengarah pada turunnya biaya.

    c. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)

    1) Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan

    Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa”

    Menurut Carvens (1998:28) saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.
    Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.

    2) Tingkat-tingkat saluran distribusi

    Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) adalah: “Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.

    3) Jenis Perantara Dalam Pemasaran

    Menurut Tjiptono (2002:185) Secara umum perantara terbagi atas:
    Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali, sedangkan yang dimaksud dengan agent middlemant (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang di negosiasikan, contohnya broker real estate dan sales agent travel/Hotel.

    d. Promosi (Promotion)

    1) Pengertian promosi

    Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.

    Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barangnya. Alma (2000:135) mengatakan bahwa: “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.

    Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan merknya.

    2) Variabel-variabel promosi

    Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut promotional mix menurut Carvens alih bahasa salim (1998:77) “adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion, public relation, publisitas, dan direct marketing”.

    f. Pendukung Fisik

    Menurut Nirwana (2004:47) “fasilitas pendukung merupakan bagian dari pemasaran jasa yang memiliki peranan cukup penting. Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.
    Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut. Karena dengan adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa tersebut akan dipahami oleh pelanggan.
    Menurut Zeithaml dalam Yamit(2001:231) bukti fisik yaitu: Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

    g. Proses (process)

    Proses menurut Zeitmal dalam Hurriyati (2005:64): “adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa”.
    Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan sering merasakan sistem penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk suksesnya pemasaran jasa.

    Menurut Hurriyati (2005:65)
    Seluruh aktivitas kerja adalah proses, proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas-rutinitas dengan apa produk atau jasa disalurkan ke pelanggan. Identifikasi manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
    5. Konsep Penjualan

    Menurut Kotler (2000:16) “Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen jika diabaikan biasanya tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Karena itu organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promisi yang agresif.
    6. Keputusan pembelian

    Menurut Engel et. Al (1999:31) Budiono Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian.
    Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan

    7. Jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian

    Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek menurut Kotler dalam Hendra (2001:160), yaitu:

    a. tingkah laku membeli yang komplek
    b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.
    c. tingkah laku membeli yang mencari variasi
    d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

    8. Proses Keputusan Membeli
    Menurut Kotler dalam Hendra (2001:162) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

    a. Pengenalan kebutuhan
    b. Pencarian Informasi
    c. Evaluasi alternatif
    d. Keputusan Membeli
    e. Tingkah laku pasca pembelian.

    Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

    a. Pengenalan kebutuhan

    Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

    b. Pencarian informasi

    Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

    c. Evaluasi alternatif
    Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merk alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.

    d. Keputusan membeli

    Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

    e. Tingkah laku pasca pembelian
    Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk.

    9. Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian

    Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.

    B. Hasil Penelitian Terdahulu yang relevan

    Hasil penelitian Sucahyo (2006) dari Universitas merdeka Malang yang berjudul Analisis Pengaruh Kebijakan Harga, Promosi Dan Fasilitas Pendukung Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Hotel Grand Palace Malangi, penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari kebijakan harga, promosi, dan pendukung fisik secara bersama-sama terhadap kepuasan pelanggan pada Hotel Grand Palace malang dan mengetahui dan menganalisis variabel bauran pemasaran jasa yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada Hotel Grand Palace Malang.

    C. Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, oleh sebab itu perumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat atau pertanyaan (Sugiono, 2000:51). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka ditarik suatu hipotesis sebagai berikut:
    1. Diduga variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari: produk, kebijakan harga, promosi, lokasi pelayanan, partisipan/orang, pendukung fisik dan proses secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi.
    2. Diduga variabel harga adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel Grand Jambi.

    Komentar oleh M. Rivan | Desember 29, 2010 | Balas

  58. Salam hangat dan salam sejahtera Pak Joe…
    Saya Mahasiswi Program Ekstensi Univ.Jambi smester 5 jurusan Manajemen
    NAMA : SARAH MAULIANA
    NIM : ERC1B008047
    Ini tugas MEP pemasaran minggu lalu,mohon koreksi nya Pak…Trima kasih..

    Judul : Strategi Pemenuhan Barang Retail
    pada Sistem Minimarket Mandiri

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Bisnis Retail adalah bisnis makanan dan minuman yang menyentuh langsung kebutuhan konsumen dan dijual secara eceran, bisnis ini sangat menguntungkan di mata pedagang dan populer bagi konsumen. Memantapkan niat untuk memulai bisnis retail menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi sekarang, saat ini semakin banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Belum lagi pilihan barang yang bervariasi dan harga bersaing,sementara itu kebutuhan atas sembako, perlengkapan rumah tangga, perawatan tubuh hingga makanan ringan kian hari kian meningkat.
    Disamping itu, bisnis retail merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Umur Bisnis retail atau yang lebih dikenal sebagai berdagang juga paling panjang disektor lain. Maraknya pertumbuhan bisnis retail di Indonesia, hal ini ditandai dengan maraknya pertumbuhan mini market di kota-kota bahkan menerobos masuk ke pedasaan.Konsumen dari kalangan menengah,ibu rumah tangga,anak-anak,bahkan orang muda merupakan target pasar yang menjadi incaran pelaku bisnis mini market.Bertambahnya kawasan perumahan hingga ke kota-kota menjadi target berikutnya,kebutuhan pekerja kantoran juga merupakan sasaran empuk bisnis mini market.Kesibukan bekerja membuat waktu luang semakin sempit,sementara kebutuhan harus terpenuhi.Pelayanan cepat,murah,dan nyaman adalah konsep belanja yang sangat dituntut oleh masyarakat masa kini.Memilih sendiri sebelum membeli menjadi gaya berbelanja yang sangat digemari konsumen.Minimarket jelas memenuhi semua kategori tersebut.Tak heran jika retailer local di Indonesia mulai merambah pasar minimarket.Terlebih lagi segmen pasar menengah ke bawah menjadi lahan yang paling potensial.Ini dikarenakan populasi masyarakat dari kelas ini yang paling banyak.Apalagi tingkat kebutuhan mereka akan produk dengan harga yang miring sangat tinggi.Tren yang terjadi saat ini adalah bergeraknya format retail di Indonesia ke arah format toko yang semakin besar, lengkap, nyaman, dan murah.
    Kesempatan emas dalam berbisnis minimarket dapat diraih melalui dua cara,menjadi mitralaba/pewaralaba atau menjadi pencetus konsep mini market mandiri yang siap membangun kemitraan.Fakta di lapangan membuktikan bahwa usaha waralaba memang memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan uangnya dan menjalankan bisnis dengan resiko seminimal mungkin, meski demikian tak sedikit wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya..Pada umumnya bisnis retail keuntungan nya masih minim,untuk mini market mandiri pada umumnya dimulai dengan skala kecil dan modal terbatas.Dengan modal yang terbatas dan sistem keuntungan dari barang retail yang sangat kecil maka penulis berkeinginan untuk menemukan metode atau strategi pemenuhan barang retail menggunakan skala prioritas dalam pemenuhan barang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya. Faktor-faktor yang mendorong menjamurnya usaha mini market mandiri antara lain keleluasan dan merancang dan mengembangkan usaha, pergeseran pola hidup konsumen dan bertambahnya kawasan pemukiman dan fasilitas publik. Dalam proses pemenuhan barang pada system mini market mandiri pada tahap awal tentunya kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual,tetapi menentukan skala prioritas barang yang akan dijual terutama barang retail tidaklah mudah. Pada proses produksi kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual salah satunya dengan cara pengelompokkan barang,untuk mengelompokkan barang atau membuat ketegorisasi barang adalah dengan melihat kegunaan barang tersebut dari sudut pandang konsumen,dan tetap tujuan utamanya adalah memudahkan konsumen dalam memilih barang. Orientasi pada kebutuhan konsumen kategori barang eceran atau barang retail hendaknya tersusun sebagai pencerminan kebutuhan konsumen. Sebisa mungkin kesan yang muncul dimata konsumen adalah kebutuhan mereka terpenuhi dengan mudah begitu memasuki sebuah minimarket.

    Pada dasarnya tidak ada patokan tentang jumlah dan jenis barang yang dijual di mini market, akan tetapi paling tidak kita merefleksi sedikit tentang arti mini market itu sendiri tentunya mendekati keinginan pasar, sekali belanja bisa mendapatkan berbagai macam kebutuhannya. Berarti varian barang yang ditawarkan juga harus variatif. Oleh karena itu, strategi pemenuhan barang retail sangat dibutuhkan pada system penjualan mini market mandiri.Di samping itu juga persaingan usaha di bidang bisnis ritel terutama minimarket pun semakin kuat,sehingga bila kita tidak pandai mengelola sumber-sumber daya yang kita miliki bisa jadi apa bisnis yang akan kita kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing bisnis retail salah satunya bisnis minimarket lainnya,oleh karena itu bagaimana strategi yang dibutuhkan perlu direncanakan.Selain itu dalam proses pemenuhan barang retail pada sistem minimarket mandiri tentunya terdapat beberapa proses yang merupakan bagian dari strategi pemenuhan barang retail yaitu terdapat beberapa aktivitas fisik yang tentunya akan lebih direncanakan lagi demi tercapainya strategi pemenuhan barang retail untuk sebuah minimarket mandiri yang mampu bersaing.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    – Menentukan System Manajemen Mini Market, mencakup :

    1. Memperoleh stok barang retail /cara-caranya mengisi produk-produk mini market yang akan dijual /dipasarkan
    2. Menentukan barang/produk retail apa yang akan dijual sesuai kebutuhan konsumen
    3. Memperoleh produk/barang retail dengan harga beli produk (modal) sekecil-kecilnya sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal (disinilah dibutuhkan kemandirian kita )
    4. Mampu mendirikan sebuah minimarket mandiri dengan strategi pemenuhan barang yang memuaskan keinginan konsumen
    5. Menentukan dan merencanakan strategi baru yang dibutuhakan selama proses produksi pada system minimarket mandiri.

    – Mendirikan sebuah mini market yang dapat mencapai target pasar (memenuhi kebutuhan konsumen ) :

    1. Barang / produk yang dijual selalu tersedia tidak pernah putus karena sebagian produk dapat di stok sendiri tanpa menunggu distributor datang.
    2. Mengetahui sirkulasi barang masuk dan keluar selama proses penjualan mini market.
    3. Memenuhi kepuasan konsumen karena manajemen mini market berupaya selalu memenuhi tersedianya barang / produk yang dijual.
    4. Selain bersaing dalam segi harga barang / produk tetapi juga bersaing dalam upaya pemenuhan barang / produk yang dijual. ( dari sinilah sangat dibutuhkan kemandirian pebisnis dalam memenuhi produk-produknya).
    5. Lebih memahami dan mengetahui praktek pemenuhan barang-barang retail pada system penjualan mini market mandiri.

    Mohon bantuan nya Pak Jo..Trima Kasih..

    Komentar oleh SARAH MAULIANA | Desember 29, 2010 | Balas

  59. Nama : Adha Ferliadi
    Nim : ERC1B008044

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    Tanaman cabe merupakan salah satu sumber pendapatan dan kesempatan kerja bagi penduduk. Jika ditinjau dari segi permintaan cabe mempunyai arti penting bagi keperluan sehari hari. Cabe merupakan komoditi holtikultura yang penting dikonsumsikan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Cabe juga mempunyai prospek yang cerah sebagai komoditas yang mempunyai kemampuan menaikkan pendapatan petani, bahan industri dan merupakan sumber vitamin A yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
    Di Propinsi Jambi tanaman cabe diusahakan pada setiap kabupaten, dengan perkembanganan luas panen dan produksi yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di Kabupaten Kerinci pada umumnya petani cabe lebih banyak mengusahakan cabe merah dibandingkan jenis cabe yang lainnya.
    Dalam proses pemasaran cabe merah di Kecamatan Kayu Aro melalui beberapa mata rantai saluran distribusi yang meliputi pedagang pengumpul di desa, pedagang di kecamatan dan pedagang di kabupaten, serta melalui saluran distribusi yang berbeda yaitu terdapat dua saluran distribusi. Adanya perbedaan mata rantai yang dilalui komoditi cabe merah akan menyebabkan perbedaan biaya saluran distribusi yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga. Hal ini akan mempengaruhi tingginya efisiensi pemasaran secara teknis.
    Bila dilihat dari sumbangan masing masing kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci terhadap jumlah keseluruhan luas tanam dan produksi cabe yang diusahakan petani, ternyata Kecamatan Kayu Aro memiliki luas tanam cabe yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1

    Tabel 1.1
    Luas tanaman, Luas panen dan produksi cabe
    di Kabupaten Kerinci tahun 2003

    Kecamatan Luas Tanam
    (Ha) Panen
    (Ha) Produksi
    (Ton) Produktifitas
    (Ton)
    Kayu Aro
    Gunung Kerinci
    Air Hangat
    Sungai Penuh
    Sitinjau laut
    Danau Kerinci
    Keliling Danau
    Gunung Raya
    Batang Merangin 1.026
    41
    9
    48
    72
    76
    32
    160
    287 982
    35
    7
    42
    52
    64
    30
    129
    239 10.016
    336
    63
    378
    463
    650
    267
    1.199
    2.294 10,19
    9,6
    9
    9
    8,90
    10,15
    8,9
    9,29
    9,54
    Jumlah 1.751 1.580 15.666 84,57
    Sunber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kerinci (2003)
    Pada Tabel 1. tersebut dapat dilihat bahwa Kecamatan Kayu Aro memiliki luas tanam, luas panen dan produksi yang paling besar, tingginya, produksi cabe yang telah dicapai oleh petani dalam wilayah Kecamatan Kayu Aro dapat dijadikan sebagai indikasi dalam melihat tingkat pendapatan petani.
    Tanaman cabe merah di Kabupaten Kerinci bukanlah merupakan tanaman yang baru. Tanaman tersebut sudah lama diusahakan dan petani disini mengusahakan cabe merah sebagai sumber pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan sehari hari, dimana hampir seluruh hasil cabe merah yang diusahakan di tujukan untuk dijual.
    Bagi keluarga. petani, adanya produksi yang tinggi saja tidak akan begitu berarti kalau produksi yang diperoleh itu tidak dapat dipasarkan dengan baik. Dengan kata lain meningkatkan produksi harus disertai dengan saluran distribusi yang baik, serta harga yang cukup tinggi guna membayar kembali biaya biaya tunai dan biaya yang telah dikeluarkan petani sewaktu memproduksi .
    Dalam saluran distribusi suatu komoditi pertanian, agar hasil produksi dapat tersedia, dan dikonsumsi dengan baik diperlukan adanya lembaga saluran pemasaran yang mau dan mampu mendistribusikan hasil produksi tersebut ke tangan konsumen melalui suatu saluran pemasaran yang berbeda untuk tiap macam hasil pertanian.
    Komoditi cabe merah merupakan salah satu jenis dari tanaman hortikultura yang dapat hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah Tanaman holtikultura dalam saluran distribusi pada umumnya, mempunyai tingkat kerusakan lebih tinggi di bandingkan tanaman lainnya, seperti pangan dan perkebunan. Karena, itu banyak mata rantai dagang dan perlakuan fungsi saluran pemasaran. Untuk komoditi tersebut dari produsen hingga sampai ke konsumen tentunya akan berbeda dengan tanaman pangan maupun perkebunan.
    Adanya perbedaan mata rantai yang dapat dilalui tanaman hortikultura, yang salah satunya. adalah komoditi cabe merah, dapat menyebabkan perbedaan biaya saluran distribusi yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga/ pedagang perantara dari tiap saluran tesebut. Ini karena. setiap pedagang perantara melakukan kegiatan sehingga menghendaki sejumlah biaya, yang harus dikeluarkan sesuai dengan fungsi saluran pemasaran yang dijalankan.
    Dalam pemasaran suatu komoditi, disamping pertimbangan besarnya biaya yang dikeluarkan, besarnya harga yang diterima. juga menjadi pertimbangan petani/ produsen maupun pedagang perantara. Ini karena besarnya jumlah harga yang diterima akan mempengaruhi margin keuntungan dari setiap biaya yang dikeluarkannya.
    Mengenai gambaran harga komoditi cabe merah di Kabupaten Kerinci selama 6 bulan terakhir, menunjukkan keadaan yang cukup besar fluktuasinya. Harga tertinggi yang diterima petani/ produsen pada tahun 2004 adalah Rp 19.000/kg dan yang dibayar konsumen Rp 20.000/ Kg sedangkan harga terendah yang di terima produsen Rp 3.000/kg dan yang dibayar konsumen Rp 3.708/kg.
    Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan menuangkannya kedalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Saluran Distribusi Cabe Merah di Kabupaten Kerinci”.

    1.2. Rumusan Masalah
    Bertitik tolak dari latar Belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Saluran Distribusi Cabe Merah di Kabupaten Kerinci”.

    1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan penelitian ini adalah
    1. Untuk mengetahui saluran distribusi cabe merah di Kabupaten Kerinci.
    2. Untuk mengetahui tingkat saluran distribusi cabe merah di Kabupaten Kerinci.

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Sedangkan yang menjadi manfaat penelitian adalah :
    – Sebagai salah satu masukan dan informasi bagi Pemerintah Kabupaten dalam menerapkan kebijaksanaan dalam saluran distribusi Cabe merah di Desa Sungai Sikai Kecamatan Kayu Aro
    .
    1.4. Sistimatika Penulisan
    Skripsi ini disusun secara sistimatis dalam beberapa bab dan sub bab dengan penulisan sebagai berikut :
    BAB I : Pendahuluan
    Bab ini memuat uraian tentang latar belakang penelitian skripsi, perumusan masalah yang diteliti, tujuan dan manfaat dari penelitian serta sistimatika penulisan.
    BAB II : Tinjauan Pustaka
    Bab ini memuat uraian tentang konsep manajemen pemasaran, strategi pemasaran, dan proses strategi.
    BAB III : Metode Penelitian
    Bab ini berisikan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi, jenis data yang digunakan, sumber data dan alat analisis.
    BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
    Bab ini berisikan gambaran geografis dan dan administrasi, luas wilayah dan penggunaan lahan, jumlah penduduk, Keadaan penduduk menurut mata pencaharian, keadaan sosial ekonomi, sarana dan prasarana.
    BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
    Bab ini menjelaskan tentang keadaan usahatani cabe merah, Fungsi Saluran Distribusi Cabe Merah, Analisis Margin Saluran Distribusi Cabe Merah.
    BAB VI : PENUTUP
    Bab ini berisikan kesimpulan tentang masalah yang dibahas dari penelitian dan saran-saran dalam penulisan skripsi ini

    Ferliadi, saluran distribusi cabe yg jelas kajian sosial ekonomi pertanian. Kalau hendak dipertahankan ini harus lebih banyak membaca bidang ilmu pertanian, bacaan Agribisnis dapat menjadi alternatif.

    Komentar oleh Adha Ferliadi | Desember 30, 2010 | Balas

  60. NAMA : SUWANDI
    NIM : ERC1B008056
    “TUGAS MEP PEMASARAN”
    SALAM SEJAHTERA BUAT PAK JO, SAYA UCAPKAN SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU

    ANALISIS KEPUASAN NASABAH PADA PELAYANAN JASA DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT UNIVERSITAS JAMBI MENDALO

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada era globalisasi ini, Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang memberikan tingkat kepercayaan kepada pelanggan yakni nasabah bank. Agar dapat bersaing, bertahan hidup, dan berkembang, bank dituntut untuk mampu memberikan pelayanan berkualitas yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabahnya selain menawarkan berbagai macam jenis produk dan jasa layanan. kualitas dipandang sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pemilihan produk dan jasa bagi konsumen. Kepuasan konsumen akan tercapai apabila kualitas produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan kebutuhannya.
    Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaimana mengevaluasi kualitas yang diterima oleh konsumen tidaklah mudah. Kualitas jasa lebih sukar untuk dievaluasi dibandingkan dengan kualitas barang, kualitas jasa tidak diciptakan melalui proses produksi dalam pabrik untuk kemudian diserahkan kepada konsumen sebagai kualitas barang. Sebagian besar kualitas jasa diberikan selama penyerahan jasa terjadi dalam proses interaksi diantara konsumen dan terdapat kontak personil dengan penyelenggara jasa tersebut.
    Perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi aktivitas perbankan terutama dalam segi pemrosesan data elektronik dan telekomunikasi. Bank harus dapat memilih mana yang bentuk dan jenis teknologi yang paling tepat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, karena hal itu berpengaruh pula pada proses keputusan baik dari segi ketepatan dan keakuratannya dan yang paling penting adalah kemampuan dan kecepatan bank dalam memberikan pelayanan yang diperlukan oleh nasabah.
    Untuk menciptakan good performance, bank tidak dapat menghindari fungsinya dari pelayanan nasabah. Pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya akan mencerminkan baik tidaknya bank tersebut. Banyak riset yang menunjukkan bahwa persentase jumlah nasabah yang memutuskan untuk tetap memakai jasa bank tertentu karena pelayanan yang mereka terima dan dirasakan ada kepuasan. Dengan kata lain, salah satu faktor yang mendongkrak pangsa pasar perbankan adalah peningkatan kualitas pelayanan. Kualitas dari suatu pelayanan memang merupakan kewajiban bagi perbankan. Pelayanan merupakan kunci sukses dari sebuah perbankan. Oleh karena itu pelayanan harus menjadi faktor perhatian manajemen perbankan dalam menjalankan suatu usaha.
    Perlu dipahami pula bahwa kualitas tidak boleh dipandang sebagai suatu ukuran sempit hanya dari kualitas produk dan jasa semata. Kualitas meliputi keseluruhan aspek organisasi. Terdapat lima dimensi yang menentukan kualitas pelayanan ditinjau dari sudut pandang pelanggan, yaitu :
    1. Realibility : kemampuan untuk memberikan jasa dengan segera dan memuaskan atau suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
    2. Responsiveness : kemampuan untuk memberikan jasa dengan tanggap atau suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap
    3. Assurance : adanya jaminan, dan dapat dipercaya yang diberikan oleh para staf kepada nasabah, bebas dari bahaya, resiko dari keraguan.
    4. Emphaty : (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
    5. Tangibles : fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

    Dari berbagai alasan yang telah disebutkan di atas, Masalah pelayanan sebenarnya bukanlah hal yang sulit atau rumit, tetapi apabila hal ini kurang diperhatikan maka dapat menimbulkan hal-hal yang rawan karena sifatnya yang sangat sensitif. sangat menarik untuk menjadikan bank sebagai amatan dalam pembuatan skripsi ini. Karena bank adalah salah satu perusahaan yang sangat memperhatikan kualitas suatu layanannya untuk menciptakan kepuasan nasabah. Salah satu konsep yang telah banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas suatu jasa serta untuk meningkatkan daya saing bank, yaitu melalui konsep Total Quality Service (TQS). Berdasar uraian di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul “ANALISIS KEPUASAN NASABAH PADA PELAYANAN JASA DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT UNIVERSITAS JAMBI MENDALO.
    1.2. Rumusan Masalah
    Sesuai dengan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1. Apakah faktor dimensi kualitas pelayanan yang meliputi Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kepuasan nasabah bank rakyat Indonesia unit unja mendalo?
    2. Apakah dimensi pelayanan jasa di bank rakyat indonesia Unit Unja mendalo memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi nasabah?
    3. Apakah dimensi pelayanan jasa di bank rakyat Indonesia unit unja mendalo pelaksanaannya telah dapat dikatakan sangat baik bagi nasabah?
    4. Apakah nasabah sudah merasa puas dengan pelayanan jasa di bank BRI Unit unja mendalo?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
    1. Untuk mengetahui dimensi pelayanan jasa di bank BRI Unit Unit Unja mendalo yang memuaskan dan yang kurang memuaskan bagi nasabah.
    2. Untuk mengetahui dimensi pelayanan jasa di bank BRI Unit Unja Mendalo yang penting dan tidak penting bagi nasabah.
    3. Untuk mengetahui dimensi pelayanan jasa di bank BRI unit Unja Mendalo yang pelaksanaanya telah dikatakan sangat baik bagi nasabah.
    1.4. Manfaat penelitian
    Mengenai manfaat dari penelitian ini adalah :
    1. Sebagai wahana penerapan ilmu yang telah Saya peroleh selaku penulis di bangku kuliah.
    2. Bagi bank dapat membantu manajemen dalam mengambil kebijakan yang tepat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
    3. Bagi pihak lain dapat dijadikan bahan referensi atau pembanding dalam kaitannya dengan kualitas pelayanan jasa.

    Suwandi, gejala tentang kepuasan pelanggan yang menunjukkan “tidak puas”‘ “puas” pada proposal yang anda sampaikan belum tampak. Artinya sebagai satu masalah, belum tergambarkan. Selanjutnya untuk diketahui bersama, adapun masalah yang akan dibahas lebih penting adalah masalah penelitian, bukan masalah manajerial. Harap ini diperhatikan semua peserta.

    Komentar oleh suwandi | Desember 30, 2010 | Balas

  61. Salam sejahtera dan sukses selalu
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen semester 5
    Nama : Heru Yoso
    NIM : ERC1B008001
    Tugas : Metodelogi Penelitian

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK INDOSAT IM3 DI KOTA JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak ditemukannya alat komunikasi, gerak hidup Semakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya operator seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) memiliki tarif jauh lebih rendah dibanding dengan tarif operator seluler yang berbasis GSM. Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama. Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya penyadapan. Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan konsumen. Perusahaan Indosat, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan Indosat menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan untuk personal.

    Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan Indosat untuk menawarkan produk IM3 agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000); menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz : 1995).

    Dalam penelitian ini selain dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap minat beli konsumen, juga dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.

    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA PRODUK INDOSAT IM3 DI KOTA JAMBI”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Apakah persepsi produk berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    2. Apakah persepsi terhadap sumber berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    3. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    4. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    5. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    6. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?
    1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap terhadap merek.
    2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap merek.
    3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap iklan.
    4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap terhadap iklan.
    5. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap merek.
    6. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap merek terhadap minat beli.
    7. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk FLEXY melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.

    2. Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

    Heru bedakan terminologi “minat” dg keputusan. Minat belum melakukan transaksi, sementara keputusan sudah. Kemudian bedakan pula dengan persepsi. Saran untuk Heru adalah membatasi diri kepada hal-hal yang paling urgen misalnya persepsi konsumen tentang berbagai atribut IM3. Silahkan diperbaiki laig.

    Komentar oleh HERU YOSO | Desember 30, 2010 | Balas

  62. Nama : Zulhadi
    Nim : ERC1BOO8072

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Industri perhotelan telah menjadi industi yang bersifat global dan “nature”,sehingga dihadapkan pada kompetisi yang sangat kuat dan terbatasnya kemungkinan untuk berkembang. Maturitas industri perhotelan ini ditunjukan dengan tingkat hunian dan keuntungan rata-rata yang statis sejak periode 1980an. Di Indonesia, hal ini diperparah dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga jumlah wisatawan asing turun sekitar 30% selama tahun 1997 sampai dengan 1998, yang berakibat semakin menurunkan tingkat hunian hotel di Indonesia. Dalam keadaan seperti ini, maka sangat penting bagi setiap hotel untuk mempunyai keunggulan kompetitif. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu memuaskan konsumennya. Sehingga strategi yang didasarkan pada komitmen manajemen untuk meningkatkan kualitas pelayanan untuk memuaskan pelanggan secara terus-menerus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan, baik yang menghasilkan barang nyata maupun jasa.
    Dalam usaha pengembangan sektor pariwisata disuatu daerah yang mempunyai berbagai objek wisata, maka jasa hotel dan penginapan memegang peranan yang sangat penting sebagai sarana penunjang usaha pengembangan sektor tersebut. Jadi dapatlah dimengerti bahwa sektor perhotelan sebagai sarana pariwisata perlu dikembangkan, hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor: Pm. 10/PW-1977 tentang peraturan dan klasifikasi hotel, yakni bahwa perhotelan sebagai suatu kegiatan usaha pariwisata adalah penting karena itu pertumbuhannya perlu diarahkan secara lebih mantap.
    Sebagaimana diketahui bahwa daya saing suatu perusahaan jasa perhotelan oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Pemasaran merupakan faktor yang menentukan didalam usaha mendapatkan laba serta volume penjualan yang tinggi sebab dengan pemsaran yang tepat, suatu perusahaan dapat menjajaki kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dapat mendorong peningkatan penjualan dan mampu merebut pangsa pasar yang cukup besar. Dalam kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan sangat ditentukan oleh marketing mixnya yaitu: produk, harga, promosi, dan distribusi.
    Untuk mengantisipasi pertumbuhan dari jumlah wisatawan dan sekaligus konsumen yang memerlukan akomodasi pendukung untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan jasa terhadap wisatawan. Dengan adanya akomodasi yang memadai, wisatawan akan dapat menikmati perjalanan sehingga dapat meningkatkan lama inap di Kabupaten Kerinci.
    Guna memenuhi kebutuhan para wisatawan akan tempat tinggal atau peristirahatan sementara, maka Kabupaten Kerinci telah memiliki sarana akomodasi perhotelan dan penginapan dengan kapasitas serta fasilitas yang berbeda-beda pula.
    Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari penyedia barang atau jasa dari perusahaan lain yang mampu memuaskan kebutuhannya. Kualitas barang atau jasa semata-mata ditentukan oleh konsumen, sehingga kepuasan konsumen hanya dapat dicapai dengan memberikan kualitas yang baik.. Untuk membangun kepuasan konsumen, pengukuran dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan sangat penting dilakukan. Sehingga banyak studi telah dilakukan untuk mengukur dan mengidentifikasi kepuasan konsumen. Meskipun demikian, sampai saat ini sangat sedikit studi yang mengkonsentrasikan pada pengaruh kepuasan konsumen terhadap perilaku konsumen di industri perhotelan khususnya di Indonesia. Sehingga masih belum atau sedikit diketahui faktor-faktor dari kepuasan konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen di industri perhotelan.
    Pembeli biasanya memandang harga sebagai indikator dari kualitas suatu jasa, terutama untuk jasa yang memiliki kondisi dimana kualitasnya sulit untuk dideteksi sebelum jasa tersebut dikonsumsi. Hal tersebut berkaitan dengan kenyataan bahwa sifat dari jasa yang memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi bila dibandingkan produk berupa barang. Dalam situasi dimana konsumen tidak dapat mengevaluasi barang dan jasa yang akan dibeli, maka ada kecenderungan bagi konsumen untuk menggunakan harga sebagai dasar menduga kualitas barang. Maka konsumen biasanya cenderung berasumsi harga yang lebih tinggi mewakili kualitas yang tinggi.
    Hotel Busana Sungai Penuh merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa perhotelan, Untuk dapat meningkatkan tingkat penjualan pada suatu perusahaan, terlebih dahulu harus memperhatikan strategi mengenai unsur yang penting dalam marketing mix tersebut adalah harga, karena akan berhubungan dengan minat dan daya beli konsumen terhadap produk yang dihasilkan suatu perusahaan.
    Dengan demikian akan mempengaruhi permintaan terhadap produk tersebut. Selain itu harga juga dijadikan salah satu alat untuk memenangkan persaingan maka otomatis akan meningkatkan penjualan produknya. Oleh karena itu, Manajer Hotel Busana harus dapat menetapkan tingkat harga yang tepat, sebab harga yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan konsumen enggan memakai jasa perusahaan tersebut dan pada akhirnya dapat menurunkan tingkat penjualan, sebaliknya apabila harga ditetapkan terlalu rendah maka perusahaan akan sulit memperoleh tingkat laba yang diharapkan bahkan mungkin dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan.
    Adapun pertumbuhan jumlah tamu pada hotel Busana Sungai Penuh dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini
    Tabel 1.1
    Jumlah Tamu Pada Hotel Busana Sungai Penuh
    Tahun 1999 – 2004
    Tahun Jumlah tamu (orang) Total Jumlah Tamu (orang) % pertumbuhan
    Domestik Asing
    1999
    2000
    2001
    2002
    2003
    2004 958
    1030
    1225
    1430
    1580
    1675 24
    29
    31
    35
    38
    42 982
    1059
    1256
    1465
    1618
    1717 0
    7,84
    18,60
    16,60
    10,44
    6,11
    Sumber : Hotel Busana Sungai Penuh 1999-2004 (data diolah)

    Dari tabel 1.1 dapat kita lihat pertumbuhan jumlah tamu pada Hotel Busana dari tahun 1999-2004. Pada tahun 1999 jumlah tamu yang menginap pada Hotel Busana berjumlah 982 orang, tahun 2000 jumlah tamu yang menginap pada Hotel Busana Sungai Penuh berjumlah 1059, jadi jumlah peningkatan dari tahun 1999-2000 adalah sebanyak 77 orang dengan persentase pertumbuhan sebesar 7,84%), sedangkan dari tahun 2000 – 2001 jumlah peningkatan konsumen yang menginap dihotel Busana adalah sebanyak 197 orang dengan persentase perkembangan sebesar 18,60%. Pada tahun 2001 ke tahun 2002 jumlah peningkatan konsumen yang menginap pada Hotel Busana adalah sebanyak 209 orang dengan persentase pertumbuhan sebasar 16, 60% jadi ada penurunan persentase antara tahun 2000-2001 dan Tahun 2001-2002. Sedangkan dari tahun 2002 – 2003 dan tahun 2003 – 2004 mengalami peningkatan pertumbuhan masing-masing 1618 orang dan 1717 dengan persentase pertumbuhan masing-masing 10% dan 6,11 %.
    Untuk melihat pertumbuhan harga tarif kamar pada hotel Busana, dapat kita lihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:
    Tabel 1.2
    Pertumbuhan Harga Tarif Kamar Hotel Busana
    Dari Tahun 1999 – 2004

    Tahun Harga tarif Kamar (Rp)
    Kamar Melati
    (Rp) Kamar Mawar (Rp) Kamar Anggrek
    (Rp) Kamar Dahlia
    (Rp) Kamar Lily
    (Rp)
    2000
    2001
    2002
    2003
    2004 104.000
    104.000
    104.000
    155.000
    175.000 82.500
    82.500
    82.500
    140.000
    160.000
    66.000
    66.000
    66.000
    75.000
    75.000
    55.000
    55.000
    55.000
    65.000
    65.000 38.500
    38.500
    38.500
    40.000
    40.000

    Sumber : Hotel Busana tahun 2005
    Dari tabel 1.2 dapat kita lihat perkembangan harga tarif kamar pada hotel Busana yaitu pada tahun 2000-2002 tarif kamar tidak berubah yaitu sebesar Rp.104.000 untuk kamar melati, Rp.82.500 untuk kamar Mawar, Rp.66.000 untuk kamar Anggrek, Rp.55.000 untuk kamar Dahlia dan Rp.38.000 untuk Kamar Lily, sedangkan dari tahun 2004 ke 2003 hanya pada tarif kamar melati dan kamar mawar yang meningkat masing-masing sebesar Rp.25.000 dan Rp.20.000, Menurut wawancara penulis dengan manejer Hotel disebabkan oleh adanya kenaikan tarif dasar listrik dan air sehingga mengakibatkan naiknya harga tarif kamar tersebut.
    Demikian pula bila perusahaan akan merubah tingkat harga atau menetapkan harga baru, harus benar-benar dapat menetapkan dengan tepat, Bila tidak dapat membawa dampak terhadap penjualan perusahaan antara lain konsumen tidak mampu lagi menjangkau harga baru tersebut pada akhirnya dapat meng akibatkan turunnya tingkat penjualan.
    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Strategi Penetapan Harga Tarif Kamar Hotel Pada Hotel Busana Sungai Penuh”.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah: “Bagaimanakah Strategi Penetapan Harga Jual Tarif Kamar Pada Hotel Busana Sungai Penuh.?”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk memperoleh gambaran serta mengetahui penetapan harga Tarif kamar pada Hotel Busana Sungai Penuh.
    2. Untuk melakukan analisa terhadap strategi penetapan harga tarif kamar pada hotel Busana Sungai Penuh.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Sedangkan yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah:
    1. Sebagai bahan masukan (input) bagi perusahaan yang bersangkutan dalam pengambilan keputusan dan perumusan strategi tentang penetapan harga jual jasa akomodasi perhotelan
    2. Sebagai bahan perbandingan bagi perusahaan yang sejenis dalam dalam menghadapi masalah yang sama
    3. Bagi akademik, dapat menjadi bahan bacaan dan menambah wawasan bagi pembaca sehinggga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam menyusun skripsi yang mempunyai objek penelitian yang sama.

    1.4. Sistimatika Penulisan
    Skripsi ini disusun secara sistimatis dalam beberapa bab dan sub bab dengan penulisan sebagai berikut :
    BAB I :Pendahuluan
    Bab ini memuat uraian tentang latar belakang penulisan skripsi, perumusan masalah yang diteliti, tujuan dan manfaat dari penulisan serta sistimatika penulisan.
    BAB II :Tinjauan Pustaka
    Bab ini memuat uraian tentang pengertian dan fungsi pemasaran, Pengertian strategi pemasaran, pengertian dari :harga, harga jual, hotel, Akomodasi, sasaran dari strategi penetapan harga, metode penetapan harga
    BAB III :Metodologi Penelitian
    Bab ini berisikan metode pengumpulan data dalam penulisan skripsi, jenis data yang digunakan, sumber data dan alat analisis.
    BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
    Bab ini berisikan Sejarah Berdirinya Hotel Busana, Gambaran Umum Hotel Busana dan Perkembangan Hotel dan Jumlah Wisatawan di Kabupaten Kerinci.

    BAB V :Analisis Data Dan Pembahasan
    Bab ini berisikan Pelaksanaan strategi Pemasaran harga jual kamar hotel pada hotel Busana, Analisis prosedur penetapan harga jual kamar, Analisis strategi penetapan harga jual.
    BAB VI :Penutup
    Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian dan saran- saran yang bersifat membangun dalam penulisan skripsi ini

    Zuhaldi, judul harus lebih spesifik. Misalnya, kalau berbicara tentang hotel yang dinamakan harga adalah harga kamar, bukan harga jual. Kemudian harus dijelaskan bahwa produk hotel adalah jasa yang memiliki sejumlah karakteristik. Sehubungan dengan itu, harus dijelaskan bila harga yang dimaksud di dalamnya termasuk potongan harga, dll. Zulhaldi ingin menulis yang mana, karena kalau strategi harga umumnya tidak ada perubahan, akan tetapi kalau strategi potongan harga yg lebih dikenal dengan promosi penjualan akan lebih spesifik. Silahkan diulangi.

    Komentar oleh Zulhadi | Desember 30, 2010 | Balas

  63. Salam hangat dan salam sejahtera Pak Joe…
    Saya Mahasiswa Program Ekstensi Univ. Jambi semester 5 jurusan Manajemen
    Nama : Muhammad robin
    Nim : ERC1B008034

    JUDUL : PERANAN PERIKLANAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. DARMA WANGSA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE KOTA JAMBI

    Bab I
    Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat terjual seperti yang diharapkan. Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat.

    Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.

    Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

    Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.

    Pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate, kegiatan periklannya kurang efektif yaitu hanya menggunakan media radio, papan reklame, kalender. Sedangkan media yang digunakan perusahaan pesaing lebih bervariasi dan lebih efektif. Oleh karena itu penulis lebih tertarik membahas periklanan di perusahaan ini.

    B. Permasalahan
    Salah satu cara yang ditempuh dari kebanyakan perusahaan dalam usaha meningkatkan volume penjualan atas produk yang dihasilkannya adalah dengan melaksanakan periklanan yang nantinya diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli. Perlu kita ketahui dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak lepas dari berbagai rintangan atau hambatan dalam hal ini dikatakan sebagai masalah perusahaan.
    Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: “BAGAIMANA PERANAN PERIKLANAN DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. DARMA WANGSA ABADI DEVELOPER dan REAL ESTATE”.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui peranan periklanan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan periklanan dengan volume penjualan.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat bagi penulis
    a. Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi.
    b. Sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan.

    2. Bagi perusahaan
    Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam keputusan periklanan.

    3. Bagi pihak lain
    Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat dalam bidang periklanan.

    BAB II
    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Pemasaran

    Pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen, seseorang sering berubah setiap saat. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2005:8) adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.

    Sedangkan menurut pendapat Marwan Asri (2001:15) sebagai berikut: “Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”.

    B. Marketing Mix
    Marketing mix merupakan sarana atau alat untuk mengemukakan pemasaran perusahaan pada pasar sasarannya. Marketing mix berupa variabel-variabel yang ada dalam perusahaan serta dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat dipergunakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen atas hasil
    produknya. Pengertian marketing mix menurut Basu Swastha DH (2006:42) adalah: “Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”.
    Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali sub variabel.
    Kombinasi dari variabel marketing mix yang digunakan oleh setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung dari strategi pemasaran yang dijalankannya. Selain itu variabel marketing mix atau bauran pemasaran yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, sehingga target penjualan dapat dicapai, ini berarti produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen, harus menjadikan produk yang dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya dan dipromosikan melalui alat promosi yang tepat.
    Adapun keempat variabel tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

    1. Produk/product
    Barang dan jasa untuk memenuhi beberapa kebutuhan konsumen.
    2. Harga/price
    Merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga harus diukur dengan nilai yang dirasakan dari tawaran itu.
    3. Tempat/place
    Merupakan serangkaian perusahaan perorangan dari produsen ke pemakai akhir.
    4. Promosi/promotion
    Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
    C. Promotional Mix

    Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baru dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton (2001:379) bahwa: “Promotional mix that is combination of advertising, personal selling, sales promotion and publishing used to reach the goods of the marketing program”.
    Dari definisi di atas bahwa dalam sistem pemasaran terdapat empat variabel utama, yaitu:

    1. Periklanan
    Yaitu bentuk penyajian dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
    2. Personal selling
    Penyajian informasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli yang ditujukan untuk mencapai target penjualan.
    3. Promosi penjualan
    Yaitu suatu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
    4. Publisitas
    Yaitu usaha mendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor yang tidak dibebani biaya secara langsung.
    Jadi jelas kiranya manajemen pemasaran tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik, guna memperoleh efektifitas dalam penggunaan dana, tenaga dan waktu dalam mencapai sukses pemasaran.

    D. Promosi

    Istilah promosi bagi kebanyakan orang mungkin dianggap sama dengan keempat variabel yang ada yaitu meliputi: periklanan, publisitas, personal selling dan sales promotion. Padahal keempat variabel tersebut merupakan bagian dari promosi itu sendiri. Namun bagi perusahaan sudah menjadi keharusan untuk melakukan salah satu dari jenis promosi yang ada, bilamana hasil produksinya ingin dikenalkan oleh masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu seorang pengusaha harus paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan promosi tersebut.

    1. Pengertian Promosi
    Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau penyampaiannya dengan menggunakan media seperti: pers, televisi, radio, papan nama, poster dan lain-lain, yang tujuannya untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen harus benar-benar dipahami oleh seorang manajer.
    Menurut Alex S. Nitisemito (2003:126) mengatakan bahwa: “Promosi adalah suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Basu Swastha DH (2006:237) mengatakan bahwa: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
    Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan, promosi adalah: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jalan mempengaruhi konsumen secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet penjualan melalui penciptaan pertukaran dalam pemasaran barang.
    2. Tujuan Promosi
    Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil seefektif mungkin. Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:

    a. Memodifikasi tingkah laku.
    Orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat dan memperkuat tingkah laku.
    b. Memberitahu.
    Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
    c. Membujuk.
    Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi yang demikian ini biasanya diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.
    d. Mengingatkan.
    Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

    E. Periklanan

    Salah satu cara meningkatkan volume penjualan yang telah terbukti adalah dengan mengadakan kegiatan promosi. Dan satu bentuk dari promosi ini adalah periklanan.
    Periklanan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan mengenai barang-barang, jasa maupun ide-ide yang ditujukan kepada khalayak ramai yang merupakan calon pembeli dari produk tersebut. Disamping itu periklanan juga dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian. Jadi periklanan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan

    1. Pengertian dan Sasaran Periklanan
    Banyak pengertian mengenai periklanan yang dikemukakan oleh para ahli dan kebanyakan orang percaya bahwa periklanan bekerja dengan mengirimkan suatu pesan lewat suatu media cetak maupun elektronika akan diperoleh jumlah konsumen yang cukup besar dalam waktu yang tidak begitu lama. Namun dalam kenyataan masyarakat yang terlalu komunikatif, pesan yang disampaikan oleh media promosi terbentur oleh kesadaran, pengertian dan tindakan konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak perusahaan yang melaksanakan periklanan karena mempunyai peranan yang cukup besar bagi kegiatan penjualan.
    Menurut pendapat Alex S. Nitisemito (2003:134) pengertian periklanan adalah: “Suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Philip Kotler, Gary Amstrong (2006:147) berpendapat bahwa: “Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi”.
    Dari kedua definisi di atas, bahwa media periklanan seorang pengusaha berusaha menarik perhatian orang pada suatu barang atau jasa. Dalam perekonomian modern periklanan makin lama makin mengambil tempat yang tidak terpisahkan dengan proses penjualan.
    Soehardi Sigit (2002:56) mengatakan bahwa ada beberapa sasaran periklanan antara lain:
    a. Para pembeli dan para pemakai pada waktu sekarang.
    b. Mereka yang memiliki potensi untuk menjadi pembeli.
    c. Mereka yang mempunyai kekuasaan memutuskan membeli.
    d. Mereka yang akan menjadi pembeli atau pemakai di masa depan.
    e. Mereka yang dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai.
    f. Para pedagang.
    g. Para pesaing.
    2. Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual dan meningkatkan penjualan barang atau jasa, ide. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Masyarakat sebagai penerima berita atau iklan sering dapat terpengaruh dan ingin mengubah sikap atau tingkah laku konsumen. Tetapi masyarakat atau bahkan pengusaha sendiri tidak menyadari adanya kenyataan tersebut. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
    Menurut R.H.A. Rahman Prawiraamidjaya (2000:32) tujuan periklanan adalah:
    a. Pengenalan dan penerimaan brand.
    b. Pembelian percobaan.
    c. Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati.
    d. Mempengaruhi faktor penglihatan dan keputusan pembelian.
    e. Menambah nilai produk.
    f. Membantu personal selling.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan periklanan adalah membantu perusahaan dalam memperkenalkan produk baru atau mempertahankan produk yang telah dihasilkan serta mencari sasaran yaitu pembeli yang potensial ataupun mempertahankan langganan, membantu dan mempermudah penjualan bagi penyalur serta memperluas pasar.
    3. Macam-macam Periklanan
    Ada beberapa macam bentuk periklanan seperti yang dikatakan oleh Buchari Alma (2002:141) adalah:
    a. Price advertising.
    b. Brand advertising.
    c. Quality advertising.
    d. Product advertising.
    e. Institutional advertising.
    f. Prestige advertising.

    Dari pendapat tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Price advertising.
    Yaitu advertising yang menonjolkan harga yang menarik. Contohnya dapat dibaca dari iklan, kamera saku kamera masa kini, untuk siapa saja, fujica paket 250, hanya Rp 17.000 berikut tas dan film.
    b. Brand advertising.
    Yang memberikan impressi tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarnya seperti: instant, kini Dancow instan semakin lezat.
    c. Quality advertising.
    Yang mencoba menciptakan impressi produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. Misalnya: pakailah Vim untuk lantai, Vim pembersih lantai yang ampuh.
    d. Product advertising.
    Berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian satu produk. Contoh: obat pil ampuh, untuk sakit kepala.
    e. Institutional advertising.
    Yaitu menonjolkan nama dari perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu. Seperti: bayer jaminan mutu.
    f. Prestige advertising.
    Yang memberikan fashion pada suatu produk atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. Seperti orang-orang penting di dunia yang memakai arloji Rolex.
    4. Fungsi Periklanan
    Fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran menurut pendapat Basu Swastha DH (2006:246) adalah sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    c. Menciptakan kesan.
    d. Memuaskan keinginan.
    e. Sebagai alat komunikasi.

    Berdasarkan pendapat di atas fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    Advertising berfaedah untuk memberikan keterangan-keterangan tentang produk yang ditawarkan, agar konsumen mengetahui lebih mendalam tentang kegunaan, kualitas, waktu, tempat dimana produk harus dibeli.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    Dalam hal ini advertising berfungsi sebagai alat untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sehingga mereka tertarik terhadap produk yang ditawarkan, dengan jalan bahwa produk tersebut adalah lebih baik daripada produk pesaing.
    c. Menciptakan kesan.
    Kadang-kadang dalam melaksanakan pembelian suatu barang, seorang pembeli tidak dilandasi pertimbangan yang rasional atau memperhatikan nilai-nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong oleh hal-hal yang tidak rasional. Dalam keadaan ini maka advertising akan sangat bermanfaat untuk menciptakan kesan terhadap produk yang ditawarkan.
    d. Memuaskan keinginan.
    Karena kekurangtahuan konsumen terhadap produk suatu perusahaan, maka pembelian yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya rasa kurang puas, karena produk yang dibeli kurang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam keadaan yang demikian maka advertising sangatlah membantu, karena biasanya advertising memberikan keterangan-keterangan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga konsumen bisa lebih mengetahui produk yang akan dibelinya. Dengan pengetahuan tersebut, maka mereka dapat mempertimbangkan produk apa yang akan dibeli, sehingga mereka akan puas terhadap produk yang dibelinya.
    e. Sebagai alat komunikasi.
    Dalam hal ini periklanan berfungsi sebagai alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Sehingga keinginan mereka dapat melakukan pertukaran yang saling memuaskan.
    5. Langkah-langkah Dalam Penyusunan Periklanan
    Agar advertising yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien, maka pembuatan periklanan harus memperhatikan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Soehardi Sigit (2002:38) yaitu sebagai berikut:
    a. Rumuskan masalah dan tujuan advertising.
    b. Tentukan kepada siapa hal-hal yang akan dimuat dalam advertising itu akan ditunjukkan, tepat, jumlah, kebiasaanya dan sebagainya.
    c. Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik. Pendeknya digunakan alasan-alasan yang menarik.
    d. Persiapankanlah kata-kata, gambar, lay out, dan ujilah apakah advertising yang seperti itu dimiliki dapat diterima.
    e. Memilih media dimana advertising itu akan dimuat.
    f. Tentukanlah biaya pemasar itu harus ada kesimbangan antara hasil yang dicapai.

    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media Periklanan
    Menurut Basu Swastha DH (2002:253) faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    b. Sirkukasi media.
    c. keperluan berita.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    e. Biaya advertising.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    g. Karaktristik media.
    h. Kebaikan dan keburukan media.

    Berdasarkan pendapat tersebut di atas, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    Tujuan periklanan merupakan arah yang akan dicapai dalam melaksanakan periklanan. Biasanya tujuan ini berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Misalnya untuk meningkatkan penjualan, untuk mencari atau memperluas daerah pemasaran, untuk memperlakukan produk baru.
    b. Sirkulasi media.
    Sirkulasi media harus diperhatikan dalam pemilihan advertising, sebab media yang digunakan harus sama dengan distribusi geografis maupun ditribusi pada segmen pasar yang dituju.
    c. Keperluan berita.
    Karena berbeda-beda berita yang akan disampaikan, maka hal ini mengakibatkan tidak semua media cocok dipakai sebagai media advertising. Misalnya advertising ini harus disajikan dalam bentuk gambar atau tulisan, ataukah gambar tulisan sekaligus.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    Faktor ini juga harus diperhatikan dalam pemilihan media yang digunakan misalnya kapan advertising yang digunakan misalnya kapan advertising tersebut dilaksanakan, awal bulan ataukah akhir bulan, akan hari raya atau akan natalan dan biasanya keputusan membeli itu dibuat di rumah, pasar, atau dimana setelah dia melihat advetising.
    e. Biaya advertising.
    Supaya advertising efektif dan efisien maka dalam pemilihan media advertisng harus diperhatikan biaya yang dikorbankan, dihubungkan dengan dana yang tersedia dan hasil yang diharapkan.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    Pada umumnya manajer lebih condong memilih media yang akan bersedia mengadakan kerja sama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.
    g. Karakteristik media.
    Dalam media yang akan digunakan perlu diperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan, apakah media tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk membeli, apakah media tersebut dapat meningkatkan prestasi perusahaan dan konsumen, serta apakah media tersebut dapat menjamgkau daerah yang luas.
    h. Kebaikan dan keburukan media.
    Faktor ini harus dapat perhatian pula, karena dengan diketahui hal ini akan lebih mudah untuk membandingkan media yang paling cocok dipakai sebagai media advertensi untuk mempromosikan produknya.
    7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Periklanan
    Menurut pendapat Paul D. Converse H.W. Huegy R.V. Mitchell (2002:147) faktor-faktor tersebut adalah:
    a. Pemilihan headline dari copy.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    c. Pemilihan layout yang baik.
    d. Pemilihan gambar.
    e. Pemilihan warna.

    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Banyak pemasangan periklanan yang menggunakan nama perusahaan sebagai headline, yang mana hal tersebut belum menjamin suatu periklanan tersebut menarik bagi perhatian pembaca dan pembeli. Dan headline tersebut dapat merangsang perasaan ingin tahu seseorang yang menyebabkan orang yang biasanya tidak pernah memperhatikan dan membaca periklanan pada suatu saat akan mempunyai keinginan untuk membaca dan memperhatikan.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    Salah satu faktor yang amat penting dalam periklanan adalah ilustrasi periklanan. Di sini para pemasang periklanan perlu memikirkan terlebih dahulu syarat gambarnya, setelah itu baru kata-katanya.
    c. Pemilihan lay out yang menarik.
    Karena biaya periklanan pada saat ini semakin meningkat, maka perusahaan mulai memperhitungkan pemasangan periklanan dengan jalan mengecilkan periklanan dan memperbaiki tekniknya, dan yang paling penting adalah lay out dari pada periklanan tersebut.
    d. Pemilihan gambar.
    Dalam kegiatan periklanan lebih baik menggunakan gambar tersebut karena lebih menarik perhatian konsumen. Dan dengan gambar tersebut dapat lebih banyak menceritakan sesuatu barang daripada penggunaan kata-kata yang berkepanjangan, karena hal itu menyebabkan pembaca malas untuk membaca.
    e. Pemilihan warna.
    Warna yang sangat menarik perhatian merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena itu warna yang digunakan dalam periklanan harus menyolok dan dipilih warna yang dapat menghidupkan suasana gambar pada periklanan tersebut.
    8. Syarat-syarat Untuk Melaksanakan Periklanan
    Menurut M. Manullang (2001:194) syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
    a. Mencolok
    b. Menarik
    c. Memikat hati
    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Mencolok
    Suatu advertising dikatakan mencolok bilamana advertising dikatakan mencolok bilamana advertising tersebut dapat dilihat dengan segera karena tempatnya yang spesifik.
    b. Menarik
    Menarik di sini karena pemakaian kombinasi warna yang harmonis, mungkin pula penyusunan bentuk sedemikian rupa atau karena penggunaan gambar-gambar lucu.
    c. Memikat hati
    Advertising dapat dikatakan memikat hati bilamana advertising tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada orang yang melihat, mendengar atau membacanya. Jadi agar pelaksanaan advertising dapat berhasil, maka hal-hal yang telah disebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan.
    9. Penilaian Program Periklanan
    Untuk mengetahui berhasil tidaknya promosi penjual, khususnya advertising yang akan dilaksanakan dapat digunakan beberapa metode.
    Menurut Basu Swasha DH (2006:257) metode tersebut antara lain:
    ”a. Inquiry test
    b. Recognition test.
    c. Sales result test”.
    a. Inquiry test.
    Adalah test yang dilakukan dengan meminta tanggapan atau keterangan-keterangan secara langsung kepada pendengar atau pembaca tentang barang-barang yang diadvertisingkan.
    b. Recognition test.
    Adalah test yang dilakukan dengan memberikan gambar-gambar iklan kepada segolongan individu, tanpa menyebutkan merk atau nama perusahaan. Baru kemudian mereka diminta menyebutkan atau memberikan nama merknya.
    c. Sales result test.
    Adalah test yang dilakukan dengan membandingkan hasil penjualan dari dua kota yang secara fisik dapat dikatakan sama, dimana satu menggunakan iklan, sedangkan yang satunya lagi tidak menggunakannya.
    F. Volume Penjualan
    Volume penjualan merupakan suatu jumlah yang menyatakan berapa besarnya penjualan yang dicapai perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu.
    G. Hubungan antara Periklanan dengan Volume Penjualan
    Promosi merupakan strategi yang tepat untuk digunakan dalam usaha menarik calon pembeli dan untuk membujuk agar membeli produk yang ditawarkan, hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan yang diharapkan oleh perusahaan.
    Dalam hal ini perusahaan akan menggunakan promosi yang tepat untuk merayu dan menarik calon pembeli agar membeli produknya, dimana promosi yang digunakan tersebut adalah periklanan, agar yang diharapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan tercapai. Jadi ada hubungan yang erat dan positif antara periklanan dengan volume penjualan, yaitu dengan meningkatkan kegiatan periklanan yang tepat dan baik, maka dapat meningkatkan volume penjualan.
    H. Hipotesis
    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan landasan teori, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
    “Periklanan mempunyai peranan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate”.

    Robin, judul seperti di atas cenderung kepada masalah manajerial atau teknis, bukan masalah penelitian. Sesuai dg rumusan masalah yang dibuat maka hendaknya judul juga senafas aja dg rumusan masalah. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh muhammadrobin | Januari 3, 2011 | Balas

    • selamat sore pak jo..
      kalau boleh saya mau minta saran dari bapak sebaiknya judul dari proposal yang saya kirimkan diatas itu apa??
      atas kekurangannya saya mohon maaf.
      sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih

      Komentar oleh muhammadrobin | Januari 6, 2011 | Balas

      • selamat pagi pak jo
        saya ingin memperbaiki judul proposal diatas menjadi “ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”

        Mohon bantuannya oak jo..
        terima kasih

        Komentar oleh muhammadrobin | Januari 7, 2011

  64. ANALISIS MARKETING LOYALTY KOMUNITAS PENERIMA BEASISWA BCA FINANCE 2010 TERHADAP PT. BCA FINANCE

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang

    Situasi persaingan dalam millennium ini akan semakin keras, sehingga perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara berkesinambungan menjadi kunci keunggulan bersaing perusahaan. (Ali Hasan,2009)
    Dari sudut intern perusahaan, diperlukan suatu strategi agar dapat memenangkan persaingan dalam merebut pasar. Untuk itu dibutuhkan analisis perilaku konsumen untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen terhadap pemilihan suatu produk.(Bambang Heriawan, 2008)
    Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan, di pasar yang sudah ada, terlalu banyak produk dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Di sisi lain, untuk memasuki pasar baru memerlukan biaya cukup besar. Penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mendapat pelanggan baru 6 kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan.
    Perubahan lingkungan ekonomi yang berdampak pada proses keputusan beli pelanggan. Daya beli konsumen yang menurun tajam telah mengondisikan konsumen pada situasi yang lebih terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal, namun tekanan-tekanan persaingan yang gencar yang sengaja diarahkan untuk mengubah loyalitas pelanggan, tidak dapat diabaikan karena akan berlanjut dengan perpindahan merek.
    Dalam jangka panjang, loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perusahaan bagi perencanaan pasar strategic dijadikan dasar pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
    Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini karena loyalitas pelanggan memiliki nilai strategis bagi perusahaan. (Ali Hasan,2009)
    Loyalitas merupakan kondisi psikologi (attitudinal dan behavioral) yang berkaitan dengan sikap terhadap produk, konsumen akan membentuk keyakinan, menetapkan suka atau tidak suka, dan memutuskan apakah mereka ingin membeli produk (Ajzen, dalam Ali Hasan,2009)
    Menurut Brown, dimensi sikap merupakan niat dan preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau produk tertentu. Niat untuk membeli atau niat untuk merekomendasikan dan preferensi pada suatu perusahaan merupakan factor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan dating./
    Semakin besar niat pelanggan untuk membeli ulang atau niat untuk merekomendasikan suatu perusahaan jasa memberikan suatu indikasi bahwa perusahaan jasa tersebut mempunyai bisnis yang cerah di masa depan.
    Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, marketer dapat melakukan customer bonding (mengikat pelanggan), dengan program yang direkomendasikan oleh Richard Cross dan Janet Smith (1995) sebagai berikut:
    • Adding financial benefits, pemberian reward bagi pelanggan yang sering dan banyak membeli.
    • Adding social benefits, perlakukan pelanggan sebagai partner melalui personalisasi dan individualisasi.
    • Adding structural ties, menambahkan ikatan struktural.

    Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan dapat membangun bisnis ulang (repeat business) dan menciptakan loyalitas pelanggan.
    Mutual Relationship Strategy, inilah salah satu strategi PT. BCA FINANCE menjalankan perusahaan dalam meraih pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Salah satu bentuk penerapannya adalah dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) berupa beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi.
    Tahun 2010 ini, PT. BCA FINANCE kembali menggulirkan program BEASISWA BCA FINANCE 2010. Jumlah aplikasi tahun ini adalah sebanyak 8.858 aplikasi, terdiri dari 4.412 PTN dan 4.446 PTS.
    Beasiswa diberikan kepada 38 orang mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi dari 26 Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia, dengan total beasiswa senilai maksimum Rp. 372.000.000,-.
    Beranjak dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara beasiswa yang diberikan PT. BCA FINANCE dengan tingkat loyalitas para penerimanya, yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Marketing Loyalty Komunitas Penerima Beasiswa Bca Finance 2010 Terhadap Pt. Bca Finance”.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian

    Perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
    1. Apa saja stratetgi pemasaran PT.BCA Finance dalam membangun loyalitas pelanggan?
    2. Apakah beasiswa bca finance 2010 berpengaruh signifikan terhadap persepsi para penerimanya?
    3. Bagaimana dampak beasiswa bca finance 2010 terhadap setiap elemen Marketing Mix PT.BCA Finance dari segi loyalitas?

    1.3 Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui apa saja strategi PT. .BCA Finance dalam membangun loyalitas pelanggannya
    2. Melihat pengaruh beasiswa bca finance 2010 terhadap persepsi para penerimanya.
    3. Menganalisis dampak beasiswa bca finance 2010 terhadap setiap elemen Marketing Mix PT.BCA Finance dari segi loyalitas

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    Supaya penelitian lebih terarah sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan demi tujuan yang hendak dicapai, maka penulis merasa sangat perlu untuk menetapkan batas-batas permasalahan dalam penelitian ini.
    Penelitian dilakukan terhadap PT. BCA FINANCE. Elemen yang dibahas adalah analisis dan pengaruh beasiswa bca finance terhadap persepsi dan loyalitas para penerimanya. Penelitian berbentuk survey, data diambil dari 38 mahasiswa penerima beasiswa bca finance 2010 sebagai responden untuk dimintai pendapatnya mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

    BAB II
    KERANGKA TEORI

    2.1 Definisi

    a. Pemasaran (Marketing)
    Philip Kotler (1997:8) menyatakan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain
    b. Loyalitas (Loyalty)

    Menurut Lovelock, loyalitas sebagai kemauan pelanggan untuk terus mendukung sebuah perusahaan dalam jangka panjang, membeli dan menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka yang ekslusif dan secara sukarela merekomendasikan produk perusahaan pada para kerabatnya.

    c. Persepsi

    Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

    2.2 Landasan Teori
    2.2.1 Konsep Loyalitas Pelanggan
    Dalam buku Marketing, Ali Hasan menyampaikan :
    • Sebagai konsep generik, loyalitas menunjukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi
    • Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas merek. Perbedaannya, bila loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang.
    • Pembelian ulang merupakan hasil dominasi perusahaan (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang bersedia, (2) yang terus-menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

    Pelanggan yang benar-benar loyal, sangat potensial menjadi word of mouth advertisers, loyal pada portofolio produk perusahaan untuk jangka waktu yang lama (Jacoby & Chestnut, 1978).
    2.2.2 Kategori Loyalitas
    • True focal brand loyalty, loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya.
    • True multibrand loyalty, loyalitas merek ganda yang sesungguhnya, termasuk merek fokal
    • Repeat purchasing, pembelian ulang merek fokal dari nonloyal
    • Happenstance purchasing, pembelian secara kebetulan merek fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan nonloyal merek.

    2.2.3 Tahapan Loyalitas
    • Loyalitas kognitif,
    Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan basis informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya, loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi.
    • Loyalitas afektif
    Loyalitas tahap kedua didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada periode awal pembelian (masa prakonsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa pasca konsumsi)
    • Loyalitas konatif
    Dimensi konatif (niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan afektif terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah tertentu.
    • Loyalitas tindakan
    Meskipun pembelian ulang adalah suatu hal yang sangat penting bagi pemasar, penginterprestasian loyalitas hanya pada pembelian saja tidak cukup, karena pelanggan yang membeli ulang belum tentu mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa yang dibeli.
    2.2.4 Pengukuran Loyalitas
    Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengukur loyalitas adalah sebagai berikut :
    • Loyalitas pelanggan dapat ditelusuri melalui ukuran-ukuran, seperti defection rate, jumlah dan kontinuitas pelanggan inti, longevity of core customers, dan nilai bagi pelanggan inti (dalam bentuk penghematan yang diperoleh pelanggan inti sebagai hasil kualitas, produktivitas, reduksi biaya, dan waktu siklus yang singkat)
    • Data loyalitas diperoleh dari umpan balik pelanggan yang dapat dikumpulkan melalui berbagai cara yang tingkat efektivitasnya bervariasi : observasi aktif dan pasif, kartu dan kotak saran, saluran telepon bebas pulsa, survey (via surat, telepon, email, wawancara langsung, dsb), focus group atau panel pelanggan, atau visit top management.
    • Lost customers analysis, analisis nonpelanggan, masukan dari karyawan lini depan, masuka dari distributor, wawancara individual secara mendalam (one on one in depth interviews)
    • Menganalisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, nonpelanggan dan pesaing.
    2.2.5 Strategi Meningkatkan Loyalitas
    • Customer Bonding
    • Mengelola Inelastic Demand
    • Kualitas Produk
    • Promosi Penjualan
    • Relationship Marketing
    • Mengidentifikasi Customer Requirements
    • Perbaikan Berkesinambungan
    • Meningkatkan Nilai Tambah Bagi Pelanggan
    • Bahagiakan Pelanggan
    • Mengoptimalkan Quality Function Deployment
    • Komitmen Organisasi
    • Membina Keakraban Dengan Pelanggan

    Nur, topikmu baru dan masih memerlukan pendekatan yg lebih baik. Bila membaca rumusan masalah di atas ada dua hal yg harus dibedakan 1) persepsi dan 2) dampak dalamkonteks penerima beasiswa BCA. Kita akan diskusikan di kelas.

    Komentar oleh MUHAMMAD NUR | Januari 5, 2011 | Balas

    • Oke Sir, I always need your guidance…

      Komentar oleh muhammad nur | Januari 10, 2011 | Balas

  65. KEEP FIGHT, KEEP SPIRIT, N KEEP MOVING FORWARD PAK JOE!
    Salam dahsyat dan kagum buat bapak…
    Saya mahasiswa reguler S1 MGT A 08 (semeseter V)
    Ini tugas MEP saya pak…I very expect your advice and guidance, Sir..
    NAMA : MUHAMMAD NUR
    NIM : C1BOO8046

    ANALISIS MARKETING LOYALTY KOMUNITAS PENERIMA BEASISWA BCA FINANCE 2010 TERHADAP PT. BCA FINANCE

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang

    Situasi persaingan dalam millennium ini akan semakin keras, sehingga perusahaan yang dapat bertahan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara berkesinambungan menjadi kunci keunggulan bersaing perusahaan. (Ali Hasan,2009)
    Dari sudut intern perusahaan, diperlukan suatu strategi agar dapat memenangkan persaingan dalam merebut pasar. Untuk itu dibutuhkan analisis perilaku konsumen untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen terhadap pemilihan suatu produk.(Bambang Heriawan, 2008)
    Persaingan yang ketat menyebabkan perusahaan sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan, di pasar yang sudah ada, terlalu banyak produk dengan berbagai keunggulan serta nilai lebih yang ditawarkan oleh para pesaing, sehingga sulit bagi perusahaan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Di sisi lain, untuk memasuki pasar baru memerlukan biaya cukup besar. Penelitian menunjukkan bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mendapat pelanggan baru 6 kali lebih besar dari biaya untuk mempertahankan pelanggan.
    Perubahan lingkungan ekonomi yang berdampak pada proses keputusan beli pelanggan. Daya beli konsumen yang menurun tajam telah mengondisikan konsumen pada situasi yang lebih terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal, namun tekanan-tekanan persaingan yang gencar yang sengaja diarahkan untuk mengubah loyalitas pelanggan, tidak dapat diabaikan karena akan berlanjut dengan perpindahan merek.
    Dalam jangka panjang, loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perusahaan bagi perencanaan pasar strategic dijadikan dasar pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
    Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini karena loyalitas pelanggan memiliki nilai strategis bagi perusahaan. (Ali Hasan,2009)
    Loyalitas merupakan kondisi psikologi (attitudinal dan behavioral) yang berkaitan dengan sikap terhadap produk, konsumen akan membentuk keyakinan, menetapkan suka atau tidak suka, dan memutuskan apakah mereka ingin membeli produk (Ajzen, dalam Ali Hasan,2009)
    Menurut Brown, dimensi sikap merupakan niat dan preferensi pelanggan untuk membeli suatu jasa atau produk tertentu. Niat untuk membeli atau niat untuk merekomendasikan dan preferensi pada suatu perusahaan merupakan factor penting dalam menentukan bisnis di masa yang akan dating./
    Semakin besar niat pelanggan untuk membeli ulang atau niat untuk merekomendasikan suatu perusahaan jasa memberikan suatu indikasi bahwa perusahaan jasa tersebut mempunyai bisnis yang cerah di masa depan.
    Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, marketer dapat melakukan customer bonding (mengikat pelanggan), dengan program yang direkomendasikan oleh Richard Cross dan Janet Smith (1995) sebagai berikut:
    • Adding financial benefits, pemberian reward bagi pelanggan yang sering dan banyak membeli.
    • Adding social benefits, perlakukan pelanggan sebagai partner melalui personalisasi dan individualisasi.
    • Adding structural ties, menambahkan ikatan struktural.

    Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya menjalin relasi jangka panjang dengan pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan dapat membangun bisnis ulang (repeat business) dan menciptakan loyalitas pelanggan.
    Mutual Relationship Strategy, inilah salah satu strategi PT. BCA FINANCE menjalankan perusahaan dalam meraih pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Salah satu bentuk penerapannya adalah dalam bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) berupa beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi.
    Tahun 2010 ini, PT. BCA FINANCE kembali menggulirkan program BEASISWA BCA FINANCE 2010. Jumlah aplikasi tahun ini adalah sebanyak 8.858 aplikasi, terdiri dari 4.412 PTN dan 4.446 PTS.
    Beasiswa diberikan kepada 38 orang mahasiswa berprestasi yang kurang mampu secara ekonomi dari 26 Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia, dengan total beasiswa senilai maksimum Rp. 372.000.000,-.
    Beranjak dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara beasiswa yang diberikan PT. BCA FINANCE dengan tingkat loyalitas para penerimanya, yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Marketing Loyalty Komunitas Penerima Beasiswa Bca Finance 2010 Terhadap Pt. Bca Finance”.

    1.2 Perumusan Masalah Penelitian

    Perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:
    1. Apa saja stratetgi pemasaran PT.BCA Finance dalam membangun loyalitas pelanggan?
    2. Apakah beasiswa bca finance 2010 berpengaruh signifikan terhadap persepsi para penerimanya?
    3. Bagaimana dampak beasiswa bca finance 2010 terhadap setiap elemen Marketing Mix PT.BCA Finance dari segi loyalitas?

    1.3 Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui apa saja strategi PT. .BCA Finance dalam membangun loyalitas pelanggannya
    2. Melihat pengaruh beasiswa bca finance 2010 terhadap persepsi para penerimanya.
    3. Menganalisis dampak beasiswa bca finance 2010 terhadap setiap elemen Marketing Mix PT.BCA Finance dari segi loyalitas

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    Supaya penelitian lebih terarah sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan demi tujuan yang hendak dicapai, maka penulis merasa sangat perlu untuk menetapkan batas-batas permasalahan dalam penelitian ini.
    Penelitian dilakukan terhadap PT. BCA FINANCE. Elemen yang dibahas adalah analisis dan pengaruh beasiswa bca finance terhadap persepsi dan loyalitas para penerimanya. Penelitian berbentuk survey, data diambil dari 38 mahasiswa penerima beasiswa bca finance 2010 sebagai responden untuk dimintai pendapatnya mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

    BAB II
    KERANGKA TEORI

    2.1 Definisi

    a. Pemasaran (Marketing)
    Philip Kotler (1997:8) menyatakan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain
    b. Loyalitas (Loyalty)

    Menurut Lovelock, loyalitas sebagai kemauan pelanggan untuk terus mendukung sebuah perusahaan dalam jangka panjang, membeli dan menggunakan produk dan jasanya atas dasar rasa suka yang ekslusif dan secara sukarela merekomendasikan produk perusahaan pada para kerabatnya.

    c. Persepsi

    Menurut Tjiptono 91998 : hal 61) Persepsi adalah perasaan yang timbul dan dirasakan oleh pelanggan setelah mengkonsumsi atau menikmatai produk (barang dan jasa). Menurut Thuha (1994 : 123) persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

    2.2 Landasan Teori
    2.2.1 Konsep Loyalitas Pelanggan
    Dalam buku Marketing, Ali Hasan menyampaikan :
    • Sebagai konsep generik, loyalitas menunjukkan kecenderungan konsumen untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi
    • Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas merek. Perbedaannya, bila loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang.
    • Pembelian ulang merupakan hasil dominasi perusahaan (1) berhasil membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang bersedia, (2) yang terus-menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan membeli kembali merek yang sama.

    Pelanggan yang benar-benar loyal, sangat potensial menjadi word of mouth advertisers, loyal pada portofolio produk perusahaan untuk jangka waktu yang lama (Jacoby & Chestnut, 1978).
    2.2.2 Kategori Loyalitas
    • True focal brand loyalty, loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya.
    • True multibrand loyalty, loyalitas merek ganda yang sesungguhnya, termasuk merek fokal
    • Repeat purchasing, pembelian ulang merek fokal dari nonloyal
    • Happenstance purchasing, pembelian secara kebetulan merek fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan nonloyal merek.

    2.2.3 Tahapan Loyalitas
    • Loyalitas kognitif,
    Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan basis informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya, loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi.
    • Loyalitas afektif
    Loyalitas tahap kedua didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada periode awal pembelian (masa prakonsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa pasca konsumsi)
    • Loyalitas konatif
    Dimensi konatif (niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan afektif terhadap merek. Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah tertentu.
    • Loyalitas tindakan
    Meskipun pembelian ulang adalah suatu hal yang sangat penting bagi pemasar, penginterprestasian loyalitas hanya pada pembelian saja tidak cukup, karena pelanggan yang membeli ulang belum tentu mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa yang dibeli.
    2.2.4 Pengukuran Loyalitas
    Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengukur loyalitas adalah sebagai berikut :
    • Loyalitas pelanggan dapat ditelusuri melalui ukuran-ukuran, seperti defection rate, jumlah dan kontinuitas pelanggan inti, longevity of core customers, dan nilai bagi pelanggan inti (dalam bentuk penghematan yang diperoleh pelanggan inti sebagai hasil kualitas, produktivitas, reduksi biaya, dan waktu siklus yang singkat)
    • Data loyalitas diperoleh dari umpan balik pelanggan yang dapat dikumpulkan melalui berbagai cara yang tingkat efektivitasnya bervariasi : observasi aktif dan pasif, kartu dan kotak saran, saluran telepon bebas pulsa, survey (via surat, telepon, email, wawancara langsung, dsb), focus group atau panel pelanggan, atau visit top management.
    • Lost customers analysis, analisis nonpelanggan, masukan dari karyawan lini depan, masuka dari distributor, wawancara individual secara mendalam (one on one in depth interviews)
    • Menganalisis umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, nonpelanggan dan pesaing.
    2.2.5 Strategi Meningkatkan Loyalitas
    • Customer Bonding
    • Mengelola Inelastic Demand
    • Kualitas Produk
    • Promosi Penjualan
    • Relationship Marketing
    • Mengidentifikasi Customer Requirements
    • Perbaikan Berkesinambungan
    • Meningkatkan Nilai Tambah Bagi Pelanggan
    • Bahagiakan Pelanggan
    • Mengoptimalkan Quality Function Deployment
    • Komitmen Organisasi
    • Membina Keakraban Dengan Pelanggan

    Komentar oleh MUHAMMAD NUR | Januari 5, 2011 | Balas

  66. Pagi pak joe
    ini perbaikan tugas saya pak, saya juga mengganti judul, dari tugas saya ini

    Nama : Septian Reni SN
    NIM : EC1B009005
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester III

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Penelitian
    Pendirian suatu badan usaha mempunyai beberapa tujuan. Ada pun tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang penjualan otomotif, maka akan membawa dampak adanya persaingan yang ketat diantara perusahaan penjualan lainnya dalam merebut konsumen, masing – masing perusahaan penjualan Otomotif tersebut berusaha untuk dapat menjaga hubungan dengan konsumen dalam proses penyampaian jasa yang diberikan, agar konsumen puas terhadap jasa yang mereka berikan.
    Pada saat ini kualitas jasa atau servis dipandang sebagai alat untuk meraih keunggulan bersaing dalam organisasi atau perusahaan. Kualitas jasa yang tinggi dan konsisten dapat menumbuhkan kepuasan pelanggan yang pada gilirannya akan memberikan manfaat seperti, hubungan perusahaan dengan para pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan, membentuk rekomendasi dari mulut kemulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan, reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan dan laba yang diraih dapat meningkat.
    Maka perusahaan penjualan Otomotif merupakan suatu bentuk usaha di mana jasa yang di sampaikan dilakukan secara terus menerus kepada konsumen, maka pelayanan lebih di tekankan dalam bentuk jasa, seperti peningkatan mutu pelayanan, disamping itu perusahaan juga harus mampu menyampaikan jasanya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, sehingga konsumen menilai positif terhadap jasa yang disampaikan.
    Menurut Siswanto (1991) defenisi pelayanan penjualan berupa pemberian garansi, pelayanan suku cadang, pelayanan service station, fasilitas kredit, pengantaran barang kerumah. Dengan adanya beberapa pelayanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penjualan suatu perusahaan
    Agar sukses dalam menjalankan bisnisnya untuk menghadapi persaingan maka PT. Sabang Raya Motor Jambi sebagai salah satu dari sekian banyak perusahaan otomotif yang kegiatannya melakukan penjualan motor sangat menyadari akan pentingnya pelayanan yang terbaik kepada konsumennya, tingkat kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perolehan dan keuntungan atau pendapatan perusahaan, hal ini di landasi bahwa tujuan pembelian suatu barang atau jasa oleh konsumen adalah untuk memuaskan kebutuhan konsumen, oleh karena itu harus di sertai dengan pelayanan yang baik agar memperoleh nilai tambah yang dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
    PT. Sabang Raya Motor memperluas jaringan usahanya dengan membuka chanel cabang baru diluar daerah diantaranya : Bangko, Muara Bungo, Muara Bulian, Rimbo Bujang, Kuala Tungkal, Tebing Tinggi, Kerinci, Merlung, dsb.
    Dari uraian diatas penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam sebuah laporan dengan judul “ ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PURNA JUAL PADA PT. SABANG RAYA MOTOR CABANG JAMBI.

    1.2. Perumusan Masalah
    Dalam menghadapi persaingan PT. Sabang raya motor Cabang Jambi. Aktivitas penjualan kendaraan juga dituntut mengembangkan usahanya dalam bentuk aktivitas pelayanan purna jual demi memberikan kepuasan pada konsumen.
    Secara teori pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan perusahaan kepada konsumen setelah pembelian yang meliputi penyediaan suku cadang produk, penyediaan tenaga mekanik atau ahli, pemberian jaminan melayani konsumen dalam hal penawaran dan perbaikan produk.
    Adanya kenaikan dan penurunan penerimaan dari aktivitas pelayanan service kendaraan purna jual bidang di pengaruhi dari pelaksanaan kualitas pelayanan service kendaraan purna jual yang di berikan dan disediakan oleh PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi ditujukan kepada kepuasan konsumen guna mencapai target penjualan dan laba yang diharapkan.
    Bertitik tolak dari uraian diatas maka dirasa perlu dilakukan penelitian terhadap pelaksanaan pelayanan purna jual yang dilaksanakan pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dari penelitian ini adalah : “ Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang raya motor Cabang Jambi.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi
    b. Untuk menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan purna jual pada PT. Sabang Raya Motor Cabang Jambi

    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Hasil penelitian itu dapat memberikan konstribusi yang dapat digunakan sebagai bahan dan informasi untuk merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan pelayanan service kendaraan purna jual PT. Sabang raya motor cabang Jambi dimasa yang akan datang.
    b. Bagi penulis sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga dapat memperoleh kesesuaian fakta dilapangan dengan teori yang ada. Hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi peneliti lainnya yang terkait dengan pelaksanaan puma jual dengan midel pendekatan lain.

    Septian, judulmu boleh lah, yg pasti kalau dilanjuti saya kuatir judul ini pernah ada. Oleh karena itu ajukanlah variabel tambahan atau masalah yg berbeda silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh SEPTIAN RENI SN | Januari 6, 2011 | Balas

  67. Salam Hangat pak jo,

    NAMA: YENI RAHAMAWITA
    NIM : ERC1B008075
    Mahasiswa Program Ekstensi Univ. Jambi semester 5 jurusan Manajemen

    JUDUL : ANALISIS KUALITAS PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN CATEGORY CATEGORY PRODUK PT.UNILEVER INDONESIA,Tbk AREA JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Peranan pemasaran dalam keberhasilan perusahaan telah di akui di kalangan pengusaha untuk mempetahakna keberadaannya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.Dengan semakin banyak jumlah dan jenis produk yang masuk ke pasaran untuk di jual yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah baru bagi perusahaan, misalnya dengan tumbuh nya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat ini adalah dengan di peroleh nya laba melalui peningkatan penjualan.
    Pada waktu penduduk dunia belum sepadat zaman sekarang tehnik dari pada penjualan masih bersifat sederhana dengan perkataan lain dapat juga di katakan bahwa pada waktu ke waktu jumlah barang dan jasa yang di tawarkan jauh lebih sedikit di bandingkan dengan jumlah permintaan terhadap barang dan jasa tersebut sehingga barang dan jasa yang di tawarkan akan habis terjual .Jadi pada waktu itu terdapat keadaan dimana” Supplay creates its own demand” yang berarti bahwa setiap penawaran suatu barang dan jasa tersebut ,keadaan perekonomian ini dinamakan econimics of scarcity “ dalam keadaan ini fungsi penjualan tidak ada dan tidak menjadi masalah dengan demikian dapatlah di katakan bahwa dalam keadaan “econimics of scarcity “peranan dari pada kegiatan promosi belum begitu menonjol.
    Keadaan ini kemudian berubah menjadi “economics of relative plenty”yaitu dengan terjadi nya revolusi industri sebagai akibat adanya inovasi/ penemuan-penemuan baru dalam bidang pengetahuan dan teknologi maka dengan sendirinya perekonomian dan pengindustrian makin berkembang pula dengan pesat dimana produsen dapat menghasilkan barang dan jasa secara besar besaran akibatnya produsen sekarang dapat menawarkan barang dan jasa dengan jumlah yang jauh lebih besar di mana barang dan jasa yang di hasilkan tidak hanya untuk konsumen yang di kenal saja melainkan juga untuk konsumen yang tidak di kenalnya sama sekali .Sekarang dikatakan bahwa apa yang di tawarkan oleh produsen kepada konsumen belum

    tentu akan habis terjual,karena dalam hal ini sebutan “Supply creates its own demand”berubah menjadi “Demand creates its own Supply “.Maka sekarang permintaan konsumenlah yang akan menciptkan penawaran dengan demikian agar penjualan berhasil dengn baik maka produsen dalam menghasilkan barang-barang dan jasa harus mengetahui keinginan konsumen dan untuk itu di perlukan aktivitas – aktivitas promosi yang dapat mendekatkan hubungan antara produsen dan konsumen , agar produk – produk dan jasa yang di hasilkan dapat dengan mudah dan lancar sampai ketangan konsumen.Jadi dengan berkembangnya keadaan perekonomian maka promosi menjadi lebih penting artinya bahkan harus di jadikan pedoman bagi aktifitas –aktifitas lainnya dalam perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya.Haruslah berorientasi terhadap pasar,artinya tindakan yang di lakukan dalam perusahaan harus di sesuaikan dengan gejala-gejala di dalam pasar.
    Sementara itu menurut Mayyer 1999 hal 457, Promosi merupakan salah satu bagian yang harus ada dalam proses pemasaran dengan adanya promosi produk yang akan di jual dapat di sampaikan informasinya kepada masyarakat/ konsumen. Proses pemasaran akan berjalan lancar jika promosi di lakukan secara besar-besaran terhadap produk yang akan di jual yang di sebabkan oleh harga produk yng terjangkau , mutu produk yang bersaing dengan jumlah produk yang di jual memiliki banyak pilihan.Oleh sebab itu keberadaan promosi perlu di pertahankan dan di tingkatkan motivasi nya .Tanpa keuletan dan motivasi yang kuat , mutu kegiatan pemasaran akan berjalan lamban dengan demikian akan menggangu pencapaian target pemasaran dan akan berujung pada volume penjualan. PT.Unilever Indonesia ,Tbk merupakan sebuah perusahaan retail besar di indonesia yang bergerak di bidang memproduksi dan memasarkan produk-produk sandang yang dapat di jangkau target pasar hampir semua kalangan, yang memiliki brand-brand yang terkenal diantaranya :

    DIVISI CATEGORY BRAND
    Personal Care Hair Care Sunsilk, Lifebouy, Dove,Clear
    Skin Care Pond’s, Citra, Vaseline,Dove
    Skin Cleansing Lux, Lifebouy,Citra, Dove
    Deo Rexona, Axe
    Oral Care Pepsodent , Close Up
    Home Care Fabric Cleaning Rinso, Surf, Viso , Sunlight Cream
    Fabric. Conditioner Molto, Trika, Silky
    House Hold Care Sunlight Liquid, Superpell, Wipol,Vixal, Cif
    Insert Control Nomos
    FOOD Spread Cooking Culinary Blue Band, Skippy
    Culinary Bango, Royco
    Bevarage Sariwangi,Sarimurni,Lipton
    NPV Buavita
    Other Snack Taro
    ICE Walls

    Brand –brand yang di miliki PT.Unilever Indonesia,Tbk ini mempunyai segment pasardi seluruh kalangan kalangan (ABC Class ) , semakin banyak brand otomatis semakin banyak pula promosi yang di lakukan dan tidak luput mendapatkan saingan dari brand lain divisi dan category yang sama, yang mempunyai kegiatan promosi yang lebih menarik contoh nya pada category Hair care yang mempunyai lebih dari 5 kompetitor yakni : Pantine, Rejoice,Head& sholder, Zinc, Emeron, Loreal,Natur,Makarizo dll.
    Sebagian besar brand dari PT.Unilever Indonesia,Tbk sudah terkenal oleh kalangan masyarakat.Sampainya produk-produk dari PT.Unilever Indonesia ,Tbk ke tangan ke konsumen merupakan bukti adanya kegiatan promosi yang mempunyai peranan penting dalam memasarkan produk ke konsumen ,dan promosi juga memapu menarik perhatian dan minat konsumen lebih banyak, di samping itu promosi juga membantu produsen untuk dapat mengenal pasar dengan cara menyelidiki apa yang di beli oleh konsumen tersebut.
    Berdasarkan hal-hal di atas, serta mengingat betapa penting nya manfaat promosi di dalam suatu perusahaan,penulis tertarik untuk menelitinya ,dengan judu ” ANALISIS KUALITAS PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN CATEGORY CATEGORY PRODUK PT.UNILEVER INDONESIA,Tbk AREA JAMBI “
    1.2. Perumusan Masalah
    Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk menungkatkan kontinuitas hidup perusahaan ,dengan sendirinya perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal yang sangat erat kaitan nya dengan kegiatan promosi yang mana dalam penelitian di usahakan secara kuantitatif dan kualitatif.
    Adapun permasalahan yang akan di ajukan adalah :
    1.Bagaimana manfaat promosi dalam meningkatkan volume penjualan
    2.Bagaimana kegiatan promosi yang di lakukan di supermarket supermarket oleh PT.Unilever Indonesia Area Jambi

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    Tujuan Penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui bagaimana manfaat promosi dalam mengingkatkan volume penjualan
    b. Untuk mengetahui kegiatan promosi yang di laksanakan di supermarket supermaket oleh PT . Unilever Area Jambi
    1.3.2. Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
    a. Bagi PT.Unilever Indonesia ,Tbk Area Jambi hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi pengkajian / pengembangan lebih lanjut mengenai promosi atau pelayanan yang melaksanakan dalam perusahaan .
    b. Bagi penelitian sendiri dapat menambah pengetahuan wawasan dalam hal ini promosi perusahaan
    c. Bagi penulis berikutnya hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan/sebagai penamabah materi untuk menulis laporan magang selanjutnya yang berhubungan dengan promosi.
    1.4. Ruang lingkup Penelitian
    Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang di teliti serta menjaga konsistensi dan tujuan yang hendak di capai,maka penulis merasa perlu menetapkan pembatasan ruang lingkup dalam penelitiannya.
    Adapun ruang lingkup penelitian ini berkenaan dalam bidang manajemen pemasaran dengan aspek yang di teliti :yaitu tentang “ ANALISIS KUALITAS PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN CATEGOTY CATEGORY PRODUK PT.UNILEVER INDONESIA,Tbk AREA JAMBI

    BAB II.
    STUDI KEPUSTAKAAN, KERANGKA TEORITIS

    2.1 Defenisi – Defenisi
    1. H.Surachman Sumanwijaya ,dkk (1988 hal 6 )
    Manajemen Pemasaran adalah suatu analisis perencanaan dan pelaksanaan serta conrol program program yang telah di rencanakan dalam hubungan dengan pertukaran pertukaran yang di inginkan terhadap konsumen yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi maupun bersama, hal ini terutama terletak pada penerapan serta koordinasi product , price, promotiondan place guna memperoleh hasil yang efektif.
    2. Menurut Kotler (2002 hal 9 )
    Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan inginkan dengan menciptakan,menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
    3. Menurut Stanton WJ (1996 hal 7 )
    Pemasaran adalah suatu system totalm kegiatan bisnis yang di rancang untuk merencanakan ,menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
    4. Menurut Kotler (1997 hal 57 )
    Sistem Informasi pemasaran adalah terdiri dari orang orang , peralatan dan prosedur prosedur untuk mengumpulkan ,menyortir, menganalisis, mengevaluasi,dan mendistribusikan informasi dengan tepat waktu akuratyang di butuhkan kepada pembuat keputusan .

    5. Menurut Kotler (1996 hal 63 )
    Sistem Informasi pemasaran adalah suatu system berbasis computer yang bekerja sama dengan system informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan .
    6. Menurut Kotler (2002 hal 9 )
    Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi saran saran individu organisasi.
    7. Menurut Mukiyat (1990 hal 510 )
    Strategi pemasaran adalah suatu proses menganalisa kesempatan kesempatan , memilih tujuan tujuan , pengembangan siasat (strategi), merumuskan rencana rencana dan menjalankan pelaksanaan pengawasan.
    8. Menurut Basu Swasta ,DH dan Irawan (1990 hal 78 )
    Marketing Mix adalah Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran yakni : produk,struktur harga,kegiatan promosi dan sistem distribusi.
    9. Menurut Basu Swasta,DH (1990 hal 349 )
    Promosi adalah Arus informasi atau persuasi satu arah yang di buat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
    10. Menurut Drs.Irawan,M.B.A
    • Periklanan adalah : Setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi tentang gagasan barang dan jasa yang di bayar oleh sponsor tertentu.
    • Promosi penjualan adalah Insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan produk datau jasa.
    • Publisitas adalah Rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk , jasa atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk,jasa atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melalui radio ,TV atau pentas yang tidak di bayar oleh sponsor .
    • Penjualan pribadi adalah penyajian lisan dalam percakapan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.
    11. Menurut Harper W.Boyo ,JP (2002 hal 65 )
     Promosi adalah Upaya membujuk orang untuk menerima produk konsep dan gagasan .
     Strategi promosi adalah Sebuah program terkendali dan terpadu dari metode komunikasi dan Material yang di rancang untuk mengadirkan perusahaan dan produk produknya kepada calon konsumen , menyampaikan ciri ciri produk yang memuaskan kebutuhan untuk mendorong penjualan yang pada akhirnya memberikan kontribusi kepada kinerja laba jangka panjang.
     Iklan adalah Bentuk persentase dari promosi , gagasan , barang dan jasa non pribadi yang di bayar sponsor tertentu.
     Penjualan perorangan adalah : Suatu proses membantu dan membujuk satu atau lebih calon konsumen untuk membeli barang atau jasa atau bertindak sesuai ide tertentu dengan menggunakan persentase oral (komunikasi tatap muka )
     Promosi Penjualan adalah Insentif yang di rancang untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk (biasanya untuk jangka pendek )
     Hubungan Masyarakat adalah Stimulasi permintaan yang tidak di bayar dan non pribadi atas sebuah produk , jasa atau unit bisnis dengan menghasilkan berita berita menarik tentang hal tersebut atau persentase yang di sukai tentang hal tersebut di media.
     Periklanan adalah Bagian keputusan yang kompleks dan lingkungan makro yang berubah membuatnya semakin rumit.
     Pesan adalah Penjumlah dari tanda atau sinyal yang berusaha mengungkapkan satu atau lebih gagasan.

    12. Menurut Fandy Tjiptono (1997 hal 229)
    Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunanaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang di beli pelanggan .
    13. Menurut Kotler (2004 hal 620 )
     Pemasangan Iklan adalah :Setiap bentuk persentasi dan promosi non personal yang memerlukan biaya tentang gagasan – gagasan , barang atau jasa oleh seponsor jelas.
     Penjualan personal adalah : Persentase personal oleh tenaga penjual sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan transaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan .
     Promosi penjualan adalah Insentif – insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa.
     Hubungan masyarakat adalah : Mambangun hubungan baik dengan public perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan , membanguan citra perusahaan yang bagus dan menangani atau meluruskan rumor cerita serta event yang tidak menguntungkan.
     Pemasaran langsung adalah : Hubungan – hubangan langsung dengan masing –masing pelanggan yang di balik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera,maupun untuk membina hubungann dengan pelanggan yang langgeng.
    14. Menurut Drs.Irawan ,M .Bs (1996 hal 83 )
     Produk adalah : Konsep yang komplek yang harus didefenisikan dengan hati hati .
     Produk adalah : Suatu yang ditawarkan dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen .
    15. Menurut Marwan (1991)
    Promosi adalah Segala usaha yang di lakukan penjual untuk memperkenalkan produk kepada calon konsumen dan membujuk mereka agar membeli.

    16. Menurut Philip Kotler (2003 hal 70)
    mendefinisikan kepuasan sebagai berikut : “Perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.”

    2.2 Kerangka Teoritis
    Menurut Uma Sekaran (2006:127) kerangka teroitis merupakan fondasi di mana seluruh proyek penelitian didasarkan.Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh beberapa faktor kualitas jasa yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik. Faktor kualitas jasa tersebut mempengaruhi kepuasan pelanggan secara simultan dan parsial.

    Yeni, judul dan rumusan masalah sseperti di atas bagus. Akan tetapi melaksanakannya susah, karena melihat kualitas promosi terhadap seluruh kategori produk adalah hal yg susah. Coba lihat lagi dari pengalaman anda yg terlibat di unilever sisi lain yg dapat diangkat jadi skripsi. Misalnya, mengamati seberapa kuat dorongan kepada pengecer atas strategi pemasaran khususnya bila dilihat dari push and pull strategy. Silahkan dicoba.

    Komentar oleh yenirahmawita | Januari 6, 2011 | Balas

    • sore pak jo, ini perbaikan proposal saya.

      JUDUL :PENGARUH DISTRIBUSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT .UNILEVER INDONESIA. TBK Area JAMBI

      BAB I
      PENDAHULUAN
      1.1. Latar Belakang
      Dewasa ini persaungan sangatlah pesat,hal ini di tandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat.Hal ini, maka pelaku bisnisperlu menerapkan suatu strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. PT Unilever Indonesia ,Tbk yang menjadi subjek penelitian ini adalah merupakan salah satu perusahaan yang menghasilkan dan memasarkan produk kecantikan dan makanan.
      Pemasaran merupkan ujung tombak kelangsungan perusahaan PT UNULEVER INDONESIA oleh karna salah satu unsur keberhasilan dan keunggulan perusahaan ini adalah penjualan terbaik , Tujuan dari penulisan ini adalah untukmengetahui System distribusi yang di gunakan PT.UNILEVER INDONESIA,TBK dan juga mengetahui hubungan biaya Distribusi dengan hasil penjualan yang terbaik.
      Persaingan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh yang terjadi pada saat ini adalah persaingan antar calon legislatif untuk merebut kursi di gedung DPR. Tentu saja dalam mencapai itu semua para calon legislatif tersebut harus memiliki strategi yang jitu untuk mempengaruhi masyarakat agar memilihnya. Hal semacam ini pula terjadi dalam dunia bisnis, dimana setiap perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan citra produknya dimata konsumen. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan merancang suatu strategi pemasaran untuk menyampaikan produknya sehingga dapat mudah diterima oleh konsumen. Untuk memaksimalkan strategi pemasaran di butuhkan dana untuk membiayai bauran yang terdapat pada pemasaran tersebut yaitu salah satunya, dalam membiayai distribusi produk yang di hasilkan. Distribusi merupakan suatu hal yang paling penting dalam suatu kegiatan pemasaran karena apabila produk yang di hasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga yang cukup bersaing, promosi yang mendukung tetapi distribusinya macet, maka produk tersebut tidak akan sampai ke tangan konsumen yang tentunya mempunyai dampak yang buruk bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan akan mengalami kerugian baik kerugian dalam bentuk materi maupun citranya dimata konsumen.
      Penentuan saluran distribusi yang tepat benar-benar harus di perhatikan, mengingat persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lain yang memproduksi barang sejenis, sehingga semakin sulit, dalam hal memasarkan hasil produksi yang telah di targetkan oleh
      perusahaan. Saluran distribusi yang tepat adalah saluran distribusi yang mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang dapat meningkatkan hasil penjualan, sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Selain penentuan saluran distribusi secara tepat, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya yang di keluarkan untuk membiayai kegiatan distribusi tersebut, sebab logikanya apabila terlalu besar biaya yang di keluarkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. PT.UNILEVER INDONESIA,tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri cosmetik dan makanan ringan, produk yang di hasilkan berupa kebutuhan produk perwatan kulit dengan beberapa segment . Wilayah pemasaran perusahaan ini
      sudah sangat luas hingga mencapai beberapa negara. Masalah distribusi barang merupakan hal
      yang sangat di perhatikan bagi perusahaan ini,karena apabila ada kesalahan dalam pemilihan
      saluran distribusi akan dapat menggagalkan tujuan perusahaan yang telah di tentukan.
      Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan biaya atau
      pemborosan, oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya
      bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan usahanya.
      Dengan melihat bahwa distribusi mempunyai peranan yang besar terhadap hidup dan
      kembangnya perusahaan, maka penulis ingin mengetahui pengaruh biaya distribusi terhadap
      hasil penjualan produk pada PT Unilever Indonesia dengan menggunakan alat analisis
      Regresi linier berganda. Judul yang di ambil penulis dalam penulisan Proposal ini adalah “PENGARUH DISTRIBUSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT .UNILEVER INDONESIA. TBK Area JAMBI ”.
      1.2. Perumusan Masalah
      Sesuai dengan tujuan perusahaan untuk menungkatkan kontinuitas hidup perusahaan ,dengan sendirinya perusahaan berusaha untuk mendapatkan laba yang maksimal yang sangat erat kaitan nya dengan kegiatan promosi yang mana dalam penelitian di usahakan secara kuantitatif dan kualitatif.
      Adapun permasalahan yang akan di ajukan adalah :
      1.Bagaimana manfaat promosi dalam meningkatkan volume penjualan
      2.Bagaimana kegiatan promosi yang di lakukan di supermarket supermarket oleh PT.Unilever Indonesia Area Jambi

      1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
      1.3.1. Tujuan Penelitian
      Tujuan Penelitian ini adalah :
      a. Untuk mengetahui bagaimana manfaat promosi dalam mengingkatkan volume penjualan
      b. Untuk mengetahui kegiatan promosi yang di laksanakan di supermarket supermaket oleh PT . Unilever Area Jambi
      1.3.2. Manfaat Penelitian
      Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
      a. Bagi PT.Unilever Indonesia ,Tbk Area Jambi hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai informasi pengkajian / pengembangan lebih lanjut mengenai promosi atau pelayanan yang melaksanakan dalam perusahaan .
      b. Bagi penelitian sendiri dapat menambah pengetahuan wawasan dalam hal ini promosi perusahaan
      c. Bagi penulis berikutnya hasil penelitian ini dapat di jadikan acuan/sebagai penamabah materi untuk menulis laporan magang selanjutnya yang berhubungan dengan promosi.
      1.4. Ruang lingkup Penelitian
      Agar penelitian ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah yang di teliti serta menjaga konsistensi dan tujuan yang hendak di capai,maka penulis merasa perlu menetapkan pembatasan ruang lingkup dalam penelitiannya.
      Adapun ruang lingkup penelitian ini berkenaan dalam bidang manajemen pemasaran dengan aspek yang di teliti :yaitu tentang “PENGARUH DISTRIBUSI TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT .UNILEVER INDONESIA. TBK Area JAMBI ”.

      BAB II.
      STUDI KEPUSTAKAAN, KERANGKA TEORITIS

      Menurut Swastha ( 2000 ) Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen samapai ke konsumen atau pemakai industri.
      Sedangkan menurut Assauri ( 2002 :), Distribusi adalah “ lembaga – lembaga yang memasarkan
      produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen.”
      Menurut Kotler (2002) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :
      1. Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan
      pertukaran.
      2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran.
      3. Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.
      4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan
      5. Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.
      6. Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.
      7. Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
      8. Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan
      tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialihalihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.
      Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya alternative.
      Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan
      segmen pasarnya, yaitu: ( Nitisemito : 2001 )
      1. Saluran distribusi Barang Konsumsi Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk
      pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk
      menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin dicapai produsen
      satu persatu. Dalam menyalurkan barang konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan.
      a) Produsen – Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
      menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini di sebut saluran distribusi langsung.
      b) Produsen – Pengecer – Konsumen Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung.
      Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa
      produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani
      konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.
      c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
      Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan
      sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam
      jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
      pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumendilayani pengecer saja.
      d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Disini, produsen memilih agen sebagai
      penyalurnya.lamenj alankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi
      yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
      e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian
      menjualnya kepada toko- toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama
      agen penjualan.
      2. Saluran distribusi Barang Industri Karena karakteristik yang ada pada barang
      industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak
      berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang
      sama bagi setiap produsen untuk menggunakan kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini
      digunakan untuk mencapai lembaga distribusi berikutnya. Ada empat macam saluran yang
      dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu adalah:
      a) Produsen – Pemakai lndustri Saluran distribusi dari produsen ke pemakai
      industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi
      langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan
      kepada pemakaiindustri relatif cukup besar. Saluran distribusi semacam ini cocok untuk
      barang-barang industri seperti kapal, lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis instalasi)
      b) Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri Produsen barang-barang jenis perlengkapan
      operasi dan kasesoris,dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
      Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara
      lain: produsen barang bangunan, produsen alat alat untuk bangunan, dan sebagainya.
      c) Produsen – Agen – Pemakai lndustri Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai
      oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin
      memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru lebih suka
      menggunakan agen.
      d) Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri aluran distribusi ini dapat digunakan oleh
      perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk
      dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.
      3. Saluran distribusi Jasa Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah
      waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya. Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada
      konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga.
      Pada tahun-tahun belakangan ini, beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan
      pada jasa bukan menjadi halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehingga jasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapatmeluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak
      dapat dihantarkan. Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi
      Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung
      dimasukkan dalam rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam
      distribusi jasa bank.Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada
      dasarnya tidak ada pada kebanyakan produsen jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa
      bebas dari masalah distribusi fisik. Seperti hotel atau wisma peristirahatan yang mempunyai
      kelebihan kamar (persediaan) yang dapat merugikan usaha.
      Setiap perusahaan mempunyai strategi distribusi masing – masing yang tentunya maksud dari strategi tersebut adalah untuk meningkatkan hasil penjualan. Berikut ini
      strategi distribusi menurut Kotler ( 2001 ).
      1. Strategi distribusi Intensif
      Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya
      2. Strategi Distribusi Selektif
      Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu
      daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing.
      Contoh saluran distribusi selektif adalah
      produk elektronik, produk kendaraan bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
      3. Strategi Distribusi eksklusif
      Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor
      atau pengecer saja pada suatu area daerah.barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis
      distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah
      konsumen yang terbatas. Contoh distribusi ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory
      outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi level marketing / pasif income, mini market,
      supermarket, hipermarket, dan lain-lain.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi Distribusi
      Setiap perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam factor yang sangat berpengaruh
      dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan
      mampu mendorong peningkatan penjualan sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat
      terjamin. Berikut ini factor – factor yang mempengaruhi distribusi menurut Walters
      ( 2000 ) :
      1. Sifat barang
      Sifat barang itu sendiri dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan seluruh
      distribusi yang harus ditempuh. Sifat barang ini dapat berupa cepat tidaknya barang tersebut
      mengalami kerusakan. Barang yang lekas rusak misalnya sayur-sayuran segar, susu segar,
      cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Barangbarang
      yang nilainya cepat turun, apabila tertunda penyampaiannya kepada konsumen,
      misalnya surat kabar, majalah, barang-barang mode dan lain sebagainya juga cenderung
      menggunakan mata rantai distribusi yang pendek atau langsung. Barang-barang yang volumenya
      besar atau timbangannya berat produsen sebaiknya menggunakan mata rantai saluran
      distribusi yang pendek atau langsung. Sebab apabila produsen menggunakan mata rantai
      saluran distribusi yang panjang, akan menambah ongkos pengangkutan sehingga menyebabkan
      harga kepada konsumen menjadi tinggi.
      2. Sifat pembayaran
      Dalam pemasaran barang, ada barang barang tertentu yang memerlukan penyebaran seluas-luasnya baik secara vertikal maupun horizontal. Biasanya barang-barang tersebut merupakan
      kebutuhan umum, harga perunit rendah serta pembelian dari setiap konsumen relatif kecil. Barang-barang semacam ini perlu disebarkan seluas-luasnya karena konsumen lebih senang jika barangbarang
      tersebut dapat dibeli disekitar tempat tinggalnya yang tidak begitu jauh atau pada waktu perjalanan mudah untuk membelinya. Barang-barang seperti ini misalnya rokok, garam, korek api, obat-obatan bebas dan sebagainya.
      Untuk barang-barang ini produsen cenderung menggunakan saluran distribusi yang panjang. Sebaliknya
      untuk barang-barang yang tidak memerlukan penyebaran seluasnya sebab konsumen terbatas, cenderung menggunakan saluran distribusi pendek.
      Misalnya, alat-alat musik, TV, radio dan sebagainya.
      3. Biaya
      Secara umum, mata rantai saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mendorong harga jual yang tinggi dan selanjutnya dapat menggangu kelancaran penjualan barang-barang tersebut. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap mata rantai menginginkan
      keuntungan yang layak sebagai imbalan dari kegiatan mereka. Untuk menekan harga penjualan maka perusahaan harus rela untuk mendapatkan keuntungan yang tipis atau mengusahakan agar
      komisi dari mata rantai tersebut menjadi lebih kecil. Meskipun demikian, kebijaksanaan ini tidak terlalu mutlak. Misalnya perusahaan tersebut omzet penjualannya terlalu kecil baik dalam unit maupun rupiah, sedangkan pembayarannya adalah sangat luas karena kebutuhan umum. Maka kebijaksanaan saluran distribusi pendek atau langsung justru menimbulkan harga per unit lebih tinggi. Dalam prakteknya,
      perusahaan-perusahaan besar cenderung untuk menggunakan saluran distribusi pendek. Sebaliknya perusahaan kecil cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, kecuali bila
      pemasaran perusahaan tersebut hanya bersifat lokal dan terbatas.
      4. Modal
      Sifat suatu barang terutama barangbarang industri harus dapat mendorong agar barang tersebut dapat diterima oleh konsumen atau lembaga industri. Salah satu caranya adalah menjual barangbarang
      tersebut secara konsinyasi atau piutang dalam tempo tertentu. Hal ini memerlukan dana yang tidak kecil.
      Kalau kita menggunakan grosir atau agen mungkin masalah modal sebagaimana kalau kita menjual
      langsung kepada pengecer.
      5. Tingkat keuntungan
      Persaingan yang makin tajam dapat mendorong penjualan menjadi rendah.
      Dalam keadaan demikian tingkat keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Apabila perusahaan menggunakan mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang, dapat menyebabkan harga ke konsumen menjadi lebih tinggi, dan ini menggangu penjualan barang tersebut.
      METODE PENELITIAN
      Objek penelitian adalah PT .UNILEVER INDONESIA,Tbk. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptis, yaitu menganalisa masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui table dengan menggunakan program SSPS, dan analisis kuantitatif, yaitu menganalisa masalah dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
      Ho = tidak ada hubungan antara biaya distrbusi terhadap hasil penjualan
      Ha = ada hubungan antara biaya distribusi terhadap hasil penjualan. Dengan ketentuan bahwa, bila diperoleh t-hitung > t- tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan dan pengaruh antara biaya distribusi (variabel bebas) dan penjualan (variabel terikat), sebaliknya bila diperoleh hasil t-hitung
      0.05 maka Ho ditolak dan sebaliknya Ho diterima.
      PEMBAHASAN
      PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk Mempunyai visi misi yaitu, menjadi Perusahaan Pengexpor
      yang berkualitas Global. Untuk mencapai visi misi tersebut, maka perusahaan juga menyusun
      tujuan – tujuan yang ingin di capainya, baik itu tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
      Maksud dari disusunnya tujuan – tujuan tersebut adalah agar semua kegiatan operasional
      perusahaan lebih terarah dan teratur dalam mencapai visi misi perusahaan.
      Tidak terlepas dari tujuan setiap perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar –
      besarnya, PT .UNILEVER INDONESIA,Tbk juga mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang yaitu :
      a. Tujuan Jangka Panjang
      Meningkatkan volume produksi tanpa mengurangi kualitas produk yang di hasilkan.
      b. Tujuan Jangka Pendek
      Memperluas daerah pemasaran Saluran Distribusi Pemilihan saluran distribusi bukan suatu hal
      yang mudah karena kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi akan dapat menggagalkan
      tujuan perusahaan yang telah di tentukan.
      Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan biaya atau pemborosan, oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan usahanya.
      Di dalam menyalurkan barang- barang kepada konsumen, produsen memilih beberapa alternative, misalnya menyalurkan langsung kepada konsumen atau melalui lembaga niaga perantara. Sistem distribusi langsung dari produsen ke konsumen memungkinkan perusahaan untuk dapat menguasai distribusi barang-barang sepenuhnya, namun konsekwensinya adalah biaya sistem ini lebih
      besar jika di bandingkan dengan sistem distribusi tidak langsung.
      Jenis saluran distribusi yang di pakai oleh PT . UNILEVER INDONESIA,TBK adalah jenis saluran tidak langsung. PT UNILEVER INDONESIA.TBK berperan sebagai produsen, memproduksi barang
      Berupa COSMETIK yang di pesan oleh pedagang besar, dalam hal ini perusahaan hanya melayani penjualan dalam jumlah yang besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Dalam pendistribusian barang ke luar negeri PT UNILEVER INDONESIA , Tbk menggunakan alat angkutan laut berupa kapal barang, dimana produk sebelum di angkut ke dalam kapal terlebih dahulu di di masukan dalam container.Dan untuk pendistribusian di dalam negri khususnya di daerah Jamabi biasanya menggunakan alat angkut darat yang berupa truk.
      Pengaruh Distribusi Terhadap Hasil Penjualan Distribusi merupakan suatu sistem pemasaran yang sangat penting dalam upaya menyampaikan produk pada target pasar dan pada saat yang tepat. Bila distribusi yang di laksanakan sesuai dengan sasaran yang di tuju atau yang di rencanakan oleh perusahaan tersebut maka penjualan akan mengalami peningkatan, bila penjualan meningkat maka perusahaan akan mengalami keuntungan, jadi hubungan distribusi dengan penjualan saling terkait satu dengan yang lain. Dengan demikian hubungan saluran distribusi sangat di perlukan karena pendistribusian barang sangat penting dalam meningkatkan hasil penjualan.
      Data variable yang di gunakan dalam penelitian ini adalah biaya distribusi sebagai variable bebas, yang terdiri dari biaya transportasi (x1), biaya penyimpanan ( x2 ), biaya penjualan ( x3 ) dan hasil penjualan sebagai variable terikat (Y). Dalam hal ini yang di maksud penulis mengenai biaya penyimpanan
      adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membiayai tempat penyimpanan produk di wilayah yang sudah ditentukan oleh perusahaan yang biasanya tempat tersebut berada di wilayah pelabuhan sebelum barang di muat diatas kapal untuk di kirim ke tempat tujuan penjualan.

      Komentar oleh yeni rahmawita | Januari 13, 2011 | Balas

  68. Mav Pak ini saya kirim ulang tugas mep saya sebelumnya,mohon komentar nya Pak terima kasih…

    Salam hangat dan salam sejahtera Pak Joe…
    Saya Mahasiswi Program Ekstensi Univ.Jambi smester 5 jurusan Manajemen
    NAMA : SARAH MAULIANA
    NIM : ERC1B008047
    Ini tugas MEP pemasaran minggu lalu,mohon koreksi nya Pak…Trima kasih..

    Judul : Strategi Pemenuhan Barang Retail
    pada Sistem Minimarket Mandiri

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Bisnis Retail adalah bisnis makanan dan minuman yang menyentuh langsung kebutuhan konsumen dan dijual secara eceran, bisnis ini sangat menguntungkan di mata pedagang dan populer bagi konsumen. Memantapkan niat untuk memulai bisnis retail menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi sekarang, saat ini semakin banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Belum lagi pilihan barang yang bervariasi dan harga bersaing,sementara itu kebutuhan atas sembako, perlengkapan rumah tangga, perawatan tubuh hingga makanan ringan kian hari kian meningkat.
    Disamping itu, bisnis retail merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Umur Bisnis retail atau yang lebih dikenal sebagai berdagang juga paling panjang disektor lain. Maraknya pertumbuhan bisnis retail di Indonesia, hal ini ditandai dengan maraknya pertumbuhan mini market di kota-kota bahkan menerobos masuk ke pedasaan.Konsumen dari kalangan menengah,ibu rumah tangga,anak-anak,bahkan orang muda merupakan target pasar yang menjadi incaran pelaku bisnis mini market.Bertambahnya kawasan perumahan hingga ke kota-kota menjadi target berikutnya,kebutuhan pekerja kantoran juga merupakan sasaran empuk bisnis mini market.Kesibukan bekerja membuat waktu luang semakin sempit,sementara kebutuhan harus terpenuhi.Pelayanan cepat,murah,dan nyaman adalah konsep belanja yang sangat dituntut oleh masyarakat masa kini.Memilih sendiri sebelum membeli menjadi gaya berbelanja yang sangat digemari konsumen.Minimarket jelas memenuhi semua kategori tersebut.Tak heran jika retailer local di Indonesia mulai merambah pasar minimarket.Terlebih lagi segmen pasar menengah ke bawah menjadi lahan yang paling potensial.Ini dikarenakan populasi masyarakat dari kelas ini yang paling banyak.Apalagi tingkat kebutuhan mereka akan produk dengan harga yang miring sangat tinggi.Tren yang terjadi saat ini adalah bergeraknya format retail di Indonesia ke arah format toko yang semakin besar, lengkap, nyaman, dan murah.
    Kesempatan emas dalam berbisnis minimarket dapat diraih melalui dua cara,menjadi mitralaba/pewaralaba atau menjadi pencetus konsep mini market mandiri yang siap membangun kemitraan.Fakta di lapangan membuktikan bahwa usaha waralaba memang memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan uangnya dan menjalankan bisnis dengan resiko seminimal mungkin, meski demikian tak sedikit wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya..Pada umumnya bisnis retail keuntungan nya masih minim,untuk mini market mandiri pada umumnya dimulai dengan skala kecil dan modal terbatas.Dengan modal yang terbatas dan sistem keuntungan dari barang retail yang sangat kecil maka penulis berkeinginan untuk menemukan metode atau strategi pemenuhan barang retail menggunakan skala prioritas dalam pemenuhan barang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya. Faktor-faktor yang mendorong menjamurnya usaha mini market mandiri antara lain keleluasan dan merancang dan mengembangkan usaha, pergeseran pola hidup konsumen dan bertambahnya kawasan pemukiman dan fasilitas publik. Dalam proses pemenuhan barang pada system mini market mandiri pada tahap awal tentunya kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual,tetapi menentukan skala prioritas barang yang akan dijual terutama barang retail tidaklah mudah. Pada proses produksi kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual salah satunya dengan cara pengelompokkan barang,untuk mengelompokkan barang atau membuat ketegorisasi barang adalah dengan melihat kegunaan barang tersebut dari sudut pandang konsumen,dan tetap tujuan utamanya adalah memudahkan konsumen dalam memilih barang. Orientasi pada kebutuhan konsumen kategori barang eceran atau barang retail hendaknya tersusun sebagai pencerminan kebutuhan konsumen. Sebisa mungkin kesan yang muncul dimata konsumen adalah kebutuhan mereka terpenuhi dengan mudah begitu memasuki sebuah minimarket.

    Pada dasarnya tidak ada patokan tentang jumlah dan jenis barang yang dijual di mini market, akan tetapi paling tidak kita merefleksi sedikit tentang arti mini market itu sendiri tentunya mendekati keinginan pasar, sekali belanja bisa mendapatkan berbagai macam kebutuhannya. Berarti varian barang yang ditawarkan juga harus variatif. Oleh karena itu, strategi pemenuhan barang retail sangat dibutuhkan pada system penjualan mini market mandiri.Di samping itu juga persaingan usaha di bidang bisnis ritel terutama minimarket pun semakin kuat,sehingga bila kita tidak pandai mengelola sumber-sumber daya yang kita miliki bisa jadi apa bisnis yang akan kita kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing bisnis retail salah satunya bisnis minimarket lainnya,oleh karena itu bagaimana strategi yang dibutuhkan perlu direncanakan.Selain itu dalam proses pemenuhan barang retail pada sistem minimarket mandiri tentunya terdapat beberapa proses yang merupakan bagian dari strategi pemenuhan barang retail yaitu terdapat beberapa aktivitas fisik yang tentunya akan lebih direncanakan lagi demi tercapainya strategi pemenuhan barang retail untuk sebuah minimarket mandiri yang mampu bersaing.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    – Menentukan System Manajemen Mini Market, mencakup :

    1. Memperoleh stok barang retail /cara-caranya mengisi produk-produk mini market yang akan dijual /dipasarkan
    2. Menentukan barang/produk retail apa yang akan dijual sesuai kebutuhan konsumen
    3. Memperoleh produk/barang retail dengan harga beli produk (modal) sekecil-kecilnya sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal (disinilah dibutuhkan kemandirian kita )
    4. Mampu mendirikan sebuah minimarket mandiri dengan strategi pemenuhan barang yang memuaskan keinginan konsumen
    5. Menentukan dan merencanakan strategi baru yang dibutuhakan selama proses produksi pada system minimarket mandiri.

    – Mendirikan sebuah mini market yang dapat mencapai target pasar (memenuhi kebutuhan konsumen ) :

    1. Barang / produk yang dijual selalu tersedia tidak pernah putus karena sebagian produk dapat di stok sendiri tanpa menunggu distributor datang.
    2. Mengetahui sirkulasi barang masuk dan keluar selama proses penjualan mini market.
    3. Memenuhi kepuasan konsumen karena manajemen mini market berupaya selalu memenuhi tersedianya barang / produk yang dijual.
    4. Selain bersaing dalam segi harga barang / produk tetapi juga bersaing dalam upaya pemenuhan barang / produk yang dijual. ( dari sinilah sangat dibutuhkan kemandirian pebisnis dalam memenuhi produk-produknya).
    5. Lebih memahami dan mengetahui praktek pemenuhan barang-barang retail pada system penjualan mini market mandiri.

    Komentar oleh SARAH MAULIANA | Januari 7, 2011 | Balas

  69. Salam hangat pak jo ..,..,
    Nama : suhari anton .s
    Nim :ERCIB008102
    Fak :ekonomi manajemen (eks malam)
    Analisis pelayanan jasa pengamanan system informasi manajemen pada Bank Danamon serta Pengaruh pelayanan system informasi Bank Danamon terhadap loyalitas nasabah

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1. Latar belakang
    Makalah ini akan membahas tentang jenis-jenis dari system informasi yang telah terbagi kebeberapa bagian yaitu system pendukung operasi dan system pendukung manajemen. System pendukung operasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu system pemrosesan transaksi, system pengendalian proses dan system kerja sama perusahaan. Sedangkan system pendukung manajerial yaitu system informasi manajerial, system pendukung keputusan dan system informasi executive. Jenis informasi yang akan saya angkat menjadi judul dari makalah ini adalah tentang System Informasi Manajemen pada Bank dengan mengambil contoh studi kasus pada pelayanan jasa nasabah Bank Danamon. Kualitas jasa yang baik merupakan hal yang penting dalam menciptakan kepuasan pelanggan, namun untuk memahami bagaimanan mengevaluasi kualitas yang diterima oleh konsumen tidaklah mudah. Kualias jasa lebih sukar untuk dievalusai dibanding dengan kualitas barang. Untuk menciptakan good performance, bank tidak dapat menghindari fungsinya dari pelayanan nasabah. Pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya akan mencerminkan baik tidaknya bank tersebut.
    1.2. Rumusan Masalah
    Ada beberapa masalah yang akan saya angkat dalam makalah ini sebagai pembahasan dalam Bab II diantaranya :
    1. Analisis pelayanan jasa pengamanan system informasi manajemen pada Bank Danamon
    2. Pengaruh pelayanan system informasi Bank Danamon terhadap loyalitas nasabah
    1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
    Maksud dan tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk meningkatkan system informasi manajemen pada bank dan memperbaiki system informasi yang sudah ada agar pelanggan/nasabah tetap loyal terhadap bank tersebut. Dan meningkatkan pelayanan jasa terhadap nasabah terutama pelayanan pengamanan akses informasi, sehingga pelayanan nasabah atau customer menjadi lebih maksimal, cepat dan akurat, untuk dapat melayani nasabah secara cepat dan memuaskan sehingga menimbulkan image yang baik mengenai bank tersebut.

    BAB II

    2. ISI
    1. Analisis pelayanan jasa pengamanan pada system informasi manajemen pada Bank Danamon
    Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak. Banyak faktor-fakor pemicu berkembangan sektor jasa yang demikian pesat, diantaranya:
    1. Adanya peningkatan pengaruh sektor jasa dalam perekonomian
    2. Tingkat harapan hidup semakin meningkat
    3. Produk-produk yang dibutuhkan dan dihasilkan semakin kompleks.
    4. Adanya peningkatan kompleksitas kehidupan
    5. Meningkatnya perhatian terhadap ekologi dan kelengkapan sumber daya
    6. Perubahan teknologi berlangsung semakin cepat
    Keamanan data/informasi elektronik menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menggunakan fasilitas TI dan menempatkannya sebagai infrastruktur penting. Sebab data/informasi adalah aset bagi perusahaan tersebut. Keamanan data/informasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempertahankan kelangsungan bisnis, mengurangi resiko, mengoptimalkan return of investment dan bahkan memberikan peluang bisnis semakin besar. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan, dikelola dan digunakan secara bersama, akan semakin besar pula resiko terjadinya kerusakan, kehilangan atau tereksposnya data/informasi ke pihak lain yang tidak berhak. Ancaman dan resiko yang ditimbulkan akibat kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan data/informasi menjadi alasan disusunnya standar sistem manajemen keamanan informasi.
    Maka dari itu Bank Indonesia mengeluarkan peraturan penerapan manajemen resiko bagi bank umum. Tujuan dikeluarkannya peraturan ini adalah agar Bank umum di Indonesia menerapkan prinsip-prinsip manajemen risiko yang sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Bank for International Settlement yang dikenal dengan kesepakatan Basel II.
    Secara formal, seperti yang tertulis pada penjelasan peraturan Bank Indonesia, resiko operasional adalah resiko yang antara lain disebabkan oleh adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sehingga jelas risiko yang disebabkan oleh kegagalan sistem pengamanan informasi termasuk dalam risiko operasional. Penerapan peraturan BI merupakan tantangan tersendiri bagi bank umum di Indonesia terutama dalam kaitannya dengan manajemen pengamanan sistem informasi. Pertama belum banyak bank yang melakukan analisa resiko dalam pengadaan kontrol sistem keamanan informasi, kedua belum banyak manajemen senior yang terlibat dalam tugas pengamanan sistem informasi, ketiga ketidak siapan sistem pengawasan intern (internal audit) dalam melakukan pengawasan terhadap teknologi informasi secara umum maupun kontrol sistem pengamanan secara khusus.
    Ada beberapa kejadian kriminalitas di dunia perbankan ini yang dsebabkan oleh

    kesalahan system pengamanan sampai ketidak setiaan pegawai terhadap peusahaan tersebut. Contohnya dengan kejadian bobolnya kas bank danamon yang diperkirakan oleh ulah orang dalam sendiri yang melibatkan bebrapa dari pihak luar bank. Kas tersebut tidak disetor tapi tercatat dalam pembukuan. Satu hal lagi yang harus digaris bawahi kurangnya pengamanan dari system kartu kredit dan kurangnya pengawasan dari bank sentral dan bank itu sendiri. Hal ini sudah menjadi banyak perbincangan masyarakat luas yang ketakutan akan memakai kartu kredit lagi. Contoh lainnya yang terjadi pada Bank Danamon ini adalah bobolnya kartu kredit salah satu nasabah, yang diperkirakan ini ulah pegawai dalam bank lagi yang pastinya mereka tau system informasi yang dipake oleh system kartu kredit ini.
    Beberepa orang berpendapat tentang kurangnya pengamanan bank danamon ini contohnya dalam pengunaan kartu kredit dalam jumlah besar yang pengamananya tidak ketat sehingga membahayakan para pemakai kartu kredit dan pengamanan terhadap transaksi online. Bank Danamon seharusnya melakukan pengawasan ketat contohnya dengan melakukan pengawasan berganda, maksudnya setiap transaksi yang nilainya cukup besar misalnya diatas 5 juta atau ada standar khusus pada kartu tersebut, maka pihal bank harus mengkonfirmasi pemegang kartu, apakah ia benar-benar akan melakukan transaksi.
    Bank Danamon mampu melanjutkan penyempurnaan yang sedang berlangsung untuk memastikan kecukupan pengamanan TI bagi server, jaringan dan desktop, termasuk dengan meningkatkan pemantauan. Bank Danamon ini telah menyelesaikan evaluasi terhadap core banking system yang baru untuk menangani berbagai kebutuhan bisnis Bank Danamon dan jaringan cabang yang semakin luas. Setelah di implementasika sepenuhnya core banking system yang baru untuk meningktkan kapasitas dan keandalan system TI untuk melayani lebih dari 10 juta nasabah. System ini akan meningkatkan fleksibilitas kecepatan dan kualitas pelayanan untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Tahap pertama, khususnya bagi DSP akan diimplementasikan pada awal tahun 2007 dan tahap berikutnya bagi bisnis konvensional pada akhir tahun 2008.
    1. Dalam hal diatas maka perusahaan harus melakukan beberapa cara pengamanan diantaranya :
    a Metode atau instrumen secure sockets layer (SLL) adalah instrumen yang sudah dipakai. SSL melindungi informasi pribadi dalam kontak antara konsumen dengan pedagang. Keamanan data yang dikirim melalui jaringan juga terjamin.
    b Instrumen kedua adalah secure electronic transaction (SET). Perlu diingatkan, pola SSL juga sudah terbukti aman dan penggunaannya meningkat dalam melakukan transaksi on-line.
    c SET juga membuat transaksi on-line lebih aman karena menggunakan sertifikat digital untuk membuktikan bahwa konsumen dan pedagang memiliki hak untuk menggunakan dan menerima kartu.
    d SET alat elektronik yang berfungsi untuk memverifikasi pedagang di layar, dan juga berfungsi bagi merchants untuk memeriksa tanda tangan konsumen pada bagian belakang kartu Visa.
    e SET memiliki cara bagi pemegang kartu dan pedagang untuk mengenal atau mengidentifikasi satu sama lain sebelum melakukan transaksi.
    f SET menggunakan kunci pengamanan lain, yakni memiliki kata-kata sandi untuk melindungi konsumen.
    2. Pengaruh pelayanan system informasi Bank Danamon terhadap loyalitas nasabah.

    Dewasa ini perkembangan dunia perbankan semakin pesat dan modern baik dari segi ragam produk, kualitas pelayanan, dan teknologi yang dimiliki. Perbankan semakin mendominasi perkembangan bisnis dan ekonomi di suatu negara. Bahkan aktivitas dan keberadaan perbankan sangat menentukan kemajuan suatu negara dalam bidang ekonomi. Sama seperti halnya perusahaan jasa lainnya, kegiatan pihak perbankan secara sederhana dapat kita katakan sebagai tempat melayani segala kebutuhan nasabahnya. Kegiatan utama dari suatu bank yaitu membeli uang dari masyarakat (menghimpun dana) melalui simpanan, dan kemudian menjual uang yang diperoleh dari penghimpunan data tersebut (menyalurkan dana) kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit atau pinjaman. Peningkatan persaingan, cepatnya deregulasi perbankan nasional telah mengarahkan perusahaan yang bergerak dalam bisnis perbankan untuk mencari-cari cara yang menguntungkan dalam mendiferensiasikan diri terhadap pesaing bisnis perusahaan. Salah satu cara yang menunjang keberhasilan bisnis dalam sektor ini menawarkan pelayanan dengan kualitas yang tinggi.
    Mungkin sudah sering dengar CRM (Customer Relationship Management) atau Pengelolaan Hubungan dengan Pelanggan. Kegiatan CRM meliputi Acquire (mendapatkan), Enhance (Tingkatkan) dan Retain (Pertahankan) pelanggan. Artinya bagaimana kita bisa selalu mendapatkan pelanggan baru, meningkatkan hubungannya sehingga mereka puas dengan layanan kita, yang ujung-ujungnya mereka bisa menjadi pelanggan yang loyal yang selalu bisa kita pertahankan. CRM secara umum digunakan untuk membantu kegiatan di Sales, Marketing dan Customer Service. Lebih tepatnya, CRM dipakai sebagai sarana penghubung dari suatu perusahaan ke pelanggannya. Dengan melalui channel (kanal) yang dikelola dengan baik, kita bisa mendengarkan apa yang diinginkan pelanggan, apa yang mereka keluhkan, bagaimana competitor bertindak terhadap produk/jasa kita, dan berbagai kegiatan sejenis. CRM ini di kembangkan dan diimplementasikan menggunakan system informasi dengan menggunakan aplikasi spreadsheet seperti MS Excell, OpenOffice, Calc dll. Data pelanggan secara rajin dan teliti dicatat, sehingga setiap mereka menggunakan jasa/produk kita, kita bisa melayani sesuai riwayat data transaksi. Tidak perlu mereka ditanyai satu persatu secara detail, bahkan cukup dengan menyebutkan Customer ID kita bisa tahu semua informasi detail mereka.
    Bank Danamon ini membuat beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya diantaranya:
    1. Danamon Cash Management, manfaat bagi nasabahnya adalah Efisiensi, Otomasi atas berbagai transaksi pembayaran, Efektifitas biaya & waktu membebaskan Anda dari keharusan untuk berkunjung langsung ke kantor cabang , menyederhanakan berbagai tugas administrative. Mengoptimalkan tingkat pengembalian sekaligus menjaga likuiditas serta ketersediaan dana, mempercepat penerimaan piutang, memudahkan proses rekonsiliasi, akses real-time kepada semua informasi saldo melalui jaringan elektronik, memperbaiki manajemen risiko dan pemantauan atas eksposur dana, kontrol yang lebih baik atas risiko pihak ketiga
    2. Account Service. Kami menawarkan sejumlah rekening simpanan dan transaksional yang dapat dikelola menurut suatu struktur tertentu untuk menyediakan informasi menyeluruh mengenai bisnis Anda. Rekening-rekening ini, yang dibuat untuk mendukung suatu manajemen arus kas yang sempurna, dapat diakses melalui jaringan layanan Bank Danamon yang tersebar luas di seluruh Indonesia.
     Giro Danamon (Rupiah and Foreign Currency)
     Time Deposit
     Tabungan Danamon
    3. Collection Service. Rangkaian fasilitas pembayaran kami akan membantu Anda mengotomasi berbagai tugas administratif serta mempermudah proses rekonsiliasi yang terkait dengan aktifitas pembayaran sehari-hari.
    • Auto Debit
    • Cash Pick Up Service
    • Cash Deposit
    • Cheque Deposit / Outgoing Clearing
    • Inkaso
    • Intercity Clearing
    • Incoming Transfer (LLG/RTGS)
    • Incoming Remittance
    Pada tahun 2007 Bank Danamon sudah mengelarkan suatu fasilitas baru yang bernama Layanan Office Channeling Syariah. Bank Danamon Syariah berupaya mencermati hal ini dengan membuat produk dan layanan perbankan syariah mudah diakses, antara lain dengan menggunakan platform teknologi yang sama dengan perbankan konvensional yang memungkinkan untuk menggunakan jaringan kantor cabang konvensional untuk menyediakan jenis pelayanan yang lebih luas lagi bagi para nasabah syariah termasuk penjualan produk-produk perbankan syariah. Ungkap Direktur Bank Danamon Syariah Hendarin Sukarmadji. “Kami berharap bahwa dengan pembukaan fasilitas Office Channeling ini, kami dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan nasabah dan meningkatkan kehadiran perbankan syariah kami”. Dengan terintegrasinya sistem teknologi informasi Bank Danamon, maka para nasabah syariahnya dapat melaksanakan kegiatan perbankan di jaringan kantor cabang Bank Danamon konvensional yang tersebar luas di seluruh propinsi. Para nasabah Bank Danamon Syariah juga dapat menikmati kenyamanan dan kemudahan bertransaksi melalui jaringan ATM Bank Danamon, yang dapat diakses melalui jaringan ALTO, ATM Bersama, ATM DBS Bank maupun Cirrus di seluruh dunia. Selain itu, nasabah Bank Danamon Syariah dapat pula menikmati kemudahan berbelanja di toko-toko berlogo MasterCard Electronic di seluruh dunia, serta layanan phone banking melalui Danamon Access Center dan HP Banking Danamon.
    Pelayanan system informasi pada costumer/nasabah itu sangat lah berpengaruh pada keberhasilan perusahaan tersebut. Telah terbukti oleh Bank Danamon, telah

    berhasil meningkatkan loyalitas pelanggan dengan meningkatkan pelayanan system informasi yang cepat dan akurat dan meningkatkan semua fasilitas yang ada dan memperbaiki semua system dan fasilitas yang telah ada sehingga costumer tetap loyal terhadap Bank Danamon tersebut.

    BAB III
    PENUTUP
    1. Kesimpulan
    System Informasi manajemen merupakan suatu bagian terpenting dalam suatu pengelolaan suatu perusahaan. SIM ini sangat bermanfaat bagi peningkatan pengamanan suatu system dan pengolahan data elektronik. Dalam suatu pengelolaan bank sangat dibutuhkan system informasi untuk mengolah semua data nasabah, keamanan semua informasi dan data nasabah dengan menggunakan pengolahan data elektronik.
    Pengamanan pada system informasi ini sangat penting sekali untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Semakin banyak informasi perusahaan yang disimpan dan dikelola makin besar pula terjadinya resiko kerusakan, kehilangan atau tereksposnya data ke pihak yang tidak berhak. Maka dari itu pengamanan system informasi sangatlah penting dan mempunyai pengaruh yang besar.
    Loyalitas pelanggan/nasabah dipengaruhi oleh lengkapnya fasilitas yang disediakan oleh suatu perusahaan dan pelayanan nasabah. Pelayanan nasabah ini sangat penting dan menjadi hal utama yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencari pelanggan dan pelanggan tersebut menjadi loyal terhadap perusahaan tersebut. hal tersebut dapat direalisasikan dengan adanya pelayanan system informasi manajemen yang menjadi nilai plus dimata nasabah dan dengan berbagai fasilitas yang telah ada dan yang telah di perbaharui.
    2. daftar pusataka :

    Suhari, judulmu ok, akan tetapi apakah itu berkaitan dg disiplin ilmu pemasaran, itulah yg menjadi pertanyaan. Artinya pilihlah yg sesuai dg disiplin ilmu kita.

    Komentar oleh Suhari anton . S | Januari 7, 2011 | Balas

  70. Mav Pak ini saya kirim ulang tugas mep saya sebelumnya,mohon komentar nya Pak terima kasih…

    Salam hangat Pak Joe…
    Saya Mahasiswi Program Ekstensi Univ.Jambi smester 5 jurusan Manajemen
    NAMA : SARAH MAULIANA
    NIM : ERC1B008047
    Ini tugas MEP pemasaran minggu lalu,mohon koreksi nya Pak…Trima kasih..

    Judul : Strategi Pemenuhan Barang Retail
    pada Sistem Minimarket Mandiri

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Bisnis Retail adalah bisnis makanan dan minuman yang menyentuh langsung kebutuhan konsumen dan dijual secara eceran, bisnis ini sangat menguntungkan di mata pedagang dan populer bagi konsumen. Memantapkan niat untuk memulai bisnis retail menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi sekarang, saat ini semakin banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Belum lagi pilihan barang yang bervariasi dan harga bersaing,sementara itu kebutuhan atas sembako, perlengkapan rumah tangga, perawatan tubuh hingga makanan ringan kian hari kian meningkat.
    Disamping itu, bisnis retail merupakan mata pencaharian yang paling banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Umur Bisnis retail atau yang lebih dikenal sebagai berdagang juga paling panjang disektor lain. Maraknya pertumbuhan bisnis retail di Indonesia, hal ini ditandai dengan maraknya pertumbuhan mini market di kota-kota bahkan menerobos masuk ke pedasaan.Konsumen dari kalangan menengah,ibu rumah tangga,anak-anak,bahkan orang muda merupakan target pasar yang menjadi incaran pelaku bisnis mini market.Bertambahnya kawasan perumahan hingga ke kota-kota menjadi target berikutnya,kebutuhan pekerja kantoran juga merupakan sasaran empuk bisnis mini market.Kesibukan bekerja membuat waktu luang semakin sempit,sementara kebutuhan harus terpenuhi.Pelayanan cepat,murah,dan nyaman adalah konsep belanja yang sangat dituntut oleh masyarakat masa kini.Memilih sendiri sebelum membeli menjadi gaya berbelanja yang sangat digemari konsumen.Minimarket jelas memenuhi semua kategori tersebut.Tak heran jika retailer local di Indonesia mulai merambah pasar minimarket.Terlebih lagi segmen pasar menengah ke bawah menjadi lahan yang paling potensial.Ini dikarenakan populasi masyarakat dari kelas ini yang paling banyak.Apalagi tingkat kebutuhan mereka akan produk dengan harga yang miring sangat tinggi.Tren yang terjadi saat ini adalah bergeraknya format retail di Indonesia ke arah format toko yang semakin besar, lengkap, nyaman, dan murah.
    Kesempatan emas dalam berbisnis minimarket dapat diraih melalui dua cara,menjadi mitralaba/pewaralaba atau menjadi pencetus konsep mini market mandiri yang siap membangun kemitraan.Fakta di lapangan membuktikan bahwa usaha waralaba memang memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan uangnya dan menjalankan bisnis dengan resiko seminimal mungkin, meski demikian tak sedikit wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya..Pada umumnya bisnis retail keuntungan nya masih minim,untuk mini market mandiri pada umumnya dimulai dengan skala kecil dan modal terbatas.Dengan modal yang terbatas dan sistem keuntungan dari barang retail yang sangat kecil maka penulis berkeinginan untuk menemukan metode atau strategi pemenuhan barang retail menggunakan skala prioritas dalam pemenuhan barang.

    1.2 Rumusan Masalah

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis retail dalam negeri.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya. Faktor-faktor yang mendorong menjamurnya usaha mini market mandiri antara lain keleluasan dan merancang dan mengembangkan usaha, pergeseran pola hidup konsumen dan bertambahnya kawasan pemukiman dan fasilitas publik. Dalam proses pemenuhan barang pada system mini market mandiri pada tahap awal tentunya kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual,tetapi menentukan skala prioritas barang yang akan dijual terutama barang retail tidaklah mudah. Pada proses produksi kita harus memahami dan membaca kebutuhan dan keinginan konsumen dalam pemenuhan barang yang akan dijual salah satunya dengan cara pengelompokkan barang,untuk mengelompokkan barang atau membuat ketegorisasi barang adalah dengan melihat kegunaan barang tersebut dari sudut pandang konsumen,dan tetap tujuan utamanya adalah memudahkan konsumen dalam memilih barang. Orientasi pada kebutuhan konsumen kategori barang eceran atau barang retail hendaknya tersusun sebagai pencerminan kebutuhan konsumen. Sebisa mungkin kesan yang muncul dimata konsumen adalah kebutuhan mereka terpenuhi dengan mudah begitu memasuki sebuah minimarket.

    Pada dasarnya tidak ada patokan tentang jumlah dan jenis barang yang dijual di mini market, akan tetapi paling tidak kita merefleksi sedikit tentang arti mini market itu sendiri tentunya mendekati keinginan pasar, sekali belanja bisa mendapatkan berbagai macam kebutuhannya. Berarti varian barang yang ditawarkan juga harus variatif. Oleh karena itu, strategi pemenuhan barang retail sangat dibutuhkan pada system penjualan mini market mandiri.Di samping itu juga persaingan usaha di bidang bisnis ritel terutama minimarket pun semakin kuat,sehingga bila kita tidak pandai mengelola sumber-sumber daya yang kita miliki bisa jadi apa bisnis yang akan kita kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing bisnis retail salah satunya bisnis minimarket lainnya,oleh karena itu bagaimana strategi yang dibutuhkan perlu direncanakan.Selain itu dalam proses pemenuhan barang retail pada sistem minimarket mandiri tentunya terdapat beberapa proses yang merupakan bagian dari strategi pemenuhan barang retail yaitu terdapat beberapa aktivitas fisik yang tentunya akan lebih direncanakan lagi demi tercapainya strategi pemenuhan barang retail untuk sebuah minimarket mandiri yang mampu bersaing.

    1.3 Tujuan dan Manfaat

    – Menentukan System Manajemen Mini Market, mencakup :

    1. Memperoleh stok barang retail /cara-caranya mengisi produk-produk mini market yang akan dijual /dipasarkan
    2. Menentukan barang/produk retail apa yang akan dijual sesuai kebutuhan konsumen
    3. Memperoleh produk/barang retail dengan harga beli produk (modal) sekecil-kecilnya sehingga memperoleh keuntungan yang maksimal (disinilah dibutuhkan kemandirian kita )
    4. Mampu mendirikan sebuah minimarket mandiri dengan strategi pemenuhan barang yang memuaskan keinginan konsumen
    5. Menentukan dan merencanakan strategi baru yang dibutuhakan selama proses produksi pada system minimarket mandiri.

    – Mendirikan sebuah mini market yang dapat mencapai target pasar (memenuhi kebutuhan konsumen ) :

    1. Barang / produk yang dijual selalu tersedia tidak pernah putus karena sebagian produk dapat di stok sendiri tanpa menunggu distributor datang.
    2. Mengetahui sirkulasi barang masuk dan keluar selama proses penjualan mini market.
    3. Memenuhi kepuasan konsumen karena manajemen mini market berupaya selalu memenuhi tersedianya barang / produk yang dijual.
    4. Selain bersaing dalam segi harga barang / produk tetapi juga bersaing dalam upaya pemenuhan barang / produk yang dijual. ( dari sinilah sangat dibutuhkan kemandirian pebisnis dalam memenuhi produk-produknya).
    5. Lebih memahami dan mengetahui praktek pemenuhan barang-barang retail pada system penjualan mini market mandiri.

    Sarah, kalau strategi pemenuhan barang saya kuatir lebih dekat dg manajemen operasional daripada pemasaran. Silahkan dikaji dulu bidang pemasaran yg paling dekat dg bidang yg akan anda teliti.

    Komentar oleh SARAH MAULIANA erc1b008047 | Januari 7, 2011 | Balas

  71. met malam pak jo.
    salama sejahtera.

    saya mahasiswi unja ekstensi jurusan manajemen semester 5 kelas malam
    nama : Apri Indah sari
    NIM : EC1B010004

    Judul : Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) Cabang Jambi

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Sektor jasa mengambil peranan yang sangat penting di dalam perekonomian dunia, karena dengan semakin majunya perekonomian suatu negara makin tinggi pula kebutuhan atas berbagai jenis jasa. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor jasa pada negara-negara yang perekonomiannya telah maju. Pada negara yang perekonomiannya telah maju sektor jasa menduduki urutan pertama dalam kontribusinya dalam perekonomian .
    Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis jasa yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Jasa-jasa tersebut dapat berupa jasa transportasi, perbankan/keuangan, pendidikan, penginapan, listrik, dan lain-lain. Dari semua jasa tersebut jasa yang kedudukannya sangat riskan adalah jasa listrik. Tanpa adanya jasa ini masyarakat tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari, karena sebagian besar kegiatan masyarakat membutuhkan listrik. Karena karakteristiknya tersebut bila dibandingkan dengan kebutuhan dasar lainnya, maka jasa listrik merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat. Di Indonesia perusahaan yang menaungi jasa listrik hanya terdapat satu perusahaan saja yaitu PT.PLN (Persero) yang dimiliki oleh negara .
    Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yang memperluas usahanya dari di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia dan pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja .
    Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
    Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) .
    PLN sendiri memiliki keunggulan sebagai satu-satunya perusahaan penghasil listrik di Indonesia yaitu memiliki sistem kelistrikan yang andal, dengan dukungan sistem Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang terdiri dari :
    • Sistem JTL yang lengkap yang terdiri dari JTM 11.510 Kms, JTR 25.087 Kms, Gardu Distribusi (GD) 11.006 unit, Gardu Hubung (GH) 173 unit (status Januari 2003) dan konfigurasi jaringan yang sedemikian rupa sehingga menjamin keandalan pasokan tenaga listrik ke konsumen.
    • Tersebarnya Area-Area Pelayanan yang berjumlah 35 unit di Wilayah Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mendekati konsentrasi pelanggan, sehingga menjamin kecepatan pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
    Namun visi yang ingin dicapai oleh PT.PLN (Persero) untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani semakin sulit untuk dicapai . Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan mengenai kinerja PT.PLN (Persero), khususnya PT.PLN (Persero) cabang Jambi. Keluhan ini berupa kekecewaan dan komplain konsumen mengenai kualitas jasa listrik yang ditawarkan.
    Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai ”Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) Cabang Jambi”.

    1.2 Rumusan Masalah
    1. Seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) cabang Jambi ?
    2. Variabel-variabel kualitas pelayanan manakah yang berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    1. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) cabang Jambi.
    2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan manakah yang paling berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan terhadap penentuan tingkat kepuasan konsumen.

    1.4 Manfaat Penelitian
    I.4.1. Manfaat Teoritis
    Menambah dan memperkaya akan bahan kajian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai jasa listrik.
    I.4.2. Manfaat Akademis
    Memberikan bahan referensi tambahan kepada mahasiswa dan tokoh akademisi dalam mengembangkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai kualitas pelayanan jasa listrik.
    I.4.3. Manfaat Operasional
    Dengan adanya tulisan ini, diharapkan akan menyumbangkan masukan bagi PT.PLN (Persero) cabang Jambi untuk memperbaiki kesenjangan kualitas layanan yang diberikan dengan yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga PT.PLN (Persero) cabang Jambi dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

    Judulmu luas sekali, karena pelayanan PLN sangat luas. PLN dapat dipilah menjadi penghasil listrik dan penjual. Kalau yg dimaksud adalah penjual, maka pendekatanya berbeda. Silahkan dibaca dulu tentang industri listrik dan PLN yg anda maksud yg mana? Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh APRI INDAH SARI | Januari 7, 2011 | Balas

  72. SALAM SEJAHTERA (saya kirim lagi tugas proposal TENTATIF yang gagal beberapa minggu yang lalu pak)

    NAMA : NOPIANTO (MAHASISWA EKSTENSI SORE)
    NIM : ERC1B008018
    METODE PENELITIAN

    “ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA “FRESH KASANG” DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI JAMBI TAHUN 2010”

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah
    Banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini, termasuk didalamnya persaingan dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan yang saling berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar, sehingga hal ini memacu perusahaan untuk berusaha terus maju dalam memperbaiki bisnisnya. Di samping itu dengan adanya kemajuan teknologi, perusahaan dituntut pula untuk dapat mengikuti perkembangan zaman agar tidak tertinggal dengan yang lainnya.
    Agar tidak tersisih dalam persaingan dan perusahaan dapat tumbuh, berkembang dengan baik, maka perusahaan tersebut harus dapat mengantisipasi perkembangan ekonomi yang semakin kompetitif dengan melakukan strategi yang tepat. Selain itu perusahaan juga harus dapat mengantisipasi kecenderungan ekonomi di masa mendatang dan harus dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama. Hal itu dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan.
    Perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa selalu dihadapkan pada pertanyaan, “mengapa konsumen membeli barang atau jasa tertentu?” jawabannya tidak dapat diterangkan secara langsung dari pengamatannya saja, tetapi dibutuhkan analisa perilaku konsumen yang lebih mendalam. Hal ini akan banyak membantu bagi manajer pemasaran untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana” perilaku konsumen tersebut, sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan memdistribusikan barangnya secara baik (Swastha, 2000 : 13). Dengan analisa perilaku konsumen ini, perusahaan akan mempunyai pandangan yang lebih luas dan akan lebih mengetahui kesempatan baru yang berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen.
    Dalam perkembangan ekonomi khususnya saat ini di Daerah kota Jambi, ternyata mengalami perkembangan yang cukup pesat. Serta dari tahun ketahun penduduk di kota ini semakin meningkat, peningkatan yang terjadi mengkibatkan meningkatnya pula kebutuhan manusia, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan sekunder. Dari mulai kebutuhan akan tempat tinggal, kebutuhan sehari-hari sampai pada kebutuhan tersier semakin hari semakin meningkat.
    Maka pada situasi seperti ini menuntut kejelian pihak perusahaan melihat pergeseran dan perubahan keinginan serta kebutuhan para konsumen membuat perusahaan kewalahan dalam menyusun strategi untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis yang diakibatkan kemajuan zaman. Dimana kepuasan konsumen sangat diutamakan sehingga dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan untuk membiayai kelangsungan operasi perusahaan.
    Peranan air minum isi ulang semakin besar, hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah air minum isi ulang dimana-mana. Maka persaingan sesama perusahaan air minum isi ulang semakin tajam. Peningkatan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan hidup memberikan lapangan pekerjaan atau bisnis baru. Salah satu contoh bisnis yang mempunyai prospek yang baik adalah bisnis dalam bidang penjualan air minum isi ulang.
    Keadaan pasar yang berlaku kini bukan lagi pasar penjual, tetapi menjadi pasar pembeli dimana penjual yang mencari pembeli. Konsumen dalam hal ini adalah raja yang harus dilayani dengan baik. Secara umum perusahaan menerapkan strategi bisnis kombinasi antara strategi ofensif dan defensif. Dimana strategi ofensif perlu ditujukan untuk meraih atau memperoleh konsumen baru, sedangkan untuk meningkatkan pangsa pasar dan strategi defensif berusaha untuk mengurangi kemungkinan customer exit dan beralihnya konsumen dari perusahaan.
    Strategi kepuasan konsumen menyebabkan para pesaing harus berusaha keras dan melakukan biaya yang tinggi dalam usaha merebut konsumen suatu perusahaan. Dampak kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen dan pembelian ulang berbeda-beda setiap perusahaan. Karena konsumen puas belum berarti mereka puas, akan tetapi konsumen yang puas akan cenderung menjadi konsumen yang loyal. Kepuasan konsumen dipengaruhi dua variabel utama, yaitu Expectations dan Perceived Performance, bila Perceived Performance melebihi Expectations, maka konsumen mendapatkan kepuasan, akhirnya akan menciptakan loyalitas konsumen (Tjiptono, 2000 : 41).
    Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh konsumen dalam menilai suatu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1985) dikutip dalam Tjiptono (2000 : 27-28) berhasil mengidentifikasi lima dimensi kualitas jasa, yaitu :
    1. Bukti langsung (tangibles)
    Adalah fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan, penampilan pegawai, dan sarana komunikasi.
    2. Kehandalan (reliability)
    Adalah suatu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
    3. Daya tanggap (responsiveness)
    Adalah respon atau kesigapan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
    4. Jaminan (assurance)
    Adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menjamin kinerja yang baik sehingga menambahkan kepercayaan konsumen.
    5. Perhatian (emphaty)
    Adalah perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen.
    Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan adalah mendengar suara konsumen, hal ini berarti perusahaan harus melakukan interaksi dengan konsumen dengan maksud untuk memperoleh umpan balik (feed back) berapa tanggapan konsumen tentang sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pelayanan yan diberikan sebagai kontrol dan ukuran keberhasilan.
    Adapun cara untuk mendapatkan umpan balik disini diantaranya dapat dilakukan dengan penerapan sistem keluhan dan saran atau dengan survei loyalitas pembelian maka keluhan atau ketidakpuasan konsumen tersebut dapat segera diambil dan ditentukan solusi yang terbaik oleh perusahaan.
    Dengan semakin meningkatnya akan kebutuhan air minum, memberikan peluang bagi usaha penjualan air minum isi ulang. Lahirnya usaha atau bisnis baru ini juga menimbulkan pro dan kontra. Baik dari sisi pengusaha air mineral maupun dari sisi konsumen akan tetapi usaha ini walaupun dikatakan bisnis baru tetapi telah mempunyai pangsa pasar yang tersendiri. Dengan semakin meningkatnya usaha tersebut, maka peneliti sangat tertarik untuk mempelajari atau menganalisis tentang “ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN PADA FRESH DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI JAMBI TAHUN 2010”.

    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
    1. Bagaimana pengaruh variabel kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada depot air minum isi ulang di Fresh ?
    2. Variabel kualitas layanan manakah yang dominan mempengaruhi kepuasan konsumen ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
    1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen pada depot air minum isi ulang di Fresh.
    2. Untuk mengidentifikasi variabel kualitas layanan manakah yang dominan mempengaruhi kepuasan konsumen pada Fresh.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :
    1.4.1 Bagi Perusahaan
    Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk digunakan sebagai bahan perbandingan, pertimbangan dan menentukan langkah-langkah selanjutnya, sehingga dapat diharapkan dapat lebih meningkatkan penjualan dimasa yang akan datang.
    1.4.2 Bagi Peneliti
    Merupakan tambahan pengetahuan dari dunia praktisi dan sebagai pembelajaran sebelum masuk kedunia bisnis.
    1.4.3 Bagi Konsumen dan Pembaca
    Sebagai sumbangan pustaka dan bahan tambahan pengetahuan mengenai kegiatan pemasaran khususnya dalam melakukan keputusan pembelian.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori
    2.1.1 Pengertian Pemasaran
    Kata pemasaran berasal dari kata market yang berarti pasar sebagai mekanisme untuk mempertemukan permintaan dan penawaran. Pada dasarnya pasar adalah daerah atau tempat (area) yang di dalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk membentuk suatu harga. Pengertian marketing bukan saja meliputi dunia jual beli atau dunia pasar, tetapi membahas secara sistematis segala masalah yang ada di dalam masyarakat.
    Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial (Stanton, 1996 : 7-8).
    Beberapa ahli memberikan bermacam-macam definisi tentang pemasaran antara lain :
    1. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain ( Kotler, 1997 : 8).
    2. Pemasaran adalah sistem kelas keseluruhan dari kegiatan bisnis atau yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha et. al., 2000).
    Dari definisi di atas dapatlah diterangkan bahwa arti pemasaran jauh lebih luas daripada arti penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengidentifisir kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Jadi kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.
    Kegiatan-kegiatan tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang terus-menerus berkembang sebagai konsekuensi sosial dari perusahaan, tetapi juga dibatasi oleh sumber-sumber dari perusahaan itu sendiri dan peraturan-peraturan yang ada. Bagi pemasaran, perubahan lingkungan dapat merupakan tantangan-tantangan baru yang memerlukan tanggapan dan cara penyelesaian yang baru pula, atau sebaliknya dapat berupa suatu peluang atau kesempatan mengembangkan usahanya.
    Jangkauan pemasaran sangat luas, berbagai tahap kegiatan harus dilalui oleh barang dan jasa sebelum sampai ke tangan konsumen, sehingga ruang lingkup kegiatan yang luas itu disederhanakan menjadi 4 (empat) kebijakan pemasaran yang lazim disebut sebagai bauran pemasaran (marketing-mix) atau 4P dalam pemasaran terdiri dari 4 (empat) komponen adalah produk (product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).
    Bila perusahaan menginginkan untuk memperoleh keberhasilan dalam mempengaruhi tanggapan konsumen di segmen pasar tertentu, maka perusahaan harus merumuskan kombinasi aspek-aspek strategi pemasaran tersebut dengan tepat dan mempergunakan teknik-teknik pemasaran yang sesuai dengan perilaku konsumennya. Oleh sebab itu perumusan strategi marketing mix sangat ditentukan karakteristik segmen pasarnya, yaitu menyangkut perilaku konsumen dan proses pembeliannya. Karakteristik pasar ini tercermin dari 6 O dari suatu pembelian sabagai hasil analisis perilaku konsumen di segmen pasar tertentu.

    Gambar 2.1
    Hubungan 6 O dan 4 P

    Sumber : Swastha dan Handoko (2000)

    2.1.2 Manajemen Pemasaran
    Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian terhadap program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran dan hubungan yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi (Irawan et. al., 1996 : 15).
    Organisasi membentuk ide tentang tingkat transaksi yang diharapkan dengan pasar sasaran. Kadang-kadang tingkat permintaan nyata mungkin berada di bawah, setingkat atau di atas tingkat permintaan yang diharapkan. Manajemen pemasaran harus mengelola situasi permintaan yang berbeda-beda. Manajemen pemasaran mengelola sebaik-baiknya semua tugas ini dengan melakukan penelitian pemasaran, perencanaan, penerapan, dan pengawasan pemasaran.
    Manajemen pemasaran dapat dijalankan berdasarkan lima falsafah pemasaran yaitu konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasar, dan konsep pemasaran sosial. Sedangkan proses manajemen pemasaran adalah merupakan proses mencari informasi baik internal maupun eksternal, menganalisis, menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian demi terciptanya tujuan organisasi.

    2.1.3 Konsep Pemasaran
    Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan-perusahaan, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing consep). Menurut Swastha (1979 : 17) “ Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan “. Sedangkan definisi lain menyatakan bahwa konsep pemasaran adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler, 1997 : 17).
    Konsep ini menganut pandangan dari luar ke dalam. Ia mulai dengan pasar yang didefinisikan dengan baik, memusatkan perhatian pada kebutuhan konsumen, memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi konsumen dan menghasilkan laba melalui pemuasan konsumen.
    1. Pasar
    Pada dasarnya pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli. Atau pasar adalah daerah atau tempat (area) yang di dalamnya terdapat kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu untuk membentuk suatu harga.
    Pasar dapat pula diartikan sebagai suatu kelompok orang-orang yang diorganisasikan untuk melakukan tawar-menawar (dan melakukan tempat bagi penawaran dan permintaan) sehingga dengan demikian terbentuk harga. Pengertian pertama disebut pengertian konkret, sedangkan yang kedua disebut pengertian abstrak.
    Kedua pengertian diatas dianggap masih sempit dan kurang lengkap, sehingga Stanton (1996 : 10) mengemukakan pengertian yang lain tentang pasar ini, yakni : pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Jadi dalam pengertian tersebut terdapat tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar yaitu orang dengan segala keinginannya, daya beli mereka (konsumen), dan tingkah laku dalam pembelian mereka (konsumen).
    2. Segmentasi Pasar
    Pasar terdiri dari banyak sekali konsumen yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kamampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Tujuan dari segmentasi pasar adalah untuk menentukan perbedaan-perbedaan di antara pembeli, yang mungkin mengakibatkan preferensi (pemilihan) barang-barang yang mereka inginkan itu juga berbeda-beda. Disebabkan adanya perbedaan-perbedaan dalam daya beli (pendapatan), suku, agama, pendidikan, daerah dan sebagainya, maka pengusaha perlu membedakan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan konsumen dengan mengelompokkan pasar (market segmentation).
    Dengan penjelasan di atas, dapat dirumuskan segmentasi pasar adalah pembagian daripada pasar secara keseluruhan ke dalam kelompok-kelompok untuk penyesuaian yang lebih tepat dan konkret dari suatu produk, sesuai dengan keinginan, kebutuhan serta karakteristik konsumen.
    Beberapa variabel utama untuk mensegmentasikan pasar adalah :
    1. Segmentasi geografis ini didasarkan atas daerah di mana para pengusaha membedakan secara teliti, kira-kira daerah mana yang bisa memberikan keuntungan.
    2. Segmentasi demografis ini dimaksudkan untuk membedakan berbagai macam kelompok atas dasar keadaan suatu masyarakat yang berubah seperti misalnya, pengelompokkan dalam bidang umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, agama dan jabatan.
    3. Segmentasi psikografis ini dimaksudkan untuk membedakan berbagai macam kebutuhan konsumen seperti misalnya, kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
    3. Penetapan Pasar Sasaran
    Segmentasi pasar menunjukkan kesempatan segmen pasar yang dihadapi perusahaan. Kemudian perusahaan dapat menentukan apakah harus melayani semua segmen pasar atau hanya memusatkan pada satu segmen pasar saja. Dengan demikian perusahaan harus memusatkan mengenai pasar manakah yang akan dilayani yang disebut penetapan pasar sasaran.
    Menurut Swastha (1979) perusahaan dapat memilih tiga alternatif strategi yang dapat ditembus oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
    1. Pemasaran Serba Sama (Undifferentiated Marketing)
    Perusahaan mencoba untuk mengembangkan produk tunggal yang dapat memenuhi keinginan semua atau banyak orang.
    2. Pemasaran Serba Aneka (Differentiated Marketing)
    Perusahaan mencoba untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok pembeli tertentu (segmen pasar) dengan membagi pasar kedalam dua kelompok atau lebih. Pada sekelompok pembeli dapat ditawarkan jenis produk yang berbeda dengan kelompok lain, sehingga satu perusahaan dapat menjual beberapa produk.
    3. Pemasaran Terpusat (Concentrated Marketing)
    Perusahaan hanya memusatkan usaha pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja.

    2.1.4 Pengertian Kualitas
    Meskipun tidak ada pengertian mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari pengertian-pengertian yang ada terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
    1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
    2. Kualitas mencangkup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
    3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).
    Dengan berdasarkan elemen-elemen tersebut dapat diambil pengertian mengenai kualitas yang lebih luas cakupannya adalah sebagai berikut :
    Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Goetsch et. al., 2002 : 4).
    Deming menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu tingkat yang dapat diprediksi dari keseragaman dan ketergantungan pada biaya yang rendah dan sesuai dengan pasar. Sementara itu J. M. Juran dikutip dalam Tjiptono (2000 : 24) mengartikannya sebagai cocok untuk digunakan (fitness for use) dan definisi ini sendiri memiliki dua aspek utama, yaitu :
    1. Ciri-ciri produk yang memenuhi permintaan pelanggan
    Kualitas yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan meningkatkan kepuasan konsumen, membuat produk laku terjual, dapat bersaing dengan pesaing, meningkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.

    2. Bebas dari kekurangan
    Kualitas yang tinggi menyebabkan perusahaan dapat mengurangi tingkat kesalahan, mengurangi pengerjaan kembali dan pemborosan, mengurangi pembayaran biaya garansi, mengurangi ketidakpuasan konsumen, mengurangi inspeksi dan pengujian, mengurangi waktu pengiriman produk ke pasar, meningkatkan hasil (yield) dan kapasitas, serta memperbaiki kinerja penyampaian produk atau jasa.
    David Garvin (dalam Lovelock, 1994 : 98-99 dan Ross, 1993 : 97-98) dikutip dalam Tjiptono (2000 : 51) mengidentifikasi adanya lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan :
    1. Transcendental Approach
    Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan dioperasionalkan. Sudut pandang ini banyak digunakan melalui pertanyaan-pertanyaan dan pesan-pesan pemasaran seperti kehalusan dan kelembutan kulit untuk produk sabun mandi, kenyamanan dan prestise untuk produk mobil, dan suasana belanja yang santai dan menyenangkan untuk supermarket, dan sebagainya.

    2. Product-based Approach
    Pendekatan ini menganggap kualitas sebagai karakteristik atau atribut yang dapat dikuantifikasikan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang dimiliki produk.
    3. User-based Approach
    Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang yang memandangnya dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
    4. Manufacturing-based Approach
    Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan persyaratannya (conformance to requirements). Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.
    5. Value-based Approach
    Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk atau jasa yang paling tepat dibeli (best-buys).

    2.1.5 Konsep Kualitas Layanan
    Kualitas layanan dapat dikatakan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya untuk mengembangi harapan konsumen. Tjiptono (2000 : 61) menyatakan harapan konsumen merupakan keyakinan konsumen sebelum mencoba atau membeli suatu produk, yang dijadikan acuan dalam menilai kinerja produk tersebut.
    Gronroos dikutip dalam Hutt dan Shep (1992) dikutip dalam Tjiptono (2000 : 60) menyebutkan bahwa kualitas total suatu jasa atau produk terdiri atas tiga komponen utama yaitu sebagai berikut :
    1. Technical Quality, adalah komponen yang berkaitan dengan kualitas output produk atau jasa yang diterima konsumen. Menurut Pasuraman, et. al. dikutip dalam Bojanic (1991) menyatakan technical quality dapat diperinci lagi menjadi :
    a. Search quality, adalah kualitas yang dapat dievaluasi konsumen sebelum membeli produk tersebut, misalnya harga.
    b. Experience quality, adalah kualitas yang hanya bisa dievaluasi konsumen setelah membeli produk tersebut, misalnya ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil.
    c. Credence quality, adalah kualitas yang sukar dievaluasi konsumen meskipun telah mengkonsumsi produk tersebut.
    2. Functional Quality, adalah komponen yang berkaitan dengan kualitas cara penyampaian suatu produk.
    3. Corporate Image, adalah profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus perusahaan.
    Gronroos dikutip dalam Edvardsson, et. al., (1994) dikutip dalam Tjiptono (2000 : 72) menyatakan bahwa ada tiga kriteria pokok dalam menilai kualitas jasa atau produk adalah outcome-related, process-related, dan image-related. Tiga kriteria tersebut dapat dijabarkan menjadi enam unsur, adalah :

    1. Professionalisme and Skill
    Kriteria ini merupakan outcome-related criteria, dimana konsumen menyadari bahwa perusahaan, sistem operasi, dan sumber daya fisik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah konsumen secara profesional.
    2. Attitude and Behavior
    Kriteria ini adalah process-related criteria, dimana konsumen merasa bahwa karyawan perusahaan (contact personal) menaruh perhatian terhadap mereka dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah mereka secara spontan dan senang hati.
    3. Accesisibility and Flexibility
    Kriteria ini termasuk kedalam process-related criteria, dimana konsumen merasa bahwa pengusaha, lokasi, jam kerja, karyawan, dan sistem operasionalnya dirancang dan dioperasionalkan sedemikian rupa sehingga konsumen dapat melakukan akses dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan konsumen.
    4. Reability and Trustworthiness
    Kriteria ini termasuk process-related criteria, dimana konsumen memahami bahwa apapun yang terjadi mereka bisa mempercayakan segala sesuatunya kepada perusahaan.
    5. Recovery
    Kriteria ini termasuk kedalam process-related criteria, dimana konsumen menyadari bahwa bila ada kesalahan maka perusahaan akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan masalah yang tepat.
    6. Reputation and Credibility
    Kriteria ini merupakan process-related criteria, dimana kosumen meyakini bahwa operasi dari perusahaan dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya.
    Untuk lebih memahami konsep kualitas layanan, dapat kita lihat dalam gambar dibawah ini yang menunjukan operasi manajemen pelayanan.
    Gambar 2.2
    Operasi Manajemen Pelayanan

    Sumber : Zeithmal et. al. (1990) dikutip dalam Tjiptono (2000)

    2.1.6 Pengukuran Kualitas Layanan
    Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk hampir sama dengan pengukuran kepuasan konsumen, yaitu ditentukan oleh variabel harapan dan kinerja yang dirasakan (perceived performance). Untuk dapat mengelola jasa atau produk dengan baik dan berkualitas, maka perusahaan harus mengenal dan memperhatikan lima kesenjangan yang berkaitan dengan sebab kegagalan perusahaan. Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1985) dikutip dalam Kotler (1997 : 92) mengemukakan lima gap tersebut sebagai berikut :
    1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen.
    Manajemen tidak selalu dapat merasakan apa yang diinginkan para konsumen secara cepat. Terjadinya kesenjangan ini umumnya disebabkan karena kurang efektifnya komunikasi antara bawahan dengan atasan, kurangnya riset pemasaran dan tidak dimanfaatkannya riset pemasaran, serta terlalu banyak tingkat manajemen.
    2. Gap antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa atau produk.
    Manajemen mampu merasakan secara tepat apa yang diinginkan oleh para konsumen, tetapi pihak manajemen tersebut tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu.
    3. Gap antara spesifikasi kualitas jasa atau produk dan cara penyampaiannya.
    Karyawan perusahaan kurang dilatih atau bekerja melampaui batas dan tidak dapat atau tidak mau memenuhi standar atau mereka dihadapkan pada standar-standar yang bertentangan.
    4. Gap antara penyampaian jasa atau produk dan komunikasi eksternal.
    Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh wakil (representatives) dan iklan perusahaan. Kesenjangan ini sering terjadi karena tidek memadainya komunikasi horizontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji yang berlebihan.

    5. Gap antara jasa atau produk yang dirasakan dan yang diharapkan.
    Kesenjangan ini terjadi bila konsumen mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara yang berlainan dan salah dalam mempersepsikan kualitas jasa atau produk tersebut.

    2.1.7 Dimensi Kualitas Layanan
    Berdasarkan berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa atau produk, Parasuraman et. al., (1985) dikutip dalam Tjiptono (2000 : 27-28) berhasil mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang digunakan oleh para konsumen dalam mengevaluasi kualitas jasa atau produk adalah sebagai berikut :
    1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
    2. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan.
    3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
    4. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas : pengetahuan tentang produk secara tepat, perhatian dan kesopanan, keterampilan dalam memberikan informasi, dan menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
    5. Perhatian (emphaty), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan berkomunikasi dengan baik, dan memahami kebutuhan para konsumen.

    2.1.8 Pengertian Kepuasan Konsumen
    Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan, pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh konsumen mengenai kepuasan yang dirasakan. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2002 : 42).
    Dari definisi di atas, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan, pelanggan tidak puas dan sebaliknya jika kinerja memenuhi dan melebihi harapan maka konsumen akan merasa puas. Apabila perusahaan memfokuskan pada kepuasan tinggi maka para konsumen yang kepuasannya hanya pas, akan mudah untuk berubah pikiran bila mendapat tawaran yang lebih baik. Sedangkan konsumen yang amat puas lebih sukar untuk mengubah pilihannya. Kepuasan tinggi atau kesenangan yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya kesukaan atau preferensi rasional dan hasilnya adalah kesetiaan konsumen yang tinggi.
    Menurut Kotler (2002 : 158) dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu :
    1. Kualitas Produk
    Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
    2. Kualitas Pelayanan
    Terutama untuk industri jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
    3. Emosional
    Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
    4. Harga
    Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yamg lebih tinggi kepada konsumennya.
    5. Biaya
    Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

    2.1.9 Pengukuran Kepuasan Konsumen
    Beberapa macam metode dalam pengukuran kepuasan konsumen adalah sebagai berikut (Kotler, 1997 : 93-96) :
    1. Sistem keluhan dan saran
    Organisasi yang berpusat konsumen memberikan kesempatan yang luas kepada para konsumennya untuk menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan customer hot lines.
    2. Ghost shopping
    Salah satu untuk memperoleh gambaran mengenai konsumen adalah dengan memperkerjakan beberapa orang berperan atau bersikap sebagai konsumen potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasar pengalaman mereka dalam pembelian produk tersebut.
    3. Lost customer analysis
    Perusahaan sebaiknya menghubungi konsumen yang telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan mengambil kebijakan perbaikan selanjutnya.
    4. Survei kepuasan konsumen
    Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik. Secara langsung dari konsumen serta juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.

    2.2 Penelitian Terdahulu
    Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Moh. Hasan Amin (No. Mahasiswa 00011130 tahun 2004) dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Astra Honda Authorized Service Station (AHASS) Di Kotamadya Yogyakarta”, dan sebagai respondennya adalah konsumen yang menggunakan jasa AHASS sebanyak 100 responden yang diambil dengan metode convenience sampling. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pelayanan (service quality) merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi jasa AHASS .
    Adapun bentuk hubungan dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
    1. Prioritas utama yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dalam mengkonsumsi jasa AHASS adalah variabel keandalan (reliability) yaitu faktor kemampuan melaksanakan jasa dengan tepat dan terpercaya (nilai = 4,25) dengan nilai kesesuaian antara tingkat kepentingan atau harapan dengan kinerja atau kenyataan sebesar 0,852 yang berarti bahwa tingkat kepentingan atau harapan pelanggan telah terpenuhi sebesar 85,2 %.
    2. Variabel kualitas pelayanan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kesungguhan mekanik untuk lebih memperhatikan kepentingan pelanggan (elemen ke-15) sebagai bagian dari variabel perhatian (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan yang dalam analisis diagram kartesius variabel ini terdapat dalam kuadran A.

    Novianto, baca dulu teori tenang pengecer karena Depot Air Minum termasuk kepada pengecer. Oleh karena itu, fenomena yg dijelaskan hendaknya berkaitan dg teori tentang penngecer. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh Nopianto_ERC1B008018 | Januari 7, 2011 | Balas

    • SALAM SEJAHTERA SELALU PAK JO
      INI PERBAIKAN YANG SAYA LAKUKAN.
      SEBELUMNYA SAYA MENGUCAPKAN BANYAK-BANYAK TERIMAKSIH ATAS KOREKSI TUGAS YANG DIBERIKAN, INI SANGAT MEMBANTU SAYA DALAM MENYELSAIKAN dan MEMAHAMI TUGAS DAN SEBAGAI PEDOMAN PEMAHAMAN BAGI SAYA DALAM PENGAPLIKASIAN DI USAHA SAYA…
      NOPIANTO_ERC1B008018

      II. LANDASAN TEORI
      A. Pengecer/Retailer
      Beberapa defmisi mengenai pengecer telah dikemukakan oleh para pakar antara lain:
      Menurut Philip Kotler:1
      adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan yang sifatnya pribadi, bukan bisnis.
      Untuk lebih memperjelas pengertiannya, maka pengecer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
      Menurut Williem J. Stanton:
      1. Berdasarkan tingkat pelayanan
      a. Penjualan eceran swalayan
      Banyak digunakan dalam operasi penjualan eceran, khususnya dalam memperoleh barang kebutuhan sehari-hari serta barang-barang konsumsi. Pembeli dapat melakukan proses memilih dan membandingkan serta menemukan sendiri barang yang dibutuhkan.
      b. Penjualan eceran dengan memilih sendiri
      Melibatkan para pembeli dalam mendapatkan barang-barang mereka sendiri, meskipun mereka dapat meminta bantuan. Pembeli melakukan proses transaksi pembelian dengan seorang wiraniaga.
      c. Penjualan eceran dengan pelayanan terbatas
      Toko-toko ini menjual barang-barang belanja lebih banyak dan para pembeli membutuhkan informasi yang lebih banyak. Toko juga melayani pembelian kredit dan pengembalian barang dagangan. Berdasarkan luasnya lini produk
      a. Specialty Store
      yaitu toko yang menjual hanya satu jenis barang saja, biasanya volume usahanya tidak begitu besar.
      b. Toserba (Department Store)
      yaitu toko yang menjual berbagai lini produk. Volume usahanya besar, didukung dengan kekuatan finansial yang cukup besar dan masing-masing lini produk ditempatkan pada tempat yang berbeda.
      c. Single line Store
      yaitu toko yang hanya menjual satu macam lini produk saja.
      d. Convenience Store
      adalah toko pengecer yang menjual barang-barang kebutuhan pokok, yang lokasinya mudah dijangkau oleh pembeli karena letaknya dekat dengan pemukiman.
      e. Shopping Store
      adalah toko pengecer yang menjual barang-barang yang lebih luas dan dalam serta dapat menarik pelanggan dari tempat yang agak jauh. Misalnya jual pakaian, perabotan rumah tangga, dan lain-lain.
      3. Berdasarkan bentuk pemilihan.
      a. Independent Store
      adalah toko yang hanya dimiliki satu orang saja, dimana orang tersebut berfungsi sebagai pimpinan sehingga bebas dalam menentukan kebijaksanaan dan strateji.
      b. Corporate chain store
      adalah sejumlah toko yang berada dibawah satu organisasi atau milik sekelompok orang. Tiap-tiap toko tersebut menjual lini produk yang sama, bertindak sebagai saluran distribusi yang sederajat.
      4. Berdasarkan penggunaan fasilitas.
      a. Toko Pengecer (Store Retailer)
      meliputi specialty store, department store, supermarket (toko swalayan), discount house.
      b. Pengecer tanpa toko (Non Store Retailer)
      yaitu penjualan eceran yang tanpa menggunakan fasilitas toko atau menggunakan fasilitas bukan toko. Misalnya: penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, penjualan lewat mesin otomatis (vending machine).
      5. Berdasarkan ukuran toko.
      a. Pengecer Kecil (Small Scale Retailer)
      b. Pengecer Besar (Large Scale Retailer)

      Menurut Philip Kotler:
      1. Toko Pengecer (Store Retailers) Terdiri dari:
      a. Specialty Store
      Tipe pengecer jenis ini menyediakan suatu jajaran produk yang terbatas, biasanya volumenya tidak besar. Jadi pengecer jenis ini hanya menjual produk-produk yang khusus saja. Tipe ini banyak dipakai oleh toko-toko ekslusif seperti toko perhiasan (emas dan berlian), dealer mobil, toko komputer, dan lain sebagainya.
      b. Toserba (Department Store)
      Department Store menjual beberapa lini produk, biasanya berupa pakaian, perlengkapan rumah tangga, dan lain sebagainya. Volume usahanya cukup besar, didukung dengan kekuatan finansial yang cukup besar dan tiap lini produk diletakkan pada tempat yang berbeda.
      c. Pasar Swalayan (Supermarket)
      Merupakan toko yang relatif besar, mempunyai biaya rendah, volume tinggi, marjin yang rendah, dan self service untuk melayani kebutuhan konsumen. Banyak digunakan dalam memperoleh barang kebutuhan sehari-hari serta barang-barang konsumsi. Konsumen dapat melakukan proses memilih dan membandingkan serta menemukan sendiri barang yang dibutuhkan.
      d. Convenience Store
      Toko makanan konvenien merupakan toko-toko yang relatif kecil

      di mana letaknya dekat dengan daerah kediaman dan dibuka
      dengan waktu yang cukup lama dengan tujuh hari kerja dalam seminggu.
      e. Superstore, Combination, dan Hypermarket
      1) Superstore
      adalah suatu toko yang lebih besar dari pasar swalayan konvensional dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen terhadap makanan dan barang bukan makanan yang dibeli secara terus-menerus.
      2) Combination Store
      adalah merupakan diversifikasi dari pasar swalayan.
      3) Hypermarkets
      adalah suatu toko yang lebih besar dari Combination Store, yang mengkombinasikan prinsip-prinsip usaha eceran pasar swalayan, toko murah, dan gudang.
      f. Discount Store
      Menjual barang dagangan standar dengan harga yang lebih rendah dengan menerima marjin yang kecil dan menjual dengan volume yang lebih besar.
      Karakteristik Discount Store:
      1) secara teratur menjual barang dengan harga murah
      2) banyak menawarkan merk nasional, tetapi bukan barang inferior
      3) beroperasi dengan fasilitas yang rendah
      4) terletak di daerah yang sewanya murah

      g. Off-Price Retailers
      adalah pengecer yang menjual barang dengan harga yang lebih murah dengan tujuan untuk meningkatkan volume penjualan.
      Terdiri dari:
      1) Factory Outlets Off-Price Retailers
      adalah pengecer yang dimiliki dan dikendalikan oleh produsen, biasanya digunakan untuk menyalurkan barang-barang sisa persediaan yang tidak diproduksi lagi, atau kelebihan persediaan.
      2) Independent Off-Price Retailers
      adalah pengecer yang dimiliki dan dijalankan oleh para pengusaha atau divisi-divisi dari perusahaan eceran yang lebih besar.
      3) Warehouse Clubs/Wholesale Clubs
      adalah pengecer yang menjual secara terbatas produk-produk dari merk-merk tertentu dengan potongan harga yang cukup besar kepada anggota kelompok yang telah membayar iuran tahunan.
      h. Catalog Showroom
      Catalog Showroom menjual sejumlah besar barang-barang bermerk dengan tambahan harga yang tinggi, dan perputaran barangnya cepat, dengan harga yang murah.
      2. Pengecer Bukan Toko (Nonstore Retailers)
      yaitu penjualan eceran yang tidak menggunakan fasilitas toko

      atau menggunakan fasilitas bukan toko. Pengecer tipe ini terdiri dari:
      a. Direct Selling
      Pada tipe ini penjualan dilakukan langsung kepada konsumen melalui penjualan dari rumah ke rumah, penjualan dari kantor ke kantor, atau pesta penjualan di suatu rumah. Direct Selling adalah mahal karena adanya biaya pekerja, biaya latihan, biaya pengelolaan, dan lain sebagainya untuk memberikan motivasi kepada armada penjualan.
      LI. Automatic Vending
      Tipe ini menggunakan mesin penjual otomatis di mana pembeli langsung memasukkan sejumlah uang logam yang ditetapkan untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Keuntungan menggunakan mesin ini adalah dapat self service, berkurangnya barang-barang yang rusak; tetapi kelemahannya adalah harganya mahal.
      c. Buying Service
      Adalah pengecer tanpa toko yang melayani pelanggan khusus. Konsumen yang menjadi anggota suatu organisasi akan menerima potongan harga bila membeli produk pada pengecer yang ditunjuk.
      3. Organisasi Pengecer (Retail Organizations)
      Terdiri dari:

      a. Corporate Chains
      Adalah dua atau lebih toko yang dimiliki dan dikendalikan ber-sama, mempunyai pusat pembelian, dan menjual lini produk yang
      sama.
      b. Voluntary Chain dan Retailer Cooperatives
      Voluntary Chain atau rantai sukarela adalah sekelompok peng-ecer independen yang disponsori oleh pedagang besar (grosir) yang terikat dalam usaha pembelian jumlah besar dan perdagangan barang yang sama. Retailer Cooperatives atau koperasi pengecer adalah himpunan independen yang mengorganisasi diri dan membentuk organisasi pusat pembelian dan melancarkan usaha promosi bersama.
      c. Consumer Cooperatives
      Adalah perusahaan eceran yang merupakan milik pelangannya.
      d. Franchise Organizations
      Adalah suatu asosiasi kontraktual antara pihak yang memberi hak penggunaan nama (franchiser) dan pihak yang membeli hak penggunaan nama (franchisee). Organisasi franchise umumnya didasarkan atas beberapa produk yang unik, jasa pelayanan, metode kerja, nama dagang, hak paten, atau goodwill yang dikembangkan franchiser.
      e. Merchandising Conglomerates
      Adalah korporasi bentuk bebas yang menggabungkan beberapa bentuk usaha eceran serbaneka di bawah kepemilikan pusat,

      bersama-sama dengan integrasi atas beberapa fungsi dan manaj emen.
      B. Bauran Pengecer
      Pengecer (retailer) dapat berjalan dengan baik apabila digunakan Bauran Pengecer (Retail Mix). Yang termasuk dalam bauran pengecer di sini (Retail Mix) adalah:4
      1. Fasilitas-fasilitas fisik (Physical Fasilities)
      2. Barang dagangan (Merchandise)
      3. Penetapan harga (Pricing)
      4. Jasa (Service)
      Pembeli potensial dapat dipengaruhi oleh salah satu atau semua dari unsur-unsur Bauran Pengecer Mi.
      Salah satu dari unsur bauran pengecer yang dibahas dalam skripsi ini adalah fasilitas fisik (Physical Fasilities).
      Perencanaan yang berkaitan dengan fasilitas fisik dapat dibagi men
      jadi:
      1. Lokasi Toko (Store Location), dan
      2. Tata Letak dan Desain Toko (Store Lay-out and Design)

      C. Lokasi Toko
      Lokasi pengecer adalah merupakan suatu tindak lanjut dari pada Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang terdiri: Harga (Price), Barang (Produk), Promosi (Promotion), Tempat (Place). Tempat (Place) ini merupakan bagian yang penting karena merupakan suatu tindakan pemilihan tempat dan lokasi dari pada pengecer.
      Pemilihan lokasi yang tepat merupakan kunci sukses tidaknya suatu pengecer. Lokasi dan tempat yang biasanya dipilih oleh pengecer adalah:
      1. Daerah Pusat Perdagangan (Central Business Districts).
      adalah merupakan daerah yang tertua dan terpadat dalam suatu kota, biasanya disebut kota bawah/pusat kota (Downtown). Biasanya harga sewa toko di daerah ini sangat tinggi.
      2. Pusat Perbelanjaan Daerah (Regional Shopping Centers).
      adalah suatu pusat perbelanjaan yang letaknya agak dipinggir pusat kota, yang terdiri dari kumpulan toko sebanyak 40 sampai dengan diatas 100 toko dengan beberapa buah toko yang memiliki skala nasional atau internasional. Pusat perbelanjaan tersebut dapat terdiri dari: rumah makan, fasilitas hiburan, dan lain-lain. Bila pusat perbelanjaan tersebut ramai maka harga sewanya tinggi, demikian pula sebaliknya.
      3. Pusat Perbelanjaan Masyarakat (Community Shopping Centers).
      adalah pusat perbelanjaan yang lebih kecil dari regional shopping center, biasanya terdiri dari 20 sampai dengan 40 toko dan memiliki sate toko yang berskala besar.

      4. Jajaran Pertokoan (Shopping Strips).
      adalah merupakan kumpulan dari toko kecil yang melayani kebutuhan sehari-hari dari masyarakat sekitar toko tersebut.
      Dalam melakukan pemilihan lokasi toko tersebut seorangpengecer menganalisis lokasi toko. Dalam menganalisis dapat digunakan beberapa cara/metode ataupun memperhatikan beberapa faktor:5
      1. Analisis Daerah Perdagangan (Trade-Area Analysis)
      Yang dimaksud dengan Daerah Perdagangan (Trade-Area) adalah suatu daerah yang ukurannya biasanya ditentukan oleh tapal batas, di mana .didalamnya terdapat unit pemasaran yang menjual atau mengirim barang atau jasa dengan memperhitungkan volume dan biaya. Adapun fakt6r-faktor yang mempengaruhi daerah perdagangan eceran adalah:
      a. Produk
      b. Variasi dalam toko
      c. Harga yang bersaing
      d. Mobil
      e. Pertumbuhan daerah metropolitan
      f. Aliran barang-barang dan lalu lintas
      g. Karakteristik dari populasi
      h.. Faktor-faktor ekologi
      i. Faktor-faktor yang lain

      Metode penentuan daerah perdagangan toko yang digunakan di sini adalah metode yang dikemukakan Prof. Reilly yang dikenal dengan Hukum Reilly (Reilly’s Law) dalam contoh kasus Terrieville: 6
      yaitu untuk mengetahui pada jarak berapa dari kota seorang pelanggan itu akan berbelanja pada toko dikotanya atau pergi ke kota lain (penentuan daerah perdagangan).
      Jarak antara A dan B
      1 + Populasi A Populasi B
      Keterangan:
      A = Kota yang lebih besar dari B
      B = Kota yang lebih kecil dari A
      Setelah menentukan tapal batas dan titik dimana toko itu akan didirikan maka langkah selanjutnya adalah menyusun peta daerah perdagangan (trade area map) yang memerlukan data-data dengan analisis lain yaitu:7
      1) Analisis Auto Tag (Plat Nomer Mobil)
      Tujuan:

      untuk mengetahui dari mana pelanggan itu sebagian besar datang dengan memantau jumlah mobil dan plat nomor kendaraan.
      2) Analisis Pemakai Check/Kredit Tujuan:
      untuk mengetahui dari mana konsumen itu sebagian besar datang.
      3) Analisis Kantor Kredit
      4) Survei
      yaitu dengan mewawancarai sejumlah pembeli mengenai apa yang mereka bell dan dari daerah mana mereka datang.
      5) Pertandingan (Contest)
      yaitu untuk mengetahui toko-toko yang belum berdiri/akan berdiri di kemudian hari.
      2. Ukuran Populasi, Karakteristik, dan Trend
      Pengecer pasti berkaitan dengan jumlah orang yang berada di daerah jangkauannya dan juga tergantung dari karakteristik orang-orang tersebut. Hal tersebut dapat digunakan oleh pengecer untuk mempelajari tentang sasaran pelanggan yang potensial dalam daerah pemasarannya.
      3. Perdagangan Eceran yang Potensial
      Untuk mengetahui perdagangan eceran yang potensial dapat kita gunakan:

      Index LaLonde tentang Kejenuhan Eceran dengan formula:8
      C x RE
      IRS = RF
      Keterangan:
      IRS = Index Kejenuhan Eceran
      C = Jumlah konsumen dalam daerah untuk barang atau jasa RE = Pengeluaran eceran tiap konsumen untuk barang dan jasa RF = Fasilitas eceran dalam daerah untuk barang dan jasa
      4. Stabilitas dan Penampilan dari Masyarakat
      Sebuah kota yang akan didrikan sebuah toko harus dilihat pada stabilitasnya dan penampilannya pada masa depan. Hal ini ditunjukkan dengan keadaan industri yang berada di daerah tersebut. Pengecer yang merencanakan untuk mendirikan usahanya pada suatu kota besar harus mempertimbangkan setiap keputusannya dengan melibatkan masyarakat industri tertentu. Pengecer harus mempertimbangkan berbagai macam variabel-variabel untuk menentukan perkembangan dan penampilan dari masyarakat: hubungan fasilitas umum, keputusan ijin bangunan, data tingkat kelahiran dan sekolah, kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
      5. Jasa-Jasa yang Tersedia pada Daerah
      meliputi: Jasa pengiriman yang terpadu, pertukaran informasi kredit; keberadaan angkutan umum, tersedianya media (cetak, audio-visual),

      suplier dan distributor yang dekat.
      6. Pembatasan Hukum
      Tiap-tiap kota memiliki persayaratan yang berbeda mengenai perijinan, pembatasan wilayah, dan berbagai macam tata tertib dan peraturan.
      7. Keadaan Pasar tenaga kerja
      meliputi jumlah tenaga kerja yang dapat dan mau bekerja sebagai pengecer, keadaan tingkat pendidikan, pengetahuan tentang pengecer. Dalam mempelajaripasar tenaga kerja harus juga memperhatikan tenaga kerja part-time.
      8. Faktor-Faktor Tertentu dalam Masyarakat Umum.
      meliputi keunikan suatu kota yang dapat menguntungkan pengecer. Seorangpengecer mencari kota dan masyarakat yang dapat membantu pengenalan produknya serta membantu dalam periklanan.
      Lebih lanjut pemilihan lokasi juga menyangkut pemilihan bagian kota, di mana pemilihan bagian kota adalah mrupakan pemilihan daerah bagian dari kota di mana seorang pengecer itu harus beroperasi dan membuka usahanya.
      Faktor-faktor yang mempengaruhi:
      1. Lokasi pasar sasaran
      2. Hambatan fisik dan psikologis pada daerah
      3. Jenis dari situasi toko; meliputi pusat daerah perdagangan, jalan arteri, pengelompokan toko, pusat perbelanjaan, lokasi bebas (toko yang berdiri sendiri tidak berdekatan dengan toko-toko besar), daerah terisolasi (biasanya pada daerah pinggian kota).

      Selanjutnya pemilihan letak merupakan tahap terakhir dari pe-milihan lokasi. Setiap letak pasti memiliki keuntungan dan kerugian yang harus dianalisis oleh pengecer. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menganalisa letak adalah:
      1. Sejarah dari letak
      meliputi: apakah sudah ada toko sebelumnya, apakah toko tersebut berhasil, sebab-sebab kepindahan toko.
      2. Aliran lalu lintas
      meliputi: apakah pasar sasaran melewati lokasi tersebut, apakah mudah dijangkau oleh konsumen.
      3. Parkir dan Transportasi Massal
      meliputi: apakah parkir yang disediakan cukup untuk sepanjang hari, apakah ada angkutan umum yang berhenti di depan atau di dekat toko.
      Selain hal-hal tersebut di atas, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas letak suatu toko adalah:
      4. Bangunan dan toko yang kosong akan menyebabkan daerah tersebut sepi dan jarang dilalui pembeli terutama di ma’am hari.
      5. Map dan Bau. Map akan mengurangi penglihatan atas toko serta akan mengganggu konsumen dan karyawan. Demikian pula juga dengan bau.
      6. Trotoar (tempat pejalan kaki) yang buruk akan menghalangi arus pembeli.
      7. Jam Operasi dari daerah.

      8. Kekacauan lokasi.
      Beberapa pendekatan yang dapat dikemukakan untukpemilihan letak antara lain adalah:9
      1. Metode Daftar Isian (Checklist)
      merupakan tingkat pertama daripada pengembangan dan hasil pendekatan yang dihubungkan dengan evaluasi subyektif dari lokasi pengecer yang potensial.
      2. Metode Lokasi Analog (The Site Analogue Method)
      merupakan tingkat kedua dari pengembangan, yang berdasarkan evaluasi dari lokasi yang potensial dari lokasi yang sama yang telah berjalan.
      3. Metode Model Daya Tarik (The Gravity Model Method)
      merupakan tingkat ketiga dari pengembangan. Peda model ketiga ini dihitung berdasarkan hukum Reilly tentang daya tarik pengecer (Reilly’s Law of Retail Gravitation). 1°
      Formula:

      kpa]

      Keterangan:
      B„ • Bagian dari perdagangan yang ditarik oleh kota besar A
      Bb – Bagian dari perdagangan yang ditarik oleh kota besar B
      P„ • Populasi dari kota besar A
      9 Ballenger and Goldstucker; op.cit.; p.p. 121-124 1° Bolen; op.cit.; p. 93

      Pb • Populasi dari kota besar B
      D. • Jarak dari kota menengah ke kota besar A Db • Jarak dari kota menengah ke kota besar B
      D. Tata Letak dan Desain Toko
      Perencanaan fisik yang lain adalah mengenai tata letak dan desain toko. Tata letak dan desain toko tersebut meliputi:11
      1. Format Toko (Store Format)
      adalah merupakan dasar dari bentuk toko yang meliputi merchandise mix (bauran perdagangan), ukuran (size) dan sasaran/focus dari pasar utama. –
      2. Desain Luar (Exterior Design) meliputi:
      a. Penandaan )
      Tanda dari toko harus menggambarkan fungsi/pelayanan yang diberikan oleh toko tersebut. Penandaan harus dapat mencerminkan identitas toko dengan nama atau dengan jenis toko. Nama dari sebuah toko sangat berpengaruh pada sukses tidaknya toko tersebut. Toko tersebut juga harus memiliki logo/simbol yang sesuai dengan jenis toko tersebut.
      b. Tenda Besar/Terop (Marquee)
      Tenda/terop tersebut berfungsi untuk melindungi konsumen atau barang-barang yang ada dalam jendela ketika jendela itu
      11 Bellenger and Goldstucker; op.cit.; p.p. 134-137

      dibuka dari elemen-elemen luar. Selain itu tenda/terop tersebut menambah keindahan dari toko. Terop tersebut harus cukup tinggi sehingga dapat digantungi dengan tanda/lambang untuk
      promosi.
      c. Jenis pintu masuk (Type of Entrance)
      menyatakan jenis pintu masuk yang digunakan. Pintu tersebut mencerminkan keamanan, keindahan clan melancarkan arus keluar masuk pengunjung toko.
      d. Jendela peraga (Display Windows)
      Pengecer memiliki tiga pilihan jendela:
      1) tidak pakai jendela
      Pengecer tidak menghendaki penggunaan dari pada j endela. Biasanya dipakai pada toko busana kelas atas yang memerlukan keaslian.
      2) etalase (close-back window)
      yaitu jendela yang terbuat dari kaca yang menutupi ruangan peraga yang memajang contoh barang yang di perdagangkan. Dinding sebelah dalam dibelakang jendela dapat digunakan sebagaimana dinding toko yang lainnya.
      3) Jendela peraga toko (no-back windows)
      Ruangan toko itu sendiri merupakan tempat peraga. Hal ini baik untuk menjaga keamanan toko, selain itu dapat membantu memberikan pencahayaan kepada toko tersebut.

      e. Penampilan Luar Toko Keseluruhan.
      Penampilan keseluruhan exterior toko harus menarik dan sedap
      dipandang mata. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menata exterior:
      1) Ukuran (Size)
      Banguan tersebut harus sesuai dengan usaha, jangkauan perdagangan dan jasa yang ditawarkan oleh toko tersebut.
      2) Tetap (Permanent)
      Exterior tersebut harus menunjukkan kepercayaan dan ke-tergantungan.
      3) Definisi dari tetangga sebelah (Definition from its neigh-bors)
      Penampilan luar yang berbeda dengan toko-toko lain akan menarik perhatian.
      4) Sifat penjual dan pembeli (Nature of merchandise and customer)
      Segala sesuatu tentang toko harus menunjukkan pesan pada pasar sasaran yang bagaimana toko itu beroperasi.
      5) Sifat Toko (Store Character)
      Bagian luar toko harus melambangkan kepribadian toko.
      6) Karakteristik regional atau masyarakat (Regional or Community Characteristic)
      3. Desain Dalam (Interior Design).
      Kesan pertama dari pembeli adalah sangat berarti bagi usaha eceran.

      Oleh karena itu maka kualitas interior toko sangat diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam desain ruang dalam toko:12
      a. Suasana (Atmospherics)
      Suasana akan dapat memberikan efek/pengaruh didalam pem-belian. Kesuksesan suatu toko tergantung dari penciptaan sua-sana yang tepat.
      Penciptaan suasana meliputi hal-hal:
      1) Penciuman (Smell)
      Setiap bagian dari toko harus mencerminkan bau dari barang yang dijual. Misal Toko permen harus bau permen. Usahakan bau tersebut tidak menyebar kebagian yang lain.
      2) Suara (Sound)
      yaitu musik yang dipakai pada masing-masing toko berbeda tergantung dari pasar sasaran yang ingin dituju.
      3) Sentuhan (Touch)
      Barang-barang yang ada di toko tersebut harus boleh disen-tuh/dipegang. Pada barang-barang yang mahal harganya hendaknya disediakan contoh untuk dicoba.
      4) Dilihat (Sight)
      yaitu pengaturan agar suasana didalam toko tersebut sedap dipandang mata.
      b. Pola Tata Letak (Layout Patterns) `3
      Terdiri dari?
      12 Ibid.; p.p. 121-125
      13 Ibid.; p.p. 125-129

      1) Pola Kisi-Kisi (Grid Pattern). Karakteristik:
      a) Semua counter/meja pelayanan pada sudut sebelah kanan dan saling berhadapan sehingga pembeli dapat lewat.
      b) Arah aliran arus pembeli memanjang satu persatu.
      c) Harga rendah.
      d) Biasanya digunakan pada toko makanan.
      2) Pola Aliran Bebas (Free-Flow Pattern).
      Menggunakan banyak ruang terbuka sehingga pengunjung dapat memilih arah dengan bebas.
      Biasanya digunakan pada toko pakaian.
      c. Penggolongan Barang Dagangan (Merchandise Grouping);’ Dasar-dasar pertimbangan:
      1) Generic
      yaitu meletakkan barang dagangan berdasarkan sifat-sifat umumnya.
      Kesukaan Pembeli (Consumer Preference)
      Penggolongan tempat barang berdasarkan penglihatan konsumen.
      3) Pasar sasaran (Target Market)
      Barang yang sama diletakkan pada beberapa tempat yang berbeda, dimana ruang yang satu lebih baik dan dengan

      harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruang yang lain walaupun barangnya sama.
      4) Latihan Perdagangan (Trade Practice)
      Tata letak biasanya dikembangkan daripada tata letak yang sudah ada yang pembeli/pelanggan sudah terbiasa. Tidak boleh ada usaha untuk membuat suatu tata letak yang unik.
      d. Lokasi Departemen (Departement Location) 15 meliputi:
      1) Nilai dari lantai (Value of Floor Space) Formula:
      Jarak pintu masuk sampai ke belakang toko
      Floor Value Factor
      Jarak dart pintu masuk sampai ke departemen
      2) Produktivitas Penjualan (Sales Productivity) Formula:
      Perkiraan penjualan departemen
      Sales Productivity —
      Plata—rata penjualan industri per m2 dalam departemen x Floor Value Factor

      E. Situasi Toko
      Biasanya suatu toko ditempatkan pada posisi yang strategis di pusat keramaian yang mudah dicapai baik oleh kendaraaan pribadi maupun angkutan umum. Standar untuk tempat parkir dihitung 3,5 – 5,25 tempat parkir untuk setiap 100 m2 luas lantai pedagang eceran (3 – 4 hari perputaran), sedangkan standar yang lain dihitung maksimum 150 kendaraan per acre (1 acre = 0,405 ha).
      1. Jalan masuk (Akses)
      Untuk pejalan kaki, kendaraan pribadi dan mobil barang sebaiknya terpisah, sebaiknya pula pusat perbelanjaan dibatasi hanya untuk pejalan kaki saja, adajalan pintas (terlindung dari sinar matahari dan hujan) yang menghubungkan tempat-tempat parkir dan pertokoan. Perhen tian bis kota sebaiknya sedekat mungkin dengan pusat pertokoan dan mempunyai jalan penghubung langsung. Jarak maksimum antara tempat parkir dan tempat penghentian bis kota dengan pertokoan kira-kira 200 m.
      2. Pengaturan pembagian ruang-ruang
      Pertokoan besar biasanya dilengkapi dengan ruang aula dan peragaan, restoran, kedai minuman, tempat bermain anak-anak, bank, kantor pos, biro perjalanan, bioskop dan taman. Toko-toko kecil biasanya bergabung dalam suatu pusat perbelanjaan tertentu. Untuk merancang suatu pusat perbelanjaan biasanya dimulai dengan mengatur ruang-ruang dalam unit ruang yang lebih kecil, disesuaikan dengan peraturan bahaya kebakaran dan lain-lainnya, kemudian unit ruang

      tadi dibagi atas tempat-tempat penjualan, ruang pendukung untuk pelayanan, ruang penghubung, ruang antara, dan sebagainya.
      3. Tempat penjualan
      Hams diatur sesuai dengan tempat-tempat yang tersedia, kalau mungkin dekat dengan jalan masuk perlantai masing-masing. Tempat penjualan sebaiknya berada pada lantai dasar/bawah, sedangkan kantor dan gudang penyimpanan berada di lantai atas.
      (NB: bila terdiri atas 2 lantai).
      4. Tinggi lantai
      Untuk unit-unit besar antara 400 cm – 500 cm, sedangkan untuk unit yang lebih kecil 300 cm tergantung dari jenis pelayanannya.
      5. Struktur lajur
      Perletakan dan dimensi tiang-tiang sangat menentukan tata letak peralatan-peralatan listrik, karenanya disarankan menggunakan pola struktur lajur dimana untuk unit-unit besar mempunyai lebar antara 73 cm- 80 cm ke arah depan dan 915 cm menyamping, sedangkan untuk unit-unit kecil lebarnya antara 53 cm – 60 cm kearah depan, 18 – 36 m panjang bangunan dari depan ke belakang.
      6. Selasar (Aisles)
      Disarankan lebar selasar minimal 198 cm, dengan selasar tambahan 99 cm. Tinggi meja dagang umumnya 92 cm, sebaiknya menggunakan jenis rak dan penyikunya menurut sistem modul.
      Pergerakan Antar Lantai
      Terdapat perbedaan peraturan dan ketentuan antara pertokoan berlantai banyak dengan pertokoan kecil berlantai satu. Untuk toko yang

      berlantai satu gedung toko tersebut hams dibagi atas beberapa ruang yang luasnya tidak boleh lebih dari 7080 m2 yaitu sesuai dengan peraturan dari pemadam kebakaran. Hal ini-untuk menghindari penggunaan tangga yang terlalu lebar, menyulitkan penggunaan tangga berjalan/eskalator dan membatasi bentuk-bentuk tertentu yang memerlukan bukaan untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai. Untuk jumlah tangga dan lebarnya serta untuk pintu keluar darurat biasanya menurut ketentuan yang ada. Jumlah tangga biasanya berhubungan dengan jarak pencapaian/jangkau, sedangkan lebarnya dan peletakkan pintu keluar darurat disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya.
      Ruang-ruang penunjang
      Ruang penyegaran/istirahat biasanya diletakkan dilantai atas yang dilengkapi dengan dapur. Sedangkan kamar mandi dan peturasan, kotak telepon, ruang ganti/simpan pakaian dan ruang peturasan untuk karyawan ditempatkan di lantai bawah.
      Pengiriman barang-barang
      Tempat penerimaan/pengiriman barang-barang biasanya terpisah dari sirkulasi pengunjung dan ditempatkan berdekatan dengan lapangan penumpukan atau dihubungkan dengan jalur (ramp) penerimaan/pengiriman barang. Penerimaan/pengiriman barang dapat dilakukan langsung ke gudang barang yang berhubungan dengan gudang utamanya, dimana hubungan tersebut mungkin juga menggunakan ban berjalan otomatis untuk penerimaan/pengiriman barang.

      F. Ruang Terinci
      1. Jendela peraga
      Pada Toserba (deptartemen store) menggunakan perlengkapan yang dapat ditukar-tukar. Dalam rnerancangjendela peraga ini perlu diperhatikan jalur masuk untuk memudahkan penyusunan barang-barang, de-ngan sedikit mungkin ruangan yang kosong di bagian belakangnya.
      Jendela peraga suatu toko sangat berpengaruh dalam meningkatkan penilaian terhadapnya. Jadi hampir tidak ada gunanya menggunakan panel pemantul yang menyilaukan, peraga yang terlalu menjorok ke dalam dan gelap dekat selasar kaki lima yang terang, sehingga barang-barang yang dipajang sulit dilihat.
      Pada saat sekarang banyak jendela peraga yang tergantung dari pencahayaan buatan. Juga banyak digunakan tirai penahan sinar matahari untuk melindungi barang-barang dari semua pengaruh yang merusak, terkecuali untuk bidang jendela yang menghadap ke utara. Papan reklame toko dipasang menyatu dengan bagian depan toko dan kadang-kadang juga dengan tirai penahan sinar matahari.
      2. Pintu masuk dan pintu keluar
      Pada bangunan yang mempunyai luas lebih dari 1500 m2 dan seluruh lantai tersebut dipergunakan seluas-luasnya maka haruslah dilengkapi dengan pintu-pintu masuk dan pintu-pintu keluar yang letaknya sejauh mungkin dapat dijangkau dengan mudah. Jalan masuk dan selasarselasar tersebut mempunyai tinggi dan lebar bersih minimal 370 cm dari tinggi lantai, hares mudah dilalui dengan alat pemadam kebakaran. Jari-jari untuk beloknya kurang lebih 17 m, jalan tersebut

      dapat menahan beban 10,1 ton, dan jarak dari pintu masuk tersebut kesemua jurusan maksimum 25 m. Pada lantai dasar pintu-pintu darurat dan selasar utama untuk pengunjung lebarnya 107 cm untuk jumlah pengunjung 200 orang, selanjutnya ditambah dengan 152 cm untuk setiap pertambahan 30 orang.
      3. Tata letak ruang toko
      Sama halnya dengan jendela peraga, tata letak toko harus mudah terlihat walau hanya sepintas. Ruang untuk pengunjung dan pramuniaga tergantung dari jenis dagangan dan jumlah pembelinya; hal ini demi kelancaran proses jual beli yang terjadi. Biasanya untuk pertokoan besar dibentuk dan dikembangkan sistem perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan praktis.
      4. Lokasi pertokoan
      Sangat bermacam-macam jenisnya, disesuaikan dengan jenis dagangannya, misalnya barang-barang tahan lama atau barang-barang kebutuhan sehari-hari. Berdagang dalam satuan-satuan yang kecil sangat dipengaruhi oleh lokasi pusat perbelanjaan tertentu, pertokoan dengan bermacam-macam barang dan pasar pusat yang menjadi sumber penariknya. Satuan-satuan yang besar ini sebaiknya ditempatkan pada lokasi di mana diperkirakan banyak dilalui oleh pembeli. Toko-toko tersebut harus terletak pada lokasi yang dekat dengan daerah yang berpotensi untuk perdagangan dan mudah terlihat dari berbagai sudut pandang.
      Bentuk bagian depan toko, papan/tanda reklame toko dan alat-alat pelindung cuaca hendaknya dibuat sebaik mungkin untuk dapat me

      narik minat pembeli. Toko-toko yang terletak di sudut persimpangan 30% lebih menguntungkan dibandingkan dengan toko-toko yang terletak berderetan. masing-masing jenis toko sebaiknya memiliki bentuk jendela peraga yang berbeda (akan berlainan tentunya antara toko sepatu dengan toko daging). Pertokoan yang besar biasanya mempunyai jendela peraga yang datar dan rendah. Ukuran jendela tersebut bermacam-macam, sesuai dengan kondisi setempat, bahkan bangunan-bangunan barupun mengikuti kebiasaan ini. Biasanya ukuran dan rancangan jendela peraga yang tinggi perletakkannya dikaitkan dengan jenis barang-barang yang dijual atau dipajang.
      5. Barang-barang simpanan cadangan
      Sebaiknya barang-barang simpanan cadangan ditempatkan pada satu lantai, lebih sesuai ditempatkan di lantai atas, atau pada ruang simpan terpisah dimasing-masing lantai penjualan.
      6. Pintu masuk untuk karyawan dan staf
      Sebaiknya diletakkan terpisah dari pintu masuk penunjung, jika perlu digabungkan dengan jalur masuk penerimaan/pengiriman ba-rang-barang; dengan tangga sendiri ke ruang penyimpanan/ganti pakaian, dimana luas ruang yang dibutuhkan dihitung 0,4 – 0,5 m2/orang. Ruang karyawan dan staf sebaiknya diletakkan dilantai atas.
      7. Kamar mandi dan WC
      Diperhitungkan minimum rata-rata 1 kamar mandi dan we untuk 25 orang wanita dan 1 kamar mandi dan we untuk 25 sampai dengan 100 orang laki-laki.

      8. Peraturan bangunan
      Sebaiknya diperhatikan semua peraturan tentang konstruksi, pera-latan dan perlengkapan untuk pertokoan maupun pusat-pusat perbelanjaan. Untuk bukaan pada dinding harus memenuhi persyaratan konstruksi untuk pemadam kebakaran dan diatur menurut peraturan bangunan lainnya. Pembagian lantai-lantai terutama untuk semua hubungan vertikal antar lantai harus dapat diisolir bila terjadi kebakaran.
      Tinggi lantai biasanya ditentukan menurut batas ketinggian yang diijinkan untuk bangunan-bangunan umum oleh pemerintah setem
      .
      pat. Untuk tempat penjualan tinggi ruang minimum 300 cm.
      9. Ruang penyimpanan dan penumpukan
      Gudang dan bengkel harus terpisah dari tempat penjualan oleh din-ding tahan api dan perbedaan lantai, ruang-ruang tersebut dibuat dan disusun di tempat yang disediakan untuk tempat penyimpanan dan dibuat menurut aturannya sesuai ukuran kabin untuk pengemasan barang-barang.
      10. Tangga
      Sebaiknya diletakkan pada dinding-dinding luar dengan pintu-pintu darurat langsung ke udara terbuka atau melalui hall/ruang masuk. Untuk setiap bagian dari lantai di atas, minimum ada 2 tangga dengan jarak masing-masing 30,5 m. Ruang-ruang di sekitar ruang tangga letaknya harus tidak lebih dari 15 m.
      Lebar tangga untuk jumlah pengunjung 200 orang adalah 107 cm yang selanjutnya ditambah 15,2 cm untuk setiap tambahan pengunjung 30

      orang. Tinggi anak tangga minimum 12,5 cm sampai dengan 25 cm.
      Seluruh ruang untuk karyawan dan pengunjung harus dilengkapi dengan pencahayaan bebas yang tidak berhubungan dengan pencahayaan utama. Untuk daerah sirkulasi, tangga-tangga, pintu-pintu darurat, dan lain-lainnya, harus dilengkapi dengan tanda khusus darurat penunjuk langsung.
      11. Perlindungan dari kebakaran
      Dengan memasang alat-alat pencegah kebakaran khusus seperti pendeteksi asap, sistem sinyal otomatis, penyembur air.
      12. Suhu dan pengaliran udara
      Pengaliran udara dapat dilakukan dengan kipas angin saj a at au apabila ruangannya luas dapat digunakan AC.
      G. Toko Swalayan
      Kebanyakan toko swalayan adalah toko-toko makanan, toko obat dan kemudian berkembang untuk jenis lainnya seperti toko-toko untuk peralatan hiburan, barang-barang kelontong dan sebagainya. Karyawan hanya bertugas menjelaskan, membantu memilih, memeriksa belanjaan, menambah barang-barang baru, membantu pelayanan cepat untuk daging dan susu. Barang-barang biasanya dalam kemasan, dipajang dengan jelas dan diberi kartu harga.
      Rak Binding dipasang setinggi jangkauan pembeli (puncak rak tingginya 165 cm, sedangkan alasnya 30 cm dari permukaan lantai), rak pajangan bebas juga cocok untuk digunakan pada toko swalayan. Tempat

      pemeriksaan barang letaknya disusun di bagian depan berupa: meja-meja tempat kasir, tempet meletakkan barang-barang belanjaan, mesin hitung, tempat pembungkus dan kantong kertas, rak tempat menyimpan keranjang-keranjang dan kereta belanja.
      Jumlah meja pemeriksaan barang disesuaikan dengan besar nya toko dan dikaitkan dengan jumlah penjualan/m2. Untuk toko seluas 100 m2, disediakan 50 sampai dengan 100 keranjang dan 10 kereta belanja; sedangkan untuk toko seluas 200 m2 disediakan 50 sampai dengan 200 keranjang dan 30 kereta belanja.
      Tempat parkir kendaraan
      Diperhitungkan 5,25 kendaraan / 100 m2 dari luas kotor dengan perhitungan rata-rata lama belanja 1 jam.
      Perencanaan tata letak
      Lebih dari 50% luas kotor bangunan tersebut dipergunakan untuk per-gudangan, ruang pendingin, pengepakan makanan, kantor dan ruang untuk karyawan. Ruang penjualan utama terletak di satu lantai saja, sedangkan bila memiliki lantai atas atau balkon (mezzaine) dapat dipergunakan untuk rumah makan, penata rambut, perkantoran, kamar mandi dan wc, akomodasi untuk karyawan dan beberapa gudang penyimpanan. Jumlah karyawan dihitung berdasarkan luas ruang penjualannya; diper-kirakan 3 karyawan untuk 350 m2 ruang penjualan, dengan pergantian jam kerja.
      Tempat penjualan
      Lebar selasar/gang untuk tempat berjalan harus dirancang untuk dapat dilalui oleh kereta pengangkut barang. Lebar antar rak-rak adalah 1,8 m sampai dengan 3,5 m.

      Pelayanan utilitas
      Diperlukan AC (pengaturan suhu ruangan), pencahayaan buatan dengan intensitas yang tinggi dan mesin-mesin pendingin untuk ruang-ruang pendingin. Lantai harus dari bahan penutup yang keras dan mudah untuk dicuci.

      Komentar oleh Nopianto_ERC1B008018 | Januari 12, 2011 | Balas

  73. BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada masa sekarang benar-benar berkembang pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang ikut serta meramaikan bisnis ini saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak banyaknya dengan berbagai macam cara dan strategi yang digunakan. Mulai dari harga tiket yang murah sampai dengan program pelayanan yang baik yang ditujukan untuk kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa mereka.
    Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan nasional yang meramaikan dunia bisnis layanan jasa transportasi udara. Sejak dibuka pada tahun 1995 sampai dengan sekarang Garuda Indonesia cabang Padang yang semula menggunakan tipe pesawat Fokker 27 atau Fokker 28, namun sekarang telah diperbaruhi dengan pesawat tipe Boeing 747-400 (GA 163 dan GA 165) yang memiliki daya angkut yang lebih besar (Garuda Indonesia cabang Padang 2008).
    Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda Indonesia harus berupaya mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis jasa penerbangan. Salah satu upaya Garuda Indonesia cabang Padang yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) yang merupakan suatu loyalty program bagi para pengguna jasa Garuda. Pelayanan Garuda Frequent Flyer, diberikan kepada penumpang yang sering melakukan penerbangan dengan Garuda Indonesia, dimana penumpang akan mendapatkan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda pada seluruh rute penerbangan domestik dan beberapa rute internasional (members.bumn.go.id). Untuk melihat jumlah penumpang Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir dapat dilihat dari market sharenya.
    Adapun market share jumlah penumpang Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir dapat dilihat dari tabel 1.1 berikut:
    Tabel 1.1
    Market Share Jumlah Penumpang Garuda Indonesia
    Januari sampai dengan Mei 2008

    Tahun Frekuensi
    Penerbangan Garuda Jumlah
    Penumpang
    Garuda Jumlah Penumpang Seluruh Maskapai Market Share
    ( % )
    Januari 62 6.221 70.684 8,80
    Februari 58 5.382 60.924 8,83
    Maret 62 7.031 64.426 10,91
    April 60 6.769 58.008 11,66
    Mei 62 7.106 60.612 11,72
    Total 304 32.509 314.654
    Sumber : PT.(Persero) Angkasa Pura II (2008)
    Adapun Market Share dapat dicari dengan menggunakan rumus :
    Market Share = x 100 %
    Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama lima bulan terakhir, pada umumnya minat konsumen untuk memanfaatkan layanan jasa penerbangan khususnya Garuda Indonesia mengalami fluktuasi. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan jumlah penumpang Garuda Indonesia yang cenderung naik dan turun setiap bulannya. Untuk menghadapi fluktuasi tersebut pihak Garuda Indonesia harus menyimbangi antara frekuensi penerbangan dengan permintaan terhadap layanan jasa penerbangan oleh konsumen di bulan tersebut. Kondisi market share Garuda Indonesia selama lima bulan terakhir terus mengalami peningkatan, dimana pada bulan Februari tingkat market share yang dicapai mengalami peningkatan yang tidak siknifikan dibanding pada bulan sebelumnya dan hal tersebut juga diikuti pada bulan Maret yang mengalami peningkatan yang cukup baik. Kemudian di dua bulan berikutnya market share Garuda Indonesia kembali mengalami peningkatan (PT. (Persero) Angkasa Pura II, 2008).
    Konsep pemasaran yang dianut oleh Garuda Indonesia cabang Padang (2008) adalah memiliki tema pokok yang menyatakan bahwa seluruh elemen perusahaan harus berorientasi pada kepuasan pelanggannya. Perusahaan akan berusaha untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pelanggannya dan berusaha untuk memuaskan keinginan mereka. Pemahaman mengenai tanggapan dan perilaku konsumen terhadap jasa menjadi hal yang penting dalam menjamin tercapainya tujuan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen.
    Menurut Kotler (2007) kepuasan pelanggan adalah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan yang diharapkan. Kinerja pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan pada saat menggunakan produk atau jasa (diskonfirmasi) tentunya akan memicu terjadinya lost customer (kehilangan pelanggan) pada sebuah perusahaan. Sedangkan Afeksi adalah “Sebagai fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan emosi dan suasana hati”.(Mowen, Minor : 2001).
    Dewasa ini konsumsi terhadap jasa mulai dipandang sebagai sesuatu yang melibatkan perasaan (afeksi), dimana perasaan atau emosi tersebut dapat dibangkitkan dengan penggunaan terhadap jasa tertentu. Emosi atau perasaan (afeksi) akan sangat berpengaruh ketika saat memakai atau menggunakan (during consumption). Ini disebabkan karena emosi atau perasaan merupakan hasil dari hubungan dan interaksi yang terus berkembang sepanjang waktu (Mowen, Minor : 2001).
    Berdasarkan survey pendahuluan (2008), Garuda Indonesia cabang Padang belum mampu untuk meredam afeksi negatif secara keseluruhan dan masih adanya kualitas pelayanan yang masih bisa dimaksimalkan lagi. Hal ini terlihat saat pelanggan di kota Padang yang sering berpergian dengan Garuda, yang dihadapkan rasa khawatir dan takut terhadap keselamatan penerbangan serta hiburan dan makanan yang disajikan selama penerbangan yang masih biasa-biasa saja.
    Pelanggan yang akan menggunakan layanan jasa, tentunya akan melihat atribut, kualitas layanan jasa dan citra merek sebagai suatu yang tersedia dari sebuah perusahaan, yang dapat mempesonakan indera, menggugah perasaan dan merangsang pemikiran-pemikiran mereka (Schmitt, 1999 dalam Balqiah 2002). Oleh sebab itu Garuda Indonesia harus bisa membangkitkan emosi dan afeksi positif pelanggan, yang pada akhirnya pelanggan akan merasa senang terhadap layanan jasa perusahaan dan menimbulkan kepuasaan yang tinggi.
    Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oliver (1994, dalam Tengku Ezni Balqiah 2002), bahwa afeksi positif, afeksi negatif, kualitas dan diskonfirmasi berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan, serta menurut Tengku Ezni Balqiah (2002) menyatakan bahwa afeksi negatif, kualitas dan diskonfirmasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan.
    Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Afeksi, Kualitas, dan Diskonfirmasi Program Layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) Terhadap Kepuasan Pelanggan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang”.

    1.2 Perumusan Masalah
    Dari uraian penulis diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
    Berikut :
    1. Bagaimana faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda Indonesia cabang Padang?
    2. Apakah faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi pada program layanan Garuda Frequent Flyer berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?
    3. Elemen-elemen utama apakah yang perlu dilakukan pada program layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Penelitian ini bertujuan untuk :
    1. Untuk menganalisis faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda Indonesia cabang Padang.
    2. Untuk menganalisis pengaruh faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layanan Garuda Frequent Flyer terhadap tingkat kepuasan pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang.
    3. Untuk mengetahui elemen-elemen utama yang perlu dilakukan pada program layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasan pelanggan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang.

    Ayu, Afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi adalah variabel yg tidak berada pada satu konstruksi (teorinya berbeda). Dengan demikian sebelum menentukan mana variabel dependen dan independen bahas dulu teorinya selain itu harus dipahami dulu fenomena yg terjadi pada kasus yg anda bahas.

    Komentar oleh ayu irena | Januari 8, 2011 | Balas

  74. Saya mahasiswa ekstensi manajemen semester 5
    Metode penelitian
    DESI SUSANTI
    ERCIB008082
    BAB 1
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pertumbuhan telekomunikasi di dunia termasuk di Indonesia hingga saat ini tercatat paling tinggi di bandingkan industry yang lain,bahkan menurut Internasional Telecomunication Union (ITU) yang berkedudukan di jenewa ,swis Telekomunikasi merupakan salah satu pilar pertumbuhan ekonomi,perangsang dan pelumas berputarnya roda ekonomi,penggunaan telepon seluler ini tidak hanya digunakan oleh konsumen yang bekerja dikantor saja tetapi sudah menjamur ke semua lapisan mulai dari bapak-bapak sampai ke anak sekolah ,hal ini di sebabkan karena mereka membutuhkan informasi yang cepat dan dapat diterima secara langsung,sehingga telepon seluler saat sekarang ini sudah menjadi sala satu kebutuhan dan mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan beberapa lapisan masyarakat..
    Tingginya tingkat kebutuhan manusia akan telekomunikasi yang tidak terbatas oleh ruang dan jarak hal inilah yang mendorong perusahaan operator seluler di Indonesia untuk dapat memberikan yang terbaik bagi pelanggan mereka dengan memberikan fasilitas pelayanan yang mereka tawarkan seperti yang dilakukan oleh Telkomsel salasatu perusahaan senantiasa memperhatikan konsumen dan pelanggan mereka dengan memberikan fasilitas pelyanan yang baik berupa rangsangan pemasaran dengan melakukan harga jual kartu yang murah dan tarif-tarif bicara dan sms yang murah serta kartu Telkomsel jaringan nya cukup luas dan hal ini merupakn sala satu mendapatkan nilai harga pasar yang tinggi..
    Simpati merupakan kartu GSM (Global System For Mobile Comunication ) apalagi sekarang Telkomsel lebih optimis dengan mengeluarkan layanan simpati untuk internet (FEEDOM)bisa menambah jumlah pelanggan TELKOMSEL.dalam rangka memenuhi keinginan konsumen yang meinginkan tarif internet yang murah,hal ini bisa mendongkrak pendapatan Telkomsel ,saat ini jumlah pelanggan Telkomsel mencpai 56,5 juta ,diantara jenis kartu lain nya Telkomsel juga mengeluarakan kartu prabayar simpati yang paling banyak digunakan oleh pelanggan,dan juga di smping itu pada produk lain yang ditawarkan oleh perusahaan operator seluler ini seperti INDOSAT XL dll..
    Dan juga perusahaan pesaing akan terus berusaha menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen merekapun selalu memberikan penawaran produk mereka guna meraih konsumen sebanyak-banyak nya ,dengan banyak nya persaingan yang terjadi antara perusahaan operator seluler saat inipun telah sampai dengan pemotongan tarif besar-besaran oleh karena itu perusahaan haruslah mengetahui bagaimana sikap konsumen yang telah membeli sebuah kartu prabayar,perusahaan harus peka apakah kartu prabayar yang mereka tawarkan telah memenuhi konsumen dan memuaskan konsumen ,untuk itu maka perusahaan harus mengetahui apakah sikap konsumen yang telah memberi itu bersikap positif atau negatif ,jika mereka bersikap positif maka konsumen tersebut akan terus menggunakan kartu prabayar yang sudah di tawarkan oleh perusahaan,dan sebalik nya jika mereka bersikap negatif,maka para konsumen akan berhenti menggunakan nya dan beralih pada kartu prabayr yang lain dimana menurut mereka lebih memuaskan konsumen dan menggunakan tarif harga yang lebih murah,dan akhirnya perusahaan akan mengalami kehilangan pelanggan
    Para mahasiswa program ekstensi fakultas ekonomi UNJA,merupakan sala satu komunitas yang berlangganan menggunakan kartu simpati,dan juga sangat mudah untuk mahasiswa mengakses internet dengan tariff cukup terjangkau untuk mahasiswa,dan juga dalam memahami,Prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda,sebagimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi ,Eksternal dan Internal lain yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen ,faktor Eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan sub budaya ,kelas social ,kelompok social,kelompok referensi dan keluarga,sedangkan faktor Internal adalah faktor yang ada pada diri konsumen itu sendiri(psikologis) yang berdasarkan keperibadian..
    Dengan kebutuhan akan kartu keefisianan terhadap pemakai kartu cukup meningkat ,sikap terhadap kartu yang meningkat member manfaat atas konsumsi jumlah kartu juga berpengaruh terhadap pembelian .berdasarkan uraian di atas maka penulis tertari untuk melakukan penelitian dalam judul “ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP PRODUK KARTU SIMPATI (STUDI KASUS MAHASISWA PROGRAM EKSTENSI UNJA)

    1.2 Rumusan Masalah

    Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pasar sasaran,oleh karena itu perusahaan dituntut untuk dapat memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan agar mereka tetap loyal kepada perusahaan ,hal ini disebabkan karena loyalitas konsumen itu bukanlah hal yang mudah untuk didapati ,keloyalitasan mereka akan selalu berubah-ubah sesuai dengan harapan mereka terhadap produk yang dihasilkan perusahaan
    Dan juga tugas perusahaan adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli,mulai dari adanya rangsangan yang dapat mempengaruhi konsumen dengan harga jual kartu SIMPATI dengan tarif Internet,sms dan bicara yang murah TELKOMSEL,dengan simpati telkomsel memanjakan konsumen hingga muncul nya keputusan pembelian ,karena itu untuk telkomsel untuk memenangkan persaingan diperlukan tindakan yang cermat dan kreatif dari perusahaan,untuk memenangkan persaingan itu adalah dengan meng evaluasi sikap konsumen memilih produk kartu SIMPATI
    Dengan mengetahui sikap konsumen maka perusahaan
    1. Perusahaan dapat mengetahui alasan apa yang menyebabkan konsumen membeli kartu SIMPATI
    2. Bagaimana pandangan konsumen tersebut mengenai kartu simpati .
    3. Faktor apa yang mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk TELKOMSEL

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Dalam melakukan penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan dan harapan
    Semoga memberikan manfaat bagi pembaca.
    3.1 Tujuan Penelitian

    1. Untuk menggambarkan bagaimana sikap konsumen terhadap produk kartu SIMPATI
    2. Untuk menganalisis sikap konsumen terhadap produk katu SIMPATI

    3.2 Manfaat Penelitian

    1. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan masukan bagi perusahaan dalam sikap konsumen terhadap produk kartu simpati dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat strategi dan kebijakan dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
    2. Sebagai salah satu bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa yang ingin menambah wawasan pengetahuan
    3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pihak yang berminat mengetahui sikap konsumen

    Desi variabel yg menjadi rumusan masalah seharusnya variabel pemasaran, misalnya nilai, benefit, image dll. Jangan gunakan variabel alasan, lebih baik gunakan variabel pemasaran sehingga dioperasionalkan lebih mudah. Silahkan diperbaiki

    Komentar oleh desi susanti | Januari 8, 2011 | Balas

  75. NAMA : AULIA PUTRI ANWAR
    NIM : ERC1B008033
    MEP ( MANAJEMEN PENELITIAN )

    PERSAINGAN PASAR IKLAN UNTUK MEREBUT HATI PARA IBU DALAM PEMILIHAN PRODUK SUSU FORMULA BAYI BAGI ANAKNYA TERHADAP
    BRAND IMAGE

    Alasan yang mendasari topik penelitian ini adalah perubahan dalam dunia usaha semakin cepat dan mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah bagaimana perusahaan tersebut memperoleh pelanggan, mengembangkan pelanggan dan mempertahankannya. Tujuan tersebut akan tercapai jika perusahaan melakukan proses pemasaran. Salah satu cara dengan promosi menggunakan media televisi sebagai media iklan. Iklan ditayangkan untuk mempengaruhi pembelian konsumen. Bagi pemasar, iklan yang ditayangkan perlu diteliti apakah daya tarik yang dirancang sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Umumnya ibu-ibu sangat memperhatikan anak-anak mereka terutama balita dan batita. Pada massa ini banyak sekali perilaku khusus pada anak-anak, di antaranya adalah dalam hal memenuhi kebutuhannya. Bagi para produsen makanan khususnya, pruduk susu anak balita/batita merupakan sasaran utama yang mempunyai pangsa pasar terbesar ketimbang usia lanjutan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua. Belakangan ini banyak produk susu anak semakin meningkat. Bahkan pengiklanan produk ini sangat intensif dalam rangka memenangkan persaingan untuk meraih dominasi pasar. Susu merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan anak untuk masa pertumbuhan. Pasar susu untuk anak balita/batita telah dipenuhi oleh para pemain. Banyak merek yang menawarkan berbagai atribut yang kemudian dihubungkan dengan manfaat bagi anak antara lain : AA, DHA, prebiotik FOS, Sphingomyelin, Lactobacillus Protectus. Ditinjau dari segi manfaat juga sama. Perkembangan otak menjadi manfaat yang generik bagi susu anak. Apa yang ditawarkan pemasar bukan lagi sebagai atribut penentu dalam bersaing melainkan sebagai defensif atribut. Atribut defensif adalah atribut yang harus dimiliki suatu merek agar dapat diterima di pasar. Ini merupkan syarat untuk bisa masuk ke pasar dari sisi konsumen. Beberapa pemain mencoba menambahkan manfaat baru untuk diferensiasi. Misalnya Enfakid A+ menambahkan manfaat rasa coklat yang disukai anak, Dancow 3+ untuk pertahanan tubuh dan sebagainya. Di sinilah pentingnya peran marketer untuk menciptakan diferensiasi baru bagi mereknya.

    BAB I
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang
    Era globalisasi khususnya globalisasi ekonomi merupakan era yang penuh dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat yang tentunya berdampak pada dunia pemasaran, sehingga memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi semua negara termasuk Indonesia. Dalam era globalisasi ini, di satu sisi perusahaan dapat memperluas pasar produknya, namun disisi lain keadaan ini memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antara perusahaan domestik ( lokal ) maupun dengan perusahaan asing. Fenomena perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar.
    Di era globalisasi ini, peranan merek menjadi sangat penting karena merek merupakan sebuah nama simbol dan pembeda suatu produk dengan produk lainnya.
    Perkembangan perekonomian negara Indonesia semakin bertambah pesat, hal ini menimbulkan perubahan dan kemajuan yang terasa dalam kehidupan masyarakat. Pola kehidupan dan cara berfikir dalam memilih barang-barnagkebutuhan yang ada di pasaran. Pertimbangan-pertimbangan yang dilakukan oleh konsumen dalam memilih merek produk maupun ukurannya sangat beragam. Nampaknya kini mulai timbul kesadaran dari dalam diri ibu-ibu untuk dapat memberikan gizi terbaik bagi anaknya. Susu merupakan nutrisi yang sangat dibutuhkan anak untuk masa pertumbuhan. Dan keadaan ini dengan cepat direspon oleh produsen susu anak. Semua itu dapat kita lihat beberapa tahun ini pasar persaingan pada produk susu formula untuk anak berusia 3-5 tahun semakin bergairah dan mulai dipenuhi sesak oleh banyak pemain.
    Dan ini dapat kita lihat dengan banyaknya deretan tayangan iklan susu formula anak di televisi yang menawarakan berbagai macam merek, kandunagn gizi dan manfaat untuk anak yang mengkonsumsi produk susu formula tersebut.
    Misalnya saja, SMG Nutri +1 dengan slogan, mengandung banyak nutrisi bagi anak yang aktif, dancow dengan slogan, punyaku gulanya sedikit susunya yang banyak buat apa yang manis-manis kita kan sudah manis. Itulah dua diantara deretan iklan susu formula anak yang tayang di televisi.
    Maka diperlukan kerja keras untuk menciptakan brand image yng mudah diingat oleh penonton serta ide-ide kreatif inovatif dan diferensiasi menarik dari produk lainnya yang akan disampaikan melalui media masa khususnya iklan televisi dengan memberi sugesti bagi para ibu yang akan membeli susu untuk anaknya yang mana ini adalah merupakan kerja dari marketer. Inilah dinamika pasar dan kita harus bisa serta cermat dalam memperhatikan pasar.

    B. Perumusan masalah
    Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam proposal ini adalah :
    1. Apa selain periklanan ada yang mempengaruhi terhadap pemilihan merek produk ?
    2. Apa harga dan promosi berpengaruh pada persepsi atas kualitas produk ?
    3. Apa atribut dan manfaat yang ditawarkan produsen mempengaruhi loyalitas merek ?

    C. Tujuan dan manfaat
    1. Tujuan
    Tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk mengetahui brand image produk berikut manfaat yang ditawarkan seperti apa yang banyak dipilih ibu-ibu untuk anak balita dan batitanya

    2. Manfaat
    Manfaat dari penulisan dan penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen pemasaran untuk mengevaluasi keberhasilan dan mempertahankan merek produknya dimana persaingan pasar makin ketat. Selain itu dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pengambilan produk.

    BAB II
    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori
    1. Brand image
    Brand (merek) merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Pengertian tentang merek, “merek adalah istilah, tanda, simbol, desin atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual, yang membedakan produk atau jasa tersebut denga produk lain terutama produk saingnnya” (Kotler,1987,p.440).
    Keberadaan merek bukan hanya semata-mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai dimensi, yang membedakaan produk tersebut dengan produk lain.
    Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen pendukung merek mendukungdan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Elemen-elemen yang dimaksud di sini adalah kualitas produk yang baik, kebutuhan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan komsumen, kemampuan strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan merek di pasaran melalui segala program-program marketing, sampai pada kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.
    Dengan demikian merek dapat terus dikenal, menjadi perhatian dan terus dikonsumsi oleh masyaraka, dipercaya, sehingga merek tersebut menjadi merek yang kuat di pasaran.

    Karakter brand agar menjadi brand yang beerpotensi :
    a. Aquality produk
    Sejak kepusan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values), kualitas adalah nomor atu yang di inginkan konsumen.
    b. Being first
    Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
    c. Unique positioning concept
    Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaing.
    d. Strong communications program
    Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan ilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumenakan brand tersebut.
    e. Time and consistency
    Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ad di dalamnya. Dlam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan (terus-menerus) dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.
    Pengertian image (citra) menurut Kotler (1992) adalah kepercayaan, ide, dan imprissi dari seseorang terhadap sesuatu (Kotler,1997,p.57). sedangkan pengertian citra menurut Alma Buchari (1992) citra merupakan kesan, impressi perasaan ayau persepsi yang ada pada publik mengenai perusahaan, suatu objek, orang atau lembaga. (p.23).
    Pengertian brand image (Keller,2003) :
    a. anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.
    b. Cara berfikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk, membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut.
    Faktor-faktor pendukung terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek (Kller,2003) :
    a. Favorability of brand association/keunggulan asosiasi merek
    Slah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana prduk tersebut unggul dalam persaingan.
    b. Strength of association/familiarityof brand association/kekuatan
    Asosiasi merek, contoh membangun kepopularan merek dengan strategi komunikasi melalui periklanan.
    c. Uniquesness of brand association/keunikan asosiasi merek
    Merupakan keunikan-keunikan yang di miliki oleh produk tersebut.
    2. Defensive attribute for decision purchasing
    Menurut Istijanto (2007) yang dikutip dari 63 kasus pemasaran terkini indonesia atribut defensif adalah atribut yang harus dimiliki suatu merek agar dapat diterima di pasar. Ini merupakan syarat untuk bisa masuk ke pasar dari sisi konsumen. Karena kebanyakan orang dalam memilih produk melihat dan membandingkan atribut yang ditawaran masing-masing produsen, sehingga konsumen bisa memilah-milah dan melakukan pebelian produk beserta manfaatnya yang di inginkan konsumen.
    Menurut Kotler (1995), beberapa hal yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli suatu produk, antara lain :
    a. Atribut produk
    Atribut produk didefenisikan pada manfaat produk yang ditawarkan, seperti mutu produk, ciri produk dan model produk. Menurut Peter dan Olson (1999) pemasar mengubah atribut merek dalam upaya membuat produknya lebih menarik bagi konsumen.
    b. Merek (brand)
    Merek yaitu suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau disain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.
    c. Label
    Label beruupa kartu sederhana yang ditempelkan pada produk atau berupa tulisan terperinci yang merupakan bagian dari kemasan. Label berfungsi :
    1. Label mengidentifikasi produk
    2. Labael dapat menggolongkan produk
    3. Label dapat menjelaskan beberapa hal mengenai produk seperti siapa yang membuat, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana harus digunakan, bagaimana cara menggunakan dengan aman.

    Hal-hal yang berpengaruh terhadap pembelian (Kotler,1995) antara lain :
    a. Lingkungan
    Lingkungan yang berpengaruh terhadap keputusan membeli meliputi : kultur, iklan, kelas sosial, kelompok referensi (reference group), aspek situasional yang mempengaruhi saat membeli, meliputi : penggunaan, pembelian atau kondisi saat membeli. Pengaruh lingkungan pada saat membeli juga mempengaruhi keputusan membeli, misal : pelayanan, suasana, kondisi, toko dan komunikasi atau iklan yang diterima oleh konsumen.
    b. Individu
    Hal-hal yang berpengaruh secara individual antara lain : umur, jenis kelamin. Selain itu status keluarga, pendidikan, tingkat responsifitas terhadap penampilan iklan, okupasi atau profesi, pendapatan, ras dan suku.
    c. Psikologis
    Hal-hal yang berpengaruh secara psikologis antara lain : persepsi, pembelajaran, motivasi, kebutuhan, sikap, kepribadian, dan konsep diri.
    Kepribadian yang berbeda akan menunjukkan cara yang berbeda pula dalam menghadapi keputusan membeli. Seseorang yang memiliki perilaku pengambilan resiko tinggi mungkin akan lebih mudah dalam mengambil keputusan membeli.
    Tindakan pemasaran yang dilakukan perusahaan melalui iklan, harga, dan promosi, memiliki peran yang dominan. Menurut Suri, et al. dan Jorgensen, et, al. (dalm Gil, Fraj, dan Martinez,2007), merek-merek yang dikenal dengan harga yang tinggi umumnya dirasakan sebagai merek berkualitas lebih tinggi dibanding merek lain yang harganya lebih rendah. Promosi harga juga dapat mengikis perasaan terhadap kualitas merek karena mereka mengurangi harga produk. Sementara dengan intensitas kampanye iklan yang meningkat, maka akan semakin terbukanya konsumen terhadap merek.

    B. Penelitian Terdahulu
    David Loundon dan Albert J.Della Bitta(1998) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai berikut :
    “perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas fisik yang dilakukan oleh individu ketika mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, atau memberi barang dan jasa.”
    Ini merupakan sikap yang ditunjukkan pada pemilihan produk yang akan digunakan oleh konsumen. Agar konsumen dapat merasakan manfaat yang ditawarkan produsen tersebut. Jadi tidak ada salahnya terlebih dahulu sebelum menggunakan suatu produk kita melihat sajian, takaran, manfaat, cara pakai, kandungan gizi, dll. Yang semua itu bisa kita dapatkan melalui informasi, media komunikasi, tetangga, teman, dokter dan brosur.

    C. Hipotesis
    Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap pernyataan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya tentang keputusan pemilihan produk. Maka dapat dirumuskan hipoteis sebagai berikut :

    H1 : pengaruh pemilihan produk
    Yang mempengaruhi pemilihan produk yaitu pengaruh dari lingkungan, induvidu, psikologis yang didapat dari lingkungan internal dan eksternal serta atribut produk, merek, label yang digunakan produsen untuk menarik perhatian konsumen sehingga dapat mempengaruhi pembelian konsumen setelah melakukan penilaian-penilaian.

    H2 : harga dan promosi berpengaruh pada persepsi atas kualitas produk
    Menurut Gil, Fraj, dan Martinez (2007), “ loyality has been considered as a construct preceded by the other three dimensions : awareness (kesadaran merek), association (asosiasi merek) dan perceived quality (kualitas produk).

    H3 : atribut dan manfaat yang ditawarkan produsen mempengaruhi loyalitas merek
    Merek perlu dikelola dengan baik karena dalam era globalisasi, loyalitas konsumen kian rapuh. Cara terbaik memliharanya adalh denga membangun loyalitas merek. Loyalitas konsumen terbentuk ketika perusahaan mampu menghasilkan produk yang dpat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian
    Menurut Cooper dan Schindler (2006) desai penelitian merupakan cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran, dan analisis data. Desain penelitian menjadi kerangka kerja bagi peneliti untuk mengarahkan penelitian mencapai tujuan yang diinginkan. Keputusan penting dalam desain penelitian salah satunya adalah menetukan pendekatan penelitian agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan keutuhan penelitian.

    B. Jenis Data
    Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer yang diproleh dari pengisian kuesioner oleh responden.

    C. Teknik Pengambilan Sampel
    Sampel ini diambil dengan mengunakan non probabilistic sampling yaitu sampel yang dipilih tidak diketahui dan peneliti merangking berdasarkan pertimbangan pribadi (Malhotra, 1999,334) dengan tipe quota sampling. Tipe quota sampling ini dipakai berdasarkan karakteristik yang ada pada target populasi yang dapat dipakai sebagai dasar untuk pengambilan sampel (Malhotra, 1999,336), yaitu dari orang tua yang umur anaknya dibawah lima tahun merupakan konsumen yang paling potensial untuk dijadikan target pasar. Hal ini di latar belakangi orang tua dari anaknya yang berumur dibawah lima tahun memiliki ketergantungan yang sangat besar tehadap susu bubuk selain susu ASI.

    D. Defenisi Operasinal dan Pengukuran Variabel
    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel yang ada dalam penelitian. Masing-masing variabel disusun menjadi beberapa butir pertanyaan untuk diajukan kepada responden dalm bentuk kuesioner skala Liktert dari sangat tidak setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), netral (skor 3), setuju (skor 4) dan sangat setuju (skor 5)
    1. Periklanan yang dimaksud adalah ingatan konsumen terhadap intensitas penayangan produk. Jumlah pertanyaan kuesioner dua pertanyaan.
    • Produsen S cukup gencar dalam mengiklankan produknya
    • Merek S bertemakan iklan yang mudah konsumen ingat
    2. Harga adalah persepsi konsumen terhadap harga merek S dibandingkan merek lain. Jumlah pertanyaan kuesioner tiga pertanyaan
    • Merek S menawarkan produknya dengan kisaran harga yang tinggi
    • Produk merek S harganya lebih murah dibandingkan produk sejenis merek lain
    • Harga produk S mahal.
    3. Kesadaran merek adalah kesan merek yang ada dalam benak konsumen terhadap merek produk S. jumlah pertanyaan kuesioner dua pertanyaan
    • Ketika saya berfikir tentang produk ini, merek pertama yang muncul dalam benak saya adalah merek S.
    • Saya mengetahui merek S dengan baik
    4. Asosiasi merek adalah persepsi konsumen terhadap kemampuan merek S untuk dapat berbeda dengan merek lain. Jumlah pertanyaan kuesioner tiga pertanyaan
    • Beberapa manfaat dan gizi yang terkandung dari merek S dengan mudah telintas dalam fikiran saya
    • Produk S memiliki cirri khas yang kuat
    • Produk S berbeda dengan merek-merek kompetitornya
    5. Kualitas produk adalah persepsi konsumen terhhadap keunggulan kualitas produk. Jumlah pertanyaan tiga pertanyaan.
    • Produk S menawarkan manfaat produk yang lebih komplit dibanding kompetitornya
    • Saya selalu peercaya dengan produk S jika saya ingin membeli produk bergizi komplit
    • Takaran gizi dan manfaat produk S sangat tinggi
    6. Kelompok rujukan merupakan suatu kelompok kecil yang secara langsung (keluarga, rekan kerja, tetangga) atau tidak langsung (kelompok organisasi, iklan, agama, suku) saling berinteraksi dan slaing berpengaruh dalm minat pembelian. Jumlah pertanyaan kuesioner empat pertanyaan.
    • keluarga saya telah memberikan merek S sejak lama kepada anak-anaknya
    • keluarga saya selalu merekomendasikan untuk membeli produk S
    • Keluarga saya berpendapat bahwa merek S adalah merek yang bagus
    • Keluarga saya merekomendasikan untuk selalu mengkonsumsi produk S
    7. Loyalitas merek merupakan perilaku kecenderungan yang berhubungan dengan produk yang diindikasikan dari tindakan yaitu : melakukan pembelian ulang, tidak akan beralih ke perusahaan lain dan memberitahukan kepada orang lain. Jumlah pertanyaan kuesioner tiga pertanyaan.
    • Saya selalu membeli produk S
    • Jika saya diminta memberikan rekomendasi, maka saya akan merekomendasikan untuk membeli merek S
    • Saya selalu merekomendasikan merek S dimanapun saya berada
    8. Ekuitas merek adalah seperangkat asset merek dan kemampuannya yang menghubungkan pada sebuah nama merek dan symbol yang menambah nilai dari produk atau jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan. Jumlah pertanyaan kuesioner
    • Meskipun merek lain memiliki keutamaan yang sama dengan merek S, saya lebih memilih untuk membeli merek S
    • Jika ada merek lain yang sama baiknya denngan produk S, say tetap memilih utuk membeli merek S
    • Walaupun tampaknya merek lain sebetulya tidka berbeda dengan merek
    • Saya merasa memilih merek S adalh pilihan tepat dan cerdas

    E. Metode dan Prosedur Pegumpulan Data
    Jenis data yang digunakan peneliti yaitu data Primer yang mana menurut kuncoro (2003:136) adalah data yang dikumpulkan dari sumber- sumber asli. Dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan data primer berupa data yang diambil dari kuisioner .
    Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini ialah kuesioner dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden terpilih tentang bagaimana pengaruh dari periklanan terhadap faktor emosional, kebijaksanaan pembelian dan perhatian setelah transaksi berpengaruh terhadap pembentukan Disonansi kognitif konsumen pemakai merk S.
    Dimana sebelum melakukan survei yang sesungguhnya, sebelum peneliti melakukan pre-test terhadap bberapa konsumen untuk menguji apakan kuesioner yang dibagikan isinya dapat dipahami dan telah mencakup semua data yang diperlukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Dan apabila hasil yang diperoleh dpat dipahami maka peneliti langsung melakukan proses survei yang sesungguhnya. Survei ini dilakukana dengan cara peneliti mengunjungi tempat-tempat penjualan susu seperti mini market, swalayan, super market dan meminta kesediaan ibu yang memiliki anak usia dibawah liam tahun untuk mengisi kuesioner yang telah dipersiapkan.

    Komentar oleh aulia putri anwar | Januari 9, 2011 | Balas

  76. Nama : Aditya Prima Nugraha
    NIM : ERC1B008019
    UNJA EKSTENSI

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN
    DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
    PEMAKAIAN JASA WARNET
    DI JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah
    Perkembangan teknologi pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dan mengagumkan. Hal ini juga terjadi dalam dunia telekomunikasi dan informasi, yang memunculkan sejumlah kemudahan-kemudahan seperti dalam usaha perolehan, produk berkualitas, harga yang kompetitif dan juga pelayanan yang semakin baik. Namun di sisi lain, karena perkembangan yang sangat cepat, terjadi pula persaingan yang sangat ketat antara penyedia/produsen yang bergerak di dalam usaha tersebut
    Di Indonesia yang merupakan negara berkembang, kebutuhan akan informasi sangat tinggi, baik dalam kehidupan pribadi, organisasional maupun dalam kehidupan sosial.
    Salah satu alat untuk memperoleh informasi tersebut yang dirasakan paling sesuai adalah internet, melalui media internet setiap orang akan dapat dengan mudah mengakses informasi dari belahan dunia manapun.
    Ketika internet dipublikasikan untuk pertama kalinya mungkin pemrakarsanya tidak pernah menduga bahwa dampaknya dikemudian hari akan sedemikian besar. Perkembangan internet menyebabkan terbentuknya sebuah arena baru yang lazim disebut dunia maya. Disini setiap individu memiliki hak dan untuk berhubungan dengan individu lain tanpa batasan apa pun yang mengahalangi. Inilah globalisasi yang pada dasarnya telah terlaksana di dunia maya, yang menghubungkan seluruh masyarakat digital atau mereka yang kerap menggunakan internet dalam aktivitas kehidupannya setiap hari. (Indrawati, 2001)
    Semakin berkembangnya dunia komunikasi dan komputer, teknologi internet menjadi relatif murah dan terjangkau bagi konsumen.Ironisnya pengguna internet di Indonesia masih merupakan minoritas dalam bangsa Indonesia dengan jumlah pengguna ratusan ribu saja (Purwadi,2000). Selain itu mahalnya biaya pulsa telpon menjadikan masyarakat masih enggan untuk memasang internet sendiri dirumah dan menggunakan warnet sebagai sarana mengakses internet karena bisa mengontrol biaya yang akan dikeluarkan. Dengan jumlah penduduk 200 juta, Indonesia mempunyai pasar potensial dan akan menjadi satu terbesar di Asia Tenggara dalam hal pemakaian internet.
    Warnet punya potensi besar untuk berkembang. Karena populasi orang Indonesia yang punya akses internet baru 1%, jadi masih ada 99% lagi yang belum memilikinya mereka tersebar di banyak pulau sehingga blank spotnya masih sangat besar. (Astaga.com)
    Jumlah pelanggan internet hanya 700 ribu pelanggan. Berlangganan dari sekitar 90 ISP (Internet Service Provider) yang masih beroperasional padahal ijin lisensi yang dikeluarkan pemerintah adalah 150 buah, sementara jumlah pengguna sekitar 1.900.000 orang. Populasi PC di Indonesia sekitar 2 juta PC. Sedangkan mayoritas diantaranya mengakses internet dari Warnet (62%), dari kantor (32%), rumah (23%), kampus (18%), tetangga (7%), saudara (2%).(Suryo, 2002) Sedangkan data dari Ac Nielsen pengguna internet lebih banyak mengakses dari kantor (52%), warnet (26%), kampus (19%), saudara (13%), dan rumah sendiri (11%).
    Secara keseluruhan penggunaan internet relatif baru dikenal oleh masyarakat dan frekuensi pemakaiannya pun belum terlalu banyak. Dapat dikatakan bahwa berdasarkan tahapan evolusi pasar internet di Indonesia saat ini baru ada dalam tahapan the emerging market bahkan mungkin masih dalam tahap the early emerging market. (Detik.com, 2002).
    Melihat kondisi persaingan di dunia Internet/warnet dan potensi pasar yang sangat potensial maka untuk menjaga kelangsungan hidup dan mengembangkan usaha suatu perusahaan, maka perusahaan harus melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsional perusahaan antara lain : pemasaran, produksi, personalia, pengembangan dan penelitian sistem informasi manajemen dan lainnya.Dari berbagai kegiatan ini harus dikoordinasikan dan direncanakan dengan baik agar semua kegiatan ini dapat mengarah ke tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Walaupun semua kegiatan tersebut adalah penting, Dalam iklim ekonomi seperti apapun, pertimbangan-pertimbangan pemasaran tetap merupakan faktor yang sangat menentukan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. (David, 1993)
    Dalam konteks orientasi konsumen penting pula dianalisa bagaimana perilaku konsumen dalam pemilihan warnet, apakah konsumen merasa puas atau sebaliknya, karena hal ini sangat berpengaruh pada masa yang akan datang. Perilaku konsumen merupakan studi mengenai proses-proses yang terlibat ketika individu-individu atau kelompok-kelompok memilih, membeli, menggunakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
    Agar warnet ini dapat berkembang dan terus berjalan, terutama dalam memenuhi kebutuhan konsumen, maka diperlukan adanya analisis perilaku konsumen sebagai salah satu cara dalam keberhasilan pemasarannya. Perilaku konsumen merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk dalam proses pengambilan keputusan yang memerlukan perencanaan terlebih dahulu. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan individu untuk membeli barang dan atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Konsumen akan beraksi bila merasa tidak mendapatkan kepuasan atas manfaat yang dijanjikan dari suatu produk.
    Untuk memahami perilaku konsumen perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk barang atau jasa. Adapun keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal individu. Untuk faktor eksternal terdiri dari pengaruh lingkungan dan pengaruh bauran pemasaran. Faktor-faktor ini dalam interaksinya dapat mempengaruhi perilaku konsumen baik secara individual maupun secara bersama-sama. Perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli pesaingnya.
    Untuk memenuhi kebutuhan konsumen warnet tersebut dan kelanjutan pemakaian jasa warnet tersebut, maka salah satu cara untuk memenuhi keberhasilan pemasarannya adalah dengan melakukan analisis perilaku konsumen.Fokus pada pada penelitian ini adalah “Analisis Faktor-faktor Perilaku Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pemakaian Jasa Warnet Di Jambi”

    1.2. Perumusan Masalah
    Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah:
    1.Apakah faktor bauran pemasaran, faktor individual, dan pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet?
    2.Dari faktor bauran pemasaran, faktor individual, dan pengaruh lingkungan, faktor manakah yang dominan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pemakaian warnet?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berpijak pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
    1.Untuk mengetahui faktor bauran pemasaran, individual, dan pengaruh lingkungan mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.
    2.Untuk mengetahui faktor bauran pemasaran, faktor individual, faktor pengaruh lingkungan yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pemakaian jasa warnet.

    1.4 Manfaat Penelitian
    1.Dapat memberikan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang mengambil topik yang sama. Serta ditinjau dari aspek teoritis, hasil kajian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pemasaran.
    2.Sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan strategi pemasaran terutama bagi pengelola warnet, dan bahan masukan dalam bidang pemasaran mengenai keputusan masyarakat dalam pemakaian warnet.

    Aditya Judulmu ok, hanya saja pendekatan gunakan yg lebih tegas, khususnya mengunakan teori.

    Komentar oleh Aditya Prima Nugraha-ERC1B008019. FAKULTAS EKONOMI EKSTENSI, JURUSAN MANAJEMEN | Januari 10, 2011 | Balas

    • Berikut Pak Jo, penambahan mengenai teori untuk data tentatif saya.

      BAB II

      2.1 Definisi Operasional
      Berdasarkan permasalahan serta tujuan penelitian maka perlu dijelaskan beberapa definisi operasional variabel.
      1. Produk
      Produk adalah sesuatu yang akan ditawarkan oleh pengelola warnet kepada calon pengunjung internet, diaman yang ditawarkan berupa jasa dari warnet yang bersangkutan. Dalam hal ini terdiri dari :
      1. Merk / nama yaitu nama perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan jasa internet.
      2. Program yang ditawarkan yaitu fasilitas tambahan yang ditawarkan selain penyediaan akses internet.
      2. Price (harga)
      Harga adalah dana atau biaya yang dikeluarkan oleh konsumen selama pengguanaan akses internet. Harga ini terdiri dari
      1. Tarif warnet yaitu besarnya biaya yang dibayar persatuan waktu oleh pengunjung
      2. Diskon Happy Hour yaitu potongan biaya yang diberikan pada jam-jam tertentu.
      3. Promotion (Promosi)
      Promosi adalah informasi mengenai keberadaan warnet tersebut kepada calon konsumen yang merupakan bahan pertimbangan untuk menetukkan pilihannya, ini meliputi:
      1. Publikasi yaitu : penyebaran informasi melalui surat kabar
      2. Komunikasi Dari mulut ke mulut melalui personal traits
      4. Personal Traits (Pelayanan)
      Pelayanan adalah kegiatan-kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan kepada pengunjung, dalam hal ini meliputi:
      1. Kualitas pelayanan karyawan yaitu kualitas pelayanan yang diberikan para karyawan dalam kegiatan berinternet
      2. Kecepatan akses yaitu berkaitan dengan kecepatan mengakses informasi internet masing-masing warnet.

      5. Place (Lokasi)
      Lokasi adalah tempat dimana warnet tersebut berada atau dalam arti tempat warnet itu berdiri atau beroperasi yaitu:
      1. Lokasi yang Strategis dalam arti relatif dekat dengan tempat tinggal pengunjung
      6. Process (Proses Pelayanan)
      Adalah kegiatan-kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan selama memakai jasa Warnet yaitu :
      1. Peraturan-peraturan yaitu ketentuan-ketentuan dan pedoman yang ditetapkan oleh pemilik warnet
      7. Physical Evidence
      Physical Evidence adalah lingkungan fisik dari lembaga yang mempengaruhi kualitas pelayanan jasa, dalam hal ini:
      1. Keadaan Gedung/bangunan yaitu ruang untuk mengakses internet dan semua perlengkapannya
      2. Tempat Parkir yaitu tempat parkir yang memadai dan aman

      8. Individu Konsumen
      Individu konsumen adalah peribadi konsumen yang bersangkutan, dimana terdiri dari:
      1. Usia yaitu umur pengunjung warnet.
      2. Pekerjaan yaitu profesi pengunjung warnet
      3. Status perkawinan menunjukkan status pengunjung warnet berdasarkan status perkawinannya.

      9. Motivasi
      Motivasi adalah merupakan suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan, dalam hal ini meliputi :
      1. Kebutuhan konsumen yaitu adanya kebutuhan informasi yang semakin tinggi
      2. Harapan konsumen yaitu adanya harapan untuk lebih cepat mengetahui informasi global yang terjadi
      10. Persepsi
      Persepsi merupakan proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keselurahan yang berarti, yaitu
      1. Persepsi tentang kualitas yaitu suatu proses dimana calon konsumen menafsirkan kesan-kesan mereka tentang kualitas jasa warnet.
      11. Sikap
      Sikap merupakan suatu keadaan seseorang yang mudah terpengaruh untuk memberikan tanggapan atau penilaian terhadap suatu obyek yang ada dilingkungan sekitarnya dan berpengaruh secara langsung terhadap perilakunya, yaitu :
      1. Sikap terhadap warnet yaitu bagaimana tingkat keyakinan konsumen terhadap warnet
      12. Pembelajaran
      Pembelajaran adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat adanya pengalaman, dalam hal ini meliputi:
      1. Pertimbangan terhadap informasi yang diperoleh yaitu pertimbangan terhadap informasi yang akan didapatkan selama mengakses internet
      13. Budaya
      Budaya adalah nilai-nilai atau norma dan kebiasaan dimana seseorang individu belajar dari masyarakat dan membimbing mereka menuju pola perilaku yang bersifat umum dalam masyarakat, dalam hal ini meliputi :
      1. Kesesuaian dengan nilai yaitu : adanya penilaian bahwa dengan mengakses internet akan dapat lebih mudah memperoleh informasi terbaru.
      14. Kelas Sosial
      Kelas sosial merupakan suatu kelompok yang terdiri dari sejumlah orang yang mempunyai posisi (kedudukan) yang kurang lebih sama (sederajat) dalam suatu masyarakat. Variabel yang terkait dalam hal ini adalah:
      1. Tingkat pendidikan yaitu tingkat pendidikan terakhir pemakai warnet
      15. Kelompok acuan
      Kelompok acuan merupakan kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, dalam hal ini meliputi :
      1. Pengaruh teman yaitu pengaruh teman dalam pengambilan keputusan
      2. Pengaruh keluarga yaitu pengaruh keluarga dalam pengambilan keputusan
      3. Pengaruh lembaga Pengaruh Lembaga atau instansi seperti kampus atau sekolah dari responden yang bersangkutan.
      2.2 Metode Analisis
      Metode yang digunakan untuk menganalisis data ada dua tahap, yaitu :
      2.2.1. Analisis faktor
      Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dengan bantuan program komputer SPSS for windows.
      Malhotra (1996) menjelaskan bahwa analisis faktor adalah sekelompok prosedur yang digunakan untuk mengurangi atau meringkas data.
      Faktor-faktor yang khusus tidak berhubungan satu sama lainnya, serta tidak berkorelasi dengan faktor-faktor dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang akan diamati.
      Adapun langkah-langkah utama dalam analisis faktor dapat dijelaskan sebagai berikut :
      1) Uji independensi variabel dalam matrik korelasi
      Pada tahap ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi beberapa variabel yang menimbulkan masalah multikolinearitas, yaitu variabel yang memiliki koefisien korelasi lebih besar. Pada tahap ini juga dilakukan uji Measure of Sampling Adiquacy (MSA), Bartlett’s Test of Sphericity dan uji Keiser Meyer Olkin (KMO). Uji MSA digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang tidak memenuhi syarat kecukupan untuk analisis faktor, sedangkan uji Bartlett’s digunakan untuk menguji hipotesis (Ho) yang menyatakan bahwa semua variabel tidak berhubungan satu sama lainnya. Kemudian uji KMO dimaksudkan untuk mengukur kedekatan antara variabel.
      2) Ekstraksi faktor
      Terdapat sejumlah metode untuk melakukan ekstraksi dalam analisis faktor dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan teknik Principal Component Analysis (PCA).
      3) Perhitungan skor faktor dan pemilihan variabel
      Perhitungan skor faktor dan pemilihan surrogate variable dimaksudkan untuk keperluan analisis multivarite selanjutnya. Dalam hal ini penulis melanjutkan hasil analisis faktor untuk diketahui faktor dominan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Pemilihan salah satu variabel yang mewakili faktor dengan melihat variabel yang memiliki nilai skor faktor tertinggi.
      4) Menentukan ketepatan model
      Langkah terakhir dalam analisis faktor adalah melibatkan ketentuan tentang ketepatan model. Untuk mengukur ketepatan model ini digunakan teknik PCA dengan melihat sampai berapa besar residual antara nilai korelasi awal yang diamati dengan korelasi hasil reproduced.
      2.2.2. Analisis Regresi Linier Berganda
      Sesuai dengan hipotesis yang telah dikemukakan, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
      Untuk melihat pengaruh pertimbangan menggunakan warnet terhadap keputusan pemakaian warnet, digunakan metode regresi liner berganda.

      Beberapa pengujian yang akan dilakukan dalam analisis regresi antara lain:
      1. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh faktor independent terhadap faktor dependent secara bersama-sama dengan menggunakan uji F yaitu dengan membandingkan hasil nilai sig.F (p-value) dengan alpha (). Apabila sig.F (p-value)   (0,05) maka hipotesis diterima, dan sebaliknya jika sig.F (p-value) >  (0,05) maka hipotesis ditolak.
      Nilai R2 (Koefisien Determinan), digunakan untuk menjelaskan besarnya keragaman keputusan pemakaian warnet yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang diperoleh.
      2. Pengujian hipotesis mengenai pengaruh secara parsial setiap faktor terhadap keputusan pemakaian warnet yang dilakukan dengan menggunakan uji t terhadap koefisien regresi yang diperoleh. Proses pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil nilai sig.t (p-value) dengan alpha (). Apabila sig.t (p-value)   (0,05) maka hipotesis diterima, dan sebaliknya jika sig.t (p-value) >  (0,05) maka hipotesis ditolak.
      3. Jika dijumpai ada beberapa koefisien regresi yang berpengaruh signifikan, maka besaran nilai dari hasil duga setiap koefisien tidak bisa langsung dibandingkan. Untuk menentukan faktor yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pemakaian warnet dapat dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien beta. Nilai beta yang terbesar berarti memiliki pengaruh yang paling dominan.
      Agar diperoleh nilai estimasi yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi linier berganda, digunakan metode kuadrat terkecil atau Ordinary Least Square (OLS). Model yang diperoleh selanjutnya akan diperiksa apakah telah memenuhi beberapa asumsi yang diperlukan (Gujarati, 1999). Asumsi-asumsi tersebut antara lain, Uji Multikoliniearitas, Uji Normalitas (Normality, Uji Heteroskedastisitas).

      Komentar oleh Aditya Prima Nugraha-ERC1B008019, UNJA EKSTENSI. | Januari 13, 2011 | Balas

  77. PENGARUH KETIDAKPUASAN KONSUMEN, KARAKTERISTIK
    KATEGORI PRODUK,DAN KEBUTUHAN MENCARI VARIASI
    TERHADAP KEPUTUSAN PERPINDAHAN MEREK
    PADA PRODUK PARFUM

    OLEH :
    MERIZA WULANSARI
    ERC1B008090

    FAKULTAS EKONOMI
    PROGRAM EKSTENSI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2010
    BAB 1
    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Berbagai macam produk yang beredar di pasaran dalam berbagai merek oleh prusahaan, dewasa ini telah mendorong para konsumen untuk melakukan perpindahan merek. Parfum sebagai salah satu contoh kaum hedonis, beredar dipasaran dalam berbagai jenis merek.parfum selain itu sebagai sarana untuk menjaga penampilan juga dijadikan sebagai tolak ukur keadaan status seseorang. Beragam merek tersebut ditawarkan oleh perusahaan sebagai bagian dalam srategi pengembangan produk yang dilakukan perusahaan.
    Strategi pengembangan produk ini merupakan langkah berikutnya dalam penciptaan produk yang memerlukan perhatian tersendiri dari para pemasar. Banyak keberhasilan perusahaan yang telah dibuktikan oleh kuatnya strategi pengembangan produk yang dilakukan , termasuk di dalamnya adalah srategi untuk menciptakan perilaku keberagaman(variety seeking) pada diri konsumen . perilaku konsumen seperti inilah yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
    Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk berpindah merek, yaitu ketidak puasan konsumen , karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi terhadap keputusan dan perpindahan merek. Hal ini lah yang menyebabkan banyak perusahaan mengadakan riset produk yang menghabiskan dana yang sangat besar hanya untuk mengamati pola perulaku konsumen .
    1. Perilaku konsumen untuk beralih merek pada pelanggan merupakan suatu penomena yang kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor keperilakuan , persaingan , waktu (Srivasan dalam Basu S.D dan Shellayana J., 2002). Perpindahan merek yang dilakukan konsumen disebabkan oleh pencarian variasi. Sedangkan menurut Assael dalam Basu S.D dan Shelly J. (2002) perpindahan merek terjadi pada produk-produk dengan karakteristik keterlibatan pembelian yang rendah , tipe prilaku konsumen dalam pengambilan keputusan yang cenderung melakukan perpindahan merek adalah pengambilan keputusan terbatas.
    Adapun judul yang penulis ambil adalah “pengaruh ketidak puasan , kategori produk , kebutuhan mencari variasi dalam keputusan perpindahan merek pada produk parfum”

    B. Batasan Masalah
    Untuk memudahkan dalam penelitian maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu dengan ketentuan sebagai berikut:
    1) Variabel yang akan diuji berkaitan dengan perilaku beralih merek yaitu pengaruh ketidakpuasan konsumen, karakteristik produk terhadap perpindahan merek yang dimoderasi oleh kebutuhan mencari variasi pada diri konsumen.
    2) Obyek penelitian ini adalah katagori produk parfum dalam jenis bibit parfum maupun yang telah dikemas.
    3) Karakteristik konsumen yang akan diteliti meliputi jenis kelamin dan usia.
    Adapun rincihannya adalah sebagai berikut :
    a. Jenis kelamin
    – Laki laki
    – perempuan
    b. usia
    Antara 18-25 tahun

    C. Rumusan masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah ini atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
    Bagaiman pengaruh ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk terhadap keputusan perpindahan merek yang dimoderasi oleh kebutuhan mencari variasi pada diri konsumen.
    D. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang secara sistematis dapat diidentifikasi dalam penelitian ini, sebagai berikut :
    Untuk menganalisis pengaruh ketidak puasan konsumen, karakteristik kategori produk terhadap keputusan perpindahan merek yang dmoderasi oleh kebutuhan mencari variasi pada diri konsumen.
    E. Manfaat Penelitian
    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
    1) Di bidang teoritis
    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu literature tentang konsep-konsep manajemen pemasaran khususnya berkaitan dengan prilaku konsumen dalam hal pengambilan keputusan pembelian.
    2) Di bidang praktik
    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan oleh jajaran marketing perusahaan dalam pengambilan keputusan pengembangan produk baru dan strategi pemasaran.
    3) Bagi peneliti
    Hasil penelitian ini dapat memperkaya wawsan dan pengalaman baru bagi peneliti sebagai calon Sarjana Ekonomi terutama yang berkaitan dengan strategi pemasaran dan pengenbangan produk baru dalam rangka menciptakan loyalitas konsumen

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan teori
    1. Loyalitas merek
    Loyalitas merek atau loyalitas pelanggan sebenarnya merupakan 2 hal yang hampir mirip maknanya, sehingga disebut loyalitas merek saja. Loyalitas pelanggan dalam jangka panjang selalu menjadai tujuan bagi perencanaan pasar strategik. Sedangkan loyalitas didefinisikan sebagai konsep yang menekankan pada runtutan pembeli dari : proporsi dan probabilitas pembeli. (Kotler, 1997). Selain itu, juga dijadikan dasar untuk pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, (Dick dan Basu, 1994) yaitu keunggulan yang direalisasikan melalui upaya pemasaran
    Loyalitas merupakan sebuah fenomenal attitudinal yang berkorelasi dengan perilaku, atau merupakan fungsi dari proses fisikologis. Jacobi dan Chesnut (1978) dalam Basu (1999) telah membedakan enpat macan loyalitas, yaitu :
    a. Loyalitas merek fokal yang sesungguhnya dan loyalitas pada merek tertuntu yang menjadi minatnya.
    b. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya termasuk merek fokal.
    c. Pembelian ulang merek fokal dari non loyal.
    d. Pembelian secara kebetulan merek fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal.
    Loyalitas mempunyai pola pembelian ulan pada merek fokal yang merupakan loyalitas fisikologisnya maka yang terjadi adalah loyalitas sesungguhnya atau loyalitas pada merek tunggal. Pendeteksian adanya loyalitas merek tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan menguji :
    a. Struktur keyakinan (kognitif), artinya informasi merek yang dipegang oleh konsumen (keyakinan konsumen) harus menunjuk pada merek fokal yang dianggap superior dalam persaingan.
    b. Struktur sikap (afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi dari pada merek saingan, sehingga terdapat preperensi afektif yang jelas pada merek fokal.
    c. Struktur niat (konatif) konsumen terhadap merek fokal, artinya konsumen harus mempenyai niat untuk membeli merek fokal, bukan merek lain, ketika keputusan beli dilakukan.

    2. Perilaku Konsumen
    Basu Swastha DH dan T Hani Handoko, 1987:9 memberikan definisi perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai berikut:
    ‘Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa,termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan-persiapan dan penutupan kegiatan tersebut.”
    Sedangkan David loudon dan albert J.Della Bitta , 1988 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:
    “perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dak aktifitas fisik yang dilakukan oleh individu ketika mengevaluasi, mendapatkan , menggunakan atau memberi barang dan jasa.”
    Terkadang pengertian perilaku konsumen sering disalah artikan dengan perilaku pembeli sedangkan perilaku pembeli mengadung dua pengertian, yaitu : pertama adalah bila ditetapkan pada perilaku konsumen lebih menunjukkan pada kegiatan individu yang secara langsung terlihat dalam pertukaran dengan barang dan jasa serta dalam proses pengambilan. Kedua, mempunyai arti yang khusus yaitu, prilaku langganan yang sering digunakan sebagai sebutan inklusif dibanding prilaku konsumen. Analisis prilaku konsumen tidak hanya menyangkut kegiatan yang tampak jelas saja tetapi juga sebaliknya menganalisis proses-proses yang tidak dapat diamati, akan tetapi menyertai setiap pembelian. Misalnya motifasi pembeli dan kondisi barang dan jas yang akan dibeli.
    Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian. Proses tersebut merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari lima tahap :
    a. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen.
    b. Mencari informasi dan menilai sumber-sumber.
    c. Menilai dan menyeleksi alternatif-alternatif pembelian.
    d. Keputusan untuk membeli.
    e. Perilaku sesudah pembelian.
    a. Keputusan pembelian konsumen
    Proses konsumen mengambil pembelian yang harus dipahami oleh pemasar perusahaan dengan tujuan untuk membuat strategi yang tepat. Proses pembuatan keputusan konsumen dalam membeli produk-produk tidak dapat dianggap sama. Pembelian pasta gigi mempunyai proses yang berbeda dengan pembelian sabun mandi atau sampo. Hendri Assael (1995) mengembangkan suatu tipologi dari proses pengambilan keputusan konsumen yang berdasarkan dua dimensi, yaitu (1) tingkat pengambilan keputusan (2) tingkat keterlibatan dalam pembelian.
    Struktur keputusan pembelian sangat penting dalam konsep pemasaran. Sebap hal ini lah yang mengarahkan konsumen dalam pengambilan keputusuan membeli produk atau jasa yang mereka inginkan. Struktur pembelian terdiri dari tujuh komponen, yaitu :
    1) Keputusan tentang jenis produk
    2) Keputusan tentang bentuk produk
    3) Keputusan tentang merek
    4) Keputusan tentang jumlah produk
    5) Keputusan tentang waktu pembelian dan cara pembayara
    b. Ketidakpuasan pasca pembelian
    Kotler (1997) memberikan definisi mengenai kepuasan konsumen sebagai berikut :
    “Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kualitas barang yang dibelinya dengan harap yang diinginkan”.
    Berdasarkan pengertian diatas, maka bila terjadi ketidak sesuaian antara harapan yang diinginkan dengan kualitas barang yang dibelinya maka akan menimbulkan ketidak puasan terhadap diri konsumen. Ketidak puasan konsumen itu sendiri dapat timbul karena adanya proses informasi dalam evaluasi merek.

    B. Penelitian Terdahulu
    Menurut penelitian yang dilakukan Leclere dan Little (1997). Motivasi seorang konsumen untuk memproses informasi merek pada suatu produk. Pelangan yang loyal segera memutuskan suatu merek tertentu untuk dibelinya, mereka hanya memerlukan sedikit proses untuk suatu informasi merek. Tetapi bagi konsumen yang berpindah merek tidak memiliki suatu merek khusus dibenaknya dan tidak dapat memutuskan dengan cepat, sehingga mereka membutuhkan proses yang relatif lama untuk informasi merek.
    C. Hipotesis
    Hipotesi merupakan dugaan sementara terhadap pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukkan merupakan kesimpulan yang diuji sebenarnya

    BAB III
    A.obyek penelitian /subyek penelitian
    Obyek dari penelitian ini adalah kategori produk parfum baik dalam bentuk bibit parfum maupun maupun parfum dalam kemasan mrek.
    B.populasi dan sampel
    Populasi adalah jumlah keseluruhan orang yang memiliki dan menggunakan parfum. Sampel adalah sebagian orang dari anggota populasi yang diambil untuk di teliti dan juga dianggap mewakili keseluruhan dari populasi.penelitian akan melakukan penelitian sejauh manapengaruh ketidak puasan konsumen,kategori produk terhadap keputusan perpindahan merek yang didomorasaikan kebutuhan mencari pariasi setelah menggunakan jenis-jenis parpun tetentu kan kebutuhan mencari pariasi setelah menggunakan jenis-jenis parpun tetentu. Untuk penelitian ini peneliti menggumakan metode perposi[e sampling,yaitu sampling dimana sekelompok subjek didasari atas cirri-ciri atau sifat-sifat populasi tersebut. Adapun cirri-ciri dari subjek ini adalah para mahasiswa FE UMY tahun pertama yang menggunakan parpum tartentu dan dermonasi di Yogyakarta.. pengumpulanbdata dilakukan dengan cara mengembalikan kiesioner.
    C. Teknik pengambilan sampel
    Teknik pengambilan sampelnya adalah dengan porpersip sampling yaitu dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan kariteria tertentu yaitu para responden yang pernah berganti merek perfume dalam jangka waktu menimal 6 bulan.
    D.Jenis data
    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh melalui pemberian kuisioner.

    E.Teknik pengumpulan data
    Kuesioner, merupakan sarana pengumpulan data dengan kuesioner yang berisi data pertanyaan secara tertulis yang sifatnya tertutup yang ditujukan kepada responden penelitian dengan memberikan bobot pertanyaan dari setiap pertanyaan.
    F.definisi operasional variabel penelitian dan pengukuran variabel
    1.keputusan perpindahan merek.
    Keputusan perpindahan merek didepenisikan sebagai variabel pengukur untuk mengetahui sejauh mana konsumen ingin membeli kembali merek terakhir suatu katagori produk tertentu apabila suatu waktu memerlukannya. Pengukuran keputusan perpindahan merek yaitu dengan menggunakan suatu item pertanyaan apakah responden akan berpindah merek atau melakukan pembelian ulang pada produk parfum dengan yang sama. Item pertanyaan yang digunakan pada pariabel ini dikembangkan oleh basu Swasta Dharmmesta (2002)

    Judulmu rame, seperti yg di atas, kenapa tak pilih satu konsep saja sehingga mudah dipahami.

    Komentar oleh meriza wulansari | Januari 10, 2011 | Balas

  78. selamat malam pak jo salam super
    saya mahasiswa reguler ekonomi
    nama: dalles martensa
    Nim: C1B008124
    judul proposal tentatif saya:PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGGUNAKAN JASA DI WILTOP HOTEL JAMBI
    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Penelitian
    Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian.
    Aktivitas pemasaran menjadi tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran.
    Demikian juga halnya dengan usaha perhotelan, dimana kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting bagi usaha perhotelan, karena perhotelan merupakan salah satu usaha jasa pelayanan yang tidak mudah pengelolaannya dalam menyediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan oleh tamu-tamunya. Disamping itu, usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata, membutuhkan tempat untuk menginap, makan dan minum serta hiburan. Oleh karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang mengutamakan kualitas pelayanan bagi para tamu khususnya pelanggan.
    Semakin tinggi tingkat persaingan dalam usaha jasa akomodasi ini yang ditandai dengan makin banyaknya hotel-hotel yang menawarkan jasa sejenis serta tamu yang semakin kritis akan pasar, para tamu ini sebelum menjatuhkan pilihan pada jasa yang ditawarkan para tamu akan mempertimbangan dengan matang, untuk dapat memilih jasa yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu dikelola secara profesional dan agresif.
    Pemasaran telah menjadi subyek yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tanggung jawab pokok seorang manajer pemasaran adalah melakukan analisis pasar, merencanakan dan melaksanakan program-program pemasaran, melakukan pengawasan dan evaluasi untuk mempengaruhi tingkat, saat dan sifat permintaan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya. Salah satu upaya agar jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen adalah dengan melaksanakan pemasaran secara tepat dan terpadu sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri.
    Kecepatan perkembangan perekonomian ini sangat dirasakan bahwa bauran pemasaran merupakan salah satu ujung tombak untuk meningkatkan penjualan. Pada penjualan jasa akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya penjualan jasa kamar sangat tergantung pada bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan dimana bauran pemasaran yang dilaksanakan dapat menimbulkan umpan balik bagi perusahaan.
    Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen perusahaan itu dalam memanfaatkan peluang yang terdapat di masyarakat dan mengelola bauran pemasaran yang ada. Dalam perusahaan jasa bauran pemasaran menurut Nirwana (2004:48) berupa: “Produk, harga, promosi, distribusi/tempat, proses, orang/partisipan dan janji merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong seorang konsumen untuk mengkonsumsi jasa yang ditawarkan”. Kebutuhan pengetahuan terhadap faktor-faktor bauran pemasaran semakin diakui oleh para pengusaha karena dengan strategi bauran pemasaran yang jitu suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya.
    Wiltop hotel jambi dalam melakukan pemasarannya pada saat ini telah melengkapi ketersediaan akomodasi jasa kamar yang ditawarkan kepada pengguna jasanya, menetapkan harga yang bersaing, melakukan promosi melalui berbagai media, selain itu letak hotel di dekat pusat kota ini juga memudahkan bagi masyarakat yang menginginkan pelayanan hotel, proses check in maupun check out yang cepat, karyawan hotel yang ramah serta berharap selalu dapat memenuhi apa yang dijanjikan hotel kepada konsumennya. Strategi bauran pemasaran jasa yang dilakukan suatu perusahaan juga akan diharapkan akan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar hotel. Suatu bidang usaha perhotelan jika mampu menciptakan kepuasan pelanggan, maka kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan.

    B. Rumusan Masalah Penelitian
    Berdasarkan pada latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Apakah variabel bauran pemasaran jasa berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel wiltop jambi?
    C. Tujuan Penelitian
    Agar peneliti mempunyai arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
    1. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel bauran pemasaran jasa yang dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menggunakan jasa pada Hotel wiltop jambi

    terimakasih pak..

    Jdulmu luas, coba buat lebih spesifik.

    Komentar oleh dalles martensa | Januari 10, 2011 | Balas

  79. Salam hangat dan salam sejahtera Pak Joe..
    Saya Mahasiswa Program Ekstensi Univ. Jambi semester 5 jurusan Manajemen
    Nama : Muhammad robin
    Nim : ERC1B008034

    TUGAS perbaikan (JUDUL PROPOSAL)
    Mohon bantuannya pak Joe..

    JUDUL :“ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN (PERUMAHAN) PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”

    Bab I
    Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat terjual seperti yang diharapkan. Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat.

    Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.

    Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

    Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.

    Pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate, kegiatan periklannya kurang efektif yaitu hanya menggunakan media radio, papan reklame, kalender. Sedangkan media yang digunakan perusahaan pesaing lebih bervariasi dan lebih efektif. Oleh karena itu penulis lebih tertarik membahas periklanan di perusahaan ini.

    B. Permasalahan
    Salah satu cara yang ditempuh dari kebanyakan perusahaan dalam usaha meningkatkan volume penjualan atas produk yang dihasilkannya adalah dengan melaksanakan periklanan yang nantinya diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli. Perlu kita ketahui dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak lepas dari berbagai rintangan atau hambatan dalam hal ini dikatakan sebagai masalah perusahaan.
    Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: “ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui peranan periklanan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan periklanan dengan volume penjualan.

    D. Kegunaan Penelitian

    1. Manfaat bagi penulis
    a. Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi.
    b. Sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan.

    2. Bagi perusahaan
    Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam keputusan periklanan.

    3. Bagi pihak lain
    Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat dalam bidang periklanan.

    BAB II
    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Pemasaran

    Pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen, seseorang sering berubah setiap saat. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2005:8) adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.

    Sedangkan menurut pendapat Marwan Asri (2001:15) sebagai berikut: “Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”.

    B. Marketing Mix
    Marketing mix merupakan sarana atau alat untuk mengemukakan pemasaran perusahaan pada pasar sasarannya. Marketing mix berupa variabel-variabel yang ada dalam perusahaan serta dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat dipergunakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen atas hasil
    produknya. Pengertian marketing mix menurut Basu Swastha DH (2006:42) adalah: “Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”.
    Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali sub variabel.
    Kombinasi dari variabel marketing mix yang digunakan oleh setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung dari strategi pemasaran yang dijalankannya. Selain itu variabel marketing mix atau bauran pemasaran yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, sehingga target penjualan dapat dicapai, ini berarti produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen, harus menjadikan produk yang dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya dan dipromosikan melalui alat promosi yang tepat.
    Adapun keempat variabel tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

    1. Produk/product
    Barang dan jasa untuk memenuhi beberapa kebutuhan konsumen.
    2. Harga/price
    Merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga harus diukur dengan nilai yang dirasakan dari tawaran itu.
    3. Tempat/place
    Merupakan serangkaian perusahaan perorangan dari produsen ke pemakai akhir.
    4. Promosi/promotion
    Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
    C. Promotional Mix

    Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baru dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton (2001:379) bahwa: “Promotional mix that is combination of advertising, personal selling, sales promotion and publishing used to reach the goods of the marketing program”.
    Dari definisi di atas bahwa dalam sistem pemasaran terdapat empat variabel utama, yaitu:

    1. Periklanan
    Yaitu bentuk penyajian dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
    2. Personal selling
    Penyajian informasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli yang ditujukan untuk mencapai target penjualan.
    3. Promosi penjualan
    Yaitu suatu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
    4. Publisitas
    Yaitu usaha mendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor yang tidak dibebani biaya secara langsung.
    Jadi jelas kiranya manajemen pemasaran tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik, guna memperoleh efektifitas dalam penggunaan dana, tenaga dan waktu dalam mencapai sukses pemasaran.

    D. Promosi

    Istilah promosi bagi kebanyakan orang mungkin dianggap sama dengan keempat variabel yang ada yaitu meliputi: periklanan, publisitas, personal selling dan sales promotion. Padahal keempat variabel tersebut merupakan bagian dari promosi itu sendiri. Namun bagi perusahaan sudah menjadi keharusan untuk melakukan salah satu dari jenis promosi yang ada, bilamana hasil produksinya ingin dikenalkan oleh masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu seorang pengusaha harus paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan promosi tersebut.

    1. Pengertian Promosi
    Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau penyampaiannya dengan menggunakan media seperti: pers, televisi, radio, papan nama, poster dan lain-lain, yang tujuannya untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen harus benar-benar dipahami oleh seorang manajer.
    Menurut Alex S. Nitisemito (2003:126) mengatakan bahwa: “Promosi adalah suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Basu Swastha DH (2006:237) mengatakan bahwa: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
    Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan, promosi adalah: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jalan mempengaruhi konsumen secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet penjualan melalui penciptaan pertukaran dalam pemasaran barang.
    2. Tujuan Promosi
    Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil seefektif mungkin. Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:

    a. Memodifikasi tingkah laku.
    Orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat dan memperkuat tingkah laku.
    b. Memberitahu.
    Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
    c. Membujuk.
    Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi yang demikian ini biasanya diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.
    d. Mengingatkan.
    Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

    E. Periklanan

    Salah satu cara meningkatkan volume penjualan yang telah terbukti adalah dengan mengadakan kegiatan promosi. Dan satu bentuk dari promosi ini adalah periklanan.
    Periklanan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan mengenai barang-barang, jasa maupun ide-ide yang ditujukan kepada khalayak ramai yang merupakan calon pembeli dari produk tersebut. Disamping itu periklanan juga dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian. Jadi periklanan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan

    1. Pengertian dan Sasaran Periklanan
    Banyak pengertian mengenai periklanan yang dikemukakan oleh para ahli dan kebanyakan orang percaya bahwa periklanan bekerja dengan mengirimkan suatu pesan lewat suatu media cetak maupun elektronika akan diperoleh jumlah konsumen yang cukup besar dalam waktu yang tidak begitu lama. Namun dalam kenyataan masyarakat yang terlalu komunikatif, pesan yang disampaikan oleh media promosi terbentur oleh kesadaran, pengertian dan tindakan konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak perusahaan yang melaksanakan periklanan karena mempunyai peranan yang cukup besar bagi kegiatan penjualan.
    Menurut pendapat Alex S. Nitisemito (2003:134) pengertian periklanan adalah: “Suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Philip Kotler, Gary Amstrong (2006:147) berpendapat bahwa: “Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi”.
    Dari kedua definisi di atas, bahwa media periklanan seorang pengusaha berusaha menarik perhatian orang pada suatu barang atau jasa. Dalam perekonomian modern periklanan makin lama makin mengambil tempat yang tidak terpisahkan dengan proses penjualan.
    Soehardi Sigit (2002:56) mengatakan bahwa ada beberapa sasaran periklanan antara lain:
    a. Para pembeli dan para pemakai pada waktu sekarang.
    b. Mereka yang memiliki potensi untuk menjadi pembeli.
    c. Mereka yang mempunyai kekuasaan memutuskan membeli.
    d. Mereka yang akan menjadi pembeli atau pemakai di masa depan.
    e. Mereka yang dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai.
    f. Para pedagang.
    g. Para pesaing.
    2. Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual dan meningkatkan penjualan barang atau jasa, ide. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Masyarakat sebagai penerima berita atau iklan sering dapat terpengaruh dan ingin mengubah sikap atau tingkah laku konsumen. Tetapi masyarakat atau bahkan pengusaha sendiri tidak menyadari adanya kenyataan tersebut. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
    Menurut R.H.A. Rahman Prawiraamidjaya (2000:32) tujuan periklanan adalah:
    a. Pengenalan dan penerimaan brand.
    b. Pembelian percobaan.
    c. Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati.
    d. Mempengaruhi faktor penglihatan dan keputusan pembelian.
    e. Menambah nilai produk.
    f. Membantu personal selling.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan periklanan adalah membantu perusahaan dalam memperkenalkan produk baru atau mempertahankan produk yang telah dihasilkan serta mencari sasaran yaitu pembeli yang potensial ataupun mempertahankan langganan, membantu dan mempermudah penjualan bagi penyalur serta memperluas pasar.
    3. Macam-macam Periklanan
    Ada beberapa macam bentuk periklanan seperti yang dikatakan oleh Buchari Alma (2002:141) adalah:
    a. Price advertising.
    b. Brand advertising.
    c. Quality advertising.
    d. Product advertising.
    e. Institutional advertising.
    f. Prestige advertising.

    Dari pendapat tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Price advertising.
    Yaitu advertising yang menonjolkan harga yang menarik. Contohnya dapat dibaca dari iklan, kamera saku kamera masa kini, untuk siapa saja, fujica paket 250, hanya Rp 17.000 berikut tas dan film.
    b. Brand advertising.
    Yang memberikan impressi tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarnya seperti: instant, kini Dancow instan semakin lezat.
    c. Quality advertising.
    Yang mencoba menciptakan impressi produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. Misalnya: pakailah Vim untuk lantai, Vim pembersih lantai yang ampuh.
    d. Product advertising.
    Berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian satu produk. Contoh: obat pil ampuh, untuk sakit kepala.
    e. Institutional advertising.
    Yaitu menonjolkan nama dari perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu. Seperti: bayer jaminan mutu.
    f. Prestige advertising.
    Yang memberikan fashion pada suatu produk atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. Seperti orang-orang penting di dunia yang memakai arloji Rolex.
    4. Fungsi Periklanan
    Fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran menurut pendapat Basu Swastha DH (2006:246) adalah sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    c. Menciptakan kesan.
    d. Memuaskan keinginan.
    e. Sebagai alat komunikasi.

    Berdasarkan pendapat di atas fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    Advertising berfaedah untuk memberikan keterangan-keterangan tentang produk yang ditawarkan, agar konsumen mengetahui lebih mendalam tentang kegunaan, kualitas, waktu, tempat dimana produk harus dibeli.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    Dalam hal ini advertising berfungsi sebagai alat untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sehingga mereka tertarik terhadap produk yang ditawarkan, dengan jalan bahwa produk tersebut adalah lebih baik daripada produk pesaing.
    c. Menciptakan kesan.
    Kadang-kadang dalam melaksanakan pembelian suatu barang, seorang pembeli tidak dilandasi pertimbangan yang rasional atau memperhatikan nilai-nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong oleh hal-hal yang tidak rasional. Dalam keadaan ini maka advertising akan sangat bermanfaat untuk menciptakan kesan terhadap produk yang ditawarkan.
    d. Memuaskan keinginan.
    Karena kekurangtahuan konsumen terhadap produk suatu perusahaan, maka pembelian yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya rasa kurang puas, karena produk yang dibeli kurang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam keadaan yang demikian maka advertising sangatlah membantu, karena biasanya advertising memberikan keterangan-keterangan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga konsumen bisa lebih mengetahui produk yang akan dibelinya. Dengan pengetahuan tersebut, maka mereka dapat mempertimbangkan produk apa yang akan dibeli, sehingga mereka akan puas terhadap produk yang dibelinya.
    e. Sebagai alat komunikasi.
    Dalam hal ini periklanan berfungsi sebagai alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Sehingga keinginan mereka dapat melakukan pertukaran yang saling memuaskan.
    5. Langkah-langkah Dalam Penyusunan Periklanan
    Agar advertising yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien, maka pembuatan periklanan harus memperhatikan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Soehardi Sigit (2002:38) yaitu sebagai berikut:
    a. Rumuskan masalah dan tujuan advertising.
    b. Tentukan kepada siapa hal-hal yang akan dimuat dalam advertising itu akan ditunjukkan, tepat, jumlah, kebiasaanya dan sebagainya.
    c. Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik. Pendeknya digunakan alasan-alasan yang menarik.
    d. Persiapankanlah kata-kata, gambar, lay out, dan ujilah apakah advertising yang seperti itu dimiliki dapat diterima.
    e. Memilih media dimana advertising itu akan dimuat.
    f. Tentukanlah biaya pemasar itu harus ada kesimbangan antara hasil yang dicapai.

    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media Periklanan
    Menurut Basu Swastha DH (2002:253) faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    b. Sirkukasi media.
    c. keperluan berita.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    e. Biaya advertising.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    g. Karaktristik media.
    h. Kebaikan dan keburukan media.

    Berdasarkan pendapat tersebut di atas, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    Tujuan periklanan merupakan arah yang akan dicapai dalam melaksanakan periklanan. Biasanya tujuan ini berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Misalnya untuk meningkatkan penjualan, untuk mencari atau memperluas daerah pemasaran, untuk memperlakukan produk baru.
    b. Sirkulasi media.
    Sirkulasi media harus diperhatikan dalam pemilihan advertising, sebab media yang digunakan harus sama dengan distribusi geografis maupun ditribusi pada segmen pasar yang dituju.
    c. Keperluan berita.
    Karena berbeda-beda berita yang akan disampaikan, maka hal ini mengakibatkan tidak semua media cocok dipakai sebagai media advertising. Misalnya advertising ini harus disajikan dalam bentuk gambar atau tulisan, ataukah gambar tulisan sekaligus.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    Faktor ini juga harus diperhatikan dalam pemilihan media yang digunakan misalnya kapan advertising yang digunakan misalnya kapan advertising tersebut dilaksanakan, awal bulan ataukah akhir bulan, akan hari raya atau akan natalan dan biasanya keputusan membeli itu dibuat di rumah, pasar, atau dimana setelah dia melihat advetising.
    e. Biaya advertising.
    Supaya advertising efektif dan efisien maka dalam pemilihan media advertisng harus diperhatikan biaya yang dikorbankan, dihubungkan dengan dana yang tersedia dan hasil yang diharapkan.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    Pada umumnya manajer lebih condong memilih media yang akan bersedia mengadakan kerja sama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.
    g. Karakteristik media.
    Dalam media yang akan digunakan perlu diperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan, apakah media tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk membeli, apakah media tersebut dapat meningkatkan prestasi perusahaan dan konsumen, serta apakah media tersebut dapat menjamgkau daerah yang luas.
    h. Kebaikan dan keburukan media.
    Faktor ini harus dapat perhatian pula, karena dengan diketahui hal ini akan lebih mudah untuk membandingkan media yang paling cocok dipakai sebagai media advertensi untuk mempromosikan produknya.
    7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Periklanan
    Menurut pendapat Paul D. Converse H.W. Huegy R.V. Mitchell (2002:147) faktor-faktor tersebut adalah:
    a. Pemilihan headline dari copy.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    c. Pemilihan layout yang baik.
    d. Pemilihan gambar.
    e. Pemilihan warna.

    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Banyak pemasangan periklanan yang menggunakan nama perusahaan sebagai headline, yang mana hal tersebut belum menjamin suatu periklanan tersebut menarik bagi perhatian pembaca dan pembeli. Dan headline tersebut dapat merangsang perasaan ingin tahu seseorang yang menyebabkan orang yang biasanya tidak pernah memperhatikan dan membaca periklanan pada suatu saat akan mempunyai keinginan untuk membaca dan memperhatikan.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    Salah satu faktor yang amat penting dalam periklanan adalah ilustrasi periklanan. Di sini para pemasang periklanan perlu memikirkan terlebih dahulu syarat gambarnya, setelah itu baru kata-katanya.
    c. Pemilihan lay out yang menarik.
    Karena biaya periklanan pada saat ini semakin meningkat, maka perusahaan mulai memperhitungkan pemasangan periklanan dengan jalan mengecilkan periklanan dan memperbaiki tekniknya, dan yang paling penting adalah lay out dari pada periklanan tersebut.
    d. Pemilihan gambar.
    Dalam kegiatan periklanan lebih baik menggunakan gambar tersebut karena lebih menarik perhatian konsumen. Dan dengan gambar tersebut dapat lebih banyak menceritakan sesuatu barang daripada penggunaan kata-kata yang berkepanjangan, karena hal itu menyebabkan pembaca malas untuk membaca.
    e. Pemilihan warna.
    Warna yang sangat menarik perhatian merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena itu warna yang digunakan dalam periklanan harus menyolok dan dipilih warna yang dapat menghidupkan suasana gambar pada periklanan tersebut.
    8. Syarat-syarat Untuk Melaksanakan Periklanan
    Menurut M. Manullang (2001:194) syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
    a. Mencolok
    b. Menarik
    c. Memikat hati
    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Mencolok
    Suatu advertising dikatakan mencolok bilamana advertising dikatakan mencolok bilamana advertising tersebut dapat dilihat dengan segera karena tempatnya yang spesifik.
    b. Menarik
    Menarik di sini karena pemakaian kombinasi warna yang harmonis, mungkin pula penyusunan bentuk sedemikian rupa atau karena penggunaan gambar-gambar lucu.
    c. Memikat hati
    Advertising dapat dikatakan memikat hati bilamana advertising tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada orang yang melihat, mendengar atau membacanya. Jadi agar pelaksanaan advertising dapat berhasil, maka hal-hal yang telah disebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan.
    9. Penilaian Program Periklanan
    Untuk mengetahui berhasil tidaknya promosi penjual, khususnya advertising yang akan dilaksanakan dapat digunakan beberapa metode.
    Menurut Basu Swasha DH (2006:257) metode tersebut antara lain:
    ”a. Inquiry test
    b. Recognition test.
    c. Sales result test”.
    a. Inquiry test.
    Adalah test yang dilakukan dengan meminta tanggapan atau keterangan-keterangan secara langsung kepada pendengar atau pembaca tentang barang-barang yang diadvertisingkan.
    b. Recognition test.
    Adalah test yang dilakukan dengan memberikan gambar-gambar iklan kepada segolongan individu, tanpa menyebutkan merk atau nama perusahaan. Baru kemudian mereka diminta menyebutkan atau memberikan nama merknya.
    c. Sales result test.
    Adalah test yang dilakukan dengan membandingkan hasil penjualan dari dua kota yang secara fisik dapat dikatakan sama, dimana satu menggunakan iklan, sedangkan yang satunya lagi tidak menggunakannya.
    F. Volume Penjualan
    Volume penjualan merupakan suatu jumlah yang menyatakan berapa besarnya penjualan yang dicapai perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu.
    G. Hubungan antara Periklanan dengan Volume Penjualan
    Promosi merupakan strategi yang tepat untuk digunakan dalam usaha menarik calon pembeli dan untuk membujuk agar membeli produk yang ditawarkan, hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan yang diharapkan oleh perusahaan.
    Dalam hal ini perusahaan akan menggunakan promosi yang tepat untuk merayu dan menarik calon pembeli agar membeli produknya, dimana promosi yang digunakan tersebut adalah periklanan, agar yang diharapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan tercapai. Jadi ada hubungan yang erat dan positif antara periklanan dengan volume penjualan, yaitu dengan meningkatkan kegiatan periklanan yang tepat dan baik, maka dapat meningkatkan volume penjualan.
    H. Hipotesis
    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan landasan teori, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
    ““ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”.

    Judulmu ok, tapi ingat jangan merupakan pengulangan dari Skripsi yg telah ada.

    Komentar oleh muhammad robin | Januari 11, 2011 | Balas

  80. Salam Sejahter Pak Jo,
    maaf sebelumnya proposal tentative nya terlambat.
    saya Mahasiswa Unja Fakultas Ekonomi Manajemen kelas Reguler (Kelas Pagi) G

    Nama : Muhammad Firdaus
    NIM : C1B008125

    berikut adalah proposal tentative yg saya buat.

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN MOBIL
    KEPADA PRODUK TOYOTA DI KOTA JAMBI

    1.1 Latar Belakang
    Konsep pemasaran sekarang ini menjadi lebih nyata diterapkan diberbagai macamjenis usaha yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya tingkatpersaingan untuk memperebutkan pangsa pasar yang potensial yang menjadi targetmarket dari setiap jenis usaha yang ada
    Pengaruh dari perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelakudunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh perhatian para konsumenuntuk lebih mempercayai produk yang dihasilkan oleh para pelaku bisnis tersebut.Berbagai cara serta pendekatan bisa dilakukan untuk mendapatkan simpati konsumendalam arti luas masyarakat, baik melalui peningkatan mutu produk yang di hasilkan,sarana dan prasarana yang mendukung bahkan hingga sampai menggunakan fasilitasteknologi tinggi sehingga mampu meyeimbangkandengan perkembangan sumber dayamanusia.
    Persaingan untuk memberikan yang terbaik oleh pelaku usaha kepada konsumentelah menempatkan peranan konsumen sebagai salah satu persoalan yang harus segeradapat ditangani dengan lugas oleh pelaku usaha baik dengan melakukan pendekatansecara individual maupun kelompok, sehingga denganbegitu para pelaku usaha dapatmengambil simpati para konsumen dan juga dapat mempengaruhi pertimbangan merekauntuk dapat menerima produk usaha yang dihasilkan sehingga dapat berpengaruh padaperilaku konsumen dalam pengambil keputusan mereka.
    Semakin banyaknya pelaku usaha yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenisyang beroperasi serta memproduksi dengan menawarkan berbagai macam produk/jasayang ditawarkan, membuat masyarakat sulit menentukan pilihan sesuai dengankebutuhan mereka. Oleh sebab itu, para pelaku usaha berlomba untuk meningkatkanmutu produksi sehingga dapat menarik para konsumen untuk membeli hasil produk yangditawarkan.
    Dewasa ini, keberhasilan dalam pemasaran suatu produk yang dihasilkan olehperusahaan tidak hanya dinilai dari seberapa banyak produk itu laku terjual atau seberapabanyak konsumen yang membeli produk tersebut dalam kurun tertentu atau pun menilai.
    seberapa banyak konsumen yang berhasil diperoleh, namun yang lebih diutamakan olehsetiap pelaku usaha ialah bagaimana cara mempertahankan konsumen tersebut dan jugasetiap pelaku usaha hendaknya memahami konsep-konsep dasar pemasaran, faktor-faktoryang mempengaruhi pemasaran,mengetahui informasi mengenai keinginan yangdibutuhkan konsumen serta bauran pemasaran (marketing mix) sampai penentuan sasaranpasar.
    Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah konsumen melakukan keputusanpembelian, ada proses yang dinamakan tingkah laku pasca pembelian yang didasarkanpada rasa puas dan tidak puas terhadap hasil produk yang dibeli. Rasa puas dan tidakpuas konsumen biasanya terletak pada hubungan antara harapan konsumen denganprestasi yang diterima dari produk/jasa. Bila produk/jasa tidak memenuhi harapankonsumen, konsumen akan merasa tidak puas, sehingga dimasa yang akan datangkonsumen tidak akan melakukan pembelian ulang, bahkan sebaliknya jika konsumenmerasa puas dengan hasil produk yang dibeli kemungkinan besar mereka akanmelakukan pembelian ulang dengan jumlah yang lebih banyak.
    Di lain pihak seperti halnya yang sudah disebutkan, apabila sebuah produk/jasamelebihi harapan konsumen, konsumen akan merasa puas dan akan melakukanpembelian ulang. Hal ini merupakan perilaku konsumen dimana suatu tindakan nyatabagi konsumen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yangdapat mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang/jasa yangdiinginkannya.
    Perilaku konsumen terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain keyakinan konsumen terhadap produk yang bersangkutan, keyakinan terhadapreferen serta pengalaman masa lalu konsumen. Bahkan berkaitan dengan keinginankonsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tersebut, istilah dikenal minat beli.Minat beli merupakan bagian terpenting dari proses menuju ke arah tindakan pembelianyang dilakukan oleh seorang konsumen. yang merupakan bagian dari kajian perilakukonsumen.
    Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai perilaku yang ditunjukkan olehorang-orang, dalam hal merencanakan, mempertimbangkan, membeli dan menggunakanbarang-barang atau jasa-jasa yang ditawarkan oleh setiap pelaku usaha. Dengan demikian
    dapat disimpulkan perilaku konsumen terdiri dari aktivitas-aktivitas yang melibatkanorang-orang sewaktu sedang menyeleksi, mempertimbangkan, membeli danmenggunakan produk-produk dan jasa-jasa, sedemikian rupa sehingga hal tersebut dapatmemberikan kepuasan bagi mereka sehingga terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dankeinginan-keinginan mereka.
    Minat beli setiap seseorang dapat ditingkatkan dengan memperhatikan beberapafaktor, antara lain faktor psikis yang merupakan faktor pendorong yang berasal daridalam diri konsumen itu sendiri yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dansikap, selain itu faktor sosial yang merupakan proses dimana perilaku seseorangdipengaruhi oleh keluarga, status sosial, dan kelompok acuan, kemudian pemberdayaanbauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan juga distribusi.Perilakukonsumen pasca pembelian sangat penting bagi suatuperusahaan. Dengan demikianperilaku konsumen dapat mempengaruhi orang atau pihak lain dengan ucapan-ucapanmereka tentang suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
    Bagi semua perusahaan, baik yang menjual produk maupun jasa, perilakukonsumen pasca pembelian, akan menentukan minat konsumen apakah mereka akanmembeli lagi produk/jasa perusahaan yang ditawarkan tersebut. Ada kemungkinankonsumen tidak akan membeli produk/jasa perusahaan yang ditawarkan lagi setelahmereka merasakan ketidaksesuaian kualitas produk/jasa yang didapatkan dengankeinginan atau apa yang digambarkan sebelumnya.
    Berkaca dari pesatnya perkembangan bidang usaha industri tersebut, hal iniberpengaruh kepada semakin meningkatnya tarap hidup dan keinginan yang dicapai olehmasayakat, ini terbukti dalam dari beberapa tahun yang lalu permintaan masyarakat atassuatu produk yang dihasilkan oleh beberapa pelaku usaha terus meningkat, sebagaicontoh yaitu meningkatnya perhatian dan permintaan masyarakat terhadap produkotomotif dalam hal ini mobil.

    1.2 Rumusan Masalah
    Dari latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalampenelitian ini adalah : Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalampembelian mobil pada PT.TOYOTA ASTRA MOTOR

    1.3Tujuan Dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    a. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangankonsumen dalam pembelian mobil PT.TOYOTA ASTRA MOTOR di jambi

    b.Untuk dapat berguna atau bermanfaat bagi pihak manajemen perusahaan (PT.TOYOTA ASTRA MOTOR) dalam menentukan berbagai kebijakan dalam pemasaran.
    c.Menjadi bahan acuan dalam perkembangan penjualan serta pemasaran mobil
    bagi perusahaan yang akan datang.
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Adapun Mmanfaat penelitian ini adalah :
    a.Sebagai sarana dan media untuk mengembangkan ilmu pengetahuandan sebagai bahan literature untuk menambah wacana baru bagi dunia akademis
    b.Sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat sertastrategi dalam mempengaruhi dan mengetahui pengambilan keputusanoleh konsumen yang dilihat dari prilaku pembelian konsumen.
    c.Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam hal menambah
    pelanggan yang potensial

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Pemasaran ( Marketing )
    Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang berbeda dengankegiatan bisnis lainnya. Pada kegiatan pemasaran para manajer berurusan dengankonsumen, baik konsumen intern perusahaan maupun konsumen ekstern perusahaan.Para manajer dituntut untuk dapat memahami konsumen, dengan demikian paramanajer dapat menyediakan produk atau jasa yang sesuai dengan keinginankonsumen. Tidak hanya sampai di situ saja, para manajer harus mampu menciptakankomunikasi yang efektif dengan konsumennya sehubungan dengan produk atau jasayang dihasilkan oleh perusahaan yang dipimpinnya. Selain itu, para manajer harusmampu menggerakkan perusahaannya untuk mengantarkan produk atau jasa sampaidinikmati oleh konsumen. Tujuan akhir dari semua kegiatan itu agar tercipta kepuasan
    konsumen, yaitu seluruh komponen yang terlibat dengan kegiatan bisnis perusahaan,
    sehingga kegiatan tersebut dapat menguntungkan perusahaan danstakeholder-nya.
    2.1.1 Pengertian Pemasaran
    Nenek moyang manusia melakukan pertukaran barang atau jasa (barter)untuk memenuhi kebutuhan mereka pada saat itu. Jalur sutra, yang terbentang mulaidari Cina, India, Timur Tengah, sampai ke Eropa ( Venetia di Itali ) merupakan jalurperdagangan dunia yang terkenal pada tempo dulu. Pada saat ini seluruh kegiatantersebut kita kenal sebagai kegiatan pemasaran. Kotler dan Armstrong ( 6: 2001 ),mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut:
    “Marketing as social and managerial process whereby individuals andgroups obtain what they need and want through creating and exchangingproducts and value with others.”
    Pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial dimana setiap individuatau kelompok bisa mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui kegiatanmenghasilkan dan melakukan pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.
    Kinnear, Bernhardt, Krentler (6:2003), mendefinisikan pemasaran
    sebagai berikut:
    “Marketing is the process of planning and executing the conception,pricing, promotion, and distribution of ideas, goods and services to createexchanges that satisfy individual and organizational objectives.”
    Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan keputusansebuah konsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-ide,barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskantujuan individu atau tujuan organisasi.
    Dari kedua definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pemasaranmerupakan suatu proses sosial dan manajerial (perencanaan dan pelaksanaan) dalamkonsep, menetapkan harga, melakukan promosi, dan mendistribusikan ide-ide,barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memuaskankebutuhan dan keinginan setiap komponen yang terkait dalam kegiatan bisnis
    perusahaan (baik individu maupun kelompok), agar tujuan akhir yang
    menguntungkan perusahaan tercapai.
    2.1.2.Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
    Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P (Product, Price, Place, dan
    Promotion):
    1. Product / Produk
    Menurut Kotler (597:2001), yang dimaksud dengan produk adalahsesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli,digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan.Yang dimaksud dengan produk adalah objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dangagasan.
    2. Price / Harga
    Menurut Kotler (559:2001), yang dimaksud dengan harga adalah jumlahuang yang harus dibebankan atas suatu produk atau jasa. Secara lebih luas, hargaadalah jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki ataumenggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan hal penentu yang utamadalam pilihan pembeli.
    3. Place / Saluran Distribusi
    Menurut Kotler (6:2001), yang dimaksud dengan saluran distribusi adalahseperangkat atau sekelompok organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalamproses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan ataukonsumsi oleg konsumen atau pengguna industrial.
    4. Promotion / Promosi
    Menurut Kotler (105: 2001), pemasaran modern tidak hanya memerlukanpengembangan produk yang baik, pebetapan harga yang menarik, dan membuatnyatersedai bagi konsumen sasaran, tetapi juga harus bisa mengadakan komunikasidengan konsumen-konsumennya. Mengadakan komunikasi dengan konsumententang, produk yang dibuat, harga yang ditetapkan, dan saluran distribusi yangdisediakan oleh perusahaan inilah yang disebut dengan promosi.

    Firdaus, judulmu terlalu luas, bagaimana kalau ambil salah satu aspek saja, misalnya perawatan, promosi penjualan dll sehingga lebih mudah dikuasai.

    Komentar oleh Muhammad Firdaus | Januari 11, 2011 | Balas

  81. ALISIS STRATEGI BERSAING DAN FAKTOR PENGHAMBAT BERKEMBANGNYA USAHA TRAVEL ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DAN ANTAR KOTA DALAM PROVINSI (AKDP) PADA PO.KERINCI MULYA JAMBI

    DISUSUN OLEH:
    DIKKY ALAM M
    ERC1B008053

    DOSEN PEMBIMBING:
    JOHANES SIMATUPANG

    FAKULTAS EKONOMI EKSTENSI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2011

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sesuai dengan perubahan jaman dan tuntutan hidup masyarakat di era globalisasi ini yang mana semakin bertambahnya kebutuhan hidup dan dengan lapangan kerja semakin sedikit pada suatu daerah serta tempat pendidikan perguruan tinggi negri yang jauh,hal ini mengundang banyak orang untuk melakukan kegiatan diluar daerah sendiri dan merupakan peluang bagi para penjual jasa perjalanan antar kota/travel untuk mengembangkan usaha atau membuka usaha jasa yang baru dengan memberikan kepuasan dan kenyamanan para pelanggan dalam perjalanan ditambah lagi belum ada transportasi udara yang menghubungkan antar kota dan ini merupakan suatu acuan semangat bagi para usahawan untu membuka usaha jasa travel angkutan darat.
    Seperti kita ketahui saat ini terdapat banyak sekali perusahaan jasa/travel jurusan jambi-kerinci yang jumlah armada nya lumayan banyak dan dengan jadwal keberangkatan pada jam yang sama tetapi tiap perusahaan tidak mempunyai pendapatan yang sama setiap harinya. Hal ini disebabkan oleh fanatiknya para pengguna jasa perjalanan ini pada setiap perusahaan jasa yang ada di jambi. Karena kepuasan yang dirasakan setiap pelanggan terhadap perusahaan mendapat penilaian dan persepsi yang berbeda beda tentunya dari para pelanggan. Mulai dari pelayanan dan waktu perjalanan serta kenyamanan dalam perjalanan.
    Beberapa faktor penghambat berkembangnya usaha jasa pada salah satu travel yaitu Po.Kerinci Mulya yaitu:
    1. kurangnya perawatan kendaraan yang mengakibatkan ketidak nyamanan para pengguna jasa /penumpang dalam perjalanan.
    2. Ditambah lagi jalan yang menghubungkan antara kota bangko dan sungai penuh yang sebagian rusak berat,sebagian lagi masih dalam perbaikan.
    3. Sikap dari para pelaku jasa seperti para sopir yang kadang sedikit kurang sopan kepada pelanggan.
    4. Jadwal keberangkatan yang kadang tertunda.
    5. Keramahan dari kasir atau para pengurus travel dalam berkomunikasi langsung maupun via telepon.
    6. Permasalahan dalam perjalanan akibat kelalaian dan masih banyak lagi permasalahan lain.
    Beberapa contoh di atas mendapatkan respon yang berbeda dari setiap pelanggan/penumpang.dan keluhan keluhan tersebut bila di abaikan maka akan berdampak negatif bagi perkembangan suatu usaha.
    Perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan pelanggan semakin besar jika keluhan terabaikan. Persaingan yang semakin ketat dimana banyak orang yang yang terlibat dalam memberikan kepuasan pelanggan, menyebabkan setiap perusahaan jasa harus menempatkan orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dan diyakini sebagai kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penanganan keluhan dan tarif jasa dengan harga bersaing.
    Kepuasan menurut Jhon dan Michael (1998, p4.4) pelanggan mengalami salah satu dari tingkat kepuasan yang umum, kalau kinerja di bawah harapan pelanggan akan kecewa, kalau kinerja sesuai dengan harapan pelanggan puas, kalau melebihi harapan pelanggan sangat puas atau gembira.
    Kepuasan menurut Kotler (2000:36) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada umumnya harapan dari pelanggan merupakan perkiraan/ keyakianan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila mereka membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan ini mendatangkan keuntungan karena biaya mendapatkan pelanggan baru lima kali lebih tinggi daripada mempertahankan yang sudah ada.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
    1. Banyaknya para pelaku usaha jasa travel jurusan jambi – kerinci yang menawarkan jasa nya kepada konsumen dan saling bersaing.
    2. Kenyamanan pelanggan dalam perjalanan merupakan hal penting dalam kesuksesan suatu usaha jasa.
    3. Bagaimana cara mempertahankan pelanggan lama dan pelanggan tersebut dapat memberikan informasi kepada orang lain sebagai pelanggan baru.

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:
    1. Untuk mengetahui prilaku pelanggan baru dan pelanggan lama dalam penggunaan produk jasa travel (Po.Kerinci Mulya) serta kepuasan yang dirasakan.
    2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi prilaku pelanggan/penumpang dalam menggunakan jasa travel (Po.Kerinci Mulya).
    3. Mencari cara atau strategi baru dalam menjalankan bisnis jasa travel.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan jasa dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang jasa untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam benyak usaha jasa dewasa ini, promosi jasa memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan. Promosi atau memasarkan jasa merupakan imbal vital sebagai strategi perusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan kepuasan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau imb juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan,kebutuhan dan kepuasan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pelayanan yang memuaskan. Hal ini sangat penting bagi para pengurus usaha untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, pengurus akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi,seta siap dalam menghadapi persaingan.
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definisi di atas dapat dilihat bahwa ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan merasakan jasa yang di berikan dan kepuasan.
    Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.
    Sedangkan pemasaran menurut beberapa ahli yaitu:
    Menurut WY. Stanton Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh imbal yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang imb memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. (Fundamental of marketing, 1997) Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen.
    Menurut Philip dan Duncan Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen. (pemasaran, 2001).
    Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
    Menurut Organisasi.Org Marketing atau Pemasaran adalah suatu perpaduan dari aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan tertentu. Dengan adanya pemasaran konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasaran sehingga akan ada banyak waktu konsumen untuk kegiatan yang dikuasai atau disukai.
    Menurut Kotler Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. (manajemen pemasaran 2000).
    Menurut Badroni Yuzirman (TDA Community) pemasaran adalah bagaimana merayu agar prospek tahu, tertarik dan membeli produk/jasa kita sesring dan sebanyak mungkin dan merekomendasikannya kepada prospek lain.
    Jadi menurut dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa dalam menjalankan suatu usaha harus mengutamakan kepuasan pelanggan dan melakukan pemasaran jasa dengan semua media yang ada,jadi proses pengembangan usaha dapat berjalan efektif dan efisien.

    2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    • Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen.
    Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar.

    • Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu :
    1. Kelompok acuan. adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang.
    2. Keluarga. sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
    3. Peran. meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan.
    • Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang.

    • Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    Judulmu ok, tapi pendekatan terhadap strategi bersaing harus lebih baik. baca kuliah bapak tentang bersaing dan posisi yang berkelanjutan.

    Komentar oleh dikky alam m | Januari 11, 2011 | Balas

    • ok pak…
      nanti saya perbaiki..

      Komentar oleh dikky alam m | Januari 13, 2011 | Balas

  82. TUGAS SEMESTER METODE PENELITIAN
    BAB 1

    NAMA : DIAN SURYATI
    NIM : ERC1B008085

    FAKULTAS EKONOMI
    JURUSAN MANAJEMEN
    PROGRAM EKSTENSI
    UNIVERSITAS JAMBI

    BAB 1
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Meningkatnya perekonomian menyebabkan berdirinya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang, misalnya bidang kerajinan, makanan, kesehatan, transpotasi dan lain sebagainya. Perusahaan ini dapat berupa perusahaan kecil maupun perusahaan besar, baik yang berskala nasional maupun yang berskala internasional. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini berupa barang maupun jasa, dimana produk ini akan dipasarkan ke konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
    Untuk menjalankan kegiatan perusahaan, maka perusahaan harus mampu mengelola fungsi operasional perusahaannya secara optimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan-tujuan tersebut antara lain untuk memperoleh keuntungan, menjamin kelangsungan hidup perusahaan, pertumbuhan yang terus-menerus dan kesan positif (image) di mata masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan maka perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin dalam mengolah aktivitas-aktivitas secara efektif dan efisien. Setiap tujuan yang akan dicapai haruslah melakukan suatu aktivitas yang harus ditunjang oleh suatu fungsi operasional. Salah satu fungsi operasional yang sangat penting bagi setiap perusahaan adalah fungsi pemasaran. Fungsi pemasaran merupakan salah satu faktor penting dan ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan.
    Kegiatan pemasaran merupakan salah satu untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Proses kegiatan dimulai dari jauh sebelum produk dihasilkan dan tidak berakhir dengan penjualan melainkan kepada penciptaan loyalitas dalam bentuk pengulangan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari adanya usaha perusahaan untuk menegetahui dan merumuskan apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan oleh konsumen, menciptakan produk (barang/jasa), memasarkan produk yang dihasilkan, dan menciptakan respon dari para konsumennya.
    Salah satu cara agar pemasar dapat mengetahui perilaku konsumen adalah dengan mempelajari kepuasan dari konsumen yang menjadi sasaran perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah konsumen tersebut menerima atau menolak suatu produk yang ditawarkan perusahaan.
    Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia usaha, maka perusahaan dituntut untuk tidak hanya mampu menciptakan produk (barang/jasa) yang unggul, namun harus mampu memasarkan produknya pada sasaran yang tepat. Produk yang dipasarkan haruslah dapat memberikan kepuasan yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, sehingga konsumen akan memilih produk yang diharapkan dapat memberikan kepuasan yang lebih.
    Salah satu usaha kecil yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah usaha pengolahan mie ayam-bakso. Usaha ini daat dijalani serius dan ternyata menguntungkan. Alasannya, mie ayam-bakso masuk ke semua kalangan, mungkin hampir semua orang Indonesia tahu dan pernah mencicipi produk olahan daging berbentuk bulat ini. Bahkan mungkin, produk ini termasuk salah satu produk yang paling banyak disantap orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dan para manula. Rasanya lezat, bergizi tinggi, dapat disantap dengan dan dalam keadaan apapun serta sangat mudah diterima oleh siapa saja.
    Untuk itu warung bakso dan mie ayam Legowo merupakan salah satu unit usaha didalamnya. Agar mendapat petunjuk mengenai perkembangan industri makanan terutama kepuasan pelanggan atau konsumen hingga bisnis ini dapat berkembang mengikuti kemajuan zaman, sudah tentu dengan rasa yang enak sesuai dengan harganya.
    Perkembangan ini tentu tidak terlepas dari kegiatan pemasaran perusahaan. Pemasaran merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting. Kelangsungan hidup perusahaan banyak ditentukan oleh sejauh mana kegiatan pemasaran berhasil menyumbangkan hasil berupa penjualan dan keuntungan dari barang dan jasa yang diproduksi.
    Dalam memasarkan produknya, perusahaan dihadapkan pada kondisi lingkungan yang bergerak dinamis termasuk berbagai jenis persaingan. Untuk menghadapi kondisi di atas perusahaan harus proaktif terhadap perkembangan yang terjadi dilingkungannya. Perusahaan memerlukan strategi dan kebijakan pemasaran yang efektif agar dapat unggul dalam persaingan dan agar dapat mengerahkan sumber daya yang dimiliki secara berhasl dan berdaya guna.
    Dewasa ini tingkat persaingan dilingkungan industri makanan relatif tinggi. Para pengusaha makanan bersaing untuk tetap eksis guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan berusaha menciptakan daya saing yang tinggi bagi para pesaingnya. Oleh karena itu persaingan tidak hanya dilakukan dalam hal produk tetapi juga harus mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut.
    Jika mutunya bagus, bakso dan mie ayam dapat dijadikan usaha yang menarik, cukup menguntungkan, dan mampu menembus pasar ekspor. Untuk menghasilkan bakso dan mie ayam yang bermutu tinggi diperlukan cara pengolahan yang baik, mulai dari penggunaan bahan bahan baku hingga menjadi makanan siap dihidangkan.
    Warung Legowo adalah suatu industri jasa yang bergerak dibidang penyediaan makanan bakso dan mie ayam serta minuman. Warung Legowo beralamat di Jl.Lingkar Timur I, Tl. Bakung, Jambi. Perlu diketahui bahwa usaha ini pertama kali bergerak dengan gerobak dorong. Demi kebutuhan hidup yang semakin mahal, pemilik usaha ini bertekad kuat mengembangkan usahanya. Usaha ini ditekuni dari tahun 2005 dengan menggunakan gerobak dorong. Pada tahun 2007 berkembang dan mulai dikenal banyak orang dan tidak lagi menggunakan gerobak dorong tetapi sudah dapat berjualan di sebuah pondok lesehan.
    Adapun data perkembangan jumlah pengunjung pada warung Legowo dalam tiga tahun terakhir, yaitu dari tahun 2007-2009 adalah sbb:
    Tabel 1. Perkembangan jumlah pengunjung di warung Legowo Tahun 2007-2009
    No. Bulan Th. 2007 Th. 2008 Th. 2009
    1 Januari 658 747 1.030
    2 Februari 652 754 1.036
    3 Maret 644 701 1.121
    4 April 587 776 997
    5 Mei 691 765 989
    6 Juni 698 769 962
    7 Juli 669 754 1.123
    8 Agustus 674 768 1.032
    9 September 694 763 1.061
    10 Oktober 688 765 1.231
    11 November 649 798 779
    12 Desember 592 603 995
    Jumlah 7.896 8.963 12.36
    Rata-rata/bulan 658 747 1.030
    Persentase (%) – 13,52 37,89
    Pemesanan Langsung (dalam warung) 6.854 7.561 10.653
    Persentase (%) – 10,31 40,89
    Sumber : Warung Legowo
    Dari tabel di atas terlihat bahwa total pengunjung di warung bakso-mie ayam Legowo pada tahun 2007 adalah 7.896 orang, tahun 2008 adalah 8.963 orang dan pada tahun 2009 adalah 12.356 orang.
    Dari jumlah pengunjung sebanyak 7.896 orang pada tahun 2007, 6.584 orang memilih memesan makanan/minuman sekaligus menikmati di dalam warung Legowo. Pada tahun 2008, dari total pengunjung sebanyak 8.963 orang, 7.561 orang memilih memesan langsung makanan/minuman sekaligus menikmati hidangan di dalam warung Legowo. Demikian juga pada tahun 2009, dari total pengunjung sebanyak 12.356 orang, 10.653 orang memilih memesan dan menikmati makanan/minuman di dalam warung Legowo.
    Fluktuasi jumlah pengunjung warung Legowo ini dimungkinkan karena mulai tumbuhnya usaha jenis dengan berbagai penawaran dan rasa yang beragam. Adapun perubahan harga makanan dan minuman di warung bakso-mie ayam Legowo dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
    Tabel 2. Perubahan harga bakso-mie ayam dan minuman di warung Legowo tahun 2007-2009
    No. Makanan / Minuman Tahun (dalam Rp)
    2007 2008 2009
    1 Mie ayam bakso 6.000 6.000 7.000
    2 Mie ayam 4.000 4.500 5.000
    3 Bakso 1 porsi 5.000 5.000 6.000
    4 Bakso ½ porsi 3.500 4.000 4.000
    5 Fanta susu 4.000 4.000 4.000
    6 Juice alpukat 4.000 4.000 5.000
    7 Es campur 3.500 4.000 4.000
    8 Es buah 3.500 4.000 4.000
    9 Es jeruk 3.000 3.000 3.000
    10 Es susu 3.000 3.000 3.000
    11 Es teh manis 2.000 2.000 2.000
    12 Kopi susu 3.000 3.000 3.000
    13 Susu 2.000 2.000 2.000
    14 Teh manis 1.500 1.500 1.500
    15 Es tawar 1.000 1.000 1.000
    16 Makanan ringan 500 1.000 1.000
    17 Kopi 1.500 1.500 1.500
    18 Es dogan 3.500 3.500 3.500
    Harga rata-rata 3.028 3.194 3.361
    Persentase Kenaikan (%) – 5,4 5,2
    Sumber : Warung Legowo
    Data tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2007-2009 harga menu di warung Legowo mengalami kenaikan, yaitu dari harga rata-rata Rp. 3.028 menjadi Rp 3.194 atau persentase kenaikan sebesar 5,4 %. Demikian juga dengan harga pada tahun 2004 ke tahun 2005, harga rata-rata menu mengalami kenaikan yaitu Rp 3.194 nak menjadi Rp 3.361 tahun 2005 atau dengan persentase kenaikan 5,2 %.
    Perubahan jumlah pengunjung pada warung Legowo dari tahun 2007-2009 diungkinkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan rasa pada makanan dan minuman yang disajikan warung Bakso Legowo.
    Sejalan dengan ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mencoba untuk menganalisis kepuasan pelanggan pada warung bakso-mie ayam Legowo, dan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul “Analisis Kepuasan Pelanggan di Warung Bakso-Mie Ayam Legowo”.

    1.2 Perumusan Masalah
    Warung bakso dan mie ayam Legowo merupakan badan usaha perseorangan serta bergerak dalam bidang industri jasa makanan yaitu bakso dan mie ayam. Warung Legowo menghasilkan produk produk berupa makanan bakso dan mie ayam ditambah beberapa jenis minuman.
    Bila dilihat dari jumlah pengunjung pada warung Legowo mengalami fluktuasi. Jumlah pengunjung setiap bulannya mengalami fluktuasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam warung Legowo, salah satunya adalah rasa nikmat pada bakso dan mie ayam di tiap porsinya.
    Sebagai usaha menselaraskan antara produk yang dihasilkan oleh warung Legowo dengan selera konsumen, maka perlu adanya beberapa perubahan rasa sehingga mempengaruhi jumlah pengunjung pada setiap bulannya, hal ini diperlukan untuk mempertahankan pengunjung yang sudah ada sehingga dapat lebih meningkatkan volume penjualannya.
    Warung Legowo merupakan industri jasa yang bergerak di bidang penyediaan makanan dan minuman. Dalam dua tahun terakhir perkembangan jumlah pengunjung cenderung berubah-ubah. Tahun 2007 jumlah pengunjung warung Legowo meningkat 13,52 %, sedangkan tahun 2007 jumlah pengunjung sebesar 37,8 % naik sekitar 23,37 % dari tahun sebelumnya. Kenaikan jumlah pengunjung tersebut dipengaruhi oleh harga yang ditawarkan masih standar dan sudah tentu didukung oleh harga yang ditawarkan masih standar dan sudah tentu didukung dengan peningkatan pelayanan kepada konsumen.
    Berdasarkan hal tersebut, peneliti merumuskan masalah “Bagaimana kepuasan pelanggan di Warung Bakso dan Mie Ayam Legowo?”.

    1.3 Tujuan dan Manfaat
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    a. Untuk menganalisis kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh warung bakso dan mie ayam Legowo di Jambi
    b. Untuk menganalisis pemahaman karyawan kepada kepuasan pelanggan pada warung bakso dan mie ayam Legowo di Jambi
    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberika manfaat sebagai berikut:
    a. Dengan hasil peneitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi warung bakso dan mie ayam Legowo di Jambi dan sebagai bahan pertimbangan dalam mencapai kepuasan pelanggan dimasa yang akan datang
    b. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan sejenis dalam menghadapi masalah yang sama

    Dian coba cari objek yg lebih luas, jangan warung bakso. Kalau skripsi mu nanti dibaca orang diharapkan ada kepuasan.

    Komentar oleh dian suryati | Januari 11, 2011 | Balas

  83. nama:irhamni rafiki
    nim : c1b008073

    bab 1
    1.1 latar belakang penelitian

    perkembangan dunia usaha akhir-akhir ini di tandai dengan semakin tajamnya persaingan yang ada, terutama perusahaan yang menghasilkan produk yang sejenis. hal ini mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba menawarkan produknya kepada konsumen.
    untuk mencapai tujuannya tersebut, maka perusahaan di tuntut untuk berusaha meningkatkan penjualannya,hal ini mengingat bahwa tidak ada satu pun perusahaan yang mampu bertahan bila tidak mampu malakukan penjualan produknya oleh karena itu untuk meningkatkan penjualan diperlukan strategi pemasaran yang tepat.
    strategi pemasaran yang tepat akan menunjang keberhasilan perusahaan merebut pasar sasaran,dengan demikian maka penjualan akan meningkat dengan sendirinya. memperkenalkan produk pada konsumen merupakan hal yang penting walaupun produk yang di hasilkan berkualitas tinggi namun apabila produk tersebut tidak dikenali konsumen akan menyebabkan konsumen tidak akan melirik bahkan membelinya.
    seiring dengan semakin tumbuhnya kegiatan perdagangan dan penyediaan kebutuhan konsumen maka persaingan di bidang perdagangan penyedia kebutuhan masyarakat di kota jambi semakin meningkat. perdagangan kebutuhan masyarakat atau sering di sebut dengan riteil di kota jambi dapat di lihat dari semakin meningkatnya jumlah swalayan dan mini market yang berada pada lokasi-lokasi yang strategis dan menguntungkan.
    meningkatnya jumlah swalayan dan mini market di kota jambi jelas membawa keuntungan yang besar bagi konsumen. karena konsumen dapat melakukan berbagai pilihan yang sesuai dengan harga dan selera yang diinginkan.
    peningkatan jumlah swalayan dan mini market jelas membawa konsekuensi yaitu ketatnya persaingan bisnis retail di kota jambi.hal ini menuntut pengelolanya untuk mampu meningkatkan efisiensi dan menberikan pelayanan yang terbaik kepada pembeli. salah satu swalayan di kota jambi adalah swalayan abadi yang berlokasi di pasar jambi. keberadaan swalayan abadi semakin membuat persaingan bisni retail di kota jambi menjadi semakin ketat.swalayan abadi sebagai salah satu bisnis retail yang ada di kota jambi menyadri bahwa persaingan bisnis retail yang ketat dapat menyebabkan kerugian pada pihak perusahaan apa bila tidak dikelola dengan baik.
    selama kurun waktu 2002-2006 jumlah kunjungan konsumen perminggu pada swalayan abadi menunjukan fluktuasi.tahun 2002 jumlah kunjungan sebanyak 1.568 kali,kemudian mengalami peningkatan menjadi 1582 kali kunjungan pada tahun 2003 dan kembali meningkat menjadi 1.614 kali kunjungan pada tahun 2004, pada tahu 2005 mengalami peningkatan menjadi 1.652 kali kunjungan,sedangkan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 1624 kali. terjadi nya penurunan kunjngan pada tahun 2006 tidak dapat di biarkan begitu saja karena jumlah kunjungan pada swalayan abadi tentu saja akan mempengaruhi omzet penjualan.
    oleh karena itu swalayan abadi jambi sebagai usaha perdagangan retail harus melaksanakan aktivitas pemasaran yang efektif dan efisien.hal ini memerlukan manajemen pemasaran yang aplikasinya berdasarkan konsep-konsep pemasaran agar perusahaan dapat memperkuat hubungan bengan konsumen yang telah ada serta memenangkan persaingan dan merebut konsumen baru.
    berdasarkan dari uraian diatas,maka saya tertarik untuk membahas lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN PADA SWALAYAN ABADI”
    1.2 rumusan masalah
    terjadinya penurunan jumlah kunjungan perminggu pada tahun 2006 sebanyak 28 orang atau 1,69 persen di bandingkan tahun sebelumnya pada tahu 2005 maka di perlukan adanya perbaikan dan peningkatan pelayanan dengan meningkatnya kepuasan konsumen untuk berbelanja pada swalayan abadi.
    1.3tujuan penelitian
    1. untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada swalayan abadi
    2. untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan pada swalayan abadi
    1.4manfaat penelitian
    1.secara praktis hasil penelitian ini diharap kan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak swalayan abadi jambi guna meningkatkan pelayanan di masa yang akan datang
    2.secara akademis hasil penelitian ini di harapkan menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya dalam pembahasan yang berbeda.

    BAB 11
    LANDASAN TEORI

    1.kata ekonomi berasal dari bahasa latin yaitu oikos dan nomos yang berarti aturan rumah tangga
    2.ilmu ekonomi menurut wiliamson adalah suatu studi tentang perilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif penggunaan
    3. manajemen menurut hani t. handoko manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasn usaha-usaha para anggota organisasi dan sumber daya organisasi yang telah di tetap kan
    4. pemasaran menurut j.STANTON adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang direnncanakan untuk menentukan harga,mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa.
    5. menurut philip kotler manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,penetapan harga, promosi dan distribusi barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorang dan organisasi
    6. menurut kamarudin sastra dipoera analisis adalah kegiatan berfikir ,mempelajari bagian-bagian komponen atau elemen dari suatu keseluruhan untuk masing-masing bagian komponen atau elemen itu sendiri
    7.menurut philip kotler kepuasan adalah perasaan senang,kecewa seseorang yang berasal suatu produk dah harapan-harapanya, jadi kepuasan adalah perasaan yang dialami oleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu produk dengan membandingkan kinerja dan harapannya.
    8.menurut basu swastha konsumen ialah individu yang melakukan pembelian untuk kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya
    1.3 METODOLOGI PENELITIAN
    1.3.1 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpul data informasi yang relevan dengan masalah yang di teliti.
    1.3.2 jenis dan sumber data
    1.data primer
    2. data sekunder
    3.wawancara
    4. kuesioner
    1.3.3 metode pengumpulan data
    1. penelitian kepustakaan
    dalam hal ini yang di pelajari adalah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian
    2. penelitian lapangan
    metode ini melakukan penelitian langsung kepada objek yang diteliti yaitu konsumen.penelitian lapangan ini dilaksanakan dengan cara-cara sebagai berikut.
    a.observasi atau mengadakan pengamatan langsung kepada objek yang ingin di teliti

    Rafiki, jelaskan dulu pelayanan yg anda maksud apa, sehingga diketahui bagaimana kaitan antara pelayanan dengan kepuasan. Artinya, kalau itu dilakukan judul anda akan menjadi spesifik.

    Komentar oleh irhamni rafiki | Januari 11, 2011 | Balas

  84. pak saya sudah ngrim beberapa kali kok gk keliatan tugas saya

    Komentar oleh Habib sa'dan | Januari 11, 2011 | Balas

    • Bib, kirim ke email bapak.

      Komentar oleh johannessimatupang | Januari 12, 2011 | Balas

      • y makasih pak,,,,,,,,,,,,,

        Komentar oleh habib sa'dan | Januari 12, 2011

  85. Salam sejahtera utk pak joe. . .
    dengan ini saya meminta permohonan maaf atas keterlambatan saya unduh proposal ini, sudikah kiranya bapak menerima proposal saya. . .

    nama : Reza Pahlevi
    Nim : C1b008144

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah Penelitian

    Mengingat semakin pesatnya pertumbuhan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, semakin bertambah banyak, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan saling berpacu agar dapat memuaskan kebutuhan konsumen dengan cara menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan keinginan konsumen. Keadaan ini mengakibatkan terciptanya persaingan sesama perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa yang sejenis.
    Untuk menghadapi persaingan ini memaksa perusahaan untuk berorientasi pada kegiatan pemasaran. Kegiatan yang dilakukan perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perusahaan di dalam meningkatkan penjualan.
    Agar tujuan perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan tercapai maka perusahaan harus mempunyai cara-cara atau metode-metode yang digunakan sebagai pedoman terutama dalam bidang pemasaran. Strategi pemasaran adalah cara yang paling tepat dalam upaya meningkatkan penjualan, caranya ialah dengan menetapkan harga, promosi serta saluran distribusi, terhadap barang dan jasa yang bisa memberikan kepuasan kepada konsumen.
    Dari beberapa strategi pemasaran tersebut di atas, promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah pemberian potongan harga merupakan bagian yang penting serta berpengaruh terhadap peningkatan hasil penjualan. Promosi dapat menambah serta mempengaruhi konsumen terhadap nilai pada barang atau jasa yang sedang diedarkan di pasaran. Kegiatan ini mendorong dan mengarahkan konsumen untuk membeli, sehingga penjualan akan meningkat sesuai tujuan yang diharapkan, selain itu pula pemberian potongan harga kepada pelanggan maupun pada saat pembelian dalam skala yang lebih besar sedikit banyak akan dapat menambah bahkan mempertahankan minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
    Dengan adanya promosi dan kebijakan harga dalam hal ini adalah potongan harga yang diberikan oleh perusahaan diharapkan penjualan akan dapat ditingkatkan. Agar perusahaan dapat menggunakan promosi dan harga secara efektif, maka sebelum mengadakan kegiatan tersebut hendaknya diadakan suatu perencanaan yang baik dengan memperhatikan segala faktor yang berkaitan dengan promosi dan kebijakan harga sehingga apa yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Tentu saja hal ini harus disesuaikan dengan maksud dari periklanan yang dapat menarik konsumen yang nantinya membuat minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan.
    Dari pengamatan yang dilakukan pada perusahaan Meubel “Putri Bangkit” Maduran Lamongan ini kebijaksanaan promosi dan potongan harga yang diberikan kurang mendapat perhatian, pelaksanaan kedua hal tersebut di rasa kurang efektif. Keadaan ini dapat memicu ini selain itu kurang dikenalnya produk-produk yang dihasilkan oleh Meubel “ Sinar Mas” Jambi ini oleh masyarakat juga akan dapat mengakibatkan perusahaan sulit bersaing dengan perusahaan sejenis. Kedua hal ini dapat menyebabkan konsumen beralih kepada produk lain yang sejenis. Bila keadaan ini tidak segera mendapat perhatian akan dapat membawa dampak negatif dalam pencapaian tujuan perusahaan.
    Pengetahuan akan bauran pemasaran yang baik dalam upaya pelaksanaan kegiatan pemasaran secara intensif menjadi faktor penting yang harus diketahui perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan menjangkau konsumen sebanyak-banyaknya. Dengan adanya penelitian tentang bauran pemasaran diharapkan bisa membantu untuk mewujudkan suatu tujuan perusahaan.
    Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik mengambil topik dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Promosi dan Potongan Harga Terhadap Penjualan Pada Perusahaan Meubel “Sinar Mas” Jambi
    B. Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
    1. Apakah Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari promosi dan potongan harga secara bersama-sama berpengaruh terhadap penjualan pada Meubel “Sinar Mas” Jambi?
    2. Dari Variabel bauran pemasaran (yang terdiri dari promosi dan potongan harga) manakah yang berpengaruh dominan terhadap penjualan produk Meubel “Sinar Mas Jambi”?
    C. Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui pengaruh dari promosi dan potongan harga terhadap penjualan produk Meubel “ Sinar Mas” Jambi
    2. Untuk mengetahui variabel yang dominan pengaruhnya terhadap penjualan produk Meubel “ Sinar Mas” Jambi
    D. Kegunaan Penelitian
    Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan bagi pihak-pihak berikut:

    1. Bagi penulis
    Untuk menerapkan teori-teori dan pengetahuan yang didapat di bangku kuliah ke dalam masalah yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan khususnya mengenai bauran pemasaran yang dilaksanakan pada suatu perusahaan.
    2. Bagi Perusahaan
    Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi perusahaan terutama sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan tujuan jangka pendek ataupun jangka panjang perusahaan khususnya dalam hal pemasaran.
    3. Bagi pihak lain
    Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi maupun sebagai acuan khususnya bagi yang berminat pada permasalahan bauran pemasaran.

    BAB II
    LANDASAN TEORI

    A. Teori Yang Melandasi Penelitian
    Dalam upaya untuk memberikan jalan keluar masalah yang dihadapi perusahaan, maka peneliti akan mengemukakan dasar-dasar teori berhubungan dengan masalah. Tujuannya adalah sebagai titik tolak untuk mencari kebenaran atau kaitannya dengan suatu masalah.
    Adapun teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan ini adalah sebagai berikut :
    1. Pengertian pemasaran
    Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa.
    Menurut Kotler (2002:9) yang diterjemahkan Ancellawati: “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
    Proses pertukaran melibatkan kerja. Penjual harus mencari pembeli, mengenali kebutuhan mereka, merancang produk yang tepat, mempromosikan produk tersebut, menyimpan dan mengangkutnya, menetapkan harganya, memberikan layanan purna jual dan sebagainya. Kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian, komunikasi, distribusi, penetapan harga dan layanan merupakan inti kegiatan pemasaran.
    Lebih lanjut mengenai pengertian manajemen pemasaran didefinisikan oleh Kotler (2002:10): “Penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai sasaran perusahaan”
    Apabila kedua definisi di atas dibandingkan maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa pada dasarnya kegiatan manajemen pemasaran meliputi proses penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam hubungannya dengan produk barang dan jasa untuk memperoleh apa yang diinginkan.
    2. Pengertian Bauran Pemasaran
    Pada dasarnya bauran pemasaran merupakan variabel-variabel yang dipakai perusahaan dalam kegiatan pemasarannya. Banyak pendapat dari para ahli yang menegaskan hal tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2001:18): “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.

    Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Saladin (1995:6): “Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat elemen pokok (product-price-place-promotion) yang terdapat dalam program pemasaran”
    Jadi program pemasaran yang efektif memadukan seluruh elemen bauran pemasaran menjadi program yang rekoordinasi yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran perusahaan. Bauran pemasaran memberlakukan sarana taktis perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di dalam pasar sasaran.
    Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dinyatakan bahwa variabel-variabel dalam bauran pemasaran merupakan sekelompok variabel yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam program pemasaran.
    3. Tinjauan Tentang Promosi
    a. Pengertian promosi
    Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.
    Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum untuk membeli barangnya. Alma (2000:135) mengatakan bahwa:
    “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.
    Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen.
    Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen adalah promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan merknya.
    b. Variabel-variabel promosi
    Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut promotional mix adalah terdiri dari periklanan, personal selling, sales promotion, public relation, publisitas, dan direct marketing. Model dari variabel-variabel itu antara lain:

    1) Periklanan (Advertising)
    Adalah “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang atau jasa oleh sponsor tertentu”. Carvens (1998:141)
    Iklan biasanya bertanggung jawab untuk menciptakan kesadaran akan suatu produk baru.
    Peranan periklanan pada pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan untuk membedakan diri perusahaan satu dengan yang lain (differentiate service) yang mendukung positioning jasa. Lupiyoadi (2001:38).

    Adapun keunggulan yang dimiliki periklanan menurut Chandra G. (2002:175) sebagai berikut:
    a) Presentasi publik, yaitu menawarkan pesan yang sama kepada banyak orang
    b) Pervasiveness, yaitu memungkinkan produsen untuk mengulang pesan berulangkali dan sekaligus memberikan kesempatan kepada audiens untuk menerima dan membandingkan pesan dari sejumlah produsen yang bersaing.
    c) Amplified Expressiveness, yaitu memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui pemanfaatan suara, gambar, warna, bentuk dan tata cahaya.
    d) Impersonality, artinya audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau merespon iklan, karena iklan lebih bersifat monolog.
    2) Penjualan langsung (Personal Selling)
    “Penjualan adalah presentasi langsung dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli, dengan maksud, untuk mendapatkan penjualan”. Carvens (1998:68).
    Sifat personal selling bisa dikatakan lebih luwes karena tenaga penjual dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing-masing calon pembeli. Selain itu, tenaga penjual juga dapat segera mengetahui reaksi calon pembeli terhadap penawaran penjualan sehingga dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian di tempat itu juga.
    Keunggulan dari personal selling ini Chandra G. (2002:176) adalah:
    a) Personal confrontation, artinya terjadi relasi langsung dan interaktif antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak dapat saling mengamati reaksi masing-masing.
    b) Cultivation, artinya memungkinkan terjadinya hubungan yang akrab antara wiraniaga dengan pembeli.
    c) Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pembeli untuk mendengar, memperhatikan, atau menanggapi presentasi wiraniaga.

    3) Promosi penjualan (Sales promotion)
    Adalah “semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang dan jasa dari produsen sampai pada akhirnya”. Lupiyoadi (2001:32).
    Promosi penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi antara lain peragaan penjualan, kontes, pemberian sampel, display titik pembelian, pemberian insentif, dan kupon. Ada tiga manfaat pokok yang ditawarkan promosi penjualan Chandra G. (2002:176):
    a) Komunikasi, yaitu memberikan informasi yang dapat menarik perhatian konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
    b) Insentif, berupa kontribusi, konsesi, atau dorongan yang dapat bernilai tambah bagi pelanggan.
    c) Invitasi, yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi pembelian.

    4) Public Relation
    “Merupakan kiat pemasaran penting lainnya dimana perusahaan itu harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi ia juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar”. Lupiyoadi (2001:32).
    Public relation berguna bagi program pemasaran antara lain dikarenakan:
    a) Membangun citra (image)
    b) Mendukung aktivitas komunikasi lainnya
    c) Mengatasi permasalahan dan isu yang ada
    d) Memperkuat positioning perusahaan
    e) Mempengaruhi publik yang spesifik
    f) Mengadakan launching untuk produk/jasa baru.
    Keunggulan yang dimiliki public relation Chandra G. (2002:176) berupa:

    a) Kredibilitas tinggi
    b) Kemampuan untuk menjangkau audies yang cenderung menghindari wiraniaga atau iklan.
    c) Memungkinkan untuk mendramatisasi perusahaan atau produk.
    5) Publisitas
    Menurut Tjiptono (2002:228): “Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu.”
    Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas lebih baik karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan.
    6) Direct marketing
    “Sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang dapat memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi”. Tjiptono (2002:178).
    Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan baik melalui telepon, pos, atau datang langsung ke tempat pemasar. Meskipun demikian direct marketing juga menghadapi masalah-masalah seperti orang terganggu karena penjualan yang agresif, timbulnya citra buruk bagi industri bila ada salah satu direct marketer yang menipu pelanggannya, mengganggu privasi orang lain, dan kadangkala terjadi pula ada beberapa direct marketer yang memanfaatkan atau mengeksploitasi pembeli impulsif atau pembeli yang kurang mengerti teknologi.
    c. Alternatif media
    Secara umum media yang tersedia dapat dikelompokkan menjadi media cetak, media elektronik, media luar ruang, dan media lini bawah. Tjiptono (2002:181).
    1) Media cetak
    Yaitu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam putih. Media cetak terdiri atas surat kabar, majalah, tabloid, brosur, selebaran, dan lain-lain.
    2) Media elektronik
    Yaitu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa digunakan bila ada jasa transmisi siaran. Bentuk-bentuk media elektronik seperti televisi, radio.

    3) Media luar ruang
    Yaitu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di tempat-tempat terbuka seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian, atau tempat-tempat khusus lainnya seperti di dalam bis kota, gedung, pagar tembok, dan sebagainya. Jenis-jenis media luar ruang meliputi billboard, baliho, poster, spanduk, umbul-umbul, balon raksasa dan lain-lain.
    4) Media lini bawah
    Yaitu media-media minor yang digunakan untuk mengiklankan produk. Umumnya ada 4 macam media yang digunakan dalam media lini bawah, yakni:
    a) Pameran, umumnya pameran terdiri atas 2 jenis yaitu pameran sambil berdagang dan pameran tanpa berdagang.
    b) Direct Mail, merupakan segala bentuk periklanan yang digunakan untuk menjual barang secara langsung kepada konsumen, baik melalui surat, kupon yang disebarkan di berbagai media cetak, maupun melalui telepon.
    c) Point of purchase, merupakan display yang mendukung penjualan dengan tujuan memberi informasi, mengingatkan, membujuk konsumen untuk membeli secara langsung, dan menjajakan produk.
    d) Merchandising Schemes, berguna untuk mempertahankan pembelian lewat celah-celah yang dilupakan. Misalnya kepada konsumen yang berbelanja diberikan hadiah ekstra, potongan harga, dan kupon hadiah yang dapat langsung ditukarkan.
    e) Kalender, merupakan salah satu media lini bawah yang sangat populer karena memiliki berbagai fungsi diantaranya sebagai penanggalan, mencatat janji, dan untuk menyimpan catatan-catatan penting lainnya. Bentuk-bentuk seperti kalender dompet, kalender meja, kalender buku (agenda), kalender dinding, kalender perdagangan, dan kalender harian.
    d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi
    Perusahaan dalam menjalankan kegiatan promosi harus mempunyai suatu dasar yang tepat serta sesuai dengan tujuan perusahaan. Namun perlu diketahui agar tujuan promosi perusahaan bisa tercapai haruslah mempertimbangkan beberapa faktor. Menurut Basu Swastha DH (1999:356) faktor-faktor yang mempengaruhi promosi adalah:
    1) Dana yang digunakan untuk promosi
    2) Sifat pasar
    3) Jenis produk
    4) Tahap daur hidup produk
    Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan maksud dari faktor-faktor tersebut.
    1) Dana yang digunakan untuk promosi
    Jumlah dana atau uang yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi promotional mix. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya akan lebih efektif dan tidak terbatas dibandingkan dengan perusahaan yang dananya lebih kecil.
    2) Sifat pasar
    Beberapa macam sifat pasar yang mempengaruhi promotional mix meliputi:
    a) Luas pasar secara geografis
    Perusahaan yang hanya mempunyai pasar lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional atau internasional. Bagi perusahaan yang mempunyai pasar lokal mungkin sudah cukup menggunakan personal selling saja, tetapi bagi perusahaan yang mempunyai pasar nasional paling tidak harus menggunakan periklanan.
    b) Konsentrasi pasar
    Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbeda-beda dan konsentrasi secara nasional.
    c) Macam pembeli
    Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh obyek atau sasaran dalam kampanye penjualan apakah pembeli industri, konsumen rumah tangga atau perantara dagang. Sering perantara dagang ikut menentukan atau ambil bagian dalam pelaksanaan program promosi perusahaan.
    3) Jenis produk
    Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi juga oleh jenis produknya, apakah barang konsumsi atau barang industri. Dalam mempromosikan barang konsumsi juga macam-macam, apakah barang konvenien, shoping atau barang spesial. Pada barang industripun juga demikian, cara mempromosikan instalasi akan berbeda dengan operating supplies. Untuk barang konvenien biasanya perusahaan menggunakan periklanan. Hal ini begitu memerlukan demonstasi atau penerangan. Sedangkan strategi promosi untuk barang industri seperti instalasi atau barang industri yang berharga cukup tinggi biasanya menggunakan personal selling.
    4) Tahap daur hidup produk
    Dalam hal ini siklus kehidupan barang melalui beberapa tahap, yaitu:
    a) Tahap Awal, pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang dijual umumnya barang baru, karena masih berada pada tahap permulaan biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agresif dan menitik beratkan pada merk penjual. Disamping itu, distrbusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
    b) Tahap pertumbuhan
    Dalam tahap pertumbuhan ini kurve penjualan dan kurve laba semakin meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Disini pesaing, sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan sedikit pada harga jualnya.
    c) Tahap kedewasaan dan kejenuhan
    Pada tahap ini penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap-tahap ini kurve laba mulai menurun baik laba produsen maupun laba pengecer. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Penjualan dengan cara tukar tambah sering pula terjadi. Usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan dan pada tahap kejenuhan, perusahaan sudah lebih banyak mempertimbangkan usaha periklanan produk baru. Disini penggunaan penyalur yang baik juga sangat menentukan.
    d) Tahap kemunduran
    Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami keusangan dan harus diganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang yang lama. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang, tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti barang-barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas. Alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan menurun antara lain:
    (1) Memperbaharui barang (dalam arti fungsinya)
    (2) Meninjau kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
    (3) Menghilangkan ukuran, warna dan model yang kurang baik
    (4) Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang ada.
    (5) Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

    Reza, judul anda ok saja dan usulannya panjang. Namun harus lebih jeli melihat apa yg penting. Pelajari juga judul yg pernah ada dan lihat faktanya apakah sesuai dg kondisi yg ada. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh Reza Pahlevi | Januari 11, 2011 | Balas

  86. salam super pak jo ,,,saya mahasiswa ektensi ..ini adalah tugas proposal tentatip saya ..Nama : ahmad rizal nazori
    Nim : ercib008005
    Jurusan : manajemen sem 5,,,ektensi

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Di era globalisasi, kondisi perekonomian mengalami kemajuan yang signifikan. Kemajuan yang ditandai dengan canggihnya tekhnologi yang diciptakan, berdampak pada laju perekonomian dunia yang semakin pesat. Apabila suatu perusahaan ingin bertahan dan berkembang dalam persaingan yang ketat, maka perusahaan harus meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya yang dimilikinya termasuk sumber daya manusia dan sistem manajemennya.
    Sumber Daya Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam perusahaan karena manusia mampu menciptakan berbagai macam inovasi dan merupakan komponen utama dan sebagai motor penggerak dalam setiap kegiatan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya suatu perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang independen, sedangkan faktor lainnya (non manusia) merupakan faktor produksi yang dependen. Dikatakan independen karena manusia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap faktor produksi yang lain, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Keberhasilan dalam proses operasional perusahaan tidak hanya tergantung pada lengkapnya peralatan yang dimiliki, tetapi juga pada manusia (karyawan) yang menjalankan peralatan tersebut.
    Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor paling dominan bagi perusahaan. Tenaga kerja atau karyawan memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, sebab perusahaan tidak akan maju dan berkembang tanpa ditunjang oleh kemampuan tenaga kerja atau karyawan sekalipun perusahaan tersebut mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih.
    Kontribusi karyawan bagi perusahaan sangat dominan, karena karyawan adalah penghasil kerja bagi perusahaan, maksudnya adalah setiap pekerjaan dalam perusahaan selalu dilaksanakan karyawan. Berhasil tidaknya suatu perusahaan banyak bergantung pada unsur manusia yang melakukan pekerjaan sehingga perlu adanya balas jasa terhadap karyawan sesuai dengan sifat dan keadaannya. Seorang karyawan perlu diperlakukan dengan baik agar karyawan tetap bersemangat dalam bekerja. Pimpinan perusahaan dituntut untuk memperlakukan karyawan dengan baik dan memandang mereka sebagai manusia yang mempunyai kebutuhsn baik materi maupun non materi serta harus mengetahui, menyadari dan berusaha agar dapat memenuhi kebutuhan karyawannya, sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan harapan perusahaan.
    Dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. salah satu masalah yang perlu diperhatikan adalah pemberian kompensasi bagi karyawan. Setiap perusahaan tentu menginginkan agar produktivitas kerja dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan, bahkan dapat terus mengalami peningkatan. Salah satu alat motivasi yang dapat digunakan untuk mendorong karyawan agar mau bekerja secara produktif adalah pemberian kompensasi, khususnya adalah gaji.
    Pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dan karyawan. Perusahaan akan mendapatkan karyawan yang bersedia bekerja dan menjalankan tugas-tugas dengan baik, sedangkan karyawan merasa pemberian kompensasi sebagai penghargaan atas kerja yang telah dilaksanakan. Hubungan tersebut akan menentukan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
    Apabila perusahaan ingin memikat karyawan yang cakap, dan mempertahankan karyawan yang telah ada, maka pimpinan perusahaan harus bisa menerapkan kompensasi yang layak dan seimbang dengan tenaga atau jasa yang telah diberikan oleh karyawan kepada perusahaan, serta mengatur pemberian kompensasi tersebut tepat pada waktunya. Kompensasi yang diterapkan secara benar akan membantu perusahaan dalam mendapatkan karyawan-karyawan yang kompeten dan menjaga agar karyawan yang telah ada merasa nyaman bekerja dalam perusahaan dan tidak berkeinginan untuk meninggalkan perusahaan.
    Pentingnya pemberian kompensasi adalah sebagai salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar karyawan mempunyai tanggung jawab terhadap perusahaannya. Pemberian kompensasi yang diterapkan secara benar kepada karyawan akan mengurangi rasa kekhawatiran karyawan terhadap masalah ekonomi dan kebutuhan sehari-hari karyawan, karena karyawan dapat memenuhinya dengan kompensasi yang diterima dari perusahaan tempat dia bekerja. Keadaan tersebut akan merangsang karyawan untuk memberikan imbalan dalam wujud patuh pada peraturan kerja dan tanggung jawab terhadap kelancaran perusahaan. Dengan kata lain, mereka mau bekerja disebabkan merasa dengan bekerja itu mereka akan mendapatakan kompensasi sebagai sumber rezeki untuk menghidupi diri dan keluarganya. Adanya kepastian bahwa sumber tersebut akan
    selalu ada selama dia menjadi karyawan dalam perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.
    Pemberian kompensasi kepada karyawan harus selalu mempertimbangkan usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Perusahaan perlu memperhatikan standard Upah Minimum Regional (UMR) daerah setempat. Menurut Gitosudarmo (1995:230) : ”Penggajian harus memperhatikan peraturan pemerintah, seperti misalnya ketentuan tentang Upah Minimum Regional”. Idealnya, gaji yang diberikan organisasi diatas ketentuan pemerintah. Gaji memadai yang diterima oleh pekerja akan menimbulkan ketentraman dan kepuasan dalam bekerja dan mereka tidak akan berperilaku macam-macam.
    Upah Minimum Regioanl (UMR) adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusah atau pelaku industri untuk memberikan upah kapada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari birokrat, akademisi, buruh dan pengusaha mengadakan rapat, membentuk tim survei dan turun kelapangan mencari tahu harga sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan Upah Minimum Regional (UMR) kepada gubernur untuk disahkan.
    Saat ini UMR juga dikenal dengan istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu propinsi. Selain itu setelah otonomi daerah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Setiap perusahaan mempunyai kebijakan dalam pemberian kompensasi yang lazim diberikan meliputi gaji, upah, tunjangan-tunjangan, bonus, insentif dan fasilitas lainnya. Pada dasarnya pemberian kompensasi ini ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan, posisi jabatan, konsistensi eksternal serta berpedoman kepada keadilan dan undang-undang perburuhan.
    Semangat kerja merupakan hal yang sangat penting dalam setiap usaha kerjasama sekelompok orang dalam suatu organisasi, semangat kerja yang tinggi akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi dan akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Suatu usaha tidak akan mengalami kemajuan tanpa adanya semangat kerja yang tinggi, semangat kerja yang tinggi akan memberikan dampak positif bagi perusahaan, sebaliknya semangat kerja yang rendah akan merugikan perusahaan seperti tingkat absensi yang tinggi, perpindahan karyawan, dan produktivitas yang rendah.

    CV. Ridwan Karya Maju adalah salah satu perusahaan penambangan bahan galian golongan C (pasir dan kerikil) yang berkedudukan di Kota Jambi.
    CV.Ridwan karya maju adalah perusahaan milik swasta telah berusaha memberikan imbalan yg berupa gaji dan kompensasi lain nya kepada seluruh karyawan nya. Pemberian ini diharapkan dapat merangsang karyawan agar lebih meningkatkan semangat dalam melakukan pekerjaan nya, dengan demikian akan tercapai tujuan perusahaan.
    Berdasarkan uraian di atas dapat mengingat pentingnya masalah sistem penggajian pada suatu perusahaan, maka hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai sistem penggajian karyawan pada CV.Ridwan karya maju Jambi yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul:
    “ANALISIS KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP SISTEM PENGGAJIAN CV.RIDWAN KARYA MAJU”.

    1.2. Perumusan Masalah
    Karyawan mcrupakan aset penting bagi perusahaan sehingga setiap perusahaan akan berusaha untuk mempertahankan sumber daya manusia yang dimilikinya melalui pengaturan atau pengelolaan yang efektif dan efisien. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperhatikan tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki, terutama karyawan yang berkualitas dan mampu menghasilkan produktivitas kerja tinggi, adalah melalui program kompensasi yang dapat memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. Terlebih lagi tujuan pengelolaan sumber daya manusia adalah tercapainya tujuan perusahaan, kepuasan karyawan, dan terpenuhmya kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, masalah kompensasi merupakan masalah yang sangat penting sekaligus kompleks bagi setiap perusahaan.
    CV. Ridwan karya maju Jambi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penambangan bahan galian golongan C (pasir dan kerikil), juga sangat memperhatikan masalah kompensasi, terutama pemberian gaji kepada para karyawan. CV. Ridwan karya maju Jambi menentukan gaji bagi karyawan sesuai dengan sistem pembayaran gaji yang dianggap dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu karyawan dan perusahaan. Namun selain itu, perusahaan juga harus mengahadapi berbagai kendala, baik internal maupun eksteral, dalam pelaksanaan sistem pembayaran gaji bagi para karyawannya.
    Dari uraian diatas maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana kepuasan karyawan terhadap sistem penggajian karyawan pada CV.Ridwan Karya Maju ?”.

    13. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitiian
    Tujuan dari penelitian ini adalah :
    1) Untuk gambaran mengenai kepuasan karyawan terhadap sistem penggajian karyawan pada CV.Ridwan Karya Maju Jambi.
    2) Untuk mcnganalisis kepuasan karyawan terhadap sistem penggajian karyawan pada CV.Ridwan Karya Maju Jambi.

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Manfaat dari penelitian ini adalah :
    1) Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi terhadap sistem penggajian pada CV.Ridwan Karya Maju Jambi atau sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan sistem penggajian pada perusahaan tersebut di masa yang akan datang agar dapat memberikan kepuasan kerja bagi karyawan.
    2) Untuk menambah wawasan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya menyangkut masalah yang sama pada suatu perusahaan.
    3) Sebagai sumbangan pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang terkait dengan peneiitian yang sama.

    Nazori, kalau topik seperti di atas cenderung kepada MSDM, karena itu coba carikan topik yg sesuai dg bidang pemasaran. Silahkan dicoba lagi.

    Komentar oleh ahmad rizal nazori | Januari 11, 2011 | Balas

  87. salam sejahtera Pak Joe..
    Saya Mahasiswa Program Ekstensi Univ. Jambi semester 5 jurusan Manajemen
    saya meminta permohonan maaf atas keterlambatan saya unduh proposal ini

    nama : muhammad Ridwan
    nim : ERC1B008011
    kelas sore

    ANALISIS KEEFEKTIFAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK AKSESORIS PERAK
    ( studi kasus kota madya jambi pada CV. Black silver )

    MUHAMMAD RIDWAN
    ERC1B008011

    JURUSAN MANAJEMEN
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2010

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang
    Indonesia adalah salah satu Negara yang sedang berkembang, dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan terus meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan, baik kebutuhan primer seperti makanan, minuman serta obat-obatan dan kebutuhan sekunder seperti kendaraan, perabotan rumah tangga dan perhiasaan.
    Meningkatnya kebutuhan primer dan skunder pada masyarakat, mengakibatkan semakin meningkat pula perusahaan-perusahaan produksi dan distribusi yang berdiri. Perusahaan besar maupun kecil yang berorientasi pada bidang distributor didirikan dengan tujuan tertentu, yaitu memperoleh laba, mempertahankan eksistensi, mencapai tujuan tertentu, dan untuk memberikan pelayanan serta kepuasan bagi kustomer, untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal yang harus diperhatikan dan dilakukan untuk menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan.
    Untuk mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan harus dapat mengelola fungsi-fungsi bisnisnya dengan baik. Pemasaran merupakan salah satu dari fungsi-fungsi bisnis yang bersama fungsi-fungsi lainnya seperti produksi, sumber daya, riset dan pengembangan berperan penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus mengatur kegiatan pemasaran dengan sebaik mungkin.
    Agar fungsi pemasaran ini dapat terlaksana maka harus didukung oleh suatu strategi pemasaran yang baik oleh setiap perusahaan. Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi bauran pemasaran. Kegiatan bauran pemasaran yang tepat merupakan salah satu kunci kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan yang efektif. Adapun variabel-variabel dari bauran pemasaran tersebut adalah produk, harga, promosi dan distribusi.
    Bauran pemasaran sangat berkaitan dalam hal proses pemasaran. Produk tidak akan sampai ke konsumen akhir apabila tidak ada pendistribusian yang baik, harga akan berubah apabila terjadi pendistribusian, serta promosi akan gencar apabila pendistribusian produk lancar. Maka dari itu distribusi sangat dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran tanpa mengesampingkan bauran pemasaran yang lainnya.
    Distribusian diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampain produk dari produsen ketangan konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang dibutuhkan baik jenis, harga,
    Dalam proses pendistribusian produk kepada konsumen, diperlukan saluran yang berguna untuk memperlancar dan mempermudah penyampaian barang yang berada diwaktu dan tempat yang tepat. Saluran untuk menyampaikan produk dari produsen ketangan konsumen ini dikenal dengan saluran distribusi.
    Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga, seperti pedagang, agen dan retailler yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan pemasaran, dimana saluran distribusi perlu melakukan kegiatan analisis, merencanakan, mengorganisasi dan mengendalikan saluran pemasaran agar dalam penyampaian produk kepada konsumen dapat memberikan kepuasan.
    Saluran distribusi memegang peranan yang sangat penting dalam menyalurkan produk kepada para konsumen. Saluran distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk dapat menyalurkan, menyebarkan, serta menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen. Walaupun produk memiliki kualitas yang baik, harga yang tepat dan promosi yang gencar, produk tersebut tidak akan terjual bila tidak dapat diperoleh oleh konsumen pada saat dibutuhkan. Maka dari itu produk harus didistribusikan dengan baik kepada konsumen.
    Agar tidak mengalami kesalahan dan kekeliruan dalam penentuan saluran distribusi yang digunakan maka perusahaan harus dapat memilih saluran distribusi yang tepat bagi perusahaannya. Adapun saluran distribusi yang tepat adalah saluran yang dapat menyampaikan barang dengan tepat dalam jumlah yang tepat dan kualitas yang tepat, harga yang memadai, pada waktu dan tempat yang tepat, sehingga barang laku dan dibeli oleh konsumen.
    CV. Black Silver yang beralamatkan di Jalan Guntur RT. 11 RW. 04 kasang suka sari Jambi merupakan salah satu perusahaan distribusi yang bergerak dibidang perak. Perusahaan tersebut mendistribusikan Perak dengan macam macam barang seperti gelang kaki bayi, kalung rante medan, kalung padi per, gelang kaki love, gelang tangan padi per ukuran anak anak dan dewasa, gelang kaki padi per, gelang kaki punt india.
    Di Propinsi Jambi, ada banyak distributor perak dengan berbagai macam jenis barang yang mereka sediakan yang merupakan kompetitor bagi perusahaan tersebut.. Untuk mempertahankan komunitasnya dan untuk dapat terus berkembang, perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan penjualan.
    Berikut ini beberapa nama agen yang berlangganan produk perak pada CV. Black silver dengan rata-rata pesanan diatas 80 kodi setiap bulan adalah sebagai berikut :

    TABEL 1.1
    Daftar Agen Langganan dan Rata-rata Orderan Aksesoris Perak pada
    CV. Black silver
    No Nama Toko Alamat Rata-rata Order per-bulan
    1 Nikiesha Pasar burung 21
    2 Penny WTC 10
    3 Venus Trona 18
    4 D,twin Rawasari 20
    5 Indah silver Rawasari 11
    Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa agen besar yang ada di kota jambi yang membantu CV. Black Silver dalam melakukan kegiatan distribusi produk perak. Dimana dalam satu bulan orderan setiap toko perbulan hanya mencapai 80 kodi perbulan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi volume penjualan aksesoris perak pada CV. Black silver Jambi.

    TABEL 1.2
    Perkembangan Volume Penjualan aksesoris perak pada CV. Black silver Jambi dari Tahun 2006-2009

    No
    Jenis Tahun
    2006 2007 2008 2009
    1 Gelang kaki india 58 62 64 68
    2 Gelang kaki bayi 63 74 62 70
    3 Gelang kaki padi per 88 81 77 83
    4 Gelang tangan padi per pjg 13 62 80 70 80
    5 Gelang tangan padi per pjg 17 72 85 77 80
    6 Gelang love pjg 27 68 68 70 64
    7 Gelang love pjg 17 62 62 61 64
    8 Kalung padi per 60 70 70 58 73
    9 Kalung padi per 45 63 63 74 66
    10 Kalung rante medan 6 gram 57 57 74 66
    11 Kalung rante medan 8 gram 61 61 66 62
    12 Kalung rante medan 10 gram 70 70 69 67
    13 Kalung rante medan 12 gram 74 74 68 71
    Total 868 909 809 914
    (%) 4,72 -11,00 12,98
    Sumber : CV.black silver (2010)
    Dari tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa tingkat penjualan produk aksesoris perak pada CV. Black silver Jambi mengalami fluktuasi, dimana persentase pada tahun 2007 mengalami peningkatan penjualan sebesar 4,72% dan di tahun 2008 turun sebesar 11,00% dan selanjutnya untuk tahun 2009 persentase penjualan meningkat kembali menjadi 12,98%. Hal ini tentunya mempengaruhi perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang. Karena fluktuasi volume penjualan dapat berpengaruh terhadap perolehan pendapatan penjualan dan tentunya juga berpengaruh terhadap perolehan laba.
    Keefektifan saluran distribusi dinilai sangat penting dalam suatu perusahaan karena terkait dengan kepuasan konsumen dalam memperoleh produk secara tepat dan sesuai dengan waktu yang mereka inginkan serta efisisiensi biaya bagi perusahaan itu sendiri. Untuk itu keefektifan saluran distribusi perlu mendapat perhatian untuk meningkatkan penjualan dan menghadapi persaingan pasar.
    Dari uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul : “ ANALISIS KEEFEKTIFAN SALURAN DISTRIBUSI PRODUK AKSESORIS PERAK PADA CV. BLACK SILVER JAMBI “

    1.2. Perumusan Masalah
    CV. Black Silver adalah perusahaan yang bergerak dalam hal pendistribusian produk aksesoris perak. Dalam pemasaran suatu produk, distribusi merupakan aspek yang harus diperhatikan dan dianalisa dengan tidak mengesampingkan bauran pemasaran lainnya yaitu produk, harga dan promosi. Produk tidak akan sampai di tangan konsumen bila pendistribusian tidak efektif, karena distribusi merupakan tahap terakhir dalam pemasaran sehingga produk sampai ke tangan konsumen. Untuk itu perlu dilakukan pendistribusian produk yang efektif dan mencapai sasaran.
    Sebagaimana telah dikemukakan dalam latar belakang, bahwa CV. Black Silver Jambi telah melakukan proses distribusi ke agen-agen terbesar yang ada dikota jambi yaitu sebanyak 5 Toko besar, dimana permintaan aksesoris perak oleh setiap toko bervariatif berkisar 10-21 kodi perbulan. Sehingga berakibat volume penjualan CV. Black silver mengalami fluktuasi. Hal ini terlihat pada tahun 2006 tingkat penjualan sebanyak 868 barang / 43,4 kodi. Tahun 2007 meningkat menjadi 909 barang / 45,45 kodi atau mengalami peningkatan sebesar 4,72%. Tingkat penjualan tahun 2008 mengalami penurunan penjualan yaitu 809 barang / 40,45 kodi atau mengalami penurunan sebesar 11,00% dari tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2009 penjualan meningkat kembali yakni menjadi 914 barang / 45,7 kodi atau mengalami peningkatan sebesar 12,98%.
    Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa target orderan produk aksesoris perak setiap bulan tidak tercapai dengan optimal, hal ini tentunya berdampak pada perolehan penjualan perusahaan, dimana pada tahun 2006-2009, persentase perkembangan tingkat penjualan mengalami fluktuasi, yaitu persentase perkembangan penjualan 2007-2008 mengalami penurunan dan meningkat kembali ditahun 2009. sehingga berakibat target penjualan yang ditetapkan perusahaan beberapa kali tidak tercapai, oleh karena itu saluran distribusi yang digunakan CV. Black silver Jambi perlu penilaian kembali.
    Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana Tingkat Keefektifan Saluran Distribusi Produk aksesoris perak yang dilakukan oleh CV. Black silver Jambi kepada Konsumen Bisnis “.

    1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1. Tujuan Penelitian
    a. Untuk mengetahui gambaran saluran distribusi produk aksesoris perak pada CV. Black silver jambi.
    b. Untuk mengetahui keefektifan saluran distribusi produk aksesoris perak pada CV. Black silver jambi.
    c. Untuk menganalisis tingkat keefektifan saluran distribusi yang dilaksanakan pada CV. Black silver

    1.3.2. Manfaat Penelitian
    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan serta sebagai sumber referensi yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan keefektifan saluran distribusi.
    b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembanding bagi perusahaan yang sejenis dalam melaksanakan saluran distribusi.
    c. Untuk menambah wawasan bagi penulis dalam bidang studi manajemen pemasaran, khususnya tentang saluran distribusi.
    d. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan keefektifan saluran distribusi produk aksesoris perak pada CV. Black silver jambi.

    1.4. Ruang Lingkup Penelitian
    Ruang lingkup penelitian adalah :
    1. Bidang yang diteliti : Manajemen Pemasaran
    2. Perusahaan yang diteliti : CV. Black silver Jambi.
    3. Lokasi Penelitian : Kotamadya Jambi.
    4. Aspek pemasaran yang diteliti adalah saluran distribusi yang mencakupi : faktor ketersediaan produk, ketepatan penyampaian produk, kondisi produk dan harga produk.

    Judulmu ok, tapi pendekatannya kurang khususnya tentang teori saluran distribusi. Hal ini berkaitan dg perantara, sehingga gunakan pendekatan konsep perantara.

    Komentar oleh Muhammad Ridwan | Januari 12, 2011 | Balas

  88. Nama : Hanafi
    NIM : ERC1B008060
    Mahasiswa Semester V Program Ekstensi
    *proposal tentatif*

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    Saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen —Kotler (1991 : 279).

    Distributor bukanlah Ekspedisi ataupun Third Party Logistic yang sekedar menyediakan jasa penyimpanan dan pengiriman barang.

    Distributor sebagai mediaries memiliki 3 peran utama yaitu:
    • Penyaluran fisik
    • Pengelolaan account (retailer/user)
    • Penanggung jawab resiko

    Dengan demikian, karakter khusus dari perusahaan distribusi untuk yang melayani retailer antara lain:

    •Memiliki customer yang tetap, karena permintaan terus berulang seiring dengan suksesnya produk di pasar. Sehingga, terjadinya repeat order dari retailer ke distributor tidak bisa dianggap sebagai bentuk loyalitas, tapi lebih karena disebabkan adanya permintaan dari pasar.

    •Sifatnya yang lebih cenderung kepada mengambil order, mengirim dan kemudian menagih. Karena distributor retailer ini tidak memiliki peran yang berarti dalam hal peningkatan permintaan dari konsumen. Aktivitas tersebut kebanyakan dikerjakan oleh tim pemasaran dari pemilik produk.

    •Tidak bisa menetapkan harga, kecuali jika memang ada kesepakatan transfer pricing. Pada umumnya pemilik produk sudah mempublikasikan kepada pasar harga jual yang dapat dinikmati oleh konsumen. Marjin keuntungan mungkin hanya bisa dinikmati oleh retailer, tapi distributor tidak memiliki banyak keleluasaan untuk penetapan harga.

    •Walaupun permintaan tersebut datangnya dari konsumen akhir, namun distributor tertentu bisa menjalankan peran pipelining dengan baik. Dalam arti distributor bisa menempatkan produknya lebih banyak di retailer dengan kondisi tertentu yang disepakati. Hal ini akan membuat seolah-olah penjualan suatu produk bernilai besar, padahal ternyata hanya terjadi penumpukan stok di retailer. Trik ini hanya berlaku sesaat, namun ajaibnya situasi seperti ini bisa memaksa penjualan yang lebih banyak.

    Poin terakhir diatas merupakan daya tarik tersendiri pada dunia distribusi, praktek bisnis yang tidak dibahas dalam konsep marketing kebanyakan. Misalnya saja untuk pasar distribusi di Indonesia antara lain;
    1. Selalu terjadi penumpukan penjualan di akhir periode. Biasanya jika sudah dipush target, distributor dan pemilik produk akan memberikan diskon supaya retailer mau melakukan pembelian lebih banyak. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang akan sulit dirubah. Akibatnya tidak efisien, sumber daya yang terpakai di akhir bulan melebihi daya tampung sehingga harus dipaksa untuk ditambahkan. Sementara di awal periode, sumber daya tersebut tidak digunakan dengan optimal karena sedikitnya transaksi.

    2. Terjadinya kompetisi atau persaingan di tingkat retailer. Distributor saling berlomba untuk merebut wallet share dari retailer. Tujuannya adalah memenuhi stok di gudang retailer sehingga produk lebih dominan di outlet.

    3. Mudah terpancing untuk melakukan penjualan atau supply ke grosir. Menjual ke grosir lebih cepat, karena pengambilannya langsung banyak. Tapi banyak resiko yang harus dibayar, misalnya saja pemberian diskon lebih besar. Belum lagi pembayaran yang tertunda. Dan jika sudah terjadi ketergantungan kepada grosir, maka daya tawar distributor sudah melemah. Lebih parahnya lagi, grosir ini ternyata menggerogoti pasar retailer semula. Sudah pasti, keuntungan yang diperoleh menjadi lebih kecil.

    4. Retailer mengharapkan service level, sementara distributor mengejar sales. Dua hal ini seolah-olah menjadi daya tawar kedua belah pihak. Sangat jarang terjadi pertemuan antara retailer dengan distributor. Jikapun distributor berbicara service, itu hanyalah superficial/palsu. Semuanya mengarah kepada sales, sehingga tidak heran retailer selalu saja mengeluhkan sikap distributor yang cenderung selalu memaksa tapi tidak pernah membantu retailer dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Distributor seringkali berdalih bahwa kekurangan tersebut merupakan kebijakan dari pemilik produk, distributor hanya menyampaikan saja. Banyak distributor pun menjadi lupa bahwa mereka sebenarnya mengemban peran utama sebagai perusahaan penyedia layanan.

    Banyak konsep mengenai optimalisasi penyimpanan, supply chain, pemasaran, dan sebagainya yang kembali mengarah pada gaya pemasaran pasar tradisional. Pembeli dan pedagang bisa saling bernegosiasi sewaktu-waktu tanpa adanya perencanaan, ataupun perhitungan efisiensi. Padahal bisnis yang ditangani oleh distributor bukanlah kelas toko kelontong tapi sudah mencapai milyaran bahkan trilyunan.

    Berangkat dari permasalah tersebut, penulis termotivasi untuk menjelaskan bagaimana “ANALISIS EFEKTIVITAS SALURAN DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT TIGARAKSA SATRIA, TBK CABANG JAMBI)”

    2. Rumusan Masalah

    Jika dikelola dengan baik —1)Order Management yang efisien, 2)Ketersediaan informasi yang akurat, lengkap, dan cepat, 3)Kemampuan untuk menjadi pemain utama dalam saluran distribusi, bukan sekedar menjadi kendaraan bagi pemilik produk—maka distribusi memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar dan memiliki daya tawar yang lebih utama.

    Penelitian akan terfokus untuk:
    a. Menganalisis setiap variabel dari sistem distribusi saat ini terhadap penyebab dan risikionya, dan
    b. Menjelaskan bagaimana idealnya suatu sistem saluran distribusi baru yang memiliki potensi keuntungan yang lebih besar dan membuat perusahaan memiliki daya tawar.

    3. Tujuan Penelitian
    Menentukan sistem saluran distribusi yang tepat dan benar bagi PT Tigaraksa Satria, Tbk Cabang Jambi, sehingga menjadi perusahaan distributor yang menjaga keseimbangan distribusi produk untuk tetap dipercaya oleh para principalnya dalam mendistribusikan produk mereka.

    Komentar oleh Hanafi | Januari 12, 2011 | Balas

  89. Salam hangat pak jo,,, ini tugas perbaikan saya yg komentar no 69
    Nama : suhari anton .s
    Nim :ERCIB008102
    Fak :ekonomi manajemen (eks malam)

    MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN
    Bab 1
    Pendahluuan
    Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.

    Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka, suatau bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya. Menurut Susan A. Friedmann, setidaknya perlu memahami “10 ayat-ayat” berikut agar dapat menajamkan fokus dalam melayani konsumen. Ketahui siapa bos sebenarnya. Anda berbisnis untuk melayani konsumen, dan Anda hanya dapat melakukan itu apabila mengetahui keinginan mereka. Jika Anda sungguh-sungguh mendengarkan konsumen, mereka akan menjelaskan apa yang dikehendaki dan bagaimana sebaiknya Anda memberikan pelayanan terbaik untuk mereka. Jangan lupa bahwa yang “membayar” gaji kita dan memungkin bisnis ini berjalan adalah konsumen.
    Jadilah pendengar yang baik. Luangkan waktu untuk menelaah kebutuhan konsumen dengan bertanya dan fokus terhadap apa yang telah mereka katakan. Perhatikan kata-katanya, intonasi suaranya, gerak badannya, dan yang terpenting bagaimana perasaan mereka. Jauhkan diri dari asumsi-asumsi dan berpikir intuitif tentang keinginan

    konsumen.
    1.1 Rumusan Masalah
    1. apa pengertian konsumen?
    2. apa saja jenis-jenis perilaku konsumen?

    1.2 Tujuan Penulisan
    Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
    1. Untuk mengetahui apakah perilaku konsumen itu dalam ilmu ekonomi Mikro
    2. Untuk mengetahi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen
    3. Untuk mengetahui metode apa saja yang di gunakan dalam penelitian perilaku konsumen
    4. Untuk mengetahui teori dari perilaku konsumen

    Bab II
    Isi :

    2.1 Pengertian konsumen

    Dalam Ilmu Ekonomi Mikro yang dimaksud dengan konsumen kegiatan konsumen adalah seseorang atau kelompok yang melakukan serangkaian kegiatan konsumsi barang atau jasa.
    Pengertian lain tentang konsumen adalah orang atau sesuatu yang membutuhkan, menggunakan dan memanfaatkan barang atau jasa.
    Konsumen biasa memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang berbeda-beda. Di desa berbeda dengan kebiasaan yang ada di kota, tergantug pada jumlah pendapatan mereka. Konsumen adalah seseorang yang mengkonsumsi suatu barang atau jasa.
    Maka konsumsi seseorang itu tergantung pada : pendapatan, pendidikan kebiasaan dan kebutuhan.

    Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.” Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:

    Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna

    Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.

    Adapun pengetrian perilaku konsumen, yaitu tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki dan memoerbaiki sutu peroduk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagai mana individu membuat keputusan untuk mengkonsumsi suatau barang.
    1. James F Engel
    Perilaku konsumen di definisikan tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)

    2.2 jenis – jenis perilaku konsumen
    1 Perilaku pembelian yang rumit. Konsumen terlibat dalam pembelian yang rumit dan menyadari adanya perbedaan signifikan diantara berbagai merek. Dan biasanya merupakan kasus untuk produk yang mahal,jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi. Biasanya konsumen tidak banyak tahu tentang kategori produk tersebut dan harus belajar banyak.
    2 Perilaku pembelian pengurang disonansi. Kadang-kadang konsumen terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan dalam merek-merek. Hal ini didasari karena barang tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Biasanya konsumen akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli bilamana dirasa tepat dan dirasa nyaman.
    3 Perilaku pembelian karena kebiasaan. Konsumen kurang terlibat dalam pembelian produk yang dibeli dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Jika pun harus membeli produk tersebut hal itu dikarenakan keterbiasaan bukan pada kesetiaan merek yang kuat.
    4 Perilaku pembelian yang mencari variasi. Dalam beberapa situasi tertentu pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Sehingga konsumen sering melakukan perpindahan merek.

    2.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
    Menurut James F. Engel terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
    1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
    2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
    3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.

    Kesimpulan
    Perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli, menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka. Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

    Komentar oleh suhari anton.s | Januari 12, 2011 | Balas

  90. Selamat siang Pak Joe,
    Saya mahasiswa ekstensi manajemen paket semester III
    Ini adalah tugas individu manajemen pemasaran strategik
    Mengenai soal proses pemasaran di suatu perusahaan

    Nama : Meri yani
    Nim : EC1B009006
    Jur : Manajemen

    PT. SABANG RAYA MOTOR JAMBI
    PT. Sabang Raya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perusahaan besar yang menjual kendaraan roda dua (motor) yaitu Yamaha. Produk yang ditawarkan bermacam-macam nama, bentuk, desain dan ukuran. Yang terdiri dari Yamaha Vega, Yamaha Mio, Yamaha Soul, Yamaha Vision, Yamaha Jupiter. Segmentasi pasar PT. Sabang Raya dimulai dari kalangan remaja hingga orang dewasa. Karakteristik produknyapun berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang biasanya dipengaruhi oleh faktor psikologis dan prilaku. Yamaha Vega biasanya banyak digunakan oleh kaum orang-orang dewasa terutama Bapak-bapak. Yamaha Mio dan Yamaha Soul fungsinya memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam berkendaraan, banyak digunakan oleh kaum remaja hingga orang dewasa. Yamaha Vision banyak digunakan oleh kaum remaja dan orang dewasa juga khususnya laki-laki karena bentuk dan ukurannya disesuaikan untuk para laki-laki agar terlihat macho. Yamaha Jupiter dikenal sebagai motor yang larinya kencang sesuai dengan iklan yang diperankan oleh Komeng, dan motor Jupiter ini juga banyak digunakan oleh kaum remaja hingga orang dewasa. Untuk proses pemasarannya salah satu yang dilakukan adalah melakukan kegiatan promosi melalui berbagai media agar produk tersebut dapat diketahui oleh masyarakat banyak. Promosi ini bertujuan untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai produk yang akan ditawarkan serta mengarahkan calon konsumen agar bersedia melakukan pembelian. Dalam proses pemasarannya dilakukan dengan melalui media televisi, radio, koran, pameran atau event serta branding. Dalam kegiatan pemasarannya dilakukan oleh bagian penjualan yaitu, bagian promosi, sales stand maupun sales counter. Bagian promosi melakukan kegiatan secara keseluruhan mengenai kegiatan promosi yang akan dilakukan, dimana, kapan serta mencari tahu kira-kira apa ide-ide yang paling menarik untuk menarik perhatian konsumen dalam menyelenggarakan kegiatan promosinya tersebut. Bagian sales stan melakukan promosi dengan menjaga stan pameran motor dan menyebarkan brosur yang biasanya dilakukan di WTC, Trona, dan tempat-tempat lain untuk memasarkan atau memperkenalkan produknya ke masyarakat. Untuk bagian sales counter tugasnya melayani dan memberikan informasi mengenai produk perusahaan yang ingin diketahui oleh konsumen agar konsumen tertarik untuk membeli yang biasanya dilakukan di tempat perusahaan. Secara singkat tujuan promosi yang dilakukan oleh PT. Sabang Raya yaitu menginformasikan konsumen akan produk perusahaan serta mengingatkan dan membujuk konsumen agar melakukan pembelian dan mempergunakan produk tersebut.
    Dalam kegiatan memasarkan produk perusahaan biasanya memiliki kendala terutama para pesaing yang juga memasarkan produk yang sejenis yaitu kendaraan roda dua (motor). Walaupun demikian solusinya yang penting adalah bagaimana perusahaan bisa mempromosikan produk yang dimilikinya yang baik dan memberitahukan keunggulan dari produk perusahaan serta memberikan kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan proses pembelian dan memberikan pelayanan yang baik yang diberikan perusahaan untuk konsumen agar dapat menimbulkan citra yang baik bagi perusahaan, sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.

    Komentar oleh meri yani | Januari 12, 2011 | Balas

  91. SELAMAT SORE PAK JO.
    TUGAS : PROPOSAL TENTATIF
    NAMA : FERDIANSYAH
    NIM : ERC1B008098
    PROGRAM : EKSTENSI
    JUDUL PROPOSAL : “ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PELAYANAN PEMASANGAN BARU PADA PDAM TIRTA MAYANG JAMBI”

    1. Latar Belakang Penelitian
    Salah satu jenis kegiatan manajemen pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan seperti perhatian terhadap kepuasan pelanggan perkembangannya memang sangat dinamis. Tidak mengherankan variabel-variabel kepuasan pelanggan yang menjadi prioritas pelanggan pun terus berubah-rubah. Kualitas , layanan, harga dan nilai suatu merek yang sebelumnya dipandang memuaskan, bisa jadi tidak lagi memuaskan karena perubahan selera dan tuntutan pasar. Artinya, dari waktu ke waktu mau tidak mau kepuasan pelanggan ini harus dicermati agar perusahaan bisa memperbaiki kinerjanya.
    Kepuasan pelanggan merupakan suatu konsep yang telah lama dikenal dalam ilmu pemasaran. Menurut Hasan (2008 : 58) kepuasan pelanggan dibentuk oleh harapan dan persepsi pelanggan terhadap suatu produk yang memiliki nilai unggul. kepuasan pelanggan merupakan fungsi dasar dari sejumlah value produk (kinerja yang dipersiapkan oleh pelanggan dibandingkan dengan harapan pelanggan sebelum menggunakan.
    Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan menurut Tjipto (2008 :67) produk yang ditawarkan organisasi harus berkualitas. kualitas dapat diwujudkan malalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketetapan penyampain dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan.
    PDAM Tirta Mayang adalah perusahaan daerah yang diberi tugas untuk menyelenggarakan penyediaan kebutuhan akan air bersih kepada masyarakat yang ada di kota Jambi. Dalam rangka memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pihak PDAM Tirta Mayang berusaha memberikan perhatian yang maksimal terhadap kepuasan pelanggan.
    Kecamatan Jambi Selatan termasuk wilayah daerah tanggung jawab PDAM Tirta Mayang Jambi Selatan kerapkali mengadukan keluhan terhadap pelayanan terutama adanya air yang tidak mengalir , air kotor dan sebagainya.
    Telah diketahui bahwa pencapaian realisasi dibandingkan target jumlah sambungan baru PDAM Tirta Mayang Jambi di kecamatan Jambi Selatan dalam lima tahun terakhir secara persentase mengalami penurunan. Tahun 2005 pencapaian target pemasangan baru 95,03%, tahun 2006 turun menjadi 90,52%, tahun 2007 turun menjadi 90,20%, tahun 2008 turun menjadi 76,32%, dan tahun2009 kembali turun menjadi 66,37%.
    Penurunan persentase pencapaian target sambungan baru tersebut diikuti dengan adanya peningkatan keluhan dari pelanggan. Diketahui bahwa peningkatan jumlah keluhan pelanggan menjadi indikator penting bagi kemajuan PDAM Tirta Mayang.
    Memperhatikan kecenderungan naiknya jumlah keluhan pelanggan tersebut mengharuskan PDAM Tirta Mayang Jambi untuk lebih focus memperhatikan kepuasan pelanggan mereka.
    Berdasarkan urain diatas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut kepuasan pelanggan pada PDAM Tirta Mayang Jambi yang akan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Pemasanga Baru Pada PDAM Tirta Mayang Jambi.

    2. Identitifikasi Masalah
    Masalah kepuasan seringkali dilupakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Padahal kepuasan sangat penting karena menyangkut keseriusan perusahaan untuk memberikan pelayanan terbaik.
    PDAM Tirta Mayang adalah perusahaan yang diberi tugas untuk menyelenggarakan penyediaan kebutuhan akan air bersih kepada masyarakat yang ada di kota Jambi. Dalam prakteknya dilapangan tidak bisa dipungkiri masih terjadi kegagalan dalam penyampain jasa pelayanan yang akhirnya berkaitan dengan kepuasan pelanggan.
    Oleh karena banyak sekali pertanyaan yang dapat diajukan mengenai kepuasan pelanggan PDAM Tirta Mayang diantaranya adalah :
    1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan pelanggan untuk menggunakan produk perusahaan ?
    2. Apakah selama ini pelanggan sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan perusahaan ?

    3.Perumusan Masalah
    PDAM Tirta Mayang adalah perusahaan penyedia kebutuhan akan air bersih kepada masyarakat yang ada di kota Jambi. Sebagai salh satu bentuk pelayanan tersebut adalah penyediaan air yang bersih, kapasitas air yang mencukupi dan manajemen pengelolaan air yang baik. Dengan demikian pelanggan akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
    Meningkatnya jumlah keluhan pelanggan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa factor yang mempengaruhinya. Salah satu factor tersebut adalah pelayanan yang terdiri dari beberapa dimensi pelayanan itu sendiri.
    Berdasarkan keterangan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dan mendalam mengenai “Bagaimanakah kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan PDAM Tirta Mayang Jambi di kecamatan Jambi Selatan ?”.

    Di judul anda fokus kepada pemasangan baru, tapi pada rumusan masalah anda melebar kepada pelayanan yg lebih luas. Silahkan diperbaiki

    Komentar oleh Ferdiansyah | Januari 12, 2011 | Balas

  92. MANAJEMEN STRATEGIS DALAM
    PENCAPAIAN TUJUAN PERUSAHAAN DENGAN
    CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT
    PADA INDUSTRI JASA TELEKOMUNIKASI

    Disusun oleh
    Rioba panca wardana
    (ERC1B008101)

    Dosen pembimbing

    Johanes simatupang

    Fakultas ekonomi
    Universitas jambi
    2011
    BAB I
    Latar belakang
    Perkembangan dunia bisnis telekomunikasi selalu mempengaruhi berbagai kebijakan, keputusan, dan strategi perusahaan agar dapat bersaing. Berbagai faktor kombinasi, seperti perkembangan teknologi dan munculnya berbagai teori pemasaran selalu mengarah pada suatu perubahan pandangan perusahaan terhadap strategi pemasaran yang telah ada sehingga konsumen yang telah lama “mempercayai” produk telekomunikasi tidak akan lari dari produk tersebut. Dan perlu diingat bahwa dunia industri dan bisnis adalah satu kesatuan, berbagai macam industri telah banyak tumbuh di era 20-an ini, karena seiring meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat terhadap teknologi dan komunikasi.
    Keanekaragaman kebutuhan masyarakat adalah akar bagi perusahaan untuk menentukan langkah-langkah yang dapat meningkatkan kinerja pemasaran, seperti dalam bentuk teknik pemasaran. Fenomena sebelumnya bahwa teknik pemasaran yang paling umum dikenal adalah melalui media televisi dan media cetak, karena kondisi pada saat itu bahwa internet marketing (iklan di web) belum berkembang sehingga bagi masyarakat, adalah mudah mengetahui suatu produk melalui gambar atau audio visual (di televisi). Banyak faktor yang mempengaruhi pergeseran pandangan konsumen atau masyarakat memandang iklan pada abad 20 ini, karena perkembangan teknologi. Masyarakat dalam hal ini adalah konsumen menjadi pemegang kunci pemasaran harus seperti apa dan promosi harus dapat memenuhi gambaran konsumen terhadap suatu produk.

    Tujuan perusahaan umumnya adalah memperoleh profit. Banyak cara dan strategi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut. Hampir sebagian besar dunia bisnis mengandalkan kekuatan pemasaran mereka untuk mencapai profit yang besar, namun bukan hal mudah untuk melaksanakannya karena faktor seperti komitmen dari manajemen, karyawan, budaya perusahaan, dan kekuatan permintaan konsumen di pasar menjadi penentu tujuan perusahaan tersebut.
    Semakin berkembangnya persaingan mendorong perusahaan dalam industri apapun untuk menerapkan suatu terobosan atau langkah baru mencapai profit dengan lebih mudah. Dalam beberapa kondisi, permintaan konsumen menjadi kunci tercapainya tujuan tersebut. Hal ini digambarkan seperti ini bahwa dengan konsumen melakukan pembelian pertama pada suatu produk tertentu dengan harga terjangkau, kualitas terjamin, maka konsumen akan kembali membeli produk tersebut, dan dampaknya dalam jangka panjang fenomena ini adalah loyalitas pelanggan terhadap produk tertentu karena telah memberikan kepuasan dan terjaminnya kualitas. Dua hal penting dalam pencapaian profit adalah bagaimana langkah awal perusahaan menentukan harga dan segmen pasarnya sehingga menembus konsumen hingga loyalitas dalam jangka waktu panjang.

    Perkembangan teknologi pada akhirnya dapat mengkombinasikan tujuan perusahaan yang berbasis telekomunikasi dengan CRM melalui berbagai aplikasi berbasis web yang dapat menunjang kegiatan service, sales, dan marketing produk komunikasi untuk mendapatkan konsumen secara bebas dan mudah dengan prinsip penekanan biaya. Teknologi menjadi alat sekaligus solusi yang memberikan suatu jalan baru bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya dengan sudut pandang berbasis customer, waktu, dan kualitas yang selanjutnya dalam jangka waktu panjang teknologi CRM akan menyediakan suatu ”pintu gerbang” bagi perusahaan mendapatkan peningkatan penjualan yang tinggi dan berujung pada peningkatan profit dari penjualan. Investasi teknologi perusahaan dalam unit CRM ini sebenarnya dapat terus dikembangkan ke unit bisnis lainnya untuk mengkoordinasikan berbagai fungsi sebagai satu kesatuan sehingga diperoleh integrasi tujuan perusahaan dalam kurun waktu yang panjang.

    Ruang Lingkup
    Adapun batasan masalah dalam penulisan jurnal ini meliputi beberapa hal di bawah ini :
    1. Masalah difokuskan pada hubungan CRM dengan pencapaian tujuan perusahaan meningkatkan profit dalam lingkup industri jasa telekomunikasi.
    2. Langkah perusahaan-penyedia jasa telekomunikasi menerapkan CRM sehingga terjadi loyalitas pelanggan.
    3. Masalah ditekankan pada aplikasi-aplikasi CRM dalam perspektif bisnis telekomunikasi.
    4. Penulisan jurnal ini tidak mencakup pada sistem informasi pemasaran secara luas.

    Tujuan dan Manfaat
    Tujuan dari skripsi ini adalah :
    1. Mengkaji hubungan CRM dengan peningkatan profit perusahaan.
    2. Mengkaji strategi perusahaan mengembangkan loyalitas pelanggan dengan aplikasi CRM.
    3. Menganalisis faktor-faktor pendukung berhasilnya CRM dalam industri jasa telekomunikasi.

    Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
    1. Memberikan gambaran secara jelas mengenai customer relationship management untuk menunjang pelayanan yang lebih berkualitas dan memelihara loyalitas konsumen.
    2. Menyediakan pengetahuan dan informasi yang lebih lengkap yang berkaitan dengan model CRM dengan penyesuaian strategi perusahaan.

    BAB II

    Tinjauan Pustaka

    CRM (Customer Relationship Management)

    Menurut Turban (2004, p148) , CRM adalah suatu pendekatan pelayanan kepada konsumen yang berfokus pada pembangunan jangka panjang dan hubungan konsumen yang berkelanjutan yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan maupun perusahaan.

    Menurut Kotler dan Armstrong (2004, pp. 16-23), customer relationship management merupakan proses membangun dan mempertahankan hubungan jangka panjang yang menguntungkan dengan pelanggan melalui penyediaan pelayanan yang bernilai dan yang memuaskan mereka.

    Menurut Kalakota dan Robinson (2001): CRM adalah integrasi dari strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi. Dapat disimpulkan bahwa CRM merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan

    Temporal and Trott (2001) menjelaskan bahwa CRM adalah kolaborasi dengan setiap konsumen untuk menciptakan situasi win-win dengan meningkatkan nilai kehidupan pelanggan setiap harinya agar menjadi loyal.

    Menurut Laudon dan Traver (2002), CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut .

    Menurut Buttle (2007) mendefinisikan CRM sebagai core business strategy yang mengintegrasikan proses internal serta fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan dengan jejaring eksternal untuk menciptakan dan men-deliver value (manfaat) kepada target pelanggan yang memberikan keuntungan.

    Tujuan CRM (Kalakota dan Robinson 2001), yaitu:
    1. Menggunakan hubungan dengan pelanggan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan
    2. Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
    3. Mendukung proses penjualan berulang kepada pelanggan

    Menurut Kalakota dan Robinson (2001) terdapat tiga tahapan CRM, yaitu:
    1. Mendapatkan pelanggan baru (acquire).
    2. Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
    3. Meningkatkan hubungan dengan pelanggan yang telah ada (enhance). Perusahaan berusaha menjalin hubungan dengan pelanggan melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (customer service). Penerapan cross selling atau up selling pada tahap kedua dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce cost).
    4. Mempertahankan pelanggan (retain). Tahap ini merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.

    Rioba, idebu bagus ada sesuatu yg baru tapi terlalu luas. Kalau pining spesifik langsung saja ke CRM dan periksa bagaimana keefektifannya. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh rioba panca wardana | Januari 12, 2011 | Balas

  93. NAMA: RONI ASMILYADI
    NIM : ERC1B008084

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
    PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI HELM BERSTANDAR INDONESIA (SNI)

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang
    Jajaran kepolisian republik indonesia mulai menerapkan pemakaian helem berstandar indonesia(SNI) ini di berlakukan pada tahun 2003 ada beberapa warga d jambi yang mengeluh atau segan danzan penggunaan helm estándar. Berbagai alasan mereka katakan mulai dari kepala berat, tidak nyaman, tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya.

    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung. Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap.
    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah helem SNI yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi ekstensi UNJA.

    1.2Rumuan masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut :
    Banyaknya helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.
    Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helem SNI diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi Ekstensi UNJA.
    Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    1.Apakah faktor-faktor seperti selera, kualitas, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm SNI?
    2.Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm SNI?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    1. Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm SIN dilihat dari selera, kualitas, prestise dan promosi.
    2. Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm SNI.

    1.4 Manfaat Penelitian
    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    2. Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    Komentar oleh RONI ASMILYADI | Januari 12, 2011 | Balas

  94. ANALISIS HUBUNGAN EMOSIONAL SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMK 1 BATANGHARI JAMBI

    Disusun oleh :
    RIAN ANTONI
    (ERC1B008023)

    Dosen pembimbing :
    Prof.Johanes simatupang.
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2011

    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar belakang masalah
    Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
    Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
    Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
    Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
    Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah:
    “ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.”
    Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
    Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
    Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .
    Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja
    (Goleman, 2002 : 17).
    Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.
    Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44).
    Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
    Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
    Pada penelitian ini, penulis mengunakan sampel pada SMK1 BATANGHARI JAMBI, yang berada di Jl.Sudirman kilometer 4,2, berdasarkan nilai rata-rata nilai ulangan umum murni cawu 2 kelas II tahun ajaran 2001/2002.
    Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti :”Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMK 1 BATANGHARI JAMBI”.
    B. Rumusan masalah dan Pokok-pokok Bahasan
    Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan Prestasi belajar pada siswa kelas II SMK 1 BATANGHARI di Jambi?”
    Pada penelitian ini yang menjadi pokok-pokok bahasan adalah sebagai berikut:
    1. Prestasi belajar
    Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dari kegiatan belajar mengajar dalam bidang akademik di sekolah dalam jangka waktu tertentu.
    2. Kecerdasan Emosional
    Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan ke arah yang positif.

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK1 BATANGHARI JAMBI.
    D. Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
    1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
    2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

    BAB II
    Tinjauan Pustaka

    Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peranan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMK.
    Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam raport.Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK.
    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional sedangkan prestasi belajar sebagai variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMK 1 BATNGHARI di Jambi yang seluruhnya berjumlah 240 orang. Sampel penelitian adalah 148 siswa, menggunakan metode proporsional random sampling. Dalam pengumpulan data digunalan metode skala untuk kecerdasan emosional berdasarkan teori Daniel Goleman yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain; dan untuk mengukur prestasi belajar siswa digunakan metode pemeriksaan dokumen dengan melihat nilai raport semester I.
    Nilai korelasi yang diperoleh pada analisis validitas instrumen dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson berkisar antara 0,320 – 0,720 dan p berkisar antara 0,000 – 0,008. Berdasarkan pada taraf signifikan 0,05 diperoleh 85 item valid dan 15 item gugur dari 100 item yang ada pada skala kecerdasan emosional. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh 0,9538 dihitung dengan rumus Alpha Cronbach.
    Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,248 dengan p 0,002 (<0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK 1 BATANGHARI JAMBI.

    Komentar oleh rian antony | Januari 12, 2011 | Balas

  95. Selamat malam pak jo…
    ini TUGAS PERBAIKAN (JUDUL PROPOSAL) saya mohon bantuan nya pak trims..

    SARAH MAULIANA
    ERC1B008047
    Mahasiswi ekstensi ekonomi manajemen smester 5

    PERBAIKAN,sebelumnya proposal saya berjudul “strategi pemenuhan barang retail pada sistem minimarket mandiri” yang bapak kuatirkan mendekati ke manajemen operasional bukan pemasaran,

    INI PERBAIKANNYA PAK…

    JUDUL : PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA MINIMARKET MANDIRI(MINIMARKET BERKAH TRANSITO JAMBI)

    BAB I
    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Bisnis Minimarket merupakan bisnis yang sangat menguntungkan di mata pebisnis dan populer bagi konsumen. Memantapkan niat untuk memulai bisnis Minimarket menjadi pilihan yang sangat tepat dalam kondisi sekarang, saat ini semakin banyak masyarakat yang mengadopsi gaya hidup modern dan mengutamakan kenyamanan dalam memenuhi kebutuhan hariannya. Belum lagi pilihan barang yang bervariasi dan harga bersaing,sementara itu kebutuhan atas sembako, perlengkapan rumah tangga, perawatan tubuh hingga makanan ringan kian hari kian meningkat.
    Disamping itu, bisnis Minimarket juga merupakan mata pencaharian yang banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari..Konsumen dari kalangan menengah,ibu rumah tangga,anak-anak,bahkan orang muda merupakan target pasar yang menjadi incaran pelaku bisnis mini market.Bertambahnya kawasan perumahan hingga ke kota-kota menjadi target berikutnya,kebutuhan pekerja kantoran juga merupakan sasaran empuk bisnis mini market.Kesibukan bekerja membuat waktu luang semakin sempit,sementara kebutuhan harus terpenuhi.Pelayanan cepat,murah,dan nyaman adalah konsep belanja yang sangat dituntut oleh masyarakat masa kini.Memilih sendiri sebelum membeli menjadi gaya berbelanja yang sangat digemari konsumen.Minimarket jelas memenuhi semua kategori tersebut.Kesempatan emas dalam berbisnis minimarket dapat diraih melalui dua cara,menjadi mitralaba/pewaralaba atau menjadi pencetus konsep mini market mandiri yang siap membangun kemitraan.Fakta di lapangan membuktikan bahwa usaha waralaba memang memberikan kemudahan bagi investor untuk menanamkan uangnya dan menjalankan bisnis dengan resiko seminimal mungkin, meski demikian tak sedikit wirausawan mandiri yang sangat optimis mampu bersaing di bisnis Minimarket.Kunci utama dalam membangun kemandirian adalah keberanian. Dan yang terpenting adalah keberanian mengambil peluang dan menanggung segala resiko sebagai konsekuensinya..
    Menjalankan bisnis Minimarket tidak semudah membalikan telapak tangan,banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan nya salah satu nya dengan menerapkan strategi marketing Minimarket yang efektif.Strategi marketing Minimarket sangat penting demi proses pencapaian Minimarket mandiri yang mampu meningkatkan kepuasan konsumen dan sangat berpengaruh besar untuk peningkatan volume penjualan pada minimarket salah satunya dalam proses peningkatan omzet penjualan.Oleh karena itu melalui makalah ini penulis berkeinginan menjabarkan dan menemukan strategi marketing yang sangat berpengaruh dalam upaya peningkatan volume penjualan pada Minimarket mandiri.

    Rumusan Masalah

    Strategi marketing atau pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi marketing merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan.Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.Sehingga dalam menjalankan usaha kecil salah satunya bisnis Minimarket khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.Persaingan dalam bisnis Minimarket memang terbilang cukup ketat dan semakin kuat,sehingga bila kita tidak pandai mengelola sumber-sumber daya yang kita miliki bisa jadi apa bisnis yang akan kita kelola akan menjadi tersisihkan oleh para pesaing bisnis retail salah satunya bisnis minimarket lainnya,oleh karena itu bagaimana strategi yang dibutuhkan perlu direncanakan.Salah satu Minimarket mandiri yang menjadi objek penelitian penulis adalah “Minimarket Berkah” alamat di jalan transito sipin ujung jambi.Minimarket mandiri ini berdiri pada bulan april 2010 lalu,jdi sudah hampir satu tahun Minimarket ini beroperasi.Minimarket mandiri ini berlokasi sangat dekat dengan pemukiman penduduk dan tentunya selalu berupaya meningakatkan volume penjualan tiap harinya dan meningkatkan omzet,oleh karena itu dibutuhkan strategi-strategi marketing yang sangat efektif dalam pelaksanaannya.
    Dalam upaya penentuan strategi-strategi marketing terutama minimarket tentunya tidak lepas dari empat hal yang sangat penting yaitu product (barang),price (harga),place (lokasi),dan promotion.Masalah produk yang turut mempengaruhi persepsi konsumen dalam memilih tempat belanja adalah aspek kuantitas dan aspek kualitas produk.Aspek kuantitas berhubungan dengan kelengkapan dan keragaman produk yang mampu disediakan pengelola minimarket.Namun aspek ini bisa diperkuat dengan membuat prioritas berdasarkan segmen konsumennya.Sedangkan aspek kualitas barang berhubungan erat dengan pola manajemen produk dalam bisnis minimarket.Tak sedikit minimarket yang tak peduli dengan kebersihan produk yang dijualnya hingga berdebu atau terlalu lama lakunya.Perputaran barang yang lambat, akan membuat konsumen juga makin enggan berbelana. Karena itu perhatikan strategi pemasaran dengan mengutamakan pergantian barang untuk periode tertentu meski barang yang diganti sama.Salah satu indikator yang sangat menentukan keputusan pembelian konsumen, khususnya terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari adalah soal harga.Dalam perspektif konsumen, ketika mereka mendapatkan atau menemukan adanya perbedaan harga pada satu item saja, langsung menyimpulkan bahwa harga semua barang di suatu minimarket lebih murah dibandingkan lainnya.
    Selain itu Faktor lokasi tempat bukan saja menyangkut lokasi secara demografis namun juga kualitas lokasi minimarket sebagai tempat yang nyaman bagi konsumen saat berbelanja. Makin dekat lokasi minimarket dengan pemukiman konsumen makin loyal pula konsumen dalam berbelanja.Dan terakhir Promosi minimarket sangat penting dan sebaiknya jangan melewatkan aspek ini,promosi yang dapat dilakukan pengelola minimarket dalam strategi pemasaran,promosi yang sederhana namun mengena tentunya akan efektif.Kunci utama dalam membangun kemandirian terutama pada sebuah bisnis minimarket adalah keberanian.demi tercapainya strategi marketing untuk sebuah minimarket mandiri yang mampu bersaing.

    Tujuan dan Manfaat

    -Menentukan Strategi marketing Mini Market dalam upaya peningkatan volume penjualan
    -Mampu mendirikan sebuah minimarket mandiri dengan strategi marketing yang mampu memuaskan keinginan konsumen
    -Menentukan dan merencanakan strategi marketing baru yang dibutuhakan selama proses penjualan pada minimarket mandiri.
    -Mendirikan sebuah mini market mandiri yang dapat mencapai target pasar (memenuhi kebutuhan konsumen )

    Komentar oleh SARAH MAULIANA erc1b008047 | Januari 12, 2011 | Balas

  96. Salam hangat pak joe…
    Saya mahasiswa ekstensi manajemen semester 5

    Nama :M.Ramdhani Apriyanto
    Nim : ERC1B008074
    Jur : Ekonomi Manajemen

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Persaingan dalam bisnis layanan jasa transportasi udara pada masa sekarang benar-benar berkembang pesat. Banyak perusahaan penerbangan yang ikut serta meramaikan bisnis ini saling bersaing untuk mendapatkan pelanggan yang sebanyak banyaknya dengan berbagai macam cara dan strategi yang digunakan. Mulai dari harga tiket yang murah sampai dengan program pelayanan yang baik yang ditujukan untuk kepuasan pelanggan yang menggunakan jasa mereka.
    Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan penerbangan nasional yang meramaikan dunia bisnis layanan jasa transportasi udara. Sejak dibuka pada tahun 1995 sampai dengan sekarang Garuda Indonesia cabang Padang yang semula menggunakan tipe pesawat Fokker 27 atau Fokker 28, namun sekarang telah diperbaruhi dengan pesawat tipe Boeing 747-400 (GA 163 dan GA 165) yang memiliki daya angkut yang lebih besar (Garuda Indonesia cabang Padang 2008).
    Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda Indonesia harus berupaya mengantisipasi perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis jasa penerbangan. Salah satu upaya Garuda Indonesia cabang Padang yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) yang merupakan suatuloya lty program bagi para pengguna jasa Garuda. PelayananGaruda
    Frequent Flyer, diberikan kepada penumpang yang sering melakukan
    penerbangan dengan Garuda Indonesia, dimana penumpang akan mendapatkan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda pada seluruh rute penerbangan domestik dan beberapa rute internasional.
    Konsep pemasaran yang dianut oleh Garuda Indonesia cabang Padang (2008) adalah memiliki tema pokok yang menyatakan bahwa seluruh elemen perusahaan harus berorientasi pada kepuasan pelanggannya. Perusahaan akan berusaha untuk mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan pelanggannya dan berusaha untuk memuaskan keinginan mereka. Pemahaman mengenai tanggapan dan perilaku konsumen terhadap jasa menjadi hal yang penting dalam menjamin tercapainya tujuan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen.
    Menurut Kotler (2007) kepuasan pelanggan adalah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan yang diharapkan. Kinerja pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan pada saat menggunakan produk atau jasa (diskonfirmasi) tentunya akan memicu terjadinya lost customer (kehilangan pelanggan) pada sebuah perusahaan. Sedangkan Afeksi adalah “Sebagai fenomena kelas mental yang secara unik dikarakteristikan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan emosi dan suasana hati”.(Mowen, Minor : 2001).
    Dewasa ini konsumsi terhadap jasa mulai dipandang sebagai sesuatu yang melibatkan perasaan (afeksi), dimana perasaan atau emosi tersebut dapat dibangkitkan dengan penggunaan terhadap jasa tertentu. Emosi atau perasaan (afeksi) akan sangat berpengaruh ketika saat memakai atau menggunakan (during
    consumption). Ini disebabkan karena emosi atau perasaan merupakan hasil dari
    hubungan dan interaksi yang terus berkembang sepanjang waktu (Mowen, Minor :
    2001).
    Berdasarkan survey pendahuluan (2008), Garuda Indonesia cabang Padang belum mampu untuk meredam afeksi negatif secara keseluruhan dan masih adanya kualitas pelayanan yang masih bisa dimaksimalkan lagi. Hal ini terlihat saat pelanggan di kota Padang yang sering berpergian dengan Garuda, yang dihadapkan rasa khawatir dan takut terhadap keselamatan penerbangan serta hiburan dan makanan yang disajikan selama penerbangan yang masih biasa-biasa saja.
    Pelanggan yang akan menggunakan layanan jasa, tentunya akan melihat atribut, kualitas layanan jasa dan citra merek sebagai suatu yang tersedia dari sebuah perusahaan, yang dapat mempesonakan indera, menggugah perasaan dan merangsang pemikiran-pemikiran mereka (Schmitt, 1999 dalam Balqiah 2002). Oleh sebab itu Garuda Indonesia harus bisa membangkitkan emosi dan afeksi positif pelanggan, yang pada akhirnya pelanggan akan merasa senang terhadap layanan jasa perusahaan dan menimbulkan kepuasaan yang tinggi.
    Hal ini sesuai dengan hal penelitian yang di lakukan oleh Oliver (1994, dalam Tengku Ezni Balqiah 2002), bahwa afeksi positif afektif negative,kualitas dan diskonfirmasi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, serta menurut Tengku Ezni Balqiah (2002) menyatakan bahwa afeksi negative kualitas dan diskonfirmasi secara bersama sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
    Berdasarkan penjelasan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
    dengan judul “Pengaruh Afeksi, Kualitas, dan Diskonfirmasi Program
    Layanan Garuda Frequent Flyer (GFF) Terhadap Kepuasan Pelanggan PT.
    Garuda Indonesia Cabang Padang”.
    1.2 Perumusan Masalah
    Dari uraian penulis diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
    Berikut :
    1.Bagaimana faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan
    pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda
    Indonesia cabang Padang?
    2.Apakah faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi pada program layanan
    Garuda Frequent Flyer berpengaruh terhadap kepuasaan pelanggan
    PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?
    3.Elemen-elemen utama apakah yang perlu dilakukan pada program
    layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasaan
    pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang ?
    1.3 Tujuan Penelitian
    Penelitian ini bertujuan untuk :

    1.Untuk menganalisis faktor afeksi, kualitas, diskonfirmasi dan kepuasaan
    pelanggan pada program layanan Garuda Frequent Flyer PT. Garuda
    Indonesia cabang Padang.
    2.Untuk menganalisis pengaruh faktor afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi
    program layanan Garuda Frequent Flyer terhadap tingkat kepuasan
    pelanggan PT. Garuda Indonesia cabang Padang.
    3.Untuk mengetahui elemen-elemen utama yang perlu dilakukan pada
    program layanan Garuda Frequent Flyer untuk meningkatkan kepuasan
    pelanggan PT. Garuda Indonesia Cabang Padang.
    1.4 Ruang Lingkup
    Penelitian dilakukan di PT. Garuda Indonesia cabang Padang. Yang diteliti
    adalah analisis dan pengaruh afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layanan
    Garuda Frequent Flyer (GFF) terhadap kepuasan pelanggan setelah
    menggunakan layanan jasa PT. Garuda Indonesia. Elemen yang dibahas yaitu
    analisis dan pengaruh afeksi, kualitas, dan diskonfirmasi program layananGaruda
    Frequent Flyer (GFF) terhadap kepuasan pelanggan serta elemen-elemen utama
    program kepuasan pelanggan. Penelitian berbentuk survey, data diambil dari sebagian populasi yang dijadikan responden untuk dimintai pendapatnya tentang masalah tertentu. Responden yang diambil adalah pengguna program layanan
    Garuda Frequent Flyer.
    Aspek – aspek dimensi yang dinilai dalam kualitas layanan jasa tersebut
    adalah :
    1.Afeksi positif yang muncul pada saat menggunakan layanan sebagai
    akibat dari pengalaman yang dirasakan, meliputi kedamaian yang dirasakan selama penerbangan, terpenuhinya permintaan selama penerbangan, kehangatan yang dirasakan selama penerbangan dan kegembiraan karena suasana di dalam pesawat.
    2.Afeksi negatif yang muncul pada saat menggunakan layanan sebagai
    akibat dari pengalaman yang dirasakan, meliputi marah terhadap pelayanan yang diterima, pelayanan yang diterima tidak sesuai janji, khawatir akan keselamatan penerbangan, takut menghadapi hal-hal yang buruk dan diperlakukan tidak adil sesama penumpang.
    3.Kualitas kinerja dari atribut utama pelayanan, meliputi desain interior
    pesawat, seragam awak kabin, hiburan, makanan yang disajikan,
    persahabatan, bantuan, kemampuan dan kesopanan awak kabin
    4.Diskonfirmasi yang dirasakan pelanggan, meliputi keberangkatan pesawat
    dibanding harapan, pelayanan awak kabin dibanding harapan
    dan keseluruhan penerbangan dibanding harapan

    Komentar oleh M.Ramdhani A | Januari 12, 2011 | Balas

  97. salam hagat pak jo
    saya riki febriansah
    NIM:C1B008132
    reguler kelas “G”

    ini tugas proposal saya mohon komentar nya
    timakasi………….

    BAB I PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah

    Kegiatan pemasaran sangat penting saat ini bagi uasha yang bergerak dalam pelayanan jasa.Seperti hal nya usaha rental mobil,yang tergolong kedalam usaha jasa.usaha ini cukup di minatti oleh para pengusaaha yang ingin mengembangkan kemampuan nya di bidang usaha jasa..Seperti nya usaha rental mobil ini terlihat sangat sederhana dalam pengelolaannya,akan tetapi di dalam pengelolaan nya kita perlu memperhatikan perilaku konsumen dan apa yang ia butuh kan,hal ini lah yang harus di perhatikan di dalam pengelolaannya.
    Semakin banyak pilihan untuk konsumen maka semakin tinggi tingkat pelayanan yang di berikan kepada konsumen,karena untuk mengukur keberhasilan perusahaan di bidang jasa dalam meleyani konsumen nya terlihat apakah konsumen puas dengan pelayanan yang telah di berikan oleh perusahaan jasa tersabut.
    Kemajuan usaha jasa bergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen,pada dasar nya konsumen memiliki kebutuhan,keinginan dan selera yang berbeda.Kenyataan ini yang mendorong terbentuk nya berbagai pilihan alternatif yang di sediakan oleh pemasar untuk memenuhi kebutuhan bagi setiap konsumen nya,agar semua konsumen terpuaskan dan ingin menggunakan jasa perusahaan nya kembali.
    Buruk nya pelayanan yang terjadi dalam suatu perusahaan jasa berakibat fatal,seperti hal nya konsumen yang merasa diri nya tidak dilayani dengan baik maka konsumen tersebuk tidak akan menggunakan jasa perusahaan tersebut dan buruk nya lagi ia mencerita kan nya kepada teman dan saudara nya tentang buruk nya pelayanan yang di berikan perusahaan tersebut,akibat nya mereka tidak mau menggunakan jasa perusahaan tersebut.
    Semakin tinggi kulitas pelayanan maka semakin tinggi pula biaya yang harus di keluarkan konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik.
    Berdasarkan latar belakang tersebut maka judul penelitian adalah”Pengaruh Kualitas Pemasaran Terhadap Kelangsungan Perusahaan Rental Mobil”

    B.Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
    1.Apakah kualitas pelayanan mempengaruhi biaya yang akan di tawarkan.
    2.Apakah dampak dari buruk nya pelayanan yang di berikan.

    C.Tujuan Penelitian

    Agar penelitian ini terarah maka di tetapkan tujuan penelitian yaitu
    1.Untuk mengetahui apakah harga mempengaruhi kualitas pelayanan.
    2.Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan yang di berikan.

    D.Kegunaan Penelitian

    1.Bagi Penulis
    Mengetahui realita yang terjadi di dalam memuaskan konsumen di bidang jasa rental mobil.
    2.Bagi Perusahaan.
    Sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan pelayanan kepada konsumen
    3.Bagi Peneliti Lain.Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau acuan bagi peneliti berikutnya dan menindaklanjuti dengan penelitian yang baru.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    A.Teori Yang Melandasi Permasalahan
    Dalam rangka memperoleh suatu pedoman guna lebih memperdalam masalah, maka perlu dikemukakan suatu landasan teori yang bersifat ilmiah.Yang ada hubungannya dengan materi-materi yang digunakan dalam pemecahan masalah yaitu teori-teori tentang faktor-faktor kualitas pelayanan dan pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen.
    1. Pengertian Jasa
    Menurut para ahli pemasaran, definisi jasa adalah :
    Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Kotler (2006:602)
    2. Kualitas Pelayanan
    Dalam meningkatkan pemasaran sangat diperlukan suatu kualitas yang mendukung, dimana definisi dari kualitas itu menurut Goets (dalam Tjiptono, 2007:51) “merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan”.
    Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relatif, yaitu tergantung dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi.
    Menurut Tjiptono (2007:59) yang dimaksud dengan pelayanan adalah: “Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh”.
    service quality dapat didefinisikan sebagai alat pengukur seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima.

    5. Pengertian Kepuasan Konsumen
    Menurut Kotler, kepuasan adalah “Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya”. Kotler (2006:52)

    Riki, kualitas pelayanan pengaruhnya kepada loyalitas pelanggan, bukan kepada kelangsungan rental. rumusan masalah haruslah dekat kepada rumusan masalah pemasaran, bukan manajerial. Urusan keberlangsungan rental mobil itu pendekatan manajerial, bukan rumusan masalah penelitian pemasaran. Silahkan diperbaiki.

    Komentar oleh RIKI FEBRIANSAH | Januari 13, 2011 | Balas

  98. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : FITRA AKBAR
    NIM : ERC1B008107

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian serta berpengaruh hampir pada semua aspek kehidupan bangsa. Transportasi yang fungsinya melayani mobilitas orang, barang dan jasa baik lokal, regional, nasional maupun internasional, serta perananya sebagai pendukung pembangunan sektor lainya, maka transportasi merupakan bagian yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan dengan menembus isolasi dan keterbelakangan daerah terpencil.
    Mengingat pentingnya sarana transportasi dan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi dengan tingkat pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
    Interaksi antara transportasi dengan sektor ekonomi ( sektor produksi dan jasa ) sangat erat sekali, dengan adanya perkembangan dan peningkatan di sektor-sektor ekonomi dan meningkatkan permintaan terhadap transportasi. Selanjutnya perkembangan di bidang transportasi akan memperlancar pendistribusian barang-barang dan jasa, yang sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat di berbagai kegiatan lainya.
    Ditinjau dari segi jenis prasarana dan sarana transportasi dapat di bedakan antara lain : angkutan laut,angkutan motor,angkutan kereta api, angkutan udara. Masing-masing jenis dari sarana angkutan tersebut kegiatan pelayan bersifat komplementer, subtitusi dan kompetitif. Diantaranya berbagai jenis angkutan tersebut, angkutan jalan raya paling cepat perkembangannya. Karena mobilitas penduduk setiap hari dalam berbagai kegiatanya,lebih banyak menggunakan angkutan jalan raya, seperti untuk keperluan rekreasi, kunjungan kekeluargaan,bekerja dan untuk keperluan lainya. Di Indonesia manusia lebih banyak berpergian antar kota melalui jalan raya. Di samping itu angkutan jalan raya ini memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan jenis angkutan lainya, lebih mudah di dapat karena armadanya banyak,lebih fleksibel dan ekonomis, terdiri dari berbagai ukuran yang dapat disesuaikan kondisi daerah dan dan fasilitas prasarana, serta “ murah ’’ investasingya sehingga banyak dimiliki oleh individu-individu.
    Keadaan ini semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat mobilitas manusia dan barang menjadi semakin tinggi dari suatu wilayah kewilayah lainya. Dalam hal ini peranan modal angkutan jalan raya sangat dominant apabila dibandingkan dengan modal jenis angkutan lainya, karena karakteristiknya yang fleksibel dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu ( door to door service ). Khususnya di wilayah Indonesia bagian barat seperti Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sarana dan prasaran angkutan jalan raya telah tersedia sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan yang merupakan titik-titik yang dapat di jangkau dan di hubungkan oleh sarana dan prasarana angkutan jalan raya di tandai dengan terwujudnya suatu jaringan pelayanan yang dapat di usahakan dengan sarana angkutan umum penumpang yang dilintasi batas-bats propinsi disebut dengan Trayek Bus antar Propinsi.
    Pada saat ini ijin trayek bus antar propinsi ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat setelah menerima rekomendasi dari masing-masing pemerintah daerah dan propinsi yang dihubungkan.
    Propinsi Jambi, sebagai kota yang sedang berkembang berkaitan erat dengan sektor pengangkutan sebagai akses penunjang distribusi barang-barang perdagangan, maupun pemasaran hasil-hasil perkebunan, pertanian, hutan, dan sebagainya.
    Adanya beberapa jenis angkutan yang dapat mengantar masyarakat ke tujuan, salah satunya pada angkutan bus antar kota antar propinsi, permintaan akan jasa angkutan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan perkembangan jasa angkutan lain seperti jasa angkutan udara. Dalam penulisan ini hanya di teliti permintaan bus antar kota antar propinsi dengan jurusan Jambi – Jakarta yang pada awalnya di harapkan dominant di PO LORENA, namun pada kenyataanya dengan melihat perkembangan angkutan udara dewasa ini dengan jurusan Jambi –Jakarta dan Jakarta – Jambi dimana ada beberapa perusahaan penerbangan seperti Merpati Airways, Batavia Airways,Bali Airways, Mandala Airways tuurut mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi ini, maka penulis merasa perlu untuk membuat analisis dengan judul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    1.2 Perumusan Masalah
    Dengan semakin berkembangnya propinsi Jambi sebagai kota yang mempunyai hasil perkebunan yang bagus dan masyarakat yang dinamis maka transportasi menjadi suatu sektor yang sangat penting.
    Dengan kondisi ini dan berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut : “ pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan perkembangan angkutan udara terhadap permintaan jasa angkutan bus antar Kota Antar Propinsi pada P.O Lorena’’ di dalam memenuhi kebutuhan transportasi baik untuk keprluan bisnis, kekeluargaan, liburan dan lain-lain,khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta.

    Dan pengaruh perkembangan angkutan udara dewasa ini, khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta, sangat menonjol, di mana tarif yang di tawarkan perusahaan penerbangan tidak jauh berbeda di bandingkan angkutan bus antar kota antar propinsi, dan dapat di peroleh keuntungan dari angkutan udara ini seperti, waktu tempuh yang relatif lebih cepat, biaya yang di keluarkan akan relatif lebih murah ( karena dengan angkutan bus yang membutuhkan waktu 24 jam perjalanan akan membutuhkan biaya buat konsumsi, yang pada akhirnya jumlahnya akan lebih besar dari tarif yang di kenakan perusahaan penerbangan, dimana dengan menggunakan angkutan udara di kenakan tarif Rp.280.000,- s/d Rp. 315.000,- dan dengan angkutan bus dikenakan tarif Rp.200.000,), dan yang paling penting adalah tenaga yang di butuhkan untuk perjalanan angkutan udara lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga yang akan lebih banyak terkuras jika menggunakan angkutan bus. Beberapa keuntungan dari angkutan udara inilah yang turut mempengaruhi animo masyarakat untuk memilih jasa angkutan dalam perjalanannya, khususnya perjalanan menuju Jakarta, yang sekaligus mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar Kota antar Propinsi pada P.O Lorena.

    1.3. Tujuan Dan Manfaat penelitian
    Adapun tujuan yang diharapkan penulis ini adalah :
    1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhi julah penduduk terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    3. Untuk mengetahui seberapa besar pengruh perkembangan angkutan udara dewasa ini terhadap permintaan jasa angkutan bus antar kota antar Propinsi khususnya di P.O Lorena.

    Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola perusahaan angkuta bus antar kota antar propinsi untuk mengambil kebijaksanaan sehubungan dengan semakin berkembangnya angkuta udara dewasa ini khususnya jurusan Jambi – Jakarta dan adanya sifat dinamis pada masyarakat Propinsi Jambi sebagai kota yang sedang bekembang.
    2. Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang meneliti masalsh pengangkutan bus antar kota antar propinsi.

    Komentar oleh FITRA AKBAR | Januari 13, 2011 | Balas

  99. Nama: Roi bintang Fransiscus
    NIM: C1B008067

    salam sejahtra
    maaf seblumnya pak saya memperbaiki tugas saya terlambat, dan saya juga menukar judul saya pak, karna file saya tentang judul say yang kemarin terhapus karna ada masalah Virus

    PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARNET “IRMA” JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1.LATAR BELAKANG MASALAH
    Pertumbuhan dunia usaha dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai usaha baik itu di bidang jasa maupun di bidang produksi. Demikian juga usaha di bidang warnet yang memberikan harapan yang sangat menjanjikan bagi pengelolannya, mengigat pada era globalisasi seperti sekarang ini jasa warung internet sangatlah dibutuhkan. Banyak informasi yang akan kita dapatkan dari internet, salah satu diantaranya adalah, dengan mengakses internet kita akan memperoleh informasi mengenai apa yang sedang terjadi di seluruh dunia pada saat ini. Internet merupakan hubungan komputer dengan berbagai tipe yang membentuk sistem jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) dengan melalui jalur telekomunikasi seperti telepon, radio link, satelit dan lainnya.
    Konsumen atau pelanggan dalam usahanya untuk menggunakan jasa warung internet pasti akan melakukan beberapa pilihan baik terhadap jasa itu sendiri maupun tempat di mana jasa tersebut disediakan. Loyalitas konsumen terhadap suatu warung internet menunjukan kecenderungan konsumen untuk melakukan kunjungan ulang dalam suatu periode tertentu. Dan loyalitas ini terbentuk karena adanya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen. Kepuasan tersebut tercipta karena beberapa alasan diantaranya karena harga yang ditawarkan murah, kualitas pelayanan yang baik, lokasi mudah dijangkau, serta fasilitas dan tempat yang disediakan nyaman untuk digunakan. Adanya perbedaan antara tingkat pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa dengan tingkat harapan konsumen menimbulkan adanya gap atau kesenjangan.
    Berdasarkan kesenjangan itu maka dapat diketahui apakah terpenuhi atau tidak harapan dari konsumen, sehingga akan mempengaruhi tercapainya kepuasan konsumen. Oleh karena itu, jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan yang ada pada saat ini khususnya perusahaan jasa dimana dapat dijadikan tolak ukur keunggulan daya saing perusahaan.
    Harga merupakan faktor yang sangat penting bagi konsumen dalam pengambilan keputusan untuk berkunjung ke suatu warung internet. Akan tetapi harga terkadang tidak menjadi bahan pertimbangan konsumen manakala konsumen telah jatuh hati pada jasa yang ditawarkan. Penentuan harga secara
    tepat dan dapat dijangkau oleh berbagai lapisan masyarakat dapat menjadi daya tarik konsumen sehingga, konsumen mampu dan bersedia untuk menggunakan jasa yang ditawarkan serta membuktikan adanya kesetiaan konsumen untuk menjadi pelanggan. Selain harga, konsumen dalam
    melakukan pemilihan kunjungan ke suatu warung internet juga akan mempertimbangkan kualitas pelayanannya. Kualitas pelayanan yang baik diharapkan dapat membantu warung internet dalam memperoleh pelanggan baru sekaligus mempertahankan kualitas pelayanan pada pelanggan lama.
    Kualitas Pelayanan yang tidak memuaskan terhadap konsumen, merupakan indikasi bahwa mereka akan kecewa terhadap warung internet tersebut.
    Warung internet “IRMA” JAMBI merupakan salah satu warnet yang paling banyak dikunjungi karena lokasinya strategis terletak di pinggir jalan di dapan kantor jambi ekspres selain itu kenyamanan dan pelayanannya baik
    Berdasarkan berbagai latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul : “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN WARNET “IRMA” JAMBI

    1.2. PERUMUSAN MASALAH
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah, apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan tingkat kepuasan pelanggan pada pengguna jasa warung internet “IRMA”.

    1.3. TUJUAN PENELITIAN
    Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah kualitas pelayanan dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepuasan pelanggan pada pengguna jasa warung internet “IRMA”

    1.4. MANFAAT PENELITIAN
    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi warung internet “IRMA” JAMBI, dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada konsumen, serta dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca kajian ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Manajemen Pemasaran.

    Komentar oleh ROI BINTANG FRANSISCUS SINAGA | Januari 13, 2011 | Balas

  100. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : ERWIN HIDAYAT
    NIM : ERC1B008063

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga Jambi yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya. Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat.
    Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan. Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.
    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.
    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm GV yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.
    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).
    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk GV yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi Universitas Jambi.
    Helm merk GV ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg. Helm GV nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus GV kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat langsung pada peningkatan pasar.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helm GV diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    • Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk GV?
    • Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk GV?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    • Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    • Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.

    1.4 Manfaat Penelitian
    • Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori
    2.1.1 Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan.
    Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.2 Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definisi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    • Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
    • Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pemakainya.

    • Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
    • Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    2.4 Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
    • Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
    • Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
    • Evaluasi Alternatif
    Jika semua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.
    • Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.
    • Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut. Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli, kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan penelitian sebelumnya.

    2.5 Hipotesis Penelitian
    Hipotesis I
    Ho : Diduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.
    Ha : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hel merk GV.
    Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
    Ha : Diduga factor kualitas mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

    BAB III
    METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian
    Penelitian ini mengambil lokasi pada Fakultas Ekonomi Ekstensi Kampus Universitas Jambi Telanaipura.

    3.2 Populasi dan Sampel
    3.1.1 Populasi Penelitian
    Populasi dalam penlitian ini adalah seluruh mahasiswa fakultas Ekonomi Universitas Jambi yang membeli serta menggunakan helm merek GV.
    3.1.2 Sampel Penelitian
    Karena jumlah populasi yang terlalu besar yaitu lebih dari 100 dan keterbatasan dan, waktu, serta tenaga yang dimiliki, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 50 responden yang terdapat dalam populasi tersebut. Dimana menurut Arikunto ( 2002 : 112 ) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil sampai 5%-10% atau 20%-30% dari jumlah populasi. Sedangkan menurut Guildford ( 1987 : 125 ) jumlah sampel yang diambil adalah lebih besar dari persyaratan minimal sebanyak 30 responden dimana semakin besar sampel akan memberikan hasil yang lebih akurat.

    3.3 Jenis dan Sumber Data
    • Jenis Data
    Jenis data dalam penelitian ini berupa :
    (1) Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literature-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis.
    (2) Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan ( scoring ).
    • Sumber Data
    Sumber data dalam penelitian ini berupa :
    (1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden penelitian melalui wawancara dan kuesioner di lapangan.
    (2) Data Sekunder, yaitu data yng diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Biasanya sudah dalam bentuk publikasi saperti data yang diperoleh dari situasi-situasi internet dan data lainnya yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti.

    3.4 Teknik Pengumpulan Data
    Metode pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini adalah :
    • Interview, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan responden dengan bantuan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data primer.
    • Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada responden untuk menjawab.

    3.5 Variabel penelitian
    Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
    • Variabel terikat (Y) : Prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV di Fakultas Ekonomi Ekstensi Universitas Jambi.
    • Variabel bebas (X) : Harga,selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    Untuk mengetahui hasil tanggapan responden terhadap variabel-veriabel penelitian maka digunakan data interval dengan skala 0-10. Sedangkan untuk mengetahui pengukuran dan interpretasi data, maka data interval dibagi menjadi 5 (lima) skor interval sebagai berikut :
    0 ≤ 2 Skor 1
    2,1 ≤ 4 Skor 2
    4,1 ≤ 6 Skor 3
    6,1 ≤ 8 Skor 4
    8,1 ≤ 10 Skor 5

    3.6 Definisi Operasional Variabel
    • Harga (X1)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai variabel harga harga helm merk GV yang ditetapkan dibandingkan dengan harga produk pesaingnya yang sejenis.
    X1.1 Perbandingan dengan harga pesaing
    Tanggapan konsumen terhadap perbandingan harga helm merk GV dengan helm merk lain yang sejenis seperti Arai, Shoe, Nolan, dan lain-lain. Diukur dalam rupiah.
    X1.2 Harga yang ditetapkan
    Tanggapan konsumen terhadap harga yang ditetapkan dari produk yang dbeli konsumen. Diukur dalam rupiah.
    • Selera (X2)
    Gambaran produk helm GV yang diinginkan konsumen dalam memberikan kesenangan dan kepuasan. Indikatornya adalah :
    X2.1 Jenis Model
    Penilaian konsumen terhadap berbagai tipe pilihan helm merk GV yang ditawarkan oleh produsen.
    X2.2 Warna
    Penilaian konsumen terhadap ragam pilihan warna yang ada pada helm merk GV.

    X2.3 Penampilan Luar (Body)
    Penilaian konsumen terhadap penampilan luar helm merk GV dibandingkan dengan produksi pesaingnya.
    Ketiga indicator di atas diukur berdasarkan tingkat kesenangan dan kepuasan konsumen.

    • Kualitas (X3)
    Melihat tanggapan konsumen mengenai kualitas helm merk GV.
    X3.1 Kenyamanan
    Penilaian konsumen pada saat menggunakan helm.
    X3.2 Daya Tahan
    Penilaian konsumen terhadap usia operasional helm merk GV yang diharapkan dalam berbagai kondisi cuaca.

    • Harga Jual Kembali (X4)
    Mengetahui tanggapan konsumenterhadap harg jual kembali serta kemudahan dalam memasarkan produk yang sudah dipakai.
    X4.1 Harga jual kembali
    Penilaian konsumen terhadap harga dari helm merk GV. Diukur dalam rupiah

    X4.2Pemasaran produk purna pakai
    Penilaian konsumen terhadap tingkat kemudahan pemasaran dan penerimaan dari konsumen lainnya terhadap jal merk GV purna pakai. Di ukur berdasarkan perlakuan.

    • Prestise (X5)
    Nilai kebanggaan yang dirasakan seseorang akibat penggunaan suatu produk. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.

    • Promosi (X6)
    Suatu bentuk komunikasi pemasaran seperti akivitas untuk menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk konsumennya untuk membeli helm merk GV.
    X6.1 Tanggapan konsumen terhadap iklan helm merk GV yang disampaikan oleh pemasar. Dapat diukur dri frekuensi, luas jangkauan, serta ukuran.
    X6.2 Hadiah
    Respon konsumen terhadap sikap simpatik pamasaran pada saat membeli helm GV. Diukur berdasarkan tingkat kesenangan konsumen.

    3.7 Uji Validasi dan Rehabilitasi Instrumen Penelitian
    Uji validasi dan rehabilitasi yang dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dengan cara penyetaraan quisioner valid dan reliable.
    Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya instrument menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel yang dimaksud ( Suharsimi Arikunto, 145 : 2002 ).
    Uji validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validasi item, yaitu menguji terhadap kualitas item-itemnya. Yaitu dengan menghitung korelasi antara setiap item dengan skor total sebagai kriteria validilitasnya.
    Uji reabilitas bertujuan untuk menguji sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Pengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach (a). Dimana, biasanya reliabilitas minimal 0,5.

    3.8 Teknik Analisis Data
    Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistic dengan menggunakan program SPSS,dimana rumus statistic yang digunakan adalah Linier Multiple Regression (regresi linier berganda), dimana fungsinya adalah :
    Y = a + b1 . X1 + b2 .X2 + b3 . X3 + b4 . X4 + b5 . X5 + b6 . X6 + e

    Fungsi tersebut menerangkan hubungan antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dimana :
    Y : Prilaku konsumen
    A : Konstanta
    b1 s/d b7 : Koefesien Regresi
    X1 : Harga
    X2 : Selera
    X3 : Kualitas
    X4 : Harga Jual Kembali
    X5 : Prestise
    X6 : Promosi
    E : Faktor ganguan

    3.9 Uji Asumsi Klasik
    • Uji Multikolinieritas
    Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kolerasi antara variabel independent, jika terjadi kolerasi maka terdapat problem multikolonieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya multi kolonieritas antar variabel, dapat dilihat dari Variabel Inflation (VIF) dari masing-masing variabel bebas terdapat variabel terikat. Jika nilai VIF kurang dari sepuluh dapat dinyatakan tidak terjadi multikolonieritas ( Gujarati, 1995).

    • Uji Heteroskedastisitas
    Uji heteroskedastitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan yang kain tetap, maka disebut omoskedastisitas. Dan jika varian berbeda disebut heteroskedasitas ( Santoso, Singgih, 2002 :208 ). Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterosskedatisitas dalam penelitian ini menggunakan metode Sperman Rank Correlation. Apabila hasil pengujian menunjukkan lebih dari α = 5% maka tidak ada heteroskedasitas.

    • Uji Autokorelasi
    Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakan dalam persamaan regrasi mengandung korelasi serial atau tidak diantara variabel penggangu. Menurut Singgih Santoso ( 2002 : 219 ) untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin – Watson mendekati angka 2 berarti tidak ada autokorelasi.

    • Uji Normalitas
    Uji normalitas dilakukan untuk mgnetahui apakah sebuah model regresi, variabel independen, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahuinya digunakan uji Kolmongorov-Smirnov, menurut Singgih Santoso ( 2001 : 142 ) pedoman pengambilam keputusan dalam uji normalitas yaitu, bila nilai Sig atau signifikan lebih besar daripada 0,05 maka distribusi adalah normalitas (simetris).

    DAFTAR PUSTAKA

    Stanton, William J.1996. Prinsip Pemasaran (terjemahan). Edisi 7,jilid 1.Erlangga. Jakarta.
    Lamb,Hair,Mc Daniel.2001. Pemasaran (terjemahan).Edisi Bahasa Indonesia,Jilid Pertama.Salemba empat.Jakarta.
    Kotler, Philip.2002.Manajemen Pemasaran (terjemahan).Edisi Millenium, jilid 1.PT. Prenhallindo. Jakarta.
    Enggel,Blackwell,Miniard.1994. Prilaku Konsumen (terjemahan).Edisi Enam.Jilid Pertama.Binarupa Aksara.Jakarta.
    Fitriadi,Agus.2003. Analisis beberapa factor yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian pada UD Microcom di Banjarmasin,Sripksi.Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
    Arikunto,Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian.Edisi Revisi V.PT.Rineka Cipta.Jakarta.

    Komentar oleh erwin hidayat | Januari 13, 2011 | Balas

  101. NAMA : SLAMET DWIYANTO
    NIM : ERC1B008109

    ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP JASA PELAYANAN PERUM PEGADAIAN CABANG JAMBI

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kondisi makro ekonomi di Indonesia yang masih belum stabil saat ini menyebabkan perturnbuhan dan perkembangan industri-industri mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi harga yang tidak menentu. Dengan demikian industri-industri yang hanya memiliki modal sedikit tidak dapat bertahan dan mengalami kebangkrutan (pailit). Dengan adanya masalah tersebut, pemerintah banyak sekali rnengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk membantu perkembangan usaha kecil dan mikro yang ada di tanah air diantaranya dengan ditetapkannya tahun kredit usaha mikro, dan lain-lain.
    Untuk menunjang kegiatan tersebut pemerintah telah menunjuk lembaga-lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta sebagai penyalur kredit usaha tersebut kepada industri-industri baik yang sudah ada maupun industri-industri yang baru terbentuk.
    Lembaga-lembaga keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah dalam menyalurkan kredit usaha adalah bank-bank pemerintah dan swasta serta lembaga keuangan non bank. Sebagai contoh lembaga perbankan yang bisa menyalurkan kredit usaha yaitu Bank BRI, BNI, Mandiri dan lain-lain, sedangkan untuk lembaga keuangan non bank yang ditunjuk oleh pemerintah salah satunya adalah Perum Pegadaian.
    Dalam menyalurkan kredit, tiap-nap lembaga atau badan usaha memiliki aturan-aturan serta kebijaksanaan-kebijaksanaan yang harus dipatuhi oleh nasabah atau debitur, seperti contoh pada Bank BRI, untuk mendapatkan modal usaha, debitur harus bisa menyerahkan angsuran serta syarat-syarat pelengkap lainnya dan itupun memerlukan proses antara tiga hari sampai dengan satu minggu. Lamanya proses tersebut disebabkan pihak debitur (bank) harus mempelajari dan membuat analisa terhadap usaha yang dijalankan oleh kreditur tadi, selain itu untuk mempersiapkan kontrak kredit juga memakan waktu yang cukup lama.
    Lain halnya dengan Perum Pegadaian, dalam menyalurkan kredit kepada nasabah, Perum Pegadaian mampu memberikan kecepatan waktu dalam pencairan kredit, dengan barang jaminan yang berupa barang bergerak Pegadaian mampu menyalurkan kredit dalam waktu 15 menit. Karena kecepatan waktu pencairan kredit inilah biasanya masyarakat yang membutuhkan dana baik untuk modal usaha atau keperluan lainnya lebih memilih Perum Pegadaian.
    Selain jangka waktu pencairan yang relatif singkat, Perum Pegadaian juga menjamin keamanan barang-barang nasabah dengan asuransi, selain itu bunga yang diberikan pun relatif rendah. Oleh karena itulah kebanyakan pelaku-pelaku usaha baik yang berskala kecil, menengah maupun mikro lebih memilih Perum Pegadaian sebagai debitur bagi penambahan modal usaha mereka.
    Kenyataan tidak semua masyarakat memiliki uang tunai, tabanas, deposito yang siap dipakai, meskipun tergolong berpenghasilan cukup. Disamping itu sebagian masyarakat ada yang menginvestasikan dananya dalam bentuk barang berharga (emas, motor, elektronik) baik sebagai perhiasan maupun sebagai penyangga (bumper). Jika ada kebutuhan mendesak seperti : hajatan, keluarga sakit, uang kuliah, gagal panen, ternyata pembayaran terlambat, lonjakan order seketika, diperlukan dana yang jika datang ke bank belum tentu terpenuhi segera. Dengan barang berharga tersebut masyarakat punya pilihan menjualnya atau menggadaikannya ke Pegadaian pada saat uang tunai diperlukan.
    Peningkatan jumlah nasabah ini sudah barang tentu akan berdampak positif terhadap kesinambungan perusahaan, dan dari sisi nasabah pun menginginkan pelayanan yang baik dari perusahaan. Kondisi ini menjadi dilema tersendiri bagi Perum Pegadaian Sengeti dalam melayani nasabahnya.
    Peningkatan pelayanan merupakan suatu tuntutan yang mutlak mendapat perhatian dari perusahaan apalagi seiring dengan semakin meningkatnya nasabah, maka sebagian besar menuntut perbaikan dari pelayanan dari Perum Pegadaian.
    Tuntutan ini agaknya tidak berlebihan karena bagaimanapun juga Perum Pegadaian Cabang Sengeti perlu meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam operasionalnya. Dengan demikian diharapkan dari tahun ke tahun akan terjadi peningkatan propit perusahaan, peningkatan profit ini akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan.
    Dari uraian-uraian diatas maka penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut tingkat kepuasan nasabah Perum Pegadaian Cabang Simpang Pulai Jambi yang dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP JASA PELAYANAN PERUM PEGADAIAN CABANG SENGETI “.

    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan tabel diatas perum pegadaian dalam kegiatannya mengalami surplus, dimana jumlah nasabah pada tahun 2004 sebanyak 1100 orang, pada tahun 2005 meningkat menjadi 1600orang, pada tahun 2006 jumlah nasabah mengalami peningkatan sebanyak 1810 orang, dan pada tahun 2007 terjadi peningkatan menjadi 2090 orang, sedangkan pada tahun 2008 jumlah nasabah meningkat menjadi 1150 orang
    Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya dalam membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, konsumen dipengaruhi oleh faktor internal adalah kepuasan. Tingkat kepuasan menjadi harapan mereka, artinya masyarakat yang menjadi nasabah tersebut menginginkan pelayanan dari pegadaian yang baik
    Tingkat kepuasan nasabah biasanya dalam bentuk pelayanan baik dari sisi kualitas pelayanan yang diberikan maupun dalam kontinuitas dalam penyaluran pinjaman. Kondisi pada akhirnya akan tercermin dari tingkat kepuasan.
    Dengan memperhatikan uraian-uraian terdahulu maka yang menjadi masalah utama dalam skripsi ini adalah “BAGAIMANAKAH TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP JASA PELAYANAN PERUM PEGADAIAN CABANG JAMBI”

    1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
    1.3.1 Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk pelayanan jasa pada Perum Pegadaian Cabang Sengeti.
    2. Untuk menganalisa tingkat kepuasan nasabah terhadap penggunaan jasa pelayanan Perum Pegadaian Cabang Sengeti

    1.3.2 Manfaat Penelitian
    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
    1. Dapat menjadi masukan bagi Perum Pegadaian Cabang Sengeti dalam menetapkan kebijakan pelayanan terhadap nasabah.
    2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang membahas penelitian yang sama pada masa yang akan datang.

    Komentar oleh SLAMET DWIYANTO | Januari 13, 2011 | Balas

  102. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : FITRA AKBAR
    NIM : ERC1B008107

    JUDUL PROPOSAL : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian serta berpengaruh hampir pada semua aspek kehidupan bangsa. Transportasi yang fungsinya melayani mobilitas orang, barang dan jasa baik lokal, regional, nasional maupun internasional, serta perananya sebagai pendukung pembangunan sektor lainya, maka transportasi merupakan bagian yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan dengan menembus isolasi dan keterbelakangan daerah terpencil.
    Mengingat pentingnya sarana transportasi dan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi dengan tingkat pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
    Interaksi antara transportasi dengan sektor ekonomi ( sektor produksi dan jasa ) sangat erat sekali, dengan adanya perkembangan dan peningkatan di sektor-sektor ekonomi dan meningkatkan permintaan terhadap transportasi. Selanjutnya perkembangan di bidang transportasi akan memperlancar pendistribusian barang-barang dan jasa, yang sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat di berbagai kegiatan lainya.
    Ditinjau dari segi jenis prasarana dan sarana transportasi dapat di bedakan antara lain : angkutan laut,angkutan motor,angkutan kereta api, angkutan udara. Masing-masing jenis dari sarana angkutan tersebut kegiatan pelayan bersifat komplementer, subtitusi dan kompetitif. Diantaranya berbagai jenis angkutan tersebut, angkutan jalan raya paling cepat perkembangannya. Karena mobilitas penduduk setiap hari dalam berbagai kegiatanya,lebih banyak menggunakan angkutan jalan raya, seperti untuk keperluan rekreasi, kunjungan kekeluargaan,bekerja dan untuk keperluan lainya. Di Indonesia manusia lebih banyak berpergian antar kota melalui jalan raya. Di samping itu angkutan jalan raya ini memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan jenis angkutan lainya, lebih mudah di dapat karena armadanya banyak,lebih fleksibel dan ekonomis, terdiri dari berbagai ukuran yang dapat disesuaikan kondisi daerah dan dan fasilitas prasarana, serta “ murah ’’ investasingya sehingga banyak dimiliki oleh individu-individu.
    Keadaan ini semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat mobilitas manusia dan barang menjadi semakin tinggi dari suatu wilayah kewilayah lainya. Dalam hal ini peranan modal angkutan jalan raya sangat dominant apabila dibandingkan dengan modal jenis angkutan lainya, karena karakteristiknya yang fleksibel dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu ( door to door service ). Khususnya di wilayah Indonesia bagian barat seperti Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sarana dan prasaran angkutan jalan raya telah tersedia sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan yang merupakan titik-titik yang dapat di jangkau dan di hubungkan oleh sarana dan prasarana angkutan jalan raya di tandai dengan terwujudnya suatu jaringan pelayanan yang dapat di usahakan dengan sarana angkutan umum penumpang yang dilintasi batas-bats propinsi disebut dengan Trayek Bus antar Propinsi.
    Pada saat ini ijin trayek bus antar propinsi ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat setelah menerima rekomendasi dari masing-masing pemerintah daerah dan propinsi yang dihubungkan.
    Propinsi Jambi, sebagai kota yang sedang berkembang berkaitan erat dengan sektor pengangkutan sebagai akses penunjang distribusi barang-barang perdagangan, maupun pemasaran hasil-hasil perkebunan, pertanian, hutan, dan sebagainya.
    Adanya beberapa jenis angkutan yang dapat mengantar masyarakat ke tujuan, salah satunya pada angkutan bus antar kota antar propinsi, permintaan akan jasa angkutan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan perkembangan jasa angkutan lain seperti jasa angkutan udara. Dalam penulisan ini hanya di teliti permintaan bus antar kota antar propinsi dengan jurusan Jambi – Jakarta yang pada awalnya di harapkan dominant di PO LORENA, namun pada kenyataanya dengan melihat perkembangan angkutan udara dewasa ini dengan jurusan Jambi –Jakarta dan Jakarta – Jambi dimana ada beberapa perusahaan penerbangan seperti Merpati Airways, Batavia Airways,Bali Airways, Mandala Airways tuurut mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi ini, maka penulis merasa perlu untuk membuat analisis dengan judul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    1.2 Perumusan Masalah
    Dengan semakin berkembangnya propinsi Jambi sebagai kota yang mempunyai hasil perkebunan yang bagus dan masyarakat yang dinamis maka transportasi menjadi suatu sektor yang sangat penting.
    Dengan kondisi ini dan berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut : “ pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan perkembangan angkutan udara terhadap permintaan jasa angkutan bus antar Kota Antar Propinsi pada P.O Lorena’’ di dalam memenuhi kebutuhan transportasi baik untuk keprluan bisnis, kekeluargaan, liburan dan lain-lain,khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta.

    Dan pengaruh perkembangan angkutan udara dewasa ini, khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta, sangat menonjol, di mana tarif yang di tawarkan perusahaan penerbangan tidak jauh berbeda di bandingkan angkutan bus antar kota antar propinsi, dan dapat di peroleh keuntungan dari angkutan udara ini seperti, waktu tempuh yang relatif lebih cepat, biaya yang di keluarkan akan relatif lebih murah ( karena dengan angkutan bus yang membutuhkan waktu 24 jam perjalanan akan membutuhkan biaya buat konsumsi, yang pada akhirnya jumlahnya akan lebih besar dari tarif yang di kenakan perusahaan penerbangan, dimana dengan menggunakan angkutan udara di kenakan tarif Rp.280.000,- s/d Rp. 315.000,- dan dengan angkutan bus dikenakan tarif Rp.200.000,), dan yang paling penting adalah tenaga yang di butuhkan untuk perjalanan angkutan udara lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga yang akan lebih banyak terkuras jika menggunakan angkutan bus. Beberapa keuntungan dari angkutan udara inilah yang turut mempengaruhi animo masyarakat untuk memilih jasa angkutan dalam perjalanannya, khususnya perjalanan menuju Jakarta, yang sekaligus mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar Kota antar Propinsi pada P.O Lorena.

    1.3. Tujuan Dan Manfaat penelitian
    Adapun tujuan yang diharapkan penulis ini adalah :
    1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhi julah penduduk terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    3. Untuk mengetahui seberapa besar pengruh perkembangan angkutan udara dewasa ini terhadap permintaan jasa angkutan bus antar kota antar Propinsi khususnya di P.O Lorena.

    Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola perusahaan angkuta bus antar kota antar propinsi untuk mengambil kebijaksanaan sehubungan dengan semakin berkembangnya angkuta udara dewasa ini khususnya jurusan Jambi – Jakarta dan adanya sifat dinamis pada masyarakat Propinsi Jambi sebagai kota yang sedang bekembang.
    2. Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang meneliti masalsh pengangkutan bus antar kota antar propinsi.

    Komentar oleh FITRA AKBAR,ERC1B008107 | Januari 13, 2011 | Balas

  103. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : FITRA AKBAR
    NIM : ERC1B008107.

    JUDUL PROPOSAL : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian serta berpengaruh hampir pada semua aspek kehidupan bangsa. Transportasi yang fungsinya melayani mobilitas orang, barang dan jasa baik lokal, regional, nasional maupun internasional, serta perananya sebagai pendukung pembangunan sektor lainya, maka transportasi merupakan bagian yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan dengan menembus isolasi dan keterbelakangan daerah terpencil.
    Mengingat pentingnya sarana transportasi dan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi dengan tingkat pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
    Interaksi antara transportasi dengan sektor ekonomi ( sektor produksi dan jasa ) sangat erat sekali, dengan adanya perkembangan dan peningkatan di sektor-sektor ekonomi dan meningkatkan permintaan terhadap transportasi. Selanjutnya perkembangan di bidang transportasi akan memperlancar pendistribusian barang-barang dan jasa, yang sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat di berbagai kegiatan lainya.
    Ditinjau dari segi jenis prasarana dan sarana transportasi dapat di bedakan antara lain : angkutan laut,angkutan motor,angkutan kereta api, angkutan udara. Masing-masing jenis dari sarana angkutan tersebut kegiatan pelayan bersifat komplementer, subtitusi dan kompetitif. Diantaranya berbagai jenis angkutan tersebut, angkutan jalan raya paling cepat perkembangannya. Karena mobilitas penduduk setiap hari dalam berbagai kegiatanya,lebih banyak menggunakan angkutan jalan raya, seperti untuk keperluan rekreasi, kunjungan kekeluargaan,bekerja dan untuk keperluan lainya. Di Indonesia manusia lebih banyak berpergian antar kota melalui jalan raya. Di samping itu angkutan jalan raya ini memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan jenis angkutan lainya, lebih mudah di dapat karena armadanya banyak,lebih fleksibel dan ekonomis, terdiri dari berbagai ukuran yang dapat disesuaikan kondisi daerah dan dan fasilitas prasarana, serta “ murah ’’ investasingya sehingga banyak dimiliki oleh individu-individu.
    Keadaan ini semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat mobilitas manusia dan barang menjadi semakin tinggi dari suatu wilayah kewilayah lainya. Dalam hal ini peranan modal angkutan jalan raya sangat dominant apabila dibandingkan dengan modal jenis angkutan lainya, karena karakteristiknya yang fleksibel dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu ( door to door service ). Khususnya di wilayah Indonesia bagian barat seperti Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sarana dan prasaran angkutan jalan raya telah tersedia sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan yang merupakan titik-titik yang dapat di jangkau dan di hubungkan oleh sarana dan prasarana angkutan jalan raya di tandai dengan terwujudnya suatu jaringan pelayanan yang dapat di usahakan dengan sarana angkutan umum penumpang yang dilintasi batas-bats propinsi disebut dengan Trayek Bus antar Propinsi.
    Pada saat ini ijin trayek bus antar propinsi ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat setelah menerima rekomendasi dari masing-masing pemerintah daerah dan propinsi yang dihubungkan.
    Propinsi Jambi, sebagai kota yang sedang berkembang berkaitan erat dengan sektor pengangkutan sebagai akses penunjang distribusi barang-barang perdagangan, maupun pemasaran hasil-hasil perkebunan, pertanian, hutan, dan sebagainya.
    Adanya beberapa jenis angkutan yang dapat mengantar masyarakat ke tujuan, salah satunya pada angkutan bus antar kota antar propinsi, permintaan akan jasa angkutan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan perkembangan jasa angkutan lain seperti jasa angkutan udara. Dalam penulisan ini hanya di teliti permintaan bus antar kota antar propinsi dengan jurusan Jambi – Jakarta yang pada awalnya di harapkan dominant di PO LORENA, namun pada kenyataanya dengan melihat perkembangan angkutan udara dewasa ini dengan jurusan Jambi –Jakarta dan Jakarta – Jambi dimana ada beberapa perusahaan penerbangan seperti Merpati Airways, Batavia Airways,Bali Airways, Mandala Airways tuurut mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi ini, maka penulis merasa perlu untuk membuat analisis dengan judul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    1.2 Perumusan Masalah
    Dengan semakin berkembangnya propinsi Jambi sebagai kota yang mempunyai hasil perkebunan yang bagus dan masyarakat yang dinamis maka transportasi menjadi suatu sektor yang sangat penting.
    Dengan kondisi ini dan berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut : “ pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan perkembangan angkutan udara terhadap permintaan jasa angkutan bus antar Kota Antar Propinsi pada P.O Lorena’’ di dalam memenuhi kebutuhan transportasi baik untuk keprluan bisnis, kekeluargaan, liburan dan lain-lain,khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta.

    Dan pengaruh perkembangan angkutan udara dewasa ini, khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta, sangat menonjol, di mana tarif yang di tawarkan perusahaan penerbangan tidak jauh berbeda di bandingkan angkutan bus antar kota antar propinsi, dan dapat di peroleh keuntungan dari angkutan udara ini seperti, waktu tempuh yang relatif lebih cepat, biaya yang di keluarkan akan relatif lebih murah ( karena dengan angkutan bus yang membutuhkan waktu 24 jam perjalanan akan membutuhkan biaya buat konsumsi, yang pada akhirnya jumlahnya akan lebih besar dari tarif yang di kenakan perusahaan penerbangan, dimana dengan menggunakan angkutan udara di kenakan tarif Rp.280.000,- s/d Rp. 315.000,- dan dengan angkutan bus dikenakan tarif Rp.200.000,), dan yang paling penting adalah tenaga yang di butuhkan untuk perjalanan angkutan udara lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga yang akan lebih banyak terkuras jika menggunakan angkutan bus. Beberapa keuntungan dari angkutan udara inilah yang turut mempengaruhi animo masyarakat untuk memilih jasa angkutan dalam perjalanannya, khususnya perjalanan menuju Jakarta, yang sekaligus mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar Kota antar Propinsi pada P.O Lorena.

    1.3. Tujuan Dan Manfaat penelitian
    Adapun tujuan yang diharapkan penulis ini adalah :
    1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhi julah penduduk terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    3. Untuk mengetahui seberapa besar pengruh perkembangan angkutan udara dewasa ini terhadap permintaan jasa angkutan bus antar kota antar Propinsi khususnya di P.O Lorena.

    Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola perusahaan angkuta bus antar kota antar propinsi untuk mengambil kebijaksanaan sehubungan dengan semakin berkembangnya angkuta udara dewasa ini khususnya jurusan Jambi – Jakarta dan adanya sifat dinamis pada masyarakat Propinsi Jambi sebagai kota yang sedang bekembang.
    2. Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang meneliti masalsh pengangkutan bus antar kota antar propinsi.

    Komentar oleh FITRA AKBAR | Januari 13, 2011 | Balas

  104. Nama : Edi Rahmat
    Nim : ERC1B008017
    Slm Sukses Pak Jo, Saya mahasiswa Ekstensi kelas sore Fak : Ekonomi Manajemen SMT V,ini tugas Proposal tentatif saya pak

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian
    Susu merupakan sumber kalsium yang sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi. Selain itu susu juga mengandung protein, lemak yang kaya akan asam lemak omega-3 dan omega-6, karbohidrat, vitamin dan
    mineral. Kandungan zat gizi yang lengkap tersebut menjadikan susu sebagai makanan yang sangat ideal.
    Mengingat perannya yang sangat besar dalam tubuh, maka susu merupakan produk marketing yang sangat potensial. Dalam satu dekade belakangan ini para produsen susu berlomba-lomba mempromosikan produknya dengan cara menambahkan zat-zat tertentu yang dipercaya dapat mencerdaskan otak, meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai iming-iming lainnya. Hal ini tentu saja menjadi daya tarik bagi para konsumen yang mempunyai ekspektasi tinggi terhadap kesehatan mereka. Semakin tinggi ekspektasi, semakin tinggi pengorbanan, dan bisa saja berarti semakin mahal susu yang harus dibeli untuk memenuhi ekspektasi tersebut.
    Perkembangan teknologi dan industri membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Di samping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdampak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, mengadakan promosi dan mendistribusikan barang dengan efektif.
    Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
    Dengan semakin banyaknya Produk susu cair yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merek yang sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk menganalisis perilaku konsumen susu cair untuk mengetahui pola pembeliannya. Dengan banyaknya merek susu cair yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah kemasan, warna, aroma, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.
    Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun luar konsumen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Susu Cair Merek Indomilk
    . Dari uraian tersebut di atas maka judul penelitian ini adalah: “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Susu Cair Merek Indomilk “.

    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut:
    1. Bagaimana pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan konsumen untuk membeli produk susu cair merek indomilk?
    2. Dari faktor Budaya, sosial, pribadi, dan psikologis diatas, faktor mana yang berpengaruh dominan terhadap keputusan untuk membeli produk susu Cair merek Indomilk?
    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
    1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perilaku konsumen yang terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap keputusan untuk membeli produk susu cair merek Indomilk
    2. Untuk mengetahui diantara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologi yang berpengaruh dominan terhadap keputusan mahasiswa untuk membeli produk susu cair merek Indomilk
    1.4 Manfaat Penelitian
    1. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor dominan yang menjadi pertimbangan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang ditawarkan sehingga pihak perusahaan akan dapat senantiasa menyusun strategi dalam rangka memenuhi harapan konsumen.
    2. Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang ilmu manajemen pemasaran, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan.
    3. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

    Komentar oleh Edi Rahmat | Januari 13, 2011 | Balas

  105. ANALISIS HUBUNGAN EMOSIONAL SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR DI SMK 1 BATANGHARI JAMBI

    Disusun oleh :
    RIAN ANTONY
    (ERC1B008073)

    Dosen pembimbing :
    Prof.Johanes simatupang.
    FAKULTAS EKONOMI
    UNIVERSITAS JAMBI
    2011

    BAB I
    PENDAHULUAN
    A. Latar belakang masalah
    Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.
    Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses belajar.
    Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105) belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.
    Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
    Prestasi belajar menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (1996 :178) adalah:
    “ Hasil yang dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana dicantumkan di dalam nilai rapornya. Melalui prestasi belajar seorang siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.”
    Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif.
    Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.
    Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah (Goleman, 2002). Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .
    Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EQ selalu mendahului intelegensi rasional. EQ yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja
    (Goleman, 2002 : 17).
    Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang.
    Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EQ merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2002:44).
    Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.
    Menurut Goleman, khusus pada orang-orang yang murni hanya memiliki kecerdasan akademis tinggi, mereka cenderung memiliki rasa gelisah yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri, terkesan dingin dan cenderung sulit mengekspresikan kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Bila didukung dengan rendahnya taraf kecerdasan emosionalnya, maka orang-orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustrasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ rata-rata namun memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
    Pada penelitian ini, penulis mengunakan sampel pada SMK1 BATANGHARI JAMBI, yang berada di Jl.Sudirman kilometer 4,2, berdasarkan nilai rata-rata nilai ulangan umum murni cawu 2 kelas II tahun ajaran 2001/2002.
    Dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada diri siswa sebagai salah satu faktor penting untuk meraih prestasi akademik, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti :”Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II SMK 1 BATANGHARI JAMBI”.
    B. Rumusan masalah dan Pokok-pokok Bahasan
    Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan Prestasi belajar pada siswa kelas II SMK 1 BATANGHARI di Jambi?”
    Pada penelitian ini yang menjadi pokok-pokok bahasan adalah sebagai berikut:
    1. Prestasi belajar
    Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh seorang siswa dari kegiatan belajar mengajar dalam bidang akademik di sekolah dalam jangka waktu tertentu.
    2. Kecerdasan Emosional
    Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan ke arah yang positif.

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK1 BATANGHARI JAMBI.
    D. Manfaat Penelitian
    Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah :
    1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar.
    2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

    BAB II
    Tinjauan Pustaka

    Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi belajar yang tinggi diperlukan Kecerdasan Intelektual (IQ) yang juga tinggi. Namun, menurut hasil penelitian terbaru dibidang psikologi membuktikan bahwa IQ bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi ada banyak faktor lain yang mempengaruhi salah satunya adalah kecerdasan emosional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peranan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa kelas II SMK.
    Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam raport.Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK dan Hipotesis nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK.
    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional sedangkan prestasi belajar sebagai variable terikat. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMK 1 BATNGHARI di Jambi yang seluruhnya berjumlah 240 orang. Sampel penelitian adalah 148 siswa, menggunakan metode proporsional random sampling. Dalam pengumpulan data digunalan metode skala untuk kecerdasan emosional berdasarkan teori Daniel Goleman yang terdiri dari mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain; dan untuk mengukur prestasi belajar siswa digunakan metode pemeriksaan dokumen dengan melihat nilai raport semester I.
    Nilai korelasi yang diperoleh pada analisis validitas instrumen dengan rumus korelasi Product Moment dari Pearson berkisar antara 0,320 – 0,720 dan p berkisar antara 0,000 – 0,008. Berdasarkan pada taraf signifikan 0,05 diperoleh 85 item valid dan 15 item gugur dari 100 item yang ada pada skala kecerdasan emosional. Nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh 0,9538 dihitung dengan rumus Alpha Cronbach.
    Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,248 dengan p 0,002 (<0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pada siswa kelas II SMK 1 BATANGHARI JAMBI.

    Komentar oleh rian antony | Januari 13, 2011 | Balas

  106. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : ERWIN HIDAYAT
    NIM : ERC1B008063

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga Jambi yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya. Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat.
    Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan. Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.
    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.
    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm GV yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.
    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).
    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk GV yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi Universitas Jambi.
    Helm merk GV ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg. Helm GV nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus GV kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat langsung pada peningkatan pasar.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helm GV diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    • Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk GV?
    • Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk GV?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    • Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    • Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.

    1.4 Manfaat Penelitian
    • Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori
    2.1.1 Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan.
    Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.2 Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definisi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    • Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
    • Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pemakainya.

    • Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
    • Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    2.4 Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
    • Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
    • Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
    • Evaluasi Alternatif
    Jika semua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.
    • Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.
    • Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut. Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli, kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan penelitian sebelumnya.

    2.5 Hipotesis Penelitian
    Hipotesis I
    Ho : Diduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.
    Ha : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hel merk GV.
    Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
    Ha : Diduga factor kualitas mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

    Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : ERWIN HIDAYAT
    NIM : ERC1B008063

    BAB I
    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang
    Pada tahun 2003 dimulainya operasi pemusnahan helm yang bukan standar oleh jajaran kepolisian, ada beberapa warga Jambi yang mengeluh/segan dengan penggunaan helm standar. Berbagai alasan mulai dari kepala terasa berat,tidak nyaman,tidak mendengar kalo ada yang memanggil, dan sebagainya. Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Biasanya helm semacam ini lulus persyaratan DOT (Departement of Transportation) atau standar transportasi Amerika Serikat.
    Ada juga standar-standar lain seperti untuk Eropa, Jepang, bahkan Indonesia sendiri. Apapun itu, helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus seluruh kepala dan menyisakan cukup ruang untuk melihat kedepan. Orang-orang sering menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus lumanyan tebal dan anti benturan.
    Helm yang aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir-hampir tidak ada helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda melihat dengan jelas, baik kala siang dan malam ataupun teruk hujan. Hindari penggunaan jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang,terutama saat malam. Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah yng berkualitas oleh kebeningan dan tidak berefek cembung atau cekung.
    Sekarang ini banyak sekali terdapat merk-merk helm yang ditawarkan kepada konsumen seperti Arai, Shoe, Nolan, dan merk helm GV yang palsu yaitu GM dan sebagainya. Dimana masing-masing merk helm tersebut berusaha untuk membuat produknya lebih unggul dibandingkan dengan merk lain. Maka kegiatan pemasaran yang baik dan tepatlah yang memegang peranan yang penting dalam menunjang kelangsungan usaha dan perkembangan suatu perusahaan. Dengan kata lain, pihak produsen harus mampu merebut hati konsumen akan hasil produksi yang dijual dan berupaya untuk memuaskan kebutuhan konsumennya.
    Dalam memahami prilaku konsumen tentu tidak mudah karena konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda sebagaimana dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas disamping dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal lainnya yang berakibat langsung terhadap prilaku konsumen. Faktor eksternal yang dimaksud meliputi kebudayaan, sub budaya,kelas social,kelompok social, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan factor internal adalah factor yang ada pada diri konsumen itu sendiri (psikologis) yang meliputi: belajar, kepribadian, dan konsep diri,serta sikap (Stanton,1996:155).
    Oleh sebab itu konsumen harus dapat mengendalikan perubahan perilaku tersebut dengan berusaha mengimbanginya, yakni dengan mempengaruhi konsumen dalam membeli produk yang ditawarkan dan melalui evaluasi berkala demi kelangsungan hidup produsen itu sendiri. Tidak semua merk helm yang mampu diminati oleh sebagian besar konsumen yang ada, tetapi hanya beberapa saja.Salah satunya adalah merk GV yang menjadi pilihan konsumen khususnya mehasisiwa fakultas ekonomi Universitas Jambi.
    Helm merk GV ini memiliki kualitas yang berstandar internasional yang menggunakan teknologi dari Italia. Berat helm half face idealnya 1 sampai 1,3 kg, sedangkan untuk helm full face bobotnya berkisar 1,3-1,7 kg. Helm GV nampaknya sudah menjadi tuntutan para pengendara sepeda motor, khususnya mahasiswa. Sering dikatakan oleh para mahasiswa “Kalau naik motor helmnya harus GV kalo tidak mau di cap tidak gaul”. Melihat keadaan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen yang merupakan salah satu dasar dalam menerapkan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan, yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga diharapkan dapat membawa kepada peningkatan penjualan yang berakibat langsung pada peningkatan pasar.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut : Banyaknya merk-merk helm sepada motor yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
    Helm merupakan salah satu penunjang keselamatan berkendaraan yang sangat penting.Pentingnya memahami prilaku konsumen untuk meningkatkan penjualan.
    Helm GV diminati oleh para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Sehingga berdasarkan uraian di atas, maka permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
    • Apakah faktor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi secara simultan mempengaruhi prilaku konsumen dalam membeli helm merk GV?
    • Dari factor-faktor tersebut, factor manakah yang paling dominan memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen terhadap pembelian helm merk GV?

    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :
    • Untuk mengetahui prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV dilihat dari harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi.
    • Untuk mengetahui factor yang paling dominan mempengaruhi prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.

    1.4 Manfaat Penelitian
    • Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
    Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang pemasaran untuk mengembangkan usaha bisnis mereka.
    • Diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori
    2.1.1 Pengertian Pemasaran
    Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan dewasa ini, pemasaran memegang peranan sebagai suatu faktor penting untuk tetap bertahan menjalankan usaha dan bergelut dalam dunia persaingan.
    Pemasaran merupakan factor vital sebagai strategi pesrusahaan dalam menjalankan usahanya, yang terutama berhubungan dengan konsumen. Kata pemasaran sendiri berasal dari kata pasar, atau bias juga diartikan dengan mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran.
    Menurut Kotler ( 2002 : 9 ) “Pemasaran adalah proses social yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain”.
    Menurut Stanton ( 1996 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada meupun pembeli potensial”.
    Menurut Lamb, Hair, Me Daniel ( 2001 : 6 ) “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi”.
    Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

    2.2 Prilaku Konsumen
    Menurut Swasta ( 1992 : 9 ) “Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut”.
    Menurut Peter J. Paul dan jerry C. Olson ( 2000 : 6 ) “Prilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara pengaruh dan kondisi prilaku dan kejadian di sekitar lingkungan di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam kehidupan mereka”.
    Dari dua jenis definisi di atas dilihat ada dua hal penting dari prilaku konsumen yaitu proses pengembalian keputusan dan kegiatan fisik yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa secara ekonomis. Dengan kata lain prilaku konsumen adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan yang dilakukan untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

    2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen
    Menurut Kotler ( 2002 : 183 ) Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku pembelian konsumen yaitu :
    • Faktor Kebudayaan
    Kebudayaan mempunyai penaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas social. Budaya yang merupakan karakter paling penting dari suatu social yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan prilaku yang paling mendasar. Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi. Sub budaya adalah suatu kelompok homogeny atas sejumlah orang yang terbagi menjadi beberapa bagian dari keseluruhan suatu budaya. Masyarakat dalam suatu budaya dan sub budaya sesungguhnya terbagi dalam strata atau kelas social. Kelas social merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara dekat persamaan diantara mereka sendiri.
    • Faktor Sosial
    Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari. Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pemakainya.

    • Faktor Pribadi
    Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menentukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. Selain itu kepribadian dan konsep diri juga mempengaruhi pilihan produk. Konsep diri adalah bagaimana konsumen mempresepsikan diri mereka sendiri, yang meliputi sikap, persepsi, keyakinan, dan evaluasi diri. Karena sangat berguna dalam menganalisis prilaku sonsumen sehingga banyak perusahaan menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian seseorang.
    • Faktor Psikologis
    Sikap pembelian psikologis dipengaruhi oleh empat facktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan. Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Para konsumen mengembangkan beberapa kenyakinan mengenai ciri-ciri dari suatu produk dan selanjutnya akan membentuk suatu sikap konsumen terhadap produk tersebut.

    2.4 Faktor Pribadi
    Menurut Kotler ( 2002 : 204 ) tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan pelanggan yang menjadi sasaran. Pada bidang prilaku konsumen ini mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, dan membuang barang , jasa, gagasan atau pengalaman dalam rangka memuasakan kebutuhan dan hasrat mereka. Para perusahaan yang cermat melakukan riset atau Quesioner atas riset atas proses keputusan pembelian yang ada dalam jenis produk mereka. Ketika membuat keputusan untuk membeli suatu produk, konsumen melewati tahap-tahap sebagai berikut :
    • Pengenalan Masalah
    Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan umum seseorang seperti lapar, haus, saat mencapai titik tertentu dapat menjadi sebuah dorongan. Kebutuhan juga dapat ditimbulkan oleh rangsangan eksternal seperti ketika seseorang melihat iklan mobil dan ingin membelinya. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat menidentifikasi rangsangan yang paling sering membengkitkan minat akan suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat membangkitkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
    • Pencarian Informasi
    Saat seseorang mulai menyadari kebutuhannya, maka pilihan produk dan merk harus diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhanya. Dalam mencari berbagai alternative pilihan untuk memuaskan kebutuhan, seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti beberapa banyak biaya waktu, berapa banyak informasi dari masa alalu dan sumber-sumber lain yang sudah dimiliki oleh konsumen. Yang menjadi minat utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relative dari tiap sumber tersebut terhadap kepuasan pembelian selanjutnya. Sewcara umum konsumen mendapatkan informasi tentang suatu produk dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar.
    • Evaluasi Alternatif
    Jika semua alternative yang wajar telah diidentifikasikan, konsumen harus mengevaluasinya satu per satu sebagai persiapan untuk mengadakan pembelian. Kriteria evaluasi yang dipakai konsumen mencakup pengalaman masa lalu dan sikap terhadap aneka merk. Konsumen juga mendengarkan tanggapan-tanggapan keluarga dan kelompok lain. Beberapa konsep dasar akan dapat membantu pemasar dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk. Ketiga, konsumen memandang setiap produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari untuk memuasakan kebutuhan.
    • Keputusan Pembelian
    Setelah mencari dan mengvaluasi berbagai alternative untuk memenuhi kebutuhan, konsumen pada titik tertentu harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli, jika keputusan yang diambil adalah membeli, konsumen harus membuat rangkaian keputusan yang menyangkut merk, harga, tempat penjualan, warna, dan lain-lain.
    • Prilaku Pasca Pembelian
    Saat membeli suatu produk,bagi seorang konsumen akan mengalami tingkat kepuasan dan ketidakpuasan tertentu. Perasaan konsumen setelah malakukan pembelian dapat mempengaruhi pembelian ulang dan juga ditambah dengan apa yang dikatakan oleh konsumen kepada teman atau kerabat tentang produk tersebut. Biasanya konsumen akan mengalami kecemasan purnabeli, kecemasan ini disebut disonasi kognitif purnabeli yang terjadi karena setiap alternative yang dihadapi konsumen memiliki kelebihan dan kekurangan penelitian sebelumnya.

    2.5 Hipotesis Penelitian
    Hipotesis I
    Ho : Diduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan tidak berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV.
    Ha : Duduga factor-faktor seperti harga, selera, kualitas, harga jual kembali, prestise dan promosi, secara simultan berpengaruh terhadap prilaku konsumen dalam pembelian hel merk GV.
    Hipotesis II
    Ho : Diduga factor kualitas tidak mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.
    Ha : Diduga factor kualitas mempunyai pengaruh dominan terhadap prilaku konsumen dalam pembelian helm merk GV pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Jambi.

    Komentar oleh erwin hidayat | Januari 13, 2011 | Balas

  107. Selamat sore pak Jo.
    Tugas : Proposal Tentatif
    Nama : IRVAN FAHRIANSYAH
    Nim : ERC 1B008013
    Semester : V
    Jurusan/Fakultas : Ekonomi Manajemen
    Judul : PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN (Studi kasus di badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi).

    A. Latar Belakang Masalah
    Perkembangan dunia perpustakaan di Negara-negara maju terjadi dengan sangat cepat.Faktor yang menjadi kendala bagi kemajuan perpustakaan di Indonesia juga dihadapi oleh pelaku jasa yang lain.Eksistensi suatu lembaga akan ditentukan oleh seberapa besar lembaga tersebut bermanfaat secara optimal dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.
    Tujuan layanan perpustakaan adalah memuaskan pemustaka dengan memberikan berbagai jenis layanan kepada pemustaka untuk mendapatkan informasi sebnyak-banyaknya dan memberikan akses seluas-luasnya dengan berbagai sarana dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh pemustaka secara efektif dan efesien.Namun dalam berinteraksi atau berhubungan dengan pemustaka kerap kali perpustakaan menerima keluhan dari pemustaka.Pemustaka merupakan factor utama eksistensi dan operasionalnya suatu perpustakaan. Dalam pendekatan pemasaran di perpustakaan di beberapa hal yang menjadi pertanyaan utama antara lain: Siapa pemustaka utama perpustakaan ? Apa yang pemustaka inginkan dari layanan perpustakaan ? Apa yang dapat dilakukan perpustakaan agar keinginan pemustaka terpenuhi ? Dan dengan cara apa perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pemustaka ? Sejumlah pertanyaan tersebut merupakan dasar bagi perpustakaan dalam menjalankan aktifitasnya. Tuntutan perubahan dan dinamika perilaku pemustaka sangat memerlukan pendekatan pemasaran agar organisasi mampu bertahan.
    Badan perpustaka dan arsip daerah provinsi jambi mempunyai peran sebagai sumber belajar, pusat informasi,pusat penyebar luasan informasi dan member jasa pelayanan informasi secara professional yang bermuara pada kepuasan pemustaka.
    Berdasarkan kondisi yang ada dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, arah kebijakan badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi sebagai berikut :
    1. Pengembangan koleksi perpustakaan yang berkualitas dan berkelanjutan secara kuantitas.
    2. Pengembangan jasa pelayanan dengan dukungan sarana prasarana di perpustakaan.
    3. Pengembangan kerja sama antar perpustakaan yang saling menguntungkan.
    4. Pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan yang kuat, professional dan amanah.
    Kepuasan pemustaka menjadi tujuan utama dalam layanan perpustakaan sehingga pengembangan koleksi, kelengkapan sarana prasarana di perputakaan, kerja sama antar perpustakaan dan pelayanan yang ramah dari petugas perpustakaan merupakan unsure sangat penting, Sedangkan persepsi adalah tingkat layanan yang diterima atau yang di rasakan pemustaka. Kesenjangan (gap antara harapan dan persepsi pemustaka inilah yang disebut layan peprpustakaan).
    Dari latar belakang msalah diatas peneliti dan pengukur sejauh mana kesesuaian kinerja pihak perpustakaan dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk memenuhi harapan pemustaka, ditulis dalam bentuk skripsi yang berjudul “PENGUKURAN TINGKAT KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN” (studi kasus di badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi).

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan masalah yang menjadi focus dalam penelitian ini yaitu :

    1. Sejauh mana tingkatan kepuasan pemustaka atau masyarakat terhadap kinerja perpustakaan di tinjau dari kesenjangan antar jasa yang di alami dengan jasa yang diharapkan.
    2. Jenis layanan manakah yang menjadi prioritas utama agar dapat dilakukan peningkatan secara terus-menerus (Continual Improvement).

    C. Batasan Masalah

    Agar pembahasandalam penelitian tidak terlalu meluas, maka dalam penelitian di berikan batasan-batasan sebagai berikut :

    1. Ruang lingkup penelitian dilakukan di badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi khususnya layanan perpustakaan.
    2. Responden adlah pemustaka atau masyarakat yang berkunjung di badan perpustakaan dan arsip daerah provinsi jambi.
    3. Alat statistika yang di gunakan untuk analisis data adalah importance performance Analisis dan uji t independent berpasangan.
    4. Software yang digunakan adalah MINTAB Versi 13.0 dan SPSS Versi 16.
    5. Bidang yang tidak ada hubunganya dengan bidang di atas di anggap berada di luar bidang penelitian.

    Irvan judulmu sangat teknikal (manajerial), coba rumuskan lagi menjadi dekat ke bidang pemarasan. Idenya bagus dan ini cenderung kepada pelayan di bidang publik.

    Komentar oleh Irvan Fahriansyah | Januari 13, 2011 | Balas

  108. Salam hangat pak joe,
    Ini saya mahasiswa ekstensi semester 5, fakultas ekonomi manajemen kota jambi.
    Ingin mengajukan hasil proposal skripsi yang telah saya kerjakan.tolong beri komentarnya ya pak joe.
    NAMA : FITRA AKBAR
    NIM : ERC1B008107

    Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian serta berpengaruh hampir pada semua aspek kehidupan bangsa. Transportasi yang fungsinya melayani mobilitas orang, barang dan jasa baik lokal, regional, nasional maupun internasional, serta perananya sebagai pendukung pembangunan sektor lainya, maka transportasi merupakan bagian yang sangat penting bagi pembangunan nasional. Transportasi merupakan unsur vital dalam kehidupan bangsa, serta upaya pemerataan dan penyebaran pembangunan dengan menembus isolasi dan keterbelakangan daerah terpencil.
    Mengingat pentingnya sarana transportasi dan semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi dengan tingkat pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang tertib, aman, nyaman, cepat, teratur, lancar dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
    Interaksi antara transportasi dengan sektor ekonomi ( sektor produksi dan jasa ) sangat erat sekali, dengan adanya perkembangan dan peningkatan di sektor-sektor ekonomi dan meningkatkan permintaan terhadap transportasi. Selanjutnya perkembangan di bidang transportasi akan memperlancar pendistribusian barang-barang dan jasa, yang sekaligus meningkatkan mobilitas masyarakat di berbagai kegiatan lainya.
    Ditinjau dari segi jenis prasarana dan sarana transportasi dapat di bedakan antara lain : angkutan laut,angkutan motor,angkutan kereta api, angkutan udara. Masing-masing jenis dari sarana angkutan tersebut kegiatan pelayan bersifat komplementer, subtitusi dan kompetitif. Diantaranya berbagai jenis angkutan tersebut, angkutan jalan raya paling cepat perkembangannya. Karena mobilitas penduduk setiap hari dalam berbagai kegiatanya,lebih banyak menggunakan angkutan jalan raya, seperti untuk keperluan rekreasi, kunjungan kekeluargaan,bekerja dan untuk keperluan lainya. Di Indonesia manusia lebih banyak berpergian antar kota melalui jalan raya. Di samping itu angkutan jalan raya ini memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan jenis angkutan lainya, lebih mudah di dapat karena armadanya banyak,lebih fleksibel dan ekonomis, terdiri dari berbagai ukuran yang dapat disesuaikan kondisi daerah dan dan fasilitas prasarana, serta “ murah ’’ investasingya sehingga banyak dimiliki oleh individu-individu.
    Keadaan ini semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi sehingga tingkat mobilitas manusia dan barang menjadi semakin tinggi dari suatu wilayah kewilayah lainya. Dalam hal ini peranan modal angkutan jalan raya sangat dominant apabila dibandingkan dengan modal jenis angkutan lainya, karena karakteristiknya yang fleksibel dapat melayani jasa angkutan dari pintu ke pintu ( door to door service ). Khususnya di wilayah Indonesia bagian barat seperti Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, sarana dan prasaran angkutan jalan raya telah tersedia sampai ke pelosok-pelosok pedesaan. Wilayah-wilayah perkotaan dan pedesaan yang merupakan titik-titik yang dapat di jangkau dan di hubungkan oleh sarana dan prasarana angkutan jalan raya di tandai dengan terwujudnya suatu jaringan pelayanan yang dapat di usahakan dengan sarana angkutan umum penumpang yang dilintasi batas-bats propinsi disebut dengan Trayek Bus antar Propinsi.
    Pada saat ini ijin trayek bus antar propinsi ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat setelah menerima rekomendasi dari masing-masing pemerintah daerah dan propinsi yang dihubungkan.
    Propinsi Jambi, sebagai kota yang sedang berkembang berkaitan erat dengan sektor pengangkutan sebagai akses penunjang distribusi barang-barang perdagangan, maupun pemasaran hasil-hasil perkebunan, pertanian, hutan, dan sebagainya.
    Adanya beberapa jenis angkutan yang dapat mengantar masyarakat ke tujuan, salah satunya pada angkutan bus antar kota antar propinsi, permintaan akan jasa angkutan tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk, pendapatan per kapita dan perkembangan jasa angkutan lain seperti jasa angkutan udara. Dalam penulisan ini hanya di teliti permintaan bus antar kota antar propinsi dengan jurusan Jambi – Jakarta yang pada awalnya di harapkan dominant di PO LORENA, namun pada kenyataanya dengan melihat perkembangan angkutan udara dewasa ini dengan jurusan Jambi –Jakarta dan Jakarta – Jambi dimana ada beberapa perusahaan penerbangan seperti Merpati Airways, Batavia Airways,Bali Airways, Mandala Airways tuurut mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi ini, maka penulis merasa perlu untuk membuat analisis dengan judul : “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Akan Jasa Bus Antar Kota Antar Propinsi ( Studi kasus : P.O. LORENA ).’’

    1.2 Perumusan Masalah
    Dengan semakin berkembangnya propinsi Jambi sebagai kota yang mempunyai hasil perkebunan yang bagus dan masyarakat yang dinamis maka transportasi menjadi suatu sektor yang sangat penting.
    Dengan kondisi ini dan berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahanya dapat dirumuskan sebagai berikut : “ pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendapatan dan perkembangan angkutan udara terhadap permintaan jasa angkutan bus antar Kota Antar Propinsi pada P.O Lorena’’ di dalam memenuhi kebutuhan transportasi baik untuk keprluan bisnis, kekeluargaan, liburan dan lain-lain,khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta.

    Dan pengaruh perkembangan angkutan udara dewasa ini, khususnya untuk jurusan Jambi – Jakarta, sangat menonjol, di mana tarif yang di tawarkan perusahaan penerbangan tidak jauh berbeda di bandingkan angkutan bus antar kota antar propinsi, dan dapat di peroleh keuntungan dari angkutan udara ini seperti, waktu tempuh yang relatif lebih cepat, biaya yang di keluarkan akan relatif lebih murah ( karena dengan angkutan bus yang membutuhkan waktu 24 jam perjalanan akan membutuhkan biaya buat konsumsi, yang pada akhirnya jumlahnya akan lebih besar dari tarif yang di kenakan perusahaan penerbangan, dimana dengan menggunakan angkutan udara di kenakan tarif Rp.280.000,- s/d Rp. 315.000,- dan dengan angkutan bus dikenakan tarif Rp.200.000,), dan yang paling penting adalah tenaga yang di butuhkan untuk perjalanan angkutan udara lebih sedikit di bandingkan dengan tenaga yang akan lebih banyak terkuras jika menggunakan angkutan bus. Beberapa keuntungan dari angkutan udara inilah yang turut mempengaruhi animo masyarakat untuk memilih jasa angkutan dalam perjalanannya, khususnya perjalanan menuju Jakarta, yang sekaligus mempengaruhi permintaan jasa angkutan bus antar Kota antar Propinsi pada P.O Lorena.

    1.3. Tujuan Dan Manfaat penelitian
    Adapun tujuan yang diharapkan penulis ini adalah :
    1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhi julah penduduk terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan akan jasa angkutan bus antar kota antar propinsi.
    3. Untuk mengetahui seberapa besar pengruh perkembangan angkutan udara dewasa ini terhadap permintaan jasa angkutan bus antar kota antar Propinsi khususnya di P.O Lorena.

    Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola perusahaan angkuta bus antar kota antar propinsi untuk mengambil kebijaksanaan sehubungan dengan semakin berkembangnya angkuta udara dewasa ini khususnya jurusan Jambi – Jakarta dan adanya sifat dinamis pada masyarakat Propinsi Jambi sebagai kota yang sedang bekembang.
    2. Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang meneliti masalsh pengangkutan bus antar kota antar propinsi.

    Komentar oleh fitra akbar | Januari 13, 2011 | Balas

  109. Nama : Erni Anggreni
    Nim : EC1B009025

    Selamat Malam Pak Joe
    Saya Mahasiswa Ekstensi Manajemen Paket Semester III

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar belakang

    persaingan bisnis semakin menggila di kancah pembisnis jambi, maka Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia usaha, maka perusahaan dituntut untuk tidak hanya mampu menciptakan produk (barang/jasa) yang unggul, namun harus mampu memasarakan produknya pada sasaran yang tepat. Produk yang di paasarkan haruslah dapat memberikan kepuasan yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, sehingga konsumen akan memilih produk yang diharapkan dapat memberikan kepuasan konsumen.

    Salah satu usaha yang menyajikan makanan yaitu usaha air minum isi ulang, usaha ini harus mampu bersaing untuk tetap eksis guna mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan berusaha menciptakan daya saing yang tinggi bagi para pesaingnya. Oleh karena itu, persaingan tidak hanya dilakukan dalam hal produk tetapi juga dari persepsi para konsumen. Untuk itu perusahaan harus mampu menarik minat dan loyalitas konsumen, diantaranya melalui kualitas pelayanan yang ditawarkan.

    Zahra Water merupakan salah satu industri jasa yang bergerak dibidang penyedia air minum isi ulang. Zahra Water yang berdiri tanggal 19 Februari 2009 ini beralamat di Komplek Ruko mendalo mas, kecamatan jambi luar kota, propisi Jambi. Untuk diketahui, Zahra Water merupakan salah satu perusahaan cabang dari Zahra Water yang sudah lama ada dikota jambi.
    Perkembangan jumlah konsumen Zahra Water tergolong cukup pesat. Zahra Water pada Tahun 2009-2011 sebanyak 1.443 orang.

    Pelayanan merupakan bagian dari strategi pemasaran di Zahra Water. Selain itu pelayanan atas jasa yang ditawarkan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pihak perusahaan air minum isi ulang, karena konsumen akan menilai mutu pelayanan jasa yang ditawakan.
    Salah satu pelayanan yang di berikan adalah antar jemput dari pemesanan air minum isi ulang tersebut, artinya setiap pelanggan hanya sms saja jika ingin memesan air minum, maka dalam waktu yang tidak lama air minum itu siap di antar
    Setiap konsumen memiliki tingkat kepuasan berbeda, maka setiap konsumen mempunyai penilaian yang berbeda pula terhadap pelayanan yang mereka terima. Apabila konsumen telah memesan air tapi air minum tersebut sangat lama di antar maka kebutuhan konsumen tidak terpenuhi, maka akan berakibat negatif terhadap pelanggan yang potensial setelah mendengarkan pendapat yang dilontarkan oleh konsumen terdahulu. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan jumlah konsumen. Manajemen harus berusaha memberikan pelayanan yang baik untuk memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen, karena kepuasan konsumen merupakan tolak ukur dari kualitas pelayanan yang diberikan.

    Dari uraian tersebut, terlihat bahwa pentingnya persepsi konsumen dalam pengembangan strategi pemasaran Zahra Water dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena pentingnya persepsi konsumen dalam fungsi pemasaran, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “ Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Di Zahra Water Jambi”
    1.2 Perumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
    1. Bagaimana persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan di Zahra Water Jambi?
    2. Apakah persepsi konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air di Zahra Water Jambi?
    1.3 Tujuan Penelitian
    Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini adalah:
    1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Zahra Water Jambi
    2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap pelayanan di Zahra Water Jambi.

    Komentar oleh Erni Anggreni | Januari 13, 2011 | Balas

  110. Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian (Pemasaran)
    Nama : Quafira Ghea Sekar Langit
    N.I.M : ERC1B008111
    Ekstensi Kelas Sore
    Proposal Tentative
    Judul : Analisis Sikap Konsumen Terhadap Inovasi Produk Kartu IM3
    Bab I Pendahuluan
    1.1. Latar Belakang
    1.2. Perumusan Masalah

    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1. Latar Belakang
    Pertumbuhan Industri penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia saat ini termasuk inddustri yang pertumbuhannya cukup tinggi. Bahkan Telekomunikasi menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi, gambaran tingkat kebutuhan akan telekomunikasi ini bias dilihat dari penjualan telepon seluler yang semakin meningkat. Barang yang awalnya termasuk kategori mewah ini, kemudian bergeser menjadi barang yang bias dimiliki oleh siapapun.
    Pengguna telepon seluler juga mulai meluas, tidak hanya kalangan dewasa atau orang yang bekerja, tetapi juga sudah menjamur kepada pelajar dan mahasiswa. Hal ini disebabkan karena mereka membtuhkan informasi yang cepat dan dapat diterima langsung oleh mereka. Telepon seluler menjadi sangat digemari karena sangat praktis, bias dibawa kemana-mana, harga isi ulang pulsa yang terjangkkau, kemudahan mendapatkasn produknya, serta fitur-fitur lain yang ditawarkan oleh telepon seluler itu sendiri.
    Tingginya tingkat kebutuhan akan sarana telekomunikasi yang tidak terbatas ruang dan jarak telah mendorong perusahaan operator seluler berlomba-lomba memberikan layanan terlengkap, terbaik bahkan termurah. Hal ini pula yang dilakukan oleh Indosat sebagai salah satu penyedia layanan telekomunikasi, dengan metode pendekatan pada pasar pelajar, indosat terbilang memenuhi keinginan pelajar, seperti: harga jual kartu perdana yaxng murah, tarif bicara dan mengirim pesan singkat yang murah, bonus dan undian serta kecanggihan teknologi lainnya.
    IM3 merupakan salah satu kartu GSM yang dikeluarkan oleh penyedia layanan telekomunikasi pertama di Indonesia. Dalam perkembangannya IM3 semakin optimis dengan mengeluarkan layanan telepon murah, bonus sms gratis, paket internet murah yang variatif yang bisa menambah jumlah pengguna kartu ini.
    Untuk mengetahui perkembangan dari penjualan pulsa kartu im3 dapat dilihat pada table dibawah ini:
    Penjualan pulsa IM3 di “SC Cell” Periode September-November 2010
    (5.000 – 50.000)

    Dari table diatas dapat diketahui bahwa penjualan baik isi ulang elektrik maupun isi ulang voucher mengalami peningkatan setiap bulannya. Untuk mempertahankan penjualan, salah satu yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan adalah sikap konsumen terhadap produk.
    Perusahaan pesaing akan terus berusaha untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, mereka juga sering memberikan penawaran menarik yang menggugah keinginan konsumen untuk beralih ke produk mereka. Persaingan inipun telah sampai pada tahap pemberian paket paling hemat untuk melakukan panggilan, pengiriman pesan bahkan fasilitas internet dan broadband.
    Oleh sebab itu, perusahaan penyedia layanan ini harus mengetahui sikap konsumen yang telah menggunakan produk ini. Respon yang diberikan konsumen bisa positif, bisa pula negatif. Jika mereka bersikap positif, maka konsumen itu akan terus menggunak kartu yang sudah ditawarkan, jika negatif maka mereka akan beralih pada kartu prabayar lain yang menurut mereka dapat memenuhi kebutuhannya, dan akhirnya perusahaan kehilangan pelanggan.
    Siswa-siswi SMA Negeri 5 adalah sebagian dari pengguna kartu im3. Adapun jumlah siswa-siswi SMA Negeri 5 pada tahun 2007/2008 sampai 2010/2011 adalah sebanyak 3167 siswa , berikut adalah pembagian jumlah siswa berdasarkan kelas.
    Tabel Jumlah Siswa SMA Negeri 5 Tahun ajaran 2010/2011

    Berdasarkan table diatas dapat dilihat jumlah siswa/i SMA Negeri 5 Jambi terjadi peningkatan antara tahun 2008 ke tahun 2009, dan penurunan pada tahun 2009 ke 2010. Peningkatan jumlah siswa diatas secara fenomena mengidentifikasikan kebutuhan akan komunitas satu sama lainnya. Terutama untuk pendidikan yang mereka layani lebih meningkat, oleh karena itu kebutuhan akan kartu dan keefisienan terhadap pemakai kartu cukup meningkat, sikap terhadap pemakai kartu yang meningkat member maanfaat atas konsumsi jumlah kartu, serta pengaruh terhadap pembelian.
    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menuangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul “Sikap Konsumen Terhadap Inovasi Produk Kartu IM3”.

    2.1. Perumusan Masalah
    Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebtuhan serta keinginan pasar yang menjadi sasaran. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk dapat memahami perilaku konsumen dan mengenal pelanggan mereka agara tetap loyal kepada perusahaan. Hal ini disebabkan karena loyalitas konsumen bukanlah hal yang konstan.
    Tugas perusahaan adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli, mulai daria danya rangsangan yang dapat mempengaruhi konsumen dengan harga jual kartu IM3 dengan tarif bicara murah, paket sms ekstra hemat dan pilihan paket untuk layanan internet dan broadband yang variatif yang dilakukan oleh Indosat untuk memanjakan konsumen sehingga terjadi keputusan pembelian. Karena itu untuk memenangkan persaingan diperlukan tindakan yang cermat dan kreatif dari perusahaan. Salah satu strategi untuk memenangkan persaingan dalam bisnis penyedia layanan telekomunikasi adalah dengan mengevaluasi sikap konsumen yang menggunakan kartu IM3.
    Dengan mengetahui sikap konsumen ini, maka perusahaan dapat mengetahui alas an apa yang menyebabkan konsumen membeli kartu IM3, bagaimana pandangan konsumen membeli kartu IM3 itu sendiri tentunya dengan menganalisis sikap konsumen ini, perusahaan dapat merumuskan satu strategi yang pada akhirnya mempengaruhi volume penjualan dari produk kartu IM3 berasal dari fakta tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana sikap konsumen terhadap produk kartu IM3.

    Komentar oleh Quafira Ghea Sekar Langit | Januari 13, 2011 | Balas

  111. Nama : Chairuratunisa
    Nim : C1B008047

    Salam hangat pak jo,
    saya mahasiswi bapak di kelas pagi saya telah mengupload tp tidak bisa
    masuk-masuk ke blog bapak,atas saran yang bapak berikan saya masukkan ke email
    bapak.
    sudilah kiranya bapak mengkoreksi tugas saya ini.atas perhatiannya terima kasih
    pak 🙂

    Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Dalam Pembelian Produk Kecantikan Pond’s
    BAB I
    PENDAHULUAN
    1.1 Latar belakang
    Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan dan sasaran yang sama yaitu
    keberhasilan dalam mempertahankan hidup, memperoleh laba serta dapat
    mengembangkan usahanya melalui upaya meningkatkan penjualan untuk jangka waktu
    tertentu. Tujuan ini akan tercapai bila penjualan dapat dilaksanakan sesuai
    dengan yang direncanakan perusahaan. Untuk menciptakan permintaan terhadap
    produk atau jasa adalah melalui kegiatan pemasaran.
    Pemasaran merupakan suatu kegiatan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari
    produsen ke konsumen,dimana barang atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhan
    konsumen. Dengan demikian konsumen akan tertarik untuk membelinya karena sikap
    konsumen merupakan salah satu jalan kearah tercapainya laba yang diinginkan
    perusahaan. Dengan sikap, biasanya konsumen akan secara khas memilih dan
    menentukan produk apa yang menguntungkan dalam memenuhi kebutuhannya.
    Banyaknya barang atau produk yang ditawarkan oleh perusahaan- perusahaan
    terkemuka saat ini pun berbeda-beda menurut acuan dan tujuan perusahaan itu
    sendiri salah satunya adalah produk kecantikan.
    Produk kecantikan di era masa kini sangat beragam dan memiliki berbagai macam
    bentuk serta kualitas yang bervarian dari yang biasa – biasa saja sampai yang
    Hi-Technology, dari bahan kimia juga bahan alami, semua tinggal tergantung
    konsumen sendiri yang memilih produk apa-apa saja yang layak,pantas,dan cocok ia
    gunakan.
    Ketika banyaknya pilihan yang di hadapkan kepada konsumen, maka ketika itu pula
    lah perbedaan-perbedaan persepsi muncul. Semua itu akibat pengaruh iklan-iklan
    yang ditayangkan di televisi dan berdasar pengalaman para pengguna sebelumnya,
    dari perbedaan-perbedaan persepsi inilah timbul perilaku konsumen yang pada
    akhirnya dapat memilih satu produk unggulan untuk ia gunakan.
    Karena para konsumen tentunya sangat memilah dan memilih produk kecantikan dalam
    hal ini kulit wajah tidak sembarangan, jika konsumen salah dalam memilih produk
    kecantikan maka akibatnya akan sangat fatal. Karena kulit wajah itu sendiri
    adalah symbol dari pribadi kita dan sangat identik serta sensitive,ia memiliki
    nilai dan arti yang sangat dalam dari manusianya.
    Dan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yg menawarkan produk
    kecantikan yang berkualitas serta saling mengungguli satu sama lain menyebabkan
    perusahaan-perusahaan produk kecantikan tersebut harus mampu bersaing dalam
    menarik konsumen. Maka dari itu tidak hanya memusatkan perhatiannya pada produk
    yang ditawarkan, namun sebaliknya juga memikirkan bagaimana cara menarik
    perhatian konsumen dan membuat konsumen memiliki sikap yang tinggi (positif)
    dalam memilih produknya, dibandingkan dengan produk yang sama yang ditawarkan
    oleh pesaing.
    Pemasaran yang terampil dapat mempengaruhi sikap konsumen maupun perilaku bila
    produk atau jasa yang ditawarkan didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
    Konsumen didalam memilih dan menentukan barang yang dibeli dan dikonsumsinya
    dipengaruhi oleh sifat dan kebiasaan para konsumen tersebut, yang akan membentuk
    perilaku konsumen itu. Perilaku pembelian konsumen dikategorikan dalam dua
    bagian.pertama : perilaku social yang dipengaruhi oleh kelompok budaya,kelas
    social dan kelompok-kelompok kecil (keluarga). Kedua : perilaku / factor
    psikologis, salah satu factor psikologis yang mempengaruhi perilaku pembelian
    adalah persepsi yang pada akhirnya menimbulkan sikap.
    Sikap mendorong individu untuk berperilaku positif dengan melakukan pembelian
    atau berperilaku negatif dengan tidak melakukan pembelian, sehingga dapat
    diketahui bahwa sikap mempunyai peran penting dalam keputusan pembelian suatu
    produk.
    PT. Unilever Indonesia Tbk, merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi
    produk-produk kecantikan yang berkualitas salah satu diantaranya adalah pond’s
    dan perusahaan menyalurkan dan mendistributor produk ini ke seluruh daerah yang
    ada di Indonesia melalui mall-mal terkemuka,swalayan,dan counter yang menjual
    segala bentuk produk kecantikan.
    Untuk mengoptimalkan jumlah penjualan (jumlah pembelian) produk kecantikan yang
    ditawarkan tersebut maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh
    perusahaan yaitu satu diantaranya adalah dengan mengetahui dan memahami
    bagaimana sikap konsumen terhadap kualitas produk yang telah ditawarkan. Karena
    kualitas-kualitas produk itulah yang biasanya dijadikan dasar oleh konsumen
    dalam memilih dan menentukan produk apa yang akan dipilih dan dibelinya.
    Setiap perusahaan didirikan, termasuk PT. Unilever Indonesia Tbk, bertujuan
    untuk menciptakan dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, sehingga dapat
    berkembang dan terus maju seiring dngan perkembangan zaman yang pada akhirnya
    akan memperoleh laba.
    Perolehan laba tersebut dengann menganalisis jumlah pembelian produk kecantikan
    dalam hal ini adalah POND’S pada salah satu swalayan yang berada di talang
    banjar kota Jambi yaitu Swalayan Meranti.
    Adapun perkembangan jumlah pembelian produk kecantikan yaitu Pond’s di Swalayan
    Meranti kota Jambi dalam enam bulan terakhir, dapat dilihat dari table berikut :
    Tabel 1.1
    Perkembangan Jumlah Pembelian Produk Kecantikan Pond’s pada Swalayan Meranti
    Kota Jambi dari Bulan Mei – Oktober 2010
    Bulan Jumlah Pembelian
    (@Produk) Perkembangan(%)
    Mei 625 –
    Juni 678 33,33
    Juli 720 45,56
    Agustus 695 38,22
    September 611 30,12
    Oktober 624 31
    Sumber : Swalayan Meranti Kota Jambi/2010
    Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama 3 bulan terakhir
    (Mei-Juli) jumlah pembelian Pond’s terus mengalami peningkatan. Peningkatan
    tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 45,56 % dengan jumlah pembelian produk
    sebanyak 720 buah,dan pada bulan September mengalami penurunan sebesar 30,12 %
    dengan jumlah pembelian produk 611 produk.

    Jadi disini konsumen khususnya wanita akan mencari produk-produk yang
    kualitasnya sangat baik dan terjaga keasliannya sejak lama. Konsumen(wanita) pun
    disini memilih serta mempercayakan produk pond’s untuk wajahnya, pilihan dan
    putusan ini mereka ambil karena beberapa hal dan pengaruh.

    Konsumen mendapatkan informasi yang cukup jelas dari sumber terpecaya, perbedaan
    –perbedaan persepsi pun timbul dari berbagai kalangan yang sangat beragam. Dari
    persepsi negative hingga persepsi positif, persepsi itu timbul dari pengalaman
    mereka yang telah menggunakannya dan dari informasi iklan –iklan yang beredar di
    setiap bentuk iklan Koran , majalah, maupun televisi. Maka dari semua media yang
    beredar dan informasi –informasi tersebut timbullah kepercayaan konsumen, yang
    tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti mnjadi mengerti
    tentang produk pond’s ini.dan konsumen pun dapat lebih tahu hal – hal apa saja
    yang baik dan cocok untuk jenis kulitnya.dan konsumen dapat tahu masalah kulit
    wajahnya dan cara mengatasinya.
    Kemampuan PT. Unilever Indonesia Tbk. untuk tetap bertahan ditengah-tengah
    kegiatan pemasarannya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan
    jumlah pembelian produk Pond’s yang cukup memuaskan selama enam bulan terakhir.
    Walaupun perkembangan jumlah pembelian produk cukup memuaskan bukan berarti
    perusahaan sudah tidak lagi harus meningkatkn kegiatan pemasarannya. Karena
    sekecil apapun penurunanjumlah pembelian produk pond’s dapat mempengaruhi dampak
    buruk bagi perusahaan tersebut yang akhirnya dapat merugikan perusahaan itu
    sendiri.
    Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dalam penelitian ini penulis
    memfokuskan identifikasi masalah mengenai :
    1. Bagaimana persepsi konsumen yang dapat menimbulkan sikap keputusan dalam
    pembelian produk pond’s.
    2. Kualitas-kualitas yang bagaimana yang dapat mempengaruhi sikap konsumen
    terhadap keputusan pembelian produk Pond’s.
    3. Persepsi apa dan dari siapa yang paling berperan utama dalam
    mempengaruhi sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk Pond’s.
    Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
    dengan judul “PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN DALAM PEMBELIAN PRODUK
    KECANTIKAN POND’S”.

    1.2 Rumusan Masalah
    PT. Unilever Indonesia Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
    kecantikan salah satunya adalah produk Pond’s selalu mengalami
    perubahan-perubahan dari masa ke masa seiring berjalannya waktu, maka untuk
    mengoptimalkan laba yang didapat agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan
    perusahaan, perusahaan selalu di tuntut untuk mengatahui perubahan demi perubahn
    yang terjadi pada konsumen, yaitu dengan mengetahui dan memahami sikap konsumen
    terhadap keputusan dalam pembelian produk pond’s.
    Maka berdasar uraian diatas, yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah
    “Bagaimana persepsi konsumen terhadap produk pond’s?”.

    1.3 Tujuan Penelitian
    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
    1. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian produk
    kecantikan yaitu pond’s
    2. Untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap keputusan dalam pembelian
    produk pond’s

    1.4 Manfaat Penelitian
    1. Dengan diketahuinya sikap konsumen terhadap keputusan pembelian produk
    pond’s, maka melalui informasi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
    pimpinan dalam merumuskan kebijakan tentang perusahaan yang memproduksi produk
    ini.
    2. Untuk menambah pengetahuan wawasan peneliti dibidang ilmu pemasaran
    serta sumber infomasi bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian yang
    sama dengan pendekatan yang berbeda.
    3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat bahwa sebuah persepsi yang timbul
    di masyarakat dapat merubah satu keputusan masyarakat itu sendiri dalam
    mengkonsumsi suatu produk.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA DAN DAFTAR PUSTAKA
    2.1. Tinjauan Pustaka
    2.1.1 Landasan Teori
    Menurut Sukirno (1994 : 4) ekonomi adalah tatanan kehidupan manusia di dalam
    memenuhi kebutuhannya yang dihadapkan pada kebutuhan tersebut terbatas,sumber
    untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas, disamping itu pendapatan terbatas.
    Menurut Samuel Son dalam Sukirno (1994 : 10) ilmu ekonomi adalah studi mengenai
    individu-individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa menggunakan
    uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan
    dalam berbagai cara untuk menghasilkan beberapa jenis barang dan jasa yang
    mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumen sekarang dan masa yang akan datang,
    kepada berbagai individu dan golongan.
    Menurut Siswanto (2005 : 2) manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan
    pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
    mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
    Menurut Kotler (2002 : 9) pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial
    yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
    inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
    yang bernilai dengan pihak lain.
    Menurut Kotler (2002 : 9) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
    pelaksanaan, pemikiran dan penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
    barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
    individu dan organisasi.
    Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003 : 3)
    perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara efeksi dan kognisi,
    perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
    hidup mereka.
    Menurut Swastha (2000 : 114) sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari
    untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang
    baik secara konsisten.
    Menurut Kotler dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Hendra (1997 : 52) produk
    adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi
    keinginan dan kebutuhan.
    Menurut Angipora (2002 : 26) produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang
    ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kenutuhan dan keinginan
    pasar.
    Menurut Kotler (2002 : 22) konsep pemasaran adalah : suatu filosofi bisnis yang
    menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah
    perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam
    menciptakan, menyerhakan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan terhadap pasar
    dan sasaran yang dipilih.
    Menurut Swastha (2000 : 87) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
    untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakan.
    Menurut Kotler (2002 : 18) Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yakni
    produk, harga, tempat dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk terus
    menerus mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
    Menurut J. Setiadi (2003 : 11) adapun factor mempengaruhi perilaku konsumen
    yaitu :
    a. Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang luas dan pada perilaku
    individu meliputi : budaya nasional, sub-budaya nasional (keagamaan,
    nasionalisme, suku, dan daerah geografis), serta kelas social suatu kelompok
    masyarakat (kedudukan, kekayaan, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan)
    b. Faktor sosial
    Faktor sosial berkenaan dengan keberadaan seseorang yang dapat mempengaruhi
    perilaku orang lain, meliputi : kelompok referensi, keluarga, peranan seseorang
    yang dihrapkan karena statusnya.
    c. Faktor pribadi
    Faktor pribadi yang berkenaan dengan cirri-ciri pembawaan dan keadaan diri
    seseorang terutama meliputi : usia dan tahapan daur ulang (siklus) hidup,
    pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian serta konsep diri.
    d. Faktor psikologis
    Factor psikologis berkenaan dengan proses kejiwaan seseorang dalam menghadapi
    rangsangan dari luar dirinya yang meliputi : motivasi, persepsi, proses belajar,
    kepercayaan dan sikap.
    Dari semua faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen diatas sikap
    memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Dengan melakukan riset pasar
    tentang sikap, baik sikap sebelum atau sesudah pembelian, perusahaan akan dapat
    mengetahui tentang kebutuhan, keinginan, persepsi dan tanggapan konsumen
    terhadap suatu produk dan dapat mengetahui juga bagaimana perilaku konsumen
    dalam pembelian produk, sikap juga dapat membantu mengevaluasi tindakan
    pemasaran sebelum dilaksanakan didalam pasar dan akan membantu pangsa pasar.

    Strategi segmentasi sering didasarkan pada data sikap atau persepsi. Menentukan
    sikap terhadap suatu produk pada segmen pasar yang berbeda dapat menjadi hal
    yang penting bagi pengembangan suatu positioning strategy.

    Menurut J. Setiadi (2003 : 214) sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan
    dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisir melalui pengalaman dan memiliki
    pengaruh yang mengarahkan atau dinamis terhadap perilaku. Sikap terdiri dari
    tiga komponen yang saling mendukung yaitu :
    1) Komponen kognitif, merupakan presentasi apa yang dipercayai oleh
    individu pemilik sikap yang berisi persepsi, kepercayaan, stereotipe yang
    dimiliki individu mengenai sesuatu.
    2) Komponen efektif, merupakan individu terhadap obyek sikap dan menyangkut
    masalahemosi.
    3) Komponen nonaktif, merupakan aspek kecenderungan induvidu berperilaku
    tertentu sesuai dengan sikap yang dimilikinya, jika seseorang bersifat positif
    terhadap suatu obyek, maka ia cenderung akan mendukung suatu obyek. Jika
    seseorang bersifat negatif, maka ia akan menentang obyek tersebut.
    Menurut Daniel Kazt dalam J. Setiadi (2003 : 215) fungsi sikap terbagi menjadi 4
    yaitu :
    1. Fungsi Utilitarian, merupakan fungsi yang berhubungan dengan
    prinsip-prinsip dasar imbalan dan hukuman disini konsumen mengembangkan beberapa
    sikap terhadap produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau
    kekecewaan.
    2. Fungsi Ekspresi nilai, konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu merk
    produk bukan didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas
    kemampuan merk produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
    3. Fungsi mempertahankan ego, sikap yang dikembangkan oleh konsumen
    cenderung untuk melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal,
    sehingga membentuk fungsi mempertahankan ego.
    4. Fungsi pengetahuan, sikap membantu konsumen mengorganisasikan informasi
    yang begitu banyak yang setiap hari dipaparkan pada dirinya, fungsi ini dapat
    membentu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah
    informasi yang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya.
    Suatu persoalan yang sering membingungkan para pemasar adalah ketika sikap tidak
    disa dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku. Terdapat banyak faktor yang
    mempengaruhi bagaimana sikap mempengaruhi perilaku. Berbagai faktor yang
    mempengaruhi predisi perilaku oleh sikap, yaitu ;
    1. Keterlibatan Konsumen
    Dalam keputusan pembelian, sikap memungkinkan untuk memprediksikan perilaku
    dalam tingkat keterlibatan yang tinggi.
    2. Pengukuran Sikap
    Pengukuran sikap seharusnya dapat diandalkan (reliable) dan sahih (valid).
    Pengukuran sikap dan hubungannya dengan perilaku harus melibatkan parameter
    waktu.

    3. Pengaruh Orang lain
    Keinginan orang lain tehadap pembelian, dan juga motivasi konsumen untuk
    menuruti keinginan itu mempengaruhi kemampuan sikap tidak dapat memprediksikan
    perilaku.
    4. Faktor Situasional
    Factor situasional, misalnya : liburan, kekurangan waktu, sakit dan hal-hal
    lainnya yang mungkin menghalangi dan menyebabkan sikap tidak memprediksi
    perilaku dengan baik.
    5. Faktor Merk Lain
    Walaupun sikap terhadap suatu merek cukup tinggi, tapi jika sikap terhadap merk
    lain lebih tinggi, maka merk yang lain itu lebih mungkin untuk di beli.
    Selain perlu memperhatikan hal-hal diatas, pemasar juga menyadari adanya
    kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan sikap konsumen tidak bisa dijadikan
    dasar untuk memprediksi perilakunya. Asseal dalam J. Setiadi (2003 : 224)
    mengemukakan kondisi-kondisi yang mungkin menyebabkan kurangnya asosiasi antara
    kepercayaan, sikap, dan perilaku, sebagai berikut :
    1. Kurangnya pengalaman penggunaan produk secara langsung. Menentukan bahwa
    ketika konsumen mempunyai pengalaman langsung, sikap mereka akan lebih mungkin
    berhubungan dengan perilaku.
    2. Kurangnya hal-hal yang bersifat instrumental dirasakan oleh konsumen.
    Sikap tidak mungkin berkaitan dengan perilaku jika kepercayaan merk tidak
    berkaitan dengan nilai-nilai konsumen.
    3. Perubaha kondisi pasar. Peningkatan dalam harga dari merk yang disenangi
    menyebabkan konsumen mengubah pilihan dengan tidak merubah sikapnya. Potongan
    harga special dari merk lain, akan memungkinkan konsumen memilih merk produk
    ini.
    4. Sulit mengakses sikap pada memori. Sikap yang tersimpan kurang kuat
    dalam memori,akan menyulitkan mengakses informasi itulah sering terjadi bahwa
    sikap tidak berhubungan dengan perilaku.
    Menurut Beatty dan Kahle dalam J. Setiadi (2003 :229) untuk memahami peran sikap
    dalam perilaku konsumen,kita harus memahami bagaimana sikap dikembangkan
    sepanjang waktu melalui proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh :
    persepsi,pengaruh keluarga, pengaruh kelompok kawan sebaya, pengalaman dan
    kepribadian.
    a. Pengaruh Keluarga
    Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam keputusan pembelian.
    b. Pengaruh Kelompok Kawan Sebaya
    Banyak studi yang memperlihatkan bahwa kawan sebaya mampu mempengaruhi dalam
    berperilaku pembelian.
    c. Pengalaman masa lalu mempengaruhi sikap terhadap merk. Pengalaman
    penggunaan suatu merk produk pada masa lalu akan memberikan evaluasi atas merk
    tersebut, tergantung apakah pengalaman itu menyenangkan atau tidak. Jika
    pengalaman masa lalu itu menyenangkan maka sikap konsumen di masa yang akan data
    ng akan positf, tetapi jika pengalaman pada masa lalu itu tidak menyenangkan
    maka sikap konsumen dimasa mendatang akan negatif.
    d. Kepribadian
    Kepribadian konsumen mempengaruhi sikap terhadap merk atau produk.
    Produk adalah sekumpulan atribut fisik nyata (tangible) yang terkait dalam
    sebuah bentuk yang dapat diidentifikasi untuk menarik minat konsumen maka
    perusahaan harus memperhatikan kualitas produknya, karena kualitas produk yang
    dihasilkan oleh perusahaan dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap keputusan
    pembelian.

    DAFTAR PUSTAKA
    Basu Swastha, 2000, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty , Yogyakarta.
    Farida Jasfar, 2005, Mnajemen Jasa, Ghalia Indonesia, Jakarta.
    Handoko. T. Hani, 1995, Manajemen Edisi Kedua, BDFE, Yogyakarta.
    HB. Siswanto, 2005, Pengantar Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta.
    Marius P. Angipora, 2002, Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo
    Persada, Jakarta.
    Nugroho J. Setiadi,2003, Perilaku Konsumen Edisi Pertama, Pernada Media,
    Bandung.
    Philip Kotler, 2002, Manajemen Pemasaran Edisi Millenium, PT. Prenhalindo,
    Jakarta.
    , 1997, Manajemen Pemasaran II. PT. Prenhalindo, Jakarta.
    , 2002, Manajemen Pemasaran I, SMGT Desa Putra,Jakarta.

    Quafira, idemu bagus. Tapi variabel inovasi sangat luas dan dinamis, oleh karena itu coba batasi dari variabel yg paling dapat anda amati sehingga bisa diteliti. Silahkan diperbaiki lagi.

    Komentar oleh johannessimatupang | Januari 14, 2011 | Balas

  112. pak, sebelum nya saya ucapkan terima kasihatas komentar bapak.
    ini perbaikan saya pak..

    Judul : ”Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) (Study kasus pada loket Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Cabang Jambi Rayon Telanaipura)”.

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Sektor jasa mengambil peranan yang sangat penting di dalam perekonomian dunia, karena dengan semakin majunya perekonomian suatu negara makin tinggi pula kebutuhan atas berbagai jenis jasa. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor jasa pada negara-negara yang perekonomiannya telah maju. Pada negara yang perekonomiannya telah maju sektor jasa menduduki urutan pertama dalam kontribusinya dalam perekonomian .
    Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis jasa yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Jasa-jasa tersebut dapat berupa jasa transportasi, perbankan/keuangan, pendidikan, penginapan, listrik, dan lain-lain. Dari semua jasa tersebut jasa yang kedudukannya sangat riskan adalah jasa listrik. Tanpa adanya jasa ini masyarakat tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari, karena sebagian besar kegiatan masyarakat membutuhkan listrik. Karena karakteristiknya tersebut bila dibandingkan dengan kebutuhan dasar lainnya, maka jasa listrik merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat. Di Indonesia perusahaan yang menaungi jasa listrik hanya terdapat satu perusahaan saja yaitu PT.PLN (Persero) yang dimiliki oleh negara .
    Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yang memperluas usahanya dari di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia dan pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja .
    Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
    Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) .
    PLN sendiri memiliki keunggulan sebagai satu-satunya perusahaan penghasil listrik di Indonesia yaitu memiliki sistem kelistrikan yang andal, dengan dukungan sistem Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang terdiri dari :
    • Sistem JTL yang lengkap yang terdiri dari JTM 11.510 Kms, JTR 25.087 Kms, Gardu Distribusi (GD) 11.006 unit, Gardu Hubung (GH) 173 unit (status Januari 2003) dan konfigurasi jaringan yang sedemikian rupa sehingga menjamin keandalan pasokan tenaga listrik ke konsumen.
    • Tersebarnya Area-Area Pelayanan yang berjumlah 35 unit di Wilayah Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mendekati konsentrasi pelanggan, sehingga menjamin kecepatan pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
    Namun visi yang ingin dicapai oleh PT.PLN (Persero) untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani semakin sulit untuk dicapai . Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan mengenai kinerja PT.PLN (Persero), khususnya PT.PLN (Persero) cabang Jambi. Keluhan ini berupa kekecewaan dan komplain konsumen mengenai kualitas jasa listrik yang ditawarkan.
    Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai ”Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) (Study kasus pada loket Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Cabang Jambi Rayon Telanaipura)”.

    1.2 Rumusan Masalah
    1. Seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) WS2JB Cabang Jambi Rayon Telanaipura ?
    2. Variabel-variabel kualitas pelayanan manakah yang berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    1. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) cabang Jambi Rayon Telanaipura.
    2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan manakah yang paling berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan terhadap penentuan tingkat kepuasan konsumen.

    1.4 Manfaat Penelitian
    I.4.1. Manfaat Teoritis
    Menambah dan memperkaya akan bahan kajian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai jasa listrik.
    I.4.2. Manfaat Akademis
    Memberikan bahan referensi tambahan kepada mahasiswa dan tokoh akademisi dalam mengembangkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai kualitas pelayanan jasa listrik.
    I.4.3. Manfaat Operasional
    Dengan adanya tulisan ini, diharapkan akan menyumbangkan masukan bagi PT.PLN (Persero) cabang Jambi untuk memperbaiki kesenjangan kualitas layanan yang diberikan dengan yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga PT.PLN (Persero) cabang Jambi dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1. Kerangka Teori
    2.1.1 Industri dan Karakteristik Jasa
    Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik . Pada realitasnya konsumen bukanlah membeli barang ataupun jasa ,melainkan manfaaat dan nilai yang terdapat dari keseluruhan produk ataupun jasa.
    Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa jasa mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakan dari produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat mengakibatkan kepemilikan sehingga tidak dapat disimpan. Oleh karena itu, dalam melakukan pemasaran jasa perusahaan harus menerapkan strategi khusus demi menarik konsumen ,dimana setiap konsumen memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda atas suatu jasa.
    Ada empat karakteristik jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakterisristik itu meliputi :
    1. Tidak Berwujud (Intangibility)
    Jasa tidak dapat dipegang, dilihat, dicicipi, didengar, atau dirasakan sebagaimana yang terjadi pada barang .

    2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
    Karakteristik jasa yangmemungkinkan jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Ini berarti konsumen terlibat langsung dalam produksi jasa.
    3. Keanekaragaman (Heterogenity)
    Jasa yang ditawarkan cenderung tidak standard dan seragam dibandingkan barang.
    4. Tidak tahan lama (Perishability)
    Jasa tidak dapat disimpan, dimasukkan kedalam gudang, atau dijadikan persediaan.
    2.1.2. Dimensi Kualitas Jasa
    Dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman :
    1. Tangibles (keberwujudan), merupakan tampilan fisik yang berkaitan dengan fasilitas fisik, personel, selama berhadapan dengan pelanggan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kulaitas pelayanan .
    2. Reliability (keandalan), merupakan kemampuan untuk memenuhi pelayan yang dijanjikan secara handal dan akurat. Dimensi ini memiliki dua aspek yaitu : kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan dan seberapa jauh perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada error .
    3. Responsiveness (daya tanggap), adalah kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan sesegera mungkin. Sama seperti dimensi layanan lainnya, kepuasan terhadap dimensi ini berdasarkan persepsi dan bukan aktualnya. Karena persepsi mengandung aspek psikologis lainnya, maka faktor komunikasi dan situasi fisik disekeliling pelanggan yang memerima pelayanan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan .
    4. Asurance (kepastian), merupakan pemahaman dan tingkat kesopanan karyawan dan kemampuan untuk mengemban kepercayaan dan kerahasiaan. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu : keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan .
    5. Emphaty (empati), adalah kepedulian, perhatian secara individu kepada pelanggan.
    2.1.3. Kepuasan Konsumen
    Konsumen sering kali mempersepsikan kepuasan konsumen sebagai manfaat dan nilai yang diterima dari pengkonsumsian dari barang dan jasa yang telah sesuai dengan harapan mereka. Apabila barang dan jasa yang mereka konsumsi telah sesuai dengan harapan, maka mereka akan puas dan sebaliknya bila barang dan jasa yang mereka konsumsi tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, maka mereka akan merasakan ketidakpuasan.
    Kepuasan pelanggan itu sendiri menurut Tjiptono (1997) merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen .
    Kepuasan pelanggan ini sangat penting, karena konsumen yang puas akan melakukan pembelian kembali dan akan setia kepada produk atau jasa tersebut. Selain itu konsumen yang merasa puas diharapkan juga akan menyampaikan kepuasan yang mereka rasakan kepada calon konsumen yang lain. Hal ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif melalui word of mouth karena konsumen cenderung lebih mempercayai kelompok referensi mereka dibandingkan iklan yang ditayangkan oleh perusahaan Oleh karena itu, dengan kualitas pelayanan yang baik perusahaan akan mampu mempertahankan pelanggan lama yang loyal juga sekaligus mampu menarik pelanggan-pelanggan baru serta menciptakan suatu keunggulan khusus perusahaan.
    2.1.4. Mengukur Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler (1994), ada empat metode dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
    1. Sistem Keluhan dan Saran
    Organisasi atau perusahaan menyediakan ruang dan waktu untuk memerima saran dan keluhan pelanggan. Arus informasi ini memberikan banyak gagasan mengenai harapan konsumen dan memungkinkan perusahaan untuk bertindak cepat guna menyelesaikan masalah yang terjadi.
    2. Survei Kepuasan Pelanggan
    Organisasi atau perusahaan melakukan penelitian mengenai kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan melalui survei kelapangan secara langsung, melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.
    3. Ghost Shopping
    Organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan orang untuk berpura-pura menjadi pembeli dan melaporkan hal-hal positif (strenght) dan hal-hal negatif (weakness) juga sekaligus menganalisa peluang (opportunity) dan membaca ancaman (threatment) yang dialami pada saat membeli produk perusahaan dan produk pesaing.
    4. Lost Customer Analysis
    Perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang sudah tidak membeli lagi untuk mengetahui penyebabnya yang menjadi akar permasalahan.
    2.1.5. Kesenjangan (Gap) Kualitas Pelayanan
    Dimensi-dimensi kualitas pelayanan haruslah diterapkan dengan sebaik mungkin. Walaupun dalam penerapannya pastilah terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi. Oleh karena itu seringkali terjadi kesenjangan antar perusahaan dan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Menurut tiga orang peneliti dari Amerika A. Pasasuraman, Valerie A Zeithaml, dan Leonard L Berry (1985) mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan masalah dalam penyampaian jasa dan mempengaruhi penilaian konsumen atas kualitas jasa :
    1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat. Akibatnya perusahaan tidak mmengetahui bagaimana suatu jasa seharusnya didesain, dan jasa pendukung apa saja yang diinginkan pelanggannya.
    2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Kadang kala menajemen mampu memahami secara tepat apa yag diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa terjadi karena tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumber daya, atau karena adanya kelebihan permintaan.
    3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih, beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja atau bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan.
    4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi.
    5. Kesenjangan jasa yang diterima dan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
    Kualitas jasa selalu dimulai dari harapan dan kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan setelah mengkonsumsi suatu jasa. Hal ini berarti bahwa, kualitas baik yang diharapkan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Karena pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan sehingga merekalah yang seharusnya yang menilai baik atau tidaknya kualitas jasa tersebut.
    2.2. Penelitian Terdahulu
    Berdasarkan penelitian sebelumnya yang kami kutip dari skripsi Olda Sustra (01013110013), dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Angkutan Travel PO.Lorena Jambi ”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dengan menggunakan teori-teori yang mendukung maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen PO.Lantara Jaya Palembang merata antara laki-laki dan perempuan, sebagian besar berpendidikan SMA/sederajat dan dilihat dari penghasilan maka konsumennya adalah kelompok berpenghasilan menengah kebawah.
    2. Berdasarkan analisa pada dimensi wujud, handal, tanggap jaminan, dan empati didapat rata-rata tingkat kesesuaian antara kinerja dengan harapan konsumen sebesar 81,06%. Untuk variabel-variabel yang berada dibawah rata-rata maka konsumen merasa belum puas sedangkan untuk variabel-variabel yang berada diatas rata-rata maka konsumen dianggap puas.
    Penelitian berikutnya yang kami kutip adalah penelitian yang dilakukan oleh Robby Perdana (01003110071) dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Warung Internet”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan analisa regresi antara y = 12,3 + 0,822 X, variabel kualitas layanan adalah benar mempengaruhi kepuasan pelanggan. Nilai sebesar 12,3 berarti bila perubahan dari kelima dimensi servqual dianggap tetap, maka kepuasan pelanggan adalah sebesar 12,3. Nilai koefisien regresi variabel kualitas layanan terhadap tingkat kepuasan pelanggan sebesar 0.822 berarti setiap peningkatan kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0.822.
    2. Berdasarkan analisis regresi pengaruh kualitas layanan menurut dimensi servqual terhadap tingkat kepuasan pelanggan didapat persamaan Y = 14,723 + 1,872 X1 + (-0,006) X2 + (-0,393) X3 + (-0,096) X4 + 2,048 X5. Hal ini menunjukkan bahwa kesemua dimensi servqual memiliki pengaruh positif terhadap pelanggan dimana setiap kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
    Penelitian lain yang juga saya kutip adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Magdalena (01043110043) dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RS. RK Charitas Palembang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan hasil deskriptif terhadap variabel utama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dimensi kesan pertama (X7) adalah dimensi kualitas pelayanan yang mempunyai kinerja yang paling baik, karena memiliki nilai yang paling bagus yaitu: 6,49.
    2. Dari kedelapan kualitas layanan yang diteliti, yaitu: hormat dan peduli (X1), efektifitas dan keberlanjutan (X2), ketepatan (X3), informasi (X4), efisiensi (X5), efektifitas hidangan (X6), kesan pertama (X7), dan keanekaragaman staff (X8), ternyata hanya terdapat tiga dimensi yang diantaranya dapat berpengaruh secara signifikan, yaitu: efektifitas dan keberlanjutan (X2), efisiensi (X5), kesan pertama (X7).

    2.3. Kerangka Berpikir
    Kerangka berpikir penulisan ilmiah ini disajikan pada bagan dibawah ini:
    Kualitas Layanan
    Variabel Independen (X)
    X1 : Tangibles
    X2 : Reliability
    X3 : Responsiveness
    X4 : Assurance
    X5 : Emphaty

    Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) Cabang Jambi
    Varibel Dependen (Y)

    Kerangka konseptual penelitian di atas merupakan suatu perumusan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas layanan yang memiliki lima indikator yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty terhadap kepuasan konsumen. Kerangka konseptual diatas menunjukkan bahwa variabel independen (X) adalah kualitas layanan sedangkan variabel dependen (Y) adalah kepuasan pelanggan. Tanda panah pada kerangka tersebut menunjukkan terdapat hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.

    Komentar oleh APRI INDAH SARI | Januari 14, 2011 | Balas

  113. sebelum nya saya ucapkan terima kasih atas komentar bapak..

    ini saya kirim ulang perbaikan proposal tentetif nya pak

    nama : APRI INDAH SARI
    NIM : EC1B010004
    Jurusan Manajemen Universitas jambi Program Ekstensi kelas malam.

    Judul : ”Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) (Study kasus pada loket Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Cabang Jambi Rayon Telanaipura)”.

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang
    Sektor jasa mengambil peranan yang sangat penting di dalam perekonomian dunia, karena dengan semakin majunya perekonomian suatu negara makin tinggi pula kebutuhan atas berbagai jenis jasa. Hal ini terlihat dari besarnya kontribusi sektor jasa pada negara-negara yang perekonomiannya telah maju. Pada negara yang perekonomiannya telah maju sektor jasa menduduki urutan pertama dalam kontribusinya dalam perekonomian .
    Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis jasa yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Jasa-jasa tersebut dapat berupa jasa transportasi, perbankan/keuangan, pendidikan, penginapan, listrik, dan lain-lain. Dari semua jasa tersebut jasa yang kedudukannya sangat riskan adalah jasa listrik. Tanpa adanya jasa ini masyarakat tidak dapat melakukan kegiatannya sehari-hari, karena sebagian besar kegiatan masyarakat membutuhkan listrik. Karena karakteristiknya tersebut bila dibandingkan dengan kebutuhan dasar lainnya, maka jasa listrik merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat. Di Indonesia perusahaan yang menaungi jasa listrik hanya terdapat satu perusahaan saja yaitu PT.PLN (Persero) yang dimiliki oleh negara .
    Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yang memperluas usahanya dari di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia dan pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja .
    Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
    Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17, PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan. Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) .
    PLN sendiri memiliki keunggulan sebagai satu-satunya perusahaan penghasil listrik di Indonesia yaitu memiliki sistem kelistrikan yang andal, dengan dukungan sistem Jaringan Tenaga Listrik (JTL) yang terdiri dari :
    • Sistem JTL yang lengkap yang terdiri dari JTM 11.510 Kms, JTR 25.087 Kms, Gardu Distribusi (GD) 11.006 unit, Gardu Hubung (GH) 173 unit (status Januari 2003) dan konfigurasi jaringan yang sedemikian rupa sehingga menjamin keandalan pasokan tenaga listrik ke konsumen.
    • Tersebarnya Area-Area Pelayanan yang berjumlah 35 unit di Wilayah Distribusi Jakarta dan Tangerang yang mendekati konsentrasi pelanggan, sehingga menjamin kecepatan pelayanan kepada masyarakat pelanggan.
    Namun visi yang ingin dicapai oleh PT.PLN (Persero) untuk menjadi perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani semakin sulit untuk dicapai . Hal ini terlihat dari banyaknya keluhan mengenai kinerja PT.PLN (Persero), khususnya PT.PLN (Persero) cabang Jambi. Keluhan ini berupa kekecewaan dan komplain konsumen mengenai kualitas jasa listrik yang ditawarkan.
    Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai ”Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) (Study kasus pada loket Pelayanan Pelanggan PT. PLN (Persero) Cabang Jambi Rayon Telanaipura)”.

    1.2 Rumusan Masalah
    1. Seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) WS2JB Cabang Jambi Rayon Telanaipura ?
    2. Variabel-variabel kualitas pelayanan manakah yang berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan ?

    1.3 Tujuan Penelitian
    1. Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan PT.PLN (Persero) cabang Jambi Rayon Telanaipura.
    2. Untuk mengetahui kualitas pelayanan manakah yang paling berpengaruh dan perlu ditingkatkan serta dipertahankan terhadap penentuan tingkat kepuasan konsumen.

    1.4 Manfaat Penelitian
    I.4.1. Manfaat Teoritis
    Menambah dan memperkaya akan bahan kajian mengenai teori-teori yang berkaitan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai jasa listrik.
    I.4.2. Manfaat Akademis
    Memberikan bahan referensi tambahan kepada mahasiswa dan tokoh akademisi dalam mengembangkan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan jasa, terutama mengenai kualitas pelayanan jasa listrik.
    I.4.3. Manfaat Operasional
    Dengan adanya tulisan ini, diharapkan akan menyumbangkan masukan bagi PT.PLN (Persero) cabang Jambi untuk memperbaiki kesenjangan kualitas layanan yang diberikan dengan yang menjadi kebutuhan konsumen sehingga PT.PLN (Persero) cabang Jambi dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1. Kerangka Teori
    2.1.1 Industri dan Karakteristik Jasa
    Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik . Pada realitasnya konsumen bukanlah membeli barang ataupun jasa ,melainkan manfaaat dan nilai yang terdapat dari keseluruhan produk ataupun jasa.
    Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa jasa mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakan dari produk, yaitu tidak berwujud, tidak dapat mengakibatkan kepemilikan sehingga tidak dapat disimpan. Oleh karena itu, dalam melakukan pemasaran jasa perusahaan harus menerapkan strategi khusus demi menarik konsumen ,dimana setiap konsumen memiliki kebutuhan dan harapan yang berbeda atas suatu jasa.
    Ada empat karakteristik jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakterisristik itu meliputi :
    1. Tidak Berwujud (Intangibility)
    Jasa tidak dapat dipegang, dilihat, dicicipi, didengar, atau dirasakan sebagaimana yang terjadi pada barang .

    2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparability)
    Karakteristik jasa yangmemungkinkan jasa diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Ini berarti konsumen terlibat langsung dalam produksi jasa.
    3. Keanekaragaman (Heterogenity)
    Jasa yang ditawarkan cenderung tidak standard dan seragam dibandingkan barang.
    4. Tidak tahan lama (Perishability)
    Jasa tidak dapat disimpan, dimasukkan kedalam gudang, atau dijadikan persediaan.
    2.1.2. Dimensi Kualitas Jasa
    Dimensi kualitas pelayanan menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman :
    1. Tangibles (keberwujudan), merupakan tampilan fisik yang berkaitan dengan fasilitas fisik, personel, selama berhadapan dengan pelanggan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kulaitas pelayanan .
    2. Reliability (keandalan), merupakan kemampuan untuk memenuhi pelayan yang dijanjikan secara handal dan akurat. Dimensi ini memiliki dua aspek yaitu : kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan dan seberapa jauh perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada error .
    3. Responsiveness (daya tanggap), adalah kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan sesegera mungkin. Sama seperti dimensi layanan lainnya, kepuasan terhadap dimensi ini berdasarkan persepsi dan bukan aktualnya. Karena persepsi mengandung aspek psikologis lainnya, maka faktor komunikasi dan situasi fisik disekeliling pelanggan yang memerima pelayanan merupakan hal yang penting dalam mempengaruhi penilaian pelanggan .
    4. Asurance (kepastian), merupakan pemahaman dan tingkat kesopanan karyawan dan kemampuan untuk mengemban kepercayaan dan kerahasiaan. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu : keramahan, kompetensi, kredibilitas, dan keamanan .
    5. Emphaty (empati), adalah kepedulian, perhatian secara individu kepada pelanggan.
    2.1.3. Kepuasan Konsumen
    Konsumen sering kali mempersepsikan kepuasan konsumen sebagai manfaat dan nilai yang diterima dari pengkonsumsian dari barang dan jasa yang telah sesuai dengan harapan mereka. Apabila barang dan jasa yang mereka konsumsi telah sesuai dengan harapan, maka mereka akan puas dan sebaliknya bila barang dan jasa yang mereka konsumsi tidak sesuai dengan harapan dan keinginan, maka mereka akan merasakan ketidakpuasan.
    Kepuasan pelanggan itu sendiri menurut Tjiptono (1997) merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan/menikmati sesuatu. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen .
    Kepuasan pelanggan ini sangat penting, karena konsumen yang puas akan melakukan pembelian kembali dan akan setia kepada produk atau jasa tersebut. Selain itu konsumen yang merasa puas diharapkan juga akan menyampaikan kepuasan yang mereka rasakan kepada calon konsumen yang lain. Hal ini dapat menjadi sarana promosi yang efektif melalui word of mouth karena konsumen cenderung lebih mempercayai kelompok referensi mereka dibandingkan iklan yang ditayangkan oleh perusahaan Oleh karena itu, dengan kualitas pelayanan yang baik perusahaan akan mampu mempertahankan pelanggan lama yang loyal juga sekaligus mampu menarik pelanggan-pelanggan baru serta menciptakan suatu keunggulan khusus perusahaan.
    2.1.4. Mengukur Kepuasan Pelanggan
    Menurut Kotler (1994), ada empat metode dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :
    1. Sistem Keluhan dan Saran
    Organisasi atau perusahaan menyediakan ruang dan waktu untuk memerima saran dan keluhan pelanggan. Arus informasi ini memberikan banyak gagasan mengenai harapan konsumen dan memungkinkan perusahaan untuk bertindak cepat guna menyelesaikan masalah yang terjadi.
    2. Survei Kepuasan Pelanggan
    Organisasi atau perusahaan melakukan penelitian mengenai kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilakukan melalui survei kelapangan secara langsung, melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung.
    3. Ghost Shopping
    Organisasi atau perusahaan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pelanggan adalah dengan memperkerjakan orang untuk berpura-pura menjadi pembeli dan melaporkan hal-hal positif (strenght) dan hal-hal negatif (weakness) juga sekaligus menganalisa peluang (opportunity) dan membaca ancaman (threatment) yang dialami pada saat membeli produk perusahaan dan produk pesaing.
    4. Lost Customer Analysis
    Perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang sudah tidak membeli lagi untuk mengetahui penyebabnya yang menjadi akar permasalahan.
    2.1.5. Kesenjangan (Gap) Kualitas Pelayanan
    Dimensi-dimensi kualitas pelayanan haruslah diterapkan dengan sebaik mungkin. Walaupun dalam penerapannya pastilah terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi. Oleh karena itu seringkali terjadi kesenjangan antar perusahaan dan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang wujud pelayanan. Menurut tiga orang peneliti dari Amerika A. Pasasuraman, Valerie A Zeithaml, dan Leonard L Berry (1985) mengidentifikasikan lima kesenjangan yang mengakibatkan masalah dalam penyampaian jasa dan mempengaruhi penilaian konsumen atas kualitas jasa :
    1. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Pada kenyataannya pihak manajemen suatu perusahaan tidak selalu dapat merasakan atau memahami apa yang diinginkan para pelanggan secara tepat. Akibatnya perusahaan tidak mmengetahui bagaimana suatu jasa seharusnya didesain, dan jasa pendukung apa saja yang diinginkan pelanggannya.
    2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Kadang kala menajemen mampu memahami secara tepat apa yag diinginkan oleh pelanggan, tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa terjadi karena tiga faktor, yaitu tidak adanya komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumber daya, atau karena adanya kelebihan permintaan.
    3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Ada beberapa penyebab terjadinya gap ini, misalnya karyawan kurang terlatih, beban kerja melampaui batas, tidak dapat memenuhi standar kinerja atau bahkan tidak mau memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan.
    4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Seringkali harapan pelanggan dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan atau janji yang dibuat oleh perusahaan. Resiko yang dihadapi perusahaan adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi.
    5. Kesenjangan jasa yang diterima dan jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang berlainan, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
    Kualitas jasa selalu dimulai dari harapan dan kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan setelah mengkonsumsi suatu jasa. Hal ini berarti bahwa, kualitas baik yang diharapkan bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi penyedia jasa melainkan berdasarkan sudut pandang pelanggan. Karena pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa perusahaan sehingga merekalah yang seharusnya yang menilai baik atau tidaknya kualitas jasa tersebut.
    2.2. Penelitian Terdahulu
    Berdasarkan penelitian sebelumnya yang kami kutip dari skripsi Olda Sustra (01013110013), dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Angkutan Travel PO.Lorena Jambi ”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dengan menggunakan teori-teori yang mendukung maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan karakteristik responden dapat diketahui bahwa konsumen PO.Lantara Jaya Palembang merata antara laki-laki dan perempuan, sebagian besar berpendidikan SMA/sederajat dan dilihat dari penghasilan maka konsumennya adalah kelompok berpenghasilan menengah kebawah.
    2. Berdasarkan analisa pada dimensi wujud, handal, tanggap jaminan, dan empati didapat rata-rata tingkat kesesuaian antara kinerja dengan harapan konsumen sebesar 81,06%. Untuk variabel-variabel yang berada dibawah rata-rata maka konsumen merasa belum puas sedangkan untuk variabel-variabel yang berada diatas rata-rata maka konsumen dianggap puas.
    Penelitian berikutnya yang kami kutip adalah penelitian yang dilakukan oleh Robby Perdana (01003110071) dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Warung Internet”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan analisa regresi antara y = 12,3 + 0,822 X, variabel kualitas layanan adalah benar mempengaruhi kepuasan pelanggan. Nilai sebesar 12,3 berarti bila perubahan dari kelima dimensi servqual dianggap tetap, maka kepuasan pelanggan adalah sebesar 12,3. Nilai koefisien regresi variabel kualitas layanan terhadap tingkat kepuasan pelanggan sebesar 0.822 berarti setiap peningkatan kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0.822.
    2. Berdasarkan analisis regresi pengaruh kualitas layanan menurut dimensi servqual terhadap tingkat kepuasan pelanggan didapat persamaan Y = 14,723 + 1,872 X1 + (-0,006) X2 + (-0,393) X3 + (-0,096) X4 + 2,048 X5. Hal ini menunjukkan bahwa kesemua dimensi servqual memiliki pengaruh positif terhadap pelanggan dimana setiap kualitas layanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan.
    Penelitian lain yang juga saya kutip adalah penelitian yang dilakukan oleh Maria Magdalena (01043110043) dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RS. RK Charitas Palembang”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
    1. Berdasarkan hasil deskriptif terhadap variabel utama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dimensi kesan pertama (X7) adalah dimensi kualitas pelayanan yang mempunyai kinerja yang paling baik, karena memiliki nilai yang paling bagus yaitu: 6,49.
    2. Dari kedelapan kualitas layanan yang diteliti, yaitu: hormat dan peduli (X1), efektifitas dan keberlanjutan (X2), ketepatan (X3), informasi (X4), efisiensi (X5), efektifitas hidangan (X6), kesan pertama (X7), dan keanekaragaman staff (X8), ternyata hanya terdapat tiga dimensi yang diantaranya dapat berpengaruh secara signifikan, yaitu: efektifitas dan keberlanjutan (X2), efisiensi (X5), kesan pertama (X7).

    2.3. Kerangka Berpikir
    Kerangka berpikir penulisan ilmiah ini disajikan pada bagan dibawah ini:
    Kualitas Layanan
    Variabel Independen (X)
    X1 : Tangibles
    X2 : Reliability
    X3 : Responsiveness
    X4 : Assurance
    X5 : Emphaty

    Kepuasan Konsumen PT.PLN (Persero) Cabang Jambi
    Varibel Dependen (Y)

    Kerangka konseptual penelitian di atas merupakan suatu perumusan untuk memperjelas pola pikir dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh kualitas layanan yang memiliki lima indikator yaitu: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty terhadap kepuasan konsumen. Kerangka konseptual diatas menunjukkan bahwa variabel independen (X) adalah kualitas layanan sedangkan variabel dependen (Y) adalah kepuasan pelanggan. Tanda panah pada kerangka tersebut menunjukkan terdapat hubungan atau pengaruh antara kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.

    Komentar oleh APRI INDAH SARI | Januari 14, 2011 | Balas

  114. Salam Hangat Pak Joe Terhormat.
    Maaf sebelumnya, berikut proposal tentatif saya kirim kembali,dikarenakan kemungkinan belum terbaca dan dikomentari oleh Bapak. terimakasih Pak.

    Nama : FARHAN FADHORY
    NIM : C1B008101

    Saya Mahasiswa UNJA S1 Kelas Reguler (Kelas Pagi) Studi Manajemen Pemasaran Semester 5.

    Bahasan Tugas : Mengajukan Judul Proposal, Rumusan Masalah dan Landasan Teoritis dari Proposal Tentatif.

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    A. Latar Belakang Masalah
    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak sxemakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM. Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama. Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya penyadapan. Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan konsumen. PT. Telekomunikasi Tbk, atau yang biasa dikenal dengan sebutan TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan TELKOM menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan untuk personal. Produk dari TELKOM yang berkaitan dengan CDMA adalah TELKOMFlexi (sering disebut Flexi). Flexi mulai diperkenalkan pada bulan Desember 2002 dan secara komersial mulai diluncurkan Mei 2003. Flexi beroperasi pada dua frekuensi yaitu 1,9 GHz untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya serta 800 MHz di daerah-daerah. Tantangan Flexi semakin besar ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru (misalnya 3G) dengan harga di bawah standart. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan TELKOM untuk menawarkan produk FLEXY agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000); menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz : 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya. Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.
    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”. (Studi pada Masyarakat Kota Jambi).

    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    1. Apakah persepsi produk/pesan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    2. Apakahpersepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    3. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    4. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    5. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    6. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    7. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap terhadap merek.
    2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap merek.
    3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap iklan.
    4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap terhadap iklan.
    5. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap merek.
    6. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap merek terhadap minat beli.
    7. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli.

    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk FLEXY melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.
    2. Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

    Komentar oleh Farhan Fadhory | Januari 14, 2011 | Balas

  115. salam hangat pak jo
    saya habib sa’dan
    nim: c1b008131
    maaf sblumnya saya sudah kirim proposal saya ke email bpak tp blum d komen
    jd mhon bantuany pak
    trims………

    Komentar oleh habib sa'dan | Januari 14, 2011 | Balas

  116. NAMA: KONIATUN NAFIAH
    NIM : ERC1B008114

    BAB .I
    PENDHULUAN

    Persaingan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh yang terjadi pada saat ini adalah persaingan antar calon legislatif untuk merebut kursi di gedung DPR. Tentu saja dalam mencapai itu semua para calon legislatif tersebut harus memiliki strategi yang jitu untuk mempengaruhi masyarakat agar memilihnya. Hal semacam ini pula terjadi dalam dunia bisnis, dimana setiap perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan citra produknya dimata konsumen. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan merancang suatu strategi pemasaran untuk menyampaikan produknya
    sehingga dapat mudah diterima oleh konsumen. Untuk memaksimalkan strategi pemasaran di
    butuhkan dana untuk membiayai bauran yang terdapat pada pemasaran tersebut yaitu salah
    satunya, dalam membiayai distribusi produk yang di hasilkan. Distribusi merupakan suatu hal
    yang paling penting dalam suatu kegiatan pemasaran karena apabila produk yang di hasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga yang cukup bersaing, promosi yang mendukung tetapi distribusinya macet, maka produk tersebut tidak akan sampai ke tangan konsumen yang tentunya mempunyai dampak yang buruk bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan akan mengalami kerugian baik kerugian dalam bentuk
    materi maupun citranya dimata konsumen. Penentuan saluran distribusi yang tepat benar-benar harus di perhatikan, mengingat persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lain yang memproduksi barang sejenis, sehingga semakin sulit, dalam hal memasarkan hasil produksi yang telah di targetkan oleh
    perusahaan. Saluran distribusi yang tepat adalah saluran distribusi yang mempunyai kemampuan
    dan tanggung jawab yang dapat meningkatkan hasil penjualan, sehingga diperoleh hasil yang
    maksimal. Selain penentuan saluran distribusi secara tepat, perusahaan juga harus
    memperhitungkan biaya yang di keluarkan untuk membiayai kegiatan distribusi tersebut, sebab
    logikanya apabila terlalu besar biaya yang di keluarkan akan mengakibatkan kerugian bagi
    perusahaan. PT Sesional Supplies Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
    makanan ringan, produk yang di hasilkan berupa wafer stick dengan beberapa variasi rasa, di
    antaranya rasa coklat, strowbery, vanilla dan lain sebagainya. Wilayah pemasaran perusahaan ini
    sudah sangat luas hingga mencapai beberapa negara. Masalah distribusi barang merupakan hal
    yang sangat di perhatikan bagi perusahaan ini karena apabila ada kesalahan dalam pemilihan
    saluran distribusi akan dapat menggagalkan tujuan perusahaan yang telah di tentukan.
    Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan biaya atau
    pemborosan, oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya
    bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan usahanya.
    Dengan melihat bahwa distribusi mempunyai peranan yang besar terhadap hidup dan kembangnya perusahaan, maka penulis ingin mengetahui pengaruh biaya distribusi terhadap hasil penjualan produk pada PT Sesional Suplies Indonesia dengan menggunakan alat analisis Regresi linier berganda. Judul yang di ambil penulis dalam penulisan skripsi ini adalah “PENGARU BIAYA DISTRIBUSI
    TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT SESIONAL SUPPLIES INDONESIA AREA JAMBI ”

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Swastha ( 2000 ) Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
    Sedangkan menurut Assauri ( 2002 :), Distribusi adalah “ lembaga – lembaga yang memasarkan
    produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen.”
    Menurut Kotler (2002) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :
    1. Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan
    pertukaran.
    2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran.
    3. Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.
    4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan
    5. Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.
    6. Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.
    7. Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
    8. Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialihalihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.
    Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya alternative.
    Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu: ( Nitisemito : 2001 )
    1. Saluran distribusi Barang Konsumsi Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang
    konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan.
    a) Produsen – Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
    menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen
    (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran inidisebut saluran distribusi langsung.
    b) Produsen – Pengecer – Konsumen Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung.
    Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.
    c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumendilayani pengecer saja.
    d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya.lamenj alankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama
    ditujukan kepada para pengecer besar.
    e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian
    menjualnya kepada toko- toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
    2. Saluran distribusi Barang Industri Karena karakteristik yang ada pada barang industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan
    kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai lembaga distribusi
    berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu adalah:
    a) Produsen – Pemakai lndustri
    Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakaiindustri relatif cukup besar.
    Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti kapal, lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis instalasi)
    b) Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri Produsen barang-barang jenis perlengkapan
    operasi dan kasesoris,dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
    Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain: produsen barang bangunan, produsen alat alat untuk bangunan, dan sebagainya.
    c) Produsen – Agen – Pemakai lndustri Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru lebih suka menggunakan agen.
    d) Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh
    perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk
    dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.
    3. Saluran distribusi Jasa Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah
    waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya. Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada
    konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak
    dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga.
    Pada tahun-tahun belakangan ini, beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehingga jasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapatmeluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak
    dapat dihantarkan. Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa bank.Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada kebanyakan produsen
    jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah distribusi fisik. Seperti hotel
    atau wisma peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan) yang dapat merugikan usaha.
    Setiap perusahaan mempunyai strategi distribusi masing – masing yang tentunya maksud dari strategi tersebut adalah untuk meningkatkan hasil penjualan.
    Berikut ini strategi distribusi menurut Kotler ( 2001 ).
    1. Strategi distribusi Intensif Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk
    dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya
    2. Strategi Distribusi Selektif Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk
    barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan
    untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing.
    Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan
    bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
    3. Strategi Distribusi eksklusif Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah.
    barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan
    kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi
    ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi
    level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi Distribusi
    Setiap perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam factor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Berikut ini factor – factor yang mempengaruhi distribusi menurut Walters ( 2000 ) :
    1. Sifat barang Sifat barang itu sendiri dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan seluruh distribusi yang harus ditempuh. Sifat barang ini dapat berupa cepat tidaknya barang tersebut
    mengalami kerusakan. Barang yang lekas rusak misalnya sayur-sayuran segar, susu segar,
    cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Barangbarang
    yang nilainya cepat turun, apabila tertunda penyampaiannya kepada konsumen,misalnya surat kabar, majalah, barang-barang mode dan lain sebagainya juga cenderung menggunakan mata rantai distribusi yang pendek atau langsung. Barang-barang yang volumenya besar atau timbangannya berat produsen
    sebaiknya menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Sebab apabila produsen menggunakan mata rantai saluran distribusi yang panjang, akan menambah ongkos pengangkutan sehingga menyebabkan harga kepada konsumen menjadi tinggi.
    2. Sifat pembayaran Dalam pemasaran barang, ada barangbarang tertentu yang memerlukan
    penyebaran seluas-luasnya baik secara vertikal maupun horizontal. Biasanya barang-barang tersebut merupakan kebutuhan umum, harga perunit rendah serta pembelian dari setiap konsumen
    relatif kecil. Barang-barang semacam ini perlu disebarkan seluas-luasnya karena konsumen lebih senang jika barangbarang tersebut dapat dibeli disekitar tempat tinggalnya yang tidak begitu jauh
    atau pada waktu perjalanan mudah untuk membelinya. Barang-barang seperti ini misalnya rokok, garam, korek api, obat-obatan bebas dan sebagainya.
    Untuk barang-barang ini produsen cenderung menggunakan saluran distribusi yang panjang. Sebaliknya
    untuk barang-barang yang tidak memerlukan penyebaran seluasnya sebab konsumen terbatas, cenderung
    menggunakan saluran distribusi pendek. Misalnya, alat-alat musik, TV, radio dan sebagainya.
    3. Biaya Secara umum, mata rantai saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mendorong harga jual yang tinggi dan selanjutnya dapat menggangu kelancaran penjualan barang-barang tersebut. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap mata rantai menginginkan keuntungan yang layak sebagai imbalan dari kegiatan mereka. Untuk menekan harga penjualan maka perusahaan harus
    rela untuk mendapatkan keuntungan yang tipis atau mengusahakan agar komisi dari mata rantai tersebut menjadi lebih kecil. Meskipun demikian, kebijaksanaan ini tidak terlalu mutlak.
    Misalnya perusahaan tersebut omzet penjualannya terlalu kecil baik dalam unit maupun rupiah, sedangkan pembayarannya adalah sangat luas karena kebutuhan umum. Maka kebijaksanaan saluran distribusi pendek atau langsung justru menimbulkan harga per unit lebih tinggi. Dalam prakteknya,
    perusahaan-perusahaan besar cenderung untuk menggunakan saluran distribusi pendek. Sebaliknya perusahaan kecil cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, kecuali bila
    pemasaran perusahaan tersebut hanya bersifat lokal dan terbatas.
    4. Modal Sifat suatu barang terutama barangbarang industri harus dapat mendorong agar barang tersebut dapat diterima oleh konsumen atau lembaga industri. Salah satu caranya adalah menjual barangbarang
    tersebut secara konsinyasi atau piutang dalam tempo tertentu. Hal ini memerlukan dana yang tidak kecil.
    Kalau kita menggunakan grosir atau agen mungkin masalah modal sebagaimana kalau kita menjual
    langsung kepada pengecer.
    5. Tingkat keuntungan Persaingan yang makin tajam dapat mendorong penjualan menjadi rendah.
    Dalam keadaan demikian tingkat keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Apabila perusahaan
    menggunakan mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang, dapat menyebabkan harga ke konsumen
    menjadi lebih tinggi, dan ini menggangu penjualan barang tersebut.

    METODE PENELITIAN
    Objek penelitian adalah PT Sesional Suplies Indonesia, Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptis, yaitu menganalisa masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui table dengan menggunakan program SSPS, dan analisis kuantitatif, yaitu menganalisa masalah dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
    Ho = tidak ada hubungan antara biaya distrbusi terhadap hasil penjualan
    Ha = ada hubungan antara biaya distribusi terhadap hasil penjualan. Dengan ketentuan
    bahwa, bila diperoleh t-hitung > t- tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
    hubungan dan pengaruh antara biaya distribusi (variabel bebas) dan penjualan (variabel terikat),
    sebaliknya bila diperoleh hasil t-hitung 0.05 maka Ho ditolak dan sebaliknya Ho
    diterima.

    Komentar oleh Koniatun Nafiah | Januari 16, 2011 | Balas

  117. NAMA : KONIATUN NAFIAH
    NIM : ERC1B008114
    EKSTENSI SORE

    BAB .I
    PENDHULUAN

    Persaingan sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh yang terjadi pada saat ini adalah persaingan antar calon legislatif untuk merebut kursi di gedung DPR. Tentu saja dalam mencapai itu semua para calon legislatif tersebut harus memiliki strategi yang jitu untuk mempengaruhi masyarakat agar memilihnya. Hal semacam ini pula terjadi dalam dunia bisnis, dimana setiap perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan citra produknya dimata konsumen. Salah satu cara untuk menghadapi persaingan tersebut adalah dengan merancang suatu strategi pemasaran untuk menyampaikan produknya
    sehingga dapat mudah diterima oleh konsumen. Untuk memaksimalkan strategi pemasaran di
    butuhkan dana untuk membiayai bauran yang terdapat pada pemasaran tersebut yaitu salah
    satunya, dalam membiayai distribusi produk yang di hasilkan. Distribusi merupakan suatu hal
    yang paling penting dalam suatu kegiatan pemasaran karena apabila produk yang di hasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga yang cukup bersaing, promosi yang mendukung tetapi distribusinya macet, maka produk tersebut tidak akan sampai ke tangan konsumen yang tentunya mempunyai dampak yang buruk bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan akan mengalami kerugian baik kerugian dalam bentuk
    materi maupun citranya dimata konsumen. Penentuan saluran distribusi yang tepat benar-benar harus di perhatikan, mengingat persaingan yang semakin ketat dari perusahaan lain yang memproduksi barang sejenis, sehingga semakin sulit, dalam hal memasarkan hasil produksi yang telah di targetkan oleh
    perusahaan. Saluran distribusi yang tepat adalah saluran distribusi yang mempunyai kemampuan
    dan tanggung jawab yang dapat meningkatkan hasil penjualan, sehingga diperoleh hasil yang
    maksimal. Selain penentuan saluran distribusi secara tepat, perusahaan juga harus
    memperhitungkan biaya yang di keluarkan untuk membiayai kegiatan distribusi tersebut, sebab
    logikanya apabila terlalu besar biaya yang di keluarkan akan mengakibatkan kerugian bagi
    perusahaan. PT Sesional Supplies Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri
    makanan ringan, produk yang di hasilkan berupa wafer stick dengan beberapa variasi rasa, di
    antaranya rasa coklat, strowbery, vanilla dan lain sebagainya. Wilayah pemasaran perusahaan ini
    sudah sangat luas hingga mencapai beberapa negara. Masalah distribusi barang merupakan hal
    yang sangat di perhatikan bagi perusahaan ini karena apabila ada kesalahan dalam pemilihan
    saluran distribusi akan dapat menggagalkan tujuan perusahaan yang telah di tentukan.
    Pemilihan saluran distribusi yang salah dapat menimbulkan penghamburan biaya atau
    pemborosan, oleh sebab itu masalah pemilihan saluran distribusi akan sangat penting artinya
    bagi perusahaan yang menginginkan perkembangan usahanya.
    Dengan melihat bahwa distribusi mempunyai peranan yang besar terhadap hidup dan kembangnya perusahaan, maka penulis ingin mengetahui pengaruh biaya distribusi terhadap hasil penjualan produk pada PT Sesional Suplies Indonesia dengan menggunakan alat analisis Regresi linier berganda. Judul yang di ambil penulis dalam penulisan skripsi ini adalah “PENGARU BIAYA DISTRIBUSI
    TERHADAP HASIL PENJUALAN PRODUK PADA PT SESIONAL SUPPLIES INDONESIA AREA JAMBI ”

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Swastha ( 2000 ) Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
    Sedangkan menurut Assauri ( 2002 :), Distribusi adalah “ lembaga – lembaga yang memasarkan
    produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen.”
    Menurut Kotler (2002) agar suatu kegiatan penyaluran barang dapat berjalan dengan baik (efektif dan efisien) maka para pemakai saluran pemasaran harus mampu melakukan sejumlah tugas penting, yaitu :
    1. Penelitian, yaitu melakukan pengumpulan informasi penting untuk perencanaan dan melancarkan
    pertukaran.
    2. Promosi, yaitu pengembangan dan penyebaran informasi yang persuasive mengenai penawaran.
    3. Kontak, yaitu melakukan pencarian dan menjalin hubungan dengan pembeli.
    4. Penyelarasan, yaitu mempertemukan penawaran yang sesuai dengan permintaan pembeli termasuk kegiatan seperti pengolahan, penilaian dan pengemasan
    5. Negoisasi, yaitu melakukan usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan lain-lain sehubungan dengan penawaran sehingga pemindahan pemilikan atau penguasaan bias dilaksanakan.
    6. Disrtibusi fisik, yaitu penyediaan sarana transportasi dan penyimpanan barang.
    7. Pembiayaan, yaitu penyediaan permintaan dan pembiayaan dana untuk menutup biaya dari saluran pemasaran tersebut.
    8. Pengambilan resiko, yaitu melakukan perkiraan mengenai resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut. Kelima tugas pertama membantu pelaksanaan transaksi dan tiga yang terakhir membantu penyelesaian transaksi. Semua tugas diatas mempunyai tiga persamaan, yaitu menggunakan sumber daya yang langka, dilaksanakan dengan menggunakan keahlian yang khusus, dan bisa dialihalihkan diantara penyalur. Apabila perusahaan/produsen menjalankan seluruh tugas diatas, maka biaya akan membengkak dan akibatnya harga akan menjadi lebih tinggi.
    Ada beberapa alternatif saluran (tipe saluran) yang dapat dipakai. Biasanya alternative.
    Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu: ( Nitisemito : 2001 )
    1. Saluran distribusi Barang Konsumsi Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang
    konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan.
    a) Produsen – Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat
    menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen
    (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran inidisebut saluran distribusi langsung.
    b) Produsen – Pengecer – Konsumen Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen – Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung.
    Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai.
    c) Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumendilayani pengecer saja.
    d) Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya.lamenj alankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama
    ditujukan kepada para pengecer besar.
    e) Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian
    menjualnya kepada toko- toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.
    2. Saluran distribusi Barang Industri Karena karakteristik yang ada pada barang industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan
    kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai lembaga distribusi
    berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu adalah:
    a) Produsen – Pemakai lndustri
    Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakaiindustri relatif cukup besar.
    Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti kapal, lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis instalasi)
    b) Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri Produsen barang-barang jenis perlengkapan
    operasi dan kasesoris,dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.
    Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain: produsen barang bangunan, produsen alat alat untuk bangunan, dan sebagainya.
    c) Produsen – Agen – Pemakai lndustri Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru lebih suka menggunakan agen.
    d) Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh
    perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk
    dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.
    3. Saluran distribusi Jasa Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah
    waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya. Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada
    konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak
    dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga.
    Pada tahun-tahun belakangan ini, beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehingga jasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapatmeluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak
    dapat dihantarkan. Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa bank.Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada kebanyakan produsen
    jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah distribusi fisik. Seperti hotel
    atau wisma peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan) yang dapat merugikan usaha.
    Setiap perusahaan mempunyai strategi distribusi masing – masing yang tentunya maksud dari strategi tersebut adalah untuk meningkatkan hasil penjualan.
    Berikut ini strategi distribusi menurut Kotler ( 2001 ).
    1. Strategi distribusi Intensif Distribusi intensif adalah strategi distribusi yang menempatkan produk
    dagangannya pada banyak retailer atau pengecer serta distributor di berbagai tempat. Tehnik ini sangat cocok digunakan untuk produk atau barang kebutuhan pokok sehari-hari yang memiliki permintaan dan tingkat konsumsi yang tinggi. Contoh seperti sembako, rokok, sikat gigi, odol, sabun, deterjen, dan lain sebagainya
    2. Strategi Distribusi Selektif Distribusi selektif adalah suatu metode distribusi yang menyalurkan produk
    barang atau jasa pada daerah pemasaran tertentu dengan memilih beberapa distributor atau pengecer saja pada suatu daerah. Di antara distributor atau pengecer akan terdapat suatu persaingan
    untuk merebut konsumen dengan cara, teknik dan strategi masing-masing.
    Contoh saluran distribusi selektif adalah produk elektronik, produk kendaraan
    bermotor, sepeda, pakaian, buku, dan lain sebagainya.
    3. Strategi Distribusi eksklusif Distribusi eksklusif adalah memberikan hak distribusi suatu produk pada satu dua distributor atau pengecer saja pada suatu area daerah.
    barang atau jasa yang ditawarkan oleh jenis distribusi eksklusif adalah barang-barang dengan
    kualitas dan harga yang tinggi dengan jumlah konsumen yang terbatas. Contoh distribusi
    ekslusif adalah seperti showroom mobil, factory outlet, restoran waralaba, produk mlm / multi
    level marketing / pasif income, mini market, supermarket, hipermarket, dan lain-lain.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi Distribusi
    Setiap perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam factor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Berikut ini factor – factor yang mempengaruhi distribusi menurut Walters ( 2000 ) :
    1. Sifat barang Sifat barang itu sendiri dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk menetapkan seluruh distribusi yang harus ditempuh. Sifat barang ini dapat berupa cepat tidaknya barang tersebut
    mengalami kerusakan. Barang yang lekas rusak misalnya sayur-sayuran segar, susu segar,
    cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Barangbarang
    yang nilainya cepat turun, apabila tertunda penyampaiannya kepada konsumen,misalnya surat kabar, majalah, barang-barang mode dan lain sebagainya juga cenderung menggunakan mata rantai distribusi yang pendek atau langsung. Barang-barang yang volumenya besar atau timbangannya berat produsen
    sebaiknya menggunakan mata rantai saluran distribusi yang pendek atau langsung. Sebab apabila produsen menggunakan mata rantai saluran distribusi yang panjang, akan menambah ongkos pengangkutan sehingga menyebabkan harga kepada konsumen menjadi tinggi.
    2. Sifat pembayaran Dalam pemasaran barang, ada barangbarang tertentu yang memerlukan
    penyebaran seluas-luasnya baik secara vertikal maupun horizontal. Biasanya barang-barang tersebut merupakan kebutuhan umum, harga perunit rendah serta pembelian dari setiap konsumen
    relatif kecil. Barang-barang semacam ini perlu disebarkan seluas-luasnya karena konsumen lebih senang jika barangbarang tersebut dapat dibeli disekitar tempat tinggalnya yang tidak begitu jauh
    atau pada waktu perjalanan mudah untuk membelinya. Barang-barang seperti ini misalnya rokok, garam, korek api, obat-obatan bebas dan sebagainya.
    Untuk barang-barang ini produsen cenderung menggunakan saluran distribusi yang panjang. Sebaliknya
    untuk barang-barang yang tidak memerlukan penyebaran seluasnya sebab konsumen terbatas, cenderung
    menggunakan saluran distribusi pendek. Misalnya, alat-alat musik, TV, radio dan sebagainya.
    3. Biaya Secara umum, mata rantai saluran distribusi yang terlalu panjang akan menimbulkan biaya yang lebih besar dan mendorong harga jual yang tinggi dan selanjutnya dapat menggangu kelancaran penjualan barang-barang tersebut. Hal ini dapat dimaklumi sebab setiap mata rantai menginginkan keuntungan yang layak sebagai imbalan dari kegiatan mereka. Untuk menekan harga penjualan maka perusahaan harus
    rela untuk mendapatkan keuntungan yang tipis atau mengusahakan agar komisi dari mata rantai tersebut menjadi lebih kecil. Meskipun demikian, kebijaksanaan ini tidak terlalu mutlak.
    Misalnya perusahaan tersebut omzet penjualannya terlalu kecil baik dalam unit maupun rupiah, sedangkan pembayarannya adalah sangat luas karena kebutuhan umum. Maka kebijaksanaan saluran distribusi pendek atau langsung justru menimbulkan harga per unit lebih tinggi. Dalam prakteknya,
    perusahaan-perusahaan besar cenderung untuk menggunakan saluran distribusi pendek. Sebaliknya perusahaan kecil cenderung menggunakan mata rantai saluran distribusi panjang, kecuali bila
    pemasaran perusahaan tersebut hanya bersifat lokal dan terbatas.
    4. Modal Sifat suatu barang terutama barangbarang industri harus dapat mendorong agar barang tersebut dapat diterima oleh konsumen atau lembaga industri. Salah satu caranya adalah menjual barangbarang
    tersebut secara konsinyasi atau piutang dalam tempo tertentu. Hal ini memerlukan dana yang tidak kecil.
    Kalau kita menggunakan grosir atau agen mungkin masalah modal sebagaimana kalau kita menjual
    langsung kepada pengecer.
    5. Tingkat keuntungan Persaingan yang makin tajam dapat mendorong penjualan menjadi rendah.
    Dalam keadaan demikian tingkat keuntungan dari perusahaan menjadi lebih rendah. Apabila perusahaan
    menggunakan mata rantai saluran distribusi yang sangat panjang, dapat menyebabkan harga ke konsumen
    menjadi lebih tinggi, dan ini menggangu penjualan barang tersebut.

    METODE PENELITIAN
    Objek penelitian adalah PT Sesional Suplies Indonesia. Beralamat di Jl Damatex Cikokol Tangerang Banten. Analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptis, yaitu menganalisa masalah dengan cara mendeskripsikannya melalui table dengan menggunakan program SSPS, dan analisis kuantitatif, yaitu menganalisa masalah dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
    Ho = tidak ada hubungan antara biaya distrbusi terhadap hasil penjualan
    Ha = ada hubungan antara biaya distribusi terhadap hasil penjualan. Dengan ketentuan
    bahwa, bila diperoleh t-hitung > t- tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat
    hubungan dan pengaruh antara biaya distribusi (variabel bebas) dan penjualan (variabel terikat),
    sebaliknya bila diperoleh hasil t-hitung 0.05 maka Ho ditolak dan sebaliknya Ho
    diterima.

    Komentar oleh Koniatun Nafiah | Januari 16, 2011 | Balas

  118. Salam Hangat Pak Joe Terhormat.
    Sebelumnya saya minta maaf karena terlambat mengumpulkan tugas.
    Saya mahasiswi bapak di kelas pagi.
    Sudilah kiranya bapak mengkoreksi tugas saya ini.atas perhatiannya terima kasih.

    Nama : Ayu Pratiwi
    Nim : C1B008055

    JUDUL : Analisis Kebijaksanaan Saluran Distribusi Obat Nyamuk BAYGON OILSPRAY Pada PT.ULRA WAHANA JAYA PERKASA JAMBI

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1 LATAR BELAKANG
    Pemasaran adalah salah satu fungsi bisnis yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya seperti memperoleh laba, meningkatkan penjualan, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, dan memperbesar pangsa pasar. Pada dasarnya tujuan-tujuan tersebut baru akan tercapai jika produk-produk yang dipasarkan laku dijual.Peran dari pemasaran adalah membuat produk laku dijual.
    kegiatan pemasaran pada dasarnya adalah kegiatan menyediakan poduk yang tepat,dengan harga yang tepat, dalam jumlah dan waktu yang tepat, ditempat yang tepat yaitu ditempat yang mudah dan nyaman bagi konsumen untuk mendapatkannya, dan memilih cara promosi yang tepat untuk membuat konsumen tahu, ingat dan tertarik untuk membelinya.
    Pemasar memakai keempat hal tersebut yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi untuk mendekati konsumen.
    PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi adalah perusahaan yang bergerak memasarkan berbagai jenis produk konsumen. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1999. Salah satu di antara produk yang dipasarkannya adalah produk obat nyamuk yang dihasilkan oleh PT.Bayer yang terdiri dari beberapa merek dan jenis obat nyamuk yang termasuk dalam lini produk yang dipasarkan oleh PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi. Prodk-produk tersebut adalah Baygon oilspray,baygon aerosol,baygon elektrik,baygon coil,mafu oilspray,mafu aerosol, dn autan.
    Produk Baygon Oilspray adalah produk konsumsi yaitu produk yang dibeli oleh konsumen rumah tangga untuk di pakai sendiri.
    Dalam memasarkan produk obat nyamuk baygon oilspray ke Kota Jambi dan Kabupaten-Kabupaten PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi menggunakan saluran distribusi tidak langsung satu tingkat dan dua tingkat dalam mendistribusikannya produknya kepada konsumen.Pada saluran satu tingkat produk disalurkan dari PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi kepada pengecer. Pada saluran dua tingkat perusahaaan menyalurkan produk kepada pedagang besar yang selanjutnya menyalurkan kepada pengecer kemudian pengecer menjual ke konsumen akhir.

    1.2 Perumusan Masalah
    PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi, penyalur obat baygon oilspray memakai saluran distribusi tidak langsung satu tingkat dan distribusi saluran tidak langsung dua tingkat dalam mendistribusikan produknya kepada konsumen. Pada saluran satu tingkat produk disalurkan langsung dari PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi kepada para pengecer. Pada saluran dua tingkat perusahaan menyalurkan produk kepada pedagang besar yang selanjutnya menyalurkan kepada pengecer kemudian pengecer menjual ke konsumen akhir.
    Apabila saluran distribusi yang digunakan oleh PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi di gambarkan dalam bentuk gambar maka akan terlihat sperti berikut :
    PT.ULTRA WAHANA JAYA PERKASA JAMBI – PEDAGANG BESAR – PENGECER – KONSUMEN AKHIR.
    1.3 Tujuan Penelitian
    – untuk memperoleh gambaran mengenai kegijaksanaan saluran distribusi pada PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi
    – Untuk menganalisis kebijaksanaan saluran pada PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi.

    1.4 Manfaat penelitian
    – Hasil penelitian menjadi bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi.
    – Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi PT.Ultra Wahana Jaya Perkasa Jambi dimasa yang akan datang dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
    – Dapat menjadi referensi bagi orang yang berminat terhadap topik ini.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Menurut Sukirno (1994 : 4) ekonomi adalah tatanan kehidupan manusia di dalam
    memenuhi kebutuhannya yang dihadapkan pada kebutuhan tersebut terbatas,sumber
    untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas, disamping itu pendapatan terbatas.
    Menurut Samuel Son dalam Sukirno (1994 : 10) ilmu ekonomi adalah studi mengenai
    individu-individu dan masyarakat membuat pilihan dengan atau tanpa menggunakan
    uang, dengan menggunakan sumber-sumber daya yang terbatas tetapi dapat digunakan
    dalam berbagai cara untuk menghasilkan beberapa jenis barang dan jasa yang
    mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumen sekarang dan masa yang akan datang,
    kepada berbagai individu dan golongan.
    Menurut Siswanto (2005 : 2) manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan
    pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan
    mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
    Menurut Kotler (2002 : 9) pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial
    yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
    inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk
    yang bernilai dengan pihak lain.
    Menurut Kotler (2002 : 9) manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan
    pelaksanaan, pemikiran dan penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
    barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran
    individu dan organisasi.
    Menurut The American Marketing Association dalam Setiadi (2003 : 3)
    perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara efeksi dan kognisi,
    perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
    hidup mereka.
    Menurut Swastha (2000 : 114) sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari
    untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang
    baik secara konsisten.
    Menurut Kotler dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Hendra (1997 : 52) produk
    adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kesuatu pasar untuk memenuhi
    keinginan dan kebutuhan.
    Menurut Angipora (2002 : 26) produk merupakan kombinasi barang dan jasa yang
    ditawarkan oleh seseorang atau lembaga untuk memenuhi kenutuhan dan keinginan
    pasar.
    Menurut Kotler (2002 : 22) konsep pemasaran adalah : suatu filosofi bisnis yang
    menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan adalah
    perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam
    menciptakan, menyerhakan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan terhadap pasar
    dan sasaran yang dipilih.
    Menurut Swastha (2000 : 87) pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan
    untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakan.
    Menurut Kotler (2002 : 18) Marketing Mix adalah seperangkat alat pemasaran yakni
    produk, harga, tempat dan promosi yang digunakan oleh perusahaan untuk terus
    menerus mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
    Menurut J. Setiadi (2003 : 11) adapun factor mempengaruhi perilaku konsumen
    yaitu :
    a. Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang luas dan pada perilaku
    individu meliputi : budaya nasional, sub-budaya nasional (keagamaan,
    nasionalisme, suku, dan daerah geografis), serta kelas social suatu kelompok
    masyarakat (kedudukan, kekayaan, pendidikan, pendapatan dan pekerjaan)
    b. Faktor sosial
    Faktor sosial berkenaan dengan keberadaan seseorang yang dapat mempengaruhi
    perilaku orang lain, meliputi : kelompok referensi, keluarga, peranan seseorang
    yang dihrapkan karena statusnya.
    c. Faktor pribadi
    Faktor pribadi yang berkenaan dengan cirri-ciri pembawaan dan keadaan diri
    seseorang terutama meliputi : usia dan tahapan daur ulang (siklus) hidup,
    pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian serta konsep diri.
    d. Faktor psikologis
    Factor psikologis berkenaan dengan proses kejiwaan seseorang dalam menghadapi
    rangsangan dari luar dirinya yang meliputi : motivasi, persepsi, proses belajar,
    kepercayaan dan sikap.
    Dari semua faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen diatas sikap
    memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Dengan melakukan riset pasar
    tentang sikap, baik sikap sebelum atau sesudah pembelian, perusahaan akan dapat
    mengetahui tentang kebutuhan, keinginan, persepsi dan tanggapan konsumen
    terhadap suatu produk dan dapat mengetahui juga bagaimana perilaku konsumen
    dalam pembelian produk, sikap juga dapat membantu mengevaluasi tindakan
    pemasaran sebelum dilaksanakan didalam pasar dan akan membantu pangsa pasar.

    Komentar oleh Ayu Pratiwi | Januari 17, 2011 | Balas

  119. salam hangat. pak jo
    saya sudah mengirim tugas ke email bpak dri tgl 11, tp blum d komentari.
    jd mohon bantuanya y pak

    trims,,,,,,,,,

    Komentar oleh habib sa'dan | Januari 17, 2011 | Balas

  120. salam hangat pak jo
    trimaksih sebelum nya y pak
    ini lo tugas proposal saya, mohon bantuannya,,

    Nama: habib sa’dan
    Nim : c1b008131

    BAB I

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau
    ketidakpuasan pelanggan semakin besar. Persaingan yang semakin ketat
    khususnya untuk bisnis ritel, dimana banyak produsen yang terlibat
    dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginaan konsumen, menyebabkan setiap
    perusahaan ritel harus menempatkan orientasi kepuasan pelanggan
    sebagai tujuan utama dan diyakini sebagai kunci utama untuk
    memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada
    pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa dengan harga bersaing.
    Perubahan makro seperti krisis ekonomi membuktikan bahwa sektor riil
    yang meliputi sektor perdagangan dan jasa termasuk didalamnya bisnis
    ritel. Hal ini mengakibatkan banyak bermunculan bisnis di bidang ritel
    sehingga persaingan tidak bisa dihindari. Kepuasan pelanggan adalah
    faktor yang menentukan dalam strategi pemasaran perusahaan yang
    merupakan pertahanan paling baik untuk menghadapi persaingan yang
    ketat yang menyebabkan perusahaan harus menempatkan perusahaan pada
    kepuasaan konsumen sebagai tujuan utama, sehingga kini menjadi salah
    satu penentu suksesnya pemasaran. Kesetiaan konsumen agar tidak
    hilang, maka perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam strategi
    bauran pemasaran eceran sebagai analisis agar dapat berorientasi pada
    kepuasan konsumen.
    Kepuasan menurut Kotler (2000:36) kepuasan adalah tingkat perasaan
    seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan
    dengan harapannya. Pada umumnya harapan dari pelanggan merupakan
    perkiraan/ keyakianan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila
    mereka membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan ini
    mendatangkan keuntungan karena biaya mendapatkan pelanggan baru lima
    kali lebih tinggi daripada mempertahankan yang sudah ada.
    Philip Kotler (2005:220-225), mengemukakan bahwa keputusan terpenting
    pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasaan konsumen
    adalah :
    1. Keragaman produk (Product assortment)
    2. Layanan dan atmosfer toko
    3. Keputusan harga,
    4. Keputusan Promosi,
    5. Keputusan tempat (lokasi)
    Semakin meningkatnya kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup
    sehari-hari yang didapatkan melalui kagiatan berbelanja di toko
    swalayan memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri atas
    aktivitas yang dilaksanakan konsumen. Hal-hal yang akan ditawarkan
    yang notabene bukan hanya dalam bentuk barang harus memiliki
    kelebihan-kelebihan khusus yang bersifat positif dibandingkan dengan
    penawaran usaha ritel lainnya, maka pelanggan tetap setia. Dalam
    mempertahankan pelanggan, perusahaan harus dapat memberikan kepuasan
    yang maksimal dalam memuaskan pelanggannya. Adapun kepuasan pelanggan
    dapat terjadi apabila harapan benar-benar terwujud demikian pula
    sebaliknya, jika pelanggan merasa puas, maka mereka akan kembali
    membeli produk kita dan membicarakan hal tersebut kapada orang lain
    secara menguntungkan.
    Dari hal tersebut di atas penulis hanya mengetahui bahwa pihak ceria
    Swalayan telah melaksanakan strategi bauran pemasaran eceran tanpa
    mengetahui puas atau tidaknya konsumen terhadap hal-hal yang
    ditawarkan dan tidak pula mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan
    konsumen terhadap strategi yang dilaksanakan tersebut. Dalam hal ini
    kepuasan bukan hanya milik para konsumen saja melainkan perusahaan
    juga ikut puas terhadap hal-hal yang ditawarkan. Dengan puasnya
    konsumen terhadap strategi yang ditawarkan, perusahaan bisa terus
    menjaga prestasi tersebut atau bahkan terus mengembangkan strategi
    bauran pemasaran eceran dengan inovasi-inovasi yang berdasarkan dari
    masukan-masukan para konsumen. Masalah penelitian yang menjadi fokus
    peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana faktor keragaman produk
    (product assortment),layanan, atmosfer toko, harga, promosi, tempat
    (lokasi) menentukan tingkat kepuasan konsumen Super Swalayan Semarang,
    sehingga dapat memberikan nilai tambah dan dapat memberikan kebutuhan
    informasi yang mencerminkan kesinambungan produk dan dapat memenuhi
    kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kualitas segala hal yang
    ditawarkan perusahaan, jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan yang
    sudah ada.
    Hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana
    faktor-faktor strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk
    (product assortment), layanan dan atmosfer toko, harga, promosi,
    tempat/ lokasi menentukan tingkat kepuasan konsumen pada Super
    swalayan Semarang.
    Atas dasar permasalahan tersebut diatas maka dalam penulisan skripsi
    ini akan menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi
    bauran pemasaran eceran terhadap obyek yang akan diteliti. Dengan
    harapan analisis ini mendapatkan suatu konsep teoritik pada
    pelaksanaan program bauran pemasaran eceran dan masukan bagi
    perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mampu
    mempertahankan pelanggan serta eksistensinya dalam dunia bisnis ritel
    yang merupakan satu tujuan terpenting dalam daur hidup suatu usaha.

    1.2 Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dalam penelitian ini
    dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
    1. Sejauh mana faktor keragaman produk (Product assortment) menentukan
    tingkat kepuasan konsumen ceria Swalayan
    2. Sejauh mana faktor layanan menentukan tingkat kepuasan konsumen
    ceria Swalayan
    3. Sejauh mana faktor atmosfer toko menentukan tingkat kepuasan
    konsumen ceria Swalayan
    4. Sejauh mana faktor harga menentukan tingkat kepuasan konsumen ceria Swalayan
    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan Penelitian :
    1. Menganalisis faktor keragaman produk (product assortment) dalam
    penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    2. Mengananlisis faktor layanan dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    3. Menganalisis faktor atmosfer toko dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    4. Menganalisis faktor harga dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    5. Menganalisis faktor promosi dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    6. Menganalisis faktor tempat (lokasi) dalam penentuan tingkat
    kepuasan konsumen.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1. Secara Teoritis :
    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu kajian dalam
    mempertimbangkan dalam pelaksanaan strategi pemasaran eceran untuk
    mencapai kepuasan konsumen.
    b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi bauran
    pemasarn eceran, sehingga perusahaan dapat menentukan langkah yang
    tepat dalam mempertahankan pelanggan guna mempertahankan
    eksistensinya.
    2. Secara Praktis :
    a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
    pertimbangan bahwa tingkat kepuasan konsumen yang terbentuk merupakan
    hasil dari pelaksanaan strategi bauran pemasarn eceran yang optimal.
    b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu poelatihan
    berpikir secara ilmiah dengan menganalisa data dari obyek yang akan
    diteliti.

    Habib, proposalmu sudah saya unggah. Rumusan masalah bukan dipilah-pilah seperti kamu buat, akan tetapi gabung. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa sebelum ke rumusam masalah gunakan dulu pendekatan teorinya agar lebih tuntas bahasannya. Silahkan.

    Komentar oleh johannessimatupang | Januari 17, 2011 | Balas

  121. Salam sejahtera Pak Jo.
    Maaf Pak sebelumnya, saya sudah mengirimkan proposal saya dari tanggal 22 Desember dan saya kirim kembali pada tanggal 14 januari kemarin tapi belum dikomentari sama Bapak, jadi saya belum tahu apakah akan dilanjutkan atau diubah lagi proposal tentatif saya, mohon bantuannya pak, demikian terimakasih Pak.

    Komentar oleh Farhan Fadhory | Januari 18, 2011 | Balas

  122. NAMA: ELKA MAULANA BUBAT
    NIM: C1B008006
    HARI/TANGGAL: SELASA 18-01-2011

    SELAMAT SORE PAK JO
    APA KABAR,MAAF PAK KALAU SAYA MENGGANGGU
    SAYA DI SINI HANYA MENGIRIM JUDUL PROPOSAL SAYA YANG BAPAK KOMENTARRIN,YANG BAPAK KOMENTARRIN PROPOSAL SAYA SEBAGAI BERIKUT PAK:JUDUL INI TERLALU LUAS,FASHION DAPAT DIBAGI DULU KEDALAM BERBAGAI TIPE,SEMENTARA KONSUMEN DAPAT DIKELOMPOKKAN,SALAH SATU DARI INTERAKSI KEDUA HAL INI BARU DIAMBIL JADI TOPIK

    JUDUL PROPOSAL SAYA YANG BARU:

    Komentar oleh ELKA MAULANA BUBAT | Januari 18, 2011 | Balas

  123. salam hangat pak jo
    serta sukses untk kita bersama

    Maaf Pak sebelumnya, saya sudah mengirimkan proposal saya tanggal 13 januari tapi belum dikomentari, jadi saya belum tahu apakah akan dilanjutkan atau diubah lagi proposal tentatif saya, mohon bantuannya pak, demikian terimakasih Pak.

    Komentar oleh riki febriansah | Januari 19, 2011 | Balas

  124. Salam Hangat dan Sejahtera Pak Jo.
    Saya mahasiswi bapak di kelas pagi.
    sebelum nya saya mnta maaf karena saya ingin mengganti judul proposal saya.
    Sudilah kiranya bapak mengkoreksi tugas saya ini.
    Atas perhatiannya terima kasih.

    Nama : Ayu Pratiwi
    Nim : CIB008055

    Judul : Analisis Kepuasan Konsumen Dalam Melakukan Keputusan Pembelian Produk Fashion Pada “YENNY COLECTION” Di Jambi.

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1.1 LATAR BELAKANG
    Berbelanja merupakan salah satu bentuk kepuasan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Karena kebutuhan hidup seseorang semakin hari semakin meningkat apalagi jika pendapatannya naik.
    Aneka kebutuhan fashion yang selalu melekat yang akan terus ada dan berkembang.sebagaimana yang dapat di artikan bahwa fashion merupakan sebuah tipe produk atau sejauh mana perilaku yang secara sementara waktu digunakan oleh sejumlah besar konsumen karena produk atau perilaku di nilai oleh masyarakat layak atau pantas pada tempat/waktu tertentu.Gaya hidup anak muda yang secara mayoritas mereka adalah para pecandu fashion.Konsumen setia adalah yang sangat puas dengan produk layanan yang diberikan suatu usaha sehingga mereka menjadi antusiasme, untuk memperkenalkan kepada siapa saja yang dikenal.Untuk selanjutnya mereka akan menjadi konsumen yang setia untuk selamanya.
    Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan harapannya. Seorang pelanggan jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa maka sangat besar kemungkinannya untuk menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
    1.2 Perumusan Masalah
    Mengukur kedalaman kesetiaan konsumen adalah suatu hal yang cukup relatif sulit untuk dilakukan. Secara teori, mungkin mudah untuk dituangkan diatas kertas dalam bentuk grafik, tetapi tidak untuk prakteknya dilapangan. Peningkatan kepuasan konsumen harus dilakukan dengan standar kualitas dan standar efisiensi pelayanan. Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha.
    Agar dapat menciptakan kepuasan pelanggan, setiap usaha harus melakukan strategi yang berwawasan hubungan kemitraaan dengan pelanggan.
    Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa bisnis pakaian merupakan bidang bisnis yang patut dan layak untuk terus dijalankan. Namun pada kenyataannya tidak semua pembisnis ritel yang memfokuskan usahanya pada produk-produk dapat berjalan mulus dalam memasarkan produknya searah dengan harapan dan prospek yang telah ada.
    Dari sudut pemasaran, salah satu hal yang menjadi indikator penyebabnya adalah karena kebijakan-kebijakan pemasarnya masih belum efektif dalam memberikan pengaruh kepada para konsumen sasarannya serta merangsang atau meningkatkan pembelian baik yang bersifat terencana maupun impulsif.
    Hal tersebut terjadi karena belum benar-benar memahami perilaku para konsumennya. Sebagaimana pernyataan tentang fenomena pemasaran yang telah dikemukakan oleh Kotler (Terjemahan, 2003:11) mengenai kebutuhan pelanggan bahwa “setiap usaha yang dikelola dapat mendefinisikan pasar sasaran tetapi gagal memahami kebutuhan pelanggan secara akurat “Usaha pemahaman terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan sendiri bukanlah merupakan permasalahan yang bisa dipandang sederhana karena beberapa pelanggan memiliki kebutuhan yang tidak sepenuhnya mereka sadari.
    Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan dalam penelitian ini
    dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
    -Bagaimana merancang usaha potensi fashion khususnya agar dikenal orang?
    -Apakah harga, produk kualitas dan pelayanan berpengaruh terhadap perilaku konsumen?
    1.3 Tujuan Penelitian
    -Mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan.
    -Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga,kualitas produk dan pelayanan terhadap perilaku konsumen.
    1.4 Manfaat Penelitian
    -Penelitian ini merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan pengetahuan penulis peroleh di bangku kuliah yang telah diperoleh selama perkuliahan serta dapat memperluas
    wahana berfikir serta menambah wahana penulis.
    -Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi usaha toko pakaian “YENNY COLECTION” dimasa yang akan datang dalam usahanya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
    –Dapat menjadi referensi bagi orang yang berminat terhadap topik ini.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Kegiatan pemasaran merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
    Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses sosial dan menejerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan, menawarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
    Stanton (1996:200) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial.
    Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan pemasaran adalah kegiatan usaha meliputi kerja penjual mencari pembeli,mengenali kebutuhan konsumen, merancangkan produk yang akan dipasarkan dengan tepat,menentukan harga jual yang layak,mempromosikan produk tersebut dan mendistribusikan. Hal ini kegiatan pokok dari pemasaran.

    Komentar oleh Ayu Pratiwi | Januari 19, 2011 | Balas

  125. Salam sejahtera Pak Jo.
    Saya Mahasiswa bapak kelas pagi.
    Sebelumnya saya minta maaf dikarenakan terlambat mengumpulkan tugas.
    sudilah kiranya bapak mau mengkoreksi tugas saya.terima kasih.

    Nama : M.Zuhdi Azwar
    Nim : C1B008054

    Judul : Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Servis Kendaraan Pada PD.SINAR SENTOSA JAMBI

    BAB 1
    PENDAHULUAN
    1. LATAR BELAKANG
    Persaingan produk yang semakin ketat yang ditandai dengan munculnya pesaing produk sejenis dengan berbagai kemudahan dan tingkat harga yang relatif lebih rendah, mendorong setiap perusahaan untuk lebih meningkatkan image terhadap produk yang ditawarkan. Karena persaingan yang ada akan membuat konsumen semakin banyak pilihan dengan berbagai merek dalam melaksanakan keputusan pembeliannya dengan harga yang bervariasi di pasaran yang tersebar di berbagai daerah. Dalam kondisi yang demikian, perusahaan tidak dapat hanya memusatkan perhatiannya pada produk yang ditawarkan tetapi juga membuat strategi yang tepat agar produk yang dihasilkan dapat menarik perhatian konsumen dari berbagai macam produk yang ditawarkan oleh pesaing lainnya.
    Semakin ketatnya persaingan penjualan kendaraan bermotor roda dua di Kota Jambi membuat industri otomotif kendaraan bermotor roda dua berupaya mencari strategi pemasaran dengan tepat dan berupaya menciptakkan produk yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan produk lainnya.
    PD.Sinar Sentosa Jambi sebagai agen tunggal pemegang merek untuk penjualan kendaraan roda dua merek Honda di Kota Jambi telah berupaya membuka counter servis di setiap agen penjualan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dalam menggunakan kendaraan bermotor roda dua merek Honda. Namun demikian, besarnya penjualan kendaraan roda dua merek Honda dan terbatasnya pelayanan servis kendaraan membuat sebagian pemilik kendaraan roda dua Honda lebih memilih servis diluar dealer resmi.
    2.PERUMUSAN MASALAH
    Pelayanan servis kendaraan merupakan salah satu bidang yang dituntut untuk mampu memberikan kepuasan kepada konsumen. Penurunan jumlah kendaraan roda dua merek Honda yang menggunakan jasa servis di PD.Hal ini harus menjadi perhatian penting perusahaan karena akan memberikan dampak yang negatif di masa yang akan datang.
    Dari uraian diatas maka masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
    ” Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan servis kendaraan pada PD.Sinar Sentosa Jambi? ”
    3.TUJUAN PENELITIAN
    -Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan servis kendaraan pada PD.Sinar Sentosa Jambi.
    -Untuk menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan servis kendaraan pada PD.Sinar Sentosa Jambi.
    4. MANFAAT PENELITIAN
    – Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya untuk mengkaji topik yang sama dengan penelitian ini.
    – Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi agen tunggal pemegang merek, khususnya Honda dalam memperluas pasar.

    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    Menurut William. J. Stanton (1997), pemasaran adalah suatu system total dari kegiatan bisnis yang direncanakan untuk menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada konsumen saat ini maupun potensial.
    Menurut P.Kothler (1994), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, penetapan harga, promosi dan distribusi barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran perorangan dan organisasi.
    Berdasarkan definisi pemasaran di atas, maka dapat diketahui bahwa proses dan kegiatan pemasaran sebenarnya terjadi dan dimulai sejak sebelum barang diproduksi. Setiap keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk menentukan produk dan pasarnya,harga,promosi dan saluran distribusinya. Dengan kata lain pada saat produsen menetapkan barang apa yang akan diproduksi, siapa calon konsumennya, berapa harga dan keuntungan yang diharapkan, bagaimana mempromosikan dan mendistribusikannya sehingga ketangan konsumen.

    Komentar oleh Muhammad Zuhdi Azwar | Januari 19, 2011 | Balas

  126. salam hangat pak jo
    trimakasih sebelum nya sudah mengunggah dan mengomentari proposal tentatif saya

    ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN ECERAN (RETAIL MARKETING MIX) YANG MENENTUKAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA
    CERIA SWALAYAN

    BAB I

    PENDAHULUAN
    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan pelanggan semakin besar. Persaingan yang semakin ketat khususnya untuk bisnis ritel, dimana banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginaan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan ritel harus menempatkan orientasi kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dan diyakini sebagai kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa dengan harga bersaing.
    Perubahan makro seperti krisis ekonomi membuktikan bahwa sektor riil yang meliputi sektor perdagangan dan jasa termasuk didalamnya bisnis ritel. Hal ini mengakibatkan banyak bermunculan bisnis di bidang ritel sehingga persaingan tidak bisa dihindari. Kepuasan pelanggan adalah faktor yang menentukan dalam strategi pemasaran perusahaan yang merupakan pertahanan paling baik untuk menghadapi persaingan yang ketat yang menyebabkan perusahaan harus menempatkan perusahaan pada kepuasaan konsumen sebagai tujuan utama, sehingga kini menjadi salah satu penentu suksesnya pemasaran. Kesetiaan konsumen agar tidak hilang, maka perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam strategi bauran pemasaran eceran sebagai analisis agar dapat berorientasi pada kepuasan konsumen.
    Kepuasan menurut Kotler (2000:36) kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dia rasakan dengan harapannya. Pada umumnya harapan dari pelanggan merupakan perkiraan/ keyakianan pelanggan tentang apa yang diterimanya bila mereka membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Kepuasan ini mendatangkan keuntungan karena biaya mendapatkan pelanggan baru lima kali lebih tinggi daripada mempertahankan yang sudah ada.
    Philip Kotler (2005:220-225), mengemukakan bahwa keputusan terpenting pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasaan konsumen adalah :
    1. Keragaman produk (Product assortment)
    2. Layanan dan atmosfer toko
    3. Keputusan harga,
    4. Keputusan Promosi,
    5. Keputusan tempat (lokasi)
    Semakin meningkatnya kebutuhan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang didapatkan melalui kagiatan berbelanja di toko swalayan memiliki tujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri atas aktivitas yang dilaksanakan konsumen. Hal-hal yang akan ditawarkan yang notabene bukan hanya dalam bentuk barang harus memiliki kelebihan-kelebihan khusus yang bersifat positif dibandingkan dengan penawaran usaha ritel lainnya, maka pelanggan tetap setia. Dalam mempertahankan pelanggan, perusahaan harus dapat memberikan kepuasan yang maksimal dalam memuaskan pelanggannya. Adapun kepuasan pelanggan dapat terjadi apabila harapan benar-benar terwujud demikian pula sebaliknya, jika pelanggan merasa puas, maka mereka akan kembali membeli produk kita dan membicarakan hal tersebut kapada orang lain secara menguntungkan.
    Dari hal tersebut di atas penulis hanya mengetahui bahwa pihak ceria Swalayan telah melaksanakan strategi bauran pemasaran eceran tanpa mengetahui puas atau tidaknya konsumen terhadap hal-hal yang ditawarkan dan tidak pula mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi yang dilaksanakan tersebut. Dalam hal ini kepuasan bukan hanya milik para konsumen saja melainkan perusahaan juga ikut puas terhadap hal-hal yang ditawarkan. Dengan puasnya konsumen terhadap strategi yang ditawarkan, perusahaan bisa terus menjaga prestasi tersebut atau bahkan terus mengembangkan strategi bauran pemasaran eceran dengan inovasi-inovasi yang berdasarkan dari masukan-masukan para konsumen. Masalah penelitian yang menjadi fokus peneliti adalah untuk mengetahui sejauh mana faktor keragaman produk (product assortment),layanan, atmosfer toko, harga, promosi, tempat (lokasi) menentukan tingkat kepuasan konsumen Super Swalayan Semarang, sehingga dapat memberikan nilai tambah dan dapat memberikan kebutuhan informasi yang mencerminkan kesinambungan produk dan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam meningkatkan kualitas segala hal yang ditawarkan perusahaan, jumlah pelanggan dan jumlah pelanggan yang sudah ada.
    Hal yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah sejauh mana faktor-faktor strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product assortment), layanan dan atmosfer toko, harga, promosi, tempat/ lokasi menentukan tingkat kepuasan konsumen pada Super swalayan Semarang.
    Atas dasar permasalahan tersebut diatas maka dalam penulisan skripsi ini akan menganalisa tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi bauran pemasaran eceran terhadap obyek yang akan diteliti. Dengan harapan analisis ini mendapatkan suatu konsep teoritik pada pelaksanaan program bauran pemasaran eceran dan masukan bagi perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga mampu mempertahankan pelanggan serta eksistensinya dalam dunia bisnis ritel yang merupakan satu tujuan terpenting dalam daur hidup suatu usaha.

    1.2 Rumusan Masalah

    Tujuan bisnis adalah menciptakan kepuasan pelanggan pada para konsumen, karena dengan terciptanya kepuasan tersebut pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya adalah hubungan para pelanggan dan perusahaan menjadi harmonis, memberikan dasar untuk melakukan pembelian ulang, loyalitas pelanggan yang menguntungkan perusahaan. Secara umum kepuasan/ ketidakpuasan pelanggan menurut , Philip Kotler (2005: 220-225), mengemukakan bahwa keputusan terpenting pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasaan konsumen adalah : Keragaman produk (Product assortment), Layanan dan atmosfer toko, Keputusan harga .Keputusan Promosi, pelanggan yang loyal pasti akan melakukan transaksi belanja berulang kali dalam jangka waktu yang lama,mereka akan mereferensikan ceria swalayan kepada teman ,kerabat , tetangga bahkan orang lain yang ada disekitar mereka,Untuk menghadapi tantangan persaingan perdagangan perlu pembenahan baik external maupun internal perusahaan, serta strategi yang tepat ,dalm memuaskan ppelanggan.Dari uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan pokok adalah
    “Bagaimana pengaruh strategi bauran pemasaran eceran terhadap tingkat kepuasan pelanggan pada ceria swalayan”

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan Penelitian :
    1. Menganalisis faktor keragaman produk (product assortment) dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    2. Mengananlisis faktor layanan dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    3. Menganalisis faktor atmosfer toko dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    4. Menganalisis faktor harga dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    5. Menganalisis faktor promosi dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.
    6. Menganalisis faktor tempat (lokasi) dalam penentuan tingkat kepuasan konsumen.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1. Secara Teoritis :
    a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu kajian dalam mempertimbangkan dalam pelaksanaan strategi pemasaran eceran untuk mencapai kepuasan konsumen.
    b. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap strategi bauran pemasarn eceran, sehingga perusahaan dapat menentukan langkah yang tepat dalam mempertahankan pelanggan guna mempertahankan eksistensinya.
    2. Secara Praktis :
    a. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bahwa tingkat kepuasan konsumen yang terbentuk merupakan hasil dari pelaksanaan strategi bauran pemasarn eceran yang optimal.
    b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu poelatihan berpikir secara ilmiah dengan menganalisa data dari obyek yang akan ditelit

    Habib, ada SWA edisi 19 Januari 2011, cari di pasar, sebagian isinya tentang pengecer. Kerjakan terus jangan berhenti.

    Komentar oleh habib sadan | Januari 19, 2011 | Balas

    • salam hangat,,,
      maaf pak ini komen barusan, perbaikan proposal tentatif saya
      mohon bantuannya

      Komentar oleh habib sadan | Januari 19, 2011 | Balas

  127. Maaf pak sebelumnya, mengenai komentar saya yang bapak katakan telah dikomentari mengenai retail m proposal mengenai retail tersebut merupakan proposal Habib Sa’dan sementara proposal saya mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Kartu Flexy

    berikut saya lampirkan kembali Proposal tentatif saya, mohon maaf sebelumnya pak.

    Nama : FARHAN FADHORY
    NIM : C1B008101

    Saya Mahasiswa UNJA S1 Kelas Reguler (Kelas Pagi) Studi Manajemen Pemasaran Semester 5.

    Bahasan Tugas : Mengajukan Judul Proposal, Rumusan Masalah dan Landasan Teoritis dari Proposal Tentatif.

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang
    A. Latar Belakang Masalah
    Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang dianggap mampu membantu hidup manusia. Sejak sxemakin lama pola pikir konsumen berubah seiring perkembangan telepon, kini mulai beralih menggunakan telepon seluler, sehingga perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi dapat mengambil peluang baru dari keinginan-keinginan dan kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.
    Pilihan-pilihan teknologi telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya telepon seluler yang berbasis teknologi CDMA (Code Division Multiple Access) yang beroperasi menggunakan lisensi telepon saluran tetap (fixed wireless) memiliki tarif jauh lebih rendah (sama dengan tarif telepon tetap/ fixed line) dibanding dengan tarif telepon seluler yang berbasis GSM. Teknologi CDMA juga menyediakan kapasitas suara dan komunikasi data, memungkinkan lebih banyak pelanggan untuk terhubungkan pada waktu bersamaan serta memungkinkan untuk tugas-tugas multimedia. Teknologi CDMA mengkonsumsi tenaga listrik yang kecil sehingga memungkinkan untuk memperpanjang daya tahan baterai dan waktu bicara dapat lebih lama. Selain itu, rancangan teknologi CDMA menjadikan CDMA aman dari upaya penyadapan. Melihat kondisi konsumen seperti itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi mulai berlomba-lomba mengeluarkan kartu Sim Card (isi dari telepon seluler) dengan jenis CDMA demi memuaskan konsumen. PT. Telekomunikasi Tbk, atau yang biasa dikenal dengan sebutan TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Produk dan layanan TELKOM menjadi dua yaitu produk dan layanan untuk korporat dan produk dan layanan untuk personal. Produk dari TELKOM yang berkaitan dengan CDMA adalah TELKOMFlexi (sering disebut Flexi). Flexi mulai diperkenalkan pada bulan Desember 2002 dan secara komersial mulai diluncurkan Mei 2003. Flexi beroperasi pada dua frekuensi yaitu 1,9 GHz untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya serta 800 MHz di daerah-daerah. Tantangan Flexi semakin besar ketika perusahaan pesaing mulai memunculkan teknologi-teknologi terbaru (misalnya 3G) dengan harga di bawah standart. Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan TELKOM untuk menawarkan produk FLEXY agar menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan. Seiring pertumbuhan ekonomi, iklan menjadi sangat penting karena konsumen potensial akan memperhatikan iklan dari produk yang ia akan beli. Fungsi iklan selain sebagai promosi juga berfungsi (Kotler : 2000); menginformasikan suatu produk atau jasa ataupun profit perusahaan dan sebagai media untuk mengingatkan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Iklan mempengaruhi minat beli konsumen dalam tindakannya dan keyakinannya akan merek produk yang ditawarkan perusahaan. Peran iklan dalam mempengaruhi penjualan seperti yang terlihat dari berbagai teknik periklanan televisi dengan tingkat eksposur iklan memberikan image tersendiri bagi konsumen (Lutz : 1995). Perusahaan berharap konsumen potensial akan berperilaku seperti yang diharapkan melalui iklan komersialnya. Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan. Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001: 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989); Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001: 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.
    Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan ”ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELI KONSUMEN PADA IKLAN FLEXY”. (Studi pada Masyarakat Kota Jambi).

    B. Perumusan Masalah
    Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    1. Apakah persepsi produk/pesan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    2. Apakahpersepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    3. Apakah persepsi terhadap sumber/model berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    4. Apakah persepsi terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap iklan?
    5. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada sikap terhadap merek?
    6. Apakah sikap terhadap merek berpengaruh pada minat beli?
    7. Apakah sikap terhadap iklan berpengaruh pada minat beli?

    C. Tujuan Penelitian
    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
    1. Untuk menganalisis pengaruh persepsi produk/pesan terhadap sikap terhadap merek.
    2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap merek.
    3. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap sumber/model terhadap sikap terhadap iklan.
    4. Untuk menganalisis pengaruh persepsi terhadap iklan terhadap sikap terhadap iklan.
    5. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap sikap terhadap merek.
    6. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap merek terhadap minat beli.
    7. Untuk menganalisis pengaruh sikap terhadap iklan terhadap minat beli.

    D. Manfaat Penelitian
    1. Bagi Praktisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam mengevaluasi citra produk FLEXY melalui persepsi produk, persepsi terhadap sumber, persepsi terhadap iklan, sikap terhadap merek dan sikap terhadap iklan.
    2. Bagi Akademisi
    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.

    Komentar oleh Farhan Fadhory | Januari 20, 2011 | Balas

  128. Salam hangat dan salam sejahtera Pak Joe…
    Saya Mahasiswa Program Ekstensi Univ. Jambi semester 5 jurusan Manajemen
    Nama : Muhammad robin
    Nim : ERC1B008034

    Maaf pak joe..
    dikarenakan ada kesalahan penulisan diproposal sebelumnya saya ulangi lagi pengiriman tugas proposal tentatif ini
    terima kasih..

    JUDUL :“ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN (PERUMAHAN) PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”
    Bab I
    Pendahuluan
    1.1 Latar Belakang Masalah
    Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat terjual seperti yang diharapkan. Dalam hal ini perusahaan menghadapi persaingan yang semakin ketat, sehingga perlu melakukan strategi pemasaran yang tepat.
    Strategi pemasaran meliputi bauran pemasaran (marketing mix) yaitu meliputi produk, price, place dan promotion. Promosi merupakan kegiatan perusahaan yang tujuan utamanya meningkatkan volume penjualan. Periklanan merupakan bagian dari promosi yang tujuannya antara lain untuk memperkenalkan produk baru, membujuk, menciptakan kesan dan memberi informasi, dengan periklanan yang tepat maka akan tercapai suatu hasil yang diharapkan dan nantinya dapat mempengaruhi tingkat volume penjualan.
    Oleh karena itu setiap perusahaan harus memaksimalkan kegiatan periklanan demi kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Mengingat semakin ketatnya persaingan dalam menembus pasar, maka diperlukan suatu perencanaan yang tepat atas kegiatan periklanan tersebut sehingga target volume penjualan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
    Pengetahuan tentang periklanan perlu dipelajari dan dikembangkan serta disesuaikan dengan kondisi intern perusahaan sendiri maupun keadaan pasar atau konsumen untuk menentukan periklanan macam apa yang diperlukan dan juga produk apa yang akan dipasarkan.
    Pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate, kegiatan periklannya kurang efektif yaitu hanya menggunakan media radio, papan reklame, kalender. Sedangkan media yang digunakan perusahaan pesaing lebih bervariasi dan lebih efektif. Oleh karena itu penulis lebih tertarik membahas periklanan di perusahaan ini.
    B. Permasalahan
    Salah satu cara yang ditempuh dari kebanyakan perusahaan dalam usaha meningkatkan volume penjualan atas produk yang dihasilkannya adalah dengan melaksanakan periklanan yang nantinya diharapkan dapat menarik konsumen untuk membeli. Perlu kita ketahui dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan, tidak lepas dari berbagai rintangan atau hambatan dalam hal ini dikatakan sebagai masalah perusahaan.
    Berdasarkan data-data yang penulis peroleh, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: “BAGAIMANA PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN ( PERUMAHAN) PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”
    C. Tujuan Penelitian
    1. Untuk mengetahui peranan periklanan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Darma Wangsa Abadi Developer dan Real Estate.
    2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan periklanan dengan volume penjualan.
    D. Kegunaan Penelitian
    1. Manfaat bagi penulis
    a. Dengan penelitian ini penulis dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan untuk menghadapi masalah konkrit yang terjadi.
    b. Sebagai studi banding antara pengetahuan teori dengan praktek yang ada di lapangan.
    2. Bagi perusahaan
    Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan khususnya dalam keputusan periklanan.
    3. Bagi pihak lain
    Sebagai suatu karya ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya yang berminat dalam bidang periklanan.
    BAB II
    LANDASAN TEORI
    A. Pengertian Pemasaran
    Pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumen, seseorang sering berubah setiap saat. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2005:8) adalah: “Suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”.
    Sedangkan menurut pendapat Marwan Asri (2001:15) sebagai berikut: “Pemasaran adalah usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana strategi yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba”.
    B. Marketing Mix
    Marketing mix merupakan sarana atau alat untuk mengemukakan pemasaran perusahaan pada pasar sasarannya. Marketing mix berupa variabel-variabel yang ada dalam perusahaan serta dapat dikendalikan oleh perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat dipergunakan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan konsumen atas hasil
    produknya. Pengertian marketing mix menurut Basu Swastha DH (2006:42) adalah: “Kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi”.
    Keempat variabel yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Lagi pula kita meninjau konsep sistem sebagai keputusan dimana masing-masing elemen di dalamnya saling mempengaruhi juga, setiap variabel yang ada mempunyai banyak sekali sub variabel.
    Kombinasi dari variabel marketing mix yang digunakan oleh setiap perusahaan akan berbeda-beda tergantung dari strategi pemasaran yang dijalankannya. Selain itu variabel marketing mix atau bauran pemasaran yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada, sehingga target penjualan dapat dicapai, ini berarti produk yang ditawarkan harus sesuai dengan kebutuhan serta keinginan konsumen, harus menjadikan produk yang dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasarannya dan dipromosikan melalui alat promosi yang tepat.
    Adapun keempat variabel tersebut dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
    1. Produk/product
    Barang dan jasa untuk memenuhi beberapa kebutuhan konsumen.
    2. Harga/price
    Merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga harus diukur dengan nilai yang dirasakan dari tawaran itu.
    3. Tempat/place
    Merupakan serangkaian perusahaan perorangan dari produsen ke pemakai akhir.
    4. Promosi/promotion
    Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar membeli produk tersebut.
    C. Promotional Mix
    Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baru dari variabel-variabel periklanan, personal selling dan alat-alat promosi lain yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh William J. Stanton (2001:379) bahwa: “Promotional mix that is combination of advertising, personal selling, sales promotion and publishing used to reach the goods of the marketing program”.
    Dari definisi di atas bahwa dalam sistem pemasaran terdapat empat variabel utama, yaitu:
    1. Periklanan
    Yaitu bentuk penyajian dan promosi non pribadi tentang ide barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.
    2. Personal selling
    Penyajian informasi secara lisan dalam suatu percakapan dengan satu atau lebih pembeli yang ditujukan untuk mencapai target penjualan.
    3. Promosi penjualan
    Yaitu suatu kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong pembelian konsumen dan efektifitas pengecer. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain: peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
    4. Publisitas
    Yaitu usaha mendorong permintaan secara non pribadi untuk suatu produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersial di dalam media massa dan sponsor yang tidak dibebani biaya secara langsung.
    Jadi jelas kiranya manajemen pemasaran tidak bisa terlepas dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam menentukan kombinasi yang terbaik, guna memperoleh efektifitas dalam penggunaan dana, tenaga dan waktu dalam mencapai sukses pemasaran.
    D. Promosi
    Istilah promosi bagi kebanyakan orang mungkin dianggap sama dengan keempat variabel yang ada yaitu meliputi: periklanan, publisitas, personal selling dan sales promotion. Padahal keempat variabel tersebut merupakan bagian dari promosi itu sendiri. Namun bagi perusahaan sudah menjadi keharusan untuk melakukan salah satu dari jenis promosi yang ada, bilamana hasil produksinya ingin dikenalkan oleh masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu seorang pengusaha harus paham dan mengerti apa yang dimaksud dengan promosi tersebut.
    1. Pengertian Promosi
    Promosi merupakan teknik komunikasi yang secara penggunaannya atau penyampaiannya dengan menggunakan media seperti: pers, televisi, radio, papan nama, poster dan lain-lain, yang tujuannya untuk menarik minat konsumen terhadap hasil produksi suatu perusahaan. Promosi sebagai media untuk menjembatani kepentingan produsen dengan konsumen harus benar-benar dipahami oleh seorang manajer.
    Menurut Alex S. Nitisemito (2003:126) mengatakan bahwa: “Promosi adalah suatu kegiatan dalam bidang pemasaran yang bertujuan meningkatkan omzet penjualan, dengan jalan mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Basu Swastha DH (2006:237) mengatakan bahwa: “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.
    Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan, promosi adalah: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jalan mempengaruhi konsumen secara langsung ataupun tidak langsung untuk meningkatkan omzet penjualan melalui penciptaan pertukaran dalam pemasaran barang.
    2. Tujuan Promosi
    Tujuan daripada promosi adalah untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan agar konsumen membeli hasil produksinya. Dengan demikian volume penjualan dapat meningkat, dan juga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal ini dapat dicapai oleh suatu perusahaan bila promosi yang dijalankan benar-benar tepat sehingga pelaksanaan promosi dapat berhasil seefektif mungkin. Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan berikut:
    a. Memodifikasi tingkah laku.
    Orang-orang yang melakukan komunikasi mempunyai beberapa alasan antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi, mengemukakan ide dan pendapat dan memperkuat tingkah laku.
    b. Memberitahu.
    Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Promosi yang bersifat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.
    c. Membujuk.
    Promosi yang bersifat membujuk umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Promosi yang demikian ini biasanya diarahkan untuk mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.
    d. Mengingatkan.
    Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.
    E. Periklanan
    Salah satu cara meningkatkan volume penjualan yang telah terbukti adalah dengan mengadakan kegiatan promosi. Dan satu bentuk dari promosi ini adalah periklanan.
    Periklanan merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan pesan mengenai barang-barang, jasa maupun ide-ide yang ditujukan kepada khalayak ramai yang merupakan calon pembeli dari produk tersebut. Disamping itu periklanan juga dapat mempengaruhi konsumen sehingga timbul untuk melakukan pembelian. Jadi periklanan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan
    1. Pengertian dan Sasaran Periklanan
    Banyak pengertian mengenai periklanan yang dikemukakan oleh para ahli dan kebanyakan orang percaya bahwa periklanan bekerja dengan mengirimkan suatu pesan lewat suatu media cetak maupun elektronika akan diperoleh jumlah konsumen yang cukup besar dalam waktu yang tidak begitu lama. Namun dalam kenyataan masyarakat yang terlalu komunikatif, pesan yang disampaikan oleh media promosi terbentur oleh kesadaran, pengertian dan tindakan konsumen untuk melakukan pembelian. Banyak perusahaan yang melaksanakan periklanan karena mempunyai peranan yang cukup besar bagi kegiatan penjualan.
    Menurut pendapat Alex S. Nitisemito (2003:134) pengertian periklanan adalah: “Suatu usaha untuk mempengaruhi konsumen dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung”.
    Sedangkan menurut Philip Kotler, Gary Amstrong (2006:147) berpendapat bahwa: “Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar mengenai gagasan, barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi”.
    Dari kedua definisi di atas, bahwa media periklanan seorang pengusaha berusaha menarik perhatian orang pada suatu barang atau jasa. Dalam perekonomian modern periklanan makin lama makin mengambil tempat yang tidak terpisahkan dengan proses penjualan.
    Soehardi Sigit (2002:56) mengatakan bahwa ada beberapa sasaran periklanan antara lain:
    a. Para pembeli dan para pemakai pada waktu sekarang.
    b. Mereka yang memiliki potensi untuk menjadi pembeli.
    c. Mereka yang mempunyai kekuasaan memutuskan membeli.
    d. Mereka yang akan menjadi pembeli atau pemakai di masa depan.
    e. Mereka yang dapat mempengaruhi orang lain untuk membeli atau memakai.
    f. Para pedagang.
    g. Para pesaing.
    2. Tujuan Periklanan
    Tujuan periklanan yang terutama adalah menjual dan meningkatkan penjualan barang atau jasa, ide. Dari segi lain, tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi secara efektif. Masyarakat sebagai penerima berita atau iklan sering dapat terpengaruh dan ingin mengubah sikap atau tingkah laku konsumen. Tetapi masyarakat atau bahkan pengusaha sendiri tidak menyadari adanya kenyataan tersebut. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
    Menurut R.H.A. Rahman Prawiraamidjaya (2000:32) tujuan periklanan adalah:
    a. Pengenalan dan penerimaan brand.
    b. Pembelian percobaan.
    c. Mencapai pembeli yang tidak dapat didekati.
    d. Mempengaruhi faktor penglihatan dan keputusan pembelian.
    e. Menambah nilai produk.
    f. Membantu personal selling.
    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan periklanan adalah membantu perusahaan dalam memperkenalkan produk baru atau mempertahankan produk yang telah dihasilkan serta mencari sasaran yaitu pembeli yang potensial ataupun mempertahankan langganan, membantu dan mempermudah penjualan bagi penyalur serta memperluas pasar.
    3. Macam-macam Periklanan
    Ada beberapa macam bentuk periklanan seperti yang dikatakan oleh Buchari Alma (2002:141) adalah:
    a. Price advertising.
    b. Brand advertising.
    c. Quality advertising.
    d. Product advertising.
    e. Institutional advertising.
    f. Prestige advertising.
    Dari pendapat tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Price advertising.
    Yaitu advertising yang menonjolkan harga yang menarik. Contohnya dapat dibaca dari iklan, kamera saku kamera masa kini, untuk siapa saja, fujica paket 250, hanya Rp 17.000 berikut tas dan film.
    b. Brand advertising.
    Yang memberikan impressi tentang nama brand kepada pembaca atau pendengarnya seperti: instant, kini Dancow instan semakin lezat.
    c. Quality advertising.
    Yang mencoba menciptakan impressi produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. Misalnya: pakailah Vim untuk lantai, Vim pembersih lantai yang ampuh.
    d. Product advertising.
    Berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian satu produk. Contoh: obat pil ampuh, untuk sakit kepala.
    e. Institutional advertising.
    Yaitu menonjolkan nama dari perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu. Seperti: bayer jaminan mutu.
    f. Prestige advertising.
    Yang memberikan fashion pada suatu produk atau mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. Seperti orang-orang penting di dunia yang memakai arloji Rolex.
    4. Fungsi Periklanan
    Fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran menurut pendapat Basu Swastha DH (2006:246) adalah sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    c. Menciptakan kesan.
    d. Memuaskan keinginan.
    e. Sebagai alat komunikasi.
    Berdasarkan pendapat di atas fungsi-fungsi periklanan di dalam pemasaran dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Memberikan informasi.
    Advertising berfaedah untuk memberikan keterangan-keterangan tentang produk yang ditawarkan, agar konsumen mengetahui lebih mendalam tentang kegunaan, kualitas, waktu, tempat dimana produk harus dibeli.
    b. Membujuk atau mempengaruhi.
    Dalam hal ini advertising berfungsi sebagai alat untuk membujuk atau mempengaruhi konsumen sehingga mereka tertarik terhadap produk yang ditawarkan, dengan jalan bahwa produk tersebut adalah lebih baik daripada produk pesaing.
    c. Menciptakan kesan.
    Kadang-kadang dalam melaksanakan pembelian suatu barang, seorang pembeli tidak dilandasi pertimbangan yang rasional atau memperhatikan nilai-nilai ekonomisnya tetapi lebih terdorong oleh hal-hal yang tidak rasional. Dalam keadaan ini maka advertising akan sangat bermanfaat untuk menciptakan kesan terhadap produk yang ditawarkan.
    d. Memuaskan keinginan.
    Karena kekurangtahuan konsumen terhadap produk suatu perusahaan, maka pembelian yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya rasa kurang puas, karena produk yang dibeli kurang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam keadaan yang demikian maka advertising sangatlah membantu, karena biasanya advertising memberikan keterangan-keterangan mengenai produk yang ditawarkan, sehingga konsumen bisa lebih mengetahui produk yang akan dibelinya. Dengan pengetahuan tersebut, maka mereka dapat mempertimbangkan produk apa yang akan dibeli, sehingga mereka akan puas terhadap produk yang dibelinya.
    e. Sebagai alat komunikasi.
    Dalam hal ini periklanan berfungsi sebagai alat untuk membuka komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Sehingga keinginan mereka dapat melakukan pertukaran yang saling memuaskan.
    5. Langkah-langkah Dalam Penyusunan Periklanan
    Agar advertising yang dilaksanakan dapat efektif dan efisien, maka pembuatan periklanan harus memperhatikan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Soehardi Sigit (2002:38) yaitu sebagai berikut:
    a. Rumuskan masalah dan tujuan advertising.
    b. Tentukan kepada siapa hal-hal yang akan dimuat dalam advertising itu akan ditunjukkan, tepat, jumlah, kebiasaanya dan sebagainya.
    c. Tentukanlah dengan menggunakan apa atau bagaimana supaya menarik. Pendeknya digunakan alasan-alasan yang menarik.
    d. Persiapankanlah kata-kata, gambar, lay out, dan ujilah apakah advertising yang seperti itu dimiliki dapat diterima.
    e. Memilih media dimana advertising itu akan dimuat.
    f. Tentukanlah biaya pemasar itu harus ada kesimbangan antara hasil yang dicapai.
    6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Media Periklanan
    Menurut Basu Swastha DH (2002:253) faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    b. Sirkukasi media.
    c. keperluan berita.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    e. Biaya advertising.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    g. Karaktristik media.
    h. Kebaikan dan keburukan media.
    Berdasarkan pendapat tersebut di atas, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Tujuan periklanan.
    Tujuan periklanan merupakan arah yang akan dicapai dalam melaksanakan periklanan. Biasanya tujuan ini berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Misalnya untuk meningkatkan penjualan, untuk mencari atau memperluas daerah pemasaran, untuk memperlakukan produk baru.
    b. Sirkulasi media.
    Sirkulasi media harus diperhatikan dalam pemilihan advertising, sebab media yang digunakan harus sama dengan distribusi geografis maupun ditribusi pada segmen pasar yang dituju.
    c. Keperluan berita.
    Karena berbeda-beda berita yang akan disampaikan, maka hal ini mengakibatkan tidak semua media cocok dipakai sebagai media advertising. Misalnya advertising ini harus disajikan dalam bentuk gambar atau tulisan, ataukah gambar tulisan sekaligus.
    d. Waktu dan lokasi dimana keputusan membeli dibuat.
    Faktor ini juga harus diperhatikan dalam pemilihan media yang digunakan misalnya kapan advertising yang digunakan misalnya kapan advertising tersebut dilaksanakan, awal bulan ataukah akhir bulan, akan hari raya atau akan natalan dan biasanya keputusan membeli itu dibuat di rumah, pasar, atau dimana setelah dia melihat advetising.
    e. Biaya advertising.
    Supaya advertising efektif dan efisien maka dalam pemilihan media advertisng harus diperhatikan biaya yang dikorbankan, dihubungkan dengan dana yang tersedia dan hasil yang diharapkan.
    f. Kerja sama dan bantuan promosi yang ditawarkan oleh media.
    Pada umumnya manajer lebih condong memilih media yang akan bersedia mengadakan kerja sama yang baik dan memberikan bantuan promosi yang lebih besar.
    g. Karakteristik media.
    Dalam media yang akan digunakan perlu diperhatikan karakteristik dari media yang akan digunakan, apakah media tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk membeli, apakah media tersebut dapat meningkatkan prestasi perusahaan dan konsumen, serta apakah media tersebut dapat menjamgkau daerah yang luas.
    h. Kebaikan dan keburukan media.
    Faktor ini harus dapat perhatian pula, karena dengan diketahui hal ini akan lebih mudah untuk membandingkan media yang paling cocok dipakai sebagai media advertensi untuk mempromosikan produknya.
    7. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Menyusun Periklanan
    Menurut pendapat Paul D. Converse H.W. Huegy R.V. Mitchell (2002:147) faktor-faktor tersebut adalah:
    a. Pemilihan headline dari copy.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    c. Pemilihan layout yang baik.
    d. Pemilihan gambar.
    e. Pemilihan warna.
    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Banyak pemasangan periklanan yang menggunakan nama perusahaan sebagai headline, yang mana hal tersebut belum menjamin suatu periklanan tersebut menarik bagi perhatian pembaca dan pembeli. Dan headline tersebut dapat merangsang perasaan ingin tahu seseorang yang menyebabkan orang yang biasanya tidak pernah memperhatikan dan membaca periklanan pada suatu saat akan mempunyai keinginan untuk membaca dan memperhatikan.
    b. Pemilihan ilustrasi yang menarik.
    Salah satu faktor yang amat penting dalam periklanan adalah ilustrasi periklanan. Di sini para pemasang periklanan perlu memikirkan terlebih dahulu syarat gambarnya, setelah itu baru kata-katanya.
    c. Pemilihan lay out yang menarik.
    Karena biaya periklanan pada saat ini semakin meningkat, maka perusahaan mulai memperhitungkan pemasangan periklanan dengan jalan mengecilkan periklanan dan memperbaiki tekniknya, dan yang paling penting adalah lay out dari pada periklanan tersebut.
    d. Pemilihan gambar.
    Dalam kegiatan periklanan lebih baik menggunakan gambar tersebut karena lebih menarik perhatian konsumen. Dan dengan gambar tersebut dapat lebih banyak menceritakan sesuatu barang daripada penggunaan kata-kata yang berkepanjangan, karena hal itu menyebabkan pembaca malas untuk membaca.
    e. Pemilihan warna.
    Warna yang sangat menarik perhatian merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena itu warna yang digunakan dalam periklanan harus menyolok dan dipilih warna yang dapat menghidupkan suasana gambar pada periklanan tersebut.
    8. Syarat-syarat Untuk Melaksanakan Periklanan
    Menurut M. Manullang (2001:194) syarat-syarat tersebut sebagai berikut:
    a. Mencolok
    b. Menarik
    c. Memikat hati
    Dari pendapat di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
    a. Mencolok
    Suatu advertising dikatakan mencolok bilamana advertising dikatakan mencolok bilamana advertising tersebut dapat dilihat dengan segera karena tempatnya yang spesifik.
    b. Menarik
    Menarik di sini karena pemakaian kombinasi warna yang harmonis, mungkin pula penyusunan bentuk sedemikian rupa atau karena penggunaan gambar-gambar lucu.
    c. Memikat hati
    Advertising dapat dikatakan memikat hati bilamana advertising tersebut dapat menimbulkan kesan yang mendalam kepada orang yang melihat, mendengar atau membacanya. Jadi agar pelaksanaan advertising dapat berhasil, maka hal-hal yang telah disebutkan di atas harus benar-benar diperhatikan.
    9. Penilaian Program Periklanan
    Untuk mengetahui berhasil tidaknya promosi penjual, khususnya advertising yang akan dilaksanakan dapat digunakan beberapa metode.
    Menurut Basu Swasha DH (2006:257) metode tersebut antara lain:
    ”a. Inquiry test
    b. Recognition test.
    c. Sales result test”.
    a. Inquiry test.
    Adalah test yang dilakukan dengan meminta tanggapan atau keterangan-keterangan secara langsung kepada pendengar atau pembaca tentang barang-barang yang diadvertisingkan.
    b. Recognition test.
    Adalah test yang dilakukan dengan memberikan gambar-gambar iklan kepada segolongan individu, tanpa menyebutkan merk atau nama perusahaan. Baru kemudian mereka diminta menyebutkan atau memberikan nama merknya.
    c. Sales result test.
    Adalah test yang dilakukan dengan membandingkan hasil penjualan dari dua kota yang secara fisik dapat dikatakan sama, dimana satu menggunakan iklan, sedangkan yang satunya lagi tidak menggunakannya.
    F. Volume Penjualan
    Volume penjualan merupakan suatu jumlah yang menyatakan berapa besarnya penjualan yang dicapai perusahaan selama periode atau kurun waktu tertentu.
    G. Hubungan antara Periklanan dengan Volume Penjualan
    Promosi merupakan strategi yang tepat untuk digunakan dalam usaha menarik calon pembeli dan untuk membujuk agar membeli produk yang ditawarkan, hal ini akan mempengaruhi tingkat penjualan yang diharapkan oleh perusahaan.
    Dalam hal ini perusahaan akan menggunakan promosi yang tepat untuk merayu dan menarik calon pembeli agar membeli produknya, dimana promosi yang digunakan tersebut adalah periklanan, agar yang diharapkan oleh perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan tercapai. Jadi ada hubungan yang erat dan positif antara periklanan dengan volume penjualan, yaitu dengan meningkatkan kegiatan periklanan yang tepat dan baik, maka dapat meningkatkan volume penjualan.
    H. Hipotesis
    Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan landasan teori, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
    ““ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN (PERUMAHAN) PADA PT.DARMA WANGA ABADI DEVELOPER DAN REAL ESTATE DIKOTA JAMBI”.

    Komentar oleh muhammad robin | Januari 26, 2011 | Balas

  129. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan manusia serta terbatasnya sumber daya yang tersedia, maka pemasar dituntut untuk mengelola segala sesuatunya dengan efektif dan se-efisien mungkin. Agar semuanya itu berjalan sesuai dengan rencana, maka kita memerlukan suatu pengaturan pemasaran atau yang biasa kita sebut sebagai Manajemen Pemasaran.
    Menurut American Marketing Association Phillip Kotler adalah “Marketing Management is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and services to create exchange that satisfy individuals and organizations goals “.
    Definisi ini mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses merencanakan dan melaksanakan konsep, penentuan harga, promosi dan distribusi dari gagasan, barang dan jasa untuk membuat suatu pertukaran yang memuaskan individu atau tujuan organisasi.
    Menurut ahli pemasar lain, Kotler mengatakan bahwa:
    “Marketing management as the art and science of choosing target markets and getting, keeping, and growing customers through creating, delivering, and communicating superior customer value”
    Definisi ini mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu gabungan antara seni dengan ilmu mengenai pemilihan target pasar, memperoleh, menjaga dan menumbuhkan pelanggan, melalui proses penciptaan, penyampaian, dan mengkomunikasikan nilai lebih yang diterima pelanggan.
    Dalam usahanya untuk mencapai tujuan, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal dari perusahaan. Hal ini perlu diperhatikan karena faktor-faktor tersebut dapat menghambat atau mendukung usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan.
    Banyak orang mengira bahwa pemasaran hanya terbatas, pada memasarkan dan mengiklankan suatu produk. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Marketing atau pemasaran tidak terbatas pada menjual serta mengiklankan barang atau jasa sehingga dapat dijual saja akan tetapi sesungguhnya pemasaran lebih luas dan lebih kompleks.
    Menurut Kotler, yang dimaksud dengan marketing ialah
    “A social and managerial process by which individuals and groups obtain with they need and want through creating and exchanging product and value with other.”
    Yang dapat diterjemahkan secara bebas sebagai : “Suatu proses sosial dan manajerial tentang bagaimana suatu individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan yang lain (orang lain)”.
    Pada intinya konsep pemasaran merupakan perwujudan dari keinginan, kebutuhan dan permintaan manusia yang dijabarkan dalam bentuk produk dengan tujuan memuaskan keinginan manusia sehingga marketing dapat terjadi apabila seseorang memutuskan untuk mempertukarkan suatu barang demi memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
    Dari definisi di atas, kita melihat bahwa ada beberapa aspek yang menjadi inti dari definisi tersebut. Salah satunya menyebutkan tentang konsep perencanaan di bidang harga, promosi, distribusi yang biasa tercakup di dalam Marketing Mix.
    Jika menyinggung istilah tentang manajemen pemasaran, maka kita akan selalu menyinggung empat faktor utama yang sangat mempengaruhi jalannya suatu manajemen marketing. Ke-empat faktor tersebut diantaranya adalah harga, daerah pemasaran, kegiatan promosi atau pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, dan faktor utama yang paling penting yaitu produk itu sendiri. Agar dapat terjadi penjualan yang optimal, maka diperlukan tata kelola manajemen pemasaran yang tepat pula. Untuk produk sendiri dibedakan atas dua hal yang mendasar, yaitu produk real yang siap dipasarkan seperti produksi mobil, handphone, makanan, minuman dan sebagainya. Kemudian jenis produk ke dua adalah berupa produk jasa, sebagai contoh dari produk jasa ini adalah produk pelayanan komunikasi, jasa perawatan badan seperti spa, dan masih banyak lagi.
    Ulasan Mengenai Produk
    Kemudian suatu produk jika ditinjau dari sudut pandang konsep yang dikemas, maka kiat akan mengenal produk dengan kategori produk dengan kualitas tinggi, produk jenis ini juga dapat dibilang dengan istilah produk yang memiliki klasifikasi fitur dengan disain unik, dan biasanya ditujukan untuk kalangan atas, sehingga wajar jika produk dengan konsep seperti ini dibandrol dengan harga diatas rata-rata dan biasanya manajemen pemasaran ditujukan untuk kalangan menengah ke atas. Jika kita membandingkan produksi mobil dari Jepang dengan produksi Eropa, maka akan terlihat jelas dari segi kualiats, sehingga hal ini menyebabkan adanya margin dari segi harga. Ada juga produk yang ditinjau dari sudut pandang konsep dimana dapat dikategorikan ke dalam kategori ‘me too’. Produk me too ini dapat didefinisikan sebagai produk yang menggunakan disain dari produk yang terlebih dahulu ada dipasaran dengan merek yang berbeda. Dengan kata lain produk me too dapat dikatakan sebagai produk jiplakan dari produk pendahulunya dengan disain yang agak beda sedikit. Sebagai contoh, produk minuman mineral ‘Aquades’ merupakan produk me too dari produk ‘Aqua’. Suatu perusahaan jika memproduksi produk me too, maka akan diperlukan usaha yang agak keras dalam pengelolaan manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran untuk produk me too harus dilakukan dengan cermat agar produk me too dapat bersaing dengan produk dengan produk pendahulunya.
    Kegiatan Promosi
    Ketika suatu produk telah dilepas di pasaran maka tujuan utama pemasaran agar terjadinya penjualan adalah dengan adanya konsumen. Untuk merangkul konsumen agar mendukung terjadinya penjualan maka diperlukan juga manajemen pemasaran yang terorganisasi dengan baik. Salah satu manajemen pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan promosi. Promosi sendiri dapat didefinisikan sebagai daya upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untukmengenalkan produk kepada konsumen dengan tujuan utama untuk membujuk konsumen agar mendukung terjadinya transaksi penjualan. Dalam melakukan suatu promosi diperlukan strategi pemasaran yang optimal agar didapatkan hasil yang maksimal pula.
    Dalam melakukan kegiatan promosi yang saat ini sedang ng-trend digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah dengan malakukan kombinasi teknik promosi yang terdiri atas penjualan yang dilakukan secara pribadi atau sering lebih dikenal dengan istilah ‘personal selling’, promosi yang dilakukan dengan cara melalui iklan yang dapat dilakukan baik dengan media elektronik da media cetak, promosi dengan jalan publikasi yang biasanya dilakukan pada event-event tertentu yang biasanya bersifat dapat mengkumpulkan masa yang besar, dan terakhir adalah promosi dengan cara door to door dimana hal ini lebih dikenal dengan istilah ‘sales promotion’.
    Perencanaan Distribusi yang Tepat
    Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam merancang manajemen pemasaran adalah tak lain adalah dengan mempertimbangkan daerah atau place tempat produk yang akan dipasarkan. Dengan menimbang dan menganalisis tempat pemasaran, maka akan sangat membantu untuk menentukan strategi apa yang dipakai dalam proses pendistribusian. Dengan menggunakan distribusi yang benar, maka akan sangat membantu dalam menghemat biaya transportasi distribusi, sehingga akan sangat mempengaruhi keuntungan atau laba yang akan diperoleh oleh perushaan. Pada dasarnya terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan distribusi agar dapat dilakukan dengan efisien. Ketiga faktor penting tersebut adalah distribusi yang sifatnya intensif, kemudian distribusi yang menggunakan metode eksklusif, serta terakhit type distribusi dengan menggunakan konsep selektif.
    Distribusi dengan metode eksklusif, adalah distribusi yang sangat mementingkan gensi, kualitas dan prestisius. Biasanya type distribusi ini digunakan untuk manajemen pemasaran bagi perusahaan yang memang memiliki merek dagang yang cukup berkualitas tinggi. Sebagai contoh adalah distribusi yang hanya dilakukan untuk memilih outlet pemasaran yang hanya berada ditempat-tempat yang terpilih, tempat-tempat tersebut biasanya terletak di kawasan elite yang ramai dikunjungi oleh konsumen. Tempat-tempat yang dimaksud dapat berupa gerai took yang berada di mall, plaza, dan tempat elit lainnya. Pemilihan tempat-tempat terpilih ini guna mempertimbangkan untuk menjaga agar produk yang dipasarkan terkesan berkualiat tinggi dan memiliki prestisius yang tidak dimiliki oleh produk lainnya. Umumnya jika menggunakan metode ini, penjualan yang dihasilkan tidak bisa dicapai dengan hasil yang besar jika dinilai dari satu per satu tidak secara keseluruhan. Namun tetap menghasilkan keuntungan yang amat tinggi, karena harga produk yang ditawarkan memiliki manajemen dengan harga yang relatif tinggi dan stabil.
    Kemudian type distribusi yang ke-dua adalah distribusi dengan menggunkan konsep selektif. Konsep distribusi ini hamper mirip jika dibandingkan dengan konsep distribusi dengan menggunakan konsep distribusi eksklusif. Namun cakupan dari distribusi selektif biasanya memiliki menajemen pemasaran yang lebih luas jika dibandingkan dengan distribusi dengan type eksklusif. Sebagai contoh untuk distribusi selektif adalah produk yang hanyak dipasarkan di tempat yang sudah terpilih, seperti indomart, alfamart, carefour, maka produk ini biasanya tidak dapat ditemukan di pasar tradisional. Konsep produksi ini biasanya banyak memilki kelemahannya jika dibandingkan dengan type distribusi lainnya. Namun poin positif yang akan didapatkan dengan mengadopsi distribusi selektif adalah terbantunya dalam mengontro harga, sehingga suatu produk akan berharga sekian rupiah dimanapun daerah produk itu dipasarkan selama pemasarannya berada pada outlet-outlet yang telah terpilih.
    Terakhir adalah metode distribusi yang bersifat intensif, type distribusi ini biasanya akan memiliki pasar yang paling luas jika dibandingkan dengan metode distibusi lainnya baik distribusi dengan konsep eksklusif maupun distribusi dengan menggunakan metode selektif. Karena manajemen pemasaran produk akan meliputi pasar yang tidak pandang bulu, baik itu pasar tradisional, pasar menengah, pasar modern, atau bahkan pasar elelite yang hanya dapat terjangkau oleh kalangan tertentu. Kelemahan dari distribusi ini adalah tidak dapat mengontrol harga untuk dijadikan secara homogen. Misal untuk suatu produk yang sama namun karena dipasarkan pada dua tempat yang memiliki kualitas margin yang besar, maka harganya-pun juga akan berbeda.
    Penetapan Harga atau Price
    Penenetapan harga dari suatu produk merupakan hal yang sangat strategis untuk diperhatikan oleh suatu perusahaan. Jika menyinggung dengan harga dari suatu produk, maka biasanya akan sebanding dan sejalan dengan kualitas dari produk itu sendiri. Secara umum, biasanya jika harga suatu barang tinggi, maka hal itu disebabkan karena kualitas yang dimiliki dari suatu produk itu juga tinggi pula.Namun terkadang hal itu tidak berlaku jika konsumen jeli dalam memilih barang. Karena terkadang harga dari suatu barang mahal disebabkan oleh merek dari barang itu sendiri yang memang sudah diakui dipasaran.
    Tidak semua orang atau konsumen memiliki argumen bahwa semakin bagus suatu produk maka akan memiliki harga yang tinggi. Beberapa konsumen menyakini bahwa harga murah bukan berarti kualitas rendah. Hal ini tentunya adalah sebuah peluang bagi suatu perusahaan yang baru dalam membidik segmen pasar tertentu. Dengan memanfaatkan argument tersebut, maka dengan pengelolaan manajemen pemasaran yang tepat sasaran, maka tidak menutup kemungkinan produk yang ditawarkan mampu bersaing di pasar.
    Harga yang tinggi identik dengan menghasilkan keuntungan yang tinggi. Pernyataan ini memang layak untuk dibenarkan. Namun penetapan harga yang murah juga identik dengan keuntungan yang besar juga suatu pernyataan yang dapat dibenarkan. Sebagai contoh produk jasa dibidang telekomunikasi yang saat ini berlomba-lomba untuk menawarkan produk jasa yang dimiliki dengan kecenderungan bersaing dengan harga yang rendah. Contoh real operator CDMA menawarkann harga yang relatif murah dibandingkan dengan GSM. Dan GSM menawarkan produk jasa dengan harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan operator CDMA tapi dengan kualitas pelayanan jaringan yang lebih baik. Denga kata lain, dalam memilih manajemen pemasaran harus disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kemudian dengan mampu menganalisis dan melihat kelebihan dari suatu produk, maka akan sangat membantu dalam menentukan manajemen pemasaran yang tepat terutama dari segi harga.
    Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan yang dapat membantu untuk menentukan harga dari suatu produk dengan tepat agar dapat bersaing dipasaran dan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan:
    1. Sebaiknya menetapkan harga berdasarkan dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis biaya produksi suatu produk dapat meliputi; biaya pokok, biaya overhead dan biaya penunjang lainya. Dengan menganalisis biaya produksi dalam menentukan harga suatu produk, maka akan membatu perusahaan untuk terhindar dari jurang kerugian.
    2. Menetapkan harga berdasarkan permintaan. Oleh karena itu sebelum menetapkan harga dari suatu produk ada baiknya perusahaan terlebih dahulu untuk melakukan riset seberapa besar tingkatan permintaan pasar terhadap produk yang akan dipasarkan. Manajemen pemasaran dalam hal ini akan memilki peran penting dalam menganalisis kebijakan ini. Semakin besar tinggi pertmintaan dari suatu produk, maka akan semakin tinggi kecenderungan harga yang akan dimiliki dari produk itu sendiri.
    3. Menetapkan harga dari suatu produk dengan melihat harga persaingan yang ada di pasaran. Jika memungkinkan maka kenapa tidak membandrol harga dari suatu produk dibawah harga persaingan yang ada di market. Hal ini akan sangat membantu penjualan produk tersebut di pasar agar diburu oleh konsumen. Selain itu penetapan harga dari suatu produk juga dapat dilakukan dengan memasang dengan harga cantik. Misal jika keputusan perusahaan berniat menjual produk dengan harga dua ratus ribu rupiah, maka tidak ada salahnya dalam pemasarannya produk tersebut dijual dengan harga Rp 195.000,00. Percaya atau tidak permainan angka ini sangat mempengaruhi penjualan suatu produk untuk jangkan panjang dan dalam jumlah besar.

    Komentar oleh Erni Anggreni | Januari 30, 2011 | Balas


Tinggalkan Balasan ke Boy Royen Vikri Nababan Batalkan balasan